Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan teknologi pengolahan pangan

Citation preview

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    1/16

    BAB III. AIR DALAM BAHAN PANGAN

    3.1 Peranan Air

    Air mempunyai peranan penting di dalam suatu bahan pangan. Air

    merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penampakan, tekstur, cita rasa, nilai

    gizi bahan pangan, dan aktivitas mikroorganisme. Karakterisitik hidratasi bahan

    pangan merupakan karakterisitk fisik yang meliputi interaksi antara bahan pangan

    dengan molekul air yang terkandung di dalamnya dan molekul air di udara

    sekitarnya.

    Gambar 3.1. Struktur Molekul Air

    Menurut Wirakartakusumah, dkk (1989) bahwa air dibagi atas empat tipe

    moleku air berdasarkan derajat keterikatan air dalam bahan pangan, sebagai

    berikut:

    1. Tipe I, yaitu moleku air yang terikat secara kimia dengan molekul-molekullain melalui ikatan hidrogen yang berenergi besar. Derajat pengikatan air

    ini sangat besar sehingga tidak dapat membeku pada proses pembekuan

    dan sangat sukar untuk dihilangkan dari bahan. Molekul air membentuk

    hidrat dengan molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom oksigen

    dan nitrogen seperti karbohidrat, protein dan garam.

    2. Tipe II, yaitu molekul air yang terikat secara kimia membentuk ikatanhidrogen dengan molekul air lainnya. Jenis air ini terdapat pada

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    2/16

    mikrokapiler dan sukar dihilangkan dari bahan. Jika air tipe ini

    dihilangkan seluruhnya, maka kadar air bahan berkisar antara 37%.

    3. Tipe III, yaitu molekul air yang terikat secara fisik dalam jaringan jaringan matriks bahan seperti membran, kapiler, serat, dan lain lain. Air

    tipe ini mudah dikeluarkan dari bahan, dan bila diuapkan seluruhnya,

    kadar air bahan mencapai 12 25%. Air ini dimanfaatkan untuk

    pertumbuhan jasad renik dan merupakan media bagi reaksi kimiawi.

    4. Tipe IV, yaitu air bebas yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atauair murni, dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh.

    Peranan air dalam berbagai produk hasil pertanian dapat dinyatakan sebagai

    kadar air dan aktivitas air. Sedangkan di udara dinyatakan dalam kelembaban

    relatif dan kelembaban mutlak.

    Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen

    disamping ikut sebagai bahan pereaksi. Dalam suatu bahan pangan, air

    dikategorikan dalam 2 tipe yaitu air bebas dan air terikat. Air bebas menunjukan

    sifat-sifat air dengan keaktifan penuh, sedangkan air terikat menunjukan air yang

    terikat erat dengan komponen bahan pangan lainnya. Air bebas dapat dengan

    mudah hilang apabila terjadi penguapan dan pengeringan, sedangkan air terikat

    sulit dibebaskan dengan cara tersebut. Sebenarnya air dapat terikat secara fisik,

    yaitu ikatan menurut sistem kapiler dan air terikat secara kimia, antara lain air

    kristal dan air yang terikat dalam sistem disperse.

    Air terikat (bound water) merupakan interaksi air dengan solid atau bahan

    pangan. Ada beberapa definisi air terikat adalah sejumlah air yang berinteraksi

    secara kuat dengan solute yang bersifat hidrofilik. Air terikat adalah air yangtidak dapat dibekukan lagi pada suhu lebih kecil atau sama dengan -40C,

    merupakan subtansi nonaqueousdan mempunyai sifat yang berbeda dengan air

    kamba. Air dalam bahan pangan terikat secara kuat pada sisi-sisi kimia komponen

    bahan pangan misalnya grup hidroksil dari polisakarida, grup karbonil dan amino

    dari protein dan sisi polar lain yang dapat memegang air dengan ikatan hidrogen.

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    3/16

    Menurut Nagashima dan Suzuki (1981), air terikat meliputi:

    - Air hidratasi- Air dalam mikrokapiler atau air yang terjebak dalam mikrokapiler- Air yang terabsorbsi pada permukaan solid.Air terikat berhubungan dengan energi pengikatan yang tinggi. Energi

    pengikatan merupakan istilah termodinamika yang menyatakan perbedaan antara

    panas absorbsi air oleh solid dengan panas kondensasi uap air pada suhu yang

    sama. Berdasarkan tingkat energi pengikatan, air terikat terbagi atas tiga fraksi

    yaitu:

    - Fraksi air terikat primer- Fraksi air terikat sekunder- Fraksi air terikat tersierProses pengawetan produk pertanian dititikberatkan kepada kandungan air

    pada bahan. Kebanyakan pengawetan bahan bertujuan untuk mengurangi sebagian

    kadar air pada bahan seperti pengeringan, evaporasi, dan sebagainya. Dengan

    berkurangnya air dan berubahnya wujud air pada bahan maka pertumbuhan

    mikroorganisme dan reaksi enzimatis dapat dihambat atau dihentikan, sehingga

    bahan lebih awet. Selain air yang terdapat pada bahan, yang menjadi ancaman

    pada bahan adalah air yang terdapat di udara dalam bentuk uap air. Hal ini

    menjadi ancaman bahan pada saat penyimpanan. Perbedaan tekanan uap air antara

    bahan dan lingkungan dapat menyebabkan air berpindah dari lingkungan ke bahan

    atau sebaliknya. Hal ini dapat menyebabkan kandungan air pada bahan bertambah

    atau berkurang.

    Produk pertanian banyak diawetkan dalam bentuk bubuk dan tepung, Bubuk

    dan tepung memiliki kadar air yang rendah dan porositas yang tinggi sehingga

    bersifat higroskopis dimana produk dapat menyerap uap air dari lingkungan atau

    melepaskan air dari bahan ke lingkungan. Penurunan mutu pada produk berbentuk

    bubuk atau tepung dapat dilihat secara visual seperti produk menggumpal dan

    berair, atau reaksi enzimatis seperti perubahan warna. Pada umumnya

    penyimpanan bahan pertanian dilakukan pada lingkungan yang suhu dan

    kelembaban relatif (RH) yang tidak terkendali, hal ini menyebabkan bahan akan

    mengalami adsorpsi maupun desorpsi secara bergantian setiap waktu.

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    4/16

    3.2 Kadar AirKadar air merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukkan

    banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Kadar air biasanya dinyatakan

    dengan persentase berat air terhadap bahan basah atau dalam gram air untuk setiap

    100 gram bahan yang disebut dengan kadar air basis basah (bb) yang dinyatakan

    dengan persamaan dibawah ini:

    %100xWW

    Wm

    dm

    m

    (3.1)

    Dimana:

    m : Kadar air basis basah (%)

    Wm : Berat air dalam bahan (gr)

    Wm : Berat padatan (gr)

    Cara lain yang digunakan untuk mengukur kadar air adalah kadar air basis

    kering (bk) yaitu berat air yang diuapkan dibagi dengan berat padatan

    %100xW

    W

    Md

    m

    (3.2)

    Dimana:

    M : Kadar air basis kering (%)

    Berat bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah mengalami

    pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan).

    Hubungan antara kadar air basis basah (m) dan kadar air basis kering (M)

    adalah sebagai berikut:

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    5/16

    Kemudian pembilang dan penyebut dari persamaan tersebut dibagi dengan

    masa padatan kering sehingga diperoleh:

    (3.3)

    Hubungan diatas digunakan untuk menghitung kadar air basis basah (m)

    jika kadar air basis kering (M) diketahui. Dan sebaliknya, jika kadar air basis

    basah (m) yang diketahui maka kadar basis keringnya (M) adalah sebagai berikut.

    (3.4)

    Contoh soal 1.

    Tentukan kadar air basis kering dari ikan tuna yang memiliki kadar air basis basah

    sebesar 70% bb.

    3.3 Kadar Air Keseimbangan

    Kadar air keseimbangan adalah kadar air dimana laju perpindahan air dari

    bahan ke udara sama dengan laju perpindahan air dari udara ke bahan. Kadar air

    keseimbangan dapat digunakan untuk mengetahui kadar air terendah yang dapat

    dicapai pada proses pengeringan dengan tingkat suhu dan kelembaban udara

    relatif tertentu. Menurut Heldman dan Singh (1981), Kadar air keseimbangan dari

    bahan pangan adalah kadar air bahan tersebut pada saat tekanan uap air dari bahan

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    6/16

    seimbang dengan lingkungannya, sedangkan kelembaban relatif pada saat

    terjadinya kadar air keseimbangan disebut kelembaban relatif keseimbangan.

    Gambar 3.2 Hubungan antara RH dan kadar air keseimbangan

    Gambar 3.3Kondisi keterikatan air berdasarkan RH dan Kadar Air

    Sifat-sifat kadar air keseimbangan atau Equilibrium ofMoisture Content

    (EMC) dari bahan pangan sangat penting dalam penyimpanan dan pengeringan.

    Kadar air keseimbangan didefinisikan sebagai kandungan air pada bahan pangan

    yang seimbang dengan kandungan air udara sekitarnya. Hal tersebut merupakan

    satu faktor yang menentukan sampai seberapa jauh suatu bahan dapat dikeringkan

    pada kondisi lingkungan tertentu (aktivitas air tertentu) dan dapat digunakan

    T=tetap

    Koloid, mengkeruttak-hingga

    Koloid

    Beronggahigroskopik

    Hampir tak-higroskopik

    X, kg air / kg padatan kering

    Kelembabannisbi

    Non-hi rosko ik100

    Air bebas

    Air tak-terikat

    Air terikat

    X*kadar airkeseimban an

    T=TETAP

    KADAR AIR, X

    RH

    1,0

    0,5

    0

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    7/16

    sebagai tolak ukur pencegahan kemampuan berkembangnya mikroorganisme yang

    menyebabkan terjadinya kerusakan bahan pada saat penyimpanan.

    Kadar air keseimbangan (equilibrium moisture content) adalah kadar air

    minimum yang dapat dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada

    suhu dan kelembaban relatif yang tetap. Suatu bahan dalam keadaan seimbang

    apabila laju kehilangan air dari bahan ke udara sekelilingnya sama dengan laju

    penambahan air ke bahan dari udara di sekelilingya. Kadar air pada keadaan

    seimbang disebut juga dengan kadar air keseimbangan atau keseimbangan

    higroskopis. Perhitungan empiris untuk menentukan kadar air keseimbangan

    adalah (Henderson, 1952 dalam Hall, 1980):

    necTMeRH

    1 (3.5)

    dimana: RH = Kelembaban relatif (%)

    T = Suhu absolute (K)

    Me = Kadar air keseimbangan (%) b.k.

    c dan n = Konstanta (tergantung dari jenis bahan)

    Tabel 3.1. Nilai c dan n untuk beberapa jenis bahan

    Produk c n

    Jagung pipil

    Gandum

    Kedelai

    Kapas

    Kayu

    51098.1

    71006.10

    5

    1078.5

    51084.8

    51061.9

    1.90

    3.30

    1.52

    1.70

    1.41

    Sumber: Handerson dan Perry, 1976

    Dalam percobaan menentukan kadar air keseimbangan, kondisi

    termodinamika udara (suhu dan kelembaban relatif) harus konstan. Penentuan

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    8/16

    kadar air keseimbangan ada dua metode yaitu metode dinamis dan statis. Metode

    dinamis, kadar air keseimbangan bahan diperoleh pada keadaan udara yang

    bergerak. Metode dinamik biasanya digunakan untuk pengeringan, dimana

    pergerakan udara digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan

    menghindari penjenuhan uap air disekitar bahan. Sedangkan metode statis, kadar

    air keseimbangan bahan diperoleh pada keadaan udara diam. Metode statik

    biasanya digunakan untuk keperluan penyimpanan karena umumnya udara

    disekitar bahan relatif tidak bergerak.

    Menentukan Nilai Me, K, dan A

    Persamaan Lewis (Lewis, 1921; Sokhansanj dan Cenkowski, 1988)digunakan untuk menerangkan laju pengeringan pada bahan solid :

    )( eMMkdt

    dM

    (3.6)

    Dengan mengintegralkan persamaan 3.6) maka diperoleh:

    )(exp ktMR (3.7)

    )()(

    0 e

    e

    MMMMMR

    (3.8)

    Modifikasi persamaan Page (Page, 1949; Overhults et al. 1973) dalam Tan

    et al(2001) diperoleh persamaan berikut :

    nktMR )(exp (3.9)

    Henderson dan Pabis (1961) dalam Sokhansanj dan Cenkowski (1988),

    menyatakan bahwa nilai k hanya dipengraruhi oleh suhu udara pengering.Penentuan nilai k dilakukan dengan asumsi bahwa perubahan suhu bahan

    terhadap waktu dan suhu udara pengering adalah eksponensial. Untuk menduga

    nilai k, model yang digunakan mengikuti persamaan Arhenius :

    T

    cck 21exp

    (3.10)

    Menurut Henderson dan Perry (1976), model pengeringan lapisan tipis

    adalah :

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    9/16

    )exp( tKAMeMo

    MeM

    (3.11)

    Dimana, konstanta A adalah faktor bentuk tergantung bentuk geometri

    bahan yang dikeringkan. Untuk bentuk :

    Lempeng : A = 8 -2= 0.81057

    Bola : A = (8 -2)-3= 0.53253

    Silinder : A = 6 -2 = 0.60793

    Sedangkan Me adalah kadar air keseimbangan (% bk) dan K adalah

    konstanta pengeringan, yaitu :2

    2

    V

    4

    DK

    b

    , dimana DV= difusifitas massa

    persamaan kadar air keseimbangan dapat dibuat dalam bentuk ;

    MetKMeMoAM )exp()( (3.12)

    dengan : M = ),,(),,( AAKKMeMefMdanAKMef

    Nilai deret diabaikandapatdankecilsangat.....................)(2

    12

    22

    Me

    fMe

    Sehingga persamaan di 3.12) menjadi :

    A

    fA

    K

    fK

    Me

    fMeAKMefAAKKMeMef

    ),,(),,(

    dengan mendiferensialkan persamaan di atas terhadap Me, K dan A, maka

    didapatkan:

    )exp(1 tKAMe

    f

    (3.13)

    )exp()( tKMeMoAtK

    f

    (3.14)

    )exp()( tKMeMoA

    f

    (3.15)

    Dengan menggunakan metoda kuadrat terkecil (least square), persamaan

    (3.12) dapat dinyatakan dalam bentuk :

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    10/16

    minimum),,(),,(1

    2

    n

    i

    ii AKMefMAAKKMeMef

    dengan syarat minimum adalah : 0 Af

    Kf

    Mef

    Dari persamaan (9), dapat dibuat 3 persamaan simultan dengan 3 bilangan

    yang tidak diketahui, yaitu ; AKMe dan, . Adapun bentuk persamaan

    simultannya adalah :

    n

    i

    iin

    i

    iin

    i

    n

    i

    iiii

    A

    f

    Me

    fA

    K

    f

    Me

    fK

    Me

    fMe

    Me

    fAKMefM

    11

    2

    1 1

    ),,(

    n

    i

    iin

    i

    in

    i

    n

    i

    iiiii

    A

    f

    K

    fA

    K

    fK

    K

    f

    Me

    fMe

    K

    fAKMefM

    11

    2

    1 1

    ),,(

    2

    111 1

    ),,(

    n

    i

    in

    i

    iin

    i

    n

    i

    iiiii

    A

    fA

    A

    f

    K

    fK

    A

    f

    Me

    fMe

    A

    fAKMefM

    Persamaan (3.16)(3.18) dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana, seperti

    berikut :

    P1Me + Q1 K + R1A = X1 (3.16)

    P2Me + Q2 K + R2A = X2 (3.17)

    P3Me + Q3 K + R3A = X3 (3.18)

    Persamaan (13)(15), dalam bentuk matrik dapat ditulis seperti berikut ini :

    333

    222

    111

    RQPRQP

    RQP

    A

    K

    Me

    =

    3

    2

    1

    XX

    X

    Untuk menyelesaikan matrik persamaan (3.16 -3.18), untuk menentukan

    Me, K dan A dengan cara terlebih dahulu menentukan nilai sembarang untuk

    Me, K dan A. Perhitungan iterasi untuk nilai variable baru dilakukan dengan

    cara trial dan error.

    Proses iterasi dilakukan terus sampai diperoleh hasil yang konvergen antara

    nilai variabel yang lama dengan nilai variable yang baru. Untuk mendapatkan

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    11/16

    hasil yang konvergen, maka harus dipenuhi syarat tertentu, yaitu nilai dari

    elemen-elemen diagonalnya tidak boleh mengandung nilai nol dan harga mutlak

    dari nilai elemen dari diagonal utamanya harus lebih besar dari harga mutlak

    jumlah nilai elemen-elemen yang lainnya. iia >

    N

    ij

    ija dimana N = jumlah

    persamaan, i = 1,2,N.

    3.4 Aktivitas AirDalam bahan pangan, air berperan sebagai pelarut yang digunakan selama

    proses metabolisme, dimana kandungan air suatu bahan pangan tidak dapat

    digunakan sebagai petunjuk nyata dalam menentukan ketahanan simpan. Tingkat

    mobilitas dan peranan air dalam bahan pangan bagi proses kehidupan biasanya

    dinyatakan dengan aktivitas air atau water activity (Aw) yaitu jumlah air bebas

    yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Berbagai

    jenis mikroorganime yang yang dapat hidup pada nilai Aw tertentu dapat dilihat

    pada Tabel 3.2:

    Tabel 3.2Nilai Awyang dapat ditumbuhi mikroorganisme

    Mikroorganisma Aktivitas air

    Organisma penghasil lendir pada daging 0,98

    SporaPseudomonas, Bacillus cereus 0,97

    SporaB. subtilis, C. botulinum 0,95

    C. botulinum, Salmonella 0,93

    Bakteri pada umumnya 0,91

    Ragi pada umumnya 0,88

    Aspergillus niger 0,85

    Jamur pada umumnya 0,80

    Bakteri halofilik 0,75

    Jamur Xerofilik 0,65

    Ragi Osmofilik 0,62

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    12/16

    Aktivitas air juga dinyatakan sebagai potensi kimia yang nilainya bervariasi

    dari 0 sampai 1. Pada nilai aktivitas air sama dengan 0 berarti molekul air yang

    bersangkutan sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas dalam proses kimia.

    Sedangkan nilai aktivitas air sama dengan 1 berarti potensi air dalam proses kimia

    dalam kondisi maksimal.

    Aktivitas air merupakan salah satu parameter hidratasi yang sering diartikan

    sebagai air dalam bahan yang digunakan untuk pertumbuhan jasad renik. Scott

    (1957) dalam Purnomo (1995), pertama kali menggunakan aktivitas air sebagai

    petunjuk adanya sejumlah air dalam bahan pangan yang dibutuhkan bagi

    pertumbuhan mikroorganisme. Aktivitas air ini juga terkait erat dengan adanya air

    dalam bahan pangan.

    Aktivitas air didefinisikan sebagai perbandingan antara tekanan uap air dari

    larutan dengan tekanan uap air murni pada suhu yang sama.

    o

    w

    P

    Pa

    (3.19)

    Dimana :

    P : tekanan uap air dari larutan pada suhun T

    Po : tekanan uap air murni pada suhu T

    Aktivitas air dapat juga dinyatakan sebagai jumlah molekul dalam larutan,

    menurut hukum Raoult, aw berbanding lurus dengan jumlah molekul di dalam

    pelarut (solvent) dan berbanding terbalik dengan jumlah molekul di dalam larutan

    (solution).

    21

    2

    nn

    nA

    w

    (3.20)

    Dimana:

    n1 = jumlah molekul zat yang dilarutkan

    n2 = jumlah molekul air

    Parameter ini juga dapat didefinisikan sebagai kelembaban relatif berimbang

    (equilibrium relative humidity= ERH) dibagi 100.

    100

    ERH

    Aw

    (3.21)

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    13/16

    Aktivitas air mengambarkan sifat dari bahan pangan itu sendiri sedangkan

    ERH menggambarkan sifat lingkungan atmosfir yang berada dalam keadaan

    seimbang dengan bahan tersebut. Bertambah atau berkurangnya kandungan air

    sesuatu bahan pangan pada suatu keadaan lingkungan yang diberikan tergantung

    pada ERH. Aktivitas air dari bahan adalah untuk mengukur terikatnya air pada

    bahan pangan atau komponen bahan pangan tersebut dimana awdari bahan pangan

    cenderung untuk berimbang dengan aw lingkungan sekitarnya. Grafik hubungan

    antara kadar air dengan awpada berbagai produk pangan.

    Gambar 3.4. Hubungan Nilai awdan Kadar Air pada berbagai bahan pangan

    Contoh Soal 3.1

    Ikan teri kering diberada pada lingkungan yang RH 30% pada suhu 15 oC selama

    5 jam tanpa perubahan berat. Kadar air yang diukur adalah 7.5% bb. Produk

    dipindahkan ke lingkungan yang RH 50%. Dan pertambahan berat menjadi 0.1

    kgH2O/kg produk sebelum keseimbangan dicapai. Tentukan:

    a. Aktivitas air produk pada lingkungan pertama dan kedua.b. Hitung kadar air produk basis kering pada kedua lingkungan.

    Jawab

    RH keseimbangan 30% pada lingkungan pertama dengan kadar air produk

    7.5%bb. Untuk lingkungan dengan RH 30% akan jadi kadar air 0.075 kg H2O/kg

    produk

    aw

    1,0

    0,9

    0,8

    0,7

    0,6

    0,5

    0,4

    0,3

    0,2

    0,1

    00 1,0 2,0 3,0

    Kadar air basis kering

    Bahan pangankering

    Keju, sosis, permen

    Bahan panganberkadar air sedang,

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    14/16

    a. Kadar air bahan pangan adalah kelembaban relatif keseimbangan(moisture content equilibrium) dibagi 100. Pada lingkungan petama

    aktivitas airnya adalah 0.3, dan pada lingkungan kedua aktivitas airnya

    adalah 0.5.

    b. Kadar air basis kering 7.5 %bb adalah 8.11% bk. Terjadi pertambahanberat pada RH 50%.

    Atau dalam basis keringnya adalah:

    Dalam mengontrol aktivitas air atau kelembaban relatif dapat digunakan

    berbagai jenis garam seperti tercantum dalam tabel berikut:

    Tabel 3.3 Nilai Awyang terbentuk dari larutan garam jenuh

    Garam jenuhWater Activity (Aw)

    5 oC 15 oC 25 oC 35 oC

    LiBr 0.074 0.069 0.064 0.597

    LiCl 0.113 0.113 0.113 0.113

    KCH3CO2 0.291 0.234 0.225 0.216

    MgCl2 0.336 0.333 0.328 0.321

    K2CO3 0.431 0.432 0.432 0.436

    Mg(NO3)2 0.589 0.559 0.529 0.499

    NaNO2 0.732 0.693 0.654 0.628

    SrCl2 0.771 0.741 0.709 -

    NaCl 0.757 0.756 0.753 0.749

    (NH4)2SO4 0.824 0.817 0.803 0.803

    KCl 0.877 0.859 0.843 0.830

    BaCl2 - 0.910 0.903 0.895

    K2SO4 0.985 0.979 0.973 0.967

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    15/16

    DAFTRA PUSTAKA

    Adawiyah, D.R. 2006. Hubungan sorpsi air, suhu tansisi gelas dan mobilitas air

    serta pengaruhnya terhadap stabilitas produk pada model pangan. Disertasi.

    Sekolah Pasca Sarjana. IPB

    Brunauer,S., P.H. Emmett dan E. Teller .1938. Adsorption of gasses in

    multimolecular layers. J. Am. Chem. Soc. 60:309.

    Hall. C.W. 1980. Drying and storage of agricultural crops. The AVI Publishing

    Company Inc. Westport, Connecticut.

    Purwadaria, H.K dan H.R. Heldman. 1980. Computer simulation of vitamindegradation in a dry model food system during strorage. J. of Food Process

    Engineering. Vol. 3(1) : 7-28.

    Purnomo, Hari. 1995. Aktivitas air dan peranannya dalam pengawetan pangan.

    UI-Press. Jakarta.

    Somantri, A.S. 2003. Persamaan korelasi kadar air keseimbangan untuk lada.

    Buletin Keteknikan Pertanian. IPB

    Wirakartakusumah, M.A dkk .1989. Prinsip teknik pangan. Pusat Antar

    Universitas (PAU). IPB

  • 5/28/2018 Bab 3. Air Dalam Bahan Pangan

    16/16