30
Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan PT.INASA SAKHA KIRANA Laporan Akhir | III - 1 BAB III. PROFIL DAERAH KAJIAN 3.1. Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Tengah, dengan ibukota Palangka Raya terletak antara 0°45’ Lintang Utara, 3°30’ Lintang Selatan dan 111° Bujur Timur. Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas ketiga di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur dengan luas wilayah mencapai + 153.564 Km². Namun berdasarkan hasil penelitian terpadu yg telah melalui uji konsistensi Kementerian Kehutanan, total luas wilayah Kalimantan Tengah adalah 154.267,80 km2 atau 15.426.780 Ha ,yang terdiri dari: Kawasan Hutan : 12.675.364 Ha atau 82,16% Kawasan Non Kehutanan : 2.751.416 Ha atau 17,84% Batas Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat. Pelaksanaan otonomi daerah sebagai tindak lanjut berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan peluang dan tantangan bagi pemerintah kabupaten/kota beserta masyarakatnya untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih luas, baik dalam bidang urusan pemerintahan maupun dalam pengelolaan pembangunan. Sebagai implikasi dari otonomi tersebut, maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah, jumlah kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah bertambah dari 5 kabupaten dan 1 kota menjadi 13 kabupaten dan 1 kota, yaitu: 1) Kota Palangka Raya dengan ibukota Palangka Raya. 2) Kabupaten Kotawaringin Barat dengan ibukota Pangkalan Bun. 3) Kabupaten Kotawaringin Timur dengan ibukota Sampit. 4) Kabupaten Kapuas dengan ibukota Kuala Kapuas. 5) Kabupaten Barito Selatan dengan ibukota Buntok. 6) Kabupaten Barito Utara dengan ibukota Muara Teweh. 7) Kabupaten Lamandau dengan ibukota Nanga Bulik 8) Kabupaten Sukamara dengan ibukota Sukamara.

Bab 3

Embed Size (px)

Citation preview

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 1

BAB III. PROFIL DAERAH KAJIAN

3.1. Provinsi Kalimantan Tengah

Provinsi Kalimantan Tengah, dengan ibukota Palangka Raya terletak antara 0°45’ Lintang Utara, 3°30’ Lintang Selatan dan 111° Bujur Timur. Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas ketiga di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur dengan luas wilayah mencapai + 153.564 Km².

Namun berdasarkan hasil penelitian terpadu yg telah melalui uji konsistensi Kementerian Kehutanan, total luas wilayah Kalimantan Tengah adalah 154.267,80 km2 atau 15.426.780 Ha ,yang terdiri dari:

Kawasan Hutan : 12.675.364 Ha atau 82,16%

Kawasan Non Kehutanan : 2.751.416 Ha atau 17,84%

Batas Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah:

Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan

Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat.

Pelaksanaan otonomi daerah sebagai tindak lanjut berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan peluang dan tantangan bagi pemerintah kabupaten/kota beserta masyarakatnya untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih luas, baik dalam bidang urusan pemerintahan maupun dalam pengelolaan pembangunan. Sebagai implikasi dari otonomi tersebut, maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah, jumlah kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah bertambah dari 5 kabupaten dan 1 kota menjadi 13 kabupaten dan 1 kota, yaitu:

1) Kota Palangka Raya dengan ibukota Palangka Raya.

2) Kabupaten Kotawaringin Barat dengan ibukota Pangkalan Bun.

3) Kabupaten Kotawaringin Timur dengan ibukota Sampit.

4) Kabupaten Kapuas dengan ibukota Kuala Kapuas.

5) Kabupaten Barito Selatan dengan ibukota Buntok.

6) Kabupaten Barito Utara dengan ibukota Muara Teweh.

7) Kabupaten Lamandau dengan ibukota Nanga Bulik

8) Kabupaten Sukamara dengan ibukota Sukamara.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 2

9) Kabupaten Seruyan dengan ibukota Kuala Pembuang.

10) Kabupaten Katingan dengan ibukota Kasongan.

11) Kabupaten Gunung Mas dengan ibukota Kuala Kurun .

12) Kabupaten Pulang Pisau dengan ibukota Pulang Pisau.

13) Kabupaten Barito Timur dengan ibukota Tamiang Layang

14) Kabupaten Murung Raya dengan ibukota Puruk Cahu.

Peta wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Tengah :

Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Katingan merupakan kabupaten terluas, masing-masing 23.700 Km². dan 17.800 Km². dimana luas kedua kabupaten tersebut mencapai 27 persen dari total luas wilayah Kalimantan Tengah, sedangkan Kota Palangka Raya mempunyai luas paling kecil, yakni 2.400 Km².

Topografi

Sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah merupakan daerah dataran rendah dengan topografi yang praktis relatif datar mulai dari wilayah bagian selatan, tengah dan menerus dari barat hingga ke timur. Pada sektor tengah wilayah Kalimantan Tengah mulai dijumpai perbukitan dengan variasi topografi dari landai hingga kemiringan tertentu, dengan pola intensitas kemiringan yang meningkat ke arah utara. Sektor utara merupakan rangkaian pegunungan dengan dominasi topografi curam, bagian wilayah ini memanjang dari barat daya ke timur. Titik tertinggi

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 3

wilayah Kalimantan Tengah terdapat di Gunung Batu Sambang dengan ketinggian mencapai 1660 Meter dpl.

Proporsi dari areal-areal yang bertopografi lebih berat banyak dijumpai di daerah-daerah yang berada di kawasan atas, sebaliknya areal-areal bertopografi lebih ringan terdapat di daerah-daerah yang berada di kawasan bawah.

Geologi dan Tanah

Dalam rangka pengembangan wilayah di Kalimantan Tengah, berbagai data dan informasi dasar terkait dengan potensi kesuburan tanah, bahan tambang, air tanah, daya dukung dan kerawanan fisik berbagai daerah di Kalimantan Tengah sangat dibutuhkan.

Berdasarkan formasi batuannya, bumi Kalimantan Tengah berasal dari formasi-formasi geologis yang tergolong tua. Adapun penyebaran formasi batuannya terdiri dari :

- Aluvium, endapan sungai dan laut, wilayah berawa dan bergambut.

- Batuan sedimen yang kaya akan mineral kuarsa.

- Batuan sedimen klastik, mineral kuarsa dengan sedikit material vulkanik.

- Batuan beku.

- Batuan vulkanik tua, menghasilkan jenis tanah yang kaya unsur hara.

- Batuan metamorf.

Terkait dengan potensi kesuburan tanah, wilayah-wilayah di Kalimantan Tengah tergolong memiliki potensi kesuburan rendah. Menurut tingkat kesuburannya, tanah di Kalimantan Tengah termasuk dalam kelas IV, V dan III dengan jenis tanah terdiri dari Organosol, Aluvial, Regosol, PMK, Podsol, Latosol, Litosol dan Laterit.

Sementara, terkait dengan sumber daya mineral, bumi Kalimantan Tengah mengandung:

1) Mineral Logam, berupa: emas primer, emas sekunder dan bijih besi. Ditinjau dari kelayakan ekonomisnya, mineral logam yang layak ditambang adalah emas. Selanjutnya, mengingat adanya peningkatan kebutuhan terhadap baja di pasar dunia kini maka nilai kelayakan ekonomis cadangan bijih besi bumi Kalimantan Tengah juga mengalami kenaikan.

2) Mineral Non Logam, berupa: pasir kuarsa, bentonit, kaolin, mika dan batu gamping. Mineral non logam yang memiliki prospek dan cukup luas penyebarannya adalah pasir kuarsa dan kaolin. Untuk mineral non logam jenis mika dapat ditemui khususnya di wilayah fisiografi perbukitan dan pegunungan. Sedangkan jenis batu gamping dapat dijumpai terutama di bagian timur, dekat perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan.

3) Batu Permata, berupa intan dan kecubung. Batu permata jenis intan terdapat di aluvium pada aliran sungai Barito yang terletak di Puruk Cahu, sedangkan jenis kecubung dapat dijumpai di bagian utara Pangkalan Bun.

4) Mineral Energi, berupa minyak bumi dan batubara. Cadangan minyak bumi terdapat di sektor tengah yang berbatasan dengan Kalimantan Selatan. Sedangkan cadangan batubara terdapat di sektor timur laut, menerus ke selatan dan ke barat.

Hidrologi

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 4

Di wilayah Kalimantan Tengah mengalir beberapa sungai besar yang berhulu di sektor utara wilayah. Sejalan dengan kondisi fisiografi wilayah, sungai-sungai utama mempunyai kemiringan yang rendah hingga ke sektor tengah sehingga jangkauan pengaruh pasang air laut relatif jauh khususnya pada musim kemarau. Sebaliknya di musim hujan, air sungai sering meluap ke wilayah pedataran yang dilintasinya.

Rawa gambut terdapat hingga ke sektor tengah. Pada bagian yang lebih hilir terdapat rawa pasang surut. Wilayah lebih hulu dialiri anak-anak sungai berpola dendritik dengan kemiringan tinggi bahkan beriam.

Dengan demikian, kawasan hulu sangat berpotensi bagi pembangkit listrik tenaga air disamping sebagai sumber air mineral. Kawasan berawa di sektor tengah dan pesisir berfungsi sebagai retensi saat kelebihan air musim penghujan. Adapun perairan darat di Kalimantan Tengah, yakni: sungai, danau dan rawa dengan luas kurang lebih 141.965 Ha, potensial bagi perikanan darat.

Sebagai akses pelayaran laut, Pantai laut di selatan Kalimantan Tengah merangkai 7 (tujuh) kabupaten mulai dari Sukamara di barat hingga Kapuas di timur dengan panjang garis pantai + 750 km. Selain itu, Kalimantan Tengah juga memiliki suatu kawasan andalan laut yang kaya akan potensi ikan, yakni perairan laut Kuala Pembuang. Perihal air tanah, Kalimantan Tengah memiliki potensi air tanah dangkal yang cukup besar, yakni pada wilayah fisiografi pedataran rendah.

Klimatologi

Iklim di Kalimantan Tengah termasuk dalam tipe A dengan iklim tropis yang lembab dan panas. Wilayah ini rata-rata mendapat penyinaran matahari lebih dari 50% sepanjang tahun dengan suhu udara berkisar 21,7ºC – 33,2ºC. Berdasarkan pengamatan tahun 2009 pada 5 stasiun, suhu maksimum rata-rata mencapai 32,08˚C, sedangkan suhu minimum rata-rata 22,6˚C. Suhu minimum terendah tercatat di Palangka Raya, sementara suhu maksimum tertinggi tercatat di Muara Teweh.

Oleh karena dekatnya wilayah Kalimantan Tengah ke khatulistiwa, perbedaan suhu antar tempat relatif kecil dan hanya dibedakan oleh perbedaan altitude. Suhu relatif siang hari berkisar antara 26˚C – 30˚C dan malam hari 15˚C – 26˚C. Keadaan suhu demikian menyebabkan tingginya intensitas penguapan. Oleh sebab itu, cenderung selalu terdapat awan aktif dan udara yang jenuh sehingga mengakibatkan seringnya turun hujan di Kalimantan Tengah. Curah hujan tahunan pada tahun 2008, di wilayah Kalimantan Tengah berkisar dari 2.323,3-3.037,2 mm, dimana nilai terendah berada di Pangkalan Bun dan tertinggi ada di Muara Teweh.

Gambaran Umum Penduduk Kalimantan Tengah

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah adalah 2.202.599 orang, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) tercatat sebanyak 550.650 KK. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) tersebut, penyebaran penduduk Kalimantan Tengah tampak masih bertumpu pada beberapa kabupaten induk.

Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas dan Kotawaringin Barat adalah tiga Kabupaten dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 373.842 orang, 329.406 orang, dan 235.274 orang.

Kabupaten Katingan merupakan Kabupaten pemekaran dengan jumlah penduduk terbanyak diantara kabupaten pemekaran lainnya di Kalimantan Tengah yakni sebanyak 141.350 orang.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 5

Dengan luas wilayah Kalimantan Tengah sekitar 153.564 kilometer persegi yang didiami oleh 2.202.599 orang, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Tengah adalah sebanyak 14 orang per kilometer persegi. Kota Palangka Raya sebagai ibukota provinsi memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, yakni sebanyak 82 orang per kilometer persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Murung Raya yakni sebanyak 4 orang per kilometer persegi.

Sex Ratio Penduduk Kalimantan Tengah

Data Sex Ratio berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa sex ratio penduduk Kalimantan Tengah adalah sebesar 109, yang artinya adalah penduduk laki-laki di provinsi ini 9 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuannya. Sex ratio terbesar terjadi di Kabupaten Seruyan yakni sebesar 116, sedangkan yang terkecil terjadi di Kabupaten Kapuas, Barito Selatan dan Palangka Raya yakni sebesar 104.

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi regional sangat erat hubungannya dengan masing-masing sektor yang membentuknya. Hal ini berkaitan erat dengan kontribusi masing-masing sektor yang berpotensi besar maupun sektor-sektor yang masih perlu mendapat perhatian lebih untuk dijadikan prioritas pengembangan sehingga diharapkan dapat menjadi sektor yang mempunyai peranan lebih besar dimasa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier, sehingga tercipta pendapatan masyarakat yang meningkat secara mantap dengan pemerataan yang sebaik mungkin. Laju pertumbuhan PDRB tahun 2009 sebesar 5,48 persen. Sumbangan terbesar PDRB tahun 2009 atas dasar Harga Berlaku adalah dari sektor pertanian yaitu sebesar Rp. 10.241,39 Milyar dan atas dasar Harga Konstan (tahun 2000) sebesar Rp. 5.700,23 Milyar.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 relatif mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 sebesar 5,84 persen., tahun 2007 sebesar 6,06 persen. sementara pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 6,2 persen.. Pada tahun 2009 meskipun ada pengaruh krisis ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah masih dapat mencapai 5,48 persen. atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,5 persen.. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2010 sampai dengan Triwulan III (Cum to Cum) berdasarkan data BPS Kalimantan Tengah tahun 2010 adalah sebesar 6,42 persen.

Pertumbuhan PDRB Sektoral

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seperti telah diurakan pada bagian sebelumnya.

Gambaran Singkat Sektor

1) Pertanian

Sektor yang paling memungkinkan untuk dikembangkan adalah sektor pertanian, mengingat ketersediaan lahan yang masih cukup besar. Di sektor pertanian ini, sub sektor yang berpeluang untuk dikembangkan adalah sub sektor perkebunan. Saat ini

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 6

sudah masuk permohonan untuk berinvestasi di sub sektor perkebunan Kelapa Sawit dan Karet, Singkong dalam skala cukup luas.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan investasi di sektor perkebunan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, terbentur pada aspek tata ruang, di mana lokasi yang dimohon masuk dalam kriteria kawasan hutan yang memerlukan proses alih fungsi. Sedangkan sub sektor lainnya yang perlu didorong adalah sub sektor peternakan, ini dimaksudkan untuk mampu mencukupi kebutuhan lokal, bahkan dimungkinkan untuk mampu memasok kebutuhan provinsi lain. Selain itu sub sektor perikanan juga memiliki prospek cerah, karena Provinsi Kalimantan Tengah memiliki cukup banyak kawasan perairan danau yang dapat dikembangkan menjadi usaha perikanan air tawar.

2) Perdagangan dan Jasa

Dalam sektor perdagangan dan jasa di provinsi Kalimantan Tengah yang paling berperan dalam penciptaan nilai tambah yang besar dan perlu dikembangkan adalah sektor perdagangan besar dan eceran. Kegiatan ini tersebar disepanjang jalan utama di pusat-pusat Kota di wilayah provinsi Kalimantan Tengah. Provinsi Kalimantan Tengah dengan 13 kabupaten dan 1 kota, dimana di tiap-tiap wilayah dapat dikembangkan menjadi pusat jasa dan perdagangan, hotel, perkantoran dan lain sebagainya.

3) Industri

Secara umum industri yang berkembang di provinsi Kalimantan Tengah meliputi industri pengolahan yang merupakan jenis usaha kecil, industri rumah tangga dan industri menengah yang meliputi pangan, sandang, kerajinan dan industri perkayuan. Dari beberapa jenis usaha kecil dan industri rumah tangga tersebut sudah dapat menampung tenaga kerja yang cukup besar.

4) Pariwisata

Pembangunan pariwisata merupakan salah satu pembangunan yang dapat melibatkan masyarakat dalam jumlah besar, dan karena itulah, pembangunan bidang ini akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkembang dan akan meningkatkan perekonomian daerah secara keseluruhan. Pengembangan pariwisata tidak akan terlepas dari pembangunan lain, seperti pengembangan infrastruktur daerah dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam proses pembangunan di daerah lain. Secara umum memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan pariwisata terutama dikarenakan posisi geografis dan kondisi alamnya.

Pengembangan pariwisata perlu diarahkan pada terciptanya kesempatan kerja dan berusaha, setidaknya di daerah sekitar obyek wisata. Oleh karena itu, penataan dan pemeliharaan obyek-obyek wisata perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk mendukung pengembangan kepariwisataan tersebut maka keterlibatan masyarakat luas baik dalam bentuk sadar wisata maupun keterlibatan langsung sebagai investor di bidang kepariwisataan perlu dikembangkan. Oleh karena itu, bentuk kerjasama pengelolaan obyek/kawasan wisata dengan pihak swasta/investor perlu mendapat perhatian khusus, terutama bagi obyek wisata yang potensial dipasarkan.

Sementara ini belum didapat data lebih mengenai kunjungan wisatawan ke provinsi Kalimantan Tengah baik domestik maupun luar negeri serta kontribusinya secara ekonomi. Namun dari pengamatan sementara, kegiatan ini dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan asli daerah yang diperkirakan akan terus berkembang. Sektor pariwisata diarahkan untuk mengembangkan dan memanfaatkan daya tarik obyek

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 7

wisata yang meliputi keindahan dan kekayaan alam flora dan fauna, daya tarik tradisi yang mengandung seni dan budaya serta peninggalan masa lampau. Semua itu ditunjang jasa dan sarana pariwisata seperti biro perjalanan, penyediaan akomodasi serta pembangunan dan pembenahan fasilitas wisata. Adapun objek wisata di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain: wisata alam, seperti Taman Nasional Tanjung Puting, Kota Air Kuala Kapuas, danau Tahai dan lain sebagainya; wisata sejarah, seperti Monumen Palagan Sambi, Masjid Kiai Gede di Kotawaringin Barat dan lain sebagainya; wisata budaya, seperti Festival Tira Tangka Balang; wisata religius; wisata kuliner; wisata minat khusus; wisata olah raga; wisata belanja serta wisata umum.

5) Pertambangan

Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi Kalimantan timur. Dengan luasnya wilayah tersebut serta letak geografis yang dilalui oleh garis katulistiwa, maka secara fisik kawasan ini memiliki beberapa hasil tambang yang cukup menonjol.

Penambangan bahan galian industri golongan C di kawasan ini belum ditangani secara serius oleh pemerintah setempat, hal ini tentunya akan menimbulkan kerugian yang cukup besar dikarenakan penambangan dilakukan dengan sistem penambangan terbuka, hal ini akan mengakibatkan perubahan kondisi lingkungan .

Data potensinya dan komoditi bahan galian golongan C di Kalimantan Tengah telah diinvetarisir secara keseluruhan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah dan apabila dikelola dengan bekerjasama dengan swasta/investor akan dapat membuka lapangan kerja dibidang pertambangan, sehingga upaya meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pertambangan dapat direalisasikan. Untuk itu, pengelolaan usaha harus dilakukan dengan tepat sejak mulai eksplorasi, eksploitasi hingga pasca penambangan untuk mempertahankan/menjaga kualitas lingkungan.

Orientasi pembangunan bidang pertambangan dan penggalian adalah peningkatan produktivitas kegiatan usaha pertambangan dan penggalian oleh masyarakat, pengukuran pendataan dan pemetaan dalam rangka updating sebaran potensi dan mutu sumberdaya mineral, serta pembinaan kegiatan usaha pertambangandan penggalian yang ramah lingkungan.

Sampai saat ini potensi yang sudah tergali, baru terbatas untuk keperluan konsumsidalam daerah antara lain untuk keperluan dukungan pembangunan prasarana fisik daerah.

3.2. Kabupaten Seruyan

3.2.1 Geografis

Luas daratan Kabupaten Seruyan memanjang mengikuti aliran Sungai Seruyan dari utara (hulu) yang berbatasan dengan Kabupaten Melawi Provinsi Kalimantan Barat sampai ke selatan (hilir) yang berbatasan dengan Laut Jawa. Lokasi ibukota kabupaten ini (Kuala Pembuang) cukup unik jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Kalimantan Tengah. Pada umumnya, ibukota kabupaten terletak pada posisi di tengah - tengah tetapi di Kabupaten Seruyan, ibukotanya terletak di ujung atau bagian hilir Sungai Seruyan. Penentuan lokasi ibukota ini tentunya sudah melalui beberapa kajian ilmiah.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 8

Berdasarkan data dari Inspeksi II, LLSDP Provinsi Kalimantan Tengah, panjang Sungai Seruyan diperkirakan sepanjang 350 Km. Dari data tersebut, kita dapat membayangkan seberapa jauh jika kita menuju ke beberapa kecamatan seperti Kec. Suling Tambun dan Seruyan Hulu dari Kuala Pembuang. Untuk menuju ke ibukota Kecamatan Seruyan Hulu, akses darat baru dapat dilewati melalui kabupaten lain dengan rute Kuala Pembuang – Sampit - Rantau Pulut - Tumbang Manjul dengan jarak mencapai 482 Km (sumber: Dishubkominfo Kab. Seruyan). Bahkan masih ada kecamatan yang lebih jauh dibanding dengan Kec. Seruyan Hulu yakni Kec. Suling Tambun yang harus mencarter klotok dari Tumbang Manjul. Sedangkan rute menuju ke Ibukota Provinsi (Palangka Raya) yakni Kuala Pembuang – Sampit - Palangka Raya dapat ditempuh dengan jarak kurang lebih 350 Km atau sekitar delapan jam perjalanan dengan menggunakan angkutan darat.

Dengan demikian, jarak tempuh dari ibukota Kab. Seruyan ke beberapa kecamatan lebih jauh dibandingkan menuju ke ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya).

3.2.2 Demografis

Kabupaten Seruyan merupakan kabupaten terluas ke empat di Provinsi Kalimantan Tengah dengan jumlah penduduknya menempati posisi ke enam. Secara rata-rata, setiap 1 km2 wilayah di Seruyan dihuni oleh 8 sampai 9 orang dimana kepadatan terendah ada di Kecamatan Suling Tambun (1,8 orang/km2) dan kepadatan tertinggi ada di Kecamatan Hanau (34,26 orang/km2). Di antara 14 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah, kepadatan penduduk Seruyan adalah yang terendah ketiga setelah Murung Raya dan Katingan.

Wilayah dengan potensi kelapa sawit rata-rata memiliki tingkat kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Seperti Kecamatan Seruyan Raya, Hanau, dan Danau Seluluk yang kepadatannya di atas 20 orang per km2.

Pada pertengahan tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Seruyan sebanyak 142.275 jiwa, naik 1,68 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penduduk laki-laki di Seruyan lebih banyak dibanding perempuan. Pada tahun 2011, penduduk laki-laki di kabupaten ini sebanyak 76.495 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 65.780 jiwa. Sedangkan, jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Seruyan sebanyak 40.161 dengan rata-rata anggota rumah tangga 3,54 jiwa/rumah tangga. Artinya dalam satu rumah tangga rata-rata terdapat 3 sampai 4 orang. Jika satu rumah tangga terdiri dari orang tua dan anak. Maka dapat dikatakan program Keluarga Berencana (KB) telah berhasil di Seruyan.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 9

Indikator ketenagakerjaan merupakan indikator penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan peningkatan angkatan kerja akan mempengaruhi pembangunan. Dengan meningkatnya penduduk usia kerja yang tidak terserap dalam sektor ekonomi akan menyebabkan pengangguran yang dapat menimbulkan masalah sosial.

Dari total penduduk Seruyan usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) pada tahun 2011, lebih dari 70 persen penduduk Seruyan termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) selama periode 2009-2011 cukup berfluktuatif. Hal ini senada dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang juga cukup berfluktuatif selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011, TPT tercatat sebesar 2,41 persen. Ini berarti pada tahun 2011 dari 100 penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja kurang lebih terdapat 2 sampai 3 orang yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan.

Berdasarkan perbandingan menurut tiga lapangan usaha utama, penduduk yang bekerja di sektor pertanian (perkebunan, perikanan, tanaman bahan makanan, hortikultura, peternakan, dan kehutanan) masih mendominasi pasar kerja di Seruyan dengan persentase lebih dari 60 persen selama periode 2009-2011 yang angkanya cukup berfluktuatif.

Salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan adalah ketersediaan fasilitas pendidikan. Jika ditinjau dari hasil pendataan Susenas yang dilakukan BPS, rata-rata lama sekolah penduduk Seruyan berada pada kisaran 7 sampai 8 tahun atau rata-rata penduduk Seruyan sekolah hanya sampai kelas 1 SLTP. Angka ini masih berada dibawah program wajib belajar 9 tahun. Dilihat dari angka partispiasi pendidikan pun menunjukkan pola yang sama, baik APS, APK, dan APM. Ketiganya memperlihatkan semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin sedikit penduduk yang bersekolah. Belum meratanya sebaran sekolah ditambah lagi akses menuju fasilitas pendidikan yang masih sulit terjangkau menjadi tantangan tersendiri bagi pencapaian keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan di wilayah Kabupaten Seruyan.

Sampai dengan akhir tahun ajaran 2010/2011, Pemerintah Kabupaten Seruyan terus melakukan upaya peningkatan fasilitas pendidikan diitandai dengan semakin bertambahnya jumlah sekolah dan guru pada masing-masing jenjang pendidikan. Akan tetapi, keberadaan sekolah tingkat SLTA/sederajat masih belum merata di seluruh kecamatan yang ada di Seruyan sehingga menimbulkan minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke SLTA/sederajat menjadi rendah.

Pemerintah Kabupaten Seruyan dalam hal ini Dinas Kesehatan terus berupaya guna menciptakan masyarakat seruyan yang sehat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kab. Seruyan, penyakit yang sering terjadi pada tahun 2011 di Seruyan adalah ISPA (13.915 kasus), Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (8.639 kasus), Tekanan darah tinggi (6.681 kasus), diare (3.667 kasus), dll.

Adapun penyakit diare merupakan kasus penyakit terbanyak ke empat di Seruyan. Salah satu penyebab penyakit ini adalah infeksi bakteri seperti E. Coli, vibrio, salmonella, dsb dan biasanya bakteri tersebut sering ditemukan di air sungai yang sering menjadi tempat pembuangan akhir tinja. Berdasarkan hasil Susenas 2011, ternyata sumber air minum utama sebagian besar penduduk Seruyan adalah air sungai. Oleh karenanya, guna mengurangi penyakit diare, pemerintah membangun beberapa sumur terlindung di desa yang berada di bantaran sungai seruyan.

Upaya peningkatan pelayanan kesehatan adalah pemerataan fasilitas kesehatan, baik dari segi bangunan fisik maupun tenaga kesehatan. Keberadaan beberapa fasilitas

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 10

kesehatan seperti puskesmas/pustu dan bidan/perawat kini sudah ada di seluruh kecamatan yang ada di Seruyan baik kecamatan induk maupun pemekaran. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan total desa yang ada, jumlah ini masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang memadai.

Terlihat dari data dinas bahwa masyarakat di Kecamatan Seruyan Hulu dan Suling Tambun cukup kesulitan mendapatkan pelayanan Kesehatan. Upaya penempatan tenaga kesehatan di dua kecamatan tersebut sudah dilakukan akan tetapi karena minimnya fasilitas yang ada menyebabkan tidak betahnya tenaga kesehatan yang di kecamatan tersebut.

Lingkungan perumahan yang mayoritas masih berada di tepian sungai, menjadikan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sungai masih sangat tinggi. Keberadaan sungai tidak lagi sebatas digunakan untuk sarana cuci kakus, bahkan pada tahun 2011 sebagian besar penduduk Seruyan (47,16 persen) menjadikan air sungai sebagai sumber air minum, padahal mayoritas penduduk (55,54 persen) menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan akhir tinja.

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sedangkan garis kemiskinan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Kenaikan harga komoditi khususnya makanan yang terjadi dari tahun ke tahun mengakibatkan garis kemiskinan juga mengalami peningkatan. Inflasi yang di tahun 2010, turut mendogkrak garis kemiskinan sebesar 12,70 persen menjadi Rp. 254.340,- per kapita per bulan. Hal ini mendorong terjadinya kenaikan persentase kemiskinan dari 8,84 persen menjadi 10,58 persen di tahun 2010.

Capaian kemajuan pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Seruyan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dari 72,55 menjadi 72,93. IPM dapat direpresentasikan oleh 3 dimensi. (a) Dimensi kesehatan yang dapat dilihat dari Indikator Angka Harapan Hidup (68,04 tahun); (b) Dimensi pendidikan, yang dapat

dilihat dari indikator Angka Melek Huruf dan Rata- rata Lama Sekolah (7,77 tahun); (c) Dimensi ekonomi yang dilihat dari Indikator pengeluaran per kapita riil. Selama periode 2007-2011, status pembangunan manusia belum beranjak dari kategori “menengah atas”. Reduksi shortfall periode tersebut adalah positif 1,38. Artinya IPM Kabupaten Seruyan tahun 2011 relatif naik 1,38 persen ke sasaran indeks pembangunan manusia ideal sebesar 100.

3.2.3. Adminstrasi Pemerintahan

Secara astronomis, Kabupaten Seruyan terletak antara 00 77’ Lintang Selatan dan 30 56’ Lintang Selatan dan antara 1110 49’ Bujur Timur dan 1120 84’ Bujur Timur sehingga kabupaten ini memiliki iklim tropis. Kabupaten Seruyan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Kabupaten ini memiliki luas 16.404 Km2.

Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Seruyan memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara: Kab. Melawi Propinsi Kalimantan Barat Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 11

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Katingan

Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Kotawaringin Barat dan Kab. Lamandau.

Kabupaten Seruyan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Timur sejak diterbitkannya UU Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Seruyan, Sukamara, Lamandau, Gunung Mas, Pulang Pisau, Murung Raya, dan Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah.

Secara administrasi, sejak diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 06 tahun 2010, kabupaten ini terjadi pemekaran menjadi 10 kecamatan yaitu:

1. Seruyan Hilir

2. Danau Sembuluh

3. Hanau

4. Seruyan Tengah

5. Seruyan Hulu

6. Seruyan Raya

7. Seruyan Hilir Timur

8. Danau Seluluk

9. Batu Ampar

10. Suling Tambun

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 12

3.2.4. Perekonomian

Gambaran kondisi perekonomian dapat dicerminkan oleh beberapa indikator makro ekonomi suatu daerah. Salah satu indikator ekonomi makro tersebut adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Besarnya nilai PDRB merupakan refleksi dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Dengan membandingkan nilai PDRB yang berhasil dicapai dari tahun ke tahun maka akan terlihat bagaimana perkembangan tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah.

Berdasarkan hasil perhitungan PDRB di wilayah Kabupaten Seruyan, nilai PDRB pada tahun 2011 ini lebih besar dari tahun sebelumnya, yaitu berdasarkan berdasarkan harga berlaku mencapai 2,80 trilyun rupiah atau naik 13,53 persen dibandingkan tahun 2010, sedang apabila diperhitungkan berdasarkan harga konstan tahun 2000, nilai PDRB yang dicapai sebesar 1,08 trilyun rupiah atau tumbuh sebesar 6,24 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDRB tahun 2011 tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDRB tahun 2010 yang mencapai 6,19 persen (atas dasar harga konstan 2000).

Nilai PDRB pada tahun 2010 mengalami revisi pada beberapa subsektor. Diantaranya subsektor tanaman bahan makanan, perdagangan, dan angkutan laut. Tersedianya data terbaru atau adanya revisi data memungkinkan terjadinya revisi nilai NTB pada ketiga subsektor tersebut. Akan tetapi revisi data hanya bisa dilakukan untuk angka yang masih bersifat sementara atau sangat sementara (data dua tahun terakhir).

Pada tahun 2011, nilai PDRB yang berhasil dicapai oleh Kabupaten Seruyan mempunyai peranan pada pembentukan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 6,29 persen dan menduduki urutan nomor 6 setelah Kabupaten Kotawaringin Timur (20,71%), Kabupaten Kapuas (12,52%), Kabupaten Kotawaringin Barat (11,49%), Kota Palangka Raya (9,27%), dan Kabupaten Katingan (6,80%).

Kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Seruyan pada tahun 2011 terutama berasal dari Sektor Pertanian, yaitu 50,67 persen. Seperti diketahui Sektor Pertanian masih sangat dominan dalam pembentukan PDRB Seruyan. Tinggi rendahnya kenaikan harga-harga di tingkat produsen pada tahun 2011 dibanding dengan tahun 2010 dapat dicermati dari perbandingan besarnya nilai indeks harga implisit berantai yang dihasilkan. Pada tahun 2011indeks harga implisit berantai mencapai 259,33 atau naik sebesar 6,87 persen dibanding tahun 2010. Artinya telah terjadi kenaikan harga di tingkat produsen sebesar 6,87 persen.

Struktur ekonomi yang dibangun oleh sektor-sektor produksi bergerak menjadi kekuatan ekonomi. Sektor dengan nilai tambah yang besar menjadi tulang punggung perekonomian suatu daerah dan semakin besar pula tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap sektor ekonomi tersebut. PDRB Seruyan atas dasar harga berlaku tahun 2011 mencapai 2,80 triliun rupiah. Ini merupakan total nilai tambah bruto (NTB) yang dibentuk oleh seluruh sektor-sektor ekonomi di Seruyan. Sedangkan PDRB yang dinilai dengan harga konstan tahun 2000 pada tahun 2011 mencapai 1,08 triliun rupiah.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 13

Struktur perekonomian Kabupaten Seruyan didominasi oleh 2 (dua) sektor, yaitu: sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kedua sektor ini memberikan kontribusi sebesar 70,84 persen dalam pembentukan PDRB Seruyan tahun 2011. Dimana kontribusi sektor pertanian sebesar 50,67 persen dan kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20,17 persen. Sementara itu kontribusi sektor-sektor lainnya hanya dibawah 10 persen. Besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Seruyan menunjukkan ekonomi Seruyan masih bergantung pada sumber daya alam (resource base). Kontribusi sektor ini selama periode 2007-2011 cukup berfluktuatif. Pada tahun 2007-2009 kontribusi sektor ini mengalami penurunan, namun di tahun 2010 kontribusi sektor ini meningkat dan konstan di tahun 2011.

Kontributor kedua terbesar dalam struktur ekonomi Seruyan adalah Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran. Selama periode 2007-2011 kontribusi sektor ini mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 peranan sektor ini adalah sebesar 18,79 persen meningkat menjadi 20,17 persen pada tahun 2011.

Sektor Jasa-jasa pada tahun ini berada di posisi ketiga dalam pembentukan PDRB. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Seruyan adalah sebesar 9,40 persen. Kotribusi sektor Jasa-jasa terusmenerus meningkat dalam lima tahun terakhir. Posisi keempat dalam struktur perekonomian Seruyan pada tahun 2011 ditempati oleh Sektor Industri Pengolahan dengan peranan sebesar 7,81 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor yang paling kecil dalam pembentukan PDRB Seruyan adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Pada periode 2007-2011 peranan sektor ini kurang dari satu persen.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 14

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian riil di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu setahun. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup.

Karena itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan serta lebih cepat daripada laju pertumbuhan penduduknya merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan.

Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian Kalimantan Tengah, pada tahun 2011 perekonomian Seruyan pun menunjukkan tren meningkat. Perekonomian Seruyan mampu tumbuh sebesar 6,24 persen. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar 11,30 persen, diikuti Sektor Industri Pengolahan sebesar 10,65 persen dan Sektor Bangunan sebesar 10,52 persen. Meskipun Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh paling tinggi, namun sektor ini tidak signifikan mengangkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan karena sektor ini peranannya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Seruyan sangat kecil yakni 0,26 persen. Demikian pula halnya dengan Sektor Bangunan, kontribusinya yang hanya 2,44 persen tidak cukup signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Seruyan.

Sektor Pertanian yang merupakan sektor dominan mampu tumbuh sebesar 5,99 persen. Pertumbuhan ini terutama didukung oleh pertumbuhan di Sub Sektor Perkebunan sebesar 8,91 persen; kemudian diikuti Sub Sektor Perikanan sebesar 5,08 persen, dan Sub Sektor Peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 3,16 persen. Pertumbuhan ketiga sub sektor yang positif, terutama Sub Sektor Perkebunan yang cukup besar, ternyata mampu mengangkat pertumbuhan Sektor Pertanian menjadi lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Karena Sub Sektor Perkebunan ini mempunyai peranan sebesar 32,58 persen terhadap PDRB Kabupaten Seruyan sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan PDRB secara keseluruhan.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 15

Diantara seluruh sub sektor yang menjadi komponen penyusun PDRB, terdapat beberapa sub sektor yang mengalami kontraksi. Yaitu, Subsektor Tanaman Bahan Makanan (-1,90 persen), Sub Sektor Kehutanan (-8,32 persen), Sub Sektor Pertambangan Tanpa Migas (-6,90 persen), Sub Sektor Hotel (-3,26), Sub Sektor Angkutan Laut (-2,24 persen), Sub Sektor Angkutan Sungai (-4,07 persen), dan Jasa Penunjang Angkutan (-0,08 persen).

Sumber pertumbuhan menunjukkan besaran persentase yang disumbangkan oleh masing- masing sektor ekonomi terhadap pertumbuhan total ekonomi (total PDRB). Besaran angka ini menunjukkan peranan sektor dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi total. Selama periode 2008-2011 sektor pertanian menjadi sumber pertumbuhan terbesar, bahkan dari tahun ke tahun sumbangan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Seruyan semakin besar. Sumber pertumbuhan terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Pada tahun 2008 dan 2009 sumbangan sektor ini dapat mencapai lebih dari 1 persen. Sementara sektor lainnya berfluktuatif, bahkan pada tahun 2010 dan 2011 sumbangan sektor ekonomi lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi Seruyan hanya dibawah 1 persen.

Sembilan sektor ekonomi yang tercakup dalam PDRB dapat digolongkan menjadi tiga kelompok besar yaitu: sektor Primer, sektor Sekunder, dan sektor Tersier. Disebut sektor Primer karena outputnya masih tergantung pada sumber daya alam, seperti sektor Pertanian dan Pertambangan dan Penggalian. Sektor yang inputnya berasal dari sektor primer disebut sektor sekunder. Adapun yang termasuk sektor sekunder adalah: Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air bersih serta Sektor Bangunan. Empat sektor lainnya seperti Sektor Perdagangan, Hotel, & Restoran, Sektor Pengangkutan & Komunikasi serta Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan, serta Sektor Jasa-jasa dikelompokkan dalam sektor tersier.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 16

Peranan ketiga kelompok sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Seruyan dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan bahwa kontribusi sektor primer adalah yang terbesar dibanding dengan dua kelompok sektor lainnya. Pada tahun 2011 peranan sektor primer sebesar 51,79 persen. Sektor tersier sebesar 37,69 persen adalah yang terbesar kedua. Selama kurun waktu lima tahun terakhir kontribusi sektor primer cenderung mengalami penurunan dari 55,05 persen pada tahun 2007 menjadi 51,79 persen pada tahun 2011.

Sementara dua kelompok sektor lainnya cenderung mengalami peningkatan. Peranan sektor sekunder pada tahun 2007 sebesar 9,30 persen dan tahun 2011 meningkat menjadi 10,51 persen.

Demikian juga halnya dengan peranan sektor tersier yang mengalami peningkatan dari 35,65 persen menjadi 37,69 persen di tahun 2011. Kenaikan di sektor tersier terutama disumbang oleh subsektor jasa pemerintahan.

PDRB menurut lapangan usaha dirinci menjadi 9 sektor, dan masing-masing sektor dirinci lagi menjadi subsektor. Pemecahan menjadi subsektor di sini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2000. Perkembangan setiap sektor diuraikan dibawah ini.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 17

3.2.5. Infrastruktur

Jaringan Jalan (Transportasi Darat)

Berdasarkan wewenang pengelolaannya dan berdasarkan Revisi RTRWP Kalimantan Tengah tahun 2003, jaringan jalan di wilayah Kabupaten Seruyan terdiri dari jalan nasional, jalan propinsi dan jalan kabupaten.

Jalan nasional merupakan jalan poros selatan yang menghubungkan Kota Sampit dan Kota Pangkalan Bun. Dalam wilayah Kabupaten Seruyan, ruas jalan ini melintasi dua wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Danau Sembuluh dan Kecamatan Hanau. Jembatan besar terdapat di Desa Asam Baru dan Kec. Seruyan Hilir Timur – Kec. Seruyan Hilir yang merupakan jembatan yang melintasi Sungai Seruyan. Jalan propinsi merupakan ruang jalan yang menghubungkan jalan poros selatan dengan Ujung Pandaran - Kuala Pembuang.

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 18

Jalan kabupaten terdiri dari ruas jalan yang menghubungkan jalan poros utara dengan Rantau Pulut dan Tumbang Manjul, Kota Kuala Pembuang-Ujung Pandaran dan jalan poros selatan–Telaga Pulang. Satu-satunya aksesibilitas darat ke Kota Kuala Pembuang adalah melalui ruas jalan Sampit – Samuda – Lampuyang – Ujung Pandaran – Kuala Pembuang. Kondisi ruas jalan yang terbentang arah utara - selatan di dalam wilayah Kabupaten Seruyan, kondisinya rusak berat.

Selain itu terdapat juga beberapa ruas jalan eks HPH atau HPH aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Seruyan Hulu yang menghubungkan wilayah ini ke wilayah lainnya di Kalimantan Barat (Kabupaten Malawi),`Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Katingan. Jaringan jalan perkebunan kelapa sawit seperti di Kecamatan Seruyan Tengah, Hanau dan Danau Sembuluh juga dapat dipergunakan oleh masyarakat lokal sebagai prasarana transportasi.

Kondisi ini sangat nyata pengaruhnya terhadap hubungan dan pergerakan barang, jasa dan orang antara Kota Kuala Pembuang (Kecamatan Seruyan Hilir) sebagai Ibukota Kabupaten Seruyan dengan wilayah kecamatan lainnya. Sebagai contoh, sebagian besar masyarakat di sepanjang Sungai Manjul dan Seruyan Hulu memilih berinteraksi dengan Kabupaten Malawi di Kalimantan Barat untuk menjual hasil bumi, membeli sembako dan berobat, terutama ke Kota Nanga Pinoh.

Contoh lain bahwa para pedagang dan pengumpul hasil bumi di wilayah Kecamatan Seruyan Tengah dan Kecamatan Hanau lebih banyak memilih interaksi usaha dengan Kota Pangkalan Bun dan atau Kota Sampit. Demikian juga dengan masyarakat di wilayah Kecamatan Danau Sembuluh cenderung menunjukkan pola pergerakan barang dan orang ke Kota Sampit. Pergerakan dari wilayah Kecamatan lainnya ke arah Kota Kuala Pembuang lebih banyak dilakukan dalam hal urusan pemerintahan dan hal-hal lainnya yang bersifat khusus.

Secara umum dan sebagaimana halnya dengan daerah lain di Kalimantan Tengah, pola jaringan jalan tidak terlepas dari struktur spasial sungai, karena pusat-pusat kegiatan / pemukiman tersebar mengikuti pola aliran sungai.

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan jalan yang sudah ada dan pembuatan akses jalan baru antara lain di bagian selatan wilayah Kabupaten Seruyan hingga ke bagian tengah merupakan daerah rawa dan dataran rendah yang dapat secara periodik tergenang. Selain itu, daya dukung fisik tanah di sepanjang pinggiran sungai kurang stabil dan memerlukan biaya relatif mahal untuk pengembangan aksesibilitas baru. Sedangkan di bagian tengah dan utara wilayah Seruyan merupakan daerah perbukitan dengan lereng yang cukup tajam.

Faktor fisik ini merupakan faktor pembatas untuk pengembangan jaringan jalan. Berdasarkan data dari Kecamatan Seruyan Hilir, Danau Sembuluh, Hanau, Seruyan Tengah dan Seruyan Hulu Dalam Angka 2007, diketahui bahwa saat ini jenis moda transportasi yang ada di wilayah Kabupaten Seruyan terdiri dari mobil penumpang, mobil beban (truk), bis/mini bis, sepeda motor, sepeda, becak, dan gerobak, dengan jumlah kendaraan terbesar adalah sepeda motor.

Dalam hal angkutan umum, saat ini, trayek angkutan umum di wilayah Kabupaten Seruyan dapat dibagi menjadi 2 yaitu antarkota dalam propinsi (AKDP) dan angkutan lokal. Moda AKDP yang ada saat ini hanya melayani pergerakan penumpang Kuala Pembuang – Sampit, Rantau Pulut – Sampit, Telaga Pulang – Bangkal – Sampit, Pembuang Hulu – Sampit dan Pembuang Hulu – Pangkalan Bun. Karena kondisi jalan yang sebagian besar rusak berat, sebagian besar masyarakat lebih banyak memanfaatkan transportasi sungai yang lebih mudah dibandingkan melalui jalan

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 19

raya. Disamping itu, sarana pendukung seperti terminal belum tersedia di wilayah Kabupaten Seruyan.

Penataan perhubungan darat di Kabupaten Seruyan dilaksanakan melalui pembangunan sarana jalan untuk menjangkau luas wilayah 16.404 km2, pada tahun 2009 tersedia panjang jalan 781,97 km dengan rincian Jalan Negara sepanjang 90 km, Jalan Provinsi sepanjang 238,59 km dan Jalan Kabupaten sepanjang 453,38 km.

Kajian terhadap sistem transportasi wilayah ditekankan pada pemahaman dan penilaian terhadap karakteristik pelayanan dan karakteristik aksesibilitas dari sistem transportasi wilayah Kabupaten Seruyan. Total panjang jalan nasional yang melintasi wilayah Kabupaten Seruyan sepanjang 90 km dengan permukaan aspal dan kondisi baik. Jalan ini merupakan jalan lintas poros selatan yang menghubung Kota Sampit dan Pangkalan Bun.

Jalan Provinsi yang menghubungkan kota Sampit dan Kuala Pembuang dan Simpang Bangkal – Bangkal sepanjang 120 km sebagian dalam kondisi fungsional penuh dan hanya ada beberapa ruas yang sulit dilalui terutama pada musim penghujan.

Dari total panjang 409,48 km jalan kabupaten, hanya 36,39 km dalam kondisi baik dengan permukaan aspal, sisanya 42,5 km dalam kondisi sedang dan 330,59 km dalam kondisi rusak berat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ruas jalan kabupaten belum bisa diandalkan sebagai layanan transportasi utama karena sebagian besar bersifat fungsional situasional.

Kondisi fisik wilayah dan perkembangan pembangunan wilayah selama ini telah mendasari sistem pelayanan transportasi wilayah di Kabupaten Seruyan dengan dua prasarana utama yaitu transportasi darat dan sungai. Disamping itu telah berkembang juga sistem pelayanan transportasi laut dan transportasi udara.Pengkajian tingkat layanan sistem transportasi masing- masing, perlu dilakukan agar terlihat layanan transportasi yang dominan.

Tingkat dominasi sistem layanan transportasi di Kabupaten Seruyan dapat simpulkan bahwa:

a. Sistem transportasi di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Seruyan masih didominasi oleh layanan transportasi sungai.

b. Sistem transportasi laut hanya terdapat di Kecamatan Seruyan Hilir yang merupakan kecamatan terdekat dengan wilayah pesisir. Sistem transportasi laut, lebih diutamakan untuk pengangkutan barang.

c. Kecamatan Seruyan Hulu merupakan kecamatan yang paling terisolir. Transportasi darat sangat terbatas, sedangkan transportasi sungai juga cukup terbatas karena faktor dimensi sungai yang dangkal dan sempit.

d. Untuk kecamatan lainnya, dominasi layanan transportasi darat cukup baik karena didukung pengembangan jalan darat oleh perkebunan kelapa sawit.

e. Sistem layanan transportasi udara hanya ada di Kecamatan Seruyan Hilir yaitu di Kota Kuala Pembuang. Layanan transportasi udara sangat terbatas dan hanya melayani rute penerbangan perintis Kuala Pembuang Palangka Raya atau Banjarmasin. Bahkan pada tahun-tahun tertentu, tidak ada layanan penerbangan sama sekali atau tidak aktif.

Tinjauan terhadap tingkat aksesibilitas untuk masing-masing kecamatan dititik-beratkan pada fungsionalitas prasarana jalan terhadap kecamatan tetangganya. Prasarana jalan yang ada dibedakan atas Jalan yang fungsional dengan alan yang fungsional situasional. Jalan fungsional ialah apabila prasarana jalan darat yang

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 20

menghubungkan suatu kecamatan dengan kecamatan tetangganya dapat berfungsi setiap saat. Sedangkan fungsional situasional ialah apabila prasarana jalannya tidak selamanya dapat berfungsi dengan baik, misalnya bila musim hujan tiba, kondisi pada ruas jalan tertentu tidak dapat / sulit dilalui.

Kesimpulan mengenai kondisi transportasi di Kabupaten Seruyan adalah :

Kecamatan Seruyan Hulu memiliki aksesibilitas yang paling rendah. Kawasan ini merupaka kawasan hulu dengan topografi bergelombang hingga bergunung. Sebagian wilayah Kecamatan Seruyan Hulu memiliki akses darat ke Provinsi Kalimantan Barat melalui jalan HPH PT. Erna Juliawati dan PT. Sari Bumi Kesuma. Aksesibilitas sungai juga sangat terbatas karena dimensi sungai yang sempit dan dangkal.

Kecamatan Seruyan Tengah memiliki askses darat yang lebih baik dari kecamatan yang ada di atas baik darat maupun sungai. Jalan darat sudah banyak yang terhubung melalui jalan perkebunan sehingga mempermudah akses ke desa-desa dalam wilayah kecamatan dimaksud.

Kecamatan Danau Sembuluh memiliki akses darat yang terbatas dalam wilayah kecamatannya sendiri, tetapi akses sungai cukup lancar.

Kecamatan Seruyan Hilir secara umum memiliki akses darat dan sungai yang lebih baik. Namun dalam wilayah Seruyan Hilir yang menghubungkan Desa Tanjung Rangas ke desa-desa di arah hulu belum ada akses jalan yang memadai.

Berdasarkan kondisi eksisting diatas, terdapat beberapa isu strategis dalam mengembangkan prasarana transportasi di wilayah Kabupaten Seruyan yaitu:

1. Bentuk wilayah yang memanjang arah utara – selatan menyebabkan lemahnya interaksi dan lemahnya saling ketergantungan antara kawasan hulu (utara) dan hilir (selatan) dalam berbagai hal baik dari segi perekonomian, pendidikan maupun layanan kesehatan.

2. Kekuatan pusat pertumbuhan ekonomi sebagian besar berada di luarkawasan Seruyan, yaitu ada di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat, sementara itu, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Kecamatn Seruyan Hilir selaku ibukota Kabupaten Seruyan belum menunjukkan peningkatan signifikan. Untuk kawasan hulu (utara) terutama untuk Kecamatan Seruyan Hulu, interaksi arus barang dan hasil bumi, lebih banyak berinteraksi ke Kabupaten Malawi Provinsi Kalimantan Barat, termasuk dalam hal pendidikan dan kesehatan.

Transportasi Laut

Perkembangan transportasi laut di wilayah Seruyan saat ini dapat dikatakan kurang berkembang karena belum dapat bersaing dengan wilayah-wilayah lain, misalnya transportasi laut di Sampit dan Kumai. Jaringan transportasi laut satu-satunya yang ada di Seruyan adalah Pelabuhan Kuala Pembuang yang hanya berfungsi untuk melayani angkutan dan bongkar muat barang.

Fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan pelabuhan Kuala Pembuang saat ini adalah lapangan penumpukan berukuran 8 x 12 m dan terminal penumpang 6 x 6 m. Pelabuhan ini umumnya berhubungan langsung dengan daerah-daerah di Pulau Jawa seperti Semarang dan Surabaya serta Banjarmasin (Kalimantan selatan).

Selama ini arus penumpang pelayaran dari dan ke dalam wilayah Kabupaten Seruyan (terutama Pulau Jawa), tertumpu pada 2 pelabuhan terdekat yaitu Pelabuhan Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pelabuhan Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat, bahkan sebagian kecil melalui Pelabuhan Banjarmasin di Provinsi Kalimantan

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 21

Selatan. Sedangkan untuk angkutan laut baru setingkat angkutan penumpang perintis yang melayani rute Kuala Pembuang – Semarang.

Berkaitan dengan rencana pembangunan pelabuhan laut di Teluk Segintung, maka peran pelabuhan tersebut sangat strategis dan sangat penting karena merupakan satu-satunya pelabuhan samudra yang ada di Kalimantan Tengah.

Dalam lingkup lokal, pelabuhan ini akan berperan dalam menyalurkan produk komoditas unggulan berupa inti sawit dan minyak sawit yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit yang sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan Danau Sembuluh dan Kecamatan Hanau. Dalam lingkup regional, pelabuhan ini juga diharapkan dapat menampung hasil perkebunan besar (kelapa sawit) terutama dari wilayah Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat. Berdasarkan jalur pelayaran international maka dalam lingkup global, pelabuhan tersebut dapat langsung berinteraksi dalam lingkup internasional seperti dengan Singapura, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Cina.

Tentu saja rencana pembangunan pelabuhan laut di Teluk Segintung ini harus didukung oleh aksesibilitas darat (jalan dan jembatan) yang memadai terutama ke arah kawasan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Danau Sembuluh dan Kecamatan Hanau serta kawasan perkebunan kelapa sawit lainnya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur.

Transportasi Udara

Trasportasi udara di Kabupaten Seruyan dapat dikatakan belum berkembang dan terhenti untuk sementara waktu. Satu-satunya bandara yang ada di Kabupaten Seruyan adalah Bandara Perintis Kuala Pembuang di Kecamatan Seruyan Hilir.

Bandara perintis adalah bandar udara yang diperuntukkan pemerintah untuk melayani jaringan dan rute penerbangan guna menghubungkan daerah-daerah terpencil di pedalaman atau daerah yang sukar dijangkau melalui moda transportasi lainnya serta secara komersial dan operasional belum menguntungkan. Bandar Perintis Kuala Pembuang, memiliki prasarana dan sarana:

Run Way : panjang 850 m, lebar 23 m

taxi way : panjang 75 m, lebar 13 m

over run : panjang 60 m, lebar 46 m

appron : panjang 60 m, lebar 30 m

Fasilitas Lainnya : Kantor, Terminal Penumpang Dan Sarana Komunikasi

Namun bandara ini berada di tengah-tengah permukiman sehingga untuk pengembangan lebih lanjut akan mengalami kendala. Berkaitan dengan rencana pembangunan pelabuhan laut di Teluk Segintung Kecamatan Seruyan Hilir, maka peran transportasi udara menjadi sangat penting bagi para pebisnis yang menanamkan investasinya di Kabupaten Seruyan. Pada masa yang akan datang dan dengan berkembangnya perekonomian wilayah di Seruyan, maka terdapat beberapa rute regional dan nasional yang dapat dikembangkan antara lain ke Palangka Raya, Sampit, Pangkalan Bun dan Banjarmasin (rute regional) dan ke Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta (rute nasional).

Transportasi Sungai

Kabupaten Seruyan berada dalam kawasan DAS Seruyan yang memiliki 3 anaksungai utama yang dapat dilayari. Hampir semua desa berada dan tersebar di sepanjang sungai-sungai tersebut dan berkedudukan di sebelah kiri mudik menghadap ke arah

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 22

timur. Oleh karena itu, transportasi sungai di wilayah Kabupaten Seruyan merupakan urat nadi pergerakan di wilayah tersebut.

Implikasi dan ketergantungan dengan transportasi sungai adalah tingginya biaya transportasi sehingga distribusi barang, terutama bahan mentah, menjadi sulit dan terbatas. Disamping itu, kelancaran jalur transportasi sungai sangat bergantung kepada musim, dimana pada musim kemarau jalur transportasi sungai sangat terbatas dan beresiko tinggi. Sungai Seruyan dengan panjang sekita 350 km hanya dapat dilayari hingga 300 km. Rute transportasi sungai yang relatif lancar dan aman adalah Kuala Pembuang – Rantau Pulut, sedangkan rute Rantau Pulu ke Tumbang Manjul relatif kurang lancar karena terdapat sekitar 162 buah riam batu yang membatasi dan mengancam keamanan transportasi. Anak Sungai Seruyan masih dapat dilayari yaitu Sungai Manjul, Sungai Kale dan Sungai Bahan dan satu jalur khusus transportasi air yaitu melalui Danau Sembuluh yang menghubungkan Bangkal dan Telaga Pulang.

Kapal atau kelotok yang dapat melayari sungai-sungai di DAS Seruyan hingga ke pedalaman pada umumnya memiliki bobot mati dibawah 10 ton, terutama pelayaran dari Kuala Pembuang ke Rantau Pulut. Sedangkan sarana kapal/kelotok dari Rantau Pulut ke Tumbang Manjul dan Tumbang Manjul memasuki Sungai Manjul, Sungai Seruyan dan Sungai Kale memiliki bobot mati yang lebih kecil dan umumnya dibawah 3 ton. Untuk mendukung kelancaran transportasi sungai, terdapat 6 buah dermaga sungai. Keenam dermaga tersebut berada di Kuala Pembuang, Telaga Pulang, Pembuang Hulu, Bangkal, Rantau Pulut dan Tumbang Manjul (saat ini sedang dalam tahap penyelesaian).

Selain dermaga, sarana lainnya yang mendukung pergerakan trasportasi sungai adalah truk air, kapal motor, kelotok, speed boat, tugboat, tongkang, cis, perahu dan tongkang. Data dari Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur, ternyata di Kabupaten Seruyan pada tahun 2001 terdapat 21 buah truk air, 466 buah kapal motor, 54 buah speed boat, 18 buah tugboat dan 6 buah tongkang.

Mengingat pentingnya transportasi sungai bagi kehidupan penduduk Kabupaten Seruyan, maka pengembangan transportasi ini penting untuk diperhatikan. Dalam kerangka pengembangan ke depan, hendaknya sistem transportasi sungai ini harus didukung oleh sistem transportasi darat (alan raya) yang memadai sehingga membentuk interchange mode yang terpadu dan roda perekonornian dapatbergulir dengan baik sehingga pembangunan dapat terlaksana secara merata.

Selain itu, pengembangan transportasi sungai juga hendaknya diarahkan bagi penanganan permasalahan yang terjadi saat ini, seperti permasalahan kondisi sungai yang mengganggu pelayaran kapal-kapal, misalnya pendangkalan, sampah kayu-kayu, dan lain-lain.

Sistem Jaringan Energi

Penggunaan listrik sangat dibutuhkan untuk membantu kelancaran kegiatan manusia sebagai alat penerangan dan untuk memperlancar penggunaan barang-barang yang memanfaatkan kemajuan teknologi.

Penyediaan listrik di Wilayah Seruyan merupakan bagian dari penyediaan kebutuhan listrik di Propinsi Kalimantan Tengah, baik berupa pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), generator listrik (GL). Kebutuhan listrik di Propinsi Kalimantan Tengah ini dilayani oleh PT. PLN Wilayah VI Cabang Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Barat, dan sebagian wilayah Kabupaten Kapuas, dengan sebaran wilayah kerja sebagai berikut:

a. PLTD Pangkalan Bun

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 23

b. PLTD Buntok

c. GL Pembuang Hulu

d. GL Bawan

e. PLTD Sampit

f. GL Kuala Kurun

g. GL Kasongan

h. PLTD Muara Teweh

i. PLTD Kuala Kapuas

j. GL Puruk Cahu

k. PLTD Palangka Raya

Sampai tahun 2000, jumlah mesin dipembangkit listrik tenaga diesel berjumlah 126 unit, dengan daya terpasang mencapai 50,870 MW dan daya mampu maksimum 42,90 MW. Jumlah desa yang terlayani oleh PT. PLN Wilayah VI Cabang Palangka Raya sampai tahun 2000 mencapai 204 desa dengan perincian:

Pelayanan 24 jam sebanyak 90 desa (44%)

Pelayanan 12 jam sebanyak 80 desa (39%)

Pelayanan 6 jam sebanyak 34 desa (17%)

Hal ini berarti terdapat sekitar 55% desa-desa dalam lingkup pelayanan PT. PLN Wilayah VI Cabang Palangka Raya belum mendapatkan pelayanan secara penuh. Sementara itu, kebutuhan di Kabupaten Barito, Utara, Barito Selatan, dan sebagian kecil Kabupaten Kapuas dipasok dari sistem interkoneksi 150 KV dan 70KV sistem Kalimantan Selatan dengan kapasitas terpasang saat ini mencapai 117 MW, terdiri atas PLTA 30 MW, PLT 66 MW, dan PLTG 21 MW.

Berdasarkan data PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Cabang Palangka Raya Ranting Sampit, diketahui bahwa mesin pembangkit di Wilayah Kotawaringin Timur terdapat di 9 lokasi, yaitu di Baamang, Kuala Pembuang, Bapinang Hulu, Danau Sembuluh, Telaga Pulang, Pagatan, Mendawai, Sebabi, dan Tumbang Kalang dengan jumlah mesin pembangkit sebanyak 35 unit. Produksi tertinggi pada adalah pada bulan Desember, yaitu 505.877 Kwh, sedangkan persentase susut tertinggi pada bulan Maret, yaitu 16,38 %.

3.3. Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi Daerah

Visi Pemerintah Kabupaten Seruyan pada Tahun 2008-2013 adalah :

“Terwujudnya masyarakat Kabupaten Seruyan yang beriman dan bertaqwa, maju, mandiri, dan sejahtera dalam kebersamaan yang aman dan damai”

Makna dari visi Pemerintah Kabupaten Seruyan dapat di jelaskan sebagai berikut:

Masyarakat yang beriman dan bertaqwa mengandung makna terpeliharanya eksistensi nilai-nilai agama ataupun ajaran-ajaran yang ada ke dalam perilaku kehidupan masyarakat sehari-hari sehingga mampu membangun kondisi daerah yang demokratis, santun, beradab serta bermoral tinggi.

Masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera mengandung makna: (1) Maju : mampu untuk mengawal seluruh dinamika perubahan mayarakat dengan tetap

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 24

menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk menghasilkan nilai tambah optimal sesuai dengan tujuan pembangunan daerah; (2) Mandiri dan sejahtera: masyarakat yang mampu mengakomodasi kebutuhan mereka sendiri serta dapat saling mengisi di dalam memperbaiki taraf hidup mereka pada tataran pemenuhan kebutuhan dasarnya yang dapat diukur dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar di seluruh lapisan masyarakat.

Visi diatas menempatkan masyarakat Kabupaten Seruyan sebagai subyek dan sekaligus obyek pembangunan, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Seruyan berperan sebagai fasilitator dan dinamisator pembangunan.

Misi

Dalam rangka mewujudkan visi maka perlu disusun misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa depan. Sesuai dengan visi di atas maka dirumuskan misi dalam pemerintahan Kabupaten Seruyan untuk periode 2008 – 2013, sebagai berikut :

1. Terlaksananya peningkatan pembangunan prasarana dasar (infrastruktur) guna terciptanya kemudahan disegala bidang kehidupan masyarakat.

2. Terciptanya iklim usaha yang kondusif guna mendukung kegiatan investasi yang bergairan melalui langkah-langkah kegiatan pelayanan investasi yang bersifat fasilitasi.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi Kabupaten Seruyan, terutama pengusaha kecil, menengah, dan koperasi melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan.

4. Peningkatan kualitas aparatur pemerintahan yang jujur, berakhlak mulia, bertanggung jawab serta berbudaya guna dan profesional.

5. Mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mantapnya persaudaraan umat beragama yang berwawasan luas, terbuka, toleran, rukun, aman dan damai yang merupakan perwujudan Kabupaten yang dinamis dalam nuansa kebersamaan dan kebhinekaan dalam wadah Negara Kesatuan.

Sejalan dengan prinsip-prinsip good governance, nilai-nilai yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan visi misi pembangunan Kabupaten Seruyan secara berkelanjutan, mencakup beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Efektivitas dan efisiensi, dimana proses produksi dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan dan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin

2. Fasilitasi kepentingan publik untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dimana setiap warga masyarakat dan pemangku kepentingan pembangunan mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik langsung maupun melalui intermediasi institusi yang mewakili kepentingannya

3. Transparansi, dimana ada kebebasan (yang bertanggungjawab) dalam menerima dan mengirim informasi secara langsung, terutama informasi yang menjadi kepentingan publik

4. Akuntabilitas, dimana para pembuat keputusan, baik di lemabaga pemerintahan maupun di masyarakat, bertanggungjawab kepada publik dan lembaganya secara legitimate

5. Supermasi hukum, dimana hukum diterapkan secara adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan, berkenaan dengan pemenuhan hak-hak dasar dan hak asasi manusia

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 25

6. Sikap yang responsip, dimana semua warga masyarakat bertanggungjawab terhadap proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga ke evaluasi.

7. Visi strategis, dimana para pemimpin dan warga masyarakat mempunyai pandangan yang luas dan jauh ke depan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya yang ada sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah

8. Pemberdayaan masyarakat, pembangunan fokus pada kegiatan untuk menghasilkan pemberdayaan masyarakat

Penyediaan cadangan dalam bentuk tabungan masyarakat, dimana semua warga masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam memanfaatkan cadangan yang tersimpan untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Menetapkan strategi pembangunan daerah Kabupaten Seruyan yang paling sesuai dengan kondisi objektif yang dihadapi dalam kerangka penyiapan strategi pembangunan Kabupaten Seruyan, digambarkan melalui analisis kondisi potensi dan permasalahan yang ada di Kabupaten Seruyan. Kondisi objektif tersebut meliputi:

Peluang:

1. Kabupaten Seruyan memiliki letak geografis yang memberikan keuntungan komperatif dan kompetitif terhadap akses pasar dan perdagangan regional khususnya pemasaran hasil-hasil perkebunan

2. Tersedianya sumberdaya alam yang memadai yang masih bersifat potensial di bidang kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan dan kelautan, pertambangan dan bahkan pariwisata yang secara spesifik merupakan keunggulan komperatif Kabupaten Seruyan

3. Peningkatan pendapatan perkapita secara bertahap dan merata selama ini memberikan dukungan terhadap peningkatan daya beli dan kesejahteraan masyarakat

4. Adanya kemampuan dari Kepala Daerah untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah serta adanya pola kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian visi misi

5. Adanya keserasian kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Seruyan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Seruyan dalam penentuan dan penerbitan produk hukum Kabupaten Seruyan

6. Terkondisinya keadaan yang aman dan tertib untuk mendorong keberhasilan pembangunan

Kendala

1. Luasnya wilayah Kabupaten Seruyan dengan sarana dan prasarana perhubungan yang sangat terbatas terutama hubungan ke dan dari daerah-daerah pedalaman.

2. Keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM dengan sebaran yang tidak merata

3. Terbatasnya alokasi dana bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

4. Minimnya ketersediaan sumberdaya manusia daerah dan aparatur yang mantap, baik kualitas dan kuantitas dalam mengelola potensi daerah secara profesional

5. Kurangnya data pokok dan publikasi mengenai sumber dan potensi daerah

6. Masih kurangnya keberpihakan pemerintah melalui kelembagaannnya terhadap pengelolaan sumberdaya dan potensi alam yang dimiliki daerah

Potensi

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 26

1. Luas wilayah (daratan dan perairan) dan posisi wilayah (kecamatan yang dapat dikembangkan menjadi pelabuhan regional).

2. Budaya yang beragam

3. Wisata alam, wisata sejarah, dan wisata budaya

4. Industri pengolahan hasil SDA

5. Jumlah penduduk (angkatan kerja produktif)

6. Hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai

Tantangan

1. Globalisasi menuntut penyesuaian di segala sektor kehidupan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi dan pemanfaatan, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Budaya lokal yang masih berorientasi pada kondisi alam apa adanya menghambat proses perubahan ke arah kemajuan, kemandirian dan peningkatan nilai tambah dari sumber-sumber daya alam yang ada.

3. Status daerah otonomi yang satu sisi memberikan peluang untuk improvisasi kebijakan di tingkat daerah, di sisi lain masih sangat tergantung kepada kondisi statis dalam mekanisme produk peraturan perundang-undangan, hal ini mempengaruhi eksistensi dan mekanisme kelembagaan pemerintah daerah sebagai unsur pelaksana dan pelayanan

Permasalahan utama yang dihadapi Kabupaten Seruyan adalah masih belum optimalnya perwujudan pembangunan secara berkelanjutan yang didukung oleh kapasitas SDM dan infrastruktur yang memadai. Faktor-faktor penyebab utama diantaranya meliputi:

1. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat meskipun dari perkembangan yang ada kecenderungan jumlah penduduk miskin telah menunjukan penurunan yang cukup signifikan. Belum optimalnya kapasitas sumberdaya manusia dalam menunjang pembangunan disebabkan oleh masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia khususnya pada aspek pendidikan dan kesehatan.

2. Belum optimalnya pengembangan investasi khususnya investasi lokal dalam mendorong percepatan pembangunan ekonomi

3. Keterbatasan dukungan infrastruktur dalam menunjang pembangunan, diantaranya masih terbatasnya kapasitas sarana dan prasarana perhubungan, serta prasarana sosial ekonomi yang terkait dengan kelancaran mobilitas manusia, barang dan jasa. Selain itu dukungan prasarana pendidikan masih kurang dalam menunjang pengembangan kapasitas sumberdaya manusia yang berkualitas.

4. Tidak meratanya persebaran dan rendahnya tingkat kepadatan penduduk sebagai Human Capital penggerak roda pembangunan. Hal ini mengakibatkan tidak optimalnya upaya untuk mempercepat pembangunan khususnya di wilayah yang memiliki potensi sumberdaya cukup besar namun dengan jumlah penduduk yang terbatas.

Penurunan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pemanfaatan alam yang tidak terkontrol bukan tidak mungkin akan lebih banyak menimbulkan dampak negatif dimana lingkungan, yang bisa saja berada di wilayah pantai/laut/sungai maupun di daratan/hutan, yang rusak akan menciptakan proses pemanfaatan alam yang tidak berkesinambungan dan tidak optimal

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 27

Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi daerah Kabupaten Seruyan, maka strategi pembangunan daerah yaitu :

1. Strategi pendekatan komunitas bertumpu kepada pengembangan sumberdaya manusia sebagai upaya mempersiapkan masyarakat Seruyan yang mampu dan berkualitas dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengelola sumber daya alam di masa mendatang. Adapun strategi ini memadu program dan kegiatan di beberapa bidang yang terkait dengan dengan pengembangan sumberdaya manusia, yaitu: (1) bidang pendidikan, (2) bidang kesehatan, agama, moral, adat istiadat dan nilai-nilai budaya, (3) bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan (4) bidang kesejahteraan sosial. Pada prinsipnya adalah membangun manusia seutuhnya melalui peningkatan dan penyeimbangan kemampuan fisik, intelektual, emosi dan spiritual.

2. Startegi pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi, stategi ini sebagai upaya mengarahkan pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mampu mengelola berbagai sumberdaya pembangunan yang ada dengan memperhatikan basis ekonomi daerah serta memberikan hak dan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memiliki akses ekonomi secara proporsional. Stategi ini menekankan pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan pemerataan distribusi pendapatan masyarakat dengan sasaran pada (1) pertumbuhan ekonomi yang makin mantap disertai tingkat pemerataan ekonomi yang makin merata, (2) peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dengan menyediakan faktor-faktor produksi yang memiliki keterkaitan dalam proses produksi pembentuk agregat PDRB Kabupaten Seruyan dengan menciptakan lapangan usaha baru dan meningkatkan pendapatan riil masyarakat.

3. Strategi peningkatan pembangunan infrastruktur daerah, sebagai upaya untuk mengintegrasikan wilayah, peningkatan perekonomian daerah dan menarik investor dari berbagai sektor potensial. Strategi ini akan direalisasikan melalui program-program pembangunan transportasi darat, laut dan udara, listrik, telekomunikasi dan air bersih, sehingga diharapkan mampu mendukung percepatan peningkatan kesejahteraan dan peningkatan pelayanan dasar untuk masyarakat.

4. Stategi peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan publik, kapasitas dan kualitas pelayanan publik ditingkatkan melalui perbaikan mutu, disiplin, etos kerja, dan profesionalisme lembaga serta aparatur, untuk dapat menjalankan pemerintahan yang partisipatif, transparan dan akuntabel dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta perencanaan dan pelaksanaan tata ruang secara konsisten

5. Strategi pembangunan kawasan, strategi ini difokuskan pada pelaksanaan pembangunan perdesaan dan perkotaan agar terjadi keterkaitan dan saling ketergantungan baik secara ekonomi, sosial-kultural dan ekologis, serta didukung oleh ketersediaan infrastruktur wilayah

Dengan memperhatikan Visi dan Misi Kepala Daerah dan mencermati gambaran umum situasi daerah guna mencapai tujuan strategis pembangunan daerah, maka Pemerintahan Kabupaten Seruyan kedepan memprioritaskan lima bidang pengembangan, yaitu:

1. Tercukupinya sarana dan prasarana umum secara integrative dan komprehensip dalam rangka peningkatan daya dukung terhadap pembangunan daerah yang diupayakan melalui peningkatan pembangunan Infrasttruktur Daerah

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 28

2. Peningkatan kuantitas dan kualitas investasi dengan memberikan jaminan keamanan dan kepastian hokum, menciptakan iklim usaha yang kondusif, promosi dan kerjasama investasi

3. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Lokal

4. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik

5. Peningkatan peranan Pemerintah Daerah dalam pemenuhan kebutuhan sarana peribadatan dan pendidikan agama, penciptaan kerukunan intern agama dan antar umat beragama, serta pembinaan terhadap umat beragama dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Strategi pokok yang terkait pemerataan dan pertumbuhan ekonomi diimplementasikan melalui kebijakan:

(1) Meningkatkan investasi untuk penciptaan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi

(2) Meningkatkan daya saing pelaku ekonomi lokal dalam memanfaatkan dan menghadapi peluang dan tantangan global

(3) Melakukan penataan sistem kelembagaan pemerintahan yang responsip dalam pengembangan usaha terutama dalam peran sebagai katalisator pengembangan usaha kecil dan menengah serta sebagai mitra usaha besar

(4) Meningkatkan kemandirian ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi wilayah secara optimal

Strategi pokok yang terkait peningkatan pembangunan infrastruktur diimplementasikan melalui kebijakan:

(1) Pengembangan infrastruktur transportasi, yang terdiri atas darat, sungai, laut dan udara.

(2) Pembangunan, peningkatan, pengembangan prasarana dan sarana pos dan telekomunikasi

(3) Pembangunan, peningkatan, pengembangan prasarana dan sarana perumahan, permukiman, terutama bagi penduduk miskin dan kawasan kumuh

(4) Pembangunan, peningkatan, pengembangan prasarana dan sarana energi dan kelistrikan

(5) Pengembangan infrastruktur pariwisata yang akan menjadi salah satu andalan Kabupaten Seruyan

(6) Pengembangan kawasan industri sesuai dengan rencana tata ruang yang disepakati

Untuk mencapai sasaran strategi pokok di atas, maka kebijakan pemanfaatan perdesaan diarahkan:

(1) Meningkatkan keberpihakan pada masyarakat melalui pembanguan ekonomi sesuai dengan potensi wilayah perdesaan

(2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

(3) Meningkatkan pembangunan infrastruktur sesuai dengan kondisi dan kebutuhan desa.

(4) Meningkatkan aktualisasi nilai-nilai luhur warisan budaya lokal

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 29

(5) Memberdayakan seluruh komponen desa dalam memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup

Sedangkan kebijakan pembangunan perkotaan, diarahkan

(1) Meningkatkan sarana pelayanan publik di daerah perkotaan

(2) Menjadikan kota sebagai pusat jasa, perdagangan dan industri

(3) Melanjutkan upaya menjadikan kota sebagai pusat pendidikan, pariwisata dan budaya

(4) Memberdayakan seluruh komponen kota dalam memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup

Program-program yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah :

A. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok:

- Meningkatkan kapasitas SDM industri yang bertujuan membekali dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis, manajerial dan kewirausahaan

- Mengembangkan kemampuan produksi dan teknologi industri

- Meningkatkan kemampuan permodalan bagi kalangan pengusaha IKM agar mampu meningkatkan kapasitas produksi, kualitas dan omzet penjualan produknya

- Mengembangkan promosi dan pemasaran hasil industri melalui pengembangan jaringan industri baik dalam maupun luar negeri

- Mengembangkan kemitraan industri dengan berbagai pihak dalam mengambangkan usahanya

- Mengembangkan iklim usaha industri dengan menumbuhkan kesempatan yang seluas-luasnya bagi industri daerah.

B. Peningkatan dan Pemetaan Investasi melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok

- Iventarisasi sumberdaya dan peluang investasi

- Meningkatkan investasi PMA, PMDN dan lokal

- Membina dan mengarahkan investasi pada usaha-usaha penciptaan lapangan kerja dan mengangkat ekonomi rakyat kecil

- Mengarahkan dan mangawasi investasi sejak promosi sampai implementasi

- Menyusun master plan rencana investasi

- Mengembangkan industri pioner mengolah lebih lanjut hasil produksi/panen/petik masyarakat

C. Pengembangan Bisnis Daerah melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok:

- Regulasi perijinan dan pemberian insentif daerah

- Pendirian pusat informasi terpadu tentang peluang dan potensi bisnis

- Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil

Pengkajian dan Penetapan Roadmap dan Masterplan Industrialisasi Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Kabupaten Seruyan

PT.INASA SAKHA KIRANA

Laporan Akhir | III - 30

- Mendorong lembaga-lembaga keuangan dan perbankan untuk penyediaan modal yang mudah dan murah

D. Pembangunan kawasan industri, perdagangan dan jasa melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok:

- Regulasi perijinan dan pemberian insentif daerah

- Membangun kawasan perindustrian

- Membangun kawasan pusat pertokoan

- Membangun kawasan perdagangan

- Membangun pusat perkantoran dan jasa

E. Pengembangan usaha agroindustri melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok:

- Pengembangan industri kecil perdesaan yang mengolah hasil-hasil pertanian

- Pengembangan usaha-usaha industri kecil rumah tangga petanii

- Pemberdayaan pihak swasta melalui corporate community development

3.4. Analisa

Berdasarkan data-data di atas yang diperoleh dari Seruyan Dalam Angka 2012 dan PDRB Kabupaten Seruyan 2011 Non-Bappeda, serta Statistik Kabupaten Seruyan tahun 2012, menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan di Kabpaten Seruyan sangat tinggi. Selain memberi kontribusi nomor 2 di Kabupaten Seruyan.

Dominasi perekonomian di Kabupaten Seruyan sendiri sebenarnya masih di dominasi oleh sektor primer, yaitu sektor yang mengandalkan pada sumber daya alam seperti pertambangan dan pertanian/perikanan. Oleh karena itu untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, sektor industri pengolahan perlu didorong oleh seluruh pihak di Kabupaten Seruyan. Salah satu diantaranya adalah dengan menentukan dan menjalankan Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID).

Pengembangan industri di Kabupaten Seruyan menghadapi kendala umum yang dihadapi dalam pengembangan industri di luar Jawa terutama di Kalimantan. Keterbatasan infrastruktur pendukung seperti listrik, transportasi, telekomunikasi, sampai pada kendala SDM yang kerap membuat pengembangan industri di Kalimantan terhambat. Selain itu potensi pertambangan yang luar biasa di Kalimantan serta sulitnya mendapatkan SDM yang berkualitas untuk mengembangkan industri, membuat industri menjadi kalah bersaing dengan pertambangan. Kondisi ini yang harus diatasi dan dientaskan. Karena potensi bahan baku industri baik industri agro maupun industri kimia di Kalimantan memiliki peluang pengembangan yang besar.