24
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data beserta informasi yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini diperoleh penulis melalui beberapa sumber, antara lain: Data Formatif Merupakan data yang berasal dari literatur seperti buku-buku literatur dan wawancara langsung dengan narasumber. Data Sumatif Data Sumatif berasal dari survey yang penulis lakukan terhadap 100 (seratus) koresponden dan artikel-artikel di internet. 2.1.1 Literatur Buku 2.1.1.1. Referensi Buku “Real Tea, Real Health” “Real Tea, Real Health” merupakan sebuah buku mengenai teh karangan Prawoto Indarto. Buku ini menjelaskan secara detail mengenai macam-macam jenis teh hingga ke proses pembuatan teh itu sendiri. Informasi mengenai kesehatan dalam buku ini dikupas tuntas secara mendalam. Manfaat mengenai teh hijau dan juga teh hitam dipaparkan secara jelas. Buku ini meluruskan kembali mengenai rumor-rumor negatif mengenai teh yang konon dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti osteoporosis. Dijelaskan pula hasil penelitian yang membuktikan bahwa minuman teh ternyata sangat berkhasiat. 2.1.1.2. Referensi Buku “The Tea Companion” “The Tea Companion” adalah sebuah buku karangan Jane Pettigrew. Buku berbahasa Inggris ini menjelaskan detail sejarah dan perkembangan teh dari Cina hingga ke Eropa. Proses pembuatan teh, grade atau tingkatan dalam teh, hingga tea taster dijelaskan secara singkat. Disertai juga dengan gambar bermacam-macam poci teh dan peralatan-peralatan teh yang digunakan pada zaman dahulu dari berbagai negara. Pada akhir buku, terdapat direktori mengenai teh dari berbagai macam negara penghasil teh dan juga rasa-rasa dari teh tersebut. 2.1.1.3. Referensi Buku “1001 Teh” “1001 teh” adalah sebuah buku karangan Ara Rossi. Buku ini menjelaskan dengan lengkap mengenai segala sesuatu tentang teh melalui informasi yang singkat, padat, dan jelas. Di awal buku, diceritakan mengenai asal-usul minuman teh ini menurut versi dari beberapa negara. Di dalam buku

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

  • Upload
    dangnhi

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

  

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data Data beserta informasi yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini diperoleh

penulis melalui beberapa sumber, antara lain:

• Data Formatif Merupakan data yang berasal dari literatur seperti buku-buku literatur dan wawancara langsung dengan narasumber.

• Data Sumatif Data Sumatif berasal dari survey yang penulis lakukan terhadap 100 (seratus) koresponden dan artikel-artikel di internet.

2.1.1 Literatur Buku

2.1.1.1. Referensi Buku “Real Tea, Real Health” “Real Tea, Real Health” merupakan sebuah buku mengenai teh karangan

Prawoto Indarto. Buku ini menjelaskan secara detail mengenai macam-macam jenis teh hingga ke proses pembuatan teh itu sendiri. Informasi mengenai kesehatan dalam buku ini dikupas tuntas secara mendalam. Manfaat mengenai teh hijau dan juga teh hitam dipaparkan secara jelas. Buku ini meluruskan kembali mengenai rumor-rumor negatif mengenai teh yang konon dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti osteoporosis. Dijelaskan pula hasil penelitian yang membuktikan bahwa minuman teh ternyata sangat berkhasiat.

2.1.1.2. Referensi Buku “The Tea Companion” “The Tea Companion” adalah sebuah buku karangan Jane Pettigrew.

Buku berbahasa Inggris ini menjelaskan detail sejarah dan perkembangan teh dari Cina hingga ke Eropa. Proses pembuatan teh, grade atau tingkatan dalam teh, hingga tea taster dijelaskan secara singkat. Disertai juga dengan gambar bermacam-macam poci teh dan peralatan-peralatan teh yang digunakan pada zaman dahulu dari berbagai negara. Pada akhir buku, terdapat direktori mengenai teh dari berbagai macam negara penghasil teh dan juga rasa-rasa dari teh tersebut.

2.1.1.3. Referensi Buku “1001 Teh” “1001 teh” adalah sebuah buku karangan Ara Rossi. Buku ini

menjelaskan dengan lengkap mengenai segala sesuatu tentang teh melalui informasi yang singkat, padat, dan jelas. Di awal buku, diceritakan mengenai asal-usul minuman teh ini menurut versi dari beberapa negara. Di dalam buku

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

5  

  

ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa negara-negara di dunia; kandungan yang ada di dalam teh beserta khasiatnya; proses pembuatan teh; hingga ke resep-resep minuman dan makanan yang menggunakan teh.

2.1.2 Literatur Internet Beberapa referensi literatur yang di ambil dari internet antara lain:

a. http://www.matchingfoodandwine.com/articles/20080221

Sebuah artikel yang menjelaskan secara singkat mengenai berbagai macam jenis teh melalui proses oksidasinya seperti white tea, green tea, black tea, hingga teh pu-erh dengan penjelasan mengenai rasa-rasa dari teh tersebut. Pada halaman selanjutnya dari artikel ini juga dijelaskan bagaimana cara membuat teh yang benar menurut dari jenis teh.

b. http://kedai-teh-laresolo.blogspot.com/search/label/pengetahuan

%20dasar%20teh

Sebuah artikel dari blog seorang pecinta teh sekaligus pemilik kedai teh Laresolo, Bapak Bambang Laresolo. Artikel dari blog ini memberikan berbagai informasi singkat namun sangat menarik dan sangat edukatif. Berbagai infomasi yang diberikan antara lain yaitu mengenai pengetahuan dasar teh seperti lama penyeduhan atau pencelupan teh; serta cara penyeduhan teh yang benar yang banyak belum diketahui oleh orang-orang awam.

c. http://id.wikipedia.org/wiki/Teh Sebuah artikel yang ada di wikipedia berbahasa Indonesia yang

menjelaskan mengenai minuman teh secara umum; pengolahan serta pengelompokan teh; dan juga berbagai macam kemasan teh yang berada di pasaran seperti teh celup, teh saring, teh yang dipres, dan lain-lain.

d. http://www.food-info.net/id/products/tea/history.htm

Sebuah artikel yang menjelaskan tentang sejarah dan asal usul teh, serta masuknya teh ke negara-negara di Eropa terutama bagaimana teh hingga akhirnya berkembang sangat pesat di Inggris.

e. http://pringsewuresto.co.id/master/teh-poci-khas-tegal-telah-ada-sejak-

jaman-kolonial Sebuah artikel yang menjelaskan mengenai asal-usul teh poci yang menjadi budaya di Tegal, dijelaskan pula mengenai rasa dan beberapa

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

6  

  

tips yang biasa dilakukan bagi para pedagang teh poci agar teh-nya menjadi nikmat.

f. http://wonojoyo.com/budaya-minum-teh-di-indonesia/ Sebuah artikel yang menjelaskan secara lengkap mengenai sejarah masuknya teh ke Indonesia dan budaya minum teh di beberapa daerah di Indonesia seperti di Yogyakarta .

2.1.3 Wawancara Penulis menyadari pentingnya sebuah wawancara untuk mendapatkan masukan

serta data yang akurat mengenai teh. Metode yang digunakan adalah tanya jawab dengan moderator dari Komunitas Pecinta Teh yaitu Bapak Julian Julindra dan juga wawancara dengan sekjen dari Indonesia Teh Lover’s sekaligus penulis buku ‘Real Tea Real Health’ yaitu Bapak Prawoto Indarto. Penulis merasa sangat terbantu dengan data-data yang diperoleh melalui tanya jawab tersebut. Data-data tersebut lebih memudahkan penulis dalam mengidentifikasi masalah serta menentukan strategi pemecahan masalah yang kreatif dan juga efektif.

Berikut hasil rangkuman wawancara penulis terhadap moderator dari Komunitas Pecinta Teh, bapak Julian Julindra:

a. Bagaimana Komunitas Pecinta Teh ini bisa terbentuk?

Komunitas Pecinta Teh pertama kali dibentuk oleh Ratna Somantri di yahoo groups pada tanggal 21 Juni 2007 dengan moderator saat itu adalah Ratna dan Bambang Laresolo. Pada awalnya member mailing list ini berasal dari grup Jalansutra, dimana Ratna dan Bambang menjadi anggota. Komunitas Pecinta Teh kemudian dibentuk untuk menjadi wadah yang lebih spesifik bagi para Pecinta Teh untuk berdiskusi mengenai teh. Saat ini anggota Komunitas Pecinta Teh sudah lebih dari 220 orang termasuk beberapa diantaranya adalah orang-orang yang berkecimpung dalam dunia teh Indonesia.

b. Berapa range usia dari anggota Komunitas Pecinta Teh ini?

Usianya sangat beragam. Anak saya yang masih berumur 8 tahun juga sudah mulai mencintai teh dan sebentar lagi akan bergabung dengan komunitas ini. Jadi range usia dari anggota ini adalah dari umur 8 hingga 50 tahun. Menurut saya pribadi, minuman teh bisa dinikmati oleh berbagai kalangan dari berbagai usia. Namun pada umumnya, orang-orang yang berusia 20 tahun-an ke atas yang mulai belajar untuk mencintai serta mendalami teh.

c. Hal apakah yang membuat bapak tertarik pada teh hingga menjadi seperti sekarang?

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

7  

  

Menurut saya teh itu seperti kehidupan. Saya pun tumbuh dengan kedua orangtua yang juga pecinta teh. Namun, saat masih kecil saya belum benar-benar tertarik pada teh. Pertama kali saya benar-benar tertarik pada teh yaitu ketika teman saya yang memiliki kebun teh menawarkan teh oolong pada saya. Pada saat itu saya pun merasa takjub dengan rasa teh tersebut yang berbeda dengan teh yang biasanya pernah saya minum.

d. Apakah ada cara-cara khusus dalam penyeduhan teh sehingga bisa

menghasilkan teh yang enak? Memang ada cara-cara khusus dalam penyeduhan teh. Ada saran khusus yaitu penyeduhan teh berdasarkan tingkat oksidasi teh. Mulai dari teh putih diseduh dengan air yang tidak terlalu panas hingga teh hitam yang dapat diseduh dengan air mendidih. Namun hal tersebut kadang tergantung pada selera masing-masing individual. Ada individu yang menyukai teh yang kental dan juga pahit. Prinsip dalam menyeduh sama seperti prinsip dalam memasak, cara orang memasak tentu berbeda-beda begitu pula dengan menyeduh. Yang perlu kita ketahui adalah karakteristik dari teh tersebut agar tidak diseduh dengan air yang kelewat mendidih sehingga tidak menghasilkan teh yang kelewat pahit.

e. Menurut bapak, hal apa sajakah yang perlu diketahui mengenai teh oleh seorang pemula? Menurut saya penting untuk mengetahui awal mula atau sejarah teh dan tanaman teh itu sendiri, jenis-jenis teh dan karakteristik teh tersebut dan juga cara-cara penyeduhan yang benar.

f. Jika komunitas pecinta Teh sedang berkumpul, biasanya kegiatan apa saja yang akan dilakukan? Pada saat berkumpul, kami akan membawa teh yang kami punya sesuai dengan tema teh dari gathering tersebut. Lalu, kami pun akan saling bertukar coba teh milik yang satu dengan yang lain sehingga kami bisa mencoba berbagai macam jenis teh yang dibawa dan juga berbagi ilmu satu sama lain.

Berikut hasil rangkuman wawancara penulis terhadap sekjen Indonesia Teh Lover’s sekaligus penulis buku ‘Real Tea Real Health’, Bapak Prawoto Indarto:

a. Menurut bapak, bagaimana dengan perkembangan teh di Indonesia saat ini? Dari pihak Indonesia Teh Lover’s sendiri saat ini kami sedang mendorong ke arah perkembangan tersebut. Dari segi konsumsi, memang banyak jenis-jenis teh seperti teh dalam kemasan yang bermunculan. Berbagai macam merk teh juga kini mulai bermunculan. Namun, secara keseluruhan, minat masyarakat Indonesia pada teh saat ini umumnya baru sebatas pada teh dalam kemasan ataupun teh celup saja.

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

8  

  

b. Bagaimana awal kecintaan bapak dengan teh?

Pada awalnya saya memang menyukai teh. Keluarga saya juga menyukai teh dan setiap pagi orangtua saya selalu membuatkan teh. Beranjak kuliah, saya yang besar di Jogjakarta sering ‘nongkrong’ di warung angkringan. Ketika saya bekerja, saya mendapatkan klien mengenai teh, saya pun mencari buku literatur mengenai teh dan ternyata tidak ada. Dari situ saya pun berniat untuk membuat buku mengenai teh, melalui penelitian yang saya dapatkan, saya cukup tercengang dengan manfaat dari teh itu sendiri yang begitu besar. Oleh karena itulah saya membuat buku ‘Real Tea, Real Health’ untuk membagikan informasi mengenai betapa besar manfaat teh ini kepada banyak orang.

c. Dalam membuat secangkir teh yang enak, apakah diperlukan peralatan seperti poci khusus? Hal tersebut tergantung dari masing-masing individual lagi, apakah ingin yang fancy atau hanya melihat dari segi fungsi atau dari segi budaya. Tentu jika melihat dari segi budaya seperti budaya minum teh di Jepang, dibutuhkan peralatan yang lengkap mulai dari mangkuk hingga peralatan-peralatan lainnya. Jika ingin melihat dari segi fungsi, yang terpenting adalah kualitas dari teh serta air yang digunakan untuk menyeduh teh dan juga agar daun teh-nya tidak ikut terminum sehingga kita dapat meminum dengan nyaman.

d. Apakah ada efek negatif dari mengkonsumsi teh? Teh memang sering dikaitkan dengan unsur kafein di dalamnya, namun pada teh, kafein bukanlah senyawa utama layaknya kopi. Pada teh, kafein hanyalah senyawa ikutan dan senyawa utamanya terdiri dari katekin, theaflavin, serta L. Theanine. Penelitian membuktikan bahwa konsumsi teh di atas 4 cangkir perhari justru memberikan efek nyata pada pemeliharaan kesehatan karena dapat menekan resiko berbagai penyakit seperti stroke, jantung koroner, mengendalikan gula darah, hipertensi serta memelihara jaringan syaraf otak. Hal tersebut tidak lepas dari peran katekin dan L. Theanine. Pada minuman teh, efek buruk kafein pun ternetralisir oleh L.Theanine. Zat antioksidan pada teh pun terdapat pada senyawa katekin tersebut.

e. Bagaimana cara mengetahui teh yang berkualitas atau tidak? Dari struktur daun teh bisa terlihat dengan jelas. Pada teh hitam yang bagus adalah terlihat dari warnanya yang pekat dan hitam. Selain itu bisa terlihat pula melalui daun teh yang utuh, tidak pecah-pecah dan tidak terdapat batang-batang teh. Wangi teh tersebut juga harus harum dan tidak berbau kurang segar serta tidak terlihat kusam. Selain itu, faktor lainnya yaitu dari jenis bibit tanaman teh tersebut juga menentukan kualitas dari teh tersebut.

f. Apakah bapak bisa menceritakan tentang campaign SEHATI (seduh hangat teh Indonesia) yang dilakukan oleh Indonesia Teh Lover’s? SEHATI adalah kepanjangan dari seduh hangat teh Indonesia dan merupakan kampanye dari Indonesia Teh Lover’s. Kampanye ini adalah untuk memasyarakatkan minuman teh sebagai minuman kesehatan untuk masyarakat

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

9  

  

Indonesia. Tujuan dari kampanye kami adalah untuk mengajak para masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi 2 hingga 3 cangkir teh sehari. Salah satu tujuannya dari segi industri yaitu untuk menghidupkan perkebunan teh Indonesia sehingga kita dapat meningkatkan pasar teh Indonesia.

g. Menurut bapak, apakah teh di Indonesia dengan teh yang berasal dari luar negeri dapat bersanding dari sisi kualitas? Produk Indonesia tentu dapat bersaing dengan teh yang berasal dari luar negeri. Yang kurang di Indonesia hanyalah dari sisi branding, packaging dan juga pemasaran dari teh tersebut. Sebab, teh Indonesia yang banyak diekspor keluar negeri ini banyak digunakan sebagai bahan campuran teh atau blending untuk teh-teh dengan merk yang terkenal di dunia saat ini. Tentu jika teh dari Indonesia ini diproses dengan lebih baik, dikemas dengan branding serta packaging yang lebih baik dan memiliki marketing serta tanggapan pasar yang positif, teh Indonesia dapat bersanding dengan teh-teh dari luar tersebut.

2.1.4 Hasil Angket Penulis melakukan survei dengan membagikan kuesioner terhadap 100

responden dengan ragam usia mulai dari 20 hingga 50 tahun ke atas untuk mengetahui minat masyarakat terhadap teh serta pengetahuan umum yang mereka miliki mengenai teh. Penulis melalukan 2 buah survey. Berikut hasil survey penulis yang pertama yaitu survey mengenai minat membaca pada masyarakat:

1. 52 orang (52%) responden adalah pria dan 48 orang (48%) sisanya adalah wanita. 90 orang (90%) responden dengan usia 20-35 tahun. 10 orang (10%) sisanya berusia di atas 35 tahun.

2. 84 orang (84%) responden suka membaca buku dan 16 orang (16%) sisanya tidak suka membaca buku.

3. 71 orang (71%) responden sering membeli buku, 22 orang (22%) responden membeli buku jika terpaksa saja dan 7 orang (7%) sisanya jarang membaca buku karena sama sekali tidak suka membaca buku.

4. 63 orang (63%) responden menyukai buku bacaan yang lebih banyak menampilkan gambar daripada text atau tulisan. 32 orang (32%) menyukai buku bacaan dengan porsi gambar serta tulisan yang seimbang 50%- 50%. Sedangkan 5 orang (5%) responden sisanya menyukai buku dengan banyak informasi daripada gambar.

5. 94 orang (94%) menganggap bahwa dengan gambar sebuah buku menjadi lebih mudah penyampaian informasinya. 37 orang (37%) memilih penyampain informasi dengan quick info. Sementara 23 orang (23%)

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

10  

  

memilih informasi dan text yang panjang. 18 orang (18%) memilih penjelasan informasi dengan bagan tabel atau chart.

6. 53 orang (53%) rela mengeluarkan uang sebanyak 150.000 hingga 400.000

rupiah untuk sebuah buku, 33 orang (33%) rela mengeluarkan uang sebanyak 50.000 hingga 150.000 rupiah. 14 orang (14%) sisanya rela mengeluarkan uang hingga 400.000 rupiah ke atas untuk membeli sebuah buku.

7. Berikut segi-segi/ hal-hal yang menjadi pertimbangan seseorang dalam membeli buku:

Tabel Hasil Survey Buku

tabel 2.1

59% menganggap bahwa desain cover buku adalah penting, 50% responden mengganggap tema serta isi buku juga penting. 53% menganggap desain layout pada buku penting. 49,5% menganggap bahwa gambar di dalam buku yang menarik adalah penting. 43,4% menganggap bahwa banyaknya informasi atau text cukup penting. Kertas atau bahan kertas dianggap cukup penting oleh 41,8% suara. Sementara untuk harga 34,3% menganggap bahwa harga cukup penting dan 34,3% menganggap harga buku penting. 51% menganggap bahwa ukuran buku cukup penting.

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

11  

  

8. Jika ada buku mengenai teh seperti cara pembuatan yang benar serta dilengkapi dengan peralatan untuk membuat teh serta daun-daun teh yang berkualitas dalam satu paket buku, 77 orang (77%) responden tertarik untuk membelinya.

Berikutnya adalah hasil survey penulis mengenai minat masyarakat terhadap minuman teh:

1. 52 orang (52%) responden adalah pria dan 48 orang (48%) sisanya adalah wanita. 90 orang (90%) responden dengan usia 20-35 tahun. 10 orang (10%) sisanya berusia di atas 35 tahun.

2. Dari 100 responden, 72 responden (72%) lebih menyukai teh daripada kopi. 28 orang (28%) sisanya lebih memilih kopi daripada teh.

3. Dari 100 responden, 17 responden (17%) biasa menikmati teh seduh dan menyenangi jenis teh tertentu. 35 responden (35%) lain biasa memilih untuk menikmati es teh di warung, 43 responden (43%) memilih teh botol atau teh kotak, dan 31 responden (31%) memilih teh celup.

4. Dari 100 responden, 70 responden (70%) biasa hanya asal seduh dan minum saja ketika menikmati teh seduh. 30 responden (30%) sisanya hanya menyeduh kurang dari 5 menit.

5. Dari 100 responden, 80 responden (80%) tidak tahu bagaimana cara menyeduh teh dengan cara yang benar.

6. Dari 100 responden, 44 responden (44%) biasa meminum teh setiap hari, 34 responden (34%) responden meminum teh setiap hari, dan 22 responden (22%) meminum teh kurang dari seminggu sekali.

7. Dari 100 responden, 70 responden (70%) pernah mendengar rumor-rumor negatif mengenai dampak buruk dari meminum teh dan 30 responden (30%) sisanya tidak tahu atau hanya tahu manfaatnya saja.

8. Dari 100 responden, hanya 15 responden (15%) yang mengetahui manfaat dari minuman teh.

9. Dari 100 responden, sebanyak 78 responden (78%) tidak mengetahui bahwa Indonesia berada dalam peringkat sepuluh terbesar penghasil teh dunias.

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

12  

  

2.2 Data Proyek

2.2.1 Sejarah Teh Bangsa Cina telah meminum teh selama kurang lebih 5.000 tahun. Asal mula

teh pada awalnya masih merupakan legenda. Mereka telah meminum teh selama ribuan tahun ini untuk kesehatan tubuh dan juga kenikmatan. Tidak seorangpun tahu apa yang menyebabkan mereka tertarik dengan daun hijau serta mengkilap dari Camellia sinensis , tetapi legenda popular dapat memberi pengetahuan kepada kita. Salah satu legenda yang paling terkenal adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung. Penemuan teh olehnya pada tahun 2737 sebelum masehi, belum ditempatkan secara tepat dalam sejarah. Kisahnya penemuan teh ini yaitu, pada suatu hari, ketika Kaisar Shen Nung akan minum air mendidih, beberapa daun dari pohon yang menjuntai tertiup angin dan jatuh di panci berisi air mendidih tersebut. Sang Kaisar ingin tahu dan memutuskan untuk mencicipi air rebusan yang tidak menyerupai minuman tersebut. Kaisar menemukan air rebusan itu sedap dan menyegarkan tubuh.

Legenda dari India menghubungkan penemuan teh dengan biarawan Bodhidharma. Sang biarawan merasa sangat lelah setelah mengakhiri pertapaannya selama 7 tahun. Dalam keputusasaannya, dia mengunyah beberapa daun yang tumbuh didekatnya, yang dengan seketika langsung menyegarkannya kembali. India saat ini merupakan penghasil teh terbesar di dunia, tetapi tidak ada catatan sejarah mengenai minum teh di India sebelum abad kesembilan belas. Eksperimen dari Bodhidharma mengunyah teh tidak pernah disebarkan kepada masyarakat umum pada saat itu.

Mitologi lain dari Jepang menceritakan tentang Daruma - pembawa ajaran agama Zen Buddha di Jepang. Suatu ketika, Daruma membuang kelopak matanya yang berat ke tanah, karena ia merasa frustasi dan tidak mampu untuk tetap terjaga saat bertapa. Pohon teh tumbuh dimana ia membuang kelopak matanya. Dedaunan dari pohon yang baru tumbuh ini secara ajaib menyembuhkan kepenatannya. Namun, cerita ini memang kurang realistis. Menurut penelitian, teh memang bukan berasal dari Jepang. Teh masuk ke Jepang karena seorang biarawan asal Jepang bernama Dengyo Daishi yang membawa biji tanaman teh tersebut dari Cina.

Perlu waktu hingga 4.000 tahun sebelum metode pembuatan teh seperti yang kita kenal sekarang dikembangkan. Dalam pengejaan dan pengucapan, ‘teh’ dengan segala variasinya di dunia berasal dari sumber tunggal. ‘Te ', berarti ‘teh' dalam dialek Cina Amoy. Bahasa Cina nasional menyebutnya ‘ cha ' begitu pula dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Inggris disebut ‘tea’ dan di Indonesia disebut ‘teh’.

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

13  

  

Teh merupakan minuman yang paling banyak diminum di seluruh dunia setelah air putih. Dibaliknya pun teh menyimpan cerita yang begitu beragam dan menakjubkan serta menyimpan beberapa cerita mengenai kehidupan sosial serta sejarah budaya dari beberapa negara. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, legenda di Cina menyatakan bahwa teh pertama kali ditemukan oleh kaisar Shen Nung. Akan tetapi, sangat sulit untuk mengetahui apakah kaisar Shen Nung benar-benar ada atau ia hanyalah sebuah tokoh legenda rekaan yang diciptakan oleh masyarakat setempat yang bergerak di dunia pertanian dan herbal pada masa cina kuno. Tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa kaisar ini benar-benar ada.

Namun, apapun cerita asal usulnya, fakta memang membuktikan bahwa minuman teh berasal dari cina dan telah populer di Cina sejak zaman dahulu. Bagaimanapun, tidak ada catatan mengenai daun teh hingga abad 3 sebelum masehi. Hingga abad 3 sesudah masehi, minuman teh digunakan sebagai obat atau minuman tonik. Popularitas teh di Cina menaik dengan drastis pada abad ke 4 hingga 5, pada saat itu, daerah lembah di sungai Yangtze pun ditetapkan menjadi tempat perkebunan teh. Teh yang dulunya hanya merupakan hadiah untuk kaisar mulai semakin populer dan bermunculan dimana-mana, seperti di penginapan, di toko yang menjual minuman anggur/ wine, dan di rumah-rumah makan seperti warung mie.

Teh menjadi alat tukar barter dengan orang-orang turki pada tahun 476 sesudah masehi. Para saudagar serta pedagang teh menjadi kaya raya pada masa itu. Perajin tanah liat, perak, dan emas pun kian bermunculan untuk memenuhi permintaan pasar untuk peralatan-peralatan mengeteh. Mereka memproduksi alat-alat minum teh yang elegan dan dijual dengan harga yang sangat mahal. Pada saat itu, peralatan teh yang mahal dan elegant menjadi penunjuk akan status serta kekayaan seseorang yang memilikinya. Tahun-tahun yang berwarna pada Dinasti Tang (618-906 masehi) sering disebut sebagai tahun keemasan bagi teh. Teh pada saat itu tidak lagi diminum sebagai obat atau tonik, tapi diminum untuk kesenangan karena efek menyegarkan yang dimilikinya. Persiapan serta penyuguhannya dikembangkan menjadi sebuah upacara yang khusuk, sementara pemanen dan pemprosesan daun teh dikontrol dengan ketat oleh aturan yang mengikat yaitu mengenai siapa yang harus memanen, kapan dan bagaimana daun teh dikumpulkan, bagaimana daun teh yang sudah dipetik harus ditangani dan bahkan para gadis muda pemetik teh juga harus menjaga konsumsi makanannya, mereka dilarang keras untuk mengkonsumsi bawang putih, bawang bombay, dan bumbu-bumbu lainnya untuk berhati-hati agar tidak ada bau yang menempel pada jari jemari mereka; sebab jika ada bau yang menempel, bau tersebut dapat mengkontaminasi wangi alami dari daun teh tersebut.

Teh menjadi sangat penting bagi para pedagang dan untuk pertama kalinya buku mengenai teh diterbitkan oleh penulis bernama Lu Yu (733-804). Bukunya berjudul Cha Chang yang artinya ‘the classic of tea’. Buku tersebut menjelaskan berbagai aspek mengenai teh mulai dari asal muasal tanaman tersebut,

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

14  

  

karakteristiknya, varietas, cara memproses daun teh hingga menjadi teh, alat-alat yang dibutuhkan untuk mengeteh, cara menyeduh minuman tersebut, kualitas air yang digunakan, manfaat teh sebagai minuman kesehatan, dan tradisi dalam meminum teh.

Pada masa Dinasti Tang, daun-daun muda dipetik, dipanaskan, dihancurkan, dan dicampur dengan jus buah plum (jus ini untuk merekatkan partikel-partikel, berfungsi seperti lem natural) lalu diaduk hingga berbentuk pasta. Teh yang sudah berbentuk pasta tersebut akan dituang ke dalam cetakan dan dikompres atau dipadatkan hingga menjadi berbentuk bulat atau kotak yang padat dan menyerupai kue sehingga kerap disebut ‘tea cake’. Teh berupa ‘cake’ ini akan dipanggang hingga kering. Untuk menyeduh secangkir teh, tea cake tersebut dibakar di atas api hingga menjadi cukup lunak untuk dihancurkan menjadi bubuk, lalu didihkan di dalam air. Di beberapa daerah di Cina, garam ditambahkan ke dalam teh untuk memberikan rasa pahit sesudah meminumnya. Rasa-rasa yang umum ditambahkan ke dalam teh pada masa itu adalah bumbu-bumbu dapur, jahe, kulit jeruk, pepermint, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam wadah minuman sebelum teh diseduh dengan air mendidih.

Pada jaman Dinasti Song (960-1297 M) teh yang dikompres digiling menjadi bubur dan dikocok atau diaduk di dalam air mendidih sehingga menjadi minuman yang berbuih. Setelah meminum cangkir pertama, ditambahkan lagi air mendidih ke dalam bubuk teh, diaduk dan diminum dan diulang hingga 7 kali. Penambahan-penambahan bumbu-bumbu dapur seperti yang dilakukan pada jaman Dinasti Tang mulai kurang diminati lagi pada jaman Dinasti Song ini. Saat itu, penambahan bahan-bahan dengan aroma bunga seperti melati, lotus dan bunga chrysantemmum lebih disukai. Hingga pada saat jaman Dinasti Ming (1368-1644 M), semua teh yang diproduksi hingga saat itu adalah jenis teh hijau. Teh pada jaman Dinasti Ming ini pun tidak lagi dipadatkan menjadi bentuk kue, akan tetapi dibiarkan lepas, dipanaskan, dan dikeringkan. Akan tetapi, daun teh yang kering dan tidak dikompress tersebut menjadi lebih mudah kehilangan aroma serta rasa jika tidak disimpan dengan baik. Hal ini tentu harus segera diakali mengingat pada saat itu teh menjadi alat tukar perdagangan yang harus dibawa-bawa hingga ke Eropa. Karena permintaan pasar Eropa yang terus melonjak, maka orang-orang cina yang ingin mendapatkan banyak untung pun mencari-cari cara. Akhirnyam mereka menemukan proses pembuatan teh hitam. Pada zaman itu pun bangsa Eropa percaya bahwa teh hitam dan teh hijau berasal dari tanaman yang berbeda, padahal keduanya berasal dari tanaman yang sama. Para produsen teh di jaman Ming menemukan bahwa mereka dapat menfermentasikan teh dan membuat minuman tersebut menjadi lebih pekat warna serta aromanya. Daun teh yang telah diproses pun akan berubah menjadi gelap warnanya. Teh hitam ini pun ternyata lebih cocok pada lidah masyarakat Eropa yang memang menyukai minuman yang pekat, dengan aroma yang kuat. Teh hitam pun menjadi lebih populer karena wanginya yang memang lebih kuat dan lebih harum daripada teh hijau.

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

15  

  

Dari China ke Jepang Benih-benih pertama teh yang didatangkan ke Jepang dari Cina pertama kali

dibawa oleh Dengyo Daishi, seorang rahib Jepang yang menghabiskan waktu 2 tahun dari tahun 803-805 untuk belajar di Cina. Ia pulang ke Jepang dan menanam benih teh tersebut di pekarangan kuil tempat ia tinggal. Sekitar 5 tahun kemudian, ia menyuguhkan minuman teh dari benih yang ia tanam kepada Kaisar Saga. Kaisar sangat menyukai minuman tersebut sehingga ia memerintahkan untuk mulai menanam pohon teh di 5 provinsi.

Pada akhir abad 9-11, hubungan cina dan jepang memanas dan berdampak pada teh; sebagai minuman yang berasal dari Cina, teh tidak lagi diminum dalam kerajaan. Tetapi para rahib di Jepang tetap meminum teh untuk membantu mereka tetap sadar dan berkonsentrasi selama masa pertapaan mereka.

Pada awal abad ke-12, situasi di antara kedua negara mulai membaik dan seorang rahib bernama Eisai pergi ke Cina untuk membawa lagi bibit-bibit tanaman teh. Ia pulang membawa banyak benih untuk ditanam dan juga membawa cara baru masyarakat cina dalam meminum teh hijau bubuk. Cara meminum teh dan juga kepercayaan para rahib terhadap cara meminum teh ini terus berkembang secara berdampingan dan ketika ritual ini sudah mati di Cina, di Jepang cara meminum teh tersebut telah berkembang menjadi sebuah upacara yang rumit dan unik. Hingga sekarang, upacara minum teh atau Cha No Yu masih terus berlangsung.

2.2.1.1 Masuknya Teh ke Eropa Pada tahun 1560, teh pertama kali masuk ke Eropa melalui misionaris

Jasper de Cruz. Teh pertama kali disebarkan di Portugal lalu mulai menyebar ke Perancis, lalu ke Belanda. Minuman baru yang datang bersamaan dengan muatan sutra dan rempah-rempah ini namun tidak mengalami sukses dalam sekejap. Bangsa Eropa mencicipi teh, namun mereka lebih memilih aroma kopi.

Pada tahun 1652, teh mulai masuk ke Inggris dan menggantikan Ale (sejenis bir) sebagai minuman nasional. Keluarga kerajaan Inggris menjadi penolong dari penjualan teh. Acara minum teh pun menjadi istimewa ketika Raja Charles II menikah dengan Catherine dari Branzaga. Catherine mengawali tradisi minum teh di dalam istana dengan menggunakan mangkok dan teh asal cina dan para anggota istana lain pun mengikuti caranya. Pada saat itu, harga teh menjadi naik karena teh menjadi sebuah mode yang ekslusif dan kian marak. Para bangsawan pun menganggap teh sebagai sesuatu yang menarik. Kehidupan sosial pada awal pertengahan

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

16  

  

abad kedelapan belas beralih dari kebiasaan meminum kopi dengan teh. Kebun teh pun menjadi tempat yang menyenangkan dan kerap kali dijadikan sebagai tempat pertemuan sosial.

Pada tahun 1644, East India Company yaitu perusahaan perdagangan Inggris dibawah pemerintahan Ratu Elizabeth I – membuka kantor di Xiamen. Pada masa itulah, daun Teh dikenal umum sebagai minuman yang diseduh dengan air panas. Pada tahun 1669, East India company mendapatkan lisensi mendatangkan komoditas Teh dari Cina ke Inggris dengan menggunakan kapal Elizabeth I selama sembilan tahun memonopoli perdagangan teh sampai dengan tahun 1833.

Bagian cukup menarik dari kisah perdagangan teh oleh bangsa Inggris adalah ketika East India Company pada tahun 1773 boleh berdagang teh langsung dari Cina ke Amerika (Amerika pada saat itu masih termasuk dalam koloni bangsa Inggris ) dengan memotong jalur perdagangan dan perpajakan yang merugikan exportir Eropa dan Importir Amerika. Pemerintah Inggris pun menetapkan pajak yang sangat tinggi terhadap barang-barang mewah seperti teh. Masyarakat Amerika memprotes dengan gigih atas kenaikan pajak yang sangat tinggi ini. Beberapa pajak memang dihapuskan, tetapi bea impor atas barang-barang mewah seperti teh yang dulunya masih merupakan barang mewah dinaikan. Masyarakat Amerika tidak memiliki seorang wali untuk membawa kasus mereka secara demokratis ke parlemen di London, sehingga mereka memutuskan untuk mengambil tindakan langsung sendiri. Pada saat kapal pengangkut komoditas teh merapat di pelabuhan kota Boston, maka serentak penduduk kota tersebut menaiki kapal dan membuang seluruh peti yang berisi komoditas teh kedalam laut. Peristiwa itu dikenal sebagai Boston Tea Party yang berakibat pula tercetusnya revolusi Bangsa Amerika terhadap penjajahan bangsa Inggris. Sejak itu bangsa Amerika tidak lagi meminum teh dan sebagai pengganti teh mereka meminum kopi. Hal inilah juga yang membuat mengapa masyarakat di Amerika lebih memilih kopi.

Pada sekitar tahun 1800-an, teh celup ditemukan secara tidak sengaja. Thomas Sullivan merupakan seorang pengimpor teh dari New York. Ia mengirimkan contoh teh kepada para pelanggannya dalam kantung kecil yang terbuat dari sutra. Ternyata pelangganya menyukai cara tersebut karena penggunaannya yang lebih praktis dan mudah. Selanjutnya, mereka menghendaki semua teh yang dikirim untuk dikemas dalam sebuah kantung.

2.2.1.2. Budaya Teh di Indonesia

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

17  

  

Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya sebagai tanaman hias. Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan Teh dengan mendatangkan biji-biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut tidak terlalu berhasil dan baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr. Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang. Usaha perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa (Culture Stetsel). Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang, perkebunan dan perdagangan teh juga dilakukan oleh pihak swasta.

Jauh sebelum tanaman teh masuk ke Indonesia, Tegal sudah memiliki budaya minum teh yang berakar dari Cina. Pada sekitar abad ke-17, daerah pantai utara Jawa Tengah, termasuk Tegal, merupakan jalur perdagangan yang ramai karena Tegal memiliki pelabuhan besar. Sebelum ada tanaman teh di Indonesia, teh yang dikonsumsi di Tegal didatangkan langsung dari Cina. Setelah tanaman teh masuk ke Indonesia, produk teh yang berkualitas sebagian besar diekspor ke Belanda dan Eropa, sementara teh sisa yang mutunya rendah diambil oleh para pekerja pribumi. Kondisi tersebut membentuk selera konsumsi masyarakat Tegal terhadap teh. Sampai sekarang mereka terbiasa meminum teh yang sepat dan pekat. Rasa sepat pada teh berasal dari batang teh yang ikut digiling bersama dengan daun teh sehingga menghasilkan teh berkualitas rendah. Dalam perkembangan selanjutnya, teh di Tegal kemudian diolah dengan aroma bunga melati agar lebih enak dinikmati. Teh yang ada di Tegal ini diminum dengan menggunakan poci yang terbuat dari tanah liat dengan ukuran personal. Satu teko hanya untuk 2 cangkir saja. Keunikan teh poci adalah sebelum digunakan, poci teh direbus dulu bersama dengan air teh untuk menghilangkan bau tanah. Untuk membersihkan poci, tidak perlu digunakan sabun, cukup dibilas saja. Jika ada kerak yang mengempel pada poci juga sebaiknya jangan dibuang, karena rasa khas poci akan timbul dari kerak tersebut. Selain itu, gula pada teh poci menggunakan gula batu dan tidak boleh diaduk, melainkan cukup digoyangkan sedikit cangkirnya. Hal ini memiliki filosofi tersendiri yaitu hidup ini awalnya memang pahit, namun kita harus bersabar, sehingga di akhir nanti kita akan mendapatkan manisnya. Rasanya pun menjadi khas dengan sebutan ‘Wasgitel’ yaitu wangi, sepet, legi, kentel atau wangi, sepat, manis, kental.

Budaya di kota Jogja juga mirip dengan di Tegal. Setiap malam, terutama sepanjang jalan Malioboro, akan terlihat banyak sekali tempat-tempat minum teh yang biasa disebut “angkringan“. Masyarakat dari berbagai kalangan dan status sosial seperti pengemudi becak, pedagang

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

18  

  

asongan, seniman dan pelajar/mahasiswa, tak segan-segan berkumpul dan mengobrol dengan santainya di tempat ini.

Angkringan ini awalnya hanya tempat untuk minum teh sambil mengaso, tetapi pada perkembangannya, angkringan juga berfungsi sebagai warung makan sekaligus tempat bersantai. Walaupun sudah tersedia aneka macam makanan dan minuman, “wedang teh” tetap menjadi menu utama dari angkringan ini. Minuman teh yg menjadi favorit para pengunjung adalah “Nasgitel”, kepanjangan dari “panas-legi-kenthel” atau panas-manis dan kental”. Nasgitel menggunakan “teh merah” atau “teh hitam” yang dipadu dengan “gula batu” yang sangat manis. Penyajiannya biasanya berupa kotokan (daun teh kering) yang diseduh dengan air mendidih, disajikan dalam gelas plus beberapa butir gula batu yang disajikan terpisah. Setelah seduhan teh dihidangkan, pelanggan biasanya segera mencemplungkan gula batu kedalamnya. Proses ini sampai dengan wedang teh siap diminum memerlukan waktu sekitar 10 menit, sambil menunggu biasanya pelanggan akan menikmati makanan kecil seperti ketela goreng, pisang goreng, singkong rebus, uli (juadah) dan lain sebagainya.

Demikian juga mengenai kebiasaan minum teh di tataran Sunda. Dahulu, mereka meminum teh memakai mangkok dari batok kelapa dan tatakan dari bambu sambil menghangatkan badan di dekat perapian. Kebiasaan ini biasa disebut sebagai “nganyeut”. Sedangkan di wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya, walaupun di daerah lawang-wonoasri Jatim terdapat berhektar-hektar kebun teh, minuman ini masih dianggap sesuatu yang mewah untuk menyuguhi tamu. Dan sampai saat ini, jika teh disajikan tanpa gula adalah minuman aneh, tidak mengherankan jika teh hijau kemasan yang non sugar di supermarket- supermarket di surabaya selalu rapi tak tersentuh.

Jika dilihat dari nilai filosofi, sosial, agama dan seni, kebiasaan minum teh di masyarakat kita tidak bisa di sepadankan dengan budaya Jepang dan China. Untuk mereka, minum teh adalah satu seni yang mempunyai banyak sekali aturan dan tata cara yang harus dilalui. Sebenarnya, cara meminum teh di Indonesia yang menggunakan Poci tanah liat (Teh Poci), juga memiliki nilai lebih, karena didalamnya juga mengandung filosofi. Hanya saja kebiasaan ini memang belum memberikan apresiasi lebih terhadap teh itu sendiri. Di Indonesia beberapa jenis teh biasanya di tambah dengan bahan lain untuk memberikan aroma yang berbeda, salah satunya adalah bunga melati. Teh wangi melati, adalah teh yang menggunakan bahan dasar teh hijau (diambil dari Jawa barat), kemudian ditambahkan bunga melati sehingga teh tersebut menjadi beraroma melati. Kualitas teh hijau yang digunakan sebagai bahan dasar teh melati ini memang bukan kualitas teh yang bagus karena teh yang digunakan berasal dari daun teh yang tua, hancur, bahkan batangnya ikut diproses. Sehingga, walaupun masih fresh

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

19  

  

dari pabrik, namun kualitas daun seperti ini, kualitas rasa dan aroma tidak seperti yang diharapkan. Warna teh hijau ini pun menjadi seperti teh hitam yaitu berwarna pekat dengan rasa yang sepat, sehingga dibutuhkan banyak pemanis untuk membuat teh ini berkurangnya rasa sepatnya.

2.2.2 Jenis-jenis Teh Teh berasal dari tanaman yang disebut Camellia Sinensis. Ada dua jenis

varietas Camellia Sinensis yang dikenal di dunia yaitu Camellia Sinensis varietas Sinensis dan Camellia Sinensis varietas Assamica. Varietas Sinensis lebih banyak ditanam di China dan Jepang, sedangkan varietas Assamica lebih banyak ditanam di India, Sri Lanka, Kenya, dan Indonesia.

Teh mirip dengan buah anggur. Rasa dan aroma sangat dipengaruhi oleh iklim, ketinggian dan lingkungan dimana teh tersebut di tanam. Walau berasal dari jenis pohon yang sama, teh dari masing-masing daerah akan memiliki rasa dan aroma yang berbeda.

Baik teh Hitam, teh Hijau, atau teh Oolong berasal dari jenis tanaman yang sama yaitu Camellia Sinensis, yang berbeda yaitu melalui proses pengolahan teh yang dikenal dengan istilah fermentasi atau oleh para peneliti teh disebut sebagai oksidasi enzimatis (oksimatis). Proses inilah yang mendasari perubahan yang menghasilkan ketiga jenis teh yang dikenal dengan teh Hijau, teh Hitam, dan teh Oolong. Proses fermentasi atau oksimatis ini hanya berlangsung selama 90 hingga 120 menit saja di ruang tertutup dengan menambahkan oksigen melalui proses pengembunan dan pengaturan suhu tertentu. Pada proses fermentasi teh, tidak ditambahkan unsur kimiawi lain seperti yang biasa dilakukan pada proses peragian lain. Pada teh yang ditambahkan hanya oksigen saja, sehingga sebenarnya kurang tepat jika istilahnya fermentasi. Proses fermentasi atau oksimatis ini menjadi penting dalam proses pembuatan teh karena menjadi dasar dari proses yang membentuk varian-varian teh utama yang dikenal di didunia.

Berdasarkan proses fermentasi atau oksimatisnya, teh dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

• Teh Putih Teh Putih berasal dari daun teh yang tidak mengalami proses apapun, selain hanya dikeringkan saja. Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

20  

  

Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.

• Teh Hijau Pada teh hijau, daun teh tidak mengalami fermentasi. Oleh karena daun teh tidak mengalami fermentasi, maka struktur hijau daun masih bisa dipertahankan dengan proses pelayuan atau pemanasan. Karena tidak melalui proses fermentasi, teh hijau sering disebut sebagai teh unfermented.

• Teh Oolong Daun teh difermentasi sebentar saja/ tidak full fermentasi dan proses fermentasi hanya berlangsung setengahnya saja. Teh Oolong sering disebut juga sebagai teh semi fermentasi.

• Teh Hitam atau teh merah Teh yang mengalami fermentasi penuh, menghasilkan teh dengan cita rasa yang kuat dan pekat.

Selain memberi pengaruh perubahan warna, proses fermentasi atau oksimatis ini juga menghasilkan perbahan pada aroma dan cita rasa. Semakin lama proses oksimatis berlangsung, maka pengaruh kekuatan cita rasa dan kualitas warna akan semakin kuat. Pada proses oksimatis ini, senyawa katekin akan berubah menjadi senyawa baru yang dikenal dengan nama theaflavin dan thearubigin. Theaflavin bertanggungjawab terhadap cita rasa teh hitam, sementara thearubigin bertanggungjawab terhadap kualitas warna seduhan pada teh hitam. Adapun jenis-jenis teh yang lain yang cukup populer yaitu: • Pu-erh

Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang" dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

21  

  

sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam

• Teh Bunga atau teh herbal Teh Herbal sering disebut juga tisane. Teh herbal ini berasal dari bunga, biji, akar, atau buah yang dikeringkan. Meskipun disebut teh, namun Teh Herbal ini tidak mengandung sedikitpun daun dari tanaman teh (Camellia Sinensis). Tradisi meramu minuman herbal ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno. Salah satu warisan bangsa Mesir yang terkenal dan masih dipakai hingga hari ini adalah minuman yang berasal dari bunga Chamomile.

2.3 Karakteristik Produk

2.3.1 Sinopsis ‘Secangkir Teh’ adalah sebuah buku teh untuk seorang pemula yang dilengkapi

dengan infuser serta berbagai jenis daun teh berkualitas dari berbagai penjuru dunia pada umumnya dan dari Indonesia pada khususnya. Memberikan pengalaman kepada pembaca untuk ikut menyelam dalam indahnya meminum teh karena dilengkapi dengan visualisasi yang bernuansa retro ekletik, sehingga pembaca dapat langsung merasakan pengalaman unik dalam mengenal teh yang berkualitas, membuat secangkir teh dengan benar, serta mencicipinya.

Buku ini akan dibagi menjadi 2 (dua) buku yang terdapat dalam satu paket. Pada buku pertama, akan lebih banyak membahas mengenai sejarah singkat teh di dunia, legenda, serta asal usul teh, dan juga fakta di balik daun teh itu sendiri. Buku kedua akan membahas cara-cara pembuatan teh itu sendiri, direktori perkebunan teh dunia, serta panduan membuat teh dunia sehingga dapat mnejadi referensi bagi pembaca.

Buku ‘Secangkir Teh’ akan membahas teh di dunia pada umumnya dan teh Indonesia pada khususnya. Sampel-sampel teh yang disediakan pun kebanyakan adalah teh asal Indonesia, sehingga pembaca sendiri yang dapat menyimpulkan mengenai kualitas teh Indonesia. Melalui buku ini, penulis berharap agar pembaca mau membuka matanya terhadap budaya serta kualitas teh yang ada di luar dan memiliki keinginan untuk memajukan teh asli Indonesia agar mampu dicintai oleh masyarakatnya sendiri.

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

22  

  

2.3.2 Garis Besar Daftar Isi Buku/ Daftar Isi

Secangkir Teh, book 1: ‘The Story of Tea’

• Cover

• Halaman 8: Daftar Isi

• Halaman 10: Kata Pengantar

• Halaman 12: Pendahuluan

Part 1 : Sejarah dan Cerita Teh

• Halaman 22: Cerita dan Legenda Teh dari Berbagai Negara

• Halaman 26: Timeline Sejarah Teh Dunia

• Halaman 28: Sejarah Teh Berbagai Negara

• Halaman 38: Pengaruh Teh Terhadap Peradaban Dunia

• Halaman 46: Perkembangan Teh di Indonesia

Part 2 : Dibalik Sebuah Daun Teh

• Halaman 52: Camellia Sinensis

• Halaman 54: Mengenal Berbagai Jenis-Jenis Teh berdasarkan Tingkat Oksidasinya

• Halaman 58: Tabel Oksidasi

• Halaman 60: Metode Produksi Teh

• Halaman 62: Proses Produksi Teh

• Halaman 64: Pu Erh dan Teh Bunga

• Halaman 66: Jenis Teh Berdasarkan Kemasannya

• Halaman 68: Grading atau Tingkatan Mutu Teh

• Halaman 70: Mengenal Berbagai Peralatan Meminum Teh

• Halaman 78: Manfaat dan Khasiat Teh

• Halaman 86: Classic Blends

• Halaman 88: Tea Old Prints

Secangkir Teh, book 2: ‘The Guide of Tea’

• Cover

• Halaman 8: Daftar Isi

• Halaman 10: Kata Pengantar

Page 20: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

23  

  

Part 3 : Panduan Membuat Secangkir Teh

• Halaman 14: Air Apakah yang Cocok Untuk Menyeduh Teh?

• Halaman 16: Bagaimana Cara Menaikan Cita Rasa Teh?

• Halaman 18: Bagaimana Cara Memilih dan Merawat Teko Teh?

• Halaman 20: Bagaimana Cara Memilih Teh yang Sesuai?

• Halaman 24: Bagaimana Cara Mengetahui Teh yang Berkualitas?

• Halaman 32: Daftar Istilah Teh

Part 4 : Direktori dan Panduan Perkebunan Teh Dunia

• Halaman 36: Negara-negara Penghasil Teh

• Halaman 42: Direktori dan Panduan Teh

• Halaman 44: Tabel Direktori Teh

• Halaman 46: Teh Kenya

• Halaman 47: Teh Indonesia

• Halaman 48: Teh India

• Halaman 51: Teh Malawi

• Halaman 52: Teh Sri Lanka

• Halaman 53: Teh Jepang

• Halaman 54: Teh Cina

• Halaman 57: Teh Taiwan

Part 5 : Panduan dan Variasi Resep Teh

• Halaman 60: Cara dan Panduan

• Halaman 64: Variasi Resep Teh

2.3.3 Garis Besar Daftar Perlengkapan Teh

• Packaging buku • Tea Infuser • Equatorial’s Emerald Green Tea (2) • Java Taloon Green Tea (2) • Shen Nung’s Pu Erh Tea (2) • Sumatra Tiger Oolong Tea (2) • China Village White Tea (2) • Tegal Jasmine Black Tea (2) • Bali Sunset Earl Grey Tea (2) • Rama & Shinta Darjeeling Tea (2) • British Royal Rose Tea (2)

Page 21: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

24  

  

2.3.4 Data Penerbit

Gambar 2.1

Buku Secangkir Teh ini akan diterbitkan oleh R&W Publishing. R&W Publishing terletak di Jalan Merpati Raya no. 45 Jakarta, Indonesia.

R&W Publishing didirikan di Jakarta pada tahun 2004. Nama R&W merupakan kepanjangan dari Red and White atau merah dan putih, yang merupakan warna bendera nasional Indonesia. Dengan nama tersebut, penerbit R&W Publishing mengusung semangat untuk mempromosikan seni dan sejarah Indonesia kepada khalayak internasional pada umumnya. Buku-buku cetakan R&W Publishing juga bertekad untuk menghasilkan buku dengan tema yang berkualitas diimbangi dengan kualitas cetakan yang tinggi dan memiliki desain yang unik.

R&W Publishing memiliki target yaitu para pembaca dewasa muda ke atas . Buku-buku yang sudah diterbitkan oleh R&W Publishing pun sangat beragam, mulai dari buku desain, seni, fotografi, sosial politik, alam, budaya, musik, fashion, dan lain-lain. Contoh beberapa judul buku yang telah diterbitkan oleh R&W Publishing antara lain yaitu 101 butterflies of Indonesias Lowland; After 10 Years: Friends Call Us Unkle; A walk in The Clouds; Bisikan Alam; Energi Positif: 100 Opini tokoh Indonesia Era Kepemimpinan SBY; Kamus Brand; Kopassus: Untuk Indonesia; Yuni Jie: Contemporary Urban Living; dan lain-lain

2.3.5 Target Konsumen

2.3.5.1 Target Primer Berusia 25-37 tahun, jenis kelamin pria dan wanita, tinggal di

pertengahan kota Jakarta. Masih kuliah namun sudah di bangku akhir kuliah serta memiliki penghasilan atau sudah bekerja tetap dengan penghasilan yang cukup. Menyukai serta menghargai seni serta menyukai minuman teh namun belum memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai teh. Tipe orang yang senang berkumpul dengan teman, senang membaca buku, mandiri dan senang melakukan sesuatu yang baru. Sosial ekonomi status menengah ke atas, mulai dari SES B hingga A+

Page 22: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

25  

  

2.3.5.2 Target Sekunder Berusia 30-45 tahun, jenis kelamin pria dan wanita, tinggal di pinggiran

kota Jakarta. Sudah bekerja dan berkeluarga. Memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai teh. Menyukai seni dan mencintai segala sesuatu yang artistik. apresiasinya belum mendalam. Menonjol di organisasi, menyukai hal-hal khusus, berkumpul dengan keluarga. Sosial Ekonomi Status menengah dari SES B hingga A.

2.3.6 Kompetitor

2.3.6.1 Buku “365 Things Every Tea Lover Should Know”

Gambar 2.2

Sebuah buku yang diterbitkan oleh Harvest House Publishers memuat

tentang 365 hal yang harus diketahui oleh para pecinta teh. Buku ini berisikan berbagai macam hal mulai dari tips-tips singkat dalam meminum serta menyeduh teh, resep-resep minuman teh, cerita mengenai sejarah teh, puisi-puisi serta tulisan apresiasi mengenai minuman teh, serta fakta-fakta unik lainnya yang dikemas secara singkat menjadi 365 tips singkat.

Page 23: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

26  

  

2.3.6.2 Buku “The Magic of Tea”

Gambar 2.3

Buku The Magic of Tea ditulis oleh HP Melati. Buku ini menjelaskan mengenai sejarah singkat teh, ritual unik dalam meminum teh di berbagai belahan dunia, khasiat teh untuk kesehatan serta kecantikan dan juga resep-resep minuman yang menggunakan teh sebagai salah satu bahan utamanya.

Kesimpulan terhadap buku-buku tersebut adalah:

• Buku “365 Things Every Tea Lover Should Know” tidak dilengkapi dengan foto maupun ilustrasi. Seluruh informasi pun tersebar tanpa pembagian yang jelas sehingga ketika kita ingin mencari sebuah informasi, sulit untuk dicari lagi karena sejarah, tips, serta cara pembuatan teh tersebar dalam 365 tips tersebut.

• Buku ‘The Magic of Tea’ memiliki informasi yang terlalu banyak. Selain itu buku ini juga tidak dilengkapi dengan foto atau ilustrasi yang banyak sehingga buku ini cukup membosankan. Ilustrasi yang dipakai pun hanya sebatas hitam putih, terbatas hanya terdapat pada halaman-halaman tertentu dan gaya ilustrasinya kurang menarik. Desain layout buku tersebut juga kurang menarik sehingga pembaca pasti akan berpikir ulang untuk membeli buku tersebut.

Page 24: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Datathesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00225-ds bab 2.pdf5 ini dijelaskan pula mengenai bermacam-macam jenis teh yang ada; tradisi minum teh di beberapa

27  

  

2.4 S.W.O.T.

2.4.1 Strenght (kekuatan)

• Belum ada buku mengenai teh yang dijual beserta perlengkapan untuk meminum teh beserta contoh-contoh teh dari perkebunan teh berkualitas.

• Buku teh ini didesain dengan merangsang indera pembaca sehingga pembaca dapat merasakan hubungan yang emosional dengan buku ini.

• Lidah masyarakat Indonesia yang cocok dengan minuman teh.

2.4.2 Weakness (kelemahan)

• Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap minuman teh. • Masyarakat lebih memilih sesuatu yang praktis seperti teh dalam kemasan

seperti botol ataupun kotak.

2.4.3 Opportunity (peluang)

• Kedai-kedai teh kini mulai berkembang di Indonesia seiring dengan merebaknya cafe-cafe di Indonesia.

• Konsumen memiliki minat yang besar terhadap minuman teh. • Sebagai penghasil teh dengan peringkat ke-7 dunia, Indonesia memiliki

kesempatan untuk melebarkan pasar komoditas teh dengan meningkatkan penjualan teh pada pasar domestik.

• Masih sedikitnya buku mengenai teh. Buku-buku teh yang ada pun terlalu rumit karena menggunakan istilah-istilah yang kurang familiar dan kurang cocok untuk pemula yang ingin membelajari mengenai teh

• Tingginya tingkat membaca konsumen (berdasarkan hasil survey, lihat bab2)

2.4.4 Threat (ancaman)

• Harga teh yang cenderung tinggi karena sudah dilabel oleh perusahaan luar, padahal asal teh tersebut dari Indonesia pula.

• Keberadaan kebun teh di Indonesia yang kini mulai digusur . • Anggapan negatif serta rumor-rumor yang berkembang di masyarakat

bahwa teh itu berbahaya untuk kesehatan.