29
59 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat asosiatif, dimana didalam penelitian ini, peneliti membahas bagaimana kontribusi atau pengaruh dan hubungan antar variabel, yaitu antara variabel X1 (efisiensi penerapan e-travel), variabel X2 (efektifitas penerapan e- travel) dan variabel Y (kinerja perusahaan). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab keingintahuan dan keraguan peneliti atas bagaimana secara detailnya efisiensi dan efektifitas penerapan e-travel tersebut dapat berkontribusi atau mempengaruhi kinerja didalam perusahaan, serta bagaimana dan seberapa besar kontribusi atau pengaruh dan hubungan antar variabelnya. Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menetapkan beberapa langkah didalam sebuah metode untuk melakukan penelitian ini dengan cara: 1. Melakukan studi kepustakaan untuk mempelajari dan memperdalam semua hal yang berkaitan dengan laporan penelitian ini. 2. Melakukan observasi terhadap sistem yang sedang berjalan didalam perusahaan. 3. Melakukan wawancara singkat untuk mengetahui kondisi dan situasi perusahaan saat ini yang nantinya akan dideskripsikan didalam five force porter analysis. 4. Menyebarkan kuesioner kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan sebagai sampel didalam penelitian ini guna untuk memperoleh data penelitian. Kuesioner yang dirancang yang akan disebarkan, diukur dengan Skala Likert (merupakan skala yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai yang absolut). Menurut Sugiyono (2006, p86), Skala Likert digunakan untuk mengukur

BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

59

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan penelitian

ini adalah penelitian yang bersifat asosiatif, dimana didalam penelitian ini, peneliti

membahas bagaimana kontribusi atau pengaruh dan hubungan antar variabel, yaitu

antara variabel X1 (efisiensi penerapan e-travel), variabel X2 (efektifitas penerapan e-

travel) dan variabel Y (kinerja perusahaan). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab

keingintahuan dan keraguan peneliti atas bagaimana secara detailnya efisiensi dan

efektifitas penerapan e-travel tersebut dapat berkontribusi atau mempengaruhi kinerja

didalam perusahaan, serta bagaimana dan seberapa besar kontribusi atau pengaruh dan

hubungan antar variabelnya.

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menetapkan beberapa langkah didalam

sebuah metode untuk melakukan penelitian ini dengan cara:

1. Melakukan studi kepustakaan untuk mempelajari dan memperdalam semua hal yang

berkaitan dengan laporan penelitian ini.

2. Melakukan observasi terhadap sistem yang sedang berjalan didalam perusahaan.

3. Melakukan wawancara singkat untuk mengetahui kondisi dan situasi perusahaan

saat ini yang nantinya akan dideskripsikan didalam five force porter analysis.

4. Menyebarkan kuesioner kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan sebagai

sampel didalam penelitian ini guna untuk memperoleh data penelitian.

• Kuesioner yang dirancang yang akan disebarkan, diukur dengan Skala Likert

(merupakan skala yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai yang

absolut). Menurut Sugiyono (2006, p86), Skala Likert digunakan untuk mengukur

Page 2: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

60

sikap, pendapat dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Dalam skala likert, kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar

setuju atau tidak setuju saja melainkan dibuat dengan lebih banyak

kemungkinan jawaban. Jawaban dari item instrumen yang menggunakan skala

likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-

kata antara lain:

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Cukup Setuju

4. Tidak Setuju

5. Sangat Tidak Setuju

Jawaban atas pertanyaan atau pernyataan ini sebelum diolah diberikan

pembobotan terlebih dahulu seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Skor Skala Likert

Skor Penilaian

5 Sangat Setuju

4 Setuju

3 Cukup Setuju

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Sumber: Supranto (2003, P: 64)

Page 3: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

61

• Hasil data yang diperoleh merupakan data ordinal yang harus ditransformasikan

terlebih dahulu menjadi data interval guna untuk memenuhi persyaratan didalam

melakukan analisis yang bersifat parametrik.

• Hasil data yang diperoleh dan dihasilkan dari kuesioner melalui pengukuran dan

pembobotan skala likert dan hasil transformasi data, merupakan data mentah

yang belum diketahui valid dan reliabel serta berdistribusi secara normal atau

tidaknya. Maka dari pada itu, hasil data tersebut perlu diuji melalui uji validitas

dan reliabilitas serta uji normalitas data melalui software SPSS versi 14.

• Jika data tidak valid dan reliabel serta berdsitribusi normal, maka saya selaku

peneliti membuat ulang kuesioner dan menyebarkannya kembali. Jika data valid

dan reliabel serta berdistribusi normal, maka data penelitian tersebut akan

diproses didalam analisis statistik, yaitu melalui metode analisis jalur (path

analysis) untuk mengetahui bagaimana hubungan dan kontribusi atau pengaruh

antar variabelnya.

• Merancang Hipotesis.

• Melakukan analisis statistik – analisis jalur (path analysis) dengan program SPSS

versi 14.

• Melakukan interpretasi data dari output yang dihasilkan dari analisis jalur (path

analysis).

• Menguji atau menjawab hipotesis dan mengambil keputusan atas hipotesis yang

telah dirancang oleh peneliti.

5. Menarik hasil dan kesimpulan serta memberikan saran-saran yang bermanfaat untuk

pihak perusahaan.

Page 4: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

62

3.2 Operasional Variabel Penelitian

Didalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai variabel-variabel yang diteliti.

Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Secara

konseptual variabel dapat kita bagi menjadi empat bagian utama, yaitu:

1. Variabel Dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah

pengamatan.

2. Variabel Independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam

variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi

variabel nantinya.

3. Moderating Variabel adalah variabel yang mempunyai dampak kontinjensi yang kuat

pada hubungan variabel dependen dan independen.

4. Intervening Variabel adalah faktor yang secara teori berpengaruh pada fenomena

yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi, namun dampaknya

dapat disimpulkan berdasarkan variabel independen dan moderating terhadap

fenomena yang diamati.

Adapun operasional variabel didalam penelitian yang telah peneliti rancang adalah

seperti yang tertera dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Jenis Data Macam Data Sumber Data Time Horison

Efisiensi

Penerapan

E-Travel (X1)

Menurut Arfan

(www.arfanhy.blog

spot.com/2008/01/

efisiensi.html):

• Biaya

• Waktu

• Tenaga

Kuantitatif Primer Responden Cross Section

Page 5: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

63

• Pikiran

• Ruang

• Bahan

Efektifitas

Penerapan

E-Travel (X2)

• Sistem

Pengoperasian

(Aras, 2003, p6)

• Sistem

Pengaplikasian

(Aras, 2003, p6)

• Hasil (Output)

(Budi, 2005,

p20)

• Tujuan (Chester

Barnard –

Prawirosentono,

2002, p28)

Kuantitatif Primer Responden Cross Section

Kinerja

Perusahaan (Y)

Menurut Aras

(2003, p7):

• SDM

• Leadership

• Produktifitas

• Metode Kerja

• Loyalitas

• Semangat &

Motivasi Kerja

• Sistem

Komunikasi

Kuantitatif Primer Responden Cross Section

Sumber: Peneliti

Indikator dari variabel-variabel pada tabel 3.2 tersebut digunakan untuk membuat

kuesioner. Adapun langkah-langkah untuk membuat kuesioner adalah sebagai berikut:

Page 6: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

64

1. Mempertegas terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan setiap variabel-

variabel yang akan diteliti.

2. Menetapkan sebuah Konstrak, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang akan

diukur.

3. Menetapkan faktor-faktor, yaitu mencoba menemukan unsur-unsur yang ada pada

suatu konstrak.

4. Menyusun butir-butir pertanyaan atau pernyataan, yaitu mencoba menjabarkan

sebuah faktor lebih lanjut dalam berbagai pertanyaan yang langsung berinteraksi

dengan pengisi kuesioner. Dalam setiap konstrak bisa terdiri dari beberapa faktor,

dan setiap faktor bisa terdiri dari beberapa butir pertanyaan, dengan catatan bahwa

bisa juga setiap faktor mempunyai jumlah butir yang tidak sama satu sama dengan

yang lain.

3.3 Jenis & Sumber Data Penelitian

Adapun jenis dan sumber data penelitian yang peneliti tetapkan adalah data

Kuantitatif (data yang bersifat atau berbentuk numerik atau angka), dengan

menggunakan data primer (sumber data yang langsung memberikan datanya kepada

pengumpul data), dimana data tersebut masih berbentuk pernyataan atau pertanyaan

dan perlu dilakukan pengolahan data dengan melakukan pengujian validitas dan

reliabilitas serta normalitas data (untuk mengetahui valid dan reliabel atau tidaknya

sebuah data yang telah diperoleh) agar data dapat diproses kembali ke tahapan analisis

berikutnya, yaitu analisis statistik melalui metode analisis jalur (path analysis) untuk

memperoleh output berupa data dan informasi yang berguna dan penting bagi pihak

perusahaan, masyarakat atau khalayak banyak dan untuk pihak peneliti sendiri.

Page 7: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

65

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data didalam penelitian ini, peneliti menetapkan dan

menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari data-data dengan membaca,

mempelajari dan mengumpulkan teori-teori yang relevan melalui buku-buku, artikel,

jurnal, serta data-data yang diberikan oleh perusahaan yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan

• Observasi sebagai teknik pengumpulan data dimana pihak peneliti terjun

langsung ke lapangan melakukan pengamatan terhadap sistem, strategi, kondisi,

dan situasi perusahaan yang tengah berjalan.

• Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti dan untuk mengetahui informasi dari responden yang lebih mendalam.

• Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Didalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian peneliti adalah PT. Cakrawala

Buana Indonesia. Populasi yang ditetapkan adalah orang-orang yang mengerti mengenai

e-travel (bukan hanya sekedar tahu) dan memiliki interaksi serta keterkaitan dengan

pihak perusahaan. Di dalam perbincangan singkat dengan Pak Hermanto – selaku

pimpinan perusahaan, beliau memberikan saran dan rekomendasi bagi peneliti bahwa

sebaiknya kuesioner disebar di PT. Cakrawala Buana Indonesia (dari komisaris, pimpinan

Page 8: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

66

sampai dengan massangers perusahaan) dan disebar ke rekan-rekan bisnis perusahaan

yang diantara lainnya adalah, pihak outsourching IT perusahaan, suppliers (yaitu

suppliers dominan – suppliers dengan permintaan produk terbanyak dari para pelanggan

PT. Cakrawala Buana Indonesia) di outlet terdekat yang merupakan langganan

perusahaan (seperti Lion Air, Air Asia dan Sriwijaya Air), dan para pelanggan yang

didominasi dan sifatnya adalah organisasi atau perusahaan (bukan pelanggan individu)

yang memiliki hubungan kerja sama dengan PT. Cakrawala Buana Indonesia (untuk

pelanggan PT. Cakrawala Buana Indonesia yang sifatnya organisasi atau perusahaan

dipilih satu orang responden saja yang mewakili pihak organisasi atau perusahaan yang

bersangkutan). Pak Hermanto memberikan deskripsi populasi yang ada yaitu tidak lebih

dari atau sama dengan 50 orang. Dengan membawa surat keterangan permohonan izin

untuk menyebarkan kusioner dari PT. Cakrawala Buana Indonesia dan dibantu oleh para

customer service dan massangers perusahaan, peneliti menyebarkan kuesioner ke

populasi yang sudah ditetapkan dan direkomendasikan oleh Pak Hermanto – selaku

pimpinan perusahaan. Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan probability

sampling. Menurut Sugiyono (2006, p74), probability sampling adalah teknik sampling

(teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

3.6 Teknik Pengolahan Sampel

Untuk mengolah sampel dari populasi yang ada, peneliti menggunakan teknik simple

random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, (Sugiyono, 2006,

p74). Untuk menentukan jumlah sampelnya, peneliti menggunakan Teknik Slovin dengan

menetapkan tingkat kesalahan 1% untuk populasi yang berjumlah 50 orang, yang

metode penghitungannya adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

67

n = N / 1 + (Ne2)

n = 50 / 1 + (50 x (0,01)2)

n = 50 / 1,005

n = 49,75 50 (pembulatan dari 49,75) orang yang dijadikan sebagai sampel atau

responden

Keterangan:

n = Jumlah responden atau sampel (49,75 dibulatkan menjadi 50 orang)

N = Jumlah populasi (50 orang)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditorerir (1%).

Setelah itu setiap responden diminta untuk mengisi kuesioner yang disebar yang

berisikan beberapa pernyataan atau pertanyaan tertulis yang tersedia. Kuesioner atas

pernyataan atau pertanyaan yang telah terdapat skor dan pembobotannya, disebar ke

para responden dengan himbauan dan bimbingan peneliti, kuesioner diisi oleh para

responden dengan tujuan untuk mendapatkan data awal yang masih merupakan data

mentah yang perlu dilakukan pengolahan dan proses lebih lanjut melalui analisis statistik

dengan maksud untuk memperoleh data dan informasi penting yang berguna bagi

perusahaan, masyarakat (khalayak banyak) dan untuk pihak peneliti sendiri.

3.7 Metode Analisis

Di dalam penelitian ini, peneliti menetapkan dua macam metode analisis, yaitu

dengan menggunakan five force porter analysis (yang bertujuan untuk mengetahui serta

menggambarkan kondisi dan situasi perusahaan saat ini) dan analisis statistik berupa uji

validitas dan reliabilitas data dan analisis jalur – path analysis (sebuah paket analisis

statistik yang tersedia didalam SPSS versi 14 yang digunakan untuk mengukur hubungan

Page 10: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

68

dan pengaruh atau kontribusi antara ketiga variabel tersebut). Adapun sedikit gambaran

atas metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.7.1 Lima Strategi Bersaing Porter

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan bersaing bilamana memiliki

sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik konsumen dan mempertahankan

diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan perusahaan. Strategi bersaing

perusahaan merupakan langkah-langkah strategis yang terencana maupun tidak

terencana untuk dapat memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat menarik

perhatian konsumen, memperkuat posisi dalam pasar dan bertahan terhadap

tekanan persaingan. Keunggulan bersaing dalam pasar akan memudahkan

perusahaan untuk meraih keuntungan lebiih besar daripada pesaing dan

memberikan kesempatan hidup lebih lama dalam persaingan.

Menurut Michael R. Porter yang dikutip dari buku Hariadi, Bambang (2003, P:

49), pola umum peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkan lima kekuatan

yang masing-masing saling menekan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

Kekuatan tersebut barasal dari tekanan lima kekuatan persaingan dalam industri

(five force model):

1. Ancaman Pendatang Baru (The Threats Of New Entrants)

Setiap pasar mempunyai potensi masuknya pendatang baru yang ingin ikut

meramaikan lalu lintas transaksi didalamnya. Pendatang baru jelas akan

menambah kapasitas terpasang dalam pasar serta tambahan sumber daya yang

potensial. Pendatang baru ini dapat menjadi ancaman bagi pemain lama, karena

dapat mengurangi keuntungan yang didapat atau dapat saja menambah daya

tarik industri yang bersangkutan. Seberapa jauh tingkat keseriusan ancaman ini

Page 11: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

69

akan tergantung pada dua hal, yaitu rintangan penghalang masuk serta

bagaimana reaksi pemain lama terhadap pendatang baru tersebut.

2. Daya Tawar Konsumen (The Bargaining Power Of Customer)

Kekuatan tawar pembeli dapat bergerak dari posisi lemah sampai kuat. Pembeli

mempunyai kekuatan tawar-menawar dalam berbagai situasi. Makin kuat

seorang pembeli makin kuat posisi pembeli untuk mendapatkan konsesi harga

dan syarat-syarat pembelian yang lunak. Pembeli berada dalam posisi yang

semakin kuat jika biaya pindah ke penjual lain, merk lain atau barang substitusi

tidak sulit dan murah. Pembeli sangat fleksibel untuk membeli dari supplier

manapun dan kapanpun, sehingga mempunyai ruang untuk bernegosiasi dengan

penjual.

3. Daya Tawar Pemasok (The Bargaining Power Of Suppliers)

Menurut Michael, A. Hit (2003, P: 74), mengatakan bahwa peningkatan harga

dan pengurangan kualitas produk yang dijual adalah cara-cara potensial yang

dapat dilakukan supplier untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap

perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Jika suatu

perusahaan tidak mampu memulihkan kenaikan biayanya melalui struktur

harganya, profitabilitasnya dikurangi dengan tindakan-tindakan supplier-nya.

Sekelompok supplier berpengaruh ketika:

• Kelompok tersebut didominasi oleh sedikit perusahaan-perusahaan besar

dan lebih terkonsentrasi daripada industri yang dilayaninya.

• Produk pengganti yang memuaskan tidak tersedia bagi perusahaan-

perusahaan dalam industri tersebut.

• Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut bukan merupakan

pelanggan yang signifikan bagi kelompok supplier.

• Barang-barang supplier itu kritikal bagi keberhasilan pasar pembeli.

Page 12: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

70

• Efektifitas produk supplier telah menciptakan biaya switching cost yang

tinggi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

• Supplier-supplier menjadi ancaman yang dapat dipercaya untuk

mengintegrasikan kedapan kedalam industri pembelinya.

4. Ancaman Produk Atau Jasa Substitusi (The Threats Of Substitutes

Products Or Services)

Produk dan jasa perusahaan sering menghadapi persaingan yang ketat dengan

produk atau jasa dari industri lain yang dapat menjadi alternatif bagi konsumen

untuk memilih atau menjadi penganti jika produk atau jasa tersebut memiliki

fungsi yang serupa. Tekanan persainga dari produk substitusi akan mendorong

suatu perusahaan menjalankan suatu strategi untuk meyakinkan pelanggan

bahwa produk atau jasa mereka berbeda dengan produk atau jasa substitusi

melalui berbagai bentuk differentiate strategy seperti harga yang bersaing,

kualitas yang berbeda, pelayanan yang lebih baik dan kinerja yang lebih sesuai

dengan keinginan konsumen atau kombinasi.

5. Persaingan Diantara Kontestan Yang Ada (The Jockeying Amoung

Current Contestants Or Rivalry Amoung Existing Firms)

Persaingan diantara sesama penjual timbul karena mereka saling berlomba

untuk mengalahkan satu sama lain untuk menarik hati konsumen. Beberapa

penjual juga saling bertentangan melihat adanya peluang untuk memenuhi

kebutuhan konsumen lebih baik atau mereka berada dalam tekanan untuk

memperbaiki kinerjanya. Berikut adalah kondisi umum yang dapat

mempengaruhi tempo persaingan antar penjual dalam suatu industri tertentu,

yaitu:

Page 13: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

71

• Intensitas persaingan makin meningkat jika jumlah pelaku bisnis bertambah

banyak dan kemampuan maupun ukuran mereka relatif seimbang.

• Persaingan makin tajam jika pertumbuhan permintaan menunjukkan tanda-

tanda melambat.

• Persaiangan akan lebih tajam jika adanya kondisi industri tertentu yang

mendorong perusahaan untuk melakukan pemotongan harga atau taktik lain

untuk meningkatkan volume penjualan.

• Persaingan makin tajam jika satu atau dua pesaing berusaha melakukan

gerakan strategis yang agresif untuk memperbaiki posisinya dengan

memanfaatkan kelemahan pesaingnya.

• Persaingan makin kuat jika biaya keluar dari pasar lebih besar daripada biaya

bertahan dan tetap bersaing di arena tersebut.

• Persaingan akan semakin tajam jika situasi yang dihadapi agak sulit

diramalkan. Seperti sangat beragamnya strategi perusahaan, lemahnya

penegakkan hukum dan kurangnya kepatuhan pada etika bisnis.

Kelima kekuatan persaingan (five force model) juga menggambarkan jenis

persaingan vertikal dan horizontal. Persaiangan horizontal merupakan persaingan

diantara perusahaan pada industri yang sama. Sedangkan persaingan vertikal

merupakan persaingan diantara dan didalam saluran distribusi.

Page 14: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

72

3.7.2 Analisis Statistik

Statistik dalam prakteknya berhubungan dengan banyak angka, sehingga bisa

diartikan “numerical description”. Selain itu analisis statistik digunakan untuk

berbagai analisis terhadap data, seperti melakukan peramalan (forecasting),

melakukan berbagai uji hipotesis dan kegunaan lainnya. Didalam penelitian ini,

peneliti menggunakan analisis statistik berupa:

Ancaman Pendatang Baru Potensial (Threat Of New Entrants)

Para Pesaing Industri (Competitors)

Persaingan Diantara Perusahaan Yang

Ada

Pembeli (Buyers)

Pemasok (Suppliers)

Ancaman Jasa Substitusi (Threat Of Subtitutes Products Or Services)

Kekuatan Tawar – Menawar Pemasok

Kekuatan Tawar – Menawar Pembeli

Gambar 3.1 Five Force Model Of Porter

Sumber: David, Freed (2006, P: 131)

Page 15: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

73

3.7.2.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p30),

mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi

sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya

berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan

menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Langkah-langkah

transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai berikut:

a. pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang

disebarkan.

b. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4

dan 5 yang disebut sebagai frekuensi

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

proporsi.

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi

secara berurutan perkolom skor.

e. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi

kumulatif yang diperoleh.

f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan

menggunakan tabel tinggi densitas).

g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:

NS = (Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)

(Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)

h. Tentukan nilai transformasi dengan rumus: Y = NS + [1 + l NSmin l]

Page 16: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

74

3.7.2.2 Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas Data

Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir

pertanyaan atau pernyataan yang ada dalam sebuah angket atau kuesioner,

apakah isi dari butir pertanyaan atau pernyataan tersebut sudah valid dan

reliabel. Analisis dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu, baru diikuti

oleh uji reliabilitas. Jadi jika sebuah butir tidak valid, baru otomatis ia dibuang.

Butir-butir yang sudah valid baru kemudian secara bersama diukur

reliabilitasnya. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu

keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel.

Uji Validitas Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p183), esensi dari validitas adalah

akurasi. suatu instrument pengukuran dikatakan valid, jika instrument tersebut

mengukur apa yang seharusnya diukur. Pendekatan yang digunakan dalam

menguji validitas adalah dengan menggunakan pearson product moment dengan

mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan (sebagai variabel X) dengan skor

total (variabel Y). Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini menurut

Singgih Santoso (2005, p135) adalah:

• Jika r hasil > r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut adalah valid.

• Jika r hasil < r tabel maka butir atau pertanyaan tersebut adalah tidak valid.

Sebuah skala pengukuran dapat didefinisikan sebagai sejauh mana

perbedaan antara skor dari hasil observasi (observed scale score) menunjukkan

perbedaan yang sebenarnya antar objek atau responden pada karakteristik yang

diukur dan bukan karena adanya sistematik atau random error.

Validitas artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat atau

instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. jadi dapat dikatakan semakin

Page 17: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

75

tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur itu mengenai sasarannya, atau

semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

Menurut Sugiyono (2004, p114), pengujian validitas instrumen dengan

menggunakan pengujian validitas konstruksi (construct validity). Untuk menguji

validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).

dalam hal ini setelah instrumen di konstruksi tentang aspek-aspek yang akan

diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan

dengan para ahli.

Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris

dilapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen

tersebut dicobakan pada sampel darimana populasi diambil. Jumlah sempel yang

digunakan dalam pengujian ini berjumlah 47 orang. Setelah data ditabulasikan,

maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu

dengan mengkolerasikan score faktor dengan score total. Bila korelasi tiap faktor

tersebut positif dan nilai r hitungnya lebih besar (>) keatas dari r tabel, maka

faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor

itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi

yang baik.

Uji Reliabilitas Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p180), konsep reliabilitas dapat

dipahami melalui ide dasar konsep tersebut, yaitu konsistensi. Pengukuran

reliabilitas menggunakan indeks numerik yang disebut dengan koefisien. Uji

reliabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner. untuk itu

dilakukan uji reliabilitas pada instrument penelitian dengan menggunakan teknik

reliabilitas metode cronbach’s alpha. Dasar pengambilan keputusan menurut

Modul Laboratorium Statistika Universitas Bina Nusantara (2006, p53), yaitu:

Page 18: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

76

• Bila alpha > 0,6 maka kuesioner yang diuji reliabel.

• Bila alpha < 0,6 maka kuesioner yang diuji tidak reliabel.

Menurut Sarwono (2006, p219), reliabilitas menunjukkan pada konsisten dan

stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada

masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Kriteria menyebutkan jika korelasi

sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka butir-butir pertanyaan atau

pernyataan reliabel. Dimana terlihat hasil analisis kedua bahwa semua butir pada

kolom cronbach’s alpha. Terdapat beberapa cara atau model untuk menghitung

reliabilitas, yaitu sebagai berikut:

• Tes ulang: Tes ini dilakukan dengan cara menguji kuesioner pada kelompok

tertentu, misalnya A, kemudian dilihat skornya. Beberapa waktu kemudian

kuesioner yang sama diujikan pada kelompok yang sama. Kedua skor

dikorelasikan. Jika hasil korelasi lebih besar sama dengan (>) 0,6 maka

instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

• Tes paralel: Tes ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada

kelompok tertentu, kemudian kelompok tersebut dites dengan menggunakan

instrumen yang diisi pertanyaan ekuivalen. Kemudian nilai kedua tes

tersebut dikorelasikan. Jika hasil korelasi lebih besar sama dengan (>) 0,6

maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

• Tes belah dua: Tes ini dilakukan dengan cara membagi skor tersebut secara

random dalam bentuk genap dan ganjil dari semua jawaban responden

kemudian kelompok ganjil dan genap dihitung. Hasilnya dikorelasikan

dengan menggunakan korelasi spearman brown. Jika hasil korelasi lebih

besar sama dengan (>) 0,6 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

Page 19: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

77

Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengukur apakah data memiliki distribusi

normal sehingga dapat memenuhi persyaratan untuk menggunakan statistik

parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smilnov.

Kriteria pengujian :

a. Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data

berdistribusi normal.

b. Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05, maka data tidak

berdistribusi normal.

3.7.2.3 Koefisien Korelasi

Korelasi adalah asosiasi (hubungan) antara variabel-variabel yang diminati,

apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan

antara variabel-variabel dalam populasi asal sampel, jika ada hubungan,

seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Keeratan hubungan itu

dinyatakan dengan nama koefisien korelasi atau bisa disebut korelasi saja. Perlu

dicatat bahwa dalam korelasi, kita belum menentukan dengan pasti variabel

independen dan dependennya. Koefisien korelasi merupakan alat statistk yang

digunakan untuk mengetahui suatu variabel berkaitan dengan variabel lainnya

secara linier. Apabila ternyata hasil analisis menunjukkan hubungan yang cukup

erat, maka analisis dilanjutkan ke analisis regresi sebagai alat meramalkan atau

forecasting yang sangat berguna untuk perencanaan. Interpretasi koefisien

korelasi tergantung pada asumsi yang kita buat terhadap vaiabel X dan Y.

Apabila X dan Y bervariasi (X dan Y kedua-duanya konstan) atau disebut variabel

acak, maka koefisien korelasi akan mengukur covariability atau variasi

bersamaan antara x dan y. Didalam analisis regresi analisis koefisien korelasi

Page 20: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

78

digunakan untuk mengukur cocok atau tepatnya garis regresi sebagai

pendekatan data hasil observasi (Supranto, 2003, p202). Persamaan korelasi

adalah sebagai berikut:

r = ])([])([

)(2222

1111

iiii XYnXXn

YxYxn

∑∑∑ ∑ ∑

−−

Pengujian Hipotesis dapat dituliskan seperti dibawah ini:

H0 = 0: tak ada hubungan antara X dan Y

Ha ≠ 0: ada hubungan

Ha > 0: ada hubungan positif

Ha < 0: ada hubungan negatif

Kuat atau lemahnya hubungan antar variabel berdasarkan:

• I r I > 0,5 hubungan antar variabel kuat.

• I r I < 0,5 hubungan antar variabel lemah.

Korelasi dibagi menjadi dua yaitu:

• Korelasi Bivariat adalah hubungan diantara hasil-hasil pengamatan dari

populasi yang mempunyai dua varian.

• Korelasi Partial adalah pembahasan mengenai hubungan linier antar dua

variabel dengan melakukan kontrol terhadap satu atau lebih variabel

tambahan (disebut variabel kontrol).

3.7.2.4 Analisis Jalur (Path Analysis)

Model path analisis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak

Page 21: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

79

langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat

(endogen).

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p115),

teknik analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan

(kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari

hubungan kausal dari variabel X1 dan X2 terhadap Y.

Asumsi-Asumsi Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p2),

asumsi yang mendasari path analisis adalah:

1. Hubungan antar variabel bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas

yang berbalik.

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau ratio.

4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel

untuk memberikan peluang pada setiap anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel.

5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliabel).

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep yang relevan, artinya model teori yang

dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang

mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

Langkah-Langkah Pengujian Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p116),

terdapat beberapa langkah pengujian path analysis, yaitu sebagai berikut:

Page 22: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

80

1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural.

struktur: Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + ρyε1

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi.

a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan

rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai dengan hipotesis yang

diajukan. Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi

secara signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

Persamaan regresi ganda: Y = a + b1X1 + b2X2 + ε1

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang

distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah

diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata

= 0 dan standar deviasi = 1. Koefisien jalur yang distandarkan (standardized

path coefficient) digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan

memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang

diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan coefficient yang

dinyatakan sebagai standardized coefficient atau dikenal dengan nilai beta.

Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan atau

variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien pathnya adalah

sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan).

a. kaidah pengujian signifikasi secara manual: menggunakan tabel F

F = (n – k – 1)R2YXk

K(1 – R2YXK)

Page 23: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

81

Keterangan: n = jumlah sampel

K = jumlah variabel eksogen

R2YXK = Rsquare

Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak Ha diterima yang artinya

signifikan.

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima Ha ditolak yang artinya tidek

signifikan.

Dengan taraf signifikan (α) = 0,05

Mencari nilai F tabel menggunakan tabel F dengan rumus:

F tabel = F[(1 – α)(dk = k), (dk = n – k – 1)] atau F[(1 – α)(v1 = k), (v2 = n – k – 1)]

Cara mencari F tabel: nilai (dk = k) atau v1 disebut nilai pembilang

nilai (dk = n – k – 1) atau v2 disebut nilai

penyebut

b. Kaidah pengujian signifikasi: program SPSS

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas signifikan atau (0,05 < sig), maka Ho diterima Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas signifikan atau (0,05 > sig), maka Ho ditolak Ha

diterima, artinya signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara individu.

Secara individual uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung dengan

rumus (Kusnendi, 2005, P: 12):

tk = ρk ;(dk = n – k – 1)

sepk

Page 24: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

82

Keterangan:

Statistik seρX1 diperoleh dari hasil komputerisasi SPSS untuk analisis regresi

setelah data ordinal ditransformasikan ke interval.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur bandingan antara

nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

signifikan atau (0,05 < sig), maka Ho diterima Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas signifikan atau (0,05 > sig), maka Ho diterima Ha ditolak,

artinya signifikan.

5. Menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

Sumber: Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, P: 119)

X1

X2

Y

ε1

ρyx1

ρyx2

r12

Gambar 3.2 Jalur Hubungan Kausal Empiris

Page 25: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

83

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Adapun Hipotesis yang peneliti gunakan adalah hipotesis asosiatif yang menjelaskan

pengaruh dan hubungan antar variabel. Hipotesis yang telah saya rancang adalah

sebagai berikut:

1. Hipotesis Korelasi

• Hipotesis 1

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel

(X1) dengan kinerja perusahaan (Y).

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel (X1)

dengan kinerja perusahaan (Y).

Yang dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika signifikan > α, maka Ho diterima, Ha Ditolak. Yang berarti: Tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel (X1)

dengan kinerja perusahaan (Y).

Jika signifikan < α, maka Ha diterima, Ho ditolak. Yang berarti: Terdapat

hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel (X1) dengan

kinerja perusahaan (Y).

Dengan ketentuan, α = 0,05 dan dengan tingkat kepercayaan (1 – α) =

95%.

• Hipotesis 2

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efektifitas penerapan e-

travel (X2) dengan kinerja perusahaan (Y).

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara efektifitas penerapan e-travel

(X2) dengan kinerja perusahaan (Y).

Yang dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Page 26: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

84

Jika signifikan > α, maka Ho diterima, Ha Ditolak. Yang berarti: Tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara efektifitas penerapan e-travel (X2)

dengan kinerja perusahaan (Y).

Jika signifikan < α, maka Ha diterima, Ho ditolak. Yang berarti: Terdapat

hubungan yang signifikan antara efektifitas penerapan e-travel (X2) dengan

kinerja perusahaan (Y).

Dengan ketentuan, α = 0,05 dan dengan tingkat kepercayaan (1 – α) =

95%.

• Hipotesis 3

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel

(X1) dengan efektifitas penerapan e-travel (X2).

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel (X1)

dengan efektifitas penerapan e-travel (X2).

Yang dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika signifikan > α, maka Ho diterima, Ha Ditolak. Yang berarti: Tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel (X1)

dengan efektifitas penerapan e-travel (X2).

Jika signifikan < α, maka Ha diterima, Ho ditolak. Yang berarti: Terdapat

hubungan yang signifikan antara efisiensi penerapan e-travel (X1) dengan

efektifitas penerapan e-travel (X2).

Dengan ketentuan, α = 0,05 dan dengan tingkat kepercayaan (1 – α) =

95%.

Page 27: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

85

2. Hipotesis Analisis Jalur

• Hipotesis 1

Ho: Efisiensi penerapan e-travel (X1) dan efektifitas penerapan e-travel (X2)

tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja

perusahaan (Y).

Ha: Efisiensi penerapan e-travel (X1) dan efektifitas penerapan e-travel (X2)

berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perusahaan

(Y).

Yang dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika signifikan > α, maka Ho diterima, Ha Ditolak. Yang berarti: efisiensi

penerapan e-travel (X1) dan efektifitas penerapan e-travel (X2) tidak

berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perusahaan

(Y).

Jika signifikan < α, maka Ha diterima, Ho ditolak. Yang berarti: efisiensi

penerapan e-travel (X1) dan efektifitas penerapan e-travel (X2) berkontribusi

secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y).

Dengan ketentuan, α = 0,05 dan dengan tingkat kepercayaan (1 – α) =

95%.

• Hipotesis 2

Ho: Efisiensi penerapan e-travel (X1) tidak berkontribusi secara simultan dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y).

Ha: Efisiensi penerapan e-travel (X1) berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan (Y).

Yang dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Page 28: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

86

Jika signifikan > α, maka Ho diterima, Ha Ditolak. Yang berarti: efisiensi

penerapan e-travel (X1) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan (Y).

Jika signifikan < α, maka Ha diterima, Ho ditolak. Yang berarti: efisiensi

penerapan e-travel (X1) berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan (Y).

Dengan ketentuan, α = 0,05 dan dengan tingkat kepercayaan (1 – α) =

95%.

• Hipotesis 3

Ho: Efektifitas penerapan e-travel (X2) tidak berkontribusi secara simultan dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y).

Ha: Efektifitas penerapan e-travel (X2) berkontribusi secara simultan dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y).

Yang dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika signifikan > α, maka Ho diterima, Ha Ditolak. Yang berarti: efektifitas

penerapan e-travel (X2) tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan (Y).

Jika signifikan < α, maka Ha diterima, Ho ditolak. Yang berarti: efektifitas

penerapan e-travel (X2) berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan (Y).

Dengan ketentuan, α = 0,05 dan dengan tingkat kepercayaan (1 – α) =

95%.

Page 29: BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2009-1-00279-MN Bab 3.pdf · Adapun jenis penelitian yang peneliti rancang dan desain didalam laporan ... pendapat

87

3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji rancangan hipotesis-hipotesis yang telah

dirancang atau dibuat oleh peneliti pada sub bab sebelumnya. Koefisien dari hasil

pengujian tersebut yang nantinya akan memberikan kemungkinan menolak atau

menerima rancangan hipotesis tersebut. Untuk mengetahui apakah efisensi dan

efektifitas penerapan e-travel telah memberikan dan memiliki hubungan dan pengaruh

atau kontribusi dengan dan terhadap kinerja PT. Cakrawala Buana Indonesia, maka perlu

dilakukan terlebih dahulu analisis penelitian dengan melalui analisis statistik – analisis

jalur (path analysis). Apabila hal-hal tersebut telah dilakukan dan diketahui hasil

perolehannya, maka perusahaan dapat mengetahui bahwa bagaimana dan seberapa

besar hubungan dan pengaruh atau kontribusi antara efisiensi dan efektitas penerapan

e-travel terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut dilakukan atau dicapai oleh peneliti

agar perusahaan dapat memperoleh informasi penting guna memperbaiki,

mempertahankan dan meningkatkan kinerja didalam perusahaannya untuk mencapai

target, harapan dan tujuan bersama.