Bab 6 Perancangan Diagram Ladder Menggunakan Pendekatan Diagram Alir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PErencanaan LAdder

Citation preview

TUGASPERANCANGAN DIAGRAM LADDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN DIAGRAM ALIR

Disusun Oleh : Endra Prasetya[ 421104040 ]

FAKULTAS TEKNIK/ TEKNIK MESINUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYAJUNI, 2014

BAB 6PERANCANGAN DIAGRAM LADDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN DIAGRAM ALIRDiagram alir (flowchart) adalah suau metode untuk menggambar aliran proses suatu operasi. Ditinjau dari sifatnya, diagram ini sangat cocok diimplementasikan dengan memanfaatkan algoritma yang ditulis pada computer. Berikut adalah simbol-simbol yang umum digunakan dalam sebuah diagram alir.

Dalam penggunaannya tidak seperi pada perancangan perangkat lunak. Dan pada umumnya tidak selalu berakhir oleh blok atau symbol stop (endles) karena berdasarkan sifatna, system control yang diimplementasikan dalam PLC harus selalu dalam keadaan standby:siap menunggu perintah.Pengimplementasian diagram alir ke dalam bentuk diagram ladder tidak dapat dilakukan secara langsung tanpa menggunakan pendekatan sistematis dan terstruktur karena perbedaan nyata dalam sifat kedua diagram tersebut.

6.1 IMPLEMENTASI LADDER PLC DENGAN BLOK LOGIKATujuan system control menurut gambar diatas adalah mengisi tangki tersebut dengan cairan melewati valve masukan hingga mencapai batas level atas (LS tangki penuh) kemudian disalurkan lewat valve keluaran. logika pengontrolan tersebut diimplementasikan dengan menggunakan diagram ladder PLC-nya dengan pendekatan blok logika

6.1.1 PEMBERIAN LABEL PADA BLOKLangkah pertama adalah memberikan label untuk setiap blok pada diagram alir (liha gb.6.3). Diaman label tersebut pada dasarnya diimplemenasikan sebagai variable bit keadaan(berupa relay internal), ang selanjutna digunakan untuk merealisasikan blok-blok program PLC brupa pasangan instruksi Master Control Relay (MCR).

6.1.2 INISIALISASI LOGIKA LADDERLangkah kedua, dibuat tangga pertaman sebagai inisialisasi ladder awal sehingga ketika PLC pertama kali dihidupkan (bit First Scanning: FS ON), blok pertama (F1) akan On, dan ang lainnya Off. Untuk itu gunakan relai atau fungsi latch untuk menahan status keluaran (lihat gb 6.5).

6.1.3 PENYUSUNAN DIAGRAM LADDER UNTUK SETIAP FUNGSI DALAM BLOK YANG TERDAPAT PADA FLOWCHARTUntuk langkah ketiga seperti terlihat pada diagram alirnya, setelah langkah kedua selanjutnya proses akan menuju blok F2 (F2 di-latch:L), dan secara otomatif blok F1 akan ditinggalkan(F1 di-unlatch:U). (lihat gb6.6).Pada saat blok F2 aktif maka berdasarkan diagram alirnya proses akan menunggu tombol start di tekan, yang kemudian F2 akan ditinggalkan menuju blok F3. Valve keluaran di-Off-kan dan valve masukan di-On-kan. Kemudian dari blok F3 menuju blok F4 (F4 aktif). Seperti terlihat pada gb 6.7, gb 6.8, dan gb 6.9 berturut-turut memperlihatkan proses yang terjadi pada blok F4 F6.

Terlihat realisasi diagram ladder dengan menggunakan pendekatan blok logka ini akan menghasilkan jumlah anak tangga ang relative besar. Walaupun demikian, diagram ladder ang dihasilkan terlihat sangat transparan dan mulai mudah dipahami.

6.2 IMPLEMENTASI LADDER PLC DENGAN METODE ALIRAN BITDalam beberapa hal, implementasi diagram ladder dengan menggunakan dengan pendekatan blok logika mungkin tidak dapat diakomodasi oleh PLC ang memiliki jumlah instruksi sangat terbatas (jenis smart relay). PLC jenis smart relay umuna tidak memiliki instruksi blok seperti MCR dsb, sehingga pendekatan tersebut tentu saja tidak dapat direlisasikan dengan menggunakan PLC jenis ini.Salah satu pendekatan lain adalah metode aliran bit. Dalam metode ini, selain setiap blok ditandai dengan sebuah label (seperti pendekatan blok logika), setiap transisi ( tanda panah), dan harus diberikan label seperti pada gb 6.10. Transisi ini mengdendikasikan kapan blok lain akan diaktifkan. Anak panah transisi merupakan input pemicu ang terjadi hana sesaat untuk mengaktifkan blok fungsional ang menjadi tujuan anak panahh tersebut. Secara teknis, transisi ini dalam PLC direalisasikan dalam bentuk bit internal.

Berdasar diagram alir ang telah dilengkapi dengan label tansisi dan label blok tersebut, pertama-tama tuliskan persamaan Boolean yang menggambarkan aliran bit ang terjadi pada diagram alir tersebut. Dalam hal ini ada enam buah persamaan transisi dan enam buah persamaan blok. Masing-masing dapat dijelaskan sbb:

Setelah diagram ladder ang terkait dengan bit-bit transisina digambar, selanjutna disusun diagram ladder yang terkait dengan blok-blok fungsional serta output ang terdapat pada diagram alirnya.Berdasarkan diagram alirnya, blok F1 ini akan aktif jika terjadi transisi T1, dan menjadi Off jika terjadi transisi T2. Satu hal yang harus dipahami adalah transisi T1 dan T2 ini terjadi hanya sesaat (hal yang sama turut berlaku untuk transisi lainnya) sehingga untuk mempertahankannya kondisi pada blok F1 ini, harus selalu menahan (latch) keluaran tersebut dengan kontaktor blok tersebut, atau secara matematis:

Adapun persamaan yang berkaitan dengan output dapat disusun berdasarkan kondisi yang terjadi pada output untuk setiap blok yang ada pada diagram alirnya. Seperti terlihat pada diagram alirnya, valve keluaran akan aktif jika salah satu blok F1, F2, atau F6 sedang aktif (On), sedang valve masukan akan aktif jika blok F3, F4 atau F5 sedang aktif, atau secara matematis dapat ditulis:Valve keluaran= F1+F2+F6(13)Valve Masukan= F3+F4+F5(14)Dengan persamaan 7 sampai 14 kemudian disusun diagram ladder yang berkaitan dengan kondisi setiap blok dan output system seperti ampak pada gb 6.12.