20
Bab 3 Hal. 1 Bab 3 Masalah Penelitian: Mencari dan Merumuskan Masalah Penelitian Oleh : Nuryaman ________________________________________________________________ Penemuan Masalah Penelitian Kegiatan penelitian mencakup dua tahap yaitu: penemuan masalah dan penemuan pemecahannya. Seperti telah dikemukakan sebelumnya tujuan penelitian ilmiah adalah untuk menemukan alternatif pemecahan dari masalah yang tengah dihadapi oleh manajer perusahaan (applied researh pada bidang bisnis), dan atau pemecahan masalah dari suatu teori/pengetahuan pada bidang ilmu tertentu (basic research). Dengan demikian, merumuskan masalah penelitian merupakan hal paling krusial dalam kegiatan penelitian. Jika masalahnya tidak jelas, maka kegunaan hasil penelitiannyapun tidak jelas. Seperti ungkapan Albert Einstein ”perumusan masalah jauh lebih penting daripada pemecahannya”, ini menandakan kekeliruan dalam merumuskan masalah akan diiukuti dengan kekeliruan/ketidak akuratan dalam merumuskan solusinya, sehingga akhirnya masalah tersebut tidak terselesaikan dengan baik. Masalah dapat didefinisikan sebagai situasi dimana terdapat kesenjangan (gap) antara keadaan sesungguhnnya (fakta) dengan keadaan yang seharusnya, atau keadaan yang diharapkan (idealnya). Misalnya perusahaan pada tahun ini menghadapi situasi laba perusahaan yang cenderung menurun, padahal diharapkan laba perusahaan meningkat atau diharapkan stabil, produktivitas menurun padahal diharapkan meningkat, retur penjualan produk meningkat, atau perusahaan kehilangan pangsa pasar. Situasi gap atau kesenjangan juga dapat terjadi ketika perusahaan menghadapi sebuah „opportunitymenguntungkan yang semestinya perusahaan mampu mendapatkannya, namun kenyataannya gagal memanfaatkan pelunag tersebut. Dalam setiap kegiatan Penelitian, peneliti harus mampu memisahkan antara faktor penyebab (antecedent), masalah sesungguhnya (real problem), dan fenomena, gejala (symptoms), atau peristiwa yang ditemukan sebagai dampak (consequence) dari masalah sesungguhnya. Fenomena yang ditemukan bisa jadi hanyalah merupakan dampak dari masalah

Bab 3. Rumusan Masalah Penelitian

  • Upload
    sofi

  • View
    111

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Metodologi Penelitian Akuntansi

Citation preview

Bab 3 Hal. 1

Bab 3 Masalah Penelitian:

Mencari dan Merumuskan Masalah Penelitian Oleh : Nuryaman

________________________________________________________________

Penemuan Masalah Penelitian

Kegiatan penelitian mencakup dua tahap yaitu: “penemuan masalah dan penemuan

pemecahannya”. Seperti telah dikemukakan sebelumnya tujuan penelitian ilmiah adalah

untuk menemukan alternatif pemecahan dari masalah yang tengah dihadapi oleh manajer

perusahaan (applied researh pada bidang bisnis), dan atau pemecahan masalah dari suatu

teori/pengetahuan pada bidang ilmu tertentu (basic research). Dengan demikian,

merumuskan masalah penelitian merupakan hal paling krusial dalam kegiatan penelitian. Jika

masalahnya tidak jelas, maka kegunaan hasil penelitiannyapun tidak jelas. Seperti ungkapan

Albert Einstein ”perumusan masalah jauh lebih penting daripada pemecahannya”, ini

menandakan kekeliruan dalam merumuskan masalah akan diiukuti dengan kekeliruan/ketidak

akuratan dalam merumuskan solusinya, sehingga akhirnya masalah tersebut tidak

terselesaikan dengan baik.

Masalah dapat didefinisikan sebagai situasi dimana terdapat kesenjangan (gap) antara

keadaan sesungguhnnya (fakta) dengan keadaan yang seharusnya, atau keadaan yang

diharapkan (idealnya). Misalnya perusahaan pada tahun ini menghadapi situasi laba

perusahaan yang cenderung menurun, padahal diharapkan laba perusahaan meningkat atau

diharapkan stabil, produktivitas menurun padahal diharapkan meningkat, retur penjualan

produk meningkat, atau perusahaan kehilangan pangsa pasar. Situasi gap atau kesenjangan

juga dapat terjadi ketika perusahaan menghadapi sebuah „opportunity‟ menguntungkan yang

semestinya perusahaan mampu mendapatkannya, namun kenyataannya gagal memanfaatkan

pelunag tersebut.

Dalam setiap kegiatan Penelitian, peneliti harus mampu memisahkan antara faktor penyebab

(antecedent), masalah sesungguhnya (real problem), dan fenomena, gejala (symptoms), atau

peristiwa yang ditemukan sebagai dampak (consequence) dari masalah sesungguhnya.

Fenomena yang ditemukan bisa jadi hanyalah merupakan dampak dari masalah

Bab 3 Hal. 2

sesungguhnya. Misalnya terdapat situasi kendaraan yang diparkir hilang, situasi ini bukan

masalah tetapi sebuah peristiwa akibat pencurian. Yang menjadi masalah sesungguhnya

adalah siapa pencurinya ?. Seorang pasien sakit demam, ini baru gejala atau fenomena bukan

masalah sesungguhnya. Dokter menduga kuat „masalah sesungguhnya‟ luka di bagian

pencernaan. Pertanyaannya “penyebab luka percernaan tersebut apa” ?. Laba perusahaan

menurun, ini sebuah fenomena sebagai dampak penjualan perusahaan yang menurun drastis.

Masalahnya faktor-faktor apa yang menyebabkan penjualan menurun. Faktor-faktor inilah

yang harus diteliti, dicari dan ditemukan jawabannya. Hasil investigasi ini akan menjadi

informasi berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan dan

pengendalian penjualan, sehingga situasi kerugian yang dialami perusahaan dapat diatasi, dan

berubah menjadi situasi baru yang diharapkan , „profitable‟.

Penelitian dimulai dengan penemuan masalah, tetapi tidak setiap masalah membutuhkan

penelitian, masalah yang dipandang signifikan atau diperkirakan akan memberikan dampak

signifikan biasanya diperlukan penelitian. Jika suatu masalah akan diteliti, maka masalah

tersebut harus dirumuskan secara konkrit, artinya masalah tersebut tidak terlalu umum atau

abstrak, tetapi harus jelas dan spesifik. Untuk dapat mengidentifikasi masalah yang bersifat

umum menjadi masalah yang bersifat spesifik, dalam konteks penelitian bisnis Emory (1996;

60) membedakan masalah pada empat tingkatan. Pertanyaan muncul sebagai refleksi adanya

masalah, maka bentuk masalah dapat dinyatakan dalam bentuk „pertanyaan‟ yaitu :

pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan

pengukuran. 4 (empat) tingkatan pertanyaan tersebut merefleksikan dari adanya empat

tingkatan masalah. Selanjutnya, empat tingkat masalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar : Hirarki Masalah dan Pertanyaan.

Masalah Manajemen - Pertanyaan Manajemen

Masalah Penelitian - Pertanyaan Penelitian

Masalah Investigasi - Pertanyaan Investigasi

Masalah Pengukuran - Pertanyaan Pengukuran

Masalah manajemen suatu keadaan dilematis yang dihadapi manajemen, masih bersifat

umum. Manajemen perlu mengambil tindakan dan keputusan untuk memperbaiki keadaan

dilematis ini, agar bisnis dapat berkembang baik. Kembali pada contoh sebelumnya,

Bab 3 Hal. 3

manajemen perusahaan menghadapi situasi laba perusahaan yang cenderung turun pada

akhir-akhir ini. Masalah ini masih bersifat umum, cenderung baru berupa fenomena, realitas

yang dihadapi dalam kegiatan bisnis. Muncul pertanyaan manajemen “bagaimana

meningkatkan laba”?, pertanyaan ini masih bersifat umum yang muncul dari masalah umum

(masalah manajemen). Manajemen membutuhkan konsultan peneliti untuk memecahkan

masalah atau menjawab pertanyaan manajemen tersebut, di sinilah letak peran peneliti untuk

membantu memecahkan masalah-masalah bisnis.

Masalah Penelitian lebih spesifik dari masalah manajemen. Pencarian masalah penelitian

lebih menekankan pada upaya untuk menemukan masalah sesungguhnya (real problem),

berdasarkan fenomena atau gejala yang ditemukan. Suatu masalah dapat memperlihatkan

berbagai bentuk gejala berbeda. Peneliti harus cermat mengamati berbagai gejala, serta

dengan hati-hati berdasarkan pengetahuan, pengalaman, referensi, serta hasil penelitian

terdahulu merumuskan masalah sesungguh dengan tepat. Ketika penurunan laba menjadi

masalah umum, dan setelah dilakukan pengumpulan data awal dan dianalisis, masalah

sesungguhnya dapat berupa penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan laba. Jika

masalah sesungguhnya penjualan, maka Peneliti akan lebih fokus pada bagaimana

meningkatkan penjualan, dan bukan pada masalah lainnya. Salah satu contoh variable

penelitian pada riset bidang keprilakuan misalnya motivasi kerja. Dampak dari rendahnya

motivasi kerja dapat terlihat dengan munculnya gejala/fenomena absensi karyawan tinggi,

sabotase, produktivitas rendah. Gejala-gejala ini merupakan dampak dari masalah motivasi

kerja. Dengan demikian, tujuan penelitian akan difokuskan pada bagaimana meningkatkan

motivasi kerja, bukan menurunkan absensi karyawan, atau menekan kegiatan demo/sabotase.

Masalah investigasi merupakan alternatif jawaban atau alternatif solusi dari masalah

penelitian. Merumuskan masalah penelitian dan masalah investigatif merupakan suatu

kegiatan yang paling krusial. Sebagai ilustrasi dalam dunia kedokteran identifikasi masalah

penelitian adalah pencarian penyakit/luka sesungguhnya sedang dialami seorang pasien

berdasarkan gejala-gejala yang berhasil diamati misalnya suhu badannya panas, tensi

darahnya meningkat dsb. Sementara identifikasi masalah investigasi adalah pencarian

alternatif solusi/obat yang tepat untuk menyembuhkan masalah/luka yang sedang diderita

pasien. Investigasi alternatif solusi dilakukan melalui proses penelusuran berbagai

kemungkinan faktor-faktor dominan yang menyebabkan timbulnya masalah (antecedent

variable). Penurunan penjualan dapat disebabkan oleh berbagai faktor dominan : promosi

Bab 3 Hal. 4

tidak epektif, distribusi penjualan terganggu, kualitas produk buruk, harga jual tidak

kompeteitif, dll. Jika Peneliti berhasil mengeliminasi berbagai faktor yang tidak signifikan,

serta berhasil merumuskan faktor-faktor yang diduga kuat berkontribusi signifikan dalam

mempengaruhi nilai penjualan produk perusahaan, maka sampai tahapan ini Peneliti telah

berhasil merumuskan masalah penelitian secara tepat.

Masalah-Pertanyaan pengukuran merupakan tahap terakhir dari hirarki masalah di atas.

Dalam proses penelitian, pertanyaan pengukuran dimaksudkan untuk mengumpulkan data

dan fakta di lapangan berkenaan dengan objek yang sedang diamati, agar dapat dilakukan

pengujian empiris. Jika pengumpulan data dilakukan melalui survey maka pertanyaan

pengukuran akan diajukan kepada para responden dengan menggunakan instrumen kuisioner.

Dalam studi observasi, pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh

observer (pengamat) berkenaan dengan suatu objek yang sedang diteliti.

langkah penemuan masalah dapat gambarkan sebagai berikut :

Amati Fenomena,

gejala-gejala yang tengah terjadi

(Masalah umum, consequence)

Identifikasi masalah sesungguhnya

(Masalah penelitian, real problem)

Identifikasi Faktor Penyebab

(Masalah investigasi, antecedent variable)

Setelah masalah berhasil ditemukan, maka selanjutnya masalah penelitian dirumuskan.

Perumusan masalah sedapat mungkin menggunakan kalimat yang jelas, tidak ambiguitas.

Rumusan masalah akan menjadi panduan pada tahapan berikutnya kegiatan penelitian.

Teknik Perumusan Masalah Penelitian

Setelah peneliti berhasil mengidentifikasi masalah penelitian dan masalah investigasinya,

maka selanjutnya masalah ini harus dirumuskan dengan menggunakan format yang yang

Bab 3 Hal. 5

mudah difahami, untuk membantu tahapan penelitian selanjutnya. Kriteria penelitian yang

baik, menghendaki rumusan masalah yang jelas, konkrit. Terdapat dua teknik perumusan

masalah yaitu : (1) rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan; dan (2) rumusan

masalah dalam bentuk kalimat pernyataan dari tujuan penelitian. Kalimat pertanyaan atau

pernyataan dapat dibuat dalam bentuk kalimat deskriptif, perbandingan, atau hubungan sebab

akibat antar variable penelitian tergantung pada tipe masalah penelitiannya.

Berikut adalah contoh rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan :

Contoh. 1.

(1) Bagaimana pengaruh kegiatan promosi terhadap volume penjualan ?

(2) Apakah terdapat hubungan sistem penggajian dengan motivasi kerja ?

(3) Apakah terdapat pengaruh kualitas bahan baku terhadap return penjualan ?

Berikut adalah contoh rumusan masalah dalam bentuk kalimat pernyataan tujuan penelitian :

Contoh.2.

(1) Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh kegiatan promosi terhadap

volume penjualan produk.

(2) Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sistem penggajian dengan motivasi

kerja karyawan

(3) The purpose of this research is to investigated the effect of material quality on sales

return

Contoh. 3. proses penemuan masalah :

Manajemen perusahaan menghadapi suatu fenomena yaitu berdasarkan laporan bagian

keuangan dalam tiga tahun terakhir ini laba perusahan mengalami penurunan drastis, rata-

rata penurunan mendekati angka 20 %. Hal ini tentu menjadi kehawatiran jajaran manajemen

perusahaan, karena jika hal ini dibiarkan akan memberikan dampak negatif terhadap

keberlangsungan perusahaan. Masalah manajemen ini menjadi masalah serius, sehingga

membutuhkan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan, agar bisa keluar dari

situasi ini. Untuk itu, manajemen meminta konsultan peneliti untuk menginvestigasi masalah

manajemen ini, dan memintakan rekomendasi guna melakukan perbaikan.

Bab 3 Hal. 6

Langkah-langkah penemuan masalah Contoh Kasus

Fenomena.

Masalah masih bersifat umum dan biasanya

gejala ini merupakan dampak dari masalah

sesungguhnya.

Laba perusahaan cenderung menurun

Pertanyaan manajemen:

Bagaimana meningkatkan laba ?

Masalah sesungguhnya.

Masalah sesungguhnya akan menjadi

perhatian peneliti untuk membantu menjawab

pertanyaan manajemen. Dalam judul

penelitian, masalah penelitian ini biasanya

dijadikan sebagai variable dependen.

Teridentifikasi masalah sesungguhnya adalah

perusahaan mengalami penurunan omzet

penjualan, dan berdampak pada turunnya

laba perusahaan.

Pertanyaan peneliti :

Faktor utama apa yang mempengaruhi

penjualan ?

Faktor penyebab - Masalah investigasi.

Masalah investigasi merupakan spesifikasi

dari pertanyaan peneliti, lebih fokus pada

variable penyebab yang diduga memberikan

kontribusi/pengaruh signifikan terhadap

masalah sesungguhnya. Berdasarkan hasil

kerangka berfikir dan pengembangan

argumentasi, timbul dugaan kuat (hipotesis)

terdapatnya hubungan/pengaruh variable

tertentu terhadap masalah sesungguhnya.

Dalam proses perumusan judul penelitian,

Variable-variable yang diduga kuat memiliki

pengaruh terhadap masalah sesungguhnya

disebut variable anticedent, dan diposisikan

sebagai variable independen.

Teridentifikasi masalah spesifiknya adalah :

Kualitas produk diduga berpengaruh

signifikan terhadap penjualan.

Pertanyaan investigasi :

-Bagaimana kualitas produk perusahaan ?

-Apakah kualitas produk berpengaruh

terhadap penjualan produk ?

Jika masalahnya cukup rumit satu kali penelitian mungkin belum cukup, suatu kegiatan

penelitian akan dilanjutkan dengan penelitian lanjutan berikutnya. Seperti contoh di atas, jika

peneliti berhasil menemukan bahwa kualitas produk sebagai peyebab utama turunnya

penjualan perusahaan, maka penelitian berikutnya harus diagendakan untuk mencari

penyebab turunnya kualitas produk. Sehingga pada penelitian berikutnya, variable kualitas

produk diposisikan sebagai masalah penelitian (real problem).

Kriterian perumusan masalah penelitian yang baik

Mencari dan menemukan masalah penelitian merupakan langkah krusial dalam proses

kegiatan penelitian, karena tahapan ini akan menentukan keberhasilan tahapan berikutnya.

Fraenkel dan Wallen (1990) mengemukakan masalah penelitian yang baik harus memenuhi

Bab 3 Hal. 7

beberapa kriteria : (1) Masalah harus feaseble, (2) masalah harus jelas, (3) masalah harus

signifikan, dan (4) masalah harus etis.

Masalah penelitian harus feasible

Masalah yang akan diteliti harus masalah yang layak diteliti. Layak dalam segi pendanaan,

waktu, ketersediaan data, dan referensi. Dari segi pendanaan dan waktu, kegiatan penelitian

harus mempertimbangkan „cost and benefit‟. Masalah klasik pada penelitian dasar

diantaranya sumber pendanaan terutama jika riset ini dilaksanakan secara mandiri, maka

untuk mengsiasatinya peneliti dapat membatasi ruang lingkup penelitian, disesuaikan dengan

jumlah dana dan waktu yang tersedia. Selain waktu dan dana, masalah penelitian dipandang

layak jika tersedia data dan referensi. Meskipun masalah penelitiannya menarik, namun jika

data penelitian tidak tersedia atau sulit untuk diperoleh, maka proyek penelitian tersebut tidak

layak untuk dilanjutkan. Apakah referensi yang relevace dengan masalah penelitian tersedia,

terutama journal publikasi penelitian sebelumnya.

Masalah penelitian harus jelas

Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas, sehingga para pembaca akan memiliki

pemahaman yang sama atas masalah tersebut. Rumusan penelitian yang jelas sangat

membantu dalam merumuskan tujuan dan kegunaan penelitian. Tujuan penelitian adalah

untuk memperoleh jawaban, informasi, solusi atas masalah penelitian, maka jika masalahnya

kabur (tidak jelas) akan menghasilkan informasi yang tidak jelas pula kegunaannya.

Kejelasan masalah penelitian, termasuk diantaranya kejelasan variable-variable yang akan

diinvestigasi pada penelitian tersebut, beserta kejelasan bentuk hubungannya.

Masalah penelitian harus signifikan

Hasil penelitin harus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyelesaian masalah

yang tengah dihadapi manajemen perusahaan (applied research), atau memberikan kontribusi

signifikan dalam pengembangan pengetahuan pada bidang ilmu tetentu jika penelitian

tersebut merupakan basic research. Sejauh mana kemanfaatan sebuah karya penelitian, dapat

diukur dari seberapa besar kontribusi hasil penelitian tersebut terhadap pemecahan masalah.

Misalnya, jika penelitian terapan ini berhasil maka perusahaan dapat menghemat biaya

produksi sebesar 20%, atau dapat meningkatkan volume penjualan sebesar 30 %. Contoh

dalam penelitian dasar, tujuan penelitian ingin membuktikan peran audit eksternal sebagai

moderating variable hubungan manajemen laba dengan return saham.

Bab 3 Hal. 8

Masalah Penelitian harus bersifat Etis

Sedapat mungkin rumusan masalah penelitian menghindari hal-hal yang tidak etis. Penelitian

sosial yang dapat menyinggung kelompok keyakinan dan agama tertentu, atau

mendiskreditkan kelompok minoritas tertentu karena menyangkut nilai etika dan moral yang

dipegang kelompok tersebut, tidak akan dapat memberikan kemanfaatan bagi kemaslahatan

masyarakat, bahkan mungkin akan menjadi kontra produktif terhadap cita-cita terbangunnya

masyarakat madani. Pada tataran ini, peneliti harus peka terhadap lingkungan sosial, budaya

yang berkembang di Masyarakat.

Tipe Masalah Penelitian

Pengelompokan tipe masalah penelitian akan disesuikan dengan tipe penelitian, seperti yang

telah dibahas pada Bab sebelumnya. Jika dilihat dari bentuknya, masalah penelitian dapat

terdiri atas : masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif : eksplanatoty atau prediktif.

Rumusan Masalah berdasarkan bentuk masalahnya

Rumusan masalah deskriptif berupa rumusan yang berkenaan dengan eksistensi variable

penelitian. Misalnya peneliti ingin memperoleh gambaran tentang struktur modal,

profitabilitas, dan dividend pay out ratio perusahaan industri sektor manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rumusan masalah deskriptif dapat dinyatakan

sebagai berikut :

1) Bagaimana struktur modal perusahaan industri sektor manufaktur di BEI ?

2) Berapa rata-rata profitabilitas perusahaan industri sektor manufaktur di BEI ?

3) Bagaimana dividend pay out ratio perusahaan ?

Rumusan masalah komparatif berupa rumusan yang membandingkan suatu variable antar

kelompok sample yang berbeda. Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat

likuiditas dan profitabilitas antar kelompok industri manufaktur dengan industri perdagangan.

Rumusan masalah komparatif dapat dinyatakan sebagai berikut :

1) Adakah perbedaan struktur modal antar industri sektor manufaktur dengan sektor

perdagangan di BEI ?

2) Adakah perbedaan tingkat profitabilitas antar industri sektor manufaktur dengan

sektor perdagangan di BEI ?

Bab 3 Hal. 9

3) Adakah perbedaan tingkat dividend pay out ratio antar industri sektor manufaktur

dengan sektor perdagangan di BEI ?

Uji Perbedaan kelompok sample juga dapat dilakukan terhadap kelompok industri yang sama

antar waktu yang berbeda, yang dikenal dengan event study. Misalnya peneliti bertujuan

untuk menguji perbedaan struktur modal, profitabilitas, dan dividend pay out ratio industri

sektor manufaktur saat sebelum krisis dengan saat setelah krisis, maka rumusan masalah

penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut :

1) Adakah perbedaan struktur modal perusahaan industri sektor manufaktur saat sebelum

krisis dengan saat setelah krisis ?

2) Adakah perbedaan profitabiltas perusahaan industri sektor manufaktur saat sebelum

krisis dengan saat setelah krisis ?

3) Adakah perbedaan dividend pay out ratio perusahaan sektor manufaktur saat sebelum

krisis dengan saat setelah krisis ?

Rumusan masalah asosiatif berupa rumusan yang bersifat hubungan antar dua atau lebih

variable penelitian. Hubungan asosiatif dapat berbentuk hubungan korelasional dan

hubungan kausalitas. Perbedaannya terletak pada posisi variabel penelitiannya. Hubungan

korelasional ditandai dengan kemunculan variable penelitian terjadi bersamaan, variable-

variable tersebut diidentifikasi memiliki hubungan tetapi tidak bersifat sebab akibat.

Sedangkan pada hubungan kausalitas terdapat hubungan sebaba akibat. Pada hubungan

kausalitas terdapat variable yang mempengaruhi (variable independen) yang mana perubahan

nilai variable ini dapat berpengaruh pada variable yang dipengaruhi (variable dependen).

Pada contoh di atas, dimisalkan tujuan penelitian tersebut ingin menguji hubungan kausalitas

pengaruh struktur modal dan solvabilitas terhadap profitabilitas, dan menguji pengaruh

profitabilitas terhadap dividend pay out ratio perusahaan. Rumusan masalah penelitian dapat

dinyatakan sebagai berikut :

1) Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan industri sektor

manufaktur di BEI ?

2) Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas perusahaan sektor manufaktur

di BEI ?

3) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap dividend pay out ratio perusahaan industri

sektor manufaktur di BEI ?

Bab 3 Hal. 10

Contoh rumusan masalah hubungan korelasional :

1) Apakah ada hubungan partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam proses

pengembangan sistem informasi.

2) Apakah ada hubungan kepuasan tenaga pemasaran produk perusahaan dengan

konsumen produk perusahaan.

Seperti dijelaskan di muka rumusan masalah dapat juga dinyatakan dalam format kalimat

pernyataan, bukan kalimat pertanyaan. Dengan demikian, jika rumusan masalah penelitian

tersebut dibuat dalam bentuk kalimat pernyataan maka rumusannya sebagai berikut :

1) Tujuan penelitin ini untuk menguji pengaruh likuiditas perusahaan terhadap

profitabiltas perusahaan, studi pada industri sektor manufaktur di BEI.

2) Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh struktur modal perusahaan terhadap

profitabilitas perusahaan.

3) Penelitin ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap dividen pay

aout ratio perusahaan, studi pada industri sektor manufaktur di BEI.

Jumlah variable yang akan diamati tergantung pada tujuan dan kepentingan penelitian itu

sendiri. Tidak benar kalau ada yang berpendapat bahwa semakin banyak variable penelitian

yang diamati, semakin baik penelitian tersebut. Variable yang diamati hanyalah variable

penelitian yang betul-betul signifikan memberikan kontibusi terhadap pemecahan masalah.

Salah satu karakteritik penelitian yang baik adalah parsimony (sederhana),diantaranya dapat

dimaknai bahwa penelitian hanyalah menginvestigasi hal yang penting saja.

Rumusan Masalah berdasarkan tujuan penelitiannya

jika dilihat dari tujuan penelitian, masalah dapat berupa masalah-masalah pragmatis/praktis

yang saat ini tengah dihadapi lingkungan organisasi yaitu ; (1) masalah lingkungan

organisasi yang saat ini ada dan membutuhkan solusi (existing business problem); (2)

masalah pada bagian tertentu suatu lingkungan organisasi yang membutuhkan perbaikan dan

pengembangan. Disamping masalah masalah praktis/pragmatis organisasi, tipe masalah juga

dapat berupa masalah konsep/teori pada bidang ilmu tertentu yaitu; (3) masalah konseptual

atau teori yang perlu diklarifikasi guna menghasilkan pengetahuan yang lebih baik (better

theory building); (4) masalah penelitian pada topik tertentu, yang mana peneliti tertarik

terhadap topik tersebut (Sekaran 2003; 70).

Bab 3 Hal. 11

Tipe masalah ke 1 dan 2 cenderung bersifat penelitian terapan (applied research), karena

tujuan penelitian untuk membantu masalah-masalah praktis/pragmatis yang saat ini tengah

dihadapi organisasi. Tipe masalah ke 3 dan 4 cenderung merupakan penelitian dasar (basic

research), dengan asumsi ketertarikan peneliti dalam tipe masalah ke 4 terkait dengan

pengembangan pengetahuan.

Prosedur dan teknik yang digunakan dalam penelitian dasar dan penelitian terapan tidak jauh

berbeda. Esensi dari riset, apakah itu penelitian dasar maupun penelitian terapan terletak pada

metode ilmiahnya. Secara teknis perbedaan kedua jenis penelitian ini terletak pada tingkat

permasalahannya. Penelitian dasar dilakukan untuk verifikasi diterimanya (acceptability)

teori yang sudah ada, atau mengetahui lebih jauh tetang sebuah konsep. Penelitian terapan

dilakukan untuk menjawab tentang permasalah organisasi saat ini, untuk membuat keputusan

tentang suatu tindakan atau kebijakan khusus (Wibisono, 2000: 4-5).

Pada proses perumusan masalah penelitian Zikmud (1994) menjelaskan ada enam hal yang

harus dilakukan : (1) Pastikan tujuan pengambil keputusan; (2) Pahami latar belakang

masalah; (3) Amati fenomena/gejala dan identikasi masalah penelitian; (4) tentukan unit

analisis ; (5) tentukan variable penelitian; dan (6) rumuskan masalah dan tujuan penelitian.

Langkah awal penelitian adalah rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan ini

merupakan hasil pencarian masalah. Mendengar kata „mencari masalah‟ kedengarannya

„tidak lazim‟ karena umumnya manusia tidak ingin memiliki masalah. Masalah mesti dicari,

padahal kita banyak menghadai masalah, namun tidak semua masalah perlu dilakukan

kegiatan penelitian. Masalah yang membutuhkan penelitian hanyalah masalah-masalah yang

signifikan dapat mempengaruh bisnis perusahaan, dan saat masalah itu muncul manajemen

belum tahu tindakan atau keputusan apa yang harus diambil, untuk keluar dari situasi

dilematis yang sedaang dihadapi manajemen.

Bab 3 Hal. 12

Proses penemuan dan perumusaan masalah dapat digambarkan sebagai berikut :

Berikut contoh 4.Proses perumusan masalah pada sebuah Penelitian basic research.

Nuryaman ( 2009; 89-116).

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti meliputi :

Pengamatan

Tipe penelitian ini basic research, bidang masalahnya Akuntansi keuangan. Peneliti

melakukan pengamatan melalui data sekunder laporan tahunan Bapepam dan Lembaga

Keuangan (LK) pada Tahun 2005, serta laporan hasil survey Pricewaterhouse and Coopers

(2004). Fenomena menunjukkan terdapat 44 kasus pasar modal sebagai dampak kurang

memadainya pengungkapan informasi pada pelaporan keuangan (Lap keuangan dan laporan

tahunan) perusahaan yang terdaftar di BEI. Masalah sesungguhnya pada penelitian ini adalah

pengungkapan (disclosure), yang mana saat itu praktik pengungkapan pada pelaporan

keuangan rendah/ kurang memadai, seharusnya pengungkapan pada pelaporan keuangan

memadai.

Pengamatan

- Tentukan bidang masalah

dan Topik penelitian

-Tentukan tujuan pengambil

keputusan

- Analisis situasi : Dalami latar

belakang masalah

- Amati fenomena, dan

identifikasi masalah

Studi pendahuluan

Wawancara,

observasi, diskusi

Survey literatur :

journal publikasi

hasil penelitian,

buku referensi, dsb.

Tentukan Variable penelitian

- Unit analisis

-Variable-variable penelitian

yang relevance

Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

-Rumusan masalah penelitian

-Rumusan tujuan penelitian

Bab 3 Hal. 13

Studi Pendahuluan

Sebelum menyusun proposal penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi

pendahuluan yang meliputi : (1) studi literatur yang relevance dengan masalah di atas yaitu

menganai disclosure, khususnya pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Refensi yang

relevance dengan bidang ini dicari, ditelaah, dibaca secara seksama. Referensi ini diperoleh

dari journal-journal baik nasional maupun internasional, proceeding hasil seminar, dll.

Disamping studi literatur, peneliti juga melakukan diskusi dengan peneliti bidang akuntansi

keuangan lainnya, menyangkut dengan topik dan variable-variable yang diprediksi memiliki

relevansi dengan masalah praktik pengungkapan di Indonesia.

Menentukan unit analisis dan variable yang relevance

Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti telah mengidentifikasi bahwa unit analisis atau

satuan observasi pada penelitian ini adalah laporan keuangana dan laporan tahunan

Perusahaan terbuka. Setelah mempelajari berbagai referensi yang berhasil dikumpulkan,

maka peneliti memperoleh kesimpulan bahwa variable-variable yang dipandang relevance

dan diduga memiliki berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan sukarela di

Indonesia adalah mekanisme corporate governance yaitu : (a) konsentrasi kepemilikan; (b)

komposisi Dewan komisaris; dan (c) kualitas audit.

Merumuskan Masalah penelitian

Peneliti merumuskan masalah penelitian dengan menggunakan format kalimat pertanyaan.

Menentukan Tujuan Penelitian

Peneliti menyatakan tujuan penelitiannya dengan jelas. Tujuan penelitian harus sesuai dengan

rumusan masalah penelitian, karena tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jawaban atau

solusi dari masalah penelitian yang telah dirumuskan.

Berdasarkan proses di atas peneliti menuangkan hasil kegiatan proses pencarian masalah

tersebut pada laporan penelitiannya, bagian pendahuluan tersaji sebagai berikut :

Latar belakang Penelitian

Dalam Tahun 2004 sampai dengan Maret 2005, Bapepam dan LK mencatat ada 44 kasus

pelanggaran pasar modal, 42% di antaranya adalah perusahaan manufaktur. Dari 44 kasus

pasar modal tersebut terdapat 26 kasus (60 %) menyangkut benturan kepentingan,

keterbukaan informasi dan penyajian laporan keuangan (Bapepam dan LK, 2005). Benturan

kepentingan dan tidak diungkapkannya informasi penting akan menyebabkan kerugian bagi

Bab 3 Hal. 14

fihak investor eksternal. Hasil survey Pricewaterhouse and Coopers terhadap investor-

investor internasional di Asia (FCGI, 2004), menunjukkan bahwa Indonesia dinilai sebagai

salah satu yang terendah dalam bidang standar pengungkapan dan transparansi, serta

penerapan auditing. Posisi Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lainnya dan

Australia dalam hal praktik pengungkapan dalam laporan keuangan, Indonesia

dikelompokkan pada kelompok paling buruk bersama dengan Thailand, China dan India .

Dalam sudut pandang teori keagenan, rendahnya pengungkapan informasi pada pelaporan

keuangan timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu adanya ketidak selarasan

kepentingan antar pemilik dan manajemen (Beneish, 2001). Menurut teori keagenan untuk

mengatasi masalah tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik (good

corporate governance=GCG). Corporate Governance (CG) merupakan suatu mekanisme

yang digunakan pemegang saham dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan tindakan

manajer (Dallas, 2004). Mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme internal yaitu;

struktur kepemilikan yang salah satu aspeknya adalah konsentrasi kepemilikan saham,

struktur dewan komisaris yang salah satu aspeknya adalah komposisi Dewan Komisaris, dan

mekanisme eksternal yaitu; pengendalian oleh pasar, kepemilikan institusional, serta audit

oleh auditor eksternal (Babic, 2001).

Penelitian terdahulu mengenai struktur kepemilikan sebagai mekanisme corporate

governance di Indonesia lebih menekankan pada kepemilikan saham secara kelompok

dengan hasil yang berbeda. Penelitian Midyastuty (2003) menunjukkan konsentrasi

kepemilikan dapat menjadi mekanisme corporate governance, sedangkan Budiwitjaksono

(2005) menyimpulkan sebaliknya. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan terdapatnya konflik

kepentingan antar pemegang saham. Hasil penelitian Musnadi (2006) menunjukkan

konsentrasi kepemilikan oleh individu dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga

dapat dijadikan mekanisme corporate governance. Penelitian ini akan menggunakan

konsentrasi kepemilikan oleh individu atau kepemilikan terbesar sebagai ukuran konsentrasi

kepemilikan saham.

Veronica (2005) menggunakan ukuran KAP sebagai proksi kualitas audit pada

penelitiannya. Hasil penelitiannya menunjukkan kualitas audit oleh auditor eksternal

dengan proksi ukuran KAP memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap manajemen

laba. Artinya kualitas audit tidak efektif sebagai mekanisme corporate governance.

Penelitian ini akan menggunakan spesialisasi industri KAP sebagai proksi kualitas audit.

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di muka, maka secara spesifik dapat dirumuskan masalah-masalah

penelitian sebagai berikut :

(1) Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela;

(2) apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela;

(3) apakah kualitas audit dengan proksi spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela

Bab 3 Hal. 15

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

(1) Pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela

(2) Pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan sukarela

(3) Pengaruh kualitas audit terhadap pengungkapan sukarela

Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, dalam hal masalah yang diteliti.

Penelitian terapan lebih memfokuskan pada masalah-masalah praktis/pragmatis yang sedang

dihadapi perusahaan saat ini. Tujuan penelitian terapan untuk mendapatkan informasi/solusi

guna memecahkan masalah praktis/prgamatis tersebut.

Berikut contoh 5. Contoh Rumusan masalah pada penelitian terapan, Indriantoro (1999; 38).

Pimpinan suatu perusahaan berdasarkan laporan realisasi penjualan selama periode

tertentu, mengidentifikasi adanya masalah dalam pencapaian target penjualan produk X.

Selama beberapa periode realisasi volume penjualan produk X lebih kecil dibandingkan

anggrannya. Pimpinan perusahaan memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap faktor-

faktor yang menyebabkan selisih penjualan produk X yang tidak meguntungkan. Hasil

penelitian diharapkan dapat memberi informasi bagi pimpinan perusahaan dalam

pembuatan keputusan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan volume penjualan produk

X.

Pimpinan perusahaan dan peneliti telah mengamati fakta adanya hasil penjualan yang tidak

sesuai dengan harapannya. Masalah penelitan pada research ini adalah penjualan produk X.

Tipe penelitian ini tergolong penelitian terapan karena masalah yang ingin diselesaikan

adalah masalah praktis saat ini. Tujuan penelitian memperoleh informasi, untuk mengambil

keputusan guna memperbaiki situasi saat ini yang tengah dihadapi manajemen perusahaan.

Penyajian masalah penelitian dalam laporan penelitian

Tidak ada standar baku jumlah chapter atau bab dalam sebuah laporan penelitian, namun

pada umumnya laporan penelitian terbagi dalam 5 (lima) bab/chapter : Pendahuluan; kajian

teori; metode penelitian; hasil penelitian dan pembahasan; dan kesimpulan. Laporan

penelitian : skripsi, thesis, dan disertasi pada umumnya menggunakan sistematika 5 (lima)

bab tersebut.

Dalam sebuah laporan penelitian, masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian akan

disajikan pada bab I Pendahuluan. Bab pendahuluan menyajikan paling tidak 4 (empat) sub

Bab 3 Hal. 16

bab yang meliputi : (1) Latar belakang penelitian ; (2) Rumusan masalah atau identifikasi

masalah penelitian; (3) Tujuan penelitian; dan (4) kegunaan penelitian.

Latar belakang penelitian

Sub bab latar belakang penelitian digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan dan

studi pendahuluan, saat peneliti melakukan pencarian dan penemuan masalah penelitian. Pada

bagian ini, peneliti menyajikan tentang fenomena atau gejala yang berhasil ditemukan.

Fenomena tersebut harus didukung dengan fakta-fakta yang berhasil dukumpulkan.

Penyajiannya bisa dalam bentuk tabel, narasi, statistik deskriptif. Hasil analisis situasi

diungkapkan pada bagian ini pula, sehingga nampak jelas perbedaan identifikasi masalah

sesungguhnya dengan gejala. Jika masalahnya tidak terlalu kompleks, bisa jadi fenomena

tersebut merupakan masalah sesungguhnya. Namun dalam banyak hal, gejala tersebut lebih

merupakan dampak dari masalah sesungguhnya.

Pada bagian latar belakng penelitin, dideskripsikan juga hasil survey literatur pada studi

pendahuluaan: garis besar hasil penelitian terdahulu yang membahasas topik/ masalah

serupa; diskusi/pembahasan hasil penelitian terdahulu, serta argumentasi peneliti atas

kesimpulan awal tentang terdapatnya variable-variable penelitian yang relevance, dan diduga

memiliki keterkaitan secara signifikan terhadap masalah penelitian. Deskripsi secara garis

besar hubungan antar variable penelitian harus disajikan, agar nampak benang merah antar

latar belakang penelitian dengan rumusan masalah penelitian.

Rumusan atau Identifikasi masalah penelitian

Rumusan masalah atau identifikasi masalah digunakan untuk menyajikan secara formal

rumusan pertanyaan penelitian. Rumusan masalah menggunakan kalimat yang jelas, tidak

ambiguitas. Format rumusan masalah dapat menggunakan kalimat tanya, atau kalimat

pernyataan.

Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan kembali secara formal tentang hasil yang

diharapkan dari kegiatan penelitian.

Bab 3 Hal. 17

Kegunaan penelitian

Kegunaan penelitian adalah deskripsi tentang manfaat dan kegunaan hasil penelitian. Sesuai

dengan tipe penelitian, hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan pengetahuan,

verifikasi teori (basic research), atau untuk membantu pengambilan keputusan tertentu oleh

manajemen organisasi (applied research)

Bidang Masalah dan Topik Penelitian

Agar memudahkan dalam menentukan topik penelitian, peneliti terlebih dahulu harus

menentukan bidang masalahnya, baru kemudian menentukan topik penelitiannya. Berikut di

bawah ini contoh bidang masalah dan topik penelitian Akuntansi dan Bisnis.

Bidang Masalah Topik Penelitian

Akuntansi :

Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal Kandungan informasi Akuntansi

Pengungkapan pada pelaporan keuangan

Metode dan kebijakan akuntansi

Praktik Manajemen Laba

Informasi akuntansi untuk prediksi

Akuntansi Manajemen & Akuntansi

Keperilakuan

Partisipisasi anggaran, sistem pengangaran

Kinerja manajemen & Perusahaan

Cosporate sosial responsibility

Ketidakapastian lingkungan

Motivasi kerja

Budaya organisasi

Gaya kepemimpinan

Sistem informasi Akuntansi

Penerapan sistem informasi

Aplikasi perangkat lunak komputer

Auditing

Kualitas audit

Independensi dan kompetensi auditor

Opini audit

Bisnis :

Manajemen Keuangan

Model prediksi kebangkrutan

Merger dan Akuisisi

Analisis portopolio

Model penilaian saham

Model penialaian obligasi

Manajemen Pemasaran

Perilaku konsumen

Peramalan penjualan

Riset periklanan

Analsis pangsa pasar

Bab 3 Hal. 18

Kepuasan pelanggan

Konsep produk baru

Manajemen Sumber daya Manusia dan

Keperilakuan

Pengembangan sumber daya manusia

Dinamika kinerja karyawan

Motivasi kerja

Pengukuran kinerja karyawan

Gaya kepemimpinan

Budaya organisasi

Sintem rumunerasi

Manajemen operasional

Sistem operasi

Saluran distribusi

Model optimalisasi

Riset Bisnis secara umum

Studi kelayakan bisnis

Analisis lingkungan bisnis

Kajian kecenderungan bisnis dan industri

Kajian ekonomi makro, inflasi dan suku bunga

Bisnis internasional

Sumber-Sumber Topik Penelitian

Topik penelitian dapat diperoleh dengan berbagai sumber Gill (1991. 12-13) yaitu:

Pengalaman di Lingkungan kerja; academic journal; pernyataan ahli atau Badan otoritas; dan

hasil diskusi para profesioanal.

Work experience. Topik dapat diperoleh dari pengalaman di lingkungan kerja. Topik

penelitian dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan di lungkungan tempat bekerja atau

konsultasi dengan supervisi, terutama riset terapan yang berkaitan dengan masalah-masalah

organisasi saat ini. Topik penelitian juga dapat diperoleh dari hasil konsultasi ketika

pertanyaan penelitian muncul di lingkungan kerja.

Academic journal and professional journal merupakan literatur yang berisi makalah-makalah

yang telah dipublikasikan. Journal-journal untuk bidang akuntansi dan bisnis diantaranya :

The Accounting review; Accounting horizon; Contemporary accounting research; Journal of

accounting research; Journal of Global business and Economic; Journal of Globlal

management; Academic Management Review. Jurnal Nasional (Indonesia) terutama yang

telah terakreditasi oleh DIKTI diantaranya : Jurnal Akuntansi dan Keuangan (JAKI), Jurnal

Akuntansi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Disamping jurnal, sumber referensi dapat juga

diperoleh dari proceeding yaitu makalah-makalah yang dipublikasikan pada seminar atau

Bab 3 Hal. 19

simposium ilmiah baik Internasional maupun nasional. Untuk Nasional, misalnya proceeding

Simposium Nasional Akuntansi (SNA), diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Kompartemen Akuntan pendidik.

Sumber literatur juga dapat berupa Tex Databased (Indriantoro; 1999; 43) merupakan jenis

literatur yang berisi kompilasi daftar buku, jurnal, majalah atau lietaratur lain yang

dipublikasikan. Tex Databased dapat berupa cetakan dalam bentuk buku, pita magnetik, laser

disk. Compact disk (CD ROMS), atau dipubliasikan melalui jaringan internet.

Pernyataan ahli atau Badan otoritas. Makalah atau pernyataan Para ahli atau Badan otoritas

yang berkenaan dengan masalah atau topik tertentu dan perlu dilakukan penelitian. Ikatan

Profesi, misal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Bapepam dan LK sering menyampaikan

tulisannya atau pernyataannya pada media ilmiah menyangkut berbagai hal dengan praktik

akuntansi dan praktik bisnis di lapangan.

Hasil diskusi para profesional di Ikatan profesi dapat menjadi sumber inspirasi bagi

penelitian. Kesimpulan-kesimpulan diskusi yang diselneggarakan para profesional tersebut

dapat dijadikan topik penelitian.

Referensi

Gill, John and Phil Johnson.1991. Research Methode for Managers. Paul Chapman

Publishing Ltd. Liverpool, London.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methode for Business. A Skill Bulding Approach. Fouth

Edition. John Wiley and Sons,Inc.United Stated of America.

Bab 3 Hal. 20

Emory, C.William, Donald Cooper. Business Research Methods. 1996. 5 th Edition. Ricard

D.Irwin,Inc. Wahington- The United Atated of America.

Fraenkel Jack, R, Wallen. 1990. How to Design and Evaluate Research Instrumen

Education. MC Graw Hill Publihing Co.

Zikmund, William.G. 1994. Business Research Methodes. Fouth edition, The Dryden Press

Harcourt Brace College Publihers, Florida, USA.

Nuryaman. 2009. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme

Corporate Governance terhadap Pengungkapan sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia (JAKI). Volume 6-Nomor 1, Juni 2009. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi & Manajemen. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.

Wibisono, Darmawan.2000. Seri Komunikasi Profesional Riset Bisnis. Edisi pertama. BPFE

Yogyakarta.