31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab memuat keseluruhan hasil “Asuhan Keperawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Masalah Ketidakefektifan Pengaturan Suhu Tubuh di Ruang NICU RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya” yang telah dilaksanakan pada tanggal 03 - 17 April 2015 dan selanjutnya dibuat pembahasan sesuai dengan kaidah pembahasan. Pembahasan dimulai dari tahap pengkajian, diagnosis, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Berikut adalah data fokus yang mempengaruhi masalah keperawatan ketidakefektifan pengaturan suhu tubuh : hipotermia. 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data Penelitian ini dilaksanakan di Ruang NICU RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya pada tanggal 03 – 17 Juni 2015. Ruang NICU (Neonatus Intensive Care Unit) merupakan unit perawatan untuk bayi baru lahir dengan perawatan khusus

BAB 4 KTI

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab memuat keseluruhan hasil Asuhan Keperawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Masalah Ketidakefektifan Pengaturan Suhu Tubuh di Ruang NICU RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya yang telah dilaksanakan pada tanggal 03 - 17 April 2015 dan selanjutnya dibuat pembahasan sesuai dengan kaidah pembahasan. Pembahasan dimulai dari tahap pengkajian, diagnosis, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Berikut adalah data fokus yang mempengaruhi masalah keperawatan ketidakefektifan pengaturan suhu tubuh : hipotermia.4.1 Hasil4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan DataPenelitian ini dilaksanakan di Ruang NICU RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya pada tanggal 03 17 Juni 2015. Ruang NICU (Neonatus Intensive Care Unit) merupakan unit perawatan untuk bayi baru lahir dengan perawatan khusus seperti bayi prematur, bayi BBLR, atau bayi dengan kelainan kongenital yang membutuhkan perawatan intensive. Ruang NICU terletak di lantai 3 RSUD dr. M. Soewandhie. Tersedia fasilitas tempat tidur bayi yang di lengkapi dengan fototerapi, inkubator, inkubator transport, jaundice meter, audiometer khusus bayi, oxymetry, glucotest, dan C-pap. Di dalam Ruang NICU dibagi menjadi 3 bagian ruangan lagi yaitu :1. Ruang TransisiMerupakan ruang observasi bayi baru lahir 24 jam dari VK maupun bayi Sectio Caesarea. Apabila dalam 24 jam bayi tidak dalam kondisi baik tidak ada ganggua dan napas, tidak ada gangguan termoregulasi dan tidak ada gangguan minum bayi dapat turun ke Ruang Neonatus. Apabila terdapat gangguan maka bayi dipindahkan ke Ruang NICU Level 2 atau Ruang NICU level 3.2. Ruang NICU Level 2Merupakan ruang perawatan intensive bagi bayi bermasalah seperti malas minum atau gangguan termoregulasi .3. Ruang NICU level 3Merupakan ruang perawatan intensive bagi bayi dengan masalah gawat pernapasan, kelainan congenital yang membutuhkan tindakan operatif seperti obstruksi saluran pencernaan, atresia ani, perforasi usus dan yang membutuhkan support ventilator mekanik.4.1.2 PengkajianTabel 4.1 Identitas KlienIDENTITAS KLIENKlien 1Klien 2

1. Nama 2. Tempat tgl lahir / usia3. Jenis kelamin4. Alamat5. Tanggal lahir

6. Tanggal pengkajian

7. Diagnosa medik By. Ny. S14 April 2015Laki-lakiSurabaya14 April 2015 (jam 10.00)14 April 2015 (jam 11.00)NP + BBLRBy. Ny. D 114 April 2015Laki-lakiSurabaya14 April 2015 (jam 05.05)14 April 2015 (jam 07.00)NA + Gemmeli + BBLR

Pada hasil pengkajian identitas klien didapatkan perbedaan pada waktu lahir dan perbedaan diagnosa medik. Klien 2 lahir 5 jam lebih awal daripada klien 1. Perbedaan pada diagnosa medik yaitu klien 1 merupakan neonatus prematur sedangkan klien 2 merupakan neonatus aterm dengan berat badan lahir rendah dan gemmeli.Tabel 4.2 Identitas OrangtuaIDENTITAS ORANG TUAKlien 1Klien 2

1. Ayah a. N a m a b. U s i ac. Pendidikand. Pekerjaan/sumber penghasilan e. A g a m a f. Alamat2. Ibua. N a m a b. U s i ac. Pendidikand. Pekerjaan/sumber penghasilane. Agamaf. AlamatTn. A37 thSMAKuli bangunanIslamSurabaya

Ny. S35 thSMAIbu rumah tanggaIslamSurabayaTn. M 33 thSMAPegawai pabrikIslamSurabaya

Ny. D30 thSMAIbu rumah tanggaIslamSurabaya

Tabel 4.3 Riwayat KesehatanRIWAYAT KESEHATANKlien 1Klien 2

Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan Utama

Riwayat Kesehatan LaluBy. Ny. S lahir di RSUD dr. M. Soewandhie pada tanggal 14 April 2015 pukul 10.00 WIB prematur 34/35 minggu dengan Sectio Caesaria atas indikasi ibu PEB dan letak sungsang, jenis kelamin laki-laki dengan Apgar Score 6 9, berat badan 2200 gram dan panjang badan 46 cm, ketuban jernih dan tidak ada kelainan kongenital. Bayi Ny. S segera setelah lahir dipindah ke ruang perawatan bayi baru lahir untuk diberikan injeksi Vit. K dan tetes mata. Setelah dilakukan pemeriksaan, kulit bayi teraba dingin pada tangan dan kaki, suhu tubuh aksila bayi 35,7oC.Kulit bayi teraba dingin pada tangan dan kaki, suhu tubuh aksila bayi 35,7oC.1. Prenatal care1. Ibu memeriksa kehamilan setiap bulan di bidan. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu adalah pusing dan bengkak pada kedua kaki.1. Riwayat terkena radiasi : tidak pernah1. Riwayat berat badan selama hamil : naik dari 59 kg menjadi 79 kg.1. Riwayat Imunisasi TT : Ibu mengatakan imunisasi TT sudah lengkap1. Golongan darah ibu O Golongan darah ayah O1. Natala. Tempat melahirkan : Rumah Sakit Dr. M. Sowandhie : Rumah Sakit Dr. M. Sowandhie1. Jenis persalinan : Sectio Caesarea: Sectio Caesaria1. Penolong persalinan : Dokter: Dokter1. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan : tidak ada.3. Post Natala. Kondisi bayi : normal tidak terdapat kelainan kongenital, APGAR SSCORE = 6 9b. Anak pada saat lahir tidak mengalami gangguan pernapasan dan tidak ada kelainan bawaan.By. Ny. D lahir di RSUD dr. M. Soewandhie pada tanggal 14 April 2015 pukul 05.05 WIB aterm dan gemmeli, lahir spontan dengan jenis kelamin laki-laki, Apgar Score 8 9, berat badan 2400 gr dan panjang badan 45 cm. Bayi Ny. D 1 segera setelah lahir dipindah ke ruang perawatan bayi baru lahir untuk diberikan injeksi Vit. K dan tetes mata. Setelah dilakukan pemeriksaan, kulit bayi teraba dingin pada tangan dan kaki, suhu tubuh aksila bayi 35,8oC.

Kulit bayi teraba dingin pada tangan dan kaki, suhu tubuh aksila bayi 35,8oC.1. Prenatal carea. Ibu memeriksa kehamilan setiap bulan di bidan. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu tidak ada dan oleh bidan hanya diberikan vitamin saja.b. Riwayat terkena radiasi : tidak pernahc. Riwayat berat badan selama hamil : naik dari 47 kg menjadi 72 kg.d. Riwayat Imunisasi TT : Ibu mengatakan imunisasi TT sudah lengkape. Golongan darah ibu A Golongan darah ayah O2. Natalb. Tempat melahirkan : Rumah Sakit Dr. M. Sowandhiec. Jenis persalinan : Spontand. Penolong persalinan : Bidane. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah melahirkan : tidak ada1. Post natala. Kondisi bayi : Normal (tidak ada kelainan kongenital), APGAR SCORE = 8 9b. Anak pada saat lahir tidak mengalami gangguan pernapasan dan tidak ada kelainan bawaan.

4. Pemeriksaan FisikOBSERVASIKlien 1Klien 2

1. Keadaan umum 2. Tanda tanda vital :a. Denyut nadib. Suhuc. Pernapasan3. Antropometria. Berat badanb. Panjang badanc. Lingkar kepalad. Lingkar dadae. Lingkar lengan atasLemah

140 x / menit35,7 o C42 x/ menit

2200 gram46 cm28 cm26 cm13 cm

Lemah

136 x / menit35,8 o C40 x/ menit

2400 gram45 cm30 cm28 cm13 cm

Pemeriksaan Head to Toe0. Kepalaa. Inspeksi1) Keadaan rambut kepala2) Warna rambut3) Penyebaran

4) Mudah rontok

5) Kebersihan rambutb. Palpasi1) Benjolan : ada / tidak ada2) Tekstur rambut : kasar/halus3) Lanugo0. Mukaa. Inspeksi1) Simetris / tidak2) Gerakan abnormal3) Data lain0. Mataa. Inspeksi1) Palpebra2) Sclera3) Conjungtiva4) Posisi mata

5) Data lain0. Hidung & Sinusa. Inspeksi1) Posisi hidung

2) Secret / cairan3) Data lain0. Telingaa. Inspeksi1) Ukuran / bentuk telinga

2) Letak

3) Palpasi

4) Data lain0. Muluta. Inspeksi 1) Gigi

2) Gusi3) Lidah kotor / tidak4) Bibir

5) Data lain0. Lehera. Inspeksi1) Kelenjar thyroidb. Palpasi1) Kelenjar thyroid2) Kelenjar limfe3) Data lain0. Thorax dan pernapasana. Inspeksi1) Bentuk dada

2) Irama pernafasan3) Pengembangan di waktu bernapas

4) Data lain

b. Palpasi1) Massa

c. Auskultasi1) Suara nafas2) Suara tambahan

3) Data lain0. Jantunga. Palpasi1) Ictus cordis2) CRTb. Auskultasic. Data lain

0. Abdomena. Inspeksi

b. Palpasi

c. Auskultasi1) Peristaltikd. Perkusie. Data lain

11. Genitalia dan Anus

12. Ekstremitasa. Ekstremitas atas

b. Ekstremitas bawahc. Data lain13. Status Neurologi.a. Refleks RootingCara pemeriksaan

Respon

b. Refleks SuckingCara pemeriksaan

Respon

c. Refleks SwallowingCara pemeriksaan

Respon

d. Refleks GraspCara pemeriksaan

Respon

e. Refleks Tonik NeckCara pemeriksaan

Respon

rambut kepala jaranghitamtidak merata dan jarangtidak terdapat kerontokan rambutterdapat verniks kaseosa

tidak ada

tekstur rambut halus

sedikit dan halus

bentuk wajah simetristidak ada gerakan abnormaltidak ada

tidak ada edema tidak icterustidak anemisposisi mata simetris kanan kiritidak ada

simetris kanan kiritidak ada secrettidak ada

bentuk normal dan tulang rawan terlihat berada diatas garis imajinerrekoil cepat dan menetaptidak ada

belum tumbuh gigitidak ada radangbersih

lembab dan tidak sianosistidak ada

tidak membesar

tidak teraba

tidak membesartidak ada

simetris kanan dan kiriirreguler

simetris kanan dan kiri dan terdapat sedikit retraksiaerola berupa bintik

tidak teraba massa

vesikulertidak terdapat suara napas tambahantidak ada

tidak teraba< 2 detikS1 S2 tunggal tidak terdapat bunyi jantung tambahan

bentuk simetris kanan dan kiripembuluh darah vena tampak sedikittidak teraba massa

bising usus positiftidak kembung tali pusat masih basah, tidak kemerahan dan tidak berdarahtestis menuju kebawah dan skrotum sudah sedikit lipatan (rugae), lubang anus positif dan belum keluar mekonium

teraba dingin dan gerak kurang aktifteraba dingin dan gerak kurang aktiftangisan lemah

positif dan lemahmenyentuh dagu dekat mulut bayi bayi hanya membuka mulut saja dan tertidur

positif dan lemahmemberikan PASI kedalam mulut bayibayi menghisap dot dengan lemah kemudian tertidur dan dot harus diketuk beberapa kali agar bayi mau menghisap susupositif dan lemah

mengamati bayi pada saat menyusu ditelan atau dimuntahkan kembalibayi menelan susu dengan pelan kemudian menghentikan minumnya

positif dan lemahmeletakkan jari pemeriksa ditelapak tangan bayibayi menggengam jari pemeriksa namun tidak kuat atau lemahpositif dan lemah

mengangkat kedua bahu bayi, dan melihat kepala bayi menahan pada saat bahu bayi diangkatada sedikit tahanan pada saat bahu bayi diangkat

rambut kepala jaranghitamtidak merata dan jarangtidak terdapat kerontokan rambutterdapat verniks kaseosa

tidak ada

tekstur rambut halus

sedikit dan halus

bentuk wajah simetristidak ada gerakan abnormaltidak ada

tidak ada edema tidak icterustidak anemisposisi mata simetris kanan kiritidak ada

simetris kanan kiritidak ada secretterpasang oksigen nasal 2 lpm

bentuk normal dan tulang rawan terlihat jelasberada diatas garis imajinerrekoil cepat dan menetaptidak ada

belum tumbuh gigitidak ada radangbersih

lembab dan tidak sianosistidak ada

tidak membesar

tidak teraba

tidak membesartidak ada

simetris kanan dan kiriirreguler

simetris kanan dan kiri

aerola sudah tampak menonjol

tidak teraba massa

vesikulertidak terdapat suara napas tambahantidak ada

tidak teraba< 2 detikS1 S2 tunggal tidak terdapat bunyi jantung tambahan

bentuk simetris kanan dan kiripembuluh darah vena tampak sedikittidak teraba massa

bising usus positiftidak kembung tali pusat masih basah, tidak kemerahan dan tidak berdarahtestis sudah turun dan skrotum sudah banyak lipatan (rugae), lubang anus positif dan belum keluar mekonium

teraba dingin dan gerak kurang aktifteraba dingin dan gerak kurang aktiftangisan lemah

positif dan lemahmenyentuh dagu dekat mulut bayi bayi membuka mulut saja dan menjulurkan lidahnya sedikit kemudian tertidurpositif dan lemahmemberikan PASI kedalam mulut bayikemudian tertidur dan dot harus diketuk beberapa kali agar bayi mau menghisap bayi menghisap dot dengan lemah

positif dan lemah

mengamati bayi pada saat menyusu ditelan atau dimuntahkan kembali

bayi menelan susu dengan pelan kemudian menghentikan minumnya dan beberapa saat bayi memuntahkan minumnya 5 ccpositif dan lemahditelapak tangan bayi dengan meletakkan jari pemeriksa.

positif dan lemah

mengangkat kedua bahu bayi, dan melihat kepala bayi menahan pada saat bahu bayi diangkat, adasedikit tahanan pada saat bahu bayi diangkat

5. Hasil Pemeriksaan DiagnostikKedua klien belum dilakukan pemeriksaan diagnostik karena baru lahir.6. Data Penunjang LainPemeriksaan Ballard Score dilakukan segera setelah lahirKlien 1No.NeuromuskularNilaiNo.Kematangan FisikNilai

1.Sikap31.Kulit3

2.Sudut pergelangan tangan32.Lanugo2

3.Membaliknya lengan23.Lipat plantar2

4.Sudut poplitea24.Payudara2

5.Tanda selempang25.Daun telinga3

6.Tumit ke telinga16.Kelamin2

Jumlah Skor13Jumlah Skor14

Total Skor = 27 minggu Umur Kehamilan = 34/35 minggu

Klien 2No.NeuromuskularNilaiNo.Kematangan FisikNilai

1.Sikap41.Kulit3

2.Sudut pergelangan tangan32.Lanugo2

3.Membaliknya lengan33.Lipat plantar4

4.Sudut poplitea24.Payudara4

5.Tanda selempang25.Daun telinga3

6.Tumit ke telinga26.Kelamin4

Jumlah Skor16Jumlah Skor20

Total Score = 36 minggu Umur Kehamilan = 38/39 minggu

7. Terapi saat iniHari/TanggalKlien 1Klien 2

Selasa, 14 April 2015Injeksi Vitamin KTetes mataKebutuhan cairan IUFD 2,2 X 80 = 176 cc/24 jamMemasang OGTInjeksi vitamin KTetes MataMemasang OGT

4.1.3 Analisis DataAnalisis data mengarahkan pada proses pengumpulan data senjang dan keterkaitan antar data untuk menunjang penentuan masalah keperawatan.Hari / TanggalAnalisis DataEtiologi Masalah

Klien 1

Selasa, 14 April 2015DS : -DO :a. Bayi prematur 34/35 minggu dan berat badan bayi 2200 gram serta lemak subkutan yang tipis.b. TTV :Nadi : 140 x / menitSuhu : 35,7 o CPernapasan : 42 x/ menita. Ekstermitas atas dan bawah teraba dinginb. Gerak bayi kurang aktifc. Tangisan bayi lemah dan bayi lebih banyak tidur d. Refleks Sucking dan Swallowing lemahBBLR

Pusat pengaturan suhu yang imatur,cadangan lemak subkutan dan lemak coklat kurang

Peningkatan kehilangan panas tubuh

Hipotermia

Klien 2

Selasa, 14 April 2015DS : -DO :a. BB: 2400 gr serta lemak subkutan yang tipisb. TTV : Nadi : 136 x / menit Suhu : 35,8 o C Pernapasan : 40x/ menitc. Umur kehamilan 38/39 minggud. Ekstermitas atas dan bawah teraba dingine. Gerak bayi kurang aktiff. Tangisan bayi lemah dan bayi lebih banyak tidurg. Refleks Sucking dan Swallowing lemahBBLR

Cadangan lemak subkutan dan lemak coklat kurang

Peningkatan kehilangan panas tubuh

Hipotermia

4.1.4 Diagnosis KeperawatanHari / TanggalDataProblem (masalah)Etiologi (Penyebab + tanda dan gejala)

Klien 1

Selasa, 14 April 2015DS : -DO :c. Bayi prematur 34/35 minggu dan berat badan bayi 2200 gram serta lemak subkutan yang tipis.d. TTV :Nadi : 140 x / menitSuhu : 35,7 o CPernapasan : 42 x/ menite. Ekstermitas atas dan bawah teraba dinginf. Gerak bayi kurang aktifg. Tangisan bayi lemah dan bayi lebih banyak tidur h. Refleks Sucking dan Swallowing lemahKetidakefektifan pengaturan suhu tubuh : HipotermiaPusat pengaturan suhu yang imatur, cadangan lemak subkutan dan lemak coklat kurang ditandai dengan bayi prematur 34/35 minggu dan berat badan bayi 2200 gram serta lemak subkutan yang tipis, ekstermitas atas dan bawah teraba dingin, gerak bayi kurang aktif, tangisan bayi lemah, bayi lebih banyak tidur, refleks sucking dan swallowing lemah. TTV :Nadi : 140 x / menitSuhu : 35,7 oCPernapasan : 42 x/ menit

Selasa, 14 April 2015DS : -DO :a. BB: 2400 gr serta lemak subkutan yang tipisb. TTV : Nadi : 136 x / menit Suhu : 35,8 o C Pernapasan : 40x/ menitc. Umur kehamilan 38/39 minggud. Ekstermitas atas dan bawah teraba dingine. Gerak bayi kurang aktiff. Tangisan bayi lemah dan bayi lebih banyak tidurg. Refleks Sucking dan Swallowing lemahKetidakefektifan pengaturan suhu tubuh : HipotermiaCadangan lemak subkutan dan lemak coklat kurang ditandai dengan berat badan 2400 gr, kulit tipis, ekstermitas atas dan bawah teraba dingin, gerak bayi kurang aktif, tangisan bayi lemah, bayi lebih banyak tidur, refleks sucking dan swallowing lemahTTV :Nadi : 136 x / menitSuhu : 35,8oC,Pernapasan : 40 x/ menit

4.1.5 PerencanaanDIAGNOSIS KEPERAWATAN (Tujuan, Kriteria Hasil)INTERVENSIRASIONAL

Klien 1

Ketidakefektifan pengaturan suhu tubuh : Hipotermia berhubungan dengan pusat pengaturan suhu yang imatur, cadangan lemak subkutan dan lemak coklat kurang.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang stabil sesuai dengan perkembangan.Kriteria hasil :a. Termoregulasi Neonatus : Seimbang antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.b. Bayi dapat menggunakan sikap menahan panas tubuhnya (dapat minum ASI dengan kuat)c. Bayi memiliki glukosa darah dalam batas normal > 45 mg/dl.d. Bayi tidak letargi (menangis kuat dan dapat bangun untuk minum).e. Suhu tubuh bayi dalam batas normal 36,5oC-37,5oC (pada pengukuran suhu melalui aksila).

1. Kaji suhu aksila atau gunakan alat thermostat dengan dasar terbuka dan penyebar hangat.

2. Tempatkan bayi dalam inkubator atau dalam keadaan hangat.

3. Kurangi pemajanan pada aliran udara; hindari pembukaan pagar isolette yang tidak semestinya.4. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah, pertahankan kepala bayi tetap tertutup.5. Pantau sistem pengatur suhu, penyebar hangat (pertahankan batas atas pada 98,6oF (37oC), tergantung pada ukuran atau usia bayi).

6. Perhatikan perkembangan takikardi, warna kemerahan, diaforesis letargi, apnea, atau aktivitas kejang.7. Perhatikan adanya takipnea atau apnea, sianosis umum, akrosianosis, atau kulit belang, bradikardia, menangis buruk, atau letargi.

8. Berikan penghangatan bertahap untuk bayi stres dingin.

9. Kaji haluaran dan berat jenis urine

10. Pantau penambahan berat badan berturut-turut, bila penambahan berat badan tidak adekuat, tingkatkan suhu lingkungan sesuai indikasi.11. Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai indikasi (misal : GDA, glukosa serum, elektrolit, dan kadar bilirubrin).

12. Ajarkan dan motivasi ibu klien untuk selalu melakukan perawatan metode kanguru atau KMC (Kangaroo Mother Care).1. Hipotermia membuat bayi cenderung merasa stress karena dingin, penggunaan simpanan lemak coklat tidak dapat diperbarui bila ada dan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan kadar CO2 atau penurunan kadar O2.2. Mempertahankan lingkungan termonetral, membantu mencegah stress karena dingin.3. Mengurangi kehilangan panas karena konveksi/konduksi dan membatasi kehilangan panas melalui radiasi.

4. Menurunkan kehilangan panas melalui evaporasi.

5. Hipertermia dengan akibat peningkatan pada laju metabolisme, kebutuhan oksigen, dan glukosa dan kehilangan air tidak kasatmata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang dapat dikontrol, terlalu tinggi.6. Tanda-tanda hipertermia ini dapat berlanjut pada kerusakan otak bila tidak dapat tertasi.

7. Tanda-tanda ini menandakan stress dingin, yang meningkatkan konsumsi oksigen dan kalori serta membuat bayi cenderung pada asidosis berkenaan dengan metabolisme anaerobik.8. Peningkatan suhu tubuh yang cepat dapat menyebabkan konsumsi oksigen berlebihan dan apnea.9. Penurunan haluaran dan peningkatan berat jenis urin dihubungkan dengan penurunan perfusi ginjal selama periode stress dingin.10. Ketidakadekuatan penambahan berat badan meskipun masukan kalori adekuat dapat menandakan bahwa kalori digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh, meningkatkan suhu lingkungan.11. Stres dingin meningkatkan kebutuhan terhadap glukosa dan oksigen serta dapat mengakibatkan masalah asam-basa bila bayi mengalami metabolisme anaerobik bila kadar oksigen yang cukup tidak tersedia.12. Perawatan metode kanguru atau KMC (Kangaroo Mother Care) dapat meningkatkan hubungan kasih saying ibu dan bayi selain itu juga dapat meningkatkan kehangatan bayi.

Klien 2

Ketidakefektifan pengaturan suhu tubuh : Hipotermia berhubungan dengan cadangan lemak subkutan dan lemak coklat kurang.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang stabil sesuai dengan perkembangan.Kriteria hasil :a. Termoregulasi Neonatus : Seimbang antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas selama 28 hari pertama kehidupan.b. Bayi dapat menggunakan sikap menahan panas tubuhnya (dapat minum ASI dengan kuat).c. Bayi memiliki glukosa darah dalam batas normal > 45 mg/dl.d. Bayi tidak letargi (menangis kuat dan dapat bangun untuk minum).e. Suhu tubuh bayi dalam batas normal 36,5oC-37,5oC (pada pengukuran suhu melalui aksila).

1. Kaji suhu aksila atau gunakan alat thermostat dengan dasar terbuka dan penyebar hangat.

2. Tempatkan bayi dalam inkubator atau dalam keadaan hangat.3. Kurangi pemajanan pada aliran udara; hindari pembukaan pagar isolette yang tidak semestinya.4. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah, pertahankan kepala bayi tetap tertutup.5. Pantau sistem pengatur suhu, penyebar hangat (pertahankan batas atas pada 98,6oF (37oC), tergantung pada ukuran atau usia bayi).

6. Perhatikan perkembangan takikardi, warna kemerahan, diaforesis letargi, apnea, atau aktivitas kejang.7. Perhatikan adanya takipnea atau apnea, sianosis umum, akrosianosis, atau kulit belang, bradikardia, menangis buruk, atau letargi.8. Berikan penghangatan bertahap untuk bayi stres dingin.

9. Kaji haluaran dan berat jenis urine

10. Pantau penambahan berat badan berturut-turut, bila penambahan berat badan tidak adekuat, tingkatkan suhu lingkungan sesuai indikasi.11. Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai indikasi (misal : GDA, glukosa serum, elektrolit, dan kadar bilirubrin).

12. Ajarkan dan motivasi ibu klien untuk selalu melakukan perawatan metode kanguru atau KMC (Kangaroo Mother Care).

1. Hipotermia membuat bayi cenderung merasa stress karena dingin, penggunaan simpanan lemak coklat tidak dapat diperbarui bila ada dan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan kadar CO2 atau penurunan kadar O2.2. Mempertahankan lingkungan termonetral, membantu mencegah stress karena dingin.3. Mengurangi kehilangan panas karena konveksi/konduksi dan membatasi kehilangan panas melalui radiasi

4. Menurunkan kehilangan panas melalui evaporasi

5. Hipertermia dengan akibat peningkatan pada laju metabolisme, kebutuhan oksigen, dan glukosa dan kehilangan air tidak kasatmata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang dapat dikontrol, terlalu tinggi.6. Tanda-tanda hipertermia ini dapat berlanjut pada kerusakan otak bila tidak dapat tertasi.

7. Tanda-tanda ini menandakan stress dingin, yang meningkatkan konsumsi oksigen dan kalori serta membuat bayi cenderung pada asidosis berkenaan dengan metabolisme anaerobik.8. Peningkatan suhu tubuh yang cepat dapat menyebabkan konsumsi oksigen berlebihan dan apnea.9. Penurunan haluaran dan peningkatan berat jenis urin dihubungkan dengan penurunan perfusi ginjal selama periode stress dingin.10. Ketidakadekuatan penambahan berat badan meskipun masukan kalori adekuat dapat menandakan bahwa kalori digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh, meningkatkan suhu lingkungan.11. Stres dingin meningkatkan kebutuhan terhadap glukosa dan oksigen serta dapat mengakibatkan masalah asam-basa bila bayi mengalami metabolisme anaerobik bila kadar oksigen yang cukup tidak tersedia. 12. Perawatan metode kanguru atau KMC (Kangaroo Mother Care) dapat meningkatkan hubungan kasih sayang ibu dan bayi selain itu juga dapat meningkatkan kehangatan bayi.