BAB 2 (Keselamatan Pasien)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    1/38

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keberhasilan yang diperoleh suatu layanan kesehatan dalam meningkatkan

    mutu pelayanannya sangat berhubungan erat dengan kepuasan pasien.

    Oleh sebab itu, manajemen suatu pelayanan kesehatan perlu menganalisis

    sejauh mana mutu pelayanan yang diberikan. Seiring dengan banyaknya

    pelayanan kesehatan yang telah berdiri dan memberikan berbagai macam

    alternatif kepada konsumennya, untuk memilih sesuai dengan harapan

    yang menyebabkan persaingan yang ketat.

    Di Indonesia, keterkaitan antara akreditasi dan mutu pelayanan rumah

    sakit sulit dibuktikan. Pertama, penelitian mengenai sistem akreditasi

    rumah sakit baru dilakukan secara sporadis. Kedua, data mutu outcome

    klinis pelayanan rumah sakit tidak tersedia secara nasional. Indikator SP

    rumah sakit harus terlebih dahulu diukur secara sistematik. Selain jumlah

    indikatornya yang masif, panduan operasional dan piranti pengumpulan

    data yang standar belum tersedia. !alan menuju ketersediaan data kinerja

    rumah sakit secara nasional masih amat panjang. "anpa ketersediaan data

    outcomepelayanan yang dapat diperbandingkan antar rumah sakit, maka

    manfaat akreditasi hanya akan sebatas janji yang tidak harus ditepati.

    Dalam ## $o.1%&1'($K(S'P()'*III'+11 tentang Keselamatan

    Pasien menyatakan bah-a keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana

    rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen

    risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko

    pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden

    dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan

    timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    2/38

    +

    kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil

    tindakan yang seharusnya diambil.

    Sebuahsystematic reviewmenunjukkan bah-a akreditasi secara konsisten

    memang mampu mendorong perubahan dan pengembangan profesional.

    $amun demikian, dampaknya terhadap pengukuran mutu tidaklah

    konsisten. asil akreditasi bahkan tidak terkait dengan kepuasan ataupun

    keselamatan pasien /0reenfield and raith-aite, +23 dan tidak menjadi

    alasan pasien merekomendasikan suatu rumah sakit kepada orang lain

    /Sack et al., +113. 4rtinya, rumah sakit yang telah terakreditasi tidak serta

    merta menyediakan pelayanan klinis yang bermutu kepada pasien.

    Keselamatan pasien /Patient Safety) rumah sakit adalah suatu sistem

    dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut

    meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

    berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis pasien,

    kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi

    solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko /DepKes, +23.

    Keselamatan pasien terdiri dari % sasaran yaitu /13 mengidentifikasi pasien

    dengan benar, /+3 meningkatkan komunikasi efektif, /53 mencegah

    kesalahan pemberian obat, /63 mencegah kesalahan prosedur, tempat dan

    pasien dalam tindakan pembedahan, /73 mencegah risiko infeksi dan /%3

    mencegah risiko pasien cedera akibat jatuh /!8I, +113.

    Sasaran pertama dari patient safety yang menjadi ujung tombak adalah

    ketepatan identifikasi pasien. Identifikasi pasien dilakukan pada saat

    sebelum melakukan tindakan kepera-atan atau prosedur lain, pemberian

    obat, tranfusi'produk darah, pengambilan darah dan pengambilan spesimen

    lain untuk uji klinis. 8ara identifikasi pasien yaitu nama pasien, nomor

    identifikasi, tanggal lahir, dan gelang berkode batang. $omor kamar atau

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    3/38

    5

    tempat tidur pasien tidak dapat digunakan untuk identifikasi /Depkes,

    +23.

    Konsep mutu pelayanan kesehatan telah lama dipelajari. Sejak tahun 1&%%

    49edis Donabedian mengembangkan suatu kerangka e9aluasi mutu

    pelayanan, yang terdiri dari struktur, proses dan outcome /Donabedian,

    +53.

    Kangasniemi et. al /+153 dalam penelitiannya menyatakan bah-a

    :konsep keselamatan pasien terjalin dengan nilai martabat manusia, dan

    semua tindakan keselamatan diarahkan untuk melindungi dan

    mempromosikan keselamatan pasien karena alasan ini. Menghormati

    martabat manusia membutuhkan keselamatan pasien harus

    diperhitungkan dengan ketentuan yang sama kepada semua pasien tanpa

    diskriminasi yang timbul dari nilai-nilai terikat budaya;.

    Pendekatan lain untuk menunjukkan pentingnya mutu pelayanan kesehatan

    adalah dengan mencermati karakteristik pelayanan yang buruk. (rnest 4.

    8odman /12%&

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    4/38

    6

    kepera-atan. ahasis-a dapat membantu rumah sakit untuk

    menyelesaikan masalah melalui upaya mengidentifikasi permasalahan

    pelayanan kepera-atan dengan pendekatan Problem Solving for etter

    !ursing Service "PS!S)atau#ish one $nalysis.

    1.2 Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien

    1.+.1 "ujuan #mum ?

    emberikan pedoman bagi komite Keselamatan Pasien

    /Patient Safety3 )S#D.adji oejasin Pelaihari dalam

    memberikan Pelayanan keselamatan pasien.

    1.+.+ "ujuan Khusus

    1.+.+.1 Sebagai 4cuan bagai Keselamatan Pasien /Patient Safety3

    dalam merencanakan kegiatan jaminan keselamatan pasien

    di )S#D.adji oejasin Pelaihari.

    1.+.+.+ Sebagai acuan bagi Keselamatan Pasien /Patient Safety3

    dalam elaksanakan kegiatan jaminana keselamatan

    pasien di )S#D.adji oejasin Pelaihari.

    1.+.+.5 Sebagai 4cuan bagi Keselamatan Pasien /Patient Safety3

    dalam menge9aluasi kegiatan jaminan keselamatan pasien

    di )S#D.adji oejasin Pelaihari.

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    5/38

    7

    BAB 2

    KESELAATAN PAS!EN "UAH SAK!T

    2.1 Keselamatan Pasien

    Keselamatan pasien "patient safety)rumah sakit adalah suatu sistem dimana

    rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi?

    assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan

    risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden

    dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan

    timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya

    cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

    atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

    +.1.1 Kejadian $yaris 8edera /K$83

    Kejadian nyaris cedera mengacu pada salah satu definisi dalam literatur

    safety managementsebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan

    keamanan pasien yang berpotensi atau mengakibatkan efek diakhir

    pelayanan, yang dapat dicegah sebelum konsekuensi aktual terjadi atau

    berkembang /*an der Schaaf, 1&&+ dalam 4spden, +63. K$8 juga

    dapat dicegah karena tindakan segera atau karena kebutuhan, dimana

    hasil akhir pasien tidak cedera "Medical %uman &esources, '(().

    Sedangkan KKP

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    6/38

    %

    tujuh kali lebih sering terjadi. Data K$8 harus dianalisis agar

    pencegahan dan pembentukan sistem dapat dibuat sehingga cedera

    aktual tidak terjadi. Pada sebagian besar kasus K$8 memberi dampak

    pada pembuatan model penyebab dari insiden "incedent causation

    model)atau proses hingga kejadian nyaris cedera terjadi.

    odel penyebab terjadinya insiden, K$8 berperan sebagai pelopor

    a-al sebelum terjadinya K"D. Kejadian nyaris cedera menyediakan

    dua tipe informasi terkait dengan keamanan pasien? 13 kelemahan dari

    sistem pelayanan kesehatan /kesalahan dan kegagalan termasuk tidakadekuatnya sistem pertahanan3 dan +3 kekuatan dari sistem pelayanan

    kesehatan / tidak ada perencanaan, tindakan pemulihan secara informal3

    /)obert, ++ dalam 4spden, +63. Penyebab dari insiden ini meliputi

    kegagalan teknis "technical failure), kegagalan manusia "human

    operator failure) dan kegagalan organisasi "organi*ational failure).

    Kegagalan pada a-al kegiatan, sebagai pencetus adalah kesalahan

    manusia, teknikal, kegagalan organisasi atau kombinasi keduanya. !ika

    hal ini tidak dapat dicegah proses berlanjut pada situasi yang berbahaya

    /peningkatan risiko sementara akibat dari kegagalan a-al tetapi tidak

    menimbulkan akibat aktual3, jika pertahanan adekuat kondisi kembali

    normal. !ika pertahanan tidak adekuat, kegagalan dalam pertahanan

    seperti prosedur pengecekan ulang "double check prosedures),

    penggantian otomatis dari peralatan yang siap pakai, atau tim

    pemecahan masalah kurang optimal, dapat berkembang ke arah insiden.

    Pengembangan ke arah insiden melalui proses pemulihan atau recovery

    /merupakan pertahanan informal dengan menemukan situasi yang

    beresiko terjadinya insiden3. Pertahanan ini untuk menghentikan

    insiden atau membiarkan insiden menjadi kejadian yang tidak

    diharapkan /*an der Schaaf, 1&&+ dalam Patient safety? 4rchie9ing a

    ne- standard for care, +63.

    "erciptanya keselamatan pasien sangat didukung oleh sistem pelaporan

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    7/38

    =

    yang baik setiap kali insiden terjadi. @aktor penyebab kejadian nyaris

    cedera sulit didapatkan jika tidak didukung oleh dokumentasi yang baik

    /sistem pelaporan3. al ini dapat mengakibatkan langkah pencegahan

    dan implementasi untuk perbaikan sulit dilakukan /8ahyono, +23.

    "ujuan sistem pelaporan kejadian nyaris cedera? 13 Pemodelan?

    bertujuan melihat lebih mendalam bagaimana kegagalan atau kesalahan

    berkembang menjadi K$8. engidentifikasi faktor

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    8/38

    2

    asuhan sudah banyak dilaporkan terutama di negara maju. K"D yang

    tidak dapat dicegah adalah suatu kesalahan akibat komplikasi yang

    tidak dapat dicegah /unpreventable adverse event3 -alaupun dengan

    pengetahuan yang mutakhir /8ahyono, +23.

    +nstitute of Medicine4merika Serikat dalam "o (rr is uman, building

    a safer health system /+3, melaporkan pada pelayanan pasien ra-at

    inap di rumah sakit terdapat sekitar 5 kejadian tidak diharapkan

    terjadi. K"D bukanlah hal yang baru hampir seluruh rumah sakit pernah

    mengalami kejadian ini. dengan meningkatnya angka insiden hal ini

    menjadi pusat perhatian baik pasien maupun penyeleaggara kesehatan

    untuk 1ebih memperhatikan sistem keselamatan bagi pasiennya. Seperti

    haln9a kejadian nyaris cedera kejadian tidak diharapkan terjadi juga

    melalui suatu proses atau tahapan. Proses ini menggambarkan

    rangkaian kejadian sehingga pada hasil akhir terlihat pembedaan K$8

    dengan K"I.

    Proses dapat dilihat dari dua kondisi yaitu proses yang dia-ali

    kesalahan medis. Kesalahan dapat berupa kesalahan proses yang dapat

    dicegah, melaksanakan rencana kegiatan yang tidak lengkap,

    menggunakan rencana kegiatan yang salah, melakukan tindakan yang

    seharusnya tidak perlu dilakukan atau tidak melakukan suatu tindakan

    yang seharusnya diambil, yang dapat mengakibatkan pasien tidak

    cedera ataupun cedera. Pasien yang tidak mengalami cedera masuk

    dalam kelompok nyaris cedera "near miss)dan pasien yang mengalami

    cedera dalam kelompok yang mengalami kejadian tidak diharapkan

    /adverse event3. Proses lain merupakan proses pemberian pelayanan

    tanpa melakukan kesalahan tetapi pada hasil akhir pasien tetap

    mengalami cedera maka masuk dalam kelompok kejadian tidak

    diharapkan "adverse event).

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    9/38

    &

    Setiap organisasi yang bergerak di bidang apapun, menerapkan suatu

    sistem pengamanan untuk mencegah terjadinya suatu insiden termasuk

    organisasi rumah sakit. enurut !ames )eason pendekatan sistem dapat

    digunakan untuk menggambarkan bagaimana suatu insiden terjadi.

    "eori !ames )eason dalam /8ahyono, +23 yang dikenal dengan

    )eason :S-iss 8hesse; odel of uman (rror banyak dipakai untuk

    menjelaskan mengenai hal ini. Penyebab insiden terjadi dilustrasikan

    dengan empat potongan keju s-iss /swiss chesse3 sebagai system

    barrier atau mekanisme pertahanan terhadap kesalahan atau

    pelanggaran yang dilakukan oleh manusia. Kondisi ideal mekanisme

    pertahanan ini dalam keadaan utuh tanpa lubang. Aubang pada

    potongan ini dapat diartikan bah-a sistem pertahanan mampu

    diterobos. Aubang ini diakibatkan oleh kondisi kegagalan aktif dan

    kondisi laten /enrikson, et al., +23. ampir semua K"D terjadi

    karena kombinasi dari kegagalan aktif dan kondisi laten. Kegagalan

    aktif berupa faktor manusia yang melakukan pelanggaran, serta kondisi

    yang memudahkan terjadinya pelanggaran. Kondisi laten berupa

    kegagalan organisasi dan manajemen.

    Keempat potongan sistem pertahanan tersebut berupa? 13 pengaruh

    organisasi /proses manajemen, kepemimpinan, kebijakan dan prosedur3.

    +3 penga-asan yang aman. 53 kondisi lingkungan yang mendukung

    keselamatan pasien /kerjasama tim, peralatan, komunikasi, serta

    lingkungan yang aman dan nyaman3. 63 perilaku yang mendukung

    keselamatan pasien /profesionalisme, disiplin, taat terhadap aturan3

    /enriksen et al., +23. Aubang pada sistem pertahanan ini dapat

    memberikan penjelasan bah-a kebijakan dan prosedur keamanan yang

    tidak tersedia atau yang tidak ditaati, kinerja tim yang terganggu,

    peralatan yang tidak berfungsi karena kurang pemeliharaan, serta

    kompetensi indi9idual yang berada di ba-ah standar karena

    perencanaan pelatihan yang jarang dapat menyebabkan terjadinya

    insiden.

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    10/38

    1

    "eori lain mengungkapkan bah-a kesalahan dapat terjadi karena

    human error. Pendekatan yang digunakan dalam memahami human

    error ini adalah pendekatan personel dan sistem /8ahyono, +23.

    Pendekatan personel memfokuskan kesalahan sebagai akibat kurangnya

    perhatian, moti9asi, tidak profesional, ceroboh, lalai dan sembrono.

    Pendekatan ini cenderung memperlakukan kesalahan sebagai suatu isu

    moral dengan asumsi bah-a hal

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    11/38

    11

    satu kesatuan sistem yang saling berinteraksi dan dapat berkontribusi

    terhadap terjadinya kesalahan /8ahyono, +23.

    Bood mengembangkan teori blunt end and sharp end untuk

    menerangkan bagaimana antara manusia dengan sistem berperan dalam

    menentukan terjadinya insiden kesalahan di pelayanan kesehatan

    /Ketring, +% dalam cahyono, +23.

    Kesalahan sesuai teori Bood /menerangkan model proses

    penyembuhan3 dapat dilihat dari dua sisi yang mendasari, yaitu blunt

    end dan sharp end. Sisi yang tumpul menggambarkan penampilan

    organisasi, kebijakan dan prosedur

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    12/38

    1+

    1 $egara, dengan kegiatan mengidentifikasi dan mempelajari

    berbagai masalah keselamatan pasien, dan mencari solusi berupa sistem

    atau inter9ensi sehingga mempu mencegah atau mengurangi cedera

    pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada + ei += BO

    8ollaborating for Patient Safety resmi menerbitkan panduan :$ine

    Aife

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    13/38

    15

    untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian "idak

    Diharapkan.

    +.+.+ Standar II

    endidik pasien dan keluarga

    )umah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang

    ke-ajiban dan tanggung ja-ab pasien dalam asuhan pasien.

    Kriteria ?

    Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan

    keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan.

    Karena itu, di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme

    mendidik pasien dan keluarganya tentang ke-ajiban dan tanggungja-ab pasien dalam asuhan pasien.

    Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat?

    a. emberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.

    b. engetahui ke-ajiban dan tanggung ja-ab pasien dan keluarga.

    c. engajukan pertanyaan

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    14/38

    16

    kepera-atan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan,

    pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.

    d. "erdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi

    kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa

    hambatan, aman dan efektif.

    +.+.6 Standar I*

    Penggunaan metoda

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    15/38

    17

    penerapan :"ujuh Aangkah enuju Keselamatan Pasien )umah

    Sakit;.

    b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk

    identifikasi risiko kesematan pasien dan program menekan atau

    mengurangi Kejadian "idak Diharapkan.

    c. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk

    mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta

    meningkatkan keselamatan pasien.

    d. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya

    dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan

    pasien.

    Kriteria ?

    a. "erdapat tim antar disiplin untuk mengelola program

    keselamatan pasien.

    b. "ersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan

    dan program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    16/38

    1%

    mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan

    :Kejadian Sentinel;.

    g. "erdapat kolaborasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam

    kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan

    keselamatan pasien, termasuk e9aluasi berkala terhadap

    kecukupan sumber daya tersebut.

    h. "ersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan

    dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan

    keselamatan pasien, termasuk e9aluasi berkala terhadap

    kecukupan sumber daya tersebut.i. "ersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi

    menggunakan kriteria objektif untuk menge9aluasi efekti9itas

    perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk

    rencana tindak lanjut dan implementasinya.

    +.+.% Standar *I

    endidik Staf "entang Keselamatan Pasien

    a. )umah Sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi

    untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan

    keselamatan pasien secara jelas.

    b. )umah Sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang

    berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi

    staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan

    pasien.

    Kriteria ?

    a. )umah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan

    orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien

    sesuai dengan tugasn9a masing

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    17/38

    1=

    +.+.= Standar *IIKomunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai

    keselamatan pasien

    a. )umah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen

    informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan

    informasi internal dan eksternal.

    b. "ransmisi data dan informasi harus tepat -aktu dan akurat.

    Kriteria ?

    a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain

    proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentanghal

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    18/38

    12

    Pastikan rekan sekerja anda merasa mampu untuk berbicara

    mengenai kepedulian mereka dan berani melaporkanbilamana ada insiden.

    Demonstrasikan kepada "im anda ukuran

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    19/38

    1&

    tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan

    Pasien dan Staf

    Kembangkan indikator

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    20/38

    +

    +.5.7 Aibatkan Dan erkomunikasi Dengan Pasien

    Kembangkan cara

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    21/38

    +1

    semua insiden yang telah terjadi dan minimum satu kali per

    tahun untuk proses risiko tinggi.

    b. #nit'"im ?

    Diskusikan dalam tim anda pengalaman dari hasil analisis

    insiden

    Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena

    dampak di masa depan dan bagilah pengalaman tersebut

    secara lebih luas.

    +.5.= 8egah 8edera elalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien

    0unakan informasi yang ada tentang kejadian'masalah untuk

    melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

    Aangkah penerapan ?

    a. )umah sakit ?

    0unakan informasi yang benar dan jelas yang

    diperoleh dari sistem pelaporan, assesmen risiko,

    kajian analisis, untuk menentukan solusi setempat.

    Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang

    sistem /struktur dan proses3, penyesuaian pelatihan

    staf dan'atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan

    instrumen yang menjamin keselamatan pasien.

    Aakukan assesmen risiko untuk setiap perubahan

    yang direncanakan.

    Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh

    KKP)S P()SI

    eri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan

    yang diambil atas insiden yang dilaporkan.

    b. #nit ' "im ?

    Aibatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai

    cara untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih

    baik dan lebih aman.

    "elaah kembali perubahan

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    22/38

    ++

    Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap

    tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.

    +.6 S4S4)4$ K(S(A44"4$ P4SI($

    Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua

    rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi 4kreditasi )umah Sakit.

    Penyusunan sasaran ini mengacu kepada !ine ife-Saving Patient Safety

    Solutions dari % Patient Safety /+=3 yang digunakan juga oleh

    Komite Keselamatan Pasien )umah Sakit P()SI /KKP)S P()SI3, dandari/oint0ommission +nternational /!8I3.

    aksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan

    spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    23/38

    +5

    untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu? pertama, untuk

    identifikasi pasien sebagai indi9idu yang akan menerima pelayanan

    atau pengobatanE dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau

    pengobatan terhadap indi9idu tersebut.

    Kebijakan dan'atau prosedur yang secara kolaboratif

    dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya

    pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat,

    darah, atau produk darahE pengambilan darah dan spesimen lain

    untuk pemeriksaan klinisE atau pemberian pengobatan atau

    tindakan lain. Kebijakan dan'atau prosedur memerlukan sedikitnya

    dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama

    pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien

    dengan bar-code, dan lain

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    24/38

    +6

    73 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi

    yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.

    +.6.+ S4S4)4$ II ? P($I$0K4"4$ KO#$IK4SI F4$0

    (@(K"I@

    Standar SKP II

    )umah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan

    efekti9itas komunikasi antar para pemberi layanan.

    +.6.+.1 aksud dan "ujuan Sasaran II

    Komunikasi efektif, yang tepat -aktu, akurat,

    lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien, akan

    mengurangi kesalahan, dan menghasilkan

    peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat

    berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.

    Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan

    kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan

    secara lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang

    mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan

    kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti

    melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui

    telepon ke unit pelayanan.

    )umah sakit secara kolaboratif mengembangkan

    suatu kebijakan dan'atau prosedur untuk perintah

    lisan dan telepon termasuk? mencatat /atau

    memasukkan ke komputer3 perintah yang lengkap

    atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintahE

    kemudian penerima perintah membacakan kembali

    "read back) perintah atau hasil pemeriksaanE dan

    mengkonfirmasi bah-a apa yang sudah dituliskan

    dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan'atau

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    25/38

    +7

    prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan

    bah-a diperbolehkan tidak melakukan pembacaan

    kembali /read back3 bila tidak memungkinkan

    seperti di kamar operasi dan situasi ga-at darurat di

    I0D atau I8#.

    (lemen Penilaian Sasaran II

    13 Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau

    hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima

    perintah.

    +3 Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan

    dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.

    53 Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi

    perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan

    63 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan 9erifikasi

    keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara

    konsisten.

    +.6.5 S4S4)4$ III ? P($I$0K4"4$ K(44$4$ O4" F4$0

    P()A# DIB4SP4D4I /%+1%-$2&33

    Standar SKP III

    )umah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

    memperbaiki keamanan obat

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    26/38

    +%

    mirip /$ama Obat )upa dan #capan irip'$O)#, atau ook

    $like Soun $like4$S$). Obat

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    27/38

    +=

    untuk mencegah pemberian yang kurang hati

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    28/38

    +2

    0ommission5s 6niversal Protocol for Preventing rong Site,

    rong Procedure, rong Person Surgery.

    Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan dilakukan

    atas satu pada tanda yang dapat dikenali. "anda itu harus

    digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh

    operator'orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat

    pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat

    sampai saat akan disayat. Penandaan lokasi operasi dilakukan pada

    semua kasus termasuk sisi "laterality), multipel struktur /jari

    tangan, jari kaki, lesi3 atau multipel le9el /tulang belakang3.

    aksud proses 9erifikasi praoperatif adalah untuk? mem9erifikasi

    lokasi, prosedur, dan pasien yang benarE memastikan bah-a semua

    dokumen, foto "imaging), hasil pemeriksaan yang rele9an tersedia,

    diberi label dengan baik, dan dipampangE dan melakukan 9erifikasi

    ketersediaan peralatan khusus dan'atau implant+ yang dibutuhkan.

    "ahap :Sebelum insisi; "3ime out) memungkinkan semua

    pertanyaan atau kekeliruan diselesaikan. 3ime out dilakukan di

    tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan

    dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. )umah sakit

    menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara

    ringkas, misalnya menggunakan checklist.

    (lemen Penilaian Sasaran I*

    13 )umah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan

    dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan

    pasien di dalam proses penandaan.

    +3 )umah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain

    untuk mem9erifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    29/38

    +&

    prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan

    yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.

    53 "im operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur

    :sebelum insisi'time-out; tepat sebelum dimulainya suatu

    prosedur'tindakan pembedahan.

    63 Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung

    proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat

    prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan

    dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

    +.6.7 S4S4)4$ * ? P($0#)4$04$ )ISIKOI$@(KSI "()K4I"

    P(A4F4$4$ K(S(4"4$

    Standar SKP *

    )umah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi

    risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

    aksud dan "ujuan Sasaran *

    Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan

    terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya

    untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan

    kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para

    profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam

    semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih,

    infeksi pada aliran darah /bloodstream infections) dan pneumonia

    /sering kali dihubungkan dengan 9entilasimekanis3.

    Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    30/38

    5

    )umah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan

    kebijakan dan'atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi

    petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk

    implementasi petunjuk itu di rumah sakit.

    (lemen Penilaian Sasaran *

    13 )umah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand

    hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara

    umum /al.dari %Patient Safety).

    +3 )umah sakit menerapkan program hand hygieneyang efektif.

    53 Kebijakan dan'atau prosedur dikembangkan untuk

    mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko dari

    infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

    +.6.% S4S4)4$ *I ? P($0#)4$04$ )ISIKO P4SI($ !4"#

    Standar SKP *I

    )umah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi

    risiko pasien dari cedera karena jatuh.

    aksud dan "ujuan Sasaran *I

    !umlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi

    pasien ra-at inap. Dalam konteks populasi'masyarakat yang

    dilayani, pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya, rumah sakit

    perlu menge9aluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan

    untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. (9aluasi bisa

    termasuk ri-ayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol,

    gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang

    digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan rumah

    sakit.

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    31/38

    51

    (lemen Penilaian Sasaran *I

    13 )umah sakit menerapkan proses asesmen a-al atas pasien

    terhadap risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien

    bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan,

    dan lain

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    32/38

    5+

    BAB #

    PEN$ATATAN DAN PELAP%"AN

    1. )S#D.adji oejasin Pelaihari berke-ajiban melakukan pencatatan dan

    pelaporan insiden yang meliputi kejadian tidak diharapkan /K"D3, kejadian

    nyaris cedera /K$83 dan kejadian sentinel.

    +. Pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien /IKP3 mengacu pada

    pedoman yang dikeluarkan oleh Komite Keselamatan Pasien )umah Sakit

    Persi.

    5. Pelaporan insiden terdiri dari ?

    a. Pelaporan internal yaitu mekanisme'alur pelaporan KP)S di internal

    )S#D.adji oejasin Pelaihari

    b. Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari )S#D.adji oejasin Pelaihari

    ke Komite Keselamatan Pasien )umah Sakit.

    6. Komite Keselamatan Pasien )S#D.adji oejasin Pelaihari melakukan

    pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan

    kepada Direktur )umah Sakit secara berkala.

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    33/38

    55

    BAB &

    %N!T%"!N' DAN E(ALUAS!

    1. Seluruh jajaran manajemen )S#D.adji oejasin Pelaihari secara berkala

    melakukan monitoring dan e9aluasi program keselamatan pasien yang

    dilaksakanan oleh Komite Keselamatan Pasien )S#D.adji oejasin

    Pelaihari.

    +. Komite Keselamatan Pasien )S#D.adji oejasin Pelaihari secara berkala

    /paling lama + tahun3 melakukan e9aluasi pedoman, kebijakan dan prosedur

    keselamatan pasien yang dipergunakan di )S#D.adji oejasin Pelaihari.

    5. Komite Keselamatan Pasien )S#D.adji oejasin Pelaihari melakukan

    e9aluasi kegiatan setiap tri-ulan dan membuat tindak lanjutnya.

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    34/38

    56

    BAB )

    PENUTUP

    (ra globalisasi menyebabkan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu

    pelayanan rumah sakit. !aminan terhadap keselamatan pasien yang mendapatkan

    pelayanan menjadi sangat penting sebagai bagian dari penilaian mutu pelayanan.

    Pedoman keselamatan pasien di )S#D.adji oejasin Pelaihari diharapkan dapat

    menjadi panduan dalam rangka menjamin keselamatan pasien, mencegah kejadiantidak diharapkan, kejadian nyaris cedera dan sentinel e9ent.

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    35/38

    57

    DA*TA" PUSTAKA

    4spden, P., 8orringan, !. ., Bolcott, !., (rickson, S. . /+63. Patient safety

    archieving a new standard for care. Bashington D.8 ? "he $ational

    4cademies Press.

    allard, K. 4. /+53 Patien safety ? 4 shared responsibility. Online !ournal of

    Issues in $ursing. *olume 2 +5 $o. 5 ? Sept 5.

    8ahyono, !. /+23. Membangun udaya 7eselamatan Pasien dalam Praktik

    7edokteranFogyakarta ? Penerbit Kanisius.8anadian $urse 4sociation. /+63 $urse and patient safety ? Discussion paper,

    8anadian $urse 4ssociation and #ni9ersity of "oronto @aculty of $ursing.

    ttp?''---.ena

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    36/38

    5%

    Lam+iran 1 ,

    Deklarasi !akarta

    Pasien untuk Keselamatan Pasien

    Di $egara

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    37/38

    5=

    5. enyatakan bah-a rasa takut disalahkan dan hukuman seharusnya tidak

    menghalangi komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasien dan pemberi

    pelayanan kesehatan.

    6. engakui bah-a kami harus bekerja dalam pola kemitraan untuk mencapai

    perubahan perilaku utama dan sistem yang dibutuhkan untuk penerapan

    keselamatan pasien di regional kami.

    7. Percaya bah-a ?

    a. "ransparansi, tanggung ja-ab dan pendekatan manusia-i adalah yang

    utama pada suatu sistem pelayanan kesehatan yang aman.

    b. Dasar hubungan adalah saling percaya dan saling menghormati antara para

    profersional pelayanan kesehatan dan pasien.c. Pasien dan pendampingnya perlu mengetahui mengapa suatu pengobatan

    diberikan dan diberitahu tentang semua resiko, kecil atau besar, sehingga

    mereka dapat mengambil bagian di dalam keputusan

  • 7/26/2019 BAB 2 (Keselamatan Pasien)

    38/38

    2. erikrar melalui upaya yang berkesinambungan untuk mencapai sasaran

    sebagai berikut ?

    a. erfungsinya sistem mutu dan keselamatan pasien pada setiap sarana

    pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun s-asta, mulai dengan

    pembentukan suatu komite keselamatan pasien dan dalam suatu sistem

    pelaporan kejadian tidak diharapkan dan sistem pelaporan kejadian tidak

    diharapkan dan sistem tanggapannya.

    b. "aat pada pedoman berbasis bukti dan etik dan menghindari pengobatan

    yang irrasional seperti pemberian obat, pemeriksaan dan operasi yang

    tidak perlu.c. Pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk para profersional kesehatan.

    d. Konsep keselamatan pasien yang terintegrasi ke dalam pelatihan para

    profersional kesehatan.

    e. Indikasi yang rasional untuk admisi pasien pada setiap sarana pelayanan

    kesehatan.