131

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

  • Upload
    dongoc

  • View
    238

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal
Page 2: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Page 3: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

peRkembangan ekonomi keuangandan keRja sama inteRnasional

tRiwulan i - 2013

departemen internasional

perkembangan ekonomi

global

Respon kebijakan, Risiko

dan prospek

perkembangan kerja sama

internasional dan lembaga

internasional

a r t i k e l

Page 4: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

ii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama

Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para penulis

dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia.

Pengutipan diizinkan dengan menyebut sumbernya.

Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran, dan kritik

demi perbaikan terbitan ini.

Redaksi juga mengundang sumbangan artikel, karangan,

laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.

Alamat Redaksi:

Grup Studi Internasional

Departemen Internasional

Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 6

Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10110

Telepon: (021) 381-8196, 381-8048, Faksimili: (021) 3857358

Page 5: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

iii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Kata Pengantar

Perekonomian dunia pada triwulan pertama 2013 diperkirakan masih relatif lemah. Prospek

perekonomian pada 2013 juga masih akan diliputi oleh ketidakpastian yang tinggi, sejalan dengan

sejumlah faktor risiko yang diperkirakan masih akan secara signifikan membayangi perekonomian

global. Tantangan yang dihadapi negara dunia diperkirakan semakin besar meskipun sejumlah

risiko terutama di pasar keuangan menurun. Dua risiko terbesar yang diperkirakan dapat

mengganggu proses pemulihan ekonomi global untuk sementara dianggap dapat dihindari,

yaitu pecahnya ekonomi Kawasan Euro dan kontraksi fiskal yang tajam di AS. Walaupun ‘tail

risk’ di negara maju menurun, ketidakpastian ekonomi global masih tinggi dan perbaikan

perekonomian secara signifikan diperkirakan belum akan terjadi. Di tengah pesimisme tersebut,

kebijakan Abenomics diperkirakan mampu menumbuhkan optimisme akan adanya perbaikan

pada ekonomi di Jepang. Namun perlu dicatat bahwa kebijakan Abenomics di Jepang masih

memerlukan waktu yang lebih panjang untuk mengukur keberhasilannya.

Resiliensi ekonomi negara emerging dikhawatirkan mulai berkurang. Negara emerging

menghadapi tantangan yang tidak sedikit dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Penurunan permintaan dunia terutama dari negara maju dan tekanan apresiasi nilai tukar di

sebagian besar negara emerging telah memukul kinerja ekspor. Lebih lanjut, kebijakan quantitative

easing yang diterapkan negara maju dalam kurun waktu yang cukup panjang diperkirakan

menimbulkan risiko yang cukup besar terutama di pasar keuangan negara emerging. Oleh karena

itu, potensi risiko terjadinya external shocks dampak dari financial imbalances dan tingginya

harga aset harus menjadi pertimbangan utama bagi negara emerging dalam merumuskan

kebijakannya.

Page 6: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

iv

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Jakarta, Mei 2013

Departemen Internasional

Menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan tersebut di atas, mendorong negara-

negara dunia maupun lembaga keuangan internasional untuk terus memperkuat kerjasama

baik di tataran regional, bilateral, maupun multilateral. Permasalahan fundamental di negara

maju yang masih jauh dari selesai dan tingginya ketidakpastian ekonomi global menyebabkan

risiko dalam jangka menengah masih tinggi. Terkait itu kami mengangkat judul “Ketidakpastian

Ekonomi Global Kian Meningkat” sebagai tema PEKKI kali ini.

Selamat Membaca!

Page 7: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

v

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iiiDAFTAR ISI .................................................................................................................. vDAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. viiRINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................. 1

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL ............................................................. 5A. Perkembangan Ekonomi Global dan Regional ........................................................... 7 B. Perkembangan Ekonomi Individu Negara ................................................................. 20 B.1 Negara Maju ..................................................................................................... 20 B.1.1 Amerika Serikat ........................................................................................ 20 B.1.2 Kawasan Euro ........................................................................................... 22 B.1.3 Inggris ...................................................................................................... 23 B.1.4 Jepang ..................................................................................................... 24 B.2 Negara Emerging ............................................................................................... 26 B.2.1 China ....................................................................................................... 26 B.2.2 India ......................................................................................................... 28 B.2.3 Korea ....................................................................................................... 29 B.2.4 Malaysia ................................................................................................... 30 B.2.5 Filipina ...................................................................................................... 31 B.2.6 Singapura ................................................................................................. 32 B.2.7 Thailand ................................................................................................... 34 B.2.8 Vietnam ................................................................................................... 35 B.2.9 Brazil ........................................................................................................ 36

BAB II RESPON KEBIJAKAN, RISIKO DAN PROSPEK ................................................ 39Boks. Langkah Kebijakan Monetary Easing – Jepang .................................................... 54

BAB III PERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANLEMBAGA INTERNASIONAL ...................................................................................... 59A. Kerja Sama Regional ................................................................................................. 60 B. Kerja Sama Multilateral ............................................................................................. 64 B.1 Respon Forum Multilateral Atas Perkembangan Ekonomi Global ......................... 64 B.2 Reformasi Aristektur Keuangan Internasional (IFA): Reformasi Quota dan Tatakelola IMF .................................................................. 67 B.3 Reformasi Regulasi Keuangan ............................................................................. 68

Page 8: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

vi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

BAB IV ARTIKEL ......................................................................................................... 73 Artikel 1 Pengukuran Ruang Manuver Kebijakan di Negara Emerging KebijakanMoneter dan Fiskal Negara Emerging: Room bagi Manuver Kebijakan ........................... 73

Artikel 2 Menakar Potensi Dampak Stimulus Jepang (Abenomics) danEfek Rambatannya ke Negara Lain ............................................................................... 87

Artikel 3 Perbandingan Sovereign Rating Indonesia dan Filipina .................................... 95

LAMPIRAN .................................................................................................................. 105Tabel 1 Produk Domestik Bruto .................................................................................... 106 Tabel 2 Angka Pengangguran ...................................................................................... 107 Tabel 3 Inflasi IHK ........................................................................................................ 108 Tabel 4 Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral ................................................................. 119 Tabel 5 Uang Beredar .................................................................................................. 110 Tabel 6 Surplus Defisit Keuangan Pemerintah ............................................................... 111 Tabel 7 Neraca Berjalan ................................................................................................ 112 Tabel 8 Cadangan Devisa ............................................................................................. 113 Tabel 9 Nilai Tukar Dunia terhadap USD ....................................................................... 114 Tabel 10 Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia ................................................ 115 Tabel 11 Indeks Saham ................................................................................................. 116 Tabel 12 Harga Komoditi Dunia .................................................................................... 117

Page 9: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

vii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Singkatan

ADB Asian Development Bank

AMRO ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

ASEAN Association of South East Asian Nations

ASEAN+3 Kelompok Kerjasama ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan

ASEAN5 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina

ASEAN6 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina dan Vietnam

Aspac Asia Pasifik

BANXICO Bank Sentral Mexico

BBM Bahan Bakar Minyak

BCB Banco Central do Brazil

BCBS Basel Committee on Banking Supervision

BCMLV Terdiri dari Brunei, Cambodia, Myanmar, Lao, Vietnam

BIS Bank for International Settlements

BNM Bank Negara Malaysia

BoE Bank of England

BoK Bank of Korea

BOJ Bank of Japan

BOT Bank of Thailand

BSP Bangko Sentral ng Pilipinas

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CAP Cannes Action Plan

CDS Credit Default Swap

CF Consensus Forecast

CFT Combating the Financing of Terrorism

CGIF Credit Guarantee and Investment Facility

CMIM Chiang Mai Initiative Multilateralization

CoE Certificate of Entitlement

CPI Consumer Price Index

CRA Credit Rating Agencies

CRR Cash Reserve Ratio

DIFX Dubai International Financial Exchange

Page 10: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

viii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

DJIM Dow Jones Islamic Market

EB Executive Board

EBA European Bank Authority

ECB European Central Bank

EFSF European Financial Stability Facility

EMDCs Emerging Market and Developing Countries

EMEAP Executives’ Meeting of East Asia-Pacific Central Banks

ESM European Stability Mechanism

ETP Economic Transformation Program

FDI Foreign Direct Investment

Fedres Federal Reserve

FSB Financial Stability Board

FSSB Growth Framework for Strong, Sustainable, and Balanced Growth

FTA Free Trade Area

G-3 Group-3 yang terdiri dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang

G-20 Group-20 yang terdiri dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China,

Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab

Saudi, Afrika Selatan, Korea, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

G-SIBs Globally Systemic Important Banks

G-SIFIs Global Systematically Important Financial Institutions

GDP Gross Domestic Product

GWM Giro Wajib Minimum

ICDPS Islamic Cooperation for the Development of the Private Sector

IILM International Islamic Liquidity Management

IFA International Financial Architecture

IFC International Finance Corporation

IFI International Financial Institutions

IHK Indeks Harga Konsumen

IMF International Monetary Fund

ISM Institute for Supply Management

JII Jakarta Islamic Index

KPR Kredit Perumahan Rakyat

Page 11: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

ix

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

KRW Korean Won

LCBMs Local Currency Bond Markets

LTROs Longer-term Refinancing Operations

MAS Monetary Authority of Singapore

MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN

MPI Manufacturing Production Index

NPA Note Purchase Agreement

NPL Non Performing Loan

OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

OIS Overnight Indexed Swap

OMTs Outright Monetary Transactions

OPR Overnight Policy Rate

OTC Over The Counter

PBoC People’s Bank of China

PDB Produk Domestik Bruto

PIIGS Portugal, Irlandia, Italy, Yunani (Greece) dan Spanyol

PLN Pinjaman Luar Negeri

PMI Purchasing Manager Index

PPI Producer Price Index

PRGT Poverty Reduction and Growth Trust

QE Quantitative Easing

QEP Quantitative Easing Policy

QOQ Quarter on Quarter

QTQ Quarter to Quarter

RBI Reserve Bank of India

REER Real Effective Exchange Rate

RFA Regional Financial Arrangement

SBV State Bank of Vietnam

SEACEN South East Asian Central Banks

SELIC The Central Depository of Securities yang dikeluarkan oleh The National

Treasury and The Banco Central do Brasil

SSBG Strong, Sustainable and Balanced Growth

SSE Shanghai Stock Exchange

Page 12: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

x

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

S&P Standard & Poor’s

TW Triwulan

TWI Trade Weighted Index

ULN Utang Luar Negeri

USD US Dollar

WEO World Economic Outlook

WPI Wholesale Price Index

WTI Western Texas Intermediate

YOY Year on Year

Page 13: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

1

Ringkasan Eksekutif

Memasuki triwulan pertama 2013, ekonomi global diperkirakan belum menunjukkanMemasuki triwulan pertama 2013, ekonomi global diperkirakan belum menunjukkanMemasuki triwulan pertama 2013, ekonomi global diperkirakan belum menunjukkanMemasuki triwulan pertama 2013, ekonomi global diperkirakan belum menunjukkanMemasuki triwulan pertama 2013, ekonomi global diperkirakan belum menunjukkan

perbaikan signifikanperbaikan signifikanperbaikan signifikanperbaikan signifikanperbaikan signifikan. Proses pemulihan ekonomi global diperkirakan tertahan dampak dari

berlarut-larutnya permasalahan fundamental di negara maju. Permasalahan fiskal yang struktural

dan adanya pemotongan otomatis belanja pemerintah AS (dikenal sebagai budget sequestration)

merupakan faktor utama yang diperkirakan dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi AS.

PDB di Kawasan Euro terkontraksi kian dalam termasuk Jerman. Ekonomi Kawasan Euro masih

relatif rentan dan lemah di tengah terbatasnya pengeluaran masyarakat, tingginya angka

pengangguran, rentannya sektor keuangan dan permasalahan fiskal, serta adanya ketidakpastian

politik di beberapa negara kawasan. Sementara ekonomi Jepang di periode yang sama tumbuh

jauh di atas perkiraan sejalan dengan komitmen pemerintah dan bank sentral untuk melakukan

kebijakan fiskal dan moneter yang agresif (Abenomics). Di tengah permasalahan fundamental

dan masih tingginya ketidakpastian di negara maju, pertumbuhan ekonomi di negara maju

diprediksi belum akan meningkat signifikan meski risiko di pasar keuangan mulai menurun.

Pertumbuhan ekonomi dunia masih didukung oleh negara Pertumbuhan ekonomi dunia masih didukung oleh negara Pertumbuhan ekonomi dunia masih didukung oleh negara Pertumbuhan ekonomi dunia masih didukung oleh negara Pertumbuhan ekonomi dunia masih didukung oleh negara emergingemergingemergingemergingemerging Asia, terutama Asia, terutama Asia, terutama Asia, terutama Asia, terutama

China dan IndiaChina dan IndiaChina dan IndiaChina dan IndiaChina dan India. Meskipun masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, PDB negara

emerging Asia tersebut tidak setinggi prediksi sebelumnya. PDB negara emerging masih ditopang

oleh tingginya permintaan domestik di tengah melemahnya permintaan negara maju yang masih

menekan ekspor negara emerging. Selain itu, pertumbuhan negara emerging banyak ditopang

oleh kebijakan makro yang kondusif. Kinerja ekspor negara emerging terus menurun. Penurunan

aktivitas ekspor tersebut terutama berasal dari masih lemahnya permintaan dari mitra dagang

utama terutama dari negara maju. Selain itu, cenderung terapresiasinya nilai tukar di sejumlah

negara emerging diperkirakan mempengaruhi daya saing ekspor. Walaupun motor utama

pertumbuhan ekonomi global masih bertumpu pada negara emerging, tantangan yang dihadapi

negara emerging dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya terus meningkat.

Dengan perkembangan tersebut, IMF merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan Dengan perkembangan tersebut, IMF merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan Dengan perkembangan tersebut, IMF merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan Dengan perkembangan tersebut, IMF merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan Dengan perkembangan tersebut, IMF merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan

ekonomi dunia pada 2013ekonomi dunia pada 2013ekonomi dunia pada 2013ekonomi dunia pada 2013ekonomi dunia pada 2013. Penurunan proyeksi tersebut khususnya disebabkan oleh penurunan

outlook ekonomi AS dampak dari pengurangan pengeluaran pemerintah AS secara otomatis

(automatic spending cuts) atau budget sequestration, kian dalamnya kontraksi ekonomi di

Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal. Dua risiko

terbesar yang diperkirakan mengganggu proses pemulihan ekonomi global untuk sementara

Ringkasan Eksekutif"Ketidakpastian Ekonomi Global Kian Meningkat"

Page 14: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

2

dianggap dapat dihindari, yaitu pecahnya ekonomi Kawasan Euro dan kontraksi fiskal yang

tajam di AS. Walaupun ‘tail risk’ di negara maju menurun, ketidakpastian ekonomi global masih

tinggi dan perbaikan perekonomian secara signifikan diperkirakan belum akan terjadi. Di sisi

lain, resiliensi perekonomian negara emerging akan menghadapi tantangan sejalan dengan masih

lemahnya ekonomi global khususnya negara-negara yang tergantung pada penerimaan ekspor

dan meningkatnya risiko financial imbalances. Selain itu, negara emerging juga dihadapkan pada

meningkatnya ekspektasi inflasi akibat masih tingginya permintaan domestik, peningkatan upah

minimum, serta perkiraan pengurangan subsidi BBM.

Kebijakan bank sentral negara dunia cenderung bias longgarKebijakan bank sentral negara dunia cenderung bias longgarKebijakan bank sentral negara dunia cenderung bias longgarKebijakan bank sentral negara dunia cenderung bias longgarKebijakan bank sentral negara dunia cenderung bias longgar. Negara maju cenderung

mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dan memperpanjang kebijakan quantitative

easing (QE). AS, Inggris, dan Jepang masih mempertahankan kebijakan suku bunga rendah.

Sedangkan Kawasan Euro dan Australia menurunkan suku bunga kebijakan guna mendongkrak

pertumbuhan ekonomi. Di negara emerging kebijakan yang ditempuh cenderung bervariasi.

China, Thailand, Filipina, dan Malaysia mempertahankan suku bunga kebijakan. Sementara itu,

India, Vietnam, dan Meksiko menurunkan suku bunga kebijakan guna mendorong perekonomian

domestik. Sebaliknya, Brazil memutuskan untuk menaikan suku bunga kebijakan di tengah

tingginya laju inflasi. Ke depan, arah kebijakan moneter bank sentral dunia masih cenderung

bias longgar, setidaknya hingga akhir 2013. Di sisi fiskal, alternatif kebijakan stimulus fiskal di

negara maju sudah sangat terbatas di tengah utang pemerintah yang sudah melampaui batas

aman.

Ke depan, tantangan perekonomian global diperkirakan masih besar meskipunKe depan, tantangan perekonomian global diperkirakan masih besar meskipunKe depan, tantangan perekonomian global diperkirakan masih besar meskipunKe depan, tantangan perekonomian global diperkirakan masih besar meskipunKe depan, tantangan perekonomian global diperkirakan masih besar meskipun

sejumlah risiko terutama di pasar keuangan menurunsejumlah risiko terutama di pasar keuangan menurunsejumlah risiko terutama di pasar keuangan menurunsejumlah risiko terutama di pasar keuangan menurunsejumlah risiko terutama di pasar keuangan menurun. Tingginya utang pemerintah di negara

maju dan potensi ekses likuiditas di negara emerging menjadi tantangan kebijakan ke depan.

Pertumbuhan ekonomi di negara maju diperkirakan belum akan meningkat signifikan di tengah

permasalahan fundamental yang masih jauh dari selesai dan masih tingginya ketidakpastian.

Dengan demikian, motor utama pertumbuhan ekonomi global bertumpu pada negara emerging.

Namun tantangan yang dihadapi negara emerging dalam mempertahankan pertumbuhan

ekonominya kian meningkat. Potensi risiko external shocks mulai menghantui ekonomi negara

emerging Asia sebagai dampak dari financial imbalances dan tingginya harga aset. Hal ini

menambah kompleksitas respon kebijakan di negara emerging.

Di pasar keuangan, risiko dan keketatan pasar keuangan global terus menurun danDi pasar keuangan, risiko dan keketatan pasar keuangan global terus menurun danDi pasar keuangan, risiko dan keketatan pasar keuangan global terus menurun danDi pasar keuangan, risiko dan keketatan pasar keuangan global terus menurun danDi pasar keuangan, risiko dan keketatan pasar keuangan global terus menurun dan

pasar keuangan masih menunjukan kinerja positifpasar keuangan masih menunjukan kinerja positifpasar keuangan masih menunjukan kinerja positifpasar keuangan masih menunjukan kinerja positifpasar keuangan masih menunjukan kinerja positif. Langkah yang telah diambil oleh para

pemimpin Eropa dalam mengatasi krisis melalui austerity program dan sejumlah kebijakan

akomodatif bank sentral di negara maju untuk sementara dapat menahan pemburukan di pasar

keuangan. Langkah otoritas di negara maju tersebut memberi sentimen positif kinerja bursa

Page 15: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

3

Ringkasan Eksekutif

dunia. Yield obligasi AS, Kawasan Eropa dan Jepang yang di triwulan laporan juga cenderung

menurun dan perilaku risk aversion investor terus menurun. Di negara emerging, kinerja bursa

saham Asia juga menunjukkan kinerja positif. Dampak dari sentimen positif di bursa saham

global disertai dengan kondisi fundamental ekonomi negara emerging yang masih relatif kuat

diperkirakan melatarbelakangi peningkatan aktivitas di bursa saham negara emerging. Selain

itu, imbal hasil negara ASEAN yang tergolong masih cukup tinggi semakin mendorong risk appetite

investor sehingga mendorong naik portfolio investment di kawasan tersebut. Kondisi tersebut

mendorong berlanjutnya tren apresiasi mata uang dunia terhadap USD terutama di negara

emerging. Berbagai perkembangan positif di pasar keuangan global tersebut pada akhirnya

menurunkan risiko baik di pasar keuangan baik di negara maju maupun di negara emerging.

Agenda utama fora kerja sama internasional masih difokuskan pada upaya pemulihanAgenda utama fora kerja sama internasional masih difokuskan pada upaya pemulihanAgenda utama fora kerja sama internasional masih difokuskan pada upaya pemulihanAgenda utama fora kerja sama internasional masih difokuskan pada upaya pemulihanAgenda utama fora kerja sama internasional masih difokuskan pada upaya pemulihan

ekonomi global dan upaya mendukung proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015ekonomi global dan upaya mendukung proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015ekonomi global dan upaya mendukung proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015ekonomi global dan upaya mendukung proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015ekonomi global dan upaya mendukung proses integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Di tataran regional, kerja sama keuangan negara kawasan masih tetap fokus kepada upaya

integrasi dalam kerangka mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, penyempurnaan jaring

pengaman keuangan, serta pengembangan kapasitas surveillance. Di sisi lain, proses pendalaman

pasar keuangan terus dilakukan melalui pengembangan pasar obligasi. Kerja sama dan koordinasi

di kawasan juga dilakukan pada tataran bilateral melalui policy discusion antara Bank Indonesia

dengan Bank of Thailand pada pertemuan tanggal 22 Maret 2013 di Bangkok. Isu utama

pembahasan fokus pada kondisi ekonomi, keuangan, dan perbankan terkini, serta sistem

pembayaran di kedua negara. Di fora multilateral, fokus pembahasan masih terpusat pada upaya

pemulihan ekonomi global, penguatan arsitektur keuangan internasional, serta reformasi sektor

keuangan. Selain itu, perkembangan reformasi pasar derivatif OTC juga masih mewarnai

pembahasan dalam kerangka isu reformasi regulasi keuangan.

Page 16: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

4

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 17: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

5

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi global pada triwulan pertama 2013 diperkirakan tidak setinggi

perkiraan awal1. PDB dunia diperkirakan tumbuh 2,9% yoy pada TW1-13, sama dengan triwulan

sebelumnya. Ekonomi dunia tersebut masih ditopang oleh negara emerging terutama China

(7,7% yoy) dan India (5,2% yoy). PDB negara emerging masih ditopang oleh tingginya

permintaan domestik di tengah melemahnya permintaan negara maju yang masih menekan

ekspor negara emerging. Selain itu, pertumbuhan negara emerging banyak ditopang oleh

kebijakan makro yang kondusif. Meskipun masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi,

PDB negara emerging Asia tersebut tidak setinggi prediksi sebelumnya. Namun proses pemulihan

ekonomi global diperkirakan tertahan dampak dari berlarut-larutnya permasalahan fundamental

di negara maju.

Asesmen IMF April 2013 mengindikasikan bahwa PDB dunia pada 2013 tumbuh lebih

rendah dari prediksi Januari 2013. Dua risiko terbesar yang diperkirakan mengganggu proses

pemulihan ekonomi global untuk sementara dianggap dapat dihindari, yaitu pecahnya ekonomi

Kawasan Euro dan kontraksi fiskal yang tajam di AS. Walaupun ‘tail risk’ di negara maju menurun,

ketidakpastian ekonomi global masih tinggi dan perbaikan perekonomian secara signifikan

diperkirakan belum akan terjadi. PDB global pada 2013 diperkirakan tumbuh 3,3% yoy (dari

3,5% yoy proyeksi Januari 2013). Penurunan proyeksi tersebut khususnya disebabkan oleh

penurunan outlook ekonomi AS dampak dari pengurangan pengeluaran pemerintah AS secara

otomatis (automatic spending cuts) atau budget sequestration, kian dalamnya kontraksi ekonomi

di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal.

Di negara berkembang, risiko yang dihadapi cenderung bervariasi. China masih

menghadapi risiko perlambatan ekonomi sebagai dampak dari kebijakan ketat di sektor properti,

adanya upaya rebalancing perekonomian yang lebih diarahkan pada konsumsi, dan tingginya

Perkembangan Ekonomi Global

1B A B

1 Proyeksi Consensus Forecast Mei 2013 sebesar 2,9% yoy lebih rendah dibandingkan proyeksi Consensus Forecast Januari 2013 sebesar 3,4% yoy.

Page 18: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

6

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

utang pemerintah daerah yang diperkirakan membatasi ekspansi. Resiliensi perekonomian

ASEAN akan menghadapi tantangan sejalan dengan masih lemahnya ekonomi global khususnya

negara-negara yang tergantung pada penerimaan ekspor dan meningkatnya risiko financial

imbalances. Selain itu, negara ASEAN juga dihadapkan pada meningkatnya ekspektasi inflasi

akibat masih tingginya permintaan domestik, peningkatan upah minimum, serta perkiraan

pengurangan subsidi BBM.

Beberapa kejadian penting di perekonomian global terkini semakin mengkonfirmasi

sulitnya upaya pemulihan ekonomi di negara maju. Budget sequestration di AS dan berlarut-

larutnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro yang dikhawatirkan kian memperlemah daya

tahan ekonomi kawasan terutama negara periferal dipastikan menahan proses pemulihan di

AS dan Kawasan Euro. Namun demikian, kebijakan stimulus fiskal dan moneter agresif yang

ditempuh Jepang (dikenal sebagai kebijakan Abenomics) memberikan sedikit harapan akan

adanya sedikit perbaikan pada ekonomi Jepang. Di tengah permasalahan fundamental dan

masih tingginya ketidakpastian di negara maju, pertumbuhan ekonomi di negara maju diprediksi

belum akan meningkat signifikan meski risiko di pasar keuangan mulai menurun. Dengan

demikian, motor utama pertumbuhan ekonomi global bertumpu pada negara emerging. Namun

tantangan yang dihadapi negara emerging dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya

meningkat.

Di pasar keuangan, risiko dan keketatan pasar keuangan global pada TW1-13 terus

menurun dan pasar keuangan masih menunjukan kinerja positif. Langkah yang telah diambil

oleh para pemimpin Eropa dalam mengatasi krisis melalui austerity program dan sejumlah

langkah kebijakan bank sentral AS (QE3), Kawasan Euro (OMT), dan otoritas Jepang (melalui

kebijakan Abenomics) untuk sementara dapat menahan pemburukan di pasar keuangan.

Langkah otoritas di negara maju tersebut memberi sentimen positif kinerja bursa dunia. Yield

obligasi AS, Kawasan Eropa dan Jepang yang di triwulan laporan juga cenderung menurun. Di

periode yang sama perilaku risk aversion investor terus menurun. Di negara emerging, kinerja

bursa saham Asia terutama ASEAN juga menunjukkan kinerja positif. Hal ini diperkirakan

sebagai dampak dari sentimen positif di bursa saham global ditambah dengan kondisi

fundamental ekonomi emerging yang masih dianggap relatif kuat. Selain itu, imbal hasil negara

ASEAN yang tergolong masih cukup tinggi semakin mendorong risk appetite investor sehingga

mendorong naik portfolio investment di kawasan tersebut. Kinerja positif yang dialami oleh

bursa saham global pada gilirannya mendorong berlanjutnya tren apresiasi mata uang dunia

terhadap USD terutama di negara emerging. Berbagai perkembangan positif di pasar keuangan

global tersebut menurunkan risiko baik di pasar keuangan di negara maju maupun di negara

emerging.

Page 19: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

7

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

A. PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

DAN REGIONAL

Penurunan aktivitas ekonomi mulai

tertahan memasuki triwulan awal 2013

Ekonomi global masih relatifEkonomi global masih relatifEkonomi global masih relatifEkonomi global masih relatifEkonomi global masih relatif

lemah pada triwulan awal 2013 danlemah pada triwulan awal 2013 danlemah pada triwulan awal 2013 danlemah pada triwulan awal 2013 danlemah pada triwulan awal 2013 dan

diperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah dari

proyeksi CF Januari 2013.proyeksi CF Januari 2013.proyeksi CF Januari 2013.proyeksi CF Januari 2013.proyeksi CF Januari 2013. PDB dunia

diperkirakan tumbuh 2,9% yoy pada TW1-13,

sama dengan triwulan sebelumnya dan lebih

rendah dari proyeksi sebelumnya (proyeksi CF

Januari 2013 sebesar 3,2% yoy) (Grafik 1.1

dan Tabel 1.8). Penopang utama ekonomi

dunia tersebut diperkirakan masih didorong

oleh ekonomi negara emerging. Pada periode

laporan, ekonomi negara maju diperkirakan

tumbuh 0,8% yoy, sama dengan triwulan

sebelumnya. Ekonomi AS diperkirakan

tumbuh 1,8% yoy pada TW1-13. Sebaliknya

ekonomi di Kawasan Euro pada periode yang

sama terkontraksi kian dalam (minus 1,0%

yoy). Seluruh negara inti Kawasan Euro

mengalami kontraksi termasuk Jerman.

Berbeda dengan Kawasan Euro, optimisme

ekonomi Inggris sedikit meningkat dan pada

TW1-13 Inggris berhasil menghindari ‘triple-

dip-recession’. Sementara ekonomi Jepang

meski lebih rendah dari TW4 2012, tumbuh

0,2% yoy pada TW1-13 jauh di atas perkiraan

sejalan dengan komitmen pemerintah dan

bank sentral untuk melakukan kebijakan fiskal

dan moneter yang agresif (Abenomics).

Ekonomi AS pada TW1-13Ekonomi AS pada TW1-13Ekonomi AS pada TW1-13Ekonomi AS pada TW1-13Ekonomi AS pada TW1-13

diperkirakan masih lemahdiperkirakan masih lemahdiperkirakan masih lemahdiperkirakan masih lemahdiperkirakan masih lemah. Data PDB AS

terkini mengindikasikan ekonomi AS di TW1-

13 tumbuh 1,8% yoy, dari 1,7% yoy di TW4

2012. Walaupun lebih tinggi dari periode

sebelumnya, realisasi PDB AS tersebut lebih

rendah dari prediksi Consensus Forecast April

2013 (1,9% yoy). Permintaan domestik masih

menjadi penopang utama pertumbuhan

ekonomi di tengah melemahnya permintaan

dunia serta masih rentannya kepercayaan

masyarakat dan investor. Kondisi ini

berdampak pada masih relatif lemahnya

aktivitas investasi dan turunnya aktivitas

Grafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB DuniaGrafik 1.1 PDB Dunia Grafik 1.2 PDB KawasanGrafik 1.2 PDB KawasanGrafik 1.2 PDB KawasanGrafik 1.2 PDB KawasanGrafik 1.2 PDB Kawasan

������

�����

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

� � � � � � � � � � � � � �

�� �

�����������

�����������������

������������������

������

�����

��

��

��

��

�� ����� ���!��� ������ ���"��#����� ���! #�$

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � � � � � � � � � � �

������������������

Page 20: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

8

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

ekspor. Meskipun PDB TW1-13

mengindikasikan perbaikan, ekonomi AS

masih relatif rentan dan belum stabil serta

proses pemulihan ekonomi AS masih diliputi

ketidakpastian yang tinggi. Permasalahan

fiskal yang struktural dan adanya pemotongan

otomatis belanja pemerintah AS (dikenal

sebagai budget sequestration) merupakan

faktor utama yang diperkirakan dapat

mengganggu proses pemulihan ekonomi AS.

Selain itu, sektor perumahan menunjukkan

perkembangan yang belum stabil. Walaupun

indikator sektor tenaga kerja sedikit membaik,

sejumlah indikator penuntun konsumsi dan

investasi masih lemah. Hal ini dapat dijadikan

indikasi aktivitas ekonomi ke depan masih

relatif rentan dengan ketidakpastian yang

masih tinggi. Masih rentannya ekonomi AS

tersebut tercermin dari pergerakan indikator

penuntun konsumsi yang bergerak mixed dan

masih belum stabil. Kondisi itu mencerminkan

lemahnya daya beli masyarakat sehingga

konsumen lebih berhati-hati dalam

membelanjakan uangnya. Selain itu, imbas

dari kenaikan PPh dan pemotongan anggaran

(budget sequestration) juga diperkirakan

berdampak pada aktivitas konsumsi domestik.

Ekonomi Kawasan Euro padaEkonomi Kawasan Euro padaEkonomi Kawasan Euro padaEkonomi Kawasan Euro padaEkonomi Kawasan Euro pada

triwulan awal 2013 kian terkontraksi.triwulan awal 2013 kian terkontraksi.triwulan awal 2013 kian terkontraksi.triwulan awal 2013 kian terkontraksi.triwulan awal 2013 kian terkontraksi.

PDB di TW1-13 tumbuh sebesar minus 1,0%

yoy, dari minus 0,9% yoy triwulan sebelumnya.

Penurunan PDB diperkirakan terjadi di semua

negara di kawasan termasuk negara inti Euro

yang selama ini menjadi penopang ekonomi

kawasan. Bahkan ekonomi Jerman pada

periode laporan untuk pertama kalinya

mengalami kontraksi menyusul negara inti

Euro lainnya. Seluruh komponen PDB

diperkirakan mengalami kontraksi selama

TW1-13. Ekonomi kawasan masih relatif

rentan dan lemah di tengah terbatasnya

pengeluaran masyarakat, tingginya angka

pengangguran, rentannya sektor keuangan

dan permasalahan fiskal, serta adanya

ketidakpastian politik di beberapa negara

kawasan. Kondisi sektor tenaga kerja terus

meburuk sehingga berdampak pada

menurunnya daya beli masyarakat yang pada

akhirnya mempengaruhi penurunan konsumsi

masyarakat. Sejalan dengan hal itu, aktivitas

investasi juga menurun dampak dari

meningkatnya ketidakpastian dan sentimen

negatif pelaku usaha dan menurunnya

aktivitas ekonomi negara di Kawasan Euro dan

global. Di sisi lain, ruang stimulus fiskal yang

sangat terbatas, austerity measures yang

diterapkan oleh sejumlah negara kawasan

guna mengatasi permasalahan utang dan

prospek ekonomi kawasan yang terus

memburuk juga turut membatasi daya beli

masyarakat dan pengeluaran pemerintah.

Sejalan dengan menurunnya aktivitas

ekonomi dan perdagangan intra kawasan,

kinerja ekspor kawasan juga diperkirakan

masih lemah.

Page 21: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

9

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

PDB Jepang pada TW1-13PDB Jepang pada TW1-13PDB Jepang pada TW1-13PDB Jepang pada TW1-13PDB Jepang pada TW1-13

mengindikasikan ekonomi Jepang tidakmengindikasikan ekonomi Jepang tidakmengindikasikan ekonomi Jepang tidakmengindikasikan ekonomi Jepang tidakmengindikasikan ekonomi Jepang tidak

seburuk perkiraan sebelumnya meskiseburuk perkiraan sebelumnya meskiseburuk perkiraan sebelumnya meskiseburuk perkiraan sebelumnya meskiseburuk perkiraan sebelumnya meski

lebih rendah dari triwulan sebelumnyalebih rendah dari triwulan sebelumnyalebih rendah dari triwulan sebelumnyalebih rendah dari triwulan sebelumnyalebih rendah dari triwulan sebelumnya.

PDB Jepang tercatat tumbuh sebesar 0,2% yoy

pada TW1-13, dari 0,4% yoy triwulan

sebelumnya. Penurunan PDB tersebut

diperkirakan sebagai dampak dari lemahnya

kinerja investasi dan kinerja sektor eksternal

yang masih berada di zona kontraksi pada

periode laporan. Meski menurun, PDB TW1-

13 tersebut jauh lebih baik dari proyeksi

consensus forecast Mei 2013 (tumbuh hanya

sebesar minus 0,5% yoy). Hal ini diperkirakan

sejalan dengan komitmen pemerintah dan

bank sentral untuk melakukan kebijakan fiskal

dan moneter yang agresif (Abenomics).

Walaupun rilis PDB di TW1-13 tersebut

mengindikasikan bahwa terdapat sinyal dan

respon positif terhadap langkah kebijakan

yang telah ditempuh oleh otoritas terkait,

tantangan ekonomi kedepan masih tinggi.

Sejumlah indikator penuntun investasi,

konsumsi dan sektor tenaga kerja masih belum

stabil. mengindikasikan ketidakpastian

perbaikan ekonomi Jepang masih relatif tinggi.

Selain itu, belum stabilnya ekspektasi

konsumen dikhawatirkan dapat berimbas

lebih lanjut pada tertahannya pertumbuhan

ekonomi Jepang serta tidak tercapainya target

inflasi.

Ekonomi negara emerging masih tumbuh

solid dan menjadi penopang ekonomi

global

Kinerja ekonomi negaraKinerja ekonomi negaraKinerja ekonomi negaraKinerja ekonomi negaraKinerja ekonomi negara

emerging relatif masih solid pada TW1emerging relatif masih solid pada TW1emerging relatif masih solid pada TW1emerging relatif masih solid pada TW1emerging relatif masih solid pada TW1

2013 meski tidak setinggi prediksi2013 meski tidak setinggi prediksi2013 meski tidak setinggi prediksi2013 meski tidak setinggi prediksi2013 meski tidak setinggi prediksi

sebelumnyasebelumnyasebelumnyasebelumnyasebelumnya. PDB negara emerging

diprediksi tumbuh 5,4% yoy pada TW1 2013

dari 5,2% yoy pada TW4 2012 (Grafik 1.1 dan

Tabel 1.8). Adapun penopang utama ekonomi

negara emerging masih berasal dari negara

China (7,7% yoy) dan India (5,2% yoy).

Sementara negara ASEAN6 rata-rata masih

mampu mencatat pertumbuhan PDB di atas

4% yoy (kecuali Singapura), terutama

Indonesia (6,0% yoy). Secara umum, PDB

negara emerging masih ditopang oleh

Tabel 1.1 PDB Kawasan EuroTabel 1.1 PDB Kawasan EuroTabel 1.1 PDB Kawasan EuroTabel 1.1 PDB Kawasan EuroTabel 1.1 PDB Kawasan Euro

��������"��� %�%&'�(��)�� �*�� �� � �+���$� %��� ����,

���� ���� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

����������

-�)�)

������������� �������������� ���!���"#�

�.��.��.��.��.�

�/��/��/�

�.��.0�.1�.2�.2

�/��/��/�

�.��.��.��.��.�

�/��/��/�

�.��.��.���.���.,

�/��/��/�

�.2�.0�.���.���.1

�/��/��/�

��.,�.0��.���.���.�

�/��/��/�

��.2�.���.���.���.1

�/��/��/�

��.���.,��.���.,��.�

�2.,��.,�,.1

�.��.2�.1�.2�.0

�.��.��.�

��.,�.���.���.2��.�

��.���.,�.�

��.��.1�.���.���.�

��.��,.��.1

�.�,.��.0�.��.�

�0.���.��.�

���� ���"���3�����(����$ 4%�� ��#��)��

5���� (��%����4����6 �

Page 22: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

10

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

tingginya permintaan domestik di tengah

melemahnya permintaan negara maju yang

masih menekan ekspor negara emerging.

Selain itu, pertumbuhan negara emerging

banyak ditopang oleh kebijakan makro yang

kondusif. Meskipun masih mencatat

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, PDB

negara emerging Asia tersebut tidak setinggi

prediksi sebelumnya. Sejumlah indikator

penuntun investasi dan konsumsi

mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi

menurun selama TW1-2013. Pertumbuhan

indikator penjualan ritel selama triwulan

laporan cenderung menurun dan semakin

menjauhi rata-rata pertumbuhan selama

periode 2010-2012 (Tabel 1.2).

Sama halnya dengan indikatorSama halnya dengan indikatorSama halnya dengan indikatorSama halnya dengan indikatorSama halnya dengan indikator

penuntun konsumsi, indikator produksipenuntun konsumsi, indikator produksipenuntun konsumsi, indikator produksipenuntun konsumsi, indikator produksipenuntun konsumsi, indikator produksi

industri negara industri negara industri negara industri negara industri negara emergingemergingemergingemergingemerging cenderung cenderung cenderung cenderung cenderung

menurun dan masih berada di bawahmenurun dan masih berada di bawahmenurun dan masih berada di bawahmenurun dan masih berada di bawahmenurun dan masih berada di bawah

rata-rata periode 2010-2012rata-rata periode 2010-2012rata-rata periode 2010-2012rata-rata periode 2010-2012rata-rata periode 2010-2012. Bahkan

produksi industri di Korea, Singapura,

Malaysia, Meksiko, Argentina, dan Brazil

mengalami kontraksi selama dua bulan

terakhir di TW1-13 (Tabel 1.3). Investasi yang

terkontraksi semakin dalam pada periode

laporan di Korea juga diperkirakan akan

menjadi salah satu kendala dalam proses

pemulihan yang masih terus berjalan. Sejalan

dengan hal ini, indikator PMI di sebagian besar

negara emerging juga menurun sebagai

indikasi aktivitas investasi ke depan belum

akan meningkat signifikan. Namun demikian,

adanya penyelenggaraan piala dunia 2014

dan Olimpiade 2016 di Brazil diperkirakan

mampu mendorong aktivitas investasi Brazil

selama beberapa kurun waktu ke depan.

Tabel 1.2 Penjualan Ritel – Tabel 1.2 Penjualan Ritel – Tabel 1.2 Penjualan Ritel – Tabel 1.2 Penjualan Ritel – Tabel 1.2 Penjualan Ritel – EmergingEmergingEmergingEmergingEmerging Asia Asia Asia Asia Asia

$�% �& #�� ��� #� $'% $'� ��� (� �! ��� )� $�% �& #��*7 ��4�6 �&������ ���#���87� ���6+ � # ��&����) �&4�6��� �9 �%��������������������&'��%��9�7 $�������

(���������: %����� �/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)���%���6 ��%� / ����6��������%����%���������#������(���������: %���%����/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)��6����� 7�6 �����7���%����%���������#������

���� ���� *� �+�� �����+���������

-�)�)

��.0�0.���.1�.�

��.��.�2.2

��.1�0.�

��.��0.��.��0.�

��

0.2�

��.0

��2.��.��,

2.1�

�.��,.1��.�

�2.,��.�

����.��0.0,�.2�.�1.0

�2.��.��.0��.0��.1��.���.��2.���.�

��.1�.�2.,��.�2,.���.1��.2�0.���.�

��.2��.�,.,��.�,1.���.�,.,

�1.,��.�

��.��1.�2.��.0

�,.2�.�,.,

�1.��,.�

�,.��,.1�.�,.0

��.2��.�

���.���.���.�

�,.�0.2,.1��.1�0.0�2.��0.���.���.�

�,.01.�,.���.���.���.�,2.���.,��.�

�,.���.22.,�.0

��.�,�.0��.��.�

��.�

��.���.��.1�.�

��.��.���.���.0�2.�

�2.���.,,.�

10.0��.�

��2.,��.2��.�

��.���.��.,

�1.1�,.2��.11.�

��.��2.�

���.,2.��.,,.,

���.1��2.,�2.��0.�

Page 23: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

11

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Aktivitas perdagangan dunia cenderung

menurun

Sejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnya

kinerja perekonomian, aktivitaskinerja perekonomian, aktivitaskinerja perekonomian, aktivitaskinerja perekonomian, aktivitaskinerja perekonomian, aktivitas

perdagangan dunia terus menurunperdagangan dunia terus menurunperdagangan dunia terus menurunperdagangan dunia terus menurunperdagangan dunia terus menurun

selama TW1-13.selama TW1-13.selama TW1-13.selama TW1-13.selama TW1-13. Hal ini tercermin pada

indikator baltic dry index yang merupakan

indikator leading bagi aktivitas perdagangan

dunia yang masih berada di level rendah

(Grafik 1.3). Selain itu pertumbuhan ekspor

baik di negara maju dan negara berkembang

terus menurun dan jauh di bawah rata-rata

pertumbuhan selama periode 2010-2012.

Aktivitas ekspor di AS, Kawasan Euro, dan

Inggris relatif masih lemah (Grafik 1.4 dan

Tabel 1.4). Sebaliknya, ekspor di Jepang mulai

menunjukkan perbaikan meski masih belum

meningkat signifikan. Hal ini sejalan dengan

depresiasi nilai tukar Yen terutama pasca

diumumkannya kebijakan Abenomics.

Tabel 1.3 Produksi Industri – Tabel 1.3 Produksi Industri – Tabel 1.3 Produksi Industri – Tabel 1.3 Produksi Industri – Tabel 1.3 Produksi Industri – EmergingEmergingEmergingEmergingEmerging Asia Asia Asia Asia Asia

(��6�� �4�6� %� ��� �/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)���%���6 ��%� / ����6��������%����%���������#������(��6�� �4�6� %� �%����/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)��6����� 7�6 �����7���%����%���������#������

$�% �& #�� ��� #� $'% $'� ��� (� �! ��� )� $�% �& #��

�����������������

��������� ���� *� �+�� �

����+����

-�)�)

��.�2.��.�

�,.��.21.��.,�.�0.,

�.1�.2�,.��,.��.2

���.�

��

��.2�1.�

���.���.�

��2.�

��

��.�0.0�.�

��.��.22.�

��

��.,��.���.��.�

�,.�2.,,.2

��.��.�

��.���.��.��.�

��.,�.�0.�

��.0�.�

1.��.���.1

�2,�.��2.1�.01.��.1

1.���.0��.��,.�

��2.10.�2.�,.1�.�

�.1�.���.���.�

���.��.��.���.�,.�

1.���.���.,�.��2.2�.2�.,��.��.�

1.2��.��.�0.0�1.��.1�.,�.12.�

1.��.2,.��.��.���.10.1,.��.1

1.,��.,��.���.1�.��.�,.2�.0,.�

��.1��.��.2�,.���.��,.2�.1��.��.�

��.,

�2.,��.��,.,��.�1.�

��.���.2

��.��,.����

���.��.,�.��.,

���.�

*7 ��4�6 ������� ���#���87� ���6+ � # ������) �4�6��� �9 �%���

Grafik 1.3 Baltic Dry IndexGrafik 1.3 Baltic Dry IndexGrafik 1.3 Baltic Dry IndexGrafik 1.3 Baltic Dry IndexGrafik 1.3 Baltic Dry Index Grafik 1.4 Ekspor Negara MajuGrafik 1.4 Ekspor Negara MajuGrafik 1.4 Ekspor Negara MajuGrafik 1.4 Ekspor Negara MajuGrafik 1.4 Ekspor Negara Maju

"%,!�

����

����

����

����

�����

�����

���- ���� ���� ���� ���� ���� ����� , 2 0 1��� , 2 0 1�� � , 2 0 1��� , 2 0 1��� , 2 0 1��� , 2 0 1��� , 2

������������������

������

���

���

��

��

,�

��

2�

���� ���� ���� ����� , � 1 �� , � 1 �� , � 1 �� ,

!��� �� ���� ���"���4���� 3�#���

������������������

Page 24: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

12

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Di negara emerging, pelemahan

aktivitas ekonomi domestik di negara maju

semakin terasa selama TW1-13. Kinerja ekspor

negara emerging terus menurun dan semakin

menjauhi rata-rata pertumbuhan ekspor

selama periode 2010-2012 (Grafik 1.5 dan

Tabel 1.5). Penurunan aktivitas ekspor di

negara emerging tersebut terutama berasal

dari masih lemahnya permintaan dari mitra

dagang utama terutama dari negara maju.

Selain itu, cenderung terapresiasinya nilai

tukar di sejumlah negara emerging

diperkirakan mempengaruhi daya saing

ekspor. Di sisi lain, kinerja ekspor India berhasil

terlepas dari zona kontraksi dan tumbuh

sebesar 3% yoy. Meningkatnya kinerja ekspor

India tersebut terutama disebabkan low base

effect dan perpanjangan waktu berlakunya

insentif pemerintah bagi para eksportir.

Tabel 1.4 Ekspor Negara MajuTabel 1.4 Ekspor Negara MajuTabel 1.4 Ekspor Negara MajuTabel 1.4 Ekspor Negara MajuTabel 1.4 Ekspor Negara Maju

$�% �& #�� ��� #� $'% $'� ��� (� �! ��� )� $�% �& #�������

���� ���� *� �+�� �����+����

-�)�)

�����������������;�*"4*

��.��,.���.���.��,.��1.��.�0.�0.,

��.��.���.�2.���.,�1.���.,�.,,.�

,.���.���.2��.��.�0.���.��.2,.0

,.�2.��.1��.��0.���.��,.��.,��.�

2.��,.��0.���.1�.22.���.���.���.�

,.,2.,2.1

���.11.���.��,.1�1.�

�.1��.2��.1�2.��0.�,�.���.���.�

���.,

,.,�.��.1�.��.�

��.���.���.�

���.�

�.2��.���.20.�

��.���.1��.��0.�

��,.�

�.���.��2.�

��1.�

��.��.��2.,�,.�

0.2��.��1.2�2.���.��0.���.2��.,�.�

�.��.�,.�,.�

��.��2.��.,2.���.�

,.1�.�1.�0.��.�2.���.���.,�.�

�.��.22.1,.�

��.�,.2�.��.���.,

�.���.1�,.��,.���.���.���.���.22.�

�.,��.��2.2��.��.01.,�.���.�2.,

"� #����� �/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)���%���6 ��%� / ����6��������%����%���������#������"� #���%����/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)��6����� 7�6 �����7���%����%���������#������

!��� ������ ���"������3��������(����$ ���4%�� �����#��)��4���� 3�#���!� %��� �

Grafik 1.5 Ekspor Negara EmergingGrafik 1.5 Ekspor Negara EmergingGrafik 1.5 Ekspor Negara EmergingGrafik 1.5 Ekspor Negara EmergingGrafik 1.5 Ekspor Negara Emerging

������

�,�

���

���

��

��

,�

��

2�

��

���� ���� ���� ����� , � 1 �� , � 1 �� , � 1 �� ,

*7 ��

4�6 �

�����

���< �

������������������

������

�,�

���

���

��

��

,�

��

2�

��

0�

���� ���� ���� ����� , � 1 �� , � 1 �� , � 1 �� ,

4�6��� � ����) � + � # ��� ���#��� 87� ���6 9 �%���

������������������

Page 25: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

13

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Tekanan inflasi di negara maju cenderung

menurun

Inflasi dunia masih relatifInflasi dunia masih relatifInflasi dunia masih relatifInflasi dunia masih relatifInflasi dunia masih relatif

terkendali selama triwulan pertamaterkendali selama triwulan pertamaterkendali selama triwulan pertamaterkendali selama triwulan pertamaterkendali selama triwulan pertama

20132013201320132013. Inflasi di negara maju menunjukkan

perkembangan yang menurun selama TW1-

13 dan masih dalam target masing-masing

bank sentral, kecuali Inggris. Inflasi negara

maju turun menjadi 1,9% yoy (triwulan

sebelumnya 2,3% yoy) (Tabel 1.6). Inflasi AS

dan Kawasan Euro menurun pada Maret

2013, masing-masing ke level 1,5% yoy dan

1,7% yoy seiring dengan menurunnya harga

energi dan masih lemahnya aktivitas ekonomi

domestik (Tabel 1.6). Sebaliknya inflasi Inggris

cenderung meningkat ke level 2,8% yoy pada

Tabel 1.5 Ekspor Negara Tabel 1.5 Ekspor Negara Tabel 1.5 Ekspor Negara Tabel 1.5 Ekspor Negara Tabel 1.5 Ekspor Negara EmergingEmergingEmergingEmergingEmerging

$�% �& #�� ��� #� $'% $'� ��� (� �! ��� )� $�% �& #��

�����������������;�*"4*

"� #����� �/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)���%���6 ��%� / ����6��������%����%���������#������"� #���%����/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)��6����� 7�6 �����7���%����%���������#������

��������� ���� *� �+�� �

����+����

-�)�)

��.�

�,.,��.���.��2.���.21.�

��.2��.���.,

��.�

0.��.��0.��.��.���.1

��,.���.��0.�

��.�

�.���.�

��1.���.�

��2.��0.0

��.,�1.�

��,.0

�2.�

��.���.1�.�

�2.���.0,.2

��.,��.���.�

��.�

�,.2��.�

��,.��,.0��.2�2.�

�1.1��.����.0

�.1

��.2,.1��.��0.�2.2�.,

�2.,�2.���.�

��.�

�.0�.��.�

��.��.��,.,

�1.��0.1��.0

1.�

�0.���.���.2��.���.��.�

�1.���.1���.�

�.0

���.���.�

���2.��1.���.2

���.0��.����.�

�.�

��,.���.0�.��,.1�.���.�

�0.�,.��2.�

��.,

��.2�.1��.2��.��.,,.,

���.��2.����.,

�2.,

��.0��.�,.�1.�

�1.0�.�

��.��2.��.�

�.1

�.2�2.��.2��.�0.���.�

��.,�2.��,.�

�.�

�2.���.2��.,�2.���.���.�

2.��,.��.�

��.,

�.���.���.��.�

��.��,.�

�.1�2.�0.0

��.�

��.��0.,��.���.0,.��.0

�.����.1

�.�

*7 ��

4�6 ������� ���#���87� ���6+ � # ������) �4�6��� �

9 �%������< �

Tabel 1.6 Inflasi Negara MajuTabel 1.6 Inflasi Negara MajuTabel 1.6 Inflasi Negara MajuTabel 1.6 Inflasi Negara MajuTabel 1.6 Inflasi Negara Maju

$�% �& #�� ��� #� $'% $'� ��� (� �! ��� )� $�% �& #�� ���� ����

�����������������&'��%��8� �����

-�)�)

��������� ���� *� �+�� �

���+������ �"%.����*� �+�� �

���+��

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

��,

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

��,

�.0

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

��.�

�.2

�.1

�.,

�.�

�.0

�.0

,.�

�.0

��.�

�.�

�.2

�.0

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

��.1

�.2

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

��.0

�.2

�.�

�.�

�.1

�.�

�.�

�.0

�.0

��.,

�.2

�.0

�.�

�.�

�.2

�.�

�.1

�.0

��.�

�.�

�.�

�.�

�.1

�.�

�.�

�.1

�.0

��.�

�.�

�.�

�.2

�.�

�.�

�.�

,.2

�.0

��.�

�.�

�.�

�.�

�.�

�.�

,.�

,.�

�.�

��.,

�.�

�.0

�.�

�.�

�.�

,.,

�.0

�.2

��.�

�.�

�.�

�.�

�.1

�.�

,.�

�.�

�.�

��.�

�.�

�.0

�.�

�.�

�.,

,.�

�.1

�.�

��.�

�.�

�.0

�.�

�.�

�.,

,.2

�.1

�.�

�.�

�.�

�.,

�.�

�.�

�.�

,.0

�.�

,.�

�.�

�.�

�.0

�.0

�.,

�.�

,.�

�.1

,.2

�.2

�.�

�.1

�.0

�.2

�.2

,.�

�.�

,.�

�.,

�.�

�.1

�.0

�.,

�.�

,.�

�.�

,.�

�.�

�.�

!��� ��

���� ���"���

���3�����

���(����$

���4%�� �

����#��)��

4����

3�#���

!� %��� �&

4�=�� ��� �/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)���%���6 ��%� / ����6��������%����%���������#������4�=�� �%����/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)��6����� 7�6 �����7���%����%���������#������

Page 26: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

14

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

akhir TW1-13 dari 2,7% yoy di akhir TW4

2012. Namun, memasuki April 2013, tekanan

inflasi Inggris mereda sejalan dengan

menurunnya harga energi dan transportasi.

Di sisi lain, hingga akhir TW1-13 deflasi masih

mewarnai ekonomi Jepang (minus 0,9% yoy).

Ke depan, tekanan inflasi pada negara maju

diperkirakan masih relatif terkendali sejalan

dengan masih rendahnya harga komoditi dan

relatif lemahnya ekonomi dunia.

Inflasi di negara emerging cenderung

mixed dan relatif stabil di level tinggi

Berbeda dengan negara maju,Berbeda dengan negara maju,Berbeda dengan negara maju,Berbeda dengan negara maju,Berbeda dengan negara maju,

inflasi negara inflasi negara inflasi negara inflasi negara inflasi negara emergingemergingemergingemergingemerging cenderung cenderung cenderung cenderung cenderung

mixed dan relatif stabil di level tinggimixed dan relatif stabil di level tinggimixed dan relatif stabil di level tinggimixed dan relatif stabil di level tinggimixed dan relatif stabil di level tinggi

pada TW1-13pada TW1-13pada TW1-13pada TW1-13pada TW1-13. Inflasi negara emerging pada

triwulan laporan sebesar 5,2% yoy, tidak

berbeda dengan triwulan sebelumnya. Di

negara emerging Asia dan Amerika Latin, rata-

rata inflasi China, Malaysia, Brazil, Filipina, dan

Singapura selama TW1-13 cenderung

meningkat dibandingkan TW4 2012 namun

masih berada di dalam target (kecuali

Singapura, India dan Brazil sudah di atas/sama

dengan target). Adanya kendala distribusi

makanan dan bottle neck (India) serta kenaikan

biaya sewa di akhir tahun dan kenaikan tarif

CoE (Singapura) diperkirakan turut

berkontribusi menyebabkan inflasi di kedua

negara tersebut berada di level yang tinggi.

Selain itu, kenaikan harga pangan yang

persisten karena adanya faktor gangguan

cuaca yang mengganggu suplai bahan

makanan berdampak pada tingginya tekanan

inflasi di Brazil.

Sebaliknya, rata-rata inflasi India,Sebaliknya, rata-rata inflasi India,Sebaliknya, rata-rata inflasi India,Sebaliknya, rata-rata inflasi India,Sebaliknya, rata-rata inflasi India,

Korea, Thailand, dan Meksiko diKorea, Thailand, dan Meksiko diKorea, Thailand, dan Meksiko diKorea, Thailand, dan Meksiko diKorea, Thailand, dan Meksiko di

periode yang sama cenderungperiode yang sama cenderungperiode yang sama cenderungperiode yang sama cenderungperiode yang sama cenderung

menurun dibandingkan triwulanmenurun dibandingkan triwulanmenurun dibandingkan triwulanmenurun dibandingkan triwulanmenurun dibandingkan triwulan

sebelumnya dan masih di dalam targetsebelumnya dan masih di dalam targetsebelumnya dan masih di dalam targetsebelumnya dan masih di dalam targetsebelumnya dan masih di dalam target

(kecuali India sudah di atas target)(kecuali India sudah di atas target)(kecuali India sudah di atas target)(kecuali India sudah di atas target)(kecuali India sudah di atas target).

Faktor pendorong turunnya atau tertahannya

laju inflasi yaitu melemahnya tekanan inflasi

kelompok transportasi dan energi, imbas

lanjutan dari apresiasi nilai tukar yang

mempengaruhi biaya impor minyak,

menurunnya harga kelompok makanan dan

atau faktor base effect pasca Lunar Year, dan

tren apresiasi nilai tukar. Turunnya inflasi

kelompok makanan di Korea merupakan

imbas dari membaiknya supply produk

pertanian yang pada periode sebelumnya

terganggu akibat kerusakan yang terjadi di

sejumlah besar lahan pertanian. Selain itu,

berakhirnya perayaan imlek di sejumlah

negara emerging Asia diperkirakan juga turut

berkontribusi mendorong penurunan inflasi.

Ke depan negara emerging juga

dihadapkan pada meningkatnya ekspektasi

inflasi akibat masih tingginya permintaan

domestik, peningkatan upah minimum

(Malaysia dan Thailand), meningkatnya

pertumbuhan kredit (Thailand), serta perkiraan

pengurangan subsidi BBM di Malaysia

pascapemilu April 2013. Indikasi

meningkatnya ekspektasi inflasi juga

tercermin pada tren peningkatan spread

Page 27: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

15

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

antara obligasi pemerintah jangka Panjang (10

tahun) dan obligasi jangka pendek (2 tahun)

seperti di negara India, Singapura, Thailand,

dan Meksiko.

Risiko di pasar keuangan global menurun

namun ketidakpastian masih tinggi

Risiko dan keketatan pasarRisiko dan keketatan pasarRisiko dan keketatan pasarRisiko dan keketatan pasarRisiko dan keketatan pasar

keuangan global pada triwulankeuangan global pada triwulankeuangan global pada triwulankeuangan global pada triwulankeuangan global pada triwulan

pertama 2013 terus menurun danpertama 2013 terus menurun danpertama 2013 terus menurun danpertama 2013 terus menurun danpertama 2013 terus menurun dan

pasar keuangan masih menunjukanpasar keuangan masih menunjukanpasar keuangan masih menunjukanpasar keuangan masih menunjukanpasar keuangan masih menunjukan

kinerja positifkinerja positifkinerja positifkinerja positifkinerja positif. Langkah otoritas di negara

maju yang terus mengeluarkan kebijakan

akomodatif dan kebijakan Abenomics Jepang

memberi sentimen positif kinerja bursa dunia.

Indeks Dow Jones (AS), Stoxx 50 (Eropa), dan

Nikkei 225 (Jepang) di triwulan tercatat

mengalami kinerja di atas periode sebelumnya

meski risiko kerentanan di AS, Kawasan Eropa,

dan Jepang masih tinggi. Hal itu tercermin pula

dari yield obligasi AS, Kawasan Eropa dan

Jepang yang di triwulan laporan cenderung

menurun.

Memasuki TW1-13 prilaku Memasuki TW1-13 prilaku Memasuki TW1-13 prilaku Memasuki TW1-13 prilaku Memasuki TW1-13 prilaku riskriskriskriskrisk

aversionaversionaversionaversionaversion investor terus menurun investor terus menurun investor terus menurun investor terus menurun investor terus menurun.

Meskipun keberhasilan kebijakan QE di negara

maju masih dipertanyakan dampaknya dalam

mendorong kinerja ekonomi domestik,

sentimen positif investor masih relatif terjaga.

Langkah yang telah diambil oleh para

pemimpin Eropa dalam mengatasi krisis

melalui austerity program dan sejumlah

langkah kebijakan bank sentral AS (QE3),

Kawasan Euro (OMT), dan otoritas Jepang

(melalui kebijakan Abenomics) untuk

sementara dapat menahan pemburukan di

pasar keuangan.

Tabel 1.7 Inflasi Negara Tabel 1.7 Inflasi Negara Tabel 1.7 Inflasi Negara Tabel 1.7 Inflasi Negara Tabel 1.7 Inflasi Negara EmergingEmergingEmergingEmergingEmerging

$�% �& #�� ��� #� $'% $'� ��� (� �! ��� )� $�% �& #�� ���� ����

�����������������&'�4�6 ��������������6�%��>(4;�&&'�8����%� �=�� ���������������%����%�����2�����

���� �"%.����

-�)�)

����� ���� ���� *� �+�� ����+��

*� �+�� ����+��

�.�

2�2;2

���

�;2�,;2

,�2

,�2

�;2�,

,;2�2;2

?��

���

1.,

�;2��;2

,.2

2�2;2

�;2�,;2

�;2�,;2

,�2

,�2

��,

,;2�2;2

�.�

,.�

1.,

�;2��;2

�.�

�.1

�.�

�.�

,.�

,.�

�.2

2.,

�.1

,.0

��.�

�.�

�.�

0.,

�.0

�.�

,.�

�.1

�.,

�.�

0.�

�.�

��.2

2.�

�.�

�.�

�.,

,.2

�.0

,.�

�.�

2.1

�.�

�.,

��.�

�.�

,.�

0.,

�.�

�.1

,.�

,.�

�.2

2.,

0.�

,.�

��.�

�.,

�.�

0.,

�.2

,.�

,.�

,.�

�.,

�.�

0.�

,.,

��.�

�.�

�.2

0.,

�.�

�.,

,.�

�.1

�.�

�.,

�.�

,.�

��.�

2.�

�.�

0.�

�.�

,.�

�.0

�.�

�.,

�.,

0.�

�.�

��.�

2.2

�.0

0.,

�.�

,.,

,.�

�.,

�.�

0.�

�.�

��.�

2.2

�.1

�.�

�.�

�.0

,.�

,.�

�.,

�.,

�.2

�.�

��.�

2.,

�.�

�.�

�.�

,.1

�.0

,.�

�.�

�.�

2.�

�.�

��.�

2.�

�.�

0.2

�.2

�.0

,.�

�.�

�.�

2.�

�.�

1.1

2.�

�.�

0.�

�.�

2.,

�.�

�.�

�.�

�.2

�.1

�.,

1.1

�.1

,.�

0.�

�.2

2

�.2

�.1

�.0

�.2

�.,

,.1

1.1

2.�

,.�

0.2

�.2

2.�

�.2

,.�

�.1

�.2

��.2

,.�

1.�

2.�

,.�

0.0

�.�

2.�

,.2

�.�

�.�

�.�

��.�

,.0

1.�

2.�

,.�

0.�

,.�

�.�

,.,

�.0

�.�

,.�

��.�

,.1

1.0

2.1

�.2

0.�

,.�

�.�

,.�

,.�

�.0

,.0

�0.,

�.�

1.0

�.�

*7 ��

4�6 �&

�����

� ���#���

87� ���6

+ � # ��

����) �

4�6��� �

9 �%���

��� ��

!����% ��&&

���< �

4�=�� ��� �/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)���%���6 ��%� / ����6��������%����%���������#������

4�=�� �%����/%�%�#�6�� �#�� �6�� �������)��6����� 7�6 �����7���%����%���������#������

Page 28: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

16

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Di negara Di negara Di negara Di negara Di negara emergingemergingemergingemergingemerging, selama, selama, selama, selama, selama

triwulan pertama 2013 kinerja bursatriwulan pertama 2013 kinerja bursatriwulan pertama 2013 kinerja bursatriwulan pertama 2013 kinerja bursatriwulan pertama 2013 kinerja bursa

saham Asia terutama ASEAN jugasaham Asia terutama ASEAN jugasaham Asia terutama ASEAN jugasaham Asia terutama ASEAN jugasaham Asia terutama ASEAN juga

menunjukkan kinerja positifmenunjukkan kinerja positifmenunjukkan kinerja positifmenunjukkan kinerja positifmenunjukkan kinerja positif. Hal ini

diperkirakan sebagai dampak dari sentimen

positif di bursa saham global ditambah

dengan kondisi fundamental ekonomi

emerging yang masih dianggap relatif kuat.

Selain itu, imbal hasil negara ASEAN yang

tergolong masih cukup tinggi semakin

mendorong risk appetite investor sehingga

mendorong naik portfolio investment di

kawasan tersebut.

Kinerja positif yang dialami olehKinerja positif yang dialami olehKinerja positif yang dialami olehKinerja positif yang dialami olehKinerja positif yang dialami oleh

bursa saham global pada gil irannyabursa saham global pada gil irannyabursa saham global pada gil irannyabursa saham global pada gil irannyabursa saham global pada gil irannya

mendorong berlanjutnya tren apresiasimendorong berlanjutnya tren apresiasimendorong berlanjutnya tren apresiasimendorong berlanjutnya tren apresiasimendorong berlanjutnya tren apresiasi

mata uang dunia terhadap USDmata uang dunia terhadap USDmata uang dunia terhadap USDmata uang dunia terhadap USDmata uang dunia terhadap USD. Hal

tersebut masih dipengaruhi oleh langkah

negara maju yang terus melanjutkan kebijakan

QE. Bahkan kebijakan Abenomics yang

diluncurkan otoritas Jepang pada TW1-13

semakin mendorong tren apresiasi nilai tukar

di negara emerging. Berbagai perkembangan

positif di pasar keuangan global tersebut pada

gilirannya menurunkan risiko baik di pasar

keuangan di negara maju maupun di negara

Grafik 1.6 Pasar Keuangan DuniaGrafik 1.6 Pasar Keuangan DuniaGrafik 1.6 Pasar Keuangan DuniaGrafik 1.6 Pasar Keuangan DuniaGrafik 1.6 Pasar Keuangan Dunia

"%,!�

0�

��

1�

���

���

���

�,�

���

��

�2�

������������������

��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ������/ ���- ���� ���� ���� ���� ���� ����

@�/@":3(5

@":/@�

"%,!�

0�

��

1�

���

���

���

�,�

���

������A>��'*7 ���A:�� �� '

4�6 ��A:�#��'

��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ������/ ���- ���� ���� ���� ���� ����

������������������

"%,!�

������������������

��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ��� 3�� ��# � ������/ ���- ���� ���� ���� ���� ���� ����

0�

��

1�

���

���

���

�,�

���

�2�+ � # ���A(� �'� ���#����A������ ���#���'

87� ���6�A��%7'

����) ��A: ��� %'4�6��� ��A:�# �7'

Page 29: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

17

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

emerging. Penurunan risiko di pasar

keuangan tercermin pada pergerakan CDS

yang mengindikasikan menurunnya risiko.

Ke depan, ketidakpastian diKe depan, ketidakpastian diKe depan, ketidakpastian diKe depan, ketidakpastian diKe depan, ketidakpastian di

pasar keuangan global diperkirakanpasar keuangan global diperkirakanpasar keuangan global diperkirakanpasar keuangan global diperkirakanpasar keuangan global diperkirakan

masih tinggi terutama di negara majumasih tinggi terutama di negara majumasih tinggi terutama di negara majumasih tinggi terutama di negara majumasih tinggi terutama di negara maju.

Permasalahan fundamental ekonomi negara

maju yang jauh dari selesai, penyelesaian

permasalahan fiskal di AS yang masih penuh

ketidakpastian dan rentannya kondisi

perekonomian di Kawasan Euro diperkirakan

masih mewarnai sentimen negatif investor

dan potensi gejolak pasar keuangan global

diperkirakan masih akan terus berlanjut.

Perekonomian AS yang masih rentan dan

belum stabil, masalah krisis utang di Eropa

yang masih belum ditangani dengan baik

diperkirakan masih menyebabkan pasar

keuangan global bergerak volatile. Di sisi lain,

kondisi perekonomian negara periferal Euro

yang terus menurun (diantaranya kondisi

Cyprus dan Slovania) perlu diwaspadai karena

berpotensi dapat mengganggu kestabilan di

pasar keuangan global jika tidak mampu

diatasi dengan baik. Selain itu, langkah

otoritas negara maju menerapkan kebijakan

QE dalam kurun waktu yang cukup panjang

dikhawatirkan berpotensi menimbulkan

ketidakstabilan di pasar keuangan global.

Page 30: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

18

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Tab

el 1

.8 P

DB

Du

nia

Tab

el 1

.8 P

DB

Du

nia

Tab

el 1

.8 P

DB

Du

nia

Tab

el 1

.8 P

DB

Du

nia

Tab

el 1

.8 P

DB

Du

nia

TW

1T

W2

TW

3T

W4

TW

1T

W2

TW

3T

W4

TW

1T

W2

TW

3T

W4

Du

nia

*3,2

3,3

4,0

3,2

3,4

3,1

3,2

3,2

3,3

3,2

3,0

2,9

2,9

3,2

3,3

3,5

3,3

3,3

3,3

3,3

Ne

ga

ra

Ma

ju*

1,2

1,2

2,2

0,9

1,5

1,2

1,2

2,2

1,7

1,5

1,2

0,7

0,8

1,1

1,4

1,9

2,1

2,1

2,1

2,1

Ne

ga

ra

Em

erg

ing

*5,1

5,3

5,7

5,5

5,5

4,8

5,2

5,6

5,0

4,9

4,8

5,1

5,0

5,3

5,3

5,3

5,7

5,7

5,7

5,8

Ka

wa

sa

n A

me

rik

a*

2,4

2,3

0,9

2,4

2,6

2,4

2,3

0,7

2,5

2,4

2,6

2,0

2,3

2,3

2,2

2,5

0,4

0,7

0,8

0,9

AS

2,2

1,9

3,0

1,8

2,0

2,2

1,9

2,7

2,4

2,1

2,6

1,7

1,8

1,9

1,7

2,2

2,3

2,7

2,9

3,0

Canada

1,8

1,5

2,4

1,5

1,8

1,8

1,7

2,5

2,0

2,5

1,1

0,7

1,7

1,3

1,7

2,1

2,2

2,4

2,5

2,6

Am

erika L

ain

nya

3,0

3,4

-3,9

3,9

3,9

3,0

3,4

-3,9

3,0

3,0

3,0

3,0

3,4

3,4

3,4

3,4

-3,9

-3,9

-3,9

-3,9

Ka

wa

sa

n E

ro

pa

*0,4

0,7

1,8

0,8

1,1

0,5

0,6

1,7

0,7

0,4

0,4

0,2

0,4

0,7

0,7

1,2

1,6

1,8

1,8

1,9

Ka

wa

sa

n E

uro

-0,6

-0,3

1,1

-0,6

-0,1

-0,5

-0,5

0,9

-0,1

-0,5

-0,6

-0,9

-1,0

-0,5

-0,3

0,5

0,8

1,0

1,1

1,2

Jerm

an

0,9

0,6

1,5

0,5

0,7

0,7

0,6

1,6

1,2

1,0

0,9

0,4

-0,2

0,4

0,7

1,7

1,8

1,8

1,7

1,6

P

era

ncis

0,0

-0,1

0,9

-0,1

0,1

0,0

-0,2

0,7

0,3

0,1

0,1

-0,3

-0,4

-0,1

-0,1

0,4

0,6

0,8

0,9

1,0

Italia

-2,4

-1,5

0,5

-1,8

-0,9

-2,4

-1,4

0,4

-1,6

-2,6

-2,6

-2,8

-2,3

-1,2

-1,1

-0,4

-0,2

0,2

0,5

0,8

S

panyol

-1,4

-1,6

0,7

-2,2

-1,6

-1,4

-1,6

0,2

-0,7

-1,4

-1,6

-1,9

-2,0

-1,9

-1,6

-0,9

-0,3

0,2

0,5

0,8

Inggris

0,2

0,7

1,5

0,9

10,2

0,8

1,6

0,5

0,0

0,4

0,2

0,6

1,2

0,5

1,1

1,2

1,4

1,6

1,7

Ero

pa L

ain

nya

2,0

2,3

2,9

2,9

2,9

2,0

2,3

2,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,3

2,3

2,3

2,3

2,9

2,9

2,9

2,9

Ka

wa

sa

n A

sia

Pa

sif

ik*

5,0

5,3

5,7

5,1

5,4

5,2

5,3

5,7

5,4

5,4

4,7

5,1

4,8

5,2

5,6

5,4

6,0

5,7

5,7

5,6

Jepang

2,0

1,6

1,4

-0,6

0,7

2,0

1,4

1,5

3,4

3,9

0,4

0,5

0,2

0,4

2,1

2,9

3,2

1,1

0,5

0,0

Chin

a7,8

8,0

8,2

8,1

8,1

7,8

7,9

7,9

8,1

7,6

7,4

7,9

7,7

8,3

8,3

8,1

8,2

8,2

8,2

8,2

India

4,0

5,7

6,2

6,0

6,5

5,2

6,1

6,8

5,3

5,5

5,3

4,5

5,2

5,8

6,2

6,5

6,6

7,0

7,2

7,2

Kore

a2,0

2,8

3,9

2,2

3,2

2,0

2,8

3,6

2,8

2,4

1,6

1,5

1,5

2,5

3,5

3,9

4,2

3,8

3,7

3,3

Austr

alia

3,6

3,0

3,3

2,3

2,6

3,6

2,6

3,0

4,4

3,7

3,1

3,1

2,5

2,6

2,7

2,8

3,0

3,1

3,1

3,2

Sela

ndia

Baru

2,5

2,7

2,6

2,2

2,5

2,3

2,7

3,0

2,8

2,5

1,9

3,0

1,9

2,4

3,1

3,1

3,2

3,0

2,8

2,7

AS

EA

N*

5,7

5,5

5,5

5,1

5,3

5,6

5,4

5,6

4,4

5,3

4,9

8,1

4,9

5,3

5,6

5,3

5,6

5,5

5,5

5,6

AS

EA

N-6

*5,4

5,3

5,2

4,8

5,0

5,3

5,1

5,3

4,1

5,0

4,6

7,8

4,7

5,0

5,3

5,0

5,3

5,2

5,2

5,3

S

ingapura

1,3

2,0

5,1

1,4

2,7

1,3

2,2

3,7

1,5

2,3

0,0

1,5

-0,6

1,4

4,0

4,2

4,4

4,4

3,9

3,7

T

hailand

6,4

5,9

4,2

4,9

4,6

6,4

5,0

4,9

0,4

4,4

3,1

19,1

5,3

4,7

5,1

3,3

4,6

4,8

4,8

5,0

F

ilip

ina

6,6

6,0

5,5

5,1

5,7

6,6

6,1

5,9

6,3

6,0

7,2

6,8

5,9

6,2

6,2

6,2

6,2

5,8

5,6

5,5

M

ala

ysia

5,6

5,1

5,2

4,7

4,9

5,6

5,2

5,3

5,1

5,6

5,3

6,5

4,1

5,2

5,2

5,0

4,9

4,9

5,1

5,3

Indonesia

6,2

6,3

6,4

6,1

6,2

6,2

6,2

6,3

6,3

6,4

6,2

6,1

6,0

6,2

6,3

6,4

6,3

6,2

6,3

6,3

V

ietn

am

5,0

5,2

5,2

5,5

5,5

4,8

5,4

5,7

4,0

4,4

4,7

5,0

4,9

5,4

5,4

5,4

5,7

5,7

5,7

5,7

Asia

Pasifik

Lain

nya

3,3

3,2

4,0

3,6

3,6

3,3

3,2

4,0

3,3

3,3

3,3

3,3

3,2

3,2

3,2

2,0

4,0

4,0

4,0

4,0

Afr

ika

*3,9

4,4

4,9

4,4

4,4

3,9

4,4

4,9

3,9

3,9

3,9

3,9

4,4

4,4

4,4

4,4

4,9

4,9

4,9

4,9

Sum

ber:

Blo

om

berg

, W

EO

April 2013,

Consensus F

ore

cast

Mei 2013

Ket:

*)

Data

dio

lah b

erd

asark

an p

angsa P

PP

Inte

rnational C

om

parison P

rogra

m (

ICP

), D

esem

ber

2007

**)

Data

perk

iraan P

DB

dunia

, negara

maju

, negara

em

erg

ing d

an s

etiap k

aw

asan m

eru

pakan d

ata

com

posite y

ang d

iola

h b

erd

asark

an C

onsesus F

ore

cast

Mei 2013

***)

Sela

in A

S,

Canada,

Kaw

asan E

ropa,

Jerm

an,

Pera

ncis

, Italia,

Spanyol, Inggris,

Jepang,

Chin

a d

an India

menggunakan d

ata

berd

asark

an W

EO

Septe

mber

2011

E

= P

royeksi;

Ceta

k m

irin

g m

eru

pakan a

ngka r

ealisasi; D

ata

tahunan India

meru

pakan T

ahun F

iskal;

Ara

h p

anah m

enunju

kkan p

erb

andin

gan d

engan P

EK

KI edis

i sebelu

mnya

In

dia

menggunakan T

ahun F

iskal, a

ngka T

riw

ula

nan V

ietn

am

menggunakan a

ngka p

royeksi ta

hunan k

ecuali r

ealisasi

E

kspansi le

bih

besar

ata

u s

am

a d

engan R

ata

-Rata

Jangka P

anja

ng

Kontr

aksi yang m

ela

mbat

E

kspansi di baw

ah R

ata

-rata

Jangka P

anja

ng

Kontr

aksi sem

akin

dala

m a

tau t

eta

p

P

erb

edaan >

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i sebelu

mnya

Perb

edaan <

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i sebelu

mnya

% y

oy

Ne

ga

ra

/Ka

wa

sa

n

WE

O A

pril

2013

Pe

rkir

aa

n P

EK

KI

ed

isi

se

be

lum

ny

aC

on

se

nsu

s F

ore

ca

st

Me

i 2

01

3P

erk

ira

an

Co

nse

nsu

s F

ore

ca

st*

*

2013E

2012

2013E

2014E

TW

1-1

32

01

4E

2012

2013E

2014E

20

12

20

13

E

Page 31: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

19

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi GlobalTa

bel

1.9

In

flas

i D

un

iaTa

bel

1.9

In

flas

i D

un

iaTa

bel

1.9

In

flas

i D

un

iaTa

bel

1.9

In

flas

i D

un

iaTa

bel

1.9

In

flas

i D

un

ia

TW

1T

W2

TW

3T

W4

TW

1T

W2

TW

3T

W4

TW

1T

W2

TW

3T

W4

Du

nia

*4,0

3,9

3,9

3,7

3,8

4,9

4,0

3,7

4,3

4,1

3,8

3,9

3,8

3,8

3,8

3,8

3,7

3,8

3,8

3,8

Ne

ga

ra

M

aju

*2,0

1,7

1,9

2,1

2,2

3,4

2,5

1,9

3,0

2,4

2,3

2,3

1,9

2,1

2,1

2,1

2,1

2,4

2,3

2,3

Ne

ga

ra

E

me

rg

in

g*

4,7

4,5

4,4

5,1

5,0

6,6

5,4

5,0

5,5

5,5

5,1

5,2

5,2

5,1

5,2

5,0

5,1

4,9

2,7

2,8

Ka

wa

sa

n A

me

rika

*3,2

3,1

3,0

2,9

3,1

4,1

3,2

3,0

3,7

3,1

3,0

3,1

3,0

3,2

3,2

3,1

2,9

3,1

3,1

3,2

AS

2,1

1,8

1,7

1,6

1,9

3,1

2,1

1,6

2,8

1,9

1,7

1,9

1,7

1,9

1,9

1,8

1,7

2,0

2,0

2,1

Canada

1,5

1,5

1,8

1,6

1,8

2,9

1,5

1,4

2,3

1,6

1,2

0,9

0,9

1,1

1,5

1,8

1,9

1,9

1,9

2,0

Am

erika L

ain

nya

6,0

6,3

5,8

6,1

6,1

6,7

6,0

6,3

6,0

6,0

6,0

6,0

6,3

6,3

6,3

6,3

5,8

5,8

5,8

5,8

Ka

wa

sa

n E

ro

pa

*3,5

2,9

2,7

3,2

3,2

4,3

3,6

2,8

3,7

3,5

3,5

3,4

2,9

3,0

2,9

2,8

2,8

2,8

2,8

2,8

Ka

wa

sa

n E

uro

2,4

1,7

1,5

2,0

1,9

2,7

2,5

1,6

2,7

2,5

2,5

2,3

1,8

1,8

1,7

1,6

1,7

1,7

1,7

1,7

Jerm

an

2,1

1,6

1,7

1,9

1,9

2,3

2,0

1,6

2,2

1,9

2,0

2,0

1,5

1,8

1,8

1,9

2,1

2,1

2,1

2,1

P

era

ncis

2,0

1,6

1,5

1,5

1,5

2,1

2,0

1,2

2,3

2,0

2,0

1,5

1,1

1,2

1,3

1,4

1,7

1,7

1,7

1,7

Italia

3,3

2,0

1,4

2,2

2,0

2,9

3,0

1,7

3,5

3,6

3,4

2,7

2,1

1,8

2,0

2,0

2,0

1,9

1,7

1,7

S

panyol

2,4

1,9

1,5

3,0

2,3

3,2

2,4

1,8

2,0

2,0

2,8

3,1

2,6

2,4

1,7

1,2

1,4

1,5

1,5

1,5

Inggris

2,8

2,7

2,5

2,7

2,6

4,5

2,8

2,9

3,5

2,7

2,4

2,7

2,8

3,0

3,1

2,9

2,8

2,8

2,8

2,7

Ero

pa L

ain

nya

5,4

4,6

4,3

5,2

5,2

6,6

5,4

4,6

5,4

5,4

5,4

5,4

4,6

4,6

4,6

4,6

4,3

4,3

4,3

4,3

Ka

wa

sa

n A

sia

P

asifik*

4,4

4,7

4,9

4,2

4,2

5,5

4,4

4,3

4,7

4,6

4,1

4,2

4,4

4,4

4,5

4,6

4,4

4,6

4,5

4,6

Jepang

0,0

0,1

3,0

-0,5

-0,2

-0,3

0,0

0,0

0,3

0,1

-0,4

-0,2

-0,6

-0,1

0,2

0,3

0,3

2,2

2,3

2,3

Chin

a2,7

3,0

3,0

2,7

3,2

5,4

2,6

3,0

3,8

2,9

1,9

2,1

2,4

3,1

3,5

3,7

3,7

3,5

3,4

3,4

India

9,3

10,8

10,7

9,5

7,6

8,9

9,6

8,2

7,2

10,1

9,8

10,1

11,7

8,8

8,3

7,8

7,3

7,7

7,6

7,7

Kore

a2,2

2,4

2,9

2,0

2,6

4,0

2,2

2,1

3,0

2,4

1,6

1,7

1,4

2,3

2,7

2,9

2,9

2,8

2,8

2,7

Austr

alia

1,8

2,5

2,5

3,2

2,9

3,4

1,8

2,4

1,6

1,2

2,0

2,2

2,5

2,9

2,3

2,5

2,6

2,6

2,7

2,8

Sela

ndia

Baru

1,1

1,4

2,2

1,3

1,6

4,1

1,1

1,2

1,6

1,0

0,8

0,9

0,9

1,1

1,4

1,9

1,9

2,0

2,2

2,4

AS

EA

N*

4,0

4,5

4,5

4,3

4,5

5,9

4,0

4,4

4,6

4,0

3,7

3,8

4,2

4,3

4,3

4,4

4,5

4,5

4,5

4,5

AS

EA

N-6*

4,0

4,4

4,4

4,1

4,2

5,7

3,8

4,1

4,4

3,8

3,5

3,6

3,9

4,0

4,0

4,2

4,3

4,3

4,3

4,2

S

ingapura

4,6

4,0

3,4

3,9

3,8

5,2

4,6

3,4

4,9

5,2

4,2

4,0

4,0

3,6

3,6

3,5

3,3

3,0

2,9

2,7

T

hailand

3,0

3,0

3,4

3,4

3,3

3,8

3,0

3,0

3,4

2,5

2,9

3,2

3,1

3,4

3,2

3,4

3,5

3,5

3,5

3,5

P

hilip

ina

3,1

3,1

3,2

3,7

3,6

4,8

3,1

3,4

3,1

2,9

3,5

2,9

3,2

3,4

3,4

3,8

4,0

4,1

4,3

4,3

M

ala

ysia

1,7

2,2

2,4

1,7

2,3

3,2

1,7

2,3

2,3

1,7

1,4

1,3

1,5

2,0

2,4

2,7

2,7

2,9

3,2

3,2

Indonesia

4,3

5,6

5,6

5,0

5,3

5,4

4,3

5,6

3,7

4,5

4,5

4,4

5,3

5,2

5,1

5,3

5,2

5,2

5,0

5,0

V

ietn

am

9,1

8,8

8,0

8,5

8,5

18,6

9,1

7,4

16,0

8,6

5,6

7,0

6,9

7,4

7,4

7,4

8,1

8,1

8,1

8,1

Asia

Pasifik

Lain

nya

8,8

8,1

7,1

7,7

7,7

8,3

8,8

8,1

8,8

8,8

8,8

8,8

8,1

8,1

8,1

8,1

7,1

7,1

7,1

7,1

Afrika

*9,1

7,4

7,6

7,4

7,4

8,8

9,1

7,4

9,1

9,1

9,1

9,1

7,4

7,4

7,4

7,4

7,6

7,6

7,6

7,6

Sum

ber:

Blo

om

berg

, W

EO

April 2013,

Consensus F

ore

cast

Mei 2013

Ket:

*)

Data

dio

lah b

erd

asark

an p

angsa P

PP

Inte

rnational C

om

parison P

rogra

m (

ICP

), D

esem

ber

2007

**)

Data

perk

iraan Inflasi dunia

, negara

maju

, negara

em

erg

ing d

an s

etiap k

aw

asan m

eru

pakan d

ata

com

posite y

ang d

iola

h b

erd

asark

an C

onsesus F

ore

cast

Mei 2013

E

= P

royeksi;

Ceta

k m

irin

g m

eru

pakan a

ngka r

ealisasi; D

ata

tahunan India

meru

pakan T

ahun F

iskal;

Ara

h p

anah m

enunju

kkan p

erb

andin

gan d

engan P

EK

KI edis

i sebelu

mnya

In

dia

menggunakan T

ahun F

iskal, a

ngka T

riw

ula

nan V

ietn

am

menggunakan a

ngka p

royeksi ta

hunan k

ecuali r

ealisasi

E

kspansi le

bih

besar

ata

u s

am

a d

engan R

ata

-Rata

Jangka P

anja

ng

Kontr

aksi yang m

ela

mbat

E

kspansi di baw

ah R

ata

-rata

Jangka P

anja

ng

Kontr

aksi sem

akin

dala

m a

tau t

eta

p

P

erb

edaan >

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i sebelu

mnya

Perb

edaan <

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i sebelu

mnya

Ra

ta

-ra

ta

P

erio

de

%

yo

y

Ne

ga

ra

/K

aw

asa

n

WE

O A

pril 2012

Pe

rkira

an

P

EK

KI

ed

isi se

be

lu

mn

ya

Co

nse

nsu

s F

ore

ca

st

Me

i 2013

20

12

20

13

E2

01

4E

Pe

rkir

aa

n C

on

se

nsu

s F

ore

ca

st*

*

2012

2013E

2014E

TW

1-13

2013E

2011

2012E

2013E

Page 32: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

20

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

B. PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU

NEGARA

B.1 Negara Maju

B.1.1 Amerika SerikatB.1.1 Amerika SerikatB.1.1 Amerika SerikatB.1.1 Amerika SerikatB.1.1 Amerika Serikat

Ekonomi AS pada triwulanEkonomi AS pada triwulanEkonomi AS pada triwulanEkonomi AS pada triwulanEkonomi AS pada triwulan

pertama 2013 lebih rendah daripertama 2013 lebih rendah daripertama 2013 lebih rendah daripertama 2013 lebih rendah daripertama 2013 lebih rendah dari

perkiraanperkiraanperkiraanperkiraanperkiraan. PDB AS pada TW1-13 tumbuh

1,8% yoy, dari 1,7% yoy di TW4 2012.

Walaupun lebih tinggi dari periode

sebelumnya, realisasi PDB AS tersebut lebih

rendah dari prediksi Consensus Forecast April

2013 (1,9% yoy). Permintaan domestik

terutama konsumsi swasta merupakan

kontributor utama pertumbuhan ekonomi di

tengah melemahnya permintaan dunia serta

masih rentannya kepercayaan masyarakat dan

investor. Peningkatan pajak penghasilan

diperkirakan membatasi pengeluaran rumah

tangga. Kondisi ini berdampak pada masih

relatif lemahnya aktivitas investasi dan

turunnya aktivitas ekspor. Walaupun PDB

TW1-13 mengindikasikan perbaikan, ekonomi

AS masih relatif rentan dan belum stabil serta

proses pemulihan ekonomi AS masih diliputi

ketidakpastian yang tinggi.

Indikator penuntun konsumsiIndikator penuntun konsumsiIndikator penuntun konsumsiIndikator penuntun konsumsiIndikator penuntun konsumsi

bergerak bergerak bergerak bergerak bergerak mixedmixedmixedmixedmixed dan masih belum stabil, dan masih belum stabil, dan masih belum stabil, dan masih belum stabil, dan masih belum stabil,

mengindikasikan masih rentan danmengindikasikan masih rentan danmengindikasikan masih rentan danmengindikasikan masih rentan danmengindikasikan masih rentan dan

belum stabilnya ekonomi ASbelum stabilnya ekonomi ASbelum stabilnya ekonomi ASbelum stabilnya ekonomi ASbelum stabilnya ekonomi AS. Meski

menunjukkan perbaikan, sektor perumahan

mengindikasikan perkembangan yang belum

stabil. Di sektor tenaga kerja, tingkat

pengangguran AS kembali menurun ke level

7,5% di April 2013. Walaupun indikator sektor

tenaga kerja sedikit membaik, sejumlah

leading indikator investasi masih lemah. Hal

ini dapat dijadikan indikasi aktivitas ekonomi

ke depan masih penuh ketidakpastian. Seiring

dengan berkurangnya tekanan dari harga

energi dan masih lemahnya aktivitas ekonomi

domestik, tekanan inflasi menurun. Sementara

ekspektasi inflasi diperkirakan tetap stabil.

Defisit neraca perdagangan AS diDefisit neraca perdagangan AS diDefisit neraca perdagangan AS diDefisit neraca perdagangan AS diDefisit neraca perdagangan AS di

akhir TW1-13 menyempitakhir TW1-13 menyempitakhir TW1-13 menyempitakhir TW1-13 menyempitakhir TW1-13 menyempit. Ekspor di akhir

TW1-13 terkontraksi sebesar minus 0,2% yoy

sedangkan impor terkontraksi mencapai

minus 5,6% yoy. Berdasarkan mitra dagang

utamanya, penurunan terbesar terutama

terjadi pada impor dari China. Sedangkan

berdasarkan kategorinya, kontraksi terbesar

terutama pada kelompok capital goods,

Industrial supplies dan crude oil. Dengan

perkembangan tersebut, defisit neraca

perdagangan AS menyempit menjadi minus

USD38,82 milyar di akhir TW1-13, dari defisit

sebesar minus USD43,62 milyar periode

sebelumnya.

Ke depan, ekonomi ASKe depan, ekonomi ASKe depan, ekonomi ASKe depan, ekonomi ASKe depan, ekonomi AS

diperkirakan masih rentan dengandiperkirakan masih rentan dengandiperkirakan masih rentan dengandiperkirakan masih rentan dengandiperkirakan masih rentan dengan

ketidakpastian yang masih tinggiketidakpastian yang masih tinggiketidakpastian yang masih tinggiketidakpastian yang masih tinggiketidakpastian yang masih tinggi.

Permasalahan fiskal yang struktural dan

adanya pemotongan otomatis belanja

pemerintah AS (dikenal sebagai budget

sequestration) merupakan faktor utama yang

diperkirakan dapat mengganggu proses

pemulihan ekonomi AS. Masih rentannya

ekonomi AS tersebut tercermin dari

pergerakan indikator penuntun konsumsi

bergerak mixed dan masih belum stabil,

mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat

sehingga konsumen lebih berhati-hati dalam

Page 33: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

21

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

membelanjakan uangnya. Selain itu, imbas

dari kenaikan PPh dan pemotongan anggaran

(budget sequestration) juga diperkirakan

berdampak pada aktivitas konsumsi domestik.

Secara keseluruhan, beberapa potensi

‘downside risks’ ekonomi AS meliputi sbb.: i)

rentannya kondisi solvabilitas keuangan

Pemerintah AS, dampak budget sequestration

dan berlarut-larutnya pembahasan isu debt

ceiling; ii) rentannya sektor tenaga kerja dan

properti dapat berimbas pada pendapatan

masyarakat/pelaku usaha sehingga

mempengaruhi konsumsi dan investasi; dan

iii) penurunan ekonomi China yang lebih besar

dari perkiraan. Hal yang perlu menjadi

perhatian pemerintah AS adalah langkah

konkrit konsolidasi fiskal AS karena saat ini

AS sudah memasuki kondisi ‘debt trap’ yang

mengkhawatirkan.

Suku bunga kebijakan tetapSuku bunga kebijakan tetapSuku bunga kebijakan tetapSuku bunga kebijakan tetapSuku bunga kebijakan tetap

dipertahankan selama periode laporandipertahankan selama periode laporandipertahankan selama periode laporandipertahankan selama periode laporandipertahankan selama periode laporan.

Sebagai respon atas perkembangan tersebut,

pada pertemuan 1 Mei 2013, Fedres

memutuskan untuk tetap mempertahankan

suku bunga kebijakan di level 0-0,25%. Suku

bunga kebijakan tersebut akan terus

dipertahankan pada level tersebut setidaknya

selama tingkat pengangguran masih di atas

6,5%, laju inflasi selama 1-2 tahun ke depan

tidak melampaui dari 0,5% yoy dari target

inflasi jangka panjangnya sebesar 2% (atau

berada di kisaran 1,5-2,5% yoy) dan ekspektasi

inflasi jangka panjang tetap stabil. Selain

memutuskan untuk kembali mempertahankan

suku bunga kebijakan, FOMC juga

memutuskan untuk melanjutkan kebijakan

akomodatif sebagai berikut.:

- Melanjutkan pembelian Mortgage Back

Securities (MBS) sebesar $40 miliar

perbulan,

- Melanjutkan pembelian UST jangka

panjang sebesar $45 miliar per bulan dan

melanjutkan kebijakan roll-over

terhadap UST jatuh tempo melalui lelang,

- Mempertahankan kebijakan reinvestasi

dari nilai pokok surat berharga Agency

maupun Agency Mortgage Backed

Securities (MBS) yang jatuh tempo ke

dalam surat-surat berharga Agency MBS.

Kebijakan pembelian mortgage-backed

securities dan Treasury securities tersebut akan

terus dilakukan hingga outlook pasar tenaga

kerja mengalami perbaikan secara signifikan.

Hasil keputusan FOMC yang diselenggarakan

di Mei 2013 ini juga pada dasarnya tidak

berbeda signifikan dibandingkan dengan

FOMC yang diselenggarakan periode

sebelumnya. Namun, pada FOMC kali ini

terdapat indikasi bahwa Fedres kemungkinan

akan melakukan penyesuaian terhadap

magnitude dari program pembelian assetnya.

Selanjutnya, dalam rangka mengatasi

keterbatasan anggaran negara, Pemerintah AS

memangkas anggaran dan menaikkan pajak

bagi orang kaya menjadi 39,6% (sebelumnya

35%) bagi individu yg berpendapatan lebih

dari USD400,000 dan pendapatan pasangan

lebih dari USD450,000.

Ke depan, kebijakan yang bersifatKe depan, kebijakan yang bersifatKe depan, kebijakan yang bersifatKe depan, kebijakan yang bersifatKe depan, kebijakan yang bersifat

akomodatif ini, masih akan berlanjutakomodatif ini, masih akan berlanjutakomodatif ini, masih akan berlanjutakomodatif ini, masih akan berlanjutakomodatif ini, masih akan berlanjut

dengan penyesuaian pada dengan penyesuaian pada dengan penyesuaian pada dengan penyesuaian pada dengan penyesuaian pada magnitudemagnitudemagnitudemagnitudemagnitude

program pembelian aset sesuaiprogram pembelian aset sesuaiprogram pembelian aset sesuaiprogram pembelian aset sesuaiprogram pembelian aset sesuai

Page 34: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

22

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

dengan perkembangan data sektordengan perkembangan data sektordengan perkembangan data sektordengan perkembangan data sektordengan perkembangan data sektor

tenaga kerja dan trend inflasitenaga kerja dan trend inflasitenaga kerja dan trend inflasitenaga kerja dan trend inflasitenaga kerja dan trend inflasi. Langkah

menuju pengurangan pembelian aset

diperkirakan kecil kemungkinannya untuk

ditempuh dalam waktu dekat. Hal ini

mengingat penurunan tingkat pengangguran

dan perkembangan yang terjadi di pasar

tenaga kerja yang telah berlangsung selama

ini diperkirakan masih belum stabil.

B.1.2 Kawasan EuroB.1.2 Kawasan EuroB.1.2 Kawasan EuroB.1.2 Kawasan EuroB.1.2 Kawasan Euro

Penguatan kerangka integrasiPenguatan kerangka integrasiPenguatan kerangka integrasiPenguatan kerangka integrasiPenguatan kerangka integrasi

moneter sekaligus menjalankanmoneter sekaligus menjalankanmoneter sekaligus menjalankanmoneter sekaligus menjalankanmoneter sekaligus menjalankan

pemulihan ekonomi merupakanpemulihan ekonomi merupakanpemulihan ekonomi merupakanpemulihan ekonomi merupakanpemulihan ekonomi merupakan

pilihan yang sulit bagi kawasan Euro.pil ihan yang sulit bagi kawasan Euro.pil ihan yang sulit bagi kawasan Euro.pil ihan yang sulit bagi kawasan Euro.pil ihan yang sulit bagi kawasan Euro.

Opsi untuk tetap pada kesatuan mata uang

tunggal mengharuskan kawasan ini

melakukan pengetatan APBN sesuai dengan

kriteria Maastricht (maksimum 3% defisit

APBN dan 60% utang pemerintah terhadap

PDB). Kontraksi ekonomi pun harus diterima

sebagai konsekuensi.

Di TW1-13, PDB Kawasan EuroDi TW1-13, PDB Kawasan EuroDi TW1-13, PDB Kawasan EuroDi TW1-13, PDB Kawasan EuroDi TW1-13, PDB Kawasan Euro

terkontraksi 1% yoy yang merupakanterkontraksi 1% yoy yang merupakanterkontraksi 1% yoy yang merupakanterkontraksi 1% yoy yang merupakanterkontraksi 1% yoy yang merupakan

titik nadir sejak lima triwulan terakhir.titik nadir sejak lima triwulan terakhir.titik nadir sejak lima triwulan terakhir.titik nadir sejak lima triwulan terakhir.titik nadir sejak lima triwulan terakhir.

Kali ini pelemahan lebih disebabkan

terkontraksinya negara inti, Jerman minus

0,3% yoy dan Perancis minus 0,4% yoy. Di

periferal pelemahan terjadi di Portugal dan

Spanyol, sementara Yunani, Italia, dan Irlandia

pemburukan relatif tertahan. Dari distribusinya

pertumbuhan di TW1-13 relatif lebih

konvergen, menyiratkan adanya penyesuaian

sisi fundamental. Sebagai contoh, meskipun

tersamar, biaya tenaga kerja (labor cost) di

periferal relatif membaik, negara inti (Jerman)

meningkat sementara periferal cenderung

menurun.

Kontraksi pada TW1-13 ini padaKontraksi pada TW1-13 ini padaKontraksi pada TW1-13 ini padaKontraksi pada TW1-13 ini padaKontraksi pada TW1-13 ini pada

dasarnya telah tertangkap oleh dasarnya telah tertangkap oleh dasarnya telah tertangkap oleh dasarnya telah tertangkap oleh dasarnya telah tertangkap oleh leadingleadingleadingleadingleading

indikatorindikatorindikatorindikatorindikator yang terbit sebelumnya. yang terbit sebelumnya. yang terbit sebelumnya. yang terbit sebelumnya. yang terbit sebelumnya. Dari

sisi permintaan, penjualan ritel Maret 2013

masih terkontraksi 0,1% yoy, survei

purchasing manager index (PMI) juga tetap

melambat (< 50). Di sisi penawaran, kontraksi

juga terjadi pada produksi industri sebesar

1,7% yoy. Pelemahan di kedua sisi ini

kemudian terefleksi pada penurunan inflasi

dari 1,7% yoy di Maret 2013 ke 1,2% yoy

pada April 2012.

Selanjutnya, dengan penurunanSelanjutnya, dengan penurunanSelanjutnya, dengan penurunanSelanjutnya, dengan penurunanSelanjutnya, dengan penurunan

inflasi ruang manuver kebijakaninflasi ruang manuver kebijakaninflasi ruang manuver kebijakaninflasi ruang manuver kebijakaninflasi ruang manuver kebijakan

moneter menjadi semakin melebar.moneter menjadi semakin melebar.moneter menjadi semakin melebar.moneter menjadi semakin melebar.moneter menjadi semakin melebar. Di

tengah konsolidasi fiskal yang ketat, ECB

secara eksplisit mengkomunikasikan akan

terus melakukan kebijakan moneter

akomodatif untuk menopang stabilitas

keuangan dan ekonomi. Kebijakan longgar

ECB disinyalir mempunyai peranan sentral

dalam menjaga keutuhan sistem keuangan

Kawasan Euro. Sejalan dengan pelaksanaan

quantitative easing (QE), yield spread

pemerintah (10 tahun) cenderung menurun

dan indeks saham terus mengalami tren

positif. Meskipun demikian, tren tersebut

sempat terkoreksi pada awal Maret dan April

2013 akibat pecahnya krisis perbankan Cyprus

dan penurunan peringkat Slovania. Namun

tren perbaikan di sektor keuangan ini belum

diiringi dengan perbaikan di sektor riil.

Karenanya, pemerintah European Commission

Page 35: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

23

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

(EC) menggagas sumber pemulihan baru, yakni

melalui penguatan UMKM dalam skema

penjaminan kredit. Sebesar EUR1,1 miliar

dialokasikan program ini untuk 222.000

UMKM yang terutama tersebar di periferal

Kawasan Euro.

B.1.3 InggrisB.1.3 InggrisB.1.3 InggrisB.1.3 InggrisB.1.3 Inggris

Di tengah komitmen konsolidasiDi tengah komitmen konsolidasiDi tengah komitmen konsolidasiDi tengah komitmen konsolidasiDi tengah komitmen konsolidasi

fiskal, ekonomi Inggrisfiskal, ekonomi Inggrisfiskal, ekonomi Inggrisfiskal, ekonomi Inggrisfiskal, ekonomi Inggris

memperlihatkan sedikit optimisme dimemperlihatkan sedikit optimisme dimemperlihatkan sedikit optimisme dimemperlihatkan sedikit optimisme dimemperlihatkan sedikit optimisme di

TW1-13.TW1-13.TW1-13.TW1-13.TW1-13. Inggris berhasil menghindari ‘triple-

dip-recession’ setelah mencatatkan

pertumbuhan 0,6% yoy (0,3% qoq) pada

Maret 2013. Tiga triwulan sebelumnya

ekonomi negara tersebut tumbuh masing-

masing 0%, 0,4%, dan 0,2% yoy (minus

0,4%, 0,9% dan minus 0,3% qoq). Dengan

pertumbuhan di atas tiga triwulan

sebelumnya, Inggris diperkirakan mampu

menghindar dari tren penurunan PDB yang

terjadi sejak akhir 2012.

Pertumbuhan kali ini lebihPertumbuhan kali ini lebihPertumbuhan kali ini lebihPertumbuhan kali ini lebihPertumbuhan kali ini lebih

ditopang oleh perkembangan sektorditopang oleh perkembangan sektorditopang oleh perkembangan sektorditopang oleh perkembangan sektorditopang oleh perkembangan sektor

jasa-jasa yang meningkat 1,4% yoy,jasa-jasa yang meningkat 1,4% yoy,jasa-jasa yang meningkat 1,4% yoy,jasa-jasa yang meningkat 1,4% yoy,jasa-jasa yang meningkat 1,4% yoy,

(0,6% qoq).(0,6% qoq).(0,6% qoq).(0,6% qoq).(0,6% qoq). Kemajuan di sektor

penyumbang ¾ bagian dari PDB Inggris ini

selanjutnya juga dikonfirmasi oleh data

Purchasing Manager Index (PMI) sektor jasa-

jasa dengan nilai rata-rata TW1 sebesar 51,4

(PMI meningkat jika nilainya >50).

Indikator lainnya sepertiIndikator lainnya sepertiIndikator lainnya sepertiIndikator lainnya sepertiIndikator lainnya seperti

produksi industri dan tingkatproduksi industri dan tingkatproduksi industri dan tingkatproduksi industri dan tingkatproduksi industri dan tingkat

pengangguran turut menunjukkanpengangguran turut menunjukkanpengangguran turut menunjukkanpengangguran turut menunjukkanpengangguran turut menunjukkan

adanya sedikit perbaikan.adanya sedikit perbaikan.adanya sedikit perbaikan.adanya sedikit perbaikan.adanya sedikit perbaikan. Perlambatan

produksi industri tertahan dari minus 2,5%

yoy di Februari 2013 menjadi minus 1,7% yoy

di Maret 2013. Tingkat pengangguran di

Maret 2013 sedikit menurun menjadi 7,8%

dari 7,9%, namun menurut BPS Inggris

sepanjang TW 1 sebanyak 15.000 orang

keluar dari pekerjaannya. Tingkat upah pun

mengalami penurunan menjadi minus 0,7%

yoy pada bulan Maret 2013 dari 0,8% yoy

pada bulan sebelumnya. Merosotnya

komponen pembentuk harga ini kemudian

dapat berdampak postif untuk pengendalian

inflasi Bank of England (BoE).

Realisasi inflasi April 2013Realisasi inflasi April 2013Realisasi inflasi April 2013Realisasi inflasi April 2013Realisasi inflasi April 2013

ternyata melemah menjadi 2,4% yoyternyata melemah menjadi 2,4% yoyternyata melemah menjadi 2,4% yoyternyata melemah menjadi 2,4% yoyternyata melemah menjadi 2,4% yoy

dari 2,8% yoy pada bulan sebelumnya.dari 2,8% yoy pada bulan sebelumnya.dari 2,8% yoy pada bulan sebelumnya.dari 2,8% yoy pada bulan sebelumnya.dari 2,8% yoy pada bulan sebelumnya.

Angka tersebut lebih rendah dari ekspektasi

BoE sebesar 2,6% yoy. Faktor-faktor yang

melemahkan inflasi di antaranya adalah

menurunnya harga energi dan transportasi.

Inflasi inti sesuai ekspektasi BoE berada dalam

radar 2% yoy. Tekanan imported inflation juga

berkurang akibat apresiasi Pound TW1 yang

mencapai rata-rata 2,2%. BoE pun akan tetap

melakukan kebijakan stimulus moneter (QE)

dengan total GBP375 miliar.

Selanjutnya sebagai alternatif,Selanjutnya sebagai alternatif,Selanjutnya sebagai alternatif,Selanjutnya sebagai alternatif,Selanjutnya sebagai alternatif,

Inggris pun melakukan strategiInggris pun melakukan strategiInggris pun melakukan strategiInggris pun melakukan strategiInggris pun melakukan strategi

penguatan permodalan Usaha Mikropenguatan permodalan Usaha Mikropenguatan permodalan Usaha Mikropenguatan permodalan Usaha Mikropenguatan permodalan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM).Kecil dan Menengah (UMKM).Kecil dan Menengah (UMKM).Kecil dan Menengah (UMKM).Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam hal

ini Bank Sentral melakukan penyaluran kredit

langsung kepada bank komersial yang

memberikan kredit UMKM. Untuk setiap GBP

1 kredit UMKM yang disalurkan maka bank

tersebut berhak mendapatkan dana murah

dari GBP 10 di 2014 dan GBP 5 di 2015.

Page 36: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

24

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

B.1.4 JepangB.1.4 JepangB.1.4 JepangB.1.4 JepangB.1.4 Jepang

Seiring dengan diluncurkannyaSeiring dengan diluncurkannyaSeiring dengan diluncurkannyaSeiring dengan diluncurkannyaSeiring dengan diluncurkannya

program pemulihan ekonomi baru olehprogram pemulihan ekonomi baru olehprogram pemulihan ekonomi baru olehprogram pemulihan ekonomi baru olehprogram pemulihan ekonomi baru oleh

perdana menteri Abe di awal tahunperdana menteri Abe di awal tahunperdana menteri Abe di awal tahunperdana menteri Abe di awal tahunperdana menteri Abe di awal tahun

2013, ekonomi Jepang di periode2013, ekonomi Jepang di periode2013, ekonomi Jepang di periode2013, ekonomi Jepang di periode2013, ekonomi Jepang di periode

laporan menunjukkan ekspansi yanglaporan menunjukkan ekspansi yanglaporan menunjukkan ekspansi yanglaporan menunjukkan ekspansi yanglaporan menunjukkan ekspansi yang

positif. positif. positif. positif. positif. Hal ini tercermin dari rilis data PDB

terkini yang mengindikasikan ekonomi

Jepang masih tumbuh positif sebesar 0,2%

yoy di TW1-13. Meskipun laju pertumbuhan

ekonomi ini masih lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya

(0,4%), namun performa ekonomi Jepang di

triwulan laporan tidak seburuk ekspektasi

sebelumnya yang justru memperkirakan

ekonomi akan memasuki zona kontraksi.

Consesus Forecast pada Januari 2013 bahkan

memperkirakan ekonomi Jepang akan

terkontraksi cukup dalam sebesar minus 0,6%.

Membaiknya kinerja ekonomi ini searah

dengan optimisme outlook Jepang pada

asesmen IMF terkini (April 2013) yang

melakukan revisi ke atas pertumbuhan

tahunan ekonomi di 2013 sebesar 0,4%

menjadi 1,6%. Perbaikan proyeksi ini

didasarkan pada asumsi keberhasilan stimulus

fiskal dan moneter serta perbaikan struktural

yang tercakup dalam program Abenomics2

dalam mendorong pemulihan ekonomi

domestik Jepang.

Di tengah kondisi perekonomianDi tengah kondisi perekonomianDi tengah kondisi perekonomianDi tengah kondisi perekonomianDi tengah kondisi perekonomian

dunia yang masih dibayangidunia yang masih dibayangidunia yang masih dibayangidunia yang masih dibayangidunia yang masih dibayangi

ketidakpastian yang tinggi, euforiaketidakpastian yang tinggi, euforiaketidakpastian yang tinggi, euforiaketidakpastian yang tinggi, euforiaketidakpastian yang tinggi, euforia

atas keberhasilan program Abenomicsatas keberhasilan program Abenomicsatas keberhasilan program Abenomicsatas keberhasilan program Abenomicsatas keberhasilan program Abenomics

dalam mengatasi jerat stagflasi-deflasidalam mengatasi jerat stagflasi-deflasidalam mengatasi jerat stagflasi-deflasidalam mengatasi jerat stagflasi-deflasidalam mengatasi jerat stagflasi-deflasi

di Jepang memberikan andil yangdi Jepang memberikan andil yangdi Jepang memberikan andil yangdi Jepang memberikan andil yangdi Jepang memberikan andil yang

positif dalam mendorong prosespositif dalam mendorong prosespositif dalam mendorong prosespositif dalam mendorong prosespositif dalam mendorong proses

pemulihan ekonomi Jepang saat ini.pemulihan ekonomi Jepang saat ini.pemulihan ekonomi Jepang saat ini.pemulihan ekonomi Jepang saat ini.pemulihan ekonomi Jepang saat ini.

Meningkatnya kepercayaan akan perbaikan

ekonomi telah mendorong belanja swasta

baik rumahtangga maupun korporasi. Efek

psikologis atas kenaikan harga saham dan

ekspektasi kenaikan gaji menjadi motor

penggerak pertumbuhan konsumsi swasta

pada triwulan ini. Hal ini dikonfirmasi oleh

laju pertumbuhan konsumsi swasta

rumahtangga pada triwulan laporan yang

relatif lebih baik dibandingkan triwulan

sebelumnya. Tren positif ini memberikan

dampak yang signifikan mengingat

komponen ini memiliki pangsa 60% terhadap

pembentukan PDB Jepang. Pergerakan indeks

kepercayaan konsumen, indeks penjualan

eceran, penjualan mobil dan properti selama

periode laporan mendukung indikasi

kenaikan belanja konsumen. Ekspektasi

konsumen yang positif ini diharapkan akan

tetap meningkat, sehingga momentum

pemulihan ekonomi Jepang dapat terus

terjaga.

Pemulihan ekonomi Jepang jugaPemulihan ekonomi Jepang jugaPemulihan ekonomi Jepang jugaPemulihan ekonomi Jepang jugaPemulihan ekonomi Jepang juga

didukung oleh kinerja ekspor selamadidukung oleh kinerja ekspor selamadidukung oleh kinerja ekspor selamadidukung oleh kinerja ekspor selamadidukung oleh kinerja ekspor selama

periode laporanperiode laporanperiode laporanperiode laporanperiode laporan. Meski dibayangi oleh

konflik Jepang – China yang berdampak pada

perdagangan bilateral kedua negara tersebut,

kinerja ekspor pada triwulan laporan mulai

membaik meski masih berada di fase

kontraksi. Selain karena faktor permintaan

global yang mulai membaik, depresiasi Yen

yang terjadi selama TW1-13 memberikan2 Pembahasan tentang program Abenomics disajikan di bagian artikelterbitan ini.

Page 37: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

25

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

peran yang besar dalam mendorong kinerja

ekspor. Selama triwulan laporan Yen

mengalami depresiasi sekitar 7% dan

berdampak positif pada meningkatnya daya

saing ekspor Jepang. Ekspor secara neto

berkontribusi sekitar 0,4% terhadap

pembentukan PDB di triwulan laporan

ditengah kinerja impor yang meningkat

sebagai akibat dari pelemahan Yen.

Membaiknya ekspor terutama ke negara

tujuan di kawasan Asia dan Amerika juga

berdampak pada positif pada defisit neraca

perdagangan yang semakin menyempit di

periode laporan. Meski demikian, secara

keseluruhan kondisi neraca pembayaran

Jepang masih mengalami defisit yang terutama

disebabkan meningkatnya aliran modal keluar.

Menurunnya yield surat berharga pemerintah

Jepang sebagai dampak dari program

monetary easing melalui pembelian surat

utang pemerintah tersebut ditengarai menjadi

penyebab meningkatnya aliran modal keluar

meskipun belum cukup masif. Fenomena Yen

carry trade dan faktor spekulasi diduga lebih

menjadi faktor yang memicu aliran modal

keluar selama periode laporan daripada

dampak quantitative easing.

Membaiknya performa ekspor iniMembaiknya performa ekspor iniMembaiknya performa ekspor iniMembaiknya performa ekspor iniMembaiknya performa ekspor ini

diharapkan dapat mendorongdiharapkan dapat mendorongdiharapkan dapat mendorongdiharapkan dapat mendorongdiharapkan dapat mendorong

permintaan belanja kapital eksportir.permintaan belanja kapital eksportir.permintaan belanja kapital eksportir.permintaan belanja kapital eksportir.permintaan belanja kapital eksportir.

Hal ini akan berperan penting dalam

mendorong pemulihan investasi domestik

yang pada triwulan laporan kinerjanya masih

lemah. Mengingat perbaikan ekspor belum

cukup signifikan, maka momentum kenaikan

investasi domestik diperkirakan akan mulai

terlihat di beberapa periode ke depan. Hal ini

didorong oleh kebutuhan sejumlah

pengusaha untuk memperbaiki fasilitas

produksi terkait dengan rekonstruksi

pascatsunami dan efek dari meningkatnya

belanja kapital pemerintah seiring dengan

implementasi stimulus dalam program

Abenomics yang sebagian besar baru akan

direalisasikan di triwulan berikutnya.

MeskipunMeskipunMeskipunMeskipunMeskipun ekonomi domestikekonomi domestikekonomi domestikekonomi domestikekonomi domestik

mulai mengindikasikan tanda-tandamulai mengindikasikan tanda-tandamulai mengindikasikan tanda-tandamulai mengindikasikan tanda-tandamulai mengindikasikan tanda-tanda

pemulihan yang positif, namunpemulihan yang positif, namunpemulihan yang positif, namunpemulihan yang positif, namunpemulihan yang positif, namun

pergerakan harga belum menunjukkanpergerakan harga belum menunjukkanpergerakan harga belum menunjukkanpergerakan harga belum menunjukkanpergerakan harga belum menunjukkan

tren yang menggembirakan. tren yang menggembirakan. tren yang menggembirakan. tren yang menggembirakan. tren yang menggembirakan. Pada akhir

triwulan laporan, pergerakan harga belum

keluar dari teritori deflasi sebagaimana yang

diharapkan sebelumnya. Meskipun Bank of

Japan telah mentargetkan inflasi di 2014

mencapai 2% melalui quantitative dan

qualitative monetary easing, namun hal

tersebut terindikasi belum mendorong

perubahan ekspektasi masyarakat ke arah

inflationary expectation selama periode

laporan. Hal ini terindikasi dari rilis data inflasi

yang pada Maret 2013 masih tercatat minus

0,9%. Deflasi ini bahkan lebih besar

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang hanya minus 0,1% pada Desember 2012.

Deflasi yang relatif besar ini terutama

disebabkan oleh koreksi penurunan harga

kelompok makanan (durable consumer goods)

yang sangat signifikan sebesar minus 2,47%,

terendah dalam kurun waktu tiga tahun

terakhir. Koreksi harga juga terjadi di

kelompok transportasi seiring dengan

penurunan harga energi.

Page 38: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

26

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Sebagai tindak lanjut dariSebagai tindak lanjut dariSebagai tindak lanjut dariSebagai tindak lanjut dariSebagai tindak lanjut dari

program Abenomics yang diluncurkanprogram Abenomics yang diluncurkanprogram Abenomics yang diluncurkanprogram Abenomics yang diluncurkanprogram Abenomics yang diluncurkan

di awal tahun, Bank Sentral Jepangdi awal tahun, Bank Sentral Jepangdi awal tahun, Bank Sentral Jepangdi awal tahun, Bank Sentral Jepangdi awal tahun, Bank Sentral Jepang

akan melakukan kebijakan moneterakan melakukan kebijakan moneterakan melakukan kebijakan moneterakan melakukan kebijakan moneterakan melakukan kebijakan moneter

yang lebih agresif melalui yang lebih agresif melalui yang lebih agresif melalui yang lebih agresif melalui yang lebih agresif melalui qualitativequalitativequalitativequalitativequalitative

dan dan dan dan dan quantitative monetary easingquantitative monetary easingquantitative monetary easingquantitative monetary easingquantitative monetary easing.....

Terkait dengan hal ini, suku bunga kebijakan

akan tetap dipertahankan sebesar 0,1% yang

dibarengi dengan pembelian besar-besaran

surat utang pemerintah guna mendorong

relabancing portfolio aset domestik sehingga

dapat menggerakan invetasi untuk

mendorong pemulihan ekonomi domestik.

Selain itu, bank sentral juga menargetkan

inflasi akan mencapai 2% di 2014. Masyarakat

diharapkan menjangkarkan ekspektasi inflasi

terhadap target bank sentral tersebut sehingga

diharapkan dapat mendorong konsumsi

masyarakat yang lebih agresif. Di sisi fiskal,

pemerintah akan kembali mengeluarkan

stimulus fiskal sebesar 10 triliun dalam bentuk

supplementary budget dan program lainnya

untuk mendukung dana pensiun masyarakat.

Di samping itu, program perbaikan struktural

juga akan dicanangkan untuk memperbaiki

kinerja investasi domestik yang diharapkan

dapat menjadi salah satu faktor utama

pendorong pertumbuhan ekonomi Jepang

dalam jangka menengah.

Ke depan, sejumlah faktor risikoKe depan, sejumlah faktor risikoKe depan, sejumlah faktor risikoKe depan, sejumlah faktor risikoKe depan, sejumlah faktor risiko

masih membayangi pelaksanaanmasih membayangi pelaksanaanmasih membayangi pelaksanaanmasih membayangi pelaksanaanmasih membayangi pelaksanaan

program pemulihan ekonomi Jepangprogram pemulihan ekonomi Jepangprogram pemulihan ekonomi Jepangprogram pemulihan ekonomi Jepangprogram pemulihan ekonomi Jepang.

Kemampuan Jepang untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi 2% di tahun 2013

sangat ditentukan oleh sejauh mana

konsistensi implementasi program stimulus

fiskal dan moneter yang baru serta seberapa

jauh pemerintah Jepang mampu melakukan

perbaikan struktural. Permasalahan aging

population dan jumlah penduduk yang

terbatas juga menjadi tantangan bagi

implementasi program Abenomics dalam

menggenjot pertumbuhan ekonomi yang

lebih tinggi. Kebijakan pelonggaran moneter

yang agresif akan mendukung perbaikan

kondisi pasar keuangan dan pertumbuhan

ekonomi, namun juga berpotensi

meningkatkan tekanan inflasi. Dalam jangka

pendek, konsumsi rumahtangga akan kembali

menghadapi tantangan apabila kenaikan

bonus pendapatan tidak sejalan dengan

kenaikan harga energi dan barang impor yang

meningkat akibat depresiasi Yen.

Kekhawatiran juga muncul terkait dengan

semakin membengkaknya utang pemerintah

Jepang yang dapat memicu pengalihan fokus

kebijakan pemerintah dari peningkatan skala

ekonomi ke arah penanganan utang

pemerintah.

B.2 Negara Emerging

B.2.1 ChinaB.2.1 ChinaB.2.1 ChinaB.2.1 ChinaB.2.1 China

Prospek pemulihan ekonomiProspek pemulihan ekonomiProspek pemulihan ekonomiProspek pemulihan ekonomiProspek pemulihan ekonomi

global masih dibayangi ketidakpastianglobal masih dibayangi ketidakpastianglobal masih dibayangi ketidakpastianglobal masih dibayangi ketidakpastianglobal masih dibayangi ketidakpastian.

Kondisi tersebut sejalan dengan kondisi

perekonomian China yang kembali melemah

di TW1-13 setelah berhasil rebound di

triwulan sebelumnya. PDB China di TW1-13

tercatat turun menjadi 7,7% yoy dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 7,9% yoy. Pencapaian ini berada

Page 39: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

27

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

dibawah proyeksi Consensus Forecast Mei

2013 yang memperkirakan PDB China akan

tumbuh sebesar 8,2% yoy di triwulan laporan.

Namun demikian, pencapaian tersebut masih

berada diatas target tahunan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah sebesar 7,5% yoy.

Kondisi ini kemudian memberikan sinyal

bahwa proses recovery ekonomi China yang

sudah dimulai di TW4-12 dan diprediksi akan

berlanjut di tahun 2013 terindikasi akan

sedikit tertahan.

Melemahnya pertumbuhan PDBMelemahnya pertumbuhan PDBMelemahnya pertumbuhan PDBMelemahnya pertumbuhan PDBMelemahnya pertumbuhan PDB

China pada triwulan laporanChina pada triwulan laporanChina pada triwulan laporanChina pada triwulan laporanChina pada triwulan laporan

merupakan imbas dari turunnyamerupakan imbas dari turunnyamerupakan imbas dari turunnyamerupakan imbas dari turunnyamerupakan imbas dari turunnya

produksi industri dan konsumsi.produksi industri dan konsumsi.produksi industri dan konsumsi.produksi industri dan konsumsi.produksi industri dan konsumsi.

Produksi industri turun menjadi rata-rata 8,9%

yoy dari 10,3% yoy di TW4-12. Sementara itu

indikator penuntun konsumsi yaitu penjualan

ritel turun menjadi rata-rata 13,3% yoy,

dibandingkan 14,87% yoy pada triwulan

sebelumnya. Penurunan konsumsi

dipengaruhi oleh upaya pemerintah China

yang sedang menggalakkan anti-korupsi dan

berhasil menekan belanja barang mewah

pemerintah, serta endemik flu burung H7N9

yang menyebabkan masyarakat enggan

mengkonsumsi unggas dan telur. Di sisi lain,

kinerja sektor eksternal China pada periode

laporan cenderung bervariasi. Terlepas dari

rata-rata pertumbuhan ekspor yang tumbuh

lebih baik dari TW4-12, surplus neraca

perdagangan China menyempit di triwulan

laporan. Kondisi ini didorong oleh defisit

neraca perdagangan di Februari 2013 yang

terjadi pertama kalinya sejak 13 bulan terakhir

imbas dari pertumbuhan impor yang agresif

di TW1-13 dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya.

Selanjutnya, indikasi masihSelanjutnya, indikasi masihSelanjutnya, indikasi masihSelanjutnya, indikasi masihSelanjutnya, indikasi masih

tingginya aktivitas permintaantingginya aktivitas permintaantingginya aktivitas permintaantingginya aktivitas permintaantingginya aktivitas permintaan

domestik tercermin dari kembalidomestik tercermin dari kembalidomestik tercermin dari kembalidomestik tercermin dari kembalidomestik tercermin dari kembali

naiknya laju inflasi selama triwulannaiknya laju inflasi selama triwulannaiknya laju inflasi selama triwulannaiknya laju inflasi selama triwulannaiknya laju inflasi selama triwulan

laporan.laporan.laporan.laporan.laporan. Laju inflasi rata-rata TW1-13 tercatat

meningkat menjadi 2,43% yoy. Laju ini lebih

tinggi dibandingkan dengan rata-rata

triwulan sebelumnya yang berada di kisaran

2,07% yoy. Namun demikian, laju inflasi

tersebut masih lebih rendah dibandingkan

dengan proyeksi Consensus Forecast Mei

2013 yang memperkirakan inflasi TW1-13

akan berada di level 2,6% yoy. Peningkatan

inflasi pada periode laporan terutama

didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok

makanan3 yang tercatat naik menjadi 3,87%

yoy disusul oleh inflasi kelompok perumahan

sebesar 2,9% yoy.

Disisi lain, banjir likuiditas imbasDisisi lain, banjir likuiditas imbasDisisi lain, banjir likuiditas imbasDisisi lain, banjir likuiditas imbasDisisi lain, banjir likuiditas imbas

dari kuatnya dari kuatnya dari kuatnya dari kuatnya dari kuatnya capital inflowcapital inflowcapital inflowcapital inflowcapital inflow

menimbulkan indikasi kerentanan dimenimbulkan indikasi kerentanan dimenimbulkan indikasi kerentanan dimenimbulkan indikasi kerentanan dimenimbulkan indikasi kerentanan di

China khususnya terhadap maraknyaChina khususnya terhadap maraknyaChina khususnya terhadap maraknyaChina khususnya terhadap maraknyaChina khususnya terhadap maraknya

kredit baru.kredit baru.kredit baru.kredit baru.kredit baru. Pertumbuhan kredit yang pesat

dipandang tidak stabil dan berpotensi

mengancam stabilitas ekonomi. Atas

perkembangan ini lembaga pemeringkat Fitch

pada April 2013 lalu kemudian menurunkan

peringkat kredit domestik China untuk aset

jangka panjang. Hal lain yang juga menjadi

perhatian Pemerintah China di triwulan

3 Secara umum, inflasi di China lebih banyak dipengaruhi hargamakanan dan harga properti. Bobot makanan dan properti padaperhitungan CPI China masing-masing adalah 31,8 dan 17,2.

Page 40: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

28

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

laporan adalah pertumbuhan harga properti

di China yang semakin meroket dipenghujung

2012 dan masih berlanjut hingga Februari

2013 yang dikhawatirkan akan memicu

terjadinya bubble harga properti. Menyikapi

hal tersebut pada awal Maret 2013

pemerintah China mengumumkan akan

memperketat aturan di sektor properti mulai

1 April 2013. Namun diluar dugaan,

pengumuman tersebut ternyata belum

berhasil meredam kenaikan harga dan

penjualan rumah. Sebaliknya, justru kemudian

berimbas pada melonjaknya penjualan rumah

dan kenaikan harga rumah di hampir seluruh

kota di China selama Maret 2013, terlepas

dari tren peak season penjualan rumah yang

biasanya berlangsung di bulan Maret.

B.2.2 IndiaB.2.2 IndiaB.2.2 IndiaB.2.2 IndiaB.2.2 India

Di tengah kerentanan ekonomiDi tengah kerentanan ekonomiDi tengah kerentanan ekonomiDi tengah kerentanan ekonomiDi tengah kerentanan ekonomi

global yang masih cukup tinggi, kinerjaglobal yang masih cukup tinggi, kinerjaglobal yang masih cukup tinggi, kinerjaglobal yang masih cukup tinggi, kinerjaglobal yang masih cukup tinggi, kinerja

ekonomi India di TW1-13 diperkirakanekonomi India di TW1-13 diperkirakanekonomi India di TW1-13 diperkirakanekonomi India di TW1-13 diperkirakanekonomi India di TW1-13 diperkirakan

masih belum menunjukkan sinyalmasih belum menunjukkan sinyalmasih belum menunjukkan sinyalmasih belum menunjukkan sinyalmasih belum menunjukkan sinyal

perbaikan. perbaikan. perbaikan. perbaikan. perbaikan. Hal ini tercermin dari

perkembangan indikator penuntun konsumsi

dan investasi yang menunjukkan tren

menurun di sepanjang triwulan laporan.

Berdasarkan perkembangan tersebut,

diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi India

di TW1-13 akan berada di bawah proyeksi

Consensus Forecast Mei 2013 yang

memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi

India di triwulan laporan akan tumbuh sebesar

5,2% yoy. Pertumbuhan konsumsi yang

diwakili oleh indikator penjualan kendaraan

bermotor mulai memasuki zona kontraksi di

TW1-13 setelah mengalami peningkatan yang

cukup signifikan di triwulan sebelumnya.

Sementara itu, pertumbuhan investasi yang

diwakili oleh produksi industri pada triwulan

laporan juga tercatat mengalami penurunan

terutama indikator produksi sektor

pertambangan yang terkontraksi semakin

dalam. Hal tersebut terindikasi sebagai imbas

dari melemahnya permintaan domestik.

Di lain pihak, kinerja sektorDi lain pihak, kinerja sektorDi lain pihak, kinerja sektorDi lain pihak, kinerja sektorDi lain pihak, kinerja sektor

eksternal India tercatat sedikiteksternal India tercatat sedikiteksternal India tercatat sedikiteksternal India tercatat sedikiteksternal India tercatat sedikit

membaik di TW1-13.membaik di TW1-13.membaik di TW1-13.membaik di TW1-13.membaik di TW1-13. Defisit neraca

perdagangan menyempit pada triwulan

laporan sebagai imbas dari membaiknya

kinerja ekspor yang berhasil terlepas dari zona

kontraksi dan tumbuh sebesar 3% yoy. Hal ini

terutama disebabkan low base effect dan

perpanjangan waktu berlakunya insentif

pemerintah bagi para eksportir. Di sisi lain,

penurunan impor yang terjadi di triwulan

laporan merupakan imbas dari pengurangan

impor minyak dari Iran terkait pengetatan

sanksi yang diterapkan US dan EU kepada Iran.

Selanjutnya, tekanan laju inflasi Wholesale

Price Index (WPI) TW1-13 mereda namun masih

berada di atas target pemerintah. Setelah

mencapai rata-rata 7,29% yoy di triwulan

sebelumnya, inflasi WPI di TW1-13 turun

menjadi rata-rata 6,85% yoy. Penurunan

tersebut terutama didorong oleh turunnya

harga kelompok produk non-food

manufacturing.

Dengan perlambatanDengan perlambatanDengan perlambatanDengan perlambatanDengan perlambatan

pertumbuhan ekonomi yang masihpertumbuhan ekonomi yang masihpertumbuhan ekonomi yang masihpertumbuhan ekonomi yang masihpertumbuhan ekonomi yang masih

berlanjut di tahun 2012 dan relatifberlanjut di tahun 2012 dan relatifberlanjut di tahun 2012 dan relatifberlanjut di tahun 2012 dan relatifberlanjut di tahun 2012 dan relatif

Page 41: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

29

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

terkendalinya inflasi, Reserve Bank ofterkendalinya inflasi, Reserve Bank ofterkendalinya inflasi, Reserve Bank ofterkendalinya inflasi, Reserve Bank ofterkendalinya inflasi, Reserve Bank of

India (RBI) kemudian melihat adanyaIndia (RBI) kemudian melihat adanyaIndia (RBI) kemudian melihat adanyaIndia (RBI) kemudian melihat adanyaIndia (RBI) kemudian melihat adanya

ruang untuk menurunkan suku bungaruang untuk menurunkan suku bungaruang untuk menurunkan suku bungaruang untuk menurunkan suku bungaruang untuk menurunkan suku bunga

kebijakan dan Cash Reserve Ratio (CRR)kebijakan dan Cash Reserve Ratio (CRR)kebijakan dan Cash Reserve Ratio (CRR)kebijakan dan Cash Reserve Ratio (CRR)kebijakan dan Cash Reserve Ratio (CRR)

di tahun 2013 untuk mendorongdi tahun 2013 untuk mendorongdi tahun 2013 untuk mendorongdi tahun 2013 untuk mendorongdi tahun 2013 untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi ke level yangpertumbuhan ekonomi ke level yangpertumbuhan ekonomi ke level yangpertumbuhan ekonomi ke level yangpertumbuhan ekonomi ke level yang

lebih baik.lebih baik.lebih baik.lebih baik.lebih baik. Oleh karena itu, sepanjang TW1-

13 RBI kembali menempuh langkah

akomodatif dengan menurunkan CRR sebesar

25 bps menjadi 4%. Selain itu, RBI juga

memangkas suku bunga kebijakannya di

Februari dan Maret 2013 masing-masing

sebesar 25 bps sehingga suku bunga

repurchase rate dan reverse repo rate di akhir

TW1-13 masing-masing menjadi berada di

level 7,50% dan 6,50%. Langkah ini ditempuh

dengan harapan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi yang terindikasi masih

belum stabil sebagai imbas dari melemahnya

permintaan dan krisis energi.

B.2.3 KoreaB.2.3 KoreaB.2.3 KoreaB.2.3 KoreaB.2.3 Korea

Di tengah kondisi ekonomiDi tengah kondisi ekonomiDi tengah kondisi ekonomiDi tengah kondisi ekonomiDi tengah kondisi ekonomi

global yang diproyeksi masih penuhglobal yang diproyeksi masih penuhglobal yang diproyeksi masih penuhglobal yang diproyeksi masih penuhglobal yang diproyeksi masih penuh

ketidakpastian, memasuki TW1-13ketidakpastian, memasuki TW1-13ketidakpastian, memasuki TW1-13ketidakpastian, memasuki TW1-13ketidakpastian, memasuki TW1-13

ekonomi Korea masih bertahan danekonomi Korea masih bertahan danekonomi Korea masih bertahan danekonomi Korea masih bertahan danekonomi Korea masih bertahan dan

behasil tumbuh sebesar 1,5% yoybehasil tumbuh sebesar 1,5% yoybehasil tumbuh sebesar 1,5% yoybehasil tumbuh sebesar 1,5% yoybehasil tumbuh sebesar 1,5% yoy

sama seperti pencapaian triwulansama seperti pencapaian triwulansama seperti pencapaian triwulansama seperti pencapaian triwulansama seperti pencapaian triwulan

sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya. Pencapaian ini berada dibawah

proyeksi Consensus Forecast Mei 2013 yang

memperkirakan PDB Korea akan tumbuh

sebesar 1,8% yoy pada triwulan laporan.

Meskipun tren penurunan pertumbuhan

ekonomi Korea yang berlangsung sejak awal

tahun 2012 mulai tertahan, namun terdapat

beberapa hal yang patut diwaspadai. Hal

tersebut antara lain adalah menurunnya motor

pendorong pertumbuhan ekonomi Korea di

2012 yaitu konsumsi (dari 2,8% yoy di TW4-

12 menjadi 1,6% yoy di TW1-13) dan ekspor

(dari 4,4% yoy di TW4-12 menjadi 3,6% yoy

di TW1-13). Sejalan dengan hal tersebut,

investasi yang terkontraksi semakin dalam

pada periode laporan juga diperkirakan akan

menjadi salah satu kendala dalam proses

pemulihan yang masih terus berjalan.

Selanjutnya, tingkat konsumsi dan investasi

yang melemah pada periode laporan

dikonfirmasi pula oleh sejumlah indikator

penuntun konsumsi seperti penjualan ritel,

penjualan kendaraan dan produksi industri

yang juga menunjukkan indikasi pelemahan.

Di sisi lain, tekanan laju inflasiDi sisi lain, tekanan laju inflasiDi sisi lain, tekanan laju inflasiDi sisi lain, tekanan laju inflasiDi sisi lain, tekanan laju inflasi

di TW1-13 melemah dan berada di leveldi TW1-13 melemah dan berada di leveldi TW1-13 melemah dan berada di leveldi TW1-13 melemah dan berada di leveldi TW1-13 melemah dan berada di level

1,4% yoy dibandingkan dengan1,4% yoy dibandingkan dengan1,4% yoy dibandingkan dengan1,4% yoy dibandingkan dengan1,4% yoy dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang berada ditriwulan sebelumnya yang berada ditriwulan sebelumnya yang berada ditriwulan sebelumnya yang berada ditriwulan sebelumnya yang berada di

level 1,7% yoy. level 1,7% yoy. level 1,7% yoy. level 1,7% yoy. level 1,7% yoy. Penurunan tersebut terjadi

seiring turunnya inflasi kelompok makanan

dan transportasi. Turunnya inflasi kelompok

makanan merupakan imbas dari membaiknya

supply produk pertanian yang pada periode

sebelumnya terganggu akibat kerusakan yang

terjadi di sejumlah besar lahan pertanian.

Terkendalinya inflasi dan belum stabilnya

prospek pertumbuhan ekonomi Korea yang

tercermin dari sejumlah indikator penuntun

selanjutnya tidak serta merta mendorong

otoritas untuk menurunkan suku bunga

kebijakannya. Bank of Korea (BoK) pada TW1-

13 memutuskan untuk mempertahankan suku

bunga kebijakannya (seven-day repurchase) di

Page 42: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

30

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

level 2,75%. BoK menilai bahwa tingkat suku

bunga tersebut sudah cukup akomodatif

mengingat upaya yang sedang ditempuh

dalam mengatasi permasalahan tingkat utang

rumah tangga yang cukup tinggi di tengah

belum stabilnya sektor tenaga kerja (tingkat

pengangguran mengalami peningkatan di

triwulan laporan).

Selanjutnya, momentumSelanjutnya, momentumSelanjutnya, momentumSelanjutnya, momentumSelanjutnya, momentum

pertumbuhan selama paruh pertamapertumbuhan selama paruh pertamapertumbuhan selama paruh pertamapertumbuhan selama paruh pertamapertumbuhan selama paruh pertama

2013 diperkirakan masih akan lemah.2013 diperkirakan masih akan lemah.2013 diperkirakan masih akan lemah.2013 diperkirakan masih akan lemah.2013 diperkirakan masih akan lemah.

Di sisi eksternal, risiko berasal dari masih

lemahnya demand mitra dagang utama (AS,

Eurozone, dan China) dan tekanan depresiasi

yen yang membayangi daya saing ekspor

Korea. Sedangkan disisi domestik, konsumsi

diperkirakan juga masih lemah. Pelemahan

tersebut diperkirakan sebagai imbas

melambatnya aktivitas ekonomi, tingginya

utang rumah tangga, sektor perumahan yang

stagnan, dan sektor ketenagakerjaan yang

belum stabil. Seiring dengan perkembangan

tersebut, BoK pada April 2013 lalu

menurunkan proyeksi pertumbuhan 2013

menjadi 2,6% yoy dari proyeksi Januari 2013

sebesar 2,8% yoy.

B.2.4 MalaysiaB.2.4 MalaysiaB.2.4 MalaysiaB.2.4 MalaysiaB.2.4 Malaysia

Pelemahan pertumbuhanPelemahan pertumbuhanPelemahan pertumbuhanPelemahan pertumbuhanPelemahan pertumbuhan

ekonomi global yang terus berlanjut diekonomi global yang terus berlanjut diekonomi global yang terus berlanjut diekonomi global yang terus berlanjut diekonomi global yang terus berlanjut di

triwulan pertama 2013 jugatriwulan pertama 2013 jugatriwulan pertama 2013 jugatriwulan pertama 2013 jugatriwulan pertama 2013 juga

berpengaruh terhadap negaraberpengaruh terhadap negaraberpengaruh terhadap negaraberpengaruh terhadap negaraberpengaruh terhadap negara

perekonomian terbuka sebagaimanaperekonomian terbuka sebagaimanaperekonomian terbuka sebagaimanaperekonomian terbuka sebagaimanaperekonomian terbuka sebagaimana

Malaysia.Malaysia.Malaysia.Malaysia.Malaysia. Pada triwulan pertama 2013 ini

aktivitas ekonomi di Malaysia tumbuh

melambat dengan kinerja pertumbuhan

mencapai titik terendah sejak TW2-12. Pada

TW1-13 PDB Malaysia tercatat tumbuh 4,1%

yoy, menurun dibandingkan TW4-12 yang

sebesar 6,5% yoy dan TW1-12 (5,1% yoy).

Terhambatnya pertumbuhan PDBTerhambatnya pertumbuhan PDBTerhambatnya pertumbuhan PDBTerhambatnya pertumbuhan PDBTerhambatnya pertumbuhan PDB

dipicu oleh pelemahan net ekspor yangdipicu oleh pelemahan net ekspor yangdipicu oleh pelemahan net ekspor yangdipicu oleh pelemahan net ekspor yangdipicu oleh pelemahan net ekspor yang

masih terkontraksi 36,4% yoy.masih terkontraksi 36,4% yoy.masih terkontraksi 36,4% yoy.masih terkontraksi 36,4% yoy.masih terkontraksi 36,4% yoy. Imbas

pelemahan pertumbuhan global masih

mempengaruhi kinerja ekspor Malaysia yang

diindikasikan belum membaiknya permintaan

eksternal khususnya dari negara maju. Selain

aktivitas ekspor ke negara ASEAN yang

tumbuh positif, pertumbuhan ekspor Malaysia

ke negara maju termasuk China terkontraksi

selama TW1-13. Sementara itu, permintaan

domestik dan investasi pemerintah kembali

berperan sebagai penggerak ekonomi di

Malaysia seiring dengan adanya kenaikan

upah minimum dan berbagai kebijakan

populis pemerintah menjelang Pemilu 5 Mei

2013 yang secara tidak langsung mendorong

permintaan domestik. Konsumsi rumah

tangga tumbuh 7,5% yoy pada TW1-13

sementara investasi pemerintah tumbuh solid

pada tingkat 17,3% yoy ditopang oleh

sejumlah proyek infrastruktur antara lain

ekspansi jalur MRT dan pembangunan

pembangkit listrik.

Sementara dari sisi tekananSementara dari sisi tekananSementara dari sisi tekananSementara dari sisi tekananSementara dari sisi tekanan

harga, inflasi pada TW1-13 tercatatharga, inflasi pada TW1-13 tercatatharga, inflasi pada TW1-13 tercatatharga, inflasi pada TW1-13 tercatatharga, inflasi pada TW1-13 tercatat

1,5% atau lebih tinggi dibandingkan1,5% atau lebih tinggi dibandingkan1,5% atau lebih tinggi dibandingkan1,5% atau lebih tinggi dibandingkan1,5% atau lebih tinggi dibandingkan

inflasi pada TW4-12 yang mencapaiinflasi pada TW4-12 yang mencapaiinflasi pada TW4-12 yang mencapaiinflasi pada TW4-12 yang mencapaiinflasi pada TW4-12 yang mencapai

1,3%.1,3%.1,3%.1,3%.1,3%. Peningkatan terjadi pada kategori

Page 43: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

31

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

makanan dan minuman non alkohol seiring

dengan peningkatan harga komoditas pangan

khususnya daging. Tekanan inflasi yang masih

berlanjut dan kondisi ekonomi global yang

belum membaik direspon oleh bank sentral

Malaysia dengan kembali mempertahankan

Overnight Policy Rate pada tingkat 3% selama

TW1-13, yang telah ditetapkan sejak Mei

2011. Keputusan mempertahankan policy rate

dilakukan dengan pertimbangan ekspektasi

inflasi ke depan akan mengalami peningkatan

dibandingkan rata-rata tahun 2012, dan

pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih

melambat pada kisaran 5-6% yoy.

Meskipun kinerja pertumbuhanMeskipun kinerja pertumbuhanMeskipun kinerja pertumbuhanMeskipun kinerja pertumbuhanMeskipun kinerja pertumbuhan

pada triwulan pertama dibawah targetpada triwulan pertama dibawah targetpada triwulan pertama dibawah targetpada triwulan pertama dibawah targetpada triwulan pertama dibawah target

tahunan bank sentral Malaysia, namuntahunan bank sentral Malaysia, namuntahunan bank sentral Malaysia, namuntahunan bank sentral Malaysia, namuntahunan bank sentral Malaysia, namun

bank sentral Malaysia tetap optimisbank sentral Malaysia tetap optimisbank sentral Malaysia tetap optimisbank sentral Malaysia tetap optimisbank sentral Malaysia tetap optimis

bahwa target pertumbuhan ekonomibahwa target pertumbuhan ekonomibahwa target pertumbuhan ekonomibahwa target pertumbuhan ekonomibahwa target pertumbuhan ekonomi

Malaysia pada kisaran 5-6% dapatMalaysia pada kisaran 5-6% dapatMalaysia pada kisaran 5-6% dapatMalaysia pada kisaran 5-6% dapatMalaysia pada kisaran 5-6% dapat

tercapai.tercapai.tercapai.tercapai.tercapai. Kebijakan populis pemerintah

menjelang pemilu Mei 2013 diperkirakan

dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga

sekaligus pemerintah sehingga mampu

mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.

Sementara kebijakan peningkatan investasi

pemerintah melalui sejumlah proyek

infrastruktur diharapkan mampu

menggairahkan aktivitas ekonomi domestik.

Untuk sektor eksternal, belum membaiknya

pasar di negara maju termasuk China akan

mendorong Malaysia untuk menajamkan

penetrasinya di pasar Asia, khususnya negara

kawasan ASEAN.

B.2.5 Fil ipinaB.2.5 Fil ipinaB.2.5 Fil ipinaB.2.5 Fil ipinaB.2.5 Fil ipina

Perekonomian Filipina pada TW1-Perekonomian Filipina pada TW1-Perekonomian Filipina pada TW1-Perekonomian Filipina pada TW1-Perekonomian Filipina pada TW1-

13 diperkirakan akan melanjutkan13 diperkirakan akan melanjutkan13 diperkirakan akan melanjutkan13 diperkirakan akan melanjutkan13 diperkirakan akan melanjutkan

performa positifnya di triwulan akhirperforma positifnya di triwulan akhirperforma positifnya di triwulan akhirperforma positifnya di triwulan akhirperforma positifnya di triwulan akhir

2012 yang tumbuh mencapai 6,8% yoy,2012 yang tumbuh mencapai 6,8% yoy,2012 yang tumbuh mencapai 6,8% yoy,2012 yang tumbuh mencapai 6,8% yoy,2012 yang tumbuh mencapai 6,8% yoy,

meskipun dengan level pertumbuhanmeskipun dengan level pertumbuhanmeskipun dengan level pertumbuhanmeskipun dengan level pertumbuhanmeskipun dengan level pertumbuhan

yang lebih rendah.yang lebih rendah.yang lebih rendah.yang lebih rendah.yang lebih rendah. Consensus Forecast

(Mei 2013) memprediksi PDB TW1-13 tumbuh

6,1%, sementara RGE (Maret 2013)

memperkirakan lebih tinggi yaitu 6,4% yoy.

Performa positif tersebut ditopang oleh

konsumsi domestik dan aktivitas investasi yang

kuat, serta akselerasi konsumsi pemerintah

dan perbaikan ekspor.

Laju inflasi masih tetap terjagaLaju inflasi masih tetap terjagaLaju inflasi masih tetap terjagaLaju inflasi masih tetap terjagaLaju inflasi masih tetap terjaga

dalam target bank sentral (3-5%)dalam target bank sentral (3-5%)dalam target bank sentral (3-5%)dalam target bank sentral (3-5%)dalam target bank sentral (3-5%)

meskipun mengalami sedikit kenaikan.meskipun mengalami sedikit kenaikan.meskipun mengalami sedikit kenaikan.meskipun mengalami sedikit kenaikan.meskipun mengalami sedikit kenaikan.

Rata-rata inflasi TW1-13 meningkat ke level

3,2% yoy dibandingkan TW4-12 sebesar

2,9% yoy. Kenaikan ini merupakan implikasi

dari peningkatan harga bahan pangan

terutama beras, daging dan sayur-sayuran

yang mengindikasikan keterbatasan pasokan

di pasar domestik. Selain itu, kenaikan harga

minuman beralkohol dan rokok sebagai

akibat tingginya permintaan setelah pajak

kedua produk tersebut diturunkan juga

menjadi faktor yang melatarbelakangi

kenaikan inflasi.

Fundamental ekomomi Fil ipinaFundamental ekomomi Fil ipinaFundamental ekomomi Fil ipinaFundamental ekomomi Fil ipinaFundamental ekomomi Fil ipina

yang solid tersebut memperolehyang solid tersebut memperolehyang solid tersebut memperolehyang solid tersebut memperolehyang solid tersebut memperoleh

pengakuan dari Fitch pengakuan dari Fitch pengakuan dari Fitch pengakuan dari Fitch pengakuan dari Fitch ratingratingratingratingrating dengan dengan dengan dengan dengan

memberikan peringkat memberikan peringkat memberikan peringkat memberikan peringkat memberikan peringkat investmentinvestmentinvestmentinvestmentinvestment

Page 44: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

32

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

gradegradegradegradegrade untuk pertama kalinya pada 27 untuk pertama kalinya pada 27 untuk pertama kalinya pada 27 untuk pertama kalinya pada 27 untuk pertama kalinya pada 27

Maret 2013.Maret 2013.Maret 2013.Maret 2013.Maret 2013. Fitch menaikkan sovereign’s

long term foreign currency Filipina menjadi

BBB- (sebelumnya BB+) dan long term local

currency menjadi BBB (sebelumnya BBB-),

dengan outlook stable untuk kedua kategori.

Keputusan Fitch menaikkan peringkat Filipina

antara lain dilatarbelakangi oleh external

balance sheet yang kuat, surplus current

account yang didukung oleh arus masuk

remitansi yang konsisten, ketahanan

perekonomian secara keseluruhan,

peningkatan manajemen fiskal, ekonomi

makro yang kondusif, serta kerangka kebijakan

moneter yang kuat oleh Bangko Sentral Ng

Pilipinas (BSP).

Arus masuk remitansi yangArus masuk remitansi yangArus masuk remitansi yangArus masuk remitansi yangArus masuk remitansi yang

menjadi salah satu sumbermenjadi salah satu sumbermenjadi salah satu sumbermenjadi salah satu sumbermenjadi salah satu sumber

pertumbuhan konsumsi danpertumbuhan konsumsi danpertumbuhan konsumsi danpertumbuhan konsumsi danpertumbuhan konsumsi dan

pembayaran utang masih tetap tumbuhpembayaran utang masih tetap tumbuhpembayaran utang masih tetap tumbuhpembayaran utang masih tetap tumbuhpembayaran utang masih tetap tumbuh

positif meski eskalasinya mengalamipositif meski eskalasinya mengalamipositif meski eskalasinya mengalamipositif meski eskalasinya mengalamipositif meski eskalasinya mengalami

pelemahan.pelemahan.pelemahan.pelemahan.pelemahan. Rata-rata arus remitansi selama

TW1-13 tumbuh 5,6% yoy, menurun

dibandingkan TW4-12 sebesar 8,6% yoy.

Penurunan tersebut terutama disebabkan

oleh pelemahan pertumbuhan ekonomi di

negara maju khususnya Amerika yang

memberikan sumbangan sekitar 50% dati

total remitansi yang diterima.

Sebagaimana negara di kawasan,Sebagaimana negara di kawasan,Sebagaimana negara di kawasan,Sebagaimana negara di kawasan,Sebagaimana negara di kawasan,

Fil ipina mengalami tekanan apresiasiFil ipina mengalami tekanan apresiasiFil ipina mengalami tekanan apresiasiFil ipina mengalami tekanan apresiasiFil ipina mengalami tekanan apresiasi

nilai tukar seiring maraknya nilai tukar seiring maraknya nilai tukar seiring maraknya nilai tukar seiring maraknya nilai tukar seiring maraknya capitalcapitalcapitalcapitalcapital

inflowinflowinflowinflowinflow akibat kebijakan akibat kebijakan akibat kebijakan akibat kebijakan akibat kebijakan quantitativequantitativequantitativequantitativequantitative

easingeasingeasingeasingeasing negara maju. negara maju. negara maju. negara maju. negara maju. Kondisi tersebut

memicu dilakukannya kebijakan moneter

longgar selama periode berjalan. Selama TW1-

13, BSP melakukan dua kali pemangkasan

special deposit account rate masing-masing

sebesar 50bps menjadi 2,5%. Sementara suku

bunga overnight borrowing dan overnight

lending dipertahankan masing-masing pada

level 3,5% dan 5,5%. Kebijakan moneter

longgar tersebut juga ditujukan untuk

memperbaiki kinerja ekspor yang terpengaruh

oleh penguatan nilai tukar sehingga neraca

perdagangan berada pada teritori negatif.

Ke depan, perkembangan Ke depan, perkembangan Ke depan, perkembangan Ke depan, perkembangan Ke depan, perkembangan capitalcapitalcapitalcapitalcapital

inflowinflowinflowinflowinflow dan harga asset akan tetap dan harga asset akan tetap dan harga asset akan tetap dan harga asset akan tetap dan harga asset akan tetap

menjadi perhatian otoritas monetermenjadi perhatian otoritas monetermenjadi perhatian otoritas monetermenjadi perhatian otoritas monetermenjadi perhatian otoritas moneter

untuk memastikan bahwa kondisiuntuk memastikan bahwa kondisiuntuk memastikan bahwa kondisiuntuk memastikan bahwa kondisiuntuk memastikan bahwa kondisi

moneter akan tetap kondusif untukmoneter akan tetap kondusif untukmoneter akan tetap kondusif untukmoneter akan tetap kondusif untukmoneter akan tetap kondusif untuk

menggerakkan perekonomian.menggerakkan perekonomian.menggerakkan perekonomian.menggerakkan perekonomian.menggerakkan perekonomian. Demi

tujuan tersebut, BSP siap menerapkan

kebijakan makroprudensial sebagai tindakan

prefentif terjadinya misalignment harga asset.

B.2.6 SingapuraB.2.6 SingapuraB.2.6 SingapuraB.2.6 SingapuraB.2.6 Singapura

Kondisi ekonomi global yangKondisi ekonomi global yangKondisi ekonomi global yangKondisi ekonomi global yangKondisi ekonomi global yang

belum membaik juga mempengaruhibelum membaik juga mempengaruhibelum membaik juga mempengaruhibelum membaik juga mempengaruhibelum membaik juga mempengaruhi

kondisi perekonomian Singapurakondisi perekonomian Singapurakondisi perekonomian Singapurakondisi perekonomian Singapurakondisi perekonomian Singapura

secara signifikansecara signifikansecara signifikansecara signifikansecara signifikan. Pertumbuhan ekonomi

Singapura turun tajam dengan hanya tumbuh

0,2% yoy pada TW1-2013 seiring dengan

belum pulihnya permintaan eksternal. PDB di

TW1-13 tersebut jauh di bawah PDB pada

TW1-2012 dan TW4-2012 yang tercatat

sebesar 1,5% yoy. Penurunan pertumbuhan

ini sedikit di bawah perkiraan Consensus

Forecast yang memperkirakan bahwa pada

Page 45: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

33

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

TW1-2013 perekonomian Singapura akan

tumbuh 0,7%.

Kinerja ekspor, yang menopangKinerja ekspor, yang menopangKinerja ekspor, yang menopangKinerja ekspor, yang menopangKinerja ekspor, yang menopang

sekitar 30% dari perekonomiansekitar 30% dari perekonomiansekitar 30% dari perekonomiansekitar 30% dari perekonomiansekitar 30% dari perekonomian

Singapura, masih belum membaik padaSingapura, masih belum membaik padaSingapura, masih belum membaik padaSingapura, masih belum membaik padaSingapura, masih belum membaik pada

TW1-13.TW1-13.TW1-13.TW1-13.TW1-13. Secara rata-rata ekspor tumbuh tipis

3% yoy pada TW1-13 dari 2,5% pada TW4-

12. Permintaan eksternal yang masih belum

pulih juga diikuti dengan permintaan

domestik yang belum solid pada TW1-13

sebagaimana diindikasikan oleh penjualan

ritel yang terkontraksi. Pada Maret 2013

penjualan ritel terkontraksi 7,4% yoy, jauh

dibawah estimasi pasar yang memperkirakan

bahwa penjualan ritel total akan terkontraksi

pada kisaran 2,5% yoy. Secara rata-rata,

penjualan ritel pada TW1-13 terkontraksi

4,1%.Indeks produksi secara rata-rata juga

terkontraksi 6,7% pada TW1-13 dengan

penurunan tertinggi dialami oleh komponen

elektronika. Namun demikian, secercah

harapan muncul dari leading indicator untuk

investasi dimana Purchasing Managers’ Index

(PMI) mulai memasuki zona ekspansi pada

TW1-13 yang mengindikasikan bahwa

kegiatan investasi akan mulai bergairah.

Peningkatan indeks terjadi baik untuk PMI

manufaktur maupun elektronik.

Pada TW1-13 rata-rata tekananPada TW1-13 rata-rata tekananPada TW1-13 rata-rata tekananPada TW1-13 rata-rata tekananPada TW1-13 rata-rata tekanan

inflasi mencapai 4% yoy, lebih rendahinflasi mencapai 4% yoy, lebih rendahinflasi mencapai 4% yoy, lebih rendahinflasi mencapai 4% yoy, lebih rendahinflasi mencapai 4% yoy, lebih rendah

dibandingkan dengan TW1-12 yangdibandingkan dengan TW1-12 yangdibandingkan dengan TW1-12 yangdibandingkan dengan TW1-12 yangdibandingkan dengan TW1-12 yang

mencapai 4,9% yoy namun sudahmencapai 4,9% yoy namun sudahmencapai 4,9% yoy namun sudahmencapai 4,9% yoy namun sudahmencapai 4,9% yoy namun sudah

mencapai batas atas target inflasimencapai batas atas target inflasimencapai batas atas target inflasimencapai batas atas target inflasimencapai batas atas target inflasi

pemerintah pada 2013 yang ditetapkanpemerintah pada 2013 yang ditetapkanpemerintah pada 2013 yang ditetapkanpemerintah pada 2013 yang ditetapkanpemerintah pada 2013 yang ditetapkan

pada kisaran 3-4%.pada kisaran 3-4%.pada kisaran 3-4%.pada kisaran 3-4%.pada kisaran 3-4%. Komponen inflasi yang

menyumbang tertinggi adalah

transportasiseiring peningkatan harga

kendaraan bermotor seiring kenaikan tarif

kepemilikan mobil (Certificate of Entitlement/

CoE).

Mempertimbangkan kondisiMempertimbangkan kondisiMempertimbangkan kondisiMempertimbangkan kondisiMempertimbangkan kondisi

ekonomi global yang masih penuhekonomi global yang masih penuhekonomi global yang masih penuhekonomi global yang masih penuhekonomi global yang masih penuh

ketidakpastian serta tekanan inflasiketidakpastian serta tekanan inflasiketidakpastian serta tekanan inflasiketidakpastian serta tekanan inflasiketidakpastian serta tekanan inflasi

domestik yang masih tinggi, makadomestik yang masih tinggi, makadomestik yang masih tinggi, makadomestik yang masih tinggi, makadomestik yang masih tinggi, maka

otoritas moneter Singapura pada TW1-otoritas moneter Singapura pada TW1-otoritas moneter Singapura pada TW1-otoritas moneter Singapura pada TW1-otoritas moneter Singapura pada TW1-

13 mempertahankan kebijakan nilai13 mempertahankan kebijakan nilai13 mempertahankan kebijakan nilai13 mempertahankan kebijakan nilai13 mempertahankan kebijakan nilai

tukarnya (S$NEER) tanpa melakukantukarnya (S$NEER) tanpa melakukantukarnya (S$NEER) tanpa melakukantukarnya (S$NEER) tanpa melakukantukarnya (S$NEER) tanpa melakukan

pelebaran pelebaran pelebaran pelebaran pelebaran bandbandbandbandband maupun maupun maupun maupun maupun slopeslopeslopeslopeslope nilai nilai nilai nilai nilai

tukar. tukar. tukar. tukar. tukar. Sepanjang TW1-13, nilai tukar dollar

Singapura terhadap USD cenderung apresiatif

namun masih dianggap memadai untuk

mengakomodir tekanan inflasi sekaligus

menjangkar ekspektasi inflasi agar sejalan

dengan target 2013.

Ke depan, diperkirakanKe depan, diperkirakanKe depan, diperkirakanKe depan, diperkirakanKe depan, diperkirakan

perekonomian Singapura masih akanperekonomian Singapura masih akanperekonomian Singapura masih akanperekonomian Singapura masih akanperekonomian Singapura masih akan

mengalami perlambatan pertumbuhanmengalami perlambatan pertumbuhanmengalami perlambatan pertumbuhanmengalami perlambatan pertumbuhanmengalami perlambatan pertumbuhan

mengingat sejumlah indikatormengingat sejumlah indikatormengingat sejumlah indikatormengingat sejumlah indikatormengingat sejumlah indikator

penuntun dan penuntun dan penuntun dan penuntun dan penuntun dan leading indicatorleading indicatorleading indicatorleading indicatorleading indicator

mengindikasikan aktivitas ekonomimengindikasikan aktivitas ekonomimengindikasikan aktivitas ekonomimengindikasikan aktivitas ekonomimengindikasikan aktivitas ekonomi

yang melemah dan permintaanyang melemah dan permintaanyang melemah dan permintaanyang melemah dan permintaanyang melemah dan permintaan

domestik tidak cukup memadai untukdomestik tidak cukup memadai untukdomestik tidak cukup memadai untukdomestik tidak cukup memadai untukdomestik tidak cukup memadai untuk

mendongkrak pertumbuhan ekonomimendongkrak pertumbuhan ekonomimendongkrak pertumbuhan ekonomimendongkrak pertumbuhan ekonomimendongkrak pertumbuhan ekonomi

secara signifikan.secara signifikan.secara signifikan.secara signifikan.secara signifikan. Pertumbuhan ekonomi

diperkirakan lebih rendah dari proyeksi

otoritas moneter Singapura yang

mentargetkan pertumbuhan ekonomi 2013

bergerak pada kisaran 1-3% dengan ditopang

oleh perbaikan permintaan eksternal.

Page 46: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

34

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

B.2.7 ThailandB.2.7 ThailandB.2.7 ThailandB.2.7 ThailandB.2.7 Thailand

Kinerja perekonomian ThailandKinerja perekonomian ThailandKinerja perekonomian ThailandKinerja perekonomian ThailandKinerja perekonomian Thailand

pada TW1-13 jauh di bawah perkiraan.pada TW1-13 jauh di bawah perkiraan.pada TW1-13 jauh di bawah perkiraan.pada TW1-13 jauh di bawah perkiraan.pada TW1-13 jauh di bawah perkiraan.

Kinerja TW1-13 dianggap kurang memuaskan

yaitu tumbuh 5,3% yoy, dibawah perkiraan

sebelumnya yaitu 6-7% dan jauh di bawah

kinerja TW1-12 yang mencapai 19,1% yoy.

Penurunan kinerja dipicu oleh hampir seluruh

determinan PDB baik dari sisi konsumsi,

investasi maupun ekspor.

Dari sisi konsumsi, pengeluaranDari sisi konsumsi, pengeluaranDari sisi konsumsi, pengeluaranDari sisi konsumsi, pengeluaranDari sisi konsumsi, pengeluaran

rumah tangga mencatat penurunanrumah tangga mencatat penurunanrumah tangga mencatat penurunanrumah tangga mencatat penurunanrumah tangga mencatat penurunan

pertumbuhan pada TW1-13 yaitu hanyapertumbuhan pada TW1-13 yaitu hanyapertumbuhan pada TW1-13 yaitu hanyapertumbuhan pada TW1-13 yaitu hanyapertumbuhan pada TW1-13 yaitu hanya

tumbuh moderat 3,9% yoy, jauh ditumbuh moderat 3,9% yoy, jauh ditumbuh moderat 3,9% yoy, jauh ditumbuh moderat 3,9% yoy, jauh ditumbuh moderat 3,9% yoy, jauh di

bawah pertumbuhan TW4-12 yangbawah pertumbuhan TW4-12 yangbawah pertumbuhan TW4-12 yangbawah pertumbuhan TW4-12 yangbawah pertumbuhan TW4-12 yang

mencapai 12,4% yoy.mencapai 12,4% yoy.mencapai 12,4% yoy.mencapai 12,4% yoy.mencapai 12,4% yoy. Penurunan kinerja

yang sangat tajam juga terjadi pada aktivitas

investasi yang hanya tumbuh 7% yoy pada

TW1-13, jauh di bawah performa TW4-12 yang

mencapai 27%.

Sementara kinerja sektorSementara kinerja sektorSementara kinerja sektorSementara kinerja sektorSementara kinerja sektor

eksternal, yang sempat terpukul padaeksternal, yang sempat terpukul padaeksternal, yang sempat terpukul padaeksternal, yang sempat terpukul padaeksternal, yang sempat terpukul pada

tahun sebelumnya sebagai akibattahun sebelumnya sebagai akibattahun sebelumnya sebagai akibattahun sebelumnya sebagai akibattahun sebelumnya sebagai akibat

pelemahan permintaan global, padapelemahan permintaan global, padapelemahan permintaan global, padapelemahan permintaan global, padapelemahan permintaan global, pada

TW1-13 hanya mampu tumbuh tipisTW1-13 hanya mampu tumbuh tipisTW1-13 hanya mampu tumbuh tipisTW1-13 hanya mampu tumbuh tipisTW1-13 hanya mampu tumbuh tipis

pada tingkat 9,2% yoy, jauh dibawahpada tingkat 9,2% yoy, jauh dibawahpada tingkat 9,2% yoy, jauh dibawahpada tingkat 9,2% yoy, jauh dibawahpada tingkat 9,2% yoy, jauh dibawah

kinerja TW4-12 yang mampukinerja TW4-12 yang mampukinerja TW4-12 yang mampukinerja TW4-12 yang mampukinerja TW4-12 yang mampu

bertumbuh 44,5% yoy.bertumbuh 44,5% yoy.bertumbuh 44,5% yoy.bertumbuh 44,5% yoy.bertumbuh 44,5% yoy. Nilai tukar baht

yang masih terapresiasi cukup tinggi selama

TW1-13 juga dianggap menganggu kinerja

ekspor.

Tekanan inflasi pada TW1-2013Tekanan inflasi pada TW1-2013Tekanan inflasi pada TW1-2013Tekanan inflasi pada TW1-2013Tekanan inflasi pada TW1-2013

melemah (3,1%), meskipun masihmelemah (3,1%), meskipun masihmelemah (3,1%), meskipun masihmelemah (3,1%), meskipun masihmelemah (3,1%), meskipun masih

diatas target inflasi pemerintah sebesardiatas target inflasi pemerintah sebesardiatas target inflasi pemerintah sebesardiatas target inflasi pemerintah sebesardiatas target inflasi pemerintah sebesar

2,7% pada 2013, seiring dengan2,7% pada 2013, seiring dengan2,7% pada 2013, seiring dengan2,7% pada 2013, seiring dengan2,7% pada 2013, seiring dengan

adanya kebijakan subsidi pemerintahadanya kebijakan subsidi pemerintahadanya kebijakan subsidi pemerintahadanya kebijakan subsidi pemerintahadanya kebijakan subsidi pemerintah

pada harga bahan bakar danpada harga bahan bakar danpada harga bahan bakar danpada harga bahan bakar danpada harga bahan bakar dan

transportasi publik yang diluncurkantransportasi publik yang diluncurkantransportasi publik yang diluncurkantransportasi publik yang diluncurkantransportasi publik yang diluncurkan

Februari 2013, serta penguatan bahtFebruari 2013, serta penguatan bahtFebruari 2013, serta penguatan bahtFebruari 2013, serta penguatan bahtFebruari 2013, serta penguatan baht

yang menurunkan harga energi.yang menurunkan harga energi.yang menurunkan harga energi.yang menurunkan harga energi.yang menurunkan harga energi.

Meskipun tekanan inflasi mulai melemah,

namun bank sentral Thailand tetap

mempertahankan suku bunga kebijakan pada

level 2,75% dengan pertimbangan masih

adanya risiko/potensi tekanan inflasi ke depan

akibat kenaikan upah minimum sejak Januari

2013 lalu dan terus meningkatnya

pertumbuhan kredit.

Mempertimbangkan kinerja TW1-Mempertimbangkan kinerja TW1-Mempertimbangkan kinerja TW1-Mempertimbangkan kinerja TW1-Mempertimbangkan kinerja TW1-

13 yang cukup mengecewakan ini,13 yang cukup mengecewakan ini,13 yang cukup mengecewakan ini,13 yang cukup mengecewakan ini,13 yang cukup mengecewakan ini,

pemerintah Thailand padapemerintah Thailand padapemerintah Thailand padapemerintah Thailand padapemerintah Thailand pada

pertengahan Mei 2013 telahpertengahan Mei 2013 telahpertengahan Mei 2013 telahpertengahan Mei 2013 telahpertengahan Mei 2013 telah

melakukan revisi atas proyeksi PDBmelakukan revisi atas proyeksi PDBmelakukan revisi atas proyeksi PDBmelakukan revisi atas proyeksi PDBmelakukan revisi atas proyeksi PDB

untuk 2013 yaitu dari 4,5-5,5%untuk 2013 yaitu dari 4,5-5,5%untuk 2013 yaitu dari 4,5-5,5%untuk 2013 yaitu dari 4,5-5,5%untuk 2013 yaitu dari 4,5-5,5%

menjadi 4,2-5,2%.menjadi 4,2-5,2%.menjadi 4,2-5,2%.menjadi 4,2-5,2%.menjadi 4,2-5,2%. Proyeksi inflasi terbaru

ini sebenarnya masih dalam kisaran proyeksi

inflasi Consensus Forecast yang

memperkirakan ekonomi Thailand akan

tumbuh moderat sebesar 4,8% yoy pada

2013. Dari sisi kebijakan moneter, adanya

tekanan dari pemerintah kepada bank sentral

Thailand untuk meredam apresiasi baht agar

tidak mengganggu kinerja ekspor,

kemungkinan akan direspon dengan

penurunan suku bunga oleh bank sentral

seiring dengan tekanan inflasi yang mulai

mereda selama TW1-13.

Page 47: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

35

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

B.2.8 VietnamB.2.8 VietnamB.2.8 VietnamB.2.8 VietnamB.2.8 Vietnam

Perekonomian Vietnam padaPerekonomian Vietnam padaPerekonomian Vietnam padaPerekonomian Vietnam padaPerekonomian Vietnam pada

TW1-13 mengalami sedikitTW1-13 mengalami sedikitTW1-13 mengalami sedikitTW1-13 mengalami sedikitTW1-13 mengalami sedikit

perlambatan dibandingkan periodeperlambatan dibandingkan periodeperlambatan dibandingkan periodeperlambatan dibandingkan periodeperlambatan dibandingkan periode

sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya. PDB TW1-13 tumbuh 4,9% yoy

dari 5% yoy pada triwulan akhir 2012. Aktivitas

konsumsi yang melemah akibat kondisi kredit

yang memburuk, serta melambatnya kinerja

produksi dan defisit neraca perdagangan

berada dibalik perkembangan tersebut.

Pelemahan aktivitas konsumsi terutama

dipengaruhi oleh penurunan penjualan ritel

yang rata-rata hanya tumbuh 10,8% yoy

selama TW1-13, jauh lebih rendah

dibandingkan TW4-12 yang mencapai 18,5%

yoy. Sementara rata-rata produksi industri

Vietnam di TW1-13 hanya tumbuh 5,6% yoy,

turun dibandingkan TW4-12 yang mencapai

7,4% yoy.

Melanjutkan perkembangan diMelanjutkan perkembangan diMelanjutkan perkembangan diMelanjutkan perkembangan diMelanjutkan perkembangan di

triwulan sebelumnya, tekanan inflasitriwulan sebelumnya, tekanan inflasitriwulan sebelumnya, tekanan inflasitriwulan sebelumnya, tekanan inflasitriwulan sebelumnya, tekanan inflasi

kembali mengalami penurunan.kembali mengalami penurunan.kembali mengalami penurunan.kembali mengalami penurunan.kembali mengalami penurunan. Rata-

rata inflasi di TW1-13 tercatat sebesar 6,9%

yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya 7,0% yoy ataupun rata-

rata selama tahun 2012 (9,3%). Selain

disebabkan oleh menurunnya harga pangan

dan energi, keberhasilan Vietnam menjaga

inflasi pada level yang rendah tidak terlepas

dari konsistensi pemerintah melakukan

pengetatan ekonomi pada periode

sebelumnya, dengan secara agresif menaikkan

discount rate dan refinancing rate selama

20114 untuk mengendalikan inflasi yang

sempat di atas 20%.

Tekanan inflasi yang meredaTekanan inflasi yang meredaTekanan inflasi yang meredaTekanan inflasi yang meredaTekanan inflasi yang mereda

menjadi pertimbangan bank sentralmenjadi pertimbangan bank sentralmenjadi pertimbangan bank sentralmenjadi pertimbangan bank sentralmenjadi pertimbangan bank sentral

untuk menerapkan kebijakan moneteruntuk menerapkan kebijakan moneteruntuk menerapkan kebijakan moneteruntuk menerapkan kebijakan moneteruntuk menerapkan kebijakan moneter

longgar dengan menurunkan sukulonggar dengan menurunkan sukulonggar dengan menurunkan sukulonggar dengan menurunkan sukulonggar dengan menurunkan suku

bunga.bunga.bunga.bunga.bunga. Selama TW1-13, bank sentral telah

menurunkan discount rate dan refinancing rate

masing-masing 100 bps menjadi 6% dan 8%.

Kebijakan tersebut juga dilakukan untuk

meningkatkan jumlah kredit dan mendorong

pertumbuhan konsumsi. Ke depan,

diperkirakan kemungkinan penurunan suku

bunga lebih lanjut semakin terbatas

mengingat core inflation masih berada pada

level yang cukup tinggi di TW1-13.

Kinerja perdagangan eksternalKinerja perdagangan eksternalKinerja perdagangan eksternalKinerja perdagangan eksternalKinerja perdagangan eksternal

mulai menunjukkan perkembanganmulai menunjukkan perkembanganmulai menunjukkan perkembanganmulai menunjukkan perkembanganmulai menunjukkan perkembangan

positif, ditunjukkan dengan rata-ratapositif, ditunjukkan dengan rata-ratapositif, ditunjukkan dengan rata-ratapositif, ditunjukkan dengan rata-ratapositif, ditunjukkan dengan rata-rata

kenaikan volume ekspor dan impor dikenaikan volume ekspor dan impor dikenaikan volume ekspor dan impor dikenaikan volume ekspor dan impor dikenaikan volume ekspor dan impor di

TW1-13 masing-masing 21,4% danTW1-13 masing-masing 21,4% danTW1-13 masing-masing 21,4% danTW1-13 masing-masing 21,4% danTW1-13 masing-masing 21,4% dan

22,2% yoy dari TW4-2012 yang hanya22,2% yoy dari TW4-2012 yang hanya22,2% yoy dari TW4-2012 yang hanya22,2% yoy dari TW4-2012 yang hanya22,2% yoy dari TW4-2012 yang hanya

tumbuh 17,9% dan 7,8% yoy.tumbuh 17,9% dan 7,8% yoy.tumbuh 17,9% dan 7,8% yoy.tumbuh 17,9% dan 7,8% yoy.tumbuh 17,9% dan 7,8% yoy.

Pertumbuhan ekspor terutama ditopang oleh

meningkatnya ekspor produk komputer dan

telepon genggam yang mampu

menggantikan pelemahan pada ekspor

produk tradisional (pakaian, sepatu, pertanian

dan seafood). Namun demikian, dengan

perkembangan pertumbuhan impor yang

relatif lebih tinggi dibandingkan ekspor maka

surplus neraca perdagangan di TW1-13

menyempit menjadi hanya USD45,3 juta dari

USD349,7 juta di periode sebelumnya. Ke

depan, diperkirakan kinerja ekspor akan4 Selama 2011, The State Bank of Vietnam telah menaikkan discountrate dan refinancing rate masing-masing sebesar 600bps.

Page 48: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

36

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

menghadapi tantangan pelemahan nilai tukar

sejalan dengan sentimen negatif penyelesaian

krisis Eropa yang berlarut-larut.

Selain risiko pelemahan nilaiSelain risiko pelemahan nilaiSelain risiko pelemahan nilaiSelain risiko pelemahan nilaiSelain risiko pelemahan nilai

tukar, perekonomian Vietnam jugatukar, perekonomian Vietnam jugatukar, perekonomian Vietnam jugatukar, perekonomian Vietnam jugatukar, perekonomian Vietnam juga

akan menghadapi risiko akan menghadapi risiko akan menghadapi risiko akan menghadapi risiko akan menghadapi risiko core inflasicore inflasicore inflasicore inflasicore inflasi

yang masih tinggi, ketahanan fiskal danyang masih tinggi, ketahanan fiskal danyang masih tinggi, ketahanan fiskal danyang masih tinggi, ketahanan fiskal danyang masih tinggi, ketahanan fiskal dan

krisis sektor perbankan.krisis sektor perbankan.krisis sektor perbankan.krisis sektor perbankan.krisis sektor perbankan. Ketahanan fiskal

menghadapi ancaman penurunan

pendapatan seiring diterapkannya kebijakan

penurunan pajak untuk mengatasi kesulitan

bisnis di awal 2013. Sementara di sisi lain,

peningkatan gaji pegawai pemerintah akan

semakin membebani anggaran. Dengan

kondisi demikian, tidak tertutup kemungkinan

pemerintah akan mencairkan pinjaman untuk

menutupi kebutuhan pembiayaan sehingga

rasio debt to GDP berpotensi meningkat.

Sementara dari sisi perbankan, pemerintah

dihadapkan pada problem non performing

loan kredit perbankan yang tinggi5. Hal ini

akan menghambat kredit perbankan sehingga

dikhawatirkan akan berdampak pada

pelemahan konsumsi. Oleh karena itu,

pemerintah dituntut untuk dapat melakukan

reformasi di sektor perbankan agar

permasalahan tersebut dapat segera teratasi.

B.2.9 BrazilB.2.9 BrazilB.2.9 BrazilB.2.9 BrazilB.2.9 Brazil

Seiring dengan meningkatnyaSeiring dengan meningkatnyaSeiring dengan meningkatnyaSeiring dengan meningkatnyaSeiring dengan meningkatnya

ketidakpastian di perekonomianketidakpastian di perekonomianketidakpastian di perekonomianketidakpastian di perekonomianketidakpastian di perekonomian

global, kinerja ekonomi Brazil di TW1-global, kinerja ekonomi Brazil di TW1-global, kinerja ekonomi Brazil di TW1-global, kinerja ekonomi Brazil di TW1-global, kinerja ekonomi Brazil di TW1-

13 masih dimotori oleh permintaan13 masih dimotori oleh permintaan13 masih dimotori oleh permintaan13 masih dimotori oleh permintaan13 masih dimotori oleh permintaan

domestik.domestik.domestik.domestik.domestik. Konsumsi rumahtangga masih

menjadi motor penggerak utama

pertumbuhan ekonomi di triwulan laporan

yang ditopang oleh upah pekerja yang masih

meningkat dan ekspansi kredit rumahtangga

yang tumbuh moderat seiring dengan masih

rendahnya tingkat bunga. Beberapa indikator

penuntun aktivitas konsumsi seperti indeks

kepercayaan konsumen, penjualan kendaraan

bermotor, penciptaan lapangan kerja dan

tingkat pengangguran turut mengonfirmasi

masih kuatnya pertumbuhan konsumsi

rumahtangga di triwulan laporan.

Selain konsumsi rumah tangga,Selain konsumsi rumah tangga,Selain konsumsi rumah tangga,Selain konsumsi rumah tangga,Selain konsumsi rumah tangga,

kinerja ekonomi di TW1-13 jugakinerja ekonomi di TW1-13 jugakinerja ekonomi di TW1-13 jugakinerja ekonomi di TW1-13 jugakinerja ekonomi di TW1-13 juga

didukung oleh akselerasi kegiatandidukung oleh akselerasi kegiatandidukung oleh akselerasi kegiatandidukung oleh akselerasi kegiatandidukung oleh akselerasi kegiatan

investasi yang semakin meningkat.investasi yang semakin meningkat.investasi yang semakin meningkat.investasi yang semakin meningkat.investasi yang semakin meningkat.

Pembangunan infrastruktur dalam rangka

persiapan penyelenggaraan Piala Dunia 2014

dan Olimpiade 2016 memberikan andil

terhadap kinerja investasi di triwulan laporan.

Semakin membaiknya performa investasi ini

tidak lepas dari dukungan kebijakan

pemerintah. Di sisi moneter, selain tingkat

suku bunga kebijakan yang masih ditahan

pada level 7,25%, Bank Central do Brasil (BCB)

juga menurunkan persyaratan reserve

requirement sebesar 20% bagi bank besar

yang memberikan kredit investasi barang-

barang modal. Hal ini dilakukan untuk

mendorong penciptaan kredit segar ke

perekonomian. Di sisi fiskal, pemerintah

melanjutkan pemberian pemotongan pajak

dan konsesi untuk proyek infrastruktur publik.

Selain dukungan dari sisi kebijakan,5 NPL Vietnam per September 2012 telah mencapai level psikologis

8,82% dari total kredit, naik dari 8,6% pada Maret 2012.

Page 49: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

37

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

membaiknya kinerja investasi juga terkait

dengan mulai pulihnya kepercayaan investor

terhadap prospek ekonomi Brazil.

Di sektor eksternal, kinerjaDi sektor eksternal, kinerjaDi sektor eksternal, kinerjaDi sektor eksternal, kinerjaDi sektor eksternal, kinerja

ekspor dan impor pada triwulanekspor dan impor pada triwulanekspor dan impor pada triwulanekspor dan impor pada triwulanekspor dan impor pada triwulan

laporan belum dapat diandalkan untuklaporan belum dapat diandalkan untuklaporan belum dapat diandalkan untuklaporan belum dapat diandalkan untuklaporan belum dapat diandalkan untuk

menopang pemulihan ekonomi Brazil.menopang pemulihan ekonomi Brazil.menopang pemulihan ekonomi Brazil.menopang pemulihan ekonomi Brazil.menopang pemulihan ekonomi Brazil.

Pelemahan ekonomi China yang tidak

serendah perkiraan semula memberikan

dampak positif pada kinerja ekspor. Namun

demikian, masih lemahnya permintaan dunia

dan belum meningkatnya daya saing produk

Brazil mengakibatkan pemulihan kinerja

ekspor belum dapat mengimbangi tekanan

impor yang masih relatif tinggi. Dengan

demikian, kondisi neraca perdagangan Brazil

belum menunjukkan perbaikan yang

signifikan di triwulan laporan.

Pemulihan ekonomi yang secaraPemulihan ekonomi yang secaraPemulihan ekonomi yang secaraPemulihan ekonomi yang secaraPemulihan ekonomi yang secara

umum mulai menunjukkan tren positifumum mulai menunjukkan tren positifumum mulai menunjukkan tren positifumum mulai menunjukkan tren positifumum mulai menunjukkan tren positif

tersebut dibayangi oleh tekanan inflasitersebut dibayangi oleh tekanan inflasitersebut dibayangi oleh tekanan inflasitersebut dibayangi oleh tekanan inflasitersebut dibayangi oleh tekanan inflasi

yang semakin besar.yang semakin besar.yang semakin besar.yang semakin besar.yang semakin besar. Tingginya tekanan

inflasi terutama masih bersumber dari

kenaikan harga pangan yang persisten akibat

cuaca yang kurang menguntungkan sehingga

mengganggu pasokan bahan pangan. Pada

akhir TW1-13, laju inflasi tercatat 6,59% yoy

atau telah melampaui batas atas target bank

sentral untuk pertama kalinya sejak Desember

2011. Tren kenaikan harga pangan yang tajam

dan persisten ini memicu kekhawatiran akan

kembali terjadinya hyperinflation seperti pada

era 1980an. Selain itu, tingginya inflasi juga

dikhawatirkan akan menghambat aktivitas

konsumsi dan investasi. Guna mengendalikan

tekanan inflasi tersebut, pemerintah

menerapkan kebijakan penurunan pajak

bahan makanan dan sektor tertentu serta

menurunkan tarif listrik. Dengan tren inflasi

yang masih tinggi, BCB merivisi ke atas

perkiraan inflasi di 2013 menjadi 5,7%6 atau

0,9% lebih tinggi dari proyeksi Desember

2012.

Sebagai respon terhadap kondisiSebagai respon terhadap kondisiSebagai respon terhadap kondisiSebagai respon terhadap kondisiSebagai respon terhadap kondisi

perekonomian selama TW1-13, BCBperekonomian selama TW1-13, BCBperekonomian selama TW1-13, BCBperekonomian selama TW1-13, BCBperekonomian selama TW1-13, BCB

masih mempertahankan suku bungamasih mempertahankan suku bungamasih mempertahankan suku bungamasih mempertahankan suku bungamasih mempertahankan suku bunga

kebijakannya sebesar 7,25%.kebijakannya sebesar 7,25%.kebijakannya sebesar 7,25%.kebijakannya sebesar 7,25%.kebijakannya sebesar 7,25%. Kebijakan

ini ditempuh mengingat sumber kenaikan

inflasi masih dari faktor pasukan dan guna

mendorong proses pemulihan ekonomi Brazil

yang tengah berlangsung. Namun demikian,

ke depan, ruang untuk penurunan suku

bunga kebijakan semakin terbatas. Bahkan,

kebijakan moneter diharapkan tidak lagi

digunakan sebagai instrumen utama untuk

mendorong pemulihan ekonomi, sehingga

kemungkinan masa pelonggaran moneter

akan segera berakhir. Hal ini dikonfirmasi oleh

asesmen BCB terkini yang memproyeksikan

SELIC rate akan bergerak dari 7,25% menuju

7,79%. sementara itu, kebijakan pemerintah

diharapkan dapat diarahkan untuk mengatasi

persoalan struktural di sisi pasokan, terutama

dalam rangka meningkatkan daya saing

beberapa sektor industri dan produktivitas

ekonomi secara keseluruhan. Selain itu, guna

mencegah terjadinya kembali apresiasi nilai

tukar yang tajam sebagai dampak limpahan

aliran modal masuk seiring dengan kebijakan

6 Inflation Report March 2013.

Page 50: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

38

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

quantitative easing yang masih terus

dijalankan di negara maju, pemerintah juga

memberikan pajak untuk foreign inflows,

pasar derivative, dan penjualan dolar di pasar

spot, forward dan future.

Dengan perkembangan yangDengan perkembangan yangDengan perkembangan yangDengan perkembangan yangDengan perkembangan yang

demikian, pertumbuhan PDB Brazildemikian, pertumbuhan PDB Brazildemikian, pertumbuhan PDB Brazildemikian, pertumbuhan PDB Brazildemikian, pertumbuhan PDB Brazil

selama 2013 diperkirakan hanyaselama 2013 diperkirakan hanyaselama 2013 diperkirakan hanyaselama 2013 diperkirakan hanyaselama 2013 diperkirakan hanya

berada pada kisaran 3%.berada pada kisaran 3%.berada pada kisaran 3%.berada pada kisaran 3%.berada pada kisaran 3%. Bank Sentral

Brazil, IMF dan Consensus Forecast merevisi

ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi

Brazil sebesar 0,3 – 0,5% pada asesmen

terbarunya di April 20137. Ke depan,

implementasi kebijakan struktural terutama

terkait infrastruktur diharapkan menjadi faktor

kunci dalam menggenjot pertumbuhan

ekonomi Brazil. Sementara itu, sejumlah risiko

juga masih membayangi perekonomian Brazil

ke depan. Menurunnya kredibilitas bank

sentral dalam mengontrol maupun menjaga

ekspektasi inflasi, kegagalan pemerintah

dalam mengatasi persoalam struktural yang

berdampak pada rendahnya potensial output,

dan kekhawatiran terhadap kondisi global

yang dapat memicu pembalikan arus modal

merupakan faktor yang berpotensi

menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi

Brazil.

7 World Economic Outlook April 2013 memproyeksikan pertumbuhanekonomi Brazil akan berada di kisaran 3%, menurun 0,5%dibandingkan perkiraan pada sebelumnya (Januari 2013). SementaraConsensus Forecast April 2013 memperkirakan pertumbuhanekonomi Brazil mencapai 3,1%, lebih rendah dari perkiraan tigabulan sebelumnya (3,3%).

Page 51: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

39

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

Sebagai respon atas masih lemahnya aktivitas ekonomi domestik, kebijakan bank sentral

negara dunia cenderung bias longgar. Negara maju cenderung mempertahankan kebijakan

suku bunga rendah dan memperpanjang kebijakan quantitative easing (QE). Bahkan Kawasan

Euro dan Australia menurunkan suku bunga kebijakan guna mendongkrak pertumbuhan

ekonomi Di negara emerging kebijakan yang ditempuh cenderung bervariasi. China, Thailand,

Filipina, dan Malaysia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan. Sementara

itu, sejalan dengan terus menurunnya perekonomian domestik, India, Vietnam, dan Meksiko

menurunkan suku bunga kebijakan. Sebaliknya, Brazil memutuskan untuk menaikan suku

bunga kebijakan di tengah tingginya laju inflasi. Ke depan, arah kebijakan moneter bank

sentral dunia masih cenderung bias longgar, setidaknya hingga akhir 2013. Di sisi fiskal,

alternatif kebijakan stimulus fiskal di negara maju sudah sangat terbatas di tengah utang

pemerintah yang sudah melampaui batas aman.

Perekonomian global ke depan diperkirakan masih akan menghadapi tantangan yang

cukup berat meskipun sejumlah risiko terutama di pasar keuangan menurun. Tingginya utang

pemerintah di negara maju dan potensi ekses likuiditas di negara emerging menjadi tantangan

kebijakan ke depan. Sementara itu, di tengah tingginya utang pemerintah, Pemerintah Jepang

tetap berkomitmen untuk mengeluarkan stimulus fiskal. Di tengah permasalahan fundamental

dan masih tingginya ketidakpastian di negara maju, pertumbuhan ekonomi di negara maju

diprediksi belum akan meningkat signifikan selama beberapa kurun waktu ke depan meski

risiko di pasar keuangan mulai menurun. Dengan demikian, motor utama pertumbuhan ekonomi

global bertumpu pada negara emerging. Namun tantangan yang dihadapi negara emerging

dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya kian meningkat. Permasalahan fundamental

di negara maju yang mash jauh dari selesai dan tingginya ketidakpastian ekonomi global

menyebabkan risiko dalam jangka menengah masih tinggi. Prospek ekonomi masih diliputi

Respon Kebijakan, Risiko DanProspek

2B A B

Page 52: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

40

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Kebijakan moneter longgar masih terus

dipertahankan di negara maju dan

sebagian besar negara emerging

Sebagian besar negara duniaSebagian besar negara duniaSebagian besar negara duniaSebagian besar negara duniaSebagian besar negara dunia

mempertahankan kebijakan monetermempertahankan kebijakan monetermempertahankan kebijakan monetermempertahankan kebijakan monetermempertahankan kebijakan moneter

longgar selama periode laporan. longgar selama periode laporan. longgar selama periode laporan. longgar selama periode laporan. longgar selama periode laporan. Negara

maju terus mempertahankan kebijakan suku

bunga rendah dan memperpanjang kebijakan

quantitative easing. Bahkan Kawasan Euro dan

Australia menurunkan suku bunga kebijakan

guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Sementara respon kebijakan yang harus

dilakukan oleh negara emerging semakin

kompleks. Proses pemulihan ekonomi negara

maju yang berjalan sangat lamban dan bauran

kebijakan ekonomi makro di negara maju

termasuk kebijakan moneter longgar yang

agresif diperkirakan meningkatkan risiko di

negara emerging.

The Fed selama periode laporanThe Fed selama periode laporanThe Fed selama periode laporanThe Fed selama periode laporanThe Fed selama periode laporan

menetapkan untuk terus melanjutkanmenetapkan untuk terus melanjutkanmenetapkan untuk terus melanjutkanmenetapkan untuk terus melanjutkanmenetapkan untuk terus melanjutkan

kebijakan highly accommodativekebijakan highly accommodativekebijakan highly accommodativekebijakan highly accommodativekebijakan highly accommodative.

Kebijakan akomodatif tersebut meliputi: (i)

mempertahankan suku bunga kebijakan di

level 0-0,25% setidaknya selama

pengangguran masih di atas 6,5% dan inflasi

antara 1-2 tahun ke depan diprediksi tidak

lebih dari 0,5% di atas proyeksi jangka

panjang Fedres di kisaran 2% yoy, (ii)

ketidakpastian yang tinggi. Potensi risiko external shocks mulai menghantui ekonomi negara

emerging Asia sebagai dampak dari financial imbalances dan tingginya harga aset. Hal ini

menambah kompleksitas respon kebijakan di negara emerging. Dengan demikian, ruang bagi

otoritas kebijakan moneter di negara emerging semakin terbatas dan tantangan yang dihadapi

untuk mempertahankan pertumbuhan semakin besar.

melanjutkan pembelian mortgage securities

USD40 miliar per bulan, dan (iii) melanjutkan

pembelian Treasury securities berjangka waktu

lebih panjang sebanyak USD45 miliar/bulan

(menggantikan kebijakan QE berupa

“operation twist” yang berakhir pada

Desember 2012) dan kebijakan roll-over

terhadap UST jatuh tempo melalui lelang; dan

(iv) mempertahankan kebijakan reinvestasi dari

nilai pokok surat berharga Agency maupun

Agency Mortgage Backed Securities (MBS)

yang jatuh tempo ke dalam surat-surat

berharga Agency MBS. Kebijakan pembelian

mortgage-backed securities dan Treasury

securities tersebut akan terus dilakukan hingga

outlook pasar tenaga kerja mengalami

perbaikan secara signifikan. Selanjutnya, pada

FOMC Mei 2013 terdapat indikasi bahwa

Fedres kemungkinan akan melakukan

penyesuaian terhadap magnitude dari

program pembelian assetnya sesuai dengan

perkembangan data sektor tenaga kerja dan

trend inflasi. Langkah menuju pengurangan

pembelian aset diperkirakan kecil

kemungkinannya untuk ditempuh dalam

waktu dekat. Hal ini mengingat penurunan

tingkat pengangguran dan perkembangan

yang terjadi di pasar tenaga kerja dan sektor

perumahan diperkirakan masih belum stabil.

Page 53: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

41

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

mengendap di neraca bank mengalir ke bisnis-

bisnis kecil di wilayah periferal. Di sisi lain, bank

sentral Inggris (BOE) akan tetap menopang

ekonomi melalui kebijakan QE berupa target

pembelian aset sebesar GBP375 miliar.

BOJ secara konsisten masihBOJ secara konsisten masihBOJ secara konsisten masihBOJ secara konsisten masihBOJ secara konsisten masih

mempertahankan suku bungamempertahankan suku bungamempertahankan suku bungamempertahankan suku bungamempertahankan suku bunga

kebijakannya di level 0,1%kebijakannya di level 0,1%kebijakannya di level 0,1%kebijakannya di level 0,1%kebijakannya di level 0,1%. Sebelumnya,

pada pertemuan April 2013, BOJ telah

mengumumkan langkah agresif yang

ditempuh sehubungan dengan kebijakan

monetary easing-nya yang memasuki tahapan

baru baik secara kuantitas maupun kualitas.

Pembelian surat utang pemerintah yang

berjangka waktu lebih panjang sebagai upaya

BOJ melakukan rebalancing portfolio aset

domestik yang pada akhirnya diharapkan

dapat mendorong aktivitas investasi. Dalam

rangka mencapai target inflasi 2% yoy yang

telah dicanangkan sebelumnya, BOJ

memutuskan untuk mengadopsi monetary

base control sebagai sasaran operasi

moneternya menggantikan uncollateralized

overnight call rate yang sebelumnya

digunakan.

Di negara berkembang kebijakanDi negara berkembang kebijakanDi negara berkembang kebijakanDi negara berkembang kebijakanDi negara berkembang kebijakan

yang ditempuh selama periode laporanyang ditempuh selama periode laporanyang ditempuh selama periode laporanyang ditempuh selama periode laporanyang ditempuh selama periode laporan

cenderung bervariasicenderung bervariasicenderung bervariasicenderung bervariasicenderung bervariasi. Bank sentral China,

Thailand, Filipina, dan Malaysia memutuskan

untuk mempertahankan suku bunga

kebijakan. Sementara itu, sejalan dengan terus

menurunnya perekonomian domestik, India,

Vietnam, dan Meksiko menurunkan suku

bunga kebijakan. Sebaliknya, Brazil

memutuskan untuk menaikan suku bunga

ECB memutuskan untukECB memutuskan untukECB memutuskan untukECB memutuskan untukECB memutuskan untuk

menurunkan suku bunga kebijakanmenurunkan suku bunga kebijakanmenurunkan suku bunga kebijakanmenurunkan suku bunga kebijakanmenurunkan suku bunga kebijakan

pada Mei 2013 guna mendukungpada Mei 2013 guna mendukungpada Mei 2013 guna mendukungpada Mei 2013 guna mendukungpada Mei 2013 guna mendukung

kinerja perekonomian domestikkinerja perekonomian domestikkinerja perekonomian domestikkinerja perekonomian domestikkinerja perekonomian domestik. Setelah

menurunkan suku bunga kebijakan terakhir

kalinya pada 5 Juli 2012, pada pertemuan 2

Mei 2013 ECB kembali menurunkan suku

bunga kebijakan, efektif 8 Mei 2013, yaitu: (i)

suku bunga kebijakan atau dikenal sebagai

‘main refinancing operation’ (mengatur

likuditas perbankan) diturunkan 25bps

menjadi 0,5%; (ii) suku bunga ‘marginal

lending facility’ (suku bunga overnight credit

yang diberikan euro system ke perbankan)

diturunkan 50bps menjadi 1%; dan (iii) suku

bunga ‘deposit facility’ (suku bunga overnight

deposit yang diberikan ke perbankan oleh

Eurosystem) tetap dipertahankan di level 0,0%.

Sebelumnya, pada pertemuan 6 September

2012 ECB telah memutuskan untuk

mengimplementasikan program Outright

Monetary Transactions (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi sovereign di Kawasan Euro. Seiring

dengan menurunnya aktivitas ekonomi ke

depan dan relatif terjaganya tingkat inflasi,

kebijakan moneter longgar diperkirakan masih

akan terus ditempuh oleh ECB dalam kurun

waktu yang cukup panjang. Ke depan, ECB

diperkirakan secara “teknis” sedang bersiap

untuk menjalankan suku bunga negatif, di

mana bank yang mempunyai reserve besar

seolah akan dikenai pajak. Target yang ingin

disasar dalam kebijakan hal ini adalah

penurunan tingkat bunga kredit UMKM

sehingga dana-dana QE yang sekarang

Page 54: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

42

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

kebijakan di tengah tingginya laju inflasi.

Selain menggunakan instrumen suku bunga

kebijakan, sejumlah negara juga lebih banyak

menggunakan instrumen non suku bunga

seperti pengetatan di sektor properti dan

GWM. Ke depan, di tengah semakin

terbatasnya ruang pelonggaran suku bunga,

China, Malaysia, Filipina diperkirakan akan

mempertahankan suku bunga kebijakan di

sisa 2013. Sementara itu, Korea dan Thailand

diperkirakan masih akan menurunkan suku

bunga kebijakan di sisa 2013 guna

mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, seiring dengan meningkatnya

ekspektasi inflasi, Brazil diperkirakan akan

secara bertahap menaikkan suku bunga

kebijakan.

Di China, room pelonggaranDi China, room pelonggaranDi China, room pelonggaranDi China, room pelonggaranDi China, room pelonggaran

kebijakan fiskal dan moneter untukkebijakan fiskal dan moneter untukkebijakan fiskal dan moneter untukkebijakan fiskal dan moneter untukkebijakan fiskal dan moneter untuk

mendorong pertumbuhan masih cukupmendorong pertumbuhan masih cukupmendorong pertumbuhan masih cukupmendorong pertumbuhan masih cukupmendorong pertumbuhan masih cukup

luasluasluasluasluas. Semakin rentannya sektor properti di

China mendorong pemerintah untuk

menerapkan kebijakan makroprudensial. Pada

awal Maret 2013 pemerintah China

mengumumkan akan memperketat aturan di

sektor properti mulai 1 April 2013. Akan

tetapi, langkah tersebut belum berhasil

meredam kenaikan harga dan penjualan

rumah. Sebaliknya, justru kemudian berimbas

pada melonjaknya penjualan rumah dan

kenaikan harga rumah di hampir seluruh kota

di China selama Maret 2013, terlepas dari tren

peak season penjualan rumah yang biasanya

berlangsung di bulan Maret. Ke depan,

kebijakan ketat di sektor properti diperkirakan

akan terus dipertahankan Pemerintah China

hingga akhir 2013. Hal ini sejalan dengan

kekhawatiran pemerintah akan terjadinya

bubble di sektor properti.

Bank Sentral India (RBI)Bank Sentral India (RBI)Bank Sentral India (RBI)Bank Sentral India (RBI)Bank Sentral India (RBI)

memangkas suku bunga kebijakannyamemangkas suku bunga kebijakannyamemangkas suku bunga kebijakannyamemangkas suku bunga kebijakannyamemangkas suku bunga kebijakannya

di Februari dan Maret 2013 masing-di Februari dan Maret 2013 masing-di Februari dan Maret 2013 masing-di Februari dan Maret 2013 masing-di Februari dan Maret 2013 masing-

masing sebesar 25bps sehingga sukumasing sebesar 25bps sehingga sukumasing sebesar 25bps sehingga sukumasing sebesar 25bps sehingga sukumasing sebesar 25bps sehingga suku

bunga bunga bunga bunga bunga repurchase raterepurchase raterepurchase raterepurchase raterepurchase rate dan dan dan dan dan reversereversereversereversereverse

repo raterepo raterepo raterepo raterepo rate di akhir TW1-13 masing- di akhir TW1-13 masing- di akhir TW1-13 masing- di akhir TW1-13 masing- di akhir TW1-13 masing-

masing menjadi berada di level 7,50%masing menjadi berada di level 7,50%masing menjadi berada di level 7,50%masing menjadi berada di level 7,50%masing menjadi berada di level 7,50%

dan 6,50%dan 6,50%dan 6,50%dan 6,50%dan 6,50%. Langkah ini ditempuh dengan

harapan dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi yang terindikasi masih belum stabil

sebagai imbas dari melemahnya permintaan

dan krisis energi. Selanjutnya, pada 3 Mei-13

RBI kembali menurunkan suku bunga

kebijakan. Repo rate dan reverse repo rate

diturunkan 25bps masing-masing menjadi

7,25% dan 6,25%. Penurunan tersebut

ditujukan untuk lebih mendorong

pertumbuhan ekonomi di tengah penurunan

tekanan inflasi. Selain itu, Cash Reserve Ratio

(CRR) pada TW1-13 diturunkan sebesar 25bps

menjadi 4%. RBI juga mengusulkan untuk

menurunkan proporsi obligasi yang dipegang

perbankan India menjadi 23%, dari 25% yang

berlaku selama ini. Usulan tersebut bertujuan

agar bank meningkatkan lending-nya.

Kedepan, tingginya defisit current account dan

inflasi yang masih di level tinggi (di atas target)

dipandang masih membatasi ruang kebijakan.

Selain itu, di sisi suplai, berbagai tantangan

yang masih perlu diatasi adalah supply

bottlenecks, governance, lemahnya investasi

pemerintah dan konsolidasi fiskal.

Selama TW1-13, bank sentralSelama TW1-13, bank sentralSelama TW1-13, bank sentralSelama TW1-13, bank sentralSelama TW1-13, bank sentral

Page 55: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

43

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

Brazil tetap mempertahankan sukuBrazil tetap mempertahankan sukuBrazil tetap mempertahankan sukuBrazil tetap mempertahankan sukuBrazil tetap mempertahankan suku

bunga kebijakan. bunga kebijakan. bunga kebijakan. bunga kebijakan. bunga kebijakan. Namun, pada pertemuan

17 April 2013 suku bunga kebijakan dinaikkan

sebesar 25bps menjadi 7,50%. Kebijakan ini

ditempuh setelah sejak Oktober 2012 otoritas

memilih untuk mempertahankan suku bunga

kebijakannya guna menciptakan kestabilan

moneter di tengah proses pemulihan ekonomi

domestik. Langkah menaikkan suku bunga

kebijakan ini merupakan respon dari

meningkatnya tekanan inflasi bulan Maret

2013 (6,59% yoy) yang telah melewati batas

atas target inflasi Brazil tahun 2013 serta

bertujuan untuk mendorong terciptanya

kestabilan harga jangka panjang ditengah

permasalahan ekonomi global yang belum

teratasi. Dengan strategi ini diharapkan target

inflasi Bank Sentral tahun 2013 dapat tercapai

dan terjaga sehingga proses recovery ekonomi

dapat berlanjut. Langkah yang diambil oleh

Bank Sentral Brazil ini juga ditengarai sebagai

salah satu upaya untuk menjaga persepsi

konsumen dan investor terhadap laju inflasi

kedepan yang dapat berpengaruh terhadap

menurunnya kepercayaan konsumen maupun

investor dan menghambat proses recovery

kedepan. Lebih lanjut, guna mengatasi

tekanan apresiasi terhadap nilai tukar

pemerintah menerapkan pajak untuk foreign

inflows, pasar derivative, serta penjualan dollar

di pasar spot, forward dan future.

Selama TW1-13, Bank SentralSelama TW1-13, Bank SentralSelama TW1-13, Bank SentralSelama TW1-13, Bank SentralSelama TW1-13, Bank Sentral

Korea (BoK) cenderungKorea (BoK) cenderungKorea (BoK) cenderungKorea (BoK) cenderungKorea (BoK) cenderung

mempertahankan suku bungamempertahankan suku bungamempertahankan suku bungamempertahankan suku bungamempertahankan suku bunga

kebijakan (sejak Oktober-12 ditahan dikebijakan (sejak Oktober-12 ditahan dikebijakan (sejak Oktober-12 ditahan dikebijakan (sejak Oktober-12 ditahan dikebijakan (sejak Oktober-12 ditahan di

level 2,75%)level 2,75%)level 2,75%)level 2,75%)level 2,75%). Namun pada 8 Mei-13

akhirnya menurunkan suku bunga kebijakan

benchmark seven-day repurchase menjadi

2,5%,. BoK memandang kebijakan perlu lebih

akomodatif guna mendorong kinerja ekonomi

domestik di tengah laju inflasi yang terus

menurun. BoK juga memprediksi negative

output gap akan tetap terjadi dalam beberapa

waktu mendatang karena lemahnya ekonomi

global, pelemahan yen dan tekanan geopolitik.

Otoritas moneter Singapura padaOtoritas moneter Singapura padaOtoritas moneter Singapura padaOtoritas moneter Singapura padaOtoritas moneter Singapura pada

TW1-13 mempertahankan kebijakanTW1-13 mempertahankan kebijakanTW1-13 mempertahankan kebijakanTW1-13 mempertahankan kebijakanTW1-13 mempertahankan kebijakan

nilai tukarnya (S$NEER) tanpanilai tukarnya (S$NEER) tanpanilai tukarnya (S$NEER) tanpanilai tukarnya (S$NEER) tanpanilai tukarnya (S$NEER) tanpa

melakukan pelebaran melakukan pelebaran melakukan pelebaran melakukan pelebaran melakukan pelebaran bandbandbandbandband maupun maupun maupun maupun maupun

slopeslopeslopeslopeslope nilai tukar. nilai tukar. nilai tukar. nilai tukar. nilai tukar. Sepanjang TW1-13, nilai

tukar dollar Singapura terhadap USD

cenderung apresiatif namun masih dianggap

memadai untuk mengakomodir tekanan

inflasi sekaligus menjangkar ekspektasi inflasi

agar sejalan dengan target 2013.

Stimulus kebijakan fiskal sudah sangat

terbatas di negara maju

Alternatif kebijakan stimulusAlternatif kebijakan stimulusAlternatif kebijakan stimulusAlternatif kebijakan stimulusAlternatif kebijakan stimulus

fiskal sudah sangat terbatas di tengahfiskal sudah sangat terbatas di tengahfiskal sudah sangat terbatas di tengahfiskal sudah sangat terbatas di tengahfiskal sudah sangat terbatas di tengah

utang pemerintah di negara maju yangutang pemerintah di negara maju yangutang pemerintah di negara maju yangutang pemerintah di negara maju yangutang pemerintah di negara maju yang

sudah melampaui batas aman.sudah melampaui batas aman.sudah melampaui batas aman.sudah melampaui batas aman.sudah melampaui batas aman. Untuk

menjaga keutuhan ekonomi, negara-negara

di Kawasan Euro dihadapkan pada pilihan

yang sulit untuk secara disiplin melakukan

pengetatan anggaran sesuai kriteria

Maastricht (defisit APBN maksimal 3% dan

utang pemerintah maksimal 60% terhadap

PDB). Kegagalan pemerintah dalam

mendorong peningkatan kinerja di sektor riil

memaksa otoritas mencari alternatif sumber

Page 56: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

44

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

pemulihan baru melalui penguatan sektor

UMKM dalam skema penjaminan kredit.

Sebagai tahap awal, European Commision

mengalokasikan EUR1,1 miliar untuk 222 ribu

UMKM di negara periferal Kawasan Euro.

Di sisi lain, di tengah tingginyaDi sisi lain, di tengah tingginyaDi sisi lain, di tengah tingginyaDi sisi lain, di tengah tingginyaDi sisi lain, di tengah tingginya

utang pemerintah, Pemerintah Jepangutang pemerintah, Pemerintah Jepangutang pemerintah, Pemerintah Jepangutang pemerintah, Pemerintah Jepangutang pemerintah, Pemerintah Jepang

tetap berkomitmen untuktetap berkomitmen untuktetap berkomitmen untuktetap berkomitmen untuktetap berkomitmen untuk

mengeluarkan stimulus fiskalmengeluarkan stimulus fiskalmengeluarkan stimulus fiskalmengeluarkan stimulus fiskalmengeluarkan stimulus fiskal. Stimulus

fiskal sebesar 10 Triliun akan dikucurkan dalam

bentuk supplementary budget dan program-

program terkait lainnya guna mendukung

dana pensiun masyarakat. Di samping itu,

Pemerintah Jepang juga berupaya mendorong

aktivitas investasi domestik dalam bentuk

program perbaikan struktural yang

direncanakan akan diumumkan program

detailnya pada pertengahan tahun 2013.

Di BrazilDi BrazilDi BrazilDi BrazilDi Brazil, dalam rangka mengendalikan

tekanan inflasi, Pemerintah menurunkan pajak

bahan makanan dan pajak pada sektor tertentu

serta menurunkan tarif listrik.

Tingginya utang pemerintah di negara

maju dan potensi ekses likuiditas di negara

emerging menjadi tantangan kebijakan ke

depan

Kebijakan moneter akomodatifKebijakan moneter akomodatifKebijakan moneter akomodatifKebijakan moneter akomodatifKebijakan moneter akomodatif

diperkirakan masih akan ditempuhdiperkirakan masih akan ditempuhdiperkirakan masih akan ditempuhdiperkirakan masih akan ditempuhdiperkirakan masih akan ditempuh

negara maju dan sebagian besarnegara maju dan sebagian besarnegara maju dan sebagian besarnegara maju dan sebagian besarnegara maju dan sebagian besar

negara negara negara negara negara emergingemergingemergingemergingemerging di sisa 2013 di sisa 2013 di sisa 2013 di sisa 2013 di sisa 2013. Namun

kondisi utang pemerintah yang sudah dalam level

yang mengkhawatirkan diperkirakan menjadi

tantangan serius bagi negara maju dalam

menetapkan respon kebijakannya. Kegagalan

otoritas negara maju dalam merespon

permasalahan tersebut dikhawatirkan dapat

menyeret ekonomi negara maju ke dalam resesi

yang berkepanjangan.

Sama halnya dengan negaraSama halnya dengan negaraSama halnya dengan negaraSama halnya dengan negaraSama halnya dengan negara

maju, tantangan kebijakan di negaramaju, tantangan kebijakan di negaramaju, tantangan kebijakan di negaramaju, tantangan kebijakan di negaramaju, tantangan kebijakan di negara

emergingemergingemergingemergingemerging juga semakin besar juga semakin besar juga semakin besar juga semakin besar juga semakin besar. Di tengah

financial imbalances yang persistent, output

gaps yang mendekati atau sedikit di atas tren

di sebagian besar ekonomi Asia, otoritas

kebijakan moneter sebaiknya berjaga-jaga

untuk segera merespon risiko ke depan. Selain

itu, kebutuhan dan arah kebijakan moneter

negara Asia ke depan berbeda-beda, terutama

merefleksikan berbedanya eksposure. Di

negara emerging Asia, kebijakan

makroprudential akan memegang peranan

penting di tengah tingginya pertumbuhan

kredit yang berpotensi menyebabkan

permasalahan stabilitas keuangan terutama

jika diiringi derasnya aliran modal masuk.

Walaupun secara umum negara Asia memiliki

buffers untuk mengatasi risiko tersebut karena

kondisi balance sheet perbankan dan

korporasi relatif sound, adanya imbalances di

sektor keuangan tersebut tetap perlu

dimonitor secara hati-hati. Dengan kata lain,

adanya potensi risiko terjadinya external

shocks pada ekonomi negara Asia dampak dari

financial imbalances dan tingginya harga aset

perlu mendapat perhatian khusus bagi negara

emerging. Di tengah kondisi tersebut, ruang

bagi otoritas kebijakan moneter di negara

emerging semakin terbatas dan tantangan

yang dihadapi negara emerging dalam

Page 57: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

45

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

mempertahankan pertumbuhan ekonomi

semakin besar.

Risiko jangka pendek menurun namun

tantangan ke depan masih tinggi

Perekonomian global ke depanPerekonomian global ke depanPerekonomian global ke depanPerekonomian global ke depanPerekonomian global ke depan

diperkirakan masih akan menghadapidiperkirakan masih akan menghadapidiperkirakan masih akan menghadapidiperkirakan masih akan menghadapidiperkirakan masih akan menghadapi

tantangan yang cukup berat meskipuntantangan yang cukup berat meskipuntantangan yang cukup berat meskipuntantangan yang cukup berat meskipuntantangan yang cukup berat meskipun

sejumlah risiko terutama di pasarsejumlah risiko terutama di pasarsejumlah risiko terutama di pasarsejumlah risiko terutama di pasarsejumlah risiko terutama di pasar

keuangan menurunkeuangan menurunkeuangan menurunkeuangan menurunkeuangan menurun. Dua risiko terbesar

yang diperkirakan dapat mengganggu proses

pemulihan ekonomi global untuk sementara

dianggap dapat dihindari, yaitu pecahnya

ekonomi Kawasan Euro dan kontraksi fiskal

yang tajam di AS. Walaupun ‘tail risk’ di negara

maju menurun, ketidakpastian ekonomi

global masih tinggi dan perbaikan

perekonomian secara signifikan diperkirakan

belum akan terjadi.

Permasalahan fundamental diPermasalahan fundamental diPermasalahan fundamental diPermasalahan fundamental diPermasalahan fundamental di

negara maju diperkirakan menghambatnegara maju diperkirakan menghambatnegara maju diperkirakan menghambatnegara maju diperkirakan menghambatnegara maju diperkirakan menghambat

upaya pemulihan ekonomi di negaraupaya pemulihan ekonomi di negaraupaya pemulihan ekonomi di negaraupaya pemulihan ekonomi di negaraupaya pemulihan ekonomi di negara

majumajumajumajumaju. Adanya pemotongan otomatis belanja

pemerintah AS (budget sequestration) dan

kian terkontraksinya ekonomi di Kawasan Euro

serta ketidakstabilan kondisi politik di

beberapa negara di Kawasan Euro semakin

mengkonfirmasi sulitnya upaya pemulihan

ekonomi di kawasan tersebut. Pemburukan

ekonomi di Cyprus dan penurunan rating

Slovenia dikhawatirkan menambah bobot

risiko di sektor keuangan kawasan Euro. Ke

depan, potensi pemburukan krisis utang di

negara kawasan Euro diperkirakan masih

menjadi ancaman serius.

Ekonomi negara majuEkonomi negara majuEkonomi negara majuEkonomi negara majuEkonomi negara maju

diperkirakan belum akan meningkatdiperkirakan belum akan meningkatdiperkirakan belum akan meningkatdiperkirakan belum akan meningkatdiperkirakan belum akan meningkat

signifikansignifikansignifikansignifikansignifikan. Di tengah permasalahan

fundamental dan masih tingginya

ketidakpastian di negara maju, pertumbuhan

ekonomi di negara maju diprediksi belum akan

meningkat signifikan selama beberapa kurun

waktu ke depan meski risiko di pasar keuangan

mulai menurun. Dengan demikian, motor

utama pertumbuhan ekonomi global

bertumpu pada negara emerging. Namun

tantangan yang dihadapi negara emerging

dalam mempertahankan pertumbuhan

ekonominya saat ini kian meningkat dengan

karakteristik permasalahan yang cukup

bervariasi. Tantangan tersebut terkait dengan

kemampuan negara emerging markets untuk

tetap tumbuh kuat di tengah berbagai

masalah yang melingkupinya, seperti

ketidakpastian lingkungan global, tekanan

permintaan domestik, dan terbatasnya

kapasitas ekonomi maupun instrumen

kebijakannya (policy tools). Respon kebijakan

di emerging markets perlu mengantisipasi

pula kemungkinan masuknya ekonomi dunia

ke periode “new normal”, di mana

pertumbuhan ekonomi pada negara maju

dalam periode ke depan akan berada dalam

lintasan pertumbuhan ekonomi yang lebih

rendah dibandingkan sebelum krisis. Apabila

risiko-risiko pelemahan tersebut tidak mampu

dihindari, konsekuensinya proyeksi PDB dunia

yang dilakukan oleh beberapa lembaga

internasional masih perlu disikapi dengan

hati-hati.

Page 58: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

46

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Risiko ekonomi global jangka menengah

masih tinggi

Permasalahan fundamental diPermasalahan fundamental diPermasalahan fundamental diPermasalahan fundamental diPermasalahan fundamental di

negara maju yang mash jauh darinegara maju yang mash jauh darinegara maju yang mash jauh darinegara maju yang mash jauh darinegara maju yang mash jauh dari

selesai dan tingginya ketidakpastianselesai dan tingginya ketidakpastianselesai dan tingginya ketidakpastianselesai dan tingginya ketidakpastianselesai dan tingginya ketidakpastian

ekonomi global menyebabkan risikoekonomi global menyebabkan risikoekonomi global menyebabkan risikoekonomi global menyebabkan risikoekonomi global menyebabkan risiko

dalam jangka menengah masih tinggidalam jangka menengah masih tinggidalam jangka menengah masih tinggidalam jangka menengah masih tinggidalam jangka menengah masih tinggi.

Dalam jangka menengah, downside risks

perekonomian global terutama terkait dengan

hal-hal sbb.: (i) belum adanya langkah konkrit

konsolidasi fiskal di AS dan Jepang, (ii)

tingginya beban utang dan terbatasnya ruang

kebijakan di Kawasan Euro, (iii) potensi

perlambatan ekonomi China; (iv) adanya

distorsi yang disebabkan oleh kebijakan

moneter yang akomodatif dan kebijakan

unconventional di negara maju, dan (v)

overinvestment dan tingginya harga aset di

beberapa negara emerging.

Di 2013, negara maju masihDi 2013, negara maju masihDi 2013, negara maju masihDi 2013, negara maju masihDi 2013, negara maju masih

menghadapi risiko fundamentalmenghadapi risiko fundamentalmenghadapi risiko fundamentalmenghadapi risiko fundamentalmenghadapi risiko fundamental

perekonomian dan ketidakpastianperekonomian dan ketidakpastianperekonomian dan ketidakpastianperekonomian dan ketidakpastianperekonomian dan ketidakpastian

yang tinggi sehingga dapatyang tinggi sehingga dapatyang tinggi sehingga dapatyang tinggi sehingga dapatyang tinggi sehingga dapat

mendorong perlambatan ekonomimendorong perlambatan ekonomimendorong perlambatan ekonomimendorong perlambatan ekonomimendorong perlambatan ekonomi.

Downside risks masih bersumber dari

persoalan struktural di negara-negara maju

yang merupakan episentrum dari krisis global,

antara lain konsolidasi fiskal AS dalam jangka

pendek, potensi stagnasi ekonomi di Kawasan

Euro, dan serta pelemahan lebih lanjut

ekonomi di negara-negara emerging market

terutama di China.

Di AS, Di AS, Di AS, Di AS, Di AS, budget sequestrationbudget sequestrationbudget sequestrationbudget sequestrationbudget sequestration

diperkirakan berdampak cukupdiperkirakan berdampak cukupdiperkirakan berdampak cukupdiperkirakan berdampak cukupdiperkirakan berdampak cukup

signifikan pada pertumbuhansignifikan pada pertumbuhansignifikan pada pertumbuhansignifikan pada pertumbuhansignifikan pada pertumbuhan

ekonomiekonomiekonomiekonomiekonomi. Sementara perkembangan terkini

masih mengkonfirmasi bahwa sektor tenaga

kerja dan sektor perumahan AS pemulihannya

masih belum stabil di tengah pengeluaran

rumah tangga yang masih terbatas. Budget

sequestration AS tersebut diperkirakan juga

turut mempengaruhi proses pemulihan sektor

tenaga kerja. Selain itu, dampak fiscal cliff

masih menjadi downside risks ekonomi di

samping AS masih menghadapi risiko

pendanaan fiskal akibat belum disetujuinya

pagu utang. Untuk sementara penurunan

defisit fiskal yang tajam (fiscal cliff) berhasil

dihindari pada akhir 2012. Meski

permasalahan fiscal cliff telah dapat teratasi

dengan tercapainya kesepakatan untuk

menaikkan pajak dan menurunkan

pengeluaran pemerintah pada komponen

tertentu, namun hal tersebut belum

menyentuh permasalahan utang yang telah

melampaui debt ceiling sebesar USD16,4

triliun di akhir 2012 yang tenggat waktunya

berakhir di Mei 2013. Pemotongan otomatis

pengeluaran pemerintah federal dan

pelampauan limit utang (debt ceiling) menjadi

agenda yang harus diselesaikan dalam jangka

pendek yang akan menentukan sustainabilitas

fiskal AS dalam jangka menengah. Kegagalan

dalam melakukan strategi penerapan budget

sequestration (back-loaded measures)

dikhawatirkan akan menyebabkan ekonomi

AS tumbuh lebih rendah dari proyeksi

sebelumnya.

Di Kawasan Euro, stagnasiDi Kawasan Euro, stagnasiDi Kawasan Euro, stagnasiDi Kawasan Euro, stagnasiDi Kawasan Euro, stagnasi

ekonomi masih menjadi ancaman jikaekonomi masih menjadi ancaman jikaekonomi masih menjadi ancaman jikaekonomi masih menjadi ancaman jikaekonomi masih menjadi ancaman jika

momentum pemulihan ekonomi tidakmomentum pemulihan ekonomi tidakmomentum pemulihan ekonomi tidakmomentum pemulihan ekonomi tidakmomentum pemulihan ekonomi tidak

Page 59: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

47

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

mampu dipertahankanmampu dipertahankanmampu dipertahankanmampu dipertahankanmampu dipertahankan. Ekonomi kawasan

masih menghadapi risiko yang tinggi

terhadap pemburukan sovereign debt,

potensi kembali meningkatnya risiko sistemik

perbankan kawasan, dan potensi dampak

pengetatan kebijakan austerity measures.

Selain itu, proses pemulihan menjadi semakin

berat seiring dengan kondisi beberapa negara

inti yang diharapkan menjadi pendorong

pemulihan ekonomi masih mengalami

kontraksi ekonomi, seperti Perancis, Italia dan

Spanyol, sementara ekonomi Jerman sebagai

negara terbesar di kawasan mulai mulai

digerogoti oleh persoalan investasi. Berlarut-

larutnya resesi di Kawasan Euro dikhawatirkan

semakin memperlemah ketahanan ekonomi

negara periferal. Permasalahan di Cyprus dan

penurunan rating Slovania mengindikasikan

bahwa kondisi negara periferal Kawasan Euro

kian memburuk sehingga diperkirakan dapat

mengganggu proses perbaikan ekonomi

kawasan. Kondisi ini menyebabkan

pertumbuhan ekonomi di Kawasan Euro

diperkirakan masih lemah dan mengalami

kontraksi selama 2013. Dalam jangka pendek,

risiko terutama terkait dengan lemahnya

balance sheet, channel kredit yang terganggu

pada negara periperal, dan lambannya proses

penguatan economic dan monetary union di

Kawasan Euro. Upaya penyelesaian krisis

dengan meningkatkan kesehatan pasar

keuangan kawasan, mewujudkan skim

banking union dan sofereign rescue funds

harus dilanjutkan untuk menjaga momentum

pemulihan ekonomi. Meskipun demikian,

upaya membentuk banking union masih

memerlukan proses yang panjang seiring

masih terdapat pertentangan politis di antara

negara kawasan Euro.

Perkembangan yang sama jugaPerkembangan yang sama jugaPerkembangan yang sama jugaPerkembangan yang sama jugaPerkembangan yang sama juga

dihadapi Inggris dengan outlookdihadapi Inggris dengan outlookdihadapi Inggris dengan outlookdihadapi Inggris dengan outlookdihadapi Inggris dengan outlook

pertumbuhan jangka menengah yangpertumbuhan jangka menengah yangpertumbuhan jangka menengah yangpertumbuhan jangka menengah yangpertumbuhan jangka menengah yang

diperkirakan terus menurundiperkirakan terus menurundiperkirakan terus menurundiperkirakan terus menurundiperkirakan terus menurun. Tantangan

tersebut mendesak pemerintah di Kawasan

Eropa melakukan konsolidasi fiskal. Beban

utang yang tinggi dan terus naik,

memperburuk kapasitas shock absorption dari

neraca pemerintah dan diperkirakan tidak akan

membaik dalam beberapa tahun ke depan

(Pada 22 Feb 2013 Moody’s menurunkan

rating pemerintah Inggris dari kategori ‘Aaa’

menjadi Aa1 dengan outlook stable.

Di Jepang, resesi masih akanDi Jepang, resesi masih akanDi Jepang, resesi masih akanDi Jepang, resesi masih akanDi Jepang, resesi masih akan

terjadi apabila pemerintah tidakterjadi apabila pemerintah tidakterjadi apabila pemerintah tidakterjadi apabila pemerintah tidakterjadi apabila pemerintah tidak

berhasil menangani inflasi danberhasil menangani inflasi danberhasil menangani inflasi danberhasil menangani inflasi danberhasil menangani inflasi dan

konsolidasi fiskal jangka menengahkonsolidasi fiskal jangka menengahkonsolidasi fiskal jangka menengahkonsolidasi fiskal jangka menengahkonsolidasi fiskal jangka menengah.

Jepang juga masih dihadapkan oleh risiko

liquidity trap yang menyebabkan target inflasi

sulit tercapai meskipun telah menempuh

kebijakan yang sangat ekspansif (Abenomics).

Permasalahan yang harus segera diatasi adalah

meningkatkan inflasi, konsolidasi fiskal dan

reformasi struktural untuk mendorong

pemulihan ekonomi. Di sisi lain, stimulus baik

fiskal dan moneter diperkirakan mendorong

pelemahan Yen sehingga menimbulkan

kekhawatiran currency war.

Di negara berkembang, risiko ygDi negara berkembang, risiko ygDi negara berkembang, risiko ygDi negara berkembang, risiko ygDi negara berkembang, risiko yg

dihadapi cenderung bervariasi. dihadapi cenderung bervariasi. dihadapi cenderung bervariasi. dihadapi cenderung bervariasi. dihadapi cenderung bervariasi. China

masih menghadapi risiko perlambatan

ekonomi, terlebih kebijakan ketat di sektor

Page 60: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

48

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

properti masih tetap akan dilanjutkan. Hal ini

mengingat besarnya backward dan forward

linkage sektor tersebut ke investasi di China.

Selain itu, pemerintah daerah yang diharapkan

dapat menjadi motor utama pertumbuhan

ekonomi China dihadapkan oleh kondisi

tingginya utang yang akan membatasi

ekspansi. Lebih lanjut, derasnya aliran modal

masuk turut meningkatkan kerentanan

ekonomi China khususnya terkait dengan

kenaikan pemberian kredit baru. Pesatnya

pertumbuhan kredit tersebut dianggap tidak

stabil dan dapat mengganggu stabilitas

ekonomi. Sebagai respon atas perkembangan

ini, lembaga pemeringkat Fitch pada April 2013

menurunkan peringkat kredit domestik China

untuk aset jangka panjang. Di sisi lain,

pertumbuhan harga properti yang terus

meningkat hingga TW1-13 dikhawatirkan

memicu terjadinya bubble harga properti.

Di Korea, risiko terbesar masihDi Korea, risiko terbesar masihDi Korea, risiko terbesar masihDi Korea, risiko terbesar masihDi Korea, risiko terbesar masih

berasal dari sisi eksternalberasal dari sisi eksternalberasal dari sisi eksternalberasal dari sisi eksternalberasal dari sisi eksternal. Penurunan

permintaan dari negara mitra dagang utama

(AS, Kawasan Euro, dan China) dan tekanan

depresiasi yen yang membayangi daya saing

ekspor Korea berpotensi mengganggu kinerja

ekspor Korea. Di India, ancaman inflasi serta

defisit fiskal dan current account masih

menghantui ekonomi. Resilensi

perekonomian ASEAN akan menghadapi

tantangan sejalan dengan masih lemahnya

ekonomi global khususnya di negara-negara

yang tergantung pada penerimaan ekspor

seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Selain itu, negara ASEAN juga dihadapkan

oleh risiko meningkatnya ekspektasi inflasi

akibat masih tingginya permintaan domestik,

peningkatan upah minimum seperti yang

terjadi di Malaysia, Indonesia, dan Thailand,

serta perkiraan pengurangan subsidi BBM di

Malaysia pascapemilu April 2013. Di Brazil,

kemampuan bank sentral dalam mengontrol

dan menjaga ekspektasi inflasi, kegagalan

pemerintah dalam mengatasi persoalan

struktural, dan risiko pembalikan aliran modal

menjadi faktor utama yang berpotensi

menurunkan pertumbuhan ekonomi Brazil.

Prospek ekonomi masih diliputi

ketidakpastian yang tinggi

Ekonomi global di 2013Ekonomi global di 2013Ekonomi global di 2013Ekonomi global di 2013Ekonomi global di 2013

diperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah daridiperkirakan tumbuh lebih rendah dari

prediksiprediksiprediksiprediksiprediksi. Prospek perekonomian pada 2013

juga masih akan diliputi oleh ketidakpastian

yang tinggi, sejalan dengan sejumlah faktor

risiko (downside risks) yang diperkirakan masih

akan secara signifikan membayangi

perekonomian global ke depan. Berbagai

asesmen terkini dari lembaga internasional,

seperti IMF, World Bank, BIS dan Consesus

Forecast menggambarkan pertumbuhan

ekonomi dunia pada 2013 diperkirakan lebih

rendah dari proyeksi sebelumnya dan hanya

akan tumbuh sedikit lebih tinggi

dibandingkan tahun 2012.

Berdasarkan prediksi IMF terkiniBerdasarkan prediksi IMF terkiniBerdasarkan prediksi IMF terkiniBerdasarkan prediksi IMF terkiniBerdasarkan prediksi IMF terkini

(melalui WEO April 2013), PDB global(melalui WEO April 2013), PDB global(melalui WEO April 2013), PDB global(melalui WEO April 2013), PDB global(melalui WEO April 2013), PDB global

pada 2013 diperkirakan tumbuh 3,3%pada 2013 diperkirakan tumbuh 3,3%pada 2013 diperkirakan tumbuh 3,3%pada 2013 diperkirakan tumbuh 3,3%pada 2013 diperkirakan tumbuh 3,3%

yoy (proyeksi sebelumnya 3,5% yoy) danyoy (proyeksi sebelumnya 3,5% yoy) danyoy (proyeksi sebelumnya 3,5% yoy) danyoy (proyeksi sebelumnya 3,5% yoy) danyoy (proyeksi sebelumnya 3,5% yoy) dan

PDB global di 2014 tumbuh 4,0% yoyPDB global di 2014 tumbuh 4,0% yoyPDB global di 2014 tumbuh 4,0% yoyPDB global di 2014 tumbuh 4,0% yoyPDB global di 2014 tumbuh 4,0% yoy.

Penurunan proyeksi PDB global tersebut

Page 61: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

49

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

khususnya disebabkan oleh penurunan

outlook ekonomi AS dampak dari

pengurangan pengeluaran pemerintah AS

secara otomatis (automatic spending cuts)

atau dikenal sebagai budget sequestration,

kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan

Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan

tidak setinggi prediksi awal.

IMF merevisi ke bawahIMF merevisi ke bawahIMF merevisi ke bawahIMF merevisi ke bawahIMF merevisi ke bawah

pertumbuhan ekonomi AS di 2013. pertumbuhan ekonomi AS di 2013. pertumbuhan ekonomi AS di 2013. pertumbuhan ekonomi AS di 2013. pertumbuhan ekonomi AS di 2013. PDB

AS di 2013 diprediksi hanya tumbuh 1,9%

yoy, dari 2,1% yoy prediksi IMF sebelumnya

(WEO, Januari 2013). Namun demikian,

potensi PDB AS lebih rendah dari proyeksi

masih besar. Perkembangan terkini masih

mengkonfirmasi bahwa sektor tenaga kerja

masih belum stabil di tengah pengeluaran

rumah tangga yang masih terbatas. Selain itu,

investasi (terutama pada business fixed

investment) masih lemah walaupun

menunjukan perbaikan. Sementara, meski

sektor perumahan mulai menunjukkan sinyal

awal perbaikan, kondisinya masih sangat

rentan. Selanjutnya, budget sequestration dan

permasalahan fiscal cliff masih menjadi

downside risks ekonomi AS.

Asesmen terkini IMF jugaAsesmen terkini IMF jugaAsesmen terkini IMF jugaAsesmen terkini IMF jugaAsesmen terkini IMF juga

mengkonfirmasi pemburukan ekonomimengkonfirmasi pemburukan ekonomimengkonfirmasi pemburukan ekonomimengkonfirmasi pemburukan ekonomimengkonfirmasi pemburukan ekonomi

di Kawasan Eurodi Kawasan Eurodi Kawasan Eurodi Kawasan Eurodi Kawasan Euro. IMF merevisi ke bawah

proyeksi PDB Kawasan Euro di 2013 menjadi

minus 0,3% yoy (proyeksi sebelumnya minus

0,1% yoy ) (WEO April 2013). Namun

perkembangan terkini mengindikasikan

ketidakpastian ekonomi di Kawasan Euro

masih tinggi sehingga masih terdapat potensi

bahwa PDB di 2013 lebih rendah dari prediksi

IMF tersebut. Hal ini juga dikonfirmasi oleh

asesmen terkini Uni Eropa. Pada 4 Mei 2013

Uni Eropa merevisi ke bawah prediksi PDB

Kawasan Euro 2013 dari minus 0,3% yoy

menjadi minus 0,4% yoy. Revisi tersebut

terutama dilatarbelakangi oleh resesi ekonomi

yang diperkirakan berlangsung lebih lama dari

prediksi awal dan memburuknya sektor

tenaga kerja.

Berbeda dengan AS dan KawasanBerbeda dengan AS dan KawasanBerbeda dengan AS dan KawasanBerbeda dengan AS dan KawasanBerbeda dengan AS dan Kawasan

Euro, kebijakan AbenomicsEuro, kebijakan AbenomicsEuro, kebijakan AbenomicsEuro, kebijakan AbenomicsEuro, kebijakan Abenomics

diperkirakan mampu menumbuhkandiperkirakan mampu menumbuhkandiperkirakan mampu menumbuhkandiperkirakan mampu menumbuhkandiperkirakan mampu menumbuhkan

optimisme akan adanya perbaikan padaoptimisme akan adanya perbaikan padaoptimisme akan adanya perbaikan padaoptimisme akan adanya perbaikan padaoptimisme akan adanya perbaikan pada

ekonomi di Jepangekonomi di Jepangekonomi di Jepangekonomi di Jepangekonomi di Jepang. Kombinasi kebijakan

fiskal dan quantitative easing tersebut

diperkirakan dalam jangka pendek dapat

mendongkrak ekonomi Jepang. PDB Jepang

di 2013 direvisi ke atas sebesar 0,4% atau

tumbuh menjadi 1,6% yoy. Namun perlu

dicatat bahwa kebijakan Abenomics di Jepang

masih memerlukan waktu yang lebih panjang

untuk mengukur keberhasilannya. Dengan

demikian, keberhasilan program Abenomics

tersebut sangat bergantung pada sejauh

mana konsistensi implementasi program

stimulus fiskal, moneter, dan reformasi

struktural serta kemampuan otoritas kebijakan

dalam menjangkar ekspektasi inflasi. Kian

membengkaknya utang pemerintah

dikhawatirkan dapat mengganggu proses

pemulihan ekonomi Jepang.

Di negara emerging,Di negara emerging,Di negara emerging,Di negara emerging,Di negara emerging,

pertumbuhan ekonomi di 2013pertumbuhan ekonomi di 2013pertumbuhan ekonomi di 2013pertumbuhan ekonomi di 2013pertumbuhan ekonomi di 2013

diperkirakan masih solid meski sedikitdiperkirakan masih solid meski sedikitdiperkirakan masih solid meski sedikitdiperkirakan masih solid meski sedikitdiperkirakan masih solid meski sedikit

lebih rendah dibandingkan proyeksilebih rendah dibandingkan proyeksilebih rendah dibandingkan proyeksilebih rendah dibandingkan proyeksilebih rendah dibandingkan proyeksi

IMF Januari 2013IMF Januari 2013IMF Januari 2013IMF Januari 2013IMF Januari 2013. Ekonomi negara

Page 62: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

50

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

emerging diperkirakan tumbuh 5,4% yoy

(turun 0,1%). Masih solidnya ekonomi di

negara emerging Asia diperkirakan mampu

mengimbangi penurunan ekonomi yang

terjadi di negara Middle East & North Africa

(MENA), Amerika Latin, dan negara periperal

di Kawasan Eropa. Ekonomi China diperkirakan

masih menjadi motor penggerak ekonomi

global, tumbuh 8,2% yoy di 2013. Di Kawasan

ASEAN, ekonomi di 2013 diprediksi menguat

terutama di Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Sebaliknya, ekonomi Korea, Singapura, India,

dan Vietnam mengalami koreksi ke bawah.

Solidnya ekonomi di Solidnya ekonomi di Solidnya ekonomi di Solidnya ekonomi di Solidnya ekonomi di emergingemergingemergingemergingemerging

Asia terutama didorong olehAsia terutama didorong olehAsia terutama didorong olehAsia terutama didorong olehAsia terutama didorong oleh

perdagangan intra regional dan masihperdagangan intra regional dan masihperdagangan intra regional dan masihperdagangan intra regional dan masihperdagangan intra regional dan masih

kuatnya permintaan domestikkuatnya permintaan domestikkuatnya permintaan domestikkuatnya permintaan domestikkuatnya permintaan domestik. Konsumsi

dan investasi swasta diperkirakan didukung

oleh kondisi pasar tenaga kerja yang kondusif

dan kondisi keuangan yang relatif baik,

didukung oleh sejumlah faktor sbb.: (i)

kombinasi antara kebijakan moneter yang

akomodatif, pertumbuhan kredit yang tinggi

terutama di beberapa negara ASEAN, serta

derasnya capital inflows, (ii) meningkatnya

permintaan domestik di China dan stimulus

fiskal di Jepang, dan (iii) meningkatnya

integrasi perdagangan untuk final consumer

goods, terutama di negara ASEAN.

Secara umum, meskipun sudahSecara umum, meskipun sudahSecara umum, meskipun sudahSecara umum, meskipun sudahSecara umum, meskipun sudah

melakukan koreksi asesmen IMFmelakukan koreksi asesmen IMFmelakukan koreksi asesmen IMFmelakukan koreksi asesmen IMFmelakukan koreksi asesmen IMF

tersebut tetap perlu dipahami secaratersebut tetap perlu dipahami secaratersebut tetap perlu dipahami secaratersebut tetap perlu dipahami secaratersebut tetap perlu dipahami secara

lebih berhati-hati mengingatlebih berhati-hati mengingatlebih berhati-hati mengingatlebih berhati-hati mengingatlebih berhati-hati mengingat

penyelesaian permasalahanpenyelesaian permasalahanpenyelesaian permasalahanpenyelesaian permasalahanpenyelesaian permasalahan

fundamental ekonomi di negarafundamental ekonomi di negarafundamental ekonomi di negarafundamental ekonomi di negarafundamental ekonomi di negara

maju masih jauh dari selesai.maju masih jauh dari selesai.maju masih jauh dari selesai.maju masih jauh dari selesai.maju masih jauh dari selesai. Lebih

lanjut, proyeksi IMF yang memperkirakan bahwa

ekonomi global di 2014 tumbuh menguat

mencapai 4,0% yoy dirasakan terlalu optimis.

Hingga saat ini belum ada langkah konkrit guna

mengatasi permasalahan fundamental di negara

maju sehingga dikhawatirkan proses pemulihan

ekonomi global masih akan berjalan lambat.

Beberapa potensi downside risks ekonomi global

meliputi sbb.: (i) pemburukan ekonomi dan

keuangan di Kawasan Euro di tengah kondisi

politik di sejumlah negara Kawasan Euro yang

tidak stabil; (ii) berlarut-larutnya persoalan debt

ceiling dan fiscal cliff di AS; dan (iii) pertumbuhan

ekonomi China yang berpotensi tumbuh lebih

lambat dari prediksi.

Ke depan, kebijakan moneterKe depan, kebijakan moneterKe depan, kebijakan moneterKe depan, kebijakan moneterKe depan, kebijakan moneter

akomodatif diperkirakan masih akanakomodatif diperkirakan masih akanakomodatif diperkirakan masih akanakomodatif diperkirakan masih akanakomodatif diperkirakan masih akan

ditempuh negara maju dan sebagianditempuh negara maju dan sebagianditempuh negara maju dan sebagianditempuh negara maju dan sebagianditempuh negara maju dan sebagian

besar negara besar negara besar negara besar negara besar negara emergingemergingemergingemergingemerging. Namun di tengah

financial imbalances yang persistent, output

gaps yang mendekati atau sedikit di atas tren

di sebagian besar ekonomi Asia, otoritas

kebijakan moneter sebaiknya berjaga-jaga

untuk segera merespon risiko ke depan. Selain

itu, kebutuhan dan arah kebijakan moneter

negara Asia ke depan berbeda-beda, terutama

merefleksikan berbedanya eksposure. Di

negara emerging Asia, kebijakan

makroprudensial akan memegang peranan

penting di tengah tingginya pertumbuhan

kredit yang berpotensi menyebabkan

permasalahan stabilitas keuangan terutama

jika diiringi derasnya aliran modal masuk.

Page 63: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

51

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

Potensi risiko external shocks mulai

menghantui ekonomi negara emerging

Asia

Asesmen IMF tersebut jugaAsesmen IMF tersebut jugaAsesmen IMF tersebut jugaAsesmen IMF tersebut jugaAsesmen IMF tersebut juga

sudah mulai menyoroti mengenaisudah mulai menyoroti mengenaisudah mulai menyoroti mengenaisudah mulai menyoroti mengenaisudah mulai menyoroti mengenai

potensi risiko terjadinya potensi risiko terjadinya potensi risiko terjadinya potensi risiko terjadinya potensi risiko terjadinya externalexternalexternalexternalexternal

shocksshocksshocksshocksshocks pada ekonomi negara Asia pada ekonomi negara Asia pada ekonomi negara Asia pada ekonomi negara Asia pada ekonomi negara Asia

dampak dari dampak dari dampak dari dampak dari dampak dari financial imbalancesfinancial imbalancesfinancial imbalancesfinancial imbalancesfinancial imbalances dan dan dan dan dan

tingginya harga asettingginya harga asettingginya harga asettingginya harga asettingginya harga aset. Hal ini menambah

kompleksitas respon kebijakan di negara

emerging. Dengan demikian, ruang bagi

otoritas kebijakan moneter di negara

emerging semakin terbatas dan tantangan

yang dihadapi untuk mempertahankan

pertumbuhan semakin besar.

Dalam Regional EconomicDalam Regional EconomicDalam Regional EconomicDalam Regional EconomicDalam Regional Economic

Outlook, IMF menegaskan bahwaOutlook, IMF menegaskan bahwaOutlook, IMF menegaskan bahwaOutlook, IMF menegaskan bahwaOutlook, IMF menegaskan bahwa

potensi terjadinya potensi terjadinya potensi terjadinya potensi terjadinya potensi terjadinya external shocksexternal shocksexternal shocksexternal shocksexternal shocks pada pada pada pada pada

ekonomi negara Asia meningkatekonomi negara Asia meningkatekonomi negara Asia meningkatekonomi negara Asia meningkatekonomi negara Asia meningkat

terutama dipicu oleh beberapa faktorterutama dipicu oleh beberapa faktorterutama dipicu oleh beberapa faktorterutama dipicu oleh beberapa faktorterutama dipicu oleh beberapa faktor

sebagai berikutsebagai berikutsebagai berikutsebagai berikutsebagai berikut.: (i) financial imbalances

dan meningkatnya harga aset yang

diperkirakan terjadi di sejumlah negara Asia

terutama didukung oleh tingginya

pertumbuhan kredit dan kondisi pembiayaan

yang relatif murah, (ii) terganggunya

perdagangan intra regional (faktor bencana

alam/ketegangan geopolitik), (iii) menurunnya

kepercayaan akan kemampuan Pemerintah

Jepang mengatasi permasalahan ekonomi,

dan (iv) lambannya proses reformasi dan

recovery pada perekonomian China. Adanya

potensi risiko terjadinya external shocks pada

ekonomi negara Asia dampak dari financial

imbalances dan tingginya harga aset

menambah kompleksitas respon kebijakan

negara emerging.

Walaupun secara umum negaraWalaupun secara umum negaraWalaupun secara umum negaraWalaupun secara umum negaraWalaupun secara umum negara

Asia memiliki buffers untuk mengatasiAsia memiliki buffers untuk mengatasiAsia memiliki buffers untuk mengatasiAsia memiliki buffers untuk mengatasiAsia memiliki buffers untuk mengatasi

risiko tersebut karena kondisi risiko tersebut karena kondisi risiko tersebut karena kondisi risiko tersebut karena kondisi risiko tersebut karena kondisi balancebalancebalancebalancebalance

sheetsheetsheetsheetsheet perbankan dan korporasi relatif perbankan dan korporasi relatif perbankan dan korporasi relatif perbankan dan korporasi relatif perbankan dan korporasi relatif

soundsoundsoundsoundsound, adanya , adanya , adanya , adanya , adanya imbalancesimbalancesimbalancesimbalancesimbalances di sektor di sektor di sektor di sektor di sektor

keuangan tersebut tetap perlukeuangan tersebut tetap perlukeuangan tersebut tetap perlukeuangan tersebut tetap perlukeuangan tersebut tetap perlu

dimonitor secara hati-hatidimonitor secara hati-hatidimonitor secara hati-hatidimonitor secara hati-hatidimonitor secara hati-hati. Dengan kata

lain, adanya potensi risiko terjadinya external

shocks pada ekonomi negara Asia dampak dari

financial imbalances dan tingginya harga aset

perlu mendapat perhatian khusus bagi negara

emerging. Di tengah kondisi tersebut, ruang

bagi otoritas kebijakan moneter di negara

emerging semakin terbatas dan tantangan

yang dihadapi negara emerging dalam

mempertahankan pertumbuhan ekonomi

semakin besar.

Page 64: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

52

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Tabel 2.1 Suku Bunga KebijakanTabel 2.1 Suku Bunga KebijakanTabel 2.1 Suku Bunga KebijakanTabel 2.1 Suku Bunga KebijakanTabel 2.1 Suku Bunga Kebijakan

��� ��� �� � ��� � � � � �� ��� ��� ��� ��� ��� ��� �� � ��� ������ �����

�������������� ������������������������� ����������

���������

������������

��������� ���� �!����"

������#���$����

!�"

#!��

�!#"

�!#"

�!"�

�!��

!��

$

%!�"

&!��

$

!��

#!��

�!#"

�!#"

�!"�

�!��

!��

$

%!�"

&!��

$

!��

#!�"

�!"�

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

#!��

#!"�

&!��

��!'"

!��

#!"�

�!#"

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

%!��

#!"�

&!��

��!�%

!��

#!"�

�!#"

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

%!��

#!�"

&!��

��!'�

!��

#!#"

�!��

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

'!��

#!�"

&!"�

'!%�

!��

#!#"

�!��

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

'!��

#!�"

&!"�

��!"�

!��

%!��

�!��

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

'!��

#!�"

&!"�

��!#"

!��

%!��

�!��

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

��!��

#!�"

&!"�

'! &

!��

%!��

�!��

�!#"

�!"�

�!��

"!#"

��!��

#!�"

&!"�

'! #

!��

%!��

�!��

�!��

�!#"

�!��

"!#"

��!��

#!"�

&!"�

'!#'

!��

%!��

�!��

�!��

�!#"

�!��

"!#"

��!��

#!"�

&!"�

'!"#

!��

%!��

�!��

�!��

�!#"

�!��

"!#"

��!��

%!��

&!"�

'!"'

!��

%!��

�!��

�!��

&!��

�!��

"!#"

��!��

%!"�

&!"�

'!�'

!"

%!��

�!��

�!��

&!��

�!��

"!#"

��!��

%!"�

&!"�

'!��

!"

%!��

�!��

�!��

&!��

�!��

"!#"

��!��

'!��

&!"�

'!��

!"

%!"�

�!��

�!��

&!��

�!��

"!#"

�&!��

'!#"

&!"�

'!�"

!"

%!"�

�!��

�!��

&!�"

�!��

"!#"

�"!��

��!"�

&!"�

'!�&

!"

%!"�

�!��

�!��

&!�"

�!��

!��

�"!��

��!"�

&!"�

'!��

%&���

'�!��

(���

)&�����!

��������

����*���

'�!������

+�����$

#�,��

�������

�������

�!�"

�!"�

�!"�

�!�"

�!#"

�!��

�!�"

�!"�

�!"�

�!�"

�!#"

�!#"

�!�"

�!"�

�!"�

�!��

�!#"

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!��

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!��

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!��

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!��

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!��

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!�"

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!�"

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!"�

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!"�

�!"�

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!"�

�!"�

�!�"

�!��

�!"�

�!��

�!"�

�!"�

�!�"

�!��

�!"�

�!��

�!#"

�!"�

�!�"

�!��

�!"�

�!��

&!�"

�!"�

�!�"

�!��

�!"�

�!��

&!�"

�!"�

�!�"

�!��

�!"�

�!��

&!�"

�!"�

�!�"

�!��

�!"�

�!��

&!�"

�!"�

$����

(�-�����. �

'�����

������

������

��-�/�����!

Page 65: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

53

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

Tabel 2.2 Suku Bunga Kebijakan Dunia (%)Tabel 2.2 Suku Bunga Kebijakan Dunia (%)Tabel 2.2 Suku Bunga Kebijakan Dunia (%)Tabel 2.2 Suku Bunga Kebijakan Dunia (%)Tabel 2.2 Suku Bunga Kebijakan Dunia (%)

��0 ����� ���0��

�����

�����

��������""1

� � �# ����)�����2 ���$ ���)���&�1 ���$ ���#��� ��*�

)�� (�������� �����'�� )�� "1 �!�������# ���

���������

���������������(��������� )��!*���!+� ���!�������� ��������� ����������������������������������� ���������

,��-

,��-

,��-

,��-

�"���

�"���

$

�'���

���

���

�����

.�(/��

���/��

$

�$�!�"

�0"�

�!"�

�$�!��

�!#"

�!"�

�!"�

,��-

�"���

,��-

,��-

�"���

,��-

�"���

����

����

'���

� ���

#���

�&���

'���

�!�"

�!"�

�!"�

�!�"

�!#"

�!#"

�!#"

�!�"

�!#"

�!"�

�!��

�!��

�!"�

�!#"

�!�"

�!��

�!"�

�!��

&!�"

�!"�

�!�"

�!�"

�!��

�!"�

�!��

&!#"

�!��

�!"�

��),��1�����-��

*���)2�1����3�� ��-��

+� ���)�����-��

����� )45.3�����-��

���-�����)6�����-��

.�78������)6�����-��

9�����)45.3�����-��

$

,��-

$

$

,��-

,��-

"����

,��-

$

�5�

���/��

�&���

$

�'���

������

�'���

#����

�5�

!��

#!�"

"!#"

�!��

�!#"

�!"�

#!"�

&!��

'!��

�����

�"���

,��-

,��-

,��-

,��-

�"���

,��-

,��-

#���

����

�����

'���

����

�"���

�#���

� ���

,��$��

!��

#!��

$

�!��

�!#"

�!"�

%0�"

&!��

$

!��

%!��

"!#"

�!��

�!#"

�!"�

#!�"

&!"�

'!��

!"

%!"�

!��

�!��

�!�"

&!"�

��!��

&!"�

�"!��

"!"

!�"

!"�

�!#"

�!��

&!��

��!#"

&!"�

'!��

������#���$����

&

"

#

6����)�:��������� ��-��

+����)2�����-��

+��������)+��-��

����:���)45.����3:��-��

;�������)�<�����

,�������)45.����3:��-��

��=��)����3��-��

��>�3�);�� �-��-��

?��-���)2�1����3�� 2�-��

%

'

��

��

��

��

�&

�"

Page 66: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

54

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Langkah Kebijakan Monetary Easing - Jepang

Pada 4 April 2013, Bank of Japan

(BoJ) melaksanakan Monetary Policy

Meeting. Selain memutuskan untuk

mempertahankan suku bunga kebijakan

di level 0,1% yoy, BOJ mengumumkan

langkah yang ditempuh terkait kebijakan

monetary easing di 2013.

Kebijakan Monetary Easing BOJKebijakan Monetary Easing BOJKebijakan Monetary Easing BOJKebijakan Monetary Easing BOJKebijakan Monetary Easing BOJ

- Dalam rangka mencapai target inflasi

2% yoy yang telah dicanangkan

sebelumnya, BOJ memutuskan untuk

mengadopsi monetary base control

sebagai sasaran operasi moneternya

menggantikan uncollateralized

overnight call rate yang sebelumnya

digunakan. Sasaran penambahan

jumlah monetary base outstanding

yang ingin dicapai adalah sejumlah

¥60-70 triliun per tahunnya. Dengan

posisi monetary base outstanding di

akhir 2012 mencapai ¥138 triliun,

diharapkan di tahun 2013 akan

mencapai ¥200 triliun dan di tahun

2014 mencapai ¥270 triliun (Tabel 1).

Boks

Tabel 1. Monetary Base Target and The Bank’s Balance Sheet ProjectionTabel 1. Monetary Base Target and The Bank’s Balance Sheet ProjectionTabel 1. Monetary Base Target and The Bank’s Balance Sheet ProjectionTabel 1. Monetary Base Target and The Bank’s Balance Sheet ProjectionTabel 1. Monetary Base Target and The Bank’s Balance Sheet Projection

)-�������@���

.�!�����23� ��1

.�!�����23� ��1

.�!�����23� ��1

;�-������-�)��3����� �-�����

�#�

�'�

�!�

�!�

�!"

�!�#

�%

�'�

'�

�#"

�'�

���

�&�

�!�

�!�

�!"

�!�&

��

���

%%

��#

���

��%

%'

�!�

�!'

�!"

�!��

�!�

�"%

%#

&#

�"%;�-���������-��������-����-)��3����� �-�����

����-��:���

����������� ���������������������

�A�

6�

6������-������

*>3��� �$-�����1����)*;,��

�����������-�-���(��-���--���-�)�$2*+;��

B���������-��� ���

�����-��

6�����-������-�

����3��4�

Page 67: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

55

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

- Selain itu, BOJ juga mengambil

langkah untuk meningkatkan

pembelian Japanese Government

Bonds (JGBs) untuk semua jenis tenor

dan kriteria. Target penambahan

yang ingin dicapai terkait instrument

JGB tersebut adalah mencapai ¥50

triliun per tahunnya. Tidak hanya

instrumen JGB, BOJ juga

merencanakan untuk melakukan

penambahan pembelian Exchange

Trade Fund (ETF) dan Japan Real Estate

Investment Trusts (J-REITSs).

- Dalam rangka mendukung kebijakan

monetary easing tersebut, BOJ juga

mengambil beberapa langkah yang

diantaranya adalah mengakhiri Asset

Purchase Program yang telah

berlangsung sebelumnya, menunda

“banknote principle” serta

meningkatkan dialog dan hubungan

dengan para pelaku pasar. Selain itu,

mengingat masih berlangsungnya

rekonstruksi pasca gempa di

beberapa daerah maka periode

funds-supplying operation dalam

rangka mendukung financial

institutions di daerah yang terkena

dampak gempa akan diperpanjang

selama satu tahun.

- Berdasarkan rilis kebijakan tersebut,

dapat diketahui bahwa selain

menitikberatkan kepada monetary

base, BOJ juga lebih fokus pada

instrumen JGBs.

- Kondisi ini tercermin dari bobot JGB

yang mencapai 82% dari keseluruhan

instrumen yang digunakan oleh BOJ

(Grafik 1).

Grafik 1. Komposisi Pembelian AsetGrafik 1. Komposisi Pembelian AsetGrafik 1. Komposisi Pembelian AsetGrafik 1. Komposisi Pembelian AsetGrafik 1. Komposisi Pembelian Aset

����3������1�����

%�$���������'��� $���������� 3&���

4�5

�5�5�5

�5

�65

*>3��� �$-�����1����)*;,�������������-�-���(��-���--���-�)�$2*+;��B���������-��� ���

�A�6�6������-������

- Selain itu, BOJ juga dinilai cukup

agresif dengan menargetkan untuk

membeli JGB dalam jumlah yang jauh

lebih besar (double size)

dibandingkan dengan kebijakan

sebelumnya (2009-2012). Begitu

juga halnya dengan target untuk

menyasar JGBs dengan average

remaining maturity yang juga dua kali

lebih panjang (diperkirakan

mencapai rata-rata 7 tahun) dari

pembelian JGBs sebelumnya yang

average remaining maturity-nya

kurang dari 3 tahun (Grafik 2 dan

Tabel 2).

Page 68: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

56

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Tabel 2. Kategori Maturity Pembelian Obligasi 2009-11, 2012, dan 2013Tabel 2. Kategori Maturity Pembelian Obligasi 2009-11, 2012, dan 2013Tabel 2. Kategori Maturity Pembelian Obligasi 2009-11, 2012, dan 2013Tabel 2. Kategori Maturity Pembelian Obligasi 2009-11, 2012, dan 2013Tabel 2. Kategori Maturity Pembelian Obligasi 2009-11, 2012, dan 2013

��;�������@��

%�����*�#��!� 3&��� ����

��;�������@��

%�����*�#��!� 3&��� ���7�������-��:�������-����:���C��-���:��������-�����:����C��-���:����,���-�� ��-������+�1��-���$����>�������;�-�������-�A���3�������:���

#!&&���!��!%&�!����!

��-��:�������-����:���C��-���:��������-�����:����C��-���:����,���-�� ��-������+�1��-���$����>�������;�-�������-�A���3�������:���

#!&&���!��!#��!�&��!

��;�������@��

%�����*�#��!� 3&��� ���� ������ )���������

"�

�!���

�!&�!%�

�!��#!&&

�!���!��!�"�!%�!�&

� !�

��-��:�������-����:���C��-�":��������-���":����C��-���:��������-�����:����,���-�� ��-������+�1��-���$����>�������;�-�������-�A���3����

Grafik 2. Komposisi Pembelian Aset antara Tahun 2009-2011, 2012, dan 2013Grafik 2. Komposisi Pembelian Aset antara Tahun 2009-2011, 2012, dan 2013Grafik 2. Komposisi Pembelian Aset antara Tahun 2009-2011, 2012, dan 2013Grafik 2. Komposisi Pembelian Aset antara Tahun 2009-2011, 2012, dan 2013Grafik 2. Komposisi Pembelian Aset antara Tahun 2009-2011, 2012, dan 2013(April & Mei)(April & Mei)(April & Mei)(April & Mei)(April & Mei)

%�$����������8#�� 3&������7�����

,���-�� ��-������+�1��-���$����>�������

��-��:�������-����:���C��-���:��������-�����:����C��-���:����

��5

965

65

�5 �5

%�$����������8#�� 3&��������

+�1��-���$����>�������,���-�� ��-������

����-�����:����C��-���:��������-����:���C��-���:������-��:���

��5

965

65

�5�5

%�$����������8#�� 3&������������

+�1��-���$����>�������,���-�� ��-����������-�����:����

����-���":����C��-���:��������-����:���C��-�":������-��:���

�5

��5

�75

��5

�5 �5

%�$����������8#�� 3&������*�����

��-��:�������-����:���C��-�":��������-���":����C��-���:����

����-�����:����,���-�� ��-������+�1��-���$����>�������

�5

��5

�65

��5�5

�5

Page 69: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

57

Bab 2 - Respon Kebijakan, Risiko Dan Prospek

Pasar Keuangan Jepang bereaksiPasar Keuangan Jepang bereaksiPasar Keuangan Jepang bereaksiPasar Keuangan Jepang bereaksiPasar Keuangan Jepang bereaksi

positif pasca BOJ meril is updatepositif pasca BOJ meril is updatepositif pasca BOJ meril is updatepositif pasca BOJ meril is updatepositif pasca BOJ meril is update

kebijakan moneternyakebijakan moneternyakebijakan moneternyakebijakan moneternyakebijakan moneternya

- Setelah melemah di tiga hari pertama

perdagangan, indeks pasar saham

bergerak tipis ke arah positif di akhir

perdagangan tanggal 4 April 2013. Hal

ini dipicu oleh respon positif dari pelaku

pasar pasca BOJ menempuh langkah

kebijakan moneter yang dianggap

cukup agresif. Sementara itu, pasar

obligasi kondisinya juga menunjukkan

hal yang serupa dan lebih baik bila

dibandingkan pergerakan minggu lalu.

Namun demikian, perkembangan yield

obligasi secara mingguan maupun

bulanan dibandingkan awal tahun masih

terus berada dalam tren perbaikan,

sedangkan CDS bergerak ke arah

berlawanan, yang mencerminkan masih

cukup tingginya risiko akan

ketidakpastian dan tantangan ekonomi

Jepang kedepan.

- Di pasar valas, secara mingguan nilai

tukar Jepang mengalami sedikit

apresiasi terhadap USD. Berbeda

halnya dengan yang terjadi pada

pasar saham, nilai tukar Yen terhadap

USD di tiga hari pertama bulan April

cenderung terapresiasi. Namun

pascapengumuman oleh BOJ 4 April

2013 nilai tukar Yen terhadap USD

kembali terdepresiasi hingga

mencapai 96,34 Yen/USD.

Grafik 3. Pergerakan Indikator PasarGrafik 3. Pergerakan Indikator PasarGrafik 3. Pergerakan Indikator PasarGrafik 3. Pergerakan Indikator PasarGrafik 3. Pergerakan Indikator PasarKeuangan JepangKeuangan JepangKeuangan JepangKeuangan JepangKeuangan Jepang

$ �0��D $&�0��D $��0��D �0��D ��0��D &�0��D

.�������")����

���-�E�<5��@)����

A�(-��:������:����

6<�)����

@;< �;<

�( 7����:3��� �

�������������� !������

Grafik 4. Nilai Tukar dan PasarGrafik 4. Nilai Tukar dan PasarGrafik 4. Nilai Tukar dan PasarGrafik 4. Nilai Tukar dan PasarGrafik 4. Nilai Tukar dan PasarS a h a mS a h a mS a h a mS a h a mS a h a m

Grafik 5. CDS dan Yield JGBGrafik 5. CDS dan Yield JGBGrafik 5. CDS dan Yield JGBGrafik 5. CDS dan Yield JGBGrafik 5. CDS dan Yield JGB

'�!���:��;� <

#"

##

#'

%�

%�

%"

%#

%'

'�

'�

'"

'#

%���

%"��

'���

'"��

�����

��"��

�����

��"��

�����

��"��

�����

.�������")����

���-�E�<5��@)����

���� ���� ���� ����.�( ��� ��� ��� ��� ��� .�( ��� ��� ��� ��� ��� .�( ��� ���

��������������

���'�!���

�!�

�!&

�!

�!%

�!�

�!&

�!

�!%

��

&�

%�

���

���

�&�

� �

�%�

6<�)����A�(-��:������:����)����

���� ���� ���� ����.�( ��� ��� ��� ��� ��� .�( ��� ��� ��� ��� ��� .�( ��� ���

��������������

Page 70: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

58

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Dibandingkan awal April 2013

maupun awal 2013, Yen juga masih

cenderung terdepresiasi terhadap

USD.

Ke depan, terdapat potensi bahwa

investor domestik melakukan diversifikasi

portfolio dari JGBs ke foreign fixed income.

Namun demikian, peralihan dari JGBs ke

portfolio tersebut ditengarai tidak akan

substansial terkait dengan ketentuan

Basel III dan reformasi asuransi, serta

peralihan ke central clearing.

Page 71: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

59

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

Kerja sama keuangan negara kawasan masih tetap fokus kepada upaya integrasi dalam

kerangka mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, penyempurnaan jaring pengaman

keuangan, serta pengembangan kapasitas surveillance. Perwujudan integrasi ekonomi terus

diupayakan melalui proses liberalisasi lebih lanjut aliran modal, integrasi pasar modal, integrasi

sistem pembayaran dan setelmen, serta liberalisasi perbankan. Adapun penyempurnaan jaring

pengaman keuangan dilakukan melalui penguatan kerja sama Chiang Mai Initiative

Multilateralization (CMIM), penguatan unit surveillance independen kawasan melalui

peningkatan status menjadi organisasi internasional, serta penyusunan indikator kerentanan

kawasan. Di sisi lain, proses pendalaman pasar keuangan terus dilakukan melalui

pengembangan pasar obligasi. Kerja sama dan koordinasi di kawasan juga dilakukan pada

tataran bilateral melalui policy discusion antara Bank Indonesia dengan Bank of Thailand dalam

pertemuan yang dilaksanakan tanggal 22 Maret 201 di Bangkok.

Perkembangan kerja sama multilateral hingga TW1-13 masih difokuskan pada sikap

fora multilateral terhadap perkembangan pemulihan ekonomi global, penguatan arsitektur

keuangan internasional, serta reformasi sektor keuangan yang terus bergulir. Dalam rangka

pemulihan krisis, IMF dan G-20 mendorong komitmen negara anggota untuk melakukan

reformasi struktural guna mendorong pertumbuhan, disamping perlunya menghindari

kebijakan domestik yang menyebabkan negative spillover termasuk indikasi ke arah terjadinya

perang nilai tukar. Reformasi sektor keuangan dalam rangka Basel III juga mencapai

perkembangan berarti dimana separuh Negara G20 telah merilis ketentuan final mereka yang

selaras dengan Basel III, dan G20 akan terus mengadopsinya untuk anggota lainnya kedepan.

Perkembangan Kerja Sama danLembaga Internasional

3B A B

Page 72: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

60

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

A. KERJA SAMA REGIONAL

Kerjasama Keuangan ASEAN dan Mitra

Dialog

Perkembangan kerjasamaPerkembangan kerjasamaPerkembangan kerjasamaPerkembangan kerjasamaPerkembangan kerjasama

keuangan negara ASEAN saat ini masihkeuangan negara ASEAN saat ini masihkeuangan negara ASEAN saat ini masihkeuangan negara ASEAN saat ini masihkeuangan negara ASEAN saat ini masih

fokus pada upaya integrasi dalamfokus pada upaya integrasi dalamfokus pada upaya integrasi dalamfokus pada upaya integrasi dalamfokus pada upaya integrasi dalam

kerangka mewujudkan Masyarakatkerangka mewujudkan Masyarakatkerangka mewujudkan Masyarakatkerangka mewujudkan Masyarakatkerangka mewujudkan Masyarakat

Ekonomi ASEAN 2015.Ekonomi ASEAN 2015.Ekonomi ASEAN 2015.Ekonomi ASEAN 2015.Ekonomi ASEAN 2015. Dalam kaitan ini,

BI (bersama Kementerian Keuangan) dan

negara anggota ASEAN terus mengupayakan

proses liberalisasi lebih lanjut aliran modal,

integrasi pasar modal, integrasi sistem

pembayaran dan setelmen, serta liberalisasi

perbankan.

Roadmap pengembanganRoadmap pengembanganRoadmap pengembanganRoadmap pengembanganRoadmap pengembangan

integrasi keuangan ASEAN semakinintegrasi keuangan ASEAN semakinintegrasi keuangan ASEAN semakinintegrasi keuangan ASEAN semakinintegrasi keuangan ASEAN semakin

tergambar jelas setelah para menteritergambar jelas setelah para menteritergambar jelas setelah para menteritergambar jelas setelah para menteritergambar jelas setelah para menteri

keuangan dan gubernur bank sentralkeuangan dan gubernur bank sentralkeuangan dan gubernur bank sentralkeuangan dan gubernur bank sentralkeuangan dan gubernur bank sentral

ASEAN memberikan endorsemen atasASEAN memberikan endorsemen atasASEAN memberikan endorsemen atasASEAN memberikan endorsemen atasASEAN memberikan endorsemen atas

combined study on assessing thecombined study on assessing thecombined study on assessing thecombined study on assessing thecombined study on assessing the

financial landscape and formulatingfinancial landscape and formulatingfinancial landscape and formulatingfinancial landscape and formulatingfinancial landscape and formulating

milestones for monetary and financialmilestones for monetary and financialmilestones for monetary and financialmilestones for monetary and financialmilestones for monetary and financial

integration in ASEAN.integration in ASEAN.integration in ASEAN.integration in ASEAN.integration in ASEAN. Studi ini merupakan

inisiatif bersama Kementerian Keuangan dan

Bank Sentral ASEAN yang bertujuan melihat

perkembangan dan kesiapan negara anggota

dalam proses integrasi keuangan menuju MEA

2015. Studi dilakukan tim Prof. Yung Chul

Park dari Korea dengan dukungan

pembiayaan ADB. Saat ini ringkasan hasil studi

dimaksud dapat diakses pada laman ADB1 dan

Bank Sentral negara ASEAN. Publikasi ini

diharapkan dapat memberikan

announcement effect positif dan menandakan

keseriusan ASEAN dalam mewujudkan

integrasi keuangan.

Dalam kerangka liberalisasi lebihDalam kerangka liberalisasi lebihDalam kerangka liberalisasi lebihDalam kerangka liberalisasi lebihDalam kerangka liberalisasi lebih

lanjut aliran modal, negara anggotalanjut aliran modal, negara anggotalanjut aliran modal, negara anggotalanjut aliran modal, negara anggotalanjut aliran modal, negara anggota

ASEAN telah selesai melakukanASEAN telah selesai melakukanASEAN telah selesai melakukanASEAN telah selesai melakukanASEAN telah selesai melakukan

pemetaan tingkat keterbukaan dipemetaan tingkat keterbukaan dipemetaan tingkat keterbukaan dipemetaan tingkat keterbukaan dipemetaan tingkat keterbukaan di

masing-masing negara.masing-masing negara.masing-masing negara.masing-masing negara.masing-masing negara. Pemetaan

tersebut memperlihatkan tingkat keterbukaan

aliran modal yang masih sangat bervariasi. Hal

ini kemudian dijadikan alat bantu dalam

melakukan proses liberalisasi lanjutan ke

tingkat konvergensi yang dianggap ‘layak’

untuk memfasilitasi proses integrasi. Namun,

proses liberalisasi lanjutan ini tetap

mengedepankan prinsip liberalisasi bertahap

sesuai kesiapan negara anggota serta

tersedianya langkah pengamanan yang

memadai (safeguard). Kedua prinsip tersebut

diharapkan dapat memastikan adanya

1 http://www.adb.org/publications/road-asean-financial-integration

Sementara itu, BIS juga berkomitmen memonitor terus perkembangan finalisasi aturan Basel III

di setiap negara anggota. Perkembangan reformasi pasar derivatif OTC juga senantiasa mewarnai

pembahasan fora seperti G-20 dan BIS dalam kerangka isu reformasi regulasi keuangan tersebut.

Dalam pertemuan BIS SGM, para gubernur BIS juga memberikan perhatian terhadap profitabilitas

perbankan Asia Pasifik di tengah era suku bunga rendah yang memberikan tekanan untuk

meraup pendapatan bunga.

Page 73: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

61

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

manfaat yang lebih besar dari kerugian yang

mungkin timbul karena proses liberalisasi.

Lebih lanjut, saat iniLebih lanjut, saat iniLebih lanjut, saat iniLebih lanjut, saat iniLebih lanjut, saat ini

perkembangan integrasi pasar modalperkembangan integrasi pasar modalperkembangan integrasi pasar modalperkembangan integrasi pasar modalperkembangan integrasi pasar modal

kawasan masih belum menunjukkankawasan masih belum menunjukkankawasan masih belum menunjukkankawasan masih belum menunjukkankawasan masih belum menunjukkan

kemajuan yang signifikan.kemajuan yang signifikan.kemajuan yang signifikan.kemajuan yang signifikan.kemajuan yang signifikan. Hal ini

disebabkan oleh masih bervariasinya kondisi

pasar modal negara anggota serta relatif

terbatasnya komitmen liberalisasi yang

diberikan masing-masing negara. Namun,

upaya terus dilakukan diantaranya melalui

penyusunan ASEAN bond market

development scorecard (BMDC) dan

pelaksanaan studi integrasi pasar modal

ASEAN. BMDC disusun sebagai referensi

perkembangan, tingkat keterbukaan dan

likuiditas pasar obligasi ASEAN serta basis

pemetaan bagi kegiatan capacity building yang

diperlukan untuk proses pengembangan

lebih lanjut.

Selain itu, saat ini negara ASEANSelain itu, saat ini negara ASEANSelain itu, saat ini negara ASEANSelain itu, saat ini negara ASEANSelain itu, saat ini negara ASEAN

juga sedang melakukan prosesjuga sedang melakukan prosesjuga sedang melakukan prosesjuga sedang melakukan prosesjuga sedang melakukan proses

intregrasi sistem pembayaran danintregrasi sistem pembayaran danintregrasi sistem pembayaran danintregrasi sistem pembayaran danintregrasi sistem pembayaran dan

setelmen.setelmen.setelmen.setelmen.setelmen. Hal ini dilakukan untuk

menciptakan sistem pembayaran dan

setelmen yang terintegrasi, aman dan efisien

yang dapat memfasilitasi pelaku bisnis dan

individu melakukan pembayaran elektronik

dengan nyaman. Untuk mencapai cita-cita

tersebut, sedang dilakukan pengembangan

secara simultan pada 5 koridor utama yaitu

trade settlement, money remittance, retail

payment system, capital market settlement,

dan standardization. Proses ini diharapkan

dapat memfasilitasi proses liberalisasi di sektor

perdagangan, tenaga kerja, pasar modal,

perbankan, dan pasar modal yang sedang

dilakukan ASEAN.

Saat ini negara ASEAN juga terusSaat ini negara ASEAN juga terusSaat ini negara ASEAN juga terusSaat ini negara ASEAN juga terusSaat ini negara ASEAN juga terus

melakukan proses liberalisasi sektormelakukan proses liberalisasi sektormelakukan proses liberalisasi sektormelakukan proses liberalisasi sektormelakukan proses liberalisasi sektor

jasa keuangan (asuransi, pasar modal,jasa keuangan (asuransi, pasar modal,jasa keuangan (asuransi, pasar modal,jasa keuangan (asuransi, pasar modal,jasa keuangan (asuransi, pasar modal,

dan perbankan).dan perbankan).dan perbankan).dan perbankan).dan perbankan). Proses liberalisasi dan

negosiasi dilakukan melalui putaran

perundingan yang terjadual. Saat ini negara

ASEAN telah memasuki putaran perundingan

ke 6 dan sedang melakukan proses request

dan offer liberalisasi sektor asuransi,

perbankan2, dan pasar modal. Pada putaran

perundingan kali ini, Indonesia

menyampaikan request pembukaan sektor

perbankan kepada beberapa negara ASEAN.

Implementasi MEA 2015 yangImplementasi MEA 2015 yangImplementasi MEA 2015 yangImplementasi MEA 2015 yangImplementasi MEA 2015 yang

mendekat semakin menuntut kesiapanmendekat semakin menuntut kesiapanmendekat semakin menuntut kesiapanmendekat semakin menuntut kesiapanmendekat semakin menuntut kesiapan

negara anggota ASEAN.negara anggota ASEAN.negara anggota ASEAN.negara anggota ASEAN.negara anggota ASEAN. Di sisi lain,

disadari bahwa saat ini masih terjadi

ketimpangan kapasitas antar negara anggota

ASEAN. Dalam kaitan ini, negara anggota

ASEAN sedang melakukan beragam kegiatan

capacity building yang diperuntukkan bagi

negara yang relatif belum berkembang. Dalam

kaitan ini, Bank Indonesia (bersama

Kementerian Keuangan) Malaysia, Singapura,

Thailand, dan Filipina telah dan akan terus

menyediakan capacity building dimaksud.

Cakupan isu yang diberikan adalah liberalisasi

arus modal, pengembangan pasar modal,

liberalisasi jasa keuangan, dan pengembangan

sistem pembayaran. Program capacity building

2 Proses liberalisasi jasa perbankan juga dilakukan melalui taskforceASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Saat ini prosesperumusan konsep liberalisasi jasa perbankan dalam taskforceABIF masih berlangsung.

Page 74: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

62

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

tersebut diberikan dalam bentuk policy

dialogue, program magang, dan workshop

yang diperuntukkan bagi rekan bank sentral

dan kementerian keuangan negara BCLMV

(Brunei, Cambodia, Laos, Myanmar, Vietnam).

Adapun kerjasama ASEANAdapun kerjasama ASEANAdapun kerjasama ASEANAdapun kerjasama ASEANAdapun kerjasama ASEAN

dengan negara dengan negara dengan negara dengan negara dengan negara Plus ThreePlus ThreePlus ThreePlus ThreePlus Three (China, (China, (China, (China, (China,

Jepang dan Korea) saat ini masih fokusJepang dan Korea) saat ini masih fokusJepang dan Korea) saat ini masih fokusJepang dan Korea) saat ini masih fokusJepang dan Korea) saat ini masih fokus

kepada upaya pemeliharaan stabilitaskepada upaya pemeliharaan stabilitaskepada upaya pemeliharaan stabilitaskepada upaya pemeliharaan stabilitaskepada upaya pemeliharaan stabilitas

sistem keuangan kawasan.sistem keuangan kawasan.sistem keuangan kawasan.sistem keuangan kawasan.sistem keuangan kawasan. Hal ini

diantaranya dilakukan melalui

penyempurnaan kerja sama Chiang Mai

Initiative Multilateralization (CMIM),

penguatan unit surveillance independen

kawasan, serta penyusunan indikator

kerentanan kawasan.

CMIM merupakan kerja samaCMIM merupakan kerja samaCMIM merupakan kerja samaCMIM merupakan kerja samaCMIM merupakan kerja sama

antar negara ASEAN+3 dalam bentukantar negara ASEAN+3 dalam bentukantar negara ASEAN+3 dalam bentukantar negara ASEAN+3 dalam bentukantar negara ASEAN+3 dalam bentuk

pool of commitment pool of commitment pool of commitment pool of commitment pool of commitment yang dapatyang dapatyang dapatyang dapatyang dapat

menyediakan bantuan likuiditas jangkamenyediakan bantuan likuiditas jangkamenyediakan bantuan likuiditas jangkamenyediakan bantuan likuiditas jangkamenyediakan bantuan likuiditas jangka

pendek bagi anggota yang mengalamipendek bagi anggota yang mengalamipendek bagi anggota yang mengalamipendek bagi anggota yang mengalamipendek bagi anggota yang mengalami

permasalahan likuiditas jangka pendekpermasalahan likuiditas jangka pendekpermasalahan likuiditas jangka pendekpermasalahan likuiditas jangka pendekpermasalahan likuiditas jangka pendek

maupun neraca pembayaran, baikmaupun neraca pembayaran, baikmaupun neraca pembayaran, baikmaupun neraca pembayaran, baikmaupun neraca pembayaran, baik

dalam konteks pencegahan maupundalam konteks pencegahan maupundalam konteks pencegahan maupundalam konteks pencegahan maupundalam konteks pencegahan maupun

penanganan krisis.penanganan krisis.penanganan krisis.penanganan krisis.penanganan krisis. Penyempurnaan CMIM

dilakukan dengan meningkatkan size dari

semula USD120 miliar menjadi USD240 miliar,

meningkatkan IMF de-linked portion menjadi

30% pada 2012 dan 40% pada 2014, jika

kondisi dinilai mendukung3, memperpanjang

maturity period untuk IMF linked portion

menjadi 3 tahun dan IMF de-linked portion

menjadi 2 tahun, serta meluncurkan fasilitas

pencegahan krisis atau CMIM Precautionary

Line (CMIM-PL). Saat ini proses

penyempurnaan CMIM telah direfleksikan

dalam amandemen perjanjian CMIM yang

telah disetujui menteri keuangan dan

gubernur bank sentral ASEAN+3 dan dalam

proses penandatanganan.

Penguatan AMRO sebagaiPenguatan AMRO sebagaiPenguatan AMRO sebagaiPenguatan AMRO sebagaiPenguatan AMRO sebagai

lembaga surveil lance independenlembaga surveil lance independenlembaga surveil lance independenlembaga surveil lance independenlembaga surveil lance independen

dilakukan dengan meningkatkan statusdilakukan dengan meningkatkan statusdilakukan dengan meningkatkan statusdilakukan dengan meningkatkan statusdilakukan dengan meningkatkan status

hukumnya menjadi organisasihukumnya menjadi organisasihukumnya menjadi organisasihukumnya menjadi organisasihukumnya menjadi organisasi

internasionalinternasionalinternasionalinternasionalinternasional44444..... Peningkatan status tersebut

diharapkan dapat membuat AMRO memiliki

status yang setara dengan lembaga keuangan

internasional lain seperti International

Monetary Fund (IMF) dan ADB sehingga dapat

menjalankan perannya secara lebih efektif.

Upaya peningkatan status iniUpaya peningkatan status iniUpaya peningkatan status iniUpaya peningkatan status iniUpaya peningkatan status ini

direfleksikan dalam penyusunan AMROdirefleksikan dalam penyusunan AMROdirefleksikan dalam penyusunan AMROdirefleksikan dalam penyusunan AMROdirefleksikan dalam penyusunan AMRO

Agreement yang akan menjadi dasarAgreement yang akan menjadi dasarAgreement yang akan menjadi dasarAgreement yang akan menjadi dasarAgreement yang akan menjadi dasar

hukum pembentukan AMRO menjadihukum pembentukan AMRO menjadihukum pembentukan AMRO menjadihukum pembentukan AMRO menjadihukum pembentukan AMRO menjadi

organisasi internasional.organisasi internasional.organisasi internasional.organisasi internasional.organisasi internasional. Draf AMRO

Agreement memuat elemen-elemen yang

diperlukan bagi pembentukan AMRO sebagai

organisasi internasional yang kredibel dan

independen dan mengatur antara lain

mengenai Keanggotaan, tujuan, fungsi, dan

Governance AMRO serta status, priviledges

and immunities yang diberikan kepada AMRO.

Proses drafting AMRO Agreement

menggunakan draf AMRO Articles of

Agreement (AoA) sebagai rujukan utama

(dokumen yang menjadi dasar pembentukan

AMRO sebagai company limited by guarantee

3 peningkatan ini juga berlaku untuk skema pencegahan krisis.4 Saat ini status hukum AMRO masih berupa perseroan terbatas yang

berbadan hukum Singapura.

Page 75: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

63

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

di Singapura). Selain itu, AMRO Agreement

merujuk kepada perjanjian serupa milik IMF,

ADB, serta organisasi internasional lainnya.

Saat ini draft AMRO Agreement telah selesai

disusun dan sedang dalam proses finalisasi.

Selain itu, saat ini negaraSelain itu, saat ini negaraSelain itu, saat ini negaraSelain itu, saat ini negaraSelain itu, saat ini negara

ASEAN+3 sedang menyusun indikatorASEAN+3 sedang menyusun indikatorASEAN+3 sedang menyusun indikatorASEAN+3 sedang menyusun indikatorASEAN+3 sedang menyusun indikator

kerentanan sebagai salah satu referensikerentanan sebagai salah satu referensikerentanan sebagai salah satu referensikerentanan sebagai salah satu referensikerentanan sebagai salah satu referensi

dalam asesmen pencegahan krisis.dalam asesmen pencegahan krisis.dalam asesmen pencegahan krisis.dalam asesmen pencegahan krisis.dalam asesmen pencegahan krisis.

Beberapa indikator yang sedang

dikembangkan berada di area fiskal, sektor

eksternal, dan sektor keuangan. Sebagai

pembanding, saat ini Eropa telah memiliki

alert mechanism report (AMR) yang berisi

asesmen beberapa indikator awal yang

menunjukkan gejala imbalances atau resiko

kerentanan. AMR adalah respon atas

keinginan menyempurnakan mekanisme

monitoring kebijakan negara anggota Eropa

paska krisis keuangan global. Ketika indikator

AMR menunjukan nilai yang melebihi

threshold, maka European Commission akan

melakukan asesmen kondisi terkini dan

outlook sebelum memberikan peringatan atau

rekomendasi kebijakan ke negara yang

bersangkutan.

Selain upaya pemeliharaanSelain upaya pemeliharaanSelain upaya pemeliharaanSelain upaya pemeliharaanSelain upaya pemeliharaan

stabilitas sistem keuangan kawasan,stabilitas sistem keuangan kawasan,stabilitas sistem keuangan kawasan,stabilitas sistem keuangan kawasan,stabilitas sistem keuangan kawasan,

saat ini negara ASEAN+3 jugasaat ini negara ASEAN+3 jugasaat ini negara ASEAN+3 jugasaat ini negara ASEAN+3 jugasaat ini negara ASEAN+3 juga

melakukan pendalaman pasarmelakukan pendalaman pasarmelakukan pendalaman pasarmelakukan pendalaman pasarmelakukan pendalaman pasar

keuangan melalui upayakeuangan melalui upayakeuangan melalui upayakeuangan melalui upayakeuangan melalui upaya

pengembangan pasar obligasi. pengembangan pasar obligasi. pengembangan pasar obligasi. pengembangan pasar obligasi. pengembangan pasar obligasi. Hal ini

dilakukan dalam kerangka mengurangi risiko

maturity and currency mismatch yang telah

memicu krisis Asia. Beberapa area yang

menjadi fokus utama adalah pengembangan

sisi penawaran dengan memperbanyak

penerbitan, pengembangan sisi permintaan

dengan memperkenalkan pasar obligasi

kawasan kepada calon investor, perbaikan

regulasi, dan pengembangan infastruktur.

Kerjasama Bilateral dengan Bank Sentral

di ASEAN

Pada Triwulan I-2013, BankPada Triwulan I-2013, BankPada Triwulan I-2013, BankPada Triwulan I-2013, BankPada Triwulan I-2013, Bank

Indonesia berpartisipasi aktif dalamIndonesia berpartisipasi aktif dalamIndonesia berpartisipasi aktif dalamIndonesia berpartisipasi aktif dalamIndonesia berpartisipasi aktif dalam

Pertemuan Bilateral antara BankPertemuan Bilateral antara BankPertemuan Bilateral antara BankPertemuan Bilateral antara BankPertemuan Bilateral antara Bank

Indonesia dengan Bank of ThailandIndonesia dengan Bank of ThailandIndonesia dengan Bank of ThailandIndonesia dengan Bank of ThailandIndonesia dengan Bank of Thailand

(BOT) yang dilaksanakan tanggal 22(BOT) yang dilaksanakan tanggal 22(BOT) yang dilaksanakan tanggal 22(BOT) yang dilaksanakan tanggal 22(BOT) yang dilaksanakan tanggal 22

Maret 2013.Maret 2013.Maret 2013.Maret 2013.Maret 2013. Policy discussion antara kedua

bank sentral tersebut fokus pada pembahasan

mengenai kondisi ekonomi, keuangan, dan

perbankan terkini, serta sistem pembayaran.

BI dan BOT menilai kondisiBI dan BOT menilai kondisiBI dan BOT menilai kondisiBI dan BOT menilai kondisiBI dan BOT menilai kondisi

fundamental ekonomi kedua negarafundamental ekonomi kedua negarafundamental ekonomi kedua negarafundamental ekonomi kedua negarafundamental ekonomi kedua negara

secara umum baik, dengansecara umum baik, dengansecara umum baik, dengansecara umum baik, dengansecara umum baik, dengan

pertumbuhan yang didukung olehpertumbuhan yang didukung olehpertumbuhan yang didukung olehpertumbuhan yang didukung olehpertumbuhan yang didukung oleh

permintaan domestik yang kuat danpermintaan domestik yang kuat danpermintaan domestik yang kuat danpermintaan domestik yang kuat danpermintaan domestik yang kuat dan

risiko inflasi dalam kendali.risiko inflasi dalam kendali.risiko inflasi dalam kendali.risiko inflasi dalam kendali.risiko inflasi dalam kendali. Tantangan

utama BI saat ini khususnya terletak pada

kondisi global yang mempengaruhi current

account dan komposisi portofolio inflow yang

lebih didominasi portofolio jangka pendek.

Adapun tantangan BOT terutama menjaga

stabilitas keuangan, khususnya terkait

peningkatan volatilitas capital inflows dan

pasar keuangan, peningkatan spekulasi di

pasar saham, pertumbuhan di pasar

perumahan, dan peningkatan utang rumah

Page 76: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

64

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

tangga. Di tengah kondisi dan tantangan

tersebut, kedua bank sentral mendiskusikan

berbagai strategi kebijakan di antaranya

dengan memperkuat pelaksanaan kebijakan

moneter dan melengkapinya dengan

kebijakan makroprudensial.

Di sisi perbankan dan keuangan,Di sisi perbankan dan keuangan,Di sisi perbankan dan keuangan,Di sisi perbankan dan keuangan,Di sisi perbankan dan keuangan,

BI dan BOT memandang kondisi sistemBI dan BOT memandang kondisi sistemBI dan BOT memandang kondisi sistemBI dan BOT memandang kondisi sistemBI dan BOT memandang kondisi sistem

perbankan dan keuangan di masing-perbankan dan keuangan di masing-perbankan dan keuangan di masing-perbankan dan keuangan di masing-perbankan dan keuangan di masing-

masing yurisdiksi dalam kondisi stabilmasing yurisdiksi dalam kondisi stabilmasing yurisdiksi dalam kondisi stabilmasing yurisdiksi dalam kondisi stabilmasing yurisdiksi dalam kondisi stabil

dengan profitabilitas, kapitalisasi, dandengan profitabilitas, kapitalisasi, dandengan profitabilitas, kapitalisasi, dandengan profitabilitas, kapitalisasi, dandengan profitabilitas, kapitalisasi, dan

likuiditas yang terjaga baik.likuiditas yang terjaga baik.likuiditas yang terjaga baik.likuiditas yang terjaga baik.likuiditas yang terjaga baik. Kedua bank

sentral memandang penting upaya untuk

memperkuat kerangka kebijakan bank sentral

guna menjaga stabilitas moneter dan

keuangan. BI dan BOT juga membahas

mengenai latar belakang, tahapan, dan

tantangan dalam pengembangan National

Payment Gateway (NPG).

Untuk mengantisipasi berbagaiUntuk mengantisipasi berbagaiUntuk mengantisipasi berbagaiUntuk mengantisipasi berbagaiUntuk mengantisipasi berbagai

tantangan ke depan, BI dan BOTtantangan ke depan, BI dan BOTtantangan ke depan, BI dan BOTtantangan ke depan, BI dan BOTtantangan ke depan, BI dan BOT

menekankan pentingnya koordinasimenekankan pentingnya koordinasimenekankan pentingnya koordinasimenekankan pentingnya koordinasimenekankan pentingnya koordinasi

dan kolaborasi antar otoritas domestikdan kolaborasi antar otoritas domestikdan kolaborasi antar otoritas domestikdan kolaborasi antar otoritas domestikdan kolaborasi antar otoritas domestik

yang memiliki tanggung jawab untukyang memiliki tanggung jawab untukyang memiliki tanggung jawab untukyang memiliki tanggung jawab untukyang memiliki tanggung jawab untuk

menjaga stabilitas keuangan.menjaga stabilitas keuangan.menjaga stabilitas keuangan.menjaga stabilitas keuangan.menjaga stabilitas keuangan. Sejalan

dengan upaya ini, BI dan BOT sepakat untuk

mempererat ikatan kerjasama antarkedua bank

sentral yang diwujudkan dengan saling tukar-

menukar informasi dan pengalaman.

B. KERJA SAMA MULTILATERAL

B.1 Respon Forum Multilateral Atas

Perkembangan Ekonomi Global

Upaya untuk menciptakanUpaya untuk menciptakanUpaya untuk menciptakanUpaya untuk menciptakanUpaya untuk menciptakan

pertumbuhan ekonomi dunia yangpertumbuhan ekonomi dunia yangpertumbuhan ekonomi dunia yangpertumbuhan ekonomi dunia yangpertumbuhan ekonomi dunia yang

tinggi, berkelanjutan dan berimbangtinggi, berkelanjutan dan berimbangtinggi, berkelanjutan dan berimbangtinggi, berkelanjutan dan berimbangtinggi, berkelanjutan dan berimbang

(((((Strong, Sustainable and BalancedStrong, Sustainable and BalancedStrong, Sustainable and BalancedStrong, Sustainable and BalancedStrong, Sustainable and Balanced

GrowthGrowthGrowthGrowthGrowth/SSBG) merupakan prioritas/SSBG) merupakan prioritas/SSBG) merupakan prioritas/SSBG) merupakan prioritas/SSBG) merupakan prioritas

forum G-20 sejak forum G-20 sejak forum G-20 sejak forum G-20 sejak forum G-20 sejak Pittsburgh SummitPittsburgh SummitPittsburgh SummitPittsburgh SummitPittsburgh Summit

(September 2009)(September 2009)(September 2009)(September 2009)(September 2009). Untuk itu, pada

pembahasan G-20 pada kuartal pertama

2013, isu pemulihan ekonomi global dari

krisis serta realisasi komitmen kebijakan-

kebijakan ekonomi negara anggota tetap

menjadi fokus utama. Pembahasan tersebut

masih akan terus berlanjut selama Presidensi

Rusia 2013.

Terkait kondisi perekonomianTerkait kondisi perekonomianTerkait kondisi perekonomianTerkait kondisi perekonomianTerkait kondisi perekonomian

global saat ini, pada Pertemuan Tingkatglobal saat ini, pada Pertemuan Tingkatglobal saat ini, pada Pertemuan Tingkatglobal saat ini, pada Pertemuan Tingkatglobal saat ini, pada Pertemuan Tingkat

Menteri Keuangan dan Gubernur BankMenteri Keuangan dan Gubernur BankMenteri Keuangan dan Gubernur BankMenteri Keuangan dan Gubernur BankMenteri Keuangan dan Gubernur Bank

Sentral (MGM), di Moscow, Rusia, 15-Sentral (MGM), di Moscow, Rusia, 15-Sentral (MGM), di Moscow, Rusia, 15-Sentral (MGM), di Moscow, Rusia, 15-Sentral (MGM), di Moscow, Rusia, 15-

16 Februari 2013, G20 memandang16 Februari 2013, G20 memandang16 Februari 2013, G20 memandang16 Februari 2013, G20 memandang16 Februari 2013, G20 memandang

bahwa pelemahan ekonomi globalbahwa pelemahan ekonomi globalbahwa pelemahan ekonomi globalbahwa pelemahan ekonomi globalbahwa pelemahan ekonomi global

masih berlanjut disertai dengan masihmasih berlanjut disertai dengan masihmasih berlanjut disertai dengan masihmasih berlanjut disertai dengan masihmasih berlanjut disertai dengan masih

tingginya angka pengangguran ditingginya angka pengangguran ditingginya angka pengangguran ditingginya angka pengangguran ditingginya angka pengangguran di

berbagai negaraberbagai negaraberbagai negaraberbagai negaraberbagai negara. Secara umum pemulihan

ekonomi global masih belum jelas disertai

dengan perbedaan percepatan pemulihan

antara negara-negara emerging dengan

negara-negara maju. Ketidakpastian

dimaksud terutama disebabkan oleh sejumlah

faktor seperti proses deleveraging sektor

swasta, intermediasi yang belum pulih dan

proses penyeimbang global yang belum

sempurna, serta dampak dari konsolidasi fiskal

Page 77: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

65

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

di AS, Jepang, dan Kawasan Euro. Isu

kesinambungan fiskal dan stabilitas keuangan

juga menjadi tantangan jangka menengah di

berbagai negara anggota.

Terkait dengan isu “Terkait dengan isu “Terkait dengan isu “Terkait dengan isu “Terkait dengan isu “spil loverspil loverspil loverspil loverspil lover”,”,”,”,”,

masih terdapat berbagai pandanganmasih terdapat berbagai pandanganmasih terdapat berbagai pandanganmasih terdapat berbagai pandanganmasih terdapat berbagai pandangan

berbeda di antara negara G-20 dalamberbeda di antara negara G-20 dalamberbeda di antara negara G-20 dalamberbeda di antara negara G-20 dalamberbeda di antara negara G-20 dalam

menyikapi isu tersebut.menyikapi isu tersebut.menyikapi isu tersebut.menyikapi isu tersebut.menyikapi isu tersebut. Kebijakan

Quantitative Easing (QE) negara maju

dianggap bukan hanya mendorong domestic

demand, namun juga mendepresiasi nilai

tukar negara maju sehingga secara langsung

meningkatkan daya saing ekspornya. Dampak

negatif semakin dirasakan oleh negara

berkembang karena menyebabkan volatilitas

capital flows dan mengakumulasi

vulnerabilitas, terutama bagi negara dengan

cadangan devisa terbatas. Di sisi lain, negara

maju berargumen QE justru dapat mendukung

pembiayaan di negara berkembang melalui

capital inflows.

Merespon dampak negatifMerespon dampak negatifMerespon dampak negatifMerespon dampak negatifMerespon dampak negatif

kebijakan moneter longgar yang dapatkebijakan moneter longgar yang dapatkebijakan moneter longgar yang dapatkebijakan moneter longgar yang dapatkebijakan moneter longgar yang dapat

berujung pada perang nilai tukarberujung pada perang nilai tukarberujung pada perang nilai tukarberujung pada perang nilai tukarberujung pada perang nilai tukar55555

(((((currency warcurrency warcurrency warcurrency warcurrency war), anggota G20), anggota G20), anggota G20), anggota G20), anggota G20

berkomitmen menahan diri dariberkomitmen menahan diri dariberkomitmen menahan diri dariberkomitmen menahan diri dariberkomitmen menahan diri dari

kebijakan depresiasi kompetitif dankebijakan depresiasi kompetitif dankebijakan depresiasi kompetitif dankebijakan depresiasi kompetitif dankebijakan depresiasi kompetitif dan

tidak akan menargetkan nilai tukartidak akan menargetkan nilai tukartidak akan menargetkan nilai tukartidak akan menargetkan nilai tukartidak akan menargetkan nilai tukar

untuk tujuan meningkatkan daya sainguntuk tujuan meningkatkan daya sainguntuk tujuan meningkatkan daya sainguntuk tujuan meningkatkan daya sainguntuk tujuan meningkatkan daya saing

ekspor, serta menolak segala bentukekspor, serta menolak segala bentukekspor, serta menolak segala bentukekspor, serta menolak segala bentukekspor, serta menolak segala bentuk

proteksionismeproteksionismeproteksionismeproteksionismeproteksionisme. Dalam hal ini, anggota G-

20 berkomitmen lebih cepat menuju nilai tukar

yang berbasis mekanisme pasar (market

determined exchange rate). Di sisi lain,

kebijakan moneter harus diarahkan pada

stabilitas harga dan pemulihan ekonomi

domestik, sesuai posisi masing-masing. G-20

juga berkomitmen memantau dan

meminimalkan dampak negatif monetary

easing negara maju.

Menyikapi perkembanganMenyikapi perkembanganMenyikapi perkembanganMenyikapi perkembanganMenyikapi perkembangan

perekonomian global tersebut, G-20perekonomian global tersebut, G-20perekonomian global tersebut, G-20perekonomian global tersebut, G-20perekonomian global tersebut, G-20

juga sepakat melanjutkan reformasijuga sepakat melanjutkan reformasijuga sepakat melanjutkan reformasijuga sepakat melanjutkan reformasijuga sepakat melanjutkan reformasi

berbagai kebijakan untuk mendorongberbagai kebijakan untuk mendorongberbagai kebijakan untuk mendorongberbagai kebijakan untuk mendorongberbagai kebijakan untuk mendorong

tercapainya pertumbuhan global yangtercapainya pertumbuhan global yangtercapainya pertumbuhan global yangtercapainya pertumbuhan global yangtercapainya pertumbuhan global yang

kuat, berkesinambungan dankuat, berkesinambungan dankuat, berkesinambungan dankuat, berkesinambungan dankuat, berkesinambungan dan

seimbang (SSBG), dengan melanjutkanseimbang (SSBG), dengan melanjutkanseimbang (SSBG), dengan melanjutkanseimbang (SSBG), dengan melanjutkanseimbang (SSBG), dengan melanjutkan

upaya reformasi struktural yangupaya reformasi struktural yangupaya reformasi struktural yangupaya reformasi struktural yangupaya reformasi struktural yang

ambisius untuk meningkatkan potensiambisius untuk meningkatkan potensiambisius untuk meningkatkan potensiambisius untuk meningkatkan potensiambisius untuk meningkatkan potensi

pertumbuhan dan penciptaanpertumbuhan dan penciptaanpertumbuhan dan penciptaanpertumbuhan dan penciptaanpertumbuhan dan penciptaan

lapangan kerjalapangan kerjalapangan kerjalapangan kerjalapangan kerja. Negara maju diharapkan

dapat menyusun strategi fiskal yang lebih

kredibel (medium term fiscal target) yang akan

dipresentasikan pada G20 Leaders’ Summit

September mendatang, sesuai komitmen

yang disampaikan G20 Leaders di Los Cabos,

Meksiko tahun lalu.

Respon atas perkembanganRespon atas perkembanganRespon atas perkembanganRespon atas perkembanganRespon atas perkembangan

terkini global ekonomi ke depan jugaterkini global ekonomi ke depan jugaterkini global ekonomi ke depan jugaterkini global ekonomi ke depan jugaterkini global ekonomi ke depan juga

menjadi perhatian utama IMF sejakmenjadi perhatian utama IMF sejakmenjadi perhatian utama IMF sejakmenjadi perhatian utama IMF sejakmenjadi perhatian utama IMF sejak

akhir 2012akhir 2012akhir 2012akhir 2012akhir 2012. Senada pembahasan di G20,

pada pertemuan IMFC Spring Meeting tanggal

17-20 April 2013 (pertemuan level tertinggi

di IMF), didiskusikan risiko perekonomian

global yang telah melampaui masa terburuk,

namun belum sepenuhnya keluar dari

5 Kebijakan moneter longgar melalui quantitative easing sepertiyang dilakukan di Jepang, disinyalir tidak hanya mendorongpertumbuhan domestik, namun dapat berujung padaterdevaluasinya nilai tukar domestik sehingga dapat berpotensimelemahkan daya saing produk ekspor negara-negara lain secararelatif.

Page 78: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

66

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

kesulitan. Walaupun indikasi pemulihan mulai

tampak enam bulan lalu, pertumbuhan tahun

ini diperkirakan tidak akan jauh lebih tinggi

dibandingkan 2012.

Diakui bahwa di banyak negara,Diakui bahwa di banyak negara,Diakui bahwa di banyak negara,Diakui bahwa di banyak negara,Diakui bahwa di banyak negara,

perbaikan di pasar keuangan belumperbaikan di pasar keuangan belumperbaikan di pasar keuangan belumperbaikan di pasar keuangan belumperbaikan di pasar keuangan belum

berhasil bertransformasi menjadiberhasil bertransformasi menjadiberhasil bertransformasi menjadiberhasil bertransformasi menjadiberhasil bertransformasi menjadi

pemulihan nyata di sektor ri i l danpemulihan nyata di sektor ri i l danpemulihan nyata di sektor ri i l danpemulihan nyata di sektor ri i l danpemulihan nyata di sektor ri i l dan

perbaikan kehidupan masyarakatnyaperbaikan kehidupan masyarakatnyaperbaikan kehidupan masyarakatnyaperbaikan kehidupan masyarakatnyaperbaikan kehidupan masyarakatnya.

Sebagaimana G20, IMF meyakini bahwa risiko

ke depan masih cukup tinggi, baik risiko lama

maupun risiko baru, seperti kelanjutan

dampak spillover dari kebijakan moneter yang

longgar di negara maju serta risiko

penyesuaian yang lamban (adjustment

fatigue) di negara-negara Eropa akibat

konsolidasi fiskal dan berbagai reformasi yang

berdampak pada kegiatan ekonomi dan

beban fiskal bagi penduduknya.

IMF juga memandang saat ini muncul

fenomena pemulihan dengan kecepatan yang

bervariasi (three speed global economy), yaitu

negara-negara yang berkinerja baik (EMDCs),

negara-negara yang memulihkan ekonomi

sendiri termasuk AS, dan negara-negara yang

masih jauh dari pulih seperti Kawasan Euro

dan Jepang.

Sebagai respon IMF, sebagaimana

disampaikan Managing Director (MD) IMF

dalam Agenda Kebijakan Global (Global Policy

Agenda), ditetapkan langkah prioritas IMF

dalam mengatasi krisis yang berlangsung,

termasuk membangun fondasi untuk

pertumbuhan ekonomi, termasuk kebijakan

mendorong kesempatan kerja, menjaga

sustainabilitas utang, serta memperbaiki

sistem keuangan dan mengurangi

ketidakseimbangan global.

Secara spesifik IMFSecara spesifik IMFSecara spesifik IMFSecara spesifik IMFSecara spesifik IMF

merekomendasikan beberapamerekomendasikan beberapamerekomendasikan beberapamerekomendasikan beberapamerekomendasikan beberapa

kebijakan di beberapa kelompokkebijakan di beberapa kelompokkebijakan di beberapa kelompokkebijakan di beberapa kelompokkebijakan di beberapa kelompok

negara tertentunegara tertentunegara tertentunegara tertentunegara tertentu. Untuk kelompok negara

berkembang, seiring tantangan aliran modal

yang eksesif, IMF merekemondasikan untuk

memperkuat supervisi dan regulasi dalam

mengelola aliran modal, termasuk memitigasi

risiko ketidakstabilan melalui kebijakan makro

prudensial. Untuk AS diharapkan dapat

menaikan debt ceiling di saat yang tepat serta

menyusun kerangka kebijakan fiskal jangka

menengah yang kredibel. Negara maju di

Eropa diharapkan terus melakukan

konsolidasi fiskal, kebijakan yang akomodatif

serta peningkatkan daya saing dan reformasi

sistem perbankan. Di Jepang, IMF

merekomendasikan penyeimbangan antara

stimulus fiskal dengan penurunan utang serta

reformasi struktural, yang diharapkan dapat

meningatkan tren pertumbuhan jangka

panjang secara permanen.

Dengan latar belakang asesmen

ekonomi global di atas, secara umum agenda

kerja IMF ke depan akan terus melanjutkan

penajaman surveillance perekonomian global,

perbaikan macrofinancial analysis,

peningkatan policy advice dan bantuan teknis

kepada negara anggota a.l. sebagaimana

bagan 1.

Page 79: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

67

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

B.2.Reformasi Aristektur Keuangan

Internasional (IFA): Reformasi Quota

dan Tatakelola IMF

Dalam forum Menteri KeuanganDalam forum Menteri KeuanganDalam forum Menteri KeuanganDalam forum Menteri KeuanganDalam forum Menteri Keuangan

dan Gubernur Bank Sentral di Moskow,dan Gubernur Bank Sentral di Moskow,dan Gubernur Bank Sentral di Moskow,dan Gubernur Bank Sentral di Moskow,dan Gubernur Bank Sentral di Moskow,

G20 terus mendorong reformasi kuotaG20 terus mendorong reformasi kuotaG20 terus mendorong reformasi kuotaG20 terus mendorong reformasi kuotaG20 terus mendorong reformasi kuota

dan tata kelola IMF yang lebihdan tata kelola IMF yang lebihdan tata kelola IMF yang lebihdan tata kelola IMF yang lebihdan tata kelola IMF yang lebih

mencerminkan peran negaramencerminkan peran negaramencerminkan peran negaramencerminkan peran negaramencerminkan peran negara

berkembang yang kontribusinyaberkembang yang kontribusinyaberkembang yang kontribusinyaberkembang yang kontribusinyaberkembang yang kontribusinya

terhadap perekonomian global semakinterhadap perekonomian global semakinterhadap perekonomian global semakinterhadap perekonomian global semakinterhadap perekonomian global semakin

meningkatmeningkatmeningkatmeningkatmeningkat. Pembahasan tatakelola IMF

tersebut masih dalam rangkaian General

Review Quota IMF (GRQ) ke-15 yang

diharapkan dapat rampung pada 2014. Dalam

pembahasan tersebut, AS sempat meminta

penundaan pembahasan sampai dengan Juni

2013, dengan alasan terdapat proses politik

terkait anggaran pemerintah AS yang

membutuhkan waktu lebih panjang dari

perkiraan semula, sehingga AS tidak dapat

meratifikasi GRQ IMF sebelumnya (ke-14) yang

seharusnya sudah diselesaikan pada Oktober

2012. Tanpa ratifikasi AS (yang memiliki lebih

dari 15% quota IMF), implementasi quota and

governance reforms ke-14 tidak dapat

direalisasikan sehingga pembahasan GRQ ke-

15 sebaiknya ditunda. Usulan AS tersebut

ditentang oleh negara BRICS dan Indonesia,

sementara anggota lain (terutama Euro, Korea,

Jepang, China dan UK) menunjukkan

dukungan terhadap AS.

Bagaimanapun, dalamBagaimanapun, dalamBagaimanapun, dalamBagaimanapun, dalamBagaimanapun, dalam

communiquécommuniquécommuniquécommuniquécommuniqué, G20 sepakat terus, G20 sepakat terus, G20 sepakat terus, G20 sepakat terus, G20 sepakat terus

melanjutkan upaya untukmelanjutkan upaya untukmelanjutkan upaya untukmelanjutkan upaya untukmelanjutkan upaya untuk

meningkatkan kredibil itas, legitimasimeningkatkan kredibil itas, legitimasimeningkatkan kredibil itas, legitimasimeningkatkan kredibil itas, legitimasimeningkatkan kredibil itas, legitimasi

dan efektivitas IMF, dengandan efektivitas IMF, dengandan efektivitas IMF, dengandan efektivitas IMF, dengandan efektivitas IMF, dengan

melanjutkan pembahasan melanjutkan pembahasan melanjutkan pembahasan melanjutkan pembahasan melanjutkan pembahasan reviewreviewreviewreviewreview quotaquotaquotaquotaquota

formulaformulaformulaformulaformula. Dalam hal ini G20 sepakat

mengintegrasikan proses perumusan formula

kuota yang baru dengan General Review

Bagan 1Bagan 1Bagan 1Bagan 1Bagan 1

Page 80: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

68

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Quota IMF ke-15 untuk diselesaikan pada

Januari 2014 dan mempertegas komitmen

bahwa formula kuota baru harus merefleksikan

pangsa relatif negara anggota, khususnya

dynamic emerging and developing countries,

serta melindungi hak suara dan keterwakilan

negara miskin anggota IMF. Kesepakatan G-

20 tersebut nampaknya sejalan dengan

harapan negara berkembang untuk bisa

mendapatkan rumusan kuota yang lebih baik

dan mencerminkan dinamika kontribusi

negara berkembang dalam perekonomian

global.

Masih dalam konteks IFA, terkaitMasih dalam konteks IFA, terkaitMasih dalam konteks IFA, terkaitMasih dalam konteks IFA, terkaitMasih dalam konteks IFA, terkait

dengan kredibilitas IMF, negara BRICSdengan kredibilitas IMF, negara BRICSdengan kredibilitas IMF, negara BRICSdengan kredibilitas IMF, negara BRICSdengan kredibilitas IMF, negara BRICS

menyampaikan intervensi danmenyampaikan intervensi danmenyampaikan intervensi danmenyampaikan intervensi danmenyampaikan intervensi dan

mengkritik IMF yang menurut merekamengkritik IMF yang menurut merekamengkritik IMF yang menurut merekamengkritik IMF yang menurut merekamengkritik IMF yang menurut mereka

tidak adil dalam menangani krisistidak adil dalam menangani krisistidak adil dalam menangani krisistidak adil dalam menangani krisistidak adil dalam menangani krisis

negara maju dibanding krisis Asianegara maju dibanding krisis Asianegara maju dibanding krisis Asianegara maju dibanding krisis Asianegara maju dibanding krisis Asia

19971997199719971997. Kredibilitas IMF yang berkurang ini

mendorong lahirnya berbagai Regional

Financial Arrangement (RFA). Pada

pembahasan mengenai RFA, ditegaskan

kembali mandate leaders G20 dalam

Guidelines tahun 2011 di Cannes yang

menekankan hubungan IMF dan RFA yang

saling menghormati dan independen. Oleh

karena itu, diharapkan sedapat mungkin

meningkatkan competitive advantages yang

dimiliki RFA dan IMF.

Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam communiquecommuniquecommuniquecommuniquecommunique, ditegaskan, ditegaskan, ditegaskan, ditegaskan, ditegaskan

kembali komitmen dukungan G-20kembali komitmen dukungan G-20kembali komitmen dukungan G-20kembali komitmen dukungan G-20kembali komitmen dukungan G-20

terkait peran penting dari RFAs dalamterkait peran penting dari RFAs dalamterkait peran penting dari RFAs dalamterkait peran penting dari RFAs dalamterkait peran penting dari RFAs dalam

kerangka jaring pengaman keuangankerangka jaring pengaman keuangankerangka jaring pengaman keuangankerangka jaring pengaman keuangankerangka jaring pengaman keuangan

regional, salah satunya melalui upayaregional, salah satunya melalui upayaregional, salah satunya melalui upayaregional, salah satunya melalui upayaregional, salah satunya melalui upaya

memperkuat kerjasama danmemperkuat kerjasama danmemperkuat kerjasama danmemperkuat kerjasama danmemperkuat kerjasama dan

meningkatkan komplementaritasmeningkatkan komplementaritasmeningkatkan komplementaritasmeningkatkan komplementaritasmeningkatkan komplementaritas

antara IMF dan RFAsantara IMF dan RFAsantara IMF dan RFAsantara IMF dan RFAsantara IMF dan RFAs. Hal ini diperlukan

untuk mendukung stabilitas keuangan dan

pada akhirnya juga akan menjadi faktor

pendorong pertumbuhan ekonomi global

yang berkelanjutan dan seimbang. G-20

menyambut baik hasil kerja IMF pada

keterlibatannya dengan RFAs, serta seminar

G-20/IMF terbaru yang mengeksplorasi opsi-

opsi untuk meningkatkan kerja sama antara

IMF dan RFA. Berdasarkan hasil tersebut, G-

20 berharap dapat dihasilkan rekomendasi

kebijakan yang spesifik pada pertemuan

berikutnya untuk selanjutnya dibawa pada

Leaders’ Summit di St Petersburg.

Sementara di forum IMFC SpringSementara di forum IMFC SpringSementara di forum IMFC SpringSementara di forum IMFC SpringSementara di forum IMFC Spring

Meeting, negara anggota masihMeeting, negara anggota masihMeeting, negara anggota masihMeeting, negara anggota masihMeeting, negara anggota masih

sepakat untuk melanjutkan prosessepakat untuk melanjutkan prosessepakat untuk melanjutkan prosessepakat untuk melanjutkan prosessepakat untuk melanjutkan proses

ratifikasi 2010 (GRQ ke-14) tanparatifikasi 2010 (GRQ ke-14) tanparatifikasi 2010 (GRQ ke-14) tanparatifikasi 2010 (GRQ ke-14) tanparatifikasi 2010 (GRQ ke-14) tanpa

adanya penundaanadanya penundaanadanya penundaanadanya penundaanadanya penundaan. Hal ini penting

mengingat reformasi IMF yang bersifat segera

menunjukkan kredibilitas, legitimasi dan

efektivitas lembaga. Seperti halnya G20, IMFC

menyepakati bahwa pembahasan formula

kuota baru perlu tetap menjadi bagian dari

GRQ ke-15. IMFC di akhir sesi menegaskan

kembali bahwa GRQ ke-15 tersebut selambat-

lambatnya diselesaikan pada Januari 2014.

B.3. Reformasi Regulasi Keuangan

Krisis 2008 dipicu permasalahanKrisis 2008 dipicu permasalahanKrisis 2008 dipicu permasalahanKrisis 2008 dipicu permasalahanKrisis 2008 dipicu permasalahan

di sektor keuangan negara-negaradi sektor keuangan negara-negaradi sektor keuangan negara-negaradi sektor keuangan negara-negaradi sektor keuangan negara-negara

maju, khususnya di kawasan Eropamaju, khususnya di kawasan Eropamaju, khususnya di kawasan Eropamaju, khususnya di kawasan Eropamaju, khususnya di kawasan Eropa.

Guna mengantisipasi perkembangan kondisi

global dan dalam rangka menjaga ketahanan

Page 81: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

69

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

perbankan, aturan Basel III mengharuskan

antara lain pemenuhan penguatan modal

yang diharapkan dapat menjaga rasio

kecukupan modal bank (Capital Adequacy

Ratio/CAR) pada level yang tinggi dan

menambah modal sesuai profil risiko dan

kegiatan usaha bank di tengah berlanjutnya

krisis global. Penguatan modal berdasarkan

Basel III mencakup diantaranya redefinisi

modal termasuk komponen pembentuk

modal inti (Tier 1), modal pelengkap (Tier2)

dan penghapusan Tier 3 capital. Disamping

itu, dalam Basel III juga terdapat beberapa

tambahan kewajiban modal mencakup

mandatory capital conservation buffer,

discretionary counter-cyclical buffer pada saat

pertumbuhan kredit tinggi serta tambahan

pemenuhan kebutuhan modal (capital

surcharge) bagi bank yang dinyatakan

sistemik.

Selain melaporkan implementasiSelain melaporkan implementasiSelain melaporkan implementasiSelain melaporkan implementasiSelain melaporkan implementasi

Basel I I I terkait standar permodalan,Basel I I I terkait standar permodalan,Basel I I I terkait standar permodalan,Basel I I I terkait standar permodalan,Basel I I I terkait standar permodalan,

laporan tersebut juga mencakuplaporan tersebut juga mencakuplaporan tersebut juga mencakuplaporan tersebut juga mencakuplaporan tersebut juga mencakup

perkembangan aturan lain di Basel II I,perkembangan aturan lain di Basel II I,perkembangan aturan lain di Basel II I,perkembangan aturan lain di Basel II I,perkembangan aturan lain di Basel II I,

selain isu-isu implementasi jangkaselain isu-isu implementasi jangkaselain isu-isu implementasi jangkaselain isu-isu implementasi jangkaselain isu-isu implementasi jangka

pendek yang perlu mendapatkanpendek yang perlu mendapatkanpendek yang perlu mendapatkanpendek yang perlu mendapatkanpendek yang perlu mendapatkan

perhatian dari sisi operasional danperhatian dari sisi operasional danperhatian dari sisi operasional danperhatian dari sisi operasional danperhatian dari sisi operasional dan

kebijakankebijakankebijakankebijakankebijakan. Komite BCBS BIS juga terus

melanjutkan finalisasi ketentuan yang terkait

dengan reformasi setelah krisis (post-crisis

reform), termasuk elemen-elemen liquidity,

salah satunya ketentuan Liquidity Coverage

Ratio yang dipublikasikan pada Januari 2013

serta serta elemen lilquidity lain yang akan

difinalisasi pada 2014.

Dalam laporan BIS di forum G20Dalam laporan BIS di forum G20Dalam laporan BIS di forum G20Dalam laporan BIS di forum G20Dalam laporan BIS di forum G20

MGM, 16-17 Februari 2013 diMGM, 16-17 Februari 2013 diMGM, 16-17 Februari 2013 diMGM, 16-17 Februari 2013 diMGM, 16-17 Februari 2013 di

Moskow, disampaikan bahwaMoskow, disampaikan bahwaMoskow, disampaikan bahwaMoskow, disampaikan bahwaMoskow, disampaikan bahwa

implementasi Basel I I I secara penuh,implementasi Basel I I I secara penuh,implementasi Basel I I I secara penuh,implementasi Basel I I I secara penuh,implementasi Basel I I I secara penuh,

tepat waku dan konsisten merupakantepat waku dan konsisten merupakantepat waku dan konsisten merupakantepat waku dan konsisten merupakantepat waku dan konsisten merupakan

hal yang fundamental untukhal yang fundamental untukhal yang fundamental untukhal yang fundamental untukhal yang fundamental untuk

membangun resil iensi sistemmembangun resil iensi sistemmembangun resil iensi sistemmembangun resil iensi sistemmembangun resil iensi sistem

keuangankeuangankeuangankeuangankeuangan. Untuk membantu implementasi

Basel III secara keseluruhan, BCBS BIS

menerapkan the Regulatory Consistency

Assessment Programme (RCAP) yang

memonitor, mereview dan melaporkan

implementasi Basel III yang mencakup tiga

area: (i) timing adopsi standar Basel; (ii)

konsistensi regulasi domestik dengan standar

Basel serta (iii) identifikasi konsistensi efek dari

regulasi-regulasi tersebut. Sementara BCBS

memonitor melalui mekanisme RCAP, forum

G-20 mengapresiasi kemajuan berarti regulasi

sektor keuangan yang tercermin dari

penerbitan regulasi final implementasi Basel

III yang dicapai oleh separuh negara anggota

G-20 dimaksud. Dalam komunike-nya, G-20

juga berkomitmen terus melanjutkan

penerapan Basel III di setiap negara anggota

G-20.

Selain isu Basel I I I, pembahasanSelain isu Basel I I I, pembahasanSelain isu Basel I I I, pembahasanSelain isu Basel I I I, pembahasanSelain isu Basel I I I, pembahasan

regulasi sektor keuangan di G-20 jugaregulasi sektor keuangan di G-20 jugaregulasi sektor keuangan di G-20 jugaregulasi sektor keuangan di G-20 jugaregulasi sektor keuangan di G-20 juga

mencatatkan kemajuan dalammencatatkan kemajuan dalammencatatkan kemajuan dalammencatatkan kemajuan dalammencatatkan kemajuan dalam

pelaksanaan reformasi pelaksanaan reformasi pelaksanaan reformasi pelaksanaan reformasi pelaksanaan reformasi OTC derivativeOTC derivativeOTC derivativeOTC derivativeOTC derivative

dan akan melaporkan komitmendan akan melaporkan komitmendan akan melaporkan komitmendan akan melaporkan komitmendan akan melaporkan komitmen

rencana penyelesaian kerangkarencana penyelesaian kerangkarencana penyelesaian kerangkarencana penyelesaian kerangkarencana penyelesaian kerangka

reformasi regulasi terkait reformasi regulasi terkait reformasi regulasi terkait reformasi regulasi terkait reformasi regulasi terkait OTCOTCOTCOTCOTC

derivative derivative derivative derivative derivative ini kepada ini kepada ini kepada ini kepada ini kepada Financial StabilityFinancial StabilityFinancial StabilityFinancial StabilityFinancial Stability

Page 82: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

70

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Board Board Board Board Board (FSB)(FSB)(FSB)(FSB)(FSB). Namun untuk implementasi

OTC derivative, Indonesia belum

mengadopsinya ke dalam regulasi nasional

karena pasar derivatif di Indonesia masih

sederhana dan terbatas. Selain itu, G-20 juga

mendukung hasil peer review yang dilakukan

FSB terhadap langkah yang diambil setiap

otoritas di anggota G-20 untuk mengurangi

ketergantungan pada credit rating agencies,

dan meminta laporan resminya dapat

disampaikan pada Leaders’ Summit di

September 2013 mendatang.

Topik Forum BIS SGM: Tantangan

Profitabilitas Perbankan Asia Pasifik di Era

Suku Bunga Rendah

Tantangan profitabil itasTantangan profitabil itasTantangan profitabil itasTantangan profitabil itasTantangan profitabil itas

perbankan Asia Pasifik merupakan isuperbankan Asia Pasifik merupakan isuperbankan Asia Pasifik merupakan isuperbankan Asia Pasifik merupakan isuperbankan Asia Pasifik merupakan isu

yang diangkat pada yang diangkat pada yang diangkat pada yang diangkat pada yang diangkat pada BIS SpecialBIS SpecialBIS SpecialBIS SpecialBIS Special

Governor’s Meeting (SGM)Governor’s Meeting (SGM)Governor’s Meeting (SGM)Governor’s Meeting (SGM)Governor’s Meeting (SGM) pada 2-3 pada 2-3 pada 2-3 pada 2-3 pada 2-3

Februari 2013Februari 2013Februari 2013Februari 2013Februari 2013. Pada pertemuan tersebut

dibahas relatif menurunnya pendapatan

bunga (net interest margins/NIM) bank-bank

Asia-Pasifik. Keuntungan perbankan komersial

tradisional saat ini terjadi di era suku bunga

rendah serta kurva imbal hasil (yield curves)

yang cenderung flat. Selain itu, faktor yang

menyebabkan menipisnya NIM perbankan

yaitu langkah kebijakan moneter

inkonvensional, dimana rendahnya suku

bunga kebijakan membuat bank semakin

kecilnya ruang untuk menurunkan tingkat

deposito, sementara di sisi lain suku bunga

pinjaman tertekan menurun.

Selain itu, pengembangan pasarSelain itu, pengembangan pasarSelain itu, pengembangan pasarSelain itu, pengembangan pasarSelain itu, pengembangan pasar

obligasi berdenominasi mata uangobligasi berdenominasi mata uangobligasi berdenominasi mata uangobligasi berdenominasi mata uangobligasi berdenominasi mata uang

domestik (domestik (domestik (domestik (domestik (local currency bond markets)local currency bond markets)local currency bond markets)local currency bond markets)local currency bond markets)

dan menurunnya secara bertahap dan menurunnya secara bertahap dan menurunnya secara bertahap dan menurunnya secara bertahap dan menurunnya secara bertahap creditcreditcreditcreditcredit

spreadspreadspreadspreadspread obligasi korporasi semakin obligasi korporasi semakin obligasi korporasi semakin obligasi korporasi semakin obligasi korporasi semakin

meningkatkan insentif korporasi untukmeningkatkan insentif korporasi untukmeningkatkan insentif korporasi untukmeningkatkan insentif korporasi untukmeningkatkan insentif korporasi untuk

memanfaatkan pembiayaan pasarmemanfaatkan pembiayaan pasarmemanfaatkan pembiayaan pasarmemanfaatkan pembiayaan pasarmemanfaatkan pembiayaan pasar

modal, menggantikan pembiayaanmodal, menggantikan pembiayaanmodal, menggantikan pembiayaanmodal, menggantikan pembiayaanmodal, menggantikan pembiayaan

kredit bankkredit bankkredit bankkredit bankkredit bank. Credit spread yang rendah ini

menunjukkan bahwa obligasi korporasi di

perusahaan-perusahaan Asia yang memiliki

credit rating yang bagus yang diharapkan

dapat lebih mengandalkan pendanaan

obligasi daripada kredit perbankan untuk

pendanaan jangka panjang. Di saat yang

sama, terdapat fenomena bank-bank Asia

menerbitkan obligasi global untuk meraup US

dollar dan menggunakannya untuk

mendukung pembiayaan domestik, termasuk

pembiayaan proyek dan pembiayaan

perdagangan.

Selama satu dekade terakhir,Selama satu dekade terakhir,Selama satu dekade terakhir,Selama satu dekade terakhir,Selama satu dekade terakhir,

perbankan Asia-Pasifik cukup ekspansifperbankan Asia-Pasifik cukup ekspansifperbankan Asia-Pasifik cukup ekspansifperbankan Asia-Pasifik cukup ekspansifperbankan Asia-Pasifik cukup ekspansif

di kawasan, baik melalui pembukaandi kawasan, baik melalui pembukaandi kawasan, baik melalui pembukaandi kawasan, baik melalui pembukaandi kawasan, baik melalui pembukaan

cabang baru atau dengan mengakuisicabang baru atau dengan mengakuisicabang baru atau dengan mengakuisicabang baru atau dengan mengakuisicabang baru atau dengan mengakuisi

bank-bank lokalbank-bank lokalbank-bank lokalbank-bank lokalbank-bank lokal. Penarikan bank-bank

Eropa dari lini usaha seperti terkait trade

finance dan pembiayaan proyek telah

membuka ruang bagi perbankan Asia Pasifik

untuk penetrasi di lini bisnis tersebut. Lebih

jauh, proses liberalisasi keuangan di kawasan

pada gilirannya juga meningkatkan kompetisi

dan memberikan tekanan terhadap

perbankan untuk mencari sumber

pendapatan baru, seperti aktivitas yang terkait

di pasar modal.

Page 83: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

71

Bab 3 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

Faktor lain yang mempengaruhiFaktor lain yang mempengaruhiFaktor lain yang mempengaruhiFaktor lain yang mempengaruhiFaktor lain yang mempengaruhi

keuntungan bank yaitu siklus kreditkeuntungan bank yaitu siklus kreditkeuntungan bank yaitu siklus kreditkeuntungan bank yaitu siklus kreditkeuntungan bank yaitu siklus kredit.

Ekspansi kredit melambat di beberapa negara

dan diperkirakan akan melambat di banyak

kawasan. Di akhir 2012, boom kredit bank

yang terjadi banyak negara mulai berakhir,

terutama Hongkong SAR, India, dan Korea.

Sementara, negara seperti Indonesia, Malaysia,

dan Thailand masih mengalami pertumbuhan

kredit yang robust. Bagaimanapun, terdapat

beberapa faktor ekonomi seperti melemahnya

permintaan eksternal dan proses deleveraging

yang menghambat ekspansi kredit berikut

keuntungannya.

Atas hal-hal tersebut di atas,Atas hal-hal tersebut di atas,Atas hal-hal tersebut di atas,Atas hal-hal tersebut di atas,Atas hal-hal tersebut di atas,

gubernur bank sentral BIS secara umumgubernur bank sentral BIS secara umumgubernur bank sentral BIS secara umumgubernur bank sentral BIS secara umumgubernur bank sentral BIS secara umum

memiliki pandangan bahwa era sukumemiliki pandangan bahwa era sukumemiliki pandangan bahwa era sukumemiliki pandangan bahwa era sukumemiliki pandangan bahwa era suku

bunga rendah memberikan tantanganbunga rendah memberikan tantanganbunga rendah memberikan tantanganbunga rendah memberikan tantanganbunga rendah memberikan tantangan

bagi perbankan Asia Pasifik untukbagi perbankan Asia Pasifik untukbagi perbankan Asia Pasifik untukbagi perbankan Asia Pasifik untukbagi perbankan Asia Pasifik untuk

meraup keuntungan, terutama dilihatmeraup keuntungan, terutama dilihatmeraup keuntungan, terutama dilihatmeraup keuntungan, terutama dilihatmeraup keuntungan, terutama dilihat

dari dari dari dari dari spreadspreadspreadspreadspread suku bunga yang suku bunga yang suku bunga yang suku bunga yang suku bunga yang

menipiskan NIMmenipiskan NIMmenipiskan NIMmenipiskan NIMmenipiskan NIM. Namun demikian, di sisi

lain, pengembangan pasar obligasi dengan

mata uang domestik, termasuk upaya financial

market deepening diharapkan dapat menekan

cost of fund perbankan sehingga dapat

menjaga profitabilitas perbankan secara

umum. Dengan menipisnya spread suku

bunga diharapkan juga memberikan insentif

bagi perbankan untuk menghapuskan

inefisiensi yang pada gilirannya dapat

menjaga profitabilitas.

Page 84: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

72

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 85: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

73

A R T I K E L

4B A B

Pengukuran Ruang Manuver Kebijakan di Negara EmergingPengukuran Ruang Manuver Kebijakan di Negara EmergingPengukuran Ruang Manuver Kebijakan di Negara EmergingPengukuran Ruang Manuver Kebijakan di Negara EmergingPengukuran Ruang Manuver Kebijakan di Negara EmergingKebijakan Moneter dan Fiskal Negara Emerging:Kebijakan Moneter dan Fiskal Negara Emerging:Kebijakan Moneter dan Fiskal Negara Emerging:Kebijakan Moneter dan Fiskal Negara Emerging:Kebijakan Moneter dan Fiskal Negara Emerging:Room bagi Manuver KebijakanRoom bagi Manuver KebijakanRoom bagi Manuver KebijakanRoom bagi Manuver KebijakanRoom bagi Manuver Kebijakan

Artikel 1

Oleh: Grup Studi Internasional

Mempertimbangkan beratnya

persoalan yang dihadapi, pemulihan ekonomi

di negara maju diperkirakan masih akan

melewati jalan yang panjang. Dinamika

perekonomian global ke depan dengan

demikian akan semakin ditentukan oleh

kekuatan negara emerging sebagai mesin

utama pertumbuhan ekonomi. Sayangnya,

kapasitas perekonomian maupun instrumen

kebijakan di negara emerging juga terbatas.

Dengan kondisi lingkungan perekonomian

global yang kurang kondusif, kehati-hatian

dalam mengelola kebijakan makroekonomi di

negara emerging menjadi sangat penting

dalam rangka tetap menjaga ruang untuk

melakukan manuver kebijakan, agar dapat

secara konsisten mempertahankan

momentum pertumbuhan ekonomi.

Terkait dengan ini, pemahaman yang

umum adalah bahwa negara emerging lebih

memiliki ruang untuk melakukan manuver

kebijakan makro dibandingkan negara maju.

Meskipun demikian, pengamatan lebih

mendalam menunjukkan bahwa ruang

manuver yang dimiliki negara emerging relatif

bervariasi serta cenderung semakin terbatas.

Pemahaman tentang ruang kebijakan ini

penting untuk memperkirakan prospek

ekonomi ke depan karena peran sentral yang

dimainkan emerging dalam pertumbuhan

ekonomi global. Selain itu, pengukuran ruang

kebijakan juga berguna sebagai salah satu

informasi dalam menentukan respon kebijakan

domestik. Dalam hal ini, informasi tersebut

tentu tidak dimaksudkan sebagai substitusi

bagi penentuan respon kebijakan yang selama

Page 86: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

74

ini dilakukan melalui proses perumusan

kebijakan yang sudah ada; melainkan sebagai

komplemen bagi proses tersebut.

Karena karakteristiknya yang

memperbandingkan, perlu dibuat sebuah

metodologi yang dapat menstandarisasi

penentuan ruang kebijakan. Dalam kaitan ini,

pengukuran indeks ruang manuver kebijakan

yang dikembangkan oleh Departemen

Internasional diharapkan dapat menjawab

kebutuhan di atas. Secara umum, metode

yang digunakan adalah dengan memilih

beberapa variable kunci yang biasa digunakan

dalam penentuan respon kebijakan, dan

kemudian dilakukan proses scoring dan

indeksasi. Kesederhanaan pada metode yang

digunakan ini pada akhirnya menjadi salah

satu nilai tambah dari indeks pengukuran ini.

Namun demikian, mengingat subjektivitas

yang cukup tinggi pada pemilihan metode

scoring maupun sampel negara yang dipilih,

hasil dari pengukuran ini perlu

diinterpretasikan secara berhati-hati dengan

mempertimbangkan berbagai aspek ekonomi

terkait lainnya. Kelemahan ini juga dicoba

diatasi dengan melakukan variasi dalam

metode scoring maupun penambahan atau

pengurangan sampel negara yang diamati.

Secara umum, berbagai simulasi yang

dilakukan menunjukkan hasil yang cukup

konsisten, dimana negara-negara dengan

posisi tertentu secara konsisten juga tetap

berada di posisi tersebut. Dalam hal

pemilihan sampel, negara emerging yang

akan tercakup dalam penyusunan ruang

manuver kebijakan ini meliputi negara-negara

emerging utama yaitu China, India, Korea,

Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia dan

Brazil. Ke delapan negara emerging tersebut

mampu mewakili sekitar hampir 60% dari

PDB negara emerging.

Hasil pengukuran indeks ruang

manuver kebijakan pada tahun 2012

mengonfirmasi bahwa ruang manuver

kebijakan di sejumlah negara emerging utama

cenderung bervariasi. Variasi ini

mengindikasikan bahwa kekuatan negara

emerging dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi global tidak sekuat yang diperkirakan

sebelumnya. India merupakan negara dengan

ruang manuver kebijakan yang secara relatif

paling sempit. Hal ini tergambar dari

pencapaian indeks ruang manuver kebijakan

moneter maupun fiskal yang relatif paling

tinggi (mendekati 100) di antara negara-

negara emerging utama yang diamati. Dengan

demikian, manuver kebijakan di India akan

semakin terbatas, dan apabila dipaksakan

berpotensi membahayakan sustainabilitas

makroekonomi. Sebaliknya, China merupakan

negara dengan ruang manuver kebijakan yang

paling besar. Kondisi ini diperkirakan akan

semakin mengukuhkan peran China sebagai

mesin pertumbuhan ekonomi global.

Apabila dibandingkan dengan tahun

2011, ruang manuver kebijakan di hampir

semua negara relatif melebar, kecuali Brazil,

Indonesia, dan Thailand. Untuk Indonesia,

menyempitnya ruang manuver kebijakan ini

berasal dari indikator moneter yaitu current

account yang memburuk, gap inflasi dengan

Page 87: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

75

target yang semakin sempit, serta depresiasi

nilai tukar. Kondisi ini mengindikasikan relatif

semakin terbatasnya ruang gerak kebijakan

moneter di Indonesia dibandingkan negara-

negara emerging lain yang diamati.

1. PENDAHULUAN

Dinamika perekonomian global ke

depan diperkirakan masih akan menghadapi

tantangan yang cukup berat. Semakin

meningkatnya ketidakpastian sejalan dengan

belum teratasinya permasalahan mendesak

jangka pendek serta sejumlah persoalan

ekonomi yang lebih struktural, menyebabkan

pertumbuhan ekonomi di negara maju

diprediksi belum akan meningkat signifikan

selama beberapa kurun waktu ke depan1.

Kondisi perekonomian global yang

kurang kondusif ini juga tercermin dari

dinamika angka outlook perekonomian

global, dimana sejak April 2012 IMF secara

sistematis terus melakukan revisi kebawah

angka pertumbuhan ekonomi global.

Gambaran ini tentunya sangat berbeda ketika

di awal tahun 2012 nuansa optimisme

terhadap prospek pemulihan ekonomi global

masih sangat kuat. Dengan perkembangan

ini, motor utama pertumbuhan ekonomi

global ke depan akan semakin bertumpu

pada negara emerging.

Peran yang dibebankan kepada negara

emerging sebagai motor perekonomian global

bukan merupakan hal yang mudah.

Tantangan yang dihadapi negara emerging

dalam mempertahankan pertumbuhan

ekonominya sangat besar. Selain terkena

imbas dari memburuknya perekonomian

global dan tingginya ketidakpastian ekonomi

dan keuangan global, negara emerging juga

harus menghadapi tekanan permintaan

domestik dalam kondisi terbatasnya kapasitas

ekonomi maupun instrumen kebijakan.

Kondisi ini mengharuskan negara emerging

semakin berhati-hati dalam menerapkan

kebijakan moneter maupun fiskal, agar

pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi berada

dalam level yang terjaga. Dalam kondisi

lingkungan perekonomian global yang kurang

kondusif, kehati-hatian dalam mengelola

kebijakan makroekonomi juga menjadi sangat

penting dalam rangka tetap menciptakan

ruang guna melakukan manuver kebijakan

agar dapat secara konsisten mempertahankan

momentum pertumbuhan ekonomi. Secara

khusus, hal ini juga ditegaskan dalam asesmen

terkini IMF (WEO, Januari 2013), dimana bagi

negara emerging : “……The general

challenge is to rebuild macroeconomic policy

space..”

Terkait dengan ruang untuk melakukan

manuver kebijakan, pemahaman yang umum

adalah bahwa negara emerging secara relatif

dipandang lebih memiliki ruang untuk

melakukan manuver kebijakan makro,

1 Asesmen terkini IMF (WEO Update Januari 2013) memperkirakanpertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3,5%, hanya sedikitdi atas pertumbuhan tahun sebelumnya yang tercatat 3,2%.Perkiraan tersebut telah mengalami koreksi ke bawah sebesar0,1% dibandingkan dengan proyeksi IMF pada Oktober 2012.Akselerasi pemulihan ekonomi global yang lambat jugadikonfirmasi oleh berbagai publikasi lainnya. Consesus Forecast(CF), Global Economic Prospect (World Bank) dan BIS yangdipublikasikan pada Januari 2013 juga memperkirakan lajupertumbuhan ekonomi global di 2013 hanya akan mengalamisedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 88: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

76

dibandingkan negara maju. Meskipun

demikian, pengamatan lebih mendalam

menunjukkan bahwa ruang manuver yang

dimiliki negara emerging terindikasi cukup

bervariasi. Variasi dalam ruang manuver

kebijakan yang dimiliki negara emerging ini

menyebabkan kekuatan negara emerging

sebagai satu kawasan dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi global, perlu

dipandang dengan menggunakan dimensi

yang berbeda. Dalam kaitan ini, pengukuran

ruang manuver kebijakan dapat memberikan

gambaran lebih lengkap tentang kondisi

sesungguhnya di negara emerging.

Selain memberikan gambaran lebih

konkrit tentang kekuatan negara emerging

sebagai satu kawasan, pengukuran ruang

manuver kebijakan dapat digunakan sebagai

indikator pelengkap dalam melakukan

asesmen ataupun memperkirakan respon

kebijakan yang akan diambil suatu negara. Hal

ini menjadi penting, mengingat dalam kondisi

perekonomian global yang semakin

terkoneksi, pengambilan kebijakan perlu juga

untuk memperhitungkan kebijakan yang

diambil negara lain. Dengan demikian,

pengukuran ruang manuver kebijakan di

negara lain ini sekaligus dapat menjadi salah

satu indikator pelengkap dalam proses

perumusan respon kebijakan domestik.

Kajian singkat ini mencoba untuk

mengukur ruang manuver kebijakan makro di

negara berkembang melalui penggunaan indeks

komposit moneter dan fiskal dengan

mempertimbangkan beberapa faktor seperti

inflasi, real interest rate, nilai tukar, excess credit

dan current account balance (merupakan

indikator penyusun indeks komposit moneter)

serta budget balance dan utang pemerintah

(merupakan indikator penyusun indeks komposit

fiskal). Pengukuran ruang manuver kebijakan ini

secara umum bertolak dari “the wiggle-room

index” (The Economist, Januari 2012). Namun

selanjutnya metode pengukuran kemudian

dikembangkan sendiri oleh Departemen

Internasional. Dalam analisis ini negara emerging

yang akan tercakup dalam penyusunan indeks

ruang manuver kebijakan meliputi China, India,

Korea, Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia dan

Brazil. Ke delapan negara emerging tersebut

untuk sementara ini dianggap mampu mewakili

sekitar hampir 60% dari PDB negara emerging.

Secara umum, salah satu nilai tambah

dari metode pengukuran ini adalah pada

kesederhanaan metode yang digunakan.

Namun demikian, mengingat subjektivitas

yang cukup tinggi pada pemilihan metodenya,

hasil dari pengukuran ini perlu

diinterpretasikan secara lebih berhati-hati

dengan mempertimbangkan berbagai aspek

ekonomi terkait lainnya.

2. INDEKS RUANG MANUVER

KEBIJAKAN NEGARA EMERGING

2.1 Indikator-indikator Indeks Ruang

Manuver Kebijakan

Pengukuran ruang manuver kebijakan

makro di negara emerging ini dilakukan

dengan menyusun indeks komposit moneter

dan fiskal dengan mempertimbangkan

Page 89: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

77

beberapa indikator seperti inflasi, real interest

rate, nilai tukar, excess credit dan current

account balance (indeks komposit moneter)

serta budget balance dan utang pemerintah

(indeks komposit fiskal). Selanjutnya,

penjumlahan indeks komposit moneter dan

fiskal tersebut akan menghasilkan indeks

komposit total.

Secara umum, peningkatan indeks

komposit moneter dan fiskal dapat

mengindikasikan bahwa kondisi moneter dan

fiskal suatu negara cenderung mengetat

sementara penurunan indeks komposit

moneter dan fiskal mengindikasikan bahwa

keketatan kondisi moneter dan fiskal suatu

negara cenderung menurun. Angka indeks

berkisar dari 0 s/d 100. Angka 0

menggambarkan ruang manuver yang paling

besar, dan 100 paling kecil (lihat uraian

Metode dan juga Lampiran I).

Pengukuran ruang manuver kebijakan

makro dalam analis ini secara umum bertolak

dari “the wiggle-room index” (The Economist,

Januari 2012). Namun, dalam kajian ini,

Departemen Internasional (c.q. Tim

Surveillance) melakukan pengembangan

metode pengukuran sendiri. Adapun

penjelasan rinci mengenai indikator yang

dipergunakan dalam menyusun indeks ruang

manuver kebijakan meliputi sebagai berikut:

1) Indikator Moneter

- Inflasi. Pengukuran inflasi

menggunakan gap antara inflasi

dengan masing-masing target

inflasi. Semakin jauh level inflasi di

atas targetnya, semakin terbatas

ruang kebijakan moneter suatu

negara.

- Real interest rate. Rata-rata suku

bunga riil masing-masing negara

selama 2012 berdasarkan selisih

suku bunga kebijakan terhadap

inflasi tiap bulan (metode Fisher).

Semakin positif suku bunga riil,

semakin terbuka ruang untuk

kebijakan moneter yang lebih

ekspansif.

- Nilai tukar. Pergerakan nilai tukar

domestik terhadap USD. Semakin

terdepresiasi nilai tukar suatu negara,

semakin sempit ruang bagi kebijakan

moneter ekspansif.

- Excess credit: Selisih antara

pertumbuhan kredit perbankan dan

pertumbuhan PDB nominal, dimana

pertumbuhan PDB nominal

dianggap merupakan proksi dari

permintaan kredit. Semakin besar

excess credit, semakin terbatas

ruang bagi kebijakan moneter.

Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Perkembangan Inflasi dan Target InflasiPerkembangan Inflasi dan Target InflasiPerkembangan Inflasi dan Target InflasiPerkembangan Inflasi dan Target InflasiPerkembangan Inflasi dan Target Inflasi

���������

�������� ������ �������������

�������������������������������

��������

��������

���������� ��

�����

� ��� ���������������������

������������������������������������� ��������!��"�� ����

Page 90: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

78

- Current account balance. Semakin

memburuknya kondisi current

account mengindikasikan semakin

sempitnya ruang untuk kebijakan

moneter yang lebih ekspansif.

2) Indikator Fiskal

- Utang pemerintah. Merupakan rasio

General Government Gross Debt

terhadap PDB. Semakin tinggi rasio

utang pemerintah terhadap PDB,

semakin terbatas ruang untuk

melonggarkan kebijakan fiskal.

- Budget balance. Merupakan rasio

General Government Cyclically

Adjusted Budget Balance terhadap

PDB. Semakin tinggi defisit rasio

General Government Cyclically

Adjusted Budget Balance terhadap

PDB, semakin terbatas ruang untuk

melonggarkan kebijakan fiskal.

Dalam analisis ini negara emerging

yang akan tercakup dalam penyusunan ruang

manuver kebijakan meliputi China, India,

Korea, Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia

dan Brazil. Ke delapan negara emerging

tersebut untuk sementara ini dianggap

mampu mewakili sekitar hampir 60% dari

PDB negara emerging.

2.2 Metode Penghitungan Indeks Ruang

Manuver Kebijakan

Metode perhitungan indeks komposit

dilakukan dengan menggunakan scoring

dengan menggunakan beberapa tahapan

sebagai berikut (penjelasan detail pada

Lampiran I):

1) Pertama, untuk masing-masing variabel

(real interest rate, nilai tukar, excess credit

dan current account balance (nantinya

akan membentuk indeks komposit

moneter) serta budget balance dan utang

pemerintah (indeks komposit fiskal)

diurutkan dari yang memiliki variabel

terendah hingga tertinggi untuk seluruh

negara yang diobservasi. Khusus untuk

variabel inflasi, dihitung nilai tengah

(mid) dari target inflasi setiap negara dan

selanjutnya dihitung selisih antara

realisasi inflasi dan mid target inflasi.

2) Kedua, penentuan nilai gap untuk setiap

kelompok varibel dari seluruh negara

yang diperoleh dengan cara mencari

selisih antara setiap variabel dari masing-

masing negara dengan nilai variabel

tertinggi di kelompoknya. Khusus untuk

inflasi, gap diperoleh dengan cara

mencari selisih antara realisasi inflasi

terhadap mid target. Selanjutnya, seluruh

negara diurutkan berdasarkan nominal

dari selisih realisasi inflasi terhadap target

dari yang terendah hingga tertinggi.

3) Ketiga, hasil perhitungan diabsolute-kan

(khusus untuk variabel suku bunga riil,

nilai tukar, current account balance, dan

general government cyclically budget

balance).

4) Keempat, menghitung indeks komposit

untuk setiap indikator. Indeksasi dilakukan

pada setiap variabel yang diamati

berdasarkan proporsi nilai masing-masing

negara terhadap nilai yang tertinggi pada

Page 91: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

79

kelompok variabel dan dikali 100. Angka

indeks berkisar dari 0 sampai dengan 100

(0 menggambarkan ruang yang paling

besar, dan 100 paling kecil). Negara dengan

nilai terendah akan mendapatkan nilai nol,

sedangkan negara dengan nilai tertinggi

akan memperoleh nilai 100.

5) Kelima, angka indeks kemudian dirata-

ratakan untuk mendapatkan komposit

indeks moneter, fiskal dan total komposit

dengan cara sebagai berikut.:

- Komposit Moneter = (Komposit suku

bunga riil + Komposit Inflasi +

Komposit nilai tukar + Komposit

CAB + Komposit Excess Credit) / 5

- Komposit Fiskal = (General

Government Cyclically Adjusted

Budget Balance + Komposit General

Government Gross Debt) / 2

- Komposit Total = (Komposit

Moneter + Komposit Fiskal) / 2

3. ANALISIS INDEKS RUANG MANUVER

KEBIJAKAN NEGARA EMERGING

3.1 Composite Index - Monetary

Condition dan Fiscal Condition

Berdasarkan hasil perhitungan

composite index – monetary condition, India

dan Brazil merupakan negara yang ruang

manuver kebijakan moneternya paling

terbatas. India bermasalah di hampir semua

indikator moneter, yaitu inflasi yang tinggi,

mata uang yang terdepresiasi, dan current

account yang mengalami defisit. Brazil lebih

memiliki ruang dibandingkan India, terutama

karena kondisi real interest rate-nya masih

positif tinggi. Di antara negara ASEAN4,

Malaysia merupakan negara yang memiliki

ruang manuver paling besar. Ruang manuver

tersebut bersumber dari inflasi yang tercatat

paling rendah, serta kinerja current account

dengan surplus terbesar (Grafik 1).

Sementara berdasarkan hasil

perhitungan composite index – fiscal condition,

India dan Brazil juga memiliki ruang manuver

yang paling sempit. Ruang manuver untuk

India sangat terbatas terutama akibat tingkat

utang pemerintah dan defisit fiskal nya yang

paling tinggi dibandingkan dengan negara-

negara lain (Grafik 2).

Grafik 1. Composite Index – Monetary ConditionGrafik 1. Composite Index – Monetary ConditionGrafik 1. Composite Index – Monetary ConditionGrafik 1. Composite Index – Monetary ConditionGrafik 1. Composite Index – Monetary Condition

Grafik 2. Composite Index – Fiscal ConditionGrafik 2. Composite Index – Fiscal ConditionGrafik 2. Composite Index – Fiscal ConditionGrafik 2. Composite Index – Fiscal ConditionGrafik 2. Composite Index – Fiscal Condition

� �� � �� �� �� � �� �� � ���

�����

��������

�����������

�����

��������

��������

!��"��

����

� � �� � �� ���

�����

�����

��������

�����������

��������

��������

!��"��

����

Page 92: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

80

� � �� � �� ���

�����

�����

�����������

��������

��������

��������

!��"��

����

� �� � �� �� �� � �� �� � ���

�����

��������

�����������

�����

��������

��������

!��"��

����

� �� � �� �� �� � �� �� � ���

��������

��������

�����������

��������

!��"��

�����

�����

����

3.2 Total Composite Index

Berdasarkan hasil perhitungan total

composite index, India dan Brazil merupakan

negara yang ruang manuver kebijakannya

paling terbatas. Sementara itu, China

merupakan negara dengan ruang manuver

paling besar. Inflasi yang terkendali

(dibandingkan negara lain maupun target inflasi-

nya) serta real interest rate yang masih positif,

dan posisi fiskal yang sound, menunjang

terbukanya kesempatan China untuk melakukan

manuver kebijakan (Grafik 3).

Grafik 3. Total Composite IndexGrafik 3. Total Composite IndexGrafik 3. Total Composite IndexGrafik 3. Total Composite IndexGrafik 3. Total Composite Index

Grafik 4. Perbandingan Composite Index - Monetary Condition 2011-2012Grafik 4. Perbandingan Composite Index - Monetary Condition 2011-2012Grafik 4. Perbandingan Composite Index - Monetary Condition 2011-2012Grafik 4. Perbandingan Composite Index - Monetary Condition 2011-2012Grafik 4. Perbandingan Composite Index - Monetary Condition 2011-2012

20122012201220122012 20112011201120112011

3.3 Perbandingan Indikator: 2011 -2012

1) Monetary indicators (2011 -2012)

Dibandingkan dengan tahun 2011,

ruang manuver kebijakan moneter pada

negara emerging pada umumnya cenderung

melebar pada 2012, kecuali Brazil, Indonesia,

dan Thailand (Grafik 4). Meningkatnya

Composite Index – Monetary Condition di

Brazil, Indonesia, dan Thailand terutama

sebagai dampak dari kian terdepresiasinya nilai

tukar dan melebarnya defisit current account

pada 2012 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya (Grafik 5).

Page 93: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

81

��������

�����

�����

�����������

��������

��������

!��"��

����

� � ��

��������

��������

�����

�����������

��������

�����

!��"��

����

��� �� ��� �� ��� ����

����� ��� ��� �� ��� ��� ��� ��

��������

����

�����������

�����

��������

��������

!��"��

�����

����� ��� ���� ��� ��� �� ��� ��� ��� ��

����

�����

��������

�����������

��������

�����

��������

!��"��

����

!��"��

����

��������

��������

�����

��������

�����

�����������

�� ��� ��� �� � �������

����

��������

��������

�����������

�����

�����

!��"��

��������

�� � �� � � � � �

Grafik 5. Perbandingan Indikator Moneter 2011-2012Grafik 5. Perbandingan Indikator Moneter 2011-2012Grafik 5. Perbandingan Indikator Moneter 2011-2012Grafik 5. Perbandingan Indikator Moneter 2011-2012Grafik 5. Perbandingan Indikator Moneter 2011-2012

Inflasi IHK (Avg. 2012)Inflasi IHK (Avg. 2012)Inflasi IHK (Avg. 2012)Inflasi IHK (Avg. 2012)Inflasi IHK (Avg. 2012) Inflasi IHK (Avg. 2011)Inflasi IHK (Avg. 2011)Inflasi IHK (Avg. 2011)Inflasi IHK (Avg. 2011)Inflasi IHK (Avg. 2011)

Real Interest rate 2012 (%)Real Interest rate 2012 (%)Real Interest rate 2012 (%)Real Interest rate 2012 (%)Real Interest rate 2012 (%) Real Interest rate 2011 (%)Real Interest rate 2011 (%)Real Interest rate 2011 (%)Real Interest rate 2011 (%)Real Interest rate 2011 (%)

Nilai tukar thd USD (2012)Nilai tukar thd USD (2012)Nilai tukar thd USD (2012)Nilai tukar thd USD (2012)Nilai tukar thd USD (2012) Nilai tukar thd USD (2011)Nilai tukar thd USD (2011)Nilai tukar thd USD (2011)Nilai tukar thd USD (2011)Nilai tukar thd USD (2011)

Page 94: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

82

������� �� � � � � ��

����

!��"��

��������

��������

�����

�����

�����������

��������

������

����

!��"��

��������

�����

�����

�����������

��������

��������

� �� � � � � �� �

�����

�����

��������

�����������

��������

��������

!��"��

����

� � �� � �� ���

CA Balances (2012)CA Balances (2012)CA Balances (2012)CA Balances (2012)CA Balances (2012) CA Balances (2011)CA Balances (2011)CA Balances (2011)CA Balances (2011)CA Balances (2011)

2) Fiscal Indicators 2011-2012

Dibandingkan dengan tahun 2011,

ruang manuver kebijakan fiskal pada negara

emerging pada umumnya masih tetap lebar

pada 2012, kecuali India, Brazil, dan Malaysia

(Grafik 6 dan 7). Kombinasi antara kondisi

rasio budget deficit terhadap PDB yang dan

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Perbandingan Composite Index - Fisal Condition 2011-2012Perbandingan Composite Index - Fisal Condition 2011-2012Perbandingan Composite Index - Fisal Condition 2011-2012Perbandingan Composite Index - Fisal Condition 2011-2012Perbandingan Composite Index - Fisal Condition 2011-2012

Composite index of fiscal condition (2012)Composite index of fiscal condition (2012)Composite index of fiscal condition (2012)Composite index of fiscal condition (2012)Composite index of fiscal condition (2012) Composite index of fiscal condition (2011)Composite index of fiscal condition (2011)Composite index of fiscal condition (2011)Composite index of fiscal condition (2011)Composite index of fiscal condition (2011)

utang pemerintah yang realtif tinggi pada

negara India, Malaysia, dan Brazil

menyebabkan Composite Index – Fiscal

Condition di ketiga negara tersebut berada

di posisi tiga teratas.

� � �� � �� ���

�����

�����

��������

��������

�����������

��������

!��"��

����

Page 95: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

83

�������� ��� �� � �� � � �

����

��������

�����������

��������

!��"��

��������

�����

�����

������

����

��������

!��"��

�����������

��������

��������

�����

�����

���� ����� ���� � �� ���� ��� ��� �� ���

������� � �� � ��

�����

��������

�����

#�������

��������

��������

!��"��

����

������

��������

�����

�����

��������

�����������

��������

!��"��

����

� �� � �� �� �� � �� ��

Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.Perbandingan Indikator Fiscal 2011-2012Perbandingan Indikator Fiscal 2011-2012Perbandingan Indikator Fiscal 2011-2012Perbandingan Indikator Fiscal 2011-2012Perbandingan Indikator Fiscal 2011-2012

General Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyAdjusted Budget Balance (2012)Adjusted Budget Balance (2012)Adjusted Budget Balance (2012)Adjusted Budget Balance (2012)Adjusted Budget Balance (2012)

General Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyGeneral Government CyclicallyAdjusted Budget Balance (2011)Adjusted Budget Balance (2011)Adjusted Budget Balance (2011)Adjusted Budget Balance (2011)Adjusted Budget Balance (2011)

General Government Gross Debt (2012)General Government Gross Debt (2012)General Government Gross Debt (2012)General Government Gross Debt (2012)General Government Gross Debt (2012) General Government Gross Debt (2011)General Government Gross Debt (2011)General Government Gross Debt (2011)General Government Gross Debt (2011)General Government Gross Debt (2011)

3) Total Composite index

Dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, ruang manuver kebijakan di

hampir semua negara cenderung melebar

pada 2012, kecuali Brazil, Indonesia, dan

Thailand (Grafik 8). Semakin terbatasnya ruang

manuver ketiga negara tersebut terutama pada

ruang kebijakan moneter yang berasal dari

memburuknya current account balance dan

depresiasi nilai tukar. Selain itu, gap inflasi

yang semakin sempit apabila dibandingkan

dengan negara lain juga turut berkontribusi

pada meningkatnya total composite index

Indonesia.

Page 96: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

84

� � �� � �� ���

�����

�����

�����������

��������

��������

��������

!��"��

����

��������

�����

�����

��������

�����������

��������

!��"��

����

� � �� � �� ���

4. KESIMPULAN

– Analisis yang dilakukan menunjukkan

bahwa ruang manuver kebijakan di

sejumlah negara emerging utama

cenderung bervariasi. Variasi dalam ruang

manuver kebijakan yang dimiliki negara

emerging menyebabkan kekuatan

negara emerging sebagai satu kawasan

dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi global, perlu dipandang dengan

menggunakan dimensi yang berbeda,

karena terindikasi tidak sekuat seperti

yang diperkirakan sebelumnya.

· India merupakan negara dengan ruang

manuver yang secara relatif paling

sempit. Hal ini tergambar dari pencapaian

indeks ruang manuver kebijakan moneter

maupun fiskal yang relatif paling tinggi

(mendekati 100) di antara negara-negara

emerging utama yang diamati. Selain

terlihat dalam posisi yang lebih buruk

secara relatif, kondisi India secara

individu memang mengonfirmasi

kesulitan negara ini untuk melakukan

manuver kebijakan yang lebih agresif,

Grafik 8. Perbandingan Total Composite Index 2011-2012Grafik 8. Perbandingan Total Composite Index 2011-2012Grafik 8. Perbandingan Total Composite Index 2011-2012Grafik 8. Perbandingan Total Composite Index 2011-2012Grafik 8. Perbandingan Total Composite Index 2011-2012

20122012201220122012 20112011201120112011

seperti tercermin dari defisit current

account di 2012 yang mendekati 4%

dari PDB, perkembangan inflasi yang jauh

melampaui target, serta defisit fiskal

yang mendekati 10% dari PDB.

– Terkait dengan ini, manuver kebijakan

di India (dan juga Brazil) ke depan

diperkirakan semakin terbatas dan

apabila dipaksakan dikhawatirkan

berpotensi membahayakan

sustainabilitas makro di negara-negara

tersebut.

– Sebaliknya, China merupakan negara

dengan ruang manuver kebijakan yang

paling besar. Kondisi ini didukung oleh

laju inflasi yang relatif terkendali

sehingga gap inflasi dengan target-nya

masih cukup besar, real interest rate yang

positif, serta kondisi fiskal yang sound.

Dengan ruang untuk melakukan

manuver kebijakan yang masih cukup

besar ini, maka peran China sebagai

mesin pertumbuhan ekonomi global ke

depan diperkirakan akan semakin kuat.

Page 97: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

85

– Apabila dibandingkan dengan tahun

2011, ruang manuver kebijakan di

hampir semua negara relatif melebar,

kecuali Brazil, Indonesia, dan Thailand.

Untuk Indonesia, menyempitnya ruang

manuver kebijakan apabila dibandingkan

dengan tahun 2011 berasal dari indikator

moneter yaitu current account yang

memburuk, gap inflasi dengan target

yang semakin sempit, serta depresiasi

nilai tukar. Kondisi ini mengindikasikan

relatif semakin terbatasnya ruang gerak

kebijakan moneter di Indonesia

dibandingkan negara-negara emerging

lain yang diamati.

– Secara umum, perkembangan terakhir

dimana tren penurunan inflasi di negara

emerging mulai tertahan dan sebagian

negara emerging mulai menghadapi

tekanan inflasi mengonfirmasi semakin

terbatasnya ruang manuver kebijakan

(khususnya kebijakan moneter) di negara

emerging (Tabel 2 dan Lampiran 2).

Tabel 2. Perkembangan Inflasi di Berbagai Negara

$%&'��()!���&'��*+,) ����)&��**%��-��)��.�)/� ++,)0�.�).��1%���+++,)2�*��.���)&��**%��-��)��.����.�)3��*-�)���3��*)�������

���������������� �� !�� "#� !�� �$� �$� "�� ��# %&� ��# ��� ��� �� !�� ��'

������(��&�) ���

������!�*$

4)���

�������� ��'

��������

������������

��������

����������

��� �������

�������������

�� �������������� �� �

� ���

���

���������������

������������������������

����

����

���������������

���������� ����������� ���

����

����

�� ������������

������������� ������ ��

�����

����

�������������

������ �� �������������

�����

���

������������

���������������������� ���

�����

���

������������

��������������� ������ ��

������

����

��� ����������

������������������� ���

����

����

���� �����������

��������������������� ���

������

������ ���������

��� ����� ���� ��� �

������

���������������

����� �����������������

������

��������������

���������������������

����

��������

��� �����������

�� ���� ������ �����

���

�������

������������ ��

���� ����� ��������

� ��

������

����������� ��

����������������������

����

������

����� ����� ��

����� ����+�����$��*��%����������#��������������� ��������5��.��&

!��"����-��-�2�*��.���+++

2&���-���1����)6%�� �**���7����*2%�.�����++8�1)9������++

�:����)���-;.�.��)����)�������)��'��%&���)�.�%)��)�.��;��&�)���*��)��.����.�).��*�.)��&����.��)���)�.�%)��)�.��)��.����.�3��*-�)���3��* �:����).%�%�)����)�������)��'��%&���)��&%�)�%���)��)�.��).��*�.)��&����.��;��.����.�)3��*-�)���3��* �:����)���-;.�.��)����)�������)��'��%&���)��&%�)&����)��)'�1��).��*�.)��&����.��;��.����.�)3��*-�)���3��* �:����).%�%�;.�.��)����)�������)��'��%&���)���)&����)��)'�1��).��*�.)��&����.��;��.����.�)3��*-�)���3��*;��:����

Page 98: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

86

5. PENUTUP

– Indeks pengukuran ruang manuver

kebijakan dapat digunakan sebagai

indikator pelengkap dalam melakukan

asesmen atas kondisi ekonomi di suatu

negara serta perkiraan respon kebijakan

yang akan diambil negara tersebut.

Meskipun demikian, mengingat

subjektivitas yang cukup tinggi pada

pemilihan metode scoring maupun

sampel negara yang dipilih, hasil dari

pengukuran ini perlu diinterpretasikan

secara berhati-hati dengan

mempertimbangkan berbagai aspek

ekonomi terkait lainnya.

– Dalam kajian ini, kelemahan diatas juga

dicoba diatasi dengan melakukan variasi

dalam metode scoring maupun

penambahan atau pengurangan sampel

negara yang diamati. Secara umum,

berbagai simulasi yang dilakukan

menunjukkan hasil yang cukup

konsisten, dimana negara-negara

dengan posisi tertentu secara konsisten

akan tetap berada di posisi tersebut.

– Sebagai tahap selanjutnya, Departemen

Internasional berencana untuk terus

melakukan penyempurnaan terhadap

metode yang digunakan. Indeks ini juga

berpotensi untuk terus diupdate sebagai

salah satu indikator dalam kegiatan

surveillance.

– Selain itu, tidak tertutup kemungkinan

Departemen Internasional dapat

mengembangkan indikator-indikator

serupa, misalnya indeks resiliensi di

negara emerging, dan lain sebagainya.

Page 99: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

87

Menakar Potensi Dampak Stimulus Jepang (Abenomics) danMenakar Potensi Dampak Stimulus Jepang (Abenomics) danMenakar Potensi Dampak Stimulus Jepang (Abenomics) danMenakar Potensi Dampak Stimulus Jepang (Abenomics) danMenakar Potensi Dampak Stimulus Jepang (Abenomics) danEfek Rambatannya ke Negara LainEfek Rambatannya ke Negara LainEfek Rambatannya ke Negara LainEfek Rambatannya ke Negara LainEfek Rambatannya ke Negara Lain11111

Artikel 2

Oleh: Grup Studi Internasional

Dalam rangka mengatasi permasalahan

stagflasi-deflasi yang telah berlangsung lebih

dari satu dekade terakhir, pemerintah Jepang

di bawah kepemimpinan PM Kenzo Abe pada

Januari 2013 meluncurkan paket stimulus

baru. Paket ini terdiri dari tiga strategi, yakni

aggressive monetary policy, flexible fiscal

policy, dan growth strategi for promoting

investment (Diagram 1), yang kemudian

dikenal dengan sebutan “Abenomics”.

Strategi tersebut dilakukan secara

bersamaan oleh pemerintah dan Bank of Japan

(BoJ). Di sisi fiskal, pemerintah mengeluarkan

1 Disarikan dari Catatan Analisis No. 15/3/CA/DInt/2013 MenakarPotensi Dampak Stimulus Jepang (Abenomics) dan EfekRambatannya ke Negara Lain. Grup Studi dan KerjasamaMultilateral Departemen Internasional.

Diagram 1. Program Diagram 1. Program Diagram 1. Program Diagram 1. Program Diagram 1. Program AbenomicsAbenomicsAbenomicsAbenomicsAbenomics

Sumber: Cabinet Office Jepang

������������ ����������

+��,�#�-�����.������/��������

"�������0�!�����������,�

���1� �����,������,�

���2����������������)�������0���)���

����,�",����7��%���)���)���

6<��=.��)�&��=.��)����)>0�

��)�����<�&�.���)4

34)�����,�4,���)�,!���$���������

�0�����5������������#�����4,���)�6

7��%���)�)���

���=�)�.�'���.�).��*�.?4)��=�����)��)�� ,

3����������)����������0���)�����/���(��&��

��#����%0��,�)��������������",���0����$������ ��

4,���)�,���2��6

7��%���)��)���

�%.)�!)��:�=�.)��)���:)'�.1���#@���)���)#@)���

2=���A�):��=��)�%���%�)'�#@��)?���*�.,

3(���,����,�#��������($/������)$���������

�7��'6

���)�)�����2���2�����������#�����/�

����

41�����)#�������//��������

�0�����5�����������,���)�

Page 100: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

88

���(�����$�7��

���$����&��

��

��

��

��

��

�88 �88' �889 �88: �88; �888 ��� ��� �� ��; ��8 ��� ��� ��

�������

�����

���

��������

� �� ���

����

�������

��

����

��

���

���

���

��

��� ���

���

���

���

���

4)�0!)?2-���)-����,8����)?�����%�)@��,

Emergency Economic Measures for the

Revitalisation of Japanese Economy dengan

nilai mencapai ¥20,2 triliun. Program ini

mencakup stimulus untuk rekonstruksi pasca

tsunami, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, dan jaring pengaman sosial

(security in daily life). Sumber pembiayaan

program tersebut ditopang oleh pemerintah

pusat melalui Supplementary Budget FY 2013

sebesar ¥10,3 triliun dan sisanya dipenuhi dari

pemerintah lokal, swasta dan penerbitan surat

utang negara. Dengan stimulus tersebut,

pertumbuhan ekonomi Jepang ditargetkan

dapat mencapai 2% di 2013. Sementara di

sisi moneter, BoJ menargetkan inflasi di 2014

akan mencapai 2%. Untuk mencapai target

tersebut, BoJ akan melanjutkan kembali

monetary easing yang lebih agresif dengan

besaran yang jauh lebih besar dibandingkan

program sejenisnya, Dalam program ini, BoJ

akan mengadopsi monetary base control

sebagai sasaran operasi moneternya untuk

menggantikan uncollateralized overnight call

rate yang selama ini digunakan sebagai

sasaran operasi moneter sejak 1999,

meningkatkan pembelian obligasi

pemerintah (JGBs) dan memanjangkan

maturity-nya, serta meningkatkan pembelian

aset-aset lainnya (non pemerintah), seperti ETF

dan J-REIT.

Jika ditilik dari sejarahnya, saat ini

bukanlah kali pertama Jepang mengeluarkan

paket stimulus fiskal. Pasca pecahnya

gelembung harga aset di akhir tahun 1980an,

pemerintah Jepang telah memberikan paket

stimulus dalam berbagai bentuk yang dimulai

sejak tahun 1992. Paket stimulus fiskal tersebut

tercatat telah digelontorkan dengan jumlah

mencapai sekitar ¥200 triliun selama kurun

waktu 1992-2011, termasuk di dalamnya

stimulus untuk rekonstruksi pascatsunami

2011 lalu. Adapun besaran di tiap program

stimulus fiskal yang dikeluarkan sangat

bervariasi, yakni antara ¥5,1 triliun hingga

¥40,6 triliun atau sekitar 2,2% PDB hingga

8% PDB (Grafik 1). Dilihat dari komposisinya,

sebagian besar stimulus tersebut diarakan

pada public work, sementara lainnya diarahkan

pada akuisis lahan untuk infrastruktur publik,

pengurangan pajak, program untuk tenaga

kerja (Grafik 2). Apabila dibandingkan dengan

rencana stimulus fiskal yang diluncurkan saat

ini sebagaimana disajikan pada Tabel 1

terindikasi baik dari besaran yang sekitar 2,2%

PDB maupun komposisi yang masih fokus

kepada public work (infrastruktur) sejatinya

tidak jauh berbeda dengan stimulus fiskal yang

telah dikeluarkan pada beberapa periode

sebelumnya.

Grafik 1. Stimulus FiskalGrafik 1. Stimulus FiskalGrafik 1. Stimulus FiskalGrafik 1. Stimulus FiskalGrafik 1. Stimulus Fiskal

Sumber: Bruckner & Tuladhar (2010), Ito (2009), MOF & Cabinet

Office Jepang

Page 101: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

89

Grafik 2. Komposisi Stimulus FiskalGrafik 2. Komposisi Stimulus FiskalGrafik 2. Komposisi Stimulus FiskalGrafik 2. Komposisi Stimulus FiskalGrafik 2. Komposisi Stimulus Fiskal

Tabel 1. Paket Stimulus Fiskal Abenomics Tabel 1. Paket Stimulus Fiskal Abenomics Tabel 1. Paket Stimulus Fiskal Abenomics Tabel 1. Paket Stimulus Fiskal Abenomics Tabel 1. Paket Stimulus Fiskal Abenomics

�88�.8: �88<.��� ���.�;

$%&'��()8�-�*�1�)?��,

����=�����

��<)=%.

B.���

C���

B.��� �A

�%'��=1��-�

����=�����

��<)=%.

B.���

C��� B.��� �A

�%'��=1��-�6&��

�%����.

�%'��=1��-�

����=�����

B.���

6&���%����.

B.��� �A

+��������0���)���41#��/��$��

�������5���������7���

������

��� ���

� 2==�����.���)�:).��)�::��.�):����=���.�%=.���)�:).��)�����)��&�*��)'�

�� ���

0����.��)���A��.���)���)&�.�*�.��� � ���

����.���)�:)1���.�).���%*�)*��1.� ��� ���� $.�&%��.��*)���A�.�)��A��.&��.):��)�.���*��)*��1.� ��� �� ���&�.���)�:)����*����A��*)D

����1�'��)����*������.���E%��&��.�)������=�)��)��A��=���=���=�)���).�=�����*�)?���%=����%����.��.)�.�&)=���).�=�����*�,

� ����%���):��)�&���)���)&���%&���"����.���������)�&����=���)'%���������)���&���%���):��)�*��=%�.%���):����.��)���):������

�� ���

� #�=���.�.��*).��)�<�������)�:)7�������'%��������)��)�A�������)&��-�.�

��� ���

� ����%���):��)�%&��)=���.��)��A����&��.���)�&����&��.

��� ���

��� ��

� 6��%���*)�)�����)�:)��=%��.�)��)�����)��:� ��� ��

� F�A�.���"��*)��*���� �� ��

� $%����.��*)��=��)*�A��&��.�G):%����*)������%���*).��)�1�:.)�&���&��.�.���)�:).���&��*��=�)�=���&=��)&���%���

���

��� ���

F���.��).�)�=���&�=)&���%��� ���� ��

>�A���&��.G�):����=���)=��.��'�.�)��������)�.)��4 ��

��.��)�&�%�.)�:)�%����&��.���)'%�*�. ����

��)�)���).�)'��:)%�)�%����.)��=�����������*)���)�&����&��.? �=������*).��)�%&'��)�:)����=���)=��.���,

B'��*�.���)���%���=�)�:)��.�����)�%'����"�.���):���)&%�.�����)=���.�%=.���)���3�=.

��������*)�*��*)������.%����������1���)D��=���.�%=.���):��&)6��.�E%�-��

&���%���):��)�&���)���&���%&���"��)��.���������)�&����=���'%���������)�&���A��*).��)=�&��

!���$���

����%���):��)���.�E%�-�)��=���.�%=.���)��������.��)���A��.���

6��%���*)�)�����)�:)��=%��.�)��)�����)��:�)�����A�.���"��*).��)��*����

$%&'��()��'���.)B::�=�)7����*

Page 102: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

90

Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Efektivitas Paket StimulusEfektivitas Paket StimulusEfektivitas Paket StimulusEfektivitas Paket StimulusEfektivitas Paket Stimulus

Sementara dilihat dari efektivitasnya,

beberapa kajian terdahulu yang dilakukan

oleh Bayoumi (2000), Kato (2001), Ihori dan

Kondo (2001), Karla (2003), Ihori, et.al (2006)

dan Ito (2009) mengindikasikan bahwa

stimulus fiskal pada masa lalu belum

memberikan dampak yang signifikan terhadap

kinerja perekonomian Jepang.

Ketidakefektifan tersebut diduga terkait

dengan sejumlah permasalahan struktural

yang melingkupi ekonomi Jepang saat itu,

antara lain gangguan intermediasi perbankan,

alokasi tenaga kerja dan modal ke sektor

produktivitasnya rendah, defisit fiskal yang

kian membesar, Ricardian effect2 dan krisis

keuangan 1997.

Stimulus fiskal yang terus menerus

diberikan namun belum dibarengi dengan

perbaikan pertumbuhan ekonomi yang

signifikan, pada gilirannya mengakibatkan

2 Ricardian equivalence menunjukkan kondisi di mana rumahtangga telah menginternalisasi keterbatasan keuanganpemerintah sehingga kebijakan pengurangan pajak tidak akanberdampak pada pengeluaran rumahtangga.

defisit fiskal yang semakin besar, sehingga

akumulasi utang pemerintah Jepang semakin

meroket hingga mencapai 236,6% PDB pada

tahun 2012. Tingkat utang pemerintah Jepang

tersebut merupakan yang tertinggi

dibandingkan dengan rasio utang pemerintah

negara-negara maju lainnya, seperti AS

(107,2%), Inggris (88,7%), dan Jerman (83%)

(Grafik 3). Semakin tingginya akumulasi utang

pemerintah semakin memberikan tekanan

pada sustainabilitas fiskal Jepang dalam jangka

panjang.

Grafik 3. Utang Pemerintah (% PDB)Grafik 3. Utang Pemerintah (% PDB)Grafik 3. Utang Pemerintah (% PDB)Grafik 3. Utang Pemerintah (% PDB)Grafik 3. Utang Pemerintah (% PDB)

=�*��� ��)$��

��'�3�-��):��-��)�����)&�&'���-��)��&��-).��'�.��).�������)�%.�%.))?���)�)��,

0�&��-)���*��%����)-���%&��)���)��A��.���)��&����.��)?�*�)52F,).��������%.�%.))&��%�%�)��.����)���

0�&��-)���*��%����)-���%&��)��&����.��)��&�-��)&��%�%�)��3�-)� �

6-������):��-��).���-)&�&'���-��)��&��-)'����).�������)�%.�%.

��'�3�-��):��-��)'����&��-).�������)�%.�%.)����&)3��*-�)�����-�)��&%��:�-.�:�.�����)&��%�%�)����&)3��*-�)���3��*

6:�-.�A�.��)-�'�3�-��):��-��)&����)�������'�.-���)0���&)-������)���&���:�-.�A�.�����).���-).��**��

�����*-�.���)��A��.���)�%'��-)��)���)����)&����'�'-��)����������)��A��.����1��.�)���).���-)&����*-�.-��)-���%&��)�1��.�)����&)3%&���)'����))))))))))))-�'�3�-��:��-��)��)���)����).���-)�:�-.�:

!���%&�)?���,

��.�)?���,

����)���)�����)?���,

F�&��1�&�)���)F���%?���,

������)$)?���,

�����)�.�)��)?�� ,

.�)?��,

����

$%&'��()/6B�) �#

7��&��

2$

7����*

�**���

��

� �

�88� �88' �88: �88> �888 ��� ��' ��: ��> ��8 ���

��

���

���

��

��

Page 103: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

91

Sejalan dengan stimulus fiskal,

pelonggaran moneter juga sudah kerap

dilakukan oleh BoJ baik dalam bentuk zero

interest rate program maupun quantitative

easing (baik melalui pembelian surat utang

pemerintah maupun aset finansial lainnya).

Perbedaan yang mencolok antara monetary

easing saat ini dengan sebelumnya adalah

besarannya yang dilipatgandakan saat ini,

sementara dari sisi komposisinya relatif masih

sama yang didominasi pembelian surat utang

pemerintah Jepang. Pelonggaran moneter di

masa lalu tersebut terindikasi belum

memberikan dampak signifikan terhadap

inflasi dan pertumbuhan ekonomi

sebagaimana dikonfirmasi oleh hasil kajian

Kamada dan Sugo 2006. Sementara itu,

berbagai hasil kajian lainnya hanya

menemukan adanya dampak yang signifikan

terhadap pembentukan yield obligasi dalam

jangka pendek (Baba, et.al, 2005; Oda dan

Ueda, 2005; Marumo, 2005; Okina dan

Shiratsuka, 2004; Bernanke, Reinhart, dan

sack; 2004). Sejalan dengan itu, identifikasi

sederhana dengan Granger Causality Test

Grafik 4 . Perkembangan Suku Bunga DomestikGrafik 4 . Perkembangan Suku Bunga DomestikGrafik 4 . Perkembangan Suku Bunga DomestikGrafik 4 . Perkembangan Suku Bunga DomestikGrafik 4 . Perkembangan Suku Bunga Domestik

mengindikasikan bahwa peran discount rate

sebagai proksi dari policy rate terhadap

pembentukan suku bunga jangka yang lebih

panjang (suku bunga kredit perumahan

belum jelas arahnya). Hal ini secara sederhana

juga tercermin dari pergerakan antara discount

rate dengan housing rate (Grafik 4).

Terkait dengan dampak stimulus fiskal33333

Abenomics, hasil perhitungan dengan

memanfaatkan multiplier fiskal dari kajian

empiris sebelumnya (Bruckner dan Tuladar,

2010) sebesar 0,6– 0,8 mengindikasikan

bahwa stimulus fiskal yang digelontorkan saat

ini berpotensi membawa perekonomian

Jepang untuk tumbuh pada kisaran 1,04% -

1,39% pada tahun 2013 (Tabel 3).

Perhitungan ini didasarkan pada asumsi

penyerapan stimulus tersebut selama 2013

hanya 80% dari total besaran yang

direncanakan mengingat implementasinya

baru dimulai awal TW2 2013. Namun

demikian, keberhasilan stimulus Abenomics

dalam mendorong pemulihan ekonomi Jepang

ditengarai akan dipengaruhi oleh sejauh mana

pemerintah Jepang mampu mengatasi

permasalahan struktural yang selama ini

dihadapinya. Perubahan ekspektasi inflasi

masyarakat, perbaikan pasokan tenaga kerja

terutama tenaga kerja wanita, dan alokasi

stimulus pada sektor yang produktif

merupakan beberapa faktor yang perlu

mendapat perhatian untuk mendukung

keberhasilan stimulus fiskal saat ini.

3 Pengukuran dampak hanya dilakukan pada stimulus fiskal,sementara dampak dari monetary easing belum dilakukan padakajian ini mengingat kebijakan tersebut baru akan diimplementasidi bulan Januari 2013 dan loan support progam BOJ baru akandiputuskan Juni 2013.

$%&'��()�6 �

H�%���*)��.�0��=�%�.)��.�

�����%��)'����)? )'��,

7�� 2*� ��� B-. ��� 0�� 7%� #�' $�� 2�� 8�A 7%� 7�� 2*� ��� B-. ��� 0�� 7%� #�'�8;� �8; �8;9 �8;: �8;> �8;; �88� �88 �88' �88: �88< �88; ��� ��� ��' ��9 ��< ��> ��8 ���

Page 104: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

92

����� ����� �������� ��������

���������������� �������� ������������ �� ������

� ��������������� ������ ���! ���������� � �"�#

$ �� ���� �� ��$������%����� ���

�$���������� ���

�$����%����� ������������� ������ ���

������������������������������������

&�'�

(

�& )(

������ !��"��#���

�*"�

"��+�

,�-.�

+/+�--"*,+

+"���-�*,+

�$�%

�*,�

"��+�

+�.++

+/+�--"*,+

+/.�-��*,+

�$�&

Meskipun program Abenomics

merupakan kebijakan yang bersifat domestik,

namun dengan perekonomian global yang

telah terintegrasi, maka efek rambatan dari

kebijakan domestik ini ke negara-negara lain

tidak dapat dihindari baik melalui jalur

perdagangan maupun jalur finansial. Di sisi

perdagangan, apabila program ini berhasil

maka akan ada kenaikan permintaan domestik

yang berdampak positif pada meningkatnya

impor Jepang. Dilihat dari struktur

perdagangannya, mitra dagang utama seperti

AS, China dan Kawasan Euro yang masing-

masing memiliki pangsa 12%, 16% dan 10%

dari total perdagangan Jepang diperkirakan

Tabel 3. Pengukuran Potensi Dampak Fiskal Stimulus dalam Tabel 3. Pengukuran Potensi Dampak Fiskal Stimulus dalam Tabel 3. Pengukuran Potensi Dampak Fiskal Stimulus dalam Tabel 3. Pengukuran Potensi Dampak Fiskal Stimulus dalam Tabel 3. Pengukuran Potensi Dampak Fiskal Stimulus dalam AbenomicsAbenomicsAbenomicsAbenomicsAbenomics

yang akan mendapatkan lebih banyak efek

positif berupa kenaikan ekspor. Sementara di

kawasan Asia dengan besaran yang relatif lebih

kecil dibandingkan dengan negara mitra

dagang utama Jepang ditengarai juga akan

menerima imbas positif kenaikan ekspor.

Singapura, Malaysia, Thailand dan Taiwan

diduga akan menerima efek rambatan relatif

lebih besar dibandingkan Indonesia sejalan

dengan lebih besarnya peran Jepang terhadap

pembentukan nilai tambah ekspor keempat

negara tersebut (Grafik 5). Berdasarkan

struktur ekspor Indonesia ke Jepang dalam tiga

tahun terakhir (Grafik 6), maka kemungkinan

komoditas barang tambang (tembaga dan

Grafik 5 . Peran Jepang dalam PembentukanGrafik 5 . Peran Jepang dalam PembentukanGrafik 5 . Peran Jepang dalam PembentukanGrafik 5 . Peran Jepang dalam PembentukanGrafik 5 . Peran Jepang dalam PembentukanNilai Tambah Ekspor Regional AsiaNilai Tambah Ekspor Regional AsiaNilai Tambah Ekspor Regional AsiaNilai Tambah Ekspor Regional AsiaNilai Tambah Ekspor Regional Asia

Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Komoditas Ekspor Indonesia ke JepangKomoditas Ekspor Indonesia ke JepangKomoditas Ekspor Indonesia ke JepangKomoditas Ekspor Indonesia ke JepangKomoditas Ekspor Indonesia ke Jepang

7����

F��.)�:)2���

F��.)�:)/����

��

��

��

��

��� �� ��� ��� ��� $*� ��� �1�

$%&'��()7����)$�����A����::�=.)F����.�) �#�)���

��

��

��

��

�������):%���)D)����4

F%''�� 4

�������4

8�=-���4

6��=.��=���E%��&��.

�4

/����4

8%=�������=.���

4

B.������4

=�)�/����4&�#����/������&���#���

Page 105: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

93

nikel), perkebunan (karet dan kayu) dan

reaktor nuklir yang akan menerima kenaikan

ekspor, terlebih apabila kucuran stimulus

fiskal dapat merevitalisasi investasi baik

infrastruktur maupun manufaktur

(rekonstruksi pascatsunami).

Sementara apabila program Abenomics

tidak berhasil dalam menstimulus kegiatan

investasi domestik, maka aliran modal keluar

Jepang diperkirakan akan memberikan efek

rambatan ke berbagai negara melalui jalur

finansial. Dari sisi aliran dana perbankan, peran

Jepang dalam cross-border banking terindikasi

relatif kecil dibandingkan dengan negara maju

lainnya, seperti Inggris, Perancis dan AS,

sehingga efek rambatannya diperkirakan

terbatas ke negara lain (Grafik 7). Sementara

dari sisi debt securities, Jepang sebenarnya

memiliki peran yang relatif besar di pasar debt

securities global dengan pangsa mencapai

16%. Namun demikian, sebagian besar

kepemilikan Jepang atas debt securities

berupa surat utang pemerintah Jepang

sendiri maupun surat utang domestik lainnya

(Grafik 8). Dengan karakter yang demikian,

apabila limpahan likuiditas akibat kebijakan

QE Jepang tidak dapat diserap seluruhnya di

pasar domestik, maka kemungkinan akan

terjadi potensi aliran modal keluar untuk

penempatan debt securities di luar Jepang

relatif terbatas.

Dampak langsung aliran modal

terindikasi juga dapat berasal dari program

stimulus fiskal, yakni dari program

“Facilitating the expansion of Japanese

businesses in oversease markets” dengan

besaran sekitar 0,1 – 0,3 triliun Yen atau sekitar

0,02 – 0,06% PDB. Namun demikian,

berdasarkan jenis outward direct investment

pada periode sebelumnya, aliran modal Jepang

sebagian besar masih mengalir ke negara-

negara maju terutama US. Sementara aliran

ke ASEAN+3 relatif masih kecil, termasuk ke

Indonesia. Aliran modal Jepang ke Indonesia

hanya berkisar 1,6% dari total aliran outward

direct investment Jepang, sehingga

kemungkinan dampaknya ke Indonesia juga

Grafik 7. Cross-border Bank ClaimsGrafik 7. Cross-border Bank ClaimsGrafik 7. Cross-border Bank ClaimsGrafik 7. Cross-border Bank ClaimsGrafik 7. Cross-border Bank Claims44444 Grafik 8. Debt SecuritiesGrafik 8. Debt SecuritiesGrafik 8. Debt SecuritiesGrafik 8. Debt SecuritiesGrafik 8. Debt Securities

4 Besar kecilnya bulatan pada gambar mengindikasikan besarkecilnya peran suatu negara (besarnya nilai cross-border bankclaims)

�4 �4

��4

4

I�$ �.����.�����

6I0�&�>�A.�

I���0�&�B.���

�����

��#���,$������%$�����/���?,�$����������/��,����������:�

$%&'��()7����)$�����A����::�=.)F����.�) �#�)���

Page 106: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

94

5 IMF G20 Model merupakan World economy panel unobservedcomponents model. Model ini terdiri dari multiple structuralunobserved components model beberapa negara. Keterkaitanantarnegara terhubung melalui jalur perdagangan maupun finansial.

terbatas. Masih adanya potensi aliran modal

Jepang ke Indonesia diduga tidak terlepas dari

faktor dengan return Indonesia yang relatif

masih tinggi dibandingkan dengan negara-

negara di regional Asia, meskipun tingkat

resikonya juga masih besar.

Secara keseluruhan, efek rambatan baik

melalui jalur perdagangan maupun finansial

dari program Abenomics yang terbesar adalah

ke China, sementara ke negara-negara maju

lainnya maupun negara emerging relatif kecil.

Hasil analisis IMF dengan menggunakan IMF

G20 model5 mengindikasikan efek rambatan

dari kenaikan 1% PDB Jepang akan

menyebabkan pertumbuhan ekonomi China

meningkat sebesar sekitar 0,15% dalam

jangka pendek (Grafik 9 panel kiri). Sementara

dampak ke negara-negara maju lainnya relatif

jauh lebih kecil. Untuk dampak ke kenaikan

pertumbuhan PDB regional Asia, termasuk

Indonesia diperkirakan sekitar 0,15 – 0,2%

(Grafik 9 panel kanan). Namun demikian,

mengingat saat ini tengah terjadi ketegangan

politik antara China dan Jepang yang

berdampak pada perubahan kondisi

perdagangan bilateral mereka, maka

ditengarai hal ini akan memicu terjadinya

relokasi ekspor-impor kedua negara tersebut

ke negara lain, sehingga potensi dampak ke

negara-negara lain dapat lebih besar.

Grafik 9. Efek Rambatan Shock Pertumbuhan Ekonomi Jepang ke Berbagai NegaraGrafik 9. Efek Rambatan Shock Pertumbuhan Ekonomi Jepang ke Berbagai NegaraGrafik 9. Efek Rambatan Shock Pertumbuhan Ekonomi Jepang ke Berbagai NegaraGrafik 9. Efek Rambatan Shock Pertumbuhan Ekonomi Jepang ke Berbagai NegaraGrafik 9. Efek Rambatan Shock Pertumbuhan Ekonomi Jepang ke Berbagai Negara

I�$� I���#F2 >6F�H8

��

���

���

����

���

�)#$������#�������)�!��.�!�/��

� � � � � �

@$������

�)#�,�����.#��,���/�)��/���,&����#���#��,������$�#$��

��

���

���

����

���

$%&'��()7����)$�����A����::�=.)F����.�) �#�)���

Page 107: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

95

Perbandingan Perbandingan Perbandingan Perbandingan Perbandingan Sovereign RatingSovereign RatingSovereign RatingSovereign RatingSovereign Rating Indonesia dan Filipina Indonesia dan Filipina Indonesia dan Filipina Indonesia dan Filipina Indonesia dan Filipina

Artikel 3

Oleh: Tora Erita

I. SOVEREIGN RATING INDONESIA DAN

PEERS

Sovereign rating Indonesia berada BB+/

BBB-/Baa3 masing-masing menurut Standard

& Poors (S&P)/Fitch/Moodys. Indonesia telah

memperoleh peringkat investment grade dari

Moody’s dan Fitch Rating namun masih 1

(satu) notch dibawah investment grade dari

S&P. Berdasarkan publikasi hasil asesmen

terakhir atas sovereign rating Indonesia pada

tanggal 2 Mei 2013, S&P mengafirmasi rating

Indonesia pada level BB+ dan mengubah

outlook dari positive menjadi stable.

Dengan membandingkan posisi

sovereign rating beberapa negara dari tiga

lembaga pemeringkat utama (S&P, Fitch dan

Moody’s), Indonesia berada pada kelompok

yang sama (peer group) dengan India, Turki,

Peru, Brazil dan Filipina. Posisi sovereign rating

Indonesia pada peer group tersebut adalah

sebagaimana Tabel 1.

II. FAKTOR-FAKTOR KEKUATAN DAN

KELEMAHAN RATING INDONESIA

DAN FILIPINA VERSI S&P

Pada tanggal 2 Mei itu pula, Filipina

memperoleh upgrade dari BB+/positive

menjadi BBB-/stable. Dengan demikian, posisi

sovereign rating Filipina telah mencapai

investment grade dan berada 1 (satu) notch

di atas Indonesia menurut S&P, sebagaimana

Tabel 1. Posisi Rating Indonesia Terkini dan Tabel 1. Posisi Rating Indonesia Terkini dan Tabel 1. Posisi Rating Indonesia Terkini dan Tabel 1. Posisi Rating Indonesia Terkini dan Tabel 1. Posisi Rating Indonesia Terkini dan PeersPeersPeersPeersPeers

������ �A� ���+B !%%�7�

!!J);)����.�:

!!!�);)����.�:

!��;����.�:

!!!;$.�'��

!!!�;)8�*�.�:

!!J);)$.�'��

22�;$.�'��

!!!�;$.�'��

!!!�;$.�'��

!!!;�.�'��

!!!;�.�'��

!!!�;8�*�.�:

!!J;$.�'��

2J;$.�'��

!���);)�.�'��

!��;$.�'��

!��;����.�:

!��;����.�:

!���);)$.�'��

!��);)$.�'��

2��;$.�'��

��������

#�������

���%

!��"��

����

�%�-�

�����

Page 108: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

96

ditunjukkan oleh grafik diatas. Berikut ini

secara ringkas diulas faktor-foktor yang

membedakan peringkat kedua negara tersebut

sesuai perspektif S&P.

a. Sovereign rating Indonesia

Pada press release tanggal 2 Mei 2013,

S&P menyatakan bahwa posisi peringkat

Indonesia saat ini didukung oleh pertumbuhan

ekonomi yang kuat dalam dekade terakhir,

pengelolaan fiskal yang berhati-hati dan beban

utang pemerintah yang rendah.

Dalam hal faktor-faktor yang menjadi

perhatian atas perubahan outlook sovereign

rating Indonesia, S&P mencatat pelambatan

dalam proses reformasi ekonomi yang telah

berjalan. Pelemahan sektor eksternal juga

berdampak pada defisit current account yang

dianggap struktural. Dangkalnya pasar

keuangan domestik dan suku bunga dalam

negeri yang tinggi berdampak pada

peningkatan utang luar negeri swasta. Selain

itu, pendapatan per kapita Indonesia yang

dipredikasikan akan mencapai USD 3,800 pada

Grafik 1. Perbandingan Sovereign RatingGrafik 1. Perbandingan Sovereign RatingGrafik 1. Perbandingan Sovereign RatingGrafik 1. Perbandingan Sovereign RatingGrafik 1. Perbandingan Sovereign RatingIndonesia dan Filipina menurut S&PIndonesia dan Filipina menurut S&PIndonesia dan Filipina menurut S&PIndonesia dan Filipina menurut S&PIndonesia dan Filipina menurut S&P

!!!

!!!�!!J!!!!�!J

!

!�

���J�������$0

�888 ��� ��� �� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� �� ��'

#������� ��������

tahun 2013 masih relatif rendah

dibandingkan negara peers, walaupun pada

dekade sebelumnya mengalami pertumbuhan

yang cukup kuat. Pendapatan perkapita yang

rendah tersebut telah membatasi fleksibilitas

kebijakan dan kemampuan pemerintah

melakukan manuver tanpa mengakibatkan

kebijakan yang tidak populer.

Ketertinggalan infrastruktur menjadi

kendala bagi Indonesia untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan

upaya penurunan kemiskinan. Selain

menyampaikan kekhawatiran terkait kepastian

hukum dan peraturan serta hambatan

birokrasi, pertimbangan kepentingan politik

menjelang pemilu 2014 juga dipandang

sebagai hal yang mempengaruhi perumusan

kebijakan. Untuk peningkatan peringkat, S&P

mensyaratkan reformasi struktural yang

mendorong pertumbuhan antara lain:

rasionalisasi subsidi, penurunan kerentanan

fiskal dan eksternal, perbaikan neraca

pemerintah dan penurunan utang luar negeri

swasta.

b. Sovereign rating Filipina

Upgrade sovereign rating Filipina pada

tanggal 2 Mei 2013, didukung oleh penguatan

profil neraca pembayaran eksternalnya.

Diperkirakan Filipina akan mampu mencapai

posisi neraca pembayaran yang seimbang

karena surplus current account yang terjadi

secara persisten, terutama disebabkan oleh

penerimaan remitansi. Remitansi dan sektor

Business Process Outsourcing (BPO) telah

Page 109: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

97

menghasilkan pendapatan valas sebesar

kurang lebih 15% terhadap PDB, dan

menutup defisit perdagangan sebesar 6% -

9% terhadap PDB.

Surplus current account yang telah

berhasil meningkatkan cadangan devisa

Filipina secara signifikan, sejalan dengan inflow

dari net foreign direct investments (FDI) dan

net portfolio equity, telah berhasil menurunkan

risiko refinancing dan meningkatkan import

cover ratio di atas ambang pruden. Tingkat

inflasi yang moderat dan stabil didukung oleh

apresiasi peso, walaupun masih terdapat

kelemahan pada transmisi kebijakan moneter.

Penurunan utang luar negeri pemerintah

diprediksi hingga mencapai 47% terhadap

PDB pada 2013. Program konsolidasi fiskal,

yang antara lain dilakukan melalui

pengurangan pengeluaran, penurunan utang

luar negeri, pendalaman pasar keuangan

domestik, memberikan keyakinan akan

semakin menurunkan ketergantungan Filipina

terhadap pembiayaan eksternal.

III. ASESMEN INDIKATOR YANG

MEMPENGARUHI RATING INDONESIA

DAN FILIPINA

Dari berbagai aspek yang dianalisis oleh

lembaga pemeringkat, perlu dicermati tiga

aspek utama yaitu skala ekonomi,

perdagangan dan investasi, serta kinerja

pengelolaan utang yang membedakan

Indonesia dan Filipina sebagaimana

digambarkan berikut ini.

A. Kondisi Ekonomi (PDB)

Indonesia memiliki economic size yang

lebih besar dibandingkan Filipina namun lebih

rendah dari rata-rata negara pada rating BBB- sd

BBB+. PDB per kapita Indonesia tahun 2011 telah

mendekati level USD4.000 dan diperkirakan

masih pada level yang sama untuk tahun 2012

dan 2013 (Grafik 2). Adapun Filipina tahun 2011

belum mencapai USD3.000 meski sedikit

meningkat pada tahun 2012 dan 2013 namun

tidak lebih tinggi dari Indonesia. Dengan lebih

besarnya skala ekonomi Indonesia tersebut

dibandingkan Filipina, maka dalam kaitan

dengan rasio utang pemerintah, Indonesia

mempunyai capacity to repay yang lebih baik

dari Filipina (berdasarkan rasio Utang pemerintah

terhadap PDB) (Grafik 9).

Lebih lanjut, kedua negara memiliki

tren peningkatan PDB per kapita. Kondisi

tersebut juga tercermin dalam PDB riil (Grafik

3). Meskipun Indonesia lebih baik dari Filipina,

namun bila dibandingkan PDB per kapita

negara-negara dalam peer rating BB- sampai

dengan BB+ maupun BBB- sampai dengan

BBB+, Indonesia masih lebih buruk, demikian

pula Filipina. Aspek ini menunjukkan bahwa

dalam hal economic size Indonesia dan Filipina

sama-sama perlu mendorong pertumbuhan

untuk dapat mencapai level peer groupnya.

B. Neraca Perdagangan dan Investasi.

Salah satu keunggulan Filipina dari

Indonesia adalah dalam aspek kinerja

perdagangan. Performa neraca perdagangan

Page 110: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

98

Indonesia terpengaruh oleh penurunan

harga komoditi global dan volume ekspor

akibat pelemahan permintaan eksternal serta

pemulihan ekonomi yang masih lambat yang

dialami negara mitra dagang utama.

Sementara Filipina mempunyai keunggulan

dari adanya positive net transfer dari remitansi

dan tenaga outsourcing. Bahkan surplus

current account juga telah berhasil

meningkatkan cadangan devisa Filipina secara

signifikan sejalan dengan inflow dalam bentuk

foreign direct investments (FDI) dan net

portfolio equity. Meskipun Indonesia masih

mencatat surplus perdagangan hingga 2011,

namun setelahnya secara lambat laun

mengalami penurunan. Surplus perdagangan

Indonesia semakin memburuk bahkan

mengalami defisit dalam perkiraan dua tahun

terakhir (Grafik 4). Berbeda halnya dengan

Filipina, yang masih mengalami surplus

meskipun cenderung menurun.

Namun demikian, dalam aspek investasi

asing yang masuk ke perekonomian (Grafik 5),

rasio gross investment/GDP Indonesia lebih

baik dari Filipina dan bahkan lebih tinggi dari

negara dengan rating rata-rata BBB- sd BBB+.

Faktor ini merupakan kekuatan dari Indonesia.

Masuknya investasi yang masih deras ke

Indonesia mencerminkan pull dan push factors

yang masih positif meningkatkan arus modal

masuk ke Indonesia. Namun demikian, dalam

hal ini lembaga pemeringkat Moody’s

berpendapat bahwa negara yang memiliki

investasi dan saving domestik besar belum

tentu dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi yang lebih tinggi lagi apabila

investasi tersebut disalurkan ke wasteful

project sehingga tidak memberikan multiplier

effect. Demikian pula dengan saving

domestik, meskipun dalam nilai yang besar

namun jika dalam bentuk idle money juga

tidak dapat memberikan nilai tambah bagi

perekonomian.

C. Pengelolaan Utang

Dari sisi beban utang, secara umum

kinerja indikator utang Indonesia lebih buruk

dari Filipina. External vulnerability Indonesia

lebih tinggi dari Filipina (Grafik 6). Hal ini

menunjukkan tingkat kerentanan Indonesia

terhadap guncangan yang mungkin tiba-tiba

datang lebih besar dari Filipina. Salah satu yang

menyebabkan tingginya rasio tersebut adalah

tren peningkatan posisi ULN Indonesia baik

swasta maupun pemerintah. Short term

external debt per total external debt Indonesia

juga lebih besar dari Filipina (Grafik 7).

i. Government Debt

Rasio general government debt/general

government revenue Indonesia lebih kecil dari

Filipina (Grafik 8). Demikian pula rasio utang

pemerintah terhadap PDB (Grafik 9), Indonesia

lebih baik dari FIlipina. . . . . Hal ini merupakan nilai

lebih Indonesia dibandingkan Filipina.

Pengelolaan utang pemerintah Indonesia yang

semakin berhati-hati telah berhasil mengurangi

beban pembayaran utang sehingga

meningkatkan kemampuan bayar utang

pemerintah kedepan.

Page 111: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

99

ii. Private External Debt Burden

Sebagaimana disampaikan diatas,

dibandingkan dengan Filipina, data periode

2012 menunjukkan external vulnerability

Indonesia lebih tinggi dari Filipina yaitu

Indonesia sebesar 46,6% sedangkan Filipina

sebesar 25,5%. Keduanya dengan tren

menurun namun Filipina mengalami tren

penurunan yang lebih stabil. Indikator lainnya

juga menunjukkan kerentanan sektor eksternal

Indonesia yang lebih tinggi dari Filipina, seperti

debt service ratio dan external debt to current

account receipt 1 (Grafik 10, 11, 12).

IV. KESIMPULAN

Dalam peningkatan peringkat sovereign

rating Indonesia, S&P mensyaratkan reformasi

struktural yang mendorong pertumbuhan

antara lain reformasi kebijakan subsidi secara

menyeluruh dan penurunan utang luar negeri

swasta yang dapat menurunkan kerentanan

fiskal dan eksternal, serta reformasi struktural.

Dibandingkan dengan Filipina, dari

beberapa aspek diatas, terlihat bahwa

indikator dalam aspek utang menjadi salah

satu kendala dalam peningkatan sovereign

rating Indonesia. Oleh karena itu, dalam

kaitan itu perlu ditingkatkan pengelolaan

utang dalam dan luar negeri khususnya

swasta. Perbaikan pengelolaan tersebut dalam

rangka menjaga prudential borrowing yang

pada akhirnya berkontribusi positif pada

peningkatan posisi sovereign rating Indonesia.

Selain itu, kemampuan ekonomi

Indonesia diharapkan semakin meningkat

sehingga memberikan peningkatan capacity to

repay utang pemerintah maupun swasta. Hal

tersebut juga berdampak signifikan dalam

mengurangi kerentanan terhadap external

shocks.

Hal lain yang perlu digarisbawahi adalah

pentingnya upaya dan kerjasama dalam

mengatasi masalah neraca perdagangan

Indonesia. Perbaikan kinerja neraca

perdagangan Indonesia bedampak signifikan

terhadap perbaikan pertumbuhan ekonomi

dan selanjutnya capacity to repay.

1 Dibandingkan negara lain, indikator ULN swasta per PDB Indonesiamasih lebih baik dari Malaysia, Korea, Rusia dan Afrika Selatan,namun lebih buruk dari India, Mexico, dan Brazil.

Page 112: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

100

LampiranLampiranLampiranLampiranLampiran

Grafik 2. Perbandingan GDPGrafik 2. Perbandingan GDPGrafik 2. Perbandingan GDPGrafik 2. Perbandingan GDPGrafik 2. Perbandingan GDPPer capita Indonesia dan FilipinaPer capita Indonesia dan FilipinaPer capita Indonesia dan FilipinaPer capita Indonesia dan FilipinaPer capita Indonesia dan Filipina Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.

Perbandingan Real GDP Indonesia dan FilipinaPerbandingan Real GDP Indonesia dan FilipinaPerbandingan Real GDP Indonesia dan FilipinaPerbandingan Real GDP Indonesia dan FilipinaPerbandingan Real GDP Indonesia dan Filipina

Grafik 4. Perbandingan Kondisi PerdaganganGrafik 4. Perbandingan Kondisi PerdaganganGrafik 4. Perbandingan Kondisi PerdaganganGrafik 4. Perbandingan Kondisi PerdaganganGrafik 4. Perbandingan Kondisi PerdaganganIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipina

Grafik 5. Perbandingan Kondisi InvestasiGrafik 5. Perbandingan Kondisi InvestasiGrafik 5. Perbandingan Kondisi InvestasiGrafik 5. Perbandingan Kondisi InvestasiGrafik 5. Perbandingan Kondisi InvestasiIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipinaIndonesia dan FIlipina

������

�����

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

������������)!!J ��������)!!J ����)!!!�

!��"��)!!! ��������)!!J ����)?!!!�).�)!!!J,

���#��,�#����C�D�

���

���

��

����

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

��������,������

����)?!!!�).�)!!!J,

����)!!!������������)!!J

����)?!!�).�)!!J,!��"��)!!!

��������)!!J

����

������

������

�������

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)?!!!�).�)!!!J,

��������)!!J!��"��)!!!

����)?!!�).�)!!J,�����������)!!J

����)!!!�

+$�����",,�$��(����,��C�D(��E�

����

����

���

���

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)?!!!�).�)!!!J,

����)!!!� ��������)!!J

����)?!!�).�)!!J,!��"��)!!!

�����������)!!J

�������0���)���F���

Page 113: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

101

Grafik 6. Perbandingan Kondisi KerentananGrafik 6. Perbandingan Kondisi KerentananGrafik 6. Perbandingan Kondisi KerentananGrafik 6. Perbandingan Kondisi KerentananGrafik 6. Perbandingan Kondisi KerentananEksternal Indonesia dan FIlipinaEksternal Indonesia dan FIlipinaEksternal Indonesia dan FIlipinaEksternal Indonesia dan FIlipinaEksternal Indonesia dan FIlipina

Grafik 8. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 8. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 8. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 8. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 8. Perbandingan Utang Pemerintah perPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipina

Grafik 7. Perbandingan Kondisi ULN jangkaGrafik 7. Perbandingan Kondisi ULN jangkaGrafik 7. Perbandingan Kondisi ULN jangkaGrafik 7. Perbandingan Kondisi ULN jangkaGrafik 7. Perbandingan Kondisi ULN jangkaPendek Indonesia dan FIlipinaPendek Indonesia dan FIlipinaPendek Indonesia dan FIlipinaPendek Indonesia dan FIlipinaPendek Indonesia dan FIlipina

Grafik 9. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 9. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 9. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 9. Perbandingan Utang Pemerintah perGrafik 9. Perbandingan Utang Pemerintah perPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipinaPenerimaan Indonesia dan FIlipina

�����

������

������

�����

����

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)?!!!�).�)!!!J,

��������)!!J!��"��)!!!

����)?!!�).�)!!J,�����������)!!J

����)!!!�

41������G$����� �������/�,���������

����

����

�����

�����

����

����

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)?!!!�).�)!!!J,

��������)!!J!��"��)!!!

����)?!!�).�)!!J,�����������)!!J

����)!!!�

�����.���)41�������� �F�����41�������� �

������

������

������

�����

������

�����

������

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)?!!!�).�)!!!J,

��������)!!J!��"��)!!!

����)?!!�).�)!!J,�����������)!!J

����)!!!�

���������0���)����� �F���������0���)��� �0��$�

��

��

��

��

���

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)?!!!�).�)!!!J,

��������)!!J!��"��)!!!

����)?!!�).�)!!J,�����������)!!J

����)!!!�

���������0���)����� �F���

Page 114: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

102

Grafik 10.Perbandingan IndikatorGrafik 10.Perbandingan IndikatorGrafik 10.Perbandingan IndikatorGrafik 10.Perbandingan IndikatorGrafik 10.Perbandingan IndikatorULN Indonesia dan FilipinaULN Indonesia dan FilipinaULN Indonesia dan FilipinaULN Indonesia dan FilipinaULN Indonesia dan Filipina

Grafik 11. Perbandingan Indikator ULN Swasta Indonesia dan FilipinaGrafik 11. Perbandingan Indikator ULN Swasta Indonesia dan FilipinaGrafik 11. Perbandingan Indikator ULN Swasta Indonesia dan FilipinaGrafik 11. Perbandingan Indikator ULN Swasta Indonesia dan FilipinaGrafik 11. Perbandingan Indikator ULN Swasta Indonesia dan Filipina

������

�����

����

�����

����

����

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)?!!�).�)!!J,

��������)!!J!��"��)!!!

����)?!!!�).�)!!!J,�����������)!!J

����)!!!�

41�������� �F���

���

$�%�=�)()�����G�)$.�.��.�=��)H���'��-)8�A)���)�<=��.):��) ��������

���

���

����

����

���

���

����

��������

�����

����

���� ���� ���� ����

�������� ����� F%���� $�%.�2:��=�

!��"�� ���� ��<�=� ��������+

��

��

��

��

��

��

��> ��; ��8 ��� ��� ��

�������

� ��

��

����

���

���

����

���

� �

���

�������� �����������

41������G$����� �������/�,����

���

��

���

��

��

�����

�������

����

����

���

����

����

�������

���

���

�������� �����������

41�������� �F+$�����",,�$�� �,��#��

��> ��; ��8 ��� ��� ��

��

��

��

��

��

��

��> ��; ��8 ��� ��� ��

��

��

���

� ��

�� ��

��� ���

��������

���

�������� �����������

�� ����0�,� ����

Page 115: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Bab 4 - A r t i k e l

103

Grafik 12.Perbandingan Indikator DSRGrafik 12.Perbandingan Indikator DSRGrafik 12.Perbandingan Indikator DSRGrafik 12.Perbandingan Indikator DSRGrafik 12.Perbandingan Indikator DSRIndonesia dan FilipinaIndonesia dan FilipinaIndonesia dan FilipinaIndonesia dan FilipinaIndonesia dan Filipina

Grafik 13. Perbandingan Sovereign Rating Indonesia dan Filipina menurut Moodys dan FitchGrafik 13. Perbandingan Sovereign Rating Indonesia dan Filipina menurut Moodys dan FitchGrafik 13. Perbandingan Sovereign Rating Indonesia dan Filipina menurut Moodys dan FitchGrafik 13. Perbandingan Sovereign Rating Indonesia dan Filipina menurut Moodys dan FitchGrafik 13. Perbandingan Sovereign Rating Indonesia dan Filipina menurut Moodys dan Fitch

�� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� ��� ��'�

����)!!!� !��"��)!!! ��������)!!J

����)?!!�).�)!!J,����)?!!!�).�)!!!J,�����������)!!J

�����

�����

�����

����

�����

����

�� ����0�,� ����

!��

!���

!��

!�

!��

!�!

!�

���

��

�888 ��� ��� �� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� �� ��'

#������� ��������

$%&'��())������

�888 ��� ��� �� ��' ��9 ��: ��< ��> ��; ��8 ��� ��� �� ��'

!!!!!!�!!J!!!!�

!J!

!����J���

����

$0 #������� ��������

$%&'��())#�.=�

Page 116: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

104

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 117: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

L a m p i r a n

105

L a m p i r a n

Page 118: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

106

Tabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik Bruto

Negara 2006 2007 2008 2009

(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast Mei 2013Keterangan:Cetak miring adalah angka proyeksi dari Consensus Forecast Mei 2013Tanda (-) : data belum keluar

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,8 2,0 1,1 -2,4 2,4 3,0 3,2 2,8 1,8 1,9 1,6 2,0 2,4 2,1 2,6 1,7 1,8

Argentina 8,5 8,7 7,0 0,9 6,8 11,8 8,6 9,2 9,9 9,1 9,3 7,3 5,2 0,0 0,7 2,1 -

Brazil 3,7 5,7 5,1 -0,2 9,3 9,2 6,7 5,0 4,2 3,3 2,1 1,4 0,8 0,5 0,9 1,4 -

Chili 4,3 4,7 3,2 -1,5 0,5 6,3 6,8 5,9 9,7 6,0 3,6 4,8 4,4 5,7 6,4 5,5 -

Meksiko 4,8 3,3 1,3 -6,5 4,5 7,6 5,1 4,4 4,4 3,1 4,3 3,9 4,9 4,5 3,2 3,2 0,8

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia 2,7 4,0 2,3 1,3 2,4 3,2 2,7 2,7 1,2 2,0 2,6 2,5 4,4 3,7 3,1 3,1 2,5

China 11,6 11,9 9,0 8,7 11,9 10,3 9,6 9,8 9,7 9,5 9,1 8,9 8,1 7,6 7,4 7,9 7,7

India 9,4 8,7 7,3 5,7 8,6 8,9 8,9 8,3 7,8 7,7 6,9 6,1 5,3 5,5 5,3 4,5 5,2

Jepang 2,4 2,2 -0,7 -5,2 5,6 3,2 4,9 2,2 -0,2 -1,8 -0,5 -0,7 3,4 4,0 0,3 0,5 0,2

Korea Selatan 5,1 5,1 2,2 0,2 8,5 7,5 4,4 4,7 4,2 3,5 3,6 3,3 2,8 2,4 1,6 1,5 1,5

ASEAN-6

Indonesia 5,5 6,3 6,1 4,5 5,6 6,1 5,8 6,9 6,4 6,5 6,5 6,5 6,3 6,4 6,2 6,1 6,0

Malaysia 5,8 6,2 4,6 -1,7 10,1 8,9 5,3 4,8 5,2 4,3 5,8 5,2 5,1 5,6 5,3 6,5 4,1

Filipina 5,4 7,3 4,6 0,9 8,4 8,9 7,3 6,1 4,9 3,6 3,2 4,0 6,3 6,0 7,2 7,1 5,9

Singapura 8,2 7,7 1,1 -2,0 16,4 19,4 10,5 12,0 9,1 1,2 6,0 3,6 1,5 2,3 0,0 1,5 0,2

Thailand 5,1 4,9 2,6 -2,3 12,0 9,2 6,6 3,8 3,2 2,7 3,7 -8,9 0,4 4,4 3,1 19,1 5,3

Vietnam 8,2 8,5 6,2 5,3 5,8 6,2 6,5 6,8 5,4 5,6 5,8 5,9 4,0 4,4 4,7 5,0 4,9

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 2,8 2,7 0,6 -4,1 0,8 2,0 2,0 2,0 2,4 1,6 1,3 0,7 -0,1 -0,5 -0,7 -0,9 -1,0

Inggris 2,9 2,6 0,7 -4,9 -0,4 1,5 2,5 1,5 1,3 0,5 0,5 0,6 0,5 0,0 0,4 0,2 0,6

Rusia 7,4 8,1 5,6 -7,9 3,1 5,2 3,1 4,5 4,0 3,4 5,0 4,8 4,8 4,3 3,0 2,1 1,6

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 5,0 4,7 3,8 -1,8 1,7 3,1 2,7 3,8 3,4 3,3 3,0 2,9 2,4 3,1 2,3 2,5 -

2013

Page 119: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

L a m p i r a n

107

Tabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka Pengangguran

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)

Sumber : Bloomberg, CEICKeterangan : Cetak miring adalah angka proyeksi dari CEICTanda ( - ) : Data belum keluarn.a : Data tidak tersedia

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 4,4 5,0 7,2 10,0 9,7 9,5 9,6 9,4 8,9 9,1 9,0 8,5 8,2 8,2 7,8 7,8 7,6

Argentina 8,7 7,5 7,3 8,4 8,3 7,9 7,5 7,3 7,4 7,3 7,2 6,7 7,1 7,2 7,6 6,9 -

Brazil 8,4 7,4 6,8 6,8 7,6 7,0 6,2 5,3 6,5 6,2 6,0 4,7 6,2 5,9 5,4 4,6 5,7

Chili 6,0 7,2 7,5 10,0 9,0 8,5 8,0 7,1 7,3 7,2 7,4 6,6 6,6 6,6 6,5 6,1 6,2

Meksiko 4,0 3,8 4,7 5,4 5,0 5,4 5,3 5,6 5,0 5,8 5,2 5,0 5,1 4,9 4,7 5,0 5,0

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia 4,6 4,2 4,5 5,5 5,4 5,1 5,1 5,0 5,0 5,0 5,3 5,2 5,2 5,3 5,5 5,4 5,6

China 4,1 4,0 4,2 4,3 4,2 4,2 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1

India n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Jepang 4,0 3,8 4,3 5,2 5,0 5,3 5,0 4,9 4,7 4,6 4,2 4,5 4,5 4,3 4,3 4,3 4,1

Korea Selatan 3,3 3,1 3,3 3,6 3,8 3,5 3,7 3,6 4,0 3,3 3,2 3,1 3,4 3,2 3,1 3,0 3,2

ASEAN-6

Indonesia 10,3 9,1 8,4 7,9 7,4 n.a 7,1 n.a 6,8 n.a 6,6 n.a 6,3 n.a 6,1 n.a -

Malaysia 3,0 3,0 3,1 3,5 3,7 3,4 3,2 3,2 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0 3,1 -

Filipina 7,3 6,3 6,8 7,1 7,3 8,0 6,9 7,1 7,4 7,2 7,1 6,4 7,2 6,9 7,0 6,8 7,1

Singapura 2,7 1,7 2,5 2,3 2,2 2,2 2,1 2,2 2,7 3,0 2,9 2,9 3,0 2,8 2,8 2,7 2,9

Thailand 1,0 0,8 1,4 0,9 1,0 1,2 0,9 0,7 0,7 0,4 0,8 0,4 0,7 0,7 0,6 0,5 0,6

Vietnam 4,8 4,6 4,7 - - - - - - - - - - - - - -

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 7,8 7,2 8,2 9,9 9,9 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,3 10,7 11,0 11,4 11,6 11,8 12,1

Inggris 5,5 5,2 6,3 7,8 8,0 7,8 7,7 7,9 7,7 7,9 8,3 8,4 8,2 8,0 7,8 7,8 7,8

Rusia 6,9 6,1 7,8 8,2 8,6 6,8 6,6 7,2 7,1 6,1 6,0 6,1 6,3 5,2 5,0 5,1 5,7

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

2013

Page 120: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

108

Tabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHK

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)

Sumber : BloombergKeterangan:* Inflasi Wholesale Price Index

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,5 4,1 0,1 2,7 2,3 1,1 1,1 1,5 2,7 3,6 3,9 3,0 2,7 1,7 2,0 1,7 1,5

Argentina 9,8 8,5 7,2 7,7 9,7 11,0 11,1 10,9 9,7 9,7 9,9 9,5 9,8 9,9 10,0 10,8 10,6

Brazil 3,1 4,5 5,9 4,3 5,2 4,5 4,7 5,9 6,3 6,7 7,3 6,5 5,2 4,9 5,3 5,8 6,6

Chili 2,7 6,3 8,7 -1,8 0,3 1,2 1,9 3,0 3,4 3,4 3,3 4,4 3,8 2,7 2,9 1,5 1,5

Meksiko 4,1 3,8 6,5 3,6 5,0 3,7 3,7 4,4 3,0 3,3 3,1 3,8 3,7 4,3 4,8 3,6 4,3

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia 3,3 3,0 3,7 2,1 2,9 3,1 2,8 2,7 3,3 3,6 3,5 3,1 1,6 1,2 2,0 2,2 2,5

China 2,8 6,5 1,2 1,9 2,4 2,9 3,6 4,6 5,4 6,4 6,1 4,1 3,6 2,2 1,9 2,5 2,1

India* 6,7 5,5 6,7 7,2 10,4 10,3 9,0 9,5 9,7 9,5 10,0 7,7 7,7 7,6 8,1 7,3 6,0

Jepang 0,3 0,7 0,4 -1,7 -1,1 -0,7 -0,6 0,0 -0,5 -0,4 0,0 -0,2 0,5 -0,2 -0,3 -0,1 -0,9

Korea Selatan 2,1 3,6 4,1 2,8 2,3 2,6 3,6 3,5 4,1 4,2 3,8 4,2 2,6 2,2 2,0 1,4 1,3

ASEAN-6

Indonesia 6,6 6,6 11,1 2,8 3,4 5,1 5,8 7,0 6,7 5,5 4,6 3,8 4,0 4,5 4,3 4,3 5,9

Malaysia 3,1 2,4 4,4 1,1 1,4 1,6 1,8 2,1 3,0 3,5 3,4 3,0 2,1 1,6 1,3 1,2 1,6

Filipina 4,3 3,9 8,0 4,4 4,4 3,9 3,5 3,1 4,8 5,2 4,7 4,1 2,6 2,8 3,6 2,9 3,2

Singapura 0,8 4,4 4,3 0,0 1,6 2,7 3,7 4,6 5,0 5,2 5,5 5,5 5,2 5,3 4,7 4,3 3,5

Thailand 3,5 3,2 0,4 3,5 3,4 3,3 3,0 3,0 3,1 4,1 4,0 3,5 3,5 2,6 3,4 3,6 2,7

Vietnam 6,6 12,6 19,9 6,5 9,5 8,7 8,9 11,8 13,9 20,8 22,4 18,1 14,2 6,9 6,5 6,8 6,6

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 1,9 3,1 1,6 0,9 1,4 1,4 1,8 2,2 2,7 2,7 3,0 2,7 2,7 2,4 2,6 2,2 1,7

Inggris 3,0 2,1 3,1 2,9 3,2 3,2 3,1 3,7 4,0 4,2 5,2 4,2 3,5 2,4 2,2 2,7 2,8

Rusia 9,0 11,9 13,3 8,8 6,5 5,8 7,0 8,8 9,5 9,4 7,2 6,1 3,7 4,3 6,6 6,6 7,0

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 5,8 9,0 9,5 6,3 5,1 4,2 3,2 3,5 4,1 5,0 5,7 6,1 6,0 5,5 5,4 5,7 5,9

2013

Page 121: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

L a m p i r a n

109

Tabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral

Negara 2006 2007 2008 2009

Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)

Sumber : BloombergKeterangan : -

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1

2010 2011

Amer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat (Fed fund rate) 5,25 4,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Brazil (Selic rate) 13,25 11,25 13,75 8,75 8,75 10,25 10,75 10,75 11,75 12,25 12,00 11,00 9,75 8,50 7,50 7,25 7,25

Chili (Overnite rate) 5,25 6,00 8,25 0,50 0,50 1,00 2,50 3,25 4,00 5,25 5,25 5,25 5,00 5,00 5,00 5,00 6,00

Meksiko (Overnite rate) 7,00 7,50 8,25 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,00

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia (Cash target rate) 6,25 6,75 4,25 3,75 4,00 4,50 4,50 4,75 4,75 4,75 4,75 4,25 4,25 3,50 3,50 3,00 3,00

China (Lending rate) 6,12 7,47 5,31 5,31 5,31 5,31 5,31 5,81 6,06 6,31 6,56 6,56 6,56 6,31 6,00 6,00 6,00

India (Reverse repo rate) 6,00 6,00 6,50 4,75 5,00 5,25 6,00 6,25 6,75 7,50 8,25 8,50 8,50 8,00 8,00 8,00 7,50

Jepang (O/N Call target) 0,25 0,50 0,50 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Korea Selatan (Call rate) 4,50 5,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,25 2,50 3,00 3,25 3,25 3,25 3,25 3,00 3,00 2,75 2,75

ASEAN-5

Indonesia (BI rate) 9,75 8,00 9,25 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,75 6,75 6,75 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75

Malaysia (O/N rate) 3,50 3,50 3,25 2,00 2,25 2,50 2,75 2,75 2,75 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

Filipina (O/N rate) 7,50 5,25 5,50 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,25 4,50 4,50 4,50 4,00 4,00 3,75 3,50 3,50

Thailand (Repo rate) 4,94 3,25 2,75 1,25 1,25 1,25 1,75 2,00 2,50 3,00 3,50 3,25 3,00 3,00 3,00 2,75 2,75

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan EURO (Refinancing rate) 3,50 4,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,25 1,50 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75

Inggris (Bank rate) 5,00 5,50 2,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Rusia (Refinancing rate) 11,00 10,00 13,00 8,75 8,25 7,75 7,75 7,75 8,00 8,25 8,25 8,00 8,00 8,00 8,25 8,25 8,25

Afr ikaAf r ikaAf r ikaAf r ikaAf r ika

Afrika Selatan (Refinancing rate) 9,00 11,00 11,50 7,00 6,50 6,50 6,00 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,00 5,00 5,00

2012 2013

Page 122: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

110

Tabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang Beredar

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)

Sumber : BloombergKeterangan : -

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1

2010 2011

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat (M2) 5,1 5,9 9,6 3,7 1,5 1,8 2,9 3,3 4,6 6,0 9,7 9,7 9,9 9,2 6,7 8,0 6,9

Argentina (M3) 19,4 24,7 14,6 13,0 16,6 25,7 34,8 45,2 39,3 39,1 36,8 30,1 31,9 34,2 35,6 44,6 36,9

Brazil (M3) 18,1 17,7 17,5 16,4 15,2 13,0 14,8 15,5 18,4 19,7 18,6 18,9 20,6 20,5 18,8 16,1 12,9

Meksiko (M3) 14,1 10,0 14,5 6,7 7,3 10,6 13,1 12,8 12,7 13,3 13,7 16,0 17,5 18,0 16,7 14,5 15,0

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia (M3) 13,1 22,5 15,4 5,8 5,7 4,6 6,1 10,3 10,0 9,0 9,9 8,1 7,5 9,2 7,6 7,1 6,8

China (M2) 16,9 16,7 17,8 27,6 22,5 18,5 19,0 19,7 16,6 15,9 13,0 13,6 13,4 13,6 14,8 13,8 15,7

India (M3) 19,3 22,8 19,6 17,2 16,7 14,5 14,7 16,6 16,1 17,1 16,3 15,6 13,2 13,2 13,4 11,2 13,6

Jepang (M3) -0,6 0,7 0,7 2,2 2,0 2,2 2,1 1,8 2,0 2,3 2,3 2,6 2,6 2,0 2,1 2,2 2,5

Korea Selatan (M3) 9,6 10,6 10,4 8,1 8,9 9,3 7,7 6,9 4,7 4,1 5,7 6,2 8,7 8,5 7,6 7,3 6,8

ASEAN-5

Indonesia (M2) 14,9 18,9 14,7 13,0 8,6 12,8 12,5 13,8 16,1 13,1 16,2 16,4 18,8 20,9 18,2 14,9 14,0

Malaysia (M3) 12,3 9,5 11,9 9,1 8,7 8,8 8,5 7,0 8,0 12,4 12,5 14,4 15,0 12,9 12,7 9,0 9,1

Filipina (M3) 21,4 10,6 15,6 8,3 10,3 10,3 10,5 10,6 10,3 11,4 7,4 6,3 5,6 7,1 7,5 10,6 11,4

Singapura (M3) 19,1 14,1 11,6 10,6 8,2 8,4 7,8 8,4 8,6 10,6 11,3 10,1 10,0 6,9 6,5 7,6 8,8

Thailand (M2) 8,2 6,3 9,2 6,7 6,1 7,0 9,9 10,9 13,2 16,3 16,2 15,2 13,1 11,1 12,6 10,3 9,6

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro (M3) 9,9 11,5 7,5 -0,3 -0,1 0,3 1,1 1,7 2,2 1,9 2,8 1,5 2,8 2,9 2,7 3,5 2,6

Inggris (M4) 12,5 12,3 16,3 6,7 3,6 3,0 1,1 -1,4 -1,3 -0,7 -1,7 -2,6 -4,7 -5,5 -3,8 -1,0 0,3

Rusia (M2) 48,8 47,5 1,7 16,3 35,0 33,6 35,0 31,1 26,7 22,7 21,5 22,6 21,2 19,1 14,8 11,9 14,6

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan (M3) 22,5 23,6 14,8 1,8 1,6 2,4 5,1 6,9 6,5 6,0 6,8 8,3 6,7 7,0 7,5 5,2 8,5

2012 2013

Page 123: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

L a m p i r a n

111

Tabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah

Sumber: Moody's Statistical Handbook November 2012Keterangan :Cetak Miring = Proyeksi Moody's Statistical Handbook November 2012*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2011Tanda (-) data tidak tersedia

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -2,8 -2,5 -3,9 -10,9 -9,7 -8,9 -7,3 -4,4

Argentina 1,8 1,1 1,4 -0,6 0,2 -1,7 -1,3 -1,4

Brazil -3,4 -1,8 -1,8 -3,3 -2,8 -3,5 -3,0 -2,6

Chile 7,3 7,8 4,1 -4,2 -0,4 1,3 1,8 1,7

Meksiko -1,5 -1,6 -1,3 -1,9 -2,4 -2,3 -1,9 -1,5

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 2,0 1,6 1,3 -3,5 -5,4 -4,9 -4,3 -1,1

China -0,7 0,6 -0,4 -2,2 -1,7 -1,1 -1,5 -2,0

India -5,4 -4,0 -8,3 -9,4 -6,9 -8,2 -8,5 -8,2

Jepang -3,6 -2,1 -4,1 -10,4 -9,4 -9,8 -10,0 -9,1

Korea Selatan 0,7 3,8 1,5 -1,7 1,4 1,5 0,7 -0,3

ASEAN-6

Indonesia -0,9 -1,3 -0,1 -1,6 -0,7 -1,1 -2,3 -2,0

Malaysia -3,2 -3,1 -4,6 -6,7 -5,4 -4,8 -4,4 -4,1

Filipina -1,1 -1,5 -1,3 -3,7 -3,5 -2,0 -2,5 -2,1

Singapura 0,0 2,8 0,1 -0,3 0,3 0,7 0,4 0,7

Thailand 1,1 -1,7 -1,1 -4,4 -2,6 -0,9 -3,1 -3,5

Vietnam -0,6 -1,0 -1,9 -4,8 -3,4 -4,2 -3,3 -2,9

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) -1,4 -0,7 -2,1 -6,4 -6,2 -4,1 -3,4 -

Inggris -2,7 -2,7 -5,0 -11,4 -10,1 -8,2 -6,9 -6,7

Rusia 8,3 6,8 4,9 -6,3 -3,5 1,6 0,5 0,2

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 1,0 1,5 -0,6 -4,8 -3,7 -4,2 -4,4 -3,9

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 124: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

112

Tabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca Berjalan

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Moody's Statistical Handbook November 2012Keterangan :Cetak Miring = proyeksi Moody's Statistical Handbook November 2012*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2011Tanda (-) data tidak tersedia

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -6,0 -5,1 -4,7 -2,7 -3,0 -3,1 -3,1 -3,1

Argentina 3,6 2,8 2,2 3,6 0,8 0,0 -0,7 -1,1

Brazil 1,3 0,1 -1,7 -1,5 -2,2 -2,1 -2,2 -2,4

Chili 4,6 4,1 -3,2 2,0 1,5 -1,3 -1,8 -1,9

Meksiko -0,6 -1,1 -1,6 -0,6 -0,4 -1,0 -1,0 -1,4

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia -5,3 -6,2 -4,3 -4,3 -2,8 -2,2 -4,0 -5,3

China 8,3 10,7 9,3 4,8 4,0 2,8 2,3 2,0

India -1,0 -1,3 -2,3 -2,8 -2,7 -4,2 -3,6 -3,0

Jepang 3,9 4,9 3,3 2,9 3,7 2,0 1,0 1,5

Korea Selatan 1,5 2,1 0,3 3,9 2,9 2,4 2,6 2,7

ASEAN-6

Indonesia 3,0 2,4 0,0 2,0 0,7 0,2 -2,5 -2,6

Malaysia 16,1 15,4 17,1 15,5 11,1 11,0 8,3 7,9

Filipina 4,4 4,8 2,1 5,6 4,5 3,1 2,5 2,2

Singapura 23,6 24,7 14,1 15,7 23,1 22,7 18,6 20,0

Thailand 1,1 6,3 0,8 8,3 3,1 1,7 0,5 1,0

Vietnam -0,3 -9,8 -11,9 -6,8 -4,0 0,2 0,8 -0,9

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) 0,5 0,4 -0,7 -0,1 0,1 -0,1 0,0 -

Inggris -2,9 -2,2 -1,0 -1,2 -2,5 -1,9 -2,3 -1,6

Rusia 9,6 6,0 6,2 4,0 4,8 5,3 4,7 2,6

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan -5,3 -7,0 -7,2 -4,0 -2,8 -3,3 -5,9 -5,8

Page 125: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

L a m p i r a n

113

Tabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan Devisa

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)

Sumber : Bloomberg, SEKI (untuk Indonesia)Keterangan : Tidak termasuk emasTanda (-) : Data belum keluar

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1

2012

A m e r i k aA m e r i k aA m e r i k aA m e r i k aA m e r i k a

Amerika Serikat 54,9 59,5 66,6 119,7 44,4 43,3 46,7 47,5 47,7 48,2 48,1 52,2 46,5 46,0 50,4 50,5 45,6

Argentina 30,9 44,7 44,9 47,7 45,5 46,8 46,0 46,5 45,6 45,8 42,2 40,1 40,8 40,0 38,3 36,8 34,2

Brazil 85,2 179,4 192,8 237,4 242,6 253,1 275,2 288,6 317,1 335,8 349,7 352,0 365,2 373,9 378,7 378,6 376,9

Chili 19,4 16,8 23,2 26,0 25,6 25,2 26,4 27,9 31,5 34,9 37,8 42,0 39,6 40,3 40,1 38,9 39,3

Meksiko 76,3 87,1 88,5 90,4 101,3 103,5 108,0 113,6 121,9 129,6 138,0 142,4 150,3 157,3 161,9 163,6 167,0

As ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ik

Australia 53,4 24,8 30,7 39 34,8 37,8 - - - - - - - - - -

China 1.068,5 1.528,0 1.946,0 2.399,2 2.447,1 2.454,3 2.648,0 2.847,3 3.044,7 3.197,4 3.201,7 3.181,2 3.305,0 3.240,1 3.285,1 3.311,6 3.442,7

India 170,7 267,0 245,9 265,2 257,7 256,2 264,5 267,8 273,7 277,1 275,7 262,9 260,1 257,0 260,0 262,0 259,7

Jepang 879,7 952,8 982,8 1.033,9 1.015,2 1.009,8 1.051,5 1.035,8 1.041,4 1.061,4 1.122,9 1.220,8 1.210,5 1.195,6 1.198,1 1.193,1 1.181,8

Korea Selatan 238,9 262,2 201,2 273,7 272,3 274,1 289,8 291,6 298,6 304,5 303,4 306,4 316,0 312,4 322,0 327,0 327,4

ASEAN-6

Indonesia 41,1 55,0 49,6 60,4 66,1 70,4 80,3 89,7 99,1 112,8 107,4 103,3 103,1 99,4 102,6 105,3 97,5

Filipina 20,0 30,2 32,7 40,0 40,7 41,0 53,8 62,4 66,0 69,0 75,2 75,3 76,1 76,1 82,0 83,8 84,0

Malaysia 82,1 101,1 91,0 95,6 94,0 93,3 96,6 101,7 109,4 129,8 126,3 128,9 130,9 129,6 132,5 134,9 135,0

Singapura 136,3 167,7 174,2 189,6 196,4 200,0 214,7 225,8 234,2 242,3 233,6 237,7 243,6 243,4 252,1 259,3 258,2

Thailand 65,3 90,3 108,7 135,5 141,1 140,2 157,1 165,7 174,4 176,6 170,0 165,2 168,8 164,4 172,7 171,1 167,7

Vietnam 13,4 23,6 23,8 16,4 13,4 13,7 13,7 12,1 12,2 15,2 15,3 13,5 17,8 20,1 21,7 23,6 -

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro 197,0 214,9 232,2 283,6 197,2 194,8 206,6 205,6 216,5 211,7 204,6 208,2 208,0 217,8 218,4 219,8 217,1

Inggris 40,7 49,0 44,6 55,7 56,7 59,2 48,1 46,6 53,6 57,6 56,6 56,2 58,7 60,8 63,9 64,9 65,3

Rusia 295,6 464,4 426 424,8 423,3 448,0 463,7 448,8 456,5 484,0 472,5 454,0 465,7 468,0 476,4 486,6 480,2

A f r i k aA f r i k aA f r i k aA f r i k aA f r i k a

Afrika Selatan 23,1 29,6 30,2 35,1 37,6 37,2 36,0 35,4 40,7 41,1 40,4 39,8 41,2 40,1 41,0 41,2 40,8

2013

Page 126: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

114

Tabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USD

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

Amer i kaAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Argentina (Peso) 3,07 3,12 3,07 3,73 3,84 3,90 3,94 3,97 3,91 4,01 4,08 4,17 4,26 4,13 4,34 4,45 4,61 4,80 4,55 5,01

Brazil (Real) 2,18 1,95 1,96 2,00 1,80 1,79 1,75 1,70 1,76 1,67 1,60 1,64 1,80 1,68 1,77 1,97 2,03 2,06 1,96 2,00

Chili (Peso) 530,53 522,28 510,43 559,06 519,08 530,63 510,71 480,05 510,12 481,69 469,21 471,96 511,90 483,69 489,03 496,30 482,32 477,84 486,37 472,44

Meksiko (Peso) 10,91 10,93 10,72 13,51 12,77 12,57 12,80 12,38 12,63 12,06 11,72 12,34 13,65 12,44 12,97 13,54 13,17 12,95 13,16 12,64

Asia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ik

Australia (Dollar) 0,75 0,84 0,85 0,79 0,90 0,88 0,91 0,99 0,92 1,01 1,06 1,05 1,01 1,03 1,06 1,01 1,04 1,04 1,04 1,04

China (Yuan) 7,97 7,61 6,95 6,83 6,83 6,82 6,77 6,66 6,77 6,58 6,50 6,42 6,36 6,46 6,31 6,33 6,35 6,24 6,31 6,22

India (Rupee) 44,41 41,35 43,49 48,38 45,92 45,67 46,51 44,85 45,74 45,26 44,74 45,78 51,00 46,70 50,30 54,51 55,19 54,15 53,54 54,17

Jepang (Yen) 116,34 117,80 103,31 93,62 90,71 92,06 85,77 82,55 87,77 82,25 81,57 77,69 77,36 79,72 79,37 80,09 78,62 81,25 79,83 92,25

Korea Selatan (Won) 955 929 1.101 1.277 1.144 1.166 1.182 1.132 1.156 1.119 1.083 1.085 1.145 1.108 1.131 1.152 1.133 1.090 1.127 1.085

ASEAN-6

Indonesia (Rupiah) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.262 9.115 8.996 8.967 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507 9.646 9.387 9.707

Malaysia (Ringgit) 3,67 3,44 3,33 3,52 3,37 3,24 3,15 3,11 3,22 3,05 3,02 3,02 3,15 3,06 3,06 3,11 3,12 3,06 3,09 3,08

Filipina (Peso) 51,26 46,10 44,42 47,63 45,98 45,53 45,22 43,63 45,09 43,79 43,24 42,75 43,44 43,30 43,03 42,77 41,90 41,18 42,22 40,71

Singapura (Dollar) 1,59 1,51 1,42 1,45 1,40 1,39 1,36 1,30 1,36 1,28 1,24 1,23 1,29 1,26 1,26 1,26 1,25 1,22 1,25 1,24

Thailand (Bath) 37,91 32,33 33,00 34,33 32,88 32,37 31,62 29,98 31,71 30,53 30,28 30,13 31,00 30,48 30,98 31,28 31,35 30,67 31,07 29,80

Vietnam (Dong) 15.991 16.083 16.449 17.813 18.780 19.004 19.273 19.494 19.138 20.249 20.694 20.725 20.978 20.662 20.898 20.877 20.865 20.853 20.873 20.881

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (USD/Euro) 1,22 1,37 1,47 1,39 1,38 1,27 1,29 1,36 1,33 1,37 1,44 1,41 1,35 1,39 1,31 1,28 1,25 1,30 1,29 1,32

Inggris (Poundsterling) 1,84 2,00 1,85 1,57 1,56 1,49 1,55 1,58 1,55 1,60 1,63 1,61 1,57 1,60 1,57 1,58 1,58 1,61 1,59 1,55

Rusia (Ruble) 27,17 25,57 24,90 31,76 29,83 30,31 30,60 30,71 30,36 29,23 27,99 29,17 31,22 29,40 30,16 31,07 31,95 31,08 31,06 30,42

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (Rand) 6,77 7,05 8,27 8,42 7,51 7,54 7,32 6,90 7,32 7,00 6,79 7,16 8,11 7,26 7,75 8,13 8,26 8,69 8,21 8,95

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42012

2013

TW1

Page 127: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

L a m p i r a n

115

Tabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

Amer i kaAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Amerika Serikat (Dollar) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.262 9.115 8.996 8.967 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507 9.646 9.387 9.707

Argentina (Peso) 2.981 2.933 3.165 2.798 2.413 2.337 2.283 2.260 2.323 2.219 2.105 2.068 2.111 2.126 2.092 2.092 2.063 2.010 2.064 1.936

Brazil (Real) 4.213 4.709 5.104 5.221 5.144 5.092 5.143 5.287 5.166 5.340 5.385 5.264 4.987 5.244 5.135 4.737 4.688 4.685 4.811 4.860

Chili (Peso) 17,3 17,5 19,0 18,6 17,8 17,2 17,6 18,7 17,8 18,5 18,3 18,3 17,6 18,1 18,6 18,8 19,7 20,2 19,3 20,5

Meksiko (Peso) 840,8 836,3 903,6 769,3 725,4 725,1 703,0 724,1 719,4 738,2 733,2 698,1 658,2 706,9 700,1 687,7 722,1 745,0 713,7 768,2

Asia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ik

Australia (Dollar) 6.848 7.729 10.996 13.430 10.240 10.358 9.932 9.068 9.900 8.850 8.083 8.206 8.872 8.503 8.604 9.221 9.149 9.289 9.066 9.341

China (Renminbi) 1.157 1.196 1.397 1.523 1.357 1.337 1.329 1.347 1.342 1.352 1.322 1.342 1.414 1.358 1.440 1.471 1.497 1.545 1.488 1.560

India (Rupee) 202,4 221,2 223,1 214,8 201,7 199,6 193,4 199,9 198,7 196,7 192,0 188,2 176,2 188,3 180,6 170,8 172,3 178,1 175,4 179,2

Jepang (Yen) 78,6 77,3 94,4 111,1 102,1 99,0 104,9 108,6 103,7 108,2 105,3 110,9 116,2 110,1 114,4 116,3 120,9 118,7 117,6 105,2

Korea Selatan (Won) 9,6 9,8 8,9 8,1 8,1 7,8 7,6 7,9 7,9 8,0 7,9 7,9 7,8 7,9 8,0 8,1 8,4 8,8 8,3 8,9

ASEAN-5

Malaysia (Ringgit) 2.500 2.660 2.907 2.948 2.748 2.813 2.852 2.879 2.823 2.922 2.846 2.853 2.853 2.868 2.967 2.990 3.045 3.156 3.039 3.150

Filipina (Peso) 179,8 198,4 218,3 218,4 201,4 200,2 198,9 205,5 201,5 203,3 198,7 201,5 206,9 202,6 211,1 217,7 226,9 234,2 222,5 238,5

Singapura (Dollar) 5.770 6.068 6.843 7.142 6.601 6.558 6.638 6.886 6.670 6.973 6.930 7.025 6.982 6.978 7.186 7.366 7.623 7.888 7.516 7.845

Thailand (Baht) 241,9 283,1 293,7 302,7 281,7 281,6 284,5 299,1 286,7 291,6 283,7 285,9 289,9 287,8 293,1 297,7 303,2 314,4 302,1 325,7

Vietnam (Dong) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4 0,5

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (Euro) 11.512 12.524 14.205 14.452 12.815 11.576 11.632 12.177 12.050 12.191 12.370 12.171 12.108 12.210 11.915 11.950 11.894 12.516 12.069 12.813

Inggris (Pound) 16.888 18.295 17.850 16.220 14.445 13.581 13.952 14.167 14.036 14.269 14.016 13.868 14.127 14.070 14.276 14.739 15.021 15.490 14.882 15.068

Rusia (Rubbel) 337,4 357,6 389,1 327,2 310,4 300,7 294,0 292,0 299,3 304,5 307,0 295,3 287,9 298,7 301,2 299,7 297,6 310,4 302,2 319,0

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (Rand) 1.361 1.297 1.178 1.240 1.234 1.209 1.229 1.299 1.243 1.272 1.265 1.203 1.108 1.212 1.172 1.146 1.151 1.110 1.145 1.085

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42012

2013

TW1

Page 128: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan I 2013

116

Tabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks Saham

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

Amer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat (DJIA) 11.408 13.171 11.257 8.870 10.469 10.565 10.390 11.240 10.666 12.025 12.365 11.648 11.799 11.959 12.848 12.761 13.113 13.140 12.966 13.994

Amerika Serikat (S&P 500) 1.310 1.477 1.222 946 1.124 1.135 1.096 1.205 1.140 1.303 1.318 1.225 1.226 1.268 1.349 1.350 1.401 1.418 1.379 1.514

Argentina (MERV) 1.746 2.157 1.769 1.628 2.326 2.305 2.400 3.125 2.539 3.496 3.333 3.005 2.589 3.106 2.756 2.300 2.431 2.466 2.488 3.264

Brazil (BVSP) 38.085 53.189 53.980 52.766 67.975 65.152 66.177 69.802 67.277 67.827 64.378 56.474 56.407 61.271 64.263 58.095 57.569 58.453 59.595 58.813

Chili (IGPA) 10.802 14.140 13.087 14.265 17.545 18.126 20.838 22.789 19.824 21.912 22.540 20.529 19.910 21.223 21.092 21.212 20.502 20.703 20.877 21.974

Meksiko (BOLSA) 20.735 29.711 26.774 25.302 32.069 32.358 32.392 36.392 33.303 37.172 35.949 34.683 35.859 35.916 37.792 38.545 40.445 42.114 39.724 44.384

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia (All Ord.) 5.079 6.230 5.043 4.063 4.773 4.637 4.516 4.766 4.673 4.876 4.779 4.344 4.244 4.561 4.318 4.258 4.300 4.517 4.348 4.951

China (Shanghai) 2.125 4.211 3.057 2.751 3.076 2.761 2.589 2.908 2.833 2.863 2.839 2.608 2.366 2.669 2.343 2.343 2.119 2.088 2.223 2.324

India (BSE) 11.438 15.535 14.406 13.637 16.916 17.268 18.445 20.098 18.182 18.590 18.618 17.400 16.468 17.769 17.183 16.791 17.625 18.916 17.629 19.519

Jepang (Nikkei 225) 16.113 17.001 12.148 9.331 10.511 10.346 9.356 9.830 10.011 10.285 9.609 9.246 8.581 9.430 9.295 9.026 8.886 9.209 9.104 11.458

Korea Selatan (KOSPI) 1.334 1.714 1.534 1.425 1.650 1.692 1.767 1.942 1.763 2.034 2.116 1.938 1.850 1.985 1.974 1.910 1.900 1.938 1.931 1.986

ASEAN-6

Indonesia (JSX) 1.424 2.176 2.095 1.979 2.624 2.843 3.112 3.647 3.056 3.522 3.791 3.894 3.709 3.729 3.971 4.019 4.113 4.311 4.104 4.598

Malaysia (KLSE) 956 1.310 1.148 1.080 1.287 1.319 1.387 1.499 1.373 1.525 1.544 1.497 1.459 1.506 1.553 1.580 1.634 1.647 1.604 1.647

Filipina (PCOM) 2.368 3.426 2.626 2.475 3.035 3.266 3.623 4.176 3.525 3.922 4.255 4.334 4.240 4.188 4.824 5.090 5.249 5.541 5.176 6.419

Singapura (STI) 2.488 3.372 2.680 2.273 2.831 2.867 2.867 3.183 2.937 3.118 3.125 2.923 2.723 2.972 2.922 2.877 3.027 3.064 2.973 3.262

Thailand (SET) 719 768 687 583 728 772 883 1.009 848 1.003 1.061 1.061 979 1.026 1.120 1.169 1.228 1.315 1.208 1.501

Vietnam (Ho Chi Min) 503 1.008 500 426 505 514 472 457 487 484 449 421 392 436 407 448 409 389 413 471

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (DJ Stoxx 50) 3.794 4.317 3.323 2.466 2.849 2.736 2.716 2.818 2.780 2.933 2.863 2.382 2.278 2.614 2.474 2.226 2.401 2.543 2.411 2.677

Inggris (FTSE 100) 5.920 6.405 5.370 4.562 5.431 5.356 5.318 5.760 5.466 5.945 5.905 5.463 5.429 5.686 5.822 5.551 5.744 5.844 5.740 6.300

Rusia (RTS. $ terms) 1.541 1.978 1.694 997 1.481 1.469 1.468 1.666 1.521 1.929 1.936 1.713 1.445 1.755 1.608 1.428 1.424 1.463 1.481 1.557

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (JSE AS) 21.202 28.234 26.868 23.275 27.542 27.797 27.827 30.979 28.536 32.030 31.866 30.718 31.743 31.589 33.778 33.743 35.113 37.558 35.048 40.336

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42012

2013

TW1

Page 129: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

L a m p i r a n

117

Tabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi Dunia

Akhir Periode Rata-rata

Total 2 2 3 , 72 2 3 , 72 2 3 , 72 2 3 , 72 2 3 , 7 2 3 1 , 42 3 1 , 42 3 1 , 42 3 1 , 42 3 1 , 4 2 2 6 , 52 2 6 , 52 2 6 , 52 2 6 , 52 2 6 , 5 2 1 8 , 22 1 8 , 22 1 8 , 22 1 8 , 22 1 8 , 2 1 8 4 , 31 8 4 , 31 8 4 , 31 8 4 , 31 8 4 , 3 2 1 2 , 42 1 2 , 42 1 2 , 42 1 2 , 42 1 2 , 4 1 9 5 , 21 9 5 , 21 9 5 , 21 9 5 , 21 9 5 , 2 2 1 5 , 12 1 5 , 12 1 5 , 12 1 5 , 12 1 5 , 1 2 0 6 , 82 0 6 , 82 0 6 , 82 0 6 , 82 0 6 , 8 2 0 3 , 82 0 3 , 82 0 3 , 82 0 3 , 82 0 3 , 8 1 8 0 , 11 8 0 , 11 8 0 , 11 8 0 , 11 8 0 , 1 2 2 7 , 32 2 7 , 32 2 7 , 32 2 7 , 32 2 7 , 3 2 2 7 , 82 2 7 , 82 2 7 , 82 2 7 , 82 2 7 , 8 2 2 3 , 92 2 3 , 92 2 3 , 92 2 3 , 92 2 3 , 9 2 0 3 , 22 0 3 , 22 0 3 , 22 0 3 , 22 0 3 , 2 2 1 0 , 42 1 0 , 42 1 0 , 42 1 0 , 42 1 0 , 4 2 0 1 , 32 0 1 , 32 0 1 , 32 0 1 , 32 0 1 , 3 2 1 2 , 52 1 2 , 52 1 2 , 52 1 2 , 52 1 2 , 5 2 0 7 , 72 0 7 , 72 0 7 , 72 0 7 , 72 0 7 , 7 2 0 6 , 92 0 6 , 92 0 6 , 92 0 6 , 92 0 6 , 9

Indeks

Ene rg iEne rg iEne rg iEne rg iEne rg i

Indeks 123,6 135,2 117,5 109,6 112,3 107,5 89,7 101,8 102,4 105,1 99,4 129,8 120,3 112,6 111,7 108,9 97,1 99,2 101,9 105,7

Harga spot

Minyak WTI (USD/barrel) 91,4 106,7 95,4 79,2 98,8 106,2 82,4 94,5 88,2 92,9 87,3 94,5 102,3 89,5 94,0 102,9 93,4 92,2 88,1 94,3

Batubara (USD/ton) 71,2 75,2 79,7 80,2 75,3 66,1 57,3 63,7 68,2 65,0 65,0 77,1 78,7 80,0 78,9 70,2 60,1 61,2 66,8 66,6

Gas Alam (USD/Mn Btu) 4,2 4,4 4,3 3,7 3,0 2,2 2,5 2,9 3,3 3,8 4,4 4,2 4,4 4,1 3,3 2,4 2,3 2,9 3,4 3,5

L o g a mL o g a mL o g a mL o g a mL o g a m

Indeks 248,3 274,7 248,2 241,4 216,2 235,6 209,8 226,8 229,7 222,6 206,9 270,4 258,9 251,0 223,1 236,6 218,1 214,3 225,8 229,5

Harga spot

Emas (USD/ounce) 1.421 1.432 1.500 1.624 1.564 1.677 1.601 1.746 1.683 1.594 1.227 1.388 1.509 1.706 1.683 1.692 1.613 1.657 1.717 1.631

Timah (USD/mt) 26.900 31.800 26.050 20.350 19.200 23.044 19.231 20.734 22.881 23.343 20.441 29.916 28.635 24.682 20.912 22.995 20.580 19.324 21.591 24.065

Tembaga (USD/mt) 9.600 9.428 9.430 7.019 7.600 8.455 7.431 8.095 7.990 7.684 7.558 9.629 9.163 8.993 7.530 8.327 7.829 7.732 7.925 7.954

Alumunium (USD/mt) 2.413 2.648 2.532 2.157 2.020 2.226 1.924 2.077 2.098 1.951 2.200 2.531 2.618 2.430 2.115 2.219 2.018 1.954 2.022 2.039

Nikel (USD/mt) 24.750 26.095 23.425 17.600 18.710 18.808 16.660 17.336 17.513 16.802 21.869 26.928 24.191 22.037 18.396 19.737 17.244 16.424 17.043 17.370

P a n g a nP a n g a nP a n g a nP a n g a nP a n g a n

Indeks 273,2 264,9 232,6 260,2 195,6 245,5 240,3 273,1 246,7 244,2 198,2 254,5 255,7 257,0 232,5 239,2 242,1 278,6 252,9 245,0

Harga spot

Jagung (USD/bushel) 5,9 6,7 6,3 5,7 6,3 6,4 6,3 7,7 7,2 7,3 5,4 6,4 6,6 7,0 6,1 6,3 6,3 7,9 7,3 7,2

Gandum (USD/bushel) 7,1 7,9 6,2 6,1 6,6 6,4 6,3 8,4 8,2 7,1 6,3 7,6 8,1 7,1 6,2 6,4 6,1 8,3 8,4 7,4

Gula (Cents/pound) 36,2 31,6 31,1 26,3 23,3 24,4 20,5 20,0 19,3 18,5 19,6 34,7 23,5 28,7 24,7 24,3 21,9 21,2 19,7 18,5

Kedelai (USD/bushel) 13,5 13,9 0,8 11,5 11,8 13,3 14,2 16,9 14,5 14,6 10,3 13,5 13,6 13,5 11,6 12,5 14,2 16,9 14,7 14,5

Beras (USD/mt) 536,8 515,2 518,1 615,6 580,9 577,1 606,1 590,5 565,5 564,5 521,0 526,6 506,4 579,7 597,4 555,2 601,5 583,9 580,3 570,7

CPO (USD/mt) 1.164 1.113 3.130 916,6 997,0 1.088 931,8 865,2 679,5 755,8 856,0 1.198 1.239 1.024 956,0 1.049 1.036 910,0 715,1 755,8

Sumber : Bloomberg, IMF, diolahKeterangan :Indeks Harga Komoditi, harga rata-rata 2005 = 100

2011 2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW12010 2010

201220112013 2013

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1

Page 130: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Page 131: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia ... kian dalamnya kontraksi ekonomi di Kawasan Euro, dan ekonomi China yang diperkirakan tidak setinggi prediksi awal

Tim PenyusunPEKKITriwulan I - 2013

EditorHidayah Dhini Ari

Tim ProduksiHidayah Dhini Ari, Ita Vianty, Diah Indira, Tri Yanuarti, Sholihah, Arief Ardianto Rasyid, dan Betty

Purbowati Cahyadewi.

Kontributor Tulisan, Tabel, dan GrafikPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraIta Vianty (Perkembangan Ekonomi Global dan Regional, Amerika Serikat); Arief Ardianto Rasyid(Kawasan Euro dan Inggris); Tri Yanuarti (Jepang dan Brazil); Betty Purbowati Cahyadewi (China,

India dan Korea); Diah Indira (Filipina dan Vietnam); Sholihah (Malaysia, Singapura, dan Thailand).

Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalDadan Gandara dan Ahmad Adi Nugroho (Kerja Sama Regional); Azhari Firmansyah (Kerja Sama

Multilateral).

A r t i k e lA r t i k e lA r t i k e lA r t i k e lA r t i k e lGrup Studi Internasional (Pengukuran Ruang Manuver Kebijakan di Negara Emerging KebijakanMoneter dan Fiskal Negara Emerging: Room bagi Manuver Kebijakan; dan Menakar PotensiDampak Stimulus Jepang (Abenomics) dan Efek Rambatannya ke Negara Lain); Tora Erita

(Perbandingan Sovereign Rating Indonesia dan Filipina).

Lampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan Grafik

Betty Purbowati Cahyadewi, Azmi Utama Nawawi