18
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, banyak pemimpin di negara ini seperti pejabat pemerintah, seperti presiden tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh rakyatnya. Mereka lebih mementingkan kepentingan sendiri dibandingkan untuk kepentingan bersama (rakyat). Ketidaksesuaiannya adalah tugas seperti apa yang telah dijanjikan tetapi sampai sekarang hanya sedikit yang telah memberikan bukti/hasil kepada rakyatnya. Sementara yang sebagian lagi ada yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme tanpa memikirkan kepentingan rakyat. Hal tersebut disebabkan diantaranya ketidaktegasan dalam memberikan janji artinya tidak sesuai dengan yang ada di lapangan dan juga ketidaktegasan dalam mengambil keputusan itulah yang membuat rakyatnya kesal dengan apa yang mereka janjikan. Dalam artikel blog online (krisis kepemimpinan menjadi faktor penyebab krisis multidimensi di Indonesia Detik Junior by Vera Meiliani.html ), krisis kepemimpinan menjadi faktor penyebab krisis multidimensi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya krisis multidimensi seperti krisis ekonomi, krisis hukum, krisis sosial, krisis budaya, krisis agama, krisis kedaulatan, krisis moral yang berlangsung cukup lama di Indonesia yang mengakibatkan semakin terpuruknya nama baik bangsa Indonesia di dunia Internasional. Faktor utama penyebab terjadinya krisis-krisis tersebut menurut pengamatan dan analisa penulis adalah akibat dari krisis kepemimpinan yang melanda bangsa Indonesia sejak era reformasi sampai dengan saat ini. Bila saja tidak ada krisis kepemimpinan, maka dapat dipastikan bahwa kondisi bangsa Indonesia dapat lebih baik dan maju di segala bidang. Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat dan mampu merusak berbagai sendi-sendi kehidupan bangsa ini. Setiap hal baik bisa saja lenyap akibat berbagai masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada jaman sekarang ini, banyak pemimpin di negara ini seperti pejabat

pemerintah, seperti presiden tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

rakyatnya. Mereka lebih mementingkan kepentingan sendiri dibandingkan untuk

kepentingan bersama (rakyat). Ketidaksesuaiannya adalah tugas seperti apa yang

telah dijanjikan tetapi sampai sekarang hanya sedikit yang telah memberikan

bukti/hasil kepada rakyatnya. Sementara yang sebagian lagi ada yang melakukan

korupsi, kolusi, dan nepotisme tanpa memikirkan kepentingan rakyat. Hal tersebut

disebabkan diantaranya ketidaktegasan dalam memberikan janji artinya tidak

sesuai dengan yang ada di lapangan dan juga ketidaktegasan dalam mengambil

keputusan itulah yang membuat rakyatnya kesal dengan apa yang mereka

janjikan.

Dalam artikel blog online (krisis kepemimpinan menjadi faktor penyebab

krisis multidimensi di Indonesia Detik Junior by Vera Meiliani.html), krisis

kepemimpinan menjadi faktor penyebab krisis multidimensi di Indonesia. Hal ini

dibuktikan dengan terjadinya krisis multidimensi seperti krisis ekonomi, krisis

hukum, krisis sosial, krisis budaya, krisis agama, krisis kedaulatan, krisis moral

yang berlangsung cukup lama di Indonesia yang mengakibatkan semakin

terpuruknya nama baik bangsa Indonesia di dunia Internasional. Faktor utama

penyebab terjadinya krisis-krisis tersebut menurut pengamatan dan analisa penulis

adalah akibat dari krisis kepemimpinan yang melanda bangsa Indonesia sejak era

reformasi sampai dengan saat ini. Bila saja tidak ada krisis kepemimpinan, maka

dapat dipastikan bahwa kondisi bangsa Indonesia dapat lebih baik dan maju di

segala bidang. Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan

karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar

tapi juga sangat dahsyat dan mampu merusak berbagai sendi-sendi kehidupan

bangsa ini. Setiap hal baik bisa saja lenyap akibat berbagai masalah yang

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

2

senantiasa muncul setiap hari akibat dari krisis multidimensi yang disebabkan

oleh krisis kepemimpinan. Bisa bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun

dampak tersebut dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Gambar 1.1 Proses terjadinya krisis kepemimpinan

Sumber : www.scribd.com/mobile/doc/Krisis Kepemimpinan Menjadi Faktor

Penyebab Krisis Multidimensi di Indonesia

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

3

Gambar 1.2 Krisis kepemimpinan menjadi faktor penyebab

krisis multidimensi di Indonesia

Sumber : www.scribd.com/mobile/doc/Krisis Kepemimpinan Menjadi Faktor

Penyebab Krisis Multidimensi di Indonesia

Berbagai krisis yang terjadi diantaranya adalah :

1. Krisis Ekonomi : semakin banyaknya aksi kejahatan dengan berbagai modus

dan motif. Ini mengakibatkan kehidupan masyarakat menjadi tidak aman dan

nyaman. Semakin banyaknya pengemis dan tuna wisma di setiap sudut kota di

seluruh Indonesia, semakin maraknya kasus bunuh diri dan anggota

masyarakat yang menderita sakit jiwa akibat himpitan ekonomi.

2. Krisis Moral : semakin banyaknya perilaku menyimpang dan di luar batas

moral yang dilakukan mulai dari anak sekolah sampai dengan anggota DPR

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

4

dan para pejabat di negeri ini. Makin maraknya kasus korupsi hampir di semua

sektor kehidupan yang makin hari nilainya makin besar dan dilakukan oleh

para elit di negeri ini yang kemudian diikuti oleh hampir semua lapisan

masyarakat. Ini sungguh suatu teladan yang memalukan dan menyedihkan.

3. Krisis Hukum : semakin maraknya perdagangan narkoba akibat dari tidak

tegasnya pemimpin negeri ini dalam menangani masalah narkoba. Dan

semakin banyaknya korban yang ditimbulkannya. Belum lagi terungkap ada

begitu banyak para penegak hukum yang nakal mulai dari kepolisian,

kejaksaaan, hakim, bahkan jaksa agung.

4. Krisis Sosial : semakin maraknya konflik antar etnis atau aksi tawuran, baik di

kalangan intelektual bahkan terjadi di dalam kampus dan rumah sakit ataupun

di lingkungan masyarakat yang awam hukum. Banyaknya pengangguran.

5. Krisis Politik : semakin liarnya perilaku politisi yang senantiasa

dipertontonkan kepada masyarakat luas melalui berbagai media. Berbagai cara

dilakukan oleh sebagian politisi untuk mencapai dan mempertahankan

kekuasaannya.

6. Krisis Agama : semakin kurangnya ketakutan manusia Indonesia pada

penciptanya. Ini terlihat dari maraknya aksi korupsi, tidak takut berbohong,

tidak takut melakukan perbuatan asusila, tidak peduli pada sesama yang

membutuhkan, semakin banyaknya aliran agama yang menyimpang dari

ajaran yang benar selain tindakan main hakim sendiri.

7. Krisis Budaya : semakin bebasnya dan suksesnya budaya asing masuk dan

meracuni sebagian besar anak muda di kota-kota besar, bahkan sampai di

pelosok tanah air karena hanya sekedar ikut-ikutan trend saat ini sehingga

mereka begitu mengagung-angungkan budaya asing dan melupakan budaya

asli Indonesia.

8. Krisis Kedaulatan : semakin seringnya terjadi pelecehan dan ketidakadilan

terhadap para TKI di luar negeri, maraknya pengakuan-pengakuan atas budaya

asli Indonesia oleh negara tetangga Malaysia selain beberapa pulau dan

perbatasan juga di”claim” sebagai milik mereka. Tidak adanya kejelasan

mengenai sumber daya alam yang dieksplorasi secara kerjasama dengan pihak

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

5

asing seperti PT FREEPORT akibat dari lemahnya sumber daya manusia

terutama para pemimpin.

9. Krisis Kepercayaan : melihat fenomena yang terjadi di dalam masyarakat,

wajar saja jika terjadi krisis kepercayaan masyarakat kepada banyak hal.

Mulai dari kepala pemerintahan, para penegak hukum, bahkan pada para

medispun kepercayaan masyarakat mulai luntur. Hal ini ditandai dengan

semakin maraknya masyarakat mampu yang berobat ke luar negeri. `

Banyak contoh yang sudah terjadi mengenai kondisi tersebut. Faktanya

sebagaimana didapat dari berbagai sumber adalah sebagai berikut:

1. Hampir semua kepala daerah di tanah air ternyata tersangkut korupsi.

Kemendagri mencatat, 173 pimpinan daerah terlibat kejahatan kerah putih

sejak tahun 2004-2012. Nah, dari jumlah tersebut 70 persen telah diputus

bersalah dan diberhentikan dari jabatannya. (Samarinda Pos, 16 April 2012).

2. Dari 170 pemimpin daerah yang terjerat kasus, 148 di antaranya sudah resmi

masuk ranah hukum. Terdiri dari 19 Gubernur, 1 Wakil Gubernur, 17 Wali

Kota, 8 wakil wakil wali kota, 84 Bupati, dan 19 Wakil Bupati. Menurutnya,

kasus korupsi yang menjerat kada dan wakilnya ini sebagian besar terkait

sektor pertambangan dan kehutanan. (Radar Bogor.co.id, Senin, 15 Oktober

2012).

3. Para tokoh dan pimpinan nasional saling serang. Ketua DPR dan Ketua DPD

saling hantam soal pembangunan gedung DPD. Ketua MK dan mantan hakim

MK saling tuding melanggar kode etik. Sementara ada mantan menteri yang

memperolok para menteri, ada juga menteri yang sedang menjabat malah

membohongi publik. (RMOL, Kamis, 30 Juni 2011).

4. Lemahnya kepemimpinan nasional ini berakibat pada buruknya kualitas SDM

sebagaimana terindikasi dan peringkat indeks pembangunan manusia (IPM)

yang dikeluarkan oleh PBB. Terlebih Indeks Negara Gagal 2012 semakin

menegaskan bahwa Indonesia menjadi sangat berisiko jadi negara gagal.

(http://nasional.inilah.com, 27 Juni 2012).

5. Dan lain sebagainya.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

6

Melihat fenomena di atas bahwa tidak ada contoh yang bisa diteladani dan

diharapkan dari para pemimpin yang seperti itu terutama pada generasi muda yang

ada hanya memberikan dampak yang kurang baik bukan memberikan contoh dan

teladan yang baik. Jangankan memberi jawaban atas setiap permasalahan yang

ada di negeri ini, memberi contoh yang baikpun tidak bisa. Bahkan mereka justru

malah menambah beban dan permasalahan tersendiri bagi masyarakat dan bangsa

ini. Selain menodai kepercayaan rakyat, mereka juga sudah mengambil hak-hak

rakyat dan mempermalukan bangsa ini di dunia Internasional.

Dalam artikel Kompas.com (2014), setelah sempat menurun, praktik

korupsi kembali marak dalam dua tahun terakhir. Kondisi tersebut menunjukkan

kurang efektifnya pemberantasan korupsi, yang menyebabkan koruptor tak pernah

jera dan selalu memiliki kesempatan untuk melakukan korupsi. Tren korupsi

tersebut terindikasi dari perkembangan jumlah kasus dan tersangka korupsi

selama periode 2010-2014. Berdasarkan data yang dirilis Indonesia Corruption

Watch (ICW), Minggu (17/8), jumlah kasus korupsi cenderung menurun selama

2010-2012, tetapi kembali meningkat pada 2013-2014. Wakil Koordinator ICW

Agus Sunaryanto, Minggu, di Jakarta, mengungkapkan, terdapat sejumlah faktor

yang menyebabkan korupsi marak kembali. Pertama, hukuman terhadap koruptor

tidak menciptakan efek jera dan gentar.

Berdasarkan riset ICW, sebagian besar koruptor hanya dihukum 2 tahun

oleh pengadilan. Setelah dikurangi remisi dan pengurangan masa tahanan lain,

koruptor sebenarnya hanya menjalani hukuman penjara yang singkat. Kedua,

masih kurangnya upaya pemiskinan koruptor oleh para penegak hukum melalui

penerapan pasal pencucian uang. "Pasal pencucian uang yang bisa memiskinkan

koruptor memang semakin sering digunakan KPK. Namun, kejaksaan dan

kepolisian masih sangat kurang menggunakan pasal ini dalam kasus korupsi,"

ujarnya. Faktor ketiga, kurangnya pencegahan melalui perbaikan sistem

penganggaran pada birokrasi di tingkat pusat dan daerah. Kondisi ini membuat

pelaku korupsi selalu memiliki kesempatan melakukan korupsi. Solusinya, kata

Agus, lembaga peradilan harus memberi hukuman yang menciptakan efek jera

dan gentar. Selain itu, penegak hukum jangan segan-segan mengenakan pasal

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

7

pencucian uang kepada tersangka korupsi. Dari kasus-kasus korupsi yang terjadi

selama semester I-2014, sebagian besar tersangka adalah pejabat/pegawai

pemerintah daerah (pemda) dan kementerian, yakni 42,6 persen. Tersangka lain

merupakan direktur/komisaris perusahaan swasta, anggota DPR/DPRD, kepala

dinas, dan kepala daerah.

Pelaku Korupsi Terbanyak adalah dari Kalangan Swasta. Per 31 Oktober

2014, di tahun 2014 ini KPK menangkap tersangka korupsi dari dari profesi

Kepala Lembaga/Kementerian sebanyak 8 orang, Swasta sebanyak 12 orang,

Walikota/Bupati/Wakil sebanyak 9 orang, Hakim sebanyak 2 orang, Anggota

DPR/DPRD sebanyak 3 orang, dan Eselon I/II/III sebanyak 1 orang.

Gambar 1.3 Data Statistik Penanganan TPK (Tindak Pidana Korupsi) Berdasarkan

Profesi/Jabatan Sumber : http://acch.kpk.go.id/statistik-penanganan-tindak-

pidana-korupsi-berdasarkan-tingkat-jabatan

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

8

Tabulasi Data Pelaku Korupsi Berdasarkan Jabatan Tahun 2004-2014 (per

31 Oktober 2014)

Jabatan 200

4

200

5

200

6

200

7

200

8

200

9

201

0

201

1

201

2

201

3

201

4

Jumla

h

Anggota DPR dan

DPRD 0 0 0 2 7 8 27 5 16 8 3 76

Kepala

Lembaga/Kementer

ian

0 1 1 0 1 1 2 0 1 4 8 19

Duta Besar 0 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 4

Komisioner 0 3 2 1 1 0 0 0 0 0 0 7

Gubernur 1 0 2 0 2 2 1 0 0 2 2 12

Walikota/Bupati

dan Wakil 0 0 3 7 5 5 4 4 4 3 9 42

Eselon I / II / III 2 9 15 10 22 14 12 15 8 7 1 115

Hakim 0 0 0 0 0 0 1 2 2 3 2 10

Swasta 1 4 5 3 12 11 8 10 16 24 12 106

Lainnya 0 6 1 2 4 4 9 3 3 8 8 48

Jumlah

Keseluruhan 4 23 29 27 55 45 65 39 50 59 45 439

*Informasi terkait dengan penanganan tindak pidana korupsi bisa dilihat dalam kanal Penindakan.

Gambar 1.4 Tabulasi data pelaku korupsi

Sumber : http://acch.kpk.go.id/statistik-penanganan-tindak-pidana-korupsi-

berdasarkan-tingkat-jabatan

Artinya kepemimpinan juga harus dipahami dari sisi pelaku

kepemimpinan, yang disebut dengan istilah leader (pemimpin), yaitu orang yang

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

9

melakukan aktivitas atau kegiatan untuk memimpin. Terlihat pada generasi muda

(remaja) jaman sekarang memudarnya nilai-nilai kepemimpinan yang telah

dibentuk akibat dari lingkungan pergaulan yang kurang baik serta teknologi yang

kurang dimanfaatkan dengan baik yang hanya mementingkan kesenangan

sehingga melupakan pesan/nilai-nilai filosofi maupun nilai-nilai moral yang ingin

disampaikan kepada masyarakat terutama para remaja. Karena masa remaja

merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Dimana masa

remaja biasanya memiliki energi besar, emosi yang berkobar-kobar, sedangkan

pengendalian diri belum sempurna.

Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali

juga remaja menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang

mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut

baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka

sendiri yang mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan di

kalangan mereka sendiri.

Dalam artikel ANTARA News.com (2014), “Capaian realisasi pendidikan

karakter di Indonesia masih minim." Hingga kini masih banyak hambatan dalam

merealisasikan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah di Indonesia, kata Ketua

Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter Susanto. Dia

mengungkapkan hasil pantauan Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah

Karakter 2014 menunjukkan masih banyak hambatan dalam merealisasikan nilai-

nilai karakter di sekolah.

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

10

Gambar 1.5 Solusi krisis multidimensi yang diakibatakan oleh krisis

kepemimpinan melalui pendidikan karakter

Sumber : www.scribd.com/mobile/doc/Krisis Kepemimpinan Menjadi Faktor

Penyebab Krisis Multidimensi di Indonesia

Beberapa hambatan itu di antaranya kompetensi tenaga pendidik terkait

pendidikan karakter masih rendah, sedikit sekolah yang memiliki rencana aksi

pendidikan karakter, muatan karakter belum sepenuhnya terejawantahkan dalam

aktivitas pembelajaran. Kemudian buku bacaan guru yang bermuatan karakter

sangat terbatas, banyak sekolah yang belum memilikinya, ketersediaan

perpustakaan siswa yang bermuatan karakter minim, dan banyak guru yang belum

mendapatkan pelatihan pendidikan karakter.

"Kondisi ini tentu akan berakibat pada minimnya capaian pendidikan

karakter di sekolah," kata ketua Divisi Sosialisasi dan Komisioner Bidang

Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia itu. Dia mengatakan pendidikan

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

11

karakter belum memiliki dampak kepada murid. "Maraknya tawuran pelajar,

bullying di sekolah, narkoba, kejahatan seksual di sekolah dan siswa sebagai

perokok aktif mengonfirmasi betapa pendidikan karakter di Indonesia sejak tahun

2010, belum memiliki dampak optimal bagi generasi," kata dia. Menurut dia,

Indonesia membutuhkan langkah dan strategi yang besar untuk melakukan

transformasi besar-besaran pada institusi sekolah sebagai tangga menuju bangsa

yang berkarakter.

Dalam artikel ANTARA News.com (2014), menurut Rektor Universitas

Islam Indonesia Yogyakarta Edy Suandi Hamid "Pendidikan karakter adalah

proses holistik yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam

kehidupan peserta didik untuk dijadikan fondasi terbentuknya generasi berkualitas

yang mampu hidup mandiri dan memegang prinsip kebenaran," ujarnya. Menurut

dia, hingga saat ini potret dunia pendidikan di Tanah Air tampaknya belum

mampu terlepas dari berbagai persoalan seperti tawuran pelajar, sektor pendidikan

yang dijadikan salah satu lahan subur praktik korupsi, dan banyak orang berlatar

belakang akademisi yang terkena kasus korupsi.

"Kondisi semacam itu seolah kian menegaskan bahwa lembaga pendidikan

telah kehilangan semangat aktualisasi visi dan misi pendidikan khususnya dalam

ikut serta mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara," tukasnya. Kondisi

itu, kata dia, juga menunjukkan adanya kemerosotan nilai-nilai moral dan

lunturnya karakter bangsa akibat dari penerimaan secara mentah-mentah

globalisasi. "Akibatnya, muncul dampak negatif seperti pola hidup konsumtif,

sikap individualis, dan kesenjangan sosial. Oleh karena itu, perlu langkah solutif

untuk menyelesaikan krisis pendidikan saat ini, salah satunya dengan

mengembalikan roh pendidikan karakter yang selama ini seakan hilang dari dunia

pendidikan di Tanah Air," ucapnya.

Dari pernyataan di atas, penulis mengambil kesimpulan, bahwa penyebab

melemahnya pembangunan karakter pada remaja yaitu Kurangnya pemberian

pendidikan karakter terutama di sekolah pada remaja, Kurangnya perhatian dan

pengarahan dari keluarga dan lingkungannya sehingga remaja mudah terpengaruh

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

12

oleh dampak negatif seperti kenakalan remaja yang akhirnya merusak karakter

remaja sebagai generasi muda penerus bangsa.

Pengetahuan dasar kepemimpinan (konsep dan teori-teori kepemimpinan)

akan melandasi terbentuknya kemampuan intelektual dan keahlian kepemimpinan

yang merupakan modal utama dalam membentuk kecakapan untuk memimpin.

Dengan kemampuan tersebut maka generasi muda sangat mungkin

mengembangkan potensi kepemimpinan yang dimiliki. Adanya kemampuan

teoritis akan memberikan alternative pengembangan soft skills baik dalam

kecakapan manajemen teamwork, organizational management membentuk diri

sebagai pioneership/kepeloporan serta jiwa kepemimpinan. Pengetahuan

kepemimpinan dapat juga menumbuhkan kemampuan dan kesadaran akan aspek

penting kepemimpinan. Lebih dari sekedar pemahaman tersebut, ada output yang

lebih tinggi, yaitu mempertimbangkan aspek-aspek kepemimpinan menjadi

landasan bagi pembentukan karakter kepemimpinan.

Ternyata tidak cukup menyajikan kepemimpinan dengan hanya

mengungkap sisi-sisi teoritis saja. Ruang kosong yang masih perlu digarap dalam

hal ini adalah bagaimana upaya memberikan jawaban teknis sebagai tindak lanjut

konsep dari teori kepemimpinan tersebut agar kemudian dapat diimplementasikan

dengan baik. Untuk itulah sebaiknya generasi muda memanfaatkan peluang

(ruang kosong) ini dengan cara memebekali diri dengan pengetahuan

kepemimpinan dan berlatih untuk memimpin. Upaya tersebut dapat dilakukan

dengan cara bergabung pada kelompok-kelompok kegiatan baik intrakurikuler dan

ekstrakurikuler. Untuk membumikan perspektif teoritis perlu ditempuh, agar

kecakapan memimpin dapat dibentuk. Dengan demikian bagi generasi muda perlu

mediator untuk menuju pada kecakapan kepemimpinan yang diharapkan. Media

pelatihan yang sesuai untuk mengintegrasikan teori dan praktik kepemimpinan

adalah menggunakan pendekatan Leadership game.

Pada zaman modern seperti sekarang ini, teknologi makin berkembang,

pola perilaku remaja pun ikut berubah. Pengadopsian kultur budaya asing makin

marak memasuki dunia remaja lewat berbagai macam media. Dan game

merupakan salah satu media yang disukai oleh para remaja. Ketertarikan remaja

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

13

terhadap game dan segala jenis bentuk permainan sangat disukai karena bersifat

menghibur, memiliki tantangan, dan juga memiliki sisi edukasi. Hal inilah yang

sangat menarik untuk dijadikan objek penelitian tugas akhir yang diharapkan

dengan menggunakan pendekatan Leadership game, dapat memunculkan nilai-

nilai kepemimpinan yang luntur pada remaja akibat dari kurang disaringnya kultur

budaya asing yang masuk. Sehingga pesan-pesan yang disampaikan dalam

permainan dapat mudah dipahami dan juga dapat diimplementasikan pada

kehidupan sehari-hari.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Permasalahan

Dari latar belakang permasalahan di atas, terdapat beberapa pernyataan

masalah, yaitu:

1. Bahwa remaja sekarang kurang menyadari akan pentingnya nilai-nilai

kepemimpinan apalagi dalam aspek kehidupan hanya sebatas tahu (knowing)

tetapi belum optimal pada penerapan/pengaplikasian pada kehidupan sehari-

hari.

2. Pengaruh dari kultur budaya asing yang kurang disaring, dan lingkungan serta

pemanfaatan teknologi yang kurang baik oleh para remaja.

3. Belum optimalnya pemberian pendidikan karakter di sekolah.

4. Sistem pengajaran di sekolah (seperti diskusi interaktif) belum optimal kepada

siswa-siswinya.

5. Belum adanya media yang tepat/yang interaktif khusus remaja agar nilai-nilai

kepemimpinan mampu membuat remaja tertarik dan lebih mudah dipahami

sehingga remaja mampu mengaplikasikan nilai-nilai kepemimpinan pada

kehidupan sehari-hari.

6. Banyaknya kultur budaya asing yang mendominasi di kalangan remaja yang

berdampak mengikisnya nilai-nilai kepemimpinan yang mulai hilang.

7. Perlu adanya integrasi antara teori dengan praktek agar remaja dapat lebih

memahami dan lebih optimal tentang kepemimpinan sehingga mudah dalam

mengaplikasikan kepemimpinan pada kehidupan sehari-hari.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

14

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa nilai-nilai kepemimpinan

perlu dilatih, dibentuk, dan dimunculkan kembali pada remaja agar remaja mampu

mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah perancangan ini

adalah :

1. Bagaimana merancang media Board game sang pemimpin untuk

memunculkan nilai-nilai kepemimpinan pada remaja ?

1.3 Ruang Lingkup

Fokus dan Batasan masalah perancangan ini adalah:

1. Apa

Rancangan yang dibuat adalah Board Game Sang Pemimpin untuk

memunculkan nilai-nilai kepemimpinan pada remaja.

2. Bagian Mana

Perancangan hanya membahas tentang nilai-nilai kepemimpinan modern.

3. Siapa

Target audience dalam perancangan ini dikhususkan pada remaja usia 15-18

tahun. Dengan target audience yang mengutamakan remaja diharapkan dapat

memunculkan kembali nilai-nilai kepemimpinan yang telah luntur akibat

kultur budaya asing dari berbagai macam media serta teknologi yang kurang

baik pemanfaatannya. Dan juga pada usia tersebut rasa penasaran dan

keingintahuan akan hal yang baru sangatlah tinggi dan juga dapat membentuk

pola pikir, sehingga para remaja dapat tertarik dan mampu memunculkan

nilai-nilai kepemimpinan.

4. Dimana

Perancangan fokus terhadap target audience yaitu remaja 15-18 tahun

khusunya di Bandung.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

15

1.4 Tujuan Perancangan

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum perancangan ini adalah memunculkan nilai-nilai

kepemimpinan pada remaja.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus perancangan ini adalah:

1. Merancang board game Sang Pemimpin dan memberikan nilai-nilai

kepemimpinan kepada para remaja dengan pendekatan Leadership game.

2. Memperkenalkan Board Game Sang Pemimpin pada remaja dengan media

promosi yang tepat. Sehingga selain mendapatkan kesenangan, para remaja

pun mendapatkan pembelajaran dari media board game ini dengan nilai-nilai

kepemimpinan yang akhirnya dapat memunculkan kembali nilai-nilai

kepemimpinan pada remaja dan dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-

hari.

1.5 Metode pengumpulan data, analisis, dan metode penelitian

1.5.1 Metode pengumpulan data

Cara pengumpulan data dan analisis dari perancangan ini adalah :

1. Wawancara

Adalah instrument penelitian. Kekuatan wawancara adalah penggalian

pemikiran, konsep dan pengalaman pribadi pendirian atau pandangan dari

individu yang diwawancara. Mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian

secara lisan dari narasumber, dengan bercakap-cakap dan berhadapan muka

(Koentjaraningrat, 1980: 165).

2. Observasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperkaya data melalui

penelitian langsung ke lokasi.

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

16

3. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data melalui studi buku kepustakaan dan akses media

elektronik internet sebagai informasi penunjang dalam penulisan penelitian.

4. Kuisioner

Teknik pengumpulan data berupa suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian

pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang (Koentjaraningrat,

1997:173) kepada responden target audience di Bandung.

5. Analisis

Cara analisis yang digunakan adalah dengan analisis matriks dan analisis

SWOT.

1.5.2 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam perancangan tugas akhir ini menggunakan

pendekatan Desain Komunikasi Visual.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

17

1.6 Kerangka Perancangan

Bagan 1.6 Kerangka perancangan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN · Krisis kepemimpinan menjadi momok yang luar biasa menakutkan karena dampak yang ditimbulkannya tidak hanya bersifat sementara dan sebentar tapi juga sangat dahsyat

18

1.7 Pembabakan

Pembahasan penulisan tugas akhir disusun sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang, permasalahan (identifikasi

masalah, batasan Masalah), rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan

perancangan, metode pengumpulan data dan analisis, kerangka perancangan

dan pembabakan (sistematika penulisan).

2. BAB II Dasar Pemikiran

Bab ini menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan

untuk digunakan sebagai pijakan untuk merancang

3. BAB III Data dan Analisis Masalah

Bab ini membahas tentang gambaran atau wacana yang lebih detail

mengenai subyek desain dan kaitannya dengan masalah dan tinjauan tentang

produk eksisting, teknik sampling, jenis dan sumber data, serta metode

penelitian yang digunakan.

4. BAB IV Konsep dan Hasil Perancangan

Bab ini membahas tentang definisi konsep yang dikaitkan dengan

masalah atau tujuan, penjelasan pentahapan pencapaian solusi serta metode

pencapaiandesain, mulai dari penelusuran masalah, penetapan target audience,

konsep desain, serta alternatif desain, serta menjelaskan hasil desain yang

terpilih serta implementasinya pada tiap-tiap media yang telah ditentukan,

lengkap dengan strategi dan perincian karakter medianya.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan kesimpulan keseluruhan hasil penelitian serta saran

yang diperlukan untuk pembahasan penelitian ini.