Upload
nendi-subakti
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
1/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-1
B B – IV
H SIL PENYELIDIK NGEOLOGI TEKNIK
4.1. UMUM
Dalam perencanaan pembangunan permanen akan dihadapkan pada
masalah-masalah kestabilan tanah serta penentuan rencana pondasi.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, maka di daerah proyek
telah dilakukan penyelidikan geologi teknik yang mengacu kepada kondisi dan
situasi daerah penyelidikan.
Data-data yang dihasilkan tersebut, kemudian disajikan dan dibagi ke dalam
beberapa aspek teknik guna penyusunan ”, seperti : geologi, susunan dan
karakteristik tanah, serta parameter keteknikan sehubungan perencanaan
kestabilan tanah dan jenis pondasi.
Dari hasil penyelidikan lapangan, dan laboratorium yang telah dilaksanakantersebut, dapat uraikan sebagai berikut :
4.2. HASIL PENYELIDIKAN LAPANGAN
4.2.1. Lokasi Kegiatan Panyelidikan Tanah
Kegiatan penyelidikan tanah terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu : pemboran tangn,
sondir dan test pit yang tersebara di 4 (empat) lokasi yaiotu : Lokasi Natal-Kako,
Natal Tandiangan, Bantahan-Bangako, dan Sungai Batahan, seperti terlihat pada
Tabel 4-1, selengkapanya pada Lampiran 1.
4.2.2. Lokasi Natal - Kako
1. Hasil Kegiatan Bor Tangan
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan yaitu
pemboran teknik sebanyak 2 (dua) titik bor dengan nomor : HB - 1A
sampai HB – 1B, yang tersebar di sekitar rencana bangunan seperti terlihat
pada Lampiran 1. Pada proyek ini kedalaman pengujian rata-rata 4,00
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
2/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-2
sesuai dengan karakteristik lapisan tanahnya (lihat Tabel 4-2), dan
selengkapnya pada Lampiran-2.
Tabel 4-1. Lokasi dan Koordinat Lokasi penyelidikan Tanah
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
3/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-3
Tabel 4-2. Hasil Kegiatan Bor TanganNo. No.
Test
Lokasi Kedalaman(m)
PengambilanSampel
Keterangan
1. HB – 1 EmbungNatal – Kako
4.00 m 1 Buah
2. HB – 2 3.90 m 1 Buah
1. HB – 1A- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat sedang.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,00 m sampai kedalaman -4,00 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat kehitaman, bersifat sedang, plastisitas tinggi.
2. HB – 1B- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat sedang.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -3,90 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran
halus, berwarna coklat kehitaman, bersifat sedang, plastisitas sedang.
2. Hasil Kegiatan Pengujian Test PitUntuk mengetahui sifat lapisan tanah disekitar rencana proyek, maka telah
dilakukan pengujian test pit, dan sekaligus pengambilan sampel, sebanyak 2
titik (lihat Tabel 4-3) dan selengkapnya pada Lampiran 4, yaitu :
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
4/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-4
Tabel 4-3. Lokasi Pengujian Test Pit
No. No.Test
Lokasi Kedalaman(m) PengambilanSampel
1. TP – 1 Embung Natal –Kako
1.50 m 1 Buah
2. TP – 2 1.50 m 1 Buah
1. TP – 1A
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,07 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,07 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.
2. TP – 1B
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -0,25 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna coklat
kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,25 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak – sedang, plastisitas tinggi.
3. Hasil Kegiatan Sondir
Kegiatan sondir telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) titik dengan nomor :
S – 1A sampai S – 1B, yang tersebar di sekitar bangunan dan umumnya
berdekatan dengan lokasi pemboran (lihat Lampiran 1). Kedalaman
pengujian berkisar antara -4,40 sam[ai -4,80 m dari MTS (lihat Tabel 4-4),
dan selengkapnya pada Lampiran-3.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
5/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-5
Tabel 4-4. Kegiatan Pengujian Sondir
No. No.Test
Lokasi TotalKedalaman(m)
TekananKonus(kg/cm 2)
TotalJHP(kg/cm 1)
1. S – 1A Embung Natal- Kako
4.40 m 210.00 344.00
2. S – 1B 4.80 m 214.00 312.00
4. Muka Air Tanah
Kedalaman muka air tanah dari hasil pemboran dan sondir kedalamanmuka air tanah dijumpai kedalaman antara -1,60 sampai -3,80 m dari MTS,
yang di klasifikasikan bersifat dangkal.
4.2.3. Lokasi Embung Natal - Tandiang
1. Hasil kegiatan Bor Tangan
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan yaitu
pemboran teknik sebanyak 2 (dua) titik bor dengan nomor : HB - 2Asampai HB – 2B, yang tersebar di sekitar rencana bangunan seperti terlihat
pada Lampiran 1. Pada proyek ini kedalaman pengujian rata-rata 4,00
sesuai dengan karakteristik lapisan tanahnya (lihat Tabel 4-5), dan
selengkapnya pada Lampiran-2.
Tabel 4-5. Hasil Kegiatan Bor Tangan
No. No.
Test
Lokasi Kedalaman
(m)
Pengambilan
Sampel
Ket.
1. HB – 2A Embung Natal –Tandiang
2.50 m 1 Buah
2. HB – 2B 2.50 m 1 Buah
1. HB – 2A
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat, bersifat sedang.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
6/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-6
- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -2,50
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung
pasiran halus, berwarna coklat, bersifat sedang, plastisitas sedang.
2. HB – 2B
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat, bersifat sedang.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -2,50
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempungpasiran halus, berwarna coklat, bersifat sedang, plastisitas sedang.
2. Hasil Kegiatan Pengujian Test Pit
Untuk mengetahui sifat lapisan tanah disekitar rencana proyek, maka telah
dilakukan pengujian test pit, dan sekaligus pengambilan sampel, sebanyak 2
titik (lihat Tabel 4-6) dan selengkapnya pada Lampiran 4, yaitu :
Tabel 4-6. Lokasi Pengujian Test Pit
No. No.
Test
Lokasi Kedalaman(m)
PengambilanSampel
1. TP – 2A Embung Natal –Tandiang
1.50 m 1 Buah
2. TP – 2B 1.50 m 1 Buah
1. TP – 2A- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran
halus, berwarna coklat, bersifat lunak, plastisitas sedang.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
7/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-7
2. TP – 2B- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,09 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus), berwarna
coklat, bersifat lunak.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,09 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran
halus, berwarna coklat, bersifat lunak, plastisitas sedang.
3. Hasil Kegiatan Sondir
Kegiatan sondir telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) titik dengan nomor :S – 2A sampai S – 2B, yang tersebar di sekitar bangunan dan umumnya
berdekatan dengan lokasi pemboran (lihat Lampiran 1). Kedalaman pengujian
berkisar antara 5,40 m (lihat Tabel 4-7), dan selengkapnya pada Lampiran-4.
Tabel 4-7. Kegiatan Pengujian Sondir
No. No.
Test
Lokasi TotalKedalaman
(m)
TekananKonus
(kg/cm2
)
Total JHP(kg/cm 1)
1. S – 2A Embung Natal- Tandiang
5.40 m 206.00 358.00
2. S – 2B 5.80 m 205.00 450.00
4. Muka Air Tanah
Kedalaman muka air tanah dari hasil pemboran dan sondir kedalaman muka
air tanah belum dijumpai sampai kedalaman -3,20 sampai -3,80 m dari MTS,
yang di klasifikasikan bersifat Sedang.
4.2.4. Lokasi Embung Batahan - Bangko
1. Hasil Kegiatan Bor Tangan
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan yaitu
pemboran teknik sebanyak 2 (dua) titik bor dengan nomor : HB - 3A
sampai HB – 3B, yang tersebar di sekitar rencana bangunan seperti terlihat
pada Lampiran 1. Pada proyek ini kedalaman pengujian rata-rata 4,00
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
8/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-8
sesuai dengan karakteristik lapisan tanahnya (lihat Tabel 4-8), dan
selengkapnya pada Lampiran-2.
Tabel 4-8. Hasil Kegiatan Bor Tangan
No. No.
Test
Lokasi Kedalaman(m)
PengambilanSampel
Ket.
1. HB – 3A EmbungBatahan -Bangko
4.00 m 1 Buah
2. HB – 3B 3.80 m 1 Buah
1. HB – 3A
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat, bersifat sedang.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -4,00
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempungpasiran halus, berwarna coklat, bersifat sedang - kaku, plastisitas
sedang.
2. HB – 3B
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat, bersifat sedang.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -3,80m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung
pasiran halus, berwarna coklat, bersifat sedang, plastisitas sedang.
2. Hasil Kegiatan Pengujian Test Pit
Untuk mengetahui sifat lapisan tanah disekitar rencana proyek, maka telah
dilakukan pengujian test pit, dan sekaligus pengambilan sampel, sebanyak
2 titik (lihat Tabel 4-9) dan selengkapnya pada Lampiran 4, yaitu :
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
9/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-9
Tabel 4-9. Lokasi Pengujian Test Pit
No. No.Test
Lokasi Kedalaman(m) PengambilanSampel
1. TP – 3A Embung Natal –Bangko
1.50 m 1 Buah
2. TP – 3B 1.50 m 1 Buah
1. TP – 3A
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),berwarna coklat, bersifat lunak.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran,
berwarna coklat, bersifat lunak, plastisitas sedang.
2. TP – 3B
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,09 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,09 m sampai kedalaman -1,50
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat lunak, plastisitas tinggi.
3. Hasil Kegiatan Sondir
Kegiatan sondir telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) titik dengan nomor :
S–3A sampai S–3B, yang tersebar di sekitar bangunan dan umumnya
berdekatan dengan lokasi pemboran (lihat Lampiran 1). Kedalaman
pengujian berkisar antara -4,60 sampai -5,40 m dari MTS (lihat Tabel 4-10),
dan selengkapnya pada Lampiran-3.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
10/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-10
Tabel 4-10. Kegiatan Pengujian Sondir
No. No.Test
Lokasi TotalKedalaman(m)
TekananKonus(kg/cm 2)
Total JHP(kg/cm 1)
1. S – 3A Embung Natal- Bangko
5.40 m 201.00 422.00
2. S – 3B 4.60 m 208.00 282.00
4. Muka Air Tanah
Kedalaman muka air tanah dari hasil pemboran dan sondir kedalaman
muka air tanah dijumpai pada kedalaman antara -2,60 sampai -2,80 m dariMTS, yang di klasifikasikan bersifat sedang.
4.2.5. Lokasi Embung Sungai Batahan
1. Hasil kegiatan Bor Tangan
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan yaitu
pemboran teknik sebanyak 8 (delapan) titik bor dengan nomor :
HB - 4A1 sampai HB – 4A4 dan HB – 4B1 sampai 4B4, yang tersebar di
sekitar rencana bangunan seperti terlihat pada Lampiran 1. Pada proyek ini
kedalaman pengujian rata-rata 5,00 sampai 5,80 m sesuai dengan
karakteristik lapisan tanahnya (lihat Tabel 4-11), dan selengkapnya pada
Lampiran-2.
Tabel 4-11. Hasil Kegiatan Bor Tangan
No. No.
Test
Lokasi Kedalaman(m)
PengambilanSampel
Keterangan
1. HB – 4A1 SungaiBatahan
5.30 m 1 Buah
2. HB – 4A2 5.40 m 1 Buah
3. HB – 4A3 5.80 m 1 Buah
4. HB – 4A4 5.00 m 1 Buah
5. HB – 4B1 5.30 m 1 Buah
6. HB – 4B2 5.20 m 1 Buah
7. HB – 4B3 5.60 m 1 Buah
8. HB – 4B4 5.30 m 1 Buah
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
11/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-11
1. HB – 4A1
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat sedang.
- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -1,90 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran halus,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas sedang.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -1,90 m sampai kedalaman -5,30
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat lunak - kaku, plastisitas tinggi.
2. HB – 4A2
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,20 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat sedang.- Dari kedalaman antara -0,20 m sampai kedalaman -1,30 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna coklat
kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -1,30 m sampai kedalaman -5,40
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung
pasiran, berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak - sedang,
plastisitas sedang.
3. HB – 4A3
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,15 m dari MukaTanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak.
- Dari kedalaman antara -0,15 m sampai kedalaman -1,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna coklat
kehitaman, bersifat sangat lunak, plastisitas tinggi.
- Dari kedalaman antara -1,10 m sampai kedalaman -3,70 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas sedang.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
12/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-12
- Selanjutnya dari kedalaman antara -3,70 m sampai kedalaman -5,80
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat sedang - kaku, plastisitas tinggi.
4. HB – 4A4
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,15 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,15 m sampai kedalaman -1,50 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran halus,berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas sedang.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -1,50 m sampai kedalaman -5,00
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat sedang - kaku, plastisitas tinggi.
5. HB – 4B1
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,30 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,30 m sampai kedalaman -3,60 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan pasir halus lempungan,
berwarna coklat kehitaman, bersifat sedang – agak padat, urai.- Selanjutnya dari kedalaman antara -3,60 m sampai kedalaman -5,30
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung
pasiran, berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak - kaku, plastisitassedang.
6. HB – 4B2
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,20 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna abu-abu, bersifat lunak.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
13/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-13
- Dari kedalaman antara -0,20 m sampai kedalaman -3,40 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna abu-
abu kecoklatan, bersifat lunak, plastisitas tinggi.- Selanjutnya dari kedalaman antara -3,40 m sampai kedalaman -5,20
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat lunak - kaku, plastisitas tinggi.
7. HB – 4B3
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,15 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.
- Dari kedalaman antara -0,15 m sampai kedalaman -1,85 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran halus,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas sedang.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -1,85 m sampai kedalaman -5,60
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat lunak - sedang, plastisitas tinggi.
8. HB – 4B4
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan tanah penutup (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -2,00 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan pasir halus, berwarna
coklat kehitaman, bersifat sedang - urai.- Selanjutnya dari kedalaman antara -2,00 m sampai kedalaman -5,30
m dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan pasir
lempungan, berwarna abu-abu kehitaman, bersifat sedang - urai.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
14/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-14
2. Hasil Kegiatan Pengujian Test Pit
Untuk mengetahui sifat lapisan tanah disekitar rencana proyek, maka telah
dilakukan pengujian test pit, dan sekaligus pengambilan sampel, sebanyak 8
titik (lihat Tabel 4-12) dan selengkapnya pada Lampiran 4, yaitu :
Tabel 4-12. Lokasi Pengujian Test Pit
No. No.
Test
Lokasi Kedalaman(m)
PengambilanSampel
1. TP – 4A1 Sungai Batahan 1.50 m 1 Buah
2. TP – 4A2 1.50 m 1 Buah3. TP – 4A3 1.50 m 1 Buah
4. TP – 4A4 1.50 m 1 Buah
5. TP – 4B1 1.50 m 1 Buah
6. TP – 4B2 1.50 m 1 Buah
7. TP – 4B3 1.50 m 1 Buah
8. TP – 4B4 1.50 m 1 Buah
1. TP – 4A1
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -0,30 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna coklat
kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,30 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat lunak, plastisitas tinggi.
2. TP – 4A2
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,15 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat, bersifat lunak.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
15/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-15
- Dari kedalaman antara -0,15 m sampai kedalaman -0,20 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna coklat
kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,20 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.
3. TP – 4A3
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),berwarna coklat, bersifat lunak.
- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -0,40 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran, berwarna
coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas sedang.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,40 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak – sedang, plastisitas tinggi.
4. TP – 4A4
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,40 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas sedang.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,40 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran,
berwarna coklat, bersifat lunak, plastisitas sedang.
5. TP – 4B1
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -0,30 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran, berwarna
coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas sedang.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
16/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-16
- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,30 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.
6. TP – 4B2
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -0,32 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna coklat,
bersifat lunak, plastisitas tinggi.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,32 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat lunak – sedang, plastisitas tinggi.
7. TP – 4B3
- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -0,45 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung, berwarna coklat
kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,45 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak – sedang, plastisitas tinggi.
8. TP – 4B4- Mulai dari permukaan (0,00) m sampai kedalaman -0,10 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan top soil (humus),
berwarna coklat kehitaman, bersifat lunak.- Dari kedalaman antara -0,10 m sampai kedalaman -0,35 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung pasiran, berwarna
coklat kehitaman, bersifat lunak, plastisitas tinggi.
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
17/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-17
- Selanjutnya dari kedalaman antara -0,35 m sampai kedalaman -1,50 m
dari Muka Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung,
berwarna coklat, bersifat lunak – sedang, plastisitas tinggi.
3. Hasil Kegiatan Sondir
Kegiatan sondir telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) titik dengan nomor :
S – 4A1 sampai S – 4A4 dan S - 4B1 sampai S - 4B4, yang tersebar di
sekitar bangunan dan umumnya berdekatan dengan lokasi pemboran (lihat
lampiran 1. Kedalaman pengujian berkisar antara 4,80 m (lihat Tabel 4-13),
dan selengkapnya pada Lampiran-3.
Tabel 4-13. Kegiatan Pengujian Sondir
No. No.
Test
Lokasi TotalKedalaman
(m)
TekananKonus
(kg/cm 2)
Total JHP(kg/cm 1)
1. S – 4A1 SungaiBatahan
7.60 m 204.00 384.00
2. S – 4A2 6.80 m 204.00 384.00
3. S – 4A3 6.40 m 210.00 352.004. S – 4A4 6.00 m 206.00 374.00
5. S – 4B1 7.20 m 207.00 372.00
6. S – 4B2 6.20 m 204.00 314.00
7. S – 4B3 6.60 m 201.00 370.00
8. S – 4B4 7.00 m 206.00 352.00
4. Muka Air Tanah
Kedalaman muka air tanah dari hasil pemboran dan sondir kedalaman
muka air tanah dijumpai padai kedalaman antara -3,60 sampai -4,20 m dari
MTS, yang di klasifikasikan bersifat sedang.
4.3. HASIL KEGIATAN LABORATORIUM
4.3.1. Umum
Sampel-sampel tidak terganggu (Undisturbed sample) hasil dari lapangan,
selanjutnya dibawa kelaboratorium mekanika tanah, untuk menentukan sifat
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
18/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-18
indek dan engineering properties. Sampel yang diuji di laboratorium mekanika
tanah yaitu sebanyak 28 sampel, dari hasil pemboran di 4 (empat) lokasi,
dan hasilnya terlihat pada Lampiran-6.
4.3.2. Hasil Pengujian sample Bor Tangan
Dari hasil pengujian lihat Table 4-14 selengkapnya pada Lampiran 6-1, bahwa
secara umum lapisan tanah hasil pengujian yang ada, adalah berjenis : MH,
dan SM.
- MH adalah Lanau an organik tanah pasiran halus atau tanah kelanauan
mengandung mika atau diatome, lanau elastis.
- SM adalah Pasir berlanau, campir pasir-lanau
Sedangkan menurut AASHTO, lapisan tanah termasuk klasifikasi kelas A-7-5
dan A-3, sifat mekanik lapisan tanahnya yaitu sebagai berikut :
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
19/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-19
Tabel 4-14. Ringkasan Hasil Pengujian Sampel Bor Tangan
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
20/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-20
4.3.3. Hasil Pengujian sample Test Pit
Dari hasil pengujian lihat Table 4-15 selengkapnya pada Lampiran 6-2, bahwasecara umum lapisan hasil pengujian yang ada, adalah berjenis : MH. MH
adalah Lanau an organik tanah pasiran halus atau tanah kelanauan
mengandung mika atau diatome, lanau elastis.
Sedangkan menurut AASHTO, lapisan tanah termasuk klasifikasi kelas A-7-5,
sifat mekanik lapisan tanahnya yaitu sebagai berikut :
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
21/22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)
4-21
Tabel 4-15. Ringkasan Hasil Pengujian Sampel Test Pit
8/16/2019 Bab 4 Geoteknik Tanah
22/22
22
LAPORAN GEOTEKNIK DAN MEKANIKA TANAHPenyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Natal - Batahan (Tahap II)