Upload
lamtuyen
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
48
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR
3.1 Analisis Sistem Pakar
Dalam mengembangkan sistem pakar ini diperlukan pengetahuan dan
informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu dari para pakar, serta buku
tentang penyakit demam berdarah yang ada. Seorang pakar adalah seseorang
yang ahli dalam bidang tertentu dan mempunyai pengetahuan atau keahlian
khusus yang tidak dikuasai dan dimiliki oleh kebanyakan oleh orang lain
sehingga dapat memecahkan permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh
kebanyakan orang atau dapat memecahkan masalah dengan cara yang lebih
efisien (Giarratano dan Riley, 1998, p2). Oleh karena itu ruang lingkup
pembahasan penyakit demam berdarah tidak akan menyimpang dari pengetahuan
dari para pakar.
Dalam mendiagnosa berbagai penyakit demam berdarah, seorang dokter
(seorang pakar) harus memahami dengan baik penyebab dan ciri dari penyakit
demam berdarah tersebut, sehingga dapat menyimpulkan suatu kesimpulan yang
akurat serta dapat menentukan cara untuk mengobati penyakit demam berdarah
yang diderita pasien. Tidak semua penyakit dapat disimpulkan secara tepat oleh
sistem pakar, oleh karena itu sistem pakar ini digunakan sebagai alat bantu dalam
mendiagnosa gejala awal terhadap penyakit demam berdarah.
49
3.1.1 Analisis Pendiagnosaan Penyakit Demam Berdarah
Dalam menganalisa penyakit, dilakukan berbagai tahap antara lain :
a. Anamnesis
Anamnesis adalah tahap konsultasi dan merupakan tahapan awal dalam
pendiagnosaan penyakit yang dilakukan oleh dokter. Pada tahap ini
dokter akan mendapatkan informasi dari pasien antara lain keluhan utama
yang diderita dari pasien, keluhan lain yang menyertai keluhan utama
serta riwayat kesehatan pasien sehingga jika terdapat hal yang ingin
disampaikan dari dokter kepada pasien dapat mudah untuk menghubungi
si pasien atau keluarga pasien. Informasi-informasi yang diperoleh ini
akan bermanfaat bagi dokter dalam mendiagnosa penyakit yang diderita
oleh pasien.
b. Pemeriksaan medis secara fisik
Pemeriksaan secara fisik dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai
berikut :
1) Inspeksi : merupakan tahapan pemeriksaan dalam melihat kelainan
kulit yang diderita oleh pasien. Dilihat apakah kulit pasien timbul
bercak-bercak atau bintik-bintik merah.
2) Palpasi : merupakan tahapan pemeriksaan yang meraba permukaan
kulit pasien.
3) Perkusi : merupakan tahapan pemeriksaan yang melakukan
pengetukan pada bagian tubuh dari pasien. Untuk mengetahui
respon dari bagian tubuh yang diketuk.
50
4) Auskultasi : tahapan dalam mendengar dan mengukur denyut
jantung pasien.
c Diagnosa Penyakit
Setelah dokter mendengar dan memeriksa keadaan pasien, maka dokter
akan menarik suatu kesimpulan atau hasil pemikirannya. Kesimpulan
atau hasil pemikiran dokter (seorang pakar) ini disebut juga dengan
diagnosa penyakit.
d. Test Laboratorium
Salah satu yang terpenting dalam mendiagnosa demam berdarah pada
pasien adalah melakukan test laboratorium. Salah satu yang terpenting
dalam test laboratorium dalam dermatologi adalah mengambil spesimen
sampel darah pasien untuk menentukan secara pasti apakah pasien
tersebut terkena demam berdarah. Test laboratorium yang dilakukan
adalah pemeriksaan :
- Trombosit
- Hematokrit
- Dengeue Blot : IgM anti Dengue dan IgG anti Dengue.
Pada umumnya pemeriksaan Dengue Blot tidak diutamakan karena biaya
pemeriksaan yang mahal oleh karena itu test laboratorium hanya pada
trombosit dan hematokrit.
51
3.1.2 Diagnosa Penyakit Yang Memiliki Kesamaan Ciri Dengan Demam
Berdarah
Dalam mendiagnosa penyakit demam berdarah terdapat gejala-gejala
penyakit yang memiliki kesamaan ciri dengan penyakit lain sehingga terdapat
kesalahan pendiagnosaan awal penyakit demam berdarah, penyakit-penyakit
tersebut antara lain :
a Demam Campak (Rubela)
Rubela atau dikenal juga dengan nama campak jerman adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus Rubella.Virus Rubella pada umumnya
menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan.
Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa.Virus
ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada
bayinya, oleh karena itu disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum
hamil. Bayi yang terkena virus Rubela selama di dalam kandungan beresiko
cacat. Gejala-gejala umum penyakit dari demam campak (rubela) ditandai
dengan demam diatas 38 derajad Celcius, kecapaian, pilek, batuk,
pembengkakan pada kelenjar getah bening, mata terasa nyeri, muncul bintik-
bintik merah di seluruh tubuh, kulit kering, sakit pada persendian, sakit
kepala dan hilang nafsu makan.
b. Diare
Diare merupakan penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang
sering dan berair. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit,
alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C
dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada
52
beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan
definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per
hari.
c. Leukemia
Leukemia merujuk kepada satu kelompok penyakit darah yang ditandai
dengan kanker pada jaringan-jaringan yang memproduksi darah. Leukemia
adalah kanker yang paling banyak menimpa anak-anak. Leukemia
merupakan salah satu penyakit yang mematikan, ditandai oleh penampakan
sampel darah yang putih (leuko). Leukemia dibagi secara klinikal dan
patologikal kepada bentuk akut (mendadak) dan kronik (kronis):
Leukemia akut : terjadi jika sel darah muda yang dihasilkan banyak sehingga
menyebabkan tulang sumsum gagal menghasilkan sel darah dewasa. Terjadi
pada anak-anak dan remaja. Jika tidak dirawat segera, pasien dapat
meninggal dalam waktu beberapa bulan ataupun minggu.
Leukemia kronik : terjadi jika banyak sel darah dewasa yang tidak normal.
Penyakit ini berlangsung dalam tempo waktu beberapa bulan hingga
beberapa tahun. Biasanya terjadi pada orang tua, tapi tidak mustahil pada
remaja atau anak-anak.
Leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis sel tak normal yang paling
banyak dijumpai dalam darah:
1) Jika sel limfoid yang terjangkiti, disebut sebagai leukemia limfosit.
2) Jika sel mieloid yang terjangkit, disebut sebagai leukemia mielogenus.
53
Berdasarkan dua jenis kategori, terdapat empat jenis utama leukemia:
a) Leukemia Limfosit Akut (ALL), pada umumnya menjangkiti anak-
anak.
b) Leukemia Mielogenus Akut (AML), pada umumnya menjangkiti
orang dewasa dari pada anak-anak.
c) Leukemia Limfosit Kronik (CLL), pada umumnya menjangkiti orang
tua yang berumur lebih dari 55 tahun, dapat juga menjangkiti orang
muda.
d) Leukemia Mielogenus Kronik (CML), biasanya menjangkiti orang
dewasa.
d. Malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa,
Plasmodium (salah satu Apicomplexa) dan penularan vektor untuk parasit
manusia adalah nyamuk Anopheles. Gejala dari malaria termasuk demam,
menggigil, arthralgia (sakit persendian), muntah-muntah, anemia, dan
convulsion. Dan mungkin juga rasa tingle di kulit terutama malaria yang
disebabkan oleh P. falciparum. Komplikasi malaria termasuk koma dan
kematian bila tak terawat, anak kecil lebih mungkin berakibat fatal
e. Radang Lambung dan Usus
Merupakan salah satu penyakit yang berupa peradangan atau infeksi pada
lambung dan usus. Peradangan yang terjadi dapat menyebabkan pendarahan
(hemorrhagic gastritis). Pada penderita radang lambung dan usus akut,
sering mengeluhkan adanya suatu gejala dengan perasaan lambung tak enak,
kram perut, indigesti, nafsu makan berkurang, mual dan muntah. Gejala-
54
gejala tersebut akan berlangsung dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
Gejala-gejala umum dari radang lambung dan usus adalah antar lain buang
air besar berair, mual dan sering muntah, perut terasa nyeri, pedih (kembung
dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati), nafsu makan menurun secara
drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, demam, sakit
perut, dan sakit kepala.
f. Hepatitis A
Merupakan penyakit menular yang memiliki gejala-gejala demam, lemah,
letih, dan lesu. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, TBC, dll.
g. Typhus
Thypus merupakan penyakit infeksi yang ditularkan oleh kutu/caplak dengan
gejala panas tinggi selama 2 minggu atau lebih, ruam, dan sakit di beberapa
bagian tubuh, sakit kepala, sakit punggung.
h. Influenza
Influenza merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi pada
hidung, tenggorokan dan lambung yang disebabkan oleh virus Influenza.
Influenza memiliki gejala-gejala yaitu demam, sakit kepala, lelah, batuk
kering (tanpa dahak), sakit tenggorokan, hidung berlendir, sakit pada otot,
susah bernapas, sering berkeringat.
Berdasarkan jenis-jenis penyakit yang disebutkan diatas, merupakan jenis
penyakit yang memiliki kesamaan gejala-gejala penyakit dengan demam
berdarah. Sehingga diperlukan analisis pendiagnosaan penyakit pada pasien
55
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pasien terkena demam berdarah atau
terkena penyakit lain yang memiliki kesamaan gejala dengan demam berdarah.
3.2 Perancangan Sistem Pakar
Dalam perancangan sistem pakar harus memperhatikan beberapa faktor
antar lain akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, tabel keputusan, pohon
keputusan (Decision Tree), perancangan basis pengetahuan, perancangan data dan
perancangan layar.
3.2.1 Akuisisi Pengetahuan
Dalam perancangan prototipe sistem pakar ini, terlebih dahulu melakukan
proses akuisisi pengetahuan terhadap seorang pakar. Pakar yang dimaksudkan
adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam yang melakukan praktek di
Siloam Hospital, Jakarta Barat. Dalam proses ini dilakukan wawancara mengenai
bagaimana mendiagnosa penyakit demam berdarah dan beberapa penyakit
lainnya berdasarkan gejala-gejala dan keluhan dari pasien. Pendiagnosaan dibuat
menyerupai alur diagnosa seorang pakar dan juga diberikan rekomendasi
mengenai daftar pustaka tentang penyakit pada lambung dari pakar tersebut.
3.2.2 Representasi Pengetahuan
Dalam representasi pengetahuan ini dilakukan perbandingan-
perbandingan dari informasi yang diperoleh dari para pakar. Untuk membantu
pengembangan prototipe sistem pakar ini, maka pengetahuan yang diperoleh
dalam bentuk tabel keputusan selanjutnya direpresentasikan menjadi bentuk
56
diagram pohon keputusan. Proses representasi pengetahuan dari bentuk tabel
keputusan menjadi diagram pohon keputusan berikut dengan nilai faktor
kepastiannya dilakukan dengan bantuan pakar. Hal ini dilakukan agar pohon
keputusan yang dibentuk sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter.
Gejala-gejala yang terdapat dalam tabel keputusan tidak semuanya digunakan
dalam pohon keputusan, hanya gejala-gejala yang membedakan saja yang
digunakan. Dengan adanya diagram pohon keputusan beserta nilai certainty
factor (CF) tesebut maka kita dapat menggunakannya dalam membentuk aturan-
aturan dalam tahapan perancangan prototipe sistem pakar.
a. Tabel Keputusan
Untuk mempermudah pembentukan aturan yang akan dijadikan basis
pengetahuan prototipe sistem pakar ini, maka dibentuklah tabel keputusan.
Pembentukan tabel keputusan menghubungkan antara gejala-gejala klinis
dengan nama penyakit.
Pada tabel keputusan 3.1 dibawah ini, gejala-gejala klinis yang
dimasukan dalam tabel adalah gejala-gejala umum dari penyakit. Kemudian
dari gejala-gejala umum yang ada di lakukan penilaian dengan memberikan
tanda silang (X) kepada penyakit yang memiliki gejala tersebut. Dari hasil
tabel keputusan ini maka dapat di buat pohon keputusan berdasarkan gejala
klinis yang lebih khusus atau spesifik.
57
Dem
amC
ampa
k (R
ubla
)
Dia
re
Leuk
emia
Mal
aria
Rad
ang
Lam
bung
dan
Usu
s
Hep
atiti
s A
Typh
us
Influ
enza
Dem
am B
erda
rah
Den
gue
Ale
rgi
1. Demam X X X X X X X
2. Kecapaian X X
3. Pilek (Hidung berlendir) X X X
4. Batuk X X X
5. Pembengkakan pada kelenjar getah bening X
6. Mata terasa nyeri X
7. Muncul bintik-bintik merah X X X
8. Kulit kering X
9. Sakit pada persendian X X X X
10. Sakit kepala X X X X X
11. Hilang nafsu makan X X
12. Buang air besar X X
13. Sakit perut(mulas) X X
14. Muntah X X
15. Penampakan sampel darah yang putih X
16. Sel darah yang tidak normal X
17. Anemia X
18. Convulsion X
19. Lemah, letih, dan lesu X X X X X
20. Sakit Punggung X X
21. Sakit pada otot X X
22. Trombositpena ≤ 100.000 / µl X
23. Berkeringat X
24. Anoreksia X
25. Pendarahan X
26. Hepatomologi X
27. Kegagalan sirkulasi X
28. Muka Tampak Kemerahan X X
29. Mual X X X
Tabel 3.1 Tabel Keputusan Gejala-Gejala Klinis
Gejala Klinis
Gej
ala
Peny
akit
58
b. Pohon Keputusan
Setelah dilakukan perancangan tabel keputusan, selanjutnya dilakukan
perancangan pohon keputusan yang dapat membantu dalam
mengklasifikasikan penyakit berdasarkan ciri-cirinya dan juga dapat
membantu dalam pembuatan aturan (rule). Berikut ini adalah pohon
keputusan yang dirancang berdasarkan tabel keputusan yang telah dibuat.
Pada Denah Pohon 1 gejala utamanya adalah bintik merah. Jika gejala
penyakit yang terkena adalah bintik merah maka terdapat 3 kemungkinan penyakit
yang diderita yaitu, penyakit Demam Berdarah Dengue CF = 0.3, faktor kepastian
terkena penyakit Demam Campak adalah 0.3 dan faktor kepastian dia terkena
Alergi adalah 0.3. Jika tidak terdapat bintik merah tetapi terdapat gejala buang air
besar dan muntah maka kemungkinan penyakit yang diderita adalah Radang
Lambung dan Usus CF = 0.2. Diare CF = 0.2 jika tidak terdapat gejala muntah.
Jika tidak terdapat gejala bintik merah dan buang air besar tetapi terdapat gejala
Gambar 3.1 Denah Pohon 1
Bintik Merah
Buang Air Besar
DBD, CF = 0.3 Demam Campak, CF = 0.3 Alergi, CF = 0.3
Anemia
Muntah
More information needed
Malaria CF = 0.2
Diare CF = 0.2
Radang Lambung dan Usus CF = 0.2
59
anemia maka kemungkinan penyakit yang diderita adalah Malaria CF = 0.2 dan
jika tidak terdapat gejala anemia maka dibutuhkan informasi lain untuk
menentukan jenis penyakit yang diderita.
Pada denah pohon 2 gejala utamanya adalah buang air besar. Jika gejala
penyakit yang diderita adalah buang air besar dan hilang nafsu makan maka
kemungkinan terkena penyakit Diare CF = 0.4. Jika tidak terdapat gejala hilang
nafsu makan maka kemungkinan penyakit yang diderita adalah Radang Lambung
dan Usus CF = 0.1. Jika tidak terdapat gejala buang air besar, terdapat gejala bintik
merah, dan pembengkakan kelenjar getah bening maka kemungkinan penyakit
yang diderita adalah Demam Campak CF = 0.2 dan jika tidak terdapat gejala
pembengkakan kelenjar getah bening maka kemungkinan penyakit yang diderita
Gmabar 3.2 Denah Pohon 2
Buang Air Besar
Bintik Merah
Hilang Nafsu Makan
Radang Lambung CF = 0.1
Diare CF = 0.4
Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Demam
DBD CF = 0.3 Alergi CF = 0.2
Demam Campak CF = 0.2
Letih Lemah Lesu
Muka Merah
More information needed
Alergi CF = 0.4
Typhus CF = 0.2
Hepatitis A CF = 0.2
60
oleh pasien adalah Demam Berdarah Dengue CF = 0.3, dan Alergi CF = 0.2. Jika
gejala yang diderita tidak terdapat buang air besar dan bintik merah tetapi terdapat
gejala demam dan letih, lemah, dan lesu maka kemungkinan penyakit yang diderita
adalah Hepatitis A CF = 0.2, jika tidak terdapat gejala letih, lemah dan lesu maka
kemungkinan penyakit yang diderita adalah Typhus CF = 0.2. Jika tidak terdapat
gejala buang air besar, bintik merah dan demam tetapi terdapat gejala muka merah
maka kemungkinan penyakit yang diderita adalah Alergi CF = 0.4 sedangkan jika
tidak terdapat muka merah maka dibutuhkan informasi lain untuk menentukan
jenis penyakit yang diderita.
Pada denah pohon 3 gejala utamanya adalah penampakan sel darah putih.
Jika terdapat gejala penyakit tersebut maka kemungkinan penyakit yang diderita
adalah Leukemia CF = 0.3. Jika tidak terdapat gejala penampakan sel darah putih
tetapi terdapat demam, batuk dan pilek maka kemungkinan penyakit yang diderita
Gambar 3.3 Denah Pohon 3
Penampakan Sel Darah Putih
Demam
Leukimia CF = 0.3
More information needed
Batuk
Muka Merah
Pilek
Hepatitis A CF = 0.2
Alergi, CF = 0.2 DBD, CF = 0.2
Demam Campak CF = 0.2
Influenza CF = 0.4
61
adalah Influenza CF = 0.5 dan jika tidak terdapat gejala pilek maka kemungkinan
penyakit yang diderita adalah Demam Campak CF = 0.2. Jika tidak terdapat gejala
batuk tetapi terdapat gejala muka merah maka kemungkinan penyakit yang diderita
adalah Alergi CF = 0.2, Demam Berdarah Dengue CF = 0.2. Sedangkan jika tidak
terdapat gejala muka merah maka kemungkinan penyakit yang diderita adalah
Hepatitis A CF = 0.2. Jika tidak terdapat gejala demam maka dibutuhkan informasi
lain untuk menentukan jenis penyakit yang diderita.
Pada denah pohon 4 gejala utamanya adalah demam. Jika terdapat gejala
demam, sakit pada persendian, dan muntah maka penyakit yang diderita adalah
Malaria CF = 0.1, jika tidak terdapat gejala muntah maka penyakit yang diderita
adalah Typhus CF = 0.2. Jika tidak terdapat gejala sakit pada persendian maka
penyakit yang diderita adalah Alergi CF = 0.2. Jika tidak terdapat gejala demam
tetapi terdapat gejala sakit kepala maka kemungkinan penyakit yang diderita
adalah Alergi CF = 0.2. Jika tidak terdapat sakit kepala tetapi terdapat gejala buang
Gambar 3.4 Denah Pohon 4
Demam
Sakit Kepala
Sakit pada Persendian
Buang Air Besar
Alergi, CF = 0.2
Alergi, CF = 0.2
Muntah
More information needed
Diare CF = 0.2
Typhus CF = 0.2
Malaria CF = 0.1
62
air besar maka kemungkinan penyakit yang diderita adalah Diare CF = 0.2
sedangkan jika tidak terdapat gejala buang air besar maka dibutuhkan informasi
lain untuk menentukan jenis penyakit yang diderita.
Pada denah pohon 5 gejala utamanya adalah demam. Jika terdapat gejala
demam, sakit punggung, sakit pada persendian maka kemungkinan penyakit yang
diderita Typhus CF = 0.1 dan jika tidak terdapat gejala sakit pada persendian maka
kemungkinan penyakit yang diderita Influenza CF = 0.1. Jika tidak terdapat gejala
sakit punggung tetapi terdapat gejala sakit pada otot dan kecapaian maka
kemungkinan penyakit yang diderita Influenza CF = 0,1 dan jika tidak terdapat
gejala kecapaian maka penyakit yang diderita Demam Berdarah Dengue CF = 0.1.
Demam
Gambar 3.5 Denah Pohon 5
Buang Air Besar
Sakit Punggung
More information needed
Diare CF = 0.3
Sakit pada Otot
Sakit pada Persendian
Typhus CF = 0.2
Kecapaian
DBD CF = 0.1
Infuenza CF = 0.1
Influenza CF = 0.1
Typhus CF = 0.1
63
Jika tidak terdapat gejala sakit pada otot maka kemungkinan penyakit yang diderita
adalah Typhus CF = 0.2. Jika tidak terdapat gejala demam, tetapi terdapat gejala
buang air besar maka kemungkinan penyakit yang diderita adalah Diare CF = 0.3
dan jika tidak terdapat gejala buang air besar maka dibutuhkan informasi lain
untuk menentukan jenis penyakit yang diderita.
3.2.3 Perancangan Basis Pengetahuan
Pengetahuan dan pengembangan yang diperoleh mengenai demam
berdarah didapatkan melalui studi kepustakaan, dan wawancara dengan para
pakar untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan tentang penyakit demam
berdarah. Knowledge yang diperoleh direpresentasikan kedalam bentuk decision
table dan decision tree.
Decision tersebut kemudian dilakukan evaluasi terhadap pakar sehingga
didapat knowledge yang sesuai dengan topik yang dikembangkan.
3.2.4 Perancangan Data
Dalam perancangan data ini digunakan Microsoft Access untuk
memasukan data kepakaran yang ada dan ditampilkan berupa table seperti di
bawah ini :
Nama Field Tipe Data Keterangan IdPertanyaan Number Indeks urutan pertanyaan Pertanyaan Memo Pertanyaan-pertanyaan yang
akan di ajukan kepada user Picture Text Tampilan gambar Height Number Tinggi gambar Width Number Lebar gambar Pesan Memo Informasi mengenai seputar
demam berdarah Tabel 3.2 Master Pertanyaan
64
Pada tabel 3.2 Terdapat 6 field data yaitu IdPertanyaan dengan tipe data
number, pertanyaan dengan tipe data memo, picture dengan tipe data text, height,
width dengan tipe data number, dan pesan dengan tipe data memo. IdPertanyaan
berisi indeks urutan pertanyaan, pertanyaan berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
akan di ajukan kepada user, picture berisi tampilan gambar, height merupakan
tinggi gambar yang dikehendaki, width merupakan lebar gambar yang dikehendaki
dan pesan merupakan informasi mengenai seputar demam berdarah
Nama Field Tipe Data Keterangan IdPertanyaan Number Indeks urutan pertanyaan IdJawaban Number Indeks urutan jawaban Jawaban Text Jawaban yang dipilih ya atau
tidak Result Number Urutan pertanyaan yang akan
ditampilkan berikutnya berdasarkan jawaban pertanyaan yang dipilih sebelumnya
CF Number Nilai dari faktor kepastian
Tabel 3.3 Master Jawaban
Pada tabel 3.3 terdapat 4 field data yaitu IdPertanyaan dengan tipe data
number, IdJawaban dengan tipe data number, jawaban dengan tipe data text dan
result dengan tipe data number. IdPertanyaan merupakan indeks urutan pertanyaan,
IdJawaban merupakan indeks urutan jawaban, jawaban merupakan pilihan jawaban
ya atau tidak dan result merupakan urutan pertanyaan yang akan ditampilkan
berikutnya berdasarkan jawaban pertanyaan yang dipilih sebelumnya.
65
NamaField Tipe Data Keterangan Nilai CF 1 Number Range CF awal Nilai CF 2 Number Range CF akhir Saran Memo Tindakan yang harus dilakukan
berdasarkan nilai CF Tabel 3.4 Master Saran
Pada tabel 3.4 terdapat 3 field data yaitu Nilai CF 1 dengan tipe data number,
nilai CF 2 dengan tipe data number, dan saran dengan tipe data memo. Nilai CF 1
merupakan range CF awal, nilai CF 2 merupakan nilai range CF akhir dan saran
merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh pasien berdasarkan nilai CF yang
ada.
3.2.5 Perancangan Layar
Dalam pembuatan program dengan menggunakan VB (Visual Basic) versi
6 penulis menggunakan beberapa tampilan layar. Tampilan layar tersebut terdiri
dari layar pembuka, layar biodata pasien, layar konsultasi, dan layar hasil.
Macam-macam tampilan layar program adalah :
a. Rancangan Layar Pembuka
Gambar 3.6 Rancangan Layar Pembuka
Logo
Gambar
Kata Pengantar Tentang Demam Berdarah
Ok
66
Gambar 3.6 merupakan layar pertama dari perancangan sistem pakar. Logo
merupakan logo binus dan logo prototipe sistem. Gambar merupakan
gambar-gambar yang berhubungan dengan demam berdarah sehingga
program akan terlihat lebih menarik. Kata pengantar tentang demam berdarah
merupakan keterangan singkat tentang penyakit demam berdarah.Tombol
OK untuk melanjutkan ke menu layar biodata pasien
b. Rancangan Layar Biodata Pasien
Gambar 3.7 Rancangan Layar Biodata Pasien
Gambar 3.7 merupakan rancangan layar biodata pasien. Logo berisi logo
binus dan logo prototipe sistem pakar. Gambar merupakan gambar tentang
kesehatan. Kolom nama pasien digunakan untuk memasukkan nama pasien
yang hanya dapat diinput berupa huruf saja. Sedangkan kolom umur pasien
digunakan untuk memasukan umur pasien dan hanya dapat diinput berupa
angka saja dengan range 1-100. Kemudian tombol OK digunakan untuk
menuju menu diagnosa penyakit dan tombol EXIT untuk keluar dari menu
tersebut.
Logo
Nama Pasien
Umur Pasien
OK
EXIT
Gambar
67
c. Rancangan Layar Konsultasi
Gambar 3.8 Rancangan Layar Konsultasi
Rancangan layar konsultasi (Gambar 3.8) merupakan sarana bagi pemakai
(user) untuk memulai konsultasi dan mendiagnosa penyakit demam berdarah.
Untuk memudahkan user maka pendiagnosaan sistem pakar ini dibuat dalam
bentuk mengajukan pertanyaan satu persatu, sehingga untuk mencapai hasil
analisis pemakai (user) hanya perlu menjawab pertanyaan dipilih
berdasarkan rule–rule yang dipilih oleh sistem pakar berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman dari seorang pakar yang dirancang dalam basis
knowledge. Logo berisi logo binus dan logo protipe sistem. Gambar
merupakan gambar tentang seputar penyakit demam berdarah dengue, kolom
pertanyaan berisi pertanyaan yang diajukan dan terdapat pilihan jawaban ya
dan tidak. Tombol NEXT untuk menuju kepertanyaan berikutnya dan tombol
PREV untuk ke pertanyaan sebelumnya. Tombol EXIT untuk keluar dari
menu.
Logo
Gambar
Pertanyaan : o ya o tidak
Exit Prev Next
68
d. Rancangan Layar Hasil
Gambar 3.9 Rancangan Layar Hasil
Rancangan layar hasil (Gambar 3.9) merupakan menu hasil dari
pendiagnosaan penyakit yang merupakan kemungkinan penyakit demam
berdarah, saran tindakan selanjutnya. Terdapat nama pasien, umur pasien
berdasarkan data yang diinput pada menu biodata pasien kemudian
kemungkinan penyakit yang diderita berdasarkan nilai CF yang diperoleh
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kemudian saran tindakan
selanjutnya.
Logo
Nama Pasien :
Umur Pasien :
Kemungkinan Penyakit :
Saran Tindakan Selanjutnya :
Ok