Upload
maulana-fajri-al-arafi
View
35
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
1) Pengertian strategi pembelajaranSecara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007 : 126).
Citation preview
ARNOLDIO HARYO PURNOMO
100513402063
BAB II
A. Strategi Pembelajaran
1) Pengertian strategi pembelajaran
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Sanjaya, 2007 : 126).
2) Prisip-prinsip strategi pembelajaran
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian
teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak
mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila
bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan
sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk
mempelajarinya.
3) Tujuan strategi pembelajaran
tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari
peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara
psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui
alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru
dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses
pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Djamarah (2002 : 5-6) ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah
laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan
hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta
standar keberhasilan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan
balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
B. Kesiapan Pembelajaran
1) Pengertian Kesiapan
Menurut Slameto (2003:113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu
terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau
kecenderungan untuk memberi respon. Menurut Thorndike yang dikutib dalam Slameto
(2003:114) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Menurut Hamalik
(2003:41) kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan
dengan tujuan pengajaran tertentu. Menurut Soemanto (1998:191) ada orang yang
mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.
Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai
segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu
Menurut Djamarah (2002:35) kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah
dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Menurut Darsono (2000:27) faktor
kesiapan, baik fisik maupun psikologis, merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan pengertian kesiapan belajar adalah
kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberi
respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.
2) Faktor – faktor yang mempengaruhi kesiapan pembelajaran
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini di
kemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut:
1. Menurut Darsono (2000:27) faktor kesiapan meliputi:
a) Kondisi fisik yang tidak kondusif
Misalnya sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk
belajar.
b) Kondisi psikologis yang kurang baik
Misalnya gelisah, tertekan, dsb. merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi
kelancaran belajar.
2. Menurut Slameto (2003:113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu:
a) Kondisi fisik, mental dan emosional
b) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
c) Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari 12
3. Menurut Djamarah (2002:35) faktor-faktor kesiapan meliputi:
a) Kesiapan fisik
Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya)
b) Kesiapan psikis
Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik.
c) Kesiapan Materiil
Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dll.
4. Menurut Soemanto (1998:191) faktor yang membentuk readiness, meliputi:
a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi; ini menyangkut pertumbuhan terhadap
kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera, dan kapasitas
intelektual.
b) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuantujuan individu untuk
mempertahankan serta mengembangkan diri.
C. Kemudahan Belajar
1) Hal yang sangat menunjang untuk kemudahan belajar siswa adalah keberadaan
sumber belajar siswa yang bagus. Sumber belajar ini berisi banyak sumber sumber
yang dapat menambah wawasan siswa menjadi lebih baik. Untuk mendapatkan
kenyamanan siswa dalam pembelajaran diperlukan strategi pengelolaan sumber belajar
yang tepat. Selain sumber belajar, fasilitas yang bagus merupakan faktor yang penting
didalam menunjang kenyamanan dan kemudahan belajar siswa. Lingkungan yang
nyaman akan menambah semangat siswa untuk menjalani kegiatan belajar mengajar
dengan nyaman sehingga siswa akan merasa santai / mudah untuk memahami materi
yang dipelajari dikelas.
2) Peranan fasilitas belajar kemudahan belajar
Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan keberadaan
serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran serta
keberlangsungan proses belajar anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat dari
Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa, “kelengkapan fasilitas belajar akan
membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar akan
menghambat kemajuan belajarnya.”
Lebih lanjut Moh. Surya (2004: 80) memaparkan betapa pentingnya kondisi fisik
fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa, “Keadaan fasilitas
fisik tempat belajar berlangsung di kampus/sekolah ataupun di rumah sangat
mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik lebih
menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya lingkungan
fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil belajar”
Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan lancar dan baik
jika didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap serta dengan kondisi
yang baik sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan baik.
3) Peranan ruang belajar dalam kemudahan belajar
Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah suatu
ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang belajar
yang baik dan serasi adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi yang
kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang belajar yang
effektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan
dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak kelas sudah di perhatikan dan
diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses
belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup
menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat.
Sebaliknya jika ruang belajar menyediakan lingkungan yang kurang atau tidak
menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang dan hasilnya kurang
memuaskan.
D. Keefektifan Belajar
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan
data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik
maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun
kualitatif (Said, 1981:83).
2. Ciri-ciri Efektifitas
Menurut Harry Firman (1987) keefektifan program pembelajaran ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah
ditetapkan.
b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif
sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.
c. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.
Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan diatas,
keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar
saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.
Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program
pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek
proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama,
partisipasi aktif, tingkat kesulitan padapenggunaan media, waktu serta teknik pemecahan
masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap
fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar
mengajar seperti ruang kelas, laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.
3. Kriteria Efektifitas
Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan
dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.
Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada :
a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya
75 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai = 60 dalam peningkatan hasil belajar
(Nurgana, 1985:63).
b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila
secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain yang signifikan).
c. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi
apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat
dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan
yang menyenangkan.
DAFTAR REFERENSI
http://anharululum.blogspot.com/2012/04/macam-macam-strategi-pembelajaran.html#_
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2156644-macam-macam-strategi-pembelajaran/
http://devamelodica.com/contoh-teori-fasilitas-belajar-untuk-skripsi-pendidikan/
http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/dampak-kejenuhan-belajar-bagi-siswa.html