Upload
hakhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
3
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum
Dalam mendukung perancangan tugas akhir ini, dikumpulkan berbagai informasi
yang digunakan sebagai acuan, antara lain buku-buku maupun artikel yang
membahas tentang enneagram, serta data survei dan wawancara dari sumber yang
jelas sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan target sasaran serta visual yang
efektif dalam strategi komunikasi terhadap informasi-informasi yang ingin
disampaikan.
2.1.1. Data Umum
2.1.1.1. Enneagram Secara Garis Besar
Enneagram berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari ennea – sembilan dan
grammos – sebuah gambar. Enneagram yang berarti sebuah gambar bertitik
sembilan adalah salah satu cara untuk mengenal kepribadian seseorang berdasarkan 9
tipe dasar manusia. Enneagram ini dipopulerkan pada tahun 1960an oleh seorang
filsuf otodidak bernama Oscar Ichazo.
Gambar 2.1 Simbol Enneagram
Sumber: The Enneagram with Type Numbers, www.enneagraminstitute.com
4
Gambar pada halaman sebelumnya adalah simbol enneagram yang sampai sekarang
dikenal. Dalam lingkaran tersebut terdapat 9 titik berhubungan yang terdiri dari titik
pada segitiga dan titik pada heksagram tak beraturan. Sembilan titik tersebut
melambangkan tipe-tipe dasar enneagram. Berikut gambaran secara singkat
berdasarkan kesembilan tipe.
1. The Reformer : realistis, penuh pertimbangan, dan memegang prinsip. Pribadi
yang hidup dengan standar ideal yang tinggi (perfeksionis).
2. The Helper : pribadi yang hangat, peduli, suka mengasuh, dan peka terhadap
kebutuhan orang lain.
3. The Achiever : energik, optimis, percaya diri, dan berorientasi pada tujuan.
4. The Individualist : pribadi yang ekspresif, dramatis, cenderung egosentris dan
temperamen namun romantis.
5. The Investigator : pribadi yang cenderung introvert, penuh rasa ingin tahu,
analitis, dan berwawasan.
6. The Loyalist : bertanggung jawab, bisa dipercaya, dan menjunjung tinggi
kesetiaan akan tetapi cenderung cemas dan curiga.
7. The Enthusiast : orang yang spontan, energik, optimis, cepat tanggap, dan
cenderung materialistis.
8. The Challenger : pribadi yang jujur, mengandalkan diri sendiri, percaya diri
dan protektif.
9. The Peacemaker : mudah menerima, suka menyenangkan dan mendukung
orang lain. Pribadi yang mencoba menyatu dengan sekitarnya.
2.1.1.1.1. Pusat
Enneagram merupakan susunan dari 3 pusat yang terbagi masing-masing memiliki 3
tipe di sisinya. Tiga bagian itu adalah pusat naluriah (Instinctive Center), pusat
berpikir (Thinking Center), dan pusat perasaan (Feeling Center). Masing-masing
pusat ini memiliki kepribadian yang membawa kesamaan bagi 3 tipe di dalamnya.
Contohnya, tipe 4 memiliki kekuatan dalam menunjukan perasaannya, yang di mana
dan karena itu pula tipe ini terdapat dalam pusat perasaan. Demikian juga tipe 8 yang
melibatkan hubungan pada dirinya lewat dorongan naluriah, di mana hal tersebut
terdapat dalam pusat naluriah.
5
Gambar 2.2 Tiga Pusat pada Enneagram
Sumber: The Center of Enneagram, www.enneagraminstitute.com
Selain pusat tersebut, mereka masing-masing memiliki emosi dominan yang juga
berperan dalam setiap tipe enneagram. Berikut bagan serta penjelasan bagaimana
setiap tipe mengatasi emosi dengan pusatnya.
Gambar 2.3 Emosi Dominan Tiap Pusat
Sumber: The Dominant Emotion of each Center, www.enneagraminstitute.com
Dalam pusat naluriah, Tipe 8 mengeluarkan amarah dan energi mereka dengan
beberapa cara fisik, meningkatkan suara mereka, bergerak lebih tegas. Dapat terlihat
jelas saat mereka marah karena mereka mengekspresikannya langsung. Berbeda
dengan Tipe 9 yang cenderung menyangkal kemarahan mereka, bahkan karena hal
itu mereka sering merasa terancam. Tentu saja mereka bisa marah pada orang lain,
akan tetapi mereka mencoba keluar dari sisi perasaan gelap tersebut dengan fokus
6
pada idealisasi hubungan mereka dengan dunianya. Tipe 1 mencoba untuk
mengontrol atau menekan amarah mereka. Mereka merasa bahwa mereka tetap harus
mengendalikan diri sendiri. Mereka lebih baik mengarahkan energi insting mereka
untuk mengikuti standar ketat yang sudah mereka buat untuk diri sendiri dan
berekspektasi yang lainnya bisa mengikuti.
Pada pusat perasaan, Tipe 2 berupaya untuk mengendalikan rasa malu mereka
dengan membuat orang lain menyukai mereka dan menganggap mereka sebagai
orang yang baik. Mereka juga ingin meyakinkan diri bahwa mereka baik dan orang
yang penuh kasih dengan berfokus pada perasaan yang didapat lewat respon positif
sekitarnya. Tipe 3 mencoba untuk menyangkal rasa malu mereka dengan cara
berusaha menjadi seseorang yang memiliki nilai dan sukses. Mereka belajar untuk
semua hal dengan dapat diterima dengan baik, bahkan luar biasa. Tipe 4
mengendalikan rasa malu mereka dengan berfokus pada talenta, perasaan, dan
karakteristik personal mereka. Menyorot sisi individu dan kreativitas mereka adalah
cara mereka untuk menghadapi rasa malu tersebut.
Yang terakhir pada pusat pikiran, Tipe 5 memiliki rasa takut tentang dunia luar dan
dengan kemampuan merekalah yang harus mengatasinya. Mereka mengatasi rasa
takut itu dengan menarik diri dari dunia, menjadi suka berahasia, penyendiri, dan
mengisolasi diri. Mereka menggunakan pikiran dan kemampuan mereka untuk
menemukan rasa aman berinteraksi pada dunia luar. Dari semua tipe pada pusat ini,
Tipe 6 yang paling menunjukan rasa takut mereka. Rasa ragu, cemas dan kurang
percaya akan pikirannya, mereka terus menerus mencari dari luar sehingga setelah
itu mereka merasa yakin. Tipe 7 memiliki rasa takut pada batin mereka sendiri. Rasa
sakit, kehilangan, kekurangan, dan kecemasan umum yang menghantui mereka. Oleh
karena itu, Tipe 7 selalu menjaga pikiran mereka dengan sibuk pada hal yang terjadi
dunia luar sehingga mereka bisa mendapat pengalaman sebanyak mungkin dan
mengatasi rasa takut tersebut.
2.1.1.1.2. Sayap
Tidak ada sebuah kepribadian yang murni dari satu tipe, setiap orang adalah
campuran unik dari tipe dsasarnya dan bisa saja bercampur dengan karakteristik dari
kepribadian yang lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh tipe kiri dan kanan tipe tersebut.
Misalnya, Tipe 9 mungkin memiliki sejumlah karakter dari Tipe 1 atau 8. Keadaan
7
tersebut dinamakan sayap. Sayap tersebut cenderung dominan pada satu arah tetapi
tidak menutup kemungkinan seseorang memiliki 2 sayap.
2.1.1.1.3. Panah Integrasi dan Disintegrasi
Gambar 2.4 Panah Integrasi
Sumber: The Direction of Integration, www.enneagraminstitute.com
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat setiap titik terhubung dengan 2 titik lain dan
saling menunjuk nomor satu ke nomor yang lain. Pada titik-titik dalam segitiga
terdapat panah dari nomor 9 menuju 3, 6 kemudian kembali ke titik 9 dan dalam
heksagram tak beraturan yang dimulai dari titik nomor 1 menuju 7, 5, 8, 2, 4 dan
kembali pada titik nomor 1. Arah tersebut menjelaskan adanya integrasi dan
disintegrasi dari satu kepribadian ke yang lain. Dalam kondisi baik dan berkembang,
suatu tipe akan bergerak mengambil karakter positif dari tipe lain (mengikuti arah
panah). Hal tersebut yang dinamakan Panah Integrasi. Sebaliknya, pada kondisi tidak
baik dan stres, suatu tipe tidak bergerak menuju panah dan mengambil karakter
negatif dari arah berlawanan. Kondisi tersebut dinamakan Panah Disintegrasi. Kedua
kondisi ini akan dijelaskan lebih lanjut pada dekripsi tiap tipe.
2.1.1.2. Konsep Enneagram Tradisional
Tipe kepribadian enneagram merupakan hasil modern dari sejumlah tradisi kearifan
kuno, yang disusun oleh Oscar Ichazo, seorang filsuf otodidak pada tahun 1968.
8
Ichazo lahir pada tahun 1931 dan dibesarkan di Bolivia. Di waktu mudanya, Ichazo
belajar banyak hal mistis dan kespriritualan tahun 50an dengan sekelompok
intelektual asing di Buenos Aires, Argentina (Ichazo, 1982).
Simbol enneagram berakar dari jaman kuno dan diyakini berakar dari karya
Pythagoras. Simbol ini diperkenalkan kembali ke dunia modern oleh George
Gurdjieff. Berkat hal inilah, banyak penggemar enneagram keliru bahwa 9 tipe
kepribadian ini berasal dari Gurdjieff atau kelompok Sufi. Gurdjieff sendiri memang
memakai beberapa teknik Sufi. Hal ini telah menyebabkan keyakinan luas dan keliru
bahwa sistem enneagram telah diwariskan dari para Sufi atau dari beberapa sekolah
kuno yang mewariskannya dengan “tradisi lisan”. Meskipun benar bahwa Ichazo
mengambil beberapa pengetahuan tentang sejumlah tradisi tersebut, akan tetapi
kombinasi yang sebenarnya mengenai simbol dan 9 tipe enneagram merupakan hasil
ciptaannya. Filosofi lebih luasnya, enneagram diciptakan mengandung komponen
mistik Yahudi, Kristen, Islam, Taoisme, Buddhisme, dan filsafat Yunani kuno
(terutama Socrates, Plato, dan Neo-Platonis)–yang semua tradisi tersebut merupakan
bagian dari jaman dahulu kala.
Dalam terminologinya, Enneagram memiliki 108 sistem. Seiring pergerakan
enneagram ini ke Amerika, hanya 4 sistem utama yang kemudian diajarkan, yaitu
Enneagram of the Passion, Enneagram of the Virtues, Enneagram of the Fixations,
dan Enneagram of the Holy Ideas. Untuk memahami pentingnya diagram dan
hubungan diantaranya, harus diingat bahwa sistem ini dirancang untuk membantu
menjelaskan hubungan sebuah esensi pada kepribadian atau ego. Berikut kutipan dari
kata-kata Ichazo (1982: 9) sendiri dalam bahasa inggris:
"We have to distinguish between a man as he is in essence, and as he is in ego or personality. In essence, every person is perfect, fearless, and in a loving unity with the entire cosmos; there is no conflict within the person between head, heart, and stomach or between the person and others. Then something happens: the ego begins to develop, karma accumulates, there is a transition from objectivity to subjectivity; man falls from essence into personality."
Dalam kalimatnya ia menjelaskan bagaimana seseorang pada esensinya adalah
sempurna, tidak takut apapun, dan mencintai sekelilingnya dalam satu kesatuan. Lalu
terjadi sesuatu yang menyebabkan ego berkembang. Sebuah objektifitas menjadi
9
subjektif, manusia jatuh dari esensinya menjadi bentuk kepribadian. Dapat dilihat
pada diagram halaman selanjutnya yang menjelaskan bagaimana 9 tipe kepribadian
tersebut pada tiap kedudukannya. Berikut deskripsi sederhana tiap sistem
kedudukannya:
• Enneagram of the Virtues: menggambarkan di mana seseorang mengalami
secara langsung, merasakan bahwa orang tersebut tinggal dalam sifat
sejatinya. The Virtues adalah ekspresi natural dari hati yang terbangun
(sadar).
• Enneagram of the Passions: mewakili respon dari emosi pokok yang tercipta
karena hilang kontak dari esensi alami seseorang. Rasa sakit, malu, dan
kesedihan mejadi dasar ego itu muncul untuk menghadapi rasa tersebut. Hal
itu memunculkan Passion – distorsi yang melekat dari Virtue, dan juga dapat
membantu mengembalikan lagi pada sifat Virtue itu.
• Enneagram of the Holy Ideas: representasi dari perspektif esensi seseorang
yang muncul secara natural ketika seseorang berpikiran tenang dan jelas
melihat kenyataan apa adanya.
• Enneagram of Ego-Fixations: delusi dari diri sendiri ataupun realita yang
terjadi karena kehilangan Holy Ideas. Dari titik ini, seseorang mencoba untuk
mengembalikan keseimbangan dan kebebasan dari Holy Ideas.
10
Gambar 2.5 Enneagram Berdasarkan Oscar Ichazo
Sumber: The Traditional Enneagram, www.enneagraminstitute.com
11
2.1.1.3. Deskripsi Tiap Tipe Enneagram
Berikut adalah ringkasan deskripsi tiap tipe berdasarkan teori enneagram yang
dikembangkan oleh Riso dan Hudson dari website www.enneagraminstitute.com dan
juga buku “Eneagram: Mengenal 9 Tips Kepribadian Manusia dengan Lebih Asyik”,
karya Renee Baron dan Elizabeth Wagele (Serambi, 2014).
2.1.1.3.1. Tipe 1 : The Reformer
Gambar 2.6 Tipe 1
Sumber: Enneagram Type One, www.enneagraminstitute.com
Pribadi yang rasional dan idealistis. Mereka adalah orang yang teliti, beretika dengan
rasa akan benar dan salah yang kuat. Tipe 1 selalu mendukung untuk perubahan dan
selalu berusaha untuk meningkatkan hal-hal di sekitar mereka tetapi takut untuk
berbuat salah. Mereka adalah tipe yang teratur, terorganisir, teliti, dan
mempertahankan standar yang tinggi, sehingga cenderung kritis dan perfeksionis.
Saat dihadapi masalah, mereka cenderung mendendam dan tidak sabar. Pada
dasarnya Tipe 1 takut menjadi buruk dan tidak sempurna. Mereka selalu
mendambakan untuk menjadi baik, berintegritas dan seimbang.
Motivasi kunci Tipe 1 adalah ingin menjadi benar, berusaha lebih tinggi dalam
meningkatkan segala sesuatu, konsisten sebagaimana idealnya, membenarkan diri
mereka sendiri, menjadi yang terbaik sehingga tidak dijatuhkan orang lain. Dalam
kondisi terbaik mereka adalah orang yang bijaksana, cerdas, realistis, dan mulia.
Mereka adalah orang-orang dengan moral yang heroik. Dalam upaya untuk tetap
setia pada prinsip mereka, seringkali Tipe 1 menolak dorongan naluriah dan secara
12
sadar tidak mengekspresikan diri mereka terlalu bebas. Mereka biasanya dilihat
orang lain sebagai pribadi yang sangat mengontrol diri bahkan kaku.
Berkenaan dengan penjelasan mengenai sayap sebelumnya, Tipe 1 yang terpengaruh
atau memiliki sayap yang kuat dari Tipe 2 cenderung hangat, lebih suka menolong,
empatik, dan sensitif terhadap orang lain. Tipe 1 dengan sayap ini sangat
memperhatikan citra diri, mencari perhatian dan suka mengatur. Sedangkan Tipe 1
yang terpengaruh atau memiliki sayap Tipe 9 lebih kuat cenderung lebih tenang,
lebih santai, objektif, moderat, dan tidak memihak. Namun, Tipe 1 dengan sayap 9
keras kepala dan suka menarik diri.
Selanjutnya mengenai arah panah integrasi, saat mereka dalam kondisi baik dan
bertumbuh, Tipe 1 menjadi pribadi yang lebih spontan dan riang seperti Tipe 7.
Sebaliknya, saat mereka dalam kondisi stres mereka mengambil sifat negatif dari
Tipe 4 dan menjadi lebih emosional dan tidak rasional.
Dalam membangun diri, Tipe 1 harus lebih mencoba untuk bersikap santai dan
menyenangkan diri sendiri, berusaha menanyakan pada diri apa yang diinginkan dan
dibutuhkan, sadar bila kesalahan terjadi itu bukan hal yang sangat buruk. Mereka
harus lebih menekankan pada diri mereka sendiri bahwa mereka sempurna apa
adanya.
2.1.1.3.2. Tipe 2 : The Helper
Gambar 2.7 Tipe 2
Sumber: Enneagram Type Two, www.enneagraminstitute.com
13
Tipe 2 adalah tipe yang penyayang, mereka memiliki rasa empati, tulus, dan hati
yang hangat. Mereka ramah, murah hati, dan cenderung mengorbankan diri sendiri.
Tipe 2 selalu baik dan suka berhadapan dengan orang lain dan membantu bila ada
orang yang kesusahan. Akan tetapi mereka tipikal yang posesif dan
mengesampingkan kebutuhan mereka sendiri. Ketakutan dasar mereka adalah
menjadi orang yang tidak diinginkan atau tidak berharga untuk dicintai karena
keinginan dasar mereka yang ingin merasa dicintai.
Motivasi kunci Tipe 2 adalah dicintai, dapat mengekspresikan perasaan mereka
terhadap orang lain, ingin dibutuhkan dan diapresiasi, dan ingin orang lain merespon
mereka. Tipe 2 akan merasa berharga bila mereka memberikan dirinya untuk
menolong orang lain. Menomor satukan orang lain yang cenderung dijalankan oleh
Tipe 2 terkadang membebankan diri mereka sendiri karena dalam mengorbankan diri
untuk mencintai dan memberikan rasa sayangnya pada orang lain, di lubuk hatinya
paling dalam mereka mengharapkan hal tersebut. Kecenderungan seperti itu
membuat mereka diam-diam marah dan merasa tidak diperlakukan adil. Akan tetapi,
dalam kondisi terbaik mereka, Tipe 2 tidak egois, rendah hati dan memberikan cinta
tanpa syarat kepada orang-orang di sekitarnya.
Tipe 2 berada di antara dua sayap yang sangat efisien. Sayap dari Tipe 1 dapat
membuat Tipe 2 menjadi lebih teratur, objektif, dan lebih idealis. Akan tetapi, perlu
diperhatikan karena sayap ini, mereka bisa menjadi menghakimi, dan pesimis. Dari
sisi yang satunya sayap Tipe 3, membantu Tipe 2 untuk lebih energik, memiliki
tujuan, dan optimis. Kecenderungan negatifnya bisa membawa Tipe 2 menjadi lebih
kompetitif, ego-sentris, dan eksploitatif.
Tipe 2 dalam kondisi baik dan bertumbuh akan condong mengambil sisi positif dari
Tipe 4. Mereka membangkitkan potensi kreatif dan membantu belajar merasakan
serta mengekspresikan emosinya. Tipe 2 akan mencari alternatif lain untuk
membangun dirinya selain menolong orang lain. Sebaliknya, Tipe 2 yang berada
dalam kondisi stres menjadi gampang marah dan kasar. Tidak lagi ramah dan
mengasihi orang lain, egois dan mencoba mengendalikan setiap orang dan segala
sesuatu.
Untuk membangun diri lebih baik lagi, Tipe 2 harus sadar akan kebutuhan dirinya
sama dengan kebutuhan orang lain. Mereka harus belajar untuk lebih mengutarakan
14
keinginan mereka daripada menolong orang lain alih-alih ingin mendapat balasan
dicintai. Meluangkan waktu untuk menolong orang lain yang membutuhkan
merupakan tindakan yang baik, akan tetapi alangkah baiknya tetap meluangkan
waktu untuk diri sendiri.
2.1.1.3.3. Tipe 3 : The Achiever
Gambar 2.8 Tipe 3
Sumber: Enneagram Type Three, www.enneagraminstitute.com
Tipe 3 merupakan orang yang berorientasi untuk sukses, dan pragmatis. Mereka
adalah pribadi yang percaya diri, menarik, diplomatis, dan sigap. Tipe 3 bisa jadi
sangat ambisius, kompeten, dan energik, mereka juga sangat sadar dan didorong
untuk selalu maju yang oleh karenanya, mereka menjadi workaholic dan terlalu
kompetitif. Mereka percaya dengan kesuksesannya bisa membeli apa saja dan
mendapat kekuatan serta tidak terikat dengan apapun (independen).
Dalam kunci motivasinya, Tipe 3 ingin diakui, berbeda dari orang lain, mendapat
perhatian, dan dikagumi serta mengesankan orang lain. Pada dasarnya mereka yang
memiliki Tipe 3 ingin merasakan dirinya bernilai dan dihargai. Menaikkan perhatian
orang lain dan berusaha menjadi sukses yang selalu dijunjung tingginya merupakan
bentuk dari ketakutan Tipe 3 akan merasa kosong dan tidak dihargai. Hal tersebut
menjadi sulit bagi Tipe 3 karena di sisi ia ingin diperhatikan dan diapresiasi, mereka
merasa harus menjadi sempurna.
Sayap Tipe 2 mempengaruhi Tipe 3 untuk berorientasi pada orang. Mereka
cenderung menyenangkan, suka menolong, beradaptasi secara sosial dengan baik,
memahami orang lain. Tapi negatifnya, Tipe 3 menjadi manipulatif, dan posesif.
15
Tipe 3 dengan sayap Tipe 4 memiliki imajinasi yang kuat, cenderung kreatif, mawas
diri, eksklusif, berorientasi intelektual, akan tetapi suka berubah suasana hati,
bersikap sombong, dan berpura-pura.
Seorang Tipe 3 akan mengambil sisi positif dari Tipe 6 yang membuat mereka lebih
berkomitmen, menghargai, lebih peka terhadap perasaannya di saat mereka dalam
kondisi baik dan berkembang. Sebaliknya, Tipe 3 cenderung memunculkan sisi
negatif Tipe 9 yang apatis, menjadi orang yang pasif-agresif, menunda pekerjaan,
dan tidak tegas dalam kondisi stres.
Untuk perkembangan diri Tipe 3, mereka harus sadar bahwa mereka dicintai karena
diri mereka sendiri bukan karena pekerjaannya. Perasaan yang mereka miliki sama
pentingnya dengan prestasi yang akan dicapai. Perlu ditekankan untuk Tipe 3 agar
tidak gila dalam bekerja, luangkan waktu untuk relaksasi dan mengasuh diri sendiri.
2.1.1.3.4. Tipe 4 : The Individualist
Gambar 2.9 Tipe 4
Sumber: Enneagram Type Four, www.enneagraminstitute.com
Tipe sensitif dan introspektif. Tipe 4 merupakan pribadi yang sadar diri, ekspresif,
dan pendiam. Mereka secara emosional jujur, kreatif, tetapi bisa menjadi murung dan
tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tipe 4 melankolis, terkadang merasa rapuh dan
tidak sempurna yang menjadikan mereka tidak hormat pada orang lain serta berusaha
membebaskan diri dari cara hidup yang biasa. Mereka melihat diri sendiri sebagai
seorang yang bertalenta unik, mempunyai sesuatu yang spesial yang merupakan
anugrah yang hanya ada 1 di dunia.
16
Motivasi sebagai kunci hidup Tipe 4 adalah dengan mengekspresikan diri dalam
individualitasnya, membuat sekeliling mereka menjadi indah, mempertahankan
beberapa emosi dan perasaan yang mereka miliki, menjaga kebutuhan emosional
mereka di atas kebutuhan lainnya, dan menarik seorang ‘penolong’. Keinginan dasar
mereka adalah membuat sebuah identitas yang signifikan bagi dirinya sendiri. Hal
tersebut didorong oleh rasa takut mereka yang mendasar akan tidak memiliki
identitas sama sekali sehingga hidup tidak signifikan di dunia ini. Tipe romantis
dalam enneagram ini lewat mantranya “Saya adalah diri saya sendiri. Tidak ada yang
mengerti saya. Saya berbeda dan spesial.”, secara diam-diam dalam hatinya ingin
adanya seseorang datang dalam kehidupan mereka dan mengerti perasaannya. Dalam
kondisi terbaik mereka merupakan orang yang inspiratif, sangat kreatif, dan mampu
memahami keindahan dalam hidup.
Tipe 3 dan 5 merupakan tipe yang dapat mempengaruhi perkembangan Tipe 4.
Mereka yang mengembangkan sayap Tipe 3 yang kuat umumnya lebih bersemangat,
aktif, mudah bergaul, kompetitif, ambisius, suka mencari perhatian, dan elitis.
Sedangkan Tipe 4 yang mengembangkan sayap Tipe 5 lebih menjadikan mereka
bijaksana/intelektual.
Kepribadian Tipe 4 juga dipengaruhi arah panah mereka. Dalam kondisi baik dan
bertumbuh, mereka menuju sisi positif Tipe 1 menjadikannya lebih mampu untuk
mengatur, bersikap objektif, dan mewujudkan gagasan idealnya. Tipe 4 yang dalam
kondisi stres akan cenderung mengambil sisi negatif Tipe 2 dengan berusaha
menarik orang lain untuk membuktikan mereka layak atau sebaliknya berpura-pura
lemah.
Agar Tipe 4 berkembang lebih positif, mereka perlu menghargai hari yang mereka
lewati betapapun itu tidak sempurna, tidak cepat depresi. Tipe 4 memang pribadi
yang unik tetapi juga pantas dicintai apa adanya dan tidak perlu menyembunyikan
sesuatu. Tipe 4 harus mencoba menuangkan gagasan idenya untuk menjadikan dunia
sekelilingnya lebih baik lagi.
2.1.1.3.5. Tipe 5 : The Investigator
Tipe 5 merupakan pribadi yang intense dan pemikir. Mereka adalah pengamat,
berwawasan, dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Tipe 5 mampu berkonsentrasi
17
dan fokus pada pengembangan ide-ide dan keterampilan yang kompleks.
Independen, inovatif, dan kreatif, mereka sering tenggelam dalam pikiran dan
gagasan imajiner. Tipe 5 cenderung defensif, tertutup, dan mengisolasi diri.
Gambar 2.10 Tipe 5
Sumber: Enneagram Type Five, www.enneagraminstitute.com
Motivasi utama dari Tipe 5 adalah mengetahui dan memahami segala sesuatu di
sekitarnya yang dapat digunakan untuk membela diri dari ancaman lingkungannya.
Secara mendasar, mereka ingin menjadi orang yang kompeten dan cakap. Mereka
takut akan menjadi tidak berguna, tidak berdaya, dan tidak kompeten. Tipe 5 banyak
menghabiskan waktu untuk mengamati lewat mendengarkan suara sekitar, mencatat
kegiatan yang dilakukan makhluk lain sekitar mereka. Dengan cara itu mereka
mencoba menginternalisasi pengetahuan dan membuat mereka merasa lebih percaya
diri. Dibalik pengejaran pengetahuan tanpa henti, Tipe 5 secara mendalam takut akan
dunia luar sehingga mengobservasinya adalah salah satu cara untuk menghadapinya.
Mereka merasa bukan tipe yang bisa melakukan segala sesuatu sebaik yang lain, dan
lewat pikirannya mereka mencoba membangun dan mencari tahu cara melakukan hal
tersebut.
Tipe 5 yang lebih mengembangkan sayap Tipe 4 cenderung berorientasi pada
manusia. Mereka menjadi artistik, imanjinatif, tetap sibuk dengan pikiran sendiri,
individual peka terhadap perasaan dan dapat berubah sewaktu-waktu, melankolis
serta tertarik pada estetika. Tipe 5 dengan sayap 6 yang kuat sangat bervariasi tapi
memiliki kecenderungan minat pada ilmiah atau hal-hal intelek. Mereka logis,
analitis, intelektual, pekerja keras, gelisah, takut akan keakraban, canggung dalam
bersosialisasi, dan skeptis.
18
Selain sayap, arah panah juga ikut serta mempengaruhi Tipe 5. Pada kondisi yang
baik dan bertumbuh, Tipe 5 mengambil sisi positif dari Tipe 8 yang merupakan
sumber energi dan aksi bagi mereka. Tipe 5 akan lebih spontan, dan terbuka. Akan
tetapi, sebaliknya saat stres mereka cenderung mengambil sisi negatif Tipe 7 dan
menjadi sembrono, tidak fokus, dan juga memaksakan diri untuk mengerjakan
proyek baru.
Untuk pengembangan dirinya, Tipe 5 perlu lebih membuka diri untuk berinteraksi
dan mengalami apa yang terjadi di dunia luar, bukan dengan mengamatinya. Mereka
perlu mencoba untuk mengosongkan diri dari gagasan dan teori yang ada di
benaknya sesaat. Mengekpresikan perasaan akan membantu Tipe 5 dalam bergaul.
2.1.1.3.6. Tipe 6 : The Loyalist
Gambar 2.11 Tipe 6
Sumber: Enneagram Type Six, www.enneagraminstitute.com
Mereka adalah pribadi yang berkomitmen, berorientasi pada keamanan diri. Tipe 6
merupakan orang yang handal, pekerja keras, bertanggung jawab, dan dapat
dipercaya. Unggul dalam memecahkan masalah, mereka dapat melihat suatu masalah
dengan baik dan kooperatif, akan tetapi seringkali defensif, mengelak, cemas, dan
suka mengeluh saat stres. Mereka dapat menjadi sangat berhati-hati dan ragu, tetapi
juga reaktif, menantang dan memberontak. Tipe 6 sering ragu pada diri sendiri dan
terlalu curiga.
Tipe 6 memiliki motivasi utama untuk mendapatkan keamanan, merasa didukung
orang lain. Kedua hal tersebut juga merupakan keinginan dasar mereka. Motivasi
lainnya adalah memiliki kepastian dan jaminan, dapat menguji sikap orang lain
19
terhadap mereka, dan melawan kecemasan serta rasa tidak aman. Ketakutan dasar
mereka adalah tidak ada dukungan dan bimbingan. Mereka selalu sadar akan
kecemasan mereka dan mencari cara untuk mendapatkan keamanan sosial. Setelah
mendapatkan rasa aman dan dukungan tersebut, Tipe 6 dapat maju melangkah lebih
percaya diri.
Mereka yang memiliki pengaruh dari sayap Tipe 5 yang kuat menjadi orang yang
serius dan rajin belajar. Tipe 6 dengan sayap ini cenderung berorientasi intelektual,
orisinal, eksentrik, pendiam, penyendiri, menentang, suka berdebat, dan sombong.
Berbeda dengan Tipe 6 yang dipengaruhi sayap Tipe 7, pribadi mereka cenderung
lebih sosial, mudah bergaul dan aktif. Mereka menjadi menyenangkan, namun
materialistis, mania, beraksi secara berlebihan dan mudah kesal.
Dalam kondisi baik dan bertumbuh, Tipe 6 bergerak ke arah Tipe 9 dan mengambil
sisi positifnya yaitu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas, dan
lebih mempercayai kekuatan batik mereka. Sebaliknya, dalam kondisi stres Tipe 6
mengambil sisi negatif dari Tipe 3 yang menghindari perasaan cemas dengan
menyibukan diri (menjadi orang yang gila kerja), enggan mencoba sesuatu yang baru
jika beresiko gagal, dan meniru suatu citra tertentu agar merasa lebih aman.
Tipe 6 perlu mencoba lebih percaya diri dan belajar untuk mengatasi rasa takut serta
cemas yang berlebihan untuk mengembangkan diri mereka. Yakinkan bahwa diri
mereka kuat, tenang, dan bisa melakukan apapun. Tipe 6 perlu belajar untuk lebih
mempercayai apa yang telah menjadi keputusannya dan mengambil resiko untuk hal-
hal yang perlu.
2.1.1.3.7. Tipe 7 : The Enthusiast
Sibuk dan tipe yang mencari banyak variasi, itulah Tipe 7. Mereka ekstrovert,
optimis, spontan, dan serba bisa. Suka bercanda, bersemangat tinggi, praktis tetapi
sering menyalah gunakan bakat mereka yang serba bisa dan menjadi tidak disiplin
dan berantakan. Mereka terus menerus mencari pengalaman yang baru dan menarik
karena kecenderungan mereka untuk tidak sabar dan impulsif. Hal tersebut juga bisa
membuat Tipe 7 terganggu dan lelah sewaktu-waktu.
Motivasi utama dari Tipe ini adalah mempertahankan kebebasan dan kebahagiaan
mereka, menghindari kehilangan dengan pengalaman berharga, menjaga mereka agar
20
tetap bersemangat dan sibuk, terhindar dari rasa hampa. Keinginan mendasar mereka
adalah kepuasan dan segala kebutuhan yang terpenuhi. Tipe 7 takut akan mengalami
kekurangan dan rasa sakit. Oleh karena itu, Tipe 7 mencoba segala hal untuk
memenuhi kedua hal di atas. Mereka secara tidak sadar bahkan tidak tahu apa yang
sebenarnya mereka inginkan secara mendalam dan mencoba mengisi kekosongan
dirinya tersebut dengan berbagai macam hal. Dalam kondisi terbaiknya Tipe 7
menjadi lebih fokus pada bakat mereka, mempunyai tujuan yang berharga, apresiatif,
gembira dan puas diri.
Gambar 2.12 Tipe 7
Sumber: Enneagram Type Seven, www.enneagraminstitute.com
Pada Tipe 7, sayap 6 yang kuat memberikan berpengaruh sehingga mereka lebih
ringan hati dan memperhatikan detail. Tipe 7 dengan sayap ini cenderung sensitif,
menempel pada orang lain, berkomitmen, memenuhi kewajiban, gelisah, tidak aman,
mudah tersinggung, dan ragu-ragu. Di sisi lain, jika sayap 8 yang dominan, Tipe 7
memiliki perasaan yang lebih matang, asertif, senang bergaul, hedonistis, akan tetapi
menjadi tidak sabar, kasar, egosentris, dan kurang bisa dipercaya.
Mereka yang sedang dalam kondisi baik dan bertumbuh cenderung mengambil sisi
positif searah dengan panah, yaitu Tipe 5. Tipe 7 lebih pendiam, introspektif, dan
objektif, lebih dapat menerima 2 kutub kehidupan baik buruk maupun gembira sedih.
Mereka menjadi lebih serius dan ingin diperlakukan serius juga. Sedangkan, Tipe 7
dalam kondisi stres, ia cenderung mengambil sisi negatif Tipe 1. Mereka menjadi
sinis dan suka mengkritik, mempersoalkan hal remeh, membentak orang lain serta
mencoba mengubah orang. Tipe 7 akan menyalahkan orang lain karena mencegah
mereka bersenang-senang.
21
Agar berkembang menjadi pribadi Tipe 7 yang lebih baik, perlu ditekankan pada diri
bahwa sesuatu yang didapatkan sudah cukup, segala sesuatu yang berlebihan tidak
baik. Bersyukur atas yang telah dimiliki ketimbang memikirkan yang diinginkan.
Tipe 7 dalam pergaulan perlu mencoba untuk lebih diplomatis, mendengarkan orang
lain dan memberikan waktu luang bersama orang tersebut.
2.1.1.3.8. Tipe 8 : The Challenger
Gambar 2.13 Tipe 8
Sumber: Enneagram Type Eight, www.enneagraminstitute.com
Tipe 8 adalah tipe yang kuat dan mendominasi. Mereka percaya diri, kuat, dan tegas.
Pelindung, banyak akal, jujur, dan tegas, tetapi mereka juga bisa egosentris. Tipe 8
sering merasa harus mengendalikan lingkungan mereka, sehingga terkesan
konfrontatif dan mengintimidasi. Tipe ini memiliki masalah dengan emosi mereka
dan membiarkan hal tersebut menjadi rentan.
Tipe 8 memiliki motivasi utama yaitu ingin mandiri, membuktikan kekuatan mereka
dan menolak kelemahan, ingin menjadi penting dalam hidup mereka, mendominasi
lingkungan, dan tetap mengontrol situasi mereka. Keinginan dasar mereka
sebenarnya adalah melindungi diri sendiri (menjadi pengatur dalam kehidupan dan
tujuan mereka). Tipe 8 takut dirugikan jika diatur oleh orang lain. Mereka
merupakan individu yang berdiri sendiri, menolak berhutang budi kepada siapa pun.
Tipe ini sangat takut terluka secara emosional dan mencoba menggunakan kekuatan
fisik mereka untuk melindungi perasaannya dan menjaga orang lain pada jarak
emosional yang aman. Pada kondisi yang terbaik, Tipe 8 menggunakan kekuatan
mereka untuk meningkatkan kesejahteraan hidup orang lain, heroik, murah hati, dan
menginspirasi.
22
Tipe 8 terpengaruh oleh tipe lain di sisi kiri dan kanannya. Tipe 8 yang terpengaruh
oleh sayap Tipe 7 yang kuat cenderung ekstrovert, penuh semangat, ambisius, gesit,
dan egosentris. Akan tetapi, Tipe 8 yang memiliki sayap 9 lebih kuat cenderung lebih
teguh, mendukung, sabar, diam-diam mendominasi, memendam amarah, dingin, dan
menjadi tidak peduli.
Selain sayap, arah panah juga berpengaruh pada Tipe 8. Mereka yang dalam kondisi
baik dan bertumbuh akan mengambil sisi positif dari Tipe 2 dan menjadi pribadi
yang lebih terbuka pada orang lain dan menunjukan kerapuhannya. Tipe 8 ini lebih
peduli terhadap orang lain dan lebih mengasihi. Sebaliknya, dalam kondisi stres
mereka menyerap sisi negatif Tipe 5 sehingga cenderung menarik diri dan tidak
banyak mengambil tindakan. Tipe 8 menjadi khawatir bila orang lain meperhatikan
mereka, depresi, dan menjadi agresif pada diri sendiri.
Agar Tipe 8 dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, perlu mencoba
untuk tidak emosi terhadap pandangan orang lain. Lebih menunjukan sisi lembutnya
dan mengasihi mereka yang dipercayai. Tipe 8 perlu mencoba untuk
mengungkapkan perasaan mereka dengan rasional dan beri penghargaan dengan
jelas. Mereka perlu meluangkan waktu untuk kegiatan kreatif atau fisik yang
menyenangkan yang membawa mereka pada emosi positif.
2.1.1.3.9. Tipe 9 : The Peacemaker
Gambar 2.14 Tipe 9
Sumber: Enneagram Type Nine, www.enneagraminstitute.com
Pribadi yang santai dan tidak suka menonjolkan diri. Tipe 9 adalah orang yang
mudah menerima, percaya, dan stabil. Mereka juga biasanya kreatif, optimis, dan
suportif akan tetapi terlalu meng’iya’kan bila diajak pergi bersama karena ingin
23
semua berjalan lancar dan tidak ada konfik. Tipe ini cenderung puas diri,
menyederhanakan masalah dan meminimalkan sesuatu yang menjengkelkan. Mereka
suka tidak melakukan apa-apa dan keras kepala.
Motivasi utama dari Tipe 9 adalah menciptakan harmoni di dalam lingkungan
mereka, menjauhi segala konflik dan ketegangan, menjaga hal-hal apa adanya,
menolak melakukan sesuatu yang mengacaukan atau mengganggu mereka. Tipe ini
pada dasarnya ingin menjaga kestabilan dalam pikiran mereka dan takut dipisahkan
atau kehilangan sekeliling mereka. Tipe 9 terkadang disebut mahkota enneagram
karena terlihat memiliki kepingan bagian dari yang lain. Mereka dapat kuat seperti
Tipe 8, menyenangkan dan petualang (Tipe 7), patuh (Tipe 6), intelektual (Tipe 5),
kreatif (Tipe 4), atraktif (Tipe 3), murah hati (Tipe 2), dan juga idealis seperti Tipe 1.
Pada umumnya mereka tidak punya rasa kuat terhadap identitas mereka sendiri
sehingga saat harus memisahkan itu semua untuk menjadi diri sendiri, rasanya
menjadi berat dan menakutkan bagi Tipe 9. Mereka lebih suka melebur menjadi
orang lain atau diam-diam mengikuti lamunan indahnya. Pada kondisi terbaiknya,
Tipe 9 dengan gigih merangkul semua orang, mampu membawa mereka bersama-
sama dan menyembuhkan konflik.
Tipe 9 yang terpengaruh oleh sayap Tipe 8 cenderung lebih mudah bergaul, asertif,
dan anti-otoritas. Mereka terkandang terombang-ambing antara menjadi orang yang
suka menentang dengan yang menhindari munculnya pertentangan. Tipe 9 dengan
sayap ini dapat menjadi pemimpin yang efektif. Dengan sayap Tipe 1 yang lebih
kuat, Tipe 9 biasanya lebih teguh memegang prinsip dan bekerja keras. Mereka tidak
plin-plan, mengendalikan diri, teratur, obsesif-komplusif, dan merasa benar sendiri.
Kepribadian Tipe 9 juga dipengaruhi oleh arah panah Tipe 3 dan Tipe 6. Dalam
kondisi baik dan bertumbuh, mereka cenderung mengambil sisi positif dari Tipe 3
menjadi lebih energik, efisien, lebih fokus, percaya diri, dan produktif. Sebaliknya,
dalam kondisi stres, Tipe 9 lebih mengambil sisi negatif Tipe 6 dan menerima
pekerjaan lebih banyak dari kemampuan mereka, mencoba menarik simpati orang
lain agar istimewa, dan berkerja untuk dihormati dan dikagumi bukan karena
kepentingan diri sendiri yang lebih bermanfaat.
Untuk membangun diri lebih maju ke depan, Tipe 9 perlu bertanya pada diri sendiri
apa yang sebenarnya diinginkan. Mereka perlu belajar menyadari kekesalan dan
24
menjadikannya sebagai energi serta membiarkan diri merasa bersalah ketimbang
memenuhi harapan orang lain begitu saja.
2.1.1.4. Hubungan Enneagram dengan Aspek Humanisme dalam Psikologi
Kepribadian
Psikologi kepribadian dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah yang mempelajari
kekuatan-kekuatan psikologis yang membuat masing-masing individu unik
(Friedman & Schustack, 2008:2). Lewat sejumlah kekuatan ilmiah dan filosofis yang
menyatu, banyak ahli mencoba mengungkapkan pandangan mereka tentang
kepribadian. Seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris bernama Charles Darwin,
dengan teori evolusinya mencoba mengungkapkan bagaimana karakteristik
individual yang berevolusi adalah karakteristik yang diturunkan dari organisme
sebelumnya untuk diteruskan ke gen keturunannya. Dalam hal ini menunjukan
bahwa evolusi biologis dapat menentukan karakteristik/sifat dari seseorang.
Berawal dari pandangan biologis tersebut membawa Francis Galton, seorang
ilmuwan Inggris untuk mengidentifikasi lebih lanjut tentang kepribadian manusia.
Menurutnya, kepribadian adalah sebuah komposisi dari nature dan nurture. Nature
merupakan bagian dari karakteristik seorang individu yang diturunkan dari orang
tuanya, sedangkan nurture merupakan karakteristik yang terbentuk dari pengalaman
dan lingkungan yang dipelihara oleh individu tersebut. Dalam konteks nurture di
sini, karakteristik tersebut dapat dibangun lewat belajar dan latihan. Namun, nature
telah membuat sebuah batas sebagaimana potensi tersebut dapat berkembang.
Memang keduanya memiliki peran penting, akan tetapi nature berlaku sebagai faktor
yang menentukan. Ada pandangan lain yang beranggapan bahwa manusia tidak
selamanya ditentukan oleh nature, setiap anak yang dilahirkan memiliki sebuah
bagian kosong yang dapat diisi dengan apa saja dan oleh karena itu setiap manusia
adalah setara. Hal tersebut dikemukakan oleh filsuf Inggris bernama John Locke.
Keduanya ini sampai sekarang masih sering diperdebatkan akan tetapi banyak
psikolog meyakini bahwa keduanya berinteraksi dengan kompleks berperan penting
dalam perkembangan setiap individu.
Dari hal yang sudah dipaparkan di atas dan lewat definisi menurut G. Alport, kita
dapat simpulkan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu
yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik (kerja tubuh dan jiwa yang tidak
25
terpisahkan) yang menentukan tingkah-laku dan pikirannya secara karakteristik
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Dalam buku Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern mengatakan bahwa
kepribadian mempunyai 8 aspek kunci, salah satunya adalah aspek humanisme, di
mana manusia memiliki hakikat spritual dalam hidup mereka yang memungkinkan
dan mendrorong mereka untuk mencari kebahagiaan, menggali potensi sebagai
bentuk dari pemenuhan diri. Humanisme adalah gerakan filosofis yang menekankan
nilai pribadi individu dan sentralitas nilai manusia pada umumnya. Dalam
pendekatan aspek ini, sangat diperhatikan tentang masalah etika dan nilai pribadi.
Pendekatan humanistik berfokus pada sifat dasar manusia yang kreatif, spontan, dan
aktif.
Pergerakan potensi manusia (human potential movement) adalah salah satu contoh
pendekatan eksistensial-humanistik terhadap kepribadian. Pada tahun 1960 dan 1970,
komunitas “penggali potensi manusia” lebih sering ditemukan berkumpul. Mereka
mengadakan pertumuan kelompok, pijat tubuh, meditasi, peningkatan kesadaran,
makan makanan organik, dan berkomunikasi dengan alam. Kegiatan tersebut
bersangkutan dengan penggalian potensi lebih dalam untuk mencapai manusia
seutuhnya. Hal-hal itu sehubungan dengan Teori Hirarki Kebutuhan Abraham
Maslow di mana pada hirarki yang paling atas yaitu aktualisasi diri.
Aktualisasi diri adalah suatu proses bawaan di mana orang cenderung untuk tumbuh
secara spiritual dan menyadari potensinya. Dalam hal ini bisa kita lihat korelasi
antara aspek humanistik psikologi kepribadian dengan enneagram yang sama-sama
bertujuan untuk mengembangkan sisi humanis manusia ke arah yang lebih tinggi.
2.1.1.5. Enneagram dalam Pengembangan Diri
Perlu diingat bahwa kegunaan utama dari enneagram ini adalah untuk penemuan diri
(self-discovery) dan pengembangan diri. Enneagram membantu dalam membuka apa
yang tersembunyi dalam diri kita seperti kata Freud “make the unconscious
conscious”. Dalam studi enneagram diberikan penjelasan mengapa perilaku individu
seperti itu dan arahan tertentu bagi pengembangan dirinya. Enneagram juga
mengajarkan bahwa pada awal kehidupan, kita belajar untuk merasa aman dan dalam
menghadapi kondisi dalam keluarga maupun keadaan diri, kita harus
26
mengembangkan suatu strategi yang didasari oleh talenta dan kemampuan alamiah
kita.
Dari sinilah, enneagram diharapkan bisa menjadi panduan untuk mengerti
bagaimana suatu tindakan yang dilakukan itu bekerja atau tidak bekerja dengan baik.
Dengan memanfaatkan Enneagram, kita dapat lebih memahami orang lain dan
mempelajari sejumlah alternatif pola perilaku diri sendiri dan mulai belajar
memandang kehidupan dari sudut pandang yang lebih luas.
Hanya dengan mengetahui 9 tipe kepribadian enneagram tidaklah cukup. Terdapat 7
hal yang berhubungan dengan pengembangan spiritual yang dapat dijadikan alat
bantu untuk pengembangan diri, yang dijelaskan dalam poin berikut.
1. Mencari Kebenaran
Adanya rasa ingin tahu apa yang terjadi dalam diri kita sendiri dan sekitar
untuk mencari kebenaran. Dengan mengamati diri sendiri, kita akan
mendapatkan jawaban bagaimana suatu kebiasaan atau tindakan kita terhadap
orang lain selalu berbentuk perlawanan atau sebaliknya. Sebagai contoh,
“Saya benar-benar marah kepada ayah saya”, tetapi kebenaran yang lebih
dalam mungkin mengatakan bahwa “Aku mencintainya dan ingin
dicintainya.”. Terkadang kebenaran memang sulit diterima, akan tetapi dari
situlah kita belajar untuk menerima apa yang benar-benar terjadi dalam
kehidupan. Dengan begitu kita akan lebih mudah menghadapi dan berurusan
dengan segala situasi yang terjadi dalam diri kita.
2. Pengendalian Diri
Dalam proses ini sering terjadi pergumulan bagaimana menerima dan
melepaskan. Resolusi yang sudah dibuat dengan mengatakan untuk “tidak
melakukan”, kita dapat melihat kebenaran mengapa kita dapat
mengendalikan diri kita dan apa yang telah menjadi pemicu hal tersebut
dilakukan. Hal tersebut dapat menjadi suatu pelajaran penting bagi
pengembangan diri.
3. Bersedia Menjadi Terbuka
Dengan menenangkan diri dan pikiran kita, membuka hati untuk lebih sensitif
dalam situasi yang kita alami, kita akan lebih terbuka terhadap kualitas dan
27
sumber dalam diri yang membantu kita tumbuh. Setiap momen
memungkinkan kita untuk mendapat kesenangan, didikan, dan dukungan jika
kita lebih membuka diri. Kita diajak untuk belajar percaya pada momen itu
dan sadar akan nilai dari anugrah kehidupan yang luar biasa ini.
4. Mendapat Dukungan yang Tepat
Semakin banyak dukungan yang kita miliki, semakin mudah kita
mengembangkan diri. Dukungan tersebut baik dari keluarga maupun
lingkungan, ataupun lewat pencarian grup-grup yang dapat memberi sebuah
dorongan positif.
5. Belajar dari Semua Hal
Apapun yang timbul dalam hati atau pikiran kita merupakan bahan untuk kita
belajar melangkah ke depan. Akan tetapi kecenderungan kita adalah
melarikan diri daripada menghadapinya. Di sini kita harus belajar secara
nyata untuk maju. Pengembangan diri melibatkan kita terhadap proses untuk
mengerti apapun yang sedang terjadi sekarang dan bagaimana berurusan
dengan itu.
6. Budayakan Cinta Diri Kita yang Sebenarnya
Sering kita dengan bahwa kita tidak bisa mencintai orang lain jika tidak
mencintai diri kita sendiri. Kita harus mencintai diri kita sendiri dengan tidak
meninggalkan diri kita dalam lautan kekhawatiran, fantasi, ketegangan, dan
kecemasan. Cinta diri membutuhkan penerimaan mendalam akan diri kita
sendiri dan menetapkan diri secara aktual.
7. Praktek
Banyaknya ajaran spiritual menekankan pentingnya semacam praktek baik
meditasi, doa, yoga, relaksasi, atau gerakan dengan menyisihkan waktu setiap
harinya. Pentingnya hal tersebut adalah untuk membangun kembali hubungan
yang lebih dalam dengan sifat sejati kita sebagaimana manusia. Praktek
tersebut membangun diri kita lebih seimbang dan tidak tergantung dari
kebiasaan mendarah daging yang terlalu berlebihan.
28
2.1.2. Data Pendukung
2.1.2.1. Survei
Berikut adalah data survei mengenai pemakaian internet Indonesia berdasarkan
wearesocial.sg dan Asosiasi Penyelenggaran Jasa Intenet Indonesia (apijii.or.id).
Gambar 2.15 Digital In Indonesia
Sumber: wearesocial.sg; Digital, Social, Mobile in APAC March 2015
Gambar 2.16 Time Spent with Media
29
Sumber: wearesocial.sg, Digital, Social, Mobile in APAC March 2015
Gambar 2.17 Share of Web Traffic
Sumber: wearesocial.sg, Digital, Social, Mobile in APAC March 2015
Gambar 2.18 Gender Based Internet Users
Sumber: apijii.or.id, The Profile of Indonesia’s Internet Users 2012
30
Gambar 2.19 The Intenet Users in Families According to Age Group
Sumber: apijii.or.id, The Profile of Indonesia’s Internet Users 2012
Gambar 2.20 Intention in Accessing the Internet
Sumber: apijii.or.id, The Profile of Indonesia’s Internet Users 2012
31
Dari paparan beberapa potongan gambar infografik di halaman-halaman sebelumnya
mengenai survei penggunaan internet dapat ditarik beberapa fakta berikut:
1. Sampai dengan bulan Maret 2015, Indonesia memiliki 72,6 miliar pengguna
aktif internet via internet kabel maupun mobile dengan total populasi 255,5
miliar.
2. Rata-rata penggunaan internet setiap harinya adalah sekitar 5 jam 6 menit via
pc atau tablet, dan 3 jam 10 menit via mobile.
3. Dari tahun ke tahun, jumlah share link pada website melalui penggunaan
laptop dan desktop adalah sekitar 47%, 49% melalui mobile, 4% melalui
tablet.
4. Banyaknya pengguna internet pada tahun 2012 menurut jenis kelaminnya
adalah 51,6% pengguna laki-laki dan 48,4% pengguna perempuan.
5. 3 aktivitas pengunaan internet di Indonesia yang terbesar adalah untuk
mengakses social network (87,8%), mencari informasi (68,9%), dan mencari
berita terbaru (68,1%)
2.1.2.2. Psikologi Naratif pada Kuis Kepribadian Online
Bersumber dari sebuah artikel berbahasa inggris di internet, di sini dijelaskan
mengapa kuis kepribadian secara online menjadi sangat menarik dan memberikan
suatu efek “mania” pada setiap orang yang mencobanya. Dari artikel Laura Schocker
(2014) ada pandangan bahwa kuis kepribadian secara online tidak hanya sekedar
hiburan untuk mengisi waktu, selain menyenangkan dan menghibur terdapat suatu
hal yang menyentuh pengertian diri masing-masing akan cerita yang membentang di
dalamnya. Hal yang dirasakan tersebut merupakan bagian dari psikologi naratif.
Menurut psikolog dalam artikel tersebut yang bernama Robert Simmermon, Ph.D.,
psikologi naratif adalah teori yang di mana manusia memahami kehidupan mereka
dengan mencocokan pengalaman hidup dari waktu ke waktu dalam menjelaskan
siapa dan dari mana asalnya seseorang. Dapat dilihat kuis kepribadian merupakan
salah satu bentuk psikologi naratif yang menawarkan sebuah “ilusi otentik”
mengenai penilaian terhadap diri sendiri dan memperkuat nilai-nilai tersebut.
Terlebih lagi, menurut profesor psikologi, Steven Meyers, Ph.D., manusia selalu
mencari wadah untuk kesadaran diri. Introspeksi dan melihat ke dalam diri sebagai
32
contohnya, namun kedua hal tersebut memiliki batas. Adanya sebuah tes/asesmen
diri membantu kita melihat diri kita sendiri lewat cermin yang berbeda lebih dalam.
Masih menurut Meyers, manusia cenderung mempertanyakan 3 hal ini untuk
membuat mereka merasa hidup, yaitu Siapakah aku?, Siapa aku menurut orang lain?
Siapakah aku ingin menjadi? Dengan tes-tes seperti itu yang memungkinkan kita
untuk berpikir tentang pertanyaan “Siapakah aku” dengan cara yang menyenangkan,
ditambah lagi dengan fitur bagikan secara online, di mana bisa memperlihatkan hasil
tes tersebut dan bisa saja diberi umpan balik oleh teman-teman di sosial media.
2.1.2.3. Kompetitor
2.1.2.3.1. The Enneagram Institute
Sampai saat ini belum ada website berbahasa Indonesia yang menyajikan informasi
tentang enneagram. Di luar wilayah Indonesia, terdapat banyak website yang
memberikan informasi ini. Dari hasil pencarian google, berikut adalah website yang
cukup terpercaya dan lengkap membahas seluk beluk enneagram.
Gambar 2.21 Tampilan Website The Enneagram Institute
(www.enneagraminstitute.com)
33
Didirikan oleh Don Richard Riso dan Russ Hudson. Keduanya merupakan orang
berkontribusi dalam pengajaran dan pengembangan sistem enneagram.
Fitur: penjelasan tipe kepribadian berdasarkan enneagram, tes kepribadian
berdasarkan RHETI dan QUEST yang dapat diakses gratis, member gratis untuk
akses informasi lebih lengkap.
2.1.2.3.2. 16 Personalitites
Website ini menampilkan tes kepribadian dan informasi mengenai 16 tipe
kepribadian yang berdasarkan metode MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). Dibuat
oleh Neris Analytics Limited.
Fitur website: tes kepribadian berdasarkan MBTI, profil premium berbayar,
penjelasan tipe kepribadian, member gratis untuk akses forum, dan online dating.
Gambar 2.22 Tampilan Website 16 Personalitites
(www.16personalities.com)
34
2.2. Tinjauan Khusus
2.2.1. Desain Komunikasi Visual
Pada bukunya yaitu Desain Komunikasi Visual Terpadu, Yongky Safanayong
(2006:2) mengungkapkan bahwa desain tidak hanya mencakup eksplorasi visual,
akan tetapi juga terkait dengan aspek-aspek kultural-sosial, filosofis, teknis dan
bisnis. Pada akhirnya, desain komunikasi visual bertujuan untuk memberi inspirasi,
informasi, dan penggerak aksi melalui rangkaian fungsi bentuk yang kita – sebagai
desainer telah pahami dan pelajari (Sanafayong, 2006:3). Terdapat empat fungsi
desain komunikasi visual, yaitu:
1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform), mencakup:
menjelaskan, menerangkan, dan mengenalkan.
2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), mencakup: membuka pikiran dan
menguraikan.
3. Untuk membujuk (to persuade), mencakup: menganjurkan, komponen-
komponennya termasuk kepercayaan, logika, dan daya tarik.
4. Untuk melindungi (to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan.
Pendekatan yang dilakukan dalam penyampaian komunikasi visual sangatlah penting
untuk mencapai komunikasi yang baik. Salah satunya adalah pendekatan semiotik
yang memerhatikan sebuah pesan sebagai rangkaian tanda-tanda. Dalam pendekatan
ini diharapkan penerima pesan atau target sasaran yang berinteraksi dengan pesan ini
mendapatkan arti yang sesuai harapan pengirim, tergantung pada persepsi masing-
masing individu.
Berikut pertimbangan-pertimbangan dalam pendekatan desain kepada sasaran:
• Karakter, sifat-sifat kejiwaan, kepribadian, watak
• Etika dan moral: bagaimana bersikap, berpikir dengan mempertimbangkan
nilai benar dan salah, baik dan buruk
• Lifestyle: keamanan, kenyamanan, kemudahan, prestige, pemenuhan diri
• Sistem kepercayaan dan politik
• Penampilan
35
Hal-hal yang disebutkan di atas kemudian dicocokan kembali dengan pemilihan
aksara (type), gambar, layout, struktur, ukuran, gaya, finishing, serta elemen-elemen
visual seperti warna, bentuk, kedalaman (depth), dan gerak (motion) agar komunikasi
visual yang dilakukan sesuai.
2.2.2. Teori Semiotika dalam Membuat Tanda (Sign) Visual
Semiotika merupakan salah satu bidang keilmuan yang penting dalam proses
pembuatan pesan visual. Studi ini mengeksplorasi hubungan teori tanda (sign) dan
efeknya terhadap proses penciptaan tanda, simbol, dan pesan yang bermakna
(Wallschlaeger & Busic-Snyder, 1992:382). Charles W. Morris, seorang filsuf
Amerika membuat sebuah struktur segitiga untuk membantu dalam memahami
sebuah sign.
Gambar 2.23 Model Struktur Morris untuk Sebuah Sign dan Signifikansinya
Sumber: Wallschlaeger & Busic-Snyder, Basic Visual Concepts and Principles,
Wm. C. Brown (1992:384)
Dari struktur tersebut, ia memecah proses pembuatan sebuah tanda itu menjadi 3
kategori:
• Sintaktik: hubungan suatu tanda (sign) dengan sign lainnya
• Semantik: hubungan suatu sign dengan objek yang dipresentasikan
• Pragmatik: hubungan suatu sign dengan penerjemahnya (interpretant)
36
Sign digunakan untuk menciptakan pesan dan menyampaikan makna. Ditinjau dari
semantiknya, sign memiliki sifat primer dan sekunder. Primer di sini mengartikan
bahwa suatu sign bermakna denotatif, langsung dan konkrit, sementara sign yang
bersifat sekunder memiliki makna konotatif, abstrak, dan tidak langsung. Makna
pada sign digunakan sebagai pembangkit persepsi dan reaksi pada setiap orang yang
melihatnya. Sign yang sama bisa memiliki makna yang berbeda pada tiap individu.
Oleh karena itu, perlu ekstra hati-hati pada saat menggunakan sign yang akan
disajikan untuk sasaran agar pesan dapat diterima sesuai dengan makna yang
diharapkan.
2.2.3. User Experience
Website merupakan bagian dari teknologi yang kompleks dan dalam jenis apapun
adalah sebuah produk yang bersifat self-service. Tidak ada instruksi manual untuk
dibaca sebelumnya, tidak ada seminar untuk dihadiri, dan tidak ada layanan
konsumen yang membantu user dalam penggunaan website. Hanya ada user seorang
diri dengan akal dan pengalaman personal yang ia miliki yang dapat memandunya
(Garrett, 2011:10). Maka dari itu, menempatkan user sebagai pusat dalam setiap
konsep desain (user experience sebagai user centered-design) akan membantu dalam
menciptakan user experience yang menarik dan efektif sehingga website yang dibuat
dapat memberikan pengalaman positif bagi user-nya. Hal itu yang selanjutnya
menentukan apakah user akan kembali mengunjungi website atau tidak.
Selain itu, penataan dan membuat prioritas setiap konten juga perlu dilakukan agar
user tahu mana informasi yang penting dibaca dalam suatu website. Adanya hirarki
visual, pengelompokan, navigasi yang konsisten dan jelas dalam mendesain sehingga
informasi mudah dilihat dan tidak membingungkan user (Duckett, 2011).
2.2.3.1. The Five Planes of User Experience
Garrett menjelaskan terdapat 5 elemen atau disebut The Five Planes, terdiri dari
strategy, scope, structure, skeleton, dan surface—yang membantu dalam membuat
kerangka konseptual untuk membahas permasalahan user experience dan bagaimana
mengatasinya.
37
Gambar 2.24 The Five Planes of User Experience
Sumber: Garrett, The Elements of User Experience, New Riders (2011:22)
Dimulai dari kerangka yang paling bawah, yaitu strategy plane yang membahas
tentang bagaimana merancang suatu website sesuai dengan strategi, di mana
kebutuhan user sangat diperhatikan pada bagian ini. Tahap per tahap selanjutnya
akan semakin spesifik dan rinci hingga di surface plane, pada kerangka paling atas
yang di mana lebih ditekankan detail konkrit tampilan produk website yang dibuat.
1. Strategy Plane
Pada tahap ini, disusun strategi merancang untuk menyelaraskan tujuan dari
website (product objectives) dan kebutuhan user-nya (user needs).
• Product Objectives
- Mendefinisikan tujuan rancangan website dengan jelas (tidak terlalu
umum dan tidak terlalu spesifik)
- Membuat brand identity: bagaimana kesan/impresi yang diharapkan
dari interaksi website dengan user
38
- Adanya indikator yang dapat diukur sebagai sukses parameter sebuah
website
• User Needs
- User segmentation: demografis (gender, umur, pendidikan, SES),
psikografis (perilaku dan persepsi akan topik yang bersangkutan)
- Usability & User Research: mengumpulkan data berupa survei,
wawancara, maupun user testing
- Membuat Persona / User profile: karakter fiksi yang dibuat untuk
merepresentasikan kebutuhan dari berbagai macam user yang
sebenarnya.
Gambar 2.25 Pembagian Scope per Plane dalam Five Planes of User Experience
Sumber: Garrett, The Elements of User Experience, New Riders (2011:29)
39
2. Scope Plane
Setelah strategi ditentukan, pada plane ini akan diterjemahkan ke dalam
ruang lingkup fungsi dan informasi. Dalam lingkup fungsi akan ada
penjelasan rinci dari kumpulan fitur produk yang ditawarkan pada user secara
spesifik (functional spesifications). Di sisi informasi akan dibahas berbagai
variasi konten yang dibutuhkan untuk dijelaskan pada user (content
requirements).
3. Structure Plane
Di sini menjelaskan bagaimana user berinteraksi dengan fitur dan konten
yang telah dibuat pada scope plane. Kumpulan fitur akan diterjemahkan
menjadi interaction design dan konten menjadi information architecture.
• Interaction Design: merancang pola dan struktur yang berkaitan dengan
apa saja yang mungkin dilakukan dari seorang user dan bagaimana sistem
merespons hal tersebut dalam interaksinya. Dalam hal ini, conceptual
model digunakan dalam interaction design untuk menciptakan kesan
interaksi yang familiar sehingga user lebih mudah beradaptasi dengan
website yang dibuat.
• Information Architecture: mengatur struktur informasi serta konten yang
efisien dan efektif untuk ditampilkan agar dapat mudah dipahami. Dalam
banyak kasus, strukturisasi ini tidak hanya membantu user dalam mencari
konten tetapi juga memberi informasi, edukasi dan juga dapat memersuasi
seorang user.
4. Skeleton Plane
Untuk mengoptimalkan tata letak dari segala elemen secara efektif dan
efisien, tahap ini terbagi terdapat 3 komponen yang penting dalam pembuatan
kerangka sebuah website.
• Interface Design: mengatur penempatan berbagai elemen tampilan
seperti tombol, bagian kontrol, gambar, dan blok teks. Interface yang
baik akan membuat user dapat fokus bagian-bagian yang penting dalam
sebuah website.
40
• Navigation Design: mengatur bagaimana setiap page pada website
terkoneksi sesuai dengan struktur infomasi yang sudah dibuat pada tahap
sebelumnya.
• Information Design: menyajikan infromasi yang dirancang untuk mudah
dipahami user. Seringkali berfungsi sebagai penyatu setiap komponen
desain yang dibuat.
5. Surface Plane
Pada tahap ini, segala elemen yang ada ditampilkan dalam bentuk visual dari
pengaturan pada tahap sebelumnya. Sebagaimana surface plane sendiri
merupakan hasil jadi dari sebuah website berisikan gambar dan teks yang
dapat diklik ataupun melakukan suatu fungsi sebagai desain yang dapat
dirasakan oleh user (sensory design).
2.2.4. Tipografi pada Layar
Gambar 2.26 Graphic Text dan Live Text
Sumber: Bosler, Mastering Type, HOW Books (2012:192)
Berdasarkan buku “Mastering Type: The Essential Guide to Typography for Print
and Web Design” (Bosler, 2012), teks dalam bentuk grafis (graphic text) hanya baik
dipakai apabila font yang ingin digunakan tidak tersedia dalam bentuk webfont. Live
text adalah yang paling ideal untuk sebuah website karena dapat dicari oleh search
engine dan dapat diseleksi menggunakan pointer komputer.
41
Hal lainnya yang harus diperhatikan dalam penggunaan tipografi pada layar adalah
ukuran resolusi layar yang berbeda-beda pada berbagai device. Ukuran layar telepon
genggam memerlukan jenis font yang lebih sederhana karena resolusi layarnya lebih
rendah dari monitor komputer. Resolusi layar telepon genggam berkisar antara
320x240 pixels sampai 940x640 pixels. Tablet biasanya memiliki resolusi 1024x768
pixels, sedangkan resolusi monitor komputer dapat sampai hingga 2560x1440 pixels.
Oleh karena itu font jenis sans serif merupakan pilihan yang aman untuk
menghindari font yang sulit terbaca terutama dalam teks body copy pada resolusi
layar rendah seperti telepon genggam.
Gambar 2.27 Variasi Resolusi Layar
Sumber: Bosler, Mastering Type, HOW Books (2012:192)
Suatu website dapat dikategorikan sukses secara visual kuat secara hirarki,
kombinasi tipografi yang pas, sistem grid yang fleksibel, keteraturan dan keterbacaan
konten yang baik, serta paduan warna yang menarik.
2.2.5. Grid pada Website
Sistem grid berfungsi sebagai alat bantu untuk mengatur komposisi dan menjaga
konsistensi proporsi dan ruang sehingga tercipta desain yang baik (Duckett,
2011:387). Walaupun grid tampak seperti membatasi, dalam kenyataannya memiliki
manfaat berikut:
42
• Menciptakan kontinuitas antar halaman yang mungkin menggunakan desain
yang berbeda
• Membantu user memprediksi di mana menemukan informasi di berbagai
halaman
• Konsisten, sehingga akan mudah apabila ada konten baru yang ingin
ditambahkan ataupun jika ingin berkolaborasi dalam mendesain website
tersebut.
Sistem grid 960 merupakan sistem grid yang familiar dipakai oleh desainer web.
Halaman ini adalah contoh sistem grid 12 kolom di mana setiap kolom abu
memiliki lebar 60 pixel. Tiap kolom memiliki margin sebesar 10 pixel, sehingga
setiap kolom berjarak 20 pixel lebarnya.
Gambar 2.28 Pembagian yang Dapat Dilakukan Pada Sistem Grid 960 pixels
Sumber: Duckett, HTML & CSS, John Willey & Sons, Inc. (2011:389)
43
2.2.6. Penggunaan Warna pada Desain Grafis
Dalam strategi komunikasi, pilihan warna yang buruk dapat mengancam esensi dari
desain grafis. Warna merupakan elemen penting dalam menarik target sasaran dan
mencapai desain yang baik. Pada tingkat fungsionalnya, warna menciptakan refleksi
kontras penglihatan dan meningkatkan keterbacaan. Penggunaan warna pada desain
grafis harus menarik orang, meningkatkan nilai pada konsep, memutar pesan, atau
menyampaikan perasaan atau emosi (Triedman, 2002:9).
2.2.6.1. Warna dengan Pesan Primer
Pada buku “Color Graphic: The Power of Color in Graphic Design” disebutkan
bahwa pilihan warna yang kuat akan lebih mudah dibaca dan diidentifikasi, serta
berbasis pada pengalaman tertentu. Meskipun tidak unik, warna-warna ini akan
secara cepat menghasilkan tanggapan langsung.
Seringkali warna-warna ini menyiratkan pesan fungsional—seperti warna merah,
hijau, atau kuning pada lampu dan tanda-tanda lalu lintas—atau memiliki arti dalam
kehidupan sehari-hari—seperti hijau rumput atau biru langit.
Warna dengan pesan primer juga dapat digunakan sebagai penguat suatu ide. Warna
dasar dapat memperkuat kekuatan atau makna dari suatu desain. Warna-warna jenis
ini menekankan poin-poin yang ingin disampaikan secara jelas.
2.2.6.2. Indeks Warna
Berikut ini merupakan persepsi warna yang terdapat dalam buku “Color Design
Workbook – A Real World Guide to Using Color in Graphic Design” (Rockport
Publishers, 2008):
Merah
• Terkait dengan: api, darah
• Makna Positif: passion, cinta, darah, energi, antusiasme, kegembiraan,
panas, kekuatan
• Makna Negatif: agresi, kemarahan, pertempuran, revolusi, kekejaman,
amoralitas
44
Kuning
• Terkait dengan: sinar matahari
• Makna Positif: intelek, bijak, optimis, gembira, bercahaya, idealisme,
• Makna Negatif: kecemburuan, kurangnya keberanian (pengecut), tipu daya,
peringatan.
Hijau
• Terkait dengan: tanaman, lingkungan alam
• Makna Positif: kesuburan, uang, tumbuh, menyembuhkan, sukses, alam,
harmoni, kesabaran, masa muda
• Makna Negatif: serakah, iri, racun, korosif, tidak berpengalaman
Biru
• Terkait dengan: laut, langit
• Makna Positif: pengetahuan, kesejukan, kedamaian, maskulinitas,
kontemplasi, loyalitas, keadilan, kecerdasan
• Makna Negatif: depresi, dingin, melepas, apatis
Hitam
• Terkait dengan: malam, kematian
• Makna Positif: kekuatan, kekuasaan, berat, elegan, formalitas, serius,
misteri, kehormatan, kesendirian, bergaya
• Makna Negatif: takut, negatifitas, jahat, rahasia, berduka, berat, kosong
2.2.7. Flat Design
Flat design merupakan suatu gaya desain yang mulai populer pada tahun 2013. Gaya
desain penggabungan antara kecanggihan dan juga minimalis ini tampak bagus dan
sederhana namun bisa juga menjadi kompleks. Pada dasarnya flat design memiliki 2
tujuan (Clum, 2013):
1. Berusaha keluar dari batasan-batasan screen dan bekerja dalam parameter
yang ada daripada mencoba menyamarkan mereka.
2. Simplicity – sebagai titik awal untuk desain yang ramping dan membuat
website lebih cepat dan fungsional.
45
Gambar 2.29 Contoh Flat Design
Sumber: http://uxmag.com/
Pada gambar di atas bisa dilihat, gaya ilustrasi flat dengan konten judulnya. Kedua
elemen tersebut tidak saling berkompetisi ataupun menjadi saling distraksi satu sama
lain. Ilustrasi yang terdapat di sekelilingnya sudah dimodifikasi agar mata user
terbimbing untuk melihat konten dengan lebih jelas. Flat design memiliki atribut
kunci yang membuat website tetap fungsional dengan keindahannya. Gaya ini
menjawab bagaimana pentingnya untuk menciptakan rasa akrab pengguna yang
disisi lain sesuai dengan medianya. Sebagai paradigma baru dalam desain digital,
flat design menjadi bagian keseluruhan harmonisasi antara fungsi dan estetik suatu
website.
2.2.8. Analisis SWOT
Strengths
• Memiliki sumber yang kuat dan relevan berupa website dari institusi luar
berbahasa Inggris yang sudah dikaji secara berkala tentang enneagram.
• Memiliki visual yang menarik, interaktif, serta informatif untuk ukuran
sebuah website kuis kepribadian.
Weaknesses
• Enneagram kurang begitu dikenal sebagai tes kepribadian yang terpercaya di
kalangan masyarakat Indonesia.
• Hanya sedikit sumber tertulis berbahasa Indonesia mengenai Enneagram
yang dapat diakses oleh publik di Internet.
Opportunity
46
• Tes/kuis kepribadian dalam bentuk apapun sangat populer di dunia online
bahkan sering ditemukan viral.
• 9 tipe kepribadian enneagram masih jarang didengar oleh masyarakat secara
luas, sehingga dinilai unik dan layak untuk disebarluaskan.
• Membuka mata masyarakat mengenai cara lain untuk melihat kepribadian
diri dan juga mengembangkan diri.
Threats
• Sulit bersaing dengan website kompetitor yang mengenalkan tes kepribadian
yang lebih populer.
• Banyaknya hiburan jenis lain, seperti social media dan website lainnya yang
jauh lebih menarik dibanding website ini.