Upload
truongdang
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
60
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Analisa Organisasi
3.1.1 Sejarah Rumah Sakit St.Carolus
Pada tahun 1910 beberapa tokoh awam Katolik menyadari perlunya
rumah sakit di Jakarta (Batavia saat itu), antara lain Bapak P.A. Khartaus,
Ir. Acken, dan Kapten Orie, menghubungi pihak-pihak terkait untuk
memprakarsai berdirinya rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 16 Juli
1917 berdirilah Perhimpunan Sint Carolus (PSC), sebuah badan sosial,
yang kemudian membangun rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 21
januari 1919 untuk pertama kalinya dibuka untuk umum, dengan kapasitas
tempat tidur 40 buah. Sejak berdirinya, rumah sakit Sint Carolus
menempati lokasi di jalan Salemba Raya 41, Jakarta Pusat.
Era penjajahan berbagai tantangan dan cobaan telah dilalui Sint
Carolus dalam kiprahnya melayani sesama. Cobaan awal pada masa
pendudukan Jepang sekitar tahun 1943, para dokter dan karyawan ditahan
serta rumah sakit dialih kuasakan. Namun, tingginya semangat melayani
dari para dokter, perawat, dan karyawan lainnya tidak luntur walaupun
dalam tahanan, mereka tetap melayani sesama dalam pengungsiannya
tersebut. Maka akhirnya RS Sint Carolus diizinkan beroperasi kembali,
61
walau dalam situasi yang kurang menguntungkan, dan pengelolaannya
diserahkan kepada para Biarawati Tarekat Cinta Kasih Carolus Boromeus.
Era kemerdekaan pada tahun 1945, RS Sint Carolus pun mulai
mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946
dan kursus Pembantu Perawat tahun 1947. Sejak tahun 1948 RS Sint
Carolus sepenuhnya berstatus swasta dan mulai terbuka bagi dokter
Indonesia serta mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantarnya. Pada periode 1950-1952 terjadi lagi beberapa perubahan
seperti pembaharuan pengurus dan staf ahli, dibangun perluasan sarana
kamar bedah, laboratorium, poliklinik, kamar cuci, dapur, dan asrama
perawat dan bidan. Dibidang pendidikan, pada tahun 1952 didirikan
sekolah Pengatur Rawat, yang dalam perkembangan selanjutnya pada
tahun 1962 dikembangkan menjadi Akademi Perawat Sint Carolus.
Era Orde Baru, dimasa ini Sint Carolus mulai mengembangkan
sayap pelayanannya ke wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota, yaitu
dengan membuka tujuh Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) di
Tanjung Priok, Cijantung, Klender, Cengkareng, Paseban, Cikarang, dan
Tigaraksa. Di bidang manajemen juga diadakan pembenahan, dari
manajemen panutan karismatik yang mengutamakan para pimpinan
berpengaruh menjadi manajemen matriks yang mengandalkan keputusan
bersama. Pelayanan keperawatan yang menjadi ujung tombak rumah sakit
inipun mulai berkembang dari tradisional menjadi profesional, dengan
62
diterapkannya system asuhan tim dan fungsional. Di bidang medik mulai
banyak dokter spesialis tamu maupun purnawaktu. Mengingat perhatian
dan orientasi yang semakin luas dalam upaya merealisasikan tingkat
kesehatan masyarakat maka pada tahun 1980 nama Sint Carolus
diperbaharui menjadi Pelayanan Kesehatan Sint Carolus (P.K. Sint
Carolus).
Era terkini, dari tahun 1990 sampai sekarang, merupakan masa
dimana terjadi perubahan dengan kecepatan tinggi. Pembaharuan dibidang
manajemen, dari manajemen matriks ke manajemen unit, yang
menekankan fungsi intrapreneurship (intrausahawan) bagi unit satuan
kerja. Pelayanan Kesehatan Sint Carolus yang telah meningkatkan
prestasinya menjadi rumah sakit tipe B, melengkapi kapasitas tempat
tidurnya menjadi 500 tempat tidur, dengan hampir semua spesialisasi
pelayanan rawat inap.
3.1.2 Falsafah Rumah Sakit St.Carolus
Iman, Pengharapan dan Kasih merupakan karunia yang mendasari
keyakinan Pelayanan Kesehatan St. Carolus (P. K. St. Carolus) dalam
memberdayakan manusia sebagai ciptaan Allah yang mempunyai citra
dan martabat yang unik.
Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan
berkewajiban memelihara serta meningkatkannya dengan sebaik-baiknya.
63
Karya kesehatan bukan semata-mata kegiatan teknis tetapi juga
merupakan ungkapan komitmen terhadap pengabdian dan cinta kasih
sesama.
3.1.3 Lambang & Arti Rumah Sakit St.Carolus
Gambar 3.1 Lambang Rumah Sakit St.Carolus
Arti lambang:
Salib: Iman
Tangan: Harapan
Bunga: Kasih
Sayap: Pelayanan kepada masyarakat
Warna Putih: Pengabdian diri kepada masyarakat tanpa pamrih
Warna Hijau: Kesehatan
Warna Merah: Cinta kasih
64
3.1.4 Visi Rumah Sakit St.Carolus
Visi P.K. Sint Carolus adalah menjadi pelayanan kesehatan yang dikenal
melayani sesama dengan sentuhan manusiawi, utuh dan terpadu, melalui sumber
daya manusia yang mampu dan mau bekerja keras dan belajar dan
mengembangkan diri.
3.1.5 Misi Rumah Sakit St.Carolus
Misi P.K. Sint Carolus antara lain adalah:
− Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dengan sikap bela rasa, sabar,
rendah hati, hormat terhadap kehidupan dan adil kepada mereka yang
membutuhkan.
− Memberikan pelayanan kesehatan melalui Balai Kesehatan Masyarakat
(BALKESMAS/BKM), Rawat Inap, Rawat Jalan, dan pelayanan penunjang
dengan memperhatikan aspek fisik, mental, sosial, spiritual.
− Menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat dari semua agama,
ras, golongan dan strata sosial serta ekonomi dengan cara subsidi silang.
− Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan
pengembangan bagi semua yang berkarya sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan PK St. Carolus.
65
− Menciptakan suasana atau iklim kerja yang serasi dan mendukung
persaudaraan sejati, rasa memiliki serta disiplin demi kemajuan PK St.
Carolus.
3.1.6 Tujuan Rumah Sakit St.Carolus
Tujuan Pelayanan Kesehatan St.Carolus:
• Berkembangnya budaya hidup sehat pada masyarakat yang dilayani, melalui
pendekatan holistik dan komprehensif.
• Tersedianya pelayanan kesehatan bermutu bagi mereka yang membutuhkan,
dengan memperhaikan kemajuan ilmu, teknologi dan etika profesi, serta
penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
• Terciptanya suasana dan iklim kerja partisipatif yang didasari cinta kasih
demi pengembangan karya P. K. St.Carolus dan kesejahtaraan seluruh
karyawan.
3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit St.Carolus
66
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit St.Carolus
67
3.3 Wewenang dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian satuan kerja sesuai
keputusan yang telah ditetapkan dalam Rumah Sakit St. Carolus adalah sebagai
berikut:
1. Pengurus PSC
Bertugas untuk menetapkan sasaran jangka panjang dan jangka pendek
RS. St. Carolus, menyusun sistem organisasi, merencanakan pengembangan
RS. St. Carolus.
2. Badan Pertimbangan Medik & Komite Etik RS
Bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan etika di seluruh instansi
rumah sakit. Berwenang bersama Direktur Utama menindak-lanjuti secara
langsung dan menjatuhkan sangsi non-hukum bagi pihak rumah sakit yang
melanggar etika.
3. Direktur Utama
Bertugas untuk mempimpin seluruh bagian rumah sakit,
melaksanakan rencana, program dan kebijaksanaan umum dari rumah sakit
yang telah ditetapkan Pengurus PSC bersama dengan Badan Pertimbangan
Medik & Komite Etik RS, mengawasi pelaksanaan kegiatan di setiap bagian,
mendiskusikan dengan direktur yang terkait mengenai masalah yang dihadapi
dan alternatif pemecahan, menyusun dan menetapkan kegiatan-kegiatan
operasional Rumah Sakit untuk periode mendatang secara garis besar.
68
Berwenang menerima laporan kerja dari direktur di tiap bagian,
menetapkan arah, tujuan dan kebijakan-kebijakan operasional secara umum
yang akan digunakan sebagai pedoman kerja bagi semua bagian dalam
Rumah Sakit; menandatangani dan menyetujui kebutuhan operasional dan
administrasi.
Membawahi 6 divisi:
BPUPK
BPM + KP
Humas &Hukum
SIRS
Pengendalian Internal
Sekretariat
4. Direktur Medik
Bertugas dalam membuat dan menetapkan perencanaan serta mengawasi
kegiatan pelayanan fasilitas medis, yang bergerak di dalam hubungan intern
di dalam Rumah Sakit yang bersangkutan.
Berwenang menerima laporan kerja dari kegiatan pelayanan penunjang
medis, merumuskan kebijakan dalam bidang pelayanan fasilitas medis dan
mengkoordinasi departemen-departemen yang membawahinya.
Membawahi 12 divisi:
URJ
UGD
Laboratorium
Radiologi + USG
Farmasi
Ujikes
69
Kamar Bedah
Endoskopi
Fisioterapi
Rekam Medik
Sentral Sterilisasi
Klinik JPK
5. Direktur Keperawatan
Bertugas menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan
keperawatan, melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan,
bertanggung jawab atas jadwal perawat dan tugas-tugas dari perawat,
mengawasi kegiatan-kegiatan bagian perawat.
Berwenang menerima laporan kinerja para perawat, merumuskan
kebijakan operasional dalam bidang perawatan.
Membawahi 19 divisi:
Theresia
Carolus
Lidwina
Yohanes
Elisabeth
Lukas
Fransiskus
Xaverius
Immanuel
Yosef
Ignasius I & II
Maria
Antonius
Yacinta
Goretty
UPI
Haemodialisa
PasSosmed
Pius
70
6. Direktur Administrasi & Keuangan
Bertugas mengawasi bagian-bagian operasional yang menyangkut
administrasi dan keuangan, bertanggung jawab dalam membuat dan
menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
bagian administrasi dan keuangan di dalam RS. St. Carolus.
Bagian administrasi:
a. Menyusun rencana anggaran untuk bidangnya.
b. Membuat arsip-arsip karyawan dan dokter.
c. Menangani dan menyimpan data-data karyawan.
Bagian keuangan:
a. Bertanggung jawab atas setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan
(akuntansi).
b. Mengawasi kinerja bagian kasir (keuangan).
c. Membuat laporan keuangan (akuntansi).
Berwenang menerima laporan kerja dari bagian administrasi dan
keuangan, merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang dibawahi dan
mengkoordinasi departemen terkait dalam rangka kerja dan evaluasi hasil.
Membawahi 6 divisi:
Keuangan
Akuntansi
PA & RP
Logistik
Pembelian
PTB
71
7. Direktur SDM & Umum
Bertugas atas manajemen Sumber Daya Manusia (karyawan rumah
sakit), bertanggung jawab dalam menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan bagian personalia di dalam rumah sakit.
Berwenang menerima laporan kerja dari bagian personalia & umum,
merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang dibawahi dan
mengkoordinasi departemen terkait dalam rangka kerja dan evaluasi hasil.
Membawahi 6 divisi:
Sekuriti
Transportasi
Pel. Gizi
Pel. Textil
Pertamanan, Kes. Lingkungan & Amdal
Pem. Alat Medik & Elektronika
SDM
8. Direktur Kesehatan Masyarakat
Bertugas atas Manajemen Balai Kesehatan Masyarakat, bertanggung
jawab dalam menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan yang diadakan di
BALKESMAS.
Berwenang menerima laporan kerja dari bagian yang ada di
BALKESMAS, merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang
dibawahi dan mengkoordinasi divisi terkait dalam rangka kerja dan evaluasi
hasil.
72
Membawahi 6 divisi:
BKM Paseban
BKM Cijantung
BKM Tg. Priok
BKM Klender
BKM Cengkareng
BP Tiga Raksa
PKRS(+klub kesehatan)
PKR
9. Komite Medik
Bertugas membantu direktur dalam menyusun Standar Pelayanan
Medik, memantau pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi,
mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional dan
mengembangkan program pelayanan, mengontrol staf medik dengan
peninjauan langsung dari direktur utama, bertanggung jawab langsung
kepada direktur utama, mengawasi staf medis dalam pelaksanaan peraturan
rumah sakit.
Berwenang menerima laporan dari staf medis, memilih seorang ketua
dan ditetapkan oleh keputusan Direktur Utama, dan membentuk panitia
medik untuk mengatasi masalah khusus dan ditetapkan oleh keputusan
Direktur Umum.
73
10. Komite Keperawatan
Bertugas membantu direktur dalam menyusun Standar Pelayanan
Perawatan.
Berwenang menerima laporan kinerja dari Direktur Keperawatan,
merumuskan kebijakan operasional dalam bidang perawatan.
3.4 Gambaran Umum Sistem yang Sedang Berjalan
3.4.1 Prosedur Pendaftaran Rawat Inap Bagi Pasien
Pasien yang dirawat pada instalasi rawat inap dapat mendaftar sebagai
pasien rawat inap dengan dua cara, yang pertama mendaftar sebagai pasien rawat
jalan lalu jika setelah didiagnosa bahwa pasien tersebut harus dirawat maka
pasien tersebut diberikan surat rujukan untuk pendaftaran sebagai pasien rawat
inap, kedua dengan cara masuk sebagai pasien dari UGD (Unit Gawat Darurat)
dari UGD ini jika didiagnosa bahwa pasien tersebut harus dirawat maka dapat
langsung menjadi pasien rawat inap dengan data rekam medis yang sudah dibuat
pada saat masuk ke UGD.
3.4.2 Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan
Bagi Pasien Rawat Inap
Selama pasien menjalani perawatan rawat inap, setiap hari dokter dan
perawat akan melakukan visit yaitu memeriksa, menangani, dan merawat pasien.
Setiap keadaan dan tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pasien langsung
ditulis dalam rekam medis pasien tersebut oleh perawat. Misalnya apa saja obat
yang diberikan, dan tindakan medis lainnya yang diberikan oleh dokter atau
74
perawat kepada pasien rawat inap, keadaan dan diagnosa yang diberikan juga
dicatat ke dalam rekam medis. Pemakaian perlengkapan seperti infus, jarum
suntik, dll juga dicatat ke dalam rekam medik pasien. Pencatatan tagihan
pembayaran visit dokter, obat, perlengkapan dan peralatan yang digunakan akan
dikirim ke bagian administrasi dan keuangan.
Apabila pasien memerlukan tindakan pemeriksaan lebih lanjut untuk
keadaan pasien tersebut untuk pemakaian fasilitas medis seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi, farmasi dan endoskopi. Maka dokter akan memberikan
surat rujukan untuk pasien ke badian fasilitas medis yang dibutuhkan. Misalnya,
bila pasien membutuhkan pemeriksaan rontgen seluruh badan, maka dokter yang
menangani pasien tersbut akan membuat surat rujukan ke bagian Radiologi
disertai dengan tambahan rincian apa saja yang harus diperiksa. Surat rujukan
tersebut akan diberikan perawat ke bagian yang bersangkutan dan ditentukan
kapan waktu pemeriksaan akan dilakukan. Jika waktunya sudah tiba, maka
perawat dan petugas bagian yang bersangkutan akan datang ke kamar pasien dan
mengantar pasien ke bagian radiologi. Apabila hasil dari pemeriksaan sudah
tersedia, maka hasil dari pemeriksaan tersebut akan diserahkan oleh bagian
radiologi ke ruangan tempat pasien dirawat. Hasil tersebut akan diperiksa oleh
dokter yang menangani pasien tersebut pada saat visit dilakukan. Semua surat
rujukan dan semua berkas hasil pemeriksaan akan dikumpulkan dan disimpan
dalam rekam medik pasien sebagai bukti. Untuk pembayaran pemakaian fasilitas
medis pasien rawat inap, semua tagihan pembayaran akan dikirimkan ke bagian
pengolahan data untuk kemudian digabungkan dengan tagihan-tagihan
pembayaran lainnya selama pasien menjalani perawatan.
75
3.4.3 Prosedur Pembayaran Bagi Pasien Rawat Inap
Setelah pasien selesai melakukan rawat inap maka pasien akan melunasi
semua tagihan pembayaran atas segala fasilitas yang telah dipakai di bagian
keuangan. Pembayaran ini meliputi biaya kamar, biaya visit dokter, biaya
penggunaan fasilitas medis tambahan, biaya obat-obat yang dipakai selama
perawatan. Segala yang terdapat dan tercatat di dalam rekam medik dan tagihan-
tagihan tambahan yang bersangkutan dengan pasien rawat inap akan menentukan
jumlah pembayaran yang harus dilakukan oleh pasien.
76
3.5 Diagram Alir Sistem Berjalan
3.5.1 Prosedur Pendaftaran Rawat Inap Bagi Pasien
Unit Rekam MedisDokterPerawatStaffPasien
Mulai Pasien Baru?
Y
PendaftaranSebagai
Pasien RawatJalan
Y
PendaftaranSebagai
Pasien UGD
Rekam Medis
T
Mendiagnosadan
menentukanpengobatan
MemberikanSurat RujukanRawat Inap ke
Pasien
Surat RujukanRawat Inap
MenambahkanInformasi ke
Rekam Medis
Rekam Medis
1
1
Rekam Medis
MengambilRekam MedisPasien daribagian Unit
Rekam Medis
PencatatanData keRekamMedis
Gambar 3.5 Diagram Alir Prosedur Pendaftaran-1
77
FormulirPendaftaranRawat Inap
Unit Rekam MedisUnit Rawat Inap PerawatPasien
Surat RujukanRawat Inap
MemberikanFormulir
PendaftaranUntuk
Tambahan Data
MenerimaFormulir
Pendaftaranyang telah
diisi
FormulirPendaftaran yang
Telah Diisi
Rekam MedisMengupdateRekam Medis
Pasien
Gambar 3.6 Diagram Alir Prosedur Pendaftaran-2
78
3.5.2 Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan
Bagi Pasien Rawat Inap Pasien
Unit Rekam MedisPasienBag. Fasilitas MedisDokter Perawat
Mulai
T
Y
MelakukanVisit
Mendiagnosadan
MenentukanTindakan
Pemeriksaan
TindakanPemeriksaan
Lanjut
MengupdateRekamMedis
Rekam Medis
MembuatSurat
RujukanPemakaianFasilitasMedis
Surat RujukanFasilitas Medis
MemberikanSurat
Rujukan KeBag Fasilitasyang dituju
Surat RujukanFasilitas Medis
MelakukanTindakan
Pemeriksaandengan Fasilitas
Medis
Hasil PemeriksaanFasilitas MedisPemeriksaan
HasilPemeriksaan
Pasien
Gambar 3.7 Diagram Alir Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat
dan Perlengkapan Bagi Pasien Rawat Inap Pasien-1
79
Dokter Perawat Unit Rekam Medis
MelakukanVisit
bersamaPerawat
MengupdateRekamMedis
Mendiagnosa&
MenentukanObat yang
Diberikan KePasien
Rekam Medis
MemberikanObat &
Perlengkapanke Pasien
MemeriksaHasil
Pemeriksaan Fasilitas
Medis
Gambar 3.8 Diagram Alir Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat
dan Perlengkapan Bagi Pasien Rawat Inap Pasien-2
80
3.5.3 Prosedur Pembayaran Bagi Pasien Rawat Inap
Unit Rekam Medis KasirUnit Rawat InapPasien
Mulai
MelakukanPembayaran
MempersiapkanBukti RawatInap Pasien
FormulirPendaftaran yang
Telah DiisiRekam Medis
Menyatukanbukti rawatinap untuk
mengetahuijumlah yang
harus dibayar
FormulirPembayaran
MemberikanFormulir
Pembayaranbeserta UangPembayaran
Gambar 3.9 Diagram Alir Prosedur Pembayaran-1
81
Pasien Kasir
MenerimaFormulir
Pembayaran& Uang
Pembayaran
BuktiPembayaran-1
BuktiPembayaran-2
Gambar 3.10 Diagram Alir Prosedur Pembayaran-2
82
3.6 Data Flow Diagram (DFD)
3.6.1 Diagram Hubungan / Konteks
Sistem InformasiRawat Inap
PerawatKasir
Pasien
Manajemen
Dokter
Tagi
han
Info
rmas
i Reg
istra
si
Info
rmas
i Kam
ar
PembayaranKeluhan
Laporan
Informasi Pasien
Rekam Medis
Info
rmas
i Pel
ayan
an
Dia
gnos
a
Pelayanan Perawatan
Rekam Medis
Rekam Medis
Data Registrasi
Pembayaran
Informasi Pembayaran
Gambar 3.6.1 Diagram Hubungan / Konteks
83
3.6.2 Diagram Nol
3.6.2.1 Pendaftaran / Registrasi
Gambar 3.11 Diagram Nol (Belum Pernah di Rawat Inap)
Gambar 3.12 Diagram Nol (Sudah Pernah di Rawat Inap)
84
3.6.2.2 Perawatan
3.6.2.2.1 Visit
Gambar 3.13 Diagram Nol Perawatan Visit
3.6.2.2.2 Obat & AlKes
Gambar 3.14 Diagram Nol Perawatan Obat & AlKes
85
3.6.2.2.3 Fasilitas Medis
Gambar 3.15 Diagram Nol Perawatan Fasilitas Medis
3.6.2.2.4 Tindakan Medis
Gambar 3.16 Diagram Nol Perawatan Tindakan Medis
86
3.6.2.3 Diagram Nol Pembayaran
Gambar 3.17 Diagram Nol Pembayaran
87
3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 3.18 ERD Sistem Berjalan
88
3.8 Permasalahan yang Dihadapi
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh sistem yang berjalan sekarang
ini adalah:
− Dengan sistem yang sekarang, proses pengolahan dan penyampaian
informasi menjadi lambat.
− Data mudah hilang. Bila data pribadi pasien atau ada catatan dari rekam
medik pasien yang hilang, maka data akan sangat sulit ditelusuri dan
diketahui kembali.
− Data-data yang berasal dari Instalasi Rawat Inap RS. St. Carolus belum
terintegrasi. Data-data ini meliputi antara lain data pasien rawat inap,
persediaan obat dan perlengkapan dan peralatan medis, transaksi pembayaran
yang menyebabkan pencarian data menjadi sulit. Sebagai contoh, tiap hari
jumlah pasien yang pernah dirawat inap akan bertambah terus menerus dan
akan menyebabkan data-data manual yang ada akan semakin bertambah
banyak, jika sewaktu-waktu dilakukan pencarian data pasien maka akan
membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
− Sering terjadinya redundansi data dikarenakan penyimpanan data yang belum
terintegrasi, kondisi ini menyulitkan dalam perubahan data yang ada dan juga
dengan pencarian untuk perubahan data tersebut.
− Pembuatan laporan bulanan/tahunan sesuai dengan permintaan dari pihak
manajemen akan menjadi lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama
karena data masih belum terintegrasi.
89
− Data-data Rawat Inap masih manual berupa dokumen-dokumen yang
menyebabkan tidak adanya proses backup karena sudah terdapat banyak
data-data yang ada.
3.9 Analisis Kebutuhan Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh Instalasi Rawat Inap adalah:
Rekam Medis pasien seperti:
1. Data pribadi pasien
2. Pencatatan tindakan dalam perawatan perawat dan diagnosa dokter
selama rawat inap
3. Pencatatan obat, perlengkapan, dan fasilitas medis yang digunakan pasien
selama masa rawat inap
4. Pencatatan riwayat penyakit
5. Pencatatan dokter dan perawat yang bertanggung jawab atas perawatan
pasien selama rawat inap
Data unit rawat inap yang dipakai ataupun yang kosong untuk kepentingan
pendaftaran
Data obat, perlengkapan medis dan persediaannya
Data fasilitas medis yang tersedia, yang dipakai ataupun yang kosong untuk
kepentingan pemakaian fasilitas medis oleh pasien
Informasi transaksi-transaksi yang terjadi selama rawat inap, seperti
melakukan pendaftaran, pembayaran
Data Karyawan yang bekerja di RS. St. Carolus seperti dokter, perawat dan
staff lain
90
Jadwal kerja karyawan pada Instalasi Rawat Inap RS. St.Carolus
3.10 Usulan Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi saat ini oleh
RS. St. Carolus, maka diusulkan suatu pemecahan masalah yaitu dengan
membuat sistem basis data yang telah terintegrasi dengan baik untuk
mempermudah pengelolaan data, menjaga konsistensi data dan membuat sistem
basis data yang terkomputerisasi untuk memenuhi kebutuhan informasi secara
cepat dan akurat untuk bagian rawat inap pasien menggantikan sistem manual
yang belum terintegrasi dengan baik.
Dengan adanya aplikasi dari sistem basis data yang terkomputerisasi ini
diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan RS. St. Carolus seperti:
1. Menyediakan informasi kamar-kamar yang tersedia beserta kelas dan harga,
fasilitas medis yang tersedia untuk pasien rawat inap berdasar diagnosa
penyakit pasien
2. Mempermudah dokter dalam menganalisa pasien dengan membandingkan
data pemeriksaan sebelumnya yang terdapat di dalam rekam medis.
3. Menyediakan tagihan biaya-biaya seluruh perawatan yang digunakan oleh
pasien.
4. Menyediakan laporan untuk pihak manajemen rumah sakit mengenai
pendapatan rumah sakit secara bulanan/tahunan sesuai dengan standar dan
kebutuhan untuk bagian rawat jalan sendiri.
91
5. Mampu menyediakan laporan tertentu yang dibutuhkan untuk analisa
mendatang seperti laporan 10 penyakit terbanyak, laporan jumlah pasien
meninggal dalam 1 tahun, laporan jenis-jenis penyakit.
6. Riwayat medis dari seorang pasien dijaga kerahasiaannya, karena pengguna
tertentu yang mempunyai hak dan wewenang yang dapat mengakses data-
data pasien.