22
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Kerja dalam Kaitannya dengan Upaya Peningkatan Produktivitas Produktivitas secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara output per input-nya. Dengan diketahui nilai produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efisien pula sumber-sumber input telah berhasil dihemat. Analisa dan penelitian kerja, istilah ini diterjemahkan dari kata Work Study, Work Design atau Job Design adalah suatu aktivitas yang ditujukan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik mendapatkan rancangan sistem dan tata kerja yang paling efektif dan efisien. Prinsip maupun teknik-teknik tersebut diaplikasikan guna mengatur komponen-komponen kerja yang terlibat dalam sebuah sistem kerja seperti manusia (dengan memperhatikan kelebihan maupun keterbatasannya), bahan baku, mesin, fasilitas kerja lainnya, serta lingkunagn kerja fisik yang ada sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja yang tinggi yang diukur dari waktu yang dikonsumsikan, tenaga (energi) yang diapaki serta dampak sosio-psikologis yang ditimbulkannya. Pendekatan ke arah pemikiran pencapaian efisiensi kerja pada hakikatnya merupakan refleksi kelanjutan dari konsep manajemen ilmiah (scientific management ) yang telah dikembangkan oleh Frederick W. Taylor. Di sini Taylor mengembangkan satu filosofi manajemen yang berlandaskan pada analisa dan

BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

  • Upload
    ngoanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Kerja dalam Kaitannya dengan Upaya Peningkatan Produktivitas

Produktivitas secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perbandingan

antara output per input-nya. Dengan diketahui nilai produktivitas, maka akan

diketahui pula seberapa efisien pula sumber-sumber input telah berhasil dihemat.

Analisa dan penelitian kerja, istilah ini diterjemahkan dari kata Work Study,

Work Design atau Job Design adalah suatu aktivitas yang ditujukan untuk

mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik mendapatkan rancangan sistem dan

tata kerja yang paling efektif dan efisien. Prinsip maupun teknik-teknik tersebut

diaplikasikan guna mengatur komponen-komponen kerja yang terlibat dalam sebuah

sistem kerja seperti manusia (dengan memperhatikan kelebihan maupun

keterbatasannya), bahan baku, mesin, fasilitas kerja lainnya, serta lingkunagn kerja

fisik yang ada sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja

yang tinggi yang diukur dari waktu yang dikonsumsikan, tenaga (energi) yang

diapaki serta dampak sosio-psikologis yang ditimbulkannya.

Pendekatan ke arah pemikiran pencapaian efisiensi kerja pada hakikatnya

merupakan refleksi kelanjutan dari konsep manajemen ilmiah (scientific

management) yang telah dikembangkan oleh Frederick W. Taylor. Di sini Taylor

mengembangkan satu filosofi manajemen yang berlandaskan pada analisa dan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

 

pengukuran kerja sesuai dengan metode-metode penelitian ilmiah. Dalam kaitannya

dengan konsep ini Taylor menyatakan bahwa untuk memecahkan masalah yang ada

dalam suatu kegiatan kerja tidaklah bisa diselesaikan hanya berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan secara intuitif saja, melainkan harus dilaksanakan secara

sistematis, runtut, dan berdasarkan algoritma yang mengikuti prosedur yang umum

dijumpai dalam sebuah penelitian ilmiah, sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2006) :

• Dapatkan fakta yang berkaitan dengan situasi dan kondisi kerja yang ada. Gali

semua informasi yang berkaitan dan melatar-belakangi permasalahan yang

harus diselesaikan.

• Identifikasi dam formulasikan masalah-masalah secara jelas yang harus

dipecahkan, batas (ruang lingkup) dan keterkaitannya dengan faktor-faktor

yang mungkin memberikan hubungan sebab akibat. Formulasikan pula

manfaat yang bisa diperoleh seandainya masalah tadi bisa dipecahkan.

• Pertimbangan prinsip-prinsip maupun landasan teoritis yang bersangkut-paut

dengan permasalahan yang dihadapi.

• Formulasikan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang bisa

dimungkinkan untuk diketengahkan. Selanjutnya lakukan analisa

pengambilan keputusan untuk memilih satu alternatif yang sekiranya paling

tepat. Proses pengambilan keputusan haruslah diselenggarakan melalui tata

cara yang sesuai, baik melalui eksperimen, pengujian, pengukuran dan

sebagainya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

10 

 

• Implementasikan alternatif yang dipilih dalam ruang lingkup yang kecil

terlebih dahulu, evaluasi sekali lagi dan bilamana berhasil maka bisa segera

diterapkan dalam skala yang lebih luas lagi.

Perancangan dan pengaturan komponen-komponen dalam sebuah sistem kerja

dapat dilaksanakan dengan mempertanyakan hal-hal sebagai berikut:

• Komponen manusia : bagaimanakah sebaiknya posisi kerja dari seseorang

agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien?

Apakah pelaksanaan suatu kegiatan sebaiknya dilakukan dengan posisi

jongkok, duduk, berbaring, atau telentang?

• Komponen material : Bagaimanakah cara penempatan material? Apakah

material sudah ditempatkan dalam lokasi yang mudah untuk dicari dan

dijangkau? Demikian pula apakah material yang dipergunakan sudah

dianalisia dalam hal kemudahan untuk diolah/diproses?

• Komponen mesin : Bagaimanakah dengan macam/jenis mesin yang

digunakan? Apakah sudah dipilihkan mesin dengan tingkatan teknologi yang

paling tepat (produktif)? Demikian pula apakah rancangan mesin sudah

disesuaikan dengan kelebihan maupun keterbatasan manusia yang akan

mengoperasikan?

• Komponen lingkungan fisik kerja : Bagaimanakah kondisi lingkungan kerja

tempat kegiatan kerja diselenggarakan? Bagaimanakah dengan sistem

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

11 

 

pencahayaan, temperatur, kebisingan dan sebagainya? Apakah tempat kerja

dianggap cukup aman dan nyaman?

2.2 Manfaat Pengukuran Produktivitas

Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas

mana perusahaan tersebut beroperasi, agar dapat membandingkannya dengan

produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan

produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas

industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini menjadi penting agar

perusahaan itu dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di

pasar global yang sangat kompetitif.

Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi

perusahaan, antara lain (Vincent Gaspersz, 2000) :

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat

meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber

daya itu.

2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien

melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek

meupun jangka panjang.

3. Tujuan ekonomis dan nonekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan

kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut

produktivitas.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

12 

 

4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat

dimodifikasikan kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat

produktivitas sekarang.

5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan

berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada

diantara tingkat produktivitas yang direncanakan (produktivitas ekspektasi)

dan tingkat produktivitas yang diukur (produktivitas aktual). Dalam hal ini

pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi

masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga tindakan

korektif dapat diambil.

6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang

bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas di antara organisasi

perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi

produktivitas industri pada skala nasional maupun global.

7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi

informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari

perusahaan itu.

8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif

berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus (continuous

productivity improvement).

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

13 

 

9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang

bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan

perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.

10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam

mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus

yang dilakukan dalam perusahaan itu.

11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang

untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan

meningkatkan kepuasaan kerja. Orang-orang akan lebih memberikan

perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan

produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh mereka.

2.3 Pengukuran Produktivitas pada Beberapa Fungsi atau Departemen dalam

Industri

Indikator-indikator pengukuran produktivitas dalam sistem industri masih

berada dalam tahap pengembangan, sehingga setiap jenis industri biasanya

menentukan indikator-indikator yang sesuai dengan proses kerja dan tujuan

manajemen dalam perbaikan produktivitas dari industri itu.

Beberapa indikator pengukuran produktivitas yang berhasil diidentifikasi oleh

penulis melalui berbagai sumber pustaka yang berkaitan dengan produktivitas, dapat

dipertimbangkan oleh manajemen industri untuk memasukkannya ke dalam sistem

pengukuran produktivitas dari industri itu. Setiap manajemen industri harus

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

14 

 

menetapkan secara formal sistem pengukuran produktivitas, sebelum melangkah

lebih jauh ke tahap evaluasi, perencanaan, dan peningkatan produktivitas dari sistem

industri. Untuk menjamin efektivitas program peningkatan produktivitas perusahaan,

maka pemilihan indikator-indikator pengukuran produktivitas harus disesuaikan

dengan situasi dan kondisi dari sistem industri yang ada. Hal ini sekaligus ingin

menegaskan bahwa pemilihan indikator pengukuran produktivitas harus mengacu

pada kebutuhan langsung dari perusahaan berkaitan dengan tujuan perbaikan

produktivitas dari perusahaan itu. Berikut adalah contoh pengukuran produktivitas

pada beberapa fungsi atau departemen dalam industry (Vincent Gaspersz, 2000).

1. Kuantitas Produksi / Kuantitas Penggunaan Tenaga Kerja

2. Kuantitas Produksi / Kuantitas Penggunaan Material

3. Kuantitas Produksi / Kuantitas Penggunaan Energi

4. Jam Kerja Aktual / Jam Kerja Standar

5. Jam Kerja Tidak Langsung / Jam Kerja Langsung

6. Jam Kerja Setup Produksi / Jam Kerja Aktual Produksi

7. Kuantitas Unit Yang Diterima / Kuatitas Unit Yang Diinspeksi

8. Jumlah Lot Yang Diterima Pelanggan / Jumlah Lot Yang Diserahkan

9. Kuantitas Produksi Berdasarkan Jadwal (Rencana Produksi) / Kuantitas

Produksi Aktual

10. Cycle Time Proses Aktual / Cycle Time Proses Standar

11. Kekurangan Inventori / Tambahan Inventori

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

15 

 

12. Banyaknya Personel Yang Ditransfer Atau Keluar / Banyaknya Personel

Bagian Produksi

13. Lini Produksi Yang Telah Menerapkan Just-In-Time (Jit) / Total Lini

Produksi

14. Kuantitas Produk Dalam Proses (Wip) / Kuantitas Produk Aktual

15. Tingkat Pemborosan Aktual / Tingkat Pemborosan Yang Direncanakan

16. Kuantitas Material Yang Diterima / Kuantitas Material Yang Diperiksa

17. Biaya-Biaya Kualitas / Nilai Total Penjualan

18. Ongkos-Ongkos Scrap / Tambahan Material Dan Tenaga Kerja Untuk

Produksi

19. Total Jam Untuk Menunggu / Total Jam Kerja Langsung

20. Nilai Total Penjualan / Nilai Inventori

21. Ongkos Untuk Perbaikan Dalam Masa Jaminan / Nilai Total Penjualan

22. Jam Tenaga Kerja Dalam Laporan Yang Ditolak / Jam Tenaga Kerja Yang

Dilaporkan

23. Dan Lain-Lain, Dapat Dikembangkan Sesuai Dengan Kebutuhan Bagian

Produksi

2.4 Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Rasio Output

per Input

Model pengukuran produktivitas yang paling sederhana adalah pendekatan

rasio output/input.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

16 

 

Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio output/input akan

mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas, yaitu: (1) produktivitas parsial,

(2) produktivitas faktor-total, dan (3) produktivitas total.

Produktivitas parsial sering disebut juga sebagai produktivitas faktor tunggal

(single-factor productivity) merupakan rasio dari output terhadap salah satu jenis

input. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas

parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input

tenaga kerja. Produktivitas modal diukur berdasarkan rasio output terhadap input

modal. Produktivitas material diukur berdasarkan rasio output terhadap input

material. Produktivitas energi diukur berdasarkan rasio output terhadap input energi.

Dan lain-lain!

Produktivitas faktor-faktor merupakan rasio dari output bersih terhadap

banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Output bersih (net output)

adalah output total dikurangi dengan barang-barang dan jasa antara (input antara)

yang digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan definisi di atas, jenis input yang

dipergunakan dalam pengukuran produktivitas faktor-total hanya faktor tenaga kerja

dan modal.

Produktivitas total merupakan rasio dari output total terhadap intput total

(semua input yang digunakan dalam proses produksi). Berdasarkan definisi ini

tampak bahwa ukuran produktivitas total merefleksikan dampak penggunaan semua

input secara bersama dalam memproduksi output.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

17 

 

Pengukuran produktivitas parsial, produktivitas faktor-total, maupun

produktivitas total dapat menggunakan satuan fisik dari output dan input (ukuran

berat, panjang, isi, dan lain-lain), atau satuan moneter dari output dan input (Dollar,

Rupiah, dan lain-lain).

Sebelum membahas lebih jauh tentang penggunaan rasio output/input dalam

mengukur produktivitas, perlu dikemukakan bahwa definisi tentang produktivitas

parsial, produktivitas faktor-total, dan produktivitas total yang dikemukakan dalam

buku ini terutama ditinjau dari segi pendekatan teknik dan manajemen industri.

Dengan demikian definisi berbeda tentang ukuran produktivitas dapat saja diajukan

oleh pihak lain seperti ahli-ahli ekonomi, akuntansi, keuangan, sosial, politik, dan

lain-lain. Sebagai contoh, Petros C. Christofi (1988) yang merupakan seorang ahli

administrasi dan bisnis menggolongkan produktivitas berdasarkan pendekatan rasio

output/input ke dalam dua jenis ukuran produktivitas, yaitu: (1) produktivitas faktor

tunggal dan (2) produktivitas multi-faktor. Produktivitas faktor-tunggal merupakan

produktivitas parsial seperti yang didefinisikan berdasarkan pendekatan teknik dan

manajemen industri di atas, sedangkan produktivitas multi-faktor serupa dengan

produktivitas total yang merupakan rasio antara output total terhadap input total.

Meskipun setiap orang dapat mengajukan definisi yang berbeda tentang

produktivitas, namun definisi itu harus mengaitkan produktivitas secara langsung

dengan aspek-aspek kualitas, efektivitas, dan efisiensi. Dalam hal ini produktivitas

harus didefinisikan sebagai rasio antara efektivitas pencapaian tujuan pada tingkat

kualitas tertentu (ouput) dan efisiensi penggunaan sumber-sumber daya (input).

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

18 

 

Dengan demikian sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada sistem apa saja,

terlebih dahulu dirumuskan secara jelas output apa yang diharapkan dari sistem itu

dan sumber-sumber daya (input) apa saja yang akan dipergunakan dalam proses

sistem tersebut untuk menghasilkan output itu. Dengan demikian pengukuran

produktivitas harus mampu mencerminkan performansi dari sistem itu berkaitan

dengan transformasi nilai tambah dari input menjadi output.

Contoh Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Pendekatan Rasio Output /

Input:

PT ABC mempunyai data tentang output yang dihasilkan dan input yang

dipergunakan (diukur dalam satuan moneter, juta Rupiah) selama tahun 1997, sebagai

berikut:

Output:

• Ouput Total (Nilai Produksi) = 1500

Input:

• Input Tenaga Kerja (Upah Dan Gaji) = 200

• Input Material (Bahan Baku) = 200

• Input Modal = 300

• Input Energi (Bahan Bakar) = 100

• Input Lain-Lain = 100

Input Total = 900

Pengukuran Produktivitas PT ABC Tahun 1997:

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

19 

 

1. Produktivitas Parsial:

• Produktivitas Tenaga Kerja = (Output / Tenaga Kerja) =15000/200= 7,50

• Produktivitas Material = (Output / Input Material) =15000/200= 7,50

• Produktivitas Modal = (Output / Input Modal) =15000/300= 5,00

• Produktivitas Energi = (Output / Input Energi) =15000/100=15,0

• Produktivitas Input Lain = (Output / Input Lain) =15000/100= 15,0

Nilai-nilai produktivitas parsial di atas menunjukkan hasil yang diperoleh

apabila kita menggunakan satu unit input pasrsial itu. Sebagai misal, nilai

produktivitas tenaga kerja adalah 7,50 menunjukkan bahwa setiap penggunaan input

tenaga kerja sebesar Rp 1 juta akan menghasilkan output sebesar Rp 7,50 juta,

demikian pula nilai-nilai produktivitas yang lain dapat diinterpretasikan dengan cara

yang sama. (Catatan: unit pengukuran output dan input dalam contoh di atas adalah

dalam jutaan rupiah) (Vincent Gaspersz, 2000).

2.5 Waktu siklus

Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh

pekerja atau oleh operator serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik waktu setiap

elemen maupun waktu siklus, dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan

(Madyana, 1996).

Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka ada beberapa langkah yang perlu

dilakukan, yaitu (Sutalaksana, 1979) :

a. Penetapan tujuan pengukuran

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

20 

 

Dalam pengukuran waktu,hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah

untuk apa hasil pengukuran akan digunakan dalam kaitannya dengan proses

produksi.

b. Melakukan pengukuran pendahuluan

Tujuan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali

pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan kepercayaan

yang diinginkan. Untuk mengetahui berapa kali pengukuran pendahuluan harus

dilakukan, diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan.

c. Memilih operator

Operator yang dipilih harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar

pengukuran dapat berjalan baik dan hasilnya dapat diandalkan. Syarat-syarat

tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerjasama. Operator

yang dipilih adalah orang yang pada saat dilakukan pengukuran mau bekerja

secara wajar. Operator harus dapat bekerja secara wajar tanpa canggung

walaupun dirinya sedang diukur dan pengukur berada didekatnya.

d. Pengukuran dan pencatatan waktu kerja

Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja

dengan jam henti, yaitu (Wignjosoebroto, 2006):

1) Continuous Timing

Pada metode ini pembacaan jam henti dilakukan pada setiap akhir elemen

gerakan atau elemen kerja, tanpa mematikan jam henti. Waktu kerja dari

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

21 

 

masing-masing elemen ditentukan dari selisih pembacaan elemen terdahulu

dengan elemen berikutnya.

2) Repetitive Timing

Pembacaan jam henti dilakukan pada setiap akhir elemen.

3) Accumulative Timing

Jika digunakan metode ini maka harus disediakan dua jam henti yang

terhubung satu sama lain secara mekanis. Jika jam yang satu hidup,maka jam

yang lain mati. Pembacaan dilakukan secara bergantian, begitu elemen yang

diamati selesai.

e. Pengujian keseragaman data

Data dikatakan seragam apabila tidak ada datum yang berada di bawah LCL

ataupun di atas UCL. Data diuji keseragaman dengan peta kontrol dan dianggap

seragam jika tidak mengandung outliers atau data di luar batas kendali (Anonim ,

2006).

Hitung standar deviasi        2

_

1)(

)1(1 xx

n

n

ii −−

= ∑=

σ  

Hitung batas atas UCL = _x + 3

Hitung batas bawah LCL = _x – 3  

f. Pengujian kecukupan data

Menurut Ralph M. Barnes (1980), formula untuk menentukan jumlah sampel

minimal dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dan ketelitian. Angka yang paling

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

22 

 

umum dan sering digunakan adalah tingkat kepercayaan 95% dan tingkat

ketelitian 5%. Angka tersebut berarti dalam jangka panjang jika pendugaan di

atas dilakukan berulang kali dengan cara yang sama maka parameter populasi

akan tercakup dalam interval 95% dari keseluruhan data, atau akan ditolerir

kesalahan duga (error of estimation) sebesar 5%.

222 )(/

'⎥⎥

⎢⎢

⎡ −=

∑∑ ∑

XiXiXiNsk

N  

Dimana :

Xi = waktu pengamatan dari setiap elemen kerja untuk masing-masing siklus

yang diukur.

k = angka deviasi standar untuk yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan

yang diambil, dimana:

- 90% tingkat keyakinan : k = 1,65

- 95% tingkat keyakinan : k = 2,00

- 99% tingkat keyakinan : k = 3,00

s = derajat ketelitian dari data Xi yang dikehendaki, yang menunjukan maksimum

prosentase penyimpangan yang bisa diterima dari nilai Xi yang sebenarnya.

N = jumlah siklus pengamatan atau pengukuran awal yang telah dilakukan untuk

elemen kegiatan tertentu yang dipilih.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

23 

 

N’ = jumlah siklus pengamatan atau pengukuran yang seharusnya dilaksanakan

agar dapat diperoleh prosentase kesalahan (error) minimum dalam

mengestimasikan Xi yaitu sebesar s.

2.6 Bunyi Ribut (Noise)

Bunyi ribut/bising perlu dipertimbangkan karena dapat mengganggu

kenyamanan kerja, merusak pendengaran pekerja dan menimbulkan komunikasi yang

salah. Dalam hal ini bunyi ribut/bising sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak

diinginkan. Suara-suara atau bunyi ini sering diakibatkan oleh suatu mesin. Suara

yang terus-menerus atau berulang-ulang dapat merusak pendengaran. Oleh karena itu

perlu adanya sistem pengaturan atau pengurangan suara-suara tersebut. Tujuan

pengaturan suara atau bunyi ribut ini adalah untuk menjaga kelancaran pekerjaan

pegawai dan melindungi pendengaran pegawai.

Suara/bunyi merupakan suatu getaran dari pendengaran sebagai akibat dari

rangsangan syaraf pendengaran dan pusat pendengaran di otak. Getaran-getaran ini

dipindah-pindahkan melalui alat perantara seperti udara atau air, perubahan dalam

tekanan udara, dan lain-lain (Madyana, 1996).

2.6.1 Pengukuran Suara atau Bunyi Ribut

Batas maksimum kemampuan telinga untuk mendengarkan suara bising

adalah berkisar antara 7 sampai 20.000 cycles/second getar suara. Satuan ukuran yang

digunakan untuk mengukur suara atau bunyi adalah bel atau decibel. Satu decibel

sama dengan 1/10 bel. Sebenarnya decibel adalah suatu istilah yang relatif digunakan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

24 

 

untuk menyatakan logaritma dari perbandingan antara dua kekuatan suara atau bunyi,

yaitu intensitas atau tekanannya.

Kerusakan atau kehilangan pendengaran dapat diakibatkan oleh suatu

kecelakaan ataupun kebisingan atau keributan secara terus-menerus. Belum ada suatu

nilai/tetapan untuk batas kebisingan yang dapat merusak pendengaran kita.

2.6.2 Pengaturan Suara

Bagi pimpinan perusahaan/pabrik, tujuan dari pengendalian atau pengaturan

suara atau bunyi, disamping untuk menghemat uang yang dikeluarkan untuk

pengaturan ini, adalah untuk menjaga agar pendengaran buruh atau pegawai tetap

baik. Tingkat kebisingan atau keributan yang tinggi dapat menyebabkan komunikasi

menjadi terhambat, jelek, dan tidak efektif.

Banyak orang yang berpendapat bahwa produktivitas dari para karyawan atau

pegawai akan meningkat ketika mereka bekerja dalam keadaan yang tidak terlalu

bising. Namun hal tersebut perlu peninjauan secara ilmiah lebih lanjut. Selain untuk

memperbaiki hubungan dengan masyarakat sekitarnya, pengaturan suara bising/ribut

dari pabrik sangat perlu diperhatikan.

Dengan adanya pengaturan suara ini, maka suara-suara akan relatif lebih pelan

karena setiap pabrik menyusun suatu kombinasi yang terpisah dari faktor-faktor yang

dibutuhkan untuk melakukan hal-hal tersebut. Suara atau bunyi ribut dalam suatu

pabrik dapat dikurangi dengan suatu tindakan atau kombinasi dari beberapa tindakan

berikut, yaitu:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

25 

 

1. Mengurangi intensitas dari bunyi atau suara itu pada sumbernya dengan

mengadakan perubahan atau modifikasi mesin-mesin secara mekanis.

2. Mencegah penyebaran atau meluasnya suara ribut tersebut dengan

mengisolasi atau mengurungnya atau menutup rapat keributan-keributan

tersebut.

3. Menghindari adanya alunan suara yang memantul dengan jalan menyerap

(absorb) suara itu dengan bahan-bahan penyerap suara seperti rock-wool atau

fiber-glass.

Untuk hal ini kita mengunginkan agar suara-suara ribut yang ada dapat

dihilangkan atau dieliminasi. Akan tetapi dalam banyak hal tindakan ini tidak

mungkin atau tidak dapat dilakukan. Dalam beberapa hal, banyak pabrik mengisolasi

suara ini dengan membangun dinding di sekitar mesin yang menimbulkan suara

tersebut untuk mengurungnya.

2.7 Diagram Sebab-Akibat

Diagram Sebab-Akibat dikenal dengan istilah lain Diagram Tulang Ikan

(Fish-bone Diagram) dan diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof. Kouru Ishikawa

pada tahun 1943. Diagram ini berguna intuk menganalisa dan menemukan faktor-

faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam menentukan karakterisktik

kualitas output kerja. Disamping juga untuk mencari penyebab-penyebab yang

sesungguhnya dari suatu masalah. Dalam hal ini metofe brainstorming (Metode

sumbang saran) akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

26 

 

terjadinya penyimpangan kerja secara detail. Ada 4 prinsip sumbang saran yang biasa

diperhatikan, yaitu (Wignjosoebroto, 2006) :

1. Jangan melarang seseorang untuk berbicara

2. Jangan mengkritik pendapat orang lain

3. Semakin banyak pendapat, maka hasil akhri semakin baik

4. Ambillah manfaat dari idea tau pendapat orang lain

Untuk mencari faktor-fakotr penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil

kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab utama yang

signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Manusia (Man)

2. Metode Kerja (Work Method)

3. Mesin atau peralatan kerja lainnya (Machine atau Equipment)

4. Bahan baku (Raw Material)

5. Lingkungan kerja (Work Environment)

Digram sebab-akibat ini sangat bermanfaat untuk mencari faktor-faktor

penyebab sedatail-detailnya dan mencari hubungannya dengan penyimpangan

kualitas kerja yang ditimbulkannya. Untuk ini langkah dasar yang harus dilakukan

didalam membuat diagram sebab-akibat dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tetapkan karakteristik kualitas yang akan dianalisis. Karakteristik kuslitas

adalah kondisi yang ingin diperbaiki dan dikendalikan. Usahakan adanya

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

27 

 

tolak ukur yang jelas dari permasalahan tersebut sehingga perbandingan

sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilakukan.

2. Tulis faktor-faktor penyebab utama yang diperkirakan meru[pakan sumber

terjadinya penyimpangan atau yang mempunyai akibat pada permasalahan

yang ada. Faktor-faktor penyebab ini biasanya akan berkisar pada faktor 4 M

1 E.

3. Cari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih terperinci yang secara nyata

berpengaruh atau mempunyai akibat pada faktor-faktor penyebab utama

tersebut.

4. CHECK! Apakah semua items yang berkaitan dengan karakteristik kualitas

output sudfah kita cantumkan dalam diagram?

5. Carilah faktor-faktor penyebab yang paling dominan! Dari diagram yang

sudah lengkap, dibuat pada langkah 3, dicari faktor-faktor penyebab yang

dominan.

2.8 Pengembangan Konsep (Proses Awal Hingga Akhir)

Enam fase dalam proses pengembangan secara umum adalah (Karl T. Ulrich,

2001) :

a) Perencanaan : Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai ‘zerofase’ karena

kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran

pengembangan produk actual.

b) Pengembangan Konsep : Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target

diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

28 

 

satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan

biasanya dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk

pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek. Buku ini mempresentasikan

beberapa metode secara detail untuk fase pengembangan konsep. Kami

mengembangkan fase-fase ini menjadi kegiatan-kegiatan dasarnya pada bagian-

bagian berikutnya.

c) Perancangan Tingkatan Sistem : Fase perancangan tingkatan system mencakup

definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta

komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk system produksi biasanya

didefinisikan selama fase ini. Output pada fase ini biasanya mencakup tata letak

bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta

diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir.

d) Perancangan Detail : Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari

bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk

dan identifkasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana

proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat

dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk

produk misalnya,gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan

peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dibeli, serta

rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00618-tias bab 2.pdf · Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan

29 

 

e) Pengujian dan perbaikan : Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi

dan evaluasi dari bermacam-macam versi produk awal. Prototype awal biasanya

dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis

material pada produksi sesungguhnya. Prototype awal diuji untuk menentukan

apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah produk

memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen utama. Prototype berikutnya biasanya

dibuat dengan menggunakan komponen-komponen yang dibutuhkan pada

produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti

pada perakitan sesungguhnya. Prototype berikutnya dievaluasi secara internal dan

juga diuji oleh konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran dari

Prototype berikutnya biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai

kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-

perubahan scara teknik untuk produk akhir.

f) Produksi awal : pada fase produksi awal, produk dibuat dengan

menggunakan system produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini

adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang

mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang

dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan

pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-

kekurangan yang timbul. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi

sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa

peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.