41
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Elektronisches Service Auskunftssystem (ELSA) / Electronic Service Information System ELSA adalah sistem informasi yang digunakan oleh user pada bagian perbaikan mobil pada PT. Garuda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas emisi, penggantian spare part, penginstalasian kabel-kabel listrik pada mobil. Dengan menggunakan ELSA, masalah yang dialami oleh mobil AUDI dan VW dapat ditangani dengan baik oleh user, sehingga mengurangi kesalahan yang sering dilakukan oleh user dan memudahkan user dalam memperbaiki mobil. 2.1.2 Pengertian Electronic Service Menurut (http://www.autoepc4you.com/catalog/view/?id=302 ) electronic information system of service enterprise - dealer information base on preliminary treatment and car repairs Audi and Volkswagen contains the detailed and full description of technology of repair, service, preliminary treatment, networking, the catalogue of spare parts for guarantee replacement, e.t.c. Sistem informasi dari jasa perusahaan – informasi dealer berdasarkan perawatan awal dan perbaikan mobil Audi dan Volkswagen 12

BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Elektronisches Service Auskunftssystem (ELSA) /

Electronic Service Information System

ELSA adalah sistem informasi yang digunakan oleh user pada

bagian perbaikan mobil pada PT. Garuda Mataram Motor untuk

membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas emisi,

penggantian spare part, penginstalasian kabel-kabel listrik pada mobil.

Dengan menggunakan ELSA, masalah yang dialami oleh mobil AUDI

dan VW dapat ditangani dengan baik oleh user, sehingga mengurangi

kesalahan yang sering dilakukan oleh user dan memudahkan user dalam

memperbaiki mobil.

2.1.2 Pengertian Electronic Service

Menurut (http://www.autoepc4you.com/catalog/view/?id=302)

electronic information system of service enterprise - dealer information

base on preliminary treatment and car repairs Audi and Volkswagen

contains the detailed and full description of technology of repair,

service, preliminary treatment, networking, the catalogue of spare parts

for guarantee replacement, e.t.c.

Sistem informasi dari jasa perusahaan – informasi dealer

berdasarkan perawatan awal dan perbaikan mobil Audi dan Volkswagen

12

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

13

yang berisi informasi detail dan lengkap dari teknologi perbaikan,

pelayanan, perawatan awal, jaringan, garansi penggantian untuk catalog

suku cadang.

Berdasarkan (http://en.wikipedia.org/wiki/E-Services) E-

Services is a highly general/generic term usually referring to the

provision of services via the Internet (the prefix 'e' standing for

"electronic", as it does in many other uses). It is true Web jargon,

meaning just about anything done online.

E-services adalah definisi dari sebuah kondisi yang biasanya

mengacu kepada penyediaan jasa lewat internet ( awalan ‘e’ berarti

elektronik, seperti di pengunaannya pada kata-kata lainnya ). Ini

merupakan slogan website pada umumnya,yang berarti melakukan

aktivitas apapun melalui internet.

2.1.2 Information System

Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p.15), “Information

system is a collects, process, stores, analyzes, disseminates information

for a specific purpose. Like any other system, an information system

includes inputs (data, instructions) and outputs (reports,z9o

calculations)”.

Sistem informasi adalah kumpulan, proses, penyimpanan, analisa,

menggabungkan informasi untuk tujuan spesifik.

Berdasarkan pendapat O’Brien (2005, p.8) sistem adalah

sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

14

mencapai tujuan bersama dengan menerima input, serta menghasilkan

output dalam proses transformasi yang teratur.

Menurut Laudon dan Laudon (2002, p7) informasi adalah data

yang telah diolah dalam suatu bentuk yang berarti dan berguna bagi

manusia. Sedangkan data itu sendiri terdiri dari fakta-fakta dan angka-

angka yang relative tidak berarti bagi pemakai.

Menurut Mukhtar (1999, p4) menyimpulkan bahwa agar suatu

informasi dapat berguna harus memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

1. Reliable (dapat dipercaya)

Informasi harus bebas dari kesalahan dan harus akurat dalam

mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi.

Setiap sistem informasi harus bebas dari kesalahan dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, misalnya pada saat

mengaplikasikan sistem informasi tidak terjadi error.

2. Relevan (cocok atau sesuai)

Informasi yang relevan harus memberikan arti atau berguna kepada

pengguna. Informasi ini dapat mengurangi ketidakpastian dan bisa

meningkatkan nilai dari suatu kepastian. Setiap informasi yang

dihasilkan oleh sistem informasi harus dapat meningkatkan nilai dari

suatu kepastian yang dicari oleh user.

3. Timely (tepat waktu)

Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan (tepat waktu) dan

bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

15

4. Complete (lengkap)

Informasi yang disajikan lengkap termasuk di dalamnya data-data

yang relevan.

5. Understandable (dapat dimengerti)

Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah

dimengerti oleh user.

Berdasarkan (www.wikipedia.org/wiki/informasi) informasi

adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari

sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi

penggunanya.

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut di atas, didapatkan

indikator – indikator sebagai berikut: (1) Jaringan karena user dapat

terhubung secara online atau melalui LAN (Local Area Network) antar

sesama user dengan menggunakan sistem informasi ELSA. Untuk

memudahkan user saat melakukan proses updating dan pengiriman

klaim/masalah yang tidak ditemukan solusi dari perbaikan; (2) Lengkap

karena user dapat dengan mudah mengetahui komponen-komponen

mobil (engine, brake, transmisi, dsb) dan memperoleh informasi untuk

perawatan atau perbaikan mobil AUDI dan VW group; (3) Teknologi

perbaikan karena sistem informasi ELSA sebagai teknologi informasi

yang digunakan dibengkel untuk membantu user dalam mencari

komponen-komponen (spare part, engine, brake, dsb) dan sebagai acuan

yang dibutuhkan oleh user untuk memperbaiki mobil. Sehingga menjadi

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

16

lebih cepat, mudah, efektif dan efisien; (4) Penyediaan jasa karena user

menggunakan sistem informasi ELSA untuk untuk setiap jenis perbaikan

dan perawatan mobil AUDI dan VW group, seperti melakukan tune-up,

penggantian sparepart yang rusak, penggantian oli mesin dan sebagainya;

(5) Input (masukan) karena user memasukkan id dan password untuk

masuk ke dalam system informasi ELSA, selanjutnya memasukkan merk

mobil, jenis mobil, tahun mobil, type mobil dan kode chasis untuk

mendapatkan informasi tentang perbaikan; (6) Proses karena user dapat

melakukan updating dan dapat menambah solusi teknis kedalam

Technical sollution kedalam ELSA, yang nantinya dipergunakan oleh

semua user dalam melakukan perbaikan; (7) Output karena user membuat

laporan Final inspection check list yang berisi tentang kondisi mesin

mobil seperti battery, air radiator, minyak rem, power steering, ban,

lampu – lampu dan indikator dan sebagainya dan user melakukan print

out data-data perbaikan mobil AUDI dan VW group Yang dipergunakan

sebagai tahap akhir dalam menyelesaikan perbaikan; (8) Berarti karena

user dapat menganalisa setiap jenis kerusakan mobil AUDI seperti emisi gas

buang yang berlebih, rembesan oli mesin, air radiator bocor, dan sebagainya

dengan menggunakan ELSA sehingga customer menjadi lebih puas karena

pelayanan yang baik; (9) Berguna karena dengan menggunakan ELSA

user dapat dengan cepat mengetahui komponen-komponen (engine,

brake, transmisi, dsb) yang mengalami kerusakan dan membutuhkan

perbaikan. seperti pemborosan bensin karena kadar CO2 pada

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

17

pembuangan gas yang berlebih. Sehingga pengerjaan perbaikan mobil

dapat lebih cepat diselesaikan karena kerusakan pada mobil sudah

diketahui terlebih dahulu; (10) Bebas dari kesalahan karena user dapat

dengan mudah mengetahui komponen-komponen mobil AUDI seperti v-

belt, engine, brake, transmisi dan sebagainya yang harus segera

dilakukan perbaikan dan memerlukan perbaikan dengan menggunakan

ELSA; (11) Akurat karena dengan menggunakan ELSA user dapat

menetapkan dengan pasti jenis kerusakan mobil AUDI yang perlu

diperbaiki seperti terjadi kebocoran atau rembesan pada oli mesin,

kondisi fuel injection yang sudah harus disetting ulang, keadaan battery

energy atau aki yang sudah harus di charge atau diisi, kadar gas buang

emisi yang tinggi. Sehingga user sudah dapat mengetahui pekerjaan yang

harus user lakukan; (12) Tepat waktu karena user dapat menyelesaikan

sebelum waktu yang dibutuhkan dalam melakukan perbaikan (tune up,

penggantian sparepart dan oli, pengecekan emisi gas buang) sesuai

dengan standar waktu yang terdapat di dalam ELSA seperti pergantian oli

yang membutuhkan waktu 2 jam atau 200 time unit (dalam hitungan

waktu di ELSA), mulai dari memasukkan engine flush kedalam mesin,

pembersihan,dan penggantian sparepart. Sehingga pengerjaan perbaikan

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

2.1.4 Sintesis Variabel Electronik Service Information System

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut diatas, yang dimaksud

dengan electronic service information system adalah tipe pengerjaan yang

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

18

menggunakan teknologi dalam memperoleh suatu informasi sehingga

dapat berguna untuk perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai dan

menyediakan kebutuhan bagi konsumen. Dengan indikator yaitu (1)

lengkap (2) teknologi perbaikan (3) jaringan (4) penyediaan jasa (5) input

(6) proses (7) output (8) berarti (9) berguna (10) bebas (11) akurat dan

(12) Tepat waktu.

2.1.5 Konstruk Variabel Electronic Service Information System

Berdasarkan sintesis dari teori-teori tersebut diatas, yang

dimaksud dengan electronic service information system dalam penelitian

ini adalah suatu ukuran dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan

oleh PT. Garuda Matarm Motor yang membantu seorang mekanik dalam

memperbaiki mobil sehingga memudahkan dalam mengerjakan

pekerjaannya meliputi informasi spare parts dalam mencari bagaimana

cara untuk membuka mesin, membuka bagian Eksterior, Interior dan

bagaiman cara menginstalasi kabel- kabel pada mobil AUDI dan

sebagainya sehingga user dapat mencapai tujuan dan target yang

diinginkan perusahaan dengan indikator yaitu (1) lengkap (2) teknologi

perbaikan (3) jaringan (4)penyediaan jasa (5) input (6) proses (7) output

(8) berarti (9) berguna (10) bebas (11) akurat dan (12) tepat waktu.

2.1.6 Pengertian Kinerja

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002, p570) kinerja

adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

19

kerja.

Menurut (Endang Lestari G.Sh.MM & Drs MA . Maliki M.Ed

Komunikasi yang Efektif 2003 ,P iii) Kompetensi yang disyaratkan bagi

jabatanya yang menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun

sikap dan prilaku.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006,p67), Kinerja

( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja (http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja) adalah sebuah kata

dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan

kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.

Definisi kinerja menurut Gomes (2003, p142), penilaian prestasi

kerja dapat dilakukan berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik yaitu:

1. Quantity of work, jumlah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu

periode waktu yang ditentukan.

2. Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

ketrampilan.

4. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang

timbul.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

20

5. Cooperation, kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain.

6. Dependability, kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran

dan penyelesaian pekerjaan.

7. Initiative, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggungjawabnya.

8. Personal qualities, menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramah-tamahan dan integritas pribadi.

2.1.7 User

Menurut Raymond Mcleod (2001,p21), End User sinonim dengan

pemakai ; ia menggunakan produk akhir suatu sistem yang berbasis

komputer.

Berdasarkan (http://www.webopedia.com/TERM/S/user.html)

User An in http://www.webopedia.com/TERM/S/user.html User dividual

who uses a computer. User adalah seseorang yang menggunakan

komputer.

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut di atas, didapatkan

indikator – indikator sebagai berikut: (1) Ketrampilan karena kemampuan

yang dimiliki oleh user dalam mengoperasionalkan ELSA sesuai dengan

prosedur yang terdapat di ELSA. User juga harus memiliki pengalaman

yang cukup dalam melakukan perbaikan dan menganalisa jenis kerusakan

mobil dengan cepat, sehingga saat dalam perbaikan tidak memerlukan

waktu yang lama dan kerusakan pada mobil dapat diselesaikan dengan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

21

baik; (2) Sikap karena seorang user dituntut untuk bersikap baik, sopan,

dan ramah dalam memberikan pelayanan terhadap customer seperti user

harus membantu semua kesulitan yang dialami oleh customer dan user

harus menerima kritikan dan saran yang diberikan oleh customer guna

untuk memperbaiki pelayanan; (3) Kualitas karena user harus mencapai

standar yang diterapkan oleh perusahaan seperti proses penggantian oli

mesin yang membutuhkan waktu 2 jam atau 200 time unit (dalam

hitungan waktu pada ELSA) mulai dari mencampurkan engine flush ke

dalam oli lama, pembuangan, pembersihan, sampai pengisian oli baru

dan user harus dapat mencapai target pendapatan yang ditetapkan oleh

perusahaan sebesar Rp. 8.000.000, perbulan; (4) Kuantitas karena dengan

menggunakan sistem informasi ELSA user harus dapat menyelesaikan

perbaikan dan pemeliharaan (tune up, ganti oli, penggantian spare

part,dsb) minimal 3 mobil dalam sehari. Jika dibandingkan tanpa

menggunakan ELSA, user hanya dapat menyelesaikan pekerjaan kurang

dari 3 mobil dalam sehari; (5) Pengetahuan karena seorang user harus

memiliki pengalaman dan wawasan yang luas tentang mesin mobil.

Dengan membaca buku, majalah dan mengakses internet yang berisi

tentang dunia otomotif. Sehingga kemampuan dan keterampilan user

dapat lebih meningkat; (6) Bekerjasama karena bagaimana user dapat

berdiskusi secara horizontal antara user dengan user maupun vertikal

antara user dengan atasannya. sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

dengan baik; (7) Tanggung jawab karena user harus berjanji tidak akan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

22

membocorkan informasi ELSA kepada pihak External tanpa izin. dan

user harus menjaga kerahasiaan id dan password.

2.1.8 Sintesis Variabel Kinerja User

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut diatas, yang dimaksud

dengan Kinerja user adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh user

dalam menggunakan sistem informasi yang tersedia pada perusahaan

tersebut, agar tujuan perusahaan bisa tercapai secara maksimal. Dengan

indikator yaitu (1) keterampilan (2) sikap (3) kualitas (4) kuantitas (5)

pengetahuan (6) bekerja sama dan (7) tanggung jawab.

2.1.9 Konstruk Variabel Kinerja User

Berdasarkan sintesis dari teori-teori tersebut diatas, yang

dimaksud dengan Kinerja user adalah kemampuan kerja yang dimiliki

oleh user dalam menggunakan sistem informasi pada PT. Garuda

Mataram Motor bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serta hasil yang

diinginkan. Dengan indikator yaitu yaitu (1) keterampilan (2) sikap (3)

kualitas (4) kuantitas (5) pengetahuan (6) bekerja sama dan (7) tanggung

jawab.

2.1.10 Tabel Kisi-kisi Variabel

Tabel 2.1 Kisi – Kisi Variabel

Variabel Dimensi Indikator

(1) ELSA (1).Jaringan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

23

1. Complete (2).Lengkap

(3).Teknologi perbaikan

(4).Penyediaan jasa

(5).Input

(6).Proses

(7).Output

(8).Berarti

(9).Berguna

2. Reliable (10).Bebas dari kesalahan

3. Reliable (11).Akurat

4. Timely (12).Tepat waktu

(1).Keterampilan

(2).Sikap

(3).Kualitas

(4).Kuantitas

1. Job knowledge (5).Pengetahuan

2.Cooperation (6).Bekerjasama

(2) Kinerja User

3. Initiative (7).Tanggung Jawab

2.1.11 Kerangka Berpikir

Berdasarkan sintesis dari teori-teori tersebut diatas, yang

dimaksud dengan electronic service information system adalah suatu

ukuran dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh PT. Garuda

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

24

Matarm Motor yang membantu seorang mekanik dalam memperbaiki

mobil sehingga memudahkan dalam mengerjakan pekerjaannya meliputi

informasi spare parts dalam mencari bagaimana cara untuk membuka

mesin, membuka bagian Eksterior, Interior dan bagaiman cara

menginstalasi kabel- kabel pada mobil AUDI dan sebagainya sehingga

user dapat mencapai tujuan dan target yang diinginkan perusahaan

dengan indikator yaitu (1) lengkap (2) teknologi perbaikan (3) perawatan

awal (4) jaringan (5) penyediaan jasa (6) input (7) proses (8) output (9)

berarti (10) berguna (11) bebas (12) akurat dan (13) tepat waktu

Berdasarkan sintesis dari teori-teori tersebut diatas, yang

dimaksud dengan Kinerja user adalah kemampuan kerja yang dimiliki

oleh user dalam menggunakan sistem informasi pada PT. Garuda

Mataram Motor bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serta hasil yang

diinginkan. Dengan indikator yaitu yaitu (1) keterampilan (2) sikap (3)

kualitas (4) kuantitas (5) pengetahuan (6) bekerja sama dan (7) tanggung

jawab.

Semakin baik Electronic Service Information System digunakan

akan semakin meningkatkan kinerja user, maka diduga terdapat

hubungan antara Electronic Service Information System dengan kinerja

user.

2.1.12 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan sebagai

berikut “Terdapat hubungan antara Electronic Service Information

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

25

System (ELSA) dengan Kinerja user pada PT.Garuda Mataram Motor ”.

Perumusan statistiknya yaitu:

H0 : ρ1 = 0

Ha : ρ1 > 0

Sumber : Sudjana, Metode Statistika, (Tarsito,: Bandung 2005) p.379.

Keterangan :

ρ : Nilai Korelasi dalam Formulasi yang Dihipotesiskan

H0 : Hipotesis Nol

Ha : Hipotesis Alternatif

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2004, p1), metode penelitian merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-

cara yang masuk akal, sehingga terjangkau dengan penalaran manusia.

Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara

yang digunakan. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data

empris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid

menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi

pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Sistematis

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

26

berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan

langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Menurut Sugiyono (2004, p14), Data penelitian dibagi menjadi 2

bagian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah

data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang

diangkakan. Data kuantitatif terdiri dari dua data, yaitu data

diskrit/nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya

dapat digolongkan secara terpisah. Data kontinum terdiri dari data

ordinal,interval, dan ratio.

2.2.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004, p31) variabel penelitian adalah suatu

hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tenteng hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang

atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain

atau satu objek dengan objek yang lain.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengemukakan variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variable independent : variabel ini disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam skripsi ini

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

27

variabel independent / bebasnya adalah Electronic Service

Information System (ELSA).

b. Variabel dependent : sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Variabel dependent / terikat dalam

skripsi ini adalah Kinerja User.

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (1998, p99) variabel adalah

objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas

atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel

tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable

(Y).

2.2.3 Populasi

Menurut Sugiyono (2004, p72) Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Arikunto (2006, p130) Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Apabila sesorang ingin meneliti semua elemen yang

ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi

sensus.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

28

2.2.4 Sampel

Menurut Arikunto (2006, p132), Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita

bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang

dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan

penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Menurut Sugiyono (2004, p74), Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

2.5.5 Teknik Sampling

Menurut Uma Sekaran (2000, h53) sampling acak adalah

sampling dimana setiap elemen populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai subjek.

Berdasarkan pendapat Supranto (2000, h55), sampling acak

(random sampling) ialah sampling dimana elemen-elemen sampelnya

ditentukan atau dipilih berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihannya

secara acak.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

(Sugiyono, 2004, h73).

Menurut Sugiyono (2004, h74), teknik sampling dikelompokan

menjadi 2 yaitu:

1. Probability Sampling: teknik sampling yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

29

Teknik ini meliputi:

a. Simple Random Sampling.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel

anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi tersebut.

b. Proportionate Startified Random Sampling.

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau

unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling.

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila

populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Cluster Sampling (area sampling).

Teknik sampling daerah digunakan untuk menetukan sampel bila

obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal

penduduk dari suatu negara, propinsi, kabupaten.

2. Nonprobability Sampling: teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik ini meliputi:

a. Sampling Sistematis

Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota

populasi yang telah diberi nomor urut.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

30

b. Sampling Kuota

Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan.

c. Sampling Aksidental

Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purpopsive

Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e. Sampling Jenuh

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel.

f. Snowball Sampling

Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,

kemudian membesar. Rumus untuk menghitung ukuran

sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah

sebagai berikut:

λ².N.P.Q

s =

d² (N-1) + λ².P.Q

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (CV. Alfabeta : Jakarta 2004), hal 81

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

31

Keterangan:

λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%

P = Q = 0,5

D = 0,05 dengan s = jumlah sampel

Tabel 2.2

Tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan

1%, 5%, dan 10%

S S S N

1% 5% 10%N

1% 5% 10%N

1% 5% 10%

10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247

15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248

20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251

25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254

30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255

35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257

40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259

45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261

50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263

55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263

60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263

65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266

70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267

75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268

80 71 65 62 600 315 221 187 40000 653 345 269

85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

32

90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270

95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270

100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (CV.Alfabeta: Jakarta 2004), hal. 81

2.2.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan

menghasilkan data kuantitatif.

1. Skala Likert

Menurut Sugiyono (2004, p86) Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap

item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai negatif yang dapat berupa kata – kata antara lain :

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

33

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Ragu – Ragu (RR)

4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat

diberi skor, misalnya :

1 Setuju/Selalu/Sangat positif diberi skor 5

2 Setuju/sering/positif diberi skor 4

3 Ragu – ragu/kadang - kadang / netral diberi skor 3

4 Tidak setuju/Hampir tidak pernah / negatif diberi skor 2

5 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif diberi skor 1

2. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang

egas yaitu “ya – tidak”; “benar – salah”; “pernah – tidak pernah”;

“positif – negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa

data interval atau dikhotomi ( dua alternatif ). Penelitian

menggunakan skala Guttman bila ingin mendapatkan jawaban

yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala

Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilohan ganda, juga

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

34

dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor

tertinggi satu dan terendah nol.

3. Semantic Deferential

Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential

dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk

mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun

checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang

jawabannya sangat positif terletak di bagian kanan garis, dan

jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau

sebaliknya.

4. Rating Scale

Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan,

data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang

kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data

mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam

pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden

tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang

disediakan tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang

telah disediakan Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel,

tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur

persepsi responden terhadap fenomena lainnya.

Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale

adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

35

alternatif jawaban pada setiap instrumen.

Menurut Sugiyono (2004, p86) Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian.

Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam penelitian ini, kami

menggunakan Skala Likert dengan penilaian sebagai berikut :

Untuk pertanyaan positif :

a. Sangat setuju diberi skor 5

b. Setuju diberi skor 4 c. Ragu-ragu diberi skor 3

d. Tidak setuju diberi skor 2

e. Sangat tidak setuju diberi skor 1

Untuk pertanyaan negatif :

a. Sangat setuju diberi skor 1

b. Setuju diberi skor 2

c. Ragu-ragu diberi skor 3

d. Tidak setuju diberi skor 4

e. Sangat tidak setuju diberi skor 5

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

36

2.2.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam buku Sugiyono (2004, p129) dikatakan bahwa

pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data bila dilihat dari

segi teknik atau cara pengumpulannya dapat dilakukan dengan cara

kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan keduanya.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pernyatan atau pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan atau apa yang bisa diharapkan dari responden.

Beberapa prinsip penting dalam penulisan angket sebagai teknik

pengumpulan data yaitu :

1. Prinsip Penulisan Angket

Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu : isi dan tujuan

pertanyaan, bahasa ynag digunakan mudah, pertanyaan tertutup

terbuka negative positif, pertanyaan tidak mendua, tidak

menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak

mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.

2. Prinsip Pengukuran

Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan

instrumen penelitian, yang digunkan untuk mengukur variabel

yang akan diteliti. Instrumen angket tersebut harus dapat

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

37

digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel

tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data yang

penelitian yang valid dan reliabel, maka perlu diuji validitas dan

reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan

reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan

menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.

3. Penampilan Fisik

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpulan data akan

mempengaruhi respon atau keseluruhan responden dalam mengisi

angket. Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat

respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan

angket yang tercetak di kertas bagus dan berwarna.

Menurut Uma Sekaran (2000, p46), kuesioner merupakan

sekumpulan pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan, dimana

responden menjawab dengan banyak alternatif.

Menurut Suharsimi Arikunto (1998, p229) sebelum kuesioner

disusun harus melalui beberapa prosedur, antara lain :

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran

kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih

spesifik dan tunggal.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

38

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk

menentukan teknik analisisnya.

2.2.8 Statistik

Menurut J. Supranto (2000, p11) dalam arti sempit,statistik berarti

data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif), sedangkan dalam arti luas

statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,

pengolahan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan

keputusan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak

menyeluruh.

Menurut Sugiyono (2004, p142), teknik analisis data dalam

penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam

statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu :

1. Statistik deskriptif dan statistik inferensial

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

dan generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti

hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin

membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel

diambil.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

39

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sample diambil

dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel itu

dilakukan dengan secara random.

2. Statistik parametris dan statistic non-parametris.

Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi

melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data

sample. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk

menganalisis data interval dan rasio. Penelitian ini menggunakan

statistik parametris, karena sampel diambil dari populasi. Statistik

parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui

statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.

Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data

sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu

penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang

menggunakan sampel. Statistik parametris kebanyakan digunakan

untuk menganalisis data interval dan rasio.dan statistik parametris

memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah

data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya

dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen,

dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

40

Stastistik non-parametris tidak menguji parameter populasi, tetapi

menguji distribusi. Statistic non-parametris tidak menuntut

terpenuhi banyak asumsi. Oleh karena itu. Statistic non-

parametris sering disebut “distribusi free” (bebas distribusi).

Statistic non-parametris kebanyakan digunakan untuk

menganalisis data nominal dan ordinal.

Menurut Sudjana (2002, p2), statistik dipakai untuk menyatakan

kumpulan data. Bilangan maupun non-bilangan yang disusun dalam tabel

dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu

persoalan. Statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan

cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan

penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan

yang dilakukan.

2.2.9 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2004, p156), hipotesis diartikan sebagai

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Secara statistis

hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi

(parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang

diperoleh dari sample penelitian (statistik). Jadi maksudnya adalah

taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu dalam

statistik yang diuji adalah hipotetsis nol. Jadi hipotesis nol adalah

pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

41

(data sample).

Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang

menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol

diberi notasi Ho dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha.

Konsep dasar pengujian hipotesis terdiri dari :

1. Taraf kesalahan

Pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter

populasi berdasarkan data sampel.

Terdapat dua cara menaksir yaitu, a point estimate dan interval

estimate. A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran

parameter populasi berdasrkan satu nilai dari rata-rata data sampel.

Sedangkan interval estimate (taksiran interval) adalah suatu parameter

populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Makin besar

interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya.

2. Dua kesalahan dalam menguji hipotesis

Dalam menaksir parameter populasi berdasrkan data sample,

kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu :

a. Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis

nol (Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat

kesalahan dinyatakan dengan α (baca alpha).

b. Kesalahan tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis

yangsalah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalah untuk dinyatakan

dengan β (baca betha)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

42

Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan

menolak atau menerima hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat

kesalahan.

2. Keputusan menerima hipotesis no yang salah, berarti terjadi

kesalahan tipe II (β).

3. Membuat keputusan menolak hipotetsis nol yang benar, berarti terjadi

kesalahan tipe I (α).

4. Membuat menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat

kesalahan.

Menurut Sudjana (2002, p219), hipotesis merupakan asumsi atau

dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang

sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar oleh karena itu perlu

diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah

atau prosedur untuk menentukan apakan menerima atau menolak

hipotesis disebut pengujian hipotesis.

2.2.10 Uji Validitas

Dalam buku Sugiyono (2004, p109), validitas berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Uma sekaran (2000, p44), validitas memastikan

kemampuan dari instrumen untuk mengukur konsep yang dimaksud. Bila

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

43

instrumen mampu mengukur konsep yang sedang diteliti maka dapat

dikatakan bahwa data yang dihasilkan adalah valid atau sah.

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (1998, p 160) validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

keabsahan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara

pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.

1. Validitas eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen

tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel

penelitian yang dimaksud.

Validitas instrument diuji dengan menggunakan koefisien korelasi

antara skor butir soal dengan skor total (r hitung) Hasil pengujian

validitas kemudian akan dibandingkan dengan r tabel. Dari

pengambilan uji validitas ini adalah:

a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau

variabel tersebut valid.

b. Jika hasil r tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau

variabel tersebut tidak valid.

Untuk mengukur validitas butir, maka digunakan rumus korelasi

yang dikemukakan oleh Pearson dan dikenal dengan rumus korelasi

Product Moment, yaitu :

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

44

( )( )( ){ } ( ){ }2222 YiYinXiXin

YiXiXiYinrΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Sumber : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 1998, p162

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

∑Xi = Jumlah variabel X yang ke-i

∑Yi = Jumlah variabel Y yang ke-i

Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu

1. Ada tidaknya korelasi. Ditunjukkan oleh besarnya angka

yang terdapat dibelakang koma.

2. Arah korelasi. menunjukkan kesejajaran antara nilai

variabel X dengan nilai variabel Y. Arah dari korelasi ini

ditunjukkan oleh tanda hitung yang ada di depan indeks.

Jika tandanya plus (+), maka arah korelasinya positif,

sedang kalau minus (-) maka arah korelasinya negatif.

3. Besarnya korelasi. Besarnya angka yang menunjukan kuat

dan tidaknya, atau mantap tidaknya kesejajaran antara dua

variabel yang diukur korelasinya.

Dikatakan setelah penggunaan rumus, setelah diperoleh

nilai r, lalu dikonsultasikan ke Tabel r – Product – Moment ( lihat

Tabel 2.3 )

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

45

Tabel 2.3

NILAI – NILAI r PRODUCT MOMENT

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif N

5% 1% N

5% 1% N

5% 1%

3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345

4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330

5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306

7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296

8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286

9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278

10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 0,735 35 0,344 0,430 95 0,202 0,263

12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256

13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230

14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210

15 0,514 0,614 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181

17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148

18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128

19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115

20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097

22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091

23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

46

24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 1000

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 317

0,081

2. Validitas Internal

Dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen

dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah

instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian

instrumen mendukung ”missi” instrumen secara keseluruhan, yaitu

mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

2.2.11 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2004, p110), reliabilitas adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,

maka akan menghasilkan data yang sama.

Menurut Uma Sekaran (2004, p44), reliabilitas merupakan suatu

instrumen yang digunakan untuk pengukuran suatu konsep ditunjukkan

oleh seberapa jauh instrumen tersebut bebas dari kesalahan.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal

maupun internal. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji

dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen

dengan teknik tertentu. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan

dengan:

a. Test-retest

Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

47

responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya

sama, dan waktunya yang berbeda

b. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan dengan bahasa berbeda,

tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas dengan cara ini

cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden

yang sama, waktu sama, instrumen berbeda.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua

instrumen yang ekuivalen itu beberapa kali, pada responden yang

sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua.

d. Internal consistency

Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian

data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Suatu instrumen dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki

koefesien keandalan reabilitas sebesar 0,6 atau lebih untuk

menentukan kriteria indeks reabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Tabel Indeks Reabilitas

Interval Kriteria

<0,200 Sangat Rendah

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

48

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 -0,599 Cukup

0,600 -0,799 Tinggi

0,800 -1,00 Sangat Tinggi

Sumber :Yarnes, Panduan Aplikasi Statistik (DIOMA, Malang, 2004), p68

Mencari rumus dengan Alpha :

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ Σ−⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛

−= 2

2

11 11 t

bk

krσσ

Sumber : Prof. Dr. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002,p193

Keterangan :

r11 = Reabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σ b2 = Jumlah varians butir

σ t = Varians total

Sebelum mencari reliabilitas dengan rumus Alpha

Cronbach, maka terlebih dahulu dicari varians nya dengan sebagai berikut :

Sumber : Sudjana, Metode Statistika (Tarsito, Bandung 2002), hal 94

Keterangan :

n = Jumlah peserta uji coba ( Sampel )

( )( )1nn

XiXinS

222

−= ∑ ∑

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

49

S² = Varians butir

xi = Skor Butir

2.2.12 Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian normalitas dan homogenitas merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi agar regresi linear dapat digunakan untuk menguji

hipotesis. Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan

distribusi galat taksiran (Ү-Ŷ).

Menurut Sudjana (2005,h466), pengujian normalitas yang

digunakan dikenal dengan nama Uji Liliefors. Sedangkan pengujian

homogenitas yang dilakukan menggunakan Uji Bartlett. Pengujian

dilakukan untuk menguji kesamaan varians dari pasangan variabel Y-X.

2.2.13 Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam buku Sugiyono (2004,p204), regresi sederhana didasarkan

pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 204

Ý = a + bX

Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus :

( )( ) ( )( )( )22

2

XiXin

XiYiXiXiYia

Σ−Σ

ΣΣ−ΣΣ=

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 206

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

50

( )( )( )22 XiXin

YiXiXiYinb

Σ−Σ

ΣΣ−Σ=

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal

206

Keterangan :

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

penigkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independen. Nila b (+) maka naik, dan bila (-) maka

terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

Xi = Variabel bebas X yang ke-i

Yi = Variabel terikat Y yang ke-i

2.2.14 Analisis Korelasi Sederhana

Menurut Sugiyono (2044, p182), koefisien korelasi dapat dicari

menggunakan metode korelasi Product Moment, yaitu:

( )( )22 YX

XYr

ΣΣ

Σ=

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 182

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 182

( )( )( ){ } ( ){ }2222 YiYinXiXin

YiXiXiYinr

Σ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

51

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

∑X = Jumlah variabel X

∑Y = Jumlah varibel Y

Menurut Sudjana (2003, p47), Product Moment lebih sering

digunakan karena :

a. Perhitungannya sederhana dan besar-besaran yang diperlukan bisa

langsung diperoleh dari besar-besaran yang ada pada saat

menentukan regresi Y atas X.

b. Kekeliruan yang terjadi pada hasil akhir r sangan kecil karena lebih

sering terlibat dalam bentuk data asli.

c. Tanda untuk r, positif atau negatif bisa langsung diperoleh.

d. Mudah untuk dibuat program perhitungan apabila menggunakan

bantuan komputer.

Dalam buku Sugiyono (2004, p183), untuk dapat memberikan

interpretasi terhadap kuatnya hubungan antara variabel X dan Y, maka

digunkaan pedoman koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 2.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2008-2-00365-KA Bab 2.pdfGaruda Mataram Motor untuk membantu user dalam melakukan perbaikan mobil, pengujian gas

52

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004)