27
KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK dengan AKUNTANSI BISNIS Oleh Kelompok NEW PUBLIC MANAGEMENT : DEVY ANINDHIKA 041210113028 DESI RUSDIANAWATI 041210113030 ALFI ENITA .A. 041210113044 NADIA AYU PRADITA 041210113053 DHISA AJENG P. 041210113064 NAILA MAHDIANA 041210113105

BAB 3 ASP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas ASP

Citation preview

Page 1: BAB 3 ASP

KOMPARASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK dengan AKUNTANSI BISNIS

Oleh Kelompok NEW PUBLIC MANAGEMENT :

DEVY ANINDHIKA 041210113028

DESI RUSDIANAWATI 041210113030

ALFI ENITA .A. 041210113044

NADIA AYU PRADITA 041210113053

DHISA AJENG P.041210113064

NAILA MAHDIANA 041210113105

Page 2: BAB 3 ASP

3.1 Perkembangan Pemikiran Akuntansi

ᴥSektor Publik Vs Sektor Bisnis (Swasta)Istilah kelompok swasta dan publik bermula dari sejarah manusia primitif yang mulai hidup berkelompok dan terjadi perubahan sedemikian rupa hingga menjadi sekelompok manusia yang mulai memiliki pemikiran, sosial, dan organisasi. Dimana masyarakat tersebut sejak dahulu memenuhi kebutuhan hidup dari segala hal yang ada di alam, yang kemudian hari seiring perkembangan waktu ketersediaan sumber daya yang ada di alam semakin sedikit dan membuat perselisihan antar kelompok sehingga membentuk kelompok yang dikemudian hari memiliki sifat swasta dan publik.

Page 3: BAB 3 ASP

3.1 Perkembangan Pemikiran Akuntansi

ᴥPerlunya Akuntansi Sektor Publik Dipelajari TersendiriDalam perkembangan keilmuan, akuntansi sektor

publik masih terbilang sangat muda, yakni sekitar satu dekade (1998). Secara kronologis, kebutuhan akan perubahan perspektif ilmu manajemen keuangan publik mulai dirasakan sejak tahun 1980-an. Di Indonesia perubahan ini terjadi ketika era orde baru mulai runtuh. Kondisi ini tentunya membuat pengembangan suatu kompartemen baru dalam Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP) di tahun 2002 sangat mungkin dilakukan. Sehingga Akuntansi Sektor Publik itu sendiri perlu dipelajari secara tersendiri karena sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan akan terselesaikannya permasalahan negara ini.

Page 4: BAB 3 ASP

3.2 Tujuan Komparasi Akuntansi Sektor Publik Versus Sektor Bisnis (Swasta)

Akuntansi sektor publik di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan akuntansi bisnis. Perbedaan karakter dan mekanisme pengelolaan di masing-masing organisasi harus diperdalam lagi agar kinerja masing-masing sektor menjadi maksimal dalam mencapai tujuannnya. Maksimalisasi kinerja organisasi sektor publik inilah yang menjadi tujuan dari komparasi akuntansi sektor publik dan organisasi bisnis (swasta).

Page 5: BAB 3 ASP

3.3 Asumsi-asumsi Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Bisnis/Swasta

Perbedaan mencolok diantara keduanya adalah motif keuntungan yang hendak diperoleh. Akuntansi sektor bisnis

mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dari layanan atau produk yang diberikan kepada publik, akuntansi sektor

publik hanya memenuhi kebutuhan publik tanpa motif mencari keuntungan.

Akuntansi sektor publik diharapkan dapat meningkatkan keinginan akan akuntabilitas dan transparansi kinerja

pengelolaan kinerja sektor publik

Dalam penyelenggaraannya, pelayanan sektor publik sering diserahkan kepada pasar, namun regulasi dari

pemerintah tetap harus diikuti.

Akuntansi yang diterapkan dalam sektor publik umumnya berbasis kas, dan laporan keuangan yang dihasilkan akan dijadikan sebagai media akuntabilitas publik. Akuntansi

sektor publik dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat dan bukan semata-mata kepada

pemilik atau pemegang saham saja, sebagaimana disektor swasta

Page 6: BAB 3 ASP

3.4 AKUNTASI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS(SWASTA)

Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)

1. Tujuan Organisasi Nonprofit motif Profit motif

2. Sumber Pendanaan Pajak, Retribusi, Utang, Obligasi Pemerintah, Laba BUMN/ BUMD, Penjualan aset Negara, dsb; Sumbangan, Hibah.

Pembiayaan internal: Modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva. Pembiayaan Eksternal: Utang Bank, Obligasi, penerbitan saham.

3. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada publik/ masyarakat dan parlemen (DPR/ DPRD)

Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditor

4. Struktur Organisasi Birokratis, kaku, dan hirarkis

Fleksibel: datar, piramid, lintas fungsional, dsb

5. Karakteristik Anggaran

Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik

6. Sistem akuntansi Basis Kas Basis Akrual

Page 7: BAB 3 ASP

3.4 AKUNTASI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS(SWASTA)

Sejak tahun 1980-an, pemerintah telah memperoleh dana bantuan bank dunia yang jumlahnya sangat besar, namun sampai akhir orde

baru, standar akuntansi keuangan pemerintah tidak pernah ada.

Pada tahun 1990-an, standar audit pemerintahan baru ada dua buah, yaitu yang dikeluarkan oleh badan pemeriksa keuangan

Republik Indonesia dan pihak lain, BPKP sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah juga mengeluarkan standar audit.

Organisasi publik selain pemerintah, ada standar akuntansi keuangan No. 45 tentang standar akuntansi untuk nirlaba.

Page 8: BAB 3 ASP

3.4 AKUNTASI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS(SWASTA)

Kelemahan akuntansi keuangan pemerintah di masa lalu harus dipecahkan melalui mekanisme hukum yang memberdayakan warga masyarakat. Pembagian tugas yang jelas akan menunjukkan unit yang bertanggung jawab atas perhitungan “utang pemerintah” dan strategi pelunasannya. Demikian pula unit yang bertanggung jawab atas pemverifikasian jumlah utang, penggunaan utang, dan pelunasannya harus ditunjuk secara formal.

Page 9: BAB 3 ASP

3.4 AKUNTASI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS(SWASTA)

Efisiensi

• rumusan rasio :• efisiensi dapat dikembangkan dengan 4

cara, yaitu :• 1. Dengan menaikkan output untuk

input yang sama.• 2. Dengan menaikkan output lebih

besar dibandingkan proporsi peningkatan input.

• 3. Dengan menurunkan input untuk output yang sama

• 4. Dengan menurunkan input lebih besar dibandingkan proporsi penurunan output.

Efektivitas• merupakan indikator kesuksesan atau

kegagalan dalam pencapaian tujuan dari suatu organisasi sektor publik.

Ekonomi

• merupakan indikator tentang penggunaan input. Walaupun manajemen organisasi tidak merasa puas, indikator ekonomi sering digunakan sebagai satu-satunya indikator.

Page 10: BAB 3 ASP

3.4 AKUNTASI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS(SWASTA)Di sektor swasta, evaluasi kinerja dilakukan untuk mengetahui kelebihan output atas input atau keuntungan. Namun ada dua kesulitan benchmark penerapan ukuran kinerja sektor swasta ke sektor publik, yaitu :1. Jika output dinilai dalam ukuran

uang, kualitas raso tergantung pada kualitas output.

2. Jika output tidak bisa diukur dalam nilai uang, rasio efisiensi diperhitungkan dengan unit fisik.

Page 11: BAB 3 ASP

3.4 AKUNTASI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS(SWASTA)

Kultur Organisasi Sektor Publik dan Sektor Bisnis (Swasta) Organisasi sector publik bertujuan memenuhi kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan organisasi sector swasta adalah mencari keuntungan. Dalam organisasi publik semua karyawan/pegawai/ pengurus/relawan bekerja untuk mencapai satu tujuan yakni pemenuhan pelayanan publik. Persaingan inilah yang menghantarkan kinerja swasta cenderung lebih cepat berkembang ketimbang sector publik. Karena itu, di antara organisasi bisnis akan selalu memberikan yang terbaik bagi pasar (masyarakat). Kultur ini belum begitu familiar dalam organisasi publik, sehingga peningkatan mutu pelayanan atau produknya belum terjadi secara signifikan.

Page 12: BAB 3 ASP

3.4 AKUNTASI SEKTOR PUBLIK VERSUS SEKTOR BISNIS(SWASTA)

Dasar hukum akuntansi sector publik adalah:

• Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005.

• Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), standar akuntansi keuangan yang lengkap dan komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan.

• Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), keberadaan standar pemeriksaan merupakan hal yang sangat penting karena standar ini menjadi patokan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan.

Dasar hukum akuntansi sector bisnis (swasta) adalah:

• Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), standar akuntansi keuangan merupakan pedoman yang harus diacu dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan.

• 2) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), merupakan kodifikasi dari berbagai pernyataan standar teknik dan aturan etika.

Page 13: BAB 3 ASP

3.5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Pengambilan Keputusan

Sektor Publik Sektor Bisnis

Mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi.

Mekanisme formal dan telah ditetapkan dengan keputusan organisasi atau tidak formal.

Segala keputusan dilakukan melalui musyawarah mufakat antara pimpinan/ pengurus dan anggota atau perwakilan anggotanya.

Mengambil keputusan secara musyawarah mufakat atau dapat juga diputuskan secara individual (pemilik usaha).

Page 14: BAB 3 ASP

3.6 PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Untuk mencapai suatu tujuan dalam setiap organisasi sector

public maupun swasta diperlukan suatu perencanaan yang terdiri

dari:

• Proses perencanaan: strategi yang digunakan untuk memilih atau memodifikasi aktivitas

• Proses pengendalian: penetapan perencanaan dalam suatu system menjamin bahwa proses perencanaan dapat dilakukan.

Perencanaan dapat dikatogorikan berdasarkan dimensi waktu,

sehingga dapat dibagi menjadi:

• Perencanaan jangka panjang yang biasanya berjangka waktu 5 tahun atau lebih.

• Perencanaan jangka menengah yang biasanya 1 hingga 5 tahun kedepan

• Perencanaan jangka pendek yang biasanya hingga 1 tahun kedepan.

Page 15: BAB 3 ASP

3.6 PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Disisi lain akuntansi manajemen menyediakan informasi untuk pembuatan rencana sementara. Penyediaan informasi pada tahap perencanaan dapat dilakukan dengan cara:

Penilaian investasi •Suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk menyediakan informasi tentang kemampuan organisasi dalam mengevaluasi pengembalian modal dan kemampuan aset.

Perencanaan dan penganggaran keuangan

• Perencanaan keuangan•Anggaran modal

Page 16: BAB 3 ASP

3.6 PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Anggaran pendapatan

•Anggaran pendapatan memuat rencana pendapatan yang akan diperoleh organisasi dalam satu tahun anggaran untuk membiayai kegiatan organisasi.

Model keuangan• Dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang perencanaan selalu dipengaruhi oleh banyak variable yang terkait. Salah satucara yang dapat membantu menghitung/menaksir masing-masing variabel adalah dengan menggunakan model keuangan. Manfaat dari model keuangan ini adalah untuk melihat prediksi situasi sesungguhnya yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Page 17: BAB 3 ASP

3.6 PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Target perencanaan dan

pengangguran

•Target adalah seperangkat sasaran dalam bentuk kuantitatif yang harus dicapai oleh pihak manajemen pada waktu tertentu di masa yang akan datang, seperti Target output dan Target kinerja (efisiensi, kualitas, pelayanan, kinerja keuangan)•Berikut ini adalah tahap pokok dari perencanaan dan pengendalian:•1. Perencanaan sasaran dan tujuan dasar.•2. Perencanaan operasional.•3. Penganggaran.•4. Pengukuran dan pengendalian.•5. Pelaporan, analisis, dan umpan balik.

Page 18: BAB 3 ASP

3.6 PERENCANAAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Perencanaan

Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)

Disusun oleh bagian perencanaan organisasi, staf,

atau pengelola organisasi.

Disusun oleh para pegawai serta manajer yang ada dalam

organisasi tersebut.

Disahkan dengan regulasi public.

Disahkan dengan aturan perusahaan atau keputusan

pemilik/pengelola perusahaan.

Hasil yang ingin dicapai adalah kesejahteraan public.

Hasil yang ingin dicapai adalah meraup profit/laba yang tinggi,

serta peningkatan kekayaan dan pertumbuhan organisasi.

Page 19: BAB 3 ASP

3.7 PENGANGGARAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Penganggaran

Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)

Penyusunan anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam

perencanaan program.

Penyusunan anggaran dilakukan begian keuangan, pengelola

perusahaan, atau pemilik usaha.

Dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh

masyarakat.Tidak dipublikasikan.

Disahkan oleh wakil masyarakat di DPR/D legislatif dewan

pengurus.

Disahkan oleh pengelola perusahaan atau pemilik usaha.

Page 20: BAB 3 ASP

3.8 REALISASI ANGGARAN DALAM SEKOTR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS

Realisasi Anggaran

Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)

Kualitas untuk memenuhi tujuan pelayana organisasi. Kualitas untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih besar.

Partisipasi kensumen (masyarakat) selama proses

realisasi anggaran.

Partisipasi konsumen setelah mendapatkan output (produk).

Page 21: BAB 3 ASP

3.9PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Barang publik adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau pemerintah. Sifat barang ini tidak ekslusif dan

diperuntukan bagi kepentingan seluruh warga dalam skala luas.

Barang swasta adalah barang yang spesifik yang dimiliki oleh swasta dan bersifat ekslusif serta hanya dapat dinikmati oleh orang yang

mampu membelinya. Karena harga yang disesuaikan dengan harga pasar serta keinginan sang penjual.

Pada dasarnya alokasi barang dan jasa dalam masyarakat dapat dilakukan melalui dua mekanisme yaitu :-mekanisme pasar (market mechanism)

-mekanisme birokrasi ( bureaucratic mechanism)

Page 22: BAB 3 ASP

3.9PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Pengadaan barang dan jasa

Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)

Barang publik dalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh negara atau pemerintah

Barang swasta adalah barang spesifik yang dimiliki oleh

swasta

Sifatnya tidak ekslusif Sifatnya ekslusif

Pada umumnya barang dan jasa diperuntukkan bagi kepentingan seluruh masyarakat dalam skala

luas.

Barang dan jasa hanya bisa dinikmati oleh mereka yang

mampu membelinya.

Tujuan pengadaan barang dan jasa publik adalah dipertunjukkan bagi kepentingan seluruh warga

dalam skala luas.

Tujuan pengadaan barang dan jasa adalah diperuntukkan bagi kepentingan internal organisasi.

Page 23: BAB 3 ASP

3.10 PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Asumsi UU No.17/2003 membawa akuntabilitas hasil sebagai catatan yang dipertanggungjawabkan.oleh karena itu,model pelaporan keuangan sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban mulai dirancang dan diterapkan sebagaimana yang diterapkan di Amerika Serikat,Kanada,serta Selandia Baru. Pada bulan juni 1999,Amerika Serikat melalui Governmental Accounting Standards Board (GASB) mengeluarkan GASB statement No.34 “Basic Financial Statement and Management’s Discussion and Analysis for State and local Government,”dimana model pelaporan keuangan diterapkan untuk pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Bentuk dan penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh berbagai factor,seperti sifat lembaga sector public,system pemerintahan suatu Negara,mekanisme pengelolaan keuangan , dan system anggaran Negara.

Page 24: BAB 3 ASP

3.10 PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Sementara itu,berbagai persamaan akuntansi sector public dan akuntansi swasta juga dapat disebutkan sebagai berikut:1. Kriteria validitas dan reliabilitas dokumen sumber.2. Pelaporan keuangan lebih ditentukan oleh fungsi

akuntabilitas public.3. Siklus akuntansi dapat diperbandingkan.4. Standar akuntansi keuangan yang ditetapkan

organisasi independen.5. Laporan keuangan pemerintahan dan organisasi

swasta bisa diakui sebagai dasar hukum.

Page 25: BAB 3 ASP

3.11 AUDIT DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Audit sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis (swasta). Audit sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti sektor pemerintahan daerah (pemda), BUMN, BUMD, dan instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan negara, partai politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, serta organisasi sosial lainnya. Sementara itu, audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang bersifat mencari laba.

Audit sektor publik dan audit sektor bisnis (swasta) sama-sama terdiri dari dari Audit Keuangan (Financial Audit ), Audit Kinerja (Performance Audit), dan Audit untuk Tujuan Khusus (Special Audit). Pada bagian selanjutnya, akan dibahas mengenai jenis-jenis audit sektor publik

Page 26: BAB 3 ASP

3.12 PERTANGGUNGJAWABAN DALAM SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS (SWASTA)

Pertanggungjawaban

Sektor Publik Sektor Bisnis (Swasta)

Pertanggungjawaban merupakan upaya konkret dalam

mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan

organisasi sektor publik.

Pertanggungjawaban merupakan upaya konkret dalam

mewujudkan akuntabilitas dan transparansi di lingkungan organisasi bisnis (swasta).

Pertanggungjawaban dilakukan kepada masyarakat, konstituen,

dan dewan pengampu di LSM atau yayasan.

Pertanggungjawaban dilakukan kepada stakeholders dan

pemegang saham oleh pengelola organisasi bisnis (swasta).

Page 27: BAB 3 ASP

THANKS FOR YOUR ATTENTION