25
40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan secara matang dan terorganisir agar semua aspek pengeluaran biaya fiskal dapat ditekan tanpa harus melanggar peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku. Perbedaan laba komersial dan laba fiskal disebabkan karena adanya perbedaan dalam perlakuan akuntansi dan perlakuan perpajakan dalam pengakuan beban dan pendapatan. Dalam Laporan Keuangan Komersial, semua pengeluaran perusahaan dalam operasinya dapat dijadikan beban. Namun sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Indonesia, tidak semua beban komersial tersebut dapat dijadikan beban fiskal. Hal inilah yang menyebabkan Perusahaan PI harus melakukan manajemen pajak yang terbaik dan efektif untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Selain itu, pelaksanaan manajemen pajak yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat mengefisienkan penggunaan dana perusahaan. Dimana beban-beban fiskal yang mungkin untuk diminimalkan dapat dialihkan untuk pembayaran beban-beban lain yang lebih bermanfaat bagi perusahaan. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi pada Perusahaan PI, penulis akan menguraikan kegiatan yang dilakukan perusahaan. Mengacu pada teori yang telah diuraikan pada Bab II, penulis akan mencoba meninjau pelaksanaan kewajiban Pajak Penghasilan pada Perusahaan

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

  • Upload
    lydang

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

40

BAB. 1V

MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu,

manajemen pajak harus dilakukan secara matang dan terorganisir agar semua aspek

pengeluaran biaya fiskal dapat ditekan tanpa harus melanggar peraturan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku. Perbedaan laba komersial dan laba fiskal

disebabkan karena adanya perbedaan dalam perlakuan akuntansi dan perlakuan

perpajakan dalam pengakuan beban dan pendapatan. Dalam Laporan Keuangan

Komersial, semua pengeluaran perusahaan dalam operasinya dapat dijadikan beban.

Namun sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di

Indonesia, tidak semua beban komersial tersebut dapat dijadikan beban fiskal. Hal

inilah yang menyebabkan Perusahaan PI harus melakukan manajemen pajak yang

terbaik dan efektif untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. Selain itu,

pelaksanaan manajemen pajak yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat

mengefisienkan penggunaan dana perusahaan. Dimana beban-beban fiskal yang

mungkin untuk diminimalkan dapat dialihkan untuk pembayaran beban-beban lain

yang lebih bermanfaat bagi perusahaan.

Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

meningkatkan efisiensi pada Perusahaan PI, penulis akan menguraikan kegiatan yang

dilakukan perusahaan. Mengacu pada teori yang telah diuraikan pada Bab II, penulis

akan mencoba meninjau pelaksanaan kewajiban Pajak Penghasilan pada Perusahaan

Page 2: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

41

PI. Agar mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai gambaran perusahaan, maka

berikut ini penulis akan menyajikan evaluasi atas Laporan Keuangan Perusahaan PI

per 31 Desember 2006.

IV. 1. Evaluasi Penghitungan Pendapatan

Evaluasi pajak ini dimaksudkan agar transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi dapat disesuaikan dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Sehingga

rekonsiliasi yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan antara akuntansi

komersial dan akuntansi fiskal dapat dilakkukan sepenuhnya dengan

berkesinambungan.

Pada Perusahaan PI penghasilan berasal dari Pendapatan Barang Cetakan.

Berdasarkan Akun Pendapatan Barang Cetakan ini, evaluasi penghitungan atas

Pendapatan diuraikan sebagai berikut:

a. Penjualan

Penjualan Barang Cetakan merupakan kegiatan utama perusahaan dalam

memperoleh penghasilan, yang bergerak di bidang jasa dan manufaktur

percetakan. Penjualan dilakukan di Jakarta. Pendapatan Perusahaan PI dari

penjualan barang cetakan pada tahun 2006 adalah sebesar

Rp4.084.543.687

Pendapatan dari penjualan diakui secara akrual. Metode akrual adalah

metode pengakuan di saat uang sudah benar-benar diterima oleh

perusahaan. Jadi suatu transaksi dicatat sebagai penghasilan dalam laporan

keuangan pada saat uang kas diterima oleh perusahaan. Perlakuan ini

Page 3: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

42

dilakukan adalah dengan tujuan agar ada kesamaan antara pelaporan

akuntansi komersial dan akuntansi fiskal sehingga koreksi fiskal dapat

diminimalkan.

b. Pendapatan Lain-Lain

Total Pendapatan Lain-Lain sebesar Rp1.200.778. Pendapatan Lain-Lain

merupakan akun menampung kegiatan yang bukan merupakan bagian dari

kegiatan usaha perusahaan, yaitu dalam hal ini adalah pendapatan dari

Jasa Giro.

IV. 2. Evaluasi Atas Penghitungan Harga Pokok Penjualan

Dalam menjalankan kegiatan operasinya, Perusahaan PI tidak menerapkan

adanya persediaan. Barang-barang kebutuhan cetak baru dibeli pada saat ada pesanan.

Jadi, dalam Laporan Keuangan Perusahaan PI tidak terdapat pencatatan dan penilaian

persediaan.

Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan PI tercatat senilai Rp2.845.421.508

dan karena tidak adanya sistem persediaan pada Perusahaaan PI, tidak ada yang perlu

dikoreksi dalam hal Laporan Keuangan Fiskal.

IV. 3. Evaluasi Penghitungan Atas Biaya

Perusahaan PI adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, maka

dalam pembukuan transaksi beban, terdapat Harga Pokok Penjualan dan Biaya

Umum dan Operasional. Pengeluaran-pengeluaran tersebut merupakan pengurang

bagi Penghasilan Bruto sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Page 4: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

43

Penerapan pajak pada Perusahaan PI atas semua transaksi bebannya adalah

dengan menggunakan metode akrual dan pembandingan pendapatan terhadap beban..

Namun, karena adanya perbedaan perlakuan antara akuntansi komersial dengan

akuntansi fiskal menyebabkan perlu adanya rekonsiliasi atas semua transaksi

bebannya agar sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.

Penerapan atas transaksi biaya berdasarkan pada metode dan pengakuan beban,

peraturan perpajakan yang berlaku, serta bukti fisik yang mendukung transaksi

pengeluaran beban tersebut.

Biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi dalam

dua golongan, yaitu biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan

biaya yang mempunyai masa manfaat yang tidak lebih dari satu tahun. Biaya yang

mempunyai masa manfaat yang lebih dari satu tahun, pembebanannya dilakukan

melalui penyusutan atau melalui amortisasi. Beban yang mempunyai masa manfaat

tidak lebih dari satu tahun adalah biaya yang terjadi selama tahun yang bersangkutan

seperti biaya gaji, biaya administrasi bank dan bunga.

Selama tahun 2006, Perusahaan PI melakukan pencatatan atas Biaya Umum dan

Operasional yang merupakan kelompok untuk mencatat pengeluaran-pengeluaran

Perusahaan PI yang terjadi selama satu periode pembukuan dan terkait langsung

dengan kegiatan operasi perusahaan. Metode yang digunakan dalam pengakuan biaya

adalah metode akrual. Kelompok Biaya Umum dan Operasional yang terdapat pada

Perusahaan PI, diklasifikasikan dalam akun-akun, yaitu:

Page 5: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

44

1. Biaya Marketing

Biaya Marketing sebesar Rp. 153.133.700 merupakan akun untuk mencatat

kegiatan-kegiatan perusahaan dalam rangka memperkenalkan jasanya kepada

masyarakat melalui media, terutama media cetak. Media cetak yang dimaksud

adalah spanduk dan banner. Selain itu, biaya marketing juga termasuk biaya

untuk mencetak spanduk dan banner tersebut, yang diproduksi sendiri oleh

perusahaan. Spanduk dan banner ini digunakan untuk memperkenalkan jasa

Perusahaan PI yang diletakkan di depan gedung kantor. Oleh karena Biaya

Marketing adalah berhubungan dengan usaha perusahaan dalam memelihara

dan mendapatkan penghasilan, selain itu biaya ini telah dilengkapi bukti-bukti

yang cukup dan wajar, maka biaya ini tidak perlu dikoreksi.

2. Biaya Transport

Biaya Transport sebesar Rp96.109.090 adalah untuk mencatat pengeluaran

perusahaan dalam hal tunjangan. Biaya Transport diberikan dalam bentuk

penggantian biaya iuran tol, dan penggantian biaya isi ulang bahan bakar

kendaraan operasional perusahaan yang dipakai karyawan. Biaya ini tidak

termasuk dalam biaya gaji karena tidak diberikan dalam rangka tunjangan bagi

karyawan, tetapi biaya yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan operasional

perusahaan, misalnya mengantar barang pesanan. Biaya ini pun tidak perlu

dikoreksi karena diberikan dalam bentuk uang serta dilengkapi bukti yang

cukup.

Page 6: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

45

3. Biaya Gaji

Biaya Gaji sebesar Rp455.404.409 merupakan pengeluaran rutin perusahaan

yang terdiri dari :

• Pembayaran gaji Rp 389.638.788

Unsur biaya gaji tersebut telah sesuai dengan Ketentuan Perpajakan yang

berlaku, dan telah sesuai dengan yang tercatat dalam SPT Tahunan PPh

Pasal 21, sehingga tidak perlu dilakukan koreksi.

• THR Rp 24.684.700

Pada akhir tahun perusahaan memberikan tunjangan berupa uang kepada

karyawan yang merayakan hari raya keagamaan (Natal atau Idul Fitri).

Unsur ini pun tidak perlu dikoreksi..

• Tunjangan Kesehatan Rp 41.080.921

Tunjangan kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan

dilakukan dengan cara penggantian biaya konsultasi dan biaya obat, serta

biaya rawat inap sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pembayaran

karyawan kepada dokter atau rumah sakit yang bersangkutan. Biaya ini pun

telah sesuai dengan yang tercatat pada SPT Tahunan PPH Pasal 21,

sehingga tidak perlu dikoreksi.

4. Biaya ATK

Biaya ATK sebesar Rp 67.747.250, merupakan akun untuk mencatat biaya

pembelian alat-alat tulis kantor seperti pen, selotip, paper clip, highlighter,

Page 7: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

46

pensil, dan kebutuhan alat tulis kantor lainnya, sehingga biaya ini pun tidak

perlu di koreksi.

5. Biaya Jamuan Makan

Biaya Jamuan Makan sebesar Rp 67.750.000 adalah biaya yang digunakan

perusahaan untuk membiayai pengeluaran pemilik perusahaan dalam menjamu

keluarga pemilik perusahaan dan juga untuk membiayai biaya jamuan makan

pemilik perusahaan beserta rekan-rekan pemilik perusahaan yang semuanya

tidak berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, dan juga tidak

dilengkapi dengan bukti-bukti yang cukup, sehingga biaya ini perlu dikoreksi

secara keseluruhan.

6. Biaya Sumbangan

Biaya Sumbangan Rp 7.160.000 merupakan akun untuk mencatat semua

sumbangan yang dikeluarkan perusahaan. Biaya-biaya sumbangan yang tercatat

semuanya tidak sesuai dengan Ketentuan Perpajakan mengenai Pajak

Penghasilan, yaitu Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000 pasal 9

ayat 1 huruf g, mengenai biaya-biaya yang dapat dikurangkan dan biaya-biaya

yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, Biaya Sumbangan yang

tercatat semuanya tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, sehingga

perlu dikoreksi.

Page 8: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

47

7. Biaya Listrik dan Air

Biaya Listrik dan Air sebesar Rp 14.178.700 adalah akun untuk mencatat

pembayaran rutin listrik dan air perusahaan selama satu periode. Selama tahun

2006, Perusahaan PI telah membebankan seluruh biaya listrik dan air yang

digunakan untuk kantor sebagai pengurang penghasilan bruto. Biaya Listrik dan

Air juga berhubungan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan, sehingga

tidak perlu dilakukan koreksi fiskal.

8. Biaya Telepon dan Faksimile

Biaya Telepon dan Faksimile Rp 186.479.704 merupakan akun untuk

mencatat pengeluaran perusahaan untuk kebutuhan komunikasi perusahaan

dengan pihak lain baik internal, maupun eksternal, seperti komunikasi dengan

klien dan dengan pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan. Biaya ini

hanya untuk mencatat biaya telepon dan faksimile yang digunakan di kantor.

Selama tahun 2006, Perusahaan PI telah membebankan seluruh biaya

Telepon dan Faksimile sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan,

sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal.

9. Biaya Perawatan Kendaraan

Biaya Perawatan Kendaraan sebesar Rp15.750.000 merupakan akun untuk

mencatat pengeluaran perbaikan dan perawatan kendaraan operasional

perusahaan yang rusak. Biaya ini juga perlu dikoreksi sebesar 50% karena

mulai 18 April 2002 berdasarkan KEP-220/PJ/2002, biaya-biaya yang

Page 9: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

48

berhubungan dengan kendaraan operasional perusahaan dan semua aktiva tetap

perusahaan yang dapat dibawa pulang, hanya dapat dibebankan sebesar 50%

sebagai pengurang penghasilan bruto, jadi biaya perawatan kendaraan ini perlu

dikoreksi sebesar Rp 7.875.000.

10. Biaya Perlengkapan Kantor

Biaya Perlengkapan Kantor sebesar Rp 10.345.250 merupakan akun untuk

mencatat pengeluaran perbaikan perlengkapan kantor yang rusak seperti printer,

meja dan kursi kantor, dan komputer yang dilakukan oleh teknisi perusahaan.

Biaya ini juga tidak perlu dikoreksi karena dikeluarkan untuk keperluan

perusahaan.

11. Biaya Umum Kantor

Biaya Umum Kantor sebesar Rp 83.117.725 adalah merupakan akun yang

digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

rangka menunjang aktivitas kantor. Biaya Umum Kantor ini antara lain untuk

mencatat pembelian tinta printer yang digunakan untuk mencetak dokumen

sehari-hari, dan juga untuk pembelian binder. Selain itu, digunakan juga untuk

mencatat biaya langganan koran dan majalah.

Menurut penulis, akun biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

karena didukung dengan bukti-bukti yang jelas dan wajar. Biaya ini juga telah

dikurangkan dari penghasilan bruto, sehingga biaya ini tidak perlu dikoreksi.

Page 10: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

49

12. Biaya Fotocopy

Biaya Fotocopy sebesar Rp 53.029.385 adalah akun untuk mencatat semua

biaya perusahaan untuk penggandaan dokumen-dokumen penting perusahaan,

selain itu juga untuk penggandaan dokumen-dokumen yang berguna untuk

menunjang kegiatan administrasi perusahaan.

Perusahaan ’PI’ menggunakan asas akrual dalam pengakuan dan pencatatan

biaya fotocopy dan seluruh biaya tersebut telah dibebankan sebagai pengurang

penghasilan bruto perusahaan selama tahun 2006. Biaya ini juga telah

dilengkapi bukti-bukti yang cukup dan wajar, sehingga perusahaan tidak perlu

melakukan koreksi fiskal atas biaya ini.

13. Biaya Entertainment

Biaya Entertainment senilai Rp 6.279.150 merupakan akun untuk mencatat

biaya-biaya yang berhubungan dengan pemberian kenikmatan pada pihak ketiga

berupa entertainment. Menurut pejabat perusahaan yang berwenang,

pengeluaran berupa entertainment ini sangat mendukung dalam meningkatkan

pendapatan perusahaan. Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak dengan

Nomor SE-27/PJ.22/1986 tanggal 14 Juli 1986 setiap pengeluaran dalam bentuk

entertainment dapat dibiayakan sepanjang masih terkait dengan kegiatan operasi

perusahaan dan dibuatkan daftar nominatifnya. Daftar nominatif tersebut harus

dilaporkan pada saat penyampaian SPT Tahunan PPh Badan. Bila tidak

memungkinkan untuk dibuatkan daftar nominatif, maka Perusahaan PI harus

melakukan koreksi fiskal seluruhnya atas Biaya Entertainment.

Page 11: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

50

Selama tahun 2006 Perusahaan PI tidak membuat daftar nominatif atas

semua pengeluaran dalam rangka entertainment ini dikarenakan bukti yang

kurang lengkap. Seperti tidak tercantumnya nama klien yang bersangkutan,

dengan alasan tidak etis. Oleh karena itu, sesuai dengan ketentuan perpajakan

dengan tidak dibuatnya daftar nominatif atas pengeluaran biaya entertainment,

maka Perusahaan PI harus melakukan koreksi fiskal secara keseluruhan atas

biaya ini.

14. Biaya Pengurusan dan Perizinan

Biaya Pengurusan dan Perizinan sebesar Rp 14.795.700 adalah akun untuk

menampung semua biaya rutin surat-surat kendaraan seperti perpanjangan

STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), perpanjangan SIM supir, perpanjangan

izin usaha, pengurusan izin pemasangan spanduk. Selama tahun 2006, semua

biaya yang berkaitan dengan pengurusan dan perizinan sudah dilengkapi

dokumen pendukung yang cukup jelas, sehingga Perusahaan PI tidak perlu

melakukan koreksi fiskal atas biaya ini.

15. Biaya Lain-Lain

Dalam akun Biaya Lain-Lain sebesar Rp 40.782.075 tercatat pengeluaran-

pengeluaran perusahaan yang terkait dengan operasional sehari-hari, seperti

pembelian air minum, kopi, gula, serta pembelian makanan dan minuman

lainnya. Akun ini juga termasuk biaya untuk pemberian tip kepada supir dan

kurir. Menurut penulis, biaya lain-lain ini tidak dapat dikurangkan dari

Page 12: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

51

penghasilan bruto karena tidak didukung bukti-bukti pendukung yang sah dan

wajar, sehingga biaya ini perlu dikoreksi.

16. Biaya Penyusutan

Biaya Penyusutan sebesar Rp 51.572.408, adalah untuk mencatat biaya

penyusutan aktiva tetap perusahaan yang terdiri dari Biaya Penyusutan

Perlengkapan sebesar Rp 9.338.450 dan Biaya Penyusutan Kendaraan sebesar

Rp 42.233.958. Dalam pengakuan atau pencatatan Biaya Penyusutan,

Perusahaan PI menggunakan asas akrual.

Terdapat dua metode yang diperkenankan untuk digunakan untuk

menghitung penyusutan menurut Undang-Undang Perpajakan, yaitu metode

garis lurus dan metode saldo menurun. Pemilihan metode penyusutan untuk

satu perusahaan dapat berbeda dari perusahaan lainnya, tergantung pada kondisi

keuangan perusahaan. Perusahaan PI menetapkan metode garis lurus untuk

menghitung besarnya penyusutan, baik untuk kendaraan maupun perlengkapan.

Penggunaan metode tersebut dilakukan secara taat asas dan konsisten dengan

memperhatikan perhitungan laba rugi di masa yang akan datang. Setiap

perubahan penggunaan metode penyusutan harus mendapat persetujuan terlebih

dahulu dari Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-220/PJ/2002 Tanggal 18

April 2002, perusahaan harus melakukan koreksi fiskal positif sebesar 50% atas

Biaya Penyusutan Kendaraan. Besarnya koreksi positif yang dilakukan

perusahaan sebesar Rp 21.116.979.

Page 13: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

52

Koreksi Fiskal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

I. Koreksi Fiskal Positif

Koreksi Fiskal Positif adalah koreksi yang mengakibatkan laba kena pajak

bertambah sebagai akibat biaya menurut akuntansi komersial tidak diakui

sebagai biaya menurut akuntansi fiskal.

Koreksi Fiskal Positif yang perlu dilakukan oleh Perusahaan PI adalah

sebagai berikut:

1. Biaya Jamuan Makan

Biaya Jamuan Makan yang tercatat pada Perusahaan PI merupakan biaya

jamuan makan keluarga, maupun pihak lain dan jamuan makan ini tidak ada

hubungannya dengan bisnis perusahaan, selain itu juga tidak didukung dengan

bukti-bukti yang lengkap, sehingga nilai Rp 67.750.000 harus dikoreksi

semuanya.

2. Biaya Sumbangan

Biaya Sumbangan senilai Rp 7.160.000 mengalami koreksi fiskal positif

secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena semua biaya sumbangan yang

dibiayakan tidak sesuai dengan Ketentuan Perpajakan yang berlaku.

3. Biaya Perawatan Kendaraan

Biaya Perawatan Kendaraan senilai Rp 15.750.000 mengalami koreksi

fiskal positif sebesar 50% sesuai dengan Ketentuan Perpajakan yang berlaku.

Page 14: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

53

Jadi, yang boleh menjadi pengurang penghasilan bruto dari unsur biaya ini

adalah sebesar Rp 7.875.000.

4. Biaya Entertainment

Biaya Entertainment sebesar Rp 6.279.150 perlu dikoreksi secara

keseluruhan karena tidak dibuatkan daftar nominative yang lengkap, seperti

tidak tercantumnya nama klien secara jelas, dengan alasan tidak etis. Oleh

karena itu, biaya entertainment ini harus dikoreksi semua.

5. Biaya Lain-Lain

Unsur biaya ini perlu dikoreksi karena karena bukti-bukti pendukung yang

tidak jelas. Selain itu, perusahaan tidak dapat menyebutkan secara jelas unsur-

unsur yang termasuk dalam biaya ini. Jadi, biaya ini perlu dikoreksi sebesar

Rp40.782.075.

6. Biaya Penyusutan

Biaya Penyusutan yang dilakukan koreksi adalah pada Biaya Penyusutan

Kendaraan, yaitu sebesar Rp 21.116.979. Menurut Ketentuan Perpajakan yang

berlaku, Biaya Penyusutan Kendaraan hanya dapat dibebankan sebesar 50%

dari Biaya Penyusutan Kendaraan pada Laporan Keuangan Komersial.

Jumlah Koreksi Fiskal Positif :

• Biaya Jamuan Makan Rp 67.750.000

Page 15: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

54

• Biaya Sumbangan Rp 7.160.000

• Biaya Perawatan Kendaraan Rp 7.875.000

• Biaya Entertainment Rp 6.279.150

• Biaya Lain-Lain Rp 40.782.075

• Biaya Penyusutan Rp 21.116.979

Total Koreksi Fiskal Positif Rp 150.963.204

II. Koreksi Fiskal Negatif

Dengan adanya koreksi fiskal negatif, akan lebih menguntungkan

perusahaan karena koreksi fiskal negatif tersebut akan mengurangi laba kena

pajak. Hal ini menyebabkan akan mengurangi jumlah pajak terutang yang harus

dibayar.

Koreksi fiskal negatif yang ada pada Perusahaan PI adalah hanya pada pos

Pendapatan Lain-Lain, yaitu pada Jasa Giro, sebesar Rp 1.200.778 secara

keseluruhan, karena Jasa Giro ini merupakan Objek Pajak PPh Final Pasal 4

ayat 2.

Setelah dilakukan koreksi-koreksi, terdapat selisih perhitungan antara Laporan

Keuangan Komersial dengan Laporan Keuangan Fiskal. Dalam Laporan Keuangan

Komersial mengakui rugi sebesar Rp 90.052.889 sedangkan menurut Laporan

Keuangan Fiskal, terdapat laba kena pajak sebesar Rp 59.709.537, yang setelah

pembulatan adalah Rp 59.709.000

Page 16: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

55

Besarnya Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan tarif umum:

10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000

15% x Rp 9.709.000 = Rp 1.456.350

Jumlah PPh Terutang = Rp 6.456.350

IV. 4. Rekonsiliasi Fiskal

Tabel 4.1

PI

Rekonsiliasi Fiskal

Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2006

Komersial Koreksi Fiskal positif negatif

Penjualan 4.084.543.687

4.084.543.687

Retur (52.500)

(52.500)

Potongan harga (6.688.800)

(6.688.800)

Penjualan Bersih 4.077.802.387

4.077.802.387

Harga Pokok Penjualan

Biaya Bahan Pembantu 286.296.158

286.296.158

Biaya Cetak 485.000.000

485.000.000

Biaya Kertas 1.911.276.400

1.911.276.400

Biaya Fotocopy LKS / BKS 25.459.000

25.459.000

Page 17: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

56

Biaya Fotocopy Kunci Jawaban / Silabus

39.621.750

39.621.750

Biaya Operasional Kendaraan 31.297.200

31.297.200

Biaya Upah Harian & Ongkos Lipat

66.471.000

66.471.000

HPP 2.845.421.508

2.845.421.508

Laba Kotor 1.232.380.879

1.232.380.879

Biaya Umum & Operasional

Biaya Marketing 153.133.700

153.133.700

Biaya Transport 96.109.090 96.109.090

Biaya Biaya Gaji 455.404.409

455.404.409

Biaya ATK 67.747.250

67.747.250

Biaya Jamuan Makan 67.750.000

67.750.000

Biaya Sumbangan 7.160.000

7.160.000

Biaya Listrik & Air 14.178.700

14.178.700

Biaya Telp & Fax 186.479.704

186.479.704

Biaya Perawatan Kendaraan 15.750.000

7.875.000

7.875.000

Biaya Perlengkapan kantor 10.345.250

10.345.250

Biaya Umum Kantor 83.117.725

83.117.725

Biaya Fotocopy 53.029.385

53.029.385

Biaya Entertaintment 6.279.150

6.279.150

Biaya Pengurusan & Perizinan 14.795.700

14.795.700

Biaya Lain-lain 40.782.075

40.782.075

Biaya Penyusutan Perlengkapan 9.338.450

9.338.450

Biaya Penyusutan Kendaraan 42.233.958

21.116.979

21.116.979

Jumlah Biaya Umum & Operasional

1.323.634.546

150.963.204

1.172.671.342

Page 18: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

57

Laba (Rugi) Operasional (91.253.667)

59.709.537

Pendapatan lain-lain

Jasa Giro 1.200.778

1.200.778

-

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (90.052.889)

59.709.000 *

Taksiran Pajak Penghasilan 6.456.350

Laba Setelah Pajak 53.252.650

* = setelah pembulatan

Dari koreksi-koreksi yang telah dilakukan terdapat perbedaan jumlah pajak.

Perbedaan jumlah pajak terutang diatas, dapat menyebabkan perusahaan memiliki

resiko denda atau sanksi atas besarnya pajak yang masih harus dibayar.

Dari hasil perhitungan diatas, Pajak terutang yang masih harus dibayar oleh

Perusahaan PI adalah sebesar Rp 6.456.350.

IV. 5. Penerapan Manajemen Pajak Pada Perusahaan PI

Berdasarkan hasil evaluasi dan rekonsiliasi yang telah dilakukan, dapat terlihat

bahwa Perusahaan PI relatif belum melaksanakan manajemen pajak secara efektif,

ditambah lagi dengan tidak dilakukannya koreksi-koreksi atas Laporan Keuangan.

Page 19: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

58

Dari rekonsiliasi yang telah dilakukan, terdapat koreksi fiskal positif atas biaya-

biaya komersial. Hal tersebut menyebabkan laba perusahaan menjadi lebih besar

sehingga kewajiban perpajakan perusahaan juga akan semakin besar.

Agar dapat meminimalkan laba sebelum pajak, perusahaan harus dapat

melaksanakan manajemen pajak secara efektif. Berikut ini adalah perencanaan-

perencanaan pajak yang mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan:

1. Pada Pos Biaya Umum dan Operasional, terdapat Biaya Jamuan Makan

sebesar Rp 67.750.000 dan Biaya Entertainment sebesar Rp 6.279.150. Biaya

Jamuan Makan dan Biaya Entertainment tersebut tidak dapat dijadikan

pengurang penghasilan bruto. Sebenarnya, berdasarkan Surat Edaran Dirjen

Pajak dengan Nomor SE-27/PJ.22/1986, biaya entertainment, representasi,

jamuan tamu, dan sejenisnya dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto,

dengan syarat dibuatkan daftar nominatif. Oleh karena itu, agar Biaya Jamuan

Makan dan Biaya Entertainment dapat dijadikan biaya pengurang

penghasilan bruto, sebaiknya perusahaan membuat daftar nominatif sebagai

bukti pelaksanaan kegiatan jamuan makan dan entertainment tersebut.

Daftar nominatif tersebut berisi:

a. Nomor Urut.

b. Tanggal entertainment/jamuan makan diberikan.

c. Nama tempat entertainment/jamuan makan diberikan.

d. Alamat entertainment/jamuan makan diberikan.

e. Jenis entertainment/jamuan makan.

f. Jumlah (Rp) entertainment/jamuan makan diberikan.

Page 20: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

59

g. Relasi usaha yang diberikan entertainment/jamuan makan sesuai dengan

nomor urut tersebut diatas berisi:

• Nama

• Posisi

• Nama Perusahaan

• Jenis Usaha

2. Selain itu, pada Biaya Umum dan Operasional juga terdapat unsur Biaya

Lain-Lain sebesar Rp 40.782.045. Biaya Lain-Lain tidak dapat dijadikan

pengurang penghasilan bruto. Agar biaya ini dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto, Perusahaan sebaiknya memisahkan unsur-unsur dari Biaya

Lain-Lain tersebut yang dapat dijadikan unsur biaya tersendiri.

Biaya Lain-Lain adalah biaya untuk mencatat keperluan kantor seperti

pembelian air minum berupa air minum kemasan untuk water dispenser yang

diletakkan di kantor untuk digunakan seluruh karyawan. Biaya Lain-Lain ini

juga untuk mencatat pembelian gula, kopi, atau makanan dan minuman yang

diletakkan di kantor dan digunakan oleh seluruh karyawan.

Biaya tersebut dapat dipisahkan menjadi unsur biaya tersendiri, yaitu biaya

makan dan minum karyawan, dan diberikan dalam bentuk uang. Apabila

biaya tersebut dibebankan sebagai unsur biaya tersendiri dan diganti dalam

bentuk uang, karena biaya tersebut adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Page 21: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

60

kepentingan seluruh karyawan kantor, dengan didukung bukti yang jelas

maka biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Unsur biaya lain yang dapat diperinci dari Biaya Lain-Lain adalah pemberian

tip kepada supir atau kurir. Disertai dengan bukti-bukti pendukung yang

lengkap dan wajar, pengeluaran ini dapat dicatat dalam akun biaya tersendiri,

yaitu biaya komisi sehingga dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

IV. 6. Pelaksanaan Perpajakan Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak

Berdasarkan evaluasi atas pelaksanaan perpajakan yang telah dilakukan pada

Perusahaan PI, terlihat bahwa masih terdapat masalah yang terkait dengan

perencanaan pajak. Inti dari perencanaan pajak adalah mengefisienkan beban pajak

dengan cara mengoptimalkan biaya-biaya komersil yang dapat mengurangi

penghasilan bruto, akan tetapi tetap sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.

Berikut ini merupakan hasil dari rekomendasi perencanaan pajak yang mungkin dapat

diterapkan oleh Perusahaan PI :

Page 22: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

Komersial FiskalPerencanaan

pajak Laporan Fiskal

positif negatifPenjualan 4,084,543,687 4,084,543,687 4,084,543,687 Retur (52,500) (52,500) (52,500) Potongan harga (6,688,800) (6,688,800) (6,688,800) Penjualan Bersih 4,077,802,387 4,077,802,387 4,077,802,387

Harga Pokok PenjualanBiaya Bahan Pembantu 286,296,158 286,296,158 286,296,158 Biaya Cetak 485,000,000 485,000,000 485,000,000 Biaya Kertas 1,911,276,400 1,911,276,400 1,911,276,400 Biaya Fotocopy LKS / BKS 25,459,000 25,459,000 25,459,000 Biaya Fotocopy Kunci Jawaban / Silabus 39,621,750 39,621,750 39,621,750 Biaya Operasional Kendaraan 31,297,200 31,297,200 31,297,200 Biaya Upah Harian & Ongkos Lipat 66,471,000 66,471,000 66,471,000 HPP 2,845,421,508 2,845,421,508 2,845,421,508 Laba Kotor 1,232,380,879 1,232,380,879 1,232,380,879

Biaya Umum & OperasionalBiaya Marketing 153,133,700 153,133,700 153,133,700 Biaya Transport 96,109,090 96,109,090 96,109,090 Biaya Biaya Gaji 455,404,409 455,404,409 455,404,409 Biaya ATK 67,747,250 67,747,250 67,747,250

Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desenber 2006

Tabel 4, 2

PI

Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak

Koreksi

SEBELUM PERENCANAAN PAJAK SETELAH PERENCANAAN PAJAK

Page 23: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

Biaya Jamuan Makan 67,750,000 67,750,000 - 1) 33875000 33,875,000 Biaya Sumbangan 7,160,000 7,160,000 - - Biaya Listrik & Air 14,178,700 14,178,700 14,178,700 Biaya Telp & Fax 186,479,704 186,479,704 186,479,704 Biaya Perawatan Kendaraan 15,750,000 7,875,000 7,875,000 7,875,000 Biaya Perlengkapan kantor 10,345,250 10,345,250 10,345,250 Biaya Umum Kantor 83,117,725 83,117,725 83,117,725 Biaya Fotocopy 53,029,385 53,029,385 53,029,385 Biaya Entertaintment 6,279,150 6,279,150 - 1) 6279150 6,279,150 Biaya Pengurusan & Perizinan 14,795,700 14,795,700 14,795,700 Biaya Makan dan Minum Karyawan - - - 2) 12234623 12,234,623 Biaya Komisi 2) 1500000 1,500,000 Biaya Lain-lain 40,782,075 40,782,075 - - Biaya Penyusutan Perlengkapan 9,338,450 9,338,450 9,338,450 Biaya Penyusutan Kendaraan 42,233,958 21,116,979 21,116,979 21,116,979

Jumlah Biaya Umum & Operasional 1,323,634,546 150,963,204 1,172,671,342 1,226,560,115

Laba (Rugi) Operasional (91,253,667) 59,709,537 5,820,764

Pendapatan lain-lainJasa Giro 1,200,778 1,200,778 - -

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (90,052,889) 59,709,000 5,820,000 Taksiran Pajak Penghasilan 6,456,350 582,000

Laba Setelah Pajak 53,252,650 5,238,000

Page 24: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

63

Tabel 4. 3

Perhitungan Persentase Penghematan Pajak

Sebelum Perencanaan Pajak

Setelah Perencanaan Pajak

Persentase Penghematan

Penghasilan Kena Pajak

59.709.000 5.820.000 90,25%

Pajak Penghasilan

Badan

10% x 50.000.000 5.000.000 10% x 5.820.000 582.000 15% x 9.709.000 1.456.350

Jumlah 6.456.350 582.000 90,99%

Penghematan Pajak yang dapat dilakukan :

Pajak sebelum perencanaan Rp 6.456.350

Pajak setelah perencanaan Rp 582.000

Penghematan Rp 5.874.350

Berdasarkan Tabel 4.2, diasumsikan Biaya Jamuan Makan yang dapat

dibuatkan daftar nominatif adalah sebesar 50%, yaitu Rp 33.875.000, dan biaya

entertainment dapat dibuatkan daftar nominatif secara keseluruhan, yaitu senilai Rp

6.279.150. Selain itu, Biaya Makan dan Minum Karyawan yang dimunculkan sebagai

unsur biaya tersendiri, diasumsikan senilai 30% dari Biaya Lain-Lain, yaitu sebesar

Rp 12.234.623, dan Biaya Komisi diasumsikan sebesar Rp 1.500.000 dari Biaya

Lain-Lain. Akan tetapi, dengan munculnya Akun Biaya Komisi ini, harus

Page 25: BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2008-2-00045-AK Bab 4.pdf · 2009-02-10 · 40 BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN

64

diperhatikan akan adanya Pajak Penghasilan Pasal 23 atas komisi yaitu sebesar 6%

(6% x Rp 1.500.000,- = Rp 90.000,-).

Dari perencanaan yang telah dilakukan, dan dilihat dari hasil rekonsiliasi fiskal

sebelum dan sesudah perencanaan pajak, dapat dilihat bahwa sebelum dilakukannya

perencanaan pajak, Perusahaan PI memiliki laba kena pajak sebesar Rp 59.709.000

setelah pembulatan. Setelah dilakukan perencanaan pajak, laba kena pajak perusahaan

berubah menjadi Rp 5.820.000 setelah pembulatan. Dampak dari bertambah kecilnya

laba kena pajak adalah bertambah kecilnya jumlah pajak terutang perusahaan.

Sebelumnya, pajak terutang perusahaan adalah Rp 6.456.350, setelah perencanaan

pajak terutang perusahaan berubah menjadi Rp 582.000. Dengan kata lain,

perusahaan dapat menghemat pajak sebesar Rp 5.874.350 atau sekitar 90,99%