32
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Reservasi Hotel 2.1.1 Pengertian Hotel Kata hotel memiliki pengertian yang cukup banyak, masing-masing orang berbeda dalam menguraikannya. Berikut ini adalah beberapa pengertian hotel (Tam C., Fonny, 2008) : 1. Menurut Menteri Perhubungan, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum (SK. MenHub. RI. No. PM 10/PW.391/PHB-77). 2. Menurut AHMA ( American Hotel & Motel Association), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu. 3. Menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya untuk umum. Dengan mengacu pada pengertian di atas, dan untuk menerbitkan perhotelan di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menparpostel No. KM 37/PW .340/MPPT-86, tentang perusahaan usaha dan penggolongan hotel. Bab I, pasal 1, ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. 2.1.2 Pengertian Reservasi Menurut Monaghan (2006), reservasi adalah sebuah proses klerikal elektronik dimana produk perjalanan seperti tiket pesawat, kamar hotel, kamar pada kapal pesiar tersedia untuk dipakai dan pada akhirnya dibeli oleh individu. Reservasi adalah suatu permintaan untuk memperoleh sejumlah kamar yang dilakukan beberapa waktu sebelumnya melalu berbagai sumber dengan menggunakan berbagai cara pemesanan untuk memastikan bahwa tamu akan memperoleh kamar tersebut pada waktu kedatangannya. Tindakan menerima reservasi dinamakan sebagai tindakan menjual kamar, dimana sebelum tamu datang atau tiba dihotel maka tamu terlebih dahulu harus melakukan reservasi guna mendapatkan kepastian akan tersedianya kamar. Dari beberapa pengertian tentang reservasi di atas dapat disimpulkan bahwa reservasi adalah proses pemesanan tempat terlebih dahulu sebelum tamu datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

  • Upload
    buicong

  • View
    234

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Reservasi Hotel

2.1.1 Pengertian Hotel

Kata hotel memiliki pengertian yang cukup banyak, masing-masing orang berbeda dalam

menguraikannya. Berikut ini adalah beberapa pengertian hotel (Tam C., Fonny, 2008) :

1. Menurut Menteri Perhubungan, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola

secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan

berikut makan dan minum (SK. MenHub. RI. No. PM 10/PW.391/PHB-77).

2. Menurut AHMA ( American Hotel & Motel Association), hotel adalah suatu tempat

dimana disediakan penginapan, makanan dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk

disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu.

3. Menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar

untuk menginap, makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya untuk umum.

Dengan mengacu pada pengertian di atas, dan untuk menerbitkan perhotelan di

Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan

Menparpostel No. KM 37/PW .340/MPPT-86, tentang perusahaan usaha dan penggolongan

hotel. Bab I, pasal 1, ayat (b) dalam SK tersebut menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis

akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa

penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola

secara komersial.

2.1.2 Pengertian Reservasi

Menurut Monaghan (2006), reservasi adalah sebuah proses klerikal elektronik dimana

produk perjalanan seperti tiket pesawat, kamar hotel, kamar pada kapal pesiar tersedia untuk

dipakai dan pada akhirnya dibeli oleh individu.

Reservasi adalah suatu permintaan untuk memperoleh sejumlah kamar yang dilakukan

beberapa waktu sebelumnya melalu berbagai sumber dengan menggunakan berbagai cara

pemesanan untuk memastikan bahwa tamu akan memperoleh kamar tersebut pada waktu

kedatangannya.

Tindakan menerima reservasi dinamakan sebagai tindakan menjual kamar, dimana

sebelum tamu datang atau tiba dihotel maka tamu terlebih dahulu harus melakukan reservasi

guna mendapatkan kepastian akan tersedianya kamar.

Dari beberapa pengertian tentang reservasi di atas dapat disimpulkan bahwa reservasi

adalah proses pemesanan tempat terlebih dahulu sebelum tamu datang.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

8

2.2 Pengertian E-Business dan E-Commerce

2.2.1 Pengertian E-Business

Menurut Chaffey (2009:13) e-business merupakan seluruh mediasi yang menggunakan

elektronik untuk bertukar informasi, yang mencakup dalam organisasi dan stakeholder di luar

perusahaan yang berada dalam ruang lingkup proses bisnis E-business digunakan dalam dua

artian di dalam organisasi. Artian yang pertama ialah konsep yang bisa diaplikasikan kedalam

strategi dalam operasional. Artian yang kedua ialah suatu kata keterangan yang menjelaskan

tentang bisnis yang sebagian besar beroprasi secara online, dengan kata lain mengurangi

kehadiran personal secara langsung dan meminimalisasi servis kepada pelanggan dengan

menggunakan “web selfservice”, yang berarti pelanggan dapat melayani diri sendiri sebelum

pembelian, saat pembelian, dan setelah pembelian.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa e-business merupakan proses

menjalankan kegiatan bisnis dengan memanfaatkan teknologi internet.

2.2.2 Pengertian E-Commerce

Menurut Chaffey (2009:10), e-commerce adalah semua pertukaran informasi melalui

media elektronik antara organisasi dan para pemegang kepentingan eksternal.

E-commerce harus dipertimbangkan sebagai semua transaksi elektronik dimediasi antara

organisasi dan pihak ketiga yang berhubungan. Dengan definisi ini, transaksi non finansial

seperti permintaan pelanggan untuk informasi lebih lanjut juga akan dianggap sebagai bagian

dari e-commerce.

Menurut Kalakota dan Whinston (Chaffey, 2009:10), E-commerce mengacu pada

berbagai perspektif yang berbeda diantaranya seperti:

1. Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi,

atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.

2. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju

otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.

3. Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan

perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost)

ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

9

4. Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan

menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.

Beberapa kategori e-commerce yang dinyatakan oleh Laudon dan Traver (2011:56):

1. Business-to-Consumer(B2C)

Bisnis online yang mencoba untuk menjangkau pelanggan secara pribadi.

2. Business-to-Business(B2B)

Bisnis online yang fokus penjualannya ditujukan kepada perusahaan lain.

3. Consumer-to-Consumer(C2C)

Bisnis yang menyediakan layanan yang memungkinkan para pelanggan dapat langsung

menjual barangnya kepada pelanggan lainnya.

4. Peer-to-Peer(P2P)

Merupakan teknologi yang memungkinkan penguna internet untuk berbagi file dalam e-

commerce tanpa melalui web server.

5. Mobile Commerce(M-commerce)

Merupakan Penggunaan teknologi perangkat digital secara wireless untuk melakukan

transaksi ke website.

E-commerce difasilitasi oleh berbagai teknologi digital yang memungkinkan komunikasi

elektronik. teknologi ini termasuk komunikasi internet melalui situs web dan e-mail serta media

digital lainnya seperti wireless atau mobile dan media untuk memberikan televisi digital seperti

kabel dan satelit.

Ketika mengevaluasi dampak strategis dari e-commerce pada suatu organisasi, hal ini

berguna untuk mengidentifikasi peluang untuk buy-side dan sell-side tranaski e-commerce

sebagai gambar 2.1 menyatakan buy-side e-commerce mengacu pada transaksi untuk

mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan oleh sebuah organiasi dari pemasok sedangkan sell-

side e-commerce mengacu pada transaksi antara organisasi dapat dipertimbangkan dari dua

perspektif: sisi penjualan dari perspektif organiasi penjualan dan sisi pembelian dari perspektif

organiasi pembelian.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

10

2.2.2.1.1.1

Gambar 2.1: Buy-side and sell-side e-commerce company

Sumber : Chaffey (2009:11)

Ada empat jenis sell-side e-commerce yang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda

dan sesuai untuk pasar yang berbeda diantaranya sebagai berikut:

1. Transactional e-commerce sites

Ini memungkinkan pembelian produk secara online. kontribusi bisnis utama dari situs ini

adalah melalui penjualan produk ini. situs juga mendukung bisnis dengan menyediakan

informasi bagi konsumen yang lebih memilih untuk membeli produk offline. ini termasuk

situs ritel, situs travel dan layanan perbankan online.

2. services-oriented relationship-building web sites

Website yang menyediakan informasi mengenai jasa yang akan digunakan dengan

membangun relasi secara online untuk merangsang pembelian dan membangun

hubungan.kontribusi bisnis utama adalah melalui dorongan penjualan offline dan

menghasilkan pertanyaan atau arahan dari pelanggan yang potensial.Informasi yang

disediakan melalui situs web dan e-newsletter untuk menginformasikan keputusan

pembelian. Situs tersebut juga menambah nilai kepada pelanggan yang ada dengan

menyediakan informasi rinci untuk membantu mendukung mereka dalam kehidupan

mereka di tempat kerja atau di rumah.

3. brand-building sites

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

11

Dibuat untuk memperkenalkan serta membangun image sebuah brand. Yang paling

menonjol dari website seperti ini adalah konsep untuk menyampaikan pesan sesuai

dengan image yang akan dibangun. Fiturnya sangat beragam dan biasanya cukup

kompleks seperti animasi, game, video dan fitur-fitur interaktif lainnya. Belakangan

Brand Building website juga sering diintegrasikan dengan sosial media seperti Facebook,

Twitter hingga blog. Brand Building website sering dimanfaatkan oleh produk-produk

fast moving consumer goods misalnya groseri, soft drinks, snack dan lain-lain.

Sebuah website branding sebaiknya dikelola secara dinamis dan selalu diupdate secara

rutin untuk menciptakan “customer engagement”.

4. portal, publisher or media sites

memberikan informasi, berita atau hiburan tentang berbagai topik. 'Portal' mengacu pada

sebuah gerbang informasi. portal ini memiliki keragaman pilihan untuk menghasilkan

pendapatan, termasuk iklan, penjualan berbasis komisi, dan penjualan data pelanggan

(daftar). jaringan sosial juga dapat dianggap berada dalam kategori ini karena

berhubungan dukungan iklan.

2.3 Sampling

Sampling didefinisikan sebagai sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populasi

sehingga dihasilkan sample yang mewakili populasi dimaksud. Semakin banyak ciri dan

karakteristik yang ada pada populasi, maka akan semakin sedikit subjek yang tercakup dalam

populasi, dan sebaliknya (Supranto, 2010:120).

Untuk mendapatkan sampel yang dapat merepresentasikan populasi, maka penentuan

jumlah sampel menggunakan rumus slovin sebagai berikut :

Dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kesalahan pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling yaitu cara

pemilihan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara acak dan seluruh

anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

12

2.4 Manajemen Strategis

Menurut Fred R. David (2011:6) manajemen strategis adalah sebuah seni dan ilmu dalam

merumuskan, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional

sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

Fred R. David menjelaskan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan,

yaitu, memformulasikan strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi strategi.

2.4.1 Tipe-Tipe Strategi

Berikut ini merupakan beberapa alternatif (David, 2011:136).

Tabel 2.1: Tipe-tipe Strategi

Strategi

keterangan

Forward Integration Memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali

atas distributor atau retailer

Backward Integration Mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas

pemasok.

Horizontal Integration Mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas

pesaing

Market Penetration Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau

jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-

upaya

pemasaran yang lebih baik

Market Development Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah

georafis baru

Product Development Mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan

produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau

jasa baru

Related Diversification Menambah produk atau jasa yang baru namun masih

berkaitan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

13

Strategi

keterangan

Unrelated diversification Menambah produk atau jasa yang baru namun tidak

berkaitan

Retrenchment Pengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan

aset untuk memperbaiki penurunan penjualan dan profit.

Divestiture Menjual suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi

Liquidation Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah

untuk kekayaan berwujudnya

Sumber : David (2011:136)

Keterangan :

Divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun.

Strategi intensif (market penetration, market development, atau product development) atau

strategi integrative (backward integration, forward integration, horizontal integration) dapat

menjadi strategi yang paling cocok untuk divisi tipe ini.

Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII, paling cocok menggunakan strategi hold

and maintain yang terdiri dari strategi market penetration dan strategi product development.

Kedua strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini.

Divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX, dapat menggunakan strategi harvest or

divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

14

2.4.2 Kerangka Perumusan Strategi

Berikut ini adalah 3 tahap untuk menetukan strategi utama berdasarkan konsep Fred R.

David :

Gambar 2.2 : Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi

Sumber : David (2011:176)

2.4.2.1 Tahap 1 : Tahapan Masukan

Tahap 1 perumusan strategi terdiri dari matriks External Factor Evaluation (EFE),

matriks Internal Factor Evaluation (IFE), dan matriks Competitive Profile (CPM). Tahap 1

meringkas informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.

a. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal memungkinkan para strategists untuk meringkas dan

mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, teknologi, dan kompetitif. Matriks Evaluasi Faktor

Eksternal dapat dikembangkan dalam 5 langkah, yaitu:

1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses

audit eksternal. Masukin 10 sampa 20 faktor peluang dan ancaman yang mempengaruhi

perusahaan. Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan persentase, rasio, dan

perbandingna jika dimungkinkan.

2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0

(sangat penting). Bobot itu mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap

keberhasilan perusahaan. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor tersebut

harus sama dengan 1.0.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

15

3. Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk

menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor

tersebut, di mana 4 = responsnya sangat bagus, 3 = responsnya di atas rata-rata, 2 =

responsnya rata-rata, dan 1 = responsnya di bawah rata-rata. Penting untuk diperhatikan

bahwa baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, dan 4.

4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot.

5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total untuk

organisasi.

Tabel 2.2 : Contoh Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang :

Ancaman:

Total 1.00

Sumber : David (2011:80)

b. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Matriks Evaluasi Faktor Internal merupakan salah satu alat perumusan strategi untuk

meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area area fungsional bisnis,

dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area

tersebut. Penilaian intuitif digunakan dalam pengembangan matriks ini, sehingga tampilan

ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa teknik ini benar-benar manjur.

Pemahaman yang menyeluruh mengenai faktor-faktor yang tercakup di dalamnya lebih penting

daripada angka-angka yang ada.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

16

Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangakan dalam lima langkah, yaitu:

1. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit

internal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal, termasuk kekuatan dan kelemahan

organisasi. Daftar terlebih dahulu kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik

mungkin dengan menggunakan persentase, rasio, dan angka-angka perbandingan.

2. Tentukan bobot untuk setiap faktor tersebut dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat

penting). Bobot yang diberikan pada faktor tersebut menandakan signifikansi relatif

faktor tersebut bagi keberhasilan industri perusahaan. Faktor-faktor yang dianggap

memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional harus diberi bobot

tertinggi dan jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1.0.

3. Berilah peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor

tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau

sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau

4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat berbasis

pada perusahaan, sementara bobot di langkah 2 berbasis pada industri.

4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi

masing-masing variabel.

5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot total

organisasi.

Tabel 2.3 : Contoh Tabel Matriks Evaluasi Internal

Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang :

Ancaman:

Total 1.00

Sumber : David (2011:123)

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

17

c. Matriks Kompetitif Profil (CPM)

Merupakan alat yang digunakan untuk membandingkan perusahaan dan para pesaingnya

dengan mengungkapkan kekuatan dan kelemahan.

Dalam rangka untuk lebih memahami lingkungan eksternal dan persaingan dalam industri

tertentu, perusahaan sering menggunakan CPM. Matriks ini mengidentifikasi pesaing utama dan

membandingkan mereka dengan menggunakan Critical Success Factors. Analisis ini juga

mengungkapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan terhadap pesaingnya, sehingga perusahaan

bisa mengetahui area mana yang harus dikembangkan dan area mana harus dipertahankan.

Matriks CPM ini dapat dikembangkan dalam 5 langkah, yaitu :

1. Identifikasi Critical Success Factors dengan memasukkan beberapa faktor yang

memungkin atau berhubungan.

2. Menetapkan peringkat kedalam faktor masing-masing dengan jarak 1 sampai 4, dimana 4

sebagai Major Strength, 3 sebagai Minor Strength, 2 sebagai Minor Weakness dan 1

sebagai Major Weakness. Penentuan peringkat dan bobot dapat dilakukan secara subjektif

terhadap masing-masing perusahaan, tetapi prosesnya akan jauh lebih mudah jika

dilakukan dengan melakukan benchmarking yaitu dengan melakukan perbandingan

terhadap perusahaan-perusahaan.

3. Tentukan bobot untuk setiap faktor tersebut dari 0.0 (tidak penting) sampai 1.0 (sangat

penting). Bobot yang diberikan pada faktor tersebut menandakan signifikansi relatif

faktor tersebut bagi keberhasilan industri perusahaan. Faktor-faktor yang dianggap

memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional harus diberi bobot

tertinggi dan jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1.0.

4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi

masing-masing variabel.

5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor bobot total

organisasi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

18

Gambar 2.3 : Matriks Kompetitif Profil (CPM)

Sumber : David (2011:81)

2.4.2.2 Tahap 2 : Tahap Pencocokan

Tahap 2 disebut fase pencocokan, berfokus untuk menghasilkan alternatif strategi yang

layak dengan menyusun hasil dari EFE dan IFE. Tahap 2 ini terdiri dari matriks Strengths,

Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT), matriks Strategic Position and Action Evaluation

(SPACE), matriks Boston Consulting Group (BCG), matriks Internal Eksternal (IE), dan matriks

Grand Strategy.

1. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu manajer

mengembangkan empat tipe strategi: strategi SO (Strengths – Opportunities), strategi WO

(Weaknesses – Opportunities), strategi ST (Strengths – Threats), strategi WT (Weaknesses –

Threats). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian yang

sangat sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan memerlukan penilaian yang baik dan

tidak ada satu pun panduan yang paling benar.

a. Strategi SO (Strengths – Opportunities)

Strategi kekuatan - peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi

mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat dipakai untuk mengambil

keuntungan dari trend dan peristiwa eksternal. Organisasi umumnya akan menjalankan

strategi WO, ST, WT supaya mereka dapat masuk ke dalam situasi dimana mereka dapat

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

19

menerapkan strategi SO. Jika perusahaan memiliki kelemahan besar, perusahaan akan

berusaha untuk mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan. Ketika perusahaan

menghadapi ancaman besar, mereka akan berusaha menghindarinya agar bisa berfokus

pada peluang.

b. Strategi WO (Weakness – Opportunities)

Strategi kelemahan - peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dengan

memanfaatkan berbagai peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal

yang krusial, tetapi kelemahan internal membuat perusahaan itu tidak mampu

memanfaatkan peluang tersebut.

c. Strategi ST (Strengths – Threats)

Strategi kekuatan – ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat

selalu menemui ancaman dalam lingkungan eksternal secara langsung.

d. Strategi WT ( Weakness – Threats)

Strategi kelemahan – ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk

mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi

yang dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal, memiliki

kemungkinan untuk berada dalam posisi yang berbahaya. Faktanya perusahaan seperti ini

mungkin harus berjuang agar dapat bertahan, penggabungan, rasionalisasi, menyatakan

pailit, atau memilih dilikuidasi.

Matriks SWOT terdiri dari 9 sel. Terdapat empat sel faktor kunci, empat sel strategi, dan

satu sel dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel strategi diberi label SO, WO, ST, dan WT, sel

strategi ini dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor utama, yang berlabel S, W, O,

dan T. Ada 8 tahap dalam membangun matriks SWOT:

1. Membuat daftar peluang eksternal utama perusahaan.

2. Membuat daftar ancaman eksternal utama perusahaan.

3. Membuat daftar kekuatan internal utama perusahaan.

4. Membuat daftar kelemahan internal utama perusahaan.

5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil dari strategi

SO ke dalam sel yang tepat.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

20

6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil dari

strategi WO ke dalam sel yang tepat.

7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasil dari

strategi ST ke dalam sel yang tepat.

8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasil dari

srategi WT ke dalam sel yang tepat.

Tabel 2.4 : Matriks SWOT

Strengths (S) Weakness (W)

Opportunities (O)

Threats (T)

Sumber: David (2011:180)

2. Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari suatu perusahaan dalam Sembilan sel yang

diilustrasikan pada Gambar 2.4. Matriks IE mirip dengan matriks BCG keduanya sama-sama

melibatkan ploting divisi perusahaan kedalam diagram skematik, sehingga keduanya disebut

sebagai matriks portofolio. Di samping itu, ukuran dari setiap lingkaran menggambarkan

presentase kontribusi penjualan dari setiap divisi, dan potongan kue mengungkapkan presentase

kontribusi laba dari setiap divisi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

21

Gambar 2.4 : Matriks IE

Sumber : David (2011:189)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi utama : total bobot ratarata IFE pada sumbu–x

dan total bobot rata-rata EFE pada sumbu–y. Total bobot yang berasal dari divisi-divisi

memungkinkan pembuatan matriks IE pada tingkatan perusahaan.

Pada sumbu–x Matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1.0 sampai 1.99

menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai 2.0 sampai 2.99 dianggap sedang, sedangkan nilai

3.0 sampai 4.0 dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot

dari 1.0 sampai 1.99 dianggap rendah, nilai 2.0 sampai 2.99 dianggap sedang, sedangkan nilai

3.0 sampai 4.0 dianggap tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang

mempunyai dampak strategis berbeda, antara lain :

1. Divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun.

Strategi intensif (market penetration, market development, atau product development)

atau strategi integratif (backward integration, forward integration, horizontal

integration) dapat menjadi strategi yang paling cocok untuk divisi tipe ini.

2. Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII, paling cocok menggunakan strategi hold

and maintain yang terdiri dari strategi market penetration dan strategi product

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

22

development. Kedua strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk divisi

tipe ini.

3. Divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX, dapat menggunakan strategi harvest atau

divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture.

2.4.2.3 Tahap 3 : Tahap Keputusan

Tahap 3 disebut fase pengambilan keputusan, melibatkan sebuah teknik yang disebut

matriks Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM menggunakan informasi yang

didapat dari tahap 1 untuk mengevaluasi kemungkinan alternatif strategi yang diidentifikasi pada

tahap 2. QSPM mengungkap seberapa atraktif suatu strategi sehingga memberikan dasar untuk

memilih strategi secara objektif.

Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi alternatif mana yang paling baik. QSPM

menggunakan masukan dari analisis tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2 untuk

memutuskan secara objektif strategi alternatif yang paling cocok untuk digunakan. Matriks EFE

dan matriks IFE digunakan untuk menghasilkan tahap 1, kemudian matriks SWOT dan matriks

IE digunakan untuk membuat tahap 2, setelah informasi terkumpul maka QSPM dapat dijalankan

ditahap 3 ini.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

23

Tabel 2.5 : Contoh Tabel Matriks QSPM

Alternatif Strategi

Penetrasi

Pasar

Pengembangan

Produk

Faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS

Strengths

Weakness

Opportunitys

Threats

TOTAL

Sumber : David (2011:194)

Kolom kiri pada matriks QSPM terdiri dari informasi yang didapat dari matriks EFE dan

matrik IFE, sedangkan baris atas terdiri dari alternative strategi yang berasal dari matriks SWOT,

matriks SPACE, matriks BCG, matriks IE, dan matriks Grand Strategy. Namun tidak semua

strategi yang disarankan harus dievaluasi dalam matriks QSPM. Strategists harus menggunakan

intuisinya untuk memilih strategi mana saja yang dimasukkan kedalam QSPM.

Enam langkah untuk mengembangkan QSPM yang digunakan untuk mendefinisikan dan

menjelaskan total nilai daya tarik, antara lain:

1. Membuat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan internal

utama pada kolom kiri tabel QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari

matriks EFE dan matriks IFE.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

24

2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama. Bobot tersebut sama

dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE. Bobot tersebut ditampilkan pada

kolom sebelah kanan kolom faktor kritis keberhasilan eksternal dan internal.

3. Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi strategi alternatif yang harus

dipertimbangkan untuk diterapkan perusahaan. Catat strategi tersebut pada baris atas

QSPM. Kelompokkan strategi tersebut dalam rangkaian yang saling ekslusif jika

memungkin.

4. Menentukan Attractiveness Scores (AS), didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan

hubungan daya tarik dari masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu.

AS ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau internal, satu per

satu, sambil mempertanyakan, “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi yang dibuat?”,

jika jawaban atas pertanyaan ini adalah “ya”, maka strategi tersebut harus dibandingkan

hubungannya dengan faktor utama tersebut. Khususnya, Nilai Daya Tarik harus

diterapkan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan hubungan daya tarik setiap

strategi, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran Nilai AS adalah 1 = tidak

menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas

pertanyaan tersebut adalah “tidak”, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor kunci

tersebut tidak mempunyai pengaruh atas strategi yang dibuat. Oleh karena itu, jangan beri

nilai daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut. Gunakan garis (-) untuk

menunjukkan bahwa faktor tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap strategi yang

bersangkutan.

5. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS). TAS didefinisikan sebagai hasil dari

perkalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik dimasing-masing baris (langkah 4).

TAS menunjukkan hubungan daya tarik dari setiap alternatif strategi, mempertimbangkan

hanya dampak dari faktor keberhasilan eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin

tinggi TAS, semakina menarik alternatif strategi tersebut.

6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score (STAS). Jumlahkan total TAS di setiap

kolom strategi QSPM. Penjumlahan STAS mengungkapkan strategi mana yang paling

menarik pada setiap alternatif. Semakin tinggi nilai menunjukan semakin menarik strategi

tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor kritis eksternal dan internal yang

mungkin berefek pada pengambilan keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara TAS

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

25

dalam suatu rangkaian alternatif strategi menunjukkan seberapa besar strategi tersebut

diinginkan satu sama lainnya.

2.5 Sistem Informasi

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2012:5), Sistem Informasi merupakan kumpulan dari beberapa

komponen sumber daya yakni orang, perangkat lunak, perangkat keras, data, dan jaringan yang

mengolah informasi dalam suatu organisasi. Aktivitas Sistem Informasi juga dibagi menjadi

Input sumber daya Data, Pemrosesan, hingga Output, serta penyimpanan dan kontrol sistem

aktivitas.

2.5.2 Teori Sistem Informasi

Setiap perusahaan umumnya menerapkan lebih dari satu aplikasi sistem informasi. Yang

perlu dipahami adalah bahwa setiap jenis aplikasi memiliki hakekat manfaat yang berbeda satu

dan lainnya (Weill & Broadbent, 2011:15). Terhadap masing-masing aplikasi yang berada pada

portofolio aplikasi sistem informasi tersebut, perlu dilakukan pemetaan terhadap peranan dan

manfaatnya masing-masing. Ada beberapa sistem pembagian kategori yang dapat dilakukan.

Yaitu:

1. Strategic

Sistem Informasi yang baik akan dapat memberikan manfaat dalam hal peningkatan daya

saing seperti mempersingkat proses, kecepatan memperoleh data (Access Speed) dan

akses informasi dimana saja dan kapan saja.

2. Informational

Memberikan manfaat dalam hal meningkatkan fungsi kontrol atas informasi seperti

menawarkan keaslian dan keamanan data (Security, Validity and Confidentiality of Data)

dan kecepatan pengambilan keputusan (Reduced Delay ), dan membantu berjalannya

aktifitas secara benar (Provide Navigation and Guideline).

3. Transactional

Memberikan manfaat dalam hal peningkatan produktivitas, seperti mengurangi

Redundancy dan meminimalisasi kesalahan.

4. Infrastructure

Memberikan manfaat sebagai perangkat penunjang pengintegrasian proses bisnis dan

utilisasi sumber daya usaha.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

26

2.6 Software

Software atau perangkat lunak adalah program komputer yang yang tidak memiliki

bentuk namun dapat menjalankan perintah-perintah pada saat dieksekusi, perintah untuk

eksekusi menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda dengan bahasa sehari hari, umumnya

disebut bahasa sistem Perangkat Lunak terdiri dari struktur data dan fungsi-fungsi yang

digunakan untuk mengolah data dan menghasilkan informasi (Pressman, 2009:5). Terdapat 7

kategori Software, yaitu:

1. System software yaitu Perangkat lunak ini merupakan program yang tidak bertujuan

untuk berdiri sendiri melainkan digunakan untuk berhubungan program-program lain.

2. Application software yaitu perangkat lunak yang digunakan oleh pengguna akhir (end

user) untuk melakukan aktivitas tertentu, terdapat banyak jenis application software yang

manfaatnya berbeda beda.

3. Engineering/scientific software yaitu aplikasi yang dirancang untuk membantu kegiatan-

kegiatan penelitian, aplikasi ini umumnya dapat membantu perhitungan atau membantu

mendeteksi fenomena tertentu yang membantu para peneliti.

4. Embedded software yaitu perangkat lunak yang dipasangkan dan digunakan untuk

melakukan fungsi-fungsi serta fitur-fitur pada end user dan sistem tersebut.

5. Product-line software yaitu program yang fungsinya berfokus untuk melayani pelanggan

akhir atau customer

6. Web applications yaitu perangkat lunak yang dibangun dan dapat diakses secara melalui

suatu jaringan yang terintegrasi dengan databases dan aplikasi bisnis suatu perusahaan.

7. Artificial intelligence software yaitu aplikasi yang memiliki serangkaian algoritma untuk

memecahkan permasalahan yang kompleks, aplikasi A.I mampu beradaptasi dan

mengganti alternatif keputusannya apabila dihadapkan dengan situasi yang berbeda.

2.7 Database

Basis Data adalah kumpulan dari elemen data yang secara logika saling berhubungan.

Database merupakan tempat penyimpanan berbagai catatan yang dahulu disimpan dalam file-file

terpisah ke dalam satu gabungan umum elemen data yang menyediakan data untuk banyak

aplikasi (O’Brien, 2012:212). Data yang disimpan dalam database independen dari program

aplikasi yang menggunakannya dan dari jenis peralatan penyimpanan tempat mereka disimpan.

Database tidak terikat penggunaannya untuk satu aplikasi ataupun satu pengguna.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

27

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa database merupakan sekumpulan data yang

saling berhubungan dan memiliki keterkaitan secara logika, yang dirancang untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.

2.8 Database Management System (DBMS)

Database Management System (DBMS) merupakan komponen perangkat yang

menyediakan akses ke sebuah database dalam organisasi yang memungkinkan penggunanya

untuk menyimpan, memodifikasi dan memperoleh informasi dari basis data tersebut. Contoh

DBMS saat ini adalah Microsoft SQL Server, Oracle, dan MySQL (Satzinger, Jackson, & Burd,

2012:373).

2.9 Desain Berbasis Objek (Object-Oriented Design)

Desain berbasis objek merupakan suatu proses dimana satu set object-oriented rinci

model desain yang dibangun dan kemudian digunakan oleh programmer untuk menulis dan

menguji sistem yang baru (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012:295). Sistem desain adalah

jembatan antara pengguna persyaratan dan pemrograman sistem baru.Salah satu kekuatan dari

pendekatan berorientasi objek adalah bahwa model desain seringkali hanya ekstensi dari model

persyaratan. Jelas, jauh lebih mudah untuk memperluas model yang sudah ada daripada untuk

membuat model desain yang sama sekali baru. Namun, itu adalah praktik yang baik untuk

membuat desain model-model dan tidak hanya melompat ke coding. Sama seperti pembangun

tidak membangun sesuatu yang lebih besar daripada rumah atau gudang tanpa satu set cetak biru,

pengembang sistem tidak akan pernah mencoba untuk mengembangkan sebuah sistem besar

tanpa satu set model desain. Suatu sistem dapat menjadi solusi dan berfungsi apabila dirancang

dengan matang.

Tujuan desain berorientasi objek adalah untuk mengidentifikasi serta menentukan semua objek

yang harus bekerja sama dalam melaksanakan setiap kasus (Satzinger, Jackson, & Burd,

2012:296).

2.10 Pengertian UML( Unified Modelling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah standart set dari model yang menjelaskan

tentang konstruksi dan notasi dari suatu pengembangan sistem suatu project. Umumnya UML

didefinisikan oleh grup manajemen. Beberapa contoh dari UML grafik model adalah use case

diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram (Satzinger, Jackson, & Burd,

2012:46).

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

28

2.10.1 Rich Picture

Hal yang pertama kali harus dilakukan untuk mengembangkan sebuah sistem informasi

adalah mendokumentasikan suatu proses atau aliran kerja yang telah berjalan saat ini. Ada

berbagai cara untuk menggambarkan aliran kerja. Salah satunya dapat menggunakan rich

picture. Menurut Mathiassen et al. (2000:26), menggunakan rich picture untuk menggambarkan

suatu situasi memungkinkan kita untuk menganalisis dan memahaminya secara keseluruhan atau

melihatnya secara garibesar. Tujuan utamanya bukan untuk menciptakan detail dari semua

kemungkinan yang ada, tetapi mendapatkan gambaran umum suatu situasi. Berdasarkan

pendapat diatas, Rich picture adalah penyajian informal dari sebuah situasi sehingga tidak ada

aturan formal yang harus diikuti selama simbol-simbol yang digunakan dalam gambar

memudahkan pemahaman.

2.10.2 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:144). Flowcharts dan diagram aktivitas yang

khusus dirancang untuk mewakili aliran kontrol di antara langkah-langkah pengolahan. Banyak

analis menggunakan jenis workflow diagram dan menyebutnya activity diagram. Suatu activity

diagram merupakan gambaran berbagai pengguna (atau sistem) kegiatan, orang yang melakukan

aktivitas masing-masing, dan aliran sekuensial dari kegiatan tersebut. Simbol yang digunakan

yaitu:

• Swimlane

Merupakan area persegi pada activity diagram yang mewakili seluruh aktivitas di

dalamnya.

• Starting activity

Merupakan awal dari aktivitas di dalam sistem.

• Activity

Merupakan aktivitas yang dilakukan di dalam sistem.

• Decision activity

Merupakan aktivitas yang harus dipilih.

• Synchronization bar

Merupakan symbol di dalam aktivitas diagram yang digunakan untuk mengendalikan

pemisahan atau penyatuan beberapa aktivitas.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

29

• Ending activity

Merupakan akhir dari aktivitas di dalam sistem.

Gambar 2.5 : contoh Activity Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012:58).

2.10.3 Usecase Diagram

Use case adalah aktifitas-aktifitas interaksi antara pengguna dan sistem. Use case

diagram adalah diagram permodelan yang digunakan untuk menunjukkan hubungan pengguna

dan sistem. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012:78).

Pengguna sistem dalam Use Case Diagram disebut sebagai aktor. Aktor selalu berada di

luar batas otomatisasi sistem tetapi dapat menjadi bagian dari bagian pengguna sistem. Dalam

beberapa kasus, aktor untuk kasus penggunaan bukanlah orang (Satzinger, Jackson, & Burd,

2012:81).

Langkah-langkah untuk mengembangkan use case diagram adalah:

1. Identifikasi semua stakeholder dan pengguna yang akan mendapat manfaat dengan

memiliki pengaruh terhadap sistem.

2. Identifikasi kepentingan masing-masing pengguna atau kebutuhan pengguna untuk

meninjau dalam kasus penggunaan diagram. Biasanya, diagram use case mungkin

dihasilkan untuk masing-masing subsistem.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

30

3. Untuk setiap kebutuhan komunikasi potensial, pilih kasus penggunaan dan aktor untuk

menunjukkan dan menggambar diagram use case. Ada banyak paket perangkat lunak

yang dapat digunakan untuk menggambar menggunakan diagram use case.

4. Tentukan nama dari masing-masing diagram use case dan kemudian perhatikan

bagaimana dan kapan diagram harus digunakan untuk meninjau kasus penggunaan oleh

stakeholder dan pengguna.

Tabel 2.6 : Notasi dan Keterangan Usecase

Notasi Keterangan

Aktor

Actor

Menspesifikasi seperangkat peranan yang sistem dapat

perankan ketika berinteraksi dengan use case.

Usecase

Usecase

Sebuah deskripsi dan seperangkat aksi-aksi yang berurutan

yang ditampilkan sebuah sistem

Association

Sebuah relasi structural yang menghubungkan antara actor

dengan usecase.

<<extend>>

Extend

relasi use case yang bersifat kondisional, yaitu use case

sebelumnya dapat dianggap selesai tanpa harus

menyelesaikan use case yang diextend

<<include>>

Include

hubungan antara satu kasus penggunaan dan use case lain

adalah stereotip atau use case yang termasuk itu tidak

dapat dianggap selesai jika use case ini tidak dilakukan

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

31

Notasi Keterangan

System Boundary

bagian dari aplikasi dan orang-orang yang beroperasi

aplikasi, ditampilkan sebagai persegi panjang yang berisi

use case

Gambar 2.6 : Contoh Use Case Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012:242)

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

32

2.10.4 Usecase Description

Use case description adalah deskripsi berupa tekstual yang menjelaskan rincian proses

untuk masing-masing use case. Informasi rinci tentang setiap use case digambarkan dengan use

case description (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012:121). Dalam pembuatannya terdapat

precondition yaitu kondisi yang harus benar sebelum use case dimulai, sedangkan postcondition

adalah apa yang harus terjadi dalam penyelesaian suatu use case. Berdasarkan kebutuhan analisa,

use case description dibagi menjadi dua yaitu brief use case description dan fully developed

description. Brief use case descriptions digunakan untuk menjelaskan use case secara sederhana.

Pada umumnya brief use case description membagi antara use case dan penjelasan dari tiap-tiap

use case secara singkan sehingga brief use case description lebih cocok untuk aplikasi sederhana

dan mudah dimengerti, sedangkan fully developed use case description lebih digunakan untuk

aplikasi yang besar (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012:123).

Gambar 2.7 : Usecase Description

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:366).

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

33

2.10.5 Class Diagram

Class adalah suatu template blueprint dari suatu set objek atau benda, sedangkan class

diagram merupakan diagram UML yang terdiri dari class dan hubungannya dengan class class

yang lain. Class diagram merupakan gambaran yang menunjukkan penggunaan class di dalam

suatu sistem dimana class memiliki kumpulan set atribut dan fungsi (Satzinger, Jackson, &

Burd, 2012:102). Atribut adalah bagian yang penting dari sebuah kelas karena merupakan

struktur umum yang diketahui oleh semua anggota kelas. Setiap objek memiliki nilai masing-

masing untuk setiap atribut. Hubungan antara dua kelas yang merepresentasikan kemungkinan

objek-objeknya saling berhubungan disebut asosiasi. Sebuah asosiasi memiliki multiplicity untuk

menggambarkan batasan jumlah hubungan objek dalam kelas.

Class juga memiliki operasi yang menggambarkan behavior berhubungan disebut

asosiasi. Sebuah asosiasi memiliki multiplicity untuk menggambarkan batasan jumlah hubungan

objek dalam kelas. Kelas juga memiliki operasi yang menggambarkan behavior berhubungan

disebut asosiasi. Sebuah asosiasi memiliki multiplicity untuk menggambarkan batasan jumlah

hubungan objek dalam kelas. Kelas juga memiliki operasi yang menggambarkan behavior

(Satzinger, Jackson, & Burd, 2012:102)

Gambar 2.8 : Contoh Design Class Diagram

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

34

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:418).

2.10.6 Sequence Diagaram

Sequence diagram adalah UML berupa diagram yang menunjukkan bagaimana objek

berinteraksi atau berkolaborasi selama menjalankan use case (Satzinger, Jackson, & Burd,

2012:242) Sequence diagram menekankan uturan pesan atau data yang dikirim antara objek

tertentu didalam suatu usecase. Sistem itu sendiri diperlakukan sebagai satu objek bernama

“:Sistem”. Input yang dimasukkan ke dalam sistem ini adalah pesan dari aktor, dan output

biasanya dikembalikan berupa variabel yang menunjukkan data yang dikembalikan(Satzinger,

Jackson, & Burd, 2012:322).

Sequence Diagram menunjukkan interaksi antar objek yang ditampilkan berurutan.

Umumnya sequence diagram untuk menggambarkan interaksi objek dalam satu use case atau

untuk satu operasi. Setiap objek dilambangkan dengan sebuah lifeline yaitu garis vertikal putus-

putus dengan simbol objek di atasnya.

Dalam Sequence Diagram, informasi yang mengalir masuk dan keluar sistem disebut messages

ditunjukkan dengan panah horizontal dari satu lifeline ke lifeline lain.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

35

Gambar 2.9 : Contoh Sequence Diagram Data Access Layer

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:449).

2.10.7 User Interface

User Interface adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dengan

user untuk menghasilkan input dan output. User Interface memungkinkan pengguna sistem

berinteraksi dengan computer untuk melakukan suatu proses seperti mencatat transaksi.

Terkadang output dihasilkan setelah pengguna berinteraksi dengan sistem, seperti informasi yang

ditampilkan setelah query mengenai status dari suatu pesanan. (Satzinger, Jackson, & Burd,

2012, p. 189)

Biasanya User Interface yang baik adalah dengan menggunakan 8 golden rules yang merupakan

standar aturan yang dapat digunakan dalam perancangan sistem demi menghasilkan sistem yang

interaktif.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

36

Sistem yang interaktif harus dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya. 8 aturan emas

dapat menjadi panduan dalam merancang suatu sistem yang user friendly (Shneiderman, Plaisant

& Cohen, 2010:88). 8 aturan tersebut yakni:

1. Strive for Consistency

Konsistensi user interface menjadi aspek yang dapat meningkatkan kecepatan

pemahaman user terhadap sistem. Konsistensi yang dimaksud mencakup warna yang

digunakan, bahasa, jenis huruf dan peletakan User Interface yang bersifat tetap /

konsisten.

2. Cater to Universal Usability

Terdapat perbedaan antara pengguna sistem, beberapa mengutamakan kemudahan

penggunaan dan beberapa mengutamakan kecepatan. Sistem yang baik hendaknya

mampu memenuhi kebutuhan ini. Untuk user yang sudah ahli (expert) misalnya,

membutuhkan fitur shortcut untuk mempercepat penggunaan aplikasi. Sedangkan

beberapa user pemula mungkin lebih menginginkan guideline atau bantuan yang lebih

jelas dalam penggunaan sistem.

3. Offer Informative Feedback

Umpan balik (feedback) yang informatif bagi setiap aksi yang dilakukan user dapat

membantu user untuk memahami apa yang sedang mereka lakukan terhadap sistem.

Untuk aksi yang sering dilakukan dapat menggunakan respon yang sederhana, namun

membutuhkan umpan balik yang lebih untuk aksi yang membutuhkan konfirmasi

tinggi.Contohnya dengan memberikan peringatan (warning) ketika user salah menginput

data atau melakukan aksi yang mungkin butuh perhatian lebih.

4. Design Dialogs to Yield Closure

Umpan balik (feedback) yang informatif harus diberikan ketika sebagian atau seluruh

aksi selesai dilakukan untuk menunjukkan bahwa aksi tersebut telah memenuhi aturan

dan user dapat melanjutkan ke aksi berikutnya. Hal ini dapat membantu user untuk

memahami bahwa ia sudah melakukan aksi tersebut dengan tepat sehingga dia bisa lebih

yakin untuk melanjutkan ke aksi berikutnya.

5. Prevent Errors

Sistem yang dibangun sebisa mungkin mengurangi kemungkinan kesalahan yang dapat

dilakukan user ketika menjalankan aksinya. Saat user melakukan kesalahan, siapkan

umpan balik yang menyatakan kesalahannya dan menyarankan agar user dapat

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

37

memperbaiki aksi yang dilakukannya. Sertakan juga instruksi yang jelas mengenai cara

mengatasi kesalahannya tersebut.

6. Permit Easy Reversal of Actions

Lengkapi sistem dengan fitur yang memungkinkan untuk kembali pada kondisi

sebelumnya seperti fitur back atau undo untuk membantu user yang melakukan kesalahan

atau ingin membatalkan aksinya dapat kembali pada tahap atau kondisi yang diinginkan

oleh user.

7. Support Internal Locus of Control

Sistem yang dirancang harus memberikan kemudahan bagi user untuk mengontrol sendiri

sistem tersebut dan tidak menjadikan seolah-olah user yang dikontrol oleh sistem.

8. Reduce short-term memory load

Untuk memudahkan user dalam penggunaan sistem, siapkan tampilan yang sederhana,

memiliki urutan jelas, tidak rumit serta usahakan agar user tidak perlu mengingat banyak

hal seperti tombol-tombol tertentu.Karena tidak semua user memiliki ingatan yang kuat

dan keahlian khusus.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 2.1 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01865-MNSI... · divest yang terdiri dari strategi retrenchment dan strategi divestiture

38

2.11 Kerangka Pikir

Gambar 2.10 : Kerangka Pikir

Penentuan Topik dan Masalah

Metode Pengumpulan Data

Data Primer : Wawancara, Kuesioner

Data Sekunder: Teori Pakar, Buku

Analisis Perancangan Strategi

Tahap 1: Tahap masukan

Tahap 2 : Tahap pencocokan

Tahap 3 : Tahap keputusan

Metode Perancangan

Metode Berorientasi Objek

Pedoman 8 Golden Rule

Simpulan dan Saran