Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
5.1 Analisa Studi Kasus
Menganalisa bangunan yang dipakai untuk melakukan perancangan interior Pusat
Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik di Jakarta dengan memerhatikan aspek
lingkungan sekitar bangunan, keadaan bangunan sekarang, dll.
5.1.1 Analisa Bangunan
Analisa bangunan meliputi analisa makro dan mikro. Pembahasan pada
analisa makro meliputi hal-hal dalam lingkup besar seperti lingkungan sekitar
bangunan, sedangkan pembahasan pada analisa mikro meliputi hal-hal yang lebih
detil seperti material finishing, pencahayaan, dll.
5.1.1.1 Makro
Gambar 5.1 Peta TDA Luxury Toys dan Sekitarnya
Sumber: Google Maps (2019)
Bangunan yang dipakai untuk melakukan perancangan interior
adalah bangunan The Djakarta Auto Luxury Toys atau yang biasa disingkat
menjadi TDA Luxury Toys. Bangunan ini beralamat di Jl. Kramat Pela No.31
RT.1/RW.4, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
12130.
Bangunan TDA Luxury Toys cukup mudah diakses, baik
menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Bangunan ini
berlokasi ±1km dari Stasiun MRT Blok A dan halte Transjakarta. Berlokasi
tepat di Jalan Kramat Pela yang cukup dikenal masyarakat Jakarta pun
37
38
membuatnya mudah ditemui. Lokasi bangunan ini dinilai strategis dengan
area-area sekitar sebagai berikut:
• Beer Garden, berjarak ±100m
• Ever Green Salon, berjarak ±100m
• Tubu Coffee Shop, berjarak ±200m
• Green Wood Coffee, berjarak ±200m
• STIKOM ITKP The School of Advertising, berjarak ±200m
• Kopi Kalyan, berjarak ±950m
• Gandaria City Mall, berjarak ±1,2km.
Tempat-tempat tersebut merupakan area komersil jangkauan para
remaja hingga dewasa muda, yang mana merupakan target pasar dari pusat
pelayanan ini
5.1.1.2 Mikro
Dalam melakukan analisa mikro, aspek utilitas bangunan seperti
pencahayaan, penghawaan, dan struktur merupakan subjek yang harus
dianalisa. Kondisi luar bangunan pundapat berpengaruh terhadap sisi
interior, seperti segi pencahayaan dan kebisingan, sehingga juga perlu
dianalisa.
Gambar 5.2 Batas Gedung TDA Luxury Toys
Sumber: Peneliti (2019)
a. Analisa Pencahayaan
Bangunan ini menghadap ke arah selatan, sehingga tidak
menhadap arah datang sinar matahari secara langsung. Cahaya
matahari masuk dari fasad kaca di bagian depan pada lantai 1 dan
2, serta bagian belakang pada lantai 1. Pada sisi kanan dan kiri
tidak terdapat jalur masuk cahaya matahari karena berbatasan
39
dengan Graha Pela dan Hanil Mart. Pada lantai 3 dan 4 tidak ada
jendela ataupun akses mausk cahaya matahari lainnya. Dari data
dapat ditarik kesimpulan bahwa area-area yang membutuhkan
cahaya matahari seperti receptionist, sitting area, lounge, dan
back office harus diletakkan di lantai 1 dan 2.
Gambar 5.3 Fasad Bangunan TDA Luxury Toys
Sumber: Google (2019)
Gambar 5.4 Bagian Fasad Kaca Lantai 1 dan 2
Sumber: Peneliti (2019)
b. Analisa Penghawaan
Penghawaan pada bangunan ini menggunakan sistem buatan,
yaitu dengan menggunakan air conditioner (AC). Jenis AC yang
digunakan adalah AC central dan split. AC central digunakan
pada lantai 1 dan 2 yang mana merupakan area pengunjung
umum, sedangkan AC split digunakan pada lantai 3 dan 4 yang
merupakan area staf dan area privat.
40
c. Analisa Struktur
Gambar 5.5 Interior TDA Luxury Toys
Sumber: Google (2019)
TDA Luxury Toys merupakan showroom mobil sport seperti
Ferrari, Lamborghini, Land Rover, Porsche, dll. Bangunan ini
dirancang untuk menampung berat kendaraan-kendaraan mewah
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa strukturnya kuat dan mampu
menampung berbagai aktivitas di dalam perancangan pusat
kreatif ini.
d. Analisa Kebisingan
Gambar 5.6 Gedung TDA Luxury Toys dan Sekitar
Sumber: Google Maps (2020)
Bangunan ini berbatasan dengan Jalan Kramat Pela. Pada jam-
jam sibuk seperti jam berangkat dan pulang sekolah/kantor,
banyaknya kendaraan yang melintasi jalan ini berpotensi
menimbulkan kebisingan di area lantai 1 hingga lantai 2 yang
dekat dengan fasad kaca. Gangguan suara dari Jalan Kramat Pela
mungkin saja terjadi di lantai 3 dan 4 namun dapat diasumsikan
sebagai gangguan minor, ditambah dengan kondisi fasad pada
kedua lantai ini bukan lagi berupa kaca, melainkan dinding bata.
41
Bangunan ini berbatasan dengan Graha Pela di sisi sebelah
kanan dari lantai 1 hingga lantai 3. Walaupun memiliki 3 lantai,
diperkirakan aktivitas terbesar terjadi di lantai 1 dan lantai 2. Area
yang berbatasan langsung berpotensi bertukar gangguan suara
minor. Aktivitas pada area yang terletak di sisi kanan lantai 1 dan
2, selain harus memerhatikan kenyamanan bagi
pengguna/pengunjung Graha Pela juga harus mampu menolerir
gangguan suara dari terjadi
Begitupun halnya di sisi sebelah kiri yang berbatasan dengan
Hanil Mart. Walaupun memiliki 2 lantai, diperkirakan aktivitas
terbesar terjadi di lantai 1. Area yang berbatasan langsung
berpotensi bertukar gangguan suara minor. Aktivitas pada area
yang terletak di sisi kiri lantai 1, selain harus memerhatikan
kenyamanan bagi pengguna/pengunjung Hanil Mart juga harus
mampu menolerir gangguan suara yang terjadi.
5.1.2 Analisa Pengguna
Pengunjung Pusat Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik ini terdiri
dari kalangan anggota/murid tetap, penyewa fasilitas, klien dokter dan terapis,
peserta workshop/seminar, penonton pertunjukan, dan staf. Masing-masing
kategori pengunjung memiliki tujuan dan aktivitas yang berbeda-beda.
5.1.2.1 Pengguna
Pengunjung Pusat Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik ini
digolongkan menjadi beberapa katerogi, yaitu:
1. Anggota/Murid
Yang tergolong anggota/murid adalah orang-orang yang
melakukan pendaftaran untuk mengikuti kursus vokal, DJ, dan
tari untuk jangka periode tertentu.
2. Penyewa Fasilitas
Yang tergolong penyewa fasilitas adalah orang-orang yang
melakukan penyewaan untuk fasilitas ruang rapat, ruang
rekaman, ruang pertunjukan, dll. Contohnya adalah penyewa
recording studio untuk latihan band, musisi dan kru produksi
42
yang menyewa fasilitas produksi (recording studio, operator
room, dan mixing & mastering room), dll.
3. Klien Terapi
Yang tergolong klien dokter adalah orang-orang yang telah
melakukan pendaftaran untuk melakukan konsultasi dan terapi.
4. Peserta Workshop/Seminar
Yang tergolong peserta workshop/seminar adalah orang-orang
yang melakukan pendaftaran untuk workshop/seminar, baik yang
diadakan oleh pihak dalam maupun pihak luar maupun dalam.
5. Penonton
Yang tergolong penonton adalah orang-orang yang melakukan
pendaftaran untuk menonton pertunjukan musik di event hall.
6. Terapis Musik
7. Pengajar
Yang tergolong kategori ini adalah para pengajar dalam kelas
vokal, gitar, DJ, maupun
8. Staf
Yang tergolong staf adalah orang-orang yang bekerja di Pusat
Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik ini.
9. Pengunjung Lepas
Yang tergolong pengunjung lepas adalah surveyor, wali
anggota/murid yang menunggu selama kegiatan kursus, dan
orang-orang lainnya yang datang tanpa ada tujuan yang berkaitan
dengan keikutsertaan dalam kegiatan di Pusat Pelayanan untuk
Industri Kreatif Bidang Musik ini.
5.1.2.2 Flow Activity
43
44
Gambar 5.7 Flow Activity
Sumber: Peneliti (2019)
5.1.3 Program Fasilitas Ruang
Penjabaran Flow Activity dijadikan acuan dalam melakukan pendataan
fasiltas ruang yang dibutuhkan. Fasilitas ruangan kemudian dibagi menjadi 5 zona,
yaitu zona publik, zona semi publik, zona semi privat, zona privat, dan zona servis.
Penjabarannya adalah sebagai berikut :
• Zona Public, terdiri dari area yang dapat diakses oleh semua golongan
pengunjung. Yang termasuk ke dalam zona public adalah lobi, yang terdiri
dari area receptionist dan front desk/marketing.
• Zona Semi Public, merupakan area yang dapat diakses oleh orang-orang
yang memiliki kepentingan namun tidak terlibat dalam aktivitas tertentu.
Yang termasuk ke dalam zona semi public adalah sitting area dan lounge.
• Zona Semi Private, merupakan area yang dapat diakses oleh staf,
anggota/murid, penyewa fasilitas, dan orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas di dalam Pusat Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik,
seperti kursus vokal, menyewa studio rekaman, dll. Yang termasuk ke
dalam zona semi privat adalah meeting room, locker room, dance room,
vocal room, DJ room, operator room, recording studio, gudang studio,
mixing & mastering room ruang consultation room, group therapy room,
dan event hall.
• Zona Private, merupakan area yang hanya dapat diakses oleh staf. Yang
termasuk dalam dalam zona privat adalah back office.
• Zona Service. Yang termasuk ke dalam zona servis adalah gudang, toilet,
dan pantry.
45
Proses pengolahan fasilitas ruang terdiri dari pembuatan Tabel Aktivitas dan
Fasilitas, penghitungan Rekapitulasi, analisa menggunakan Diagram Matrix dan
Bubble, kemudian dilanjukan ke proses pemetaan Zoning dan Grouping.
1. Data Aktivitas dan Fasilitas
Data-data yang dimasukkan ke dalam Tabel Aktivitas dan Fasilitas
diperoleh dari data survei yang kemudian diolah manjadi flow kegiatan.
Data-data pada Table Aktivitas dan Fasilitas untuk Pusat Kreatif Musik
Digital tertera pada lampiran.
2. Zoning
Gambar 5.8 Zoning Lantai 1 (kiri) dan Lantai 2 (kanan)
Sumber: Peneliti (2019)
Pemetaan zoning pada lantai 1 merupakan hasil dari analisa yang telah
dilakukan. Analisa tersebut dijabarkan sebagai berikut:
(+) Zona Public terhubung dengan akses mausk utama gedung.
(+) Zona Semi Public mendapat pemandangan dan cahaya matahari
dari taman belakang.
(+) Zona Semi Private terlindungi dari kebisingan Jalan Kramat Pela.
(+) Zona Service terletak di bagian belakang.
(-) Zona Private rentan mendapat gangguan suara dari Jalan Kramat
Pela.
46
Begitu pula halnya dengan lantai 2, analisa tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
(+) Zona Semi Public mendapat cahaya matahari dari kaca fasad.
(+) Zona Semi Private bersebelahan dengan area lantai 2 Hanil Mart
yang diperkirakan merupakan area yang tidak begitu aktif
sehingga aktivitas di lantai 2 tidak akan begitu menimbulkan
gangguan bagi pengunjung Hanil Mart.
(+) Zona Service terletak di bagian belakang.
•
Gambar 5.9 Zoning Lantai 3 (kiri) dan Lantai 4 (kanan)
Sumber: Peneliti (2019)
Pemetaan zoning pada lantai 3 dan 4 merupakan hasil pertimbangan,
yang mana sebagian besar zona private pada Pusat Pelayanan untuk
Industri Kreatif Bidang Musik ini merupakan ruangan yang membutuhkan
kekedapan suara. Penempatan pada lantai 3 dan 4 merupakan hasil
pertimbangan bahwa di lantai 3 dan 4 tidak mendapat gangguan suara yang
major dibandingkan dengan lantai 1 dan 2.
3. Grouping
Hasil analisa untuk memetakan grouping pada lantai 1 dijabarkan
sebagai berikut:
(+) Receptionist mendapat cahaya matahari dari fasad kaca.
(+) Sitting area mendapat pemandangan dan cahaya matahari dari
taman belakang.
(+) Back office mendapat cahaya matahari.
47
(+) Posisi toilet dan pantry memungkinkan untuk sistem plumbing.
(-) Back office rentan mendapat gangguan suara dari Jalan Kramat
Pela.
Begitu pula halnya dengan lantai 2, analisa tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
(+) Lounge mendapat cahaya matahari dari fasad kaca.
(+) Dance room berbatasan dengan hanil mart area lantai 2 yang
diperkirakan tidak begitu aktif sehingga aktivitas di dalamnya
tidak akan begitu berdampak pada pengguna gedung Hanil Mart.
(+) Back office mendapat cahaya matahari.
5.10 Grouping Lantai 1 (kiri) dan Lantai 2 (kanan)
Sumber: Peneliti (2019)
Hasil analisa untuk memetakan grouping pada lantai 3 dijabarkan
sebagai berikut:
(+) Toilet diletakkan jauh dengan recording studio agar bila terjadi
kebocoran sistem plumbing tidak merusak sistem akustik dan
peralatan elektrik profesional di dalamnya.
(+) Posisi toilet memungkinkan untuk sistem plumbing.
(-) Recording studio rawan mendapat gangguan suara minor dari
Jalan Kramat Pela.
48
Sedangkan hasil analisa untuk memetakan grouping pada lantai 4
dijabarkan sebagai berikut:
(+) Event hall diletakkan di lantai 4 untuk mengurangi persentase
gangguan yang diterima area sekitar dari suara yang dihasilkan
dari aktivitas di dalamnya.
(+) Posisi toilet memungkinkan untuk sistem plumbing.
5.11 Grouping Lantai 3 (kiri) dan Lantai 4 (kanan)
Sumber: Peneliti (2019)
5.1.2.3 Visi dan Misi
Pusat Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik ini mempunyai
visi yaitu menjadi wadah kreatif dan terpadu bagi penikmat musik dan para
insan kreatif untuk berkumpul, berkembang, dan menjadi produktif. Misinya
adalah:
1. Menyediakan fasilitas yang dapat menunjang aktivitas yang
berlangsung di dalamnya.
1. Memenuhi kebutuhan soundproofing untuk menunjang aktivitas
bermusik di dalamnya.
2. Menciptakan suasana healing dalam kedinamisan dengan cara
memadukan unsur dinamis dengan sentuhan unsur alam.
49
5.1.2.4 Struktur Organisasi
Gambar 5.12 Struktur Organisasi
Sumber: Peneliti (2020)
5.2 Konsep Perancangan
Gambar 5.13 Moodboard Konsep
Sumber: Peneliti (2020)
Sebagai pusat pelayanan terpadu berbasis musik, perancangan interior Pusat
Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik di Jakarta ini turut melibatkan terapi
musik sebagai salah satu aktivitas dan fasilitas di dalamnya. Hal ini berangkat dari
alasan terbesar manusia menyukai musik, yaitu karena musik mampu merangsang otak
50
untuk memproduksi hormon dophamine, yang mana hormon tersebut dikenal sebagai
hormon pengendali emosi. Dengan pengolahan dan penanganan yang baik, musik
dapat memperikan impact yang positif bagi sisi emosional ataupun psikologis
manusia. Sifat musik inilah yang dijadikan dasar mengolahan tema dan konsep dari
perancangan ini. Dari proses pengolahan data-data, “The Calming Flow” merupakan
tema yang dianggap mampu menggambarkan karakteristik musik yang hendak
ditunjukkan, yaitu karakternya dinamis dan menghidupkan namun juga mampu
memberikan ketenangan dan efek yang menyembuhkan.
5.2.1 Konsep Citra Ruang
Dalam setiap perancangan interior, citra yang diberikan oleh setiap ruangan
akan mempengaruhi suasana hati penggunanya. Suasana hati pengguna dapat
mempengaruhi kelangsungan aktivitas di dalam ruangan tersebut. Dalam
perancangan Pusat Pelayanan untuk Industri Kreatif Bidang Musik di Jakarta ini,
citra ruang yang ingin dibangun adalah citra eklektik. Karakter dan gaya yang
hendak dibangun adalah gaya dinamis untuk menunjang nilai-niai yang
menghidupkan, dan gaya natural untuk menunjang nilai-nilai yang menenangkan
serta menyembuhkan.
Gambar 5.14 Citra Ruang
Sumber: Pinterest (2019)
5.2.2 Konsep Bentuk
Untuk memvisualisasikan karakteristik musik ke dalam suatu interior,
peneliti melakukan visualisasi musik untuk mendapatkan inspirasi bentuk. Lagu
yang menjadi referensi adalah sebuah musik instrumental dengan ketukan 60BPM
dan birama 4/4, mengadaptasi kriteria lagu untuk terapi musik. Bentuk yang
didapatkan adalah aliran tenang dengan pola melingkar. Aliran tenang tersebut
merupakan visualisasi dari alunan musik tersebut dari awal hingga akhir lagu tanpa
adanya perbedaan ekspresi yang signifikan dan cenderung tenang. Pola melingkar
merupakan visualisasi dari pola ritme yang berulang seperti mengitari sebuah
51
lingkaran. Aliran itu sendiri menunjang nilai menghidupkan dari karakter musik
yang dinamis, sedangakn pola melingkar memberikan efek psikologis
"melindungi" sehingga mampu memberikan rasa tenang. Pengolahan dan
pengembangan bentuk ini berpegang pada bentuk dasarnya yaitu lingkaran,
dengan tetap menunjukkan adanya pergerakan. Penerapannya dijabarkan sebagai
berikut:
a) Penerapan total bentuk ini salah satunya dilakukan pada ceiling treatment
pada area lobby yang mana merupakan area wajah dan pusat dari interior
bangunan ini.
Gambar 5.15 Ceiling Treatment Lobby
Sumber: Peneliti (2019)
b) Penerapan pada program ruang lantai 1, 2 dan 3. Pusat dari setiap lantai
terletak pada bentuk melingkar dengan bayangan bahwa seluruh area
sirkulasi mengarahkan untuk bergerak menuju area melingkat tersebut.
Gambar 5.16 Layout Furniture Lantai 1 (kiri), 2 (tengah), dan 3
(kanan)
Sumber: Peneliti (2019)
52
c) Penerapan dinding aksen berupa stik rotan yang disusun berjejer dalam
jalur berupa lengkungan dengan derajat tertentu, dengan jarak yang
konstan. Penyusunan berjejer seperti itu dapat menimbulkan efek
pergerakan, sedangkan jarak yang konstan menjelaskan bahwa
pergerakan tersebut memiliki tempo yang stabil (tenang).
Gambar 5.17 Dinding Aksen Rotan di Group Therapy Room
Sumber: Peneliti (2020)
5.2.3 Konsep Warna
Warna merupakan elemen yang penting dalam visual interior. Aspek
utamanya adalah efek psikologis yang diberikan dari setiap warna. Untuk
menghadirkan citra eklektik dengan pertemuan gaya natural dan gaya dinamis,
maka warna-warna yang digunakan adalah warna-warna alam dan netral, serta
warna pop. Penerapannya pada interior Pusat Pelayanan untuk Industri Kreatif
Bidang Musik adalah sebagai berikut:
• Lobby
Gambar 5.18 Perspektif Area Lobby
Sumber: Peneliti (2020)
53
• Group Therapy Room
Gambar 5.19 Perspektif Group Therapy Room
Sumber: Peneliti (2020)
• Recording Studio
Gambar 5.20 Perspektif Recording Studio
Sumber: Peneliti (2020)
54
Pemilihan warna-warna tersebut bertujuan untuk mecapai suasana yang
hendap dicapai dalam perancangan ini, yaitu suasana yang menghidupkan juga
menenangkan. Penjelasan mengenai efek yang diberikan oleh masing-masing
warna tersebut akan dijabarkan pada tabel berikut:
Warna Arti/Efek Psikologis
Coklat Muda Coklat muda tergolong earth tone. Warna ini identik dengan warna
kayu muda, rotan, dll. Secara psikologis, nuansa natural yang diberikan
oleh warna ini mampu menimbulkan rasa hangat sekaligus
menyegarkan, serta menyembuhkan.
Putih Warna ini memiliki arti kesucian, kemurnian, kebersihan, dan hal-hal
positif serupa. Efek psikologis yang diberikan adalah rasa bersih.
Toska
Warna ini merupakan warna lautan, digambarkan sebagai lautan dan
samudra yang bersih. Dalam dunia pengobatan, warna ini digunakan
dalam obat yang memiliki efek penenang. Efek psikologis yang
diberikan adalah rasa tenang. Sifatnya yang cukup mencolok pula dapat
menghidupkan suasana.
Kuning Warna ini memiliki efek psikologis optimis dan positif sehingga
mampu meningkatkan mood dengan cepat. Sifatnya yang cukup
mencolok pula dapat menghidupkan suasana.
Tabel 5.1 Konsep Warna
Sumber: Peneliti (2020)
5.2.4 Konsep Material
Pemilihan material merupakan langkap yang penting dalam setiap
perancangan interior. Pemilihan material yang baik dan tepat bertujuan untuk
menunjang efektivitas dari keberlangsungan aktivitas di dalam interior tersebut.
a. Lantai
Pada perancangan ini, terdapat beberapa jenis material lantai yang
dipilih. Material tersebut akan dijelaskan dalam tabel berikut:
No. Material Ruang Analisa
1
Concrete Finish
- Lobby - Sitting Area - Lounge - Locker Room - Studio Storage
- Mengurangi pemakaian produk material lain
- Pengaplikasian mudah
55
No. Material Ruang Analisa
2
Vinyl
- Lobby - Back Office - Lounge - Meeting Room - Consultation Room - Dance Room
- Ramah lingkungan (pengganti parquet)
- Perawatan mudah - Banyak pilihan motif - Tahan lembap - Tahan lama
3
Parquet
- Recording Studio - Operator Room - Vocal Room - DJ Room - Mixing & Mastering
Room - Group Therapy Room
- Mampu menyerap bunyi - Bagus dari segi visual - Pemasangan mudah
4
Karpet
- Recording Studio - Event Hall
- Mampu meredam bunyi - Tahan slip
5
Keramik
- Toilet - Storage - Backstage
- Perawatan mudah - Murah - Banyak pilihan motif dan
tekstur
Tabel 5.2 Material Lantai
Sumber: Peneliti (2020)
b. Dinding
Penjelasan mengenai material dinding yang dipakai pada perancangan ini
akan dijelaskan dalam tabel berikut:
No. Material Ruang Analisa
1
Concrete Finish
- Lobby - Back Office - Sitting Area - Lounge - Dance Room - Locker Room
- Mengurangi pemakaian produk material lain
- Pengaplikasian mudah
2
Bata Bevel Putih
- Lobby - Lounge
- Estetik - Sebagai dinding aksen
56
No. Material Ruang Analisa
3
Wallpaper
- Lobby - Meeting Room - Consultation Room - Group Therapy Room
- Pemasangan mudah - Estetik - Tahan lama
4
Cat Duco
- Recording Studio - Group Therapy Room
- Sebagai pelapis multiplek dari dinding reflector
5
HPL
- Recording Studio - Operator Room
- Sebagai pelapis multiplek dari dinding reflector
6
Karpet
- Recording Studio - Operator Room - Mixing & Mastering
Room - DJ Room - Vocal Room
- Mampu meredam bunyi
7
Rotan
- Toilet - Storage - Backstage
- Ramah lingkungan - Sumber daya banyak - Ringan namun kuat - Estetik
c. Plafon
Tabel 5.3 Material Dinding
Sumber: Peneliti (2020)
Pada perancangan ini, terdapat beberapa jenis material plafon yang
dipilih. Material tersebut akan dijelaskan dalam tabel berikut:
No. Material Ruang Analisa
1
Gypsum
- Lobby - Meeting Room - Back Office - Locker Room - Vocal Room - DJ Room - Studio Storage - Consultation Room - Group Therapy Room - Event Hall - Backstage - Storage
- Ringan - Murah - Mudah dipotong dan
dibentuk
57
No. Material Ruang Analisa
2 Membrane - Group Therapy Room - Mudah dibentuk
3
Rotan
- Lobby
- Lentur - Ringan namun kuat - Tahan lama - Ramah lingkungan - Sumber daya banyak
4
Karpet
- Recording Studio - Operator Room - Mixing & Mastering
Room
- Mampu meredam bunyi
5 Ceiling Expose - Lounge - Dance Room
- Estetis - Menghemat biaya
Tabel 5.4 Material Plafon
Sumber: Peneliti (2020)
5.2.5 Konsep Akustik
Penerapan sistem akustik pada ruangan bertujuan untuk mencegah terjadinya
perubahan suara di dalam ruangan tersebut. Namun dalam penerapannya, banyak
pula yang menerapkan sistem akustik dengan tujuan untuk menghindari suara dari
dalam ruangan bocor dan mengganggu ruangan lainnya. Penerapan sistem akustik
pada perancangan ini terbilang cukup banyak, melihat dari kebutuhan untuk
menunjang aktivitas yang dilakukan.
Kendati demikian, kebutuhan akustik setiap aktivitas pun berbeda-beda.
Contohnya, vocal room dan recording studio sama-sama membutuhkan sistem
akustik, namun berbeda tingkat peredaman yang dibutuhkan. Pada recording
studio, peneraman sistem akustik harus optimal karena akan berdampak pada suara
dari produk musik yang dihasilkan dari proses rekaman. Sedangkan pada vocal
room, penerapan sistem akustik lebih ditujukan pada pencegahan kebocoran suara
ke luar ruangan dan menimbulkan gangguan bagi area lain. Walaupun
penerapannya juga bertujuan untuk menjaga kualitas suara yang dihasilkan, namun
tidak sekompleks kebutuhan recording studio.
Kendati demikian, kebutuhan akustik setiap aktivitas pun berbeda-beda.
Contohnya
• Sonaspray Acoustic Finish
Material ini merupakan pelapis akustik yang diaplikasikan dengan cara
disemprot pada lapisan plester semen di dinding dan plafon. Material ini
58
merupakan material ramah lingkungan dengan embodied energy yang
rendah, dapat didaur ulang, tidak meninggalkan jejak karbon, serta tahan
api. Pengaplikasian ini tidak begitu memakan ruang bila dibandingkan
dengan penerapan lapisan akustik biasa sehingga cocok diterapkan pada
ruangan-ruangan yang luasannya tidak begitu mencukupi untuk lapisan
akustik biasa. Pada perancangan ini, pengaplikasian sonaspray dilakukan
pada vocal room, DJ room, mixing and mastering room, serta
consultation room.
Gambar 5.21 Sonaspray Acoustic Finish
Sumber: Soprema.ca (2020)
• Greenwool
Greenwool merupakan lapisan peredam yang serupa dengan glasswool
dan rockwool. Namun bila dibandingkan dengan kedua material lainnya,
greenwool memiliki banyak kelebihan seperti:
- dapat teruraikan
- dibuat tanpa menggunakan bahan beracun
- anti air dan anti lembab
- tahan lama
- harga lebih murah
- kemampuan menyerap suara lebih aktif dibandingkan glasswool dan
rockwool
- menginsulasi panas.
Lapisan greenwool dipakai sebagai pengisi ruang udara pada lapisan
rakustik. Lapisan akustik sendiri berbeda-beda bergantung
peruntukannya. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
59
a. Lantai
Gambar 5.22 Akustik Lantai (Live Area) Recording Studio dan
Operator Room
Sumber: Peneliti (2020)
Live area merupakan area untuk vokal dan alat musik seperti gitar
dan keyboard. Pada area ini dibutuhkan adalanya pemantul bunyi
untuk alat-alat musik berdawai seperti gitar. Penggunaan parquet
dipilih karena parquet merupakan kayu asli sehingga mampu
menyerap dan memantulkan suara. Lapisan di bawah parquet
merupakan lapisan underlayer berupa polyfoam. Fungsinya adalah
untuk mencegah potensi masuknya kadar air yang dapat merusak
parquet.
Gambar 5.23 Akustik Lantai (Dead Area) Recording Studio dan
Operator Room
Sumber: Peneliti (2020)
Dead area merupkan area untuk alat musik dengan efek getaran yang
lebih tinggi, seperti drum dan bass. Kebutuhan pada area ini adalah
peredaman getaran suara sehingga karpet dipilih menjadi lapisan
terluar. Baik live maupun dead area sama-sama menggunakan
rongga udara agak peredaman getaran suara menjadi lebih efektif.
Parquet
Polyfoam Rangka kayu
Papan kayu Greenwool
Lantai
Karpet
Papan kayu Rangka Kayu Greenwool
Lantai
60
b. Dinding
Gambar 5.24 Akustik Dinding Recording Studio dan Operator
Room
Sumber: Peneliti (2020)
Gambar di atas merupakan gambar lapisan akustik pada elemen
dinding yang disebut dengan dinding ganda. Dinding ganda ini
menerapkan rongga udara dengan diisi greenwool sehingga peredaman
getaran suara menjadi lebih efektif. Lapisan terluar menggunakan
karpet tipis untuk mengurangi getaran suara yang tembus hingga ke
rongga udara. Untuk menguatkan peredaman suara, ditambahkan
padding pada beberapa sisi dinding ganda ini. Busa yang terdapat di
dalam padding mampu meredam getaran suara.
c. Plafon
Gambar 5.25 Akustik PlafonRecording Studio dan Operator Room
Sumber: Peneliti (2020)
Lapisan akustik pada plafon kurang lebih sama dengan lapisan akustik
pada dinding dan lantai, yaitu menerapkan rongga udara yang diisi oleh
greenwool untuk menoptimalkan peredaman getaran suara. Lapisan
Multiplek Dinding
Rangka kayu
Karpet
Greenwool 2 lapis
Gypsum Rangka kayu Greenwool
Rangka kayu
Multiplek
Karpet
61
terluar menggunakan karpet tipis untuk mengurangi getaran suara yang
tembus hingga ke rongga udara. Lapisan ini dilekatkan pada plafon
gypsum.
5.2.6 Konsep Furniture
Gambar 5.26 Referensi Furniture
Sumber: Google (2020)
Terdapat 2 gaya furniture yang dominan pada perancangan ini, yaitu
furniture bergaya modern dan furniture bergaya lokal untuk memperkuat nilai
eklektik. Selain dari segi gaya yang lebih mengarah kepada aspek dekoratif, segi
fungsional juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan
furniture. Group therapy room membutuhkan area penyimpanan alat-alat musik
untuk klien dan penyimpanan untuk barang-barang pribadi klien seperti tas.
Tempat penyimpanan yang diinginkan tidak menyerupai wujud lemari, melainkan
fitur-fitur ruangan yang ditambah fungsinya sebagai area penyimpanan.
Gambar 5.27 Fitur Penyimpanan pada Dinding Aksen di Group Therapy
Room
Sumber: Peneliti (2020)
Control panel box merupakan sebuah kotak yang berisi tombol-tombol
pengaturan yang terhubung ke sistem suara, lampu, dll. Kotak ini akan
mengganggu pemandangan bila diletakkan secara terbuka. Oleh karena itu,
62
peletakan kotak ini disembunyikan di belakang dinding aksen rotan. Selain untuk
menyembunyikan control panel box, dinding aksen rotan ini juga dimanfaatkan
menjadi lemari untuk menyimpan tamborin dan meletakkan pajangan-pajangan.
Pada beberapa ruas rotan dipasang penggantung untuk menggantungkan ukulele.
Gambar 5.28 Fitur Penyimpanan pada Bench Stage di Group Therapy Room
Sumber: Peneliti (2020)
Selain itu, penambahan fungsi pada fitur lainnya diterapkan pada bench
stage. Tingkat paling atas yang tidak mencukupi untuk diduduki oleh orang
dijadikan tempat menyimpan djembe (gendang tradisional afrika). Level
kenaikannya tidak begitu tinggi sehingga memudahkan orang untuk
mengambilnya. Bench stage juga dirancang untuk penyimpanan tempat duduk
tambahan berupa stool dengan dimensi yang cukup besar dilengkapi dengan
bantal duduk sehingga nyaman untuk diduduki. Pada saat tidak digunakan, stool
ini akan dimasukkan ke dalam rongga penyimpanan pada bench stage. Pada saat
sedang dipakai, rongga penyimpanan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan
tas dan bawang bawaan lainnya. Stool tersebut pula memiliki ruang penyimpanan.
Pada saat sedang tidak dipakai, ruang tersebut dipakai untuk menyimpan bantal
63
duduk, namun pada saat sedang dipakai, ruang tersebut akan kosong dan dapat
digunakan untuk menyimpan barang-barang klien.
5.2.7 Konsep Penghawaan
Penghawaan pada perancangan ini menggunakan penghawaan buatan, yaitu
dengan Air Conditioner (AC). Jenis AC yang digunakan ada 2, yaitu AC split dan
central. Ruangan-ruangan kecil yang membutuhkan sistem akustik seperti
recording studio biasanya menggunakan AC split. Hal tersebut berkaitan dengan
sistem aliran gelombang suara.
5.2.8 Konsep Pencahayaan
Pencahayaan pada perancangan ini terdiri dari 2 tipe yaitu pencahayaan alami
dan pencahayaan buatan.
• Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari yang masuk melaui fasad
kaca. Pada lantai 1 cahaya matahari masuk melalui fasad kaca dan jendela
yang berbatasan dengan taman belakang. Pada lantai 2, cahaya matahari
masuk melalui fasad kaca. Sedangkan lantai 3 dan lantai 4 tidak
mendapatkan cahaya matahari sama sekali.
• Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan dibutuhkan untuk mencukupi kuantitas cahaya
yang diperlukan demi menunjang aktivitas yang berlangsung di dalam
suatu ruangan. Pencahayaan buatan yang digunakan dalam perancangan ini
yaitu:
a. Lampu General. Biasanya menggunakan LED downlight. Selain
hemat energi, lampu LED juga memiliki masa hidup yang panjang.
b. Hidden Lamp. Menggunakan LED stripe yang dipasang di plafon
dan dinding secara tersembunyi.
c. Spotlight. Digunakan untuk menyinari lukisan dan area-area yang
ingin ditonjolkan.
5.2.9 Konsep Keamanan
Untuk alasan keamanan dan keselamatan, maka dalam perancangan ini
dibutuhkan sistem keamanan. Sistem keamana yang digunakan dalam
perancangan ini yaitu:
64
• Close Circuit Television (CCTV)
• Smoke & Heat Detector
• Fire Sprinkler
• APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
5.2.10 Konsep Signage
Signage merupakan tanda petunjuk fasilitas seperti toilet, lift, dll. Pada
perancangan ini, salah satu signage menunjukkan fasilitas toilet. Penerapannya
adalah pada pintu toilet dengan penggunaan warna pop sehingga dapat dengan
mudah ditemukan pengunjung.
Gambar 5.29 Referensi Signage
Sumber: Google & Pinterest (2020)