4
BAB 4 PENILAIAN SURAT BEHARGA Surat beharga atau sekuritas tersebut meliputi saham biasa, obligasi, saham preferen dan bentuk lain penyertaan modal. Dalam prose penilaian sekuritas_terdapat hubungan_antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pemegang saham biasa, secara umum menghadapi resiko yang lebih besar jika dibanding dengan pemegang obligasi atau kreditur yang lain. Hal ini mudah dimengerti karena pembayaran divlden dilakukan setelah pembayaran bunga kapada pemegang obligasi. Sehingga pendapatan pemegang saham menjadi relatil lebih berisiko dibanding pendapatan pemegang obligasi. sementara itu semakin besar resiko yang dihadapi akan samakin besar tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan asuransi bahwa individu termasuk risk averter atau yang tidak menyukai risiko. Secara teoritis terdapat 3 bentuk pasar: a) Bentuk pasar efisiensi lemah b) Bentuk pasar efisiensi agak kuat c) Bentuk pasar efisiensi yang kuat RETURN ON INVESTMENT SERTA PENILAIAN SURAT BEHARGA Nilai berbagai aktiva riil didasarkan atas keuntungan yang diharapkan akan diterima di masa-masa datang (expected future benefit) setama usia ckonomis aktiva itu. Sebagai contoh. misalkan nilai bagunan tentu didasarkar atas keuntunqan yang akan diperoleh selama usia ekonomis bangunan tersebut. Begitu pula penilaian financial assets, seperti halnya saham dan obligasi juga didasarkan atas expected return selama kepemilikan finansial assets itu. Pemegang saham juga menderita capital loss apabilaternya harga jual saham lebih rendah daripada harga belinya. SAHAM DENGAN MODAL PERTUMBUHAN Model Pertumbuhan Satu Tahap

Bab 4 Penilaian Surat Beharga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Keuangan

Citation preview

Page 1: Bab 4 Penilaian Surat Beharga

BAB 4

PENILAIAN SURAT BEHARGA

Surat beharga atau sekuritas tersebut meliputi saham biasa, obligasi, saham preferen dan bentuk lain penyertaan modal.

Dalam prose penilaian sekuritas_terdapat hubungan_antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pemegang saham biasa, secara umum menghadapi resiko yang lebih besar jika dibanding dengan pemegang obligasi atau kreditur yang lain. Hal ini mudah dimengerti karena pembayaran divlden dilakukan setelah pembayaran bunga kapada pemegang obligasi. Sehingga pendapatan pemegang saham menjadi relatil lebih berisiko dibanding pendapatan pemegang obligasi. sementara itu semakin besar resiko yang dihadapi akan samakin besar tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan asuransi bahwa individu termasuk risk averter atau yang tidak menyukai risiko.

Secara teoritis terdapat 3 bentuk pasar:

a) Bentuk pasar efisiensi lemahb) Bentuk pasar efisiensi agak kuatc) Bentuk pasar efisiensi yang kuat

RETURN ON INVESTMENT SERTA PENILAIAN SURAT BEHARGA

Nilai berbagai aktiva riil didasarkan atas keuntungan yang diharapkan akan diterima di masa-masa datang (expected future benefit) setama usia ckonomis aktiva itu. Sebagai contoh. misalkan nilai bagunan tentu didasarkar atas keuntunqan yang akan diperoleh selama usia ekonomis bangunan tersebut. Begitu pula penilaian financial assets, seperti halnya saham dan obligasi juga didasarkan atas expected return selama kepemilikan finansial assets itu.

Pemegang saham juga menderita capital loss apabilaternya harga jual saham lebih rendah daripada harga belinya.

SAHAM DENGAN MODAL PERTUMBUHAN

Model Pertumbuhan Satu Tahap

Telah dijelaskan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan adalah merupakan discount rate yang menyamakan present value dividen yang akan diterimadan harga pasar akhir periode dengan harga beli saham tersebut. Namun demikian investor tentunya juga berharap bahwa perusahaan akan mengalami pertumbuhan. Bukankah pada tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang sahamatau memaksimmumkan nilai perusahaan – yang tercermin dari harga pasar saham? Sedangakan kita mengetahui bahwa harga pasar saham akan meningkat apabila dividen yang dibayarkan akan semakin besar, tentu saja dengan asumsi bahwa tingakat keuntungan yang diharapkan tetap.

Model Pertumbuhan Dua Tahap

Page 2: Bab 4 Penilaian Surat Beharga

Banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan dan dividen yang tidak konstan. Pada umumnya perusahaan mengalami masa pertumbuhan di atas normal. Misalnya karena penerapan teknologi baru, perluasan pasar, life cycle yang lebih panjang dan sebagainya. Kemudian berangsur-angsur akan menjadi normal dan munuju kepada tingkat pertumbuhan yang konstan

Model Pertumbuhan Tiga Tahap

Tidak jarang perusahaan mengalami pertumbuhann tiga tahap, yakni penumbuhan di alas norma. normal dan pertumbuhan di bawah normal.

NILAI INTRINSIK VERSUS HARGA PASAR

Peningkatan efisiensii pasar modal semakin mempersulit pencarian sekuritas yang undervalued atau dinilai terlalu rendah daripada nilai yang wajar. Ruang gerak analis sekuritas menjadi semakin sempit begitu juga pendapatan yang diharapkan. Para analisis fundamental umumnya menggunakan informasi yang berkaitan dengan profitabilitas perusahaan baik saat ini maupun prospek di masa datang untuk mengukur nilai pasar saham yang wajar. Analisis fundamental ini berbeda dengan analisis teknikalyang menggunakan data trand atau kecendrungan pasar saham di masa lalu untuk memprediksi harga pasar di masa mendatang.

Model yang umum digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yang going concern adalah dengan menggunakan kapitahsasi saham yang beredar. Kapitalisasi itu sendiri sangat dipengaruhi oleh penentuan harga pasar saham,

PRICE EARNING RATIO DAN GROWTH OPPORTUNITIES

Banyak pialang, praktisi dan pelaku pasar modal yang lebih menaruh perhatian terhadap price earning ratio antara harga saham dengan earning per share.

Sering muncul pertanyaan, mengapa saham-saham yang tidak membagikan dividen toh tetap diperjualbelikan di bursa? Pertanyaan kedua adalah: haruskan investor memperhatikan laba per lembar saham atau dividen per lembar saham? Jawaban atas pertanyaan pertama adalah bahwa investor yang besedia untuk membeli saham-saham yang tidak memberikan dividen berharap akan memperoleh capital gain dimasa datang. Jadi mereka rela untuk menunda penerimaan saat ini untuk penerimaan di masa datang.

PENILAIAN SAHAM PREFEREN

Hamper semua saham preferen akan mendapatkan dividen dalam jumlah yang tetap. Dividen per lembar saham umumnya tidak meningkat saat pendapatan meningkat. Jika dividen saham preferen perusahaan tidak membayarkan dividen kepada pemegang saham preferen karena suatu alas an tertentu, maka untuk jenis saham preferen kumulatif dividen tersebut akan dibayarkan di masa datang sebelum pembayaran dividen kepada pemeganga saham biasa. Dengan demikian Nampak bahwa pemegang saham preferen akan mendapatkan dividen yang pasti setiap periode.

PENILAIAN OBLIGASI DENGAN JATUH TEMPO

Page 3: Bab 4 Penilaian Surat Beharga

Penilaian obligasi relative mudah, karena pendapaaatan atas obligasi berupa bunga secara pasti setiap periode akan diterima. Pemegang obligasi biasanya akan meminta tingkat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan bebas resiko. Tingkat keuntungan yang diminta tersebut sangat bervariasi untuk setiap perusahaan.

Praktik yang umum terjadi, perusahaan membayar bunga atau kupon kepada pemilik obligasi setiap enam bulan sekali. Dengan demikian formula 4.19 perlu disesuaikan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Perubahan yang diperlukan adalah membagi kupon atau bunga dan tingkat keuntungan yang dsyaratkan menjadi dua. Sehingga persamaan baru menjadi:

Po = (1/2)(NSFBAkd/2.nx2) + (M(NSFBkd/2.nx2) (4.19)