120
6

BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

  • Upload
    lamthuy

  • View
    262

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

6

Page 2: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali dari sudut

perjalanan sejarah, keberadaannya telah diakui sejak adanya Kepala Perwakilan

Kementerian PP dan K Provinsi Nusa Tenggara kala itu sebagai pejabatnya

adalah Izac (Tjak) Huru Doko bertugas sampai 1 September 1959 selanjutnya

Periode 1959-1967 bernama Perwakilan Departemen P dan K Daswati I Bali

dengan Kepala Perwakilan I Made Mendre, periode berikutnya 1967-1974

bernama Perwakilan Departemen P dan K Provinsi Bali dengan Kepala

Perwakilan berturut-turut I Ketut Jingga (1967-1971) dan I Wayan Geredeg

(1971-1974). Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali mulai

dengan sebutan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(Kanwil. Dep. P & K) Provinsi Bali tahun 1984 s.d 1995 dengan Ka.Kanwil

berurut-turut Drs. I Gusti Agung Gede Oka (1975-1984), Drs. I Gusti Lanang

Oka (1984-1987), I Nengah Mertha (1987-1991), Drs. Dewa Putu Tengah

(1991-1995), dan Drs. Beratha Subawa (1995-1996). Selanjutnya per tahun

1996-lah mulai dengan nama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi

Bali dan disingkat (Disdikpora) Provinsi Bali sampai sekarang.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali merupakan

Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) dilingkungan Pemerintah Provinsi Bali

yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Bali. Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali memiliki tugas pokok sesuai Peraturan

Gubernur Bali Nomor : 67/2011, Bab II Pasal 2, yakni : “Melaksanakan

sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendidikan, pemuda dan

olahraga serta melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi

dibidang pendidikan, pemuda dan olahraga” dan pada Bab III Pasal 3 -nya

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali harus mampu

melaksanakan fungsi-fungsi berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.

2. Pengelolaan sarana dan prasarana bidang pendidikan, pemuda dan olahraga.

3. Pemberian rekomendasi dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai bidang

pendidikan, pemuda dan olahraga.

4. Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang pendidikan, pemuda

dan olahraga.

5. Pelaksanaan urusan tata usaha.

Page 3: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

8

Untuk dapat terlaksananya tugas pokok dan fungsi-fungsi tersebut di

atas maka sangat penting adanya sistem tatalaksana kerja di lingkungan Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Sehingga ada struktur dan

mekanisme pembagian tugas, tanggung jawab dan kewenangan ditubuh Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Hal itu dapat dilihat jelas dari

susunan keorganisasian yang ada. (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi).

Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Provinsi Bali memiliki susunan organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

3. Sub bagian umum, yang memiliki tugas, tanggungjawab dan wewenang

dalam urusan keuangan, urusan administrasi publik, perkantoran,

kepegawaian dan aset.

4. Bidang Pengkajian dan Pengembangan (Jibang) dengan tugas,

tanggungjawab dan wewenang terkait urusan data, pengembangan dan

evaluasi dan monitoring.

5. Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) memiliki tugas,

tanggungjawab dan wewenang dalam urusan layanan pendidikan anak usia

dini (PAUD), pendidikan kesetaraan dan pendidikan masyarakat.

6. Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) memiliki tugas, tanggungjawab dan

wewenang dalam urusan layanan pendidikan dasar SD/MI dan SMP/MTs.

7. Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) memiliki tugas, tanggungjawab

dan wewenang dalam urusan layanan pendidikan menengah umum

(SMA/MA) dan pendidikan menengah kejuruan (SMK).

8. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK)

memiliki tugas, tanggungjawab dan wewenang dalam urusan layanan

pendidikan luar biasa (PLB) termasuk SLB A, SLB B, SLB C dan terhadap

pendidikan layanan khusus seperti pendidikan untuk anak-anak inklusif,

anak-anak terlantar, anak-anak miskin, anak-anak pesisir, dan anak-anak

pedalaman.

9. Unit Pelayanan Teknis Badan Pengembangan Kegiatan Belajar (UPT-

BPKB) yang memiliki tugas, tanggungjawab dan wewenang atas usaha-

usaha mencari, menemukan dan mengembangkan hal-hal baru, kreatif,

inovatif dan produktif untuk mengatasi persoalan-persoapan dalam kegiatan

belajar.

Page 4: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

9

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

Kepala Dinas

TIA. Kusuma Wardhani, S.H., M.M

Sekretaris

I Wayan Serinah, S.Sos., M.Si

Kabid. Jibang

I Gede Ketut Seputera Aryadi, S.E.

Kasubag. Umum

A.A. Gde Rai Sujaya, S.S

Kasubag. Kepegawaian

A.A. Istri Mayun Narayani, S.IP

Kasubag. Keuangan dan

Penyusunan Program

Ni Ketut Yuliari, S.E

Kasi. Data dan Pengkajian

I Wayan Dwija, S.H.

Kasi. Pengembangan

Dra. Dewi Sekarini

Kasi. Monev dan Pelaporan

Dra. Ni Wayan Rasmini

Kabid. Dikdas

Drs. I Nyoman Subrata, M.Pd

Kasi. Kelembagaan dan Sarana

Pendidikan

I Gede Wirasuta, S.E

Kasi. Kurikulum dan

Pembelajaran

I Made Sutarjana, S.Sos

Kasi. Kesiswaan, Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

Dra. Ni Made Wintari Mahayasih

Kabid. Dikmen

Drs. I Wayan Susila, M.Si

Kasi. Kelembagaan dan Sarana

Pendidikan

I Komang Rutu, S.Sos.

Kasi. Kurikulum dan

Pembelajaran

I Gede Agus Rai, S.Sn

Kasi. Kesiswaan, Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

Drs. I Nyoman Tajem

Kabid. PKPLK

Drs. I Ketut Budiasa

Kasi. Kelembagaan dan Sarana

Pendidikan

Rusmaya Laksmi Wardani,

S.E Kasi. Kurikulum dan

Pembelajaran

Drs. I Wayan Gede Jagra, M.Pd

Kasi. Kesiswaan, Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

I Nyoman Suparta, S.Sos

Kabid. PNFI

Komang Merta Dana, S.H., M.H

Kasi. Kesetaraan

Dra. Ni Kompyang Artini

Kasi. PAUD

Md. Dharmayatni Dhyani, S.Pd.

Kasi. Dikmas

Drs. I Nyoman Ratmaja

Kabid. Kepemudaan

I Wayan Suarna, S.E., M.Si

Kasi. Pengembangan Kepemimpinan

Pemuda

Drs. I B Oka Windusara, M.Si

Kasi. Pengembangan Pemberdayaan

Pemuda

I Made Dana Tenaya, S.E., M.M

Kasi. Pengembangan Wawasan dan

Kewirausahaan

A.A.A. Ariani Wahyuningsih, S.H., M.Si

Kabid. Keolahragaan

Dra. Ni Made Suarti

Kasi. Olahraga Pendidikan dan

Rekreasi

I Made Sondra, S.Sos

Kasi. Pembibitan dan Peningkatan

Prestasi

A.A. Putu Sugestini, S.Sos.

Kasi. Sarana dan Ketenagaan Olahraga

Drs. I Made Ardana

UPT BPKB

Jabatan Fungsional

Page 5: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

10

Untuk dapat bergeraknya struktur organisasi tersebut di atas maka

sebagai satu-kesatuan cara pandang dan gerak langkah Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali mengusung Visi, Misi dan Tujuan sebagai

berikut :

1.2. Isu-isu Strategis

Ada beberapa permasalahan utama muncul akhir-akhir ini sebagai

strategic issued yang dihadapi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi

Bali yaitu :

1. Pendidikan Anak Usia Dini dengan APK 67,92 % masih di bawah nasional

yang telah mencapai APK 69,40 %.

VISI

Mewujudkan Insan Cerdas dan Kompetitif Berlandaskan Tri Hita

Karana Menuju Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

(Bali Mandara)

MISI

1. Mengembangkan sistem tata kelola pendidikan yang

memberdayakan masyarakat Bali seutuhnya.

2. Mengembangkan metode, sistem dan proses pendidikan

berpusat pada peserta didik.

3. Melaksanakan program-program kependidikan,

kepemudaan, dan keolahragaan yang berkelanjutan untuk

perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan Bali

yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera (Mandara).

TUJUAN

1. Meningkatkan akses pendidikan berkualitas untuk semua

jenjang dan jenis pendidikan yang cerdas kompetitif dan non

diskriminatif menuju Bali Mandara.

2. Menghasilkan peserta didik berkarakter sesuai dengan nilai

budaya berlandaskan Tri Hita Karana dan menguasai IPTEK.

3. Meningkatkan standarisasi dan pengendalian mutu

pendidikan, pemuda dan olahraga.

4. Meningkatkan kualitas dan daya saing kepemudaan.

5. Meningkatkan kualitas dan daya saing keolahragaan.

Page 6: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

11

2. Pelaksanaan wajib belajar 9 tahun belum paripurna karena APM baik SD

maupun SMP baru mencapai 98,60 % (SD) dan 82,89 % (SMP) berarti

belum mencapai 100 %.

3. Penyelenggaraan pendidikan menengah universal 12 tahun karena

APK/APM SMA/SMK belum 100%.

4. Penyelenggaraan pendidikan inklusif baru sebatas gerakan provinsi belum

mengimbas sebagai gerakan Kabupaten/Kota.

5. Pengentasan buta aksara karena penduduk usia 15-59 tahun yang masih buta

aksara cukup tinggi 5,98% (sekitar 158.608 jiwa).

6. Bantuan siswa miskin bagi siswa putus sekolah yang berasal dari keluarga

miskin/kurang mampu.

7. Adanya ketidakseragaman dalam praktek pelaksanaan kurikulum di

sekolah-sekolah antara kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013.

8. Masih banyaknya sekolah dengan kondisi dibawah SNP (yakni dengan

sarana dan prasarana yang sangat tidak memadai).

9. Masih banyak guru dengan kualifikasi D4.

10. Adanya proyeksi guru-guru yang akan memasuki masa pensiun di tahun

2018 sebesar 30 %.

11. Masalah pelaksanaan UU No 23 tahun 2014 terkait pembagian kewenangan

atas pengelolaan satuan pendidikan dengan kententuan Provinsi untuk SMA

dan SMK dan Kabupaten/Kota untuk SD/MI dan SMP/MTs.

Page 7: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

12

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Program dan Kegiatan

Secara organsatoris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali

menjabarkan kegiatannya kedalam 14 program terdiri dari 11 program Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan 3 program UPT BPKB yaitu :

1) Program pelayanan administrasi perkantoran, 2) Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur, 3) Program peningkatan kualitas dan penyebarluasan informasi,

4) Program peningkatan anak usia dini, 5) Program wajib belajar 9 (sembilan) tahun,

6) Program pendidikan menengah, 7) Program pendidikan non formal, 8) Program

pendidikan khusus dan layanan khusus, 9) Program peningkatan mutu pendidik dan

tenaga kependidikan, 10) Program manajemen pelayanan pendidikan, 11) Program

pemuda dan olahraga, dan Program-program UPT BPKB yaitu 12) Program

pelayanan administrasi perkantoran, 13) Program peningkatan sarana dan prasarana

aparatur dan 14) Program pendidikan nonformal.

Dari 14 program tersebut di atas dapat diuraikan lebih lanjut mengenai

kegiatan-kegiatan yang dapat diimplementasikan antara lain : (Lihat Tabel 1)

Tabel 1.

Matrik hubungan program dan jumlah kegiatan

yang dapat diimplementasikan

No Nama Program Jumlah kegiatan

Program-program Disdikpora.

1 Program pelayanan administrasi perkantoran 11

2 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 4

3 Program peningkatan kualitas dan penyebarluasan

informasi

4

4 Program peningkatan anak usia dini 3

5 Program wajib belajar 9 (sembilan) tahun 7

6 Program pendidikan menengah 20

7 Program pendidikan non formal 11

8 Program pendidikan khusus dan layanan khusus 14

9 Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan

32

10 Program manajemen pelayanan pendidikan 31

11 Program pemuda dan olahraga 16

Sub (1) 153

Program-program UPT BPKB

12 Program pelayanan administrasi perkantoran 10

13 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 4

14 Program pendidikan nonformal 17

Sub (2) 31

Total kegiatan 183

Page 8: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

1

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2014

Tabel 2

Rencana Kinerja Tahun 2014

KEGIATAN

PAGU

ANGGARAN

(Rp)

KETERANGAN

URAIAN INDIKATOR / OUTCOME

(1) (2) (3) (4)

PROGRAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI 131.827.591.825

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4.285.884.900

1 Penyediaan Jasa Surat-Menyurat Meningkatnya kualitas layanan surat menyurat SKPD

Disdikpora. Prov. Bali

10.500.000 Sekretariat/Sub

bagian umum

2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air

dan Listrik

Meningkatnya pelayanan jasa Komunikasi, listrik dan air 750.000.000 s.d.a

3 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perizinan

Kendaraan Dinas

Meningkatnya pemeliharaan kendaraan dinas/operasional 1.528.477.400 s.d.a

4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Meningkatnya kebersihan kantor 284.200.000 s.d.a

5 Penyediaan Alat Tulis Kantor Meningkatnya ketersediaan alat tulis kantor 145.500.000 s.d.a

6 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Meningkatnya ketersediaan barang cetakan dan penggandaan 60.000.000 s.d.a

7 Penyediaan Peralatan Gedung Kantor Meningkatnya peralatan kantor dan rumah tangga 1.080.937.500 s.d.a

Page 9: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

2

(1) (2) (3) (4)

8 Penyediaan Barang Bacaan dan Peraturan

Perundang-undangan

Meningkatnya ketersediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan

15.960.000 s.d.a

9 Penyediaan Makanan dan Minuman Meningkatnya ketersediaan makan dan minum untuk rapat-

rapat dan tamu

33.950.000 s.d.a

10 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar

dan Dalam Daerah

Meningkatnya hasil rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke

luar daerah

320.360.000 s.d.a

11 Upacara Keagamaan Meningkatnya kualitas keagamaan 50.000.000 s.d.a

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2.883.577.703 -

1 Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor Meningkatnya pemeliharaan gedung kantor 519.400.000 s.d.a

2 Pengadaan Peralatan/Perlengkapan SMAN Bali

Mandara

Meningkatnya mutu pendidikan dan pengelolaan pendidikan

pada SMAN Bali Mandara

1.305.297.703 s.d.a

3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor Meningkatnya pemeliharaan peralatan gedung kantor 60.000.000 s.d.a

4 Rehabilitasi Berat/Ringan Gedung Kantor Meningkatnya fungsi dan fasilitas gedung pada bidang

dikmen.

998.880.000 s.d.a

3 Program Peningkatan Kualitas dan Penyebarluasan Informasi 1.164.500.000

1 Peningkatan Kehumasan Meningkatnya kualitas pelayanan kehumasan Disdikpora.

Prov. Bali

192.200.000 Sub bagian Umum

2 Penyusunan Kalender Pendidikan dan PPDB Meningkatnya kualitas kalender pendidikan dan PPDB 150.000.000 Bidang Jibang

3 Profil dan Informasi Data Pendidikan Meningkatnya kualitas profil dan informasi data pendidikan 619.400.000 Bidang Jibang

4 Penyusunan Tabloid di Bidang Pendidikan Meningkatnya kualitas pelayanan informasi dibidang

pendidikan

202.900.000 Sub bagian Umum

Page 10: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

3

(1) (2) (3) (4)

4 Program Pendidikan Anak Usia Dini 346.000.000 -

1 Temu Konsultasi dan Koordinasi Komponen

Mitra PAUD se Bali

Meningkatnya kualitas hasil konsultasi dan koordinasi mitra

PAUD se Bali

118.000.000 Bidang PNFI

2 Lomba Gugus PAUD Meningkatnya kualitas gugus TK untuk mengikuti kriteria

tingkat nasional

228.000.000 Bidang PNFI

3 Pengadaan Buku PAUD Meningkatnya sarana dan prasarana buku PAUD 0 Bidang PNFI

5 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 7.831.273.450 -

1 Lomba Klub Olahraga SD Meningkatnya kreativitas dan prestasi olahraga pada jenjang

SD

185.000.000 Bidang Dikdas

2 Pembinaan Olimpiade MIPA SD (OSN, O2SN,

FLS2N, Duta Seni Pelajar)

Meningkatnya kemampuan dan prestasi siswa SD peserta

Olimpiade MIPA SD (OSN, O2SN, FLS2N, Duta Seni

Pelajar)

2.969.790.000 Bidang Dikdas

3 Lomba Kinerja Gugus dan Perpustakaan SD Meningkatnya Kinerja Gugus dan Perpustakaan SD 256.000.000 Bidang Dikdas

4 Karya Ilmiah Remaja SMP Meningkatnya kualitas KIR yang disusun oleh siswa SMP

untuk dilomba ke tingkat nasional

152.099.950 Bidang Dikdas

5 Fasilitasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

SD dan SMP

Meningkatnya kelancaran penyaluran dana BOS reguler dan

BOS Pendamping APBD

245.850.500 Bidang Dikdas

6 Pengembangan SMPN 2 Semarapura Meningkatnya mutu pendidikan pada SMPN 2 Semarapura 1.845.600.000 Bidang Dikdas

7 Pengembangan SMPN 1 Bangli Meningkatnya mutu pendidikan pada SMPN 1 Bangli 2.176.933.000 Bidang Dikdas

Page 11: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

4

(1) (2) (3) (4)

6 Program Pendidikan Menengah 36.845364.897 -

1 Lomba Peneliti Belia Meningkatnya kemampuan siswa dalam penelitian akademik 300.975.000 Bidang Dikmen

2 Debat Bahasa Indonesia SMA Meningkatnya prestasi siswa dibidang Bahasa Indonesia di

Tingkat Nasional

190.825.000 Bidang Dikmen

3 Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA/SMK Meningkatnya kemampuan remaja SMA/SMK berkarya

ilmiah

165.000.000 Bidang Dikmen

4 Debat Bahasa Inggris SMA Meningkatnya prestasi siswa dibidang Bahasa Inggris di

tingkat nasional

209.325.000 Bidang Dikmen

5 Pengembangan SMAN 1 Bangli Meningkatnya kualitas /mutu pendidikan pada SMAN 1

Bangli

1.236.800.000 Bidang Dikmen

6 Pembangunan Fisik SMAN 1 Bangli Meningkatnya kualitas mutu pendidikan pada SMAN 1

Bangli

1.794.400.000 Bidang Dikmen

7 Pengembangan SMA N 2 Semarapura Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dan pengelolaan

mutu pendidikan pada SMAN 2 Semarapura

922.953.400 Bidang Dikmen

8 Pembangunan Fisik SMA N 2 Semarapura Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dan pengelolaan

mutu pendidikan pada SMAN 2 Semarapura

2.392.646.600 Bidang Dikmen

9 Pengembangan SMAN Bali Mandara Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dan pengelolaan

mutu pendidikan pada SMAN Bali Mandara

8.899.011.880 Bidang Dikmen

10 Pembangunan Fisik SMAN Bali Mandara Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dan pengelolaan

mutu pendidikan pada SMAN Bali Mandara

8.503.948.291 Bidang Dikmen

11 Perekrutan dan Pengembangan Siswa SMAN

Bali Mandara

Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dan pengelolaan

mutu pendidikan pada SMAN Bali Mandara

1.009.134.626 Bidang Dikmen

12 Pengembangan SMKN 1 Bangli Meningkatnya kualitas mutu pendidikan pada SMKN 1

Bangli

777.600.000 Bidang Dikmen

Page 12: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

5

(1) (2) (3) (4)

13 Pembangunan Fisik SMKN 1 Bangli Meningkatnya kualitas mutu pendidikan pada SMKN 1

Bangli

2.380.000.000 Bidang Dikmen

14 Seleksi Peserta Festival dan Lomba Seni Siswa

Nasonal (FLS2N) SMA

Meningkatnya prestasi siswa dibidang seni di tingkat

nasional

1.047.825.000 Bidang Dikmen

15 Seleksi Peserta Olimpiade Olahraga Siswa

Nasional (O2SN) SMA

Meningkatnya prestasi siswa dibidang olahraga tingkat

nasional

1.107.325.000 Bidang Dikmen

16 Seleksi Peserta Olimpiade Sains Nasional

(OSN) SMA

Meningkatnya prestasi siswa dibidang sains di tingkat

nasional

862.325.000 Bidang Dikmen

17 Pelatihan Pendidikan Karakter SMA dan SMK Meningkatnya kemampuan siswa tentang pendidikan

karakter

180.770.100 Bidang Dikmen

18 Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)

SMK

Meningkatnya kualitas prestasi olahraga yang dimiliki 951.188.950 Bidang Dikmen

19 Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN)

SMK

Meningkatnya kualitas lulusan SMK sesuai kompetensi yang

dimiliki

254.082.950 Bidang Dikmen

20 Lomba Kompetensi Siswa SMK Meningkatnya kualitas lulusan SMK sesuai kompetensi yang

dimiliki

3.659.228.100 Bidang Dikmen

7 Program Pendidikan Nonformal 2.329.619.000

1 Bintek Penyelenggaraan Kelompok Belajar

Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) Bagi

Masyarakat Miskin

Meningkatnya kompetensi penyelenggaraan kelompok

belajar pendidikan kecakapan hidup

130.000.000 Bidang PNFI

2 Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional Meningkatnya kompetensi tutor keaksaraan fungsional 156.750.000 Bidang PNFI

3 Pendidikan dan Pelatihan Tutor Paket B, C dan

Penilik

Meningkatnya kualitas kompetensi tutor Paket B, C dan

Penilik

242.500.000 Bidang PNFI

4 Fasilitasi Penyelenggaraan Keaksaraan

Fungsional (KF) Tingkat Mandiri

Meningkatnya fasilitasi operasional dan penyelenggaraan

keaksaraan fungsional (KF) tingkat mandiri

51.850.000 Bidang PNFI

Page 13: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

6

(1) (2) (3) (4)

5 Peningkatan Mutu Peserta Didik dan Apresiasi

PTK-PNF Berprestasi

Meningkatnya prestasi peserta didik dan PTK-PNF

berprestasi

785.215.000 Bidang PNFI

6 Bintek Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Meningkatnya mutu layanan taman bacaan masyarakat 290.275.000 Bidang PNFI

7 BOP Penyelenggaraan Paket A, B, dan C Meningkatnya program pendidikan Paket A, B, dan C 36.910.000 Bidang PNFI

8 Workshop Persiapan Penyelenggaraan

Apresiasi PTK-PNF

Meningkatnya kualitas penyelenggaraan apresiasi PTK-PNF 142.070.000 Bidang PNFI

9 Pelatihan Peningkatan Kompetensi

Penyelenggara PKBM Keaksaraan Fungsional

Meningkatnya kompetensi penyelenggaraan PKBM

keaksaraan fungsional

98.981.500 Bidang PNFI

10 Pengembangan Badan Akreditasi Nasional PNF

Provinsi Bali

Meningkatnya mutu program dan satuan pendidikan non

formal

167.500.000 Bidang PNFI

11 Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Sepeda

Motor

Meningkatnya mutu pendidikan dan pelatihan keterampilan

sepeda motor

227.567.500 Bidang PNFI

8 Program Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus 7.408.060.000 -

1 Penyelenggaraan SLB C Negeri Denpasar Meningkatnya mutu pendidikan khusus di SLB C Negeri

Denpasar

362.000.000 Bidang PKPLK

2 Penyelenggaraan SLB C 1 Negeri Denpasar Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB C 1

Negeri Denpasar

318.000.000 Bidang PKPLK

3 Penyelenggaraan SLB N Jembrana Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB N

Jembrana

359.800.000 Bidang PKPLK

4 Penyelenggaraan SLB C N Singaraja Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB C N

Singaraja

305.000.000 Bidang PKPLK

5 Penyelenggaraan SLB N Karangasem Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB N

Karangasem

497.635.000 Bidang PKPLK

6 Penyelenggaraan SLB N Klungkung Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB N

Klungkung

205.000.000 Bidang PKPLK

Page 14: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

7

(1) (2) (3) (4)

7 Penyelenggaraan SLB N Bangli Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB N Bangli 255.000.000 Bidang PKPLK

8 Penyelenggaraan SLB B Sidakarya Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB B

Sidakarya

305.000.000 Bidang PKPLK

9 Penyelenggaraan SLB N Gianyar Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB N Gianyar 1.342.500.000 Bidang PKPLK

10 Penyelenggaraan SLB B Tabanan Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB B Tabanan 1.475.500.000 Bidang PKPLK

11 Penyelenggaraan SLB A N Denpasar Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB A N

Denpasar

355.000.000 Bidang PKPLK

12 Penyelenggaraan SLB B N Jimbaran Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB B N

Jimbaran

698.600.000 Bidang PKPLK

13 Penyelenggaraan SLB B N Singaraja Meningkatnya kualitas pendidikan khusus di SLB B N

Singaraja

206.200.000 Bidang PKPLK

14 Lomba Prestasi dan Kreatifitas Siswa PLB Meningkatnya kompetensi siswa dan kreatifitas siswa SLB 722.825.000 Bidang PKPLK

9 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 10.214.092.600

1 Pemberdayaan Tim Peneliti dan Pengembang

Kurikulum SD, SMP, SMA, SMK dan SLB

Meningkatnya ketersediaan model-model kurikulum dari

tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan SLB

356.720.000 Bidang Jibang

2 Lomba Menciptakan Bahan Ajar Berbasis ICT

Kompetensi

Meningkatnya kemampuan guru dalam menciptakan bahan

ajar berbasis ICT

337.372.000 Bidang Jibang

3 Olimpiade Sains Guru MIPA SMA dan SMK Meningkatnya prestasi dan kemampuan guru peserta

Olimpiade Sains MIPA, SMA dan SMK

420.885.750 Bidang Dikmen

4 Pelatihan Pemantapan Penggunaan Media

Pembelajaran Berbasis TIK

Meningkatnya kemampuan guru dalam penggunaan media

pembelajaran berbasis TIK

950.000.000 Bidang Jibang

5 Pelatihan Tenaga Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Meningkatnya SDM dan kompetensi tenaga pendidik dan

pengelola pendidikan anak usia dini

684.865.900 Bidang Jibang

Page 15: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

8

(1) (2) (3) (4)

6 Diklat Implementasi Kurikulum 2013 Guru SD Meningkatnya pemahaman guru SD dalam penerapan

kurikulum 2013

370.000.000 Bidang Dikdas

7 Diklat Implementasi Kurikulum 2013 Guru

SMP

Meningkatnya pemahaman guru SMP dalam penerapan

kurikulum 2013

339.933.000 Bidang Dikdas

8 Diklat Pengembangan Model Pembelajaran

Tematik SD Rintisan

Meningkatnya penguasaan guru tentang model pembelajaran

tematik SD Rintisan

125.000.000 Bidang Dikdas

9 Olimpiade Sains Guru MIPA SD dan SMP Meningkatnya prestasi dan kemampuan guru peserta

olimpiade sains MIPA SD dan SMP

162.900.000 Bidang Dikdas

10 Pelatihan Karakter Bangsa Guru SMP Meningkatnya pemahaman guru dalam menerapkan

pendidikan karakter bangsa di sekolah

267.652.200 Bidang Dikdas

11 Pelatihan Pendidikan Karakter Guru SD Meningkatnya pemahaman guru SD dalam menerapkan

pendidikan karakter bangsa di sekolah

330.240.000 Bidang Dikdas

12 Pelatihan Guru Bidang Studi yang di-UN-kan

pada SD dan SMP

Meningkatnya kemampuan guru dalam mengajar pada

bidang studi yang di-UN-kan

471.000.000 Bidang Dikdas

13 Pendidikan dan Pelatihan Asesor Pendidikan

Formal

Meningkatnya kemampuan tim asesor SD, SMP, SMA/SMK

se Bali

129.353.000 Bidang Jibang

14 Workshop Karya Tulis dan Penelitian Tindakan

Kelas Guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK

Meningkatnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah

dan penelitian tindakan kelas

297.000.000 Bidang Jibang

15 Pengembangan Profesi Guru SMA Negeri Bali

Mandara

Meningkatnya mutu tenaga pendidik di SMAN Bali Mandara 576.207.500 Bidang Dikmen

16 Pelatihan Guru Bidang Studi yang di-UN-kan

pada SMA/SMK

Meningkatnya kemampuan guru dalam mengajar yang

bidang studi yang di-UN-kan

348.442.400 Bidang Dikmen

17 Bintek Penyelenggaraan Kurikulum Bagi Guru-

guru SMA

Meningkatnya kemampuan guru dalam mengajar 247.325.000 Bidang Dikmen

18 Pelatihan Kurikulum Bagi Guru-guru SMK Meningkatnya kemampuan kompetensi guru SMK 247.500.000 Bidang Dikmen

Page 16: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

9

(1) (2) (3) (4)

19 Workshop Musyawarah Guru Mata Pelajaran Meningkatnya kemampuan dan pengetahuan guru dalam

keterlaksanaan standar pembelajaran

160.000.000 Bidang PKPLK

20 Workshop Guru Pembimbing Khusus (GPK) Meningkatnya kompetensi dan kinerja guru pembimbing

khusus (GPK)

197.700.000 Bidang PKPLK

21 Workshop Pembelajaran Karakter dan

Kepramukaan

Meningkatnya kemampuan karakter dan kepramukaan 143.214.600 Bidang PKPLK

22 Workshop Teknik Pembelajaran Individu dan

Bahan Ajar SLB

Meningkatnya tolok ukur tentang tingkat pemahaman

penguasaan teknik pembelajaran individu dan bahan ajar

SLB

`157.600.000 Bidang PKPLK

23 Workshop Kompetensi Guru PLB Meningkatnya kompetensi guru PLB 159.895.000 Bidang PKPLK

24 Workshop Manajemen Pembelajaran

Pendidikan Khusus

Meningkatnya pelayanan pembelajaran pendidikan khusus 133.662.000 Bidang PKPLK

25 Pendidikan Kompetensi Guru SLB Meningkatnya kompetensi guru SLB 689.128.750 Bidang PKPLK

26 Workshop Pengembangan Layanan Pendidikan

Khusus

Meningkatnya jenis layanan khusus 106.100.000 Bidang PKPLK

27 Pelatihan Penyusunan Kurikulum Mata

Pelajaran Muatan Lokal

Meningkatnya kualitas hasil penyusunan kurikulum mata

pelajaran muatan lokal

496.500.000 Bidang Jibang

28 Pelatihan Guru Pembina UKS Meningkatnya kualitas SDM dan kompetensi guru pembina

UKS TK, SD, SMP dan SMA/SMK

399.695.000 Bidang Pemuda

29 Kursus Mahir Dasar dan Kursus Mahir

Lanjutan

Meningkatnya keterampilan mahir dasar dan mahir lanjutan 266.921.500 Bidang Pemuda

30 Kursus Pelatih Tingkat Dasar (KPD) Meningkatnya keterampilan pelatih tingkat dasar 289.129.000 Bidang Pemuda

31 Penilaian Guru Pembina Pramuka Tingkat SD,

SMP dan SMA/SMK se Bali

Meningkatnya keterampilan guru pembina guru pramuka

tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK se Bali

290.500.000 Bidang Pemuda

Page 17: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

10

(1) (2) (3) (4)

32 Pelatihan Guru Pembina KSPAN Meningkatnya pengetahuan dan jumlah pembina KSPAN di

sekolah

219.250.000 Bidang Pemuda

10 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 42.032.352.375

1 Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan

Perencanaan Program Tahunan

Meningkatnya hasil rakor, sinkronisasi dan perencanaan

program tahunan

492.579.150 Bidang Jibang

2 Penilaian Penetapan dan Penataran Angka

Kredit Guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB

dan Pamong Belajar di Provinsi Bali

Meningkatnya kualitas penilaian penetapan dan penerapan

angka kredit guru dan pamong belajar di Provinsi Bali

304.800.000 Bidang Jibang

3 Ujian Pemantapan SMP/MTs, SMA/MA/SMK

dan SLB

Meningkatnya hasil ujian nasional SMP/MTs,

SMA/MA/SMK dan SLB

3.545.709.500 Bidang Jibang

4 Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Tim

Pengembang Kurikulum

Meningkatnya kompetensi dan hasil koordinasi Tim

Pengembang Kurikulum

80.500.000 Bidang Jibang

5 Penyusunan Naskah Ujian dan Pemantapan

SMP, SMA, SMK dan SLB

Meningkatnya ketersediaan soal SMP, SMA, SMK dan SLB 911.156.500 Bidang Jibang

6 Cerdas Cermat 4 Pilar Kebangsaan Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap

4 pilar kebangsaan

386.326.500 Bidang Jibang

7 Pemilihan Siswa, Guru, Kepala Sekolah,

Pengawas Sekolah Berprestasi dan Guru

Berdedikasi

Meningkatnya prestasi mutu dan kompetensi siswa, guru,

kepala sekolah dan pengawas sekolah

888.049.000 Bidang Jibang

8 Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Semua Tercapainya kualitas pelaksanaan program pendidikan untuk

semua di Provinsi Bali

181.160.000 Bidang PNFI

9 Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan

Program Pendidikan

Meningkatnya efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program

dan kegiatan bidang pendidikan

313.075.100 Bidang Jibang

10 Pemberian Penghargaan Kepada Siswa

Berprestasi

Meningkatnya jumlah siswa berprestasi menerima

penghargaan

694.225.000 Bidang Jibang

Page 18: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

11

(1) (2) (3) (4)

11 Pemberian Penghargaan Kepada Guru

Berprestasi

Meningkatnya jumlah guru berprestasi menerima

penghargaan

594.225.000 Bidang Jibang

12 Ujian Sekolah SD/MI/SDLB dan Paket A

Terkoordinasi Provinsi

Meningkatnya mutu pendidikan 3.249.151.725 Bidang Jibang

13 BOP Badan Akreditasi Pendidikan Terpetakannya standar sekolah/madrasah di Provinsi Bali 161.171.000 Bidang PKPLK

14 Manajemen Operasional Bantuan Sarana

Prasarana PAUD

Meningkatnya mutu lembaga PAUD 97.345.900 Bidang PNFI

15 Manajemen Operasional Penyelenggaraan

Bansos SD

Tersalurkannya bansos pada jenjang SD 109.912.000 Bidang Dikdas

16 Manajemen Operasional Penyelenggaraan

Bansos SMP

Tersalurkannya bansos pada jenjang SMP 78.000.000 Bidang Dikdas

17 Manajemen Operasional Bantuan Sarana dan

Prasarana SD dan SMP

Meningkatnya mutu siswa SD dan SMP 81.015.000 Bidang Dikdas

18 Pembinaan Olimpiade MIPA SMP (OSN) dan

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional SD dan

SMP (O2SN)

Meningkatnya kemampuan dan prestasi siswa peserta

olimpiade MIPA SMP (OSN) dan olimpiade olahraga siswa

nasional (O2SN) SD dan SMP

2.790.660.000 Bidang Dikdas

19 Evaluasi dan Monev Bansos, Hibah Terseleksinya sekolah penerima bansos dan hibah 129.071.000 Bidang Jibang

20 Perencanaan dan Pembangunan Fisik SMKN

Bali Mandara

Terwujudnya dokumen perencanaan dan pembangunan fisik

SMKN Bali Mandara di Buleleng

23.510.000.000 Bidang Dikmen

21 Perencanaan Pembangunan Fisik SMKN Bali

Mandara Buleleng Tahap II

Terwujudnya dokumen perencanaan dan pembangunan fisik

SMKN Bali Mandara di Buleleng tahap II

505.700.000 Bidang Dikmen

22 Perencanaan Pembangunan SMA/SMK Negeri

Bali Mandara

Terwujudnya dokumen perencanaan dan pembangunan

SMA/SMKN Bali Mandara

700.000.000 Bidang Dikmen

23 Penyelenggaraan Pendidikan Tamatan SMP

Keluarga Tidak Mampu ke SMK

Meningkatnya jumlah siswa tamatan SMP dari keluarga

kurang mampu melanjutkan ke SMK

68.643.000 Bidang Jibang

Page 19: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

12

(1) (2) (3) (4)

24 Manajemen Operasional Penyelenggaraan

Bansos SMA/SMK

Meningkatnya kelancaran penyaluran bansos pada jenjang

SMA/SMK

241.910.000 Bidang Dikmen

25 Pembinaan O2SN, FLS2N dan OSN ke Tingkat

Nasional

Meningkatnya kemampuan dan prestasi siswa peserta O2SN,

FLS2N dan OSN ke Tingkat Nasional

470.000.000 Bidang Dikmen

26 Pembinaan Pengembangan Pembelajaran

Kecakapan Hidup

Terwujudnya model pengembangan kecakapan hidup 188.500.000 Bidang PNFI

27 Pembinaan Sekolah Berkebutuhan Khusus Meningkatnya pelayanan sekolah terhadap anak-anak

berkebutuhan khusus

247.182.000 Bidang PKPLK

28 Perencanaan Pembangunan SLB C Negeri

Singaraja

Terwujudnya dokumen perencanaan pembangunan sarana

pendidikan pada SLB C N Singaraja

150.000.000 Bidang PKPLK

29 Perencanaan Pembangunan SLB C Negeri

Denpasar

Terwujudnya dokumen perencanaan pembangunan sarana

pendidikan pada SLB C N Denpasar

350.000.000 Bidang PKPLK

30 Manajemen Operasional Beasiswa Kepada

Mahasiswa

Meningkatnya motivasi mahasiswa untuk melanjutkan

pendidikan

75.820.000 Bidang Jibang

31 Seleksi dan Pelatihan Calon Pengawas Sekolah

di Provinsi Bali

Meningkatnya kompetensi calon pengawas sekolah di

Provinsi Bali

436.465.000 Bidang Jibang

11 Program Pemuda dan Olahraga

1 Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Meningkatnya kemampuan pelajar dibidang olahraga dan

seni

3.418.500.000 Bidang Olahraga

2 Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Wilayah

(POPWIL)

Meningkatnya kemampuan olahraga pelajar di tingkat

wilayah

3.907.844.800 Bidang Olahraga

3 Seleksi Pertukaran Pemuda Luar Negeri, Kapal

Pemuda Nusantara, dan Pemilihan Pemuda

Pelopor

Terseleksinya pemuda yang berprestasi untuk mengikuti

program pertukaran pemuda luar negeri, kapal pemuda

nusantara dan pemuda pelopor

394.000.000 Bidang Pemuda

4 Pembinaan Pramuka Meningkatnya pembinaan kepramukaan dan tersedianya

sarana dan prasarana kegiatan kepramukaan

988.712.500 Bidang Pemuda

Page 20: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

13

(1) (2) (3) (4)

5 Pembinaan Klub Olahraga Pelajar Meningkatnya pembinaan klub olahraga pelajar SMP dan

SMA/SMK

1.539.744.000 Bidang Olahraga

6 Seleksi Paskibraka Meningkatnya kualitas hasil seleksi Paskibraka 1.532.454.700 Bidang Pemuda

7 Lomba Wawasan Wiyata Mandala Meningkatnya wawasan lingkungan sekolah tingkat SMP

dan SMA/SMK se Bali

392.225.000 Bidang Pemuda

8 Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Meningkatnya prestasi atlet sepak bola 736.581.900 Bidang Pemuda

9 Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Meningkatnya keahlian pemuda dibidang kewirausahaan 237.500.000 Bidang Pemuda

10 Seleksi Wirausaha Muda Berprestasi dan SP-3

Berprestasi

Meningkatnya kemampuan wirausaha muda dan SP-3

berprestasi

375.000.000 Bidang Pemuda

11 Jambore Pemuda Daerah Bali Meningkatnya pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan 658.400.000 Bidang Pemuda

12 Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Bagi

Pemuda

Meningkatnya kemampuan pemuda dalam kepemimpinan 276.000.000 Bidang Pemuda

13 Pelatihan Pelatih dan Pembina Paskibraka

Provinsi Bali

Meningkatnya mutu pelatih dan pembina paskibraka

Provinsi Bali

199.799.000 Bidang Pemuda

14 Pelatihan Tenaga Teknis Olahraga Meningkatnya kemampuan tenaga teknis (guru olahraga

tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK)

951.947.000 Bidang Olahraga

15 Pengadaan Sarana Olahraga Untuk SLB se Bali Meningkatnya prestasi olahraga SLB Bali ditingkat

nasionaal dan internasional

275.003.000 Bidang Olahraga

16 Pemberian Penghargaan Kepada Siswa

Berprestasi Dicabang Olahraga

Meningkatnya prestasi olahraga Bali ditingkat nasionaal dan

internasional

453.555.000 Bidang Olahraga

Page 21: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

14

(1) (2) (3) (4)

PROGRAM UPT BPKB 4.007.540.000 -

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 657.009.525 -

1 Belanja Jasa Surat-Menyurat Meningkatnya kualitas layanan surat menyurat UPT BPKB 360.000 UPT BPKB

2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air

dan Listrik

Meningkatnya pelayanan jasa Komunikasi, listrik dan air 126.840.000 UPT BPKB

3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan

Kendaraan Dinas/Operasional

Meningkatnya pemeliharaan kendaraan dinas/operasional 166.569.525 UPT BPKB

4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Meningkatnya kebersihan ruang kantor dan penginapan 191.400.000 UPT BPKB

5 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja Meningkatnya kondisi peralatan kantor yang tersedia di UPT

BPKB

55.790.000 UPT BPKB

6 Penyediaan Alat Tulis Kantor Meningkatnya ketersediaan alat tulis kantor 15.000.000 UPT BPKB

7 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Meningkatnya ketersediaan barang cetakan dan penggandaan 7.450.000 UPT BPKB

8 Penyediaan Barang Bacaan dan Peraturan

Perundang-undangan

Meningkatnya pelayanan bahan bacaan 3.600.000 UPT BPKB

9 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar

Daerah

Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi program-program

pendidikan

75.000.000 UPT BPKB

10 Upacara Keagamaan Meningkatnya sradha bakti pegawai dalam pelayanan 15.000.000

UPT BPKB

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 812.234.700 -

1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Meningkatnya sarana dan prasarana ruang asrama UPT

BPKB Bali

302.234.700 UPT BPKB

Page 22: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

15

(1) (2) (3) (4)

2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor Meningkatnya kondisi gedung kantor yang ada di UPT

BPKB

90.000.000 UPT BPKB

3 Perencanaan Pembangunan Gedung Penginapan

di UPT BPKB Bali

Terwujudnya dokumen perencanaan pembangunan gedung

penginapan di UPT BPKB Bali

200.000.000 UPT BPKB

4 Pembangunan Tower Air dan Sumur Bor Tersedianya air bersih guna menunjang kegiatan pelayanan

terhadap peserta pelatihan

220.000.000 UPT BPKB

3 Program Pendidikan Nonformal 2.538.295.775 -

1 Model Pemberdayaan Pengantar Anak

Pendidikan Anak Usia Dini

Meningkatnya keterampilan pengantar anak PAUD 100.250.000 UPT BPKB

2 Model Bahan modul Paket C Setara Kelas 1 Meningkatnya pendidikan dan pengetahuan pembelajaran

paket C terintegrasi dengan kecakapan hidup

112.164.500 UPT BPKB

3 Pengkajian Program Pendidikan Anak Usia

Dini

Meningkatnya bahan masukan untuk penyempurnaan

program PAUD

75.431.100 UPT BPKB

4 Penyelenggaraan Pembelajaran Pendidikan

Kesetaraan Dasar Berbasis Keluarga

Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, dan

berhitung masyarakat

126.201.500 UPT BPKB

5 Model Pelatihan Kewirausahaan Keterampilan

Pembuatan Dupa

Meningkatnya program wirausaha pembuatan dupa 139.000.000 UPT BPKB

6 Pembelajaran Program Kesetaraan Paket C Meningkatnya proses pembelajaran dan mutu pendidikan

kesetaraan paket C

127.500.000 UPT BPKB

7 Model Program Kewirausahaan Bidang

Pelayanan Jasa Pada Pendidikan Kesetaraan

Paket C

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada pendidikan

kesetaraan paket C

160.450.000 UPT BPKB

8 Model Pembentukan Kelompok Belajar Usaha

Keterampilan Ukir Kayu

Meningkatnya keterampilan kelompok belajar ukir kayu 116.864.300 UPT BPKB

9 Pelatihan Pemuda Produktif Berorientasi Pada

Kecakapan Hidup Bidang Pertukangan

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pemuda

produktif berorientasi kecakapan hidup bidang pertukangan

189.902.800 UPT BPKB

Page 23: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

16

(1) (2) (3) (4)

10 Model Pemberdayaan Perempuan Dalam

Meningkatkan Ekonomi Keluarga Melalui

Keterampilan Menjahit Pakaian

Meningkatnya kemampuan perempuan dalam bidang

menjahit pakaian

139.700.000 UPT BPKB

11 Kegiatan Pengembangan Desa Vokasi Terbentuknya kelompok usaha pedesaan bagi masyarakat

kurang mampu

318.128.600 UPT BPKB

12 Model Pembelajaran Kewirausahaan

Masyarakat Dalam Bidang Pemanfaatan

Limbah Biogas Menjadi Pakan Ikan, Unggas,

Media Jamur dan Pupuk Organik

Meningkatnya keterampilan warga masyarakat dalam bidang

pengolahan limbah biogas menjadi pakan ikan, unggas,

media jamur dan pupuk organik

147.881.575 UPT BPKB

13 Penyelenggaraan PAUD Percontohan Meningkatnya kecerdasan anak usia dini 140.000.000 UPT BPKB

14 Diklat Tenaga Pendidik PAUD Meningkatnya pengetahuan pendidik PAUD 135.341.700 UPT BPKB

15 Model Pembelajaran Paket C Dibidang

Keterampilan Multi Media

Meningkatnya pengetahuan paket C bidang multi media 239.913.400 UPT BPKB

16 Model Pembelajaran Keterampilan Anyaman

Cili Melalui Janur Ibung

Meningkatnya keterampilan kelompok warga masyarakat

bidang anyaman

144.566.300 UPT BPKB

17 Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi

Permasalahan Program Tahunan PAUDNI

Meningkatnya program PAUDNI dan sinkronisasi dengan

SKB se- Bali

120.000.000 UPT BPKB

SUB TOTAL DISDIKPORA 131.827.591.825 -

SUB TOTAL UPT BPKB 4.007.540.000 -

TOTAL DISDIKPORA + UPT BPKB 135.835.131.825 -

Page 24: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

1

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan

tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan

laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan

(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Penyusunan Pelaporan Kinerja Provinsi Bali tahun 2014 ini

didasarkan kepada evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah yang telah ditetapkan sebelumnya serta telah berakhirnya

pelaksanaan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2014, serta pencapaian

sasaran strategis selama tahun 2014.

Pengukuran keberhasilan dengan tolok ukur akuntabilitas kinerja

mengandung arti bahwa setiap akhir tahun anggaran dilakukan proses

pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis pencapaian kinerja. Pengukuran

Kinerja merupakan proses membandingkan target kinerja dengan

realisasinya yang digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas

yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah

Daerah.

Penetapan target kinerja atas program dan kegiatan yang tercantum

dalam APBD Tahun Anggaran 2014 telah ditetapkan pada saat pengajuan

anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan dalam formulir Rencana

Kegiatan Anggaran (RKA) berupa: input, output, dan outcome. Selanjutnya

setelah APBD Provinsi Bali Tahun Anggaran 2014 disetujui dan ditetapkan

ditindaklanjuti dengan menyusun Penetapan Kinerja Tahun 2014.

A. EVALUASI KINERJA

Evaluasi kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja

dengan cara membandingkan antara rencana kinerja dengan realisasi ditinjau

dari aspek input, output, maupun outcome.

Evaluasi kinerja kegiatan yang dimaksud di dalam laporan ini adalah

evaluasi secara internal/mandiri terhadap kinerja kegiatan Pemerintah

Provinsi Bali, guna memberikan gambaran lebih lanjut tentang :

1. Efisiensi kegiatan yang dilaksanakan pada tahun berjalan.

Page 25: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

2

2. Efektivitas kegiatan yang dilaksanakan pada tahun berjalan.

3. Pencapaian sasaran pada tahun berjalan.

Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan antara kinerja nyata

dengan kinerja yang direncanakan. Namun pembandingan dengan

pemerintah daerah lain ataupun dengan standar nasional maupun

internasional, akan berusaha dilakukan, hal ini terkendala dari keterbatasan

data yang dimiliki. Dalam evaluasi diuraikan mengenai hal-hal yang

mendukung keberhasilan dan faktor-faktor yang menimbulkan kegagalan

(hambatan), serta langkah perbaikan (solusi pemecahan masalah) yang akan

dilakukan guna perbaikan di masa yang akan datang.

1. Efisiensi Kegiatan

Efisiensi kegiatan adalah kemampuan suatu kegiatan untuk

menggunakan input yang lebih sedikit tetapi dapat menghasilkan output

yang sama, atau input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih

besar. Fokus perhatian dalam pengukuran efisiensi adalah indikator input

dan output dari suatu kegiatan. Angka capaian efisiensi diperoleh dengan

membandingkan capaian output dengan capaian input. Angka capaian

efisiensi tersebut kemudian dibandingkan dengan standar efisiensi. Dalam

laporan ini standar efisiensi yang dipakai adalah angka capaian efisiensi

menurut rencana/target, yaitu bila angka capaian efisiensi sama atau lebih

besar dari standar efisiensi, maka kegiatan yang bersangkutan dianggap

efisien. Sebaliknya bila angka capaian efisiensi lebih kecil dari standar

efisiensi, maka kegiatan tersebut dianggap tidak efisien. Tingkat efisiensi

pencapaian sasaran secara umum adalah termasuk kategori efisien.

Namun ada beberapa kegiatan yang belum efisien, ketidakefisienan

kegiatan-kegiatan tersebut antara lain disebabkan antara lain:

Kelemahan dalam penetapan target pada indikator output, yang terlalu

tinggi.

Anggaran tersedia sesuai kebutuhan, dan realiasi biaya administrasi

tetap dikeluarkan namun realisasi fisik kegiatan masih masih kurang

dari yang ditargetkan.

Kegiatan tidak optimal terealisasi karena pengesahan DPA perubahan

baru turun pada bulan Nopember 2014.

Pembatalan pembangunan fisik.

Gagal tender dan tender ulang.

Untuk kegiatan-kegiatan yang belum efisien ini, akan dilakukan

evaluasi yang lebih mendalam, sehingga kegiatan pada tahun berikutnya

dapat lebih efisien, antara lain :

Page 26: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

3

- Percepatan proses pengadaan barang/jasa di ULP maupun SKPD di

lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bali.

- Menyusun rencana kerja kegiatan Tahun Anggaran 2014 baik itu

bulanan, triwulan, semesteran maupun tahunan yang terintegrasi sesuai

dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan anggaran kas Tahun

Anggaran 2014.

- Mencermati kembali Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan anggaran

kas Tahun 2014, bila terdapat kesalahan baik substansi kegiatan

maupun kode rekening agar segera direvisi.

2. Efektivitas Kegiatan

Efektivitas kegiatan diartikan sebagai “tingkat kemampuan suatu

kegiatan untuk mewujudkan hasil yang diinginkan”. Pengukuran efektivitas

kegiatan difokuskan pada capaian indikator outcome dari kegiatan

tersebut.

Efektivitas kegiatan di bagi atas dua macam, yaitu:

(a) Efektivitas individual kegiatan;

Efektivitas individual kegiatan adalah kemampuan suatu kegiatan

mencapai target outcome/benefit/impact yang telah ditetapkan untuk

kegiatan yang bersangkutan.

(b) Efektivitas terkait sasaran.

Sedangkan efektivitas terkait sasaran merupakan kemampuan

kegiatan bersama-sama dengan kegiatan lain untuk mewujudkan

pencapaian sasaran strategisnya.

2.1) Kegiatan yang Efektif

Suatu kegiatan dikatagorikan efektif bila mampu mencapai

angka rata-rata outcome minimal 100 persen. Faktor-faktor pendukung

yang dominan sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat terlaksana

secara efektif, antara lain adalah tersedianya dana dalam jumlah yang

cukup untuk melaksanakan kegiatan serta tingginya komitmen para

pelaksana/penanggungjawab kegiatan untuk menghasilkan yang

terbaik. Namun perbaikan-perbaikan masih perlu terus dilakukan, antara

lain melalui penyempurnaan kualitas indikator kinerja dan peningkatan

validitas data realisasi kinerja.

2.2) Kegiatan yang Kurang Efektif

Page 27: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

4

Kegiatan dinyatakan kurang efektif apabila capaian rata-rata

indikator outcome-nya di bawah 100 persen. Kegiatan yang

kurang/tidak efektif antara lain disebabkan oleh faktor eksternal yang

uncontrolable, lemahnya kemampuan SDM

pelaksana/penanggungjawab kegiatan, dan lemahnya pembinaan dari

atasan langsung. Bagi SDM yang tidak mempunyai kemampuan dalam

pengelola kegiatan, akan dilakukan pembinaan/peningkatan

pengetahuan/ketrampilan personil melalui kegiatan

pendidikan/pelatihan, mengingat Pemerintah Provinsi Bali memandang

bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang

harus ditingkatkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai

misinya. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan akan

dievaluasi secara lebih mendalam mengenai kelangsungannya. Di

samping itu, Pemerintah Provinsi Bali akan melakukan langkah-langkah

penyempurnaan, antara lain berupa penyempurnaan indikator kinerja,

validitas data kinerja, peningkatan kualitas pengendalian dan

monitoring, serta peningkatan kemampuan/kualitas atasan langsung

dari pelaksana/penanggungjawab kegiatan.

2.3) Kegiatan yang Belum Dapat Diukur Efektivitasnya

Kegiatan yang belum dapat diukur efektivitasnya adalah kegiatan

yang belum dirumuskan indikator kinerja outcome-nya. Selama tahun

2014, tidak terdapat kegiatan yang termasuk di dalam katagori ini.

Jadi tidak terdapat hambatan dalam penentuan indikator kinerja

hal ini menunjukkan kemampuan pengelola kegiatan sudah memadai

dalam merumuskan indikator kinerja kegiatan sesuai pedoman yang

berlaku. Pada tahun berikutnya, akan lebih ditingkatkan pengelola

kegiatan untuk lebih mampu merumuskan indikator kinerja kegiatan

yang dilaksanakannya.

B. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Bali (LAKIP) Tahun

2014 memuat data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi

pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan realisasi pelaksanaan

program dan kegiatan, faktor-faktor yang menjadi permasalahan dan solusi

pemecahan masalah secara lebih luas dan mendalam. Untuk itu diperlukan

analisis terhadap hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran.

Analisis atas pencapaian sasaran strategis dari indikator kinerja utama

selama Tahun Anggaran 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang

ditetapkan oleh Gubernur Bali berupa dokumen Penetapan Kinerja

Page 28: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

5

Pemerintah Provinsi Bali, Indikator Kinerja Utama dan Rencana Kinerja

Pemerintah Daerah tentang Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Bali

Tahun 2014 dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang efektif,

transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil.

1. Capaian Indikator Makro

Tujuan pembangunan Provinsi Bali telah ditetapkan dan dituangkan

dalam pernyataan visi dan misi. Hal ini memberikan kejelasan bahwa arah

pembangunan Provinsi Bali telah disusun dalam suatu kebijakan yang

bertahap, terstruktur dan berkesinambungan. Oleh karenanya, kebijakan

yang telah ditetapkan dalam kerangka kinerja pembangunan daerah harus

dapat menginformasikan sejauhmana kebijakan tersebut dalam mendukung

tujuan pembangunan itu sendiri.

Adapun representasi ketercapaian tujuan pembangunan daerah

tersebut dituangkan dalam indikator makro pembangunan daerah, yang

akhirnya bermuara terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).

Atas dasar telah ditetapkannya indikator tersebut, maka kinerja

pembangunan daerah dapat diukur, melalui informasi gambaran ketercapaian

dan permasalahan yang terjadi dari setiap indikator makro. Tetapi persoalan

yang perlu dicermati bersama adalah ketercapaian setiap indikator makro

tersebut merupakan akumulasi dari peran serta seluruh stakeholder

pembangunan yang meliputi : Pemerintah, Swasta dan, Masyarakat.

Oleh karena itu dalam menyikapi kinerja kebijakan pemerintah dalam

konstelasi pencapaian indikator makro, perlu diterjemahkan terlebih dahulu

kerangka pikir kontribusi kebijakan dan pelaku terhadap capaian indikator

makro tersebut. Sehingga gambaran pencapaian indikator makro merupakan

hasil kinerja dari seluruh pelaku pembangunan, dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.1 Perbandingan Capaian/Realisasi Indikator Makro Provinsi Bali Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.

No. Indikator Makro 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6

1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

6,54 6,60 6,69 6,72

2. Inflasi (%) 4,39 4,71 7,91 8,43

3. PDRB 18,74 22,05 24,60 38,11

4. Penduduk Miskin (jiwa) 166.200 161,0 162,5 195,95

5. Prosentase Penduduk Miskin (%)

4,20 3,95 3,95 4,76

6. Kunjungan Wisatawan Mancanegara

2,57 Juta Orang

2,95 Juta Orang

2,97 juta orang

3,5 juta orang

7. IPM 72,54 72,62 72,84 74,11

Page 29: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

6

8. Pendapatan Asli Daerah (Rp.)

2,84 T 2,042 T

2,2 T 2,4 T

Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Bali 2014 (data diolah)

1.1 Laju pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali

Perekonomian Bali tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp.

156,45 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp. 38,11 juta. Ekonomi Bali

tahun 2014 tumbuh 6,72 persen lebih tinggi dibanding tahun 2013 sebesar

6,69 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan

Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,43 persen. Dari sisi

pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang

dan Jasa yang mengalami pertumbuhan sebesar 19,49 persen, Ekonomi Bali

triwulan IV-2014 bila dibandingkan triwulan IV-2013 (y-on-y) tumbuh sebesar

7,88 persen lebih tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 5,66 persen. Ekonomi Bali triwulan IV-2014 tumbuh

1,83 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).

Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan lapangan

usaha jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh sebesar 7,17 persen,

lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial

wajib yang tumbuh sebesar 4,69 persen dan lapangan usaha Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh sebesar 2,85 persen. Dari sisi

pengeluaran pertumbuhan didorong oleh Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

yang tumbuh sebesar 23,41 persen. Jika dibandingkan Ekonomi Bali pada

tahun 2013 tumbuh sebesar 6,69 persen

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Bali 2010-2014

Sumber : Biro Ekbang Setda Provinsi Bali 2014. 1.2 Laju Inflasi Bali

Tingkat inflasi di Bali pada periode Januari-Desember 2014

menembus angka 8,43 persen karena kenaikan harga bahan bakar minyak

Page 30: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

7

dan hari raya Natal dan Galungan serta pergantian tahun. Kenaikan inflasi

pada periode Januari - Desember tidaklah menjadi kejutan. Sudah

memprediksi inflasi akan tinggi. Inflasi Bali sudah mencapai 8,43 persen,

karena memang bulan desember dipastikan inflasi akan kencang. Inflasi naik

karena ada 4 (empat) faktor, tanpa BBM saja inflasi Bali sudah diperdiksi

akan naik karena hari raya Galungan dan Kuningan, Natal, Jelang Tahun

Baru dan itu selalu terjadi, ditambah dengan naiknya harga BBM. Perayaan

Hari Raya Galungan Kuningan, Natal dan ditambah Tahun Baru yang

berturut-turut menyebabkan permintaan bahan kebutuhan pokok meningkat

sehingga mendorong pedagang menaikkan harga.

Selain itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) semakin

menambah tekanan inflasi, terutama kelompok transportasi. Inflasi pada

Desember mencapai 2,13 persen, di mana kontribusi inflasi Denpasar 1,99

persen dan Singaraja 2,8 persen. Kalau tidak ada Galungan dan Kuningan

mungkin tidak tinggi, tetapi ini tekanannya bertubi-tubi sehingga potensial

menyebabkan pedagang menaikkan harga barang dagangan. Diprediksi

tingkat inflasi pada awal tahun akan kembali turun seiring kebijakan

pemerintah menetapkan harga BBM subsidi sesuai mekanisme pasar.

Bagusnya, ada kebijakan dengan penurunan harga BBM itu semacam

pemecah ombak. Jika tidak ini masih bisa berlanjut sampai februari sebagai

efek domino kenaikan bbm pada November lalu. Jadi dengan kebijakan itu

tidak lagi ada alasan menaikan harga. Berikut ini digambarkan tingkat inflasi

Provinsi Bali tahun 2010-2014.

Grafik Inflasi Bali 2010-2014

Sumber : Biro Ekbang Setda Provinsi Bali 2014.

1.3 PDRB Bali

Perekonomian Bali tahun 2014 tumbuh sebesar 6,72 persen.

Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali lapangan usaha

Pembatasan Impor Hortikultura dan

peningkatan ekspektasi inflasi terkait rencana kenaikan BBM

Penurunan Pasokan Lokal akibat faktor cuaca, tingginya demand secara nasional

sehingga mempengaruhi jumlah pasokan ke Bali, peningkatan ongkos angkut karena kenaikan harga BBM

bersubsidi

Penurunan Pasokan Lokal akibat faktor cuaca, tingginya demand,

peningkatan ongkos angkut karena kenaikan harga BBM bersubsidi

Kenaikan harga beras dan

kelangkaan bumbu-bumbuan akibat tingginya curah

hujan

% yoy

Curah hujan yang sangat tinggi, berakibat pada

penurunan produksi cabai rawit, bawang putih dan bawang merah ( Efek La

Nina)

Panen Raya Beras

Membaiknya kondisi pasokan

Page 31: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

8

Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 0,60

persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial yang

tumbuh sebesar 12,43 persen, diikuti oleh Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tumbuh sebesar 10,75 persen, Jasa

Pendidikan sebesar 10,58 persen. Struktur perekonomian Bali menurut

lapangan usaha tahun 2014 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama

yaitu: Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (23,08 persen); Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan (14,64 persen) dan Transportasi dan Pergudangan

(9,08 persen).

Grafik Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Lapangan Usaha 2014

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014. Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2014,

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum memiliki sumber pertumbuhan

tertinggi sebesar 1,27 persen, diikuti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

sebesar 0,72 persen dan Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,63 persen. Tingginya sumber

pertumbuhan penyediaan akomodasi dan makan minum tidak terlepas dari

meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang mencapai 15

persen.

Grafik Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha

Page 32: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

9

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014

1.4 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin

Kemiskinan telah menjadi masalah yang kompleks dan kronis baik

di tingkat nasional maupun regional, sehingga penanggulangannya

memerlukan strategi yang tepat dan berkelanjutan.

Program-program pembangunan yang

dilaksanakan selama ini telah

memberikan perhatian besar terhadap

upaya pengentasan kemiskinan.

Meskipun demikian, masalah

kemiskinan sampai saat ini masih

menjadi masalah yang berkepanjangan.

Tingkat kemiskinan Bali terus

mengalami penurunan. Pada tahun

2010 tingkat kemiskinan Bali berada di

4,88 persen dan menurun di tahun 2011

menjadi 4,20 persen.

Dan di tahun 2012 pemerintah Provinsi Bali menargetkan tingkat

kemiskinan Bali dapat menurun lagi menuju angka 3,62 persen, dan di tahun

2012 terealisasi 3,95 persen dari total penduduk Bali. Tahun 2013 tingkat

kemiskinan Bali 4,49 persen dan di tahun 2014 tingkat kemiskinan Bali

menembus angka 4,76 persen. Tingkat kemiskinan Provinsi Bali tahun 2008-

2014 dapat dilihat dalam table berikut.

Tabel Data Perkembangan Penduduk Miskin Di Provinsi Bali (Hasil Susenas) Tahun 2008 - 2014

TAHUN

PENDUDUK MISKIN

JUMLAH JIWA PERSENTASE + / -

JIWA PERSENTASE

2008 215.700 6,17 - -

Page 33: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

10

2009 181.730 5,13 - 36.000 - 15,76%

2010 174.940 4,88 - 6.790 - 3,74%

2011 166.230 4,2 - 8.700 - 6,8%

2011*) 183.130 4,59 + 16.900 + 3,9 %

2012 168.780 4,18 - 14.350 - 4,1%

2012*) 160.950 3,95 - 7.830 - 2,3 %

2013 162.520 3,95 + 1.570 +0,97%

2013*) 182.770 4,49 + 24.000 + 14,77%

2014 185.200 4,53 + 2.430 + 1,33%

2014*) 195.950 4,76 + 10.750 + 0,23%

Sumber: BPMPD Prov. Bali 2014.

Penurunan jumlah penduduk

miskin merupakan indikasi

peningkatan kesejahteraan

masyarakat sebagai dampak

dari pembangunan ekonomi.

Pemerintah Provinsi Bali telah menjalankan beberapa program peningkatan

kesejahteraan seperti Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Bedah

Rumah maupun Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri).

Grafik Tren Kemiskinan Bali 2011 - 2014

Sumber : BPS Provinsi Bali

Daerah perkotaan pada umumnya memiliki jumlah penduduk miskin

yang lebih banyak dibandingkan daerah perdesaan. Selisih jumlah penduduk

miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan pada Maret 2008 cukup tinggi

bahkan mencapai dua digit. Selisih jumlah penduduk miskin antara daerah

perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan pada Maret 2009 yaitu

Keterangan : Periode bulan Maret dan *) Periode bulan September

Bedah Rumah

Page 34: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

11

hanya 2,4 ribu orang. Pada Tahun 2010 terjadi pergeseran jumlah penduduk

miskin, dimana jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan mencapai 93,3

ribu orang sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan hanya

83,6 ribu orang. Tahun 2011 – Tahun 2013 jumlah penduduk miskin di

perkotaan kembali lebih banyak dibandingkan di perdesaan, begitu juga di

tahun 2014, dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik Perubahan Penduduk Miskin Provinsi Bali 2013-2014

1.5 Kunjungan Wisatawan Asing

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke

Bali pada bulan Desember 2014 mencapai 347.370. Angka ini naik sebesar

16,17 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan November 2014, jumlah wisman

naik sebesar 17,01 persen. Pada bulan Desember 2014, sebagian besar

wisman datang ke Bali melalui bandara. Jumlahnya mencapai 341.111 orang

(98,20 persen). Sedangkan yang melalui pelabuhan laut sebanyak 6.259

orang (1,80 persen). Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun

sebelumnya, jumlah wisman yang datang melalui Bandara Ngurah Rai naik

sebesar 16,44 persen. Sedangkan bila dibandingkan dengan keadaan bulan

November 2014 kunjungan tersebut naik 16,08 persen. Wisman yang datang

melalui pelabuhan laut pada bulan Desember 2014 naik 107,39 persen

dibandingkan bulan November 2014 dan naik sebesar 3,42 persen

dibandingkan dengan keadaan bulan Desember 2013.

Tabel Kedatangan Wisman Langsung ke Bali Menurut Pintu Masuk tahun 2014

Sumber : BPS Prvinsi Bali, 2014

Page 35: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

12

Sumber : BPS Provinsi Bali 2014.

Menurut kebangsaan, wisatawan yang paling banyak datang ke

Bali adalah dari negara Australia Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Jepang

dengan persentase masing-masing sebesar 27,88 persen, 13,51 persen, 7,90

persen, 6,86 persen, dan 6,29 persen. Tabel 2 menyajikan data sepuluh

Negara dengan jumlah wisman terbanyak yang berkunjung ke Bali pada

bulan Desember 2014.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel

berbintang di Bali pada bulan Desember 2014 mencapai 3,40 hari. Jika

dibandingkan pada tahun 2013 Rata-rata lama menginap tamu pada bulan

Desember 2013 yang mencapai 3,84 hari. Secara keseluruhan, rata-rata

lama menginap tamu Indonesia pada bulan Desember 2014 selama 3,05

hari, lebih rendah dibandingkan rata rata lama menginap tamu Asing yang

mencapai 3,60 hari. Menurut kabupaten/kota, rata-rata lama menginap tamu

tertinggi pada bulan Desember 2014 tercatat di Kabupaten Karangasem

selama 4,44 hari dan terendah terjadi di Kabupaten Buleleng, yaitu selama

1,84 hari.

Grafik Kunjungan Wisatawan ke Bali 2010-2014

Page 36: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

13

Grafik di atas menunjukkan tingkat kunjungan wisatawan manca Negara

pada tahun 2014 sebanyak 3.418.652 orang (Data sampai dengan bulan

November 2014) dan apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 s/d bulan

yang sama, maka ada kenaikan sebesar 14,74 persen.

Pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa perkembangan

wisatawan manca Negara menurut Negara asal wisman dari tahun 2012-

2014, bahwa wisatawan manca Negara yang menduduki urutan pertama

jumlah nya yang berkunjung ke Bali adalah Australia, yang dari tahun 2012

sampai dengan 2014 terus mengalami peningkatan. Urutan kedua diduduki

oelh Negara China dan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 juga

mengalami peningkatan jumlah wisatawan nya yang berkunjung ke Bali. Dan

urutan ketiga diduduki Negara Jepang di tahun 2012 sampai dengan 2013,

namun di tahun 2014 mengalami penurunan jumlah wisatawan asal Negara

Jepang yang berkunjung ke Bali.

Lebih lengkap ditunjukkan jumlah kunjungan Wisatawan Manca

Negara menurut Negara dan rangking jumlah kunjungan sebagai berikut :

Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2012-2014

NEGARA 2012 (rank)

2013 (rank)

2014* (rank)

AUSTRALIA 823.821 (I) 826.385 (I) 893.873 (I)

CHINA 310.904 (II) 387.533 (II) 539.252 (II)

JEPANG 191.836 (III) 208.115 (III) 195.444 (IV)

MALAYSIA 179.947 (IV) 199.232 (IV) 197.052 (III)

SINGAPURA 120.982 (VI) 138.388 (V) 155.244 (V)

KOREA SELATAN 121.846 (V) 134.452 (VI) 131.975 (VI)

TAIWAN 96.128 (IX) 126.914 (VII) 106.236 (IX)

2010 2011 2012 2013 2014

2.493.058 2.756.579 2.892.019 3.278.598 3.418.652 4.646.343

5.675.121 6.063.558 6.976.536

Wisman Wisnus

Page 37: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

14

PERANCIS 105.417 (VIII) 125.247 (VIII) 121.431 (VII)

INGGRIS 115.429 (VII) 122.406 (IX) 116.790 (VIII)

AMERIKA 94.610 (X) 105.863 (X) 100.400 (X)

JERMAN 85.331 (XI) 100.663 (XI) 98.486 (XI)

RUSIA 77.869 (XII) 79.337 (XII) 66.140 (XIII)

BELANDA 62.085 (XIII) 72.341 (XIII) 69.732 (XII)

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2014.

Dengan demikian Bali harus melakukan upaya

peningkatan kualitas, termasuk semua komponen

pariwisata yang ada di setiap objek wisata di

daerah. Terlebih ke depannya, Bali akan

menghadapi persaingan bisnis pariwisata yang

cukup ketat seiring era globalisasi.

Karena negara-negara yang selama ini memiliki objek wisata terus

menggenjot objek wisatanya agar lebih berkualitas dan bagus. Oleh karena

itu, warga masyarakat dan komponen pariwisata diharapkan harus bekerja

keras untuk menjadi destinasi utama kunjungan wisman. Sehingga dengan

upaya itu perekonomian Bali akan semakin hidup dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

1.6 Indeks Pembangunan Manusia

untuk memperbaiki indeks

pembangunan manusia (IPM) Bali dari

targetkan sebesar 72,53 dan terealisasi

menjadi sebesar 73,53 persen dan mampu

masuk sepuluh besar tingkat Nasional

dalam tahun 2013, di tahun 2014 IPM Bali

mencapai 74,11 masih lebih tinggi

dibandingkan dengan capaian Indonesia

sebesar 73,81. Secara rinci dapat di lihat

pada table berikut.

Tabel Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, 2009 - 2013

PROPINSI

TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013

ACEH 71.31 71.70 72.16 72.51 73.05

SUMATERA UTARA 73.80 74.19 74.65 75.13 75.55

SUMATERA BARAT 73.44 73.78 74.28 74.70 75.01

RIAU 75.60 76.07 76.53 76.90 77.25

JAMBI 72.45 72.74 73.30 73.78 74.35

Page 38: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

15

SUMATERA SELATAN 72.61 72.95 73.42 73.99 74.36

BENGKULU 72.55 72.92 73.40 73.93 74.41

LAMPUNG 70.93 71.42 71.94 72.45 72.87

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 72.55 72.86 73.37 73.78 74.29

KEPULAUAN RIAU 74.54 75.07 75.78 76.20 76.56

DKI JAKARTA 77.36 77.60 77.97 78.33 78.59

Page 39: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

16

JAWA BARAT 71.64 72.29 72.73 73.11 73.58

JAWA TENGAH 72.10 72.49 72.94 73.36 74.05

D I YOGYAKARTA 75.23 75.77 76.32 76.75 77.37

JAWA TIMUR 71.06 71.62 72.18 72.83 73.54

BANTEN 70.06 70.48 70.95 71.49 71.90

BALI 71.52 72.28 72.84 73.49 74.11

USA TENGGARA BARAT 64.66 65.20 66.23 66.89 67.73

NUSA TENGGARA TIMUR 66.60 67.26 67.75 68.28 68.77

KALIMANTAN BARAT 68.79 69.15 69.66 70.31 70.93

KALIMANTAN TENGAH 74.36 74.64 75.06 75.46 75.68

KALIMANTAN SELATAN 69.30 69.92 70.44 71.08 71.74

KALIMANTAN TIMUR 75.11 75.56 76.22 76.71 77.33

KALIMANTAN UTARA - - - - 74.72

SULAWESI UTARA 75.68 76.09 76.54 76.95 77.36

SULAWESI TENGAH 70.70 71.14 71.62 72.14 72.54

SULAWESI SELATAN 70.94 71.62 72.14 72.70 73.28

SULAWESI TENGGARA 69.52 70.00 70.55 71.05 71.73

GORONTALO 69.79 70.28 70.82 71.31 71.77

SULAWESI BARAT 69.18 69.64 70.11 70.73 71.41

MALUKU 70.96 71.42 71.87 72.42 72.70

MALUKU UTARA 68.63 69.03 69.47 69.98 70.63

PAPUA BARAT 68.58 69.15 69.65 70.22 70.62

PAPUA 64.53 64.94 65.36 65.86 66.25

INDONESIA 71.76 72.27 72.77 73.29 73.81

Sumber : BPS, 2014

Dalam penilaian IPM tersebut menyangkut berbagai aspek kehidupan,

antara lain bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan (daya beli)

dan kelestarian lingkungan. Sektor-sektor yang menentukan IPM tersebut kini

menjadi prioritas pembangunan di Bali dari sepuluh program unggulan yang

dicanangkan Pemerintah Provinsi Bali.

Secara konseptual Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah

indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari indeks

harapan hidup, indeks pendidikan (melek huruf dan rata-rata lama sekolah),

dan indeks standar hidup layak. Walaupun tidak dapat mengungkapkan

semua dimensi pembangunan, IPM bisa digunakan sebagai salah satu

petunjuk untuk melihat apakah arah pembangunan yang telah dilakukan

sesuai dengan yang ditetapkan.

Tabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponennya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2013

Human Development Index (HDI) and Its Component by Regency/City in Bali, 2013

Kabupaten/Kota AHH AMH RLS PDB IPM Reduksi

Regency/City LEB ALR MYS PPP HDI Shortfall

Page 40: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

17

e0 (Rp 000) 2012-2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Jembrana 72.31 92.65 7.87 640.30 74.29 2.55

2. Tabanan 74.91 91.92 8.40 643.24 76.19 2.64

3. Badung 72.24 93.93 9.51 648.25 76.37 2.77

4. Gianyar 72.56 89.38 8.90 647.37 75.02 2.09

5. Klungkung 69.52 84.47 7.43 661.73 72.25 1.75

6. Bangli 72.18 85.91 6.70 645.69 72.28 1.68

7. Karangasem 68.32 76.94 5.90 657.79 68.47 2.01

8. Buleleng 70.00 90.53 7.55 643.38 72.54 2.17

9. Denpasar 73.46 97.95 11.05 652.54 79.41 2.86

B A L I 71.20 91.03 8.58 643.78 74.11 2.34

2012 70.84 90.17 8.57 640.86 73.49 2.41

2011 70.78 89.17 8.35 637.86 72.84 2.00

2010 70.72 88.40 8.21 634.67 72.28 1.71

2009 70.67 87.22 7.83 632.15 71.52 1.84

Keterangan / Note:

AHH = Angka Harapan Hidup / Life Expectancy at Birth (e0)

AMH = Angka Melek Huruf / Adult Literacy Rate

RLS = Rata-rata Lama Sekolah / Mean Years of Schooling

PDB = Paritas Daya Beli / Purchasing Power Parity

1.8 Pendapatan Asli Daerah

Pemerintah Provinsi Bali di Tahun 2014 membukukan pendapatan

asli daerah senilai Rp. 2,4 triliun, meningkat tipis 9,09% dibandingkan dengan

realisasi 2013, Rp. 2,2 triliun. umber pendapatan asli daerah (P D) ali

pada tahun lalu dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Rp.857,3 miliar, Pajak

Bea Balik Nomor Kendaraan Bermotor (PBBNKB) Rp.1,18 triliun, dan pajak

bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) Rp349 miliar. Realisasi pajak

daerah pada tahun lalu melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp.2,18

triliun. Realisasi itu merupakan hasil bersama dalam upaya meningkatkan

perolehan pendapatan asli daerah. Bahwa kendaraan bermotor menjadi

penopang utama pajak bagi kas Pemerintah Provinsi Bali setelah pajak air

bawah tanah (ABT) dan beberapa pajak lainnya diserahkan ke

kabupaten/kota. Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali menerapkan pajak

progresif bagi pemilik roda empat turut memberikan andil meskipun nilainya

masih kecil.

Selama Tahun 2014 Pemerintah Provinsi Bali juga melakukan

perbaikan layanan agar masyarakat lebih mudah membayar pajak kendaraan

bermotor seperti layanan samsat online. Berbagai upaya tersebut, terbukti

mampu meningkatkan pemasukan terhadap kas daerah. Di Tahun 2015

Pemerintah Provinsi Bali menargetkan pendapatan dari sektor pajak daerah

untuk sementara ditetapkan sama seperti realisasi tahun lalu Rp. 2,4 triliun.

Page 41: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

18

Sebetulnya target itu sudah ditetapkan di APBD Bali 2015, tetapi Pemerintah

Provinsi Bali berencana merevisi target PBBKB sehingga nilai total target

akan ikut menyesuaikan, dan yakin realisasi akan melebihi target. Optimisme

itu ditopang rencana memberikan pelayanan lebih baik bagi masyarakat

untuk membayar pajak mereka. Dicontohkan Dinas Pendapatan Darah

Provinsi Bali dalam proses menerapkan sistem pembayaran pajak kendaraan

bermotor menggunakan e-banking bekerja sama dengan Bank

Pembangunan Daerah Bali. Dengan kerja sama ini diharapkan akan

memberikan kemudahan bagi masyarakat membayar pajak kendaraan

bermotor, karena tidak perlu antre lagi dan langsung berhubungan dengan

mesin ATM.

Ditargetkan kerja sama itu terealisasi pada tahun 2015 sehingga

dapat langsung diimplementasikan. Khusus di daerah-daerah pinggiran,

Pemerintah Provinsi Bali juga akan menambah layanan kantor samsat

pembantu di Gilimanuk, Kabupaten Buleleng dan Pupuan Kabupaten

Tabanan. Upaya lain yang saat ini tengah dikejar adalah pengoptimalan aset-

aset milik Pemerintah Provinsi Bali guna menghasilkan pendapatan lebih

besar, bekerja sama dengan Perusda Bali. Perusahaan Daerah akan

menggandeng investor untuk mengembangkan lahan milik Pemerintah

Provinsi Bali Bali di Renon, Denpasar menjadi pusat bisnis guna

meningkatkan pendapatan asli daerah. Di lokasi itu terdapat lahan seluas 4

Ha yang dimiliki Pemerintah Provinsi Bali, tetapi selama ini belum

dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan pendapatan daerah.

Rencananya pusat bisnis yang akan dibangun berkonsep seperti trans studio,

serta terdapat tenant-tenant yang menyediakan fasilitas bagi kalangan

masyarakat menengah atas. terdapat dua investor yang menyatakan

kesiapannya menanamkan dana senilai Rp.195 miliar untuk pembangunan di

lahan mangkrak yang berlokasi dikawasan Civic Centre tersebut.

2. Capaian Indikator Kinerja Utama dalam Dokumen Penetapan Kinerja

Realisasi pelaksanaan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi

Bali terdiri dari 10 (Sepuluh) aspek yang menjadi prioritas pembangunan

daerah Bali menuju Target RPJMD Provinsi Bali Tahun 2014 dapat disajikan

dalam table terlampir, dan pencapaian sasaran dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Sasaran : Meningkatnya Insfrastruktur Wilayah

Pembangunan infrastruktur jalan mendapat perhatian serius

Pemerintah Provinsi Bali, sebab ketersediaan prasarana jalan yang baik dan

berkualitas menjadi syarat mutlak dalam upaya memajukan perekonomian

Page 42: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

19

Pulau Bali. Lebih dari itu, jalan yang berkualitas merupakan salah satu faktor

pendukung pembangunan sektor pariwisata.

Tidak semua jalan di Bali ini statusnya Jalan Provinsi. Ada juga jalan nasional

dan kabupaten. Sesuai dengan data Dinas PU Bali, panjang ruas jalan

provinsi hingga saat ini 860, 53 KM dan tersebar di sembilan kabupaten/kota.

Dari total ruas jalan provinsi tersebut, sepanjang 35,505 KM dilakukan

peningkatan jalan, sementara sisanya mendapat pemeliharaan rutin.

Berdasarkan fungsinya,

jaringan jalan dapat dibedakan atas

jalan arteri, jalan kolektor dan jalan

lokal. Panjang jaringan jalan arteri di

Bali sampai tahun 2012 adalah jalan

Arteri 419,89 km, jalan kolektor I 169,53

Km dan Kolektor II 462 km dan jalan

lokal 421,07 km. Berdasarkan jenis

permukaan, seluruh panjang jalan

nasional telah beraspal, dan jalan

Provinsi yang beraspal 875,57 km, jalan

tanah 7,50 km.

Sedangkan jalan kabupaten yang beraspal 5332,30 Km, jalan kerikil 175,09

km dan 458,34 Km jalan tanah. Dengan kondisi topografi daerah Bali yang

banyak terdapat aliran sungai, maka agar prasarana jalan menjadi satu

kesatuan sistem jaringan, prasarana jalan tersebut memerlukan adanya

bangunan jembatan.

Jumlah seluruh jembatan di Bali

sebanyak 826 buah dengan panjang

bentang jembatan 15.984,78 meter,

terdiri dari jembatan nasional 222 buah

dengan panjang bentang 5.211,24

meter, jembatan provinsi 137 buah

dengan panjang bentang 3.503,70

meter dan jembatan kabupaten 467

buah dengan panjang bentang

7.269,84 meter.

Pencapaian prioritas Peningkatan Pembangunan Infrastruktur

Wilayah Bali Tahun 2014 disampaikan pada Tabel berikut.

Tabel Capaian Sasaran Meningkatnya Insfrastruktur Wilayah

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra

Capaian s/d 2013

trhdp 2018

Target

Realisasi

%

Jalan Tol Bali Mandara

Gambar : Jembatan Tukad Bakung di Kab. Badung

Page 43: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

20

2018 (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Proporsi panjang jaringan jalan provinsi dlm kondisi baik

81,66% 83,54% 94,23%

2. Rasio jaringan irigasi

53,2 55 75

3. Prosentrase rumah tinggal bersanitasi

62,41% 63,66% 68,91%

4. Rasio tempat pembuangan sampah

79,36 79.45/100.000 pddk

80

5. Drainase dalam kondisi baik

70 buah 70 buah 100 buah

6. Luas irigasi kab. Dalam kondisi baik

98,53 98,53 100

Menyadari hal tersebut, pada tahun anggaran 2013 ini Pemerintah

Provinsi Bali melalui Dinas PU mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 164,96

Milyar untuk penanganan infrastruktur jalan.

Alokasi dana sebesar itu antara lain dimanfaatkan untuk

pemeliharaan jalan provinsi sebesar Rp. 71,81 milyar lebih atau sebesar

43,53 persen, peningkatan jalan sebesar Rp. 88,01 milyar lebih atau 53,35

persen. Dana juga dialokasikan untuk perencanaan dan pengawasan tehnik

jalan dan jembatan Rp. 4,54 milyar lebih serta koordinasi dan pemeliharaan

peralatan sebesar Rp. 589,3 juta.

2. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

Visi Bali Mandara Jilid II sebagai konsepsi pembangunan, yang

menjadi pijakan program pembangunan daerah Bali memasuki jilid kedua.

Evaluasi tengah pula dilaksanakan dalam berbagai bentuk secara

komprehensif, sehingga secara gamblang ditemukan berbagai keunggulan

dan kelemahan program dan penjabarannya di lapangan.

Tabel Pencapaian Sasaran Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra 2018

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 44: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

21

1. Prosentase penduduk miskin

3,95% 3,90% 4,76% 0,77% 3,75%

2. Tingkat Pengangguran

2,11% 1,95% 1,76%

3. Rasio penduduk yang bekerja

98,11% 98,36% 99,5%

4. Tingkat partisipasi angkatan kerja

78,91% 80% 79%

5. Angka sengketa pengusaha-pengusaha

2,11% 2% 1%

6. Pencari kerja yang ditempatkan

64,79% 70% 100%

Pelaksanaan 10 (sepuluh)

prioritas pembanguan Bali yang

diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja

Provinsi Bali Tahun 2014, diupayakan

semakin menyentuh kebutuhan

masyarakat. Kemiskinan menjadi

perhatian serius dan fokus arah kebijakan

Pemerintah Provinsi Bali.

Indikator Persentase Penduduk Miskin

Kemiskinan dapat dikatakan sebagai salah satu penyakit

pembangunan yang paling sulit untuk dientaskan, terlebih di negara yang

belum bisa dikatakan maju seperti Indonesia. Provinsi Bali sebagai bagian

integral dari NKRI juga menghadapi masalah yang sama. Namun demikian,

realita kemiskinan di Bali bisa dikatakan jauh lebih baik ketimbang daerah lain

di Indonesia. Kondisi ini salah satunya tercermin dari rendahnya angka

kemiskinan di Bali jika dibanding rata-rata nasional. Bali bahkan menjadi

daerah dengan angka kemiskinan terendah kedua setelah DKI Jakarta.

Kemiskinan merupakan muara dari beberapa permasalahan lainnya yang

ada, seperti pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu ketiga ranah

permasalahan tersebut harus ditangani secara simultan, tidak bisa sektoral

dan terpisah. Salah program dan kegiatan utama yang dilaksanakan oleh

pemerintah Provinsi Bali, antara lain :

a. Kegiatan Gerbangsadu dimulai tahun 2012, untuk mengakselerasi

percepatan penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup,

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

Page 45: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

22

Pemerintah Provinsi Bali untuk mengakselerasi percepatan pengentasan

kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur dan sosial ekonomi

masyarakat diperdesaan dengan berbasis pada sumber daya lokal,

mengangkat potensi desa, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Desa. Satu Desa

dialokasikan dana pembangunan Rp 1 milyar 20 juta. menyasar 82 Desa

dan di tahun 2013 menyasar 45 Desa, dan di tahun 2014 menyasar 50

Desa.

Gerbangsadu ini bertujuan :

Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber

daya alam dan secara bertahap mampu membangun diri secara

mandiri

Menyediakan prasarana dan sarana peningkatan usaha ekonomi

Meningkatkan dan mengembangkan usaha ekonomi mikro untuk

mengurangi pengangguran

Meningkatkan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam proses

pembangunan ekonomi masyarakat.

Secara rinci Desa berdasarkan Kabupaten/Kota se Bali yang disasar

program Gerbangsadu, sebagai berikut :

Page 46: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

23

Program menyasar pada desa-

desa dengan tingkat kemiskinan

di atas 35%. Di Bali terdapat 82

desa dengan kondisi seperti

kondisi tersebut. Satu Desa

dialokasikan dana

pembangunan Rp. 1 milyar,

dengan kegiatan yang secara

umum diarahkan pada :

1. Penyaluran Kredit dan Pembangunan Modal BUMDes.

2. Peningkatan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pedesaan.

Pada APBD Induk Tahun 2012, dialokasikan tahap pertama bantuan pada 5

desa sebagai pilot project.

Kegiatan yang boleh dibiayai :

Penyaluran kredit dan Pengembangan Modal BUMDes :

Masyarakat miskin yang menggunakan pinjaman dari BUMDes dikenakan

bunga 1 % tanpa anggunan sedangkan,

Masyarakat yang tidak termasuk miskin, bunga yang dikenakan sesuai

dengan kesepakatan masyarakat melalui musyawarah desa.

Bunga pinjaman yang dikenakan kepada masyarakat disesuaikan dengan

kegiatan usaha yang dilaksanakan, contoh ;

Apabila dipergunakan untuk usaha penggemukan sapi masyarakat tidak

dikenakan bunga bulanan akan tetapi bunga dan modal akan dibayarkan

setelah sapi terjuali.

Masyarakat yang usahanya berpenghasilan harian akan dikenakan bunga

bulan/reguler.

Peningkatan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Perdesaan.

Page 47: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

24

a. Infrastuktur Transportasi; jalan produksi, jembatan.

b. Peningkatan Produksi Pertanian; irigasi tersier diluar inventaris Dinas

PU.

c. Peningkatan Pemasaran ; Pasar Desa, Gudang Produksi, dan lantai

jemur ;

d. Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan : Perpipaan bak penampungan air

bersih, sumur pompa tangan, dan hidran umum; sedangkan untuk

sanitasi, termasuk didalamnya adalah kamar mandi umum (Prasarana

mandi, cuci, dan kakus MCK) dan drainase.

e. Pendidikan : Penyediaan Sarana Ruang Belajar Masyarakat (RBM) dan

Teknologi Tepat Guna.

f. Kesehatan : Pembangunan/Rehabilitasi Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes) dan

g. Pengadaan Sarana Pos Pelyanan Terpadu (Posyandu).

Kegiatan Gerbang Sadu Mandara yang direncanakan, dilaksanakan dan

didanai dari APBD Perubahan Provinsi Bali melalui Bantuan Keuangan

Khusus (BKK) GERBANG SADU MANDARA ke Desa dan Kelurahan sebesar

Rp. 1.020.000.000,- (satu milyar dua puluh juta rupiah) untuk masing-masing

desa dan kelurahan. Dana GSM dikelola/dipergunakan untuk membiayai

Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Perdesaan dan

Kelurahan masksimal sebanyak Rp. 200.000.000,- (20 %) dan

Pengembangan Usaha Perekonomian Masyarakat Perdesaan dan Kelurahan

khususnya penduduk miskin sebesar Rp. 800.000.000,- (80 %) dan dana Rp.

20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk masing-masing desa dan

kelurahan dipergunakan untuk dana operasional pelaksanaan kegiatan GSM.

Tabel Pelaksanaan Alokasi Dana Gerbangsadu Tahun 2011-2014

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

b. Bedah Rumah

Pemerintah Provinsi Bali, juga melaksanakan program pengentasan

kemiskinan, yaitu melakukan Bedah Rumah. Bahwa masih banyak

masyarakat Bali tinggal di rumah yang sangat tidak layak huni. Berangkat dari

kenyataan tersebut, langsung menetapkan program bedah rumah sebagai

2009 2010 2011 2012 2013

GERBANGSADU Desa 82 45

PROGRAM SATUANCAPAIAN PADA TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 2014

GERBANGSADU 5,10 78,54 102,00 53,79

PROGRAMAlokasi Dana (Rp. Milyar)

Page 48: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

25

salah satu yang mendapat etensi khusus untuk merehab sekitar 11 ribu

rumah tak layak huni yang terdata pada tahun 2008.

Karena rumah merupakan salah satu faktor yang membuat sebuah

rumah tangga bisa diketegorikan miskin. Bedah rumah merupakan salah satu

upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan. Program ini

bertujuan agar keluarga miskin bisa memiliki rumah yang layak huni sehingga

dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal.

Bedah rumah diprioritaskan bagi masyarakat yang memenuhi kriteria

antara lain, masuk dalam daftar RTS (Rumah Tangga Sasaran), status tanah

yang ditempati adalah hal milik serta kondisi fisik rumahnya tak layak huni.

Untuk mempercepat penuntasan program bedah rumah, Pemerintah Provinsi

Bali berharap agar semua komponen, termasuk orang Bali yang mampu

secara ekonomi, ikut mengulurkan tangan guna membantu saudara-saudara

kita. Sebab, Pemerintah Provinsi Bali tak mungkin bekerja sendiri dalam

mempercepat penuntasan program bedah rumah ini. Dengan kemampuan

APBD yang dimiliki, Pemerintah Provinsi Bali tak mungkin jalan sendiri dalam

menyelesaikan program bedah rumah ini.

Untuk itu, dalam pelaksanaan program bedah rumah, Pemerintah

Provinsi Bali bersinergi dengan pemerintah Kabupaten/Kota dan juga

kalangan swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Melalui

sinergi sejumlah komponen tersebut, sampai akhir tahun 2011, sebanyak

5.000 unit rumah tak layak huni berhasil direhab. Pada tahun 2012, 1.945 unit

rumah yang diperbaiki, dan tahun 2013 terealisasi 1.669 unit rumah yang

diperbaiki, dan di tahun 2014 sebanyak 1.537 rumah, dan sampai tahun 2014

ini secara total rumah tidak layak huni yang telah diperbaiki sebanyak 7.584

unit rumah dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel Capaian Bedah Rumah Provinsi Bali 2010 – 2014 dan Alokasi

Anggaran

Page 49: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

26

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pelaksanan bedah rumah

mendapat alokasi dana yang terus meningkat, kecuali tahun 2014 terjadi

penurunan dibandingkan dengan capaian tahun 2013. Jika rumah

masyarakat kurang mampu sudah diperbaiki, otomatis sejumlah faktor

kemiskinan bisa dihapus. Pemerintah Provinsi Bali tetap berharap dukungan

dari semua komponen masyarakat dalam menuntaskan program bedah

rumah ini. Bahkan Pemerintah Provinsi Bali juga menggugah kepedulian

masyarakat yang mampu untuk menyisihkan rejeki dalam program bedah

rumah ini.

Indikator Tingkat pengangguran

Tingkat pengangguran di

Provinsi Bali mengalami

penurunan dari 41.820 orang atau

1,83 persen pada bulan Agustus

2013 menjadi 33.030 orang atau

1,37 persen pada Pebruari 2014.

Penurunan ini menjadi prestasi

yang baik bagi situasi

ketenagakerjaan di Bali karena

2009 2010 2011 2012 2013 2014

BEDAH RUMAH 24,57 32,61 43,30 55,00 48,45

PROGRAMAlokasi Dana (Rp. Milyar)

Page 50: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

27

angka ini adalah terendah secara

nasional yang mencapai 6,25

persen.

Untuk terus menekan angka pengangguran di Bali salah satunya melalui

pelaksanaan kegiatan Job Fair. Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk

menyiapkan sumber daya manusia atau tenaga kerja Bali yang siap bersaing

dalam tataran global dan senantiasa mendorong perluasan lapangan kerja

melalui peningkatan keberadaan wirausaha-wirausaha muda (enterpreneur),

namun hal itu harus didukung semua pemangku kepentingan seperti

Lembaga Pelatihan, Lembaga Pelatihan Kerja, Lembaga Sertifikasi serta

pihak swasta. Lebih jauh disampaikan menjelang pelaksanaan AFTA (Asean

Free Trade Area) tahun 2015 akan membuat persaingan kehidupan akan

semakin ketat, terlebih dalam peluang persaingan kerja. Tidak dapat hindari,

dengan pemberlakuan ini akan terjadi persaingan dengan naker-naker asing

yang mungkin lebih berkualitas untuk bekerja didaerah kita, tantangan ini

harus kita jawab dengan mempersiapkan diri melalui kompetensi kerja

berbasis kepada penguasaan bahasa asing, iptek yang ditunjang oleh

sertifikasi, sehingga tidak menjadi penonton dirumah kita sendiri, namun

kegiatan ini perlu melakukan peningkatan kualitas layanan dan

penyelenggaraan serta meningkatkan kuantitas kepesertaan perusahaan

yang berpartisipasi dan seluruh lapisan masyarakat khususnya para generasi

muda pencari kerja diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan

sebaik-baiknya.

Job Fair ini diikuti 50 perusahaan berskala

lokal maupun nasional dengan lokasi

penempatan tenaga kerja regional Bali dan

luar negeri. Kegiatan ini menyediakan

lowongan kerja berbagai sektor lapangan

usaha dengan kualifikasi tingkat

pendidikan setingkat SMU/sederajat

sampai sarjana berbagai disiplin ilmu.

Dan pengujung yang menghadiri kegiatan

ini sudah mencapai 800 orang.

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2013 mencapai

2.396,37 ribu orang, bertambah sebanyak 80,34 ribu orang dibanding

angkatan kerja Agustus 2012 (2.316,03 ribu orang) atau bertambah sebanyak

88,82 ribu orang dibanding angkatan kerja Februari 2012 (2.307,55 ribu

orang). Jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada tahun 2013 mencapai

2.350,99 ribu orang, bertambah sebanyak 82,28 ribu orang dibanding

Page 51: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

28

keadaan pada tahun 2012 (2.268,71 ribu orang) atau bertambah sebanyak

92,04 ribu orang dibanding keadaan Februari 2012 (2.258,95 ribu orang).

3. Sasaran : Meningkatnya Akses dan Mutu Pendidikan

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pemerataan

kesempatan belajar bagi masyarakat dan meningkatkan mutu pendidikan

pada semua jenjang, jalur dan jenis pendidikan. Upaya-upaya tersebut

dilakukan karena pendidikan merupakan salah satu usaha yang sangat

strategis untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar mampu

menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, berahlak mulia, berbudi

pekerti luhur, serta memiliki kesehatan jasmani dan rohani.

Tabel Pencapaian Sasaran Meningkatnya Akses dan Mutu Pendidikan

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013 (%)

2014 Target akhir tahun

renstra 2018 (%)

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

(%)

Realisasi

(%)

%

1 2 3 4 5 6 7 8

1. APK SD Sederajat

108,52 108,95 107,97 99,10 112 96,40

2. APM SD Sederajad 98,60 98,60 97,21 98,59 100 97,21

3. APK SMP Sederajad 103,51 104,25 106,74 102,39 110 97,04

4. APM SMP Sederajad 82,89 83,90 86,85 103,52 90 96,50

5. APK SMA Sederajad 87,44 89 101,40 113,93 95 106,74

6. APM SMA Sederajad 65,98 67,20 76,13 113,29 80 95,16

7. Persentase guru yang sudah memenuhi kwalifikasi S1/D4

70 75 78,00 104,00 95 82,11

8. Angka Melek Huruf 89,17 89,42 95,48 106,78 90,42 105,60

9. Angka rata-rata lama sekolah

8,62 8,87 8,40 94,70 9,87 85,11

10. Persentase Guru yang sudah sertifikasi

52,8 56,25 54 96,00 60 90,00

11. Persentase penurunan angka buta aksara penduduk usia 15-59 tahun.

5,22 6,64 4,52 68,07 3 50,67

Indikator Pendidikan

Untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan sosial di Provinsi

Bali khususnya terkait dengan pelayanan pendidikan, dapat dilakukan melalui

analisis kinerja terhadap beberapa indikator pendidikan yaitu: angka melek

huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka

pendidikan yang ditamatkan, dan angka partisipasi murni

1) Angka Melek Huruf (AMH)

Page 52: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

29

Berdasarkan data Disdikpora. Prov. Bali 2014, terkait dengan

pelaksanaan program pemberantasan buta aksara di Provinsi Bali terlihat

jelas bahwa AMH tahun 2013 mencapai 94,78% kemudian Disdikpora. Prov.

Bali ditahun 2014 mentargetkan capaian kinerja sebesar 89,42% ternyata

realisasi lapangan mencapai 95,48%. Jika, diformulasi pada capaian prestasi

kerja tahun 2014 ternyata ada progres peningkatan jumlah penduduk yang

mengikuti program melek huruf sebesar 6,06% atau Disdikpora. Prov. Bali

mampu mencapai prestasi kerja sampai 106,78%. Sehingga capaian progres

pekerjaan program melek huruf sampai dengan 2013 terhadap Renstra 2018

adalah sebesar 98,43%. Tentu ini sebuah prestasi pekerjaan penanganan

melek huruf di Provinsi Bali berjalan sangat efektif. Keberhasilan ini jelas

disebabkan adanya kontribusi Kabupaten/Kota untuk melakukan pekerjaan

yang sama. Lihat Tabel berikut:

Tabel capaian kinerja program melek huruf tahun 2014

Secara nasional AMH Provinsi Bali menduduki peringkat ke-27,

peringkat ini masih cukup jauh dengan rata-rata nasional. Namun demikian

jika dibandingkan dengan Provinsi tetangga maka Provinsi Bali masih lebih

tinggi dari Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara

Timur. Angka Melek Huruf Provinsi NTT mencapai 88,59 persen, Jawa Timur

(88,52 persen) dan NTB baru mencapai 83,24 persen. Meskipun angka

melek huruf di Provinsi Bali lebih rendah dari nasional tetapi dari segi

perkembangan kecepatan keberhasilan program pendidikan masih lebih

tinggi di Provinsi Bali. Hal ini dapat dilihat pada Tabel perkembangan berikut:

Tabel perkembangan angka melek huruf usia 15-59 tahun

periode 2010-2014

No Kab/Kota Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1. Jembrana 95,59 95,09 96,01 97,83 98,53

2. Tabanan 95,99 96,56 96,26 96,40 97,10

3. Badung 96,62 95,70 95,76 97,13 97,83

4. Gianyar 92,87 94,09 96,56 95,47 96,17

5. Klungkung 89,13 90,06 91,67 92,05 92,75

6. Bangli 89,75 91,09 91,45 93,13 93,83

7. Karangasem 82,03 81,48 85,83 86,81 87,91

8. Buleleng 92,25 92,42 93,94 95,32 96,02

9. Denpasar 98,60 97,75 98,71 98,91 99,61

Provinsi 92,54 92,69 94,02 94,78 95,48

2) Rata-Rata Lama Sekolah (MYS)

Sebagai bayangan terkait dengan dinamika pertumbuhan rata-rata

lama sekolah pada tahun 2011 di Provinsi Bali mencapai 8,35 tahun atau

Capaian Tahun 2013 (%)

Tahun 2014 Renstra

2018

Capaian s/d 2013 trhdp

2018 (%)

Target Realisasi %

94,78 89,42 95,48 106,78 97

98,43

Page 53: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

30

setara dengan sekolah kelas tiga SLTP namun tidak tamat. Sedangkan untuk

rata-rata nasional pada tahun 2011 baru mencapai 7,94 tahun atau baru

duduk dikelas dua SLTP. Capaian yang cukup menggembirakan lainnya

ditunjukan dengan tingginya tingkat perkembangan (reduksi shortfall) rata-

rata lama sekolah di Provinsi Bali jika dibandingkan dengan nasional. Selama

kurun waktu 2008-2011 tingkat perkembangan rata-rata lama sekolah di

Provinsi Bali mencapai 2,04 tahun sedangkan untuk tingkat nasional

mencapai 1,84 tahun.

Hal yang cukup menggembirakan terkait dengan perkembangan

rata-rata lama sekolah dalam rentang waktu 2 tahun periode 2011-2013 yakni

telah terjadi pertumbuhan sebesar rata-rata 0,23 tahun. Artinya, pada tahun

2013 rata-rata penduduk Provinsi Bali telah menempuh pendidikan selama

8,58 tahun. Sehingga capaian target rata-rata penduduk Provinsi Bali

berpendidikan 9 tahun (tamat SMP) tinggal lagi 0,42 tahun.

Namun, secara faktual angka tersebut turun lagi yakni dari rata-rata

lama pendidikan 8,58 ditahun 2013 menjadi 8,4 ditahun 2014 ada penurunan

sebesar 0,18. Angka itu juga menunjukan bahwa target yang ditetapkan

sebesar 8,87 juga tidak tercapai. Lihat Tabel berikut!

Tabel...

Capaian kinerja indikator rata-rata lama sekolah

Hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan atau penurunan angka

rata-rata lama sekolah antara lain pertumbuhan penduduk usia muda atau

lebih mendasar lagi disebabkan oleh angka kelahiran penduduk yang

berfluktuaktif. Sehingga Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

(Disdikpora) Provinsi Bali harus cermat menyikapi setiap perubahan,

perkembangan ataupun pertumbuhan penduduk. Berpatokan pada prestasi

kerja tahun 2014 maka Disdikpora. Prov. Bali tetap optimis tercapainya angka

rata-rata lama sekolah sebesar 9,12 pada tahun 2015.

Provinsi Bali juga patut berbangga atas capaian prestasi rata-rata

lama sekolah penduduk sebesar 8,4 jika dibandingkan dengan Provinsi

tetangga yaitu Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

NO Kondisi Kinerja Awal Periode RPJMD*

Capaian 2013

Target Capaian Kinerja Tahun 2014 TARGET SETIAP TAHUN

Target Capaian Kinerja Tahun 2014

Realisasi

2015 2016 2017 2018

1. 8.62 8.58 8.87 8.4 9.12 9.37 9.62 9.87

Page 54: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

31

cukup jauh perbedaanya. Bahkan ketiga Provinsi tetangga masih dibawah

nasional sedangkan di Provinsi Bali sudah berada di atas nasional. Untuk

Provinsi Jawa Timur capaian angka rata-rata lama sekolah mencapai 7,34

tahun; NTB (6,99 tahun) dan Provinsi NTT mencapai 6,97 tahun.

3) Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka partisipasi kasar (APK) merupakan salah satu indikator kinerja

utama dalam melihat keberhasilan program-program pendidikan yang telah

dilakukan di Provinsi Bali. Perkembangan pendidikan dipengaruhi beberapa

faktor seperti adanya sarana dan prasarana sekolah, kondisi ekonomi dan

sosial budaya masyarakat. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai

baik jumlah maupun kualitasnya serta lokasi yang tepat akan memudahkan

bagi masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan. Kondisi ekonomi

yang baik akan berpengaruh pada kemampuan masyarakat sehingga mampu

menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Berikut ini disajikan grafik perkembangan APK untuk masing-masing

jenjang satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA.

2009 2010 2011 2012 2013 2014

APK 114,09 118,40 118,96 108,52 107,89 108,31

APK SD/MI/PAKET A

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Prov. Bali 2014

Page 55: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

32

Dari berbagai program dan kegiatan bidang pendidikan di Provinsi

Bali selama kurun waktu 5 (lima) tahun ini mencapai hasil cukup

menggembirakan, terindikasi dari capaian Angka partisipasi kasar (APK)

tingkat SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan SMA/SMK/MA/Paket C,

mendapat nilai yang positif dan selalu lebih baik dari Target Nasional maupun

dengan Provinsi lainnya.

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, ternyata angka

partisipasi kasar (APK) untuk tingkat SD/MI/Paket A dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2014 adalah sebesar 114,09; 118,40; 118,96; 108,52; 107,89;

2009 2010 2011 2012 2013 2014

APK 106,59 106,80 108,54 103,51 106,73 106,62

APK SMP/MTs/PAKET B

2009 2010 2011 2012 2013 2014

APK 81,90 77,18 85,31 87,44 92,40 101,40

APK SMA/MA/SMK/PAKET C

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Prov. Bali 2014

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Prov. Bali 2014

Page 56: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

33

dan 108,31. Sedangkan angka partisipasi kasar (APK) untuk tingkat

SMP/MTs/Paket B dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 adalah

sebesar 106,59; 106,80; 108,54; 103,51; 106,73; dan 106,62. Angka

partisipasi kasar (APK) untuk tingkat SMA/SMK/MA/Paket C dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2014 adalah berturut-turut sebesar 81,90; 77,18; 85,31;

87,44; 92,40; dan 101,40.

Kondisi Angka partisipasi kasar (APK) tingkat SD di Provinsi Bali dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dapat dikatakan sangat tinggi, rata-

rata hampir mendekati angka 100. Hal ini menunjukan bahwa aspek

pemerataan dan peningkatan akses pendidikan yang telah dilakukan selama

ini berhasil dengan baik, sehingga peningkatkan minat masyarakat Bali

dalam menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar menjadi sangat tinggi.

Demikian pula dengan kondisi angka partisipasi kasar di tingkat SMP dan

SMA di Provinsi Bali dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 menunjukan

peningkatan yang signifikan.

Angka Partisipasi Murni (APM)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

APM 101,67 101,44 102,19 95,93 95,29 98,20

APM SD/MI/PAKET A

Page 57: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

34

Angka partispasi murni (APM), merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan partisipasi masyarakat terhadap

pendidikan di tingkat tertentu. Seperti Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka

Partisipasi Murni (APM) juga merupakan indikator daya serap penduduk usia

sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi jika dibandingkan dengan APK,

APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat

partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang

sesuai dengan standar tersebut.

Angka partisipasi murni (APM) di suatu jenjang pendidikan didapat

dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang

bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan

jenjang sekolah tersebut. Berdasarkan data hasil evaluasi yang telah

dilakukan, Angka partisipasi murni (APM) untuk tingkat SD/MI/Paket A dari

2009 2010 2011 2012 2013 2014

APM 78,73 82,61 84,88 82,89 85,24 87,66

APM SMP/MTs/PAKET B

2009 2010 2011 2012 2013 2014

APM 60,79 57,08 60,00 65,98 77,51 76,13

APM SMA/MA/SMK/PAKET C

Page 58: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

35

tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 secara beruturut-turut 101,67;

101,44; 102,19; 95,93; 95,29; dan 98,20 itu menunjukkan adanya sedikit

berfluktuasi. Hal yang menggembirakan justru terjadi pada tahun 2009, 2010

dan 2011 dengan capaian APM rata-rata diatas 100%. Namun, sangat

disayangkan penurunan terjadi antara tahun 2012, 2013, dan 2014 dengan

capaian APM kurang dari 100%. Hal itu mengindikasikan ada anak-anak

yang berumur 7-12 tahun (usia sekolah SD/MI) tidak bersekolah SD/MI

besarannyapun berkisar rata-rata 3,53%.

APM untuk tingkat SMP/MTs/Paket B dari tahun 2009 sampai dengan

tahun 2014 benar-benar mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu

berturut-turut 78,73; 82,61; 84,88; 82,89; 85,24; dan 87,66. hanya terjadi

penurunan ditahun 2011 ke 2012 sebesar -1,99 dan selanjutnya ditahun-

tahun 2013 dan 2104 APM stabil meningkat rata-rata 2,38. Untuk satuan

jenjang pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C angka partisipasi murni (APM)

tingkat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 juga mengalami

pertumbuhan yang sedikit berfluktuasi antara tahun 2009 ke tahun 2010

namun antara tahun 2010 sampai tahun 2014 APM SMA/SMK/MA/Paket C

menunjukan tren yang meningkat cukup signifikan. Secara berturut-turut

pertumbuhan APM periode waktu 2009-2014 yaitu 60,79; 57,08; 60,00;

65,98; 77,51; dan 76,13. Ini artinya bahwa penduduk usia 15-18 tahun

semakin berminat untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Sehingga

angka partisipasi murni (APM) akan terus meningkat. Seiring pula dengan

gerakan pemerintah Provinsi Bali yang menargetkan agar rata-rata lama

sekolah penduduk adalah 12 tahun.

4. Sasaran : Meningkatnya Akses dan Mutu Kesehatan

Tabel Pencapaian Sasaran Meningkatnya Akses dan Mutu Kesehatan

2014 Target Capaian

Page 59: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

36

No. Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

Target

Realisasi

%

akhir tahun

renstra 2018

s/d 2014 trhdp 2018 (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Angka Kematian Bayi

5,1 30 5,92 1,8% 5 1,18%

2. Angka Kematian Ibu

72,80 79,16/100.000 pddk.

70,16 88,63 100

3. Umur Harapan Hidup

70,84 th.

4. Rasio Posyandu per satuan Balita

14,038%

Page 60: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

37

5. Persentase Penduduk yang memanfaatkan Puskesmas

2,9/100.000 pddk.

6. Persentase Cakupan Rumah Memenuhi Syarat Kesehatan

69,39%

7. Rasio Dokter Umum per satuan penduduk

23,270/100.000 pddk

8. Rasio Bidan per Satuan Penduduk

53,8/100.000 pddk.

9. Cakupan pengguna JKBM

100%

Sumber : Penetapan Kinerja Provinsi Bali, 2014

Dengan adanya program pemerintah Bali yang dilakukan melalaui

jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) secara umum, tingkat kesehatan

penduduk di Provinsi Bali relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat kesehatan

penduduk di beberapa provinsi lain di Indonesia. Keberhasilan pembangunan

bidang kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain :

Angka Kematian Bayi ( AKB )

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator

pembangunan kesehatan masyarakat di suatu daerah/negara, selain Angka

Kematian Ibu. Di Indonesia Angka Kematian Bayi masih relatif tinggi bila

dibanding dengan negara-negara tetangga di Asia maupun di regional Asean.

Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup (2007)

dan 32/1000 kelahiran hidup (2012).

Adapun kasus kematian bayi di Provinsi Bali, dalam 5 (lima) tahun terakhir

adalah sebagai berikut :

Tabel Angka Kematian Bayi Tahun 2010-2014

No Kab./Kota Jumlah kasus kematian bayi

2010 2011 2012 2013 2014

1 Buleleng 35 71 89 79 60

2 Jembrana 26 64 51 30 35

3 Tabanan 50 46 41 4 60

4 Badung 87 37 20 20 33

5 Denpasar 19 27 12 12 9

Page 61: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

38

6 Gianyar 60 79 74 65 75

7 Klungkung 71 27 20 26 23

8 Bangli 35 49 28 47 41

9 Karangasem 74 71 86 64 67

Provinsi Bali 457 471 421 347 403

Dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Bali dalam 5 (lima) tahun terakhir

(2010-2014) adalah sebagai berikut :

Tabel Angka Kematian Bali Tahun 2010-2014.

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2014

Permasalahan yang berkaitan dengan kematian bayi adalah :

1. Penyebab kematian bayi masih didominasi oleh karena BBLR dan

asfiksia.

2. Masih adanya disparitas angka kematian bayi antar kabupaten/kota.

Upaya yang dilakukan adalah :

1. Pelayanan ante natal care yang berkualitas dan terpadu

2. Meningkatkan pelaksanaan GSI-B dan P4K

3. Meningkatkan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal

esensial.

7,18 7,13 6,37 5,1 5,92

30 30 30 30 30

0

5

10

15

20

25

30

35

2010 2011 2012 2013 2014

AKB

Target

Page 62: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

39

4. Peningkatan SDM Kesehatan melalui peningkatan ketrampilan dan

pelatihan, seperti : Pelatihan penatalaksanaan asfikisa, bayi baru lahir,

pelatihan IMD dan Metode Kanguru, Pelatihan BBLR, pelatihan

MTBM/MTBS, pelatihan SDIDTK dan lain-lain.

5. Meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan bayi dan balita melalui

kelas ibu balita.

6. Meningkatkan pemanfaatan buku KIA.

Angka Kematian Ibu ( AKI )

Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dilihat dari Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks kemiskinan manusia (IKM). Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) menggambarkan kualitas sumberdaya

manusia, yang dipengaruhi oleh 3 (tiga) hal yaitu tingkat ekonomi,

pendidikan dan kesehatan. Sedangkan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM)

merupakan nilai gabungan komposit dari 5 (lima) indikator, yaitu : prosentase

penduduk dibawah garis kemiskinan, angka buta huruf pada manusia

dewasa, proporsi penduduk tidak memiliki akses sarana air bersih, dan

prosentase anak dengan berat badan rendah dibanding umur. Kedua indeks

tersebut menunjukkan bahwa proporsi penduduk miskin serta tingkat

pendidikan dan status kesehatan harus menjadi fokus pembangunan sosial

dan ekonomi yang seimbang.

Menyadari bahwa negara-negara di dunia baik negara kaya

maupun negara miskin saling bergantung satu sama lain, maka dibuat suatu

kesepakatan bersama yang bertujuan meningkatkan derajat kehidupan

masyarakat miskin pada tahun 2015, yang dinyatakan sebagai Tujuan

Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs). MDGs telah

disetujui oleh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai penentu

untuk mengukur kemanjuan yang telah dibuat dalam Deklarasi Millenium

pada tahun 2000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Tujuan

Pembangunan Milenium (MDGs) sektor kesehatan adalah agenda global

sektor kesehatan yang dijabarkan dalam target yang dapat diukur dan

kemajuan pelaksanaannya dapat diketahui melalui indikator-indikator yang

dapat diferifikasi dan diperbandingkan secara internasional.

Dari indikator kesehatan ditandai oleh Angk Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator

penting yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas.

Page 63: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

40

Oleh sebab itu indikator MDGs untuk meningkatkan kesehatan ibu

adalah AKI, proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih,

demikian juga dengan kesehatan anak yang digunakan adalah Angka

Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia belum

menunjukkan penurunan yang cukup berarti dan masih tinggi bila

dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Diperkirakan di dunia setiap tahun

terjadi kematian 5 juta persalinan, dan 20.000 diantaranya berakhir dengan

kematian akibat sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan,

persalinan dan nifas.

Di Indonesia Angka Kematian Ibu saat ini adalah 359/100.000

Kelahiran Hidup (2012) dan pada tahun 2013 mencapai angka 228/100.000

Kelahiran Hidup.

Sedangkan di Provinsi Bali Kasus Kematian Ibu lima tahun terakhir

(2010-2014) adalah sebagai berikut :

Kab./Kota Jumlah kasus kematian ibu

2010 2011 2012 2013 2014

Buleleng 12 11 10 9 14

Jembrana 4 5 6 3 2

Tabanan 3 3 9 4 2

Badung 5 8 7 7 3

Denpasar 3 9 10 4 3

Gianyar 3 5 4 6 4

Klungkung 2 3 4 0 2

Bangli 3 5 4 6 2

Karangasem 2 6 9 10 16

Provinsi Bali 37 55 63 49 48

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2014

Adapun Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali bila dibandingkan dengan target

yang ditetapkan (2010-2014) dapat dilihat sebagai berikut :

Grafik Angka Kematian Ibu Provinsi Bali 2010-2014

Page 64: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

41

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Angka Kematian Ibu di

Provinsi Bali sudah mencapai target yaitu kurang dari 100/100.000 Kelahiran

Hidup. Namun demikian trend nya masih seperti gergaji naik turun, harapan

kita adalah setiap tahunnya dapat diturunkan (melandai). Hal ini tentunya

menjadi perhatian kita bersama karena upaya menurunkan angka kematian

ibu bukan saja menjadi tanggung jawab sektor kesehatan saja tetapi mesti

menjadi perhatian kita bersama, karena kematian ibu berhubungan dengan

banyak sebab, yang perlu ditanggulangi bersama.

Permasalahan sehubungan dengan Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali,

antara lain :

1. Masih ada kematian ibu yang terjadi bukan di tempat fasilitas pelayanan

kesehatan.

2. Kemaian ibu masih didominasi oleh sebab kematian langsung obstetri.

3. Penyebab kematian ibu selain oleh penyebab langsung juga penyebab

tidak langsung yang kecenderungannya mulai meningkat.

4. Pelaksanaan PONED dan PONEK masih terkendala dengan SDM, yaitu

kurangnya tim baik yang ada di puskesmas maupun di Rumah Sakit

Umum Daerah.

5. Belum adanya rumah singgah bagi ibu hamil yang akan melahirkan,

utamanya yang tinggal di daerah sulit mengakses fasilitas pelayanan

kesehatan.

Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu di Provinsi Bali, serangkaian upaya

telah dilaksanakan dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu di

Provinsi Bali, antara lain :

1. Menerapkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) pada semua ibu hamil.

2. Memantapkan pelaksanaan PONED di Puskesmas Rawat Inap dan

PONEK di semua Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten/Kota.

3. Pemenuhan Unit Transfusi Darah pada semua RSUD Kabupaten/Kota.

58,1

83,23

95,33

72,08 70,5

100 100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

2010 2011 2012 2013 2014

AKI

Target

Page 65: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

42

4. Kemitraan Bidan dengan Bidan, yaitu bidan praktek mandiri harus

melakukan kemitraan dalam menolong persalinan, yaitu dilakukan oleh

bidan senior dan dibantu atau bekerja sama dengan bidan yang lebih

yunior, dengan harapan bila dilakukan bersama dapat saling bekerja

sama, saling bantu-membantu.

5. Pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas.

6. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan yang kompeten dan

berkualitas, dengan terus mengupayakan pelatihan dan peningkatan

ketrampilan dan kompetensi.

7. Meningkatkan pelayanan Ante Natal Care yang berkualitas dan terpadu

serta tindakan berencana dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan

bayi baru lahir.

8. Melakuan monitoring-evaluasi dan superfisi fasilitatif secara berjenjang.

9. Pelaksanaan AMP terus dilakukan pada setiap kasus kematian ibu.

10. Mengupayakan regionalisasi sistem rujukan.

Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Puskesmas

Selama jangka waktu setahun ( dari tahun 2013 – 2014 ), di Provinsi

Bali tidak ada penambahan puksesmas sehingga penduduk yang

memanfaatkan puskesmas tetap sejumlah 120 puskesmas ( capaian tetap

2,9 )

Persentase Cakupan Rumah Memenuhi Syarat Kesehatan

Kesehatan Lingkungan diselenggarakan melalui upaya Penyehatan,

Pengamanan, dan Pengendalian yang dilakukan salah satunya di lingkungan

Permukiman. Persentase cakupan rumah memenuhi syarat kesehatan tahun

2014 sebesar 89% kondisi ini melebihi dari target 69,39% dikarenakan

semakin tingginya pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai

rumah sehat. Beberapa indikator rumah sehat seperti ketersediaan sanitasi

(jamban sehat) dan sarana air bersih juga menjadi syarat penting yang sudah

terpenuhi. Selain itu, dilakukan pula pembinaan dan pemantauan rumah

sehat oleh sanitarian di puskesmas. Kegiatan terkait upaya peningkatan

kesehatan lingkungan rumah yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

mencakup pengambilan sampel air bersih untuk mengetahui kualitas sarana

air bersih di tingkat rumah tangga, pengambilan sampel tanah di halaman

rumah untuk mengetahui risiko kecacingan. Melalui upaya tersebut

diharapkan cakupan rumah sehat akan semakin meningkat.

Rasio Dokter Umum Per 100.000 Penduduk Dan Rasio Bidan Per 100.000

Penduduk

Page 66: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

43

Perhitungan Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk adalah

salah satu metoda perhitungan Kebutuhan Tenaga Kesehatan. Berdasakan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1202/Kep/Menkes/VIII/2003

ditetapkan rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk untuk Dokter

Umum 40 per 100.000 penduduk dan bidan 100 per 100.000 penduduk.

sedangkan berdasarkan RPJMD Provinsi Bali target rasio Dokter pada

tahun 2014 sebesar : 23,770 per 100.000 penduduk dan Bidan 53.8 per

100.000 penduduk dari perhitungan berdasarkan pengumpulan data tahun

2014 pencapaian rasio Dokter 28,92 per 100.000 penduduk (121,7%) dan

Bidan 73,27 per 100.000 penduduk (131,9%) namun dari pencapaian

tersebut masih terjadi permasalahan dalam penyebaran tenaga yang belum

merata disetiap Daerah Kabupaten/Kota. Pencapaian rasio ini bisa karena

adanya sinergi antara pemerintah dan swasta dalam pengadaan Tenaga

Kesehatan dimana dari pemerintah selain melalui formasi PNS juga dengan

upaya pengangkatan tenaga Honor/PTT baik Pusat, Daerah Provinsi dan

daerah Kab/Kota. Namun jika dibandingkan dengan kebutuhan berdasarkan

standar Rasio Nasional belum mencapai rasio yang ditetapkan yaitu rasio

Dokter 40 per 100.000 penduduk (72,30 % dari RPJMD) dan Bidan 100 per

100.000 penduduk (73,27 % dari RPJMD ).

Cakupan Pengguna JKBM

Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk

keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan

pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan,

dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

setinggi-tingginya. Sejalan dengan visi Bali Mandara yaitu “ ali Maju, man,

Damai dan ejahtera” dengan salah satu misinya adalah “Mewujudkan ali

yang sejahtera dan sukerta lahir batin”. Untuk mencapai hal tersebut, salah

satu strateginya adalah meningkatkan pembiayaan kesehatan.

Permasalahan

Kemiskinan secara nyata mempengaruhi Aksessibilitas Pelayanan

Kesehatan, khususnya menyangkut biaya pelayanan kesehatan yang

semakin mahal sehingga tidak terjangkau kebanyakan masyarakat. Terlebih

lagi dengan sistem pembayaran yang ditanggung sendiri oleh masyarakat

(Out of Pocket), kebanyakan masyarakat tidak sanggup membayar ketika

mereka jatuh sakit, apalagi kalau penyakitnya berat dan perlu tindakan

operasi, atau menderita penyakit kronis yang memerlukan perawatan jangka

panjang seperti hemodialisa, penyakit jantung, kanker, dll. Kalau kondisi ini

dibiarkan terus berjalan, tentu akan berdampak pada derajat kesehatan

Page 67: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

44

masyarakat yang pada akhirnya bermuara kepada rendahnya Indek

Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat Bali.

Gambaran masyarakat Bali yang telah tercakup dengan Jaminan Kesehatan

pada tahun 2010 menunjukan

1. Kelompok masyarakat yang tercakup Jaminan Kesehatan yaitu sejumlah

930.768 (26,76 %) yang terdiri dari peserta Askes PNS 304.262 jiwa,

Asuransi komersial 17.032 jiwa, Jamkesmas 533.217 jiwa, ASABRI 9.401

jiwa dan Jamsostek 66.856 jiwa.

2. Kelompok masyarakat yang belum tercakup Jaminan Kesehatan sejumlah

3.277.106 jiwa (73,24 %)

Solusi

Berdasarkan hal tersebut diatas, Pemerintah Provinsi Bali

(Gubernur dan Bupati/Walikota) mengambil kebijakan untuk menaungi

masyarakat dengan pelayanan kesehatan melalui program Jaminan

Kesehatan Bali Mandara (JKBM) untuk seluruh Masyarakat Bali.

Tujuan :

a. Umum :

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh

masyarakat Bali agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien.

b. Khusus :

1. Meningkatkan cakupan masyarakat Bali yang mendapat pelayanan

2. kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di rumah sakit.

3. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat

Bali.

4. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparant dan

akuntabel.

Sasaran program JKBM adalah penduduk Bali yang memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP) Bali dan anggota keluarganya, dan belum memiliki Jaminan

Kesehatan.

5. Sasaran : Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Tabel Pencapaian Sasaran Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra 2018

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Jumlah Desa Pekraman, Subak dan Aubak Abian

1378 desa pekraman

1378 desa pekraman

Page 68: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

45

2. Jumlah Kunjungan Wisatawan

3.100.000 org

3.278.598 org.

Sumber :

6. Sasaran : Petanian dan Ketahanan Pangan

Sub sektor pertanian tanaman pangan mempunyai peranan penting

dalam pembangunan nasional maupun regional, yakni sebagai penghasil

bahan pangan pokok, penyediaan bahan baku industri, menyediakan

lapangan pekerjaan, untuk pelestarian sumberdaya alam dan nilai-nilai sosial

budaya serta lingkungan hidup. Untuk itu strategi dan kebijakan pertanian

tanaman pangan diarahkan guna memantapkan ketahanan pangan

masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para

petani melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program

Pengembangan Agribisnis dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

Berdasarkan sasaran pertanian tersebut di atas, serta berpedoman

pada Renstra SKPD dan RPJM Daerah Provinsi Bali, maka Indikator Kinerja

Utama (IKU) sebagai ukuran keberhasilan kinerja, antara lain Meningkatkan

produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura.

Tabel Pencapaian Sasaran Pertanian dan Ketahanan Pangan

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra 2018

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Nilai Tukar Petani

110,19

2. Jumlah binaan Gapoktan SIMANTRI

508 Unit

3. Produktivitas Padi

58,66 kw/ha

59,19 kw/ha

4. Produktivitas jagung

31,59 kw/ha

30,44 kw/ha

5. Produktivitas Kedelai

13,26 kw/ha

13,12 kw/ha

6. Ketersediaan Pangan Utama :

padi 857.157 ton

850.000 ton

Jagung 61.873 ton

83.131 ton

Kedelai 8.210 ton

9.118 ton

Kacang Tanah

11.616 ton

13.010 ton

Ubi Kayu 147.201 ton

169.084 ton

Page 69: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

46

Kacang Hijau

1.529 ton

793 ton

Ubi Jalar 65.132 ton

81.316 ton

7. Jumlah Sertifikat Prima

n/a 26 buah

Tabel 3.12 Pencapaian Sasaran Pemantapan Ketahanan Pangan

Indikator Capaian 2011 Realisasi 2012

Target 2013 Realisasi 2013

1 2 4 5 6

Tingkat Produktivitas

Tanaman - Padi 56,40 Kwt/ha

(94%) 58,85 Kwt/ha

59,91 Kwt/ha

58,66 Kwt/ha

- Jagung

- Kedelai

28,54 Kwt/ha (90%) 12 Kwt/ha (74%)

30,15 Kwt/ha 15,13 Kwt/ha

30,23 Kwt/ha 13,78 Kwt/ha

31,59 Kwt/ha 13,26 Kwt/ha

Jumlah Produksi Pangan

- Padi

- Jagung (biji kering)

- Kedelai (biji kering)

- Buah-buahan

- Sayur-sayuran

852.163 ton (102%) 64.295 ton (69%) 6.827 ton (55%) 396.787 (99,6%) 222.728 (98%)

832.530 ton 93.115 ton 12.117 ton 389.456 ton 225.345 ton

850.000 ton 82.800 ton 9.246 ton 179.070 ton 210.012 ton

857.157 ton 61.873 ton 8.210 ton 158.817 ton 210.012 ton

Penurunan kehilangan hasil pertanian

9,08

8,60

8,08

8,10

Sumber : Biro Ekbang Setda Provinsi Bali 2011 s.d 2013

Pembangunan pertanian tanaman pangan diarahkan untuk

memantapkan ketahanan pangan masyarakat sekaligus meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan para petani melalui Program Peningkatan

Ketahanan Pangan. Program ini difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang

mendukung aspek produksi dan ketersediaan pangan, aspek distribusi dan

stabilitas harga serta aspek konsumsi dan keamanan pangan.

Untuk pengembangan sentra produksi dan menurunkan kehilangan

hasil, serta meningkatkan mutu, daya saing dan pemasaran produk pertanian

dimana lahan pertanian yang sempit di daerah Bali dan adanya alih fungsi

lahan, maka perlu ada pengutuhan sentra-sentra produksi terutama

Page 70: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

47

komoditas-komoditas unggulan Bali, antara lain seperti tanaman mangga,

manggis, jeruk, pisang, sayuran dan lain-lain.

Kemudian pembinaan dan pengembangan sub sistem hillir dari

program pengembangan agribisnis meliputi penanganan panen dan pasca

panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, peningkatan kualitas

sumberdaya manusia serta pembinaan kelembagaan pertanian.

Pengembangan panen, pasca panen, dan pengolahan hasil dimaksudkan

untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian.

Meningkatkan pendapatan petani sebesar 2 (dua) kali lipat. Sebagian

besar petani di Bali adalah petani gurem yang luas kepemilikan lahannya

kurang dari setengah hektar, sehingga pendapatan petani sangat rendah.

Berbagai usaha dilakukan guna meningkatkan pendapatan petani antara lain

: pengembangan SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegrasi), penyaluran

dana LUEP (Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan) untuk pembelian gabah

petani dan opkoop benih, sub sidi pupuk/pestisida serta bantuan sosial

lainnya.

Kebutuhan akan konsumsi pangan bagi rumah tangga yang terus

meningkat sebagai akibat dari pertambahan jumlah penduduk, sehingga

memerlukan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan. Salah satu

upaya mewujudkan ketahanan pangan adalah melalui usaha peningkatan

mutu intensifikasi dengan penerapan paket teknologi sesuai dengan anjuran

spesifik lokasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

tanaman.

Program intensifikasi ini sangat tepat dilakukan di daerah Bali

mengingat keterbatasan lahan pertanian dan masih adanya alih fungsi lahan

sawah ke non pertanian. Indikator usaha peningkatan mutu intensifikasi dapat

dicerminkan dari perkembangan produktivitas pangan pokok seperti padi,

jagung dan kedelai seperti terlihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.13 Realisasi/Capaian Pertanian Tanaman Pangan

Page 71: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

48

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov. Bali 2012

Dari data sementara pada Tabel di atas menunjukan bahwa

produktivitas ketiga komoditas tersebut di tahun 2012 capaiannya masih

dibawah target, tetapi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2011)

untuk jagung dan kedelai produktivitasnya masih lebih tinggi.

Pembinaan sentra produksi padi, jagung, kedelai dan kacang tanah,

luas lahan sawah di daerah Bali cendrung setiap tahun semakin menurun

menyebabkan luas pertanaman setiap tahunnya terus mengalami penurunan.

Untuk itu sangat diperlukan pengutuhan sentra-sentra produksi pangan pokok

seperti padi, jagung, kedelai dan kacang tanah.

TARGET TARGET

Sasaran TUNTAS

Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

1 Tingkat produktivitas Tanaman :

- Padi Kw/Ha 58,47 58,63 56,40 58,85 59,91

- Jagung Kw/Ha 28,68 28,63 28,54 30,15 31,79

- Kedelai Kw/Ha 14,42 14,41 12,00 15,13 16,12

2 Jumlah Produksi Pangan :

- Padi (Gabah GKG) Ton 878.764 848.768 829.930 832.530 834.256

- Jagung (Biji Kering) Ton 92.998 91.750 93.315 93.115 93.675

- Kedelai (Biji Kering) Ton 13.521 12.917 12.007 12.117 12.432 - Buah-buahan Ton 427.129 436.129 396.787 389.456 398.565

- Sayur-Sayuran Ton 202.274 203.275 222.738 225.345 226.456

3 Jumlah benih/bibit tanaman:

- Perbanyakan benih padi/Palawija Ha 21 24 28 28 32

- Perbanyakan bibit buah2an Phn 50.000 60.000 70.000 75.000 100.000

4 Luas Areal sentra produk

Unggulan Hortikultura

- Pengemb. Buah-buahan Ha 325 350 400 450 500

- Sayuran Organik Ha 10 12 20 30 50

- Pengemb.Anggrek/Tan.Hias Phn 35.000 40.000 50.000 50.000 60.000

5 Jumlah Kelompok PPH

- KWT, UP3HP dan STA Klpok 39 39 39 40 45

6 Jumlah peningkatan SDM Pertanian

- SL-PTT, PL-II, Kursus dan SL-PTT Org 3.700 4.050 4.260 4.500 5.000

7 Jumlah Sarana/Prasarana Pertanian

- Pembuatan Embung/Cubang Unit 15 27 40 50 50

- Rehab jalan Tk. Usaha Tani ( JUT) Km 5 10 11 12 12

- Rehab Jari. irigasi Ush.Tani (JITUT/JIDES) Ha 3.000 3.300 3.800 3.900 4.000

- Pengadaan Traktor Unit 15 35 50 55 60

- Pembuatan pupuk Organik/APO Unit 10 25 40 40 50

- Alat pasca panen Unit 15 35 40 50 50

8 Jumlah Bansos SIMANTRI Klpok 10 40 150 125 100

Tingkat Pendapatan Petani Rp.000 6.000 6.500 7.500 9.000 12.000

9 Jml.Pembelian Gabah Petani (LUEP) Ton 9.000 10.000 10.000 11.000 12.000

10 Jml.Sub sidi opkoop benih(Benih padi) Ton 288 360 370 450 500

11 Jmlh.Sub sidi pupuk (Phonska/Orgnik) Ton 8.926 8.350 8.400 9.000 10.000

12 Jmlh.Sub sidi BUMA (Alsin/Traktor) Unit 25 40 40 40 50

13 Jmlh. PENGEMB. PUAP (2008-2013) Unit 580 60 34 20 10

REALISASI /CAPAIAN TERGET BERDASARKAN RPJM

PROGRAM/KEGIATAN DINAS PERTANIAN TP PROVINSI TAHUN 2009-2013

CAPAIAN / REALISASI

INDIKATOR KINERJA

NO. KEGIATAN APBD 2013 NILAI

Rp.1000

I PERTANIAN TAN. PANGAN 38.576.132

1 SIMANTRI (PENGEMBANGAN DAN PEMANTAPAN) 400 Klpk

2 HIBAH PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN 143 Unit

3 SUBSIDI PUPUK 13.333 TON

4 PERBANYAKAN BENIH PADI/HORTI 11 HA

5 PENGEMB. BUAH-BUAHAN 10.000 Phn

II DINAS PERKEBUNAN 6.632.160

1 PENYEDIAAN BIBIT KAKAO 60.010 PHN

2 PENYEDIAAN BIBIT TANAMAN RITUAL 6,6 HA

3 PENYEDIAAN BIBIT PALA 530 HA

4 PENGEMBANGAN DAN PEMANTAPAN 150 HA

PERKEBUNAN (GERTAKDAL) 2.600 PHN

6 PEMBINAAN PANEN DAN PENGOLAHAN MUTU 66 SUBAK

7 PENINGKATAN PRODUKSI KEBUN INDUK 51,8 HA

8 PENINGKATAN PRODUKSI & PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN396 HA

9 IDENTIFIKASI, KAJIAN, UJI COBA DEMPLOT

PENGENDALIAN 50 KG

III DINAS PETERNAKAN 13.769.400

1 PENGENDALIAN PENYAKIT TERNAK 410.000 Ekor

2 PEMBIBITAN TERNAK (SAPI/BABI) 1.435 Ekor

3 PRODUKSI SEMEN BEKU (SAPI/BABI) 70.000 Dosisi

4 PELAYANAN IB 12 BLN Bulan

5 PENGEMB.SARANA/PRASARANA TERNAK 1 UNIT Unt

6 PENGAWASAN OBAT/LALU LINTAS HEWAN 65.000 Ekor

*) Tidak termasuk DPM-LUEP Rp. 29.222.000.000,-

VOLUME

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov. Bali 2012

Page 72: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

49

Perkembangan produksi padi, jagung, kedelai dan kacang tanah di

daerah Bali beberapa tahun terakhir masih sangat berfluktuasi, sedangkan di

lain pihak kebutuhan akan komoditas tersebut khususnya yang berkaitan

dengan bahan baku industri pengolahan kacang asin, tahu/tempe, dan pakan

ternak lainnya terus semakin meningkat. Usaha-usaha pembinaan dan

pengembangan sentra setiap tahun terus dilakukan dalam rangka

memberdayakan petani.

Grafik 3.20 Produksi Hasil Pertanian

Sumber : BPS Provinsi Bali.

Dalam rangka pembinaan sentra padi dan palawija pada Tahun

Anggaran 2011 pemerintah memberikan bantuan benih BLBU kepada petani

seluruh Bali. Bantuan benih padi non hibrida SL-PTT berjumlah 1.033.000 kg

(42.100 Ha), bantuan padi hibrida sebanyak 30.000 kg (2.000 Ha) dan

bantuan benih kedelai 180.000 kg (4.500 Ha), bantuan benih kacang tanah

40 Ha (4,8 Ton). Selama lima tahun terakhir bantuan benih kepada petani

tetap dialukan oleh pemerintah untuk memastikan penerapan teknologi

anjuran.

Untuk menigkatnya produksi benih dan bibit tanaman yang bermutu

penggunaan benih unggul bermutu/berlabel untuk komoditas tanaman

pangan khusunya padi cukup baik kecuali palawija relatif masih rendah.

Kebutuhan benih berlabel biru daerah Bali tiap tahun adalah sekitar 4.000 ton

benih padi, 1.300 ton benih jagung, 600 ton benih kedelai dan 1.500 ton

polong benih Kacang tanah dan 130 ton benih kacang hijau.

Kebutuhan benih itu dipenuhi baik dari penangkaran para petani, dari

Balai Benih Induk, dan perusahan-perusahan yang bergerak di bidang sarana

pertanian seperti PT Pertani, dan PT Sanghyang Sri. Usaha peningkatan

produksi benih/bibit dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti terlihat

pada Tabel berikut.

Untuk berkembangnya sarana/prasarana Agribisnis, program

pembangunan pertanian dilakukan dari hulu sampai hilir, yaitu baik yang

mencakup aspek sub sistem penyediaan sarana/prasarana produksi, sub

sistem usahatani, sub sistem pengolahan (pasca panen), sub sistem

pemasaran hasil dan sub sistem jasa dan penunjang. Penyediaan dan

Padi

Buah2an

Sayur2an

Page 73: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

50

pengembangan sarana/prasarana pertanian baik pada sub sistem hulu

maupun hilir sangat diperlukan guna memperlancar proses produksi

pertanian. Dalam rangka mendukung program peningkatan mutu intensifikasi

khususnya komoditi padi sawah melalui penerapan pemupukan berimbang,

sejak tahun 2006 pemerintah Provinsi Bali memberikan tambahan subsidi

sebesar Rp.600/Kg untuk pupuk Phonska sehingga harganya menjadi

Rp.1.700/Kg.

Untuk pengembangan sentra produksi dan menurunkan kehilangan

hasil serta meningkatkan mutu, daya saing dan pemasaran produk pertanian,

pembinaan sentra komoditas unggulan (Bantuan Langsung

Masyarakat/BLM). Pengembangan produk unggulan komoditas hortikultura

seperti buah-buahan dan sayuran di Bali mempunyai prospek pasar yang

cukup baik sehingga usaha-usaha pengembangan usahatani yang

berwawasan agribisnis telah banyak dilakukan. Kegiatan pengembangan

sentra pada tahun 2011 sampai dengan Desember telah terealisasi 100

persen, sehingga dapat meningkatkan populasi tanaman di lapangan.

Grafik 3.21 Pendapatan Petani.

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov. Bali 2012.

Untuk perkembangan dana BLM, jumlah dana BLM/PMUK pertanian

tanaman pangan Provinsi Bali yang telah tersalurkan selama sepuluh tahun

terakhir (2003-2013) adalah 85,32 milayar lebih dan sampai dengan bulan

Agustus 2013 telah berkembang menjadi 90,46 milyar lebih atau meningkat

hanya 6,37 persen selama kurang lebih sebelas tahun.

Dana BLM tersebut digunakan untuk pengembangan komoditas padi

105.302 ha, jagung 5.369 ha, kedelai 6.017 ha, kacang tanah 3.879 ha,

pisang 409.500 phn, manggis 156.892 phn, jeruk 122.436 phn, anggrek

1.294.000 ph dan komoditas hortikultura lainnya yang keseluruhannya itu

dikelompokkan menjadi 2.560 bh kelompok.

Pengutuhan atau penumbuhan sentra beberapa jenis komoditi

unggulan hortikultura Bali pada tahun 2013 seperti Jeruk 126 ha, mangga 11

Ha, manggis 125 Ha dan rambutan 11 ha di Kabupaten Buleleng,

pengembangan Melon 5 Ha di Jembrana, pengembangan Manggis 6 Ha,

strawberry 1 ha, tanaman hias 5 ha, sayuran organic 19 ha di Kabupaten

Tabanan, pengembangan tanaman hias 1 ha, Lidah buaya 5 ha, cabe 5 ha

Pendapatan Petani Real.2009-11 dan Target 2 x Lipat Th. 2013

Page 74: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

51

di Gianyar, anggrek di Denpasar, pengembangan 6 ha jeruk, Bawang merah

12 ha di Bangli, pengembangan pisang 5 ha di Klungkung dan

pengembangan Salak 5 ha, tanaman hias dan anggrek 1 ha di Karangasem

dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik Pengembangan Buah-buahan.

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2012.

Untuk meningkatnya Penangan Pasca Panen dan Pemasaran Hasil

Pertanian, Sub sistem hilir dalam pengembangan Agribisnis sangat

diperlukan baik itu menyangkut masalah pemasaran, panen/pasca panen

maupun dalam pengolahan hasil-hasil pertanian. Keberhasilan ini juga sangat

penting guna meningkatkan nilai tambah hasil pertanian serta memperoleh

harga produk yang layak guna meningkatkan pendapatan para petani.

Pembinaan terhadap Kelompok Wanita Tani (KWT) berupa Kegiatan

APBD di pedesaan dimaksudkan untuk dapat meningkatkan nilai tambah

hasil pertanian serta mamanfaatkan pekarangan rumahnya seoptimal

mungkin. Kegiatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan

konsumsi rumah tangga maupun untuk meningkatkan pendapatan

keluarganya. Setiap tahun pembinaan maupun penumbuhan terhadap KWT

terus dilakukan dengan kegiatan berupa demonstrasi pengolahan hasil-hasil

pertanian, bantuan alat-alat pengolahan hasil pertanian serta bantuan bibit

tanaman buah-buahan dan benih sayuran untuk ditanam di pekarangan.

Untuk meningkatkan Pendapatan petani dua kali lipat, diberikan

bantuan Sosial (BANSOS) Pengembangan Usha Tani Terintegrasi. Dalam

rangka meningkatkan pendapatan petani, Pemerintah Provinsi Bali telah

mengembangkan Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) pada Tahun

Anggaran 2009, 10 Kelompok yang meliputi baik komoditi tanaman pangan,

perkebunan, peternakan maupun perikanan, kemudian T.A 2010 sebanyak

40 Kelompok, pada tahun 2011 sebanyak 150 Kelompok dan diharapkan

meningkatkan pendapatan petani di pedesaan dua kali lipat pada akhir 2013

(Rp.12.000.000/th).

Tabel Jumlah Simantri

Pengemb. Buah2an (Ha) Real. 2009-11 dan Taregt 2012-13

Jumlah Simantri Tahun 2009-2012 dan 2013

No Kabupaten Tuntas

2009 2010 2011 2012 2013 2013

1 Buleleng 4 12 26 20 21 83

2 Jembrana 1 2 12 12 11 38

3 Tabanan 1 4 16 21 10 52

4 Badung 1 1 10 5 9 26

5 Denpasar 0 1 4 3 0 8

6 Gianyar 1 2 21 20 11 55

7 Bangli 1 6 18 20 14 59

8 Klungkung 0 3 21 12 8 44

9 Karangasem 1 9 22 12 10 54

Jumlah 10 40 150 125 94 419

Jumlah SIMANTRI

Page 75: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

52

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2012.

Perlu dijelaskan bahwa penyaluran dana Bansos SIMANTRI sebanyak

30 milyar pada tahun 2011 sesuai dengan rencana usaha kelompok akan

digunakan untuk pembelian bibit buah-buahan sekitar 50.000 pohon, bibit

Jagung Komposit 12.204 kg, Kc. Tanah 33.762 kg, bibit sapi betina 2.920

ekr, Kambing 176 Ekr, Instalasi Biogas 150 unit, Pengolahan Pakan 150

unit, Pengolahan Kompos 150 unit, Instalasi Pengolahan Bio Urine 150 unit,

bibit kopi 43.000 phn, Intensifikasi Jambu mette 10.200 Phn, ikan Lele

173.600 Ekr, Nilam 200.000 ekr. Adapun Lokasi pengembangan pertanian.

2.4 Sasaran : Investasi, Industri Kecil, Koperasi dan UMKM

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra 2018

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Jumlah Investor berskala Nasional (PMA dan PMDN)

6.033 Negara

4.180 negara 8.275

2. Jumlah Investasi

Rp. 12,10 T

Rp. 6,70 T 61,11

3. Persentase Koperasi Aktif

90,19% 91% 95%

4. Jumlah Koperasi yang berprestasi

5. Jumlah UMKM

262.000 Unit

270.000 Unit 5.000 unit

6. Jumlah Nasabah Jamkrida

5.759 Unit

6.000 Unit 10.000 unit

Sumber :

Provinsi Bali masih tertinggal dibandingkan sejumlah daerah lain

seperti Jatim, Jabar, NTB, Jateng dan NTT yang sudah mendahului menjadi

Provinsi Koperasi. Pemerintah Provinsi Bali menjadi propinsi koperasi dalam

2011 ini dengan angka prosentase koperasi berkualitas di atas 61 persen.

Tahun 2012 Bali menargetkan akan sudah menjadi Provinsi Koperasi.

Page 76: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

53

Tetapi, masih ada kendala untuk mewujudkan Bali sebagai Provinsi Koperasi.

Pencanangan Bali sebagai Provinsi Koperasi oleh Pemerintah Provinsi Bali

bergulir sejak tahun 2009 dan ditargetkan tercapai tahun 2012.

Di Tahun 2012, 3 (tiga) koperasi di bali telah masuk daftar koperasi

skala besar nasional. Selanjutnya pada tahun 2013, dinas Koperasi dan

UMKM Provinsi Bali kembali akan mengajukan 3 (tiga) koperasi untuk masuk

ke tingkat nasional.

Gerakan-gerakan koperasi saat ini, predikat Provinsi Koperasi

tercapai, hal ini dilihat dari terutama persyaratan yang paling prinsip adalah

dari 9 (sembilan) Kabupaten/Kota di Bali, minimal 5 (lima) kabupaten sudah

sebagai kabupaten penggerak koperasi.

Pada tahun 2011 Bali sudah memiliki 7 kabupaten penggerak

koperasi. Yang belum hanya Tabanan dan Bangli. Bahkan, Badung sejak

tahun 2007 sudah sebagai kabupaten penggerak koperasi. Syarat kedua,

koperasi aktif di provinsi minimal 75 persen.

Pemerintah Provinsi Bali koperasi aktifnya sudah mencapai di atas 90

persen. Yang menjadi kendala adalah ada pada syarat ketiga, yakni minimal

50 persen koperasi harus berkualitas. Bali memiliki koperasi berkualitas

hanya mencapai kualitas 45 persen, saat dinilai tim surveyor independen dari

pusat tahun 2009-2010. Dari kendala itu, tahun 2010-2011 Pemerintah

Provinsi Bali melanjutkan melakukan pemeringkatan Koperasi Berkualitas.

Total tambahan pemeringkatan tahun 2011 diharapkan 563 Koperasi.

Dengan adanya tambahan 563 Koperasi yang masuk pemeringkatan,

Koperasi yang masuk kategori berkualitas 2.322 atau 61,66 persen.

Hal ini berkat antusiasme masyarakat lewat munculnya gerakan

koperasi yang terus meningkat serta adanya keberpihakan pemerintah

dengan fasilitas yang diberikan kepada koperasi seperti kredit tanpa agunan.

Sebanyak 4.149 koperasi di Bali mampu mempekerjakan tak kurang dari 17

ribu orang. Melihat kondisi seperti ini, pertumbuhan dan kualitas koperasi

harus terus ditingkatkan. Jika citra positif koperasi meningkat, akan tumbuh

kepercayaan pada anggota dan masyarakat. Koperasi akan lebih meningkat

lagi dan akan tumbuh terus sehingga mampu membuka lapangan kerja dan

mensejahterakan anggota. Dengan Bali sebagai Provinsi Koperasi, akan

tumbuh citra positif, citra positif menumbuhkan kepercayaan, kepercayaan

menumbuhkan fanatisme untuk memanfaatkan koperasi.

Dalam mewujudkan Provinsi Koperasi tersebut terdapat tiga kendala

pokok dalam koperasi yakni SDM, modal, dan pasar. Yang paling berkendala

adalah masalah SDM. Disebabkan pula karena kebanyakan koperasi dikelola

secara tradisional, belum memanfatkan administrasi yang profesional, masih

mengedepankan sistem kekeluargaaan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi,

Page 77: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

54

Kabupaten/Kota, dan Kementerian, tiap tahun menyediakan dana pelatihan

atau Bintek (bimbingan teknis) kepada anggota koperasi supaya bisa

mengelola koperasi dengan profesional.

Terkait upaya menumbuhkan koperasi berkualitas, Dinas Koperasi

Provinsi Bali telah melakukan koordinasi dengan seluruh dinas yang

menangani koperasi Kabupaten/Kota se-Bali, bahwa di tahun-tahun

mendatang, sebelum mengeluarkan izin koperasi, mereka wajib

menyerahkan satu orang tenaga/SDM untuk diberikan pelatihan/bintek. SDM

ini harus betul-betul sudah mendapatkan pendidikan koperasi dengan

sertifikat. Setelah itu baru akan dikeluarkan izin koperasinya.

Di tahun 2012 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali mencatat, sekitar

10 persen dari 4.407 koperasi di wilayah itu berkinerja kurang baik aktif atau

dalam kondisi tidak sehat. Berdasarkan catatan sampai sekarang dari 4.407

koperasi, sebanyak 346 koperasi dinilai dalam kondisi tidak sehat.

Saat ini sebanyak 90 persen di antaranya aktif dan hanya 10 persen yang

tidak aktif. persentase melebihi rata-rata tingkat nasional yang mencapai 25

persen tidak aktif. Bahwa dari jumlah itu, 129 koperasi di antaranya

merupakan binaan pemerintah provinsi yang juga semuanya berkinerja aktif.

Sebelumnya 21 koperasi itu berkinerja tidak aktif dengan sembilan koperasi

dibekukan karena tidak ada pengurus dan anggota, dua koperasi lain

membubarkan diri, dan sembilan koperasi lainnya ingin beroperasi kembali.

Perkembangan peragaan koperasi tahun 2008 sampai dengan tahun

2012 untuk koperasi aktif maupun non aktif mengalami peningkatan tetapi

jumlah anggota mengalami penurunan volume usahanya. Data tahun 2013

merupakan angka perkiraan/estimasi.

Tabel Perkembangan Keberadaan Koperasi di Provinsi Bali Tahun 2008 s.d. 2012

No Tahun Aktif

(buah)

Non

aktif

(buah)

Anggota

(orang)

Karyawan

(orang)

Vol. Usaha

(Rp.juta)

1 2008 3.248 256 849.781 13.902 3.646.021,22

2 2009 3.457 232 859.628 14.155 4.028.555,78

3 2010 3.766 383 892.292 17.635 6.707.331,90

4 2011 3.883 469 832.900 18.029 5.321.441,00

Page 78: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

55

5 2012 4.066 448 843.287 18.813 5.177.256,64

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali telah membuat

pedoman yakni izin pendirian koperasi belum bisa diproses tanpa adanya

pelatihan bagi para manajer koperasi. Izin belum bisa diproses kalau mereka

belum mengikuti pelatihan. Sehingga hal itu bisa menumbuhkan koperasi

yang berkualitas. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi di

daerah bali dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dari data dinas

koperasi dan UKM Provinsi Bali jumlah UMKM tahun 2011 mencapai 233.334

unit yang terdiri dari sector informal 169.119 unit dan sector formal 64.215

unit.

Tingginya pertumbuhan UMKM di Bali mempunyai dampak positif

dari segi penyerapan tenaga kerja, pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya khususnya di bidang ekonomi dan peningkatan pendapatan

domestic regional bruto. Walau sedemikian besar perannya, UMKM di Bali

masih menghadapi berbagai kendala lemahnya jaringan pasar, rendahnya

kualitas SDM yang dimiliki, masalah produksi dan teknologi serta masalah

permodalan.

Mengatasi kendala dalam pemenuhan modal bagi UMKM pemerintah

daerah Provinsi Bali mendirikan perusahaan penjaminan kredit daerah

(Jamkrida Bali). Dengan dorongan dari BI cabang Denpasar dan dukungan

pihak Legislatif maka pada tanggal 21 November 2010 berdirilah perusahaan

penjaminan milik masyarakat Bali dengan nama PT Jamkrida Bali Mandara.

PT Jamkrida Bali Mandara ini diharapkan mampu mengatasi

permasalahan kekurangan modal usaha bagi UMKM yang usahanya layak

namun kesulitan mengakses kredit karena keterbatasan agunan.

Sampai pada akhir desember 2011 saham PT Jamkrida Bali mendapat

dukungan yaitu:

Pemda Prov Bali Rp. 50 Miliar

Pemkab Karangasem Rp.75 juta

Pemkab Bangli Rp.500 juta

Pemkab Gianyar Rp. 500 juta

Pemkot Denpasar Rp.500 juta

Pemkab Badung Rp. 500 juta

Pemkab Tabanan Rp. 100 juta

Total Rp.52.175.000.000,-

Dengan asumsi UMKM yang dapat dijamin sebanyak 10.417 unit

usaha dengan rata-rata kredit 50 juta/nasabah. Diharapkan akan mampu

memberikan multiplier effect atau daya ungkit bagi perkembangan sector

Page 79: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

56

usaha lain terkait dengan usaha yang menerima kredit dan mendapat

penjaminan PT Jamkrida Bali Mandara tersebut.

Dalam upaya mengemban misi dari pihak-pihak yang

berkepentingan, PT Jamkrida Bali Mandara telah menjalin kerjasama

penjaminan dengan PT Bank Pembangunan Daerah Bali dan Lembaga

Keuangan non Bank PT Sarana Bali Ventura. Persyaratan utama mendapat

penjaminan adalah : UMKM harus visible atau layak mendapat kredit dari

bank atau lembaga keuangan.

Produk jaminan yang diluncurkan PT Jamkrida Bali Mandara adalah sebagai

berikut :

a. Penjaminan kredit mikro dan kecil : untuk membiayai sector usaha mikro

dan kecil atau penjaminan kredit usaha produktif

b. Penjaminan kredit multiguna : untuk membiayai berbagai keperluan

nasabah perorangan atau anggota koperasi pegawe atau koperasi

karyawan yang berpenghasilan tetap dengan coverage resiko

kemacetan kredit baik alas an kematian,PHK maupun kredit macet

lainnya.

c. Penjaminan kredit konstruksi pengadaan barang dan jasa : untuk

membiayai pekerjaan konstruksi atau pengadaan barang dan jasa atau

pengadaan proyek yang dibiayai berdasarkan APBN,APBD, dana BUMN

dan dana BUMD.

d. Penjaminan kredit linkage program : untuk penjaminan yang disalurkan

kepada end user melalui kerja sama pola executing antara bank atau

lembaga keuangan lainnya dengan BPR dan Koperasi sebagai pihak

terjamin.

Tabel 3.25 Data Penjaminan sampai dengan 30 September 2013

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

7. Sasaran Meningkatnya Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola.

Tabel Pencapaian Sasaran Meningkatnya Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra 2018

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

Realisasi

%

KETERANGAN Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Total

Plafond Kredit 38,337,500,000

564,675,600,000

195,698,700,020

798,711,800,020

Nilai Penjaminan

31,633,750,000

107,424,235,000

165,871,529,938

304,929,514,938

Jumlah Terjamin

464 4,875 2,306 7,645

Page 80: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

57

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Jumlah pegawai yang mengikuti diklat/kursus/bimtek

2. Jumlah Aparatur yang lulus S1/S2/S3

3.414 orang

3. Persentase PNS yang mendapat hukuman disiplin

4. Jumlah Unit Pelayanan yang mendapat penghargaan tingkat nasional

8. Sasaran Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pelestarian Kebudayaan

Provinsi Bali memiliki keterbatasan yang nyata terhadap

ketersediaan SDA, akan tetapi di sisi lain memiliki kebudayaan daerah dan

jasa-jasa lingkungan alam yang merupakan potensi dan andalan sebagai

sumber pembangunan. Prioritas Pembangunan daerah Bali diarahkan pada

pembangunan ekonomi di bidang pertanian dalam arti luas, pariwisata, dan

industri kerajinan. Oleh karena itu, pembangunan daerah digerakkan melalui

2 (dua) basis utama, yaitu basis sumber daya alam dan basis sumber daya

manusia yang ada di daerah. Pembangunan daerah Bali berlandaskan pada

kebudayaan yang dijiwai oleh Agama Hindu dan Konsep Tri Hita Karana

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui menyeimbangkan

tujuan ekonomi, pelestarian budaya, dan lingkungan hidup, oleh karena itu

dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di Bali pengelolaan lingkungan

dilaksanakan dengan menerapkan falsafah Tri Hita Karana tersebut.

Menyikapi berbagai persoalan lingkungan hidup di Bali. Provinsi Bali

telah mendeklarasikan program pengelolaan lingkungan dengan pendekatan

yang holistik dan komprehensif yaitu Program Bali Green Province. Bali

Green Province adalah komitmen Pemerintah Provinsi Bali bersama

Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, swasta, LSM, Perguruan Tinggi,

sekolah, Desa Pekraman dan seluruh komponen masyarakat Bali, dengan

segala daya dan upaya untuk mewujudkan Bali yang bersih, sehat, nyaman,

Page 81: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

58

lestari dan indah bagi generasi kini dan akan datang menuju tercapainya Bali

yang maju, aman, damai dan sejahtera (Bali Mandara).

Tiga strategi utama untuk menjalankan program Bali Green Province

yaitu:

1) Green Culture : Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya

(kearifan lokal) yang berwawasan lingkungan hidup, termasuk berbagai

aktivitas keagamaan baik yang berskala kecil, menengah maupun besar.

2) Green Economy : Mewujudkan perekonomian Daerah Bali yang mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun tetap dapat menjaga

kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk generasi masa kini dan yang

akan datang.

3) Clean and Green : Mewujudkan lingkungan hidup Daerah Bali yang

bersih dan hijau, sehingga dapat terbebas dari pencemaran dan

kerusakan sumberdaya alam.

Respons terhadap upaya pengelolaan lingkungan dilakukan melalui

pendekatan struktural dan non struktural. Pendekatan struktural melalui

pengembangan berbagai sarana dan prasarana lingkungan dan peningkatan

kegiatan rehabilitasi lingkungan dalam rangka mempercepat pemulihan

kondisi lingkungan yang mengalami degradasi. Pendekatan non-struktural

melalui pengembangan kebijakan pembangunan yang berwawasan

lingkungan meliputi kebijakan, rencana dan program pembangunan,

memperkuat kelembagaan serta anggaran; peningkatan kesadaran,

kepedualian dan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan lingkungan,

peningkatan ketaatan mayarakat terhadap lingkungan, mengembangkan

kemitraan pengelolaan lingkungan dan pendidikan bermuatan lingkungan

hidup.

Penduduk dan aktivitasnya merupakan sumber utama tekanan

terhadap lingkungan hidup. Secara teoritis, tekanan lingkungan hidup

berbanding lurus dengan jumlah penduduk serta penggunaan sumberdaya

alam serta jasa-jasa lingkungan dan dampak kerusakan dan/atau

pencemaran yang ditimbulkan persatuan penggunaannya. Aktivitas

pembangunan dalam sektor pariwisata di Provinsi Bali juga menimbulkan

tekanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup. Penurunan

jumlah lahan pertanian produktif akan boros lahan dan ketiadaan

perlindungan terhadap sector pertanian di Bali. Beberapa faktor yang menjadi

pendorong semakin maraknya alih fungsi lahan produktif yaitu tidak

terkontrolnya perluasan investasi lahan dan sumber daya alam dengan tidak

mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung Bali, seperti : Hotel,

Villa, lapangan golf, bisnis proferty, dan lain sebagainya. Serta menurunnya

Page 82: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

59

kualitas dan kuantitas kawasan hutan, danau, daerah resapan maupun

daerah daerah aliran sungai sehingga menurunkan ketersediaan air.

Tabel Pencapaian Sasaran Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pelestarian Kebudayaan

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra 2018

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Persentase penanganan sampah

67,1%

2. Persentase Penduduk berakses air minum

80,43%

3. Pencemaran status mutu air sungai utama

Sedang Baik

4. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL

100%

5. Rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk

79,45%

6. Persentase Penegakan hukum lingkungan

100%

7. Persentase ruang terbuka hijau

8. Rasio bangunan ber IMB persatuan bangunan

9. Ruang publik yang berubah peruntukkannya

Pemerintah Provinsi Bali hingga tahun 2013 telah melakukan upaya-

upaya pengelolaan lingkungan hidup melalui program/kegiatan antara lain

Penyusunan RAD-GRK, Program Pengendalian Pencemaran oleh Sampah,

Pemantauan Kualitas Air, Pemantauan Kualitas Udara, Analisi Kualitas Air

Limbah, Pengendalian Pencemaran Karbon Monoksida dan Bahan Perusak

Page 83: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

60

Ozon, Pengendalian Pencemaran Limbah B3, Pengendalian dan

Pengawasan Pemanfaatan SDA, Pengendalian Pemanfaatan Ruang,

Penataan dan Pengelolaan Lingkungan Menuju Bali Green Province,

Rehabilitasi Kerusakan Danau, Pengembangan Data dan Informasi

Lingkungan, Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistim Pesisir dan Laut,

Penegakan Hukum Lingkungan, Penaatan Hukum Lingkungan,

Pengembangan Desa Sadar Lingkungan, Kemitraan Dalam Pelestarian

Lingkungan Hidup, dan Peningkatan Sarana Prasarana dan Jejaring

Laboratorium Lingkungan.

Beberapa capaian yang terealisasi hingga tahun 2012 antara lain :

rekomendasi dokumen AMDAL yang ditetapkan oleh Komisi AMDAL Daerah

Provinsi Bali tahun 2011 sebanyak 28 buah, 9 laporan BKPRD dan 9 Laporan

kegiatan wajib AMDAL UKL. Sedangkan rekomendasi AMDAL tahun 2012

sebanyak 24 buah rekomendasi dokumen AMDAL, 9 laporan BKPRD dan 9

laporan kegiatan wajib AMDAL UKL.

Tahun 2011, Kegiatan Pengendalian Persampahan mengadakan

pelatihan pengelolaan sampah untuk 40 orang peserta dan pameran tentang

pengelolaan sampah selama 3 hari yang bertempat di Art Centre Denpasar.

Sedangkan pada tahun 2012 telah diadakan pengadaan 176 unit bak

sampah, 24 unit gerobak sampah, 12 unit mesin potong rumput yang di

serahkan kepada desa di seluruh kab./kota. Disamping itu juga telah

diadakan pelatihan pengelolaan sampah untuk 40 orang peserta. Pada

Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan di tahun 2011,

telah mengadakan 6 unit depo sampah, 11 paket peralatan pengelola

sampah, dan 12 unit mesin potong rumput.

Selama tahun 2011, penanganan kasus lingkungan hidup sebanyak

27 kasus, dan Penilaian Peringkat Kinerja Pentaatan Lingkungan Perusahaan

(PKPLP) untuk kegiatan yang berijin sebanyak 27 unit/usaha. Sedangkan

pada tahun 2012, terdapat 35 penanganan kasus lingkungan hidup dan 27

unit/usaha untuk Penilaian Peringkat Kinerja Pentaatan Lingkungan

Perusahaan (PKPLP) untuk kegiatan yang berijin .

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan prioritas untuk urusan

lingkungan hidup dari tahun 2011 – 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.26 Pencapaian Sasaran Peningkatan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pelestarian Kebudayaan.

Indikator Capaian 2011

Realisasi 2012

Target 2013

Realisasi 2013

1 2 4 5 6

Pengembangan sekolah Percontohan berwawasan Lingkungan hidup (eco School)

4 sekolah (44%)

8 sekolah 9 sekolah n/a

Page 84: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

61

Pengembangan kualitas SDM lingkungan hidup

66 org (60%)

66 org 110 org n/a

Pengawasan dan pembinaan instrumen lingkungan

48 lokasi (60%)

64 lokasi 80 lokasi 80 lokasi

Penegakan hukum lingkungan.

90 kasus (57%)

127 kasus 157 kasus 157 kasus

Sosialisasi Green Province secara berkelanjutan

18 kec. (32%)

57 kec. 57 kec. n/a

Pengembangan sarana pengelolaan sampah (WWG, Takura dan Pengkomposan.

221 unit (32%)

40 unit 651 unit n/a

Page 85: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

62

1 2 3 4 5

Pemantauan Kualitas Air

62 Titik sampling

115 Titik sampling

364 Titik sampling

364 Titik sampling

Pemantauan Kualitas Udara

36 Titik sampling

90 Titik sampling

45 Titik sampling

45 Titik sampling

Analisis Kualitas Air Limbah

- 50 Titik Sampling

20 Titik Sampling

20 Titik Sampling

Pengendalian Pencemaran Karbon Monoksida dan BPO

44 usaha bengkel AC/ Referigera-tor

36 usaha bengkel AC/ Referige-rator 1 paket iklan tayangan masyarakat

50 usaha bengkel AC/ Referige-rator

75 usaha bengkel AC/ Referige-rator

Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan

50 Paket buku laporan dan Data SLHD

50 Paket buku laporan dan Data SLHD

50 Paket buku laporan dan Data SLHD

50 Paket buku laporan dan Data SLHD

Peningkatan Sarana Prasarana dan Jejaring Laboratorium Lingkungan

Pembinaan 13 Lab. Lingkungan Prov/Kab /Kota

1 Paket peralatan laboratorium Pembinaan 13 Lab. Lingkungan Prov/Kab/ Kota

1 Paket peralatan laboratorium Pembinaan 13 Lab. Lingkungan Prov/Kab/ Kota

1 Paket peralatan laboratorium Pembinaan 13 Lab. Lingkungan Prov/Kab/ Kota

Sumber : Biro Ekbang Setda Provinsi Bali 2011, 2012, dan 2013 RPJMD Provinsi Bali diolah

Dengan melihat permasalahan di atas, ada beberapa upaya yang

dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Bali antara lain meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik dan benar, pembinaan dan

pengendalian sumber-sumber pencemaran udara, penyelenggaraan PROPER

(Program Peningkatan Kinerja Perusahaan), pengendalian limbah B3 (Bahan

Berbahaya dan Beracun), meningkatkan pengawasan terhadap tata guna lahan

yang sesuai dengan tata ruang, Meningkatkan pengelolaan konservasi dan

pendayagunaan sumber-sumber alam dan pelestarian keanekaragaman hayati

(biodiversitas), meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian

sumber daya alam, dan meningkatkan peran serta masyarakat/pemberdayaan

masyarakat perlu segera ditangani melalui Pendidikan, latihan, sosialisasi,

Fasilitasi sarana dan prasarana, Tegakkan aturan dengan keras dan jelas

dengan kegiatan pembinaan dan Pentaatan Hukum lingkungan dan Optimalisasi

kegiatan pendidikan hukum lingkungan.

Page 86: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

63

Dari tabel di atas, pencapaian prioritas Peningkatan Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan Pelestarian Kebudayaan antara lain pengembangan

sekolah percontohan berwawasan lingkungan hidup (eco school) pada tahun

2011 tercapai 44 persen dari (terdapat 4 Sekolah yang dijadikan contoh sekolah

berwawasan lingkungan. Tahun 2012 tercapai 8 sekolah yang dijadikan contoh

sekolah berwawasan lingkungan dari 6 sekolah yang ditargetkan. Selanjutnya di

tahun 2013 menargetkan sebanyak 9 sekolah untuk dijadikan percontihan

sekolah berwawasan lingkungan.

Selanjutnya melaksanakan pengembangan kualitas SDM bidang

lingkungan hidup yang ditargetkan di tahun 2013 sebanyak 110 orang dan baru

tercapai 66 orang atau 60 persen selama pelaksanaan dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2012. Dan di tahun 2012 terealisasi 66 orang (SDM) yang

meningkat pengetahuannya tentang lingkungan hidup.

Dalam rangka pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan

dilaksanakan pengawasan dan pembinaan intrumen lingkungan yang disasar

sebanyak 80 lokasi di tahun 2013, dan baru terealisasi 48 lokasi atau 60 persen

di tahun 2011. Dan di tahun 2012 terealisasi 64 lokasi yang mendapat

pengawasan dan pembinaan terhadap instrumen lingkungan.

Selanjutnya penegakan hukum lingkungan perlu juga ditegakkan

dimana 157 kasus yang ditargetkan tuntas diselesaikan pada tahun 2013, baru

90 kasus (57 persen) yang diselesaikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun

2011. Di tahun 2012 terealisasi 127 kasus dari 120 kasus yang ditargetkan

penegakkan kasus tentang lingkungan.

Dalam rangka mewujudkan lingkungan hidup yang bersih, hijau dan

lestari (bali green province) masyarakat diberikan sosialiasi mengenai Bali

Green Province secara berkelanjutan, dimana di tahun 2013 yang ditargetkan 57

kecamatan yang diberikan sosialiasi, baru terealisasi 18 kecamatan (32 persen)

dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Di tahun 2013 terealisasi 57 kecamatan

dari 39 kecamatan yang ditargetkan untuk diberikan sosialisasi mengenai Green

Province.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan melalui kearifan local, pemerintah mengembangkan

sarana pengelolaan sampah dari yang ditargetkan di tahun 2013 sebanyak 651

unit dan baru terealisasi 221 unit (32 persen) dari tahun 2009 sampai dengan

2011. Di tahun 2012 dari 337 unit sarana pengelolaan sampah yang

direncanakan untuk diberikan, terealisasi Cuma 40 unit saja.

Kebudayaan

Pemerintah Provinsi Bali setiap tahun menyelenggaraakan Pesta

Kesenian Bali, tidak hanya menampilkan ratusan sekaa/grup kesenian dari

Kabupaten/Kota di Bali tetapi juga diikuti partisipan dari kesenian provinsi lain

Page 87: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

64

dan kesenian manca negara. Selain Pesta Kesenian Bali, juga

diselenggarakan festival seni dan budaya di lokasi-lokasi pariwisata seperti

Festival Nusa Dua, Festival Kuta, Festival Sanur dan Festival Tanah Lot.

Jumlah penyelenggaraan festival kesenian budaya di Bali yang bersifat

nasional maupun internasional pada tahun 2012 adalah sebanyak 30

festival.

Di Bali Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya tersebar di

ribuan desa pakraman maupun sanggar-sanggar kesenian. Berdasarkan data

dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, pada tahun 2008 jumlah sarana

penyelenggaraan seni dan budaya sebanyak 2.835, pada tahun 2009

sebanyak 2.847, tahun 2010 sebanyak 2.865, dan pada tahun 2011 serta

tahun 2012 sebanyak 2.871.

Selain Taman Budaya di Provinsi Bali, masing masing

kabupaten/kota juga memiliki sarana penyelenggaraan seni budaya yang

namanya berbeda, seperti Gedung Pendopo Kesari di Jembrana, Gedung

Mario di Tabanan, Gedung Giri Kusuma di Bangli, Gedung Kesenian Gede

Manik di Buleleng, Balai Budaya di Gianyar, Gedung Kesenian di

Karangasem.

Benda, situs dan cagar budaya di Bali berbeda dengan daerah lain di

Indonesia, karena di Bali sebagian besar masih difungsikan oleh masyarakat

Bali sehingga bersifat hidup. Tercatat 96 persen benda situs dan kawasan

cagar budaya yang di lestarikan dari total 502 benda situs.

9. Sasaran : Peningkatan Ketentraman, Ketertiban, dan Keamanan

Capaian prioritas peningkatan Ketentraman dan Ketertiban,

Pengelolaan Bencana serta Pengamanan Terpadu Berstandar Internasional

dengan Penyediaan sistem deteksi dini meliputi pengadaan Alat-alat

keamanan, Pemeliharaan CCTV, Pelatihan aparatur dibidang intelijen, Bantuan-

bantuan alat keamanan, keterlibatan beberapa pihak terkait dalam deteksi dini.

Bahwa aksi terorisme perlu tetap diwaspadai karena sifat dan perilaku

gerakannya dapat bermutasi dengan cepat, dari aksi yang terang-terangan

menjadi aksi yang bersifat tidak terlihat, nonaktif, dan regeneratif. Langkah-

langkah yang telah dilakukan melaksanakan koordinasi dan komunikasi intensif

dengan komuniti intelijen baik di Bali maupun di Jateng, Jatim dan NTB,

meningkatkan kualitas SDM dengan diklat intelijen baik di BAIS TNI maupun di

BIN, Mengoptimalkan peran KOMINDA, mengupayakan menggalang,

membangun dan memelihara jaring intelijen.

Page 88: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

65

Tabel Pencapaian Sasaran Peningkatan Ketentraman, Ketertiban, dan Keamanan

No.

Indikator Kinerja

Capaian Tahun 2013

2014 Target akhir tahun

renstra 2018

Capaian s/d 2013

trhdp 2018 (%)

Target

Realisasi

%

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Angka Kriminalitas

21 15/10.000 pddk

10

2. Jumlah Demo

136 kali 60 kali 27 kali

3. Jumlah penyelesaian kasus pelanggaran Perda/ Pergub

1194 kasus

300 kasus 300 kasus

Tabel 3.27 Pencapaian Sasaran Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban, Pengelolaan Bencana serta Pengamanan Terpadu Berstandar Internasional.

Indikator Capaian 2011

Realisasi 2012

Target 2013

Realisasi 2013

1 2 3 4 5

Jumlah aparatur yang dilatih bidang Intelejen

90 org (69%)

25 org 130 org 90 org (69%)

Jumlah sarana dan prasarana sistem (CCTV) untuk Deteksi dan pencegahan Dini

15 CCTV (52%)

5 CCTV 29 CCTV

15 CCTV (52%)

Page 89: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

66

1 2 3 4 5

Jumlah masyarakat yang Meningkat wawasannya Tentang wawasan kebangsaan, kesadaran bela negara dan ideologi

1.200 org (67%)

100 org 1.800 org

1.200 org (67%)

Jaring deteksi dini 280 org (67%)

82 org 420 org

280 org (67%)

Sumber : Biro Ekbang Setda Provinsi Bali 2011 dan 2012, RPJMD Provinsi Bali diolah

Dalam rangka mengantisipasi ketentraman dan ketertiban

masyarakat guna memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat,

Badan Kesbangpol Provinsi Bali sesuai dengan tugas dan fungsinya

sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 85 Tahun 2011,

sampai dengan Tahun 2013 telah memasang 5 (lima) unit kamera CCTV

masing-masing dipasang di : 2 (dua) unit Kantor Gubernur Bali (di pintu

depan dan pintu belakang), 1 (satu) unit di sekitar Pura Jagatnatha, 1 (satu)

unit di sekitar Pura Batur Kabupaten Bangli, 1 (satu) unit di Pura Gua Lawah

Kabupaten Klungkung. Dan sampai dengan Tahun 2013, telah terpasang 16

(enam belas) unit Camera CCTV analog di sekitar Kantor Gubernur Bali

antara lan:

1 (satu) unit di Pintu masuk Kantor Gubernur sebelah barat;

1 (satu) unit di pintu keluar Kantor Gubernur sebelah timur;

1 (satu) unit di pintu belakang Kantor Gubernur;

1 (satu) unit di parkir Timur Kantor Gubernur;

1 (satu) unit di parkir Barat Kantor Gubernur;

1 (satu) unit di Loby Utama unit II lantai I;

1 (satu) unit di Pintu utara Unit II lantai I;

1 (satu) unit di Loby Utama Unit III lantai I;

1 (satu) unit di Pintu Utara Unit III lantai I;

1 (satu) unit di Pintu Timur Unit I;

1 (satu) unit di Pintu Tengah Unit I;

1 (satu) unit di Pintu Barat Unit I;

1 (satu) unit di Loby Wiswa Sabha;

1 (satu) unit di Unit II Lantai I R. CCTP;

1 (satu) unit di Unit II Lantai I R. CCTP;

1 (satu) unit di Unit II Lantai I R. CCTP;

Selain itu, Camera CCTV analog juga telah terpasang sebanyak 6 (enam)

di Lokasi Rumah Jabatan Gubernur/Jaya Sabha meliputi;

Page 90: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

67

1 (satu) unit di Pintu belakang Gedung Jaya Sabha;

1 (satu) unit di Pintu Masuk Gedung Jaya Sabha;

1 (satu) unit di Halaman belakang Gedung Jaya Sabha;

(tiga) unit di Ruang Kasub. Bag di Jaya Sabha;

Adapun biaya perawatan terhadap CCTV maupun Camera CCTV

analog tersebut diatas, telah dilaksanakan melalui Dana yang tersedia dalam

DPA SKPD Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali Tahun

Anggaran 2013 pada pekerjaan pemeliharaan CCTV pada Kegiatan

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor, sebesar Rp.

198.000.000,- (seratus sembilan puluh delapan juta rupiah).

Pemasangan Closed Circuit Television (CCTV) merupakan upaya

preventif dalam rangka pencegahan secara dini terhadap tindakan

kejahatan yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab. Dengan CCTV,

akan termonitor segala tindakan yang dilakukan, sehingga setiap individu

ataupun kelompok ada ”rasa takut/enggan” melakukan tindakan kriminal.

Efektifitas keberadaan CCTV telah membantu upaya menciptakan

keamanan wilayah, khususnya di tempat umum/tempat strategis. Selama ini

banyak kasus yang terekam melalui pesawat CCTV bisa segera

ditindaklanjuti. Hal ini membuktikan, keberadaan CCTV sudah memberikan

arti yang cukup penting bagi upaya menciptakan keamanan wilayah. Namun

demikian, kondisi keamanan suatu wilayah tidak bisa hanya mengandalkan

keberadaan CCTV. Untuk itu, kawasan yang telah dipasangi CCTV juga tetap

menggunakan sistem keamanan yang berbasis masyarakat. Artinya, sistem

patroli yang dilakukan oleh aparat berwenang (Kepolisian), juga melibatkan

sejumlah komponen masyarakat. Harus disadari bahwa CCTV hanya sebuah

alat bantu dalam menciptakan keamanan di suatu wilayah. Tanggung jawab

utama masalah ini tetap pada peran serta masyarakat setempat.

Untuk mengantisipasi kerawanan dibidang Suku, Agama, Ras, yang

mengundang potensi kerawanan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan

nasional, sampai saat ini telah dilaksanakan Bintek Pemantapan Wawasan

Kebangsaan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Pembauran

Kebangsaan (FPK) serta Forum Penguatan Pendidikan Kebangsaan dan

Pembinaan Ideologi.

Dalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam berpolitik

diperlukan terciptanya mindset yang sama dalam pembangunan politik yang

ditempuh melalui forum komunikasi dan konsoltasi ormas, LSM, dan yayasan

provinsi Bali, Fasilitasi kegiatan organisasi kemasyarakatan, dan

pengembangan dan pemberdayaan partai politik, sebagai bagian infra

struktur politik untuk menunjang program pemerintah dalam pembangunan

politik

Page 91: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

68

Terkait dengan upaya peningkatan ketentraman dan ketertiban,

pengamanan terpadu berstandar internasional ada beberapa kegiatan yang

telah terealisasi tahun 2011 yaitu terlaksananya kegiatan Pembekalan

pemanfaatan fungsi jaringan deteksi dini dan pengawasan orang asing dan

pemantauan ijin penelitian, Pengembangan pemeliharaan ketentraman dan

ketertiban masyarakat, melaksanakan operasional/koordinasi komintel serta

Pengembangan sistem jaringan komunikasi terinskripsi pemantauan

keamanan terpadu standar internasional. Selanjutnya pada tahun 2012 telah

dilaksanakan kegiatan sosialisasi Permendagri Nomor 49 tahun 2010 tentang

Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat di Daerah,

sosialisasi Permendagri Nomor 50 Tahun 2010 tentang Pemantauan Tenaga

Kerja Asing di Daerah, Sosialisasi Forum Kewaspadaan ini Masyarakat

(FKDM), dan bintek FKDM sebanyak 30 orang.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi hal di atas antara

lain dengan meningkatkan koordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk

meningkatkan peran petugas di pintu-pintu masuk Bali dan meningkatkan peran

Hansip/Linmas dalam melakukan monitoring penduduk pendatang.

2.7 Sasaran : Peningkatan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Pembangunan infrastruktur jalan mendapat perhatian serius

Pemerintah Provinsi Bali, sebab ketersediaan prasarana jalan yang baik dan

berkualitas menjadi syarat mutlak dalam upaya memajukan perekonomian

Pulau Bali. Lebih dari itu, jalan yang berkualitas merupakan salah satu faktor

pendukung pembangunan sektor pariwisata. Menyadari hal tersebut, pada

tahun anggaran 2013 ini Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas PU

mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 164,96 Milyar untuk penanganan

infrastruktur jalan.

Alokasi dana sebesar itu antara lain dimanfaatkan untuk pemeliharaan

jalan provinsi sebesar Rp. 71,81 milyar lebih atau sebesar 43,53 persen,

peningkatan jalan sebesar Rp. 88,01 milyar lebih atau 53,35 persen. Dana

juga dialokasikan untuk perencanaan dan pengawasan tehnik jalan dan

jembatan Rp. 4,54 milyar lebih serta koordinasi dan pemeliharaan peralatan

sebesar Rp. 589,3 juta.

Tidak semua jalan di Bali ini statusnya Jalan Provinsi. Ada juga jalan

nasional dan kabupaten. Sesuai dengan data Dinas PU Bali, panjang ruas

jalan provinsi hingga saat ini 860, 53 KM dan tersebar di sembilan

kabupaten/kota. Dari total ruas jalan provinsi tersebut, sepanjang 35,505 KM

dilakukan peningkatan jalan, sementara sisanya mendapat pemeliharaan

rutin.

Page 92: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

69

Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan dapat dibedakan atas jalan

arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Panjang jaringan jalan arteri di Bali

sampai tahun 2012 adalah jalan Arteri 419,89 km, jalan kolektor I 169,53 Km

dan Kolektor II 462 km dan jalan lokal 421,07 km. Berdasarkan jenis

permukaan, seluruh panjang jalan nasional telah beraspal, dan jalan Provinsi

yang beraspal 875,57 km, jalan tanah 7,50 km, sedangkan jalan kabupaten

yang beraspal 5332,30 Km, jalan kerikil 175,09 km dan 458,34 Km jalan

tanah. Dengan kondisi topografi daerah Bali yang banyak terdapat aliran

sungai, maka agar prasarana jalan menjadi satu kesatuan sistem jaringan,

prasarana jalan tersebut memerlukan adanya bangunan jembatan.

Jumlah seluruh jembatan sampai dengan tahun 2013 sebanyak 826

buah dengan panjang bentang jembatan 15.984,78 meter, terdiri dari

jembatan nasional 222 buah dengan panjang bentang 5.211,24 meter,

jembatan provinsi 137 buah dengan panjang bentang 3.503,70 meter dan

jembatan kabupaten 467 buah dengan panjang bentang 7.269,84 meter.

Pencapaian prioritas Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Wilayah

Bali Tahun 2013 disampaikan pada Tabel berikut.

Tabel 3.28 Pencapaian Sasaran Peningkatan Pembangunan Insfrastruktur Wilayah

Indikator Capaian 2011

Realisasi 2012

Target 2013

Realisasi 2013

1 2 3 4 5

Penanganan Kondisi Jalan

- Mantap - Tidak mantap

673,37 km 187,16 km

80,42 persen 19,58 persen

774,477 km 84,053 km

684,37 Km 176,16 Km

Prasana Irigasi 223.130 km

2.072,95 km

295,320 km

12,228 Km - Saluran

pembawa

Pantai terabrasi 184 km 181,70 km 87,54 km 0,409 Km

Penumpang Transbagita

205.101 org

626.051 org 647.485 org

801.829 org

Sumber : Biro Ekbang Setda Provinsi Bali 2011, 2012 dan 2013 RPJMD Provinsi Bali diolah

Bali sebagai Pulau Dewata salah satu Destinasi Pariwisata dan tempat

berlangsungnya Event Internasional menuntut semua pihak untuk

memperhatikan Kondisi Infrastruktur sebagai salah satu upaya Meningkatkan

pertumbuhan Ekonomi dan mempercepat Pertumbuhan Ekonomi dan salah

satu cara yang paling sederhana untuk mengangkat Citra Bangsa Sehingga

ada beberapa Isu Infrastruktur yang harus direspon diantaranya : Kondisi

Jalan Yang Belum Mantap, Volume Lalu Lintas, dan Over Weight (Kelebihan

Tonase)

Permasalahan Pokok Volume Lalu-Lintas Jalan Provinsi di Bali antara

lain beberapa Ruas Jalan Provinsi telah mengalami Tingkat Pelayanan Jenuh

Page 93: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

70

diantaranya Jalan Hasanudin-Jalan Udayana, Jalan Surapati, Jalan Gunung

Agung-Gunung Sanghyang dan lain-lain. sehingga program-program

pendukung manajemen dan rekayasa lalu-lintas menjadi skala yang cukup

prioritas untuk mengurangi kemacetan lalu lintas pada ruas-ruas Jalan Provinsi.

Terbatasnya Pengembangan Sub Sistem Jaringan dgn Pertumbuhan

Kendaraan yang jauh lebih pesat akan menimbulkan Degradasi Level Of

Service, untuk itu Sistem Angkutan Umum Massal (AUM) kami berikan

perhatian khusus sebagaimana kota-kota Metropolitan Lainnya di Dunia. Beban

lalu-lintas yang didukung beberapa Jalan Provinsi di Bali melebihi daya dukung

jalan, sehingga menyebabkan Kerusakan Dini, sehingga Sub Sistem

Kelembagaan yang ada perlu diperkuat serta peningkatan kesadaran para

penyedia jasa (Pemilik Kendaraan/Sopir/Perusahaan) perlu untuk ditingkatkan.

Jalan yang direncanakan dengan Beban Gandar 8 Ton selanjutnya

menerima Beban Gandar 16 Ton, akan menyebabkan Umur Rencana Menjadi

1/16 dari Umur Rencana Standar yang direncanakan. Akibatnya terjadi

Kerusakan Dini maka Biaya pemeliharaan menjadi 16 Kali dari Biaya Standar.

Permasalahan Pokok Jalan di Bali, antara lain : Kebutuhan biaya Penanganan

Jalan cukup besar, dan bila terjadi keterlambatan penanganan kerusakan kecil

(pemeliharaan rutin) akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah sehingga

harus ditangani dengan Jenis Penanganan yang lebih tinggi (Pemeliharaan

Berkala maupun Peningkatan Jalan). Beban lalu-lintas yang didukung

sepanjang Jalan Provinsi di Bali melebihi daya dukung jalan sehingga

menyebabkan Kerusakan Dini, dengan angka pertumbuhan lalu lintas yang jauh

melampaui pertumbuhan jaringan menyebabkan LHR menjadi semakin tinggi,

berakibat tingkat pelayanan menjadi menurun (V/C ratio mendekati 1,0)

Secara Umum dari 819 Paket Kontrak yang harus ditangani oleh Dinas

PU dan Dinas Perhubungan telah sesuai dengan Schedulle yang direncanakan,

meskipun ada 3 paket Kontrak yang gagal Tender akibat sanggahan banding

yang disetujui oleh PA yaitu Paket pengadaan Alat di UPT Bali Selatan dan Bali

Utara serta Paket Pengadaan Halte Bus Portable dan E – Ticketing System

pada Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi.

Layanan transportasi publik Trans SARBAGITA diharapkan dapat

menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di kawasan

metropolitan (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan). Dengan layanan

berkualitas dan harga terjangkau, masyarakat diharapkan mulai beralih ke

angkutan massal ini. Sebagaimana diketahui, Denpasar sebagai Ibu Kota

Provinsi Bali memberikan pengaruh sangat besar kepada kabupaten

sekitarnya yaitu Badung, Gianyar dan Tabanan yang membentuk satu

kesatuan geografis dan ekonomis atau biasa disebut Metropolitan

SARBAGITA.

Page 94: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

71

Jumlah penduduk di wilayah SARBAGITA mencapai 1.886.162 jiwa

dengan pergerakan orang keluar masuk Bali sebanyak 21.702.308 orang

atau mencapai 59.458 orang/hari dalam kurun waktu 12 tahun terakhir.

Penomena tersebut tak dibarengi dengan pelayanan angkutan umum yang

baik. Sehingga sebagian besar pergerakan masyarakat menggunakan

kendaraan pribadi. Alhasil penggunaan kendaraan pribadi mencapai 91,20

persen dengan kenaikan rata-rata 10,69 persen tiap tahunnya. Sementara

penambahan infrastruktur jalan hanya sekitar 1,99 persen tiap tahunnya.

Kondisi inilah yang menimbulkan kamacetan lalu lintas di pusat kota dan juga

ruas jalan penghubung lintas antar kawasan bawahan.

Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali terus melakukan

berbagai upaya untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang terjadi pada

sejumlah ruas jalan di kawasan SARBAGITA. Selain penambahan dan

peningkatan kualitas infrastruktur jalan, Pemerintah Provinsi Bali juga

berupaya menyediakan transportasi publik yang memadai dengan

meluncurkan trans SARBAGITA. Secara resmi mulai beroperasi pada 18

Agustus 2011, untuk tahap awal Trans SARBAGITA menyediakan 15 armada

melayani rute Batubulan, Gianyar menuju Nusa Dua, Badung serta kondisi

pada tahun 2013 sudah tersedia 25 armada.

Rute awal ini disebut juga Koridor 1 yang melalui Batubulan-Sanur-

Dewa Ruci-Sentral Parkir Kuta-Sunset Road-Dewa Ruci-Kedonganan-Bualu-

BTDC PP. Secara bertahap, Pemerintah Provinsi Bali terus meningkatkan

pelayanan bagi masyarakat pengguna anggkutan Trans SARBAGITA.

Terhitung mulai Jumat, 10 Agustus 2012, Trans SARBAGITA mulai

mengoperasikan armadanya untuk melayani koridor 1 yang melalui trayek

GOR Ngurah Rai – GWK. Koridor 1 akan melayani penumpang dari GOR

Ngurah Rai (halte SMAN 7 Denpasar) hingga halte GWK secara PP.

Pengoperasian koridor 1 didukung 10 bus sedang dengan kapasitas 20

penumpang duduk dan 15 berdiri, hingga semester I tahun 2013 Trans

SARBAGITA telah mengoperasikan Pelayanan Bus di 2 Trayek Utama

dengan beberapa Trayek Pengumpan/Feeder oleh Kabupaten/Kota yang

dilalui. Pengoperasian koridor I dan II didukung 15 Bus Besar dan 10 Bus

Sedang.

Dari jumlah tersebut, yang dioperasikan setiap harinya 22 buah,

sedangkan 3 bus disiapkan untuk cadangan. Jam operasinya mulai pukul

05.00 Wita hingga 21.00 Wita. Dipilihnya jenis bus sedang ini, terkait dengan

rute dalam kota yang akan dilewati Trans SARBAGITA koridor 1 dan untuk

koridor 2 mengoperasikan Bus Besar dengan kapasitas 50 Penumpang.

Mulai beroperasinya koridor 1 dan 2 ini mampu memberikan pelayanan yang

lebih luas kepada masyarakat pengguna jasa angkutan umum.

Page 95: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

72

Selain itu, pengoperasian Trans SARBAGITA pada koridor satu dan

dua juga diharapkan mampu menekan penggunaan kendaraan pribadi.

Dengan demikian, kemacetan yang biasa terjadi di sejumlah ruas jalan akan

bisa dikurangi Trans SARBAGITA beroperasi tiap hari mulai pukul 05.00 wita

hingga 21.00 wita, sesuai jadwal dengan headway keberangkatan setiap 15

menit. Bus Trans SARBAGITA hanya menaikkan-menurunkan penumpang di

halte yang telah disediakan selama 60 detik. Dengan tarif Rp. 3.000 untuk

dewasa dan Rp. 2.500 untuk anak-anak, masyarakat bisa menikmati layanan

transportasi yang nyaman.

Pembangunan urusan pekerjaan umum sangat penting dalam

menggerakkan perekonomian daerah dan nasional melalui pemenuhan

kebutuhan pelayanan dasar dalam upaya mendorong percepatan

terwujudnya kesejahteraan serta keadilan bagi masyarakat. Pembangunan

infrastruktur mencakup pembangunan sarana dan prasarana dasar yang

dapat mempermudah akses masyakarat. Memenuhi kebutuhan dan minat

masyarakat akan kebutuhan transportasi serta mendukung kelanjutan

Jaringan Trayek, UPT. Trans Sarbagita pada tahun 2014 berencana untuk

melaunching Trayek Sanur - Petitenget dengan asumsi bantuan bus dari

Kementerian Perhubungan dapat terealisasi pada Tahun 2013 atau awal

2014.

Dalam RPJMD Bali tahun 2008-2013, program-program yang

ditetapkan untuk menunjang kebijakan pembangunan urusan pekerjaan

umum yaitu :

1. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan

pengairan lainnya;

2. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan SDA

lainnya;

3. Penyediaan dan pengelolaan air baku;

4. Pengendalian banjir dan pengamanan pantai.

Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan

jaringan pengairan lainnya, dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan

jaringan irigasi yang menjadi kewenangan provinsi pada khususnya. Sampai

dengan tahun 2012, jaringan irigasi kewenangan provinsi tercatat sepanjang

1.412.032 Km, diantaranya dalam kondisi baik sepanjang 1.063.388 Km

(75,31 persen) dan dalam kondisi rusak sepanjang 348.644 Km (24,69

persen). Kondisi ini lebih baik dari kondisi tahun 2011, dimana jaringan irigasi

dalam kondisi baik sepanjang 1.056.284 Km (74,80 persen), dan kondisi

rusak sepanjang 355.748 Km (25,19 persen).

Kondisi jaringan irigasi yang membaik ini disebabkan karena telah

dilaksanakannya rehab pada 6 (enam) Daerah Irigasi (DI), yaitu: DI Tiyingtali

Page 96: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

73

Kabupaten Buleleng, DI Palasari Kabupaten Jembrana, DI Caguh Kabupaten

Tabanan, DI Gerana Kabupaten Badung, serta DI Tungkub Kabupaten

Tabanan/Badung. Disamping itu, juga dilakukan pemeliharaan berkala

jaringan irigasi yang telah dibangun di 8 (delapan) Kab./Kota kecuali

Kabupaten Karangasem.

Tabel 3.29 Kondisi Jaringan Irigasi Kewenangan Provinsi Tahun 2012

No Uraian Kondisi (Km)

Panjang Baik Rusak Rasio Ket.

1 Jaringan Primer 129.688 116.269 13.419 89,53

2 Jaringan Sekunder 355.528 263.099 92.429 74,00

3 Jaringan Tersier 926.816 760.139 166.677 82,02

Jumlah 1.412.032 1.063.388 348.644 75,31

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2013

Dari data diatas, dapat ditunjukkan hanya 75,31 persen jaringan

irigasi dapat berfungsi secara optimal. Perbandingan antara panjang jaringan

irigasi terhadap luas lahan budidaya (Rasio jaringan irigasi) kewenangan

provinsi sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 53,20 persen yang terdiri

dari : jaringan primer 985.562 Km, jaringan sekunder 1.259.819 Km, dan

jaringan tersier 2.996.799 Km, serta dengan luas budidaya (luas fungsional)

98.533 Ha. Luas lahan budidaya menurun dari tahun 2010 seluas 100.412

Ha. Hal ini menunjukkan jaringan irigasi yang tersedia belum dapat

memberikan pelayanan secara optimal yang disebabkan luas lahan budidaya

(luas fungsional) tidak berimbang dengan panjang jaringan irigasi, tingkat

kerusakan jaringan, serta terbatas/berkurangnya pasokan air baku.

Perkembangan rasio jaringan irigasi di Provinsi Bali ditunjukkan dalam tabel

berikut :

Tabel 3.30 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2007 s.d 2012

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jaringan Primer 985.562 985.562 985.562 985.562 985.562

2 Jaringan Sekunder

1.259.819 1.259.819 1.259.819 1.259.819 1.259.819

3 Jarigan Tersier 2.996.799 2.996.799 2.996.799 2.996.799 2.996.799

4 Luas Budidaya (Luas Fungsional)

100.412 100.412 98.533 98.533 94.150

5 Rasio 52,21 52,21 53,20 53,20 56,00

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2012.

Dalam rangka pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai,

danau dan sumber daya air lainnya, pada tahun 2013 pemerintah Provinsi

Page 97: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

74

Bali telah melakukan kegiatan pemeliharaan Embung Tembok Kab. Buleleng,

Embung Pura Gae, Embung Ban dan Embung Tukad Mantri di Kab.

Karangasem, serta pemeliharaan Danau Buyan. Sedangkan dalam rangka

penyediaan dan pengelolaan air baku, pemerintah Provinsi Bali telah

berkontribusi dalam penyediaan lahan lanjutan untuk pembangunan

Bendungan Titab di Kab. Buleleng yang ditargetkan untuk melayani 3 (tiga)

kecamatan, yakni Kecamatan Busungbiu, Seririt, dan Gerokgak. Terkait

dengan program pengendalian banjir, pada tahun 2013 telah dilakukan

kegiatan pembangunan pengamanan pantai di Desa Penyaringan, Kab.

Jembrana dan Pengamanan Pantai Gerombong di Kab. Karangasem

Perumahan

Pembangunan urusan perumahan dilaksanakan melalui program dan

kegiatan ke-Cipta Karya-an. Adapun program-program yang ditetapkan

dalam RPJMD Bali tahun 2008-2013 untuk menunjang kebijakan

pembangunan urusan perumahan, yaitu :

1. Bedah rumah,

2. Pengembangan perumahan dan permukiman,

3. Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

Pemerintah Provinsi Bali telah mencanangkan program bedah rumah

dengan melaksanakan pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat

kurang mampu. Pada tahun 2012 telah dilakukan bedah rumah sebanyak

1.945 unit dengan anggaran mencapai 38,90 milyar rupiah, yang meningkat

dari tahun 2011 sebanyak 1.636 unit dengan anggaran sebesar 38,72 milyar

rupiah. Program bedah rumah ini juga menyertakan keterlibatan dari LSM

dan peran serta pihak swasta dalam wujud CSR. Realisasi bedah rumah

yang bersumber dari CSR pada tahun 2012 mencapai 557 unit, yang

meningkat dari tahun 2011 sebanyak 522 unit dengan anggaran mencapai

10,44 milyar.

Realisasi cakupan pelayanan air minum Provinsi Bali sampai tahun

2012 baru mencapai 59,71 persen yang terdiri dari cakupan wilayah

perkotaan 62,83 persen dan perdesaan 52,82 persen. Hal tersebut meningkat

dari tahun 2011 sebesar 59,18 persen yang terdiri dari cakupan perkotaan

62,02 persen dan perdesaan 52,22 persen. Untuk dapat mewujudkan target

MDGs sebesar 75,00 persen pada tahun 2015, sangat dibutuhkan kerja keras

dari segenap elemen terkait. Perkembangan cakupan pelayanan air minum

Provinsi Bali sebagaimana ditunjukkan dalam tabel dibawah.

Tabel 3.31 Perkembangan Cakupan Pelayanan Air Minum Provinsi Bali.

No Uraian Tahun

2010 2011 2012

Page 98: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

75

1 Perkotaan 59,25 62,02 62,83

2 Perdesaan 49,81 52,22 52,82

3 Rata-rata 56,57 59,18 59,71

Target -

- 63,86

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2012

Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih telah

dikembangkan sistem penyediaan air baku Telagawaja di Kabupaten

Karangasem. Sampai tahun 2013 sudah dilakukanPengembangan SPAM di

Desa Manukaya Anyar, Kec. Tampaksiring, Kab. Gianyar, Pengembangan

SPAM di Dusun Mekayu Desa Lalang Linggah Kec. Selemadeg Barat Kab.

Tabanan, SPAM Telagawaja di Kec. Selat Kab. Karangasem, SPAM

Guyangan di Kec. Nusa Penida, Kab. Klungkung, Pembangunan SPAM di

Desa Toya Mule, Kec. Kintamani, Kab. Bangli, SPAM di Br. Galih Ukir, Desa

Padangan Kec. Pupuan Kab. Tabanan, Pembangunan SPAM Penet Unit

Distribusi dan SPAM Petanu serta Pengawasan Pembangunan SPAM

Petanu di Denpasar. Untuk sistem air minum regional mulai tahun 2012

dilaksanakan pembangunan sistem peyediaan air minum Petanu 300 lt/dt

untuk melayani kebutuhan air minum Kab. Gianyar, Kota Denpasar, dan Kab.

Badung.

Penataan Ruang

Bali merupakan satu kesatuan ruang, mecakup ruang daratan, laut,

dan udara, dengan cakupan luas ruang daratan kurang lebih 563.666 Ha,

merupakan satu kesatuan ekosistem pulau kecil merupakan bagian dari satu

kesatuan ruang besar yaitu ruang wilayah negara Republik Indonesia. Dalam

konteks nasional, Bali merupakan sebuah pulau kecil yang tidak memiliki

sumber daya alam yang melimpah, namun memiliki keunggulan komparatif

dari segi keunikan budaya dan keindahan alam, yang merupakan modal

dasar bagi Bali dalam menyelenggarakan pembangunan wilayahnya.

Keunikan budaya dan alam tersebut telah menempatkan Bali sebagai salah

satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia dan Dunia dan dinyatakan

sebagai pulau terindah di dunia.

Pesatnya pembangunan di Bali akibat tumbuhnya sektor pariwisata

membutuhkan upaya-upaya pengendalian agar tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap kelestarian lingkungan, baik fisik maupun sosial-budaya.

Rencana tata ruang dan dokumen perencanaan lainnya diharapkan bisa

mewujudkan konsep satu kesatuan tata ruang yang dinamis dan dapat

mengantisipasi tuntutan perkembangan pembangunan mengarah kepada

pelestarian lingkungan sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana yang

berintikan unsur-unsur nilai keseimbangan hubungan antara manusia dengan

Tuhan, antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan

lingkungannya. Implementasi dari falsafah tersebut untuk menjaga

Page 99: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

76

keberlanjutan pembangunan, karena semua kegiatan manusia membutuhkan

ruang.

Bali telah memiliki rencana tata ruang sejak tahun 1988 dan

ditetapkan menjadi Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 6

Tahun 1989 tentang Rencana Umum Tata Ruang Daerah Propinsi Daerah

Tingkat I Bali. Kemudian diubah pada tahun 1995 dengan Peraturan Daerah

Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1996, tentang Perubahan

Terhadap Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 6 Tahun 1989 tentang

Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat I Bali, yang kemudian diubah

lagi dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun

1999, terutama menyangkut jumlah kawasan pariwisata. Selama kurun

berlakunya Peraturan Daerah tersebut telah terjadi berbagai perkembangan

kebijakan baru yang belum diakomodasi, sehingga kembali dilakukan

perubahan menjadi Perda Nomor 3 Tahun 2005. Terbitnya Undang-Undang

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengakibatkan Perda

Nomor 3 tahun 2005 diubah kembali/dilakukan penyesuaian menjadi Perda

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali

Tahun 2009-2029 yang ditetapkan pada tanggal 28 Desember 2009.

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan

ruang wilayah Provinsi Bali yang berkualitas, aman, nyaman, produktif,

berjatidiri, berbudaya Bali, berwawasan lingkungan dan berlandaskan Tri Hita

Karana dengan: (1) terwujudnya keterpaduan perencanaan tata ruang

wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, (2) terwujudnya keterpaduan

pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di

dalam bumi, (3) terwujudnya keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang

dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya Bali akibat

pemanfaatan ruang, (4) terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam secara

berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, (5) terwujudnya

keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah kabupaten/kota

dan kegiatan antarsektor, selain itu adalah terwujudnya pemanfaatan ruang

yang tanggap terhadap mitigasi dan adaptasi bencana.

Sejak Perda Nomor 16 tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029, sebagai operasional dari perda

tersebut telah disusun berupa materi teknis dan raperda yang selanjutnya

akan dibahas menjadi perda. Beberapa materi teknis sebagai rencana rinci

sampai tahun 2011 telah tersususn sebanyak 18 (delapan belas) Rencana

Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Provinsi telah disusun dokumen

akademis meliputi :

a. RTR Kawasan Jalan Tohpati-Kusamba,

Page 100: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

77

b. RTR Kawasan tempat suci Pura Besakih,

c. RTR Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Ayung,

d. RTR Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih,

e. RTR Kawasan strategis Pariwisata Candidasa,

f. RTR Kawasan strategis Pariwisata Air Sanih,

g. RTR Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus Tanah Lot

h. RTR Kawasan Pariwisata Ubud,

i. RTR Kawasan Teluk Benoa,

j. RTR Kawasan Industri Pengambengan,

k. RTR Kawasan Pelabuhan Tanah Ampo,

l. RTR Kawasan DAS Tukad Penet,

m. RTR Kawasan DAS Tukad Pakerisan,

n. RTR Kawasan DAS Tukad Yeh Ho,

o. RTR Kawasan DAS Tukad Ayung,

p. RTR Kawasan DAS Tukad Petanu,

q. RTR Kawasan Kawasan Strategis Provinsi Terpadu dan Lintas pada 4

(empat) kabupaten (Tabanan, Badung, Buleleng dan Bangli) dan

r. arahan peraturan zonasi sistem provinsi.

Dalam mendukung pelaksanaan penataan ruang yang baik

diperlukan peta sebagai alat untuk memudahkan interprestasi spasial.

Hingga akhir tahun 2012 peta berupa raser dan vektor. Peta raster berupa

peta citra satelit resolusi tinggi seluruh Bali, sedangkan peta vektor/peta garis

dengan skala 1:25000 dan 1:250000 untuk seluruh Bali. Untuk memudahkan

dalam mendukung membuat keputusan dan penampilan peta tersebut telah

dibangun sebuah aplikasi yang berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG)

yang selanjutnya untuk kegiatan tahun berikutnya diharapkan dapat

mendukung sistem informasi penataan ruang.

Berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

Bali Nomor 31 Tahun 2012 tentang Program Legislasi Daerah (Prolegda)

Provinsi Bali Tahun 2013 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bali,

sebanyak 3 (tiga) Raperda sudah diagendakan dalam program legislasi yaitu:

RTR Kawasan strategis Pariwisata Candidasa di Kabupaten Karangasem,

RTR Kawasan Strategis Pariwisata Air Sanih di Kabupaten Buleleng

keduanya sebagai kawasan strategis provinsi. Sedangkan Raperda Arahan

Peraturan Zonasi Sistem Provinsi merupakan tindaklanjut amanat Pasal 36

ayat (3) huruf b, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penataan

Ruang.

Sesuai ketentuan Pasal 18 ayat (2) dan Pasal 78 Ayat (4) huruf c,

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sampai

akhir Tahun 2012, semua raperda kabupaten/kota tentang rencana tata

Page 101: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

78

ruang wilayah kabupaten/kota telah mendapatkan Rekomendasi Gubernur

dan Persetujuan Substansi dari Menteri Pekerjaan Umum sebagai

persayaratan sebelum pembahasan di DPRD Kabupaten/Kota.

Dalam melaksanakan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan

harmonisasi rencana tata ruang wilayah provinsi dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, kelembagaan penataan ruang diperlukan

dalam menunjang penyelenggaraan penataan ruang. Pemerintah Provinsi

Bali telah membetuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)

Provinsi Bali berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 231/02-

C/HK/2012 tertanggal 16 Pebruari 2012 tentang Pembentukan dan Susunan

Keanggotaan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi

Bali. Semua pemerintah kabupaten/kota juga telah membentuk Badan

Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD). Pembentukan Badan

Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) mengacu ketentuan

Permendagri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan

Ruang Daerah.

Sebagai upaya mewujudkan kualitas ruang yang semakin baik yang

didukung dengan sumberdaya manusia yang memadai sampai tahun 2012

telah dilaksanakan Bimbingan Teknis Penataan ruang dengan melibatkan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait yang termasuk dalam

anggota BKPRD Provinsi Bali dan BKPRD kabupaten/kota dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ditugaskan dalam bidang

penataan ruang.

Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah menentapkan Perda tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sebanyak 5 (lima)

Kabupaten/kota dan sebanyak 4 (empat) kabupaten sedang dalam proses

penetapan perda. Status dan kemajuan penyesuaian rencana tata ruang

wilayah kabupaten/kota sebagaimana Tabel berikut.

Tabel 3.32 Status dan Kemajuan Penyesuaian Perda tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota per Desember 2012

Page 102: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

79

No. KAB/KOTA

PERSETUJUAN SUBSTANSI EVALUASI RAPERDA

STATUS

Gubernur Menteri PU Keputusan Gubernur

(ttg. Evaluasi) No. Perda

. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar.

Tanggal 24 Mei 2010 No. 650/2122/Bappeda

Tanggal 21 Maret 2011 No. HK.01 03-Dr/134

- No. 1826/02-C/HK/2011, tanggal 9 Desember 2011

- No. 27 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Denpasar Th. 2011-2031

- Perda

2. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana.

Tanggal 21 September 2011 No. 188.342/3305/Bappeda

Tanggal 19 Desember 2011 No. HK.01 03-Dr/111.1

- No. 1019/02-C/HK/2012, tanggal 18 Juni 2012

- No. 11 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Jembrana Th. 2012-2032, 9 Agustus 2012

- Perda

3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar.

Tanggal 10 Januari 2011 No. 188.342/38/Bappeda

Tanggal 23 Agustus 2011 No. HK.01 03-Dr/111.1

- No. 1.781/02-C/HK/2012 tanggal 1 Nop. 2012

- No. 16 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Gianyar Th. 2012-2032, 6 Nop. 2012

- Perda

4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karangasem.

Tanggal 8 April 2011 No. 188.342/1598/Bappeda

Tanggal 18 Oktober 2011 No. HK.01 03-Dr/522

- No. 1.856/02-C/HK/2012 tanggal 13 Nop. 2012

- No. 17 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Karangasem Th. 2012-2032, 17 Desember 2012

- Perda

5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan.

Tanggal 10 Januari 2011 No. 188.342/42/Bappeda

Tanggal 3 Agustus 2011 No. HK.01 03-Dr/677

- No. 2.017/02-C/HK/2012 - tanggal 30 Nop. 2012

- No. Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Tabanan Th. 2012-2032, Desember 2012

- Perda

6. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli.

Tanggal 25 Januari 2011 No. 188.342/180/Bappeda

Tanggal 7 Juli 2011 No. HK.01 03-Dr/298

- - - Pembahasan di DPRD Kab.

7. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung.

Tanggal 14 Januari 2011 No. 188.342/102/Bappeda

Tanggal 15 Maret 2011 No. HK.01 03-Dr/111.1

- - - Sudah Di DPRD Kabupaten

8. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buleleng.

Tanggal 2 Agustus 2011 No. 188.342/2869/Bappeda

Tanggal 30 Des 2011 No. HK.01 03-Dr/1007

- - - Sudah Di DPRD Kabupaten

9. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung.

Tanggal 18 Oktober 2011 No. 188.342/3585/Bappeda

Tanggal 20 Des. 2011 No. HK.01 03-12/679

- - - Sudah Di DPRD Kabupaten

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2012

Aspek pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin kesesuaian

rencana dengan pelaksanaan dilakukan melalui pemantauan dan monitoring

terhadap indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang yang terjadi di beberapa

kawasan di 9 (sembilan) Kabupaten/Kota se-Bali serta melakukan uji petik

terhadap indikasi pelanggaran dimaksud. Salah satu aspek pengendalian

pemanfaatan ruang yaitu penyusunan zoning regulation atau peraturan

zonasi tahun 2012 sudah disusun materi teknis dan raperda arahan peraturan

zonasi sistem provinsi dan sudah dibahas dalam masa persidangan pertama

tahun 2013 di DPRD Provinsi yang diharapkan selesai pada bulan April tahun

2013. Perda arahan peraturan zonasi sistem provinsi merupakan

penjabaran dari indikasi pengendalian pemanfaatan ruang sistem provinsi

yang sudah tercantum dalam Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi tahun 2009-2029. Aspek pengendalian lainnya

meliputi mekanisme perizinan, insentif dan disinsentif serta penerapan sanksi

dalam pelanggaran RTRW telah dilakukan berupa penyusunan petunjuk

teknis pelaksanaan dari masing-masing aspek tersebut.

2.8 Sasaran : Peningkatan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pelaksanaan reformasi birokrasi yakni untuk membangun aparatur

negara yang bersih, bebas KKN Profesional, berprestasi, berkinerja tinggi,

disiplin, rajin, kompeten, beretika dan mempermudah serta memperlancar

pelayanan kepada masyarakat, sehingga nantinya dapat menciptakan tata

kelola pemerintahan yang lebih baik.

Reformasi birokrasi yang dimaksud merupakan upaya perubahan

yang dilakukan untuk memosisikan birokrasi dalam melaksanakan peran dan

fungsinya secara tepat dan konsisten guna melayani dan memberdayakan

masyarakat, serta secara terus-menerus menyesuaikan diri dengan

Page 103: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

80

lingkungan yang dinamis, sehingga dapat memberikan kontribusi positif

terhadap perbaikan kualitas hidup masyarakat yang dilayaninya.

Untuk itu arah perubahan reformasi birokrasi yang akan dicapai

melalui penataan sistem manajemen pemerintahan haruslah bermuara pada

perubahan mind set dan culture-set, sehingga mendorong munculnya

kreativitas dan inovasi perbaikan kinerja pemerintah, peningkatan pelayanan

publik, yang pada kelanjutannya akan terwujud tata kelola pemerintahan

yang baik dan bersih (good governance and clean government).

Salah satu upaya mewujudkan hal di atas, Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi bersama

Pemerintah Provinsi Bali sepakat menjalin kerjasama tentang tata kelola

pemerintahan yang baik sebagai upaya pemberantasan korupsi di birokrasi.

Kerjasama MenPAN dengan Provinsi Bali merupakan ruang strategis untuk

mempercepat pelaksanaan otonomi daerah. Korupsi, telah menimbulkan

kerugian yang besar bagi masyarakat, dan karena itu perlu diintensifkan

upaya pencegahan. Penunjukan Bali sebagai pilot project pemberantasan

korupsi, merupakan tanggung jawab besar yang harus dijalankan.

Korupsi adalah tindakan pengabaian wewenang untuk keuntungan

sendiri menjadi masalah utama yang dihadapi bangsa ini. Pemerintah

Provinsi Bali melalui program "Bali Mandara" telah melakukan langkah-

langkah pencegahan korupsi, di antaranya melalui "simakrama" atau tatap

muka untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat, pembentukan unit

pengadalaan barang/jasa secara elektronik (LPSE), pembentukan kantor

pelayanan perizinan terpadu, membentuk kotak pos pusat pengaduan

masyarakat, monitoring dan evaluasi. Dengan simakrama dapat menyerap

aspirasi langsung dari masyarakat, entah itu bersifat kritik atau masukan.

Pemerintah Provinsi Bali memprioritaskan Peningkatan Reformasi dan

Tata kelola dan prioritas pembangunan daerahnya. Berikut ini disampaikan

pencapaian terhadap prioritas tersebut pada tabel berikut.

Tabel 3.33 Pencapaian Sasaran Peningkatan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Indikator Capaian 2011

Realisasi 2012

Target 2013

Realisasi 2013

1 2 4 5

Meningkatnya kapasitas Aparatur Pemerintah

3.943 org (52,8%)

74,5org 7.468 org n/a

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008

56,25% 81,25% 100% 100%

Page 104: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

81

Implementasi e-Gov. di Lingkungan Pemprov Bali (e-JKBM, Jaringan e-Gov., Bacbone)

49% 67% 100% n/a

Sumber : Biro Ekbang Setda Provinsi Bali 2011, 2012 dan 2013 RPJMD Provinsi Bali diolah

Salah satu dari tiga aspek penting dalam reformasi birokrasi adalah

reformasi bidang sumber daya manusia. Ini berarti bahwa berhasil atau

gagalnya upaya reformasi birokrasi untuk mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan kita

mereformasi pengelolaan sumber daya manusia (SDM).

Keberhasilan reformasi pengelolaan SDM akan menghasilkan SDM

yang berintegritas, kompeten, profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera.

Sebaliknya, kegagalan reformasi sumber daya manusia berarti SDM

aparatur pemerintah tetap akan menjadi beban pembangunan alih-alih

mampu menjadi motor penggerak pembangunan. Citra gemuk, lamban,

kental dengan aroma KKN dan tidak kompeten masih melekat pada potret

sumber daya manusia aparatur pemerintah. Pemerintah Provinsi Bali dalam

melaksanakan prioritas pembangunan peningkatan reformasi birokrasi dan

tatakelola, terlihat adanya peningkatan kapasitas aparatur sebesar 3.943

orang (52,8 persen) aparatur dari yang ditargetkan akan tercapai di tahun

2013 sebanyak 7.468 orang aparatur.

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang direncanakan, ada

sejumlah faktor yang menghambat pencapaian indikator meningkatnya

kapasitas aparatur antara lain Profesionalisme aparatur yang masih perlu

ditingkatkan, keterampilan aparatur masih harus terus ditingkatkan, terutama

yang terkait dengan penguasaan teknologi informasi.

Dalam konteks standarisasi manajemen, lembaga pemerintah

maupun swasta perlu menyiapkan kerangka sistem lembaganya ke arah

yang diinginkan sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir yang ditetapkan.

Menanggapi isu tersebut salah satu standar sistem manajemen mutu telah

dikembangakan di negara maju adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.

Dalam upaya mewujudkan kualitas pelayanan publik berbagai kebijakan dan

langkah kegiatan lainnya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Bali yang

dituangkan dalam kegaiatan yang salah satunya adalah diterapkannya

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada unit-unit pelayanan di

lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, dari tahun 2009 sampai dengan saat ini

(tahun 2011) sudah 9 (sembilan) unit pelayanan yang diterapkan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dan pelaksanaan penerapan ISO bagi

Unit pelayanan di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali dari Tahun 2006

sampai dengan 2011, dan untuk tahun 2012 unit pelayanan yang ditargetkan

Page 105: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

82

untuk dilaksanakan penerapan Sisitem Manajemen Mutu yaitu sebanyak 4

unit pelayayan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.34 Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Provinsi Bali Tahun 2006-2013

Tahun Target Realisasi Total Unit yang ISO

1 2 3 4

2006 6 6 6

2008 2 2 8

2011 1 1 9

2012 4 4 13

2013 3 1 16

Sumber : Biro Organisasi Setda Prov. Bali 2011, 2012 data diolah.

Untuk mengukur kepatuhan terhadap pelaksanaan/implementasi

terhadap pelaksanaan ISO 9001:2008, setiap 6 (enam) bulan dilakukan

penelitian ulang/Suveillance oleh Badan Sertifikasi untuk melihat kepatuhan

terhadap penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan setiap 3 tahun

sekali Badan Sertifikasi meninjau ulang kepatuhan dengam melaksanakan

Resertifikasi Ulang.

Tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan sistem manajemen

mutu di Pemerintah Provinsi Bali sampai Tahun 2013 ditargetkan unit yang

menerapkan berjumlah 3 unit. Di tahun 2011 tercapai 1 unit yang

menerapkan sistem manajemen mutu 9001:2008 sehingga unit yang telah

menerapkan sistem manajemen tersebut berjumlah 9 unit. Dan tahun 2012

ditargetkan 4 unit yang akan diterapkan sistem manajemen dan terealisasi

sebanyak 4 Unit pelayanan, sedangkan di tahun 2013 ditargetkan 3 Unit dan

terealisasi 1 Unit Pelayanan yang menerapkan sistem manajemen mutu

9001:2008.

Untuk meningkatkan kualitas dan transparansi pelayanan, maka

Pemerintah Provinsi Bali telah menyusun Standar Operating Procedure

(SOP) bagi semua SKPD. Pada tahun 2011 telah diiniasi penyusunan SOP

bagi unit-unit pelayanan publik (23 unit pelayanan). Pada tahun 2012

dilaksanakan penyusunan bagi Dinas-dinas di lingkungan Pemerintah

Provinsi Bali, namun di Instansi Badan-badan di lingkungan Pemerintah

Provinsi Bali telah memiliki draf SOP.

Provinsi Bali telah mengembangkan e-Government dengan sangat

baik, tentu sangat menyadari akan pentingnya peningkatan fungsi dari

aplikasi sistem yang telah dibangun. Sehingga pada setiap aktivitas

pemerintahan yang dijalankan dengan basis pelayanan publik diarahkan

untuk dapat melakukan pelayanan prima melalui bantuan teknologi informasi

yang sering kita sebut dengan istilah “ istem Informasi”.

Page 106: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

83

Tahun 2011, implemetasi e-Gov di lingkungan Pemerintah Provinsi

Bali baru tercapai 49 persen dari 100 persen yang ditargetkan sampai tahun

2013. Salah satunya pengadaan mesin absensi sidik jari di lingkungan

Pemprov Bali merupakan salah satu bagian dari program e-Government yang

dilaksanakan oleh Pemprov Bali melalui Biro Pemerintahan. Dalam program

e-Government yang menghabiskan dana APBD 2010 hingga Rp. 16 Miliar

lebih itu juga terdapat pengadaan piranti JKBM online dan pelayanan

administrasi pemerintahan lainnya secara online. ''Program e-Government itu

digulirkan pada tahun anggaran 2010 lalu. Jadi, pengadaan mesin sidik jari

itu hanya sebagian kecil dari program e-Government.

Pelayanan pajak kendaraan bermotor maupun BBNKB pada sistem

manunggal satu atas (Samsat) sudah dilakukan secara "online" dalam tahun

2011. Pelayanan on line tersebut untuk memberikan kemudahan kepada

wajib pajak, transparansi penerimaan, dan meningkatkan pendapatan asli

daerah. Pada di Tahun 2012, Pemerintah Provinsi Bali siap mengedarkan

534.000 kartu elektronik jaminan kesehatan bali mandara (E-JKBM). Kartu ini

bisa digunakan setiap kepala keluarga seluruh Bali yang tidak memiliki

asuransi Askes, Jamsostek, atau asuransi lainnya memperoleh pelayanan

kesehatan gratis. Dinas Kesehatan Provinsi Bali sudah melakukan uji coba

mengedarkan 30.000 kartu di Denpasar. Targetnya bisa beredar 642.000

kartu se Bali. Saat ini masih melengkapi perangkatnya seperti mesin-mesin

untuk bisa membaca kartu ini di seluruh puskesmas. Di Bali tercatat ada 57

kecamatan. Alat yang disiapkan 114 unit di seluruh puskesmas setiap

kecamatan. Kartu ini digunakan untuk berobat maupun rawat inap.

Tabel di atas menggambarkan bahwa untuk mendukung pencapaian

prioritas Peningkatan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Provinsi Bali tahun

2011 dianggarkan Rp. 269,30 Milyar lebih rendah dibandingkan yang

dianggrakan pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 303,95 M rupiah.

Jumlah anggaran yang direalisasikan dari 269,30 Milyar yang dianggarkan di

tahun 2011 yaitu sebesar 232,99 M rupiah. Mengingat kompleknya

permasalah kepegawaian maka tugas-tugas yang diamanatkan oleh undang-

undang belum sepenuhnya dapat diimplementasikan. Pemerintah Provinsi

Bali menyadari bahwa keberhasilan atau kegagalannya dalam mewujudkan

visi dan misi yang telah dicanangkan sangat bergantung pada kinerja sumber

daya aparatur yang menjadi penggerak roda pemerintahan.

Peningkatan kinerja aparatur merupakan hasil dari sejumlah upaya

terpadu yang dimulai dari perencanaan, rekrutmen, peningkatan kompetensi,

pengembangan pola karir, serta peningkatan kesejahteraan pegawai.

Keseluruhan proses tersebut harus dilaksanakan dengan baik untuk

memastikan agar pegawai Pemerintah Provinsi Bali berkualitas, memiliki

Page 107: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

84

kompetensi dan motivasi yang tinggi untuk bekerja dan mampu mencukupi

kebutuhan diri dan keluarganya secara layak.

Sesuai data bulan Desember 2012 jumlah pegawai pada Pemerintah

Provinsi Bali tercatat sejumlah 7.046 orang yang tersebar di 43 SKPD dan 1

SKPKD yang ada di Provinsi Bali, yang setiap tahunnya mengalami

peningkatan.

Tabel 3.35 Data Pegawai dari tahun 2008 s.d 2012

No Data Pegawai 2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7

1. Jumlah PNS 6851 6991 7333 6.806 7046

2. SK. Kenaikan pangkat 3091 2700 2353 1.191 2173

3. SK Pengangkatan CPNS

- Dari Umum 46 148 33 276 43

- Dari Tenaga Honorer 267 258 206 0 -

4. Rekrutmen calon Praja IPDN

18 25 29 47 50

5. Jumlah peserta Prajabatan

454 313 406 275 276

6. Jumlah PNS yang pensiun 233 272 336 338 341

Sumber Bappeda Provinsi Bali, 2013

Dalam rangka meningkatkan kompotensi pegawai, kapasitas sumber

daya aparatur untuk berkembang dan meningkatkan keahliannya telah

dilaksanakan pelatihan, peningkatan bakat dan minat pegawai,

penyelenggaraan diklat/kursus/Bintek bagi pegawai di lingkungan Pemerintah

Provinsi Bali.

Tingkat pendidikan pegawai Pemerintah Provinsi Bali memiliki latar

belakang pendidikan yang bervariasi dari tingkat SD hingga Doktor (S3)

dengan data sebagai berikut.

Tabel 3.36 Tingkat Pendidikan Pegawai Pemerintah Provinsi Bali

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 2 3

1. SD 104

2. SMP/SLTP 156

3. SLTA 2.563

4. Diploma (D1) 36

5. Diploma 2 (D2) 51

5. D.3/Sarjana Muda 422

6. Sarjana (S1)/D4 2.727

7. Master (S2) 685

8. Doktor (S3) 2

Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2012

Dalam mewujudkan aparatur yang profesional perlu dilakukan

pembinaan dan pengembangan aparatur secara terus menerus, dan dalam

Page 108: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

85

mewujudkan kinerja yang optimum pegawai juga harus mendapat

kesejahteraan yang memadai sampai masa menjelang purna bakti.

C. ASPEK KEUANGAN

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,

Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggungjawab Keuangan Negara, serta Peraturan Pemerintah Nomor

58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan peraturan-

peraturan pelaksanaannya (antara lain Peraturan Menteri Dalam Negeri, dan

Perda Provinsi Bali), keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien,

ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada

peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan. Prinsip pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan

rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan

ditetapkan dengan peraturan daerah, yang strukturnya merupakan satu

kesatuan terdiri dari :

a. pendapatan;

b. belanja; dan

c. pembiayaan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah

Provinsi Bali Tahun 2014 disusun dengan pendekatan kinerja diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara optimal,

dengan memperhatikan keseimbangan antara pembiayaan penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat. Oleh

karena itu penyusunan anggaran dilakukan berlandaskan efisiensi,

efektivitas, tepat waktu pelaksanaan dan penggunaannya dapat

dipertanggungjawabkan.

Arah Kebijakan Pendapatan Daerah.

Pendapatan daerah adalah semua penerimaan uang melalui

rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan

hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali

Page 109: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

86

oleh daerah. Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dirinci menurut

urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan

rincian obyek pendapatan.

Selanjutnya dalam sistem pemerintahan yang mengalami perubahan

sejalan dengan paradigma yang berkembang di masyarakat dan dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah

beberapa kali dan terakhir menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah, maka untuk mendukung pelaksanaan peraturan perundang-

undangan tersebut di atas ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom dan sesuai dengan pasal

157 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

serta pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan

Daerah meliputi :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu: (1) Pajak Daerah, (2) Retribusi

Daerah, (3) Hasil Perusahaan Milik Daerah, dan Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan dan (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang

Sah;

2. Dana Perimbangan yaitu: (1) Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, (2)

Dana Alokasi Umum (DAU), dan (3) Dana Alokasi Khusus (DAK); dan

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yaitu: (1) Hibah, (2) Dana

Darurat, dan (3) Lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah.

Pendapatan dari dana perimbangan sebenarnya diluar kendali

Pemerintah Daerah karena alokasi dana tersebut ditentukan oleh Pemerintah

Pusat berdasarkan formula yang telah ditetapkan. Penerimaan dari dana

perimbangan sangat bergantung dari penerimaan negara dan formula dana

alokasi umum. Dengan demikian untuk menjamin pendapatan daerah,

Pemerintah Daerah memfokuskan pada pengembangan pendapatan asli

daerah.

Selain dana dari pendapatan daerah tersebut, daerah menerima

dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat berupa dana dekonsentrasi dan

dana tugas pembantuan yang mana dana tersebut sesuai dengan kebijakan

Pemerintah Pusat yang diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan

pembangunan di Bali. Sedangkan dana masyarakat dan swasta sangat

dibutuhkan dan menentukan keberhasilan pembangunan di Provinsi Bali

yang memberikan kontribusi dalam pembangunan.

Page 110: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

87

Dalam meningkatkan PAD pada dasarnya diupayakan melalui

kebijakan penataan peraturan daerah di bidang Pendapatan Asli Daerah;

intensifikasi; dan ekstensifikasi yaitu sebagai berikut :

1. Penataan Peraturan Daerah di bidang Pendapatan Asli Daerah

Dalam pelaksanaan pemungutan pendapatan asli daerah

sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (d/h/ Undang-Undang Nomor 34

Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana diatur lebih lanjut

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

telah ditetapkan Peraturan Daerah) yaitu :

a. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah

b. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi

Jasa Umum

c. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2011 tentang Retribusi

Jasa Usaha

d. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi

Perijinan

2. Kebijakan intensifikasi dilakukan dengan kegiatan-kegiatan prioritas

sebagai berikut :

a. menata, mengkaji dan memperbaharui kebijakan sebagai dasar hukum

pemungutan dalam bidang Pendapatan Asli Daerah;

b. melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi produk hukum kepada

masyarakat wajib pajak dan wajib lainnya;

c. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia para pegawai melalui

pelatihan fungsional dan bimbingan teknis (bimtek);

d. menyempurnakan sistem pemungutan PKB dan BBNKB dengan

menerapkan prosedur dan tata laksana pelayanan maupun batasan

waktu penyelesaian serta transparansi besaran tarif/biaya sesuai ISO

9001– 2000 pada Samsat diseluruh Bali sebagaimana telah dilaksanakan

oleh Kantor Bersama Samsat Gianyar, Buleleng dan Klungkung yang

telah bersertifikat ISO 9001 – 2000;

e. meningkatkan koordinasi dengan Instansi terkait melalui Rapat Kerja Tim

Pembina Samsat Provinsi Bali dengan pelaksana Samsat di seluruh Bali,

Rakorgab PBB, BPHTB, PPh., koordinasi dengan Pemerintah Pusat serta

dengan Provinsi lainnya; dan

Page 111: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

88

f. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui SAMSAT

ONLINE

3. Kebijakan ekstensifikasi, dilakukan dengan kegiatan-kegiatan prioritas

sebagai berikut :

a. mengadakan Penjajagan dan Pendataan Obyek yang akan diangkat;

b. mengadakan kajian-kajian pengembangan potensi obyek pajak dan

obyek lainnya;

c. mengadakan konsultasi khususnya mengenai potensi komponen-

komponen PAD yang bisa dikembangkan; dan

d. mengadakan Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam

rangka menggali sumber-sumber PAD.

Arah Kebijakan Belanja Daerah.

Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas

umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban

daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh daerah.

Belanja daerah sebagaimana dimaksud dirinci menurut urusan

pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis,

obyek dan rincian obyek belanja; dan dipergunakan dalam rangka

mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan

yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat

dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau

antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-

undangan.

Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk

melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya

memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan

fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat tersebut diwujudkan melalui

prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam

bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara

pemerintah dan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang

diklasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan.

Page 112: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

89

Sedangkan klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk

tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri dari :

pelayanan umum; ketertiban dan ketentraman; ekonomi; lingkungan hidup;

perumahan dan fasilitas umum; kesehatan; pariwisata dan budaya; pendidikan;

dan perlindungan sosial.

Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan

organisasi pada masing-masing pemerintah daerah; dan Klasifikasi belanja

menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah. Belanja menurut kelompok belanja, terdiri

atas:

1. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak

terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang

terdiri dari: Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja

Hibah, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja Tidak

Terduga; dan

2. Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dianggarkan

pada belanja SKPD berkenaan, terdiri dari : Belanja Pegawai, Belanja

Barang dan Jasa, Belanja Modal.

Guna mendukung Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah, maka alokasi anggaran untuk Belanja Langsung diarahkan

pada program dan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan prioritas

pembangunan dan pelayanan publik seperti penyediaan pelayanan

kebutuhan dasar masyarakat dibidang pendidikan dan kesehatan,

penanggulangan penduduk miskin, pengangguran dan pemberdayaan

masyarakat, menjamin ketahanan pangan, pelestarian dan pengembangan

budaya, peningkatan pengelolaan insfrastruktur dan pengelolaan lingkungan

hidup serta peningkatan kualitas pelayanan publik.

Khusus untuk belanja bidang Pendidikan, mengacu pada Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal

49, yo. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Pendidikan dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ

Tanggal 8 September 2008, bahwa Belanja Pendidikan dialokasikan sebesar

20% dari Total Belanja Daerah. Besaran alokasi dana pendidikan 20%

tersebut termasuk Belanja Gaji PNS Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga.

Pada dasarnya perencanaan anggaran belanja daerah, diprioritaskan

untuk memenuhi kewajiban daerah dalam bentuk pelayanan dasar dibidang

pendidikan, kesehatan dan fasilitas sosial, serta fasilitas umum yang layak,

berdasarkan standar analisa belanja, standar harga dan tolok ukur kinerja,

Page 113: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

90

oleh karena itu alokasi anggaran belanja daerah pada setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah, harus diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Adapun hasil analisis dan perkiraan belanja tidak langsung daerah

dan belanja langsung daerah dalam 4 tahun terakhir (2009, 2010, 2011,

2012), serta proyeksi tahun 2013 dalam rangka perumusan arah kebijakan

belanja daerah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan

anggaran belanja daerah mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit

APBD.

Surplus APBD terjadi apabila anggaran pendapatan daerah

diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah. Dalam hal APBD

diperkirakan surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok utang,

penyertaan modal (investasi) daerah, dan/atau pendanaan

belanja peningkatan jaminan sosial, yang diwujudkan dalam bentuk

program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan

pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan tugasnya

melaksanakan program dan kegiatan tersebut.

Defisit anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan daerah

diperkirakan lebih kecil dari anggaran belanja daerah. Batas maksimal

defisit APBD untuk setiap tahun anggaran berpedoman pada penetapan

batas maksimal defisit APBD oleh Menteri Keuangan. Dalam hal APBD

diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut

yang diantaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran

tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan

kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan

penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.

Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah.

Penerimaan Pembiayaan, meliputi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun Lalu (SILPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan

Kembali Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah.

1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA)

mencakup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana

perimbangan pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang

sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja,

kewajiban kepada fihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum

terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan.

2. Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan

dana cadangan dari rekening dana cadangan ke rekening kas umum

Page 114: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

91

daerah dalam tahun anggaran berkenaan, dengan Jumlah yang

dianggarkan sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan dalam

peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan

berkenaan.Penggunaan atas dana cadangan yang dicairkan dari rekening

dana cadangan ke rekening kas umum daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 64 ayat (1) dianggarkan dalam belanja langsung SKPD

pengguna dana cadangan berkenaan, kecuali diatur tersendiri dalam

peraturan perundang-undangan.

3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan digunakan antara lain

untuk menganggarkan hasil penjualan perusahaan milik daerah/BUMD dan

penjualan aset milik pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak

ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pemerintah daerah.

4. Penerimaan pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan penerimaan

pinjaman daerah termasuk penerimaan atas penerbitan obligasi daerah

yang akan direalisasikan pada tahun anggaran berkenaan.

5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman digunakan untuk

menganggarkan posisi penerimaan kembali pinjaman yang diberikan

kepada pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah lainnya.

6. Penerimaan piutang digunakan untuk menganggarkan penerimaan yang

bersumber dari pelunasan piutang pihak ketiga, seperti berupa penerimaan

piutang daerah dari pendapatan daerah, pemerintah, pemerintah daerah lain,

lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan penerimaan

piutang lainnya.

Pengeluaran Pembiayaan meliputi Pembentukan dana cadangan,

Penyertaan modal daerah, Pembayaran utang pokok, Pemberian pinjaman

daerah.

1. Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan yang ditetapkan

dengan peraturan daerah, guna mendanai kegiatan yang penyediaan

dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu

tahun anggaran. Peraturan daerah tersebut mencakup penetapan tujuan

pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai

dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang

harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana cadangan, sumber

dana cadangan, dan tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan. Dana

cadangan dapat bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah,

kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan penerimaan

lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu

berdasarkan peraturan perundang-undangan; ditempatkan pada

rekening tersendiri. Pembentukan dana cadangan dianggarkan pada

pengeluaran pembiayaan dalam tahun anggaran yang berkenaan.

Page 115: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

92

2. Penyertaan modal (Investasi) pemerintah daerah digunakan untuk

menganggarkan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

a. Investasi jangka pendek merupakan investasi yang

dapat segera diperjualbelikan/dicairkan, ditujukan dalam rangka

manajemen kas dan beresiko rendah serta dimiliki selama kurang

dari 12 (duabelas) bulan.

b. Investasi jangka pendek, mencakup deposito berjangka waktu 3

(tiga) bulan sampai dengan 12 (duabelas) bulan yang dapat

diperpanjang secara otomatis, pembelian surat utang negara

(SUN), sertifikat bank Indonesia (SBI) dan surat perbendaharaan

negara (SPN).

c. Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan

untuk dimiliki lebih dari 12 (duabelas) bulan yang terdiri dari

investasi permanen dan non permanen.

d. Investasi jangka panjang, antara lain surat berharga yang dibeli

pemerintah daerah dalam rangka mengendalikan suatu badan

usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah

kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha, surat

berharga yang dibeli pemerintah daerah untuk tujuan menjaga

hubungan baik dalam dan luar negeri, surat berharga yang tidak

dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi kebutuhan kas

jangka pendek.

e. Investasi permanen, bertujuan untuk dimiliki secara berkelanjutan

tanpa ada niat untuk diperjualbelikan atau tidak ditarik kembali,

seperti kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam

bentuk penggunausahaan/pemanfaatan aset daerah, penyertaan

modal daerah padaBUMD dan/atau badan usaha lainnya dan

investasi permanen lainnya yang dimiliki pemerintah daerah

untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkanpelayanan

kepada masyarakat.

f. Investasi non permanen bertujuan untuk dimiliki secara tidak

berkelanjutan atau ada niat untuk diperjualbelikan atau ditarik

kembali, seperti pembelian obligasi atau surat utang jangka

panjang yangdimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan

tanggal jatuh tempo, dana yang disisihkan pemerintah daerah

dalam rangka pelayanan/pemberdayaan masyarakat seperti

bantuan modal kerja, pembentukan dana secara bergulir kepada

kelompok masyarakat, pemberian fasilitas pendanaan kepada

usaha mikro dan menengah.

Page 116: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

93

g. Investasi pemerintah daerah dapat dianggarkan apabila

jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan

telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan

modal dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.

h. Investasi pemerintah daerah dianggarkan dalam pengeluaran

pembiayaan.

i. Investasi daerah jangka pendek dalam bentuk deposito pada bank

umum dianggarkan dalam pengeluaran pembiayaan pada jenis

penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.

3. Pembayaran pokok utang digunakan untuk menganggarkan pembayaran

kewajiban atas pokok utang yang dihitung berdasarkan perjanjian

pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Target dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan Daerah dalam Tahun Anggaran 2013 ditetapkan target

anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 3.763.503.621.336,40 dan

terealisasi sebesar 4.109.377.804.800,09 atau 109,19%.

Secara kelompok pendapatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2013 ditetapkan target

sebesar Rp. 2.039.176.474.775,00,- dan terealisasi mencapai sebesar

Rp. 2.529.976.146.703,70 atau 124,07 persen. Komponen

Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari :

a. Pajak Daerah Tahun Anggaran 2013 ditetapkan terget anggaran

setelah perubahan sebesar Rp.1.822.245.384.751,00 dan

realisasinya sebesar Rp.2.202.392.550.315,00 atau 120,86 persen

Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan kesadaran

wajib pajak untuk membayar pajak

b. Retribusi Daerah direncanakan Tahun Anggaran 2013 ditetapkan

terget anggaran setelah perubahan sebesar Rp.19.202.601.050,00

dan realisasi penerimaan sebesar Rp.32.012.802.223,60 atau

166,71 persen. Penerimaan retribusi tahun anggaran 2013

mengalami penurunan sebesar Rp.18.533.100.361,67 atau 36,67

persen.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dalam

tahun anggran 2013 ditetapkan terget setelah perubahan sebesar

Rp.105.178.993.974,00 dan realisasi penerimaan tercapai sebesar

Rp.106.105.513.384,09 atau 100,88 persen.

Page 117: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

94

d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah pada tahun anggaran

2013 ditetapkan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp.92.549.495.000,00 dan realisasi penerimaan sebesar

Rp.189.465.280.781,01 atau 204,70 persen. Realisasi tersebut

termasuk pendapatan jasa giro yang masih mengendap pada

rekening Dana Cadangan sebesar Rp. 17.068.001,62. Realisasi

penerimaan lain-lain PAD tahun anggaran 2013 mengalami

peningkatan sebesar Rp. 87.962.962.678,85 atau 86,66 persen.

2). Dana Perimbangan dalam tahun anggaran 2013 ditetapkan target

anggaran setelah perubahan sebesar Rp.989.421.661.597,40 dan

realisasinya sebesar Rp.980.714.799.525,00 atau 99,12 persen

terdiri dari :

a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak direncanakan sebesar

Rp.153.220.405.597,40 realisasinya sebesar

Rp.144.513.543.525,00 atau 94,32 persen. Pendapatan bagi hasil

Pajak Tahun anggaran 2013 mengalami penurunan dari tahun

2012 sebesar 35.752.613.744,00 atau 19,83 persen.

b. Dana Alokasi Umum direncanakan sebesar

Rp.792.365.876.000,00 realisasinya sebesar

Rp.792.365.876.000,00 atau 100 persen. Pendapatan DAU Tanun

Anggaran 2013 mengalami peningkatan dari Tahun Anggaran

2012 sebesar Rp.98.286.796.000,00 atau 14,16 persen.

c. Dana Alokasi Khusus direncanakan sebesar

Rp.43.835.380.000,00 realisasinya sebesar Rp.43.835.380.000

atau 100 persen. Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2013

mengalami peningkatan dari Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp.

9.809.470.000,00 atau 28,83 persen.

3). Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah dalam Tahun

Anggaran 2013 ditetapkan target setelah perubahan sebesar

Rp.31.436.442.000,00 dan realisasinya sebesar Rp.25.414.713.000

atau 80,84 persen. Yang terdiri dari:

a. Pendapatan Hibah terdiri dari Pendapatan Hibah Badan/Lembaga

Organisasi Swasta Dalam Negeri pada Tahun 2013 sebesar Rp.

20.847.005.000,00 Pendapat Hibah PT. Jasrsea Raharja (Persero)

pada tahun 2013 sebesar Rp. 4.433.928.000,00, pendapatan

Hibah Perum Perhutani pada Tahun 2013 sebesar

Rp.33.780.000,00 dan Pendapatan Taman Hutan Raya Tahun

2013 sebesar Rp. 100.000.000,00.

Page 118: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

95

b. penerimaan lainnya dari bantuan keuangan Kabupaten/Kota pada

Tahun 2013 merupakan dana sharing untuk pelaksanaan Jaminan

Kesehatan Bali Mandara (JKBM) sesuai dengan perjanjian kerja

sama antara Gubernur dan Bupati dan Walikota se-Baliseluruhnya

dicatat sebagai contra Pos belanja pada Belanja Sharring JKBM,

yang ditargetkan Rp.0,00 terealisasi sebesar Rp.

119.381.409.588,90.

Walaupun Pendapatan Asli Daerah atau Pajak Daerah memberikan

kontribusi cukup besar dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan

dan pelaksanaan pembangunan, masih terdapat beberapa permasalahan

pokok yang dihadapi dibidang pendapatan daerah adalah : (1) terbatasnya

kewenangan yang dimiliki dalam pemunggutan terhadap Pendapatan

Daerah, (2) belum optimalnya penegakan hukum dibidang pendapatan

yang baru dilaksanakan sebatas pembinaan, (3) perlu peningkatan SDM

aparatur yang didukung dengan pengembangan IPTEK, masih

terbatasnya sarana dan prasarana pendukung terutama untuk

memberikan kenyamanan wajib pajak serta dalam pengembangan

pengelolaan potensi dan sumber-sumber pendapatan.

Dalam upaya mengoptimalkan Pendapatan Daerah dan untuk

mengatasi berbagai masalah pokok yang masih dihadapi, maka Arah

kebijakan Umum Pendapatan Daerah yang ditempuh antara lain sebagai

berikut : (1) menggali potensi yang ada dan mewujudkan Peraturan

Perundang-undangan serta kebijakan teknis di bidang Pendapatan Asli

Daerah sebagai dasar hukum pemunggutan, (2) mengadakan sosialisasi

dan penyuluhan kepada masyarakat melalui pameran pembangunan, dan

melalui media cetak dan elektrronik, (3) meningkatkan kemampuan SDM

aparatur di bidang pendapatan melalui Bimtek secara bertahap, (4)

menyiapkan/membangun/mengadakan sarana pendukung serta

melakukan penggantian terhadap sarana dan prasarana yang melampaui

umur teknis dan ekonomis secara bertahap sesuai dengan anggaran, (5)

meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dan

wajib lainnya.

Target dan Realisasi Belanja

Belanja Daerah dalam tahun Anggaran 2013 ditetapkan setelah

perubahan sebesar Rp. 4.562.576.195.022,90 dan terealisasi sebesar Rp.

3.868.740.441.639,69 atau 84,79 persen. Jika dibandingkan Realisasi

Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp. 3.562.732.996.631,79 dan realisasi

belanja tahun anggaran 2013 mengalami peningkatan dari tahun

anggaran 2012 sebesar Rp. 306.007.445.007,90 atau 8,59 persen.

Page 119: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

96

Belanja daerah dibagi menjadi Belanja Operasi, Belanja Modal,

Belanja tidak terduga, dan Belanja Transfer.

Belanja Operasi dalam Tahun Anggaran 2013 ditetapkan setelah

perubahan sebesar Rp. 3.361.080.766.324,83 dan terealisasi sebesar Rp.

2.741.250.242.271,22 atau 81,56 persen. Realisasi Tahun Anggaran 2013

mengalami peningkatan dari Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp.

363.793.636.249,27 atau 15,30 persen. Belanja Operasi dibagi menjadi

Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Subsidi, Belanja

Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan Keuangan.

Belanja Modal dalam Tahun Anggaran 2013 ditetapkan anggaran

setelah perubahan sebesar Rp. 510.340.167.608,37 dan terealisasi Rp.

472.642.327.657,23 atau 92,61 persen. Realisasi Belanja Modal pada

Tahun Anggaran 2013 mengalami peningkatan dibandingkan Tahun

Anggaran 2012 sebesar Rp. 110.835.561.437,00 atau 32,25 persen.

Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Tahun

Anggaran 2013 masih dijumpai permasalahan seperti kualitas sumber

daya manusia dan sarana prasarana yang belum memadai. Tidak

tercapainya realisasi belanja sesuai dengan yang direncanakan

disebabkan karena dalam pelaksanaan belanja daerah pada setiap

program dan kegiatan mengedepankan prinsip efisiensi, efektif dan

ekonomis, namun secara fisik program, kegiatan telah tercapai sesuai

dengan apa yang direncanakan.

Untuk mengatasi permasalahan yang selama ini menjadi kendala

dalam pengelolaan keuangan daerah, maka telah ditempuh beberapa

langkah meliputi pelaksanaan Bimtek dan Diklat pengelolaan keuangan

daerah untuk mendidik tenaga terampil di bidang akuntansi (klasifikasi D-3

Akuntansi) bekerja sama dengan Politeknik Universitas Udayana serta

mengadakan sarana dan prasarana secara bertahap guna mendukung

pelaksanaan tersebut sehingga diharapkan pengelolaan keuangan daerah

dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan yaitu lebih efektif,

efisien, ekonomis, transparan dan akuntabel.

Page 120: BAB I - 103.43.45.136103.43.45.136/siki/assets/dokumen/Laporan_Akuntabilitas_Kinerja... · (Lihat Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi). Dari Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa Dinas

97

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga Provinsi Bali Tahun 2014 sesungguhnya merupakan bahan evaluasi

sekaligus pijakan strategis untuk penyusunan program dan kegiatan tahun

selanjutnya. Adanya LAKIP ini, dapat diketahui beberapa persoalan terkait

perencanaan dan capaian kinerja serta realisasi anggaran. Beberapa persoalan yang

hendaknya menjadi bahan pemikiran dan tindakan di tahun berikutnya antara lain :

1. Masih terlihatnya capaian kinerja terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU)

seperti APK PAUD, APK SMA/SMK, APM SD, APM SMP dan APM

SMA/SMK yang masih dibawah 100%.

2. Keberadaan tenaga administrasi/pegawai sekolah yang belum tersentuh program

atau kegiatan.

3. Belum tuntasnya masalah kebutaaksaraan.

4. Masih adanya siswa mengulang dan putus sekolah.

5. Adanya realisasi anggaran yang tidak terserap 100% karena persoalan kegiatan

tidak bisa dilaksanakan, kekurangan peserta, dan duplikasi anggaran.

Untuk itulah, ada harapan kedepannya agar kegiatan lebih menukik lagi

pada upaya dan usaha meningkatkan APK PAUD, APK SMA/SMK, APM SD, APM

SMP, dan APM SMA/SMK, pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi sekolah,

penuntasan buta aksara, akses PAUD, dan mereview system penyusunan rencana

kegiatan.