18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat 1.5 Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORI BAB III PEMBAHASAN BAB IV PENUTUP Metoda Simulasi | 1

bab 1.docx kmb

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mmmm

Citation preview

Page 1: bab 1.docx kmb

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

Metoda Simulasi | 1

Page 2: bab 1.docx kmb

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dasar penyakit

2.1.1 Pengertian uretrostisisis

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh

penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra

ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter

atau sistoskop.

2.1.2 Etiologi

Bakteri (Eschericia coli)

Jamur dan virus

Infeksi ginjal

Prostat hipertropi (urine sisa)

2.1.3 Tanda dan gejala

Uretro Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :

Disuria (nyeri waktu berkemih)

Peningkatan frekuensi berkemih

Perasaan ingin berkemih

Adanya sel-sel darah putih dalam urin

Nyeri punggung bawah atau suprapubic

Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

2.1.4 Patofisiologi

Sistitis merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita

biasanya berupa sistitis akut karena jarak uretra ke vagina pendek (anatomi), kelainan

periuretral, rektum (kontaminasi) feses, efek mekanik coitus, serta infeksi kambuhan

organisme gram negatif dari saluran vagina, defek terhadap mukosa uretra, vagina,

dan genital eksterna memungkinkan organisme masuk ke vesika perkemihan. Infeksi

terjadi mendadak akibat flora (E. coli) pada tubuh pasien. Pada laki-laki abnormal,

sumbatan menyebabkan striktur uretra dan hiperplasi prostatik (penyebab yang palin

Metoda Simulasi | 2

Page 3: bab 1.docx kmb

sering terjadi). Infeksi saluran kemih atas penyebab penyakit infeksi kandung kemih

kambuhan.

2.1.5 Pemeriksaan diagnostik

1. Urinalisis

1) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih

2) Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

2. Bakteriologis

1) Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102 – 103

organisme koliform/mL urin plus piuria.

2) Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji

carik.

2.1.6 Komplikasi

1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal

2. Gagal ginjal

3. Sepsis

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

a. Pengumpulan data

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi kasus kesehatan

klien. Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem perkemihan akibat

Uretrocystitis meliputi :

1) Identitas klien

Meliputi nama, umur, agama, suku bangsa, jenis kelamin,

pendidikan pekerjaan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk,

tanggal pengkajian, No. Medrec, dan diagnosa medis.

Metoda Simulasi | 3

Page 4: bab 1.docx kmb

2) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,

alamat, dan hubungan dengan klien.

3) Riwayat Kesehatan

a) Keluhan Utama

Merupakan keluhan yang diungkapkan oleh klien. Keluhan yang

mungkin muncul pada klien ISK diantaranya Keluhan yang biasa

dirasakan klien dengan Uretrocystitis adalah Demam, Menggigil,

Nyeripangguldanpinggang, Nyeriketikaberkemih, Malaise, Pusing.

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

Merupakan informasi mengenai hal-hal yang menyebabkan

masalah kesehatan yang berkaitan dengan keluhan utama.

Pengembangan dari keluhan utama yang dirasakan pasien ke dalam

P, Q, R, S dan T yaitu:

a. P : Paliatif dan Provocative

Segala sesuatu yang memperberat (Provocative) dan

memperingan keluhan (paliatif). Contoh : Nyeri bertambah

apabila berkemih, dan berkurang ketika selesai berkemih.

b. Q : Qualitas atau Quantitative

Bagaimana klienmerasakan keluhan tersebut, seberapa sering

keluhan tersebut dirasakan. Contoh : Nyeri dirasakan seperti

diiris-iris.

c. R : Region atau Radiasi

Daerah yang terkena serta apakah terjadi penyebaran. Contoh:

Nyeri dirasakan pada bagian genitalia dan menyebar ke daerah

panggul dan pinggang.

d. S : SeverityatauScale

Apakah dengan adanya keluhan tersebut mengganggu aktifitas

yang lain. Contoh: Klien mengatakan akibat keluhanya tersebut,

aktifitas klien terganggu. Skala nyeri 3 dari (0-5).

e. T : Timing

Metoda Simulasi | 4

Page 5: bab 1.docx kmb

Kapan terjadinya nyeri apakah terus-menerus, atau hilang

timbul, dan sejak kapan keluhan dirasakan. Contoh: Nyeri

dirasakan pada saat berkemih.

c) Riwayat kesehatan terdahulu

Riwayat penyakit yang pernah dialami dan riwayat alergi, misalnya

apakah pasien pernah menderita penyakit terutama Uretrocystitis

sebelumnya dan apakah menderita penyakit saluran perkemihan.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga yang terdapat pada keluarga meliputi

apakah keluarga klien ada yag memiliki penyakit yang sama

dengan klien, penyakit keturunan dari keluarga.

4) Keadaan Lingkungan Tempat Tinggal

Keadaan lingkungan tempat tinggal adalah keadaan tempat atau

lingkungan dimana klien tinggal atau melakukan aktifitas sehari-

harinya, baik itu bentuk rumah, ventilasi, penerangan, sanitasi

lingkungan.

5) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

(a) Makan

Kaji jenis makanan, frekuensi, porsi, nafsu makan, makanan

pantangan dan cara makan.

(b) Minum

Kaji jenis minuman yang biasa diminum, frekuensi, jumlah

kesulitan, cara minum, pemasangan infus dan catat juga intake.

b) Eliminasi

(a) BAK ( Buang Air Kecil )

Kaji frekuensi BAK, warna, penggunaankateter, adanya bau

dan atau darah, jumlah urine out put, adanya inkontinensia,

adanya kesulitan dan cara melakukan. Perhatikan jumlah

keluaran urine klien, karena biasanya klien dengan

Uretrocystitis sangat sering berkemih dengan adanya rasa

Metoda Simulasi | 5

Page 6: bab 1.docx kmb

nyeris ehingga klien sangat terganggu dengan pola eliminasi

urine khususnya.

(b) BAB (Bung Air Besar)

Kaji frekuensi BAB, warna, adanya bau, darah, lender,

konsistensi, kesulitan, dan penggunaan pencahar dan cara

melakukan.

2.2.2 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan sistem tubuh secara menyeluruh

dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

1) Sistem Pencernaan

Yang harus dikaji dalam sistem ini adalah segala sesuatu yang

berkaitan dengn sistem pencernaan, diantaranya perlu dikaji berat

badan klien, tanyakan juga berat badan sebelum sakit dan saat sakit

apakah ada perubahan yang mencolok atau tidak serta ukur lingkar

perut klien, tanda-tanda kekurangan nutrisi, seperti rambut rontok,

kusam dan rapuh, kojungtiva anemis atau normal. Kaji juga bising

usus, palpasi hati, empedu, limpe, apendik, pankreas dan perkusi

daerah abdomen.

2) Sistem Persarafan

Pada sistem persarafan perlu dikaji :

a) Fungsi cerebral, diantaranya tingkat kesdaran dengan mengunakan

GCS, perilaku dan penampilan klien, intelektual klien yaitu

orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu. Tingkat

konsentrasi dan kalkulasi, proses fikir dan fungsi sensoris.

b) Fungsi cerebelum, diantaranya tes koordinasi, tes keseimbangan

yang dapat dilakuka dengan stepping test atau test Romberg.

c) Fungsi saraf cranial, yaitu Nervus 1 (Olfaktorius), Nervus II

(Optikus), Nervus III (Okulootorius), Nervus IV (Trokhlearis),

Nervus V (Trigeminus), Nervus VI (Abdusen), Nervus VII

(Fasalis), Nervus VIII ( Vestibula-Kokhlearis), Nervus IX

(Glosofaringeus), Nervus X (Vagus), Nervus XI (Aksesorius),

Nervus XII (Hipoglosus).

Metoda Simulasi | 6

Page 7: bab 1.docx kmb

d) Fungsi sensibilitas permukaan atau superficial, terhadap rasa raba

halus dan nyeri.

e) Fungsi motorik.

f) Fungsi refleks, diantaranya reflek tendon, reflek permukaan atau

superfisial, kalau diperluan refleks patologis.

3) Sistem Pernafasan

Kaji kesimetrisan hidung, jenis pernapasan klien, pengembangan paru,

frekuensi nafas, getaran parukiri dan kanan simetris atau tidak, bunyi

nafas klien pada area trakhea dan bronchus, broncheolus serta

alveolus, perkusi area paru, adanya kesulitan nafas atau tidak. Pada

klien Typhus abdominalis biasanya ditemukan tanda gejala pada

sistem pernapasan. Misalnya, nafascepatdandangkal.

4) Sistem Kardiovaskuler

Kaji adanya vaskularisasi perifer, diantaranya cafillary refil time,

adanya edema atau tidak, adanya peningkatan JVP atau tidak,

frekuensi nadi, tekanan darah, bunyi jantung, perkusi seluruh area

jantung.

5) Sistem Perkemihan

Pada sistem ini perlu dikaji frekuensi buang air kecil, jumlah urine

output, periksa area costovertebra angel dengan cara palpasi apakah

ada keluhan nyeri atau tidak, periksa bunyi bruit pada 3 arteri yaitu

arteri renalis, kiri dan kanan, arteri femoralis kiri dan kanan. Perkusi

area CVA apakah terdapat nyeri atau tidak. Pada Pemeriksaan fisik

sistem perkemihan pada penderita Typhus abdominalis biasanya

terjadi penurunan jumlah urine jika telah bedrest sangat lama, tapi ini

baru merupakan resiko atau dampak lebih lanjut dari proses

penyembuhan yang sangat lama. Pada pasien retrocystitis akan merasa

selalu ingin berkemih dan pada saat berkemih klien merasa sakit.

6) Sistem Integumen

Kaji keadaan klien apakah pucat, sianosis, pigmentasi kulit, adanya

luka, tekstur kulit, kelembaban, suhu, turgor kulit. Pada penderita

Uretrocystitis biasanya ditemukannya erupsi kulit, turgor kulit jelek

karena kekurangan cairan dalam tubuh akibat terlalu banyak berkemih.

7) Sistem Muskuloskeletal

Metoda Simulasi | 7

Page 8: bab 1.docx kmb

Kaji adanya atrofi otot, deformitas, kekuatan otot, grakan sendi (fleksi,

akstensi, adduksi, rotasi, pronasi, supinasi, dan tonus otot).

8) Sistem Endokrin

Pada pemeriksaan fisik sistem endokrin pada klien Uretrocystitis

biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas berhubungan dengan

adanya penyakit Uretrocystitis.

9) Sistem Reproduksi

Kaji kebersihan dari organ reproduksi, adanya keputihan, adanya lecet

pada perineum.

2.2.3 Aspek Psikologis, Sosial, Spiritual, dan pengetahuan

1) Aspek Psikologis

Pada klien dengan Uretrocystitis dapat terjadi gangguan rasa aman cemas

karena ketidaktahuan tentang penyakitnya dan akibat timbulnya dampak

dari keadaannya tersebut. Klien biasanya cemas apakah dirinya akan

sembuh atau tidak.

2) Konsep diri

a) Body Image

Kaji sikap dan perasaan klien terhadap perubahan yang terjadi pada

dirinya. Pada klien dengan Uretrocystitis biasanya ada perubahan body

image, karena jika sukar sembuh klien akan merasa malu, penurunan

berat badan juga dapat mengakibatkan klien merasa malu.

b) Peran Diri

Kaji kesadaran klien mengenai jenis kelaminnya dan perannya dalam

kehidupan sehari-hari. Biasanya akibat penyakit yang dideritanya

terjadi gangguan pada peran diri klien. Misalnya akibat sakitnya klien

tidak dapat bekerja sehingga peran klien sebagai ibu rumah tangga atau

kepala keluarga terganggu.

c) Harga Diri

Kaji penilaian pribadi klien terhadap hasil yang dicapai dan seberapa

jauh perilaku klien dalam memenuhi ideal diri.

3) Aspek Sosial

Kaji kemampuan klien untuk bersosialisasi baik dengan keluarga, tim

kesehatan, klien dan lingkungannya serta dukungan terhadap klien di

Metoda Simulasi | 8

Page 9: bab 1.docx kmb

rumah dan rumah sakit. Kaji juga kemampuan komunikasi klien. Kaji

apakah dengan adanya dampak dari penyakit Uretrocystitis mengakibatkan

klien tidak mau berhubungan dengan orang lain atau cenderung menarik

diri.

4) Aspek Spiritual

Kaji keyakinan dan kepercayaan terhadap kesembuhannya, kaji apakah

dengan adanya penyakit Uretrocystitis klien mengalami kesulitan dalam

beribadah, kaji apakah klien sering berdoa dan adanya distress spiritual.

5) Aspek Pengetahuan

Mengkaji klien dan keluarga terutama tentang konsep penyakit,

penatalaksanaan (seperti pemberian obat, diet, dan latihan) diperlukan

untuk menilai kemmpuan perawatan di rumah.

2.2.4 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan inflamasi

dan infeksi uretra,

kandung kemih

dan sruktur traktus

urinarius lain.

Nyeri

berkurang/hilan

g pada saat dan

selesai berkemih

1. Pantau

perubahan

warna urin,

pantau pola

berkemih,

masukan dan

keluaran setiap

8 jam dan

pantau hasil

urinalisis ulang.

1. Untuk mengidentifikasi

indikasi kemajuan atau

penyimpangan dari hasil

yang diharapkan.

2. Catat lokasi,

lamanya, dan

intensitas nyeri.

2. Membantu

mengevaluasi tempat

obstruksi dan penyebab

nyeri.

3. Berikan 3. Meningkatkan relaksasi,

Metoda Simulasi | 9

Page 10: bab 1.docx kmb

tindakan

nyaman, seperti

pijatan.

menurunkan tegangan otot.

4. Berikan

perawatan

perineal.

4. Untuk mencegah

kontaminasi uretra

5. Jika dipasang

kateter,

perawatan

kateter 2 kali

per hari.

5. Kateter memberikan jalan

bakteri untuk memasuki

kandung kemih dan naik

kesaluran perkemihan.

2. Perubahan pola

eliminasi

berhubungan

dengan obstruksi

mekanik pada

kandung kemih

ataupun struktur

traktus urinarius

lain.

Pola eliminasi

membaik, tidak

terjadi tanda-

tanda gangguan

berkemih

(urgensi, oliguri,

disuria)

1.Observasi Awasi

pemasukan dan

pengeluaran

karakteristik urin.

1.Memberikan informasi

tentang fungsi ginjal dan

adanya komplikasi

2.Dorong

meningkatkan

pemasukan cairan

2.Peningkatan hidrasi membilas

bakteri.

3.Kaji keluhan

pada kandung

kemih.

3.Retensi urin dapat terjadi

menyebabkan distensi jaringan

(kandung kemih/ ginjal

4.Observasi

perubahan tingkat

kesadaran

4.Akumulasi sisa uremik dan

ketidakseimbangan elektrolit

dapat menjadi toksik pada

susunan saraf pusat

Metoda Simulasi | 10

Page 11: bab 1.docx kmb

5. kolaborasi

Lakukan tindakan

untuk memelihara

asam urin:

tingkatkan

masukan sari buah

berri dan berikan

obat-obat untuk

meningkatkan

asam urin.

5. urin menghalangi

tumbuhnya kuman.

Peningkatanmasukan sari

buah dapat berpengaruh

dalam pengobatan infeksi

saluran kemih.

3. Kurangnya

pengetahuan

tentang kondisi,

prognosis, dan

kebutuhan

pengobatan

berhubungan

dengan kurangnya

sumber informasi

Akan mengerti

tentang kondisi,

pemeriksaan

diagnostik,

rencana

pengobatan, dan

tindakan

perawatan diri

preventif.

1. 1. Berikan waktu

kepada pasien

untuk

menanyakan apa

yang tidak di

ketahui tentang

penyakitnya

1.1. Mengetahui sejauh mana

ketidaktahuan pasien tentang

penyakitnya.

2. 2. Berikan

informasi tentang:

sumber infeksi,

tindakan untuk

mencegah

penyebaran,

jelaskan

pemberian

antibiotik,

pemeriksaan

diagnostik:

tujuan, gambaran

singkat, persiapan

2.2. Memberikan pengetahuan

dasar dimana pasien dapat

membuat pilihan

beradasarkan informasi.

Metoda Simulasi | 11

Page 12: bab 1.docx kmb

yang dibutuhkan

sebelum

pemeriksaan,

perawatan

sesudah

pemeriksaan.

3. Berikan

kesempatan

kepada pasien

untuk

mengekspresikan

perasaan dan

masalah tentang

cara pengobatan.

3.

3. Untuk mendeteksi isyarat

indikatif kemungkinan

ketidakpatuhan dan

membantu mengembangkan

penerimaan rencana

terapeutik.

4.

BAB III

PENUTUP

Metoda Simulasi | 12