7
Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Pertanian Daerah Tertinggal Kabupaten Kayong 1.1. PENDEKATAN PEKERJAAN Tahapan dalam Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Pertanian Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara antara lain: 1. Persiapan Tahapan dalam persiapan pekerjaan mencakup: (i) obilisasi personil literatur terutama yang berkaitan dengan studi! (iii) Koordinasi dengan pemberi Penyusunanrencana kerja (penjad$alan)! (#) Penyusunan %aporan Pendahuluan! (#i) Diskusi&Pembahasan terhadap %aporan pendahuluan' 2. Pengumpulan Data-Informasi Tahap dalam pengumpulan data informasi mencakup: (i)Persiapan sur#ey lapangan antara lain: pembagian tugas dan lokasi sur#ey! pe jad$al sur#ey dan instansi sur#ey' (ii) Pelaksanaan sur#ey antara lain: pengamatan langsung berdasarkan pa pengamatan dan $a$ancara dengan pendekatan partisipasi untuk menjari masyarakat melakukan diskusi dengan narasumber yang kompeten dengan terkait dan dengan stakeholder in#entarisasi prasarana dan sarana' 3. Identifiasi dan Analisa Tahap dalam kegiatan identifikasi dan analisa mencakup: (i) Identifikasi p permasalahan pengembangan terkait infrastruktur dasar $ilayah sosial (k ekonomi institusi&kelembagaan! (ii) *nalisaketersediaan prasarana dan sarana! (iii) Penyusunan laporan antara! (i#) Diskusi&Pembahasan' !. Perumusan "asil Identifiasi Tahap kegiatan Perumusan +asil Identifikasi mencakup: (i) Perumusan kebutu infrastruktur dasar pertanian! (ii) Perumusan kondisi infrastruktur dasar Pemetaan hasil identifikasi' %aporan *ntara 4 - 1 #A# ! $ET%D%&%'I

Bab 4 ANTARA Tani Kayong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

B4TNKY

Citation preview

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Pertanian Daerah Tertinggal Kabupaten Kayong Utara

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Pertanian Daerah Tertinggal Kabupaten Kayong Utara

1.1. PENDEKATAN PEKERJAAN

Tahapan dalam Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Pertanian Daerah Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara antara lain:1. Persiapan Tahapan dalam persiapan pekerjaan mencakup: (i) Mobilisasi personil; (ii) Studi literatur terutama yang berkaitan dengan studi; (iii) Koordinasi dengan pemberi tugas; (iv) Penyusunan rencana kerja (penjadwalan); (v) Penyusunan Laporan Pendahuluan; (vi) Diskusi/Pembahasan terhadap Laporan pendahuluan.2. Pengumpulan Data-InformasiTahap dalam pengumpulan data-informasi mencakup:(i) Persiapan survey lapangan, antara lain: pembagian tugas dan lokasi survey; penyusunan jadwal survey dan instansi survey.

(ii) Pelaksanaan survey, antara lain: pengamatan langsung berdasarkan panduan check-list pengamatan dan wawancara dengan pendekatan partisipasi untuk menjaring aspirasi masyarakat, melakukan diskusi dengan narasumber yang kompeten dengan bidang terkait dan dengan stakeholder, inventarisasi prasarana dan sarana.

3. Identifikasi dan AnalisaTahap dalam kegiatan identifikasi dan analisa mencakup: (i) Identifikasi potensi dan permasalahan pengembangan terkait infrastruktur dasar wilayah, sosial (kependudukan), ekonomi, institusi/kelembagaan; (ii) Analisa ketersediaan prasarana dan sarana; (iii) Penyusunan laporan antara; (iv) Diskusi/Pembahasan.4. Perumusan Hasil Identifikasi

Tahap kegiatan Perumusan Hasil Identifikasi mencakup: (i) Perumusan kebutuhan infrastruktur dasar pertanian; (ii) Perumusan kondisi infrastruktur dasar pertanian; (iii) Pemetaan hasil identifikasi.Secara digramatis tahapan dan proses pelaksanaan pekerjaan Identifikasi Infrastruktur Dasar Pertanian Daerah Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara tersaji pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Kerangka Pendekatan Pekerjaan

1.2. TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.2.1. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang representatif dan sejalan dengan tujuan identifikasi, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan sebagai berikut:

a. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam identifikasi ini dipakai kuesioner bersifat tertutup dan terbuka, dengan pengertian tertutup bahwa jawaban kuesioner telah tersedia dan responden tinggal memilih beberapa alternatif yang telah disediakan. Sementara itu, kuesioner terbuka berarti bahwa responden diminta untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai keinginan mereka, dengan menuliskannya pada tempat yang telah disediakan.

b. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung melalui cara tanya jawab yang dilakukan dengan beberapa nara sumber yang terpilih. Teknik ini digunakan secara simultan dan sebagai cara utama memperoleh data secara mendalam yang tidak diperoleh dengan data dokumentasi. Teknik ini digunakan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Beberapa hal yang belum tercakup dalam daftar pertanyaan dapat digali dengan teknik ini.

c. Observasi, yaitu pengumpulan data langsung pada obyek yang akan diteliti, melakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap gejala atau fenomena yang diteliti.

d. Dokumentasi, yaitu teknik untuk mendapatkan data sekunder, melalui studi pustaka/literatur dilengkapi dengan data statistik, peta, foto dan gambar-gambar yang relevan dengan tujuan evaluasi.

1.2.2. Teknik Pengolahan Data Pengolahan meliputi editing, coding, dan tabulasi.

a. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk atau terkumpul, tidak logis atau meragukan.

b. Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.

c. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

Sumber data adalah data primer dan data sekunder. Pengolahan data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner. Dalam proses pengolahan data, jawaban responden dari tiap-tiap pertanyaan akan diberi bobot/nilai yang telah ditentukan. Selanjutnya, identifikasi bentuk, tingkat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat akan diperoleh dari nilai-nilai pada setiap pertanyaan agar mudah dianalisis dan disimpulkan sesuai dengan masalah yang dikemukakan. Penyebaran nilai-nilai tersebut perlu diringkas dalam suatu distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah suatu penyajian dalam bentuk tabel yang berisi data yang telah digolong-golongkan ke dalam kelas-kelas menurut keurutan tingkatannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam masing-masing kelas (Hadi, 2001:225).

Peliputan data primer dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(i) Menyiapkan checklist data dan informasi yang dibutuhkan.

(ii) Menyiapkan instrumen peliputan data dan informasi yaitu kuesioner baik untuk tingkat Kabupaten maupun Kecamatan.

(iii) Menyampaikan maksud dan tujuan Peliputan melalui Surat Permohonan kepada instansi tertuju.

(iv) Menemui sumber yang menjadi sasaran peliputan data dan informasi.

(v) Meliput Data dan Informasi yang dibutuhkan, dengan cara wawancara, jajak pendapat maupun pengamatan.

Sementara itu, peliputan data sekunder dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(i) Menyiapkan checklist data dan informasi yang dibutuhkan.

(ii) Menyampaikan maksud dan tujuan Peliputan melalui Surat Permohonan kepada instansi tertuju.

(iii) Menemui pihak yang berwenang mengeluarkan data.

(iv) Meliput Data dan Informasi yang dibutuhkan dengan cara menggandakan, merekam atau mencatat.

1.3. ANALISIS DATATahapan analisis data antara lain:

(i) Pengumpulan data sekunder dan primer untuk identifikasi kondisi dan permasalahan infrastruktur dasar pertanian.

(ii) Metode IRAP untuk penentuan prioritas berdasarkan aksesibilitas dan manfaat infrastruktur dasar pertanian untuk perbaikan dan pembangunan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Penentuan kategori indikator aksesibilitas infrastruktur dasar.

Penentuan nilai kategori masing-masing indikator berdasarkan kondisi aksesibilitasnya. Nilai paling rendah menunjukkan indikator tersebut dalam kondisi paling baik, sedangkan nilai paling tinggi berarti kondisi indikator tersebut sangat jelak. Pelaksanaan IRAP di Indonesia menggunakan nilai indikator dalam kisaran 1 sampai 3 untuk mempermudah proses perhitungan. (2) Penentuan bobot indikator aksesibilitas infrastruktur dasar.

Tidak semua indikator sama pentingnya. Beberapa indikator mungkin lebih penting dari indikator yang lain. Untuk itu, setiap indikator memiliki bobot yang berbeda. Bobot indikator diperoleh dari survei kuesioner kepada beberapa key informant (tokoh kunci) di lokasi penelitian. Kuesioner diberikan kepada semua key informant (tokoh kunci) terkait dampak dan urgensi masalah bagi masyarakat dan wilayah, serta ukuran masalah. Selanjutnya setiap key informant (tokoh kunci) dalam penelitian ini harus mengindikasikan seberapa penting setiap indikator menjadi prioritas dengan 5 (lima) pilihan, yaitu:

5 = indikator sangat penting

4 = indikator penting

3 = indikator agak penting

2 = indikator tidak begitu penting

1 = indikator tidak penting(3). Perhitungan nilai aksesibilitas infrastruktur dasar.

Dengan adanya nilai indikator dan bobotnya, maka dapat dihitung rerata nilai aksesibilitasnya dengan persamaan:

Nilai Aksesibilitas = = (I1 x B1) + (I2 x B2) + + (In x Bn)

Rerata Nilai Aksesibilitas =

Keterangan:

I= Nilai indikator

B= Bobot indikator

n= Jumlah responden

Tabel 4.1. Perhitungan Nilai Aksesibiltias Infrastruktur Dasar

No.RespondenIndikatorBobot

1I1I2InB1B2Bn

2

n

(4) Identifikasi prioritas wilayah dan aksesibilitas infrastruktur dasar.

Langkah terakhir adalah penentuan peringkat prioritas wilayah dimana nilai aksesibilitas tertinggi akan menjadi wilayah dan sektor prioritas karena masalah yang dihadapi lebih berat sehingga memperoleh prioritas untuk meningkatkan aksesibilitasnya.BAB 4 METODOLOGI

pPE

Infrastruktur Utama

Air

Irigasi

Jaringan Jalan

Air Minum

Drainase

Infrastruktur Pendukung

Telekomunikasi

Energi

Transportasi

SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Standar Lainnya

Hasil Identifikasi

Identifikasi dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Pertanian Daerah Tertinggal di Kabupaten Kayong Utara Propinsi Kalimantan Barat

Isu Global :

Ketimpangan infrastruktur antara wilayah pertanian di KKU dengan wilayah perkotaan di Kab. Lain di Prop. Kalbar

Isu Internal :

Infrastruktur wilayah pengembangan pertanian di KKU Kalbar yang ada di Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir, dan Seponti belum mendukung kebutuhan sosial ekonomi masyarakat tersebut

Kebijakan Pengembangan

Nasional, Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Kayong Utara

Identifikasi

Kualitatif dan Kuantitatif

Infrastruktur Wilayah

Prioritas

Laporan Antara4 - 1

_1462813560.unknown

_1462813790.unknown

_1461392369.unknown