Upload
luthfi-fadly
View
4
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
llo
Citation preview
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 PERILAKU KESEHATAN
2.1.1 Definisi
Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman dan interaksi
manusia dengan lingkungan. Wujudnya berupa pengetahuan,sikap dan
tindakan.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang(
organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit
,system pelayanan kesehatan,makanan,serta lingkungan.1
Perilaku kesehatan itu mencakup:
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakiut
b. Perilaku seseorang terhadap sitem pelayanan kesehatan
c. Perilaku seseorang terhadap makanan
d. Perilaku seseorang terhadap lingkungan kesehatan.1
2.1.2 Teori perubahan perilaku
a. Teori stimulus organism ( sor )
- Berasumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung stimulus yang berkomunitasi dengan oragnisme.
- Hosland et al mengatakan bahwa proses perilaku tsb
menggambarkan bahwa proses perilaku tersebut menggambarkan
proses belajar pada individu yang terdiri dari :
1. Stimulus ( rangsang ) yang diberikan pada organisme dapat
diterima atau ditolak.
2. Apabila organism diteriuma maka ia mengerti stimulus ini
dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3. Setelah itu organism menjalani stimulus terse but sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diteriamnya
( bersikap ).
4. Akhirnya dengan dukunga n fasilitas serta donrongan dengan
lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan
oleh individu tersebut.
b. Teori festinger
Menurunt finger (1997) teori ini sama dengan konsep
“imbalance” = tidak seimbang . ini berarti bahwa keadaan “cognitive
2
dissonance” adalah keadaan ketidak seimbangan psikologis yang
diliputioleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai
keseimbangan kembali.
c. Teori fungsi
Menurut katz (1960) perilaku dilator belakangi dan kebutuhan
individu yang bersangkutan. Katz berasumsi:
1. Perilaku memiliki fungsi instrumental artinya dapat berfungsi dan
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan.
2. Perilaku dapat berfungsi sebagai “defence mechanism” atau sebagai
pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan . artinya dengan
perilaku/tindakan dapat melindungi ancaman dari dari luar .
3. Perilaku berfungsi sebagai penerima abjek dan memberikan arti
dengan tindakannya seseorang.
4. Perilaku berfung sebagai nilai ekspersif dari nilai seseorang dalam
menjadwal suatui situasi.
d. Teori kurt lewin
Menurut kurt lewin (1970) bahwa perilaku manusia itu adalah
suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan2 pendorong ( driving
force) dan kekuatan tersebut.
Ada 3 kemungkinan kejadiannya perubahan perilaku pada diri
seseorang yaitu :
1. Kekuatan pendorong meningkat
Ini terjadi kerena adanya dorongan stimulus untuk terjadi perubahan
perilaku.
2. Kekuatan penhan menurun
Hal ini terjadi adanya stimulus yang memperlemah kekuatan
penahan .
3
3. Kekutan pendorong meningkat,kekutan pendorong menurun.2
1.1.3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan terbentuk dari 3 faktor utama, yaitu :
1. Faktor predisposisi ( predisposing factors )
Merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi bagi pelaku. Yang termasuk
dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai,
umur, status ekonomi keluarga, pendidikan, dan pekerjaan.
2. Faktor pendukung (enabling factors)
Merupakan faktor yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.
Faktor ini terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
sarana dan prasarana kesehatan, serta ada atau tidak adanya program kesehatan.
Misalnya : puskesmas.
3. Faktor penguat ( reinforcing factors )
Merupakan faktor penyerta yang datang sesudah perilaku, memberikan
ganjaran intensif atau hukuman atas perilaku dan berperan sebagai menetap atau
lenyapnya perilaku itu.
Yang termasuk dalam faktor ini adalah manfaat sosial, jasmani, serta sikap dan
perbuatan petugas kesehatan.2
2.1.4 prosedur pembentukan prilaku
Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil
hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respon. Ia membedakan
adanya dua respon, yakni:
1. Respondent respond atau reflexive respons, ialah respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan-perangsangan semacam ini
disebut eliciting stimulasi, karena menimbulkan respons-respons yang reltif
tetap misalnya, makanan yang lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya
yang kuat akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Pada umumnya
perangsangan-perangsangan yang demikian ini mendahului respons yang
ditimbulkan.
4
Respondent respon ini mencakup juga emosi respons atau emotional behavior.
Emotional respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakkan organism
yang bersangkutan, misalnya menangis karena sedih atau sakit, muka merah
(tekanan darah meningkat karena marah). Sebaliknya hal-hal yang
mengenakkan pun dapat menimbulkan perilaku emosional misalnya, tertawa
berjingkat-jingkat karena senang dan sebagainya.
2. Operant respons atau instrumental respons, adalah respons yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini
disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsangan-perangsangan
tersebut memperkuat respons yang telah dilakuukan organism. Oleh sebab itu
perangsang yang demikian itu memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah
dilakukan.
Di dalam kehidupan sehari-hari, respons jenis pertama (respondent respons atau
respondent behavior) sangat terbatas keberadaannya pada manusia. Hal ini
disebabkan karena hubungan yang pasti antara stimulus dan respons
kemungkinan untuk memodifikasinya adalah sangat kecil. Sebaliknya operant
respons merupakan bagian terbesar dari perilaku manusia, dan kemungkinan
untuk memodifikasinya sangat besar, bahkan dapat dikatakan tidak terbatas.
Focus teori skinner ini adalah pada respons atau jenis perilaku yang kedua.
Seperti yang telah disebutkan diatas sebagian besar perilaku manusia
adalah operant respons. Untuk itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku
ini perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant
conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini
menurut skinner adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi tentanh hal-hal yang merupakan penguat atau
reinforccer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku ayng akan di
bentuk.
2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki.
3. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan
sementara, mengidentifikasi reinforce atau hadiah untuk masing-masing
komponen tersebut.
4. Melakukan pembentukan perilaku, dengan menggunakan urutan komponen
yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka
hadiahnya diberikan, hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku
tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah
terbentuk, kemudian dilakukan komponen yang kedua yang diberi hadiah
5
(komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-
ulang, sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan
komponen ketiga, keempat dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang
diharapkan terbentuk.1,2
2.1.5 penilaian perilaku kesehatan
a. pengetahuan
pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melaui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan ,
pendengaran, pencuiman,raba.
Tahapan terjadinya proses terhadap perilaku baru, yakni :
awareness(kesadaran)
dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus.
Interest (merasa tertarik)
Merupakan sesuatu yang diketahui terhadap stimulus / objek
tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.
Evaluation (menimbang-nimbang)
Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
Trial
Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
Adoption
Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,
yakni :
Tahu
Merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah, misalnya
mengingat kembali suatu objek atau ransangan tertentu.
Memahami
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui.
Aplikasi
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
situasi atau kondisi sebenarnya.
Analisis
Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam
komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.
Sintesis
6
Kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian kedalam suatu
bentuk tertentu yang baru.
Evaluasi
Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek
tertentu.2
b. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek.
Suasana batin atau merupakan hasil dari suatu proses sosialisasi yaitu reaksi
seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya
Merupakan suatu kesatuan kognisi bervalensi dan akhirnya menyatu ke dalam
pola yang lebih luas, hal ini dapat dilihat dari hubungan antara lain nilai,sikap,
motif dan dorongan.
Merupakan reaksi yang bersifat em osional terhadap stimulus sosial.
Newcomb (ahli psikologi sosial) sikap merupakan kesiapan/ kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu.
Sikap mempunyai 3 komponen,yaitu:
- Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
- Kehidupan emosional/evaluasi terhadap suatu objek
- Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
Menerima : diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperlihatkan stimulus
yang diberikan (objek)
Merespons: memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyeslesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
Menghargai: mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
Bertanggung jawab: atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
Stimulus
rangsangan Proses stimulus
Reaksi tingkah laku
(terbuka)
Sikap (tertutup)
7
c. tindakan
agar sikap menjadi suatu tindakan yang nyata, diperlukan faktor
pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain adanya
sarana dan prasarana atau fasilitas.
Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil.
Respon terpemimpin
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar.
Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
Adaptasi
Suatu praktek atau tindakan yang usdah berkembang dengan baik.2
2. 2 Pendidikan kesehatan
2.2.1 Definisi
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha terencana dan terarah
untuk menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau
merubah perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan giginya.
2.2.2 tujuan
Pendidikan kesehatan gigi untuk kelompok anak:
1-3 tahun
a. Memotivasi untuk memulai menggosok gigi
b. Menentukan frekuensi menggosok gigi 2x/hari
c. Mendorong kerja sama yang lebih erat, antara anak dan ibunya sebagai
pembimbing menggosok gigi anak
d. Memotivasi anak dan ibunya, agar mau bersikap positif tentang upaya
menggosok gigi
e. Anak diberi motivasi agar rajin menggosok gigi dengan bimbingan ibunya.
f. Petugas kesehatan gigi baik dokter gigi maupun perawat gigi senantiasa
memberi motivasi kepada anak dan membimbing anak untuk menggosok
gigi
1-4 tahun
a. Memotivasi anak agar mau menggosok gigi sekurang-kurang nya 2x/hari
b. Seorang dalam keluarga, ditugasi untuk membimbing anak untuk
menggosok gigi sebelum anak tidur
c. Memotivasi anak untuk membentuk sikap positif terhadap menggosok gigi
8
d. Petugas kesehatan gigi harus senantiasa memotivasi anak agar rajin
menggosok gigi.2
2.2.3 manfaat
Melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau
msyarakat sesuai nilai-nilai kesehatan.
2.2.4 konsep promosi kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan
pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke
arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau
masyarakat. Konsep ini berasal dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial
dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu
memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih
pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Untuk mencapai tingkat tersebut,
seseorang tidak terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi
dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Promosi Kesehatan merupakan upaya memasarkan pesan-pesan kesehatan agar
masyarakat merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Pada dasarnya, tingkat
pencegahan penyakit meliputi: health promotion, spesific protection, early diagnosis,
disability limitation, dan rehabilitation. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua
faktor, faktor perilaku dan faktor non perilaku, seperti perubahan fisik, sosial budaya,
ekonomi, dan politik. Upaya memasarkan pendidikan kesehatan pada masyarakat yang
kesehatannya dipengaruhi oleh perilaku adalah dengan cara edukasi pendidikan, baik
secara non paksaan dan paksaan. Sedangkan upaya dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat pada masyarakat yang berdasarkan non perilaku berupa penyediaan air
bersih, jamban sehat, rumah sehat, dan lainnya. 1,3
2.2.5 media dan alat promosi kesehatan
1. Media Pendidikan Kesehatan.
Media pendidikan kesehatan merupakan alat bantu pendidikan (AVA). Disebut
media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel)
untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan masyarakat atau klien.
9
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media)
dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Media cetak
Media cetak merupakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan sangat bervariasi antara lain:
Booklet: suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk buku baik tulisan maupun gambar
Leaflet: bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi formasi dapat dalam bentuk
kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
Flyer (selebaran): seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan.
Flip chart (lembar balik): media penyimpanan pesan atau informasi-
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam
bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan
dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan
dengan gambar tersebut.
Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai
bahasan suatu masalah kesehatan/ hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan.
Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi
kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok di tempat
umum atau kendaraan umum.
b. Media elektronik.
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda antara lain:
Televisi
Radio
Video
Slide
Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
kesehatan.
c. Media papan (Bill board)
Media papan (Bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat
dipakai diisi dengan pesan-pesan/ informasi-informasi kesehatan. Media
papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng
yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi)
10
2. Alat Bantu (Peraga)
Alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan pengajaran. Karena berfungsi untuk membantu dan meragakan
sesuatu dalm proses pendidikan pengajaran.
Faedah alat bantu pendidikan:
- Menimbulkan minat sasaran pendidikan
- Mencapai sasaran yang lebih banyak
- Membantu mengatasi hambatan bahasa
- Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan
- Membantu sasara pendidikan belajar lebih banyak dan cepat.
Macam-macam alat bantu pendidikan:
a. Alat bantu lihat (visual aids)
Membantu menstimulasi indramata (penglihatan) pada waktu terjadinya
proses pendidikan. Alat ini adda dua bagian yaitu:
Alat yang diproyeksikan. Misal: slide, film, film strip dan
sebagainya.
Alat yang diproyeksikan:
- Dua dimensi, gambar peta, bagan
- Tiga dimensi misal: bola dunia, boneka dan sebagainya.
b. Alat bantu dengar (Audio Aids)
Alat yang dapat membantu menstimulasi indra pendengar, pada waktu
proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran.
c. Alat bantu lihat-dengar
Seperti televisi dan video kaset.
Alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut
pembuatannya dan penggunaanya:
o Alat peraga yang complicated (rumit) seperti film, film strip slide
o Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri.2
2.2.6 hambatan dalam promosi kesehatan
1. Kurangnya aktivitas riset dan penyusunan program promosi kesehatan atau
pendidikan kesehatan
11
2. Kurangnya penyusunan program pendidikan kesehatan yang khusus ditujukan
untuk populasi yang berbeda
3. Kurangnya pelatihan untuk menjadi professional
4. Gugupnya pemberi materi ketika memberikan pendidikan kesehatan.4
2.2.7 evaluasi promosi kesehatan
Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan
tahap evaluasi pada proses kesehatan secara umum.. Didalam tahapan evaluasi hal
penting yang harus diperhatikan adalah standar ukuran yang digunakan untuk dijadikan
suatu pedoman evaluasi. Standar ini diperoleh dari tujuan dan hasil yang diharapkan
diadakannya suatu kegiatan tersebut. Kedua standar ini selalu dirumuskan ketika
kegiatan ataupun tindakan kesehatan belum diberikan. Selain itu, dalam tahapan
evaluasi juga dilakukan pengkajian lagi yang lebih dipusatkan pada pengkajian objektif
dan subjektif klien atau objek kegiatan setelah dilakukan tindakan promosi kesehatan.
Tujuan evaluasi diantarnya adalah sebagai berikut:
Tujuan umum :
1. Menjamin asuhan kesehatan secara optimal
2. Meningkatkan kualitas asuhan kesehatan.
Tujuan khusus :
1. Mengakhiri rencana tindakan program promosi kesehatan
2. Menyatakan apakah tujuan program promosi kesehatan telah tercapai atau belum
3. Meneruskan rencana tindakan kesehatan terkait program promosi
4. Memodifikasi rencana tindakan promosi
5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan promosi kesehatan belum tercapai.
Standar evaluasi pada promosi kesehatan yang mencakup tujuan serta hasil yang
diharapakan selalu dibuat berdasarkan latar belakang kegiatan. Tujuan dari kegiatan
promosi kesehatan selalu ditetapkan berdasarkan apa yang hendak dicapai dengan
kegiatan promosi kesehatan. Hal ini menjadi penting karena segala tujuan dari kegiatan
promosi kesehatan memiliki aspek yang sangat penting dari suatu kegiatan promosi
kesehatan.
12
Tahapan evaluasi dalam kegiatan promosi kesehatan dapat dilakukan dalam berbagai
tinjauan. Hal ini meliputi
1. Evaluasi terhadap input
Tahap evaluasi promosi kesehatan dalam hal ini mencakup evaluasi terhadap segala
input untuk mendukung terlaksananya kegiatan promosi kesehatan. Evaluasi pada
komponen input sangat penting karena input itu sendiri mencakup:
jumlah ketersediaan sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan promosi
kesehatan
banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan atau melaksanakan kegiatan
banyaknya materi dan juga uang yang digunakan untuk mendanai kegiatan.
Segala komponen input tersebut dapat diibaratkan sebagai bahan bakar dalam kegiatan.
Oleh karena itu evaluasi pada aspek ini sangat perlu karena baik buruknya suatu
kegiatan promosi kesehatan sangat ditentukan seberapa besar input yang ada.
2. Evaluasi terhadap proses
Evaluasi terhadap proses penyelenggaraan promosi kesehatan meliputi:
- Seberapa banyak orang yang memiliki komitmen tinggi untuk melakukan
kegiatan promosi kesehatan
- Teori dan konsep dalam pemberian promosi kesehatan
- Dimana kegiatan promosi kesehatan dilakukan dan sasarannya
- Media dalam pemberian promosi kesehatan
Evaluasi terhadap proses akan memberikan manfaat yang besar dalam promosi
kesehatan. Evaluasi ini akan memperlihatkan bagaimana berjalannya proses promosi
kesehatan dari awal hingga akhir. Dari evaluasi ini diharapkan akan diketahui sejauh
mana keberhasilan dan kendala dalam suatu kegiatan promosi kesehatan.
3. Evaluasi terhadap hasil dari kegiatan
Evaluasi terhhadap hasil dari suatu kegiatan promosi kesehatan lebih dipusatkan pada
pengamatan pada obkjek kegiatan. Dalam hal ini, evaluasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa berhasilkah promosi kesehatan terhadap pengetahuan, tingkah laku, dan sikap
klien dalam menjalankan pola hidup sehat. Evaluasi hasil juga dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengetahui seberapa jauh tujuan diadakannnya promosi kesehatan dapat
tercapai.
4. Impact evaluation
13
Evaluasi terhadap dampak kegiatan promosi kesehatan meliputi melakukan pengkajian
terhadap seberapa berhasilkah penyelenggara promosi kesehatan mempengaruhi klien.
Selain itu, dengan evaluasi terhadap dampak kegiatan promosi kesehatan kita akan
mengetahui seberapa besar dampak suatu kegiatan dilakukan. 2,3
2.2.8 pihak-pihak yang terlibat dalam promosi kesehatan
Pihak-pihak yang terlibat dalam promosi kesehatan
Dalam melakukan promosi kesehatan terdapat beberapa komponen yang saling
berkaitan satu sama lain yaitu :
a. Sarana prasarana
b. Lingkungan
c. Tenaga pengajar
d. Silabus
e. Peserta didik.1
Peserta didik
Sarana dan prasarana
Tenaga pengajar
silabus
lingkungan
Proses belajar
14
2.2.9 metode pendidikan
Beberapa metode pendidikan yang digunakan dalam pendidikan kesehatan adalah
1. Ceramah
Merupakan suatu cara menerangkan suatu pengertian atau pesan secara
lisan, disertai dengan tanya jawab, kepada sasaran pendidikan atau pendengar
dengan menggunakan alat bantu pendidikan.
2. Dialog
Merupakan suatu metode pendidikan dengan melaksanakan diskusi di depan
peserta didik. Disebut dialog apabila dilakukan oleh dua orang yang cukup
menguasai materi yang akan disajikan pada peserta didik. Metode ini lebih informal
bila dibandingkan dengan metode ceramah atau diskusi panel.
3. Diskusi Panel
Merupakan suatu pembicaraan yang dilakukan oleh beberapa orang yang
dipilih (3-6 orang) denga arahan seorang moderator, dihadapan sekelompok orang
pendengar/peserta didik.
4. Brain Storming
Merupakan suatu kegiatan bersama untuk memecahkan suatu masalah.
Tujuannya adalah
a. Untuk merangsang timbulnya pendapat dan mengumpulkan
pendapat/saran untuk memecahkan masalah sehingga sedikit
mungkin adanya pengaruh subjektif untuk memecahkan masalah
tersebut.
b. Untuk mengembangkan ketrampilan dalam memecahkan
masalah dengan lebih kreatif.
15
5. Diskusi Kelompok
Merupakan suatu bentuk diskusi yang membicarakan suatu topic tertentu
dengan tujuan untuk merumuskan kepentingan bersama. Peserta diskusi sebaiknya
antara 6-20 orang. Metode ini sangat baik untuk merumuskan/memecahkan maslah.
6. Role Playing
Merupakan suatu permainan tentang keadaan atau kejadian yang dilakukan
oleh anggota-anggota yang sedang mengalami proses belajar. Bentuknya seperti
sandiwara, tetapi tidak dipentaskan dan hanya sasaran pendidikan yang tahu
mengenai materi yang dibawakannya.
7. Loka Karya
Merupakan suatu pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan
bertanggung jawab dengan melibatkan para pakar yang dapat membantu mereka
guna membicarakan/membahas masalah/materi ajaran yang dirasakan sulit untuk
dipecahkan sendiri.
8. Seminar
Merupakan suatu studi khusus yang biasanya diikuti 5-30 orang dan
dipimpin oleh seorang ahli di bidangnya. Seminar ini mempunyai ciri-ciri yaitu :
a. Memberikan kesempatan diskusi antar anggota pesertanya
b. Merangsang peran serta anggota seminar.
9. Symposium
Merupakan suatu rangkaian ceramah yang diberikan oleh 2-3 orang, dengan
topic yang berlainan tetapi saling berkaitan satu sama lain.
10. Field Training
Merupakan suatu kunjungan pada situasi hidup yang sebenarnya, dimana
peserta didik dilatih bekerja dengan bantuan supervisor.
11. System Modul
16
Merupakan bahan atau materi ajaran yang diberikan dalam bentuk instruksi-
instruksi secara teratur berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
12. Field Trip
Merupakan suatu kunjungan ke lapangan/kelompok masyarakat untuk
memperoleh penjelasan, pengalaman, serta melakukan observasi secara langsung.
Kemudian peserta mengadakan analisisi dan interpretasi terhadap apa yang dilihat
dan dilakukan.
13. Buzz Group
Merupakan suatu kelompok yang terdiri dari 3-6 orang untuk mendiskusikan
suatu topic yang telah ditentukan/suatu masalah yang diberikan dengan waktu yang
singkat 5-10 menit.
14. Forum
Merupakan suatu diskusi terbimbing dan melibatkan manusia sumber
(resource person), membiarkan atau mendiskusikan masalah-masalah actual. Peserta
berkisar 25 orang.
15. Konferensi
Merupakan suatu pertemuan resmi antara ahli-ahli dari suatu instansi,
dengan tujuan mencoba bersepakat mengenai hal-hal yang penting dan khusus.
16. Proyek
Merupakan suatu pemecahan masalah yang actual dan dituangkan dalam bentuk
suatu proyek.1,2
2.2.10 teknik penyampaian pesan
a) Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.
b) Tunjukkan perhatian, bahwa hal yang akan dibicarakan/diragakan itu adalah
penting.
c) Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar, agar mereka tidak kehilangan
control dari pihak pendidik.
d) Nada suara hendaknya ditukar-tukar agar pendengar tidak bosandan tidak
mengantuk.
17
e) Ikut sertakan para peserta/pendengar , beri kesempatan untuk memegang atau
mencoba alat-alat tersebut.
f) Bila perlu berikan selingan humor, guna menghidupkan suasana dan
sebagainya.5
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Neville, Damm, Allen . Oral and Maxillofacial Pathology, 3rd
edition. Elsevier.
Saunders. 2009