Upload
truongnga
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut McLeod (2004, P9), Sistem adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut O’Brien (2005, P29) sistem didefinisikan sebagai sekumpulan
komponen yang saling terhubung dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama
dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur/terorganisir.
Jadi, dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terintegrasi, dan berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan dalam menyelesaikan suatu sasaran
tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2004, P12), Informasi adalah data yang telah diproses atau
data yang memiliki arti.
Menurut Laudon dalam bukunya yang berjudul Essentials of Management
Information Systems (2003, P7), informasi adalah data yang telah mengalami perubahan
menjadi suatu bentuk yang lebih berarti atau berharga dan berguna untuk kebutuhan
pemakai.
8
Sedangkan menurut Turban, Rainer, dan Potter dalam bukunya yang berjudul
Introduction to Information Technology (2001, P17), informasi adalah kumpulan fakta-
fakta (data) yang terorganisir dalam beberapa cara sehingga berarti bagi penerima.
Jadi, dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang diolah menjadi lebih berguna dan lebih bermanfaat bagi yang menggunakannya.
Setiap Informasi memiliki kadar kualitas yang bergantung pada : keakuratan, ketepatan
waktu, kelengkapan, reabilitas dan relevansinya.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, P5), sistem informasi adalah kombinasi yang
diorganisasi oleh manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
jaringan komunikasi, sumber-sumber data yang dikumpulkan, dibentuk dan informasi
yang disebarkan dalam organisasi.
Menurut Laudon (2003, P7), sistem informasi adalah komponen-komponen
yang saling terhubung yang bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan penyebaran informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, dan mengontrol atau mengendalikan suatu organisasi.
Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2001, P17), sistem informasi adalah
mengambil/mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan
informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Jadi, dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah suatu komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses,
menganalisis, sehingga dapat menghasilkan informasi bagi suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Sistem informasi dapat membantu para manager dan
9
karyawan dalam menganalisis masalah, menyederhanakan subjek yang kompleks dan
menciptakan suatu produk yang baru.
2.2 Geografi
2.2.1 Pengertian Geografi
Menurut Richthoffen (Prahasta, 2005, P12), geografi adalah ilmu yang
mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area
yang berada di permukaan bumi.
Kata geografi berasal dari kata geographika dari bahasa yunani yang
dikemukakan oleh Eratosthenes sekitar abad ke-1 SM. Asal katanya adalah Geo yang
berarti Bumi dan graphika yang berarti tulisan atau lukisan. Berdasarkan asal katanya,
geografi dapat diartikan sebagai tulisan mengenai Bumi atau lukisan tentang Bumi.
Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal-balik antara keduanya.
Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan permukaan bumi ialah
tempat mahkluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan dan udara atau lapisan
udara.
2.2.2 Pengertian Peta
Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa suatu
gambaran mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topologi), penyebaran penduduk,
jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta
digambarkan dalam skala tertentu dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan yang
dapat dilihat dari atas. Peta haruslah mewakili sebagian atau seluruh permukaan Bumi
10
sehingga fenomena yang ditampilkan harus benar-benar akurat sesuai dengan data
dilapangan (yang sebenarnya). Ilmu pengetahuan yang mempelajari peta adalah
Kartografi.
Sedangkan menurut Burrough, peta adalah sekumpulan titik, garis, area yang
digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem
koordinat, dan peta biasanya direpresentasikan dalam bentuk 2 dimensi, tapi tidak
tertutup kemungkinan direpresentasikan dalam bentuk 3 dimensi.
2.2.3 Jenis Peta
Ada beberapa jenis peta yang ditinjau dari berbagai aspek, yaitu tujuan,
kegunaan, dan skalanya.
a. Berdasarkan tujuan
1) Peta Umum
Peta yang melukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum.
Kenampakan-kenampakan tersebut adalah keadaan alam atau daerah dengan
berbagai bentuk permukaan bumi, yaitu gunung, daratan, lembah, sungai dan
sebagainya yang merupakan suatu kesatuan. Contohnya Peta Dunia.
2) Peta Khusus atau Tematik
Peta yang memuat informasi geografi tentang fenomena alam dan sosial
budaya pada ruang dan waktu tertentu. Contohnya Peta Iklim.
11
b. Berdasarkan kegunaannya
1) Peta Referensi Umum
Peta yang digunakan mengidentifikasi dan verifikasi macam-macam bentuk
geografi termasuk fitur tanah, perkotaan, jalan dan lain sebagainya
2) Peta Mobilitas
Peta ini digunakan untuk membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari
satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan
udara.
3) Peta Tematik
Peta yang menunjukkan penyebaran dari suatu objek tertentu seperti
populasi, curah hujan dan sumber daya alam.
4) Peta Inventaris
Peta yang menunjukkan lokasi dari fitur-fitur khusus misalnya posisi gedung
di suatu wilayah.
c. Berdasarkan skala
1) Skala Besar : Berskala antara 1 : 100 – 1 : 250.000
2) Skala Sedang : Berskala antara 1 : 250.000 – 1 : 1.000.000
3) Skala Kecil : Berskala antara lebih dari 1 : 1.000.000
2.2.4 Penggunaan Peta
Peta pada umumnya digunakan untuk mengetahui berbagai kenampakan pada
suatu wilayah yang dipetakan, yakni :
a. Memperlihatkan posisi suatu tempat dipermukaan bumi
b. Mengukur luas dan jarak suatu daerah di permukaan bumi berdasarkan skala dan
ukuran peta
12
c. Memperlihatkan bentuk suatu daerah yang sesungguhnya dengan skala tertentu
d. Menghimpun data suatu daerah yang disajikan dalam bentuk peta.
Sedangkan peta khusus digunakan untuk tujuan tertentu yang menonjolkan satu jenis
data saja. Misalnya : Peta Curah Hujan, Peta Iklim, Peta Penyebaran Penduduk dan
sebagainya.
2.2.5 Syarat-syarat Peta
Peta yang ideal mempunyai luas, bentuk, arah dan jarak yang benar. Peta yang
baik dan lengkap harus mencantumkan :
1. Judul Peta
Judul peta merupakan identitas yang menggambarkan isi dan jenis peta. Karena
itu, judul peta harus ditulis sesuai dengan jenis informasi yang disampaikan
dalam peta tersebut. Judul peta harus diletakkan di atas tengah. Contoh : Peta
Sulawesi Utara.
2. Tahun Pembuatan
Tahun pembuatan peta diletakkan di kanan bawah atau kiri bawah. Tahun
pembuatan peta penting untuk memastikan bahwa peta tersebut masih relevan
dan masih baik untuk digunakan.
3. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya
dipermukaan bumi. Ada 3 macam skala peta, yaitu :
a. Skala numerik
i. Contoh: 1 : 100000, artinya 1 Cm pada peta sama dengan 100000
Cm pada permukaan bumi.
13
b. Skala verbal atau skala kalimat
i. Contoh: 1 inch : 1 mil
c. Skala garis atau skala grafik
i. Skala pada peta berupa garis yang menunjukkan jarak
sesungguhnya pada permukaan bumi.
4. Petunjuk Arah (mata angin)
Setiap pembuatan peta harus dicantumkan mata angin sebagai penunjuk arah dari
daerah atau wilayah yang dipetakan. Pembuatan mata angin harus
memperhatikan hal-hal berikut :
i. Umumnya arah utara peta berada di sisi atas peta.
ii. Petunjuk arah ditempatkan pada bagian kosong agar tidak
mengganggu peta induk.
5. Legenda
Informasi pada peta cenderung banyak dan padat, sehingga tidak dimungkinkan
semua data dibubuhi keterangan secara rinci. Karena itu, keterangan pada peta
dibuat berupa simbol-simbol. Keterangan berupa simbol ini pada peta dinamakan
legenda. Ada 2 macam simbol pada peta :
a. Simbol Kualitatif
Digunakan untuk melukiskan bentuk-bentuk dipermukaan bumi. Simbol
kualitatif meliputi simbol titik, simbol garis, dan simbol warna.
b. Simbol Kuantitatif
Digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang diwakili, misalnya
untuk menggambarkan jumlah penduduk di daerah tertentu. Contoh :
1. ● : 1000 jiwa
14
2. ●● : 2000 jiwa
3. ●●● : 3000 jiwa
6. Sumber Peta
Merupakan keterangan tentang asal data atau informasi yang ada dalam peta.
Sumber peta dapat berasal dari instansi atau lembaga yang berwenang dan
melalui survei lapangan.
2.3 Sistem Informasi Geografi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Menurut Prahasta (2005, P49) sistem informasi geografi merupakan suatu
kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan
dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi.
Sistem Informasi Geografi merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang
relatif masih baru. Berikut ini merupakan beberapa definisi dari SIG yang telah beredar
di berbagai pustaka :
1. SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia,
organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisa, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di
permukaan bumi.
2. SIG merupakan sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. SIG adalah sistem
basisdata dengan kemampuan-kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara
geografi berikut sekumpulan operasi-operasi yang mengelola data tersebut.
15
3. SIG merupakan sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
tereferensi secara spasial atau koordinat geografi. SIG adalah basis data dengan
kemampuan-kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara geografi berikut
sekumpulan operasi-operasi yang mengelola data tersebut.
2.3.2 Subsistem Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografi dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem
(Prahasta, 2005, P56), yaitu :
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam
mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang dapat digunakan oleh
sistem informasi geografi.
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian
basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel,
grafik, peta, dan lain-lain.
3. Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam
sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan
diperbaiki.
4. Data Manipulation and Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem
informasi geografi. Selain itu, subsistem ini juga melakukan SIG merupakan sistem
16
informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terreferensi secara spasial
atau koordinat geografi. SIG adalah basis data dengan kemampuan-kemampuan
khusus untuk data yang terreferensi secara geografi berikut sekumpulan operasi-
operasi yang mengelola data tersebut. Manipulasi dan pemodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan. Uraian dari subsistem-subsistem tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG
17
2.3.3 Komponen Sistem Informasi Geografi
Komponen-komponen SIG terdiri dari :
1. Perangkat keras (hardware)
SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan memproses data. SIG
dengan skala yang kecil membutuhkan PC (Personal Computer) yang kecil untuk
menjalankannya, namun ketika sistem menjadi besar dibutuhkan komputer yang
lebih besar serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple
user. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG memiliki spesifikasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Ini dikarenakan penyimpanan
data yang digunakan dalam SIG baik data raster maupun data vektor membutuhkan
ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori yang besar
dan processor yang cepat. Selain itu diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta
ke dalam bentuk digital.
2. Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak dalam SIG haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk
melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografi. Dengan
demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG adalah:
a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografi.
b. Sistem Manajemen Basis Data.
c. Tool yang mendukung query geografi, analisis dan visualisasi.
d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool
geografi. Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan,
diantaranya adalah Map Info, Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih
banyak lainnya.
18
3. Data
Menurut McLeod (2004, P12), data merupakan fakta-fakta dan angka-angka yang
relatif tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan Laudon (2003, P8) mendeskripsikan
data sebagai berkas-berkas fakta yang masih mentah yang menggambarkan kejadian-
kejadian yang terjadi di dalam perusahaan/organisasi atau di lingkungan fisik
sebelum di susun dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh pemakai.
Jenis data yang digunakan dalam sistem informasi
geografi adalah data spasial (peta) dan data non-spasial(keterangan/atribut).
Perbedaan antara 2 jenis data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data Spasial
Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang dan
dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial, yaitu :
1) Titik
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek.
Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta
dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-
simbol. Titik dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang
ditentukan, misalnya : letak bangunan, kota, dan lain-lain.
2) Garis
Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik
dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-
batas poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik,
saluran buangan, jalan, sungai, dan lain sebagainya.
19
3) Poligon
Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Suatu
danau, batas propinsi, batas kota, batas-batas persil tanah milik adalah tipe-
tipe entity yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu
poligon paling sedikit dibatasi oleh 3 garis yang saling terhubung diantara
ketiga titik tersebut.
Gambar 2.2 Komponen data Spasial
b. Data Non-spasial (atribut)
Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang
dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan
dengan posisi geografi. Contoh : data atribut suatu sekolah berupa jumlah murid,
jurusan, jenis kelamin, agama, beserta atribut-atribut lainnya yang masih
mungkin dimiliki dan diperlukan. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif
dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe,
klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain,
misalnya sekolah, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara
kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau
tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik
20
tertentu. Contohnya, populasi atau jumlah siswa di suatu sekolah 500-600 siswa,
berprestasi, jurusan, dan sebagainya.
4. Metode
Untuk menghasilkan SIG sesuai dengan yang diinginkan, maka SIG harus
direncanakan dengan matang dengan menggunakan metologi yang benar. SIG yang
baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata,
yaitu metode, model dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap
permasalahan.
5. Manusia
Teknologi SIG tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan
membangun perencanaan untuk diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya
manusia sangat diperlukan untuk mendefinisikan, menganalisa, mengoperasikan
serta menyimpulkan masalah yang sedang dihadapi dalam pembuatan SIG. Pemakai
pada SIG terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang
mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG
untuk membantu pekerjaan sehari-hari.
2.4 Model Data Spasial dalam SIG
Data Spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai raster atau vektor.
Berikut ini merupakan perbedaan dari kedua model data.(Prahasta, 2005, P146)
2.4.1 Model Data Raster
Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap
21
sel pada grid memiliki bentuk dan ukuran yang sama dan masing-masing diidentifikasi
oleh koordinat lokasi sebagai nilai dalam model raster. Akurasi model data ini sangat
bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi. Dengan
model ini, dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen.
Dengan demikian, secara konseptual model data raster merupakan model data spasial
yang paling sederhana.
2.4.2 Model Data Vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan titik-titik, garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya.
Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam sistem model data vektor
didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Dalam vektor, titik
pmerupakan blok pembangun dasar dalam membangun entity spasial. Dan garis-garis
atau kurva (busur atau arc) merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan.
Sedangkan luasan atau poligon disimpan sebagai sekumpulan data titik-titik tetapi
dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir polygon memiliki nilai koordinat yang
sama.
2.5 Basis Data
2.5.1 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly (2005, p15) basis data adalah kumpulan bersama dari data-
data logikal yang saling terkait, dan deskripsi dari data tersebut, dibuat untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari suatu organisasi. (Basis Data, menurut McLeod, adalah
kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan berdasarkan suatu cara
yang memudahkan pengambilan kembali. Basis Data merupakan sebuah gudang data
22
tunggal dan besar yang di-sharing dan dapat digunakan secara simultan oleh banyak
departemen dan banyak user).
2.5.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Menurut Connolly (2005, p16) DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak
yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara dan mengontrol
akses ke basis data. Sebuah DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berupa :
1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis data,
misalnya jenis data, struktur data, dan batasan-batasan pada data yang hendak
disimpan dalam basis data.
2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk memasukkan,
meng-update, menghapus dan me-retrieve data dari basis data.
3. Akses terkontrol ke basis data, contohnya :
a. sistem keamanan yang mana mencegah user yang tidak berhak untuk
akses ke basis data
b. sistem terintegrasi yang mana memelihara konsistensi data yang disimpan
c. sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses bersama
terhadap basis data
d. sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan data
ke keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau
perangkat lunak
e. katalog yang dapat diakses user yang mana berisi deskripsi data dalam
basis data
23
2.5.3 Relational Database
Menurut Connolly (2005, p76) Relational Database merupakan kumpulan tabel-
tabel dimana masing-masing tabel memiliki sebuah nama yang unik. Setiap relation
memiliki properti-properti sebagai berikut :
1. Sebuah relation memiliki sebuah nama yang berbeda dari yang lainnya
2. Setiap sel pada relation hanya berisi satu nilai saja
3. Setiap atribut memiliki nama yang berbeda
4. Nilai pada sebuah atribut berasal dari nilai domain yang sama
5. Setiap tuple adalah unik, tidak ada duplikatnya
6. Urutan atribut tidaklah penting
7. Secara teori, urutan tuple juga tidaklah penting
2.5.4 Entity Relationship (E-R)
Menurut Connolly (2005, p342) Model E-R merupakan sebuah pendekatan
topdown dalam mendesain database yang dimulai dengan mengidentifikasi data-data
penting(objek-objek dasar) dari dunia nyata yang dinamakan entity dan relationship
diantara data-data yang harus direpresentasikan ke dalam model tersebut. Menurut
Silberschatz (2006, p204) ada tiga konsep dasar dalam model data E-R, yaitu :
1. Entity sets
Entity adalah ”sesuatu” atau ”objek” dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari
objek objek lainnya. Sedangkan entity sets adalah sekelompok objek dengan
property yang sama, atau attributes.
2. Relationship sets
24
Relationship adalah kaitan (asosiasi) antara beberapa entitas. Sedangkan relationship
sets adalah sekumpulan relationship yang memiliki tipe sama.
2. Attributes
Attributes merupakan properti-properti khusus dari entitas. Setiap attributes
memiliki nilai yang disebut domain. Attributes dapat dikelompokkan menjadi :
a. Simple and Composite attributes.
Simple attribute maksudnya atribut yang sederhana dan tidak dapat dapat
dibagi-bagikan ke dalam sub-sub bagian atribut lagi, sedangkan composite
attribute masih dapat dibagi-bagikan ke sub-sub atribut.
b. Single-Valued and Multi-valued attributes
Dikatakan single-valued attributes apabila sebuah atribut hanya memiliki
satu nilai, sedangkan multi-valued attributes dapat memiliki lebih dari satu
nilai.
c. Derived attributes
Derived attribute hanya digunakan pada saat diperlukan sehingga tidak
disimpan.
Model E-R merepresentasikan kendala-kendala yang mana isi dari basis data
harus sesuai. Salah satu kendalanya adalah mapping cardinalities, yang menjelaskan
jumlah entitas yang dapat diasosiasikan oleh entitas lain lewat relationship sets.
Mapping cardinalities yang mungkin terdapat dalam binari relationship sets antara
entity sets A dan B adalah :
a. One to One : Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling
banyak satu entitas di B dan sebaliknya.
25
b. One to Many : Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih
entitas di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling
banyak satu entitas di A.
c. Many to One : Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling
banyak satu entitas di B, namun entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol
atau lebih entitas di A.
d. Many to Many : Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau
lebih entitas di B, dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol
atau lebih entitas di A.
2.6 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Pressman (2000, p305) DFD atau diagram aliran data adalah sebuah
teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan
pada saat data bergerak dari input menjadi output. Bentuk dasar dari DFD dapat disebut
juga data flow graph atau bubble chart.
Pada DFD tingkat 0, disebut juga model sistem dasar atau model konteks,
merepresentasikan keseluruhan elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan
data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah masuk dan keluar secara
berurutan. Proses tambahan (bubble) dan jalur aliran informasi direpresentasikan pada
saat DFD tingkat 0 dipartisi untuk mengungkap detail lebih. Contohnya, sebuah DFD
tingkat 1 dapat berisi lima atau enam bubble dengan anak panah yang saling
menghubungkan. Setiap proses yang direpresentasikan pada tingkat 1 adalah subfungsi
dari seluruh sistem yang digambarkan di dalam model konteks.
26
DFD merepresentasikan suatu sistem, baik otomastis maupun manual melalui
gambar yang berupa jaringan grafik. Dengan DFD, seorang analis sistem dapat
memahami aliran data dalam sebuah sistem. Keuntungan memahami aliran data dalam
suatu sistem adalah :
1. Terhindar dari usaha mengimplementasikan suatu sistem yang terlalu dini. Analis
sistem perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data yang diperlukan sebelum
mengambil keputusan untuk merealisasikannya secara teknik.
2. Mengerti lebih dalam hubungan state dengan sub-sub sistem. Dengan DFD, analis
sistem dapat membedakan sistem dari lingkungannya dengan batasan-batasannya
(boundaries).
3. DFD dapat menginformasikan kepada user sistem yang berlaku dan sebagai alat
untuk berinteraksi dengan user dalam bentuk representasi.
Tingkatan-tingkatan dalam DFD :
a. Diagram Konteks
Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukkan dan keluaran dari
sistem. Pada diagram konteks hanya terdapat satu proses dan tidak ada data store.
b. Diagram Nol
Pada diagram nol terdapat data store. Diagram yang tidak rinci pada akhir nomor
diberi tanda *.
c. Diagram Rinci
Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya. Proses-proses
pada diagram ini sebaikknya tidak lebih dari 7 atau maksimum 9.
27
Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD, yaitu :
1. External Entity
Entitas eksternal menggambarkan penghasil atau pengguna informasi yang
ada di luar sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan gambar persegi.
2. Process
Proses menggambarkan sebuah transformasi informasi (fungsi) yang ada di
dalam sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan lingkaran.
3. Data Object
Data Object menggambarkan anak panah yang mengindikasikan arah dari
data flow. Dilambangkan dengan anak panah.
4. Data Store
Data Store menggambarkan tempat penyimpanan data yang digunakan oleh
satu atau lebih proses. Dilambangkan dengan 2 garis sejajar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam DFD, yaitu :
1. Antara entitas tidak boleh saling berhubungan
28
2. Diperbolehkan untuk mengambil entitas yang sama, dengan tujuan untuk
menyederhanakan pemodelan
3. Hindari dialog-dialog yang tidak perlu dalam DFD.
2.7 State Transition Diagram (STD)
Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangkaian
aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antara state, menunjukkan
bagaimana sistem bergerak dari satu state ke state yang lain dan mendokumentasikan
urutan dan prioritas dari state. STD pertama kali dikembangkan untuk membantu
merancang kompiler. (Davis and Yen, 1999, p235)
STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kelakuan sistem dalam
beberapa jenis pesan dengan proses yang komplek dan sinkronisasi kebutuhan.
Komponen utama dalam STD adalah state dan arrow yang mewakili perubahan state.
Setiap kotak persegi mewakili sebuah state dimana sistem berada. State adalah suatu
attribute atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.
STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan bagaimana
sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan bagaimana kejadian merubah
state suatu sistem.
2.8 Jalan
2.8.1 Pengertian Jalan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jalan adalah tempat untuk lalu lintas
orang, kendaraan, dan lain sebagainya. sedangkan menurut UU RI No.13 tahun 1983
mengenai jalan, jalan adalah prasarana perhubungan darat yang diperuntukkan bagi lalu
29
lintas kendaraan dan orang atau prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun
meliputi segala bentuk bagian jalan termasuk bagian pelengkap dan perlengkapan yang
diperuntukkan bagi lalu lintas. Bagian pelengkap yang dimaksudkan adalah bangunan
yang tidak dapat dipisahkan dari jalan, antara lain jembatan overpass, underpass, tempat
parkir, gorong – gorong , tembok penahan, dan saluran air jalan. Sedangkan
perlengkapan jalan adalah rambu-rambu lalu lintas, rambu – rambu jalan, tanda – tanda
jalan, pagar pengaman lalu lintas, pagar daerah milik jalan dan patok – patok daerah
milik jalan.
2.8.2 Jenis Jalan
a. Berdasarkan Fungsi
1) Jalan Ateri
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan yang masuk dibatasi secara efisien.
2) Jalan Koletor
Jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3) Jalan Lokal
Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
30
b. Jenis Jalan lainnya
1) Jalan Tol (Jalan bebas hambatan)
Jalan umum yang pemakainya dikenai kewajiban membayar tol yang disebut
tarif tol. Jalan tol hanya boleh dilalui oleh kendaraan beroda empat atau lebih.
2) Jalan lintas
Jalan yang melayani angkutan utama dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan
utama, termasuk pintu-pintu gerbang/outlet dan merupakan jaringan utama
transportasi nasional.
3) Jalan Umum
Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
4) Jalan Khusus
Jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau badan hukum atau
perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing.
5) Jalan Protokol
Jalan yang menjadi pusat keramaian lalu lintas kota.
2.9 Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
2.9.1 Pengenalan ATM
ATM (Automatic teller machine atau automated teller machine, di Indonesia
juga kadang merupakan singkatan bagi anjungan tunai mandiri) adalah sebuah alat
elektronik yang mengizinkan nasabah bank untuk mengambil uang dan mengecek
rekening tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang "teller" manusia. Banyak
ATM juga mengizinkan penyimpanan uang atau cek, transfer uang atau bahkan membeli
perangko.
31
Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah tidak asing lagi dengan nama ATM baik
melalui pendengaran maupun penglihatan, bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan
maupun dipedesaanpun sudah tidak asing lagi dengan kosa kata ATM. Dengan
perkembangan teknologi yang pesat saat ini transaksi apapun dapat dilakukan melalui
ATM, mulai dari penarikan tunai, transfer, pemindah bukuan, pembayaran tagihan,
bahkan setoran tunai maupun cetak buku dapat dilakukan di ATM. Pada mulanya mesin
pintar ini ditemukan oleh Don Wetzel, wakil presiden dari perencanaan produk pada
perusahaan Docutel.
Perusahaan Docutel ini mengembangkan peralatan penanganan bagasi secara
otomatis pada tahun 1968, Wetzel tidak sendirian tetapi bersama rekannya yaitu Tom
Barnes, Kepala Mekanik dan George Chastian, seorang insyinyur listrik. Ide awalnya
berasal dari Wetzel, ketika mengantri di bank, ia kerapkali merasa lelah karena setiap
kali berurusan dengan bank, ia harus selalu mengantri. Mereka bertiga akhirnya
menciptakan mesin ATM yang di Indonesia dikenal dengan istilah Anjungan Tunai
mandiri, mereka memerlukan dana sebesar lima juta dollar untuk mengembangkan
mesin ATM. Konsep ATM pertama kali lahir pada tahun 1968, lalu prototypenya
muncul setahun kemudian, dan akhirnya Ducotel mendaftarkannya pada Kantor paten
pada tahun 1973. ATM pertama dipasang di Chemical Bank New York, namun fakta ini
masih controversial, sebab banyak bank mengklaim sebagai pengguna mesin ATM
pertama kali, penyebutan Chemical Bank New York berdasarkan catatan yang dibuat
oleh Wetzel. ATM pertama ini bukan dipasang di lobi bank, melainkan di dinding diluar
bank yang menghadap ke jalan, untuk melindungi mesin ATM dari hujan dan sinar
matahari mesin tersebut dipasangi kanopi. Wetzel tidak pernah menyangka mesin
32
penemuannya ini akan menjadi inspirasi dan berpengaruh dalam kehidupan masyarakat
sekarang ini.
Mengenal ATM lebih dalam, komponen apa saja sih yang ada didalam ATM
tersebut sehingga mampu melayani berbagai macam transaksi, bisa jadi bagi anda yang
masih awam boleh saja membayangkan didalam ATM itu ada orang yang duduk kalau
ada yang ambil uang dihitung dulu setelah itu dikeluarkan kemudian diberi bukti
penarikan. Sebenarnya komponen ATM itu terdiri dari kotak ATM, tombol angka, layer
monitor dan kamera (optional) ini yang biasa nampak dari luar, sementara didalamnya
bisa terdiri dari satu unit computer CPU, keyboard, modem, kota uang, printer kecil dan
card reader.
Gambar 2.3 Komponen ATM
33
Setiap transaksi yang terjadi informasinya akan diterima oleh komputer
kemudian dikirimkan ke pusat data melalui sarana telekomunikasi bisa line telpon, Vsat
maupun radio, ATM ini dapat dimonitor statusnya dari pusat data sehingga dapat
diketahui apakah ATM ini sedang mati atau uangnya sudah habis.
2.9.2 Penggunaan ATM
Dengan adanya ATM ini dapat membuat kehidupan kita menjadi lebih mudah,
karena saat ini jaringan ATM sudah bisa lintas Negara bahkan lintas benua, contohnya
anda dapat melakukan transaksi penarikan uang tunai di negara manapun. Apabila anda
memegang kartu Master yang bergambar Cirrus Maestro anda bisa mengambil uang
tunai di ATM yang ada logo Cirrus Maestro, demikian juga dengan kartu Visa yang
bergambar Visa Electron anda bisa mengambil uang yang ada di ATM yang terdapat
logo Visa Electron. Pemakaian ATM di Negara-negara maju sudah sangat baik sehingga
rata-rata perhari dapat mencapai 500 – 1000 transaksi perhari.
Di Indonesia meskipun ATM sudah sangat popular hampir semua orang di
mengenal dan mendengar kata-kata ATM, tetapi tingkat penggunaannya masih belum
optimal untuk ukuran Bank besar dengan jaringan luas seperti BCA, transaksi
finansialnya sekitar 800 ribu transaksi perhari, dari sekitar 2500 ATM jadi rata-rata
transaksi di ATM hanya sekitar 320 transaksi perhari, jumlah ini sebenarnya belum
optimal apabila dibandingkan dengan biaya investasi yang dikeluarkan. Untuk rata-rata
penggunaan ATM perhari diseluruh Indonesia untuk semua bank masih kurang dari 300
transaksi perhari. Perkembangan penggunaan ATM yang belum optimal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
34
1) Faktor budaya, budaya di Indonesia yang masih menganggap transaksi face to
face atau transaksi langsung berhadapan dengan orang lebih aman sehingga
walaupun ngantri lama kalau bisa bertransaksi dengan teller rasanya lebih yakin
dan lebih aman.
2) Faktor teknologi, dengan perkembangan teknologi saat ini pelayanan transaksi
bank non teller tidak lagi bertumpu pada transaksi di ATM, sekarang ini sudah ada
fasilitas yang lebih fleksibel yaitu Mobile Banking dimana transaksi dapat
dilakukan dengan menggunakan telepon selular sehingga tidak perlu datang dan
mengantri di ATM, selain itu ada juga fasilitas Internet-Banking dimana transaksi
dapat dilakukan dari ruang kerja dengan mengakses internet.