18
1 BAB II PEMBAHASAN 2. 1 PERILAKU KESEHATAN 2.1.1 Definisi Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman dan interaksi manusia dengan lingkungan. Wujudnya berupa pengetahuan,sikap dan tindakan. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang( organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit ,system pelayanan kesehatan,makanan,serta lingkungan. 1 Perilaku kesehatan itu mencakup: a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakiut b. Perilaku seseorang terhadap sitem pelayanan kesehatan c. Perilaku seseorang terhadap makanan d. Perilaku seseorang terhadap lingkungan kesehatan. 1 2.1.2 Teori perubahan perilaku a. Teori stimulus organism ( sor ) - Berasumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung stimulus yang berkomunitasi dengan oragnisme. - Hosland et al mengatakan bahwa proses perilaku tsb menggambarkan bahwa proses perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : 1. Stimulus ( rangsang ) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. 2. Apabila organism diteriuma maka ia mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada proses berikutnya. 3. Setelah itu organism menjalani stimulus terse but sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diteriamnya ( bersikap ). 4. Akhirnya dengan dukunga n fasilitas serta donrongan dengan lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan oleh individu tersebut. b. Teori festinger Menurunt finger (1997) teori ini sama dengan konsep “imbalance” = tidak seimbang . ini berarti bahwa keadaan “cognitive

BAB 1.2,3 - Copy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

llo

Citation preview

Page 1: BAB 1.2,3 - Copy

1

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 PERILAKU KESEHATAN

2.1.1 Definisi

Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman dan interaksi

manusia dengan lingkungan. Wujudnya berupa pengetahuan,sikap dan

tindakan.

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang(

organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit

,system pelayanan kesehatan,makanan,serta lingkungan.1

Perilaku kesehatan itu mencakup:

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakiut

b. Perilaku seseorang terhadap sitem pelayanan kesehatan

c. Perilaku seseorang terhadap makanan

d. Perilaku seseorang terhadap lingkungan kesehatan.1

2.1.2 Teori perubahan perilaku

a. Teori stimulus organism ( sor )

- Berasumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku

tergantung stimulus yang berkomunitasi dengan oragnisme.

- Hosland et al mengatakan bahwa proses perilaku tsb

menggambarkan bahwa proses perilaku tersebut menggambarkan

proses belajar pada individu yang terdiri dari :

1. Stimulus ( rangsang ) yang diberikan pada organisme dapat

diterima atau ditolak.

2. Apabila organism diteriuma maka ia mengerti stimulus ini

dilanjutkan kepada proses berikutnya.

3. Setelah itu organism menjalani stimulus terse but sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diteriamnya

( bersikap ).

4. Akhirnya dengan dukunga n fasilitas serta donrongan dengan

lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan

oleh individu tersebut.

b. Teori festinger

Menurunt finger (1997) teori ini sama dengan konsep

“imbalance” = tidak seimbang . ini berarti bahwa keadaan “cognitive

Page 2: BAB 1.2,3 - Copy

2

dissonance” adalah keadaan ketidak seimbangan psikologis yang

diliputioleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai

keseimbangan kembali.

c. Teori fungsi

Menurut katz (1960) perilaku dilator belakangi dan kebutuhan

individu yang bersangkutan. Katz berasumsi:

1. Perilaku memiliki fungsi instrumental artinya dapat berfungsi dan

memberikan pelayanan terhadap kebutuhan.

2. Perilaku dapat berfungsi sebagai “defence mechanism” atau sebagai

pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan . artinya dengan

perilaku/tindakan dapat melindungi ancaman dari dari luar .

3. Perilaku berfungsi sebagai penerima abjek dan memberikan arti

dengan tindakannya seseorang.

4. Perilaku berfung sebagai nilai ekspersif dari nilai seseorang dalam

menjadwal suatui situasi.

d. Teori kurt lewin

Menurut kurt lewin (1970) bahwa perilaku manusia itu adalah

suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan2 pendorong ( driving

force) dan kekuatan tersebut.

Ada 3 kemungkinan kejadiannya perubahan perilaku pada diri

seseorang yaitu :

1. Kekuatan pendorong meningkat

Ini terjadi kerena adanya dorongan stimulus untuk terjadi perubahan

perilaku.

2. Kekuatan penhan menurun

Hal ini terjadi adanya stimulus yang memperlemah kekuatan

penahan .

Page 3: BAB 1.2,3 - Copy

3

3. Kekutan pendorong meningkat,kekutan pendorong menurun.2

1.1.3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

Perilaku kesehatan terbentuk dari 3 faktor utama, yaitu :

1. Faktor predisposisi ( predisposing factors )

Merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi bagi pelaku. Yang termasuk

dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai,

umur, status ekonomi keluarga, pendidikan, dan pekerjaan.

2. Faktor pendukung (enabling factors)

Merupakan faktor yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.

Faktor ini terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya

sarana dan prasarana kesehatan, serta ada atau tidak adanya program kesehatan.

Misalnya : puskesmas.

3. Faktor penguat ( reinforcing factors )

Merupakan faktor penyerta yang datang sesudah perilaku, memberikan

ganjaran intensif atau hukuman atas perilaku dan berperan sebagai menetap atau

lenyapnya perilaku itu.

Yang termasuk dalam faktor ini adalah manfaat sosial, jasmani, serta sikap dan

perbuatan petugas kesehatan.2

2.1.4 prosedur pembentukan prilaku

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil

hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respon. Ia membedakan

adanya dua respon, yakni:

1. Respondent respond atau reflexive respons, ialah respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan-perangsangan semacam ini

disebut eliciting stimulasi, karena menimbulkan respons-respons yang reltif

tetap misalnya, makanan yang lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya

yang kuat akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Pada umumnya

perangsangan-perangsangan yang demikian ini mendahului respons yang

ditimbulkan.

Page 4: BAB 1.2,3 - Copy

4

Respondent respon ini mencakup juga emosi respons atau emotional behavior.

Emotional respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakkan organism

yang bersangkutan, misalnya menangis karena sedih atau sakit, muka merah

(tekanan darah meningkat karena marah). Sebaliknya hal-hal yang

mengenakkan pun dapat menimbulkan perilaku emosional misalnya, tertawa

berjingkat-jingkat karena senang dan sebagainya.

2. Operant respons atau instrumental respons, adalah respons yang timbul dan

berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini

disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsangan-perangsangan

tersebut memperkuat respons yang telah dilakuukan organism. Oleh sebab itu

perangsang yang demikian itu memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah

dilakukan.

Di dalam kehidupan sehari-hari, respons jenis pertama (respondent respons atau

respondent behavior) sangat terbatas keberadaannya pada manusia. Hal ini

disebabkan karena hubungan yang pasti antara stimulus dan respons

kemungkinan untuk memodifikasinya adalah sangat kecil. Sebaliknya operant

respons merupakan bagian terbesar dari perilaku manusia, dan kemungkinan

untuk memodifikasinya sangat besar, bahkan dapat dikatakan tidak terbatas.

Focus teori skinner ini adalah pada respons atau jenis perilaku yang kedua.

Seperti yang telah disebutkan diatas sebagian besar perilaku manusia

adalah operant respons. Untuk itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku

ini perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant

conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini

menurut skinner adalah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi tentanh hal-hal yang merupakan penguat atau

reinforccer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku ayng akan di

bentuk.

2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang

membentuk perilaku yang dikehendaki.

3. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan

sementara, mengidentifikasi reinforce atau hadiah untuk masing-masing

komponen tersebut.

4. Melakukan pembentukan perilaku, dengan menggunakan urutan komponen

yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka

hadiahnya diberikan, hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku

tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah

terbentuk, kemudian dilakukan komponen yang kedua yang diberi hadiah

Page 5: BAB 1.2,3 - Copy

5

(komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-

ulang, sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan

komponen ketiga, keempat dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang

diharapkan terbentuk.1,2

2.1.5 penilaian perilaku kesehatan

a. pengetahuan

pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melaui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan ,

pendengaran, pencuiman,raba.

Tahapan terjadinya proses terhadap perilaku baru, yakni :

awareness(kesadaran)

dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus.

Interest (merasa tertarik)

Merupakan sesuatu yang diketahui terhadap stimulus / objek

tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

Evaluation (menimbang-nimbang)

Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

Trial

Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

Adoption

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,

yakni :

Tahu

Merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah, misalnya

mengingat kembali suatu objek atau ransangan tertentu.

Memahami

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui.

Aplikasi

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

situasi atau kondisi sebenarnya.

Analisis

Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam

komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.

Sintesis

Page 6: BAB 1.2,3 - Copy

6

Kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian kedalam suatu

bentuk tertentu yang baru.

Evaluasi

Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek

tertentu.2

b. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek.

Suasana batin atau merupakan hasil dari suatu proses sosialisasi yaitu reaksi

seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya

Merupakan suatu kesatuan kognisi bervalensi dan akhirnya menyatu ke dalam

pola yang lebih luas, hal ini dapat dilihat dari hubungan antara lain nilai,sikap,

motif dan dorongan.

Merupakan reaksi yang bersifat em osional terhadap stimulus sosial.

Newcomb (ahli psikologi sosial) sikap merupakan kesiapan/ kesediaan untuk

bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu.

Sikap mempunyai 3 komponen,yaitu:

- Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

- Kehidupan emosional/evaluasi terhadap suatu objek

- Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

Menerima : diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperlihatkan stimulus

yang diberikan (objek)

Merespons: memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyeslesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

Menghargai: mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

Bertanggung jawab: atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

merupakan sikap yang paling tinggi.

Stimulus

rangsangan Proses stimulus

Reaksi tingkah laku

(terbuka)

Sikap (tertutup)

Page 7: BAB 1.2,3 - Copy

7

c. tindakan

agar sikap menjadi suatu tindakan yang nyata, diperlukan faktor

pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain adanya

sarana dan prasarana atau fasilitas.

Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

Respon terpemimpin

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar.

Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

Adaptasi

Suatu praktek atau tindakan yang usdah berkembang dengan baik.2

2. 2 Pendidikan kesehatan

2.2.1 Definisi

Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu usaha terencana dan terarah

untuk menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau

merubah perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan giginya.

2.2.2 tujuan

Pendidikan kesehatan gigi untuk kelompok anak:

1-3 tahun

a. Memotivasi untuk memulai menggosok gigi

b. Menentukan frekuensi menggosok gigi 2x/hari

c. Mendorong kerja sama yang lebih erat, antara anak dan ibunya sebagai

pembimbing menggosok gigi anak

d. Memotivasi anak dan ibunya, agar mau bersikap positif tentang upaya

menggosok gigi

e. Anak diberi motivasi agar rajin menggosok gigi dengan bimbingan ibunya.

f. Petugas kesehatan gigi baik dokter gigi maupun perawat gigi senantiasa

memberi motivasi kepada anak dan membimbing anak untuk menggosok

gigi

1-4 tahun

a. Memotivasi anak agar mau menggosok gigi sekurang-kurang nya 2x/hari

b. Seorang dalam keluarga, ditugasi untuk membimbing anak untuk

menggosok gigi sebelum anak tidur

c. Memotivasi anak untuk membentuk sikap positif terhadap menggosok gigi

Page 8: BAB 1.2,3 - Copy

8

d. Petugas kesehatan gigi harus senantiasa memotivasi anak agar rajin

menggosok gigi.2

2.2.3 manfaat

Melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau

msyarakat sesuai nilai-nilai kesehatan.

2.2.4 konsep promosi kesehatan

Konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan

pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang

berarti dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke

arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau

masyarakat. Konsep ini berasal dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial

dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu

memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih

pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Untuk mencapai tingkat tersebut,

seseorang tidak terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi

dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.

Promosi Kesehatan merupakan upaya memasarkan pesan-pesan kesehatan agar

masyarakat merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Pada dasarnya, tingkat

pencegahan penyakit meliputi: health promotion, spesific protection, early diagnosis,

disability limitation, dan rehabilitation. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua

faktor, faktor perilaku dan faktor non perilaku, seperti perubahan fisik, sosial budaya,

ekonomi, dan politik. Upaya memasarkan pendidikan kesehatan pada masyarakat yang

kesehatannya dipengaruhi oleh perilaku adalah dengan cara edukasi pendidikan, baik

secara non paksaan dan paksaan. Sedangkan upaya dalam meningkatkan kesehatan

masyarakat pada masyarakat yang berdasarkan non perilaku berupa penyediaan air

bersih, jamban sehat, rumah sehat, dan lainnya. 1,3

2.2.5 media dan alat promosi kesehatan

1. Media Pendidikan Kesehatan.

Media pendidikan kesehatan merupakan alat bantu pendidikan (AVA). Disebut

media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel)

untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan masyarakat atau klien.

Page 9: BAB 1.2,3 - Copy

9

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media)

dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Media cetak

Media cetak merupakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan sangat bervariasi antara lain:

Booklet: suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan

dalam bentuk buku baik tulisan maupun gambar

Leaflet: bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Isi formasi dapat dalam bentuk

kalimat maupun gambar, atau kombinasi.

Flyer (selebaran): seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan.

Flip chart (lembar balik): media penyimpanan pesan atau informasi-

informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam

bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan

dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan

dengan gambar tersebut.

Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai

bahasan suatu masalah kesehatan/ hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi

kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok di tempat

umum atau kendaraan umum.

b. Media elektronik.

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda antara lain:

Televisi

Radio

Video

Slide

Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan

kesehatan.

c. Media papan (Bill board)

Media papan (Bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat

dipakai diisi dengan pesan-pesan/ informasi-informasi kesehatan. Media

papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng

yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi)

Page 10: BAB 1.2,3 - Copy

10

2. Alat Bantu (Peraga)

Alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan

pendidikan pengajaran. Karena berfungsi untuk membantu dan meragakan

sesuatu dalm proses pendidikan pengajaran.

Faedah alat bantu pendidikan:

- Menimbulkan minat sasaran pendidikan

- Mencapai sasaran yang lebih banyak

- Membantu mengatasi hambatan bahasa

- Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan

kesehatan

- Membantu sasara pendidikan belajar lebih banyak dan cepat.

Macam-macam alat bantu pendidikan:

a. Alat bantu lihat (visual aids)

Membantu menstimulasi indramata (penglihatan) pada waktu terjadinya

proses pendidikan. Alat ini adda dua bagian yaitu:

Alat yang diproyeksikan. Misal: slide, film, film strip dan

sebagainya.

Alat yang diproyeksikan:

- Dua dimensi, gambar peta, bagan

- Tiga dimensi misal: bola dunia, boneka dan sebagainya.

b. Alat bantu dengar (Audio Aids)

Alat yang dapat membantu menstimulasi indra pendengar, pada waktu

proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran.

c. Alat bantu lihat-dengar

Seperti televisi dan video kaset.

Alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut

pembuatannya dan penggunaanya:

o Alat peraga yang complicated (rumit) seperti film, film strip slide

o Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri.2

2.2.6 hambatan dalam promosi kesehatan

1. Kurangnya aktivitas riset dan penyusunan program promosi kesehatan atau

pendidikan kesehatan

Page 11: BAB 1.2,3 - Copy

11

2. Kurangnya penyusunan program pendidikan kesehatan yang khusus ditujukan

untuk populasi yang berbeda

3. Kurangnya pelatihan untuk menjadi professional

4. Gugupnya pemberi materi ketika memberikan pendidikan kesehatan.4

2.2.7 evaluasi promosi kesehatan

Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan dengan

tahap evaluasi pada proses kesehatan secara umum.. Didalam tahapan evaluasi hal

penting yang harus diperhatikan adalah standar ukuran yang digunakan untuk dijadikan

suatu pedoman evaluasi. Standar ini diperoleh dari tujuan dan hasil yang diharapkan

diadakannya suatu kegiatan tersebut. Kedua standar ini selalu dirumuskan ketika

kegiatan ataupun tindakan kesehatan belum diberikan. Selain itu, dalam tahapan

evaluasi juga dilakukan pengkajian lagi yang lebih dipusatkan pada pengkajian objektif

dan subjektif klien atau objek kegiatan setelah dilakukan tindakan promosi kesehatan.

Tujuan evaluasi diantarnya adalah sebagai berikut:

Tujuan umum :

1. Menjamin asuhan kesehatan secara optimal

2. Meningkatkan kualitas asuhan kesehatan.

Tujuan khusus :

1. Mengakhiri rencana tindakan program promosi kesehatan

2. Menyatakan apakah tujuan program promosi kesehatan telah tercapai atau belum

3. Meneruskan rencana tindakan kesehatan terkait program promosi

4. Memodifikasi rencana tindakan promosi

5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan promosi kesehatan belum tercapai.

Standar evaluasi pada promosi kesehatan yang mencakup tujuan serta hasil yang

diharapakan selalu dibuat berdasarkan latar belakang kegiatan. Tujuan dari kegiatan

promosi kesehatan selalu ditetapkan berdasarkan apa yang hendak dicapai dengan

kegiatan promosi kesehatan. Hal ini menjadi penting karena segala tujuan dari kegiatan

promosi kesehatan memiliki aspek yang sangat penting dari suatu kegiatan promosi

kesehatan.

Page 12: BAB 1.2,3 - Copy

12

Tahapan evaluasi dalam kegiatan promosi kesehatan dapat dilakukan dalam berbagai

tinjauan. Hal ini meliputi

1. Evaluasi terhadap input

Tahap evaluasi promosi kesehatan dalam hal ini mencakup evaluasi terhadap segala

input untuk mendukung terlaksananya kegiatan promosi kesehatan. Evaluasi pada

komponen input sangat penting karena input itu sendiri mencakup:

jumlah ketersediaan sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan promosi

kesehatan

banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan atau melaksanakan kegiatan

banyaknya materi dan juga uang yang digunakan untuk mendanai kegiatan.

Segala komponen input tersebut dapat diibaratkan sebagai bahan bakar dalam kegiatan.

Oleh karena itu evaluasi pada aspek ini sangat perlu karena baik buruknya suatu

kegiatan promosi kesehatan sangat ditentukan seberapa besar input yang ada.

2. Evaluasi terhadap proses

Evaluasi terhadap proses penyelenggaraan promosi kesehatan meliputi:

- Seberapa banyak orang yang memiliki komitmen tinggi untuk melakukan

kegiatan promosi kesehatan

- Teori dan konsep dalam pemberian promosi kesehatan

- Dimana kegiatan promosi kesehatan dilakukan dan sasarannya

- Media dalam pemberian promosi kesehatan

Evaluasi terhadap proses akan memberikan manfaat yang besar dalam promosi

kesehatan. Evaluasi ini akan memperlihatkan bagaimana berjalannya proses promosi

kesehatan dari awal hingga akhir. Dari evaluasi ini diharapkan akan diketahui sejauh

mana keberhasilan dan kendala dalam suatu kegiatan promosi kesehatan.

3. Evaluasi terhadap hasil dari kegiatan

Evaluasi terhhadap hasil dari suatu kegiatan promosi kesehatan lebih dipusatkan pada

pengamatan pada obkjek kegiatan. Dalam hal ini, evaluasi dilakukan untuk mengetahui

seberapa berhasilkah promosi kesehatan terhadap pengetahuan, tingkah laku, dan sikap

klien dalam menjalankan pola hidup sehat. Evaluasi hasil juga dapat digunakan sebagai

sarana untuk mengetahui seberapa jauh tujuan diadakannnya promosi kesehatan dapat

tercapai.

4. Impact evaluation

Page 13: BAB 1.2,3 - Copy

13

Evaluasi terhadap dampak kegiatan promosi kesehatan meliputi melakukan pengkajian

terhadap seberapa berhasilkah penyelenggara promosi kesehatan mempengaruhi klien.

Selain itu, dengan evaluasi terhadap dampak kegiatan promosi kesehatan kita akan

mengetahui seberapa besar dampak suatu kegiatan dilakukan. 2,3

2.2.8 pihak-pihak yang terlibat dalam promosi kesehatan

Pihak-pihak yang terlibat dalam promosi kesehatan

Dalam melakukan promosi kesehatan terdapat beberapa komponen yang saling

berkaitan satu sama lain yaitu :

a. Sarana prasarana

b. Lingkungan

c. Tenaga pengajar

d. Silabus

e. Peserta didik.1

Peserta didik

Sarana dan prasarana

Tenaga pengajar

silabus

lingkungan

Proses belajar

Page 14: BAB 1.2,3 - Copy

14

2.2.9 metode pendidikan

Beberapa metode pendidikan yang digunakan dalam pendidikan kesehatan adalah

1. Ceramah

Merupakan suatu cara menerangkan suatu pengertian atau pesan secara

lisan, disertai dengan tanya jawab, kepada sasaran pendidikan atau pendengar

dengan menggunakan alat bantu pendidikan.

2. Dialog

Merupakan suatu metode pendidikan dengan melaksanakan diskusi di depan

peserta didik. Disebut dialog apabila dilakukan oleh dua orang yang cukup

menguasai materi yang akan disajikan pada peserta didik. Metode ini lebih informal

bila dibandingkan dengan metode ceramah atau diskusi panel.

3. Diskusi Panel

Merupakan suatu pembicaraan yang dilakukan oleh beberapa orang yang

dipilih (3-6 orang) denga arahan seorang moderator, dihadapan sekelompok orang

pendengar/peserta didik.

4. Brain Storming

Merupakan suatu kegiatan bersama untuk memecahkan suatu masalah.

Tujuannya adalah

a. Untuk merangsang timbulnya pendapat dan mengumpulkan

pendapat/saran untuk memecahkan masalah sehingga sedikit

mungkin adanya pengaruh subjektif untuk memecahkan masalah

tersebut.

b. Untuk mengembangkan ketrampilan dalam memecahkan

masalah dengan lebih kreatif.

Page 15: BAB 1.2,3 - Copy

15

5. Diskusi Kelompok

Merupakan suatu bentuk diskusi yang membicarakan suatu topic tertentu

dengan tujuan untuk merumuskan kepentingan bersama. Peserta diskusi sebaiknya

antara 6-20 orang. Metode ini sangat baik untuk merumuskan/memecahkan maslah.

6. Role Playing

Merupakan suatu permainan tentang keadaan atau kejadian yang dilakukan

oleh anggota-anggota yang sedang mengalami proses belajar. Bentuknya seperti

sandiwara, tetapi tidak dipentaskan dan hanya sasaran pendidikan yang tahu

mengenai materi yang dibawakannya.

7. Loka Karya

Merupakan suatu pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan

bertanggung jawab dengan melibatkan para pakar yang dapat membantu mereka

guna membicarakan/membahas masalah/materi ajaran yang dirasakan sulit untuk

dipecahkan sendiri.

8. Seminar

Merupakan suatu studi khusus yang biasanya diikuti 5-30 orang dan

dipimpin oleh seorang ahli di bidangnya. Seminar ini mempunyai ciri-ciri yaitu :

a. Memberikan kesempatan diskusi antar anggota pesertanya

b. Merangsang peran serta anggota seminar.

9. Symposium

Merupakan suatu rangkaian ceramah yang diberikan oleh 2-3 orang, dengan

topic yang berlainan tetapi saling berkaitan satu sama lain.

10. Field Training

Merupakan suatu kunjungan pada situasi hidup yang sebenarnya, dimana

peserta didik dilatih bekerja dengan bantuan supervisor.

11. System Modul

Page 16: BAB 1.2,3 - Copy

16

Merupakan bahan atau materi ajaran yang diberikan dalam bentuk instruksi-

instruksi secara teratur berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

12. Field Trip

Merupakan suatu kunjungan ke lapangan/kelompok masyarakat untuk

memperoleh penjelasan, pengalaman, serta melakukan observasi secara langsung.

Kemudian peserta mengadakan analisisi dan interpretasi terhadap apa yang dilihat

dan dilakukan.

13. Buzz Group

Merupakan suatu kelompok yang terdiri dari 3-6 orang untuk mendiskusikan

suatu topic yang telah ditentukan/suatu masalah yang diberikan dengan waktu yang

singkat 5-10 menit.

14. Forum

Merupakan suatu diskusi terbimbing dan melibatkan manusia sumber

(resource person), membiarkan atau mendiskusikan masalah-masalah actual. Peserta

berkisar 25 orang.

15. Konferensi

Merupakan suatu pertemuan resmi antara ahli-ahli dari suatu instansi,

dengan tujuan mencoba bersepakat mengenai hal-hal yang penting dan khusus.

16. Proyek

Merupakan suatu pemecahan masalah yang actual dan dituangkan dalam bentuk

suatu proyek.1,2

2.2.10 teknik penyampaian pesan

a) Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.

b) Tunjukkan perhatian, bahwa hal yang akan dibicarakan/diragakan itu adalah

penting.

c) Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar, agar mereka tidak kehilangan

control dari pihak pendidik.

d) Nada suara hendaknya ditukar-tukar agar pendengar tidak bosandan tidak

mengantuk.

Page 17: BAB 1.2,3 - Copy

17

e) Ikut sertakan para peserta/pendengar , beri kesempatan untuk memegang atau

mencoba alat-alat tersebut.

f) Bila perlu berikan selingan humor, guna menghidupkan suasana dan

sebagainya.5

Page 18: BAB 1.2,3 - Copy

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Neville, Damm, Allen . Oral and Maxillofacial Pathology, 3rd

edition. Elsevier.

Saunders. 2009