BAB 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hahaha

Citation preview

BAB III

BAB III

DASAR-DASAR PERHITUNGAN DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan pembangunan tersebut, biasanya dia terlebih dahulu memahami dan menghayati seluk bekuk pekerjaan yang akan dihadapinya. Oleh karena itu kontraktor mempelajari secara seksama gambar uaraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan serta jika ada ketidak cocokan informasi dalam pekerjaan, kontraktor mengadakan pertemuan dengan Pemilik maupunn dengan Perencana untuk melaporkan dan menganalisa kesalahan tersebut. Sehingga bila terjadi perubahan dalam pekerjaan, semua pihak yang tersangkut dalam proyek ini mengetahui dan menyetujui adanya perubahan tersebut.

Pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan oleh gambar-gambar, sedangkan pelaksanaan pekerjaannya telah disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat pekerjaan.

Pada bab ini akan diuraikan mengenai dasar-dasar pemikiran dan pertimbangan yang digunakan oleh konsultan perencana dalam menentukan jenis atau macam kontruksi, serta dimensi dan jenis bahan yang digunakan untuk Proyek Pembangunan Gedung kantor Bank Jabar Cabang Garut ini.

3.1. Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah dilokasi Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank Jabar Cabang Garut- KCP Jalan Achmad Yani, Garut ini dimaksudkan untuk mendapatkan data keadaan tanah dalam, untuk keperluan mempelajari tanah dilokasi proyek tersebut.

Untuk maksud tersebut telah ditentukan oleh PT. Intero Bumi untuk dilakuakan 3 (tiga) titik penyondiran dengan alat sondir kapasitas 2-ton dan 1 (satu) titik pemboran mesin sampai kedalaman maksimum 20.45m.

Lokasi titik-titik pemboran dan penyondiran dapat dilihat pada lampiran

3.1.1 Pelaksanaan Penyelidikan

Pekerjaan penyelidikan tanah / pemboran dilakukan dengan metode Continuous Coring atau pengambilan contoh inti menerus menggunakan single core barrel diameter 73mm. Selama pemboran digunakan casing atau pipa pelindung diameter 89mm. Percobaan SPT dilakukan pada setiap interval 1.5m. Pada contoh tanah menerus yang didapat dideskripsi yang pada prinsipnya berpedoman pada standard USCS (Unified Soil Clasification System).

Pengambilan satu contoh tanah asli (Undisturbed Soil Samplea) dilakukan pada kedalaman 1.00 1.55m dan kedalaman 6.00 - 6.50m dengan menggunakan tabung baja diameter 70mm dan panjang 600mm. Hasil pemboran tersebut disajikan dalam bentuk Boring log.

Pekerjaan tanah / penyondiran, dilakukan dengan alat sondir berkapasitas 2ton yang dilengkapi dengan friction jaket diatas cone (kerucut sondir) yang memungkinkan daopat diukurnya hambatan lekat (friction resistance) selain tahanan conusnya (cone resistance).

Grafik sondir yang disajikan mencakup hasil bacaan cone penetration resistance (tahanan conus) dalam satuan kg/cm2 , total friction resistance (total hambatan lekat) dalam satuan kg/cm dan perbandingan antara local friction resistance dan cone resistance untuk keperluan memperkirakan jennies tanah nya. Cara memperkirakan jenus tanahn dari hasil sondir ini dapat menggunakan Soil Classification Chart dari Robertson &Campanella (1983).

Grafik hasil 3 (tiga) titik penyondiran tersebut dapat dilihat pada lampira 3.1 s/d 3.3.

3.1.2. Pekerjaan Laboratorium

Pada contoh tanah asli yang didapat dari titik pemboran dilakukan pemeriksaan laboratorium :

1. Water content.

2. Density.

3. Specific grafity.

4. Atterberg limits.

5. UU Triaxial.

Hasil test laboratorium ini dapat dilihat pada lampiran 4.1 s/d 4.10.

3.1.3 Diskusi Dan Rekomendasi Pondasi

Lapisan tanah dilokasi penyelidikan secara umum terdiri dari 2 jenis lapisan sebagai berikut :

1. Lapisan pertama dari permukaan tanah sampai kedalaman 6.5m terdiri dari lapisan lempung lananu tufaan (tuffaceous clayey silt) agak kokoh (medium stiff) sampai sangat kokoh (very stiff).

2. Lapisan kedua dari kedalaman 6.5-20.45m terdiri dari lapisan cadas (tufa breksi) padat samapi sangat padat (dense to very dense). Lapisan ini dijumpai sampai dasar pemboran kedalaman 20m.

Berdasarkan informasi yang kami terima, pada lokasi yang diselidiki ini akan dibangun Bangunan Bank berlantai dua, tidak diperoleh informasi berapa beban tiap kolom dari bangunan tersebut.

Berdasarkan data hasil penyelidikan tanah ini pondasi langsung dapat digunakan dengan ditanam pada kedalaman 2.0m dari permukaan tanah asli dengan daya dukung izin sebesar 8 ton/m2.

Jika daya dukung izin pondasi dangkal sebesar 8 ton/m2 tersebut tidak mencukupi dapat digunakan pondasi tiang pancang persegi berukuran 25x25 cm atau pondasi sumuran (bore pile) diameter 40cm dan ditanam sampai dengan kedalaman 8m dengan daya dukung sebagai berikut:

Ukuran Tiang BetonKedalaman PemancanganDaya Dukung Izin

TekanDaya Dukung Izin Cabut

25 x 25 cm

40cm8m

8m19 ton

28 ton12 ton

15 ton

Dan pada kenyataannya dilapangan pondasi yang digunakan oleh Konsultan Pelaksana yaitu pondasi tiang pancang

3.2. Spesifikasi Bahan

Untuk pekerjaan konstruksi maka bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi, hal ini sangat berpengaruh terhadap mutu/kualitas konstruksi yang di buat. Mutu bahan bangunan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam RKS. Oleh sebab itu sebelum pekerjaan dilaksanakan ,perlu dilakukan penelitian terhadap bahan, juga perlu diperhatikan cara penyimpanan bahan, Dan semua ini merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

3.2.1.Pemeriksaan Bahan-bahan

Setiap penggunaan bahan, terutama pada awal pemasukkan bahan, Pengawas dapat menginstruksikan kepada Pelaksana untuk mengadakan pemeriksaan bahan-bahan, terutama pada bahan untuk membuat Beton, agar diketahui apakah bahan tersebut sesuai dengan RKS atau tidak. Bila tidak sesuai, Pengawas berhak menolak penerimaan bahan tersebut.

Bahan yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap mutu dari suatu bangunan. Jika mutu bahan yang digunakan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam RKS, Maka dapat dipastikan mutu bangunan tersebut tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

Pada pelaksanaan Proyek pembangunan Gedung Kantor Bank Jabar Cabang Garut ini, pemeriksaan bahan dengan cara diuji di Laboratorium untuk mengetahui kekuatannya hannya dilakukan pada bahan baja dan beton. Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran.

Untuk bahan pasir, air, semen, dan kerikil, pengujian hanya dilakukan untuk mendapatkan komposisi campuran pada mix design. Hasil mix design dapat dilihat pada lampiran.

3.2.2. Penyimpanan Bahan-bahan

Untuk menjaga mutu bahan-bahan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pembangunan proyek, perlu untuk menjaga dan mengatur penyimpanan bahan, mulai dari bahanbahan diturunkan dari kendaraan pengangkut sampai saat bahan tersebut akan digunakan.

Semua bahan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank Jabar Cabang Garut disimpan ditempat yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan telah tercantum dalam RAB, yaitu didalam sebuah Gudang Kontraktor. Gudang Kontraktor adalah suatu bangunan sementara, didekat lokasi proyek, yang mampu melindungi bahan-bahan dari panas dan hujan, juga menjaga suhu dalam keadaan stabil. Penyimpanan bahan-bahan dalam gudang kontraktor juga dapat memudahkan dalam memeriksa kualitas dan kuantitasnya.

3.3 Persyaratan Bahan

Bahan-bahan yang akan dipergunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

3.3.1. Beton

Beton semen Portland harus berupa campuran semen, air, agregat kasar dan agregat halus dan bila perlu maka di tambah dengan zat additive.

Dalam Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank Jabar Cabang Garut ini digunakan jenis beton sesuai dengan kuat tekannya dan juga digunakan untuk konstruksi yang berbeda.

Kelas beton yang digunakan pada setiap bagian struktur harus sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar rencana atau atas izin direksi. Tidak diperbolehkan adanya udara dalam beton kecuali didisyaratkan dalam spesifikasi khusus. Beton K-250 digunakan untuk struktur beton bertulang.

Beton K-250 digunakan untuk beton tak bertulang atau beton bertulang. Beton siklop dengan kelas K-250 pada pondasi atau elevasi digunakan sebagai dinding yang berdiri akibat berat sendiri, Dengan jumlah semen maksimum untuk setiap jenis beton tidak boleh lebih dari 450 Kg/meter kubik.

Nilai rata-rata dari kekuatan beton hendaknya ditentukan dengan contoh-contoh ( specimen ) yang didapat atau dipersiapkan sesuai dengan AASHTO T141 ( ASTM C 172 ) dan AASHTO T 23 ( ASTM C 31 ). Silinder percobaan yang di buat dan dirawat didalam laboratorium akan memenuhi ketentuan AASHTO T 126 ( ASTM C 192 ). Percobaan tekan akan dilakukan terhadap silinder/ kubus percobaan menurut spesifikasi AASHTO T 22 (ASTM C 39 ).

Tabel Kekuatan Yang Diperlukan

Kelas Beton

Kekuatan karakteristik pada 28 hari ( Kg/cm2 )

KubusSilinder

K-350

K-250

K-225

K-175

K-125350

250

225

175

125290

225

185

145

100

Kekuatan karakteristik dari bermacam macam kelas beton sesuai dengan PBI 71, ditetapkan sebagai kekuatannya dimana hanya 5 persen yang cacat untuk minimum 20 kali percobaan, yang diharapkan akan gagal. Kekuatan tekan beton rata-rata untuk beton dihitung sesudah 28 hari adalah sama dengan karakteristik yang bersangkutan sesuai dengan PBI 71.Dalam hal material yang digunakan pun terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi. Spesifikasi material yang disyaratkan diantaranya adalah sebagai berikut

1. Semen

Kontraktor harus menggunakan satu jenis/tipe semen dari satu merek, dengan mutu yang sama untuk satu proyek. Semen yang digunakan pada pekerjaan beton bertulang umumnya dapat dipakai jenis-jenis semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8. maka dapat dipakai jenis-jenis semen seperti semen portlandtros, semen alumina, semen tahan sulfat.

Untuk beton k-250 dan mutu yang lebih tinggi, jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran berat, untuk mutu beton K-250 ukuran semen dapat ditentukan dalam ukuran isi. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari .

2. Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan baja tulangan.

Bila terjadi keraguan terhadap air maka kontraktor dianjurkan untuk mengirim ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan, atau apabila tidak dapat dilakukan maka harus diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan mortel semen+pasir dengan memakai air itu dan dengan air suling. dan air itu dapat dipakai jika kekuatan mortel air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit 90% sama dengan kekuatan mortel dengan memakai air suling.

3. Agregat Halus (Pasir)

Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir alam, sebagai hasil dari desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.

Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat kering ), yang diartikan dengan Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar Lumpur lebih dari 5% maka agregat halus harus dicuci. Selain itu agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organic terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abraham Harder ( dengan larutan NaOH ).

Agregat halus harus memenuhi persyaratan gradasi sebagai berikut ini;

Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 3% berat.

Sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat.

Sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% sampai dengan 95% berat.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agragat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksa bahan-bahan yang diakui.

4. Agregat Kasar

Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah ataupun hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering ), yang diartikan dengan Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm.

Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari rudeloff dengan beban penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi syarat-syarat berikut:

4.1.1. Tidak terjadi pembekuan sampai Fraksi 9.5 19 mhr lebih dari 25% berat.

4.1.2. Tidak terjadi pembekuan sampai fraksi 19 30 mhr lebih dari 22% berat.

Dengan menggunakan mesin los angeles, yang mana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 40% pada 500 putaran.

Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

4.1.3. Sisa ayakan 31.5 mm, harus 0% berat.

4.1.4. Sisa ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% - 98% berat.

4.1.5. Selisih antara sisa-sisa komulatif diatas dua ayakan berurutan, adalah maximum 60% dan minimum 10% berat.

Besar butir maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan diizinkan, apabila menurut penilaian direksi, cara-cara pengecoran beton sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang kerikil.

5. Baja Tulangan

Baja tulangan yang dipakai harus dari :

Baja mutu U-24 untuk tulangan dengan diameter;

Baja mutu U-39 untuk tulangan dengan diameter;

Menurut PBI-1991 atau Japanese Standard Class Sr, 24 atau British Standard No.785.1938, kecuali dinyatakan lain dalam gambar kerja.

Bila baja tulangan oleh Konsultan Pengawas diragukan kualitasnya maka harus diperiksakan kelembaga penelitian bahan-bahan yang diakui atas biaya kontraktor;

Ukuran baja harus sesuai dengan yang ada dalam Gambar Kerja;

Penggantian dalam diameter lain hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari yang tersebut diatas dalam Gambar Kerja atau Perhitungan Struktur.

Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap Gambar Kerja, sejauh bukan kesalahan Gambar Kerja adalah tanggungan kontraktor;

Tulangan yang dipakai harus bersih dari karat, minyak ,gemuk, dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dan beton;

Pembengkokkan tulangan dengan dipanasi sama sekali tidak diperkenankan;

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Penahan jarak berbentuk blok persegi atau gelang-gelang untuk menjaga ketepatan tebal penutup beton dan harus dipasang sebanyak empat buah setip dua cetakan:

Setiap jenis baja beton yang dihasilkan oleh pabrik pabrik baja yang terkenal dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik mempunyai standard mutu dan jenis-jenis baja, sesuai dengan yang berlaku.

Mutu besi yang dipakai menurut gambar rencana atau petunjuk direksi. Mutu besi beton dibagi menurut table dibawah ini:

MutuSebutanTegangan leleh karakteristik dan tegangan karakteristik yang memberikan tegangantetap 0,2%

( Kg/cm2 )

U-22

U-24

U-32

U-39

U-48Baja lunak

Baja lunak

Baja sedang

Baja keras

Baja keras2,200

2,400

3,200

3,900

4,800

Besi-besi tulangan hendaknya dibengkokkan dan diluruskan secara hati-hati terutama pada besi tulangan yang sifatnya getas. Pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank Jabar Cabang Garut ini, baja yang digunakan oleh kontraktor adalah besi jenis U-24 (Baja Lunak) dan U-39(Baja Keras).

FLOW CHART

PENDATANGAN BAHAN / MATERIAL

MENGAJUKAN

CONTOH BAHAN

DITOLAK

PENGIRIMAN

TIDAK TIDAK SESUAI

SESUASI

WASKITA KARYA

PENGAWAS / MEMERIKSA

WASKITA KARYA

SUPPLIER

BAHAN / MATERIAL

LOGISTIK & ENGAWAS

MEMERIKSA

LAPANGAN DIPAKAI

_1149237811.unknown

_1149237981.unknown

_976668831.unknown