18
Standar untuk Praktek Profesional Audit Internal Standar adalah prinsip-prinsip yang menyediakan kerangka kerja bagi pelaksanaan audit internal. Standar adalah persyaratan wajib (mandatory), yang terdiri dari Pernyataan (Statement ) dan Interpretasi. Pernyataan adalah persyaratan dasar atau minimal bagi praktik profesional audit internal sekaligus untuk mengevaluasi efektivitas kinerjanya. Persyaratan ini berlaku secara internasional baik pada tingkat organisasi maupun individu. Sedangkan Interpretasi menjelaskan lebih lanjut istilah atau konsep tersebut dalam Pernyataan terkait. Pernyataan dan Interpretasi harus digunakan secara bersama-sama untuk memahami dan menerapkan standar dengan benar. Standar menggunakan istilah yang telah diberikan makna secara spesifik yang disertakan dalam Daftar Istilah (Glossary). Setiap profesi memerlukan seperangkat standar untuk mengatur praktik, prosedur umum, dan etika. Standar utama untuk auditor internal adalah Institute of Internal Auditors (IIA) International Professional Standards for the Practice of Internal Auditing (standar IIA), satu set materi yang disebut kitab merah. Standar ini telah melalui beberapa revisi. 8.1. Standard Praktik Profesional Audit Internal. IIA, melalui Standar Audit internal mengembangkan dan isu- isu standar yang mendefinisikan praktek dasar audit internal. Standar IIA dirancang untuk:

bab 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

2345

Citation preview

Page 1: bab 8

Standar untuk Praktek Profesional Audit Internal

Standar adalah prinsip-prinsip yang menyediakan kerangka kerja bagi pelaksanaan audit

internal. Standar adalah persyaratan wajib (mandatory), yang terdiri dari Pernyataan (Statement )

dan Interpretasi. Pernyataan adalah persyaratan dasar atau minimal bagi praktik profesional audit

internal sekaligus untuk mengevaluasi efektivitas kinerjanya. Persyaratan ini berlaku secara

internasional baik pada tingkat organisasi maupun individu. Sedangkan Interpretasi menjelaskan

lebih lanjut istilah atau konsep tersebut dalam Pernyataan terkait. Pernyataan dan Interpretasi

harus digunakan secara bersama-sama untuk memahami dan menerapkan standar dengan benar.

Standar menggunakan istilah yang telah diberikan makna secara spesifik yang disertakan dalam

Daftar Istilah (Glossary). Setiap profesi memerlukan seperangkat standar untuk mengatur

praktik, prosedur umum, dan etika. Standar utama untuk auditor internal adalah Institute of

Internal Auditors (IIA) International Professional Standards for the Practice of Internal Auditing

(standar IIA), satu set materi yang disebut kitab merah. Standar ini telah melalui beberapa revisi.

8.1. Standard Praktik Profesional Audit Internal.

IIA, melalui Standar Audit internal mengembangkan dan isu-isu standar yang

mendefinisikan praktek dasar audit internal. Standar IIA dirancang untuk:

a. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar untuk praktek internal audit.

b. Menyediakan kerangka kerja untuk melakukan dan mempromosikan berbagai nilai

tambah kegiatan audit internal.

c. Menetapkan dasar untuk pengukuran kinerja audit internal.

d. Meningkatkan proses organisasi dan operasi.

A. Latar Belakang Standar IIA

Organisasi profesi, Institute of Internal Auditors, pertama kali dikeluarkan disebut dengan

Standar untuk Praktek Profesional Audit Internal pada tahun 1978 dengan tujuan untuk

melayani seluruh profesi di semua jenis bisnis, di berbagai tingkat pemerintahan, dan di

perusahaan lain di mana auditor internal ditemukan. Sebelum tahun 1978 standar ini disebut

dengan Pernyataan Tanggung Jawab Audit Internal, dan kemudian direvisi sampai standar yang

berlaku saat ini.

Page 2: bab 8

Standar tersebut dikembangkan oleh Komite Standar Profesional IIA berdasarkan

keahlian profesional serta komentar yang diterima dari anggota IIA dan pihak lain yang

berkepentingan. Semua auditor sebagai anggota IIA, diharapkan untuk mengikuti standar ini.

B. Standar IIA Saat Ini: Apa yang Telah Berubah?

Standar IIA diperbaharui secara berkala untuk memenuhi kebutuhan saat ini dengan

bisnis dan praktisi profesional audit internal.

C. 2009 Standar Audit Internal Baru

Pada bulan Januari 2008, IIA merevisi standar IIA. Rancangan perubahan ini telah

melalui sebuah draft periode paparan dan dirilis pada Januari 2009. Perubahan yang signifikan

yaitu mengganti kata “sebaiknya (should) ” menjadi kata ”arus (must)”. Sebuah perubahan kecil

namun berdampak sangat besar.

8.2 Isi Standar IIA

a) Standar Atribut Audit Internal

Standar Atribut yaitu Standar yang berkaitan dengan karakteristik organisasi dan pihak-pihak

yang melakukan kegiatan audit internal. Butir- butirnya adalah sebagai berikut:

1000 Tujuan, Kewenangan, dan Tanggungjawab

Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal

dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan

mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas

Organisasi.

1100 Independensi dan Objektivitas

Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus obyektif dalam melaksanakan

pekerjaannya

1110 Independensi Organisasi

Page 3: bab 8

Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut

memenuhi tanggungjawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki

akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.

1120 Objektivitas Auditor Internal

Auditor Internal harus memiliki sikap mental yang obyektif, tidak memihak dan menghindari

kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan (conflict of interest).

1130 Kendala terhadap Prinsip Independensi dan Objektifitas

Jika prinsip independensi dan obyektifitas tidak dapat dicapai baik secara fakta maupun dalam

kesan, hal ini harus diungkapkan kepada pihak yang berwenang. Teknis dan rincian

pengungkapan ini tergantung kepada alasan tidak terpenuhinya prinsip independensi dan

objektivitas tersebut.

1200 Keahlian dan Kecermatan Profesional

Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan profesional.

1210 Keahlian

Auditor Internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan

untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi Audit Internal secara kolektif harus

memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tanggung jawabnya.

1210.1 – Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus memperoleh saran dan asistensi dari

pihak yang kompeten jika pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dari staf auditor internal

tidak memadai untuk pelaksanaan

sebagian atau seluruh penugasannya.

1210.2 – Auditor Internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali,

meneliti, dan menguji adanya indikasi kecurangan.

1210.3 – Fungsi Audit Internal secara kolektif harus memiliki pengetahuan tentang risiko dan

pengendalian yang penting dalam bidang teknologi informasi dan teknik-teknik audit berbasis

teknologi informasi yang tersedia.

1220 Kecermatan Profesional

Auditor Internal harus menerapkan kecermatan dan keterampilan yang layaknya dilakukan oleh

seorang auditor internal yang pruden dan kompeten.

Page 4: bab 8

1220.1 - Dalam menerapkan kecermatan professional auditor internal perlu mempertimbangkan:

a. Ruang lingkup penugasan.

b. Komplesitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan.

c. Kecukupan dan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses governance.

d. Biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan.

e. Penggunaan teknik-teknik audit berbantuan computer dan teknik-teknik analisis lainnya.

1230 Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan (PPL)

Auditor Internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya melalui

Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan.

1300 Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal

Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus mengembangkan dan memelihara program

jaminan dan peningkatan kualitas yang mencakup seluruh aspek dari fungsi audit internal dan

secara terus menerus memonitor efektivitasnya.

Program ini mencakup penilaian kualitas internal dan eksternal secara periodik serta pemantauan

internal yang berkelanjutan. Program ini harus dirancang untuk membantu fungsi audit internal

dalam menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan serta memberikan jaminan bahwa

fungsi audit internal telah sesuai

dengan Standar dan Kode Etik Audit Internal.

1310 Penilaian terhadap Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas

Fungsi audit internal harus menyelenggarakan suatu proses untuk memonitor dan menilai

efektivitas Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas secara keseluruhan. Proses ini harus

mencakup penilaian (assessment) internal maupun eksternal.

1310.1 – Penilaian Internal

Penilaian Internal oleh fungsi audit internal harus mencakup:

a. Review yang berkesinambungan atas kegiatan dan kinerja fungsi audit internal, dan

b. Review berkala yang dilakukan melalui Self Assessment atau oleh pihak lain dari dalam

organisasi yang memiliki pengetahuan tentang standar dan praktik audit internal

1310.2 – Penilaian Eksternal

Penilaian Eksternal, seperti Quality Assurance Reviews harus dilakukan sekurang-kurangnya

sekali dalam dua tahun oleh pihak luar perusahaan yang independen dan kompeten.

Page 5: bab 8

1320 Pelaporan Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas

Penanggungjawab fungsi audit internal harus melaporkan hasil reviu dari pihak eksternal kepada

Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.

1330 Pernyataan Kesesuaian dengan SPAI

Dalam laporan kegiatan periodiknya, auditor internal harus memuat pernyataan bahwa

aktivitasnya ‘dilaksanakan sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal’. Pernyataan ini harus

didukung dengan hasil penilaian program jaminan kualitas.

1340 Pengungkapan atas Ketidakpatuhan

Dalam hal terdapat ketidak-patuhan terhadap SPAI dan Kode Etik yang mempengaruhi ruang

lingkup dan aktivitas fungsi audit internal secara signifikan, maka hal ini harus diungkapkan

kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.

STANDAR KINERJA

2000 Pengelolaan Fungsi Audit Internal

Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan

efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi

Organisasi.

2010 Perencanaan

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun perencanaan yang berbasis risiko (risk-

based plan) untuk menetapkan prioritas kegiatan audit internal, konsisten dengan tujuan

organisasi.

2010.1 – Rencana penugasan audit internal harus berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan

paling sedikit setahun sekali. Masukan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi serta

perkembangan terkini harus juga dipertimbangkan dalam proses ini. Rencana penugasan audit

internal harus mempertimbangkan potensi untuk meningkatkan pengelolaan risiko, memberikan

nilai tambah dan

meningkatkan kegiatan organisasi.

2020 Komunikasi dan Persetujuan

Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengkomunikasikan rencana kegiatan audit, dan

Page 6: bab 8

kebutuhan sumber daya kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi untuk mendapat

persetujuan. Penanggungjawab fungsi audit internal juga harus mengkomunikasikan dampak

yang mungkin timbul karena adanya keterbatasan sumberdaya.

2030 Pengelolaan Sumberdaya

Penanggungjawab fungsi audit internal harus memastikan bahwa sumberdaya fungsi audit

internal sesuai, memadai, dan dapat digunakan secara efektif untuk mencapai rencana-rencana

yang telah disetujui.

2040 Kebijakan dan Prosedur

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menetapkan kebijakan dan prosedur sebagai

pedoman bagi pelaksanaan kegiatan fungsi audit internal.

2050 Koordinasi

Penanggungjawab fungsi audit internal harus berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal

organisasi yang melakukan pekerjaan audit untuk memastikan bahwa lingkup seluruh penugasan

tersebut sudah memadai dan meminimalkan duplikasi.

2060 Laporan Kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyampaikan laporan secara berkala kepada

pimpinan dan dewan pengawas mengenai perbadingan rencana dan realisasi yang mencakup

sasaran, wewenang, tanggung jawab, dan kinerja fungsi audit internal. Laporan ini harus memuat

permasalahan mengenai risiko, pengendalian, proses governance, dan hal lainnya yang

dibutuhkan atau diminta oleh pimpinan dan dewan pengawas.

2100 Lingkup Penugasan

Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan

proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan

yang sistematis, teratur dan menyeluruh.

2110 Pengelolaan Risiko

Page 7: bab 8

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi

risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem

pengendalian intern

2120 Pengendalian

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang

efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas

pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara

berkesinambungan.

2120.1 - Berdasarkan hasil penilaian risiko, fungsi audit internal harus mengevaluasi kecukupan

dan efektivitas sistem pengendalian intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan

sistem informasi organisasi. Hal ini harus

mencakup:

a. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.

b. Keandalan dan integritas informasi.

c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pengamanan aset organisasi.

2120.2 – Fungsi audit internal harus memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan

program serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi.

2120.3 – Auditor internal harus mereviu kegiatan operasi dan program untuk memastikan sampai

sejauhmana hasil-hasil yang diperoleh konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

2120.4 – Untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern diperlukan kriteria yang memadai.

2130 Proses Governance

Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk

meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-tujuan berikut:

a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam organisasi

b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas

c. Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat di

dalam organisasi.

d. Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan dari, dan mengkomunikasi informasi di antara,

pimpinan, dewan pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen.

Page 8: bab 8

2130.1 – Fungsi auditor internal harus mengevaluasi rancangan, implementasi dan efektivitas

dari kegiatan, program dan sasaran organisasi yang berhubungan dengan etika.

2200 Perencanaan Penugasan

Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap

penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan alokasi sumberdaya.

2200.1 – Pertimbangan Perencanaan.

Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan

a. Sasaran dari kegiatan yang sedang direviu dan mekanisme yang digunakan kegiatan tersebut

dalam mengendalikan kinerjanya.

b. Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumberdaya, dan operasi yang direview serta

pengendalian yang diperlukan untuk menekan dampak risiko ke tingkat yang dapat diterima.

c. Kecukupan dan efektivitas pengelolaan risiko dan system pengendalian intern.

d. Peluang yang signifikan untuk meningkatkan pengelolaan risiko dan system pengendalian

intern.

2210 Sasaran Penugasan

Sasaran untuk setiap penugasan harus ditetapkan.

2220 Ruang Lingkup Penugasan

Agar sasaran penugasan tercapai maka Fungsi Audit Internal harus mempunyai ruang lingkup

penugasan yang memadai.

2230 Alokasi Sumberdaya Penugasan

Auditor internal harus menentukan sumberdaya yang sesuai untuk mencapai sasaran penugasan.

Penugasan staf harus didasarkan pada evaluasi atas sifat dan kompleksitas penugasan,

keterbatasan waktu, dan ketersediaan sumberdaya.

2240 Program Kerja Penugasan

Auditor internal harus menyusun dan mendokumentasikan program kerja dalam rangka

mencapai sasaran penugasan.

2240.1 - Program kerja harus menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisis,

mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja ini harus

memperoleh persetujuan sebelum dilaksanakan. Perubahan atau penyesuaian atas program kerja

harus segera mendapat persetujuan.

Page 9: bab 8

2300 Pelaksanaan Penugasan

Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi,

dan mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan.

2310 Mengidentifikasi Informasi

Auditor Internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, handal, relevan, dan berguna

untuk mencapai sasaran penugasan.

2320 Analisis dan Evaluasi

Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasan pada analisis dan evaluasi

yang tepat.

2330 Dokumentasi Informasi

Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan untuk mendukung

kesimpulan dan hasil penugasan.

2340 Supervisi Penugasan

Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan tercapainya sasaran,

terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf.

2400 Komunikasi Hasil Penugasan

Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.

2410 Kriteria Komunikasi

Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup penugasan, simpulan, rekomendasi, dan

rencana tindakannya

2410.1 - Komunikasi akhir hasil penugasan, bila memungkinkan memuat opini keseluruhan dan

kesimpulan auditor internal.

2410.2 – Auditor internal dianjurkan untuk memberi apresiasi, dalam komunikasi hasil

penugasan, terhadap kinerja yang memuaskan dari kegiatan yang direview.

Page 10: bab 8

2410.3 – Bilamana hasil penugasan disampaikan kepada pihak di luar organisasi, maka pihak

yang berwenang harus menetapkan pembatasan dalam distribusi dan

penggunaannya.

2420 Kualitas Komunikasi

Komunikasi yang disampaikan baik tertulis maupun lisan harus akurat, obyektif, jelas, ringkas,

konstruktif, lengkap, dan tepat waktu

2420.1 – Kesalahan dan Kealpaan

Jika komunikasi final mengandung kesalahan dan kealpaan, penanggungjawab fungsi audit

internal harusmengkomunikasikan informasi yang telah dikoreksi kepada semua pihak yang telah

menerima komunikasi sebelumnya.

2430 Pengungkapan atas Ketidakpatuhan terhadap Standar

Dalam hal terdapat ketidakpatuhan terhadap standar yang mempengaruhi penugasan tertentu,

komunikasi hasil-hasil penugasan harus mengungkapkan:

a. Standar yang tidak dipatuhi

b. Alasan ketidakpatuhan

c. Dampak dari ketidakpatuhan terhadap penugasan

2440 Diseminasi Hasil-hasil Penugasan

Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengkomunikasikan hasil penugasan kepada pihak

yang berhak.

2500 Pemantauan Tindak lanjut

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau

tindak-lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada manajemen

2510 Penyusunan Prosedur Tindaklanjut

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur tindak lanjut untuk memantau

dan memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak-lanjut secara efektif, atau

menanggung risiko karena tidak melakukan tindak-lanjut.

2600 Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen

Apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang

sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggungjawab fungsi audit internal harus

Page 11: bab 8

mendiskusikan masalah ini dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak menghasilkan

keputusan yang memuaskan, maka penanggungjawab fungsi audit internal dan manajemen

senior harus melaporkan hal tersebut kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi untuk

mendapatkan resolusi.

8.3 Kode Etik : IIA dan ISACA

Kode etik IIA :

a. Integritas.

Internal Auditor :

1) Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggungjawab.

2) Harus mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang diharuskan oleh ketentuan

perundang-undangan dan profesi.

3) Sadar tidak boleh terlibat dalam aktivitas ilegal apapun atau terlibat dalam tindakan yang

memalukan untuk profesi audit internal ataupun organisasi.

4) Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari organisasi.

b. Objektivitas.

Auditor Internal :

1) Tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan apapun yang dapat menggangu

penilaian mereka, hubungan yang bertentangan dengan kepentingan orgaisasi.

2) Tidak akan menerima apapun yang dapat menggangu profesionalitas penilaian mereka.

3) Harus mengungkapkan semua fakta material yang mereka ketahui, jika tidak diungkapkan

dapat menggangu pelaporan kegiatan yang sedang diperiksa.

c. Kerahasiaan Auditor internal :

Auditor Internal :

Page 12: bab 8

1) Harus berhati-hati dalam peggunaan dan perlindungan informasi yang diperoleh dalam

tugas mereka.

2) Tidak akan mengungkapkan informasi untuk keuntungan pribadi.

d. Kompetensi

Auditor internal:

1) Hanya akan memberikan layanan sepanjang mereka memiliki pengetahuan, ketrampilan,

dan pengalaman yang diperlukan.

2) Harus melakukan audit internal sesuai standar Internasional Praktik Profesinal Audit

Internal.

3) Akan terus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta kualitas layanan mereka.

Anggota dan pemegang sertifikat ISACA wajib:

a. Mendukung pelaksanaan dan mendorong kepatuhan, standar, prosedur dan kontrol untuk

sistem informasi .

b. Melaksanakan tugas dengan objektivitas, profesional, serta sesuai dengan standar

profesional dan praktik terbaik.

c. Sajikan dalam kepentingan stakeholders dengan cara yang sah dan jujur, serta

mempertahankan standar perilaku dan karakter, dan tidak terlibat dalam tindakan tidak

terhormat untuk profesi.

d. Menjaga privasi dan kerahasiaan informasi yang diperoleh selama tugas mereka kecuali

pengungkapan diperlukan oleh otoritas hukum. Informasi tersebut tidak boleh digunakan

untuk kepentingan pribadi.

e. Menjaga kompetensi di bidangnya masing-masing dan setuju untuk melakukan pekerjaan

secara profesional .

f. Memberikan informasi sesuai hasil pekerjaan yang dilakukan serta mengungkapkan

semua fakta yang signifikan kepada mereka.

g. Mendukung pendidikan profesional dalam meningkatkan pemahaman mereka tentang

keamanan sistem informasi dan kontrol.