14

Click here to load reader

BAB I1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB ILATAR BELAKANGA. Latar BelakangPengeringan adalah suatu cara untuk menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan dengan cara penyerapannya menggunakan energy panas. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas tertentu dimana mikroba tidak dapat tumbuh bagi pada bahan pangan tersebut.Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih tahan lama disimpan dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan penyimpanan.Disamping keuntungan ada juga kerugiannya yaitu karena sifat asal bahan yang dikeringkan sering kali berubah misalnya bentuk dan kenampakannya, sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dll.Ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah rusak akibat kadar airyang sangat tinggi, pH netral, tekstur lunak, dan kandungan gizi tinggi sehingga menjadi medium yang sangat baik untuk pertumbuhan jasad renik, terutamabakteri. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan tradisional di Indonesia meliputi pengasinan,pemindangan, pembuatan peda, terasi, dan petis. Pembuatan ikan asin merupakanpengawetan yang paling sederhana dengan biaya yang murah (Anonymous, 2003). Salah satu metode pengawetan ikan yaitu dengan cara metodepenggaraman yang dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu penggaraman kering (Dry Salting), penggraman basah (Wet Salting) dan Kench Salting. Penggaraman adalah suatu proses pengolahan ikan dengan cara memberikan garam sehingga ikan mempunyai kandungan garam sangat tinggi (NaCl yangjenuh pada fase masih mengandung air) yang kemudian dikeringkan. Carapengolahan tersebut telah lama dilakukan untuk beraneka ragam spesies ikan. B. TujuanKita mampu terampil dalam mengolah dan mengawetkan bahan pangan melalui metode pengeringan.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Ikan1. PengertianIkan adalah salah satu hasil komoditi yang sangat potensial, karena keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, suku, dan agama. Tubuh ikan mengandung protein dan air yang cukup tinggi serta mempunyai pH tubuh yang mendekati netral sehingga bias dijadikan medium yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme pembusuk, karena kondisi ikan termasuk komoditi yang mudah rusak(Rahardi et al., 1995). Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya.Ikan juga dapat di definisikan sebagai salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsimasyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalamiproses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat2. Ciri Ikan2.1 Ciri ikan yang masih segara. Daging kenyal,b. Mata jernih menonjol,c. Sisik kuat dan mengkilat,d. Sirip kuat,e. Warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;f. Insang berwarna merah;g. Dinding perut kuat;h. Bau ikan segar.

2.2 Ciri ikan yang sudah busuka. Mata suram dan tenggelam;b. Sisik suram dan mudah lepas;c. Warna kulit suram dengan lendir tebal;d. Insang berwarna kelabu dengan lendir tebale. Dinding perut lembek;f. Warna keseluruhan suram dan berbau busuk

3. Komposisi Zat Gizi IkanIkan mempunyai nilai protein tinggi dan kandungan lemak yang rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. Komponen gizi ikan segar disajikan pada table 1. dibawah ini.

Tabel 1. Komposisi Ikan Segar per 100 gram BahanKomponenKadar (%)

Kandungan air76,00

Protein17,00

Lemak 4,50

Vitamin dan mineral2,52 4,50

Rahardi et al., 1995B. Tinjauan Umum Tentang Ikan Asin1. PengertianIkan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktuberbulan bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat (Hasyim, 2006).

2. Komposisi Zat Gizi Ikan Asin Tabel 2. Komposisi Gizi IkanKomponenIkan Asin

Protein42,00

Lemak1,50

Fosfor0,30

Besi0,002

Vitamin B10,15 mg

Sumber : Direktorat Gizi (1981).

3. Teknik Pembuatan Ikan AsinIkan asin adalah makanan awetan yang diolah dengan cara penggaraman dan pengeringan. Terdapat 3 cara pembuatan ikan asin, antara lain :a. Penggaraman kering dengan pengeringan, b. Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) denganpengeringanc. Penggaraman yang dikombinasikan dengan peragian (pembuatan ikan peda).

Proses pengolahan dan pengawetan ikan bertujuan untukmempertahankan mutu dan kesegaran ikan selama mungkin dengan cara menghambat atau menghentikan sama sekali penyebab pembusukan (kemunduran mutu) maupun penyebab kerusakan ikan (misalnya aktifitas enzim, mikroorganisme, atau oksidasi oksigen) agar ikan tetap baik sampai di tangan konsumen (Hadiwiyoto, 1993).Proses penggaraman pada pengolahan ikan secara tradisional, mengakibatkan hilangnya protein ikan yang dapat mencapai 5%, tergantung pada kadar garam dan lama penggaraman (Opstvedt, 1998).

C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Proses PenggaramanMenurut Moeljanto (1992) beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatanpenetrasi garam ke dalam tubuh ikan, selain tingkat kemurnian garam yang digunakan, yaitu sebagai berikut :1. Kadar lemak ikan Kadar lemakyang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat penetrasi garam kedalam daging ikan.2. Ketebalan daging ikan Semakin tebal daging ikan semakin lambat proses penetrasi garam dan semakinbanyak pula jumlah garam yang diperlukan. Sehingga ikan - ikan besar biasanya dibelah belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.3. Kesegaran ikan Pada ikan yang memiliki kesegaran rendah, proses penetrasi garamberlangsung lebih cepat karena ikan dengan tingkat kesegaran rendah mempunyai tubuh yang relatif lunak, cairan tubuh tidak terikat dengan kuat dan mudah terisap oleh larutan garam yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi. Apabila ikan kurang segar, produk ikan asin yang dihasilkan akan terlalu asin dan kaku.4. Temperatur ikan Semakin tinggi temperatur tubuh ikan maka semakin cepat pula prosespenetrasi garam ke dalam tubuh ikan tersebut. Oleh karena itu, sebelum dilakukan proses penggaraman sebaiknya ikan ditangani lebih dahulu denganbaik agar sebagian besar bakteri yang dikandung dapat dihilangkan. 5. Jenis garam Garam dapurmurni (NaCl95%) lebih mudah diserap dan menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung unsure - unsurlain (Mg, Ca, dan senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain - lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak rasa ikan.

6. Kehalusan kristal garam Garam yang halus akan lebih cepat larut dan meresap kedalam tubuh ikan. Tetapi penyerapan yang terlalu cepat akan mengakibatkan permukaan daging. Cepat mengeras (Salt burn) dan ini akan menghambat keluarnya kandungan airdari bagian dalam tubuh ikan.7. Konsentrasi larutan garam Semakin tinggi perbedaan konsentrasi antara garam dengan cairan yang terdapat dalam tubuh ikan, semakin cepat proses penetrasi garam ke dalam tubuh ikan. Selain itu, proses penetrasi garam akan menjadi lebih cepat lagi apabila digunakan garam kristal. Semakin tinggi konsentrasi garam makasemakin tinggi daya awet ikan tersebut akan tetapi ikan menjadi semakin asindan kurang disukai

D. Kerusakan IkanMenurut Afrianto dan Liviawaty (1994), kerusakan yang sering terjadipada ikan asin adalah kerusakan mikrobiologis. Kerusakan pada ikan asin dapat ditimbulkan oleh bakteri halofilik yang mampu mengubah tekstur maupun rupa. Bakteri halofilik dapat tumbuh pada ikan asin dengan nilai aktifitas air 0,75. Penggunaan peralatan dan air yang bersih saat proses pengolahan adalah merupakan metode yang efektif untuk mengurangi kontaminasi bakteri halofilik. Selain disebabkan oleh bakteri ini, kerusakan mikrobiologis pada ikan asin juga dapat disebabkan oleh jamur ragi dan beberapa serangga dalam bentuk larva. Jamur Sporendonemia epizoum sering tumbuh pada ikan asin yang mengakibatkanbercak - bercak pada permukaan daging. Meskipun tidak semua jamur berbahayabagi kesehatan, kerusakan yang ditimbulkan dapat menurunkan penerimaan konsumen. Menurut Doe dan Olley (1990), kerusakan pada produk ikan asin secara keseluruhan dikategorikan menjadi lima, yaitu :1. Kerusakan Fisik2. Kerusakan autolitik3. Kerusakan kimia4. Kerusakan mikrobiolog5. Kerusakan akibat seranggaBAB IIIPERCOBAANA. Alat Dan Bahan1. Alat Pisau Baskom Talenan Timbangan Talang2. Bahan Ikan layang yang sudah dibersihkan 500 gr Garam 50 % dari berat bahan 250 gr

B. Prosedur Kerja1. Pengeringan kering Bersihkan ikan hingga bersih Ikan dibelah menjadi dua bagian, kemudian dicuci lagi hingga bersih Setelah ikan bersih taburi garam sebanyak 350 gr Letakan ikan secara bertumpuk pada wadah Peram selama sehari semalam Setelah itu, kemudian cuci kembali ikan yang habis diperam hingga bersih Lalu jemur ikan hingga kering dibawah sinar matahari / keringkan dengan menggunakan tungku, jika cuaca tidak mendukung.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil1. Deskripsi Pengolahana. Bersihkan ikan hingga bersih b. Ikan dibelah menjadi dua bagian, kemudian dicuci lagi hingga bersih c. Setelah ikan bersih taburi garam sebanyak 350 gr

d. Letakan ikan secara bertumpuk pada wadah

e. Peram selama sehari semalam

f. Setelah itu, kemudian cuci kembali ikan yang habis diperam hingga bersihg. Lalu jemur ikan hingga kering dibawah sinar matahari / keringkan dengan menggunakan tungku, jika cuaca tidak mendukung.h. Hasil

2. Hasil Uji OrganoleptikUji OrganoleptikHasil Pengamatan

RasaAsin

TeksturAgak keras

AromaAroma khas ikan asin

WarnaCoklat

B. Pembahasan1. Deskripsi Pengolahana. Pencucian dan Pembuangan bagian yang tidak digunakanPencucian dan pembuangan bagian yang tidak digunakan bertujuan untuk menghilangkan sebagian besar bakteri pembusuk dan membersihkan ikan dari kotoran ikan. Kotoran ikan meliputi : sisik, insang dan isi perut ikan. b. Pembelahan ikan dan Pencucian KembaliPembelahan ikan bertujuan agar saat pemberian garam, penyerapan garam di dalam ikan lebih cepat, wakunya tidak lama dan ikan cepat kering.c. Pemberian garamPemberian garam bertujuan untuk memberi rasa asin pada ikan dan juga mempunyai daya simpan yang tinggi karena garam dapatberfungsi menghambat atau menghentikan sama sekali reaksi autolisis dan membunuh bakteri yang terdapat di dalam tubuh ikan. Garam menyerap cairan tubuh ikan sehingga proses metabolisme bakteri terganggu karena kekurangan cairan bahkan akhirnya mematikan bakteri.d. Pemeramane. Pencucian kembalif. Penjemuran atau pengeringan

2. Uji Organoleptik