22
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gelombang 2.1.1 Macam-macam Gelombang Berdasarkan arah perambatannya, gelombang dibagi atas : Gelombang transversal Gelombang yang arah perambatannya tegak lurus terhadap arah getarannya dinamakan gelombang transversal. Pada gelombang transversal, yang merambat adalah bentuk bukit atau bentuk lembah, dan perambatan seperti ini hanya terjadi dalam zat padat dan cair. Contoh gelombang transversal adalah gelombang permukaan air dan gelombang pada tali. Gelombang longitudinal Gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah getarannya dinamakan gelombang longitudinal. Pada gelombang longitudinal, yang merambat adalah rapatan dan renggangan, dan perambatan seperti ini dapat terjadi dalam zat padat, cair, dan gas. Contoh gelombang adalah gelombang bunyi dan gelombang pada slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran Dasar Gelombang Ada empat besaran yang merupakan besaran dasar sebuah gelombang, yaitu : Periode, T, didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang. Untuk gelombang transversal, satu gelombang adalah satu bukit dan

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Gelombang

2.1.1 Macam-macam Gelombang

Berdasarkan arah perambatannya, gelombang dibagi atas :

• Gelombang transversal

Gelombang yang arah perambatannya tegak lurus terhadap arah getarannya

dinamakan gelombang transversal. Pada gelombang transversal, yang merambat

adalah bentuk bukit atau bentuk lembah, dan perambatan seperti ini hanya terjadi

dalam zat padat dan cair. Contoh gelombang transversal adalah gelombang

permukaan air dan gelombang pada tali.

• Gelombang longitudinal

Gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah getarannya dinamakan

gelombang longitudinal. Pada gelombang longitudinal, yang merambat adalah

rapatan dan renggangan, dan perambatan seperti ini dapat terjadi dalam zat padat,

cair, dan gas. Contoh gelombang adalah gelombang bunyi dan gelombang pada

slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar.

2.1.2 Besaran-besaran Dasar Gelombang

Ada empat besaran yang merupakan besaran dasar sebuah gelombang, yaitu :

• Periode, T, didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk menempuh satu

gelombang. Untuk gelombang transversal, satu gelombang adalah satu bukit dan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

7

dan satu lembah. Untuk gelombang longitudinal, satu gelombang adalah satu

renggangan dan satu rapatan.

• Frekuensi, f , didefinisikan sebagai banyak gelombang yang ditempuh dalam

satu sekon.

• Panjang gelombang, λ , didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh gelombang

dalam waktu satu periode.

• Cepat rambat gelombang, v, didefinisikan sebagai hasil bagi antara panjang

gelombang dan periode.

Hubungan keempat besaran dasar gelombang tersebut ditunjukkan pada persamaan

berikut.

Tf 1= atau

fT 1=

fT

v .λλ== atau

fvTv == .λ

Satuan: f dalam satuan Hz atau s-1; T dalam s; λ dalam m; v dalam ms-1.

2.1.3 Energi Gelombang

Gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain. Sewaktu

gelombang melalui medium, energi dipindahkan dalam bentuk energi getaran dari

partikel satu ke partikel yang lain dalam medium. Untuk gelombang sinusoidal dengan

frekuensi f , partikel-partikel bergetar harmonik sederhana sewaktu gelombang

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

8

melaluinya sehingga setiap partikel memiliki energi 2.21 ykE = , dengan 2ωmk = dan

f.2πω = maka energi gelombang dapat kita nyatakan sebagai :

22222 .221 yfmymE πω ==

Persamaan ini menyatakan bahwa energi yang dipindahkan oleh suatu gelombang

sebanding dengan kuadrat amplitudonya dan juga sebanding dengan kuadrat

frekuensinya.

2.1.4 Intensitas Gelombang

Energi yang dipindahkan oleh gelombang biasanya dinyatakan dalam intensitas

gelombang. Intensitas gelombang (diberi lambang I ) didefinisikan sebagai daya

gelombang yang dipindahkan melalui bidang seluas satu satuan yang tegak lurus pada

arah cepat rambat gelombang. Secara matematis ditulis :

API =

Karena daya, P, bersatuan watt dan luas bidang A, bersatuan m2, maka satuan SI dari

intensitas gelombang I adalah watt/m2.

Jika suatu gelombang memancar dari sumber gelombang ke segala arah, maka

gelombangnya merupakan gelombang tiga dimensi. Contohnya adalah gelombang bunyi

yang memancar di udara, gelombang cahaya, dan gelombang elektromagnetik. Jika

medium yang dilalui gelombang tiga dimensi adalah isotropik (sama dalam segala arah),

maka muka gelombang yang dipancarkan berbentuk bola.

Muka gelombang bola yang dipancarkan dari sumber makin meluas dengan

radius r yang makin membesar karena luas permukaan bola dengan radius r adalah

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

9

2.4 rπ . Oleh karena daya keluaran dijaga tetap, bila luas A bertambah, maka intensitas

gelombang I harus berkurang. Jadi untuk jarak yang berbeda dari sumber, maka

perbandingan intensitas pada 1r dan 2r adalah :

211

1 .4 rP

API

π==

222

2 .4 rP

API

π==

21

22

1

2

.4

.4

rPr

P

II

π

π=

22

21

1

2

rr

II

=

Persamaan ini menyatakan bahwa semakin jauh dari sumber, intensitas gelombang I

mengecil secara berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

2

1r

.

Sewaktu gelombang berjarak dua kali dari sumber, intensitas gelombang tinggal

seperempatnya.

2.2 Antenna

2.2.1 Definisi Antenna

Antenna adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi

untuk memancarkan atau menerima gelombang radio (yang berupa gelombang

elektromagnetik) tanpa menggunakan struktur penuntun seperti kabel (kabel tembaga

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

10

maupun serat optik). Antena mengubah getaran listrik dari radio menjadi getaran

elektromagnetik yang disalurkan melalui udara.

Ukuran fisik dari radiasinya akan setara dengan panjang gelombangnya.

Semakin tinggi frekuensinya, antennanya akan semakin kecil. Kedua perangkat radio

harus bekerja di frekuensi yang sama, dan antenna akan melakukan dua pekerjaan

bersamaan, mengirim dan menerima sinyal.

Antenna yang ideal akan meradiasikan gelombang radio kesegala arah. Antenna

yang ideal disebut sebagai antenna isotropis. Sebagai gambaran, jika antenna isotropis

diletakkan pada titik pusat dari bola maka antenna isotropis akan mengisi semua ruang

yang ada pada bola tersebut dengan radiasi gelombang radio.

2.2.2 Pola radiasi dan bentuk-bentuk antenna

Bentuk antenna bermacam macam sesuai dengan desain, pola penyebaran dan

frekuensi. Jenis antenna yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem yang akan

dibangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran radiasinya. Dalam sistem

wireless, antenna digunakan untuk mengkonversi gelombang listrik menjadi gelombang

elektromagnet.

Berdasarkan pola radiasinya antenna dibagi atas dua jenis, yaitu:

1. Directional

2. Omni Directional

Antenna directional mempunyai radiasi terkuat pada arah tertentu, sementara

radiasi pada arah lainnya sangat kecil atau bahkan nol. Antenna jenis ini merupakan

jenis antenna dengan narrow beamwidth, yaitu mempunyai sudut pemancaran yang

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

11

kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas.

Antenna directional dibutuhkan jika arah pancaran atau penerimaan menuju ke arah

tertentu. Antenna televisi termasuk jenis ini karena letak rumah dan pemancar siaran TV

tetap. Selain itu, diharapkan sinyal yang diterima pada arah tersebut jauh lebih besar

daripada sinyal yang datang dari arah lain. Contoh antenna directional adalah antenna

Yagi dan antenna parabola.

Gambar 2.1 Antenna Yagi Sumber : www.e-jogja.net

Antenna Yagi sangat cocok untuk jarak pendek dan mempunyai gain antara 7

sampai 15 dBm. Pola radiasi dari antenna Yagi adalah sebagai berikut.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

12

Gambar 2.2 Pola radiasi antenna Yagi Sumber : www.e-jogja.net

Gambar 2.3 Antenna Parabola Sumber : www.e-jogja.net

Antenna parabola sangat cocok untuk jarak menengah atau jarak jauh.

Mempunyai gain antara 18 sampai 28 dBm. Pola radiasi dari antenna parabola adalah

sebagai berikut.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

13

Gambar 2.4 Pola radiasi antenna parabola Sumber : www.e-jogja.net

Antenna omnidirectional mempunyai pola radiasi yang sama ke segala arah

horizontal. Antenna ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu

3600 dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang

luas. Antenna omnidirectional dibutuhkan jika pancaran atau penerimaan gelombang

radio yang diharapkan datang dari segala arah. Antenna-antenna semacam ini cocok

dipasang pada stasiun broadcast yang terletak di tengah kota dan berharap pancarannya

dapat diterima di segala arah. Antenna ini juga cocok dipasang pada mobil yang arah

pergerakannya cepat berubah. Telepon seluler juga membutuhkan antenna ini.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

14

Gambar 2.5 Antenna Omni Sumber : www.e-jogja.net

Antenna Omni biasanya dipakai oleh radio base untuk daerah pelayanan yang

luas. Gainnya berkisar antara 3 sampai 10 dBm.

Gambar 2.6 Pola radiasi antenna omni Sumber : www.e-jogja.net

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

15

2.2.3 Impedansi antenna

Impedansi pada suatu titik di elemen antenna adalah perbandingan antara

tegangan terhadap arus di titik itu. Nilainya tergantung dari sifat resistif, kapasitif,

induktif, dan frekuensi yang digunakan. Satuan yang digunakan adalah Ohm, yang

disimbolkan dengan Z.

Agar transfer energi dari pemancar ke antena lewat kabel dapat berlangsung

secara efisien (tidak ada energi yang terbuang atau terpantul), impedansi antena, kabel ,

dan pemancar harus sesuai. Efek terburuk dari impedansi yang tidak sama adalah

timbulnya daya pantul (reflected power) dari antenna. Daya pantul yang kembali ke

pemancar akan merusak rangkaian pemancar.

Agar tidak terjadi kerusakan, perlu dilakukan penyesuaian impedansi (impedansi

matching) pada antena dan kabel sehingga sesuai dengan impedansi pemancar. Nilai

Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) mengindikasikan seberapa baik penyesuaian

impedansi yang dilakukan. VSWR atau SWR yang tinggi menunjukkan bahwa sinyal

yang dipantulkan masih lebih besar daripada sinyal yang dipancarkan antena.

2.2.4 Gain (penguatan antenna)

Gain antena adalah perbandingan antara daya yang dipancarkan oleh suatu

antena dan daya yang dipancarkan antena lain (yang biasanya sudah distandarkan) pada

daya pesawat pemancar radio yang sama. Contoh antena standar adalah antena isotropis,

yang memancarkan sinyal secara merata ke segala arah berbentuk bola.

Perbandingan daya dalam logaritmik :

dBm adalah nilai 10 log dari sinyal untuk 1 milli Watt

dBW adalah nilai 10 log dari sinyal untuk 1 Watt

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

16

Sinyal 100 milli Watt jika dijadikan dBm akan menjadi :

2.2.5 Polarisasi antenna

Polarisasi Antenna dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Horizontal dan Vertikal Polarisasi.

Gelombang radio yang terdiri dari medan listrik dan magnet yang saling tegak

lurus. Saat komponen listrik horizontal maka gelombang dikatakan terpolarisasi

horizontal, maka gelombang akan diradiasikan pada kutub-kutub horizontal. Sebagai

acuan dapat dilihat pada permukaan bumi. Jika medan listrik yang terjadi vertikal maka

kutub-kutub vertikal akan mempolarisasi gelombang secara vertkal pula.

2. Polarisasi Melingkar.

Pada saat dua gelombang yang sama diantaranya saling mendahului 90 derajat

maka medan listrik tersebut akan berputar dengan kecepatan sebesar frekuensi

pembawanya dan akan terpolarisasi melingkar. Hanya pada kasus khusus di mana

komponen horizontal dan vertikal sama – sama kuat dengan beda fasa 90 derajat maka

disebut radiasi circular Polarization.

2.3 Sistem Koordinat Geografi

Sistem koordinat geografi digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi

berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yaitu garis vertikal yang

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

17

mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis

katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan

Lintang Selatan. Garis bujur yaitu garis horizontal yang mengukur sudut antara suatu

titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan

titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0°

dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur.

Bentuk bumi adalah bulat pepat dengan panjang garis tengah katulistiwa 12757

km dan garis tengah kutub 12714 km. Sehingga didapatkan bahwa panjang garis

katulistiwa menjadi 40057 km dan 1o bujur di katulistiwa adalah 111 km.

2.4 GPS (Global Positioning System)

Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang

memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang

mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24

susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan

susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan

penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan

waktu dengan ketelitian sangat tinggi. Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS

(Navigational Satellite Timing and Ranging Global Positioning System; ada juga yang

mengartikan "Navigation System Using Timing and Ranging.") Dari perbedaan

singkatan itu, orang lebih mengenal cukup dengan nama GPS. GPS mulai diaktifkan

untuk umum 17 Juli 1995.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

18

2.5 Three-Point Interval Search

Metode ini digunakan untuk mendukung metode Fletcher-Powell. Tujuan dari

metode ini adalah mencari nilai yang paling optimal diantara interval-interval yang ada,

kemudian diiterasi ulang sampai didapatkan hasil yang kurang dari toleransi.

Dari interval yang diberikan dibagi menjadi 4 buah bagian dan fungsi objektif

dievaluasi di 3 buah nilai interior. Dari fungsi ketiga nilai itu diambil yang terbaik,

dimana jawabannya paling mendekati nilai yang diinginkan (maksimum atau minimum).

Sub interval dari nilai yang dipilih akan diambil sebagai interval baru dan proses

kembali diulang sampai selisih nilai fungsi yang didapatkan dengan yang sebelumnya

kurang dari batas nilai toleransi. Three-Point Interval Search adalah prosedur paling

efisien dalam pencarian yang menggunakan evaluasi interval ruang. Metode ini juga

salah satu metode termudah untuk pencarian secara berurutan dalam kode untuk

computer.

Gambar 2.7 Three-Point Interval Search

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

19

2.6 Matriks

2.6.1 Definisi Matriks

Sebuah matriks m x n adalah deretan-deretan bilangan riil dengan jumlah baris m

dan jumlah kolom n. Jumlah m dan n yang ada menunjukkan dimensi dari matriks.

2.6.2 Penjumlahan Matriks

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

ihgfedcba

A dan ⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

rqponmlkj

B

maka C = A + B

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

+++++++++

=riqhpgofnemdlckbja

C

2.6.3 Perkalian Matriks

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

ihgfedcba

A dan ⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

rqponmlkj

B

maka C = A X B

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

++++++++++++++++++

=irhogliqhngkiphmgjfreodlfqendkfpemdjcrboalcqbnakcpbmaj

C

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

20

2.6.4 Matriks Transpos

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

ihgfedcba

A maka ⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

ifchebgda

AT

2.7 Metode Fletcher-Powell

Metode ini terdiri dari 8 langkah algoritma, dimulai dengan menentukan vektor

Χ̂ , nilai toleransi ε dan matrix G sesuai dengan matrix identitas n x n. Χ̂ dan G akan

terus diperbaharui dengan perulangan iterasi sampai hasil yang didapatkan sama dengan

atau kurang dari nilai ε dan hasil terakhir dari Χ̂ diambil sebagai hasil penyelesaian X*.

Secara garis besar 8 langkah algoritma ini dapat dituliskan sebagai berikut :

1. Tentukan Χ̂ dan evaluasi α = f ( Χ̂ ) dan B = ∇ (f | Χ̂ )

2. Tentukan λ * dimana f ( Χ̂ +λ GB) adalah maksimum untuk λ = λ * . Lalu set

D=λ *GB

3. Perbaharui Χ̂ dengan Χ̂ + D.

4. Hitung β = f ( Χ̂ ). Bila β -α ≤ ε maka lanjutkan ke langkah 5, jika tidak lanjut

ke langkah 6.

5. Set X* = Χ̂ dan f ( Χ̂ ) = β dan stop

6. Evaluasi C = ∇ (f | Χ̂ ) dan set Y = B – C.

7. Kalkulasi matrix n x n

TT DDYD

L ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛=

1 GGYYGYY

M TT ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ −

=1

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

21

8. Perbaharui nilai G dengan G + L + M. Perbaharui α dengan nilai dariβ .

Perbaharui B dengan nilai dari C, dan kembali ke langkah 2.

2.8 Interaksi Manusia dan Komputer

Dalam merancang suatu program, harus diperhatikan satu hal yang sangat

penting, yaitu interaksi antara pengguna dengan program. Interaksi ini harus user

friendly, yang berarti mudah digunakan oleh pengguna yang awam sekali pun. Dalam

merancang program yang user friendly ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

• Kecepatan penyajian data atau informasi yang relatif cepat, agar pengguna tidak

menunggu terlalu lama dan menjadi bosan.

• Waktu belajar yang singkat sehingga pengguna yang awam dapat menggunakan

tanpa harus mempelajarinya dalam waktu yang relatif lama.

• Tingkat kesalahan yang dilakukan pengguna rendah.

• Penghafalan sesudah melampaui jangka waktu tertentu, artinya seberapa jauh

pengetahuan pengguna setelah sekian lama yang berhubungan dengan frekuensi

pemakaian.

• Kepuasan pribadi dari pengguna terhadap berbagai aspek yang terdapat dalam

sistem tersebut.

2.8.1 8 (delapan) Golden Rules

Ada 8 aturan baku yang harus dipenuhi agar suatu program dinyatakan user

friendly.

1. Perlu Konsisten (consistent)

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

22

2. Membenarkan penggunaan shortcut (Enable frequent users to use shortcut)

3. Memberikan informasi yang timbale balik (Offer informative feedback)

4. Membuat dialog (Design dialogues to yield closure)

5. Hindari kesalahan (Error prevention/handling)

6. Mempermudah tindakan balik dari suatu aksi (Permit easy reversal of actions)

7. Dalam kawalan (Feeling in control)

8. Mengurangi beban ingatan (Reduce short-term memory load)

2.9 Perancangan Perangkat Lunak

Menurut Pressman (2002, p10), perangkat lunak adalah:

• Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi akan memberikan fungsi dan

unjuk kerja seperti yang diinginkan.

• Strukur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara

proporsional

• Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program.

Salah satu cara perancangan perangkat lunak adalah dengan menggunakan model

air terjun (waterfall mode) menurut Sommerville (1995, pp9-10). Tahap-tahap utama

dalam model air terjun dapat digambarkan dalam aktivitas dasar pengembangan seperti

berikut ini.

• Analisis dan penentuan kebutuhan

Tugas, kendala dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan pengguna

sistem, kemudian ditentukan cara yang dapat dipahami baik oleh pengguna mau

pun staf pengembang.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

23

• Desain sistem dan perangkat lunak

Proses desain sistem terbagi dalam kebutuhan perangkat keras dan perangkat

lunak. Hal ini menentukan arsitektur perangkat lunak secara keseluruhan. Desain

perangkat lunak mewakili fungsi sistem perangkat lunak dalam suatu bentuk

yang dapat ditransformasikan ke dalam satu atau lebih program yang dapat

dieksekusi.

• Implementasi dan pengujian unit

Dalam tahap ini, desain perangkat lunak direalisasikan dalam suatu himpunan

program atau unit-unit program pengujian, mencakup kegiatan verifikasi

terhadap setiap unit sehingga memenuhi syarat spesifikasinya.

• Integrasi dan pengujian sistem

Unit program secara individual diintegrasikan dan diuji sebagai satu sistem yang

lengkap untuk memastikan bahwa kebutuhan perangkat lunak telah terpenuhi.

Setelah pengujian, sistem perangkat lunak disampaikan kepada pengguna.

• Pengoperasian dan pemeliharaan

Secara normal, walau pun tidak perlu, tahap ini merupakan fase siklus hidup

yang terpanjang. Sistem telah terpasang dan sedang dalam penggunaan.

Pemeliharaan mencakup perbaikan kesalahan yang tidak ditemukan dalam tahap-

tahap ini sebelumnya, meningkatkan implementasi unit-unit sistem dan

mempertinggi pelayanan sistem sebagai kebutuhan baru yang ditemukan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

24

2.10 Alat Bantu Perancangan

2.10.1 Pseudocode

Pseudocode adalah suatu bahasa pemrograman yang informal dan sangat

fleksibel, yang tidak dimaksudkan untuk dieksekusi pada mesin, tetapi hanya digunakan

untuk mengatur pemikiran pemrograman sebelum melakukan pengkodean (Page–Jones,

1980, p11).

Pseudocode dapat merupakan alternatif lain dalam perancangan perangkat lunak

di samping alat-alat bantu berupa diagram. Tidak ada standarisasi dalam hal penulisan

pseudocode. Pemrograman dapat menulisnya dalam bahasa apa saja yang mereka suka,

dipadukan dengan bahasa pemrograman tertentu. Pemrogram juga bebas menggunakan

dan aturannya sendiri.

Robertson (1993, p6-7), menulis pseudocode-nya dengan perjanjian sebagai

berikut.

• Pernyataan ditulis dalam bahasa inggris sederhana.

• Setiap perintah ditulis pada baris tersendiri.

• Kata kunci atau indentasi (penulisan yang menjorok ke dalam) digunakan untuk

menandai struktur kontrol khusus.

• Setiap arahan perintah ditulis dari atas ke bawah dengan hanya satu awal dan

satu akhir program.

• Kumpulan pernyataan-pernyataan dapat dibentuk dalam modul-modul yang

diberi nama tertentu.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

25

2.10.2 UML (Unified Modelling Language)

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi

standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi

piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi

dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena

UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih

cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa bahasa berorientasi objek seperti C++,

Java, Visual C atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk

modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML

mendefinisikan notasi dan syntax / semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan

bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk

memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk

tersebut dapat dikombinasikan.

2.10.2.1 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang

sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin

terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan

proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram

merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan

sebagian besar transisi di- trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal

processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

26

sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan

proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. Sama seperti state ,

standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan

aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu.

Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel ( fork dan join ) digunakan titik

sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal. Activity diagram

dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang

bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu.

Diagram dibaca dari atas ke bawah dimulai dari

dan diakhiri dengan

Notasi yang digunakan adalah sebagai berikut.

1.

Action State menunjukkan satu atau lebih kegiatan yang menjelaskan bagian

tertentu dari program.

2.

State menunjukkan satu keadaan yang menjelaskan bagian tertentu dari program.

State juga merupakan reaksi dari aksi yang dilakukan Action State.

3.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00364-MTIF-Bab 2.pdf · slinki (pegas) mendatar yang diberi getaran mendatar. 2.1.2 Besaran-besaran

27

Anak panah berarah menunjukkan perubahan yang disebabkan oleh Action State

terhadap State tertentu. State merupakan suatu event pada lingkungan eksternal yang

dapat dideteksi oleh suatu sistem, misalnya sinyal, interupsi, atau data. Hal ini akan

menyebabkan perubahan dari suatu state ke state yang lainnya atau satu aktivitas ke

aktivitas lainnya. Action merupakan hal yang dilakukan oleh sistem jika terjadi

perubahan state. Action dapat menghasilkan output, tampilan pesan pada layar, kalkulasi

atau kegiatan lainnya.

4.

Decision menunjukkan suatu action atau action state yang akan dilakukan sesuai

dengan dua kondisi yang ada. Bila terdapat lebih dari dua kondisi maka kondisi ke tiga

dan seterusnya akan ditunjukkan dengan menambahkan decision pada salah satu action

sebelumnya sampai semua kondisi telah ditunjukkan.