Upload
ngohanh
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Internet
2.1.1 Pengertian Internet
Menurut Chaffey (2011, p98) internet adalah jaringan fisik yang
menghubungkan komputer di seluruh dunia. Internet sendiri terdiri dari infrastruktur
jaringan server dan hubungan komunikasi diantaranya yang digunakan untuk
menyimpan dan memindahkan informasi antara komputer klien dan web server.
Menurut Strauss dan Frost (2012, p27) ada tiga tipe dalam mengakses dengan
internet, yaitu :
1. Publik Internet
Jaringan global yang dapat di akses oleh siapa saja, dimana saja dan kapan
saja.
2. Intranet
Jaringan yang berjalan secara internal dalam sebuah perusahaan tetapi
menggunakan standar internet seperti HTML dan browser. Dengan demikian,
intranet seperti internet mini tetapi dengan proteksi password untuk
dikonsumsi internal perusahaan.
3. Extranet
Dua atau lebih jaringan eksklusif yang tergabung untuk tujuan pertukaran
informasi. Jika dua perusahaan atau perusahaan dan pemasok customer,
menghubungkan intranet mereka maka mereka akan memiliki intranet. Akses
biasanya hanya secara parsial.
2.1.2 World Wide Web (WWW )
Williams dan Sawyer (2011, p18) menyebutkan world wide web (www)
sebagai bagian multimedia dari internet yang biasanya disebut the “web atau the
“web”, yaitu sebuah system interkoneksi dari computer internet (server) yang
mendukung khususnya dokumen yang diformat dalam bentuk multimedia.
10
Menurut Satzinger et al. (2009:336), WWW adalah kumpulan sumber daya
seperti file dan program yang dapat di akses melalui internet menggunakan protocol
standar.
2.1.3 Meta tags
Menurut Marsha (2009, p128) Meta tags merupakan sekumpulan penanda
pada HTML yang menjelaskan konten dari suatu website. Meta tags tidak selalu harus
selalu disertakan pada halaman website, dan mereka tidak merubah tampilan dari
website tersebut. Namun begitu, dengan menyertakan Meta tags pada suatu website
maka pembuat website tersebut mempunyai control dalam pengindexan mesin
pencari.
2.1.3.1 Descriptor Meta tags
Descriptor Meta tags memungkinkan pembuat website untuk menyediakan
informasi tentang suatu website yang bisa digunakan oleh mesin pencari pada saat
mesin pencari berhasil mengumpulkan hasil carinya. Kesalahan pada penggunaan
Descriptor Meta tags bisa mengakibatkan kebingungan pada pengunjung tentang apa
yang bisa dia dapatkan pada website tersebut (marsha, 2009, p98).
2.1.3.2 Keyword Meta tags
Hal terpenting kedua pada penggunaan Meta tags yang berhubungan peng
indexan. Website mengandung beberapa kata kunci yang berpengaruh pada posisi
pada mesin pencari. Namun, metode dari mesin pencari dalam penyusunan hasil
pencarian mereka bisa saja berbeda-beda. Beberapa mesin pencari menyusun
berdasarkan kata-kata yang terdapat pada suatu website, sementara yang lain
berdasarkan beberapa kalimat saja. Namun, sebagai nama Descriptor Meta tags
memungkin pembuat website bisa mengontrol bagaimana website anda
dideskripsiskan, kata kunci meta tags memungkinkan anda untuk menentukan sendiri
kata kunci yang sesuai dengan website anda. Kata kunci meta tags tidak muncul pada
halaman website anda, tetapi mereka digunakan pada penyusunan hasil pencarian oleh
mesin pencari. (Marsha, 2009, p100).
11
2.1.4 Hypertext Mark Up Language (HTML)
Menurut Williams dan Sawyer (2011, p68) HyperText Markup Language
(HTML) merupakan kumpulan instruksi khusus (disebut “tag" atau “markup") yang
digunakan untuk menentukan struktur dokumen, format, dan link ke dokumen
multimedia lainnya di web.
2.2 Database
Menurut Williams dan Sawyer (2011, p402) database adalah himpunan logis
terrorganisir yang terdiri dari data terkait yang dirancang dan dibangun untuk tujuan
tertentu. mengkategorikan database yang terdiri dari komponen-komponen dasar,
sebagai berikut:
• Bit adalah unit terkecil dari data computer yang dapat disimpan dalam
database yang biasanya diwakili oleh 0 untuk off dan 1 untuk on.
• Byte (Karakter) adalah huruf, angka atau karakter khusus.
• Field adalah unit data yang terdiri dari satu atau lebih karakter (byte).
• Record adalah kumpulan catatan terkait.
• File adalah kumpulan catatan terkait.
• Data yang terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka baku yang diolah menjadi
informasi.
2.3 Konsep Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi
Menurut Satzinger et al. (2009, p6), informasi adalah data yang telah
dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi orang lain
2.3.2 Pengertian Sistem
Menurut Satzinger et al. (2009:6) Sistem adalah kumpulan komponen yang
saling terkait yang berfungsi bersama untuk mencapai hasil.
2.3.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Menurut Satzinger et al. (2009:6), Sitem informasi merupakan
kumpulan komponen yang saling berkaitan yang mengumpulkan, memproses,
12
menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk
memenuhi tugas-tugas bisnis.
2.3 Bahasa Pemrograman
2.3.1 PHP
Menurut Sebesta (2013, p45) PHP merupakan pemrograman server-side yang
secara spesifik diperuntukkan untuk pengembangan aplikasi web. PHP
memungkinkan akses yang mudah ke dokumen HTML karena kode program
diinterpretasikan pada sisi web server sebelum dokumen HTML ditampilkan di client.
PHP memiliki koleksi fungsi yang berlimpah yang membuatnya menjadi bahasa
pemrograman yang cocok digunakan dalam pengembangan aplikasi perangkat lunak
berbasis server.
2.3.2 Javascript
Menurut William (2011, p524) Javascript adalah bahasa pemrograman
berrorientasi objek yang sering digunakan terutama untuk menambah program pada
halaman web sebagai contoh animasi dan interaksi dengan pengguna serta didukung
oleh hampir seluruh web browser.
2.3.3 CSS
Menurut Meyer (2004, p3) CSS atau Cascading Style Sheets secara sederhana
adalah sebuah cara untuk memisahkan struktur sebuah dokumen dari presentation
dokumen tersebut, yang kemudian membuat CSS memungkinkan tampilan yang jauh
lebih kaya dan menarik daripada yag bisa diberikan HTML, serta juga menghemat
waktu karena kita bisa mengubah tampilan seluruh halaman dari satu tempat saja. Dan
dengan ukurannya yang relatif kecil, CSS memungkinkan untuk pemuatan halaman
yang lebih cepat
.
2.4 Konsep Web
2.4.1 Web Server
Menurut Williams (2011:25) jaringan server adalah sebuah komputer pusat
yang menyimpan koleksi data (database) dan program untuk menghubungkan atau
13
penyediaan layanan untuk komputer personal, workstation, dan perangkat lainnya,
yang disebut klien
2.4.2 Web Browser
Menurut Sebesta (2011, p27) web browser adalah suatu klien pada website
karena web browser memulai komunikasi dengan sebuah server, dimana menunggu
sebuah permintaan dari klien sebelum melakukan sesuatu.
2.4.3 Responsive Web Design
Menurut Kadlec (2013, p11) Responsive Web Design adalah sebuah
pendekatan yang memungkinkan suatu design dan environtment harus mengikuti
kebiasaan pengguna dan environtment berdasarkan ukuran layar, platform dan
orientasi layar.
2.4.4 Web Hosting
Menurut Suryana (2008, p13) Web hosting adalah jasa penyedia hosting di
internet , tugas mereka adalah menyediakan dan mengelola ruang hardisk yang akan
disewa oleh pemilik suatu domain untuk menyimpan file-file nya agar halaman web si
pemilik domain dapat ditampilkan di browser internet. Pada dasarnya perusahaan web
hosting adalah lembaga bisnis yang menyediakan komputer server yang melayani
banyak pemilik domain.
2.4.5 Domain
Menurut Chaffey (2011: p105) Domain Name adalah nama domain yang
menunjukkan suatu alamat pada web server dan biasanya dipilih sama dengan nama
perusahaannya serta unik dan mudah diingat.
2.4.6 Search Engine Optimization (SEO)
Chaffey (2011:475) bertutur, Search Engine Optimization (SEO) adalah suatu
pendekatan terstruktur untuk mengembangkan posisi sebuah perusahaan atau produk
dari perusahaan itu sendiri dalam mesin pencarian alami atau hasil daftar organic
untuk kata kunci yang terpilih
14
2.5 E-Marketing
Menurut Chaffey (2011, p388) e-Marketing merupakan bagaimana proses
pencapain tujuan pemasaran melalui penggunaan teknologi komunikasi elektronik.
2.5.1 Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p29), pemasaran adalah sebuah proses
dimana perusahaan menciptakan sebuah nilai untuk customer dan membuat relasi
dengan customer yang kuat dengan tujuan untuk menangkap nilai dari customer.
Dalam proses pemasaran ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu:
1. Memahami wilayah pasar , kebutuhan dan keinginan dari customer.
2. Membuat sebuah desain strategi pemasaran yang berdasarkan customer
3. Membuat sebuah program pemasaran terintegrasi yang menyampaikan nilai
lebih.
4. Membangun sebuah hubungan yang saling menguntungkan dan membuat
customer bahagia.
5. Menangkap nilai balik dari customer untuk menciptakan keuntungan dan
sebuah keadilan untuk customer.
2.5.2 Konsep Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p33), ada lima konsep strategi dalam
melakukan pemasaran, yaitu :
1. Konsep Produksi
Ide dari konsep ini adalah customer yang lebih memilih produk yang
tersedia dan terjangkau. Maka dari itu perusahaan harus fokus dalam
meningkatkan produksi dan efisiensi pendistribusian.
2. Konsep Produk
Ide dari konsep ini adalah bahwa customer akan lebih memilih produk
yang menawarkan kualitas paling baik, performa tertinggi dan fitur paling
lengkap maka dari itu perusahaan harus mencurahkan tenaganya untuk
membuat peningkatan produk secara terus menurus.
3. Konsep Penjualan
Ide dari konsep ini adalah customer tidak akan membeli produk
perusahaan kecuali produk tersebut menggunakan promosi dan penjualan
secara besar-besaran.
15
4. Konsep Pemasaran
Sebuah filosofi yang mengartikan bahwa pencapain target oganisasi
bergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan dari target pasar
dan menyampaikan kepuasan yang diinginkan melebihi dari yang dilakukan
kompetitor.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Ide dari konsep ini adalah sebuah pemasaran perusahaan harus
memikirkan apa yang customer inginkan, kebutuhan dari perusahaan,
keinginan customer dalam jangka panjang dan keinginan sosial untuk jangka
panjang.
2.6 Metode Analisa
2.6.1 Metode SOSTAC
Untuk membuat dan menjalankan e-Marketing, dibutuhkan rencana dan
strategi e-Marketing. Menurut Chaffey (2011, p388), rencana e- marketing adalah
rencana untuk mencapai tujuan pemasaran dari strategi e-business. Menurut Strauss
dan Frost (2012, p51), strategi e-Marketing adalah perancangan strategi pemasaran
yang memanfaatkan kemampuan elektronik atau teknologi informasi organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu.
SOSTAC merupakan framework untuk perencanaan e-Marketing yang
dikembangkan oleh Paul Smith pada tahun 1999, dimana merangkum berbagai
tahapan yang harus terlibat dalam strategi pemasaran mulai dari pengembangan
strategi sampai dengan implementasi strategi (Chaffey, 2011, p388).
Chaffey (2011, p389) menyebutkan bahwa pendekatan SOSTAC untuk
perencanaan pemasaran terdiri dari enam element, yaitu:
- Situation - dimana kita sekarang ?
- Objectives – Kemana kita akan pergi ?
- Strategy – Bagaimana kita mencapai kesana ?
- Tactics – Bagaimana kita mencapai kesana ?
- Action – Apa rencana kita?
- Control - Apakah kita sampai kesana?
16
Gambar 2. 1 Kerangka Kerja SOSTAC
Sumber : Chaffey (2011, p389)
2.6.1.1 Situation Analysis
Menurut Chaffey (2011, p420) situation analysis adalah cara untuk mengerti
lingkungan sekarang dan yang akan datang, dimana perusahaan beroperasi untuk
mencapai tujuan strategi dengan apa yang terjadi di tempat kerja. Lingkup pemasaran
yang terus berubah memberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan produk
baru, pasar baru, dan media baru untuk berkomunikasi dengan customer dan saluran
baru untuk mencapai mitra bisnis.
2.6.1.1.1 Porter Five Forces
Kerangka paling terkenal untuk menganalisa daya saing adalah Michael
Porter’s Competitive Force Model (Porter, 2003). Perusahaan menggunakan model
porter untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan daya saing mereka. Model
porter juga menunjukan bagaimana TI dapat membuat perusahaan lebih kompetitif .
Porter model mengidentifikasi lima kekuatan utama, yaitu:
- Ancaman Masuknya Pesaing Baru
Besarnya ancaman pesaing baru atau pendatang baru untuk masuk pasar
yang perusahaan miliki sangat tinggi ketika pasar tersebut dengan mudah dan
lemah untuk dimasuki.
- Daya Tawar Pemasok (Supplier)
Kekuatan pemasok tinggi apabila pembeli memiliki beberapa pilihan dan
rendah ketika pembeli memiliki banyak pilihan. Oleh karena itu, organisasi
akan lebih suka memiliki pemasok lebih potensial sehingga mereka akan
17
berada dalama posisi yang lebih kuat untuk menegosiasiakan harga dan
kualitas.
- Daya Tawar Customer (Buyer)
Kekuatan Pembeli Tinggi Bila Pembeli Memiliki Banyak Pilihan Dan
Rendah Ketika Pembeli Memiliki Beberapa Pilihan.
- Ancaman Dari Produk Pengganti Atau Layanan
Jika ada banyak produk dan jasa pengganti dari suatu organisasi, maka
ancaman pengganti itu tinggi. Jika ada beberapa pengganti, maka ancaman itu
rendah. Teknologi saat ini menciptakan produk pengganti yang sangat cepat.
- Persaingan Antara Perusahaan – Perusahaan Yang Ada Dalam Industry
Ancaman dari persaingan yang tinggi ketika ada persaingan yang ketat di
antara banyak perusahaan dalam industry. Ancaman rendah ketika kompetisi
sedikit di antara perusahaan dan tidak begitu kuat.
Persaingan dalam suatu industry tidak hanya terbatas pada persaingan
diantara para pesaing yang ada, tetapi gabungan dari kelima kekuatan bersaing
itu yang akan menentukan kemampuan perusahaan didalam suatu industry
untuk memperoleh keuntungan. Setiap perusahaan memliki strategi masing-
masing yang dikembangkan melalui proses perencanaan atau maupun kegiatan
fungsional.
Gambar 2. 2 Lima Faktor Persaingan Porter
Sumber : Porter, 2003
18
2.6.1.1.2 SWOT
2.6.1.1.2.1 Analisis SWOT
Menurut Robbins dan Coulter (2012, p256) analisis SWOT adalah kombinasi
analisi internal dan eksternal dimana hasil analisisnya adalah kekuatan perusahaan,
kelemahan perusahaan, peluang dan ancaman pada perusahaan.
Gambar 2. 3 SWOT Analysis: Strengths (S), Weaknesses (W), Opportunities (O), and Threats (T),
Sumber : Robbins dan Coulter (2012)
Dengan kata lain, tujuan dari strategi alternative yang dihasilkan oleh analisis
SWOT seharusnya dapat dibuat atas kekuatan organisasi dalam rangka
mengeksploitasi kesempatan dan menangkal ancaman serta memperbaiki kelemahan
perusahaan.
Pemilihan strategi adalah proses memilih diantara semua alternative yang
dihasilkan oleh analisis SWOT. Perusahaan harus dapat mengevaluasi berbagai
macam alternative untuk mencapai tujuan utama mereka. Proses dari pemilihan
strategi memerlukan organisasi tersebut untuk mengidentifikasikan sebuah level
bisnis, level fungsi dan level perusahaan. Strategi yang terbaik akan mampu bertahan
dan menguntungkan di lingkungan yang cepat berubah yang merupakan fitur dari
bisnis modern.
2.6.1.1.2.2 Matriks SWOT
Menurut David (2011, p210), Matriks SWOT adalah sebuah alat yang bisa
menolong para manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi yaitu :
19
- Strategi SO (Strengths - Opportunities)
- Strategi WO (Weakness - Opportunities)
- Strategi ST (Strengths - Threats)
- Strategi WT (Weakness - Threats)
Mencocokan faktor internal dan eksternal pada analisis SWOT adalah hal yang
paling sulit untuk dilakukan dalam melakukan pangembangan terhadap matriks
SWOT dan memerlukan pengambilan keputusan yang baik.
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mengambil
keunggulan dari kesempatan yang berada di luar perusahaan. Sedangkan strategi WO
mengarah pada meningkatkan kelemahan dalam perusahaan dengan menggunakan
kesempatan yang berada diluar perusahaan. Strategi ST menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman dari luar
perusahaan. Strategi WT adalah taktik bertahan yang ditujukan untuk mengurangi
kelemahan didalam perusahaan dan menghindari ancaman dari luar perusahaan.
2.6.1.1.3 Kerangka Perumusan Strategi
Menurut David (2011, p208), teknik-teknik perumusan strategi yang penting
dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, dimana
kerangka ini dapat dipakai untuk semua ukuran dan jenis organisasi, dan dapat
membantu perencana strategi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi.
Tiga tahap dalam kerangka perumusan strategi, yaitu:
2.6.1.1.3.1 Tahap Masukan
Menurut David (2011, p209), tahap masukan membantu perencana strategi
untuk mengukur subjektivitas selama tahap-tahap awal proses perumusan strategi.
Tahap masukan terdiri dari :
2.6.1.1.3.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Menurut David (2011, p154) formulasi ini merangkum dan mengevaluasi
kekuatan utama dan kelemahan di area fungsional bisnis, dan juga hal ini
menyediakan sebuah dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi semua
hubungan yang berada di area tersebut. Matriks IFE dapat dibagi menjadi 5 tahapan
yaitu :
20
1. Membuat daftar dari faktor utama internal. Gunakan 10 – 20 faktor internal
yang terdiri dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Kemudian
urutkan kekuatan terlebih dahulu lalu kelemahan.
2. Menetapkan nilai kepada setiap faktor yang ada diantara 0.0 (tidak penting)
sampai 1.0 (sangat penting). Nilainya mengindikasikan seberapa penting
faktor tersebut terhadap kesuksesan di industri perusahaan tersebut. Nilai yang
sesuai dapat ditentukan dengan membandingkan perusahaan kompetitor yang
sukses atau dengan perusahaan kompetitor yang tidak sukses. Jumlah dari
semua nilai yang diberikan harus sama dengan 1.0.
3. Menetapkan nilai rating antara 1 sampai 4 kepada setiap faktor eksternal untuk
mengindikasikan seberapa efektif faktor – faktor tersebut terhadap strategi
perusahaan sekarang, dimana 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan sekunder, 2 =
kelemahan sekunder, 1 = kelemahan utama.
4. Kemudian kalikan nilai setiap faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan
total skor.
5. Jumlahkan semua nilai untuk setiap variabel untuk mendapatkan total skor
pada organisasi.
2.6.1.1.3.1.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Menurut David (2011, p112) Matriks EFE memungkinkan strategi untuk
menyimpulkan dan mengevaluasi keadaan ekonomi, sosial, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan infomasi saingan. Dalam
hal ini, Matriks EFE dapat dikembangkan menjadi 5 tahap, yaitu :
1. Membuat daftar kunci faktor eksternal sebagai proses audit eksternal.
Melibatkan beberapa faktor yang berhubungan dengan peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats) yang dapat mempengaruhi perusahaan
dan industrinya. Buat daftar dari opportunities terlebih dahulu dan kemudian
Threats.
2. Menetapkan nilai kepada setiap faktor yang ada diantara 0.0 (tidak penting)
sampai 1.0 (sangat penting). Nilainya mengindikasikan seberapa penting
faktor tersebut terhadap kesuksesan di industri perusahaan tersebut. Nilai yang
sesuai dapat ditentukan dengan membandingkan perusahaan kompetitor yang
sukses atau dengan perusahaan kompetitor yang tidak sukses. Jumlah dari
semua nilai yang diberikan harus sama dengan 1.0.
21
3. Menetapkan nilai rating antara 1 sampai 4 kepada setiap faktor eksternal untuk
mengindikasikan seberapa efektif faktor – faktor tersebut terhadap strategi
perusahaan sekarang, dimana 4 = Sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup baik, 1 =
tidak baik.
4. Kemudian kalikan nilai setiap faktor dengan ratingnya untuk mendapatkan
total skor.
5. Jumlahkan semua nilai untuk setiap variabel untuk mendapatkan total skor
pada organisasi.
2.6.1.1.3.1.3 Matriks Competitive Profile (CPM)
Menurut David (2011, p153) CPM mengidentifikasikan kompetitor
perusahaan yang utama dan kekuatan serta kelemahan kompetitor untuk menyajikan
sampel terhadap posisi strategis perusahaan. Nilai pada CPM dan EFE memiliki arti
yang sama, tetapi faktor critical success di CPM termasuk faktor internal dan
eksternal, lalu rating yang tersedia merujuk pada kekuatan dan kelemahan, dimana 4
= kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor dan 1 = kelemahan
utama.Pada CPM rating dan total nilai pada perusahaan saingan dapat di bandingkan
dengan perusahaan. Perbandingan ini memberikan analisis penting tentang informasi
strategi internal.
2.6.1.1.3.2 Tahap Pencocokan
Menurut David (2011, p209), tahap pencocokan didefinisikan sebagai upaya
memadukan sumber daya dan keterampilan internal serta peluang dan resiko yang
diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Tahap pencocokan terdiri dari:
2.6.1.1.3.2.1 Matriks SWOT
Menurut David (2011, p210), matriks SWOT merupakan sebuah alat
pencocokan yang penting yang membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe
strategi, yaitu:
- Strategi SO (Strengths – Opportunities), yaitu menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
- Strategi WO (Weaknesses – Opportunities), yaitu bertujuan memperbaiki
kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
22
- Strategi ST (Strengths – Threats), yaitu menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
- Strategi WT (Weaknesses – Threats), yaitu taktik defensif yang diarahkan
untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Gambar 2. 4 Matriks SWOT
Sumber : David (2011, p210).
Ada delapan langkah yang diperlukan untuk menyusun matriks SWOT, yaitu:
1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan.
2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan.
3. Buat daftar kekuatan internal perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan internal perusahaan.
5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah hasil strategi
SO dalam sel yang sudah ditentukan.
6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catatlah hasil
strategi WO dalam sel yang sudah ditentukan.
7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah hasil
strategi ST dalam sel yang sudah ditentukan.
8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catatlah hasil
strategi WT dalam sel yang sudah ditentukan.
23
Menurut Pearce dan Robinson (2008, p203-206), matriks SWOT dapat
dianalisa menggunakan diagram analisis SWOT yang terdiri dari empat kuadran sel,
yaitu:
- Sel 1, merupakan situasi yang paling menguntungkan dimana perusahaan
menghadapi beberapa peluang lingkungan dan memiliki beragam kekuatan
yang dapat mendukungnya dalam memanfaatkan peluang-peluang tersebut.
Situasi ini menyarankan untuk mengambil strategi yang berrorientasi pada
pertumbuhan yang bertujuan untuk mengeksploitasi keuntungan tersebut.
- Sel 2, merupakan situasi dimana perusahaan telah berhasil mengidentifikasi
beberapa kekuatan inti yang berguna untuk menghadapi situasi lingkungan
yang tidak menguntungkan. Situasi ini menyarankan untuk menggunakan
sumber daya dan kompetensi yang kuat untuk membangun peluang jangka
panjang pada pasar produk yang lebih menjanjikan.
- Sel 3, merupakan situasi dimana perusahaan menghadapi peluang pasar yang
mengesankan namun terhambat oleh sumber daya internal yang tidak
memadai. Situasi ini menyarankan untuk menghilangkan kelemahan internal
sehingga dapat lebih efektif mengejar peluang pasar.
- Sel 4, merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan dimana
perusahaan menghadapi ancaman besar dari lingkungan karena posisi sumber
daya yang tidak memadai. Situasi ini membutuhkan strategi yang dapat
mengurangi atau mengarahkan kembali keterlibatan dalam produk atau pasar
yang telah ditelaah melalui analisis SWOT.
2.6.1.1.3.2.2 Matriks Internal – Eksternal (IE)
24
Gambar 2. 5 Matriks Internal - Eksternal
Sumber : David (2011, p221).
Menurut David (2011, p221), matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci,
yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi
bobot pada sumbu-y. Matriks IE terdiri dari sembilan sel yang kemudian dibagi
menjadi tiga bagian utama sebagai berikut:
- Sel I, II, atau IV = tumbuh dan membangun. Strategi yang paling tepat adalah
strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan
produk) atau strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau
integrasi horizontal).
- Sel III, V, atau VII = pertahankan dan pelihara. Strategi yang paling tepat
adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
- Sel VI, VIII, atau IX = panen atau divestasi. Strategi yang paling tepat adalah
divestasi.
25
2.6.1.1.3.2.3 Matriks Grand Strategy
Gambar 2. 6 Matriks Grand Strategy
Sumber : David (2011, p223-224).
Menurut David (2011, p223-224), matriks grand strategy didasarkan pada dua
dimensi penilaian, yaitu posisi persaingan dan pertumbuhan pasar. Semua organisasi
dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi berikut ini:
o Kuadran I, artinya perusahaan berada dalam posisi strategis yang baik sekali.
Untuk semua perusahaan, konsentrasi pada pasar (penetrasi pasar dan
pengembangan pasar) dan juga produk (pengembangan produk) merupakan
strategi yang tepat. Jika perusahaan mempunyai sumber daya yang berlebihan,
maka integrasi ke depan, integrasi ke belakang, atau integrasi horisontal dapat
menjadi strategi yang efektif. Namun, jika perusahaan terlalu berkomitmen
terhadap suatu produk tunggal, maka diversifikasi terkait dapat mengurangi
resiko yang berkaitan dengan lini produk yang sempit.
o Kuadran II, artinya perusahaan berada pada industri yang bertumbuh, namun
tidak bisa bersaing dengan efektif sehingga perusahaan perlu menentukan
mengapa pendekatan yang digunakan saat ini tidak efektif dan bagaimana
harus diubah untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Strategi yang
menjadi pilihan pertama yang harus dipertimbangkan adalah strategi intensif
(berlawanan dengan strategi integratif atau diversifikasi). Jika perusahaan
26
kekurangan kompetensi pembeda atau keunggulan kompetitif, integrasi
horisontal merupakan alternatif yang dapat diterapkan. Strategi terakhir yang
juga harus dipertimbangkan adalah divestasi dan likuidasi.
o Kuadran III, artinya perusahaan berada dalam industri yang tumbuh lambat
dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Penghematan biaya dan aset yang
ekstensif (rasionalisasi) harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatifnya
adalah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang-bidang yang
berbeda (diversifikasi). Jika semua strategi gagal, maka pilihan akhirnya
adalah divestasi atau likuidasi.
o Kuadran IV, artinya perusahaan mempunyai posisi bersaing yang kuat namun
berada dalam industri yang tumbuh lambat. Strategi yang dapat dijalankan
adalah diversifikasi terkait, diversifikasi tidak terkait, dan usaha patungan.
2.6.1.1.3.3 Tahap Keputusan
Menurut David (2011, p224), teknik yang secara objektif dapat digunakan
untuk menunjukkan strategi alternatif yang paling baik adalah Matriks Perencanaan
Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matriks – QSPM), dimana
menggunakan hasil dari analisa tahap masukan dan hasil dari analisa tahap
pencocokan. Ada enam langkah untuk mengembangkan matriks QSPM, yaitu:
1. Buatlah daftar peluang atau ancaman eksternal kunci dan kekuatan atau
kelemahan kunci dari perusahaan di kolom kiri QSPM. Informasi ini diambil
langsung dari matriks EFE dan matriks IFE.
2. Berilah bobot pada setiap faktor ekternal dan internal. Bobot tersebut sama
dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE, dan diletakkan pada kolom
tepat di kanan faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal.
3. Periksalah matriks-matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi strategi-
strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan.
Tulislah strategi-strategi tersebut pada baris atas QSPM.
4. Tentukanlah Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang
menujukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Jika faktor
keberhasilan kritis eksternal dan internal memiliki pengaruh terhadap strategi
yang ada, maka Nilai Daya Tarik (AS) harus diberikan pada masing-masing
strategi. Cakupan Nilai Daya Tarik (AS) adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak
menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika faktor keberhasilan
27
kritis eksternal dan internal tidak memiliki pengaruh terhadap strategi yang
ada, maka jangan beri Nilai Daya Tarik (AS) dan gunakan garis (-) untuk
menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan
khusus yang dibuat. Perhatikan: jika Nilai Daya Tarik (AS) diberikan pada
suatu strategi, maka harus diberikan juga pada strategi-strategi lainnya. Jika
suatu strategi menerima garis (-), maka semua strategi dalam satu baris juga
menerima garis (-).
5. Hitunglah Total Nilai Daya Tarik (TAS) dengan cara mengalikan bobot
dengan Nilai Daya Tarik (AS) di masing- masing baris.
6. Hitunglah jumlah Total Nilai Daya Tarik (TAS) dengan cara menjumlahkan
Total Nilai Daya Tarik (TAS) di masing- masing kolom strategi QSPM.
Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut.
Menurut David (2011, p168-182) bahwa secara keseluruhan ada sebelas strategi
alternatif yang dapat diambil perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan dalam
empat jenis, yaitu:
1. Strategi Integrasi
a. Integrasi ke depan, yaitu upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas
distribusi atau pengecer.
b. Integrasi ke belakang, yaitu upaya memiliki atau meningkatkan control
terhadap perusahaan pemasok.
c. Integrasi horizontal, yaitu upaya memiliki atau meningkatkan kendali atas
perusahaaan pesaing.
2. Strategi Intensif
a. Penetrasi pasar, yaitu dengan meningkatkan pangsa pasar untuk produk
atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar.
b. Pengembangan pasar, yaitu dengan cara memperkenalkan barang atau jasa
yang sedang dimiliki sekarang ke daerah geografis yang baru.
c. Pengembangan produk, yaitu cara untuk meningkatkan penjualan dengan
cara memodifikasi dan meningkatkan mutu produk atau jasa yang sudah
ada.
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi terkait, menambah produk atau jasa baru namun masih
berhubungan.
28
b. Diversifikasi tidak terkait, yaitu menambah produk atau jasa baru tapi
tidak berhubungan.
4. Strategi defensive
a. Rasionalisasi, yaitu melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya
dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang
menurun.
b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi.
c. Likuidasi, yaitu menjual semua asset sebuah perusahaan secara bertahap
sesuai nilai nyata asset tersebut.
2.6.1.1.3.4 SLEPT Analysis
Menurut Chaffey (2011,p193) Analisis SLEPT adalah sebuah singkatan yang
menunjukkan S untuk Bidang Sosial (Social) L untuk Hukum (Legal and Ethical), E
untuk Ekonomi (Economic), P untuk Politik (Political), dan T untuk Teknologi(
Technological).
1. Social adalah Pengaruh dari presepsi customer dalam menentukan
pemakaian sebuah produk.
2. Legal and Ethical adalah Menentukan metode dengan cara menetapkan
produk yang dapat dipromosikan dan dijual secara online dengan
mengatasnamakan masyarakat dan melindungi hak dan privasi dari
seorang individual.
3. Economical adalah Pengaruh dari kinerja ekonomi dari sebuah negara
dalam perdagangan internasional sehingga mempengaruhi bursa efek.
4. Political adalah Pemerintah dan organisasi antar bangsa mempunyai
peranan penting dalam pengaptasian dan kontrol dari sebuah internet yang
memiliki penerapan hukum dan dikendalikan oleh pemerintah.
5. Technological adalah Perubahan pada teknologi yang memberikan peluang
baru untuk pemasaran produk dengan cara baru.
2.6.1.2 Objectives
Menurut Chaffey (2011, p281) Objectives merupakan pernyataan dan
komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan. Tahap ini merupakan tahap untuk
menentukan tujuan agar perusahaan akan fokus terhadap apa yang ingin dicapai. Pada
29
tahap ini akan didapatkan tujuan realistis dari program e-Marketing dan manfaat yang
dihasilkan. Hasil ini didapat dari tahapan 5S, yaitu :
1. Sell : Bagaimana cara untuk melakukan penjualan dan mempromosikan
produk dan jasa.
2. Serve : Memberikan manfaat tambahan untuk pelangan dengan memberikan
informasi tentang perusahaan.
3. Sizzle: Menciptakan brand awareness dari customer terhadap perusahaan.
4. Speak : Menciptakan hubungan komunikasi antara perusahaan dengan
customer.
5. Save : Mengurangi biaya pemasaran, promosi, operasional pada perusahaan
dan meningkatkan pendapatan pada penjualan perushaan.
2.6.1.3 Strategy
Menurut Chaffey (2011, p295) Definisi strategi didorong oleh tujuan dan visi
sebagaimana dimaksud pada bagian sebelumnya. Karena strategi disusun berdasarkan
visi dan tujuan, sehingga perlu untuk sering kembali dan merevisinya.
Komponen kunci dari strategi pemasaran berpedoman pada akronim STOP
(Segments−Targeting−Objectives−Positioning) dan SIT (Sequence or
Stages−Integration−Tools).
a. Segments (S):
Dalam hal ini dilakukan segmentasi, yaitu identifikasi kelompok yang
berbeda dalam target pasar dalam rangka untuk mengembangkan penawaran
produk yang berbeda dan komunikasi untuk kelompok. Segmentasi juga
melibatkan memahami kebutuhan customer dalam rangka mengembangkan
strategi untuk memenuhi segmen ini sekaligus memaksimalkan pendapatan
(Chaffey, 2011, p408).
b. Targeting (T) :
Targeting berarti melakukan evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat
dan pengembangan penawaran yang sesuai (Chaffey, 2011, p407).
Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p225-229), ada empat jenis
strategi yang dapat digunakan dalam memilih segmen pasar, antara lain:
30
o Pemasaran tanpa diferensiasi atau pemasaran massal, yaitu perusahaan
memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan mengejar
keseluruhan pasar dengan satu tawaran.
o Pemasaran terdiferensiasi atau pemasaran tersegmentasi, yaitu perusahaan
memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang
penawaran terpisah bagi masing-masing segmen.
o Pemasaran terkonsentrasi atau pemasaran ceruk, yaitu perusahaan mengejar
pangsa besar salah satu atau beberapa segmen atau ceruk.
o Pemasaran mikro, yaitu praktek penghantaran produk dan program pemasaran
khusus untuk kebutuhan dan keinginan individual tertentu dan kelompok
customer setempat, termasuk pemasaran lokal dan pemasaran individual.
c. Objectives (O)
Objectives membantu untuk mengingatkan bahwa strategi yang akan
digunakan harus memenuhi keseluruhan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Chaffey, 2011, p462).
d. Positioning (P)
Positioning berhubungan tentang bagaimana mempengaruhi persepsi
customer terhadap produk dalam pasar (Chaffey, 2011, p411).
Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p231), positioning berarti bagaimana
perusahaan akan menciptakan nilai untuk segmen sasaran dan posisi apa yang ingin
diduduki perusahaan dalam segmen itu.
a. Sequences or Stages (S)
Sequence or stages berhubungan dengan menentukan tahapan
mengenai pengembangan website untuk e-Marketing, dimana akan memilih
tipe website seperti apa yang akan dikembangkan untuk perusahaan (Chaffey,
2008, p459).
b. Integration (I)
Integration berhubungan dengan menentukan bagaimana segala
sesuatu diintegrasikan, seperti apakah proses online akan diintegrasikan
dengan proses offline dan database atau tidak (Chaffey, 2008, p459).
c. Tools (T)
31
Tools berhubungan dengan menentukan peralatan apa saja yang akan
digunakan untuk membangun website yang telah ditentukan (Chaffey, 2008,
p460).
2.6.1.4 Tactics
2.6.1.4.1 7P
Untuk mengimplementasikan tujuan dan strategi yang telah ditentukan, maka
langkah selanjutnya adalah merumuskan taktik. Menurut Chaffey (2011, p420), untuk
merumuskan taktik e-Marketing bisa menggunakan bauran pemasaran 7P.
Gambar 2. 7 7P
Sumber :Chaffey (2011, p420)
o Product
Menurut Chaffey (2011, p422), produk adalah elemen dari bauran
pemasaran yang melibatkan meneliti kebutuhan customer dan
mengembangkan produk yang sesuai.
o Price
Menurut Chaffey (2011, p427), elemen harga dari bauran
pemasaran mengacu pada kebijakan harga suatu organisasi yang digunakan
untuk menentukan pricing models (bentuk pembayaran seperti pembelian
langsung, lelang, sewa, volume pembelian dan persyaratan kredit) dan untuk
menetapkan harga untuk produk dan jasa.
32
o Place
Menurut Chaffey (2011, p431), tempat adalah elemen dari bauran
pemasaran yang melibatkan mendistribusikan produk kepada customer sesuai
dengan permintaan dan meminimalkan biaya persediaan, transportasi, dan
penyimpanan.
o Promotion
Menurut Chaffey (2011, p432), promosi adalah elemen dari bauran
pemasaran yang melibatkan komunikasi dengan customer dan stakeholder
lainnya untuk menginformasikan tentang produk dan organisasi, dimana bisa
menggunakan bauran komunikasi (communication mix) dan social
networking.
Kotler dan Armstrong (2012, p432) menjelaskan bahwa bauran komunikasi
(communication mix) digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai
customer secara persuasif dan membangun hubungan customer dengan menggunakan:
� Periklanan, yaitu segala biaya yang harus dikeluarkan untuk presentasi dan
promosi nonpribadi dalam bentuk ide atau gagasan, barang, atau jasa.
� Promosi penjualan, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan suatu produk atau jasa.
� Penjualan personal, yaitu presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan
untuk mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan customer.
� Hubungan masyarakat, yaitu membangun hubungan baik dengan beragam
publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan
yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita, dan peristiwa
yang dapat merugikan.
� Pemasaran langsung, yaitu komunikasi langsung dengan sejumlah customer
sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung dan mempererat hubungan
customer.
o People
33
Menurut Chaffey (2011, p434), people adalah elemen dari bauran
pemasaran yang melibatkan pengiriman layanan kepada customer selama
interaksi dengan customer.
o Process
Menurut Chaffey (2011, p434), process adalah elemen dari bauran
pemasaran yang melibatkan metode dan prosedur yang perusahaan gunakan
untuk mencapai semua fungsi pemasaran.
o Physical evidence
Menurut Chaffey (2011, p434), physical evidence adalah elemen dari
bauran pemasaran yang melibatkan ekspresi nyata dari produk dan bagaimana
itu dibeli dan digunakan.
2.6.1.5 Action
Menurut Chaffey (2011, p.439), komponen tindakan perencanaan E-
Marketing mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk
melaksanakan sebuah rencana tersebut.
2.6.1.5.1 Race
Kerangka RACE merupakan kerangka pembentukan taktik yang pertama kali
diperkenalkan oleh Steve Jackson dalam bukunya Cult of Analytics. RACE terdiri atas
empat langkah aktivitas marketing yang dirancang untuk membantu membentuk
brands engagement (proses membentuk loyalitas customer terhadap suatu brand).
Berikut penjabaran dari rangkaian aktivitas marketing yang terdapat dalam kerangka
RACE (Chaffey, 2011, What Is RACE? section, para. 1)
o Tahap 1, Reach: Reach merupakan taktik yang harus dilakukan dalam
membangun brand awareness dari produk atau jasa yang dijual, dengan
memperkenalkannya melalui berbagai media online atau offline. Untuk bisa
membangun brand awareness secara efektif, tidak hanya website perusahaan
saja yang dibutuhkan, melainkan harus ada kombinasi dengan tools lain yang
dapat digunakan sebagai alat untuk membangun traffic ke website perusahaan,
seperti penggunaan social media facebook, kaskus atau twitter atau media
lainnya sebagai media awal pengenalan brand kepada masyarakat luas dan
34
untuk memancing mereka agar bersedia mengunjungi website yang telah
dibuat.
o Tahap 2, Act: Act merupakan taktik untuk mempengaruhi pengunjung website
agar tertarik mencari tahu lebih jauh mengenai perusahaan. Dengan
menyediakan fitur yang menarik, navigasi website yang jelas, dan konten yang
mampu membentuk kesan positif bagi pengunjung website mengenai brand
atau perusahaan, mereka mungkin akan terpancing untuk mencari tahu lebih
jauh mengenai perusahaan dan produk- produknya.
o Tahap 3, Convert: Conversion merupakan taktik untuk menarik target
customer agar bersedia menjalin hubungan dengan perusahaan, serta tertarik
untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
o Tahap 4, Engage: Pada tahap ini,hal yang perlu dilakukan adalah upaya
menjaga hubungan yang sudah terbentuk dengan customer agar dapat bertahan
lama, contohnya pelayanan customer service yang baik, menjaga komunikasi
lewat social media atau fitur testimonial dan review produk pada website e-
marketing perusahaan, dan lain-lain.
2.6.1.6.2 Blueprint
Menurut Chaffey (2011, p609), blueprints menunjukkan hubungan antara
halaman dan komponen konten lainnya, dan dapat digunakan untuk menggambarkan
organisasi, navigasi dan sistem label.
Gambar 2. 8 Blueprint
Sumber : Chaffey (2011, p609)
35
2.6.1.5.2 Wireframe
Menurut Chaffey (2011, p609), wireframe atau schematic adalah suatu uraian
dasar setiap halaman, digambar untuk menunjukkan elemen dari halaman, hubungan
mereka, dan kepentingan relatif mereka.
Gambar 2. 9 Wireframe
Sumber : Chaffey (2011, p609)
2.6.1.5.3 Data Modeling
Menurut Chaffey (2011, p511) sistem Data Modeling menggunakan tehnik
yang kuat seperti normalisasi yang digunakan untuk analisa hubungan database dan
design.
2.6.1.5.4 Gannt Chart
Menurut Schwalbe (2004, p192) Ganttchart menyediakan sebuah format
standart untuk menggambarkan informasi mengenai jadwal proyek dengan
menampilkan kegiatan dari proyek, jadwal mulai proyek dan jadwal selesai proyek
36
dalam bentuk kalender. Ganttchart menunjukkan informasi dalam tugas proyek
sebagai bars sepanjang timescale.
2.6.1.6 Control
Chaffey (2008, p471-473), menyatakan bahwa setelah mengimplementasikan
taktik dan melakukan tindakan yang dibutuhkan, sekarang saatnya untuk mengetahui
apakah rencana e-Marketing yang telah dilakukan berjalan dengan baik, apakah
tujuan yang telah ditetapkan tercapai, apakah strategi bekerja, dan apakah taktik yang
dipilih merupakan yang terbaik. Untuk itu diperlukan sistem kontrol untuk
memastikan apakah aplikasi e-Marketing bekerja dengan baik atau tidak.
Chaffey (2011, p440) menyatakan bahwa elemen kontrol dari rencana e-
Marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran
untuk mendapatkan pandangan dan pendapat customer dan teknik baru seperti analisis
web-server log files yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan
tercapai atau belum.
2.7 Metode Perancangan
2.7.1 OOAD
Menurut Satzinger et al. (2009, p60), Object Oriented Analysis adalah semua
jenis object yang melakukan suatu pekerjaan dalam suatu sistem dan menunjukan
apakah interaksi pengguna dibutuhkan untuk penyelesaian masalah.
2.7.1.1 Activity diagram
Menurut Satzinger et al. (2009, p141), Activity diagram adalah jenis diagram
workflow yang menggambarkan aktivitas user dan aliran sekuensialnya.
37
Gambar 2. 10 Activity diagram
Sumber : Satzinger et al. (2009, p141)
2.7.1.2 Usecase diagram
Menurut Satzinger et al. (2009, p242) Usecase diagram adalah sebuah
diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara mereka para pengguna
berinteraksi dengan sistem. Aktor adalah orang atau hal yang benar-benar menyentuh
atau berinteraksi dengan sistem.
38
Gambar 2. 11 Usecase diagram
Sumber : Satzinger et al. (2009, p242)
2.7.1.3 Class diagram
Menurut Satzinger et al. (2009, p187 ) Class diagram adalah diagram kelas
yang digunakan untu menunjukkan kelas objek untuk sistem.
Gambar 2. 12 Class diagram
Sumber : Satzinger et al. (2009, p187)
39
2.7.1.4 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009, p242) System Sequence Diagram (SSD)
digunakan untuk menggambarkan alur informasi yang masuk dan keluar dari system
secara otomatis.
Gambar 2. 13 System Sequence Diagram
Sumber : Satzinger et al. (2009, p242)
2.7.1.5 Completed Three – Layer Design Sequence Diagram
Menurut Satzinger et al. (2009, p229) Completed three-layer design sequence
diagram merupakan gambaran lengkap dari sequence diagram dan juga
pengembangan dari first-cut sequence diagram. Completed three-layer design
sequence diagram menambahkan data layer.
40
Gambar 2. 14 Completed Three - Layer System Sequence Diagram
Sumber : Satzinger et al. (2009, p229)
2.8 Control
Chaffey (2011, p471-473), menyatakan bahwa setelah mengimplementasikan
taktik dan melakukan tindakan yang dibutuhkan, sekarang saatnya untuk mengetahui
apakah rencana e-Marketing yang telah dilakukan berjalan dengan baik, apakah
tujuan yang telah ditetapkan tercapai, apakah strategi bekerja, dan apakah taktik yang
dipilih merupakan yang terbaik. Untuk itu diperlukan sistem kontrol untuk
memastikan apakah aplikasi e-Marketing bekerja dengan baik atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah goal setting, performance measurement,
performance diagnosis, corrective action dalam proses control e-Marketing .
- Goal setting : target awal yang telah ditentukan sebelumnya.
- Performance measurement : mengukur sejauh mana target telah tecapai,
apakah sudah sesuai target atau belum? Apakah taktik yang dijalankan
41
sudah berjalan dengan baik? Semua akan dibahas dan diteliti dalam tahap
ini.
- Performance diagnosis : tahap dimana dilakukan analisa lebih mendalam
tentang sebab akibat yang telah terjadi.
- Corrective action : Tahap terakhir adalah merevisi strategi dan taktik
untuk memastikan bahwa target yang sudah dibuat sebelumnya bisa
tercapai.
42
2.9 Kerangka Berpikir
Kerangka pikir
SOSTAC
Mulai& Merumuskan&Masalah&Melakukan&Penelitian:&
1 Wawancara 1 Observasi
1 Studi Pustaka-
Merancang Landasan Teori
Dan Landasan Model
Selesai&
Situation Analysis
SLEPT Porter Five Forces
SWOT
1 IFE – EFE – CPM
1 Matrix SWOT – IE – Grand
Strategy
1 QSPM
1 CPM - Grand Strategi
OBJECTIVE&
1&5’S&(Sell,&Serve,&Speak,&
Sizzle,&Save)&
STRATEGY
Stop & Sit
1 Segment
1 Target Market 1 Objectives
1 Positioning
1 Sequence
1 Targeting &
Segmentation
1 Integration
CONTROL 1 Goal Setting
1 Performance
Measurement 1 Performace Diagnosis
1 Corrective Action
ACTION
- RACE
1 Data Modeling 1 Wireframe
1 Time Scale
1 OOAD
TACTICS
1 7P(Product, Price, Place,
Promotion, Process, People, Physical Evidence)
&
Gambar 2. 15 Kerangka Berpiki