32
60 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Analisa Organisasi 3.1.1 Sejarah Rumah Sakit St.Carolus Pada tahun 1910 beberapa tokoh awam Katolik menyadari perlunya rumah sakit di Jakarta (Batavia saat itu), antara lain Bapak P.A. Khartaus, Ir. Acken, dan Kapten Orie, menghubungi pihak-pihak terkait untuk memprakarsai berdirinya rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 16 Juli 1917 berdirilah Perhimpunan Sint Carolus (PSC), sebuah badan sosial, yang kemudian membangun rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 21 januari 1919 untuk pertama kalinya dibuka untuk umum, dengan kapasitas tempat tidur 40 buah. Sejak berdirinya, rumah sakit Sint Carolus menempati lokasi di jalan Salemba Raya 41, Jakarta Pusat. Era penjajahan berbagai tantangan dan cobaan telah dilalui Sint Carolus dalam kiprahnya melayani sesama. Cobaan awal pada masa pendudukan Jepang sekitar tahun 1943, para dokter dan karyawan ditahan serta rumah sakit dialih kuasakan. Namun, tingginya semangat melayani dari para dokter, perawat, dan karyawan lainnya tidak luntur walaupun dalam tahanan, mereka tetap melayani sesama dalam pengungsiannya tersebut. Maka akhirnya RS Sint Carolus diizinkan beroperasi kembali,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

60

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

3.1 Analisa Organisasi

3.1.1 Sejarah Rumah Sakit St.Carolus

Pada tahun 1910 beberapa tokoh awam Katolik menyadari perlunya

rumah sakit di Jakarta (Batavia saat itu), antara lain Bapak P.A. Khartaus,

Ir. Acken, dan Kapten Orie, menghubungi pihak-pihak terkait untuk

memprakarsai berdirinya rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 16 Juli

1917 berdirilah Perhimpunan Sint Carolus (PSC), sebuah badan sosial,

yang kemudian membangun rumah sakit Sint Carolus. Pada tanggal 21

januari 1919 untuk pertama kalinya dibuka untuk umum, dengan kapasitas

tempat tidur 40 buah. Sejak berdirinya, rumah sakit Sint Carolus

menempati lokasi di jalan Salemba Raya 41, Jakarta Pusat.

Era penjajahan berbagai tantangan dan cobaan telah dilalui Sint

Carolus dalam kiprahnya melayani sesama. Cobaan awal pada masa

pendudukan Jepang sekitar tahun 1943, para dokter dan karyawan ditahan

serta rumah sakit dialih kuasakan. Namun, tingginya semangat melayani

dari para dokter, perawat, dan karyawan lainnya tidak luntur walaupun

dalam tahanan, mereka tetap melayani sesama dalam pengungsiannya

tersebut. Maka akhirnya RS Sint Carolus diizinkan beroperasi kembali,

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

61

walau dalam situasi yang kurang menguntungkan, dan pengelolaannya

diserahkan kepada para Biarawati Tarekat Cinta Kasih Carolus Boromeus.

Era kemerdekaan pada tahun 1945, RS Sint Carolus pun mulai

mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946

dan kursus Pembantu Perawat tahun 1947. Sejak tahun 1948 RS Sint

Carolus sepenuhnya berstatus swasta dan mulai terbuka bagi dokter

Indonesia serta mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pengantarnya. Pada periode 1950-1952 terjadi lagi beberapa perubahan

seperti pembaharuan pengurus dan staf ahli, dibangun perluasan sarana

kamar bedah, laboratorium, poliklinik, kamar cuci, dapur, dan asrama

perawat dan bidan. Dibidang pendidikan, pada tahun 1952 didirikan

sekolah Pengatur Rawat, yang dalam perkembangan selanjutnya pada

tahun 1962 dikembangkan menjadi Akademi Perawat Sint Carolus.

Era Orde Baru, dimasa ini Sint Carolus mulai mengembangkan

sayap pelayanannya ke wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota, yaitu

dengan membuka tujuh Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) di

Tanjung Priok, Cijantung, Klender, Cengkareng, Paseban, Cikarang, dan

Tigaraksa. Di bidang manajemen juga diadakan pembenahan, dari

manajemen panutan karismatik yang mengutamakan para pimpinan

berpengaruh menjadi manajemen matriks yang mengandalkan keputusan

bersama. Pelayanan keperawatan yang menjadi ujung tombak rumah sakit

inipun mulai berkembang dari tradisional menjadi profesional, dengan

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

62

diterapkannya system asuhan tim dan fungsional. Di bidang medik mulai

banyak dokter spesialis tamu maupun purnawaktu. Mengingat perhatian

dan orientasi yang semakin luas dalam upaya merealisasikan tingkat

kesehatan masyarakat maka pada tahun 1980 nama Sint Carolus

diperbaharui menjadi Pelayanan Kesehatan Sint Carolus (P.K. Sint

Carolus).

Era terkini, dari tahun 1990 sampai sekarang, merupakan masa

dimana terjadi perubahan dengan kecepatan tinggi. Pembaharuan dibidang

manajemen, dari manajemen matriks ke manajemen unit, yang

menekankan fungsi intrapreneurship (intrausahawan) bagi unit satuan

kerja. Pelayanan Kesehatan Sint Carolus yang telah meningkatkan

prestasinya menjadi rumah sakit tipe B, melengkapi kapasitas tempat

tidurnya menjadi 500 tempat tidur, dengan hampir semua spesialisasi

pelayanan rawat inap.

3.1.2 Falsafah Rumah Sakit St.Carolus

Iman, Pengharapan dan Kasih merupakan karunia yang mendasari

keyakinan Pelayanan Kesehatan St. Carolus (P. K. St. Carolus) dalam

memberdayakan manusia sebagai ciptaan Allah yang mempunyai citra

dan martabat yang unik.

Setiap orang berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan

berkewajiban memelihara serta meningkatkannya dengan sebaik-baiknya.

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

63

Karya kesehatan bukan semata-mata kegiatan teknis tetapi juga

merupakan ungkapan komitmen terhadap pengabdian dan cinta kasih

sesama.

3.1.3 Lambang & Arti Rumah Sakit St.Carolus

Gambar 3.1 Lambang Rumah Sakit St.Carolus

Arti lambang:

Salib: Iman

Tangan: Harapan

Bunga: Kasih

Sayap: Pelayanan kepada masyarakat

Warna Putih: Pengabdian diri kepada masyarakat tanpa pamrih

Warna Hijau: Kesehatan

Warna Merah: Cinta kasih

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

64

3.1.4 Visi Rumah Sakit St.Carolus

Visi P.K. Sint Carolus adalah menjadi pelayanan kesehatan yang dikenal

melayani sesama dengan sentuhan manusiawi, utuh dan terpadu, melalui sumber

daya manusia yang mampu dan mau bekerja keras dan belajar dan

mengembangkan diri.

3.1.5 Misi Rumah Sakit St.Carolus

Misi P.K. Sint Carolus antara lain adalah:

− Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dengan sikap bela rasa, sabar,

rendah hati, hormat terhadap kehidupan dan adil kepada mereka yang

membutuhkan.

− Memberikan pelayanan kesehatan melalui Balai Kesehatan Masyarakat

(BALKESMAS/BKM), Rawat Inap, Rawat Jalan, dan pelayanan penunjang

dengan memperhatikan aspek fisik, mental, sosial, spiritual.

− Menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat dari semua agama,

ras, golongan dan strata sosial serta ekonomi dengan cara subsidi silang.

− Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan

pengembangan bagi semua yang berkarya sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan PK St. Carolus.

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

65

− Menciptakan suasana atau iklim kerja yang serasi dan mendukung

persaudaraan sejati, rasa memiliki serta disiplin demi kemajuan PK St.

Carolus.

3.1.6 Tujuan Rumah Sakit St.Carolus

Tujuan Pelayanan Kesehatan St.Carolus:

• Berkembangnya budaya hidup sehat pada masyarakat yang dilayani, melalui

pendekatan holistik dan komprehensif.

• Tersedianya pelayanan kesehatan bermutu bagi mereka yang membutuhkan,

dengan memperhaikan kemajuan ilmu, teknologi dan etika profesi, serta

penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.

• Terciptanya suasana dan iklim kerja partisipatif yang didasari cinta kasih

demi pengembangan karya P. K. St.Carolus dan kesejahtaraan seluruh

karyawan.

3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit St.Carolus

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

66

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit St.Carolus

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

67

3.3 Wewenang dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian satuan kerja sesuai

keputusan yang telah ditetapkan dalam Rumah Sakit St. Carolus adalah sebagai

berikut:

1. Pengurus PSC

Bertugas untuk menetapkan sasaran jangka panjang dan jangka pendek

RS. St. Carolus, menyusun sistem organisasi, merencanakan pengembangan

RS. St. Carolus.

2. Badan Pertimbangan Medik & Komite Etik RS

Bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan etika di seluruh instansi

rumah sakit. Berwenang bersama Direktur Utama menindak-lanjuti secara

langsung dan menjatuhkan sangsi non-hukum bagi pihak rumah sakit yang

melanggar etika.

3. Direktur Utama

Bertugas untuk mempimpin seluruh bagian rumah sakit,

melaksanakan rencana, program dan kebijaksanaan umum dari rumah sakit

yang telah ditetapkan Pengurus PSC bersama dengan Badan Pertimbangan

Medik & Komite Etik RS, mengawasi pelaksanaan kegiatan di setiap bagian,

mendiskusikan dengan direktur yang terkait mengenai masalah yang dihadapi

dan alternatif pemecahan, menyusun dan menetapkan kegiatan-kegiatan

operasional Rumah Sakit untuk periode mendatang secara garis besar.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

68

Berwenang menerima laporan kerja dari direktur di tiap bagian,

menetapkan arah, tujuan dan kebijakan-kebijakan operasional secara umum

yang akan digunakan sebagai pedoman kerja bagi semua bagian dalam

Rumah Sakit; menandatangani dan menyetujui kebutuhan operasional dan

administrasi.

Membawahi 6 divisi:

BPUPK

BPM + KP

Humas &Hukum

SIRS

Pengendalian Internal

Sekretariat

4. Direktur Medik

Bertugas dalam membuat dan menetapkan perencanaan serta mengawasi

kegiatan pelayanan fasilitas medis, yang bergerak di dalam hubungan intern

di dalam Rumah Sakit yang bersangkutan.

Berwenang menerima laporan kerja dari kegiatan pelayanan penunjang

medis, merumuskan kebijakan dalam bidang pelayanan fasilitas medis dan

mengkoordinasi departemen-departemen yang membawahinya.

Membawahi 12 divisi:

URJ

UGD

Laboratorium

Radiologi + USG

Farmasi

Ujikes

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

69

Kamar Bedah

Endoskopi

Fisioterapi

Rekam Medik

Sentral Sterilisasi

Klinik JPK

5. Direktur Keperawatan

Bertugas menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan

keperawatan, melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan,

bertanggung jawab atas jadwal perawat dan tugas-tugas dari perawat,

mengawasi kegiatan-kegiatan bagian perawat.

Berwenang menerima laporan kinerja para perawat, merumuskan

kebijakan operasional dalam bidang perawatan.

Membawahi 19 divisi:

Theresia

Carolus

Lidwina

Yohanes

Elisabeth

Lukas

Fransiskus

Xaverius

Immanuel

Yosef

Ignasius I & II

Maria

Antonius

Yacinta

Goretty

UPI

Haemodialisa

PasSosmed

Pius

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

70

6. Direktur Administrasi & Keuangan

Bertugas mengawasi bagian-bagian operasional yang menyangkut

administrasi dan keuangan, bertanggung jawab dalam membuat dan

menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

bagian administrasi dan keuangan di dalam RS. St. Carolus.

Bagian administrasi:

a. Menyusun rencana anggaran untuk bidangnya.

b. Membuat arsip-arsip karyawan dan dokter.

c. Menangani dan menyimpan data-data karyawan.

Bagian keuangan:

a. Bertanggung jawab atas setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan

(akuntansi).

b. Mengawasi kinerja bagian kasir (keuangan).

c. Membuat laporan keuangan (akuntansi).

Berwenang menerima laporan kerja dari bagian administrasi dan

keuangan, merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang dibawahi dan

mengkoordinasi departemen terkait dalam rangka kerja dan evaluasi hasil.

Membawahi 6 divisi:

Keuangan

Akuntansi

PA & RP

Logistik

Pembelian

PTB

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

71

7. Direktur SDM & Umum

Bertugas atas manajemen Sumber Daya Manusia (karyawan rumah

sakit), bertanggung jawab dalam menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan

yang berhubungan dengan bagian personalia di dalam rumah sakit.

Berwenang menerima laporan kerja dari bagian personalia & umum,

merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang dibawahi dan

mengkoordinasi departemen terkait dalam rangka kerja dan evaluasi hasil.

Membawahi 6 divisi:

Sekuriti

Transportasi

Pel. Gizi

Pel. Textil

Pertamanan, Kes. Lingkungan & Amdal

Pem. Alat Medik & Elektronika

SDM

8. Direktur Kesehatan Masyarakat

Bertugas atas Manajemen Balai Kesehatan Masyarakat, bertanggung

jawab dalam menetapkan perencanaan kegiatan-kegiatan yang diadakan di

BALKESMAS.

Berwenang menerima laporan kerja dari bagian yang ada di

BALKESMAS, merumuskan kebijakan operasional dari bidang yang

dibawahi dan mengkoordinasi divisi terkait dalam rangka kerja dan evaluasi

hasil.

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

72

Membawahi 6 divisi:

BKM Paseban

BKM Cijantung

BKM Tg. Priok

BKM Klender

BKM Cengkareng

BP Tiga Raksa

PKRS(+klub kesehatan)

PKR

9. Komite Medik

Bertugas membantu direktur dalam menyusun Standar Pelayanan

Medik, memantau pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi,

mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional dan

mengembangkan program pelayanan, mengontrol staf medik dengan

peninjauan langsung dari direktur utama, bertanggung jawab langsung

kepada direktur utama, mengawasi staf medis dalam pelaksanaan peraturan

rumah sakit.

Berwenang menerima laporan dari staf medis, memilih seorang ketua

dan ditetapkan oleh keputusan Direktur Utama, dan membentuk panitia

medik untuk mengatasi masalah khusus dan ditetapkan oleh keputusan

Direktur Umum.

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

73

10. Komite Keperawatan

Bertugas membantu direktur dalam menyusun Standar Pelayanan

Perawatan.

Berwenang menerima laporan kinerja dari Direktur Keperawatan,

merumuskan kebijakan operasional dalam bidang perawatan.

3.4 Gambaran Umum Sistem yang Sedang Berjalan

3.4.1 Prosedur Pendaftaran Rawat Inap Bagi Pasien

Pasien yang dirawat pada instalasi rawat inap dapat mendaftar sebagai

pasien rawat inap dengan dua cara, yang pertama mendaftar sebagai pasien rawat

jalan lalu jika setelah didiagnosa bahwa pasien tersebut harus dirawat maka

pasien tersebut diberikan surat rujukan untuk pendaftaran sebagai pasien rawat

inap, kedua dengan cara masuk sebagai pasien dari UGD (Unit Gawat Darurat)

dari UGD ini jika didiagnosa bahwa pasien tersebut harus dirawat maka dapat

langsung menjadi pasien rawat inap dengan data rekam medis yang sudah dibuat

pada saat masuk ke UGD.

3.4.2 Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan

Bagi Pasien Rawat Inap

Selama pasien menjalani perawatan rawat inap, setiap hari dokter dan

perawat akan melakukan visit yaitu memeriksa, menangani, dan merawat pasien.

Setiap keadaan dan tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pasien langsung

ditulis dalam rekam medis pasien tersebut oleh perawat. Misalnya apa saja obat

yang diberikan, dan tindakan medis lainnya yang diberikan oleh dokter atau

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

74

perawat kepada pasien rawat inap, keadaan dan diagnosa yang diberikan juga

dicatat ke dalam rekam medis. Pemakaian perlengkapan seperti infus, jarum

suntik, dll juga dicatat ke dalam rekam medik pasien. Pencatatan tagihan

pembayaran visit dokter, obat, perlengkapan dan peralatan yang digunakan akan

dikirim ke bagian administrasi dan keuangan.

Apabila pasien memerlukan tindakan pemeriksaan lebih lanjut untuk

keadaan pasien tersebut untuk pemakaian fasilitas medis seperti pemeriksaan

laboratorium, radiologi, farmasi dan endoskopi. Maka dokter akan memberikan

surat rujukan untuk pasien ke badian fasilitas medis yang dibutuhkan. Misalnya,

bila pasien membutuhkan pemeriksaan rontgen seluruh badan, maka dokter yang

menangani pasien tersbut akan membuat surat rujukan ke bagian Radiologi

disertai dengan tambahan rincian apa saja yang harus diperiksa. Surat rujukan

tersebut akan diberikan perawat ke bagian yang bersangkutan dan ditentukan

kapan waktu pemeriksaan akan dilakukan. Jika waktunya sudah tiba, maka

perawat dan petugas bagian yang bersangkutan akan datang ke kamar pasien dan

mengantar pasien ke bagian radiologi. Apabila hasil dari pemeriksaan sudah

tersedia, maka hasil dari pemeriksaan tersebut akan diserahkan oleh bagian

radiologi ke ruangan tempat pasien dirawat. Hasil tersebut akan diperiksa oleh

dokter yang menangani pasien tersebut pada saat visit dilakukan. Semua surat

rujukan dan semua berkas hasil pemeriksaan akan dikumpulkan dan disimpan

dalam rekam medik pasien sebagai bukti. Untuk pembayaran pemakaian fasilitas

medis pasien rawat inap, semua tagihan pembayaran akan dikirimkan ke bagian

pengolahan data untuk kemudian digabungkan dengan tagihan-tagihan

pembayaran lainnya selama pasien menjalani perawatan.

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

75

3.4.3 Prosedur Pembayaran Bagi Pasien Rawat Inap

Setelah pasien selesai melakukan rawat inap maka pasien akan melunasi

semua tagihan pembayaran atas segala fasilitas yang telah dipakai di bagian

keuangan. Pembayaran ini meliputi biaya kamar, biaya visit dokter, biaya

penggunaan fasilitas medis tambahan, biaya obat-obat yang dipakai selama

perawatan. Segala yang terdapat dan tercatat di dalam rekam medik dan tagihan-

tagihan tambahan yang bersangkutan dengan pasien rawat inap akan menentukan

jumlah pembayaran yang harus dilakukan oleh pasien.

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

76

3.5 Diagram Alir Sistem Berjalan

3.5.1 Prosedur Pendaftaran Rawat Inap Bagi Pasien

Unit Rekam MedisDokterPerawatStaffPasien

Mulai Pasien Baru?

Y

PendaftaranSebagai

Pasien RawatJalan

Y

PendaftaranSebagai

Pasien UGD

Rekam Medis

T

Mendiagnosadan

menentukanpengobatan

MemberikanSurat RujukanRawat Inap ke

Pasien

Surat RujukanRawat Inap

MenambahkanInformasi ke

Rekam Medis

Rekam Medis

1

1

Rekam Medis

MengambilRekam MedisPasien daribagian Unit

Rekam Medis

PencatatanData keRekamMedis

Gambar 3.5 Diagram Alir Prosedur Pendaftaran-1

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

77

FormulirPendaftaranRawat Inap

Unit Rekam MedisUnit Rawat Inap PerawatPasien

Surat RujukanRawat Inap

MemberikanFormulir

PendaftaranUntuk

Tambahan Data

MenerimaFormulir

Pendaftaranyang telah

diisi

FormulirPendaftaran yang

Telah Diisi

Rekam MedisMengupdateRekam Medis

Pasien

Gambar 3.6 Diagram Alir Prosedur Pendaftaran-2

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

78

3.5.2 Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat dan Perlengkapan

Bagi Pasien Rawat Inap Pasien

Unit Rekam MedisPasienBag. Fasilitas MedisDokter Perawat

Mulai

T

Y

MelakukanVisit

Mendiagnosadan

MenentukanTindakan

Pemeriksaan

TindakanPemeriksaan

Lanjut

MengupdateRekamMedis

Rekam Medis

MembuatSurat

RujukanPemakaianFasilitasMedis

Surat RujukanFasilitas Medis

MemberikanSurat

Rujukan KeBag Fasilitasyang dituju

Surat RujukanFasilitas Medis

MelakukanTindakan

Pemeriksaandengan Fasilitas

Medis

Hasil PemeriksaanFasilitas MedisPemeriksaan

HasilPemeriksaan

Pasien

Gambar 3.7 Diagram Alir Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat

dan Perlengkapan Bagi Pasien Rawat Inap Pasien-1

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

79

Dokter Perawat Unit Rekam Medis

MelakukanVisit

bersamaPerawat

MengupdateRekamMedis

Mendiagnosa&

MenentukanObat yang

Diberikan KePasien

Rekam Medis

MemberikanObat &

Perlengkapanke Pasien

MemeriksaHasil

Pemeriksaan Fasilitas

Medis

Gambar 3.8 Diagram Alir Prosedur Penggunaan Fasilitas Pelayanan Medis, Obat

dan Perlengkapan Bagi Pasien Rawat Inap Pasien-2

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

80

3.5.3 Prosedur Pembayaran Bagi Pasien Rawat Inap

Unit Rekam Medis KasirUnit Rawat InapPasien

Mulai

MelakukanPembayaran

MempersiapkanBukti RawatInap Pasien

FormulirPendaftaran yang

Telah DiisiRekam Medis

Menyatukanbukti rawatinap untuk

mengetahuijumlah yang

harus dibayar

FormulirPembayaran

MemberikanFormulir

Pembayaranbeserta UangPembayaran

Gambar 3.9 Diagram Alir Prosedur Pembayaran-1

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

81

Pasien Kasir

MenerimaFormulir

Pembayaran& Uang

Pembayaran

BuktiPembayaran-1

BuktiPembayaran-2

Gambar 3.10 Diagram Alir Prosedur Pembayaran-2

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

82

3.6 Data Flow Diagram (DFD)

3.6.1 Diagram Hubungan / Konteks

Sistem InformasiRawat Inap

PerawatKasir

Pasien

Manajemen

Dokter

Tagi

han

Info

rmas

i Reg

istra

si

Info

rmas

i Kam

ar

PembayaranKeluhan

Laporan

Informasi Pasien

Rekam Medis

Info

rmas

i Pel

ayan

an

Dia

gnos

a

Pelayanan Perawatan

Rekam Medis

Rekam Medis

Data Registrasi

Pembayaran

Informasi Pembayaran

Gambar 3.6.1 Diagram Hubungan / Konteks

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

83

3.6.2 Diagram Nol

3.6.2.1 Pendaftaran / Registrasi

Gambar 3.11 Diagram Nol (Belum Pernah di Rawat Inap)

Gambar 3.12 Diagram Nol (Sudah Pernah di Rawat Inap)

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

84

3.6.2.2 Perawatan

3.6.2.2.1 Visit

Gambar 3.13 Diagram Nol Perawatan Visit

3.6.2.2.2 Obat & AlKes

Gambar 3.14 Diagram Nol Perawatan Obat & AlKes

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

85

3.6.2.2.3 Fasilitas Medis

Gambar 3.15 Diagram Nol Perawatan Fasilitas Medis

3.6.2.2.4 Tindakan Medis

Gambar 3.16 Diagram Nol Perawatan Tindakan Medis

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

86

3.6.2.3 Diagram Nol Pembayaran

Gambar 3.17 Diagram Nol Pembayaran

Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

87

3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 3.18 ERD Sistem Berjalan

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

88

3.8 Permasalahan yang Dihadapi

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh sistem yang berjalan sekarang

ini adalah:

− Dengan sistem yang sekarang, proses pengolahan dan penyampaian

informasi menjadi lambat.

− Data mudah hilang. Bila data pribadi pasien atau ada catatan dari rekam

medik pasien yang hilang, maka data akan sangat sulit ditelusuri dan

diketahui kembali.

− Data-data yang berasal dari Instalasi Rawat Inap RS. St. Carolus belum

terintegrasi. Data-data ini meliputi antara lain data pasien rawat inap,

persediaan obat dan perlengkapan dan peralatan medis, transaksi pembayaran

yang menyebabkan pencarian data menjadi sulit. Sebagai contoh, tiap hari

jumlah pasien yang pernah dirawat inap akan bertambah terus menerus dan

akan menyebabkan data-data manual yang ada akan semakin bertambah

banyak, jika sewaktu-waktu dilakukan pencarian data pasien maka akan

membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

− Sering terjadinya redundansi data dikarenakan penyimpanan data yang belum

terintegrasi, kondisi ini menyulitkan dalam perubahan data yang ada dan juga

dengan pencarian untuk perubahan data tersebut.

− Pembuatan laporan bulanan/tahunan sesuai dengan permintaan dari pihak

manajemen akan menjadi lebih sulit dan membutuhkan waktu yang lama

karena data masih belum terintegrasi.

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

89

− Data-data Rawat Inap masih manual berupa dokumen-dokumen yang

menyebabkan tidak adanya proses backup karena sudah terdapat banyak

data-data yang ada.

3.9 Analisis Kebutuhan Informasi

Informasi yang dibutuhkan oleh Instalasi Rawat Inap adalah:

Rekam Medis pasien seperti:

1. Data pribadi pasien

2. Pencatatan tindakan dalam perawatan perawat dan diagnosa dokter

selama rawat inap

3. Pencatatan obat, perlengkapan, dan fasilitas medis yang digunakan pasien

selama masa rawat inap

4. Pencatatan riwayat penyakit

5. Pencatatan dokter dan perawat yang bertanggung jawab atas perawatan

pasien selama rawat inap

Data unit rawat inap yang dipakai ataupun yang kosong untuk kepentingan

pendaftaran

Data obat, perlengkapan medis dan persediaannya

Data fasilitas medis yang tersedia, yang dipakai ataupun yang kosong untuk

kepentingan pemakaian fasilitas medis oleh pasien

Informasi transaksi-transaksi yang terjadi selama rawat inap, seperti

melakukan pendaftaran, pembayaran

Data Karyawan yang bekerja di RS. St. Carolus seperti dokter, perawat dan

staff lain

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

90

Jadwal kerja karyawan pada Instalasi Rawat Inap RS. St.Carolus

3.10 Usulan Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi saat ini oleh

RS. St. Carolus, maka diusulkan suatu pemecahan masalah yaitu dengan

membuat sistem basis data yang telah terintegrasi dengan baik untuk

mempermudah pengelolaan data, menjaga konsistensi data dan membuat sistem

basis data yang terkomputerisasi untuk memenuhi kebutuhan informasi secara

cepat dan akurat untuk bagian rawat inap pasien menggantikan sistem manual

yang belum terintegrasi dengan baik.

Dengan adanya aplikasi dari sistem basis data yang terkomputerisasi ini

diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan RS. St. Carolus seperti:

1. Menyediakan informasi kamar-kamar yang tersedia beserta kelas dan harga,

fasilitas medis yang tersedia untuk pasien rawat inap berdasar diagnosa

penyakit pasien

2. Mempermudah dokter dalam menganalisa pasien dengan membandingkan

data pemeriksaan sebelumnya yang terdapat di dalam rekam medis.

3. Menyediakan tagihan biaya-biaya seluruh perawatan yang digunakan oleh

pasien.

4. Menyediakan laporan untuk pihak manajemen rumah sakit mengenai

pendapatan rumah sakit secara bulanan/tahunan sesuai dengan standar dan

kebutuhan untuk bagian rawat jalan sendiri.

Page 32: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00265-KA Bab 3.pdf · mengembangkan diri dengan membuka Sekolah Bidan pada tahun 1946 dan kursus Pembantu

91

5. Mampu menyediakan laporan tertentu yang dibutuhkan untuk analisa

mendatang seperti laporan 10 penyakit terbanyak, laporan jumlah pasien

meninggal dalam 1 tahun, laporan jenis-jenis penyakit.

6. Riwayat medis dari seorang pasien dijaga kerahasiaannya, karena pengguna

tertentu yang mempunyai hak dan wewenang yang dapat mengakses data-

data pasien.