12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar 250 juta penduduk menempati urutan nomor empat terpadat di dunia dari sekian penduduk Indonesia, ada sekitar 4,1 juta jiwa anak terlantar, dan sekitar 34.000 jiwa anak jalanan di selurut pelosok Negeri. Hidup sebagai anak jalanan bukanlah sebagai pilihan hidup yang menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadiannya. Anak jalanan dari sebab intensitasnya mereka berada di jalanan memang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebabnya, sangat dimungkinkan tidak semua anak-anak berada di jalan karena sebab tekanan ekonomi keluarga, namun juga perlu diperhatikan variabel-variabel lain yang mendukung anak- anak hidup di jalan, seperti kekerasan dalam keluarga, perpecahan dalam keluarga, atau pengaruh dari lingkungan sosialnya. 1 Kehidupan anak jalanan sangatlah berbeda dengan kehidupan anak kebanyakan pada umumnya, kehidupan yang sangat jelas berbeda dan terlihat 1 Subhansyah, Aan T, Dkk.1996. Anak Jalanan di Indonesia, deskripsi persoalan dan penanganan. Yogyakarta. Hal 14

BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar 250 juta penduduk

menempati urutan nomor empat terpadat di dunia dari sekian penduduk

Indonesia, ada sekitar 4,1 juta jiwa anak terlantar, dan sekitar 34.000 jiwa anak

jalanan di selurut pelosok Negeri. Hidup sebagai anak jalanan bukanlah sebagai

pilihan hidup yang menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka

terima karena adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi

fenomena yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka

adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental

emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut

dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi

perkembangan dan pembentukan kepribadiannya.

Anak jalanan dari sebab intensitasnya mereka berada di jalanan memang

tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebabnya, sangat dimungkinkan tidak

semua anak-anak berada di jalan karena sebab tekanan ekonomi keluarga,

namun juga perlu diperhatikan variabel-variabel lain yang mendukung anak-

anak hidup di jalan, seperti kekerasan dalam keluarga, perpecahan dalam

keluarga, atau pengaruh dari lingkungan sosialnya.1

Kehidupan anak jalanan sangatlah berbeda dengan kehidupan anak

kebanyakan pada umumnya, kehidupan yang sangat jelas berbeda dan terlihat

1Subhansyah, Aan T, Dkk.1996. Anak Jalanan di Indonesia, deskripsi persoalan dan

penanganan. Yogyakarta. Hal 14

Page 2: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

2

jauh dari dunia anak-anak itu sendiri, di mana dunia anak adalah “Dunia

bergembira dan bermain”. Dunia anak jalanan tidak lain adalah dunia kerja

keras, penuh peluh dan lelah, mereka hidupi diri mereka sendiri tanpa ada

belaian dan kasih sayang dari orang tua. Selain itu sisi yang lain mereka lebih

senang berada di jalanandikarenakan kehidupan di jalanan cenderung sangat

bebas kehidupannya. Mereka merasa tidak ada yang banyak mengatur

kehidupan mereka, mereka dapat melakukan apa saja sesuai dengan apa yang

diinginkan tidak dibatasi dengan waktu, mereka dapat berbuat kapan saja yang

dia mau.

Di dirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain

bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun,

masih terdapat masyarakat dalam keadaan fakir, miskin, dan anak terlantar

mereka bisa bermetamorfosis menjadi gelandangan, pengemis, pengamen, dan

anak jalanan. Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa “fakir miskin

dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Seharusnya di sini pemerintah juga

memiliki andil dan peranan yang sesuai dengan implementasi Undang-Undang

tersebut, melalui kebijakan yang dihasilkan, melalui sistem atau program yang

dibuat untuk mensejahterahkan bagaimana kehidupan para anak-anak jalanan

tersebut hingga terwujud begitu sempurnannya Pasal 34 ayat (1) tersebut. Meski

pemerintah telah berusaha untuk mengentaskan persoalan anak jalanan namun

implementasinya terasa masih sangat minim.

Pengertian anak jalanan menurut Soedijar (1998), anak jalanan itu

berusia di antara tujuh hingga lima belas tahun yang mana mereka memilih

untuk mencari penghasilan di jalanan, yang tidak jarang menimbulkan konflik

Page 3: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

3

ketenangan, ketentraman dan kenyamanan orang lain di sekitarnya, serta tidak

jarang membahayakan dirinya sendiri.

Pengertian anak jalanan dilihat dari buku “ Intervensi Psikososial”

(Departemen 20), mereka yang menjadi anak jalanan adalah sebagian besar anak

yang mau tidak mau, suka tidak suka menghabiskan keseluruhan waktunya di

jalanan untuk mencari pendapatan dengan cara berkeliaran di tempat umum, di

jalanan serta tempat terbuka lainnya.

Menurut UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang

No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 1 ayat 12 menjelaskan

bahwa: “Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,

dilindungi, dan dipenuhi olehOrang Tua, Keluarga, masyarakat, negara,

pemerintah, dan pemerintah daerah.”

UNICEF (1986), anak jalanan adalah anak yang berusia kurang dari 16

tahun yang bekerja di jalan-jalan perkotaan, tanpa perlindungan dan mereka

menghabiskan waktu dijalanan atau alasan mereka berada dijalanan.

Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan sebagai anak yang

sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran

di jalanan ataupun tempat-tempat umum lainnya.

Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia dalam penelitiannya

membedakan dua kelompok jalanan, yaitu anak yang hidup di jalan (Clidren of

the street) dan anak kerja di jalan (Children on the street).2Anak yang hidup di

jalanan ini ialah anak yang seluruh waktunya di habiskan di jalan untuk bertahan

hidup, dan juga anak-anak tersebut dalam hubungan dengan orang tua sudah

tidak lagi terjalin atau dapat dikatakan putus sama sekali. Anak yang hidup di

2 Murniatun. 2004. Problematika Anak Jalanan, yogyakarta

Page 4: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

4

jalan ini memperlakukan ruang publik sebagai tempat untuk melangsungkan dan

untuk hidup. Dari penelitian yang telah ada anak-anak yang hidup di jalan

merupakan anak yang berasal dari keluarga gelandangan dan juga merupakan

anak yang hidup sendiri di jalanan. Sedangkan anak kerja di jalan ialah anak

yang bekerja atau mencari uang di jalan tetapi anak-anak tersebut masih pulang

ke rumah, dan hubungan dengan orang tua masih tejalin dengan baik.

Di jalanan, anak-anak mengalami banyak permasalahan atau resiko

yang sering mereka hadapi. Resiko tersebut ada yang ditimbulkan oleh

hubungan anak dengan lingkungan fisik, relasi anak dengan lingkungan sosial,

atau relasi anak dengan dengan struktur atau aparatur. Sejauh ini ada beberapa

macam resiko yang dialami anak jalanan, anatara lain: korban operasi tertib

sosial, korban kekerasan orang dewasa, kehilangan pengasuhan, korban

kekerasan orang dewasa, kehilanagan pengasuhan, resiko penyakit, kehilangan

kesempatan pendidikan, eksploitasi seksual.Anak-anak jalanan membutuhkan

perhatian yang besar dari masyarakat luas bukan untuk dijauhkan atau dibuang

begitu saja tanpa dibekali sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hidup mereka.

Anak jalanan merupakan salah satu aset bangsa dan penerus masa depan

bangsa. Keberadaannya di jalanan perlu dientaskan dan salah satu cara

mengentaskannya adalah dengan menyelenggarakan rumah singgah, panti

asuhan, atau yayasan. Di dalam yayasan atau panti anak jalanan diberikan

pelayanan kesejahteraan sosial diantaranya melalui pemberdayaan anak jalanan.

Pemberdayaan pada anak jalanan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan

yang diselenggarakan oleh yayasan atau panti.

Yayasan hanya sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang

akan membantu mereka sebagi proses informal yang memberikan suasana pusat

Page 5: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

5

realisasi dan sosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma

masyarakat. Secara umum tujuan dibentuknya yayasan adalah membantu anak

jalanan dalam mengatasi masalah-masalah dan menemukan alernatif untuk

pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Yayasan disadari sebagai kebutuhan bagi anak yang hidup di jalan.

Selain dimaksudkan sebagai tempat bernaung, yayasan juga diharapkan menjadi

basis bagi pelayanan berikutnya, seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan,

pendampingandan konseling bagi anak yang sedang bermasalah. Selain itu,

yayasan juga diharapkan menjadi ruang komunikasi yang harmonis anatara anak

dan pihak yang menaruh perhatian pada kehidupan anak. Keberadaan yayasan

terhadap anak-anak jalanan sangat penting peranannya untuk memperoleh

masukan yang berkaitan dengan pembinaan yang menanamkan nilai-nilai

normative dan ilmu pengetahuan, serta kesempatan untuk bermain bersama-

sama dengan anak-anak yang lain.3

Rangkaian awal dari aktifitas yayasan adalah kegiatan outreach atau

penjangkauan. Kegiatan ini dilakukan oleh lembaga yang melayani anak secara

langsung untuk mengetahui situasi dan kondisi anak di lapangan serta

memperkirakan intervensi yang tepat diberikan anak. Tahap selanjutnya, untuk

anak-anak yang hidup di jalanan barulah mendapatkan fasilitas yayasan, hal

tersebut dilakukan untuk mempermudah intervensi lembaga kepada anak-anak

jalanan, dan selanjutnya yayasan biasanya anak-anak jalanan mendapatkan

fasilitas kebutuhan hidup yang merupakan Basic Need dan Sanitasi.

Intervensi yang dilakukan oleh pihak yayasan merupakan suatu bentuk

intervensi jangka panjang. Segala kegiatan yang telah diprogramkan merupakan

3 Muhsin Kalida M.A. 2005. Sahabatku Anak Jalanan. Yogyakarta.Alief Press. Hal.28

Page 6: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

6

bentuk kegiatan yang memperdayakan anak jalanan, dalam hal pendidikan,

ketrampilan dan pada suatu bentuk tindakan yang mengacu pada pengenalan

terhadap nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat. Jadi dengan segala bentuk

kegiatan tersebut nantinya diharapkan anak jalanan yang berada pada rumah

singgah dapat mengembangkan dirinya dan mampu menciptakan kondisi yang

lebih baik.

Dari permasalahan yang terjadi pada anak, dapat dilihat dari sudut

pandang banyaknya muncul aktivis anti kekerasan, anti eksploitasi, anti

diskriminasi dan lain sebagainya yang sama sekali para aktivitis tidak

menginginkan suatu penyimpangan yang terjadi pada anak-anak tersebut.

Banyaknya kekerasan pada anak (child abuse) dapat dilihat pada realitas yang

terjadi di dalam masyarakat baik itu kekerasan dalam bentuk fisik maupun non

fisik. Oleh karena itu, banyaknya fenomena yang terjadi dalam masyarakat,

terutama pada anak-anak menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan bagi

masyarakat pada umumnya dan pada peneliti pada khususnya. Dalam hal ini,

jika diamati ada sekurang-kurangnya empat tipologi perlakuan atau sikap

masyarakat terthadap anak-anak jalanan.

a. Antipati, melihat anak jalanan ibarat sampah, sumber masalah

(dehumanisasi).

b. Acuh tak acuh atau bahkan tidak peduli atas nasib anak jalanan

dikemudian hari.

c. Toleran sehingga merelakan sedikit harta bendanya untuk diberikan

kepada anak-anak jalanan.

Orang yang punya komitmen terhadap masa depan anak-anak jalanan.

Orang yang masuk kategori yang terahir ini senantiasa berusaha memberi kail

Page 7: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

7

kepada anak jalanan. Harapan, manakala ikan yang dikonsumsi anak jalanan

habis, anak jalanan ini akan kembali berusaha mengailnya sendiri karena punya

sarana sendiri yang memadai untuk itu.4

Penyandang permasalahan kesejahterahan sosial di Nusa Tenggara

Barat (NTB) cukup tinggi, jumlah anak jalanan mencapai 10.889 jiwa.

Sedangkan anak balita terlantar mencapai 24.818 jiwa,anak terlantarnya

mencapai 227.357 jiwa, lanjut usia terlantar mencapai 81.782 jiwa, selain

keluarga fakir miskin yang mencapai 348.734 jiwa kepala keluarga. (Lombok

News.com diakses pada tanggal 10/11/2016 jam 14:18).

Keberadaan anak jalanan di daerah Lombok ini bukan hal yang asing

lagi. Banyak cara telah dilakukan untuk mencegah semakin banyaknya anak-

anak yang turun ke jalan, disamping usaha untuk mencoba menarik anak-anak

yang sudah turun ke jalan untuk kembali hidup secara baik dalam

masyarakat.Namun seakan-akan berbagai usaha itu lenyap tanpa hasil, karena

pada kenyataannya jumlah anak jalanan semakin hari semakin meningkat

karena berbagai keterpurukan yang dialami bangsa ini.

Salah satu cara yang dipakai dalam rangka menangani anak-anak

jalanan adalah dengan menyediakan yayasan bagi mereka seperti di Yayasan

Peduli Anak yang berada di jl. Dharma Bakti, Desa angko, Lingsar, Lombok-

NTB yang dijadikan obyek yang akan dikaji oleh peneliti. Yayasan ini, anak-

anak yang masih berkeliaran di jalan akan dijangkau untuk diberikan

perlindungan, jaminan kesehatan, perlindungan hukum, pendidikan, dan

perhatian yang tidak mereka dapatkan selama berada di jalaln.

4 Ambar Andriyanto. Yang terpuruk: sebuah model pemberdayaan anak jalanan di

Bojonegoro. Dalam patra widya. 2005. Seri penelitian sejarah dan budaya. Semarang.

Hal.163

Page 8: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

8

Dalam asuhan yayasan tersebut anak jalanan akan menerima hal-hal

yang tidak mereka dapatkan di jalanan seperti kasih sayang, perlindungan,

jaminan kesehatan, pendidikan, penanaman nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat serta kehidupan yang lebih positif dari sekedar bertahan hidup

dijalanan. Akan ada perbedaan yang terjadi dalam diri anak jalan yang telah

menjadi asuhan rumah singgah peduli anak dalam hal sikap dan perilaku seperti

saat mereka masih berada dijalanan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latarbelakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah-

masalah yang selanjutnya akan dijadikan focus utama dalam penelitian ini,

antara lain yaitu:

Bagaimana Proses Interaksi Sosial (Asosiatif dan Disosiatif) Anak

Jalanan dan Anak Terlantar Di Yayasan Peduli Anak Pada Saat Perayaan

Ulang Tahun Yayasan yang ke 10?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Secara umum: untuk mendeskripsikan proses interaksi social antar

sesama anak jalanan dan anak terlantar di yayasan peduli anak.

2. Secara khusus: untuk mendeskripsikan bagaimana karakteristik

anak jalanan dan anak terlantar di Yayasan Peduli Anak.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi

pada kajian keilmuan bagi jurusan sosiologi yang berkaitan dengan

proses interaksi social anak jalanan.

Page 9: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

9

b. Penelitian ini akan digunaka sebagai pengembangan studi keilmuan

mahasiswa dalam kajian teori sosiologi khususnya teori proses

interaksi social dan sebagai bahan referansi bagi peneliti lain yang

akan melakukan penelitian dengan teori tersebut.

2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru guna

menambah wawasan dalam bidang sosiologi khususnya terhadap

permasalahan yang diangkat yaitu mengenai pola interaksi anak

jalanan di rumah singgah bagi anak jalanan dan dapat memperoleh

pengalaman langsung dalam memahami pola interaksi anak jalanan.

b. Bagi Mahasiswa

Diharapkan para mahasiswa FISIP jurusan sosiologi dapat

memperoleh wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam

mengenai pola interaksi anak jalanan di rumah singgah.

c. Bagi Yayasan

Sebagai masukan rumah singgah untuk menjalankan kewajibannya

untuk memperdayakan anak jalanan dengan tetap memberikan hak-

hak yang melekat pada anak, lebih memperhatikan kebutuhan anak

jalanan sebagai pemenuhan hak pada anak dengan tetap

memperhatiakan peraturan yang berlaku dan pihak terkait dalam

pelaksanaan pengelolaan rumah singgah berdasarkan pemahaman

terhadap anak jalanan yang tercermin melalui proses interaksinya.

Page 10: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

10

E. Definisi Konsep

1. Proses Interaksi Sosial

Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat

dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling bertemu

dan menentukan system dan bentuk hubungan tersebut atau apa yang

akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan

goyahnya cara-cara hidup yang ada. Atau dengan kata lain proses social

diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai seni kehidupan

bersama.5

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi social (proses

social) dan menjadi syarat utama terjadinya proses social tersebut ialah

interaksi yang merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis

yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar kelompok-

kelompok manusia, maupun antar orang dengan kelompok manusia.

Apabila dua orang bertemu interaksi dimulai pada saat itu. Mereka

saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara.6

Menurut Soekanto (2006:55) interaksi sosial merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut

hubungan orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok

manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Proses interaksi sosial dalam penelitian ini menggambarkan

tentang hubungan-hubungan yang tercipta dari kegiatan anak jalanan

yang berada dalam asuhan Peduli Anak Foundation.

5 Soekanto, Soejono, 1993. Kamus Sosiologi hal.54 6 Ibid hal 55

Page 11: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

11

2. Yayasan (Panti Asuhan)

Panti Asuhan adalah rumah atau tempat untuk memelihara dan

merawat anak yatim, yatim piatu dan sebagainya (Casmini,

2007:826). Departemen Sosial Republik Indonesia (2007:4)

menjelaskan bahwa : “Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha

kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk

memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar

dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar,

memberikan pelayanan pengganti fisik, mental dan sosial pada anak

asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai

bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan

sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan

yang akan turut serta aktif didalam bidang pembangunan nasional”.

3. Anak Jalanan dan Anak Terlantar

Menurut Bagong Suyanto (2010:185) mendefinisikan anak jalan

sebagai takyan, arek kere, anak gelandangan atau kadang disebut juga

secara eufemistis sebagai anak mandiri, sesungguhnya mereka adalah

anak-anak yang tersisih, marginal, teralienasi, dari perlakuan kasih

saying karena kebanyakan dalam usia yang relative dini sudah harus

berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, bahkan sangat tidak

bersahabat.

Anak jalan merupakan anak-anak yang banyak menghabiskan

waktunya di jalan baik untuk bermain, mencari nafkah, maupun

bersosialisasi dengan sesamanya. Anak jalanan juga merupakan anak-

anak yang haknya sebagai anak-anak tidak dimiliki seperti untuk

Page 12: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/44194/2/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019. 2. 12. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan populasi sekitar

12

memperoleh pendidikan yang layak, perlakuan yang baik dari orang

dewasa di sekitarnya, dan kondisi yang kurang layak baik dari segi

kesehatan maupun kebersihan.

Adapun ciri-ciri anak terlantar adalah: Pertama, kurang kasih

sayang dan bimbingan dari orang tua; kedua, lingkungan keluarga

kurang membantu perkembangannya, ketiga, kurang pendidikan dan

pengetahuan; keempat kurang bermain; kelima, kurang adanya

kepastian tentang hari esok dan lain-lain (Departement Sosial

Republik Indonesia, 2007:111).

F. Definisi Operasional

Berdasarkan definisi konsep diatas maka, secara operasional indicator-

indikator yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Proses Interaksi Sosial Assosiatif

a. Kerjasama antar anak jalanan dalam aktivitas yang diselenggarakan oleh

yayasan peduli anak (perayaan ulang tahun yayasan ke-10).

b. Proses akomodasi antar anak jalanan dalam aktivitas yang

diselenggarakan oleh yayasan peduli anak (perayaan ulang tahun

yayasan ke-10).

c. Proses asimilasi antar anak jalanan dalam aktivitas yang diselenggarakan

oleh yayasan peduli anak (perayaan ulang tahun yayasan ke-10).

2. Proses Interaksi Sosial Dissosiatif

a. Proses persaingan atau pertentangan antar anak jalanan dalam aktivitas

yang diselenggarakan oleh yayasan peduli anak (perayaan ulang tahun

yayasan ke-10).