11
ARNOLDIO HARYO PURNOMO 100513402063 BAB II A. Strategi Pembelajaran 1) Pengertian strategi pembelajaran Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola- pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007 : 126). 2) Prisip-prinsip strategi pembelajaran Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau

Bab 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1) Pengertian strategi pembelajaranSecara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007 : 126).

Citation preview

Page 1: Bab 2

ARNOLDIO HARYO PURNOMO

100513402063

BAB II

A. Strategi Pembelajaran

1) Pengertian strategi pembelajaran

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan

belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan

anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

telah digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (Sanjaya, 2007 : 126).

2) Prisip-prinsip strategi pembelajaran

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian

teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak

mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila

bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan

sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk

mempelajarinya.

3) Tujuan strategi pembelajaran

tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari

peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara

psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui

alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru

dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses

Page 2: Bab 2

pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Djamarah (2002 : 5-6) ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah

laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan

hidup masyarakat. 

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang

dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru

dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. 

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta

standar keberhasilan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan

evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan

balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara

keseluruhan.

B. Kesiapan Pembelajaran

1) Pengertian Kesiapan

Menurut Slameto (2003:113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu

terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau

kecenderungan untuk memberi respon. Menurut Thorndike yang dikutib dalam Slameto

(2003:114) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Menurut Hamalik

(2003:41) kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan

dengan tujuan pengajaran tertentu. Menurut Soemanto (1998:191) ada orang yang

mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.

Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai

segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu

Page 3: Bab 2

Menurut Djamarah (2002:35) kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah

dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Menurut Darsono (2000:27) faktor

kesiapan, baik fisik maupun psikologis, merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan pengertian kesiapan belajar adalah

kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi

respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.

2) Faktor – faktor yang mempengaruhi kesiapan pembelajaran

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini di

kemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Darsono (2000:27) faktor kesiapan meliputi:

a) Kondisi fisik yang tidak kondusif

Misalnya sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk

belajar.

b) Kondisi psikologis yang kurang baik

Misalnya gelisah, tertekan, dsb. merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi

kelancaran belajar.

2. Menurut Slameto (2003:113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu:

a) Kondisi fisik, mental dan emosional

b) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan

c) Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari 12

3. Menurut Djamarah (2002:35) faktor-faktor kesiapan meliputi:

a) Kesiapan fisik

Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya)

b) Kesiapan psikis

Page 4: Bab 2

Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik.

c) Kesiapan Materiil

Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dll.

4. Menurut Soemanto (1998:191) faktor yang membentuk readiness, meliputi:

a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi; ini menyangkut pertumbuhan terhadap

kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera, dan kapasitas

intelektual.

b) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuantujuan individu untuk

mempertahankan serta mengembangkan diri.

C. Kemudahan Belajar

1) Hal yang sangat menunjang untuk kemudahan belajar siswa adalah keberadaan

sumber belajar siswa yang bagus. Sumber belajar ini berisi banyak sumber sumber

yang dapat menambah wawasan siswa menjadi lebih baik. Untuk mendapatkan

kenyamanan siswa dalam pembelajaran diperlukan strategi pengelolaan sumber belajar

yang tepat. Selain sumber belajar, fasilitas yang bagus merupakan faktor yang penting

didalam menunjang kenyamanan dan kemudahan belajar siswa. Lingkungan yang

nyaman akan menambah semangat siswa untuk menjalani kegiatan belajar mengajar

dengan nyaman sehingga siswa akan merasa santai / mudah untuk memahami materi

yang dipelajari dikelas.

2) Peranan fasilitas belajar kemudahan belajar

Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan

serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta

keberlangsungan proses belajar anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari

Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa, “kelengkapan fasilitas belajar akan

Page 5: Bab 2

membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan

menghambat kemajuan belajarnya.”

Lebih lanjut Moh. Surya (2004: 80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik

fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan fasilitas

fisik tempat belajar berlangsung di kampus/sekolah ataupun di rumah sangat

mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih

menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya lingkungan

fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil belajar”

Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan lancar dan baik

jika didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap serta dengan kondisi

yang baik sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik.

3) Peranan ruang belajar dalam kemudahan belajar

Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah suatu

ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang belajar

yang baik dan serasi adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi yang

kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang belajar yang

effektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan

dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak kelas sudah di perhatikan dan

diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses

belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup

menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat.

Sebaliknya jika ruang belajar menyediakan lingkungan yang kurang atau tidak

menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang dan hasilnya kurang

memuaskan.

D. Keefektifan Belajar

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai

dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan

Page 6: Bab 2

data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik

maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun

kualitatif (Said, 1981:83).

2. Ciri-ciri Efektifitas

Menurut Harry Firman (1987) keefektifan program pembelajaran ditandai dengan

ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah

ditetapkan.

b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif

sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.

c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan diatas,

keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar

saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program

pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek

proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama,

partisipasi aktif, tingkat kesulitan padapenggunaan media, waktu serta teknik pemecahan

masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap

fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar

mengajar seperti ruang kelas, laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.

3. Kriteria Efektifitas

Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan

dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.

Page 7: Bab 2

Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada :

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya

75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam peningkatan hasil belajar

(Nurgana, 1985:63).

b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila

secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain yang signifikan).

c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi

apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat

dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan

yang menyenangkan.

Page 8: Bab 2

DAFTAR REFERENSI

http://anharululum.blogspot.com/2012/04/macam-macam-strategi-pembelajaran.html#_

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2156644-macam-macam-strategi-pembelajaran/

http://devamelodica.com/contoh-teori-fasilitas-belajar-untuk-skripsi-pendidikan/

http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/dampak-kejenuhan-belajar-bagi-siswa.html