23
32 Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Metafora Dalam Lagu Perfect Blue Karya Tetsu Dihubungkan Dengan Peristiwa Penahanan Sakura 1. Larik Pertama まぶしい太陽が僕の心を 真っ青な空の下へ連れ出してゆく (Mabushii taiyou ga boku no kokoro wo massao na sora no moto e tsuredashiteyuku) (Matahari yang menyilaukan membawa hatiku ke bawah langit yang benar-benar biru) Tabel 3.1 Pemaknaan Frase まぶしい太陽 Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif まぶしい太陽 Matahari yang menyilaukan Perhatian dari publik yang banyak Matahari (太陽) adalah sesuatu yang bersifat memancarkan sinar atau cahaya, menurut penulis 太陽 dalam lirik Perfect Blue bermakna cahaya lampu. Seorang public figure adalah orang yang seringkali disorot oleh media. hal itu menjadikan public figure dekat dengan cahaya lampu, baik dari kamera yang memotret mereka, ataupun lampu di atas panggung dan studio yang biasa disebut spotlight. Menurut Funk & Wagnalls Standard Desk Dictionary (1984 : 651), spotlight juga dapat diartikan sebagai publisitas.

Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Metafora Dalam Lagu ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00282-JP bab 3.pdf32 Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Metafora Dalam Lagu Perfect Blue Karya

  • Upload
    vuliem

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

32

Bab 3

Analisis Data

3.1 Analisis Metafora Dalam Lagu Perfect Blue Karya Tetsu Dihubungkan Dengan

Peristiwa Penahanan Sakura

1. Larik Pertama

(Mabushii taiyou ga boku no kokoro wo massao na sora no moto e tsuredashiteyuku) (Matahari yang menyilaukan membawa hatiku ke bawah langit yang benar-benar biru)

Tabel 3.1 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna

Denotatif Makna Konotatif

Matahari yang menyilaukan

Perhatian dari publik

yang banyak

Matahari () adalah sesuatu yang bersifat memancarkan sinar atau cahaya,

menurut penulis dalam lirik Perfect Blue bermakna cahaya lampu. Seorang public

figure adalah orang yang seringkali disorot oleh media. hal itu menjadikan public figure

dekat dengan cahaya lampu, baik dari kamera yang memotret mereka, ataupun lampu di

atas panggung dan studio yang biasa disebut spotlight. Menurut Funk & Wagnalls

Standard Desk Dictionary (1984 : 651), spotlight juga dapat diartikan sebagai publisitas.

33

Ini berkenaan dengan fungsinya sebagai alat untuk membuat seorang artis di panggung

lebih jelas terlihat. Dengan begitu, perhatian hanya tertuju pada si artis tersebut. Hal

tersebut memiliki kesamaan sifat dengan keadaan di mana seorang public figure menjadi

pusat perhatian di masyarakat.

Sehingga menurut penulis, frase di atas menggambarkan

perhatian dari publik yang banyak terhadap Tetsu dan bandnya. Hal ini mengacu pada

kepopuleran LArc~en~Ciel yang mulai menanjak di tahun 1996. Menurut Tetsu,

gebrakan besarnya bersama LArc~en~Ciel adalah pada saat album berjudul True dirilis

(Hase, 2004 : 302). Menurut artikel yang berjudul Top 100 Japanese pops Artists -

No.58 (2003), album tersebut adalah album LArc~en~Ciel yang pertama kali

menempati posisi satu di Oricon Chartsebuah tangga lagu musik di Jepangkarena

penjualannya melewati angka satu juta keping. Posisi satu itupun ditempati

LArc~en~Ciel selama enam minggu berturut-turut. Tidak heran jika Tetsu mengatakan

album itulah yang menjadi gebrakan besarnya.

Sejak album True tersebut dirilis, LArc~en~Ciel memang mendapat perhatian

dari banyak orang. Tetsu mengatakan bahwa LArc~en~Ciel telah meraih penggemar

dari berbagai lapisan masyarakat, bahkan yang biasanya tidak suka mendengarkan musik

rock. Tetsu juga mengatakan bahwa LArc~en~Ciel sangat populer sehingga mereka

dapat melakukan apapun yang mereka suka tanpa mendapat keluhan dari perusahaan

rekaman mereka (Hase, 2004 : 302). Kepopuleran yang meningkat tersebut juga dapat

diketahui dari hasil penjualan CD LArc~en~Ciel yang melonjak tajam. Data hasil

penjualan album-album LArc~en~Ciel beserta posisi tertinggi yang dicapai di Oricon

Chart dapat dilihat di bawah ini:

34

Tabel 3.2 Data Hasil Penjualan Album LArc~en~Ciel

Judul Album Tanggal Rilis Posisi di Oricon Chart Hasil Penjualan Dune 10 April 1993 - 1000 keping

(limited edition) Tierra 14 Juli 1994 #7 161.000 keping

Heavenly 1 September 1995 #3 391.000 keping

True 12 Desember 1996 #1 1.428.000 keping

Heart 25 Februari 1998 #1 1.551.000 keping

Ark 1 Juli 1999 #1 2.275.000 keping

Ray 1 Juli 1999 #1 2.138.000 keping

Real 30 Agustus 2000 #1 1.098.000 keping

Smile 2004 #2 378.748 keping

Awake 2005 #1 358.703 keping

Sumber : http://music.3yen.com/2005-03-08/larc-en-ciel.html

Dari tabel penjualan di atas, dapat diketahui bahwa perbandingan penjualan

album sebelum perilisan album True dan sesudahnya. Album berjudul Heavenly yang

dirilis 1995 hanya meraih 391.000 keping. Sedangkan True yang dirilis satu tahun

setelahnya meraih penjualan yang melonjak tinggi menjadi 1.428.000 keping. Hal ini

menunjukkan bahwa kepopuleran mereka memang meningkat tajam sejak perilisan

album True.

Selain itu, dalam artikel LArc~en~Ciel di Wikipedia - The Free Encyclopedia

(2007) disebutkan bahwa mereka juga sempat mengadakan tur konser secara nasional

yang diadakan di 8 kota dengan 10 pertunjukan. Konser yang diberi judul Concert Tour

96 ~ 97 Carnival of True tersebut masing-masing diadakan di Osaka Jou Hall, Nihon

35

Budoukan, Nagoya Century Hall, Hiroshima Kosei Nenkin Kaikan, Fukuoka Civic Hall,

Niigata Prefecture Hall, Hokkaido Kosei Nenkin Hall dan Sendai Sun Plaza Hall. Hal

inilah yang semakin mengukuhkan kepopuleran mereka pada saat itu.

Dari penjelasan Tetsu dan juga tabel di atas, dapat diketahui bahwa frase

di atas menggambarkan perhatian dari publik yang meningkat setelah dirilisnya

album True, yaitu pada tahun 1996. Perhatian dari publik tersebut digambarkan Tetsu

sebagai sinar matahari (). Dan matahari tersebut dikatakan menyilaukan (

) karena perhatian tersebut begitu banyak.

Tabel 3.3 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif

Makna Konotatif

Di bawah langit

yang biru

Tempat dimana Tetsu

merasa bahagia

Frase di atas menggambarkan perasaan bahagia yang Tetsu alami.

Tetsu mengatakan selama berada di band LArc~en~Ciel rasanya seperti pulang ke

rumah orangtua pada saat tahun baru atau shougatsu (Hase, 2004 : 303). Yang disebut

shougatsu di Jepang adalah hari yang terhitung dari tanggal 1 Januari sampai 3 Januari

(Mishima, 2007). Dalam artikel berjudul When to travel to Japan Travel Weather

(2005), dapat diketahui bahwa keadaan langit atau cuaca di Jepang, termasuk Osaka

yang merupakan letak rumah orangtua Tetsupada awal Januari selalu cerah. Langitnya

berwarna biru pucat dan tidak berawan sama sekali. Hal tersebut mirip dengan ungkapan

dalam bait di atas. Sehingga frase berarti berada di rumah

36

orangtuanya pada saat tahun baru. Saat ditanya mengenai maksud dari perasaan pulang

ke rumah orangtua tersebut, Tetsu menjelaskannya lebih lanjut seperti berikut ini:

Terjemahan:

Bagaimana ya? Para staff dan juga fans merasa senang. Dengan membuat semua orang merasa senang, hal itu membuat saya merasa sangat bahagia. Selama saya bisa menciptakan lingkungan dimana semua orang bisa merasa senang, bagi saya itu sudah cukup. Dengan merasa senang dan dapat menciptakan musik yang bagus, menurut saya hal tersebut sama sekali bukan masalah (Hase, 2004 : 303).

Dengan penjelasan Tetsu tersebut, penulis mengambil kesimpulan frase

tersebut berhubungan dengan perasaan Tetsu berada di LArc~en~Ciel yang

digambarkan seperti pulang ke rumah orangtua pada saat tahun baru. Karena pada saat

tahun baru atau awal bulan Januari, keadaaan langit pada saat itu memang benar-benar

biru pucat (). Ditambah dengan penjelasan Tetsu mengenai perasaan bahagianya,

berarti frase dalam lirik di atas memiliki maksud tempat dimana Tetsu

merasakan kebahagian seperti berada di rumah orangtuanya sendiri yaitu berada di

dalam band LArc~en~Ciel karena dapat membuat semua orang merasa senang dengan

musik yang ia ciptakan.

Penulis menyimpulkan perasaan yang Tetsu jelaskan di atas adalah perasaan

yang ia alami sebelum Sakura ditahan oleh pihak berwajib. Karena saat di mana Tetsu

dapat terus membuat musik adalah saat bandnya terdiri dari personil yang lengkap, di

37

mana pada saat itu Sakura menjadi drummer di dalamnya. Maka larik di atas

menjelaskan keadaan sebelum peristiwa penahanan Sakura terjadi.

2. Larik Kedua

?

(Dakedo kono machijuu ni wa boku kara jiyuu wo ubattenigeteku hora anata wa dare?) (tetapi kau lari merenggut kebebasanku di kota ini siapa kamu?)

Tabel 3.4 Pemaknaan Kata

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Seluruh kota

Dunia entertainment

Kata di atas bukan berarti kota dalam pengertian sebenarnya. Hal itu dapat

diketahui dari fakta bahwa Tetsu beserta LArc~en~Ciel adalah sekelompok public

figure yang dikenal bukan hanya di satu kota saja. Karena itu menurut penulis, kota

dalam larik di atas merujuk ke tempat di mana LArc~en~Ciel biasa beraktifitas sebagai

musisi serta tempat mereka dikenal oleh publik. LArc~en~Ciel berkarya di bidang

musik yang termasuk ke dalam entertainment. LArc~en~Ciel juga dikenal melalui

dunia entertainment. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa kata seluruh kota

menggambarkan dunia entertainment.

38

Tabel 3.5 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Lari merenggut

kebebasan

Membuat seseorang

menjadi tidak bahagia

Bentuk metafora pada bait di atas terletak pada frase

. Kebebasan bukanlah sesuatu yang kongkrit, maka tidak dapat

disentuh apalagi direnggut. Kalimat di atas mengacu pada kejadian di tahun 1997,

dimana kejadian tersebut membuat pandangan Tetsu terhadap wartawan menjadi tidak

begitu baik.

Setelah album True dirilis, LArc~en~Ciel menjadi band yang popularitasnya

menanjak. Tahun 1996 adalah tahun dimana LArc~en~Ciel telah mencapai sukses

secara komersil di industri musik. Pada saat itu, mereka telah menjadi salah satu band

yang paling diperhatikan di Jepang (Billy-Ar, 2000 : 27). Namun, tanpa pernah diduga,

menurut artikel LArc~en~Ciel dalam Wikipedia The Free Encyclopedia (2007),

setahun setelahnya, tepatnya pada tanggal 24 Februari 1997, Sakura, yang memegang

posisi drummer, ditahan oleh pihak berwajib karena kepemilikan obat-obatan terlarang

berupa stimulan atau obat perangsang. Mendengar kabar penangkapan tersebut, staff dan

anggota LArc~en~ Ciel lainnya segera mengadakan pertemuan mendadak pada tanggal

27 Februari.

Berita penangkapan Sakura tercium oleh media dan dipublikasikan di Yomiuri

Shimbun edisi pagi pada tanggal 3 Maret 1997. Berawal dari hal tersebut, peristiwa ini

39

menjadi skandal yang cukup mengagetkan bagi banyak orang. Berita semacam ini

menarik perhatian para wartawan. Sakura sempat menjadi incaran para wartawan.

Namun Sakura yang pada saat itu masih ditahan di kantor polisi Tachikawa tidak

diperkenankan untuk memberikan keterangan apapun oleh pihak berwajib. Karena itu,

Tetsu, sebagai leader dari LArc~en~Ciel, menjadi orang yang paling dicari-cari oleh

para wartawan. Dengan keadaan seperti itu disertai pemberitaan yang simpang siur

mengenai LArc~en~Ciel, membuat Tetsu merasa terkekang dan tidak leluasa (Hase,

2004 : 26).

Dapat diketahui larik ini adalah perasaan yang dialami Tetsu setelah peristiwa

penahanan Sakura terjadi. Dalam kehidupannya sebagai public figure, Tetsu memang

tidak merasa bebas dalam pengertian harafiah. Namun, selama ini ia merasa bahagia

karena personil bandnya lengkap dan popularitas mereka menanjak, yang

memungkinkan mereka untuk terus berkarya dalam bidang musik. Setelah peristiwa

penahanan itu terjadi, Tetsu merasa khawatir dengan turunnya popularitas serta reputasi

baik LArc~en~Ciel di mata masyarakat. Hal inilah yang membuat Tetsu tidak merasa

bahagia. Karena dengan adanya berita semacam ini, karir LArc~en~Ciel dalam dunia

musik mungkin tidak akan berlanjut, dan hal itu membuat Tetsu tidak bisa berkarya lagi.

Karena itu, Tetsu merasa kebahagiaannya direnggut oleh para wartawan.

3. Larik Ketiga

?

(Donkan na sono egao no shita no tsumi wo wakattenai Onaji me ni awanakereba zenzen kimi wa wakaranai no ka?)

40

(Kau tidak tahu kesalahanmu di balik senyum yang tidak peka itu Jika kau tidak mengalami hal yang sama, kau tidak akan tahu sama sekali kan?)

Tabel 3.6 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Di bawah senyum yang tidak peka

Di balik kebaikan

yang palsu

Tabel 3.7 Pemaknaan Kata

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Dosa, kesalahan

Perbuatan buruk

Bentuk metafora dalam bait di atas terlihat pada frase . Senyum dalam

frase tersebut bermakna sikap atau tingkah laku orang-orang di sekitar Tetsu yang

terlihat baik. Namun di balik sikap tersebut terdapat sesuatu yang tersembunyi. Bait di

atas memiliki kaitan dengan sikap dari media massa terutama para wartawan terhadap

Tetsu sehubungan dengan skandal Sakura pada tahun 1997 tersebut. Pada saat itu,

sebenarnya posisi LArc~en~Ciel dalam industri musik dapat dikatakan sudah mantap.

Namun karena masalah tersebut, media dalam bentuk koran, majalah, radio maupun

televisi seakan-akan menolak keberadaan LArc~en~Ciel dalam industri musik. Mereka

dianggap tidak ada. Bahkan, CD album dan single mereka pun diangkat dari rak di toko-

toko musik. Kemudian, lagu-lagu milik LArc~en~Ciel yang digunakan sebagai lagu

tema di semua acara atau program juga diganti dengan lagu milik musisi lain.

41

Contohnya adalah salah satu single mereka yang berjudul Fourth Avenue Caf baru akan

dirilis dan sudah dijadikan ending theme dari anime Rurouni Kenshin. Setelah terjadi

kasus tersebut, ending theme dari anime itu pun segera diganti setelah hanya tiga kali

penayangan dengan ending theme yang sebelumnya digunakan, yaitu lagu milik TM

Revolution yang berjudul Heart of Sword ~Yoake Mae~. Padahal lagu tersebut telah

habis jadwal penayangannya (Yves, 2005). Perilisan lagu tersebut sebagai single pun

dibatalkan. Sebagai dampak dari pembatalan perilisan tersebut, LArc~en~Ciel tidak

pernah membawakan lagu Fourth Avenue Cafe dalam konser-konsernya selama kurang

lebih 10 tahun. Lagu tersebut seakan-akan dianggap tidak pernah ada. Baru pada tahun

2006, lagu tersebut dibawakan untuk pertama kalinya dalam konser perayaan 15 tahun

LArc~en~Ciel yang diberi nama 15th LAnniversary. Lagu tersebut dibawakan atas

permintaan para fans (Tojo, 2006 : 2).

Kembali ke permasalahan mengenai penahanan Sakura tersebut, Tetsu, sebagai

orang yang membentuk dan memimpin band tersebut, menerima kritikan paling tajam

dari para wartawan karena dianggap tidak dapat menjaga anggota band-nya dengan baik

dan tidak pantas menjadi pemimpin dari sebuah band (Tojo, 2005 : 22).

Dari kejadian tersebut, maka frase berhubungan dengan sikap

media massa yang tadinya baik, namun ternyata hal tersebut hanya sikap baik yang palsu

atau pura-pura karena setelah LArc~en~Ciel mengalami skandal obat-obatan terlarang,

sikap media massa segera berbalik memojokkan Tetsu (Tojo, 2005 : 19). Karena itu,

Tetsu menganggap hal tersebut sebagai hal yang atau tidak peka. Mereka tidak

sadar bahwa kata-kata dan kritikan yang mereka tujukan kepada Tetsu telah membuat

42

Tetsu merasa sedih dan tertekan. Hal ini berpengaruh pada pandangan Tetsu mengenai

dunia seperti yang terlihat dari ucapan Tetsu sebagai berikut:

Terjemahan: Berbicara mengenai perasaan yang seimbang, memang seperti itulah hal di dalam dunia ini. Bagian dalam dan luar, sikap luar (tatemae) dan perasaan yang sebenarnya (honne), hal seperti itu memang benar-benar ada. Hal yang baik tergabung dengan hal yang buruk, begitulah terbentuknya di dalam dunia ini (Hase, 2004 : 204).

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, Tetsu menganggap para wartawan hanya

berpura-pura baik terhadapnya. Setelah skandal tersebut, sikap para wartawan pun

berubah. Hal itulah yang disebut Tetsu sebagai atau kesalahan. Para wartawan itu

tidak sadar bahwa dengan bersikap seperti itu, berarti mereka telah menyakiti perasaan

Tetsu.

Tabel 3.8 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Jika tidak bertemu

dalam mata yang sama

Jika tidak mengalami

hal yang sama

Karena para wartawan selalu memojokkan Tetsu, maka Tetsu mempertanyakan

sikap mereka dengan kalimat . Kata

43

dalam disini lebih tepat diartikan sebagai pengalaman, bukan mata. Maka,

diartikan mengalami.

Dalam salah satu wawancaranya, Tetsu mengakui bahwa terkadang ia merasa

banyak orang yang tidak tahu bagaimana rasanya berada di posisi leader dan memimpin

sebuah band. Karena melihat dari mata orang lain dan merasakannya sendiri adalah dua

hal yang cukup berbeda (Kano, 2005 : 74). Terkadang ia merasa kesulitan karena harus

mengatur segalanya sementara belum tentu setiap orang setuju dengan apa yang

dikatakannya. Di samping itu, menjadi seorang pemimpin berarti harus memiliki

tanggung jawab akan segala hal. Karena itu Tetsu sempat mengakui bahwa terkadang

berada di posisi leader adalah hal yang melelahkan (Hase, 2004 : 180-181).

Seperti yang dialami pada saat kejadian tertangkapnya Sakura, karena posisinya

sebgai leader, Tetsu menjadi pihak yang paling disalahkan oleh publik karena sejumlah

artikel dari para wartawan terkesan menghakimi. Sementara di lain pihak, ia memiliki

kewajiban untuk mengurus salah satu anggota bandnya yang terkena masalah tersebut

(Kano, 2002).

Dengan begitu, dapat diketahui bahwa dalam bait di atas Tetsu menyatakan pada

para wartawan bahwa mereka tidak akan mengerti apa yang Tetsu rasakan bila mereka

tidak berada di posisinya pada saat itu. Mereka tidak mengerti betapa sulitnya mengurus

segala masalah dan berada pada posisi yang dipojokkan. Mereka tidak akan tahu jika

mereka tidak mengalaminya sendiri.

4. Larik Keempat

44

(Sonna tsukuribanashi made yoishite te ni ireta okane nante hakike ga suru ze)

(Uang yang didapatkan melalui cerita buatan seperti itu membuatku muak)

Tabel 3.9 Pemaknaan Kata

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Cerita buatan, dongeng

Berita bohong, gossip

Tabel 3.10 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Masuk ke tangan

Mendapatkan

Kata yang dimaksud di dalam bait di atas adalah gossip atau berita yang

dibuat-buat oleh para wartawan. Sedangkan, frase adalah metafora yang

berarti mendapatkan. Maka, kalimat

memiliki makna uang yang dihasilkan dengan menjual gossip atau berita-berita

bohong melalui majalah.

yang dimaksud adalah berita yang dibuat-dibuat oleh para wartawan

sehubungan dengan skandal obat-obatan terlarang tersebut, lalu dimuat di media cetak.

Contohnya adalah tuduhan bahwa semua anggota LArc~en~Ciel diduga memakai obat-

obatan terlarang. Mengenai hal ini, Tetsu mengakui bahwa seluruh anggota

45

LArc~en~Ciel memang menjalani serangkaian tes seperti tes darah dan tes urine untuk

membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dalam kasus tersebut (Hase 2004 : 67).

Selain itu, terdapat pula berita mengenai Tetsu mengeluarkan Sakura dari

LArc~en~Ciel secara sepihak dikarenakan kekecewaan dan kemarahan yang Tetsu

alami. Walaupun Tetsu memang terlihat kecewa terhadap Sakura (Slasher Bird, 2003 :

26), namun yang sebenarnya terjadi adalah Sakura mengundurkan diri dari

LArc~en~Ciel atas kesadaran dirinya sendiri. Hal ini terbukti dari surat permintaan

maaf sekaligus pengunduran diri yang ditulis Sakura pada tanggal 4 November 1997

(Kano, 1998 : 27).

Berita yang tertulis di media cetak biasanya dibuat-buat atau dilebih-lebihkan.

Hal itu dilakukan untuk menarik pembeli sehingga hasil penjualan media cetak tersebut

meningkat. Hal itulah yang terjadi pada LArc~en~Ciel ketika kasus Sakura mencuat ke

publik.

Frase secara harafiah berarti perasaan ingin muntah. Dalam hal

ini, Tetsu mengatakan bahwa uang yang didapat melalui gossip-gossip mengenai

LArc~en~Ciel tersebut membuatnya muak. Pandangan Tetsu terhadap media massa

tersebut diperkuat dengan ucapannya sebagai berikut:

Terjemahan:

karena itu kita harus belajar melihat sesuatu di balik permukaannya. Begitupun saat menonton televisi ataupun membaca majalah. Kita berpikir bahwa hal yang tertulis di majalah dan koran adalah hal yang benar kan? Tetapi, sebenarnya banyak terdapat kesalahan dan kebohongan (Hase, 2004 : 42).

46

Dengan begitu, penulis menyimpulkan bahwa larik di atas menggambarkan

pandangan Tetsu tentang bagaimana berita-berita bohong yang dibuat para wartawan

adalah hal yang tidak disukai Tetsu.

5. Larik Kesembilan

NO NO

(Kaiinu nit e wo kamareteru maru de sonna kibun da yo ne Ki ga tsukeba shisen darake NO NO koko wa doubutsuen janai yo) (rasanya seperti digigit oleh anjing peliharaan sendiri saat aku tersadar semua mata memandang ke arahku TIDAK TIDAK ini bukan kebun binatang)

Tabel 3.9 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Menonjolkan perasaan

Tersadar

Tabel 3.10 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Penuh dengan tatapan mata

Menjadi pusat perhatian

47

Tabel 3.11 Pemaknaan Kata

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Kebun Binatang

Pusat perhatian

Bentuk metafora selanjutnya adalah kalimat kedua dari bait kesembilan di atas.

Frase berasal dari kata yang berarti menyadari. berarti

pandangan atau tatapan. berarti penuh dengan atau berlumur. Dengan begitu,

memiliki pengertian penuh dengan tatapan. Kemudian, kata bukan

berarti kebun binatang dalam pengertian sebenarnya. dalam lirik tersebut

berhubungan dengan kalimat . Hewan-hewan yang terdapat

dalam kebun binatang adalah tontonan bagi para pengunjung kebun binatang tersebut.

Tetsu menjelaskan perasaannya dengan menggunakan perbandingan dengan hewan yang

terdapat di dalam kebun binatang tersebut. Dengan skandal yang dihadapi oleh

LArc~en~Ciel dan dirinya sebagai leader band tersebut, Tetsu menjadi pusat perhatian

dan membuat dirinya tidak leluasa. Tetsu menganggap keadaan tersebut seperti berada

di dalam kebun binatang, dimana hewan-hewan tersebut dikurung dan selalu menjadi

tontonan banyak orang.

6. Larik Kesepuluh (Tooku nigeteyou minami no shima made nigeyou) (Ayo pergi jauh pergi sampai Pulau Selatan)

48

Tabel 3.12 Pemaknaan Frase

Kata / Frase

Makna Denotatif

Makna Konotatif

Pulau selatan

Tempat kebebasan

Bentuk metafora pada bait terakhir terdapat pada frase yang secara

harafiah berarti pulau yang terdapat di selatan atau pulau selatan. Biasanya, pada saat

seseorang menyinggung-nyinggung mengenai pulau di selatan, yang terbayang adalah

Okinawa (Pocorobba, 2001). Namun, selama penulis mengamati dan meneliti, Tetsu

maupun LArc~en~Ciel tidak pernah membicarakan atau meyinggung-nyinggung

mengenai pulau Okinawa. Karena itu, penulis berpendapat bahwa tempat yang dimaksud

Tetsu bukan Okinawa.

Pada saat dampak berita penahanan Sakura mulai terasa bagi pihak

LArc~en~Ciel dan manajemen mereka, LArc~en~Ciel memutuskan untuk mengambil

istirahat untuk beberapa minggu di London, Inggris. Hal ini dilakukan agar

LArc~en~Ciel dapat menenangkan pikiran dan membebaskan diri sejenak dari sorotan

publik dan media di Jepang. Di London terdapat terdapat tempat yang dinamakan South

Island Place. Tempat ini sering digunakan untuk mengadakan pertunjukan-pertunjukan

musik dan menjadi tempat yang sering didatangi orang-orang yang mencari hiburan.

Menurut penulis, tempat inilah yang dimaksud Tetsu dalam frase . Karena selain,

LArc~en~Ciel memang pergi ke London di saat berita penahanan Sakura mulai tidak

terkendali, tempat yang bernama South Island Place tersebut adalah tempat dimana

pertunjukan musik sering diadakan. Karena itu, penulis menyimpulkan bahwa

49

atau pulau selatan itu adalah South Island Place di London, Inggris. Sehingga

keseluruhan kalimat dari larik di atas menggambarkan bahwa Tetsu mengajak rekan-

rekannya dalam LArc~en~Ciel untuk bersama-sama pergi ke South Island Place

tersebut. Karena di tempat itu mereka dapat terus menikmati musik dan berkarya serta

jauh dari sorotan media. Sehingga LArc~en~Ciel termasuk Tetsu dapat merasakan

kebahagiaan kembali dalam menciptakan musik.

3.2 Analisis Personifikasi Dalam Lirik Lagu Perfect Blue Karya Tetsu

Dihubungkan Dengan Peristiwa Penahanan Sakura

1. Larik Pertama (Mabushii taiyou ga boku no kokoro wo massao na sora no shita e tsuredashiteyuku) (Matahari yang menyilaukan membawa serta hatiku ke bawah langit yang benar-benar biru)

Tabel 3.14 Pemaknaan Frase Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Membawa ke luar

Membuat menjadi

Kalimat di atas termasuk ke dalam majas personifikasi karena terdapat kata

(hati) yang merupakan sebuah benda, namun melakukan pekerjaan manusia, yaitu

(membawa serta). Kalimat membawa serta memiliki pengertian membuat

50

menjadi karena pada saat dihubungkan dengan frase dan

, kalimat tersebut menjadi jelas.

Telah diketahui bahwa makna adalah perhatian dari publik yang

banyak. Sedangkan frase memiliki pengertian perasaan dimana Tetsu

merasa bahagia karena telah berada di dalam band LArc~en~Ciel.

Maksud keseluruhan larik di atas adalah kepopuleran dan perhatian dari publik

yang diterima LArc~en~Ciel membuat Tetsu merasa bahagia. Karena menurut Tetsu,

dengan keberadaannya di dalam LArc~en~Ciel, berarti ia dapat terus membuat musik.

Dan selama hal itu membuat orang lain di sekitarnya menikmati karyanya tersebut, ia

akan merasa bahagia.

Keberadaan sebuah band tidak terlepas dari orang-orang yang memperhatikan

dan mendengarkan karyanya. Selama LArc~en~Ciel masih diperhatikan dan diinginkan

publik, maka band tersebut akan terus ada. Dengan adanya band tersebut, berarti Tetsu

tetap dapat membuat musik. Dan hal tersebut sudah cukup membuatnya bahagia (Hase

2004 : 303).

3.3 Analisis Simile Dalam Lirik Lagu Perfect Blue Karya Tetsu Dihubungkan

Dengan Peristiwa Penahanan Sakura

1. Larik Kelima

(maru de akashingo wo mou supi-do de hashirinuketeku Sande- Doraiva- mitai sa)

51

(melintasi lampu merah dengan kecepatan yang liar seperti Sunday Driver)

Kalimat di atas dianggap sebagai bentuk simile karena menggunakan kata

(seperti). Seperti telah dijelaskan pada bab 2, bentuk simile sebenarnya serupa dengan

metafora, namun simile menggunakan kata-kata seperti, bagaikan, bak, dan

sebagainya. Dalam bahasa Jepang, kata-kata yang menandakan bentuk simile adalah

dan sebagainya.

Tabel 3.15 Pemaknaan Kata

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Lampu merah

Keterkekangan

Tabel 3.16 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Pengemudi pada hari Minggu

Orang yang berusaha

keluar dari keterkangan

Secara harafiah, kata berarti lampu lalu lintas yang berwarna merah.

Pada saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, mobil diharuskan untuk berhenti.

Dalam bait di atas Tetsu mengibaratkan dirinya sebagai pengemudi yang berada di

dalam jalur dimana lampu lalu lintasnya berwarna merah. Hal tersebut menggambarkan

keadaan dimana Tetsu tidak merasa bebas. Ia merasa terkekang oleh sikap para

wartawan yang memojokkan dan menghakiminya.

52

Kalimat menjelaskan Tetsu, sebagai

pengemudi tidak mengindahkan lampu merah tersebut dan terus melintasi jalan. Lirik

tersebut menggambarkan bahwa Tetsu merasa tidak peduli terhadap sikap media massa

tersebut.

Sedangkan, kata semakin menguatkan perasaan

Tetsu tersebut. Ungkapan Sunday Driver muncul sekitar awal tahun 1900-an. Pada

masa sekarang, ungkapan tersebut memiliki pengertian pengemudi yang berjalan dengan

lamban. Hal itu bermula dari kebiasaan masyarakat di negara barat dimana pada hari

Minggu, biasanya mereka pergi ke gereja. Kemudian, sekembalinya dari gereja, mereka

biasanya mengendarai mobil dengan sangat lamban untuk menikmati pemandangan kota.

Hal ini dilakukan karena hanya pada hari Minggu mereka memiliki waktu senggang.

Mengingat pada hari-hari biasanya mereka tidak dapat mengemudi dengan santai karena

pekerjaan membuat mereka harus pergi dengan terburu-buru (www.phrases.org.uk 2005).

Namun, setelah penulis teliti lebih seksama, kata Sunday Driver pada awalnya

justru digunakan untuk menggambarkan pengemudi yang ugal-ugalan dan melaju

dengan kecepatan tinggi. Ungkapan ini berawal dari kisah ketika para produsen mobil

sport mulai memasarkan mobil-mobil produksi mereka untuk digunakan oleh

sekelompok orang yang mampu membeliya. Para pembeli mobil sport tersebut biasanya

membawa mobil-mobil tersebut menuju sirkuit dan kembali pada hari Minggu pagi.

Mereka memiliki gaya mengemudi yang agresif, serupa dengan gaya mengemudi pada

balapan mobil biasanya. Gaya mengemudi seperti itu tentunya dianggap baik jika

dilakukan di dalam sirkuit balap. Namun buruk jika diterapkan di jalan raya (Dstones

2006 : 1).

53

Berdasarkan konteks kalimat pada lirik tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

ungkapan Sunday Driver yang dimaksud Tetsu mengacu kepada pengertian Sunday

Driver yang kedua. Hal ini juga diperkuat oleh kenyataan bahwa Tetsu adalah seorang

penggemar mobil-mobil sport dan sempat memiliki mobil-mobil seperti Ferarri, Porsche,

Maserati dan sebagainya (Tojo, 2005 : 25). Bahkan, Tetsu mengakui bahwa

kemampuan menyetir mobilnya sangat cepat. Menurutnya, menyetir dapat

menghilangkan semua stress yang ia rasakan. Karena itu ia hanya membeli mobil-mobil

sport (Kano, 2004 : 23). Maka dari itu, adalah sebuah hal yang wajar jika Tetsu

mengetahui dan menggunakan istilah tersebut.

Kembali kepada makna dari bait kelima di atas, Tetsu mengibaratkan dirinya

sebagai Sunday Driver, yang berarti ia mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.

Secara keseluruhan makna dari bait di atas adalah Tetsu berusaha sekuat tenaga keluar

dari keterkekangan yang terbentuk melalui sikap para wartawan tersebut.

2. Larik Kesembilan NO NO (Kaiinu nit e wo kamareteru maru de sonna kibun da yo ne Ki ga tsukeba shisen darake NO NO koko wa doubutsuen janai yo) (rasanya seperti digigit oleh anjing peliharaan sendiri saat aku tersadar semua mata memandang ke arahku TIDAK TIDAK ini bukan kebun binatang)

54

Tabel 3.17 Pemaknaan Frase

Kata / Frase Makna Denotatif Makna Konotatif

Digigit oleh anjing peliharaan sendiri

Dikhianati oleh orang

yang dipercaya

Bait di atas dikategorikan sebagai bentuk simile dari penggunaan kata

(seperti itu) di dalamnya. Sedangkan kalimat adalah

ungkapan yang sudah umum di Jepang. Ungkapan tersebut mengandung makna

dikhianati oleh seseorang yang telah dipercaya. Hal ini mengacu kepada kasus Sakura

yang sempat dijelaskan sebelumnya oleh penulis.

Tetsu mengibaratkan rasa sakit hatinya seperti digigit oleh anjing yang telah

dipelihara.

Dalam kehidupan nyata, lirik tersebut menggambarkan bahwa Tetsu merasa telah

dikhianati oleh Sakura. Band yang sudah dibentuknya dengan kerja keras berada di

ambang kehancuran hanya karena satu orang yang sebenarnya telah Tetsu percaya dan

andalkan untuk membuat LArc~en~Ciel menjadi band yang besar.