Bab 4 2010nhe

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BSB

Citation preview

  • 192

    IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR

    DI KABUPATEN PELALAWAN

    4.1. Keadaan Geografis dan Demografi

    Kabupaten Pelalawan merupakan kabupaten yang terletak di bagian Timur

    Riau Daratan. Daerah ini tersebar di sepanjang hilir Sungai Kampar. Kabupaten

    Pelalawan adalah salah satu kabupaten yang besar dan memiliki posisi strategis

    karena sebagian besar daerahnya dilalui oleh jalan darat utama dari Sumatera ke

    Pulau Jawa. Sedangkan daerah perairannya juga sangat strategis karena daerah

    yang berdekatan dengan jalur pelayaran internasional Selat Malaka dan dekat

    dengan pusat perdagangan internasional Batam, Malaysia dan Singapura.

    Secara geografis Kabupaten Pelalawan terletak antara 125 LU dan 020

    LS serta antara 10042 - 10328 BT. Wilayah Kabupaten Pelalawan ini secara

    admisnitratif berbatasan dengan:

    1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Siak dan Bengkalis.

    2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan

    Kuantan Singingi.

    3. Sebelah Barat dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.

    4. Sebelah Timur dengan Kabupaten Karimun dan Kabupaten Bintan..

    Kabupaten Pelalawan berada di daerah seluas 12.490,42 km2 dan terdiri

    dari 12 (dua belas) kecamatan. Ibukota Kabupaten Pelalawan adalah Kota

    Pangkalan Kerinci, selain itu juga terdapat beberapa kota penting lainnya, seperti

    Pangkalan Kuras, Ukui, Sorek, Langgam dan Teluk Meranti. Jumlah penduduk

    Kabupaten Pelalawan pada tahun 2005 mencapai 247.849 jiwa, dan di Pangkalan

    Kerinci berjumlah 56.623 jiwa. (BPS Kab. Pelalawan, 2005)

    Sebagian besar wilayah Kabupaten Pelalawan adalah daratan dan hanya

    sebagian kecil yang berupa perairan. Kabupaten Pelalawan memiliki beberapa

    pulau yang relatif besar, diantaranya Pulau Mendol, Pulau Serapung,

    Pulau Lebuh, Pulau Muda dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Ketam, Pulau

    Tugau dan Pulau Labu. Sebagian besar daratan wilayah Kabupaten Pelalawan

    merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan daerah perbukitan yang

    bergelombang. Secara umum ketinggian beberapa daerah/kota berkisar antara

  • 193

    3-6 meter di atas permukaan laut, dengan kemiringan lahan rata-rata 0-15 % dan

    15- 40 %. Daerah/kota yang tinggi adalah Sorek I dengan ketinggian rata-rata 6

    meter dan yang terendah adalah Teluk Dalam (Kecamatan Kuala Kampar) dengan

    ketinggian rata-rata 3.5 meter.

    Gambar 3. Peta Kabupaten Pelalawan

    Di wilayah Kabupaten Pelalawan terdapat Sungai Kampar yang

    panjangnya rata-rata 413.5 Km, dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar

    rata-rata 143 meter. Sungai ini dan anak sungainya berfungsi sebagai prasarana

    perhubungan, sumber air bersih, budidaya perikanan dan irigrasi.

    Wilayah dataran rendah Kabupaten Pelalawan pada umumnya merupakan

    dataran rawa gambut, dataran aluvium, dan sungai dengan daerah dataran

    banjirnya. Dataran ini dibentuk oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang

    terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Sedangkan

    wilayah lainnya kontur tanahnya bergelombang dan termasuk jenis orgonosal

    (hostosal) dan humus yang mengandung bahan organik. Secara topografi,

    Kabupaten Pelalawan memiliki lokasi yang berbukit dan bergelombang. Sungai

    terbesar, yaitu Sungai Kampar langsung bermuara ke Selat Malaka. Sungai

    Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air minum, dan irigasi.

    Kabupaten ini beriklim tropis dan memiliki temperatur antara 220 320 C. Jalan

    nasional yang menghubungkan Kota Pekanbaru Kota Jambi dan

    U

  • 194

    Kota Pekanbaru Kuala Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang

    menghubungkan kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras.

    Tabel 4. Luas Area dan Topografi Kabupaten Pelalawan

    Luas Area (Ha)

    No Kecamatan 0 - 2% (Datar)

    2 - 15% (Datar,

    Berombak, Bergelombang)

    15 40% (Berbukit-

    Bergunung)

    Jumlah (Ha)

    1 Langgam, Pangkalan Kerinci, Pelalawan

    53.501 53.700 46.100 153.301

    2 Pangkalan Kuras, Pangkalan Lesung, Ukui

    181.416 66.500 560 303.916

    3 Bunut, Kerumutan 166.209 520 8.850 227.059

    4 Kuala Kampar, Teluk Meranti 514.166 22.300 28.300 564.760

    T O T A L 915.292 194.500 139.250 1.249.042 % 73,3 15,6 11,1 100

    Sumber : BKPMD Kabupaten Pelalawan, 2005

    4.2. Sarana dan Prasarana

    Ketersediaan sarana dan parasarana sangatlah diperlukan untuk suatu

    daerah sebagai penunjang dalam percepatan pembangunan daerah. Adapun

    ketersediaan sarana dan prasarana Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut

    ini :

    1. Transportasi

    Jalan sepanjang 1.700 km dapat menghubungkan satu daerah dengan

    daerah lainnya. Sementara untuk yang lainnya adalah jalan tanah yang dipadatkan.

    Kabupaten Pelalawan diseberangi oleh Sungai Kampar. Untuk melalui sungai ini,

    dapat digunakan media transportasi berupa speedboat atau sampan motor.

    Untuk transporatsi udara, terdapat bandar udara di Kota Pangkalan

    Kerinci, yang dibangun oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP), yang

    bernama Bandara Sultan Syarif Haroen Setia Negara, dengan landasan selebar

    23 m, dan panjang 1.300 m di area seluas 89 Ha. Namun begitu, untuk hubungan

    ke kotakota yang lebih jauh, penduduk Kabupaten Pelalawan juga menggunakan

    Bandara Sultan Syarif Kasim II di Kota Pekanbaru yang berjarak 70 km dari

  • 195

    Ibukota Kabupaten Pelalawan. Untuk kedepannya, direncanakan dibangun Bandar

    Udara di Desa Lalang Kabung, yang berjarak 4 km dari Kota Pangkalan Kerinci.

    2. Listrik

    Sumber tenaga listrik yang ada di Kabupaten Pelalawan pada saat ini

    berasal dari PT. PLN, industri-industri dan masyarakat. Sumber tenaga listrik PT.

    PLN untuk wilayah Kota Pangkalan Kerinci berasal dari energi listrik yang dibeli

    dari PT. RAPP. Daya yang dibeli PT. PLN dari PT. RAPP sebesar 2,5 MW.

    Untuk wilayah lain, PT. PLN memiliki delapan wilayah sub ranting dengan sistem

    pembangkitan isolated. Daya mampu total yang dapat disalurkan PT. PLN dengan

    sistem isolated ini rata-rata 2,4 MW.

    Sumber tenaga listrik yang disalurkan oleh BUMD Tuah Sekata yang pada

    saat ini beroperasi di Kota Pangkalan Kerinci berasal dari PT. RAPP juga. Dengan

    daya yang disalurkan ke konsumen sebesar kurang-lebih 1 MW. Sumber-sumber

    tenaga listrik lain yang disalurkan oleh industri-industri yang berada pada suatu

    daerah berdasarkan dari data 11,8 MW (Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah

    (RUKD) Kabupaten Pelalawan, 2005).

    3. Telekomunikasi

    Jaringan telepon sudah dapat dilayani di berbagai kecamatan di Kabupaten

    Pelalawan. Sementara itu faksimili dan telepon selular baru dapat dilayani di Kota

    Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras, dan Bunut. Pada tahun 2002, jaringan

    telepon mencapai 2.451 sambungan yang tersebar di Kota Pangkalan Kerinci,

    Pangkalan Kuras, dan Ukui. Layanan pos juga sudah mencapai ke seluruh daerah

    di Kabupaten Pelalawan.

    4. Air Bersih

    Air bersih disalurkan melalui sistem pemipaan dan tanpa pipa. Layanan air

    bersih ini ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kampar,

    yang terdiri dari empat unit produksi dengan kecepatan 5-10 liter/detik, dan

    terbatas sebagian kecilnya untuk kebutuhan rumah tangga.

    5. Fasilitas Pendukung Lainnya

    Terdapat tiga Bank komersial yang telah beroperasi di Kabupaten

    Pelalawan, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kota Pangkalan Kerinci dan

    Sorek, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Bank Negara Indonesia (BNI) di

  • 196

    Kota Pangkalan Kerinci. Untuk layanan kesehatan terdapat Rumah Sakit Umum 1

    Unit dan Puskesmas sebanyak 207 Unit yang ditunjang 114 tenaga medis.

    4.3. Perekonomian Wilayah

    4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Indikator agregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengukur

    kondisi perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk

    tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat

    provinsi/kabupaten. PDRB merupakan hasil penjumlahan nilai tambah bruto yang

    dihasilkan oleh unit-unit kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu

    periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.

    Kabupaten Pelalawan sebagai salah satu kabupaten pemekaran dari

    Kabupaten Kampar, relatif membutuhkan usaha yang sangat besar dalam

    meningkatkan kinerja pembangunan ekonominya. Kabupaten Pelalawan

    merupakan kabupaten dengan aktivitas perekonomian yang terkecil dibandingkan

    total PDRB provinsi di Indonesia Timur yang hanya mencapai 1,73 % dengan

    migas dan 1,76 % tanpa migas yang cenderung mengalami penurunan sejak tahun

    2003 seperti terlihat pada Tabel 5.

    Tabel 5. PDRB Tahun 2000 -2003 (Juta Rupiah per Harga Konstan Tahun 2000)

    No Sektor 2000 2001 2002 2003 1 Pertanian, Peternakan ,

    Kehutanan & Perikanan

    83,514.47 91,748.83 97,391.86 107,305.60

    2 Pertambangan dan Penggalia 1,091.53 1,152.68 1,179.74 1,247.10

    3 Industri Pengolahan 91,421.56 76,343.50 77,235.96 84,744.214 Listrik, Gas & Air

    Bersih 826.71 954.3 1,028.60 1,052.47

    5 Bangunan 14,468.14 10,177.41 10,178.44 11,081.316 Perdagangan, Hotel &

    Restoran 12,952.57 11,893.11 11,817.96 12,142.56

    7 Angkutan & Komunikasi 10,094.08 10,320.27 10,870.33 11,449.67

    8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 19,248.85 18,730.57 18,965.90 18,716.01

    9 Jasa Jasa 13,334.14 14,079.83 14,838.26 15,313.71 PDRB 246,952.05 235,400.50 243,507.05 263,052.64

    Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, 2005

  • 197

    Tabel 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor, Tahun 2000 - 2003

    No Sektor 2000 2001 2002 2003

    1 Pertanian, Peternakan , Kehutanan & Perikanan

    1,54% 9,86% 6,15% 10,18%

    2 Pertambangan dan Penggalian 7,7% 5,60% 2,35% 5,71%

    3 Industri Pengolahan 12,82% -16,49% 1,17% 9,72%

    4 Listrik, Gas & Air Bersih 7,38% 15,43% 7,79% 2,32%

    5 Bangunan 3,84% -29,66% 0,01% 8,87%

    6 Perdagangan, Hotel & Restoran 10,10% -8,18% -0,63% 2,75%

    7 Angkutan & Komunikasi -8,45% 2,24% 5,33% 5,33%

    8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

    2,47% -2,59% 1,26% -1,32%

    9 Jasa Jasa 1,22% 5,59% 5,39% 3,20% Rata-Rata Laju Pertumbuhan 5,65% -4,63% 3,44 5,19%

    Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, 2005

    PDRB yang dihitung berdasarkan harga konstan menggunakan tahun dasar

    2000 pada Tabel 5 terlihat trennya mengalami fluktuatif dan terus meningkat. Dari

    246.952.050.000,- rupiah di tahun 2000 turun menjadi 235.400.500.000,- rupiah

    di tahun 2001, kemudian pada tahun 2002 besar PDRB naik menjadi

    243.507.050.000,- rupiah dan meningkat menjadi 263.052.640.000,- rupiah

    ditahun 2003. Namun mulai tahun 2004 terjadi kenaikan PDRB cukup significant

    yaitu mencapai 2.128.110.000.000,- rupiah pada tahun 2004. Pada tahun 2005,

    angkanya berkisar 2.236.800.000.000,- milyar rupiah. Kondisi ini

    menggambarkan adanya kenaikan nilai tambah bruto sebagai akibat peningkatan

    penciptaan volume produksi barang dan jasa secara riil di Kabupaten Pelalawan

    dari tahun 2000 hingga 2005, sebagaimana tren rata-rata laju pertumbuhan pada

    Tabel 6.

    4.3.2 Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak dari

    kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil, khususnya dalam bidang

    ekonomi. Untuk melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil

    dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan

  • 198

    secara berkala. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran

    yang perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan.

    Tabel 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab Pelalawan menurut Lapangan Usaha Tahun 2002-2005 (Tanpa Migas)

    No Sektor 2003 2003 2004 2005

    1 Pertanian 4,43 5.83 5.91 5.76

    2 Pertambangan 2.58 -3.31 -2.68 1.32

    3 Industri 9.57 7.04 8.90 8.82

    4 Listrik, Gas, Air 6.06 4.06 5.41 3.99

    5 Bangunan 9.83 9.11 7.76 8.41

    6 Perdagangan 7.57 9.31 9.27 9.85

    7 Angkutan 9.93 12.71 8.38 7.57

    8 Keuangan 11.94 11.76 12.95 11.63

    9 Jasa-jasa 6.97 9.86 8.41 8.21

    Rata-rata 6.36 6.75 7.16 7.05

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan, 2006

    Dengan menggunakan tahun dasar 2000 yang disajikan pada Tabel 7

    terlihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan. Asumsi yang digunakan

    adalah laju pertumbuhan tanpa migas. Analisis laju pertumbuhan tanpa migas

    dirasa lebih bersesuaian karena sektor minyak dan gas masih belum diusahakan

    secara maksimal.

    Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi

    Kabupaten Pelalawan dalam empat tahun terakhir sangat fluktuatif. Dari tahun

    2002, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,36 %, kemudian meningkat 6,75 %

    pada tahun 2003. Tren positif laju pertumbuhan ekonomi terus berlangsung

    hingga tahun 2004 dengan angka pertumbuhan sebesar 7,16 %. Sedangkan

    ditahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi walaupun tetap tumbuh positif namun

    mengalami sedikit perlambatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,05 %.

    perlambatan laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2005 terjadi sebagai akumulasi

    adanya kebijakan-kebijakan ekonomi nasional yang berimplikasi langsung

    terhadap perekonomian daerah. Kebijakan menaikan harga BBM sebanyak dua

  • 199

    kali di tahun 2005 yaitu di bulan Juli dan Oktober memberikan dampak yang

    cukup beragam di sektor produksi, distribusi dan daya beli masyarakat menurun.

    Meningkatnya ongkos produksi sebagai salah satu variabel cost of production

    telah sedikit menyebabkan nilai tambah berbagai sektor dan proses distribusi

    mengakibatkan daya beli masyarakat melemah, sehingga perekonomian secara

    umum ikut terkontraksi.

    Selanjutnya jika di lihat per sektor, pada tahun 2005 sektor yang memiliki

    angka pertumbuhan tertinggi adalah sektor keuangan yang tumbuh sebesar

    11,63 %. Disusul kemudian sektor perdagangan sebesar 9,85 %, industri sebesar

    8,82 %, bangunan sebesar 8,41 % dan sektor jasa sebesar 8,21 %.

    Dalam kurun waktu empat tahun terakhir sektor keuangan mencatat

    pertumbuhan di atas 10 %. Dimulai dari tahun 2002, sektor keuangan tumbuh

    11,94 %, tahun 2003 tumbuh menjadi 11,76 % dan bahkan di tahun 2004

    mencapai pertumbuhan tertinggi yaitu 12,95 %. Tingginya tingkat pertumbuhan

    sektor keuangan tidak lepas dari meningkatnya perkembangan dunia perbankan

    serta merebaknya perkembangan ruko (rumah toko) di Kabupaten Pelalawan.

    Sektor kedua yang mencapai laju petumbuhan tertinggi adalah sektor

    perdagangan, hotel dan restoran. Sebagai daerah jalur transportasi lintas Timur

    Sumatera, menjadikan Kabupaten Pelalawan sebagai tempat persinggahan yang

    sangat strategis, sehingga mendorong sektor perdagangan dapat berkembang

    secara dinamis.

    Selanjutnya sektor yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah sektor

    industri dan bangunan. Sektor industri tumbuh sebesar 8,82 %. Sektor industri

    dalam satu dasawarsa terakhir memang menjadi andalan perekonomian di

    Kabupaten Pelalawan selain sektor pertanian. Kedua sektor ini akan saling

    berkaitan disebabkan karena ketergantungan sektor industri terhadap ketersediaan

    bahan baku dari sub sektor perkebunan dan kehutanan. Di Kabupaten Pelalawan

    sekarang telah berdiri beberapa industri pengolahan hasil perkebunan dan

    kehutanan yang memiliki kapasitas besar dan berorientasi ekspor, seperti

    PT. Riau Andalan Pulp & Paper, PT. Riau Andalas Kertas dan lain sebagainya.

    Secara umum pertumbuhan masing-masing sektor berada pada tren positif, yang

    berarti setiap sektor mampu memberikan nilai tambah yang lebih baik

  • 200

    dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian

    Kabupaten Pelalawan tahun 2005 secara makro tumbuh secara nyata.

    4.4. Pariwisata Kabupaten Pelalawan

    Kabupaten Pelalawan juga terkenal dengan sektor pariwisatanya yang

    cukup menarik untuk dinikmati, baik itu wisata alamnya maupun wisata sejarah

    Kabupaten Pelalawan itu sendiri. Adapun lokasi pariwisata dan kelebihannya baik

    wisata alam dan sejarah di jelaskan sebagai berikut :

    4.4.1 Wisata Alam

    A. Objek Wisata Bono

    Objek Wisata Bono terletak di Desa Teluk Meranti, sepanjang sungai

    Kampar. Bono adalah fenomena alam yang datang sebelum pasang. Air

    laut mengalir masuk dan bertemu dengan air Sungai Kampar, sehingga

    terjadi gelombang dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan menghasilkan

    suara seperti suara guntur dan suara angin kencang. Pada musim pasang

    tinggi, gelombang Sungai Kampar bisa mencapai 4-6 meter, membentang

    dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan badan sungai. Peristiwa ini terjadi

    setiap hari, siang maupun malam hari. Hal yang menarik turis ke objek

    wisata ini adalah kegiatan berenang, memancing, naik sampan, dan

    kegiatan lainnya.

    Gambar 4. Objek Wisata Bono

    B. Hutan Lindung Kerumutan

    Hutan Lindung Kerumutan juga dikenal sebagai reservasi hutan liar yang

    terletak di Desa Kerumutan, Kecamatan Kerumutan. Luas hutan mencapai

    93.222,20 Ha hutan liar yang dihuni oleh beberapa hewan dan pohon yang

    dilindungi seperti: timber (Shorea asp), punak (Tetrameriotaglabra miq),

  • 201

    Nipa Palm (Nypa fruticons), Harimau Sumatera (Ponthera tigris

    sumatransis), Macan Tutul (Neovelis nebulosa), Ikan Arwana

    (Scheropoges formasus), Itik Liar (Cairina scutalata), dan lain-lain.

    Gambar 5. Hutan Lindung Kerumutan

    C. Objek Wisata Agroniaga

    Objek Wisata Agroniaga Kuala Kampar dan Teluk Meranti, dapat dicapai

    dengan transportasi darat, melalui desa dan jalan-jalan setapak. Wilayah

    ini adalah tempat untuk budidaya ikan dan udang. Disamping wisata agro,

    dapat juga menjadi tempat belanja sambil menikmati ikan dan Udang.

    D. Tidal Forest of Mokoh River

    Tidal Forest of Mokoh River terletak sejauh 15 km dari Kota Pangkalan

    Kerinci dan dapat dicapai dengan transportasi darat. Di desa ini, kita dapat

    menikmati udara yang sejuk dan segar jauh dari polusi. Disamping itu, kita

    juga dapat memancing dan bersampan. Pada tempat ini, para turis dapat

    menikmati pemandangan dari hutan tadah hujan sepanjang sungai Mokoh.

    E. Objek wisata Air Panas

    Objek wisata Air Panas di Kecamatan Pangkalan Lesung terletak 9 km

    dari Monumen Equator atau ke arah Barat Desa Pangkalan Lesung, dapat

    dicapai dengan transportasi darat lewat jalan tanah sejauh 5 km dan

    selebihnya menggunakan jalan setapak melalui jalan lumpur.

    F. Kolam Tajwid

    Kolam Tajwid terletak tidak jauh dari desa Langgam atau 10 menit dari

    Sungai Kampar ke arah hulu. Desa Langgam terletak sekitar 25 km dari

    Pangkalan Kerinci, terbentang sungai yang menyenangkan dan sejuk

    untuk rekreasi memancing. Terdapat hutan dengan pohon-pohon yang

  • 202

    besar yang berumur ratusan tahun yang membuat suasana menjadi lebih

    sejuk sambil menikmati ikan bakar sebagai hasil dari memancing di

    sungai. Dinamai Kolam Tajwid, konon kabarnya karena bentuk dari kolam

    ini seperti tanda tajwid menurut aksara arab. Sedangkan kepemilikan

    kolam ini dipegang oleh masyarakat adat. Dimana setiap kegiatan

    penangkapan ikan di kolam ini haruslah seijin dari pucuk adat, selanjutnya

    hasil tangkapan tersebut akan dilelang kepada masyarakat oleh pucuk adat

    selaku pimpinan masyarakat adat setempat. Kemudian pemenang lelang

    akan memperoleh hak menguasai hasil kolam ini untuk satu tahun

    kedepan. Bagi masyarakat luar tidak perlu khawatir, karena juga

    diperbolehkan memancing dan menikmati hasil kolam ini dengan meminta

    ijin terlebih dahulu kepada pucuk adat atau pemenang lelang.

    G. Pusat Budaya Petalangan

    Desa Betung terletak 56 km dari Kecamatan Pangkalan Kerinci, dapat

    dicapai dengan transportasi darat melewati jalan tanah dan bebatuan. Desa

    ini adalah Pusat Budaya Petalangan. Di desa ini terletak bangunan Pusat

    Budaya Petalangan di tepi sungai yang digunakan untuk berkumpul.

    Disamping itu, terdapat hutan liar seluas 40 Ha yang dihuni oleh berbagai

    jenis pohon berumur ratusan tahun.

    4.4.2 Wisata Sejarah

    Kabupaten Pelalawan selain memiliki wisata alam juga memiliki beberapa

    peninggalan Kerajaan Pelalawan dan tempat pemakaman rajanya sebagai wisata

    sejarah, yaitu :

    A. Pemakaman Sultan Mahmud Syah I

    Makam Sultan Mahmud Syah I terletak di Desa Pekantua. Sultan Mahmud

    Syah I adalah Raja Malaka terakhir karena pertempuran dengan Potugis

    tahun 1509 hingga tahun 1526 beliau beserta sisa-sisa pasukan gabungan

    mengundurkan diri ke Pekantua Sungai Kampar. Setelah berperang Sultan

    Mahmud Syah dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar hingga

    mangkat tahun 1528 digelar dengan Marhum Kampar, dimakamkan di

    Pekantua Kampar. Makamnya terletak di Desa Tolam, Kecamatan Bunut

  • 203

    dan dapat dicapai dengan kendaraan kapal motor atau speedboat.

    Mengunjungi makam sultan ini sekaligus dapat melihat beberapa

    peninggalan sejarah lainnya seperti meriam kuno, makam raja-raja

    Pelalawan, bekas peninggalan sejarah di Nasi-nasi Tolam dan sebagainya.

    B. Istana Kesultanan Pelalawan

    1). Manumbai

    Adalah upacara kebudayaan untuk mengumpulkan madu dari pohon.

    Bagi masyarakat Petalangan, upacara ini adalah sangat sakral yang

    dipimpin oleh juragan tuo dan juragan mudo serta tukang sambut.

    Upacara ini berlangsung semalaman hingga terbit fajar.

    2). Lukah Gilo

    Yaitu merupakan sebuah permainan untuk mendapatkan semacam

    kekuatan gaib dari laut dengan memainkan instrumen yang disebut

    Lukah. Lukah ini didandani dan diselenggarakan oleh beberapa orang.

    Pawang yang telah meimiliki kekuatan gaib dapat membuat lukah

    berpindah, menari, dan melompat seperti penari.

    3). Badewo

    Adalah semacam upacara untuk mengobati orang sakit melalui

    kekuatan gaib yang diperoleh seseorang yang disebut Shaman.

  • 204

    Tabel 8. Jumlah Balai Adat Dan Benda-Benda Kuno Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pelalawan (DataTahun 2003)

    Kecamatan Balai Adat Benda-Benda Kuno Tempat Bersejarah

    Langgam - -

    Kolam Tujuh, Peninggalan Kerajaan Tambak Segati

    Pangkalan Kerinci - - -

    Pangkalan Kuras

    1 Buah

    Peninggalan Satu Petalangan Beliung, arca, Peralatan Pengobatan, Peralatan Pertanian dll.

    -

    Ukui - - - Pangkalan Lesung - - -

    Bunut - - - Pelalawan 1 Buah

    Meriam, Peralatan/Kelengkapan Kerajaan Pelalawan

    Meriam, Istana Pelalawan, Makam Sultan Mahmudsyah, Makam Raja Pelalawan

    Kuala Kampar - - -

    Kerumutan - - - Teluk Meranti - - -

    Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2005

    4.5. Program Pembangunan Daerah

    Pembangunan ekonomi di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan tidak

    dapat dipisahkan dari pembangunan perikanan, karena kegiatan dominan di desa-

    desa wilayah pesisir adalah kegiatan perikanan. Pembangunan perikanan

    merupakan salah satu bagian dari pembangunan Kabupaten Pelalawan yang

    dijabarkan dalam Program Pembangunan Daerah (Propeda), Program

    Pembangunan Tahunan (Propeta) Kabupaten Pelalawan, Rencana Strategis

    Kabupaten Pelalawan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

    Kabupaten Pelalawan tahun 2006 2010.

    Berdasarkan RPJM Kabupaten Pelalawan tahun 2006 - 2010 dijelaskan

    visi, misi dan strategis pembangunan sebagai berikut :

  • 205

    4.5.1 Visi Kabupaten Pelalawan :

    "Terwujudnya Kabupaten Pelalawan yang Maju dan Sejahtera, melalui

    Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan yang Didukung oleh Pertanian yang

    Unggul dan Industri yang Tangguh dalam Masyarakat yang Beradat, Beriman,

    Bertaqwa dan Berbudaya Melayu Tahun 2030"

    Guna mewujudkan Visi Kabupaten Pelalawan tahun 2030, maka

    ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut :

    4.5.2 Misi Kabupaten Pelalawan :

    1. Meningkatkan kualitas kehidupan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar;

    sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan yang bermartabat dan

    berbudaya.

    2. Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat

    melalui pembangunan usaha ekonomi kerakyatan.

    3. Meningkatkan hasil dan mutu pertanian melalui pemanfaatan teknologi

    berbasis agroindustri dan agrobisnis serta pengelolaan hutan yang lestari.

    4. Menciptakan dan membina industri yang mampu menghasilkan produk yang

    berdaya saing dan berwawasan lingkungan.

    5. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari melalui

    pendidikan agama dan memfungsikan lembaga-lembaga keagamaan sebagai

    wadah pembinaan umat.

    4.5.3 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pelalawan

    Dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, pelaksanaan

    kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kabupaten

    Pelalawan akan menerapkan strategi dan kebijakan sebagai berikut :

    A. Melakukan konsolidasi organisasi secara internal dalam rangka :

    1). Meningkatkan kesadaran dan komitmen jajaran aparatur Pemerintah

    Kabupaten Pelalawan terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum.

    2). Meningkatkan kadar efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan

    fungsi, terutama dalam penggunaan sumberdaya keuangan dan peralatan

    yang tersedia.

  • 206

    B. Meningkatkan penerimaan daerah dalam rangka meningkatkan cakupan dan

    kualitas pelayanan umum pemerintahan. Kegiatan ini dilakukan melalui

    2 (dua) kegiatan utama yakni :

    1). Intensifikasi penerimaan pajak dan retribusi, terutama dari bidang

    kewenangan pemajakan dan retribusi, sesuai dengan aturan perundangan

    yang berlaku.

    2). Ekstensifikasi penerimaan retribusi terutama dari bidang-bidang kegiatan

    potensial yang memungkinkan tanpa harus menciptakan ekonomi biaya

    tinggi bagi sektor swasta dan masyarakat.

    C. Meningkatkan kadar kerjasama kemitraan Pemerintah Kabupaten Pelalawan

    dengan lembaga legislatif dalam rangka membangun sebuah format

    penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Pelalawan yang harmonis dan

    berorientasi pada pelayanan publik.

    D. Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan sektor swasta dan masyarakat

    dalam rangka menumbuhkan semangat kewirausahaan yang tangguh

    dikalangan para pengusaha dan masyarakat, terutama para pengusaha yang

    bergerak pada sektor-sektor ekonomi yang berorientasi pada :

    1). Pengolahan dan pemanfaatan produksi pertanian dan produksi lokal

    setempat.

    2). Pasar luar negeri.

    3). Penciptaan dan penyerapan tenaga kerja lokal.

    E. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan semua pihak terkait, terutama

    tokoh-tokoh politik, LSM, universitas dan organisasi profesi dan kepemudaan

    dalam rangka membangun iklim dan situasi sosial politik demokratis yang

    dinamis dan sejuk.

    4.5.4 Prioritas Pembangunan Kabupaten Pelalawan

    Dalam pelaksanaan strategi, arah kebijakan, program dan kegiatan

    sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pelalawan akan

    memberikan prioritas utama pada bidang kegiatan yang paling banyak

    memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi dan misi. Prioritas yang

    dimaksud adalah :

  • 207

    A. Pembenahan internal organisasi dalam rangka peningkatan kesadaran jajaran

    aparatur terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum sehingga dapat

    meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kepada masyarakat secara

    efisien dan efektif.

    B. Peningkatan pendapatan daerah dengan cara menerbitkan langkah-langkah

    kebijakan yang bersahabat dengan pasar, sehingga tidak menimbulkan ekses

    ekonomi biaya tinggi.

    C. Peningkatan hubungan kerjasama kemitraan dengan semua stakeholders

    pembangunan setempat dalam rangka membangun iklim dan budaya politik

    demokratis.

    D. Peningkatan hubungan koordinasi vertikal baik dengan provinsi maupun

    pusat dalam rangka sinergi kebijakan dan sinkronisasi program.

    E. Pembangunan basis utama ekonomi kerakyatan dalam rangka mendorong

    pertumbuhan ekonomi melalui peran serta masyarakat dalam rangka

    menciptakan kesempatan kerja dan pengurangan angka pengangguran.

    Penanggulangan masalah kemiskinan dengan cara menerbitkan kebijakan

    dan melaksanakan program-program pelayanan umum serta mendorong pola-pola

    keterkaitan dan kemitraan usaha. Pembangunan prasarana dan sarana fisik yang

    berkaitan kegiatan ekonomi produktif masyarakat, seperti jalan dan jembatan,

    prasarana dan sarana pelayanan kesehatan, pendidikan dasar dan menengah serta

    prasarana dan sarana sosial lainnya.

    Guna percepatan pelaksanaan pembangunan, maka kebijakan Pemerintah

    Kabupaten Pelalawan dengan mempertajam dan memprioritaskan pembangunan

    pada 5 (lima) arah kebijakan pembangunan, yaitu :

    1. Ekonomi Rakyat : Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

    melalui perluasan akses dan kesempatan mengelola

    sumberdaya ekonomi.

    2. Pendidikan : Peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan sarana

    dan prasarana pendidikan, peningkatan kualitas belajar

    dan mengajar, serta perluasan kesempatan mendapatkan

    pendidikan.

  • 208

    3. Kesehatan : Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui

    peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, serta

    peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan.

    4. Perhubungan : Peningkatan infrastruktur perhubungan dengan arah

    pembukaan isolasi daerah, dan peningkatan akses jalan

    pada sentra ekonomi rakyat.

    5. Aparatur : Peningkatan pelayanan pemerintah melalui peningkatan

    sarana dan prasarana pemerintahan, dan perbaikan

    metode pelayanan yang semakin efektif dan efisien.

    4.5.4.1 Kebijakan Pengembangan Ekonomi Rakyat

    Peningkatan perekonomian masyarakat merupakan isu utama yang harus

    dilakukan, karena harus diakui bahwa kebijakan pemanfaatan sumberdaya

    ekonomi yang ada selama ini belum memihak kepada masyarakat banyak. Oleh

    sebab itu perlu dibuka peluang yang sebesar-besarnya dan dalam mekanisme yang

    terkendali bagi masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya

    ekonomi tersebut.

    Kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat ini dilakukan dengan

    mendorong perkembangan usaha ekonomi menengah dan usaha ekonomi besar

    menjadi lokomotif yang akan menarik dan memacu peningkatan ekonomi rakyat.

    Oleh sebab itu pola kemitraan usaha menjadi tumpuan dan pijakan bagi

    pengembangan usaha ekonomi di Kabupaten Pelalawan, baik di sektor pertanian,

    perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan, industri, serta bidang jasa lainnya.

    Program/kegiatan yang dibiayai APBD Kabupaten meliputi :

    a. Pendampingan/pembinaan usaha.

    b. Penguatan modal.

    c. Pengadaan sarana dan prasarana pengembangan usaha,

    d. Pengendalian dan pengaturan perijinan.

    4.5.4.2 Kebijakan Peningkatan Pendidikan

    Arah kebijakan pengembangan pendidikan dimaksudkan sebagai upaya

    peningkatan sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan formal maupun

  • 209

    informal. Sasaran dari kebijakan pembangunan bidang pendidikan meliputi ;

    peningkatan angka partisipasi sekolah, pengurangan angka putus sekolah,

    peningkatan angka dan predikat kelulusan, peningkatan jumlah peserta didik yang

    masuk lapangan kerja, peningkatan keterampilan dan pengetahuan aparatur,

    peningkatan keterampilan dan pengetahuan pelaku usaha ekonomi, dan lain-lain.

    Termasuk dalam pengembangan sumberdaya manusia ini adalah pembinaan

    keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Program/kegiatan yang

    dilakukan antara lain :

    1. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

    2. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik.

    3. Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar dan mengajar.

    4. Pembinaan lembaga penyelenggara pendidikan.

    5. Pengembangan keterampilan tenaga kerja dan kepemudaan.

    6. Bantuan pendidikan kemahasiswaan dan aparatur.

    7. Penyelenggaraan pendidikan aparatur.

    8. Pembinaan dan pengembangan iman dan taqwa.

    9. Pembinaan dan pengembangan budaya.

    4.5.4.3 Kebijakan Peningkatan Kesehatan

    Kebijakan Pembangunan Bidang Kesehatan meliputi upaya perbaikan

    mutu kesehatan masyarakat melalui program/kegiatan sebagai berikut :

    1. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan.

    2. Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan.

    3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

    4. Peningkatan dan perbaikan mutu gizi masyarakat dan memantapkan

    ketahanan pangan.

    5. Penyelenggaraan Keluarga Berencana (KB).

    6. Perbaikan lingkungan permukiman/perumahan masyarakat.

    7. Pelestarian dan perbaikan mutu lingkungan alami.

  • 210

    4.5.4.4 Kebijakan Peningkatan Perhubungan

    Kebijakan pembangunan bidang perhubungan dimaksudkan sebagai upaya

    memperlancar arus barang dan orang di wilayah Kabupaten Pelalawan, yang

    selanjutnya akan menunjang pengembangan ekonomi rakyat. Program/Kegiatan

    yang dilakukan meliputi :

    1. Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan.

    2. Peningkatan ketertiban dan pencegahan kecelakaan lalu lintas.

    4.5.4.5 Kebijakan Peningkatan Aparatur

    Kebijakan pembangunan aparatur dimaksudkan sebagai upaya

    peningkatan pelayanan aparatur sebagai penyelenggara urusan pemerintahan,

    pembangunan dan kemasyarakatan dengan mengutamakan mutu pelayanan

    melalui program/kegiatan :

    1. Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan.

    2. Peningkatan motivasi dan disiplin kerja.

    3. Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur.

    4. Peningkatan sistem dan metode kerja.

    4.5.5 Target dan Sasaran yang Ingin Dicapai

    Target dan sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan Kabupaten

    Pelalawan adalah sebagai berikut :

    1. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi secara

    lebih adil dan berwawasan lingkungan, yang dengan demikian akan

    meningkatkan produk dan nilai tambah ekonomi.

    2. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pendapatan regional Kabupaten

    Pelalawan, menurunnya angka kemiskinan, serta pertumbuhan ekonomi yang

    ekuivalen dengan pertumbuhan penduduk.

    3. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Pelalawan yang

    lebih handal, berdayasaing dan etos kerja yang tinggi.

    4. Meningkatnya mutu hidup dan kehidupan masyarakat di Kabupaten Pelalawan

    melalui peningkatan kesehatan, terjaminnya kebutuhan pokok, tersedianya

  • 211

    sarana dan prasarana utama, seperti listrik, air minum, perumahan dan

    lingkungan pemukiman yang layak.

    5. Lancarnya arus orang dan barang di Kabupaten Pelalawan, terbuka isolasi

    daerah sulit dan meningkatnya akses ke sentra ekonomi.

    6. Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur, guna peningkatan kinerja

    pemerintahan, kinerja pembangunan dan kinerja pelayanan kemasyarakatan.

    Selain pembangunan Kabupaten Pelalawan berdasarkan Program

    Pembangunan Daerah yang telah di tetapkan, pembangunan Kabupaten Pelalawan

    juga terkait dengan kebijakan pembangunan kawasan yaitu kebijakan Kerjasama

    Ekonomi Sub Regional Indonesia Malaysia Singapura Growth Triangle (KESR

    IMS GT) yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Kerjasama

    Singapura Johor Riau (SIJORI) yang diresmikan melalui penandatanganan MOU

    pada 17 Desember 1994. Untuk Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia

    Malaysia Thailand Growth Triangle (KESR IMT GT), keterlibatan Provinsi

    Riau relatif baru yaitu melalui deklarasi pada pertemuan tingkat Menteri

    (Ministrial Meeting) di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal

    20 Maret 1997. Kegiatan yang diikuti selama ini pada KERS IMT-GT masih

    terbatas sebagai peserta aktif pada tingkat pertemuan WGM, SOM dan MM

    belum ada dalam bentuk ikatan kerjasama MOU.

    Tujuan dasar dari KESR ini adalah untuk mendorong pembangunan dan

    meningkatkan kerjasama ekonomi kawasan di bidang perdagangan, pariwisata,

    pertanian, industri dan kegiatan ekonomi lainnya di wilayah segi tiga

    pertumbuhan dengan pelaku utama kalangan dunia usaha (sektor swasta) dan

    pemerintah bertindak selaku fasilitator. Visi ke depan dan program-program

    KESR adalah mewujudkan sektor swasta sebagai "engine of growth" dalam

    pengembangan ekonomi kawasan, didukung oleh berbagai kemudahan dan

    layanan yang profesional oleh masing-masing pemerintah peserta KESR.

    Dari pihak Indonesia pada saat ini ada tujuh provinsi yang telah terlibat

    dalam KESR IMS GT, yaitu : Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan,

    Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Barat. Untuk KERS IMT GT ada empat

    provinsi yang terlibat, yaitu : Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara,

    Sumatera Barat dan Riau. Dengan lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan

  • 212

    ketiga negara tetangga peserta KERS, memungkinkan Provinsi Riau terlibat baik

    pada KERS IMS GT maupun IMT GT. Kebijakan KESR IMS GT dan

    IMT GT di wilayah Provinsi Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut :

    A. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan program-

    program KESR, meliputi, keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar

    lembaga, inter dan intra wilayah, pendanaan dan penjadwalan, serta link and

    match" dengan program dari negara/provinsi lain.

    B. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR

    antar provinsi terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen

    kerja program KESR.

    C. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh

    dengan memperbesar peran pemerintah daerah dalam kerangka otonomi

    daerah.

    D. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang

    kerjasama yang ada disetiap Provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia

    usaha di negara lain peserta KESR.

    E. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk

    mendukung pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan

    pemanfaatan lahan.

    F. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan

    penanaman modal di provinsi terkait melalui sistem jaringan komunikasi

    internet dan sistem promosi terpadu.

    4.6. Program Pembangunan Perikanan

    Seiring dengan permasalahan untuk peningkatan kesejahteraan

    masyarakat, pertumbuhan penduduk yang tinggi yang jauh di atas pertumbuhan

    ekonominya, membuat Kabupaten Pelalawan meningkatkan semua potensi alam

    yang dimiliki untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Potensi perikanan di Kabupaten Pelalawan yang memiliki peluang untuk

    terus dikembangkan, maka sesuai dengan tujuan dari pada Revitalisasi Pertanian,

    Perikanan dan Kehutanan (RPPK) Indonesia tahun 2005 yang memiliki kebijakan

    dan strategis umum adalah untuk :

  • 213

    1. Pengurangan kemiskinan dan kegureman pertanian, perikanan dan kehutanan.

    2. Peningkatan dayasaing, produktivitas, nilai tambah dan kemandirian produksi

    dan distribusi pertanian, perikanan dan kehutanan.

    3. Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumberdaya alam secara

    berkelanjutan.

    Dalam penerapan di Kabupaten Pelalawan, Dinas Perikanan dan Kelautan

    Kabupaten Pelalawan merumuskan RPPK dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan

    dan Kelautan Kabupaten Pelalawan. Adapun visi dari Dinas Perikanan dan

    Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut :

    Menjadikan Perikanan dan Kelautan Penggerak Ekonomi Masyarakat Petani dan

    Nelayan yang Maju dan Unggul Tahun 2030

    Agar terwujudnya visi yang telah di tetapkan maka diperlukan misi untuk

    merealisasikan visi tersebut, dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan

    Kabupaten Pelalawan memiliki Misi sebagai berikut :

    1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur, masyarakat perikanan dan

    kelautan.

    2. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang lestari.

    3. Meningkatkan infrastruktur perikanan dan kelautan.

    4. Meningkatkan pelayanan, promosi dan kemitraan usaha perikanan dan

    kelautan.

    5. Menciptakan industri perikanan yang berbasis pedesaan.

    4.7. Lingkungan Strategis yang Berpengaruh

    Dalam mewujudkan pencapaian misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan

    Kabupaten Pelalawan tidak terlepas dari pada pengaruh pembangunan

    aspek-aspek lainnya seperti pembangunan sarana dan prasarana pemukiman baik

    pembangunan jalan, peningkatan sarana dan prasarana transportasi darat dan laut

    guna memudahkan pengangkutan hasil produksi perikanan yang berasal dari hasil

    tangkapan, budidaya maupun olahan.

    Informasi peluang pasar dari instansi terkait dan promosi produksi

    perikanan untuk menarik minat investor dalam dan luar negeri sangat menunjang

    dalam pencapaian perwujudan misi kabupaten dan Dinas Perikanan dan Kelautan

  • 214

    Kabupaten Pelalawan. Disamping itu pembangunan di bidang perikanan dan

    sektor pertanian secara terpadu dengan adanya keserasian penggunaan lahan akan

    dapat menciptakan suatu keterpaduan antara sub sektor yang bergerak di bidang

    pertanian secara umum. Sehingga setiap lingkungan strategis yang berpengaruh

    dalam pencapaian perwujudan dari misi kabupaten tidak terlepas dari peran serta

    masing-masing sub sektor pembangunan.

    4.7.1 Tujuan dan Sasaran

    Agar Visi dan Misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

    Pelalawan terwujud dan terarah dan lebih nyata, maka dibuatlah tujuan dan

    sasaran dari pada pembangunan perikanan Kabupaten Pelalawan yang sudah

    tercantum dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

    Pelalawan.

    Tujuan yang ditetapkan tidak terlepas dari pada faktor-faktor penentu

    keberhasilan, oleh sebab itu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan

    telah memperhitungkan kekuatan, kelemahan serta segala sumberdaya yang

    menjadi peluang sekaligus ancaman. Adapun tujuan yang telah ditetapkan oleh

    Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sesuai misi yang telah

    ditetapkan sebelumnya, sebagai berikut :

    a. Meningkatkan pembangunan perikanan dalam rangka ekspor pengembangan

    industri pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif

    serta peningkatan pendapatan petani nelayan.

    b. Mengembangkan kawasan perikanan dan kelautan sebagai kawasan sentra

    produksi perikanan guna pengembangan bisnis perikanan dan kelautan (Land,

    Sea and Marine Bisnis).

    c. Meningkatkan pembangunan perikanan dan kelautan semaksimal mungkin

    dengan pendayagunaan potensi kelautan guna kesejahteraan masyarakat

    melalui kegiatan-kegiatan perikanan, budidaya pantai dan pariwisata.

    d. Mengembangkan kegiatan budidaya perikanan baik kolam, keramba dan

    tambak yang memiliki potensi perikanan dan kelautan.

    e. Inventarisasi dan pengembangan potensi perikanan dan kelautan yang

    terintegrasi dengan sektor pembangunan lain.

  • 215

    f. Mendorong investasi pada usaha yang terkait dengan perikanan dan kelautan

    untuk meningkatkan kesempatan kerja, peningkatan devisa dan peningkatan

    kesejahteraan masyarakat.

    g. Mendorong pendayagunaan daerah pantai dan wilayah laut dengan tanpa

    merusak kelestarian lingkungan hidup.

    h. Meminimalisir dampak negatip dari eksploitasi sungai, danau dan laut untuk

    menjaga kelestarian sumberdaya yang ada dan mempertahankan

    ekosistemnya, seperti biota sungai, danau dan laut potensial lainnya.

    Sedangkan sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan

    Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut :

    a. Peningkatan produksi perikanan dan kelautan dengan mengedepankan

    pengembangan budidaya perikanan dan optimalisasi penangkapan di Laut

    Cina Selatan.

    b. Pengentasan kemiskinan rumah tangga perikanan melalui perbaikan

    pendapatan dan peningkatan lapangan kerja dalam bidang perikanan dan

    kelautan.

    c. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan teknologi

    melalui pendidikan formal, non formal dan penyuluhan.

    d. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan secara lestari

    dan berkelanjutan melalui pengelolaan dan pengawasan sumberdaya alam dan

    lingkungan.

    e. Peningkatan sarana dan prasarana perikanan serta faktor penunjang produksi

    hasil perikanan dan kelautan.

    4.7.2 Strategi untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran

    Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh

    Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan merupakan rencana yang

    menyeluruh dan terpadu, meliputi penetapan kebijakan, program dan kegiatan di

    lapangan dengan mempertimbangkan sumberdaya organisasi serta keadaan

    lingkungan yang dihadapi yang akan dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu

    5 (lima) tahun kedepan.

  • 216

    Kebijakan program dan kegiatan yang direncanakan oleh Dinas

    Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tahun 2007 difokuskan pada :

    1. Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan terhadap aparatur dan

    pembudidaya ikan/nelayan.

    2. Menyelenggarakan peningkatan usaha perikanan melalui sektor penangkapan,

    pengolahan ikan, budidaya kolam, keramba dan tambak.

    3. Menyediakan sarana dan prasarana usaha perikanan.

    4. Melaksanakan pembinaan usaha, promosi dan menjalin kerjasama dengan

    mitra usaha.

    5. Memberikan kemudahan perijinan usaha perikanan.

    6. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang perikanan dan

    kelautan yang diperlukan baik oleh masyarakat perikanan maupun masyarakat

    umum.

    7. Melaksanakan pengawasan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan

    kelautan secara berkelanjutan dan lestari.

    4.7.3 Pokok-Pokok Kegiatan Program dan Proyek

    Adapun program yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

    Kabupaten Pelalawan tahun 2007 antara lain.

    1. Program pengembangan budidaya perikanan.

    2. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

    3. Program pengembangan sistem penyuluhan.

    4. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian

    sumberdaya kelautan.

    Sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2007 antara lain :

    1. Pendistribusian sarana produksi perikanan budidaya (SAPRODI).

    2. Pembinaan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP).

    3. Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir.

    4. Pelatihan teknis sumberdaya perikanan.

    5. Pengawasan sumberdaya perikanan dan kelautan.

    6. Pembentukan kelompok masyarakat swakarsa pengamanan sumberdaya

    kelautan.

  • 217

    7. Pengadaan alat-alat laboratorium perikanan.

    8. Pengembangan bibit ikan unggul.

    9. Peningkatan operasional tambak percontohan Dinas.

    10. Operasional Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas.

    4.8. Keadaan Wilayah Pesisir

    Wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan berada di 2 (dua) kecamatan yaitu

    Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Teluk Meranti. Adapun pemanfaatan

    kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan meliputi kawasan permukiman,

    pertambakan dan kawasan hutan magrove.

    Morfologi daratan pantainya terdiri dari pasir bercampur lumpur dan

    bahan organik, pada umumnya kawasan ini merupakan dataran rawa gambut,

    dataran aluvium sungai dengan daerah dataran banjirnya. Dataran ini dibentuk

    oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang terdiri dari endapan pasir,

    danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Pesisir pantai di Kabupaten

    Pelalawan terdapat satu muara sungai yaitu Sungai Kampar. Sungai Kampar

    merupakan sungai yang cukup besar dan menghasilkan sedimentasi yang

    memberikan perngaruh terhadap kondisi wilayah pesisir.

    Keadaan perairan berdasarkan parameter fisik hasil penelitian Bappeda

    Kabupaten Pelalawan (2005) didapatkan gejala alam yang khas yang dikenal

    dengan Bono. Bono terjadi akibat adanya pasang air laut yang datang secara

    mendadak dalam waktu yang singkat dan bergerak dari arah laut menuju muara

    Sungai Kampar dan masuk ke aliran sungai kampar melewati kota-kota kecil di

    sepanjang Sungai Kampar dan biasanya berakhir di kota Teluk Meranti. Bono

    terjadi pada pasang harian, yaitu pada jam 12 siang atau jam 12 malam yang

    ketinggiannya mencapai 1,5 meter, akan tetapi apabila terjadi pasang besar maka

    ketinggiannya dapat mencapai 3 meter. Daerah genangan banjir akibat Bono ini

    dapat mencapai beberapa ratus meter dari arah pesisir sungai ke arah daratan.

    Derasnya air yang mengalir masuk ke Sungai Kampar tidak dapat

    tertampung karena dangkalnya sungai di wilayah hulu Pulau Muda hingga Teluk

    Meranti. Kedangkalan wilayah ini menyebabkan terjadinya gelombang besar

    mendadak akibat luapan pasang dari arah Kuala Kampar. Bono terjadi di wilayah

  • 218

    Sungai Kampar dari Tanjung Pandak (Pulau Muda), Tanjung Pebilahan/Tanjung

    Pulai, Sei Serkap, Sei Turip, Tanjung Sendok/ Tanjung Pebayang, Tanjung

    Sialang/ Teluk Jibun, Tanjung Kempas, Tanjung Sepetir/ Sei Kutub.

    Peristiwa Bono dapat diperkirakan dengan perhitungan tahun Hijriah, pola

    pasang surut dan musim angin di kawasan tersebut. Misalnya pada saat pasang

    dan musim angin bertiup dari arah utara maka gelombang Bono dapat mencapai

    ketinggian 3 meter.

    Berdasarkan pengamatan terhadap parameter kimia menunjukkan salinitas

    30 000 . Salinitas menggambarkan kandungan garam dalam air suatu perairan,

    yang umumnya disebabkan oleh ion natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca),

    Magnesium (Mg), Klorit (Cl), Sulfat (SO4) dan Bikarbonat (HCO3). Kandungan

    oksigen rata-rata sebesar 4,8 ml/l. Kadar oksigen terlarut dihasilkan oleh adanya

    proses fotosintesis dari fitoplanton. Derajat keasaman atau pH sebesar 7,1 yang

    merupakan gambaran dari jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan.

    Nilai pH yang berada dalam kisaran 7-9 ini menunjukkan bahwa pengamatan

    dilakukan di perairan payau, karena pH perairan laut mencapai 8,0-8,5.

    kandungan pospat nitrat adalah 0,85 gAPO4-P/I dan 1,6 gAPO4-P/I. Pengamatan terhadap Pospat dan Nitrat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan

    nutrien perairan, yang menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat

    kesuburan perairan.

    Formasi hutan mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Pelalawan

    didominasi oleh jenis koloni bakau hitam (Rhizophora mucronata), meskipun

    demikian juga terdapat bakau putih (Rhizophora apiculata). Selain kedua jenis

    tersebut juga terdapat koloni tumbuhan api-api (Avicennia sp), tumbuhan tanjang

    (Bruguiera gymnorrhiza), koloni tumbuhan tenggar (Ceriops tagal), dan terdapat

    pula koloni tumbuhan pedada atau umum disebut perepat (Sonneratia sp.). Secara

    langsung atau tidak langsung, hutan bakau melindungi dan menyediakan makanan

    bagi berbagai komunitas binatang, termasuk burung-burung pantai dan banyak

    organisme laut.

  • 219

    4.9. Keadaan Umum Perikanan

    4.9.1 Budidaya Tambak/ Tambak Sylvifisheries

    Potensi untuk budidaya tambak adalah seluas 2.100 Ha, namun demikian

    untuk aktifitas di bidang budidaya perikanan ini masih belum banyak, berdasarkan

    data tahun 2006 dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan jumlah

    Rumah Tangga Perikanan (RTP) di sektor budidaya ikan tambak berjumlah 37

    RTP atau menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 68 RTP. Sedangkan luas

    lahan yang sudah dipergunakan seluas 74,8 Ha. Hasil produksi yang diperoleh di

    sektor ini berjumlah 300 ton. Adapun perkembangan kegiatan bidang budidaya

    tambak dari tahun 2005-2006 sebagaimana pada Tabel 9 berikut ini :

    Tabel 9. Data Peningkatan Hasil Kegiatan Budidaya Ikan Selama tahun 2005-2006

    Tahun No Keterangan 2005 2006 Peningkatan +/-

    1 Luas Areal Tambak (Ha) 66,9 74,8 7,9 2 Rumah Tangga Perikanan (RTP) 105 68 -37 3 Produksi Tambak (Ton) 95,3 300 204,7

    Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan, 2006

    Jenis ikan yang di budidayakan umumnya adalah ikan bandeng dan udang,

    yang dipelihara dengan sistem tradisional. Pemanenan dari hasil budidaya sekitar

    4 bulan. Bidang budidaya tambak ini di Kabupaten Pelalawan masih sangat

    rendah, hal ini terlihat dari potensi pengembangan dan luas lahan yang sudah

    diusahakan. Adanya pertumbuhan ikan tanpa pemberian makanan menunjukkan

    bahwa media budidaya tersebut merupakan perairan yang subur.

    4.9.2. Usaha Penangkapan Ikan

    Produksi ikan hasil tangkapan di laut oleh nelayan di Kabupaten

    Pelalawan dari tahun 2001-2006 terus meningkat, dengan rata-rata produksi per

    tahunnya sebesar 3.713,48 ton. Produksi terbesar terjadi pada tahun 2006 dengan

    produksi sebesar 5.085,58 ton. Sedangkan produksi pada tahun 2001 sebesar

    2.948 ton. Jenisjenis ikan yang tertangkap oleh nelayan didominasi oleh lomek,

    ubur-ubur, udang putih dan merah, siakap dan patin kuala. Sedangkan untuk ikan

    patin kuala biasanya tertangkap pada musim tertentu dengan nilai ekonomis yang

    sangat tinggi. Kebutuhan akan komoditi ikan di kabupaten ini berfluktuasi dimana

    kebutuhan tertinggi di tahun 2003 sebesar 6.909,6 ton dalam periode 2001-2005

  • 220

    dan kebutuhan komoditi ikan rata-rata per tahun dari periode 2001-2005 sebesar

    5.979.75 ton/tahun. Sedangkan kekurangan komoditi pertahunnya selama periode

    2001-2005 sebesar 2.540,58 ton. Sedangkan konsumsi ikan per kapita per tahun

    rata-rata sebesar 29,26 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi terbesar terjadi di

    tahun 2003 sebesar 33,16 kg/kapita/tahun. Kekurangan akan permintaan komoditi

    ikan ini saat ini disikapi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan

    dengan meningkatkan hasil produksi di bidang budidaya.

    Armada penangkapan merupakan salah satu faktor yang menentukan

    keberhasilan usaha penangkapan selain faktor alat tangkap juga keberadaan

    musim ikan. Dilihat dari perkembangan armada penangkapan ikan di Kabupaten

    Pelalawan pada tahun 2006 di dominasi oleh perahu tanpa motor sebanyak 1.642

    unit, sedangkan jumlah perahu motor berjumlah 1.098 unit. Dengan jumlah

    terbanyak untuk perahu motor berada di Kecamatan Langgam sebanyak 227 unit,

    sedangkan untuk perahu tanpa motor sebanyak 320 unit. Armada penangkapan

    yang digunakan didominasi oleh pompong dalam bentuk perahu. Armada

    tangkapan pompong yang digunakan pada umumnya berbobot 800 kg-1 ton

    dengan harga berkisar antara 6-9 juta rupiah.

    Alat tangkap yang ada di Kabupaten Pelalawan masih sangat tradisional

    hal ini terlihat dari beberapa alat tangkap yang masih sederhana. Jumlah alat

    tangkap di kabupaten ini berjumlah 16.678 unit di tahun 2006. Dengan alat

    tangkap terbanyak berjenis pancing.

    Tabel 10. Data Produksi dan Kebutuhan Komoditi Ikan

    Tahun Produksi Ikan (Ton)

    Konsumsi (Kg/ Kapita/ tahun)

    Kebutuhan (Ton)

    Kekurangan (Ton)

    2001 2.948 26,75 4.513,70 1.565,70 2002 3.147,15 29,15 5.648,90 2.501,50 2003 3.473,80 33,16 6.909,60 3.435,80 2004 3.907,99 27,50 6.077,50 2.169,51 2005 3.718,38 30,23 6.749,03 3.030,40 2006 5.085,58 Ttd ttd Ttd

    Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan Ket : ttd = tidak terdapat data

  • 221

    Tabel 11. Data Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Kab. Pelalawan Tahun 2006

    Jenis dan Jumlah Alat Tangkap

    No Kecamatan Jaring

    Jala

    Pancing

    Raw

    ai

    Langian

    Pengilar

    Lukah

    Lain-lain

    1 Langgam 320 245 1.120 320 86 780 76 4282 Pangkalan

    Kerinci 237 68 680 120 72 310 180 68

    3 Bandar Sei Kijang 30 12 60 28 16 8 20 48

    4 Pangkalan Kuras 187 110 130 118 12 510 520 160

    5 Pangkalan Lesung 24 26 40 20 10 80 98 132

    6 Ukui 46 38 65 22 18 78 110 767 Pelalawan 178 68 420 68 76 70 78 1878 Kerumutan 38 42 380 148 70 366 530 1589 Teluk

    Meranti 398 88 620 330 20 988 664 520

    10 Kuala Kampar 724 68 430 202 10 - 28 76

    11 Bunut 42 16 42 18 8 30 120 12012 Bandar

    Petalang 38 16 48 32 18 18 38 69

    TOTAL 2.262 797 4.035 1.426 416 3.238 2.462 2.042

    Sumber : Laporan tahunan 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan

    4.9.3 Pengelolaan Hasil Perikanan

    Pengelolaan ikan di Kabupaten Pelalawan dilakukan oleh nelayan untuk

    memberikan nilai tambah terhadap ikan tangkapan yang dihasilkan. Produksi

    pengolahan ikan yang dilakukan oleh nelayan meliputi ikan salai, ikan asin, ebi

    dan ikan lomek. Di kabupaten ini untuk produksi ikan salai dan baung banyak

    terdapat di Kecamatan Langgam. Pengolahan ikan yang dilakukan oleh para

    nelayan dapat dikatakan cukup baik, hal ini terlihat hasil olahan ikan yang sudah

    dilakukan packing dan pemberian label, sehingga produksi yang dihasilkan

    mampu menembus pasar-pasar swalayan di beberapa kota di sekitar

    Kabupaten Pelalawan. Untuk lebih jelasnya mengenai produksi ikan olahan

    berdasarkan wilayah Kecamatan dapat di lihat pada Tabel 12 berikut ini:

  • 222

    Tabel 12. Jenis Usaha dan Produksi Hasil Perikanan di Kabupaten Pelalawan Tahun 2006

    Produksi (Ton) NO Kecamatan

    Ikan Salai/ Asap Asin Ebi Lomek

    1. Langgam 16,40 6,4 - -

    2. Pangkalan Kerinci 3,6 1,8 - -

    3. Bandar Sei Kijang 0,8 0,4 - -

    4. Pangkalan Kuras 1,86 1,4 - -

    5. Ukui 1,72 - - -

    6. Pangkalan Lesung 2,1 - - -

    7. Bunut 0,6 - - -

    8. Pelalawan 2,3 1,8 - -

    9. Bandar Petalangan 0,8 0,2 - -

    10. Kuala Kampar - - 11,8 13,2

    11. Kerumutan 1,8 1,6 - -

    12. Teluk Meranti 2,16 1,5 - -

    Total 34,14 15,1 11,8 13,2

    Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan tahun 2006

    Kegiatan Pengolahan ikan oleh nelayan Kabupaten Pelalawan bukanlah

    mata pencaharian utama melainkan sebagai mata pencaharian sampingan atau

    alternatif. Hal ini disebabkan karena kualitas ikan yang di tangkap tidak memiliki

    mutu yang baik, sehingga ikan tersebut tidak layak dijual dan diperlukannya

    pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah. Kegiatan pengolahan ikan

    dilakukan di saat musim panen tiba, dimana pada saat itu jumlah ikan di pasar

    sangat berlimpah dan tidak terjual habis, sehingga alternatif agar ikan terus dapat

    digunakan dan harga jual meningkat maka di butuhkan pengolahan ikan dalam

    bentuk pengasapan.

  • 223

    Gambar 6. Ikan Lomek dikeringkan.

    Sebagian besar bahan baku pengolahan ikan yang digunakan oleh para

    nelayan merupakan hasil tangkapan dan berasal dari ikan-ikan yang memiliki nilai

    ekonomis yang tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai bahan baku dan area

    pengolahan ikan asap dan ikan asin dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14 di

    bawah ini.

    Tabel 13. Bahan Baku dan Area Pengolahan di Kabupaten Pelalawan

    No Kecamatan Area/Lokasi Pengolahan Bahan Baku

    1. Langgam Tambak, Langgam, Langkan, Sotol

    Baung, Juaro, Selais, Tapah, Takuang

    2. Pangkalan Kerinci

    Kuala Terusan, Rantau Baru Baung, Juaro, Selai, Tuakang

    3. Bandar Sei Kijang

    Beringin Jaya, Lobuk Ogung, Kiab Jaya

    Baung, Juaro, Selais

    4. Pangkalan Kuras Kesuma Betung Baung, Juaro, Selais 5. Pangkalan Lesung Pangkalan Lesung Baung, Juaro, Selais,

    Patin 6. Ukui Air Hitam, Lubuk Kembang

    Bunga Baung, Juaro, Selais

    7. Pelalawan

    Sering, Sungai Ara, Pelalawan, Ransang, Tolam

    Baung, Juaro, Selais

    8. Bunut Desa Bagan Laguh, Sungai Buluh

    Baung, Juaro, Selais

    9. Bandar Petalangan

    Angkasa, Lubuk Terap, Lubuk Raja

    Baung, Juaro, Selais

    10. Kerumutan Kerumutan, Pangkalan Tampui

    Baung, Juaro, Selais, Patin

    11. Teluk Meranti Teluk Meranti, Petodaan, Kuala Panduk

    Baung, Juaro, Selais

    12. Kuala Kampar - - Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2006

  • 224

    Tabel 14. Bahan dan Area Pengolahan Ikan Asin/Kering di Kabupaten Pelalawan

    No Kecamatan Area/Lokasi Pengolahan Bahan Baku

    1. Langgam Tambak, Langgam, Langkan, Sotol

    Tuakang

    2. Pangkalan Kerinci Kuala Terusan, Rantau Baru Tuakang, Kapiek 3. Bandar Sei Kijang Beringin Jaya, Lobuk Ogung,

    Kiab Jaya Tuakang, Sepat

    4. Pangkalan Kuras Kesuma, Betung Tuakang, Sepat 5. Pelalawan Sering, Sungai Area,

    Pelalawan, Ransang, Tolam Tuakang

    6. Bandar Petalangan Tuakang, Sepat 7. Kerumutan Kerumutan, Pangkalan Tanpui Tuakang, Kapiek 8. Kuala Kampar Tanjung Selukup (Teluk) Lomek, Udang

    Putih, Udang Merah, Udang duri, Ubur-ubur

    9. Teluk meranti Teluk Meranti, Petodaan, Kuala Panduk

    Tuakang, Sepat

    Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Tahun 2006

    Pengolahan ikan yang dilakukan oleh nelayan memiliki nilai ekonomi

    yang sangat tinggi apabila dibandingkan nelayan hanya menjual ikan secara segar.

    Adapun mengenai produk pascapanen hasil perikanan dan harga jual di

    Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini

    Tabel 15. Produk Pascapanen Perikanan Dan Harga Jual Di Kabupaten Pelalawan

    No Produk Pascapanen Harga/Kg (Rp) Sumber Potensi 1. Ikan Asap Baung 80-100 ribu Langgam, Kuala Terusan,

    Kusuma, Betung, Kerumutan 2. Ikan Asap Selais 80-100 ribu Langgam, Kuala Terusan,

    Kusuma, Betung, Kerumutan Tabel 18. Lanjutan ... 3. Ikan Asap Juaro 60-70 ribu Langgam, Kuala Terusan,

    Kusuma, Betung, Kerumutan 4. Ikan Asap Gabus 35 ribu Kusuma, Betung, Kerumutan 5. Ikan Asin Tuakang 12-20 ribu Langgam, Kuala Terusan,

    Kusuma, Betung, Kerumutan 6. Lomek Kering 15 ribu Kampung Selungkup (Teluk) 7. Udang Pukul 30-40 ribu Kampung Selungkup (Teluk) 8. Ubur-ubur Kering 40-50 ribu Kampung Selungkup (Teluk) 9. Abuk Udang 750 ribu Kampung Selungkup (Teluk)

    Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Pelalawan, Tahun 2006

  • 225

    Dari Tabel 15 di atas didapatkan bahwa harga produk pascapanen hasil

    perikanan cukup baik dan sangat disukai konsumen terutama ikan asap (salai).

    Sedangkan produk ikan kering yang dihasilkan oleh nelayan memiliki prospek

    yang cukup baik untuk di ekspor.

    4.9.4 Kelembagaan Pasar

    Pemasaran hasil produksi dari usaha-usaha di bidang kelautan dan

    perikanan di Kabupaten Pelalawan baik hasil tangkapan, budidaya dan

    pascapanen belum mengalami kendala yang berarti, hal tersebut disebabkan

    tingkat permintaan yang tinggi akan produk hasil perikanan. Sistem pemasaran

    yang ada di kawasan pesisir ada 2 cara yaitu pemasaran langsung yaitu dari

    produsen (nelayan atau petambak) ke konsumen melalui pasar-pasar yang terdekat

    dengan lokasi dimana produk dihasilkan dan pemasaran tidak langsung yaitu

    pemasaran yang dilakukan melalui pedagang pengumpul yang ada di Kabupaten

    Pelalawan maupun diluar Kabupaten Pelalawan dan biasanya nelayan memiliki

    pengumpul masing-masing. Ikan yang dijual ke pedagang pengumpul biasanya

    merupakan ikan yang memiliki ekonomis tinggi, sedangkan yang lainnya di jual

    langsung ke pasar atau tetangga tempat tinggal dan di konsumsi sendiri.

    Kelembagaan pasar kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan sama

    dengan kelembagaan pasar yang lain, artinya pasar yang ada merupakan tempat

    pemasaran berbagai macam-macam produk dari berbagai bidang. Dapat

    disimpulkan bahwa rantai pemasaran usaha-usaha hasil perikanan mulai dari

    tingkat nelayan (produsen) sampai ke tingkat konsumen adalah produsen menjual

    hasil usaha perikanan ke pedagang pengumpul selanjutnya dijual ke konsumen,

    atau produsen langsung ke konsumen atau konsumen membeli langsung ke

    produsen (untuk produk pascapanen).

  • 226

    Gambar 7. Tempat Pemasaran Hasil Perikanan

    4.9.5 Kelembagaan Modal

    Dalam penyediaan kebutuhan modal para petambak dan nelayan diperoleh

    dari tiga kategori yaitu modal pribadi, pinjaman kepada koperasi dan pinjaman

    perorangan. Nilai pinjaman yang diberikan oleh koperasi masih relatif minim, hal

    ini dikarenakan dana untuk pinjaman berasal dari simpanan anggota. Walaupun

    pinjaman yang diberikan relatif kecil namun sangat memberikan manfaat yang

    sangat besar terutama untuk memutus mata rantai ketergantungan para

    petambak dan nelayan terhadap rentenir.

    Jumlah Koperasi yang memberikan pelayanan terhadap sektor perikanan

    ada dua, yaitu Koperasi Bina Pesisir Mandiri Desa Teluk Kecamatan Kuala

    Kampar dan Lembaga Pengkreditan Masyarakat Desa Kecamatan Pangkalan

    Kerinci. Dari dua koperasi tersebut jumlah anggota sebanyak 87 orang dengan

    simpanan sebesar Rp. 24.830.000 dan volume usaha sebesar Rp. 95.756.000.

    Kecilnya besarnya simpanan di dua koperasi hal ini menjadikan pinjaman yang

    diberikan oleh koperasi kepada para petambak dan nelayan juga kecil.

  • 227

    Gambar 8. Tempat Koperasi Bina Pesisir Mandiri

    4.9.6 Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir

    Tingkat pendidikan masyarakat masih tergolong rendah, pada umumnya

    sebagian besar pendidikan masyarakat di kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan

    hanya sampai pada tingkat pendidikan sekolah dasar. Rendahnya tingkat

    pendidikan masyarakat pesisir, disebabkan oleh kurangnya sarana pendidikan

    yang ada. Kecamatan yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan

    memiliki sarana pendidikan masih minim sekali.

    Sarana pendidikan sekolah dasar baik negeri dan swasta terdapat sebanyak

    37 buah sedangkan sarana pendidikan untuk sekolah lanjutan pertama baik negeri

    maupun swasta hanya terdapat sebanyak 4 buah. Rasio sekolah dasar dengan

    sekolah lanjutan pertama adalah 1 : 9 artinya anak-anak sekolah dasar yang tamat

    dari (37 buah sekolah) akan ditampung pada SLTP yang banyaknya empat buah,

    sehingga persaingan untuk melanjutkan sekolah lanjutan pertama di wilayah

    pesisir cukup tinggi. Untuk mengetahui jumlah sarana pendidikan di kawasan

    pesisir di Kabupaten Pelalawan seperti Tabel 16 sebagai berikut:

  • 228

    Tabel 16. Jumlah Sarana Pendidikan di Kawasan Pesisir

    TK SD SLTP SMU SMK No Kecamatan

    N S N S N S N S N S

    1 Kuala Kampar - 1 25 - 3 - - - - -

    2 Teluk Meranti - 1 12 - - 1 - - - -

    Jumlah - 2 37 - 3 1 - - - -

    Kabupaten Pelalawan - 53 173 5 14 11 8 2 1 2

    Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2003 Keterangan : N = Negeri S = Swasta

    4.9.7 Agama yang Dianut

    Kecamatan yang berada di wilayah pesisir dilihat dari agama yang dianut

    sangat beraneka ragam, di wilayah ini terdapat agama Islam, Kristen, Hindu,

    Budha dan lainnya. Penduduk di sekitar wilayah pesisir sebagian besar yaitu

    94,1 % adalah beragama Islam dan diikuti yang beragama Budha sebanyak 4,1 %

    beragama Kristen sebanyak 1,0 % dan sisanya agama Hindu dan lainnya sebesar

    0,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.

    Tabel 17. Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut di Wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003

    No Kecamatan Islam Kristen Hindu Budha Lainnya Jumlah

    1 Kuala Kampar 17.552 254 18 1.125 179 19.128

    2 Teluk Meranti 8.087 23 2 5 - 8.117

    Jumlah 25.639 277 20 1.130 179 27.245

    Persentase 94,1 1,0 0,1 4,1 0,7 100,0

    Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003

    Untuk menjalankan ritual keagamaan maka diperlukan sarana beribadatan

    seperti, Mesjid dan Mushalla sedangkan Gereja tidak terdapat di daerah ini.

    Jumlah Mesjid yang terdapat di wilayah ini sebanyak 61 buah, Mushalla 36 buah

    dan 1 buah lainnya, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 18 berikut ini:

  • 229

    Tabel 18. Jumlah Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003

    No Kecamatan Mesjid Mushalla Gereja Lainnya

    1 Kuala Kampar 36 32 - 1

    2 Teluk Meranti 25 4 - 1

    Jumlah 61 36 - 1

    Kabupaten Pelalawan 253 296 25 1

    Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003

    4.9.8 Kesehatan Masyarakat

    Sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk

    melihat tingkat kesehatan masyarakat, disamping adanya kesadaran masyarakat

    untuk hidup sehat. Sarana kesehatan yang tersedia di wilayah pesisir Kabupaten

    Pelalawan berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu yang didukung

    oleh tenaga medis seperti Dokter, Bidan dan Perawat. Adapun lebih jelasnya

    dapat di lihat pada Tabel 19 di bawah ini:

    Tabel 19. Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut

    Kecamatan di wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003

    No Kecamatan Puskesmas Pustu Posyandu Dokter Bidan Perawat

    1 Kuala

    Kampar

    1 3 31 2 3 8

    2 Teluk

    Meranti

    1 2 14 2 5 2

    Jumlah 2 5 45 4 8 10

    Kab. Pelalawan 11 21 183 21 75 49

    Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003

    Dari Tabel 19 di atas terlihat jumlah tenaga medis (Dokter dan Bidan)

    yang bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah ini

    sebanyak 12 orang. Jika dilihat rasio penduduk dengan jumlah tenaga pelayan

    kesehatan maka rasionya adalah 1 : 2.835 artinya seorang dokter atau bidan secara

    rata-rata akan melayani masyarakat sebanyak 2.835 orang.

  • 230

    4.9.9 Kemiskinan Penduduk

    Tingkat kemiskinan merupakan salah satu permasalahan utama yang

    dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia. Tingkat kemiskinan

    Indonesia yang mencapai 39,4 % berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2006,

    tingkat kemiskinan tersebut merupakan salah satu kendala dalam percepatan

    pembangunan bangsa. Kemiskinan yang terjadi Indonesia meliputi dua tempat

    yaitu kemiskinan di perkotaan dan kemiskinan di pedesaan. Walaupun demikian

    kedua kemiskinan tersebut mesti ditangani terlebih dahulu agar pembangunan

    bangsa cepat tercapai.

    Kabupaten Pelalawan yang merupakan kabupaten pemekaran yang baru,

    kemiskinan penduduk menjadikan fokus utama dalam penanganannya.

    Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

    Provinsi Riau tahun 2004 didapatkan bahwa jumlah penduduk miskin dan rumah

    tangga miskin di Kabupaten Pelalawan sebagai berikut:

    Tabel 20. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Riau

    Kabupaten/Kota

    Jumlah RT

    2004

    Jumlah Penduduk

    2004

    Jumlah RT

    Miskin 2004

    Jumlah Penduduk Miskin

    2004

    Presentase RT

    Miskin 2004

    Persentase

    Penduduk Miskin

    2004 Kuantan

    Singingi

    56.923 243.768 16.764 66.920 29,45 27,45

    Indragiri Hulu 65.793 296.712 21.340 93.297 32,44 31,44

    Indragiri Hilir 136.38

    5

    624.450 46.235 199.497 33,90 31,95

    Pelalawan 51.320 220.887 10.064 40.631 19,61 18,39

    Siak*) 64.127 286.245*

    *)

    13.331 62.715 20,79 21,91

    Kampar*) 113.92

    1

    532.493 30.626 122.504 26,88 23,01

    Rokan Hulu 76.492 340.732 17.878 71.006 23,37 20,84

    Bengkalis 126.08

    1

    637.103 29.617 140.463 23,49 22,02

  • 231

    Rokan Hilir 92.296 440.894 21.155 95.932 22,92 21,76

    Pekanbaru 148.53

    2

    704.517 16.158 76.841 10,88 10,91

    Dumai 45.518 215.783 8.340 38.515 18,36 17,85

    Propinsi Riau 977.28

    8

    4.543.584 231.50

    8

    1.008.32

    1

    23,68 22,91

    Sumber: Pendapatan Penduduk/Keluarga Miskin Provinsi Riau - Balitbang Provinsi Riau, 2004

    Catatan: *) kegiatan di Siak dan Kampar telah dilakukan pada TA 2003 dengan biaya Pemda setempat

    **) jumlah penduduk Kab.Siak berasal dari Registrasi Penduduk, semester Kab./Kota lain dari P4B

    Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Kabupaten Pelalawan tingkat

    kemiskinan masih relatif lebih baik bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya

    di Provinsi Riau, namun demikian tingkat kemiskinan penduduk yang sebesar

    18,39 % perlu terus diturunkan agar tercapainya kesejahteraan masyarakat yang

    merata. Sedangkan tingkat kemiskinan Kabupaten Pelalawan bila dilihat pada

    Tabel 21 berdasarkan kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 21. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pelalawan

    Kecamatan Jumlah

    RT Miskin

    Jumlah Penduduk

    Miskin

    Jumlah RT

    Jumlah Penduduk

    Persentase RT

    Miskin

    Presentase Penduduk

    Miskin Langgam 638 2.258 3.021 13.301 17,81 16,98

    Pangkalan Kerinci

    1.695 7.230 13.000 55.902 12,96 12,93

    Pangkalan Kuras

    1.046 4.126 8.078 32.896 12,95 12,54

    Ukui 1.421 5.594 4.983 21.971 28,52 25,46

    Pangkalan Lesung

    807 2.954 4.754 18.548 16,98 15,83

    Bunut 1.507 5.768 4.733 19.203 31,84 30,04

    Pelalawan 592 2.386 2.745 10.917 21,57 21,86

    Kuala Kampar

    939 4.213 3.748 18.028 25,05 23,37

    Kerumutan 698 2.723 3.326 13.638 20,99 19,97

    Teluk Meranti

    10.064 40.631 51.320 220.887 19,61 18,39

    Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, 2004

  • 232

    Bila dilihat dari tingkat kecamatan maka diperoleh data bahwa Kecamatan

    Kuala Kampar menempati posisi ketiga setelah Kecamatan Bunut dan Kecamatan

    Ukui, dimana besar presentase rumah tangga miskin Kecamatan Kuala Kampar

    sebesar 25,05 %. Sedangkan Kecamatan Teluk Meranti prosentase kemiskinan

    rumah tangganya mencapai 19,61 %. Besarnya prosentase tingkat kemiskinan

    dibandingkan dengan potensi sumberdaya alam pesisir di kedua kecamatan

    tersebut sangat timpang, dimana potensi sumberdaya alam yang dimiliki sangat

    besar namun belum termanfaatkan. Saat ini perlu perhatian serius dalam

    pengelolaan sumberdaya alam yang ada sehingga dapat dimanfaatkan untuk

    kesejahteraan masyarakat.