Upload
muhamad-yogi
View
44
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
PENGARUH MULTIKULTURALISME TERHADAP DISINTEGRASI NASIONAL DI INDONESIA
( Kajian holistik tentang pengaruh multikulturalisme terhadap disintegrasi nasional )
KARYA TULIS ILMIAHdiajukan untuk melengkapi salah satu tugas ujian akhir semester pada mata kuliah
Bahasa Indonesia yang di ampu oleh Hamdani,S.Pd,M.Pd.
Oleh
MUHAMAD YOGI41032161121007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ...
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,
karena berkat rahmat-Nya Saya bisa menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah mata
kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul Pengaruh Multikulturalisme Terhap
Disintegrasi Nasional di Indonesia . Karya Tulis Ilmih ini diajukan sebagai salah
satu tugas Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Bahasa Indonesia .Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini memberikan informasi bagi pembaca,
mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ...
Bandung, 8 Juni 2013
Penulis
Muhamad Yogi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 2
C. Batasan Masalah .................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan dan Manfaat ..............................................................................5
BAB II TELAAH PUSTAKA........................................................................... 6
A. Landasan Teori ..................................................................................... 6
B. Argumentasi Keilmuan ...................................................................... 15
C. Pemecahan Masalah Yang Pernah Dilakukan .................................... 15
BAB III METODE PENULISAN................................................................... 17
A. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 17
B. Teknik Pengelolaan Data ................................................................... 17
C. Analisis- Sintesis ............................................................................... 17
D. Pengambilan Kesimpulan .................................................................. 18
E. Saran .................................................................................................. 18
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS.............................................................. 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 20
A. Kesimpulan ........................................................................................ 20
B. Saran .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21
ii
ABSTRAK
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pengaruh Multiuturalisme Terhadap Disintegrasi Nasional di Indonesia ini membahas keseluruhan tentang multikuturalisme di Indonesia yang pada dasarnya mempunyai dampak positif bagi suatu Negara tapi khusus nya untuk di Indonesia masalah multikuturalisme ini ternyata selain membawa dampak postif juga membawa dampak negatife yaitu rawan tejadi nya konflik antar suku, ras,agama etnik dan sebagai nya yang berdampak terjadinya disintegrasi sosial yang lama lama menjadi disintegrasi nasional selain itu di perparah dengan kebijakan pemerintah dalam hal pemerataan pembangunan yang cenderung diskriminatif pemerintah lebih mengutamakan pemerataan pembangunan di pusat dan daerah daerah penunjang pusat pemerintahan hal ini lah yang menyebabkan terjadinya kecemburuan bagi beberapa daerah seperti papua, maluku yang ingin keluar dari Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Selain itu aceh juga ingin keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan alasan ingin membentuk negara yang beridiologi islam. Di tambah banyak nya gerakan gerakan organisasi saparatis di berbagai daerah yang muncul akibat kekecewaan kepada Negara yang cenderung tidak peduli terhadap nasib mereka yang ada di daerah.
Regional assets and mineral resources that exist in the area which is managed by a foreign government sparked outrage in the community because they feel do not enjoy and feel the wealth of mineral resources that exist in its own area while foreigners enjoy it. do not be surprised if a lot of movement in Indonesia saparatis and wanted the release of some areas of the Indonesian unitary state that caused the disintegration of the State National multiculturalism. This was the general picture discussed in this Scientific Writing.
iii
BAB IPEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki keaneka ragaman baik
dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat, serta kondisi
faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara.
Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak
dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa,
seperti gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan
yang dapat mengakibatkan terjadinya disintegrasi nasional.
Ancaman disintegrasi bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah
berkembang sedemikian kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian
masyarakat, segelintir elite politik lokal maupun elite politik nasional dengan
menggunakan beberapa issue global Issue tersebut meliputi issu demokratisasi,
HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta sistem keamanan
wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan regional
mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat
Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai
aspek kehidupan termasuk pertahanan keamanan.
Untuk itu pembangunan dan pengamanan wilayah NKRI harus dilakukan
melalui pendekatan beberapa aspek, terutama aspek demarkasi dan delimitasi
garis batas negara, disamping itu melalui pendekatan pembangunan kesejahteraan,
politik, hukum, dan keamanan. Pembangunan nasional yang diharapkan dapat
menghasilkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Sehingga
dapat dijadikan sebagai landasan yang kokoh dalam upaya mencapai masyarakat
Indonesia yang maju dan mandiri dalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan
batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berlandaskan
Pancasila, pada kenyataannya belum terwujud. Pancasila sebagai ideologi
1
2
negara yang lahir dari ide-ide bangsa yang mengandung nilai-nilai hakiki
semakin terkikis oleh ideologi asing. Inilah berbagai permasalahan yang kita
hadapi dan menjadi tantangan kita bersama.
Menghadapi situasi dan kondisi demikian kita harus memiliki satu visi.
baik para pemimpin pemerintahan, sipil maupun militer, juga para elite politik,
tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh partai serta media massa. Penyamaan
visi itu penting untuk mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada dan dapat
menimbulkan permusuhan. Karena tidak ada satu negarapun didunia toleran
terhadap aspirasi rakyat di sebagian wilayah teritorial yang berniat
mengembangkan wacana dan berkeinginan memisahkan diri akibat dari
ketidakpuasan yang mendasar, terhadap keadilan sosial, keseimbangan
pembangunan, pemerataan hasil pembangunan dan hal-hal sejenisnya. Oleh
karena itu diharapkan setiap warga negara harus dapat mengendalikan emosi,
sabar, dan tidak terlalu sensitif, sehingga bangsa dan negara kita dapat terhindar
dari semua situasi dan kondisi yang bernuansa konflik dan dapat mengakibatkan
disintegrasi nasional. Dan di perparah dengan berbagai kasus sosial yang
bertambah tercatat dalam data berdasarkan Kementerian Dalam Negeri pada tahun
2010 sebanyak 93 kasus, kemudian menurun pada 2011 menjadi 77 kasus, namun
data sampai pertengahan agustus tahun 2012 meningkat lagi menjadi 89 kasus.
Menariknya, penyebab konflik tersebut bervariatif mulai dari sengketa pemilihan
umum kepala daerah (pemilu kada), sengketa kewenangan, sengketa lahan,
konflik SARA, konflik ormas, konflik pada institusi pendidikan, dan kesenjangan
sosial dan yang paling menonjol berkaitan dengan SARA .
Bebagai masalah yang terus menimpa negeri ini khusus nya berkaitan
dengan multikuturlisme membahayakan keadaan Negara yang takutnya
menyebabkan NKRI ini terpecah belah di samping multikuralisme itu mempunyai
dampak positif bagi negeri ini kita juga tidak terlepas dari dampak negatif
multikulturalisme ini.
B. Identifikasi Masalah
Melihat semuan hal yang melatarbelakangi pengaruh multikulturalisme
terhadap disintegrasi nasional penyebab nya adalah :
3
a. Geografi
Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang
sangat strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga
memiliki berbagai permasalahan yang sangat rawan terhadap timbulnya
disintegrasi nasional. Dari ribuan pulau yang dihubungkan oleh laut memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dengan kondisi alamnya yang juga sangat
berbeda-beda pula menyebabkan munculnya kerawanan sosial yang disebabkan
oleh perbedaan daerah misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan
alamnya dengan daerah yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana
sumber kehidupan sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain
atau tergantung dari daerah lain.
b. Demografi
Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak merata, sempitnya
lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya lapangan pekerjaan,
telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat kemiskinankarena rendahnya
tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan yang masih rendah yang
menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah dipengaruhi oleh tokoh
elit politik/intelektual untuk mendukung kepentingan pribadi atau golongan.
c. Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati
akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum
secara keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi
ini perlu didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan
pemberdayaan masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna
mendukung kepentingan perekonomian nasional.
d. Ideologi
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan
dan pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar
Pancasila, bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung
tergugah dengan adanya kelompok-kelompok tertentu yang mengedepankan
4
faham liberal atau kebebasan tanpa batas, demikian pula faham keagamaan yang
bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.
e) Politik
Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama oleh
bangsa Indonesia saat ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi
partai, pemisahan TNI dengan Polri serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai
saat ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan secara tuntas
karena berbagai masalah pokok inilah yang paling rawan dengan konflik sosial
berkepanjangan yang akhirnya dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.
f. Ekonomi
Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang dapat
pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk
kemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan pemberantasan terhadap KKN.
Hal ini dihadapkan dengan krisis moneter yang berkepanjangan, rendahnya
tingkat pendapatan masyarakat dan meningkatnya tingkat pengangguran serta
terbatasnya lahan mata pencaharian yang layak.
g. Sosial Budaya
Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi
dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang mengandung
berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga
masyarakat yang terjadi adalah konflik tata nilai. Konflik tata nilai akan
membesar bila masing-masing mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa
memperhatikan yang lain.
h. Pertahanan dan Keamanan
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi
bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung
didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang
bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
5
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan di bahas dalam
karya tulis ilmiah ini sesuai dengan kemampuan penulis dalam penguasaan teori
dan pengetahuan yang terkait karya tulis ilmiah ini.
D. Rumusan Masalah
a. Apa sebenaryamultikulturalisme dan disintegrasi nasional itu ?
b. Bagaimana keadaan konkrit multikuturalisme di indonesia terkait dengan
disintegrasi nasonal ?
c.Apakah multikuturalisme itu merupakan bagian dari penyebab terjadinya
berbagai masalah yang menyebabkan terjadinya disintegrasi nasional ?
E. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa sebenarnya multikulturalisme dan
disintegrasi nasional.
2. Untuk mengetahui keadaan konkrit multikuturalisme di Indonesia terkait
dengan disintegrasi nasional.
3. Untuk mengetahui apakah multikulturalisme itu merupakan bagian dari
penyebab terjadinya berbagai masalah yang menyebabkan terjadinya disin
tegrasi nasional.
b. Manfaat
1. Sebagai tambahan wawasan terhadap kajian ilmiah mengenai multikutu
ralisme dan pengaruhnya terhadap negara.
2. Sebagai bahan referensi materi pembelajaran terkait dengan multikutu
ralisme dan pengaruhnya terhadap negara.
3. Sebagai bahan informasi untuk masyarakat terkait multikuturalisme dan
dampak nya tehadap negara.
4. Bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut atau peyempurnaan materi
atau teori yang terkait dengan multikuturalisme dan dampak nya terhadap
negara
5. Sebagai bahan untuk implementasi dari solusi dan rekomendasi karya tulis
Ilmiah ini.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai
ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan
dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah
multikultural juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai
etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.
Multikulturalisme berasal dari dua kata; multi (banyak/beragam) dan
cultural (budaya atau kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman
budaya. Budaya yang mesti dipahami, adalah bukan budaya dalam arti sempit,
melainkan mesti dipahami sebagai semua dialektika manusia terhadap
kehidupannya. Dialektika ini akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah,
pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.
Kosep tentang mutikulturalisme, sebagaimana konsep ilmu-ilmu sosial dan
kemanusiaan yang tidak bebas nilai (value free), tidak luput dari pengayaan
maupun penyesuaian ketika dikaji untuk diterapkan. Demikian pula ketika konsep
ini masuk ke Indonesia, yang dikenal dengan sosok keberagamannya. Muncul
konsep multikulturalisme yang dikaitkan dengan agama, yakni ”multikulturalisme
religius” yang menekankan tidak terpisahnya agama dari negara, tidak mentolerir
adanya paham, budaya, dan orang-orang yang atheis (Harahap, 2008). Dalam
konteks ini, multukulturalisme dipandangnya sebagai pengayaan terhadap konsep
kerukunan umat beragama yang dikembangkan secara nasional.
Multikuturalisme menurut beberapa ahli :
“Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang
kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang
menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan
multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat
6
7
juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam
kesadaran politik (Azyumardi Azra, 2007).
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari
beberapa macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit
perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi
sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (“A Multicultural society, then is one that
includes several cultural communities with their overlapping but none the less
distinc conception of the world, system of [meaning, values, forms of social
organizations, historis, customs and practices”; Parekh, 1997 yang dikutip dari
Azra, 2007).
Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta
penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan
tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174).
Sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam
kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002,
merangkum Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000).
Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan,
penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi
etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk
mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan
untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007, mengutip
M. Atho’ Muzhar).
2. Pengertian Disintegrasi
Disintegrasi adalah suatu keadaan di mana orang-orang di dalam
masyarakat tidak dapat lagi menjalin kerukunan dan kebersamaan, melainkan
saling bertikai dan saling menghancurkan sehingga terjadi perpecahan dalam
kehidupan sosial. Adapun ciri-ciri terjadinya disintegrasi di suatu masyarakat
antara lain:
1. Ketidaksamaan tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak ada
8
keterpaduan.
2. Sebagian besar anggota kelompok tidak mematuhi norma-norma yang
berlaku.
3. Menurunnya wibawa tokoh-tokoh pemimpin kelompok.
4. Kurang berfungsinya sanksi sebagaimana mestinya.
Di dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, banyak terjadi masalah sosial
yang muncul sebagai perwujudan dari gejala disintegrasi. Seperti, banyaknya
cekcok antaranggota keluarga, sengketa antarkelompok masyarakat, konflik
antaretnis maupun gejala separatisme. Kesemua contoh tersebut merupakan
masalah sosial yang dapat mengarah pada munculnya disorganisasi sosial sebagai
akibat perubahan sosial. Secara umum terdapat beberapa bentuk disintegrasi
dalam masyarakat antara lain:
a. Pergolakan Daerah
Pergolakan daerah merupakan suatu proses pergolakan yang terjadi di
daerah. Biasanya pergolakan ini timbul karena membela kepentingan daerah yang
berkaitan dengan latar belakang ekonomi, politik, kesenjangan sosial,
ketidakadilan, etnis, agama, dan lain-lain. Misalnya terjadinya kerusuhan-
kerusuhan di daerah, gerakan separatisme, dan lain-lain.
b. Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes biasanya muncul dikarenakan ketidakpuasan masyarakat
terhadap cara kerja sebuah instansi. Tidak dapat dimungkiri dalam aksi ini orang-
orang melakukan tindakan destruktif sebagai ungkapan rasa kekecewaan mereka.
Akibat aksi ini dapat memunculkan kondisi disintegrasi bangsa. Misalnya aksi
protes mahasiswa menuntut transparansi kinerja pemerintah aksi protes buruh
menuntut kenaikan upah.
c. Kriminalitas
9
Kriminalitas merupakan jenis perilaku menyimpang dari norma-norma
sosial masyarakat yang biasanya merugikan orang lain.
Contoh: perampokan, pembunuhan, pencurian dengan kekerasan, dan lain-lain.
d. Prostitusi atau Pelacuran
Menurut Soerjono Soekanto, prostitusi sebagai suatu pekerjaan yang
bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual
dengan imbalan upah. Bentuk disintegrasi ini biasanya merebak di kota-kota
besar, daerah-daerah pariwisata, dan lain-lain.
e. Kenakalan Remaja
Adanya kenakalan remaja disebabkan fungsi keluarga yang kurang
berperan dalam pengawasan anak. Menurut Fuad Hasan, kenakalan remaja
sebagai perbuatan antisosial yang dilakukan oleh seorang remaja yang apabila
dilakukan oleh orang dewasa diartikan tindak kejahatan. Tindakan ini mampu
menimbulkan keresahan masyarakat yang akhirnya mendorong terjadinya
disintegrasi nasional. Contoh: perkelahian, kebut-kebutan, membolos, dan lain-
lain.
2. Multikuturalisme di Indonesia terkait dengan Disintegrasi Nasional
Sebuah kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari kolektifitas
kelompok-kelompok masyarakat yang bersifat majemuk. Dari segi etnitasnya
terdapat 656 suku bangsa (Hidayat, 1997) dengan tidak kurang dari 300 jenis
bahasa-bahasa daerah, dan di Irian Jaya saja lebih 200 bahasa-bahasa sukubangsa
(Koentjaraningrat,1993). Penduduknya sudah mencapai 200 juta, yang
menempatkan Indonesia pada urutan keempat dunia.
Tatanan dan sejarah pembentukannya memiliki arti strategik, dilihat dari
geopolitik perkembangan bangsa-bangsa di dunia, khususnya Asia Tenggara.
Salah sati ciri benua maritim Indonesia, lautannya mengandng suber daya alam
yang kaya. Demikian juga wilayah pesisirnya, dimana hgaris pentainya sepanjang
10
81.000 km itu beranekaragam dan sangat besarpotensi budidaya laut. Geografi
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar memiliki keunikan budaya, terlebih
jika dikaitkan dengan letah dalam peta dunia.
Wilayah lingkungan utama kehidu-pannya juga memperlihatkan variasi
yang berbeda-beda. Ada komunitas yang mengandalkan pada laut sebagai sumber
kehidupannya seperti orang Bajo. Orang-orang Bugis-Makasar, Bawean, dan
Melayu dikenal sebagai masyarakat pesisir; serta terdapat pula komunitas-
komunitas pedalaman, antara lain orang Gayo di Aceh, Tengger di Jawa Timur,
Toraja di Sulawesi Selatan, Dayak di Kalimantan, dan lain sebagainya. Karakter
pluralistik itu ditambah lagi dengan perbedaan-perbedaan tipe masyarakatnya.
Sesung-guhnya multikultural tersebut sebagai suatu keadaan obyektif yang
dimiliki bangsa Indonesia. Tetapi kemajemukan itu tidak menghalangi keinginan
untuk bersatu! Paling tidak, beberapa daerah yang tergolong “termaginalkan”
yang sempat kami kunjungi pada rentang tahun 1999 - 2002 untuk proses pendi-
dikan masyarakatnya, adanya suatu harapan untuk berpikir maju, walaupun
dengan tataran yang masih sederhana.
Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah
Pemuda” menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka
bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua peristiwa sejarah ini
menunjukan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan
watak pluralisme tersebut. Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih
diperkuat lagi melalui ari simbol “Bhineka Tunggal Ika” yaitu “berbeda-beda
dalam kesatuan” pada lambang negara Indonesia.
Struktur masyarakat Indonesia sebagaimana telah kita ketahui dapat
menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi
pada tingkat nasional. Untuk menjelaskan hal tersebut, penulis mencoba untuk
menelaah kembali beberapa kharakteristik yang dapat kita kenali sebagai sifat
11
dasar dari suatu masyarakat majemuk, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nasikun yakni; 1) terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok
yang seringkali memiliki kebudayaan, atau lebih tepat sub-kebudayaan, yang
berbeda satu sama lain; 2) memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam
lembaga-lembaga yang bersifat dasar; 3) kurang mengembangkan konsensus di
antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar; 4)
secara relatif seringkali terjadi konflik antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain; 5) secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan
(coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi; serta 6) adanya
dominasi politik suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
Oleh karena sifat-sifat demikian itulah, maka penulis beranggapan bahwa
masyarakat majemuk tidak dapat digolongkan begitu saja, tanpa perhitungan
analisis ke dalam salah satu diantara 2 jenis masyarakat menurut model Emile
Durkheim. Suatu masyarakat yang multikultural tidak dapat disamakan dengan
masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter, akan
tetapi sekaligus juga tidak dapat disamakan pula dengan masyarakat yang
memiliki diferensiasi atau spesialiasi yang tinggi. Yang disebut pertama meru-
pakan suatu masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam berbagai kelompok, yang
biasanya berdasarkan garis keturunan tunggal, akan tetapi memiliki struktur
kelembagaan yang homogeneous. Sedangkan yang disebut kedua, merupakan
suatu masyarakat dengan tingkat diferensiasi fungsional yang tinggi dengan
lembaga-lembaga kemasyarakatan, akan tetapi bersifat komplementer dan saling
tergantung satu sama lainnya. Di dalam keadaan demikian, solidaritas mekanis
yang diikat oleh kesadaran kolektif maupun solidaritas organis yang diikat oleh
saling ketergantungan di antara bagian-bagian dalam sistem sosial. Hal ini
tidaklah mudah untuk ditumbuh-kembangkan dalam masyarakat yang
multicultural.
Dalam konteks tersebut di atas, mengikuti pandangan fungsionalisme
struktural untuk mewujudkan sistem sosial itu dapat terintegrasi dari berbagai
multikultural terdapat 2 landasan pokok, yakni pertama, suatu masyarakat
12
senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus diantara sebagian anggota
masyarakat akan nilai-nilai kemasyara-katan yang bersifat fundamental. Kedua,
suatu masyarakat senantiasa terintegrasi juga oleh karena berbagai anggota
masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting
affiliations). Oleh karena itu setiap konflik yang terjadi diantara suatu kesatuan
sosial dengan kesatuan-kesatuan sosial yang lain segera akan dinetralisir oleh
adanya masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Pada tingkat tertentu keduanya mendasari terjadinya integrasi sosial di
dalam masyarakat yang bersifat majemuk. Oleh karena tanpa keduanya suatu
masyarakat bagaimanapun tidak mungkin terjadi. (Nasikun, 2000). Akan tetapi
sifat-sifat masyarakat majemuk sebagaimana yang kita uraikan di atas, telah
menyebabkan landasan terjadinya integrasi nasional. Dalam hal ini sedikitnya ada
dua macam konflik yang mungkin dapat terjadi yakni; 1) konflik di dalam
tingkatannya yang bersifat ideologis, dan 2) konflik di dalam tingkatannya yang
bersifat politis. Pada tingkatan ideologis bentuk konfliknya adanya pertentangan
sistem nilai yang dianut di dalam masyarakat tersebut. Sedangkan tingkatan
politis bentuk konfliknya berupa pertentangan di dalam pembagian status
kekuasaan, dan sumber-sumber ekonomi yang terbatas di dalam masyarakat.
Di dalam situasi konflik akibat multikultural tersebut, pada umumnya
setiap pihak yang berselisih akan berusaha mengabadikan diri dengan cara
memperkokoh solidaritas di antara sesama anggotanya. Dalam kaitan dengan
sejarah, ternyata para kaum penjajah sengaja mempertantangkan perbedaan-
perbedaan yang terjadi dalam budaya masyarakat Indonesia, sebagai upaya untuk
mengikiskan persatuan dan kesatuan dari berbagai daerah. Jika tidak bersatu dan
selalu dipertentangan pada demensi multikultural, maka negara penjajah akan
mudah untuk mendikte bangsa Indonesia.
Dengan adanya struktur masyarakat Indonesia dan masalah multikultural,
maka diperlukan kebijakan pemerintah yang menjamin kelangsungan hidup
13
masyarakat, dengan cara tetap menghor-mati pranata, struktur, dan kebiasaan yang
ada (social sustainability). Indonesia yang multikultural ini akan tetap bertahan
sebagai sebuah negara kesatuan, apabila elemen-elemen pendukung kebersamaan
tetap dipertahankan. Kecenderungan dominasi mayoritas (suku dan agama) harus
ditata kembali agar rasa memiliki bangsa ini tidak luntur. Gejolak yang terjadi di
berbagai daerah (Aceh, Kalimantan Tengah, Maluku, Irian Jaya, dan sebagainya),
membutuhkan penanganan yang serius. Kelalaian tidak memperhatikan
multikultural bangsa, di masa mendatang akan menjadi bom waktu yang sangat
mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Kita bias melihat ciri ciri
disintegrasi negara dari banyak masalah sosial yang berhubungan dengan SARA.
Jumlah dan Persentase konflik di Indonesia.
Jenis Konflik Tahun 2009 Tahun 2010
Jumla
hPersentas
eJumla
hPersentas
eKonflik berbasis agama 6 1% 10 1%Konflik berbasis etnik 5 1% 15 2%Konflik politik 74 12% 117 16%Konflik Antaraparat negara 5 1% 4 1%Konflik sumber daya alam 54 9% 74 10%Konflik sumber daya ekonomi 30 5% 59 8%Tawuran 182 30% 231 30%Penghakiman massa 158 26% 171 23%Pengeroyokan 53 9% 40 5%Lain-lain 33 6% 31 4%
Total 600 100% 752 100%Sumber : Data dari Institut Titian Perdamaian selama tahun 2009-2010
Data di atas jelas menunjukan ciri ciri disintegrasi nasional pada masyarakat
Multicultural
3 . Multikuturalisme Sebagai Penyebab Disinegrasi Nasional
Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia sangatlah besar hal ini dapat
dilihat dari banyaknya permasalahan yang kompleks yang terjadi dan apabila
14
tidak dicari solusi pemecahannya akan berdampak pada meningkatnya eskalasi
konflik menjadi upaya memisahkan diri dari NKRI.
Kondisi ini dipengaruhi pula dengan menurunnya rasa nasionalisme yang
ada didalam masyarakat dan dapat berkembang menjadi konflik yang
berkepanjangan yang akhirnya mengarah kepada disintegrasi bangsa, apabila
tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan yang bijaksana untuk mencegah dan
menanggulanginya sampai pada akar permasalahannya secara tuntas maka akan
menjadi problem yang berkepanjangan. Permasalahan konflik yang terjadi saat ini
antar partai, daerah, suku, agama dan lain-lainnya ditenggarai sebagai akibat dari
ketidak puasan atas kebijaksanaan pemerintah pusat, dimana segala sumber dan
tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari segala bentuk permasalahan baik
politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan, sebenarnya memiliki
kesamaan yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat
Indonesia pada umumnya sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap
pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau kembali kekeliruan pemerintah
masa lalu dalam menerapkan dan mempraktekkan kebijaksanaannya.Konflik yang
berkepanjangan dibeberapa daerah saat ini sesungguhnya berawal dari kekeliruan
dalam bidang politik, agama, ekonomi, sosial budaya, hukum dan hankam.
Kondisi tersebut lalu diramu dan dibumbui kekecewaan dan sakit hati beberapa
tokoh daerah, tokoh masyarakat, tokoh partai dan tokoh agama yang merasa
disepelekan dan tidak didengar aspirasi politiknya serta para eks tapol/Napol.
Akumulasi dari kekecewaan tersebut menimbulkan gerakan radikal dan gerakan
separatisme yang sulit dipadamkan.
Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan
nasional dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada
posisi yang tepat sesuai dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh
karena itu untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan
stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka mendukung integrasi
bangsa serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
15
B. Argumentasi Keilmuan
Dengan muncul nya berbagai masalah sosial di negeri ini seperti konflik
vertikal, konflik horizontal, konfilk SARA , munculnya gerakan saparatisme dan
adanya daerah di negeri ini yang ingin keluar sebagai bagian dari negara indonesia
menunjukan bahwa multikuturalisme ini merupakan penyebab terjadinya
disintegrasi nasional selain itu penulis yakin bahwa kebijakan pemerintah dalam
pemerataan pembangunan daerah yang cenderung diskriminasi terhadap kawasan
Indonesia bagian timur dan Pengelolaan aset kekayaan sumber daya mineral yang
di kuasai asing menimbulkan kekecewaan masyarakat daerah mendorong dan
memperlebar terjadinya potensi disintegrasi nasional.
C. Solusi Pemecahan Masalah Yang Pernah di lakukan
Sebagai tantangandan paradoksial dari NKRI, maka disintegrasi nasional
haruslah dicegah dan dihilangkan dari bumi Indonesia. Pemecahan masalah
tersebut dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni secara struktural dan
kultural. Secara struktural dengan cara pemerintah yang berwenang (pusat dan
daerah) mengeluarkan kebijakan yang dapat menangkal berbagai hal yang
berkenaan dengan disintegrasi bangsa. Secara kultural ialah dengan
memberdayakan seluruh elemen kemasyarakatan dalam upaya penangkalan
disintegrasi bangsa. Sehingga pencegahan disintegrasi bangsa dilakukan secara
sistemis dan holistik.
Strategi yang pernah dan sedang dijalankan dalam penanggulangan
disintegrasi nasional antara lain :
a. Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat
Indonesia.
b. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-
butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada
ideologi bangsa.
16
c. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
d. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri
dalam memerangi separatis.
Upaya yang dilakukan dalam menanggulangi tantangan disintegrasi
nasional ialah dengan cara memperkuat sendi persatuan dan kesatuan yaitu dari
sendi ekonomi, politik dan ideologi negara. Dari segi ekonomi ialah dengan cara
membuat kebijakan kebijakan yang merata dan tidak bersifat diskriminatif
terhadap daerah-daerah di Indonesia. Sedangkan segi politis dan ideologis ialah
bahwa kebijakan pemerintah jangan sampai menimbulkan kesenjangan antar
daerah dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi bersama yang dapat
mengeratkan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesianamun solusi yang
dilakukan ini tidak berjalan dengan baik hanya menjadi wacana dan implementasi
nya pun banyak menyimpang dari apa yang di canangkan.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dengan
menggunakan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu,
penulis juga mencari dari berbagai sumber lain seperti internet dan sumber
informasi lainya
B. Teknik Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang dipergunakan penulisdalam menyusun
karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi data
Data yang terkumpul diklasifikasikan sesuai dengan ruang lingkup permasalahan
yang akan di bahas.
2. Komparasi
Setelah data diklasifikasikan maka data tersebut dikomporasikan dengan data data
yang lain yang dianggap mempunyai relevan dan memiliki saling keterkaitan
dengan materi yang akan dijadikan karya tulis ilmiah ini
3. Refleksi
Penulis mengadakan penafsiran terhadap data yang telah dikomporasikan
4. Penyusunan Data
Penyususan data ini disesuaikan dengan rumusan masalah yang akan di bahas
yang sebelum nya sudah di komporasikan penulis.
C. Analisis – Sintesis
Multikuturalisme selain berdampak postif bagi negara ini dalam
keragaman budaya namun di balik semua itu dampak negatife nya pun sangat
17
18
berbahya karena bias menyebabkan disintegrasi budaya sampai degan
diisintegrasi nasional.
D. Kesimplulan
Penulis yakin bahwa multikuturalisme itu sebagai salah satu penyebab muncul
nya masalah masalah konflik sosial yang meyebabkan disintegrasi nasional.
E. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasil suatu kebijaksanaan dan strategi
pertahanan disarankan :
a. Penyelesaian konflik vertikal yang bernuansa separatisme bersenjata harus
diselesaikan dengan pendekatan militer terbatas dan professional guna
menghindari korban dikalangan masyarakat dengan memperhatikan aspek
ekonomi dan sosial budaya serta keadilan yang bersandar pada penegakan hukum.
b. Penyelesaian konflik horizontal yang bernuansa SARA diatasi melalui
pendekatan hukum dan HAM.
c. Pemerintah harus memperhatikan pemerataan pembangunan di daerah terpencil
kawasan timur dan bertindak tidak diskriminasi .
d. Guna mengantisipasi segala kegiatan separatisme ataupun kegiatan yang
berdampak disintegrasi bangsa dan nasioanal perlu dibangun dan ditingkatkan
institusi inteligen yang handal
e. Perlu di terapkan nya pendidikan multikulturalisme di negeri agar kita bisa
hidup damai,aman,sejahtera dan kondusif walapun hidup dalam keragaman
budaya.
BAB IV
ANALISIS SINTESIS
Multikuturalisme di Indonesia ini cukup menyumbang berbagai masalah
yang terus menerus menimpa negeri tercinta ini. Konflik sosial di berbagai daerah
di Indonesia baik konflik vertikal, horizontal cukup memberikan indikasi bahwa
multikultural ini membawa dampak negatife. Selain itu beberapa daerah di
Indonesia juga ingin keluar dari bagian negara ini dengan alasan perbedaan
idiologi dan kecemburuan masyarakat di daerah atas kebijakan pemerintah yang
cenderung mengabaikan pemerataan pembangunan kawasan timur Indonesia
selain itu pengelolaan sumber daya mineral atau kekayaan alam dearah yang di
kuasai dan dinikmati pihak asing menyebabkan munculnya berbagai gerakan
saparatisme sementara masyarakat asli daerahnya tidak menikmati hasil kekayaan
sumber daya mineral dan alam malah menjadi buruh pihak asing tersebut ini lah
pada dasarnya yang menyebabkan disintegrasi nasional dalam negara yang
multicultural.
Penulis mempunyai beberapa gagasan mengenai upaya menghindari
terjadinya disintegrasi nasional yaituPenyelesaian konflik vertikal yang bernuansa
separatisme bersenjata harus diselesaikan dengan pendekatan militer terbatas dan
professional guna menghindari korban dikalangan masyarakat dengan
memperhatikan aspek ekonomi dan sosial budaya serta keadilan yang bersandar
pada penegakan hukum. Penyelesaian konflik horizontal yang bernuansa SARA
diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM. Pemerintah harus memperhatikan
pemerataan pembangunan di daerah terpencil kawasan timur dan bertindak tidak
diskriminasi .Guna mengantisipasi segala kegiatan separatisme ataupun kegiatan
yang berdampak disintegrasi bangsa dan nasioanal perlu dibangun dan
ditingkatkan institusi inteligen yang handal. Perlu di terapkan nya pendidikan
multikulturalisme di negeri agar kita bisa hidup damai,aman,sejahtera dan
kondusif walapun hidup dalam keragaman budaya.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Multikulturalisme adalah keragaman budaya , bahasa, suku bangsa dan
sebagai nya tercatat hasil survey Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa
Indonesia memiliki lebih 1128 suku bangsa , 748 bahasa dan 17500 pulau melihat
keadaan ini sangat potensial terjadinya disintegrasi nasional, disintegrasi nasional
adalah perpecahan yang terjadi di daerah daerah sebagai akibat dari
multikulturalisme dan pengaruh kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dan
cenderung diskriminasi dengan harapan masyarakat daerah . multikulturalisme
memang salah satu penyebab terjadinya disintegrasi nasional ini terbukti dari
banyak nya masalah sosial yang berkaitan dengan SARA terjadi di
Indonesia .selain itu munculnya gerakan saparatisme sebagai akibat dari
kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah dalam hal pemerataan pembangunan
kawasan timur Indonesia juga sangat potensial sebagai salah satu faktor penyebab
terjadinya disintegrasi nasional dalam negara yang multikultural.
B. Saran
Melihat potensi terjadinya disintegrasi nasional sangat besar terjadi di
negeri ini pemerintah di harapkan serius menanggapi permasalahan ini
permerintah harus bisa mengkonsolidasikan seluruh masyarakat indonesia yang
bhineka tunggal ika dan melakukan upaya upaya konkrit dalam menghadapi
masalah ini penulis mempunyai gagasan menerapkan pendidikan
multikulturalisme di negeri dapat mencegah terjadinya disintegrasi nasional selain
itu pemerintah harus bijak dalam pemerataan pembangunan dan pengelolaan aset
atau sumber daya mineral yang ada di daerah pemerintah pusat harus benar benar
memberikan kekuasaan pengelolaan sumber daya mineral daerah kepada
masyarakat daerah dan tanpa campur tangan pemerintah asing sehingga
masyarakat daerah dapat menikmati kekayaan sumber daya alam sesuai yang di
amanatkan Undang Undang Dasar 1945.
20
DAFTAR PUSTAKA
Isnaini, Amirul.2001. Mencegah Keinginan Beberapa Daerah Untuk Memisahkan Diri Tegak Utuhnya NKRI. Jakarta : LemhannasIman. 2011. GEJALA DISINTEGRASI NASIONAL.( onlne ). Tersedia : http://cinu mpang.blogspot.com/2011/05/sosiologi-gejala-disintegrasi-nasional.html. [ 3 Juni 2013 ].Kompas.2011. 20 Keunggulan Indonesia di Dunia. ( online ). Tersedia : http ://sosbud.kompasiana.com/2011/03/01/20-keunggulan-indonesia-di-dunia-34537 2 .html . [ 3 Juni 2013 ].Maryati,Kun & Suryawati,Juju. 2012.Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI (Jilid 2). Jakarta : ErlaggaWaspodo, Mukiono.2012. MULTIKULTURAL (Kajian holistik tentang Multic ultural dari berbagai dimensi).(online). Tersedia ; http://www.p4tkpenjasbk .or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1198:multiku.[ 3 Juni 2013 ].RD, Taufik Dkk.2008. Sosiologi S.K.K.M. 2 Kelas XI. Jakarta : YudhistiraTim Eduksi HTS.2010. Modul Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XI Semster Gena p. Surakarta : CV Hayati Tumbuh Subur
21