Upload
ivan
View
28
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Asam Urat
Citation preview
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Medis
2.1.1 Defenisi
Asam urat (urid-acid) adalah hasil akhir dari katabolisme purin. Purin
adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA. Asam urat adalah
asam yang berbentuk kristal-kristal-kristal yang merupakan hasil akhir
metabolisme purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada
inti sel-sel tubuh (Ode,2012).
Gout merupakan artritis akut dan atau kronis pada sendi yang disebabkan
oleh akibat adanya peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi
(Suratum,dkk, 2008).
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik, sekurang-kurangnya ada Sembilan gangguan yang ditandai dengan
meningkatnya konsentrasi asam urat atau hiperurisemia (Silvia.A.Price, 2005).
Gout adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh asam urat yang masuk ke
dalam sendi. Jika kadar asam urat dalam darah seseorang melebihi ambang
normal maka asam urat ini akan masuk ke organ- organ tubuh khususnya ke
dalam sendi. Sendi- sendi yang disukai pada umumnya adalah sendi- sendi yang
dingin seperti jempol jari kaki, pangkal jari- jari kaki, pergelangan kaki,tetapi
kadang- kadang juga menyerang sendi lutut,tangan , siku, bahu, dan lain- lain.
(Kertia,Nyoman 2009).
2.1.2 Etiologi
Gout (Artritis pirai) sebenarnya berbeda dengan rematik. Perbedaannya
adalah rematik disebabkan karena peradangan pada sendi sehingga terjadi
arthritis. Adapun gout disebabkan kelainan metabolisme yang dalam
perkembangannya bermanifestasi terhadap peningkatan konsentrasi asam urat
dalam serum. Akibat lebih lanjut dari meningkatnya asam urat adalah
pembentukan tofi disekitar sendi dan kelainan ginjal yang meliputi glomerulus,
5
tubulus, jaringan intertisial, pembuluh darah, serta pembentukan asam urat.
Serangan pada penyakit gout bersifat rekurens yaitu kembalinya gejala setelah
berkurangnya gejala penyakit untuk sementara waktu.
Penyebab utama gout adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan
kadar asam urat ini juga tergantung pada beberapa faktor antara lain kadar purin
dalam makanan, berat badan, jumlah alkohol yang diminum, obat
diuretic/analgesic, faal ginjal, dan volume urin perhari.
Penyakit gout dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Gout primer
disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan, sedangkan gout sekunder
disebabkan oleh dua hal, yaitu Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya
pada: kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukemia, myeloma
retikularis),Sindrom lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxantin
guanine fosfori bosil transferase yang terjadi pada anak- anak dan pada sebagian
orang dewasa, gangguan penyimpanan glikogen, penatalaksanaan anemia
pernisiosa karena maturasi sel megabloblastik menstimulasi pengeluaran asam
urat.
Sekresi asam urat yang berkurang, misalnya pada gagal ginjal kronis,
pemakaian obat- obat salisilad, tiazid, beberapa macam diuretic dan sulfonamide,
atau keadan alkoholik, asidosis laktat, hiperparatiroidisme, dan pada miksedema.
(Mutaqqin, Arif, 2008).
Faktor predisposis terjadinya penyakit gout yakni :
• Usia. Umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi lebih
awal bila terdapat faktor herediter.
• Jenis kelamin. Lebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 20:1.
• Herediter. Faktor herediter dominan autosom sangat berperan dan
sebanyak 25% disertai adanya hiperurisemia.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari
penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini
berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperuresemia.
Hiperuresemia terjadi karena :
• Pembentukan asam urat berlebihan
6
• Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
• Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama
(diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab
Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau
starpasi, asupan makanan kaya purin (terang-terangan/jeroan) yang berlebihan
atau kelainan Herediter.
2.1.3 Klasifikasi
Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer an gout
sekunder
- Penyakit gout primer
Sebanyak 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat di salam tubuh.
- Penyakit gout sekunder
Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi
asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar
purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang
menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produk asam urat
meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sum-sum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12).
Penyebab lainnya adalah obesitas, penyakit kulit (psoriasis), kadar
trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol
dengan baik biasanya kadar benda-benda keton (hasil buangan
7
metabolime lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi (Ode,2012).
2.1.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang timbul pada penyakit gout antara lain adalah sebagai
berikut :
- Nyeri timbul tiba-tiba pada sendi. Nyeri disebabkan oleh karena adanya
endapan asam urat sehingga dapat mengiritasi sendi-sendi tersebut
maka timbul bengkak, merah, dan teraba panas.
- Desertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi.
- Terjadi deformitas atau kerusakan sendi secara kronis.
- Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association (ARA),
seseorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi kriteria barikut
: terdapat kristal monosodium urat di dalam cairansendi dan didalam
thopi ditentukan berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan mikroskopik
dengan sinar terpolarisasi.
- Terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl.
- Pada gambaran radiologis tampak pembengkakan sendi secara asimetris
2.1.5 Patofisiologi
Jumlah asam urat dalam tubuh dicerminkan oleh kadar natrium asam urat
dalam serum darah. Bila kadar natrium urat dalam serum melampaui daya
larutnya makaserum menjadi sangat jenuh (keadaan ini dinamakan hiperurisemia)
dan dapat menstimulir terbentuknya kristal natrium urat yang dapat mengendap.
Kristal natrium urat yang mengendap disebut tofi yang berasal dari tufa yang
berarti batu karang, jika tofi berada pada persendian, akan terjadi arthritis gout
akut, sakit rematik, atau radang sendi. Lama kelamaan, keadaan itu akan
mengakibatkan kerusakan sendi dan menimbulkan arthritis gout akut.Pada
arthritis akut ditemukan penimbunan kristal pada membrane sinovia dan tulang
rawan articular. Pada arthritis kronis terjadi erosi tulang rawan, proliferasi sinovia
dan pembentukan panus, erosi kistik tulang, serta perubahan osteoarthritis
sekunder. Selanjutnya terjadi tofus serta fibrosis dan ankilosis pada tulang.
8
Ditemukan penimbunan asam urat pada jaringan lunak dan kapsul jaringan
penyambung. Penimbunan ditemukan pada ligament, dan tendon. Penimbunan ini
dapat menyebabkan dapat terjadinya tofus yang besar dan menyebabkan kematian
jaringan. Asam urat tampak sebagai titik-titik putih pada korteks, alur garis pada
medulla, serta kalkuli kecil pada kalises.
Penimbunan asam urat dan reaksi inflamasi terjadi sama seperti pada ssendi.
Terjadi hialinisasi dan fibrosis pada glomerulus. Dapat pula ditemukan adanya
pielonefritis, sclerosis arteriolar, atau nefritis kronis. Serangan akut biasanya
terjadi pada sendi metatarsophalangeal ibu jari kaki kemudian serangan bersifat
poli articular disertai interval serangan yang semakin sering. Akhirnya timbul
arthritis kronis serta pembentukan tofus pada jaringan lunak.
Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahap yaitu :
1. Tahap I (Gout Arthritis Akut)
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan arthritis yank has untuk
pertama kalinya. Serangan arthritis tersebut akan menghilang tanpa
pengobatan dalam waktu 5-7 hari. Bila dilakukan pengobatan maka akan
lebih cepat menghilang.
2. Tahap II (tahap Gout Interkritikal)
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang waktu
tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda dari rentang waktu
1-10 tahun, namun rata-rata rentang waktunya 1-2 tahun. Panjangnya
rentang waktu pada tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya
pernah menderita Gout Arthritis Akut.
3. Tahap III (Gout Arthritis Akut Intermiten)
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-taun tanpa
gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai dengan
serangan arthritis yang khas seperti diatas.Selanjutnya penderita akan
sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu
dengan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama serangan
makin lama makin panjang , dan jumlah sendi yang terserang semakin
banyak.
9
4. Tahap IV (Gout Arthritis Kronis Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita sudah menderita sakit selama 10 tahun atau
lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang
sering meradang yang sering disebut sebagai thopi.
Tidak semua orang dengan peningkatan gout dalam darah (hiperurisemia)
akan menderita penyakit gout. Kondisi yang dapat menyebabkan seseorang
menderita penyakit asam urat, diantaranya :
- Pola makan yang tidak terkontrol.
Asupan makanan yang masuk kedalam tubuh dapat mempengaruhi
kadar gout dalam darah.Makanan yang mengandung zat purin yang
tinggi akan diubah menjadi asam urat.
- Alkohol
Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urin
berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan didalam darah.
- Sesorang yang memiliki riwayat keluarga dengan asam urat
- Menggunakan obat-obatan dalam jangka lama
- Mempunyai penyakit DM
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan laboratorium
Seseorang dikatakan menderita asam urat ialah apabila pemeriksaan
laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah diatas 7
mg/dl untuk pria dan lebih dari 6 mg/ dl untuk wanita. Selain itu,
kadar asam urat dalam urin lebih dari 760-1000 mg/24 jam dengan
diet biasa. Disamping hal tersebut, sering juga dilakukan pemeriksaan
gula darah, ureum, dan kreatinin, disertai dengan pemeriksaan profil
lemak darah untuk menguatkan diagnosis.Pemeriksaan gula darah
dilakukan untuk mendeteksi ada dan tidaknya penyakit diabetes
mellitus. Ureum dan kreatinin diperiksa mengetahui normalnya dan
tidaknya fungsi finjal. Sementara itu pemeriksaan profil lemak darah
dijadikan penanda ada dan tidaknya gejala aterosklerosis.
- Pemeriksaan radiologis
10
Pemeriksaan radiologis digunakan untuk melihat proses yang terjadi
dalam sendi dan tulang serta untuk melihat pengapuran di dalam tofus.
- Pemeriksaan cairan sendi
Pemeriksaan cairan sendi ini dilakukan dibawah di mikroskop.
Tujuannya ialah untuk melihat Kristal urat atau monosodium urate
(Kristal MSU) dalam cairan sendi. Untuk melihat perbedaan jenis
arthritis yang terjadi perlu dilakukan kultur cairan sendi.
Merespon diagnosa ini, dr.Nyoman Ketria (2009) mengatakan bahwa
jika ada peradangan sendi, maka cairan sendi yang dikeluarkan bisa
dipakai sebagai bahan pemeriksan penyakit sendi tersebut. Dengan
mengeluarkan cairan sendi yang meradang maka pasien akan
merasakan nyeri sendi yang berkurang. Dengan memasukkan obat ke
dalam sendi, selain menyedot cairan sendi, tentunya maka pasien akan
cepat lebih sembuh.
Selain memeriksa keaadaan sendi yang mengalami peradangan, dokter
biasanya akan memeriksa kadar asam urat dalam darah. Kadar asam
urat yang tinggi adalah sangat sugestif untuk diagnosis arthritis gout.
Namun, tidak jarang kadar asam urat ditedmukan dalam kondisi
normal. Keadaan ini biasanya ditemukan pada pasien pengobatan
asam urat tinggi sebelumnya. Karena kadar asam urat sangat
bervariasi dan dipengaruhi oleh pengobatan maka kadar standar atau
kadar normal di dalam darah adalah berkisar dari 3,5-7 mg/dl.
- Pemeriksaan dengan rontgen
Selain ketiga diagnose tersebut, kita juga bisa melakukannya dengan
cara rontgen. Pemeriksan ini baiknya dilakukan pada awal setiap kali
pemeriksaan sendi. Dan, jauh lebih efektif jika pemeriksaan roentgen
ini dilakukan pada penyakit sendi yang sudah berlangsung kronis.
Pemeriksaan roentgen perlu dilakukan untuk melihat kelainan baik
pada sendi maupun tulang dan jaringan sekitar di sekutar sendi.
Seberapa sering penderita asam urat untuk melakukan pemeriksaan
roentgen tergantung perkembangan penyakitnya. Jika sering kumat,
sebaiknya dilakukan pemeriksaan roentgenulang. Bahkan kalau
11
memang tidak kunjung membaik, kita pun dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan magnetic resonance imaging( MRI).
2.1.7 Penatalaksanaan
Sasaran terapi gout arthritis yaitu mempertahankan kadar asam urat dalam
serum di bawah 6mg/dL dan nyeri yang diakibatkan oleh penumpukan asam
urat. Tujuan terapi yang ingin dicapai yaitu mengurangi peradangan dan nyeri
sendi yang ditimbulkan oleh penumpukan kristal monosodium urat
monohidrat. Kristal tersebut ditemukan pada jaringan kartilago, subcutan, dan
jaringan partikular, tendon, tulang, ginjal, dan beberapa tempat lainnya. Selain
itu, terapi gout juga bertujuan untuk mencegah tingkat keparahan penyakit
lebih lanjut karena penumpukan kristal dalam medula ginjal akan
menyebabkan Chronic Urate Nephropathy serta meningkatkan resiko
terjadinya gagal ginjal. Terapi obat dilakukan dengan mengobati nyeri yang
timbul terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengontrolan dan
penurunan kadar asam urat dalam serum darah.
Strategi terapi:
- Nonstreoid Anti-inflammatory Drugs- NSAIDs
Terdapat beberapa jenis NSAID, namun tidak semua memiliki
efektivitas dan keamanan yang baik untuk terapi gout akut. Beberapa
NSAID yang diindikasikan untuk mengatasi gout arthritis akut dengan
kejadian efek samping yang jarang terjadi yaitu:
a. Naproxen
Naproxen merupakan NSAID turunan asam propionat yang
berkhasiat antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik.
Naproksen telah menjadi salah satu pilihan pertama karena
khasiatnya dan kejadian efek sampingnya yang jarang.
b. Natrium Diklofenak
Merupakan golongan NSAID turunan asam propionat yang
memiliki cara kerja dan efek samping yang sama dengan
naproksen.
12
- Colchicine
Colchicine tidak direkomendasikan untuk terapi jangka panjang gout
akut. Colchicine hanya digunakan selama saat kritis untuk mencegah
serangan gout.
- Kortikosteroid
Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut
dan akan mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi
pasien yang dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID. Jika
goutnya monarticular, pemberian antra-articular yang paling efektif.
Terapi selama simptom hilang ditujukan untuk meminimalkan
penumpukan urat di jaringan, yang akan menyebabkan benjolan-
benjolan arthritis semakin kronis, dan untuk mengurangi frekuensi
kekambuhan dan tingkat keparahan.
1. Diet
Penyebab kelebihan asan urat / hiperurikemia adalah diet tinggi
purin, obesitas, konsumsi alkohol, dan penggunaan beberapa obat
seperti tiazid dan diuretik kuat akan menghambat ekskresi asam
urat di ginjal, serta aspirin dosos rendah < 3 g memperburuk
hiperurikemia.
2. Pengurangan kadar asam urat
Indikasi diperlukannya penurunan kadar asam urat meliputi sering
munculnya artritis akut yang tidak terkontrol oleh pemberian
colchicine untuk profilaksis, penumpukan asam urat/benjolan, atau
kerusakan ginjal. Hiperurisemia dengan serangan nyeri yang jarang
tidak membutuhkan pengobatan, demikian juga yang tidak
menunjukkan gejala. Tujuan terapi yang diharapkan yaitu
mempertahankan kadar asam urat di bawah 6mg/dL. Dua kelas
obat yang dapat digunakan untuk menurunkan asam urat serum
yaitu uricosuric dan allopurinol. Pemilihan salah satu atau
keduanya bergantung pada hasil pemisahan asam urat dalam urin
selama 24 jam. Nilai di bawah 800 mg mengindikasikan
undersecretion asam urat, maka perlu uricosuric. Pasien dengan
13
kadar asam urat lebih dari 800 mg menunjukkan adanya produksi
yang berlebihan dan membutuhkan allopurinol.
a. Uricosuric
Obat ini memblok reabsorpsi tubular dimana urat disaring
sehingga mengurangi jumlah urat metabolik, mencegah
pembentukan benjolan baru dan memperkecil ukuran benjolan
yang telah ada. Uricosuris seperti probenesid dan sulfinpirazon
dapat diberikan sebagai pengganti allopurinol, namun
probenesid tidak diindikasikan untuk gout yang akut.
Pembentukan kristal urat dalam urin bisa terjadi dengan
urocisuric dan penting untuk memastikan jumlah urin cukup
yaitu 2000 ml atau lebih untuk mencegah pengendapat kristal
urat di saluran urin. Saat diberikan secara kombinasi dengan
colchicine, akan mengurangi frekuensi kekambuhan gout akut.
Uricosuric tidak efektif pada pasien dengan gangguan renal
dengan serum kreatinin lebih dari 2 mg/dL.
b. Allopurinol
Sebagai penghambat xantin oksidase, allopurinol segera
menurunkan plasma urat dan konsentrasi asam urat di saluran
urin serta memfasilitasi mobilisasi benjolan. Obat ini sangat
bermanfaat bagi pasien dengan gagal ginjal atau batu urat yang
tidak dapat diberi urocisuric. Biasanya obat ini diberikan sekali
sehai sebab metabolit aktif allopurinol waktu paruhnya panjang.
Dosis awalnya 100 mg diberikan selama 1 minggu; kemudian
dinaikkan jika kadar asam urat masih tinggi. Kadar asam urat
serum akan dicapai dengan dosis harian 200-300 mg. Seringkali
kombinasi allopurinol dengan uricosuric akan sangat membantu.
Allopurinol tidak dianjurkan untuk pengobatan hiperurisemia
asimtomatik dan gout yang aktif.
2.1.8 Komplikasi
14
Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul
di cairan sendi ataupun jaringan ikat longgar. Meskipun hiperurisemia merupakan
factor resiko timbulnya gout, namun hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia
sdengan serangan gout akut masih belum jelas.Arthritis gout akut terjadi pada
keadaan onsentrasi asam urat serum yang normal. Akan tetapi banyak pasien
dengan hiperurisemia tidak mendapat serangan arthritis gout akut.
Hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis
akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer.
Kelarutan Kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa.
Sebaliknya, pada suasana urin yang sama, Kristal asam urat akan mengendap dan
terbentuk batu. Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
peghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan
aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan
ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari
Kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.
2.2 Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a. Identias pasien ( nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku,
status perkawinan)
b. Derajat kesehatan :
2.1.6 Keluhan sakit yang dirasakan (penyebab, kualitas, region, derajat, waktu)
2.1.6 Riwayat penyakit dahulu
2.1.6 Pola kebiasaan (makan, minum, eliminasi, toileting, istirahat tidur,
aktivitas)
2.1.6 Psikososial (hubungan sosial, konsep diri, nilai keyakinan dan spiritual,
psikoseksual, masalah ppsikososial
15
c. Pemeriksaan fisik
2.1.6 Status mental
2.1.6 Tanda-tanda vital
2.1.6 Status gizi
2.1.6 Pemeriksaan head to toe
2.2.2 Diagnosa
2.1.6 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keengganan untuk
melakukan pergerakan.
2.1.6 Resiko untuk jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan dalam bergerak
2.1.6 Harga diri rendah kronis berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi
16
2.2.3 Intervensi
No. Diagnosa keperawatan NOC NIC
1 Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan
keengganan untuk melakukan
pergerakkan
Panjang :
Setelah dilakukan
kunjungan selama 4 kali
dalam 1 minggu klien di
harapkan mampu
berjalan dengan baik.
Pendek :
Setelah 3 kali kunjungan
lansia mampu melakukan
latihan ROM dengan
kriteria:
2.1.6 Mampu
menyebutkan
manfaat latihan ROM
2.1.6 Menyatakan akan
melakukan latihan
ROM setiap pagi.
2.1.6 Kaji pengetahuan lansia dan keluarga dalam hal perawatan bagi
penderita gangguan mobilitas.
2.1.6 Nilai keyakinan lansia terhadap setiap usaha perawatan
2.1.6 Monitor cara latihan yang tidak dilakukna oleh lansia
2.1.6 Monitor tanda-tanda vital
2.1.6 Monitor kekuatan otot dan ROM
2.1.6 Diskusi cara-cara melatih pergerakan kepada lansia
2.1.6 Demonsrasikan cara melakukan latihan ROM aktif pada lansia dan
keluarga
2.1.6 Minta lansia untuk mempraktekkan latihan ROM yang telah
didemonstrasikan setiap 2 kali sehari.
2.1.6 Tanyakan kesanggupan lansia untuk melakuakan ROM secara
rutin
2.1.6 Motivasi lansia untuk mencoba melakukan latihan
2.1.6 Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai
17
2.1.6 Dapat
mempraktekkan
gerakan ROM.
2. Resiko untuk jatuh Lansia tidak mengalami
jatuh selama dalam
perawatan 1 minggu
ditandai dengan:
2.1.6 Tidk ada laporan
jatuh dari keluarga
atau pasien sendiri
2.1.6 Tidak terdapat
tanda-tanda jatuh.
2.1.6 Kaji pengetahuan lansia dan keluarga terhadap perubahan fisik
pada lansia dan akibatnya.
2.1.6 Monitor tanda-tanda jatuh pada lansia.
2.1.6 Diskusikan dengan lansia dan keluarga mengenai perubahan pada
lanjut usia; proses menua, batasan usia lanjut perubahan pada sisitem
tubuh, akibat perubahan.
2.1.6 Gali pengetahuan dan keluarga mengenai upaya pencegahan agar
lansia tidak jatuh.
2.1.6 Monitor sumber-sumber dalam keluarga yang ada dan dapat
digunakan; peralatan, biaya, tenaga.
2.1.6 Kaji faktor pendukung terjadinya jatuh; kondisi rumah, kondisi
penderita.
2.1.6 Diskusikan cara-cara pencegahan jatuh pada lansia; modifikasi
lingkungan.
2.1.6 Beri motiasi lansia dan keluarga untuk mempraktekkan cara
pencegahan.
18
2.1.6 Beri pujian atas usaha yang dilakukan.
3. Harga diri rendah kronis b/d
keadaan sosial ekonomi yang
kurang.
Panjang :
Lansia dapat
berhubungan dengan
orang lain secara
bertahap setelah
perawatan selama 1
minggu.
Pendek:
Lansia dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
setelah dilakukan
kunjungan selama 3 kali
dengan kriteria:
2.1.6 Lansia dapat
mengidentifikasi hal-
hal positif pada
2.1.6 Kaji pengetahuan keluarga tentang gangguan harga diri.
2.1.6 Beri penjelasan tentang harga diri rendah pada keluarga dan
lansia.
2.1.6 Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimiliki pleh lansia.
2.1.6 Anjurkan keluarga untuk menghindarkan memberi penilaian
negatif’
2.1.6 Diskusikan dengan lansia dan keluarga tentang kemampuan yang
masih dimiliki dan yang dapat digunakan.
2.1.6 Motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan masyarakat.
2.1.6 Beri pujian atas hasil yang dicapai.
19
dirinya.
2.1.6 Lansia menyataan
akan berusaha
mengikuti kegiatan di
masyarakat.