16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di era modern seperti sekarang ini adalah masyarakat yang cerdas. Mereka bisa mendapatkan informasi- informasi dengan mudah lewat berbagai media untuk memperkaya pengetahuan mereka. Rasa ingin tahu mereka yang tinggi menbuat mereka giat mencari informasi tertentu, baik itu informasi yang bersifat umum maupun informasi yang bersifat khusus. Banyak dari mereka yang juga giat mencari informasi seputar masalah-masalah kesehatan. Dengan kondisi masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap informasi-informasi seputar kesehatan, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Disinilah kaidah-kaidah dasar bioetik perlu diperhatikan dan diterapkan. Kaidah bioetik adalah hal paling dasar yang harus dikuasai oleh seorang dokter karena dari sanalah seorang dokter belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan etika kedokteran. Kaidah dasar bioetika terdiri dari 4 prinsip utama. Keempat prinsip ini adalah Beneficence, Non- Maleficence, Justice dan Autonomy. Dalam hal pemakaiannya, keempat prinsip ini juga dibantu dengan kaidah prima-facie, 1

BAB I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bioetik

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasyarakat di era modern seperti sekarang ini adalah masyarakat yang cerdas. Mereka bisa mendapatkan informasi-informasi dengan mudah lewat berbagai media untuk memperkaya pengetahuan mereka. Rasa ingin tahu mereka yang tinggi menbuat mereka giat mencari informasi tertentu, baik itu informasi yang bersifat umum maupun informasi yang bersifat khusus. Banyak dari mereka yang juga giat mencari informasi seputar masalah-masalah kesehatan.

Dengan kondisi masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap informasi-informasi seputar kesehatan, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Disinilah kaidah-kaidah dasar bioetik perlu diperhatikan dan diterapkan. Kaidah bioetik adalah hal paling dasar yang harus dikuasai oleh seorang dokter karena dari sanalah seorang dokter belajar bagaimana berperilaku sesuai dengan etika kedokteran. Kaidah dasar bioetika terdiri dari 4 prinsip utama. Keempat prinsip ini adalah Beneficence, Non-Maleficence, Justice dan Autonomy. Dalam hal pemakaiannya, keempat prinsip ini juga dibantu dengan kaidah prima-facie, sebagai penentu kaidah dasar mana yang dipilih jika berada dalam konteks tertentu.

Dengan menerapkan kaidah bioetik secara benar, masyarakat akan lebih percaya terhadap dokter dan terhadap segala kinerja medis yang dilakukan oleh seorang dokter. Pada makalah saya kali ini, saya akan membahas kaidah dasar bioetik Beneficence (prinsip murah hati) yang disampaikan secara tersirat melalui kasus Dokter Budi.

1.2 Latar Belakang MasalahKasus yang diberikan kali ini berkaitan dengan aktivitas Dokter Budi pada saat seleksi penerimaan mahasiswa baru di institud pemerintahan dalam negeri (IPDN). Dimana dr. Budi mendapatkan titipan calon mahasiswa baru dari keluarganya yaitu keponakannya sendiri. dr. Budi mendapatkan dilema apakah akan meluluskan keponakannya begitu saja atau tetap menajalankan aturan penerimaan taruna yang berlaku.

1.3 TujuanMemahami dengan lebih mendalam tentang kaidah dasar bioetika (Beneficence) dan penerapannya dalam praktek kedokteran di duni kerja yang sesungguhnya.

BAB IIISI

2.1 Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Etika, Etika Kedokteran dan BioetikaEtika merupakan kajian mengenai moralitas - refleksi terhadap moral secara sistematik dan hati-hati dan analisis terhadap keputusan moral dan perilaku baik pada masa lampau, sekarang atau masa mendatang. Moralitas merupakan dimensi nilai dari keputusan dan tindakan yang dilakukan manusia. Bahasa moralitas termasuk kata-kata seperti hak, tanggung jawab, dan kebaikan dan sifat seperti baik dan buruk (atau jahat), benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai. Menurut dimensi ini, etika terutama adalah bagaimana mengetahuinya (knowing), sedangkan moralitas adalah bagaimana melakukannya (doing). Hubungan keduanya adalah bahwa etika mencoba memberikan kriteria rasional bagi orang untuk menentukan keputusan atau bertindak dengan suatu cara diantara pilihan cara yang lain.

Terdapat tiga pendekatan etika, yaitu etika normatif (dinyatakan dengan standar tindakan benar atau baik), kedua etika deskriptif (melaporkan apa yang diyakini dan bagaimana orang bertindak) dan ketiga menganalisis konsep-konsep dan metode-metode etika.

Etika kedokteran, merupakan salah satu cabang dari etika yang berhubungan dengan masalah-masalah moral yang timbul dalam praktek pengobatan. Etika kedokteran sangat terkait namun tidak sama dengan bioetika (etika biomedis). Etika kedokteran berfokus terutama dengan masalah yang muncul dalam praktik pengobatan sedangkan bioetika merupakan cabang dari etika normative dengan subjek yang sangat luas yang berhubungan dengan masalah-masalah moral yang muncul karena perkembangan dalam ilmu pengetahuan biologis yang lebih umum. Bioetika juga berbeda dengan etika kedokteran karena tidak memerlukan penerimaan dari nilai tradisional tertentu dimana hal tersebut merupakan hal yang mendasar dalam etika kedokteran.

B. Kaidah Dasar BioetikaTerdapat kesenjangan antara pemahaman dokter berkaitan dengan filsafat moral (karena dokter bukan filsuf) dengan pakar filsafat. Karena itu diperlukan panduan praktis yang merupakan hasil pemikiran mendalam dari filsuf, tetapi dapat langsung diaplikasikan tanpa membuat dokter merasa bersalah atau berdosa. Panduan atau pedoman praktis itu termuat dalam kaidah dasar bioetika; sebagian filsuf menyebutkannya dengan istilah principalism. Kaidah dasar bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan prima facie.

Terdapat 4 kaidah dasar moral (bioetika), meliputi:1. Prinsip murah hati Beneficence 2. Prinsip tidak merugikan Non-maleficence 3. Prinsip Autonomy (menghormati hak-hak pasien)4. Prinsip keadilan Justice

C. BeneficencePada makalah ini penulis akan lebih focus membahas pengertian dari prinsip murah hati Beneficence beserta studi kasus-kasus etika pelayanan medis sehari-hari. Prinsip murah hati Beneficence Yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien atau penyediaan keuntungan dan menyeimbangkan keuntungan tersebut dengan risiko dan biaya. Dalam Beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baikdiartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.

Kriteria 1. Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain.2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.3. Memandang pasien / keluarga/ sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter.4. Mengusahakan agar kebaikan /manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya.5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying6. Manjamin kehidupan- baik- minimal manusia7. Pembatasan goal-based.8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien.9. Minimalisasi akibat buruk.10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat.11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan.13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus.15. Memberikan obat berkhasiat namun murah.16. Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan

2.2 Pembahasan KasusSKENARIO 1

SELEKSI PENERIMAAN INSTITUD PEMERINTAHAN DALAM NEGERI (IPDN)

Kasus dilema etik yang saya temui adalah pada saat seleksi penerimaan mahasiswa baru di institud pemerintahan dalam negeri (IPDN). Tempat pelaksanaan tes dilaksanakan di Rumah Sakit Korem. Dr. Budi merupakan salah satu dokter yang ditunjuk sebagai panitia pelaksana dibagian spesialis interna. Pada hari pemeriksaan pertama dr. Budi memeriksa pasien calon peserta yang bernama Fatur Rahman yang merupakan keponakan dari dr. Budi, setelah diperiksa ternyata Fatur menderita penyakit Tuberkulosis / TB, dr. Budi mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan . ia dihadapkan oleh dua pilihan yaitu menjunjung tinggi amanah yang diberikan kepadanya sebagai panitia penyeleksi atau amanah yang diberikan oleh keluarganya atas kelulusan keponakannya tersebut yang dititipkan kepadanya .Dr. Budi kemudian memilih untuk tidak meluluskannya dengan alasan selain sebagai tuntutan profesinya sebagai panitia pelaksana, dr. Budi juga mementingkan keselamatan keponakannya tersebut, sebab apabila diluluskan itu akan sangat berbahaya bagi kondisi keselamatannya, sebab stamina dan daya tahan tubuh fatur sangat kurang, hal ini tentu berbahaya, mengingat bahwa ini merupakan tes yang nantinya akan banyak menggunakan fisik, dan juga dr. Budi tidak ingin penyakit tersebut menular diantara peserta yang basis pendidikannya adalah asrama. Meskipun dokter sudah menjelaskan semua kepada keluarganya, dan meminta agar melakukan pengobatan kepada Fatur, namun keluarga sangat kecewa dengan keputusan dr. Budi

Kaidah Benefince dalam kasus dokter BudiKriteriaAdaTidak adaAnalisis

Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain.dr. Budi tidak membantu permintaan keluarganya

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.dr. Budi tidak meluluskan fatur demi kebaikan fatur dan calon taruna lain yg nantinya tinggal di asrama

Memandang pasien / keluarga/ sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter.dr. Budi tidak memanfaatkan kekurangan fatur untuk memperoleh keuntungan namun semata-mata untuk kebaikan

Mengusahakan agar kebaikan /manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya.dr. Budi tidak meluluskan fatur dengan pertimbangan kebaikan

Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayingdr. Budi memegang kendali dan peduli terhadap kesehatan orang lain

Manjamin kehidupan- baik- minimal manusiadr. Budi tidak membiarkan fatur yang sedang sakit untuk mengikuti pendidikan militer

Pembatasan goal-based.dr. Budi menjalankan prosedur kedokteran dengan baik dan benar

Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien.-Tidak tercantum dalam skenario

Minimalisasi akibat buruk.dr. Budi khawatir jika fatur diluluskan malah akan membuat masalah baru yang membahayakan orang banyak

Kewajiban menolong pasien gawat darurat.-Tidak tercantum dalam scenario

Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.-Tidak tercantum dalam scenario

Tidak menarik honorarium diluar kepantasan.-Tidak tercantum dalam scenario

Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.dr. Z lebih mengutamakan baik dan buruknya, bukan tentang kepuasan pasien

Mengembangkan profesi secara terus-menerus.-Tidak tercantum dalam scenario

Memberikan obat berkhasiat namun murah.-Tidak tercantum dalam scenario

Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkanDr. Z menjalankan tugasnya sebagai panitia penerimaan calon taruna IPDN dengan benar

SKENARIO 2PROFESIONALISME SEORANG DOKTER

Korban kecelakaan seorang wanita muda tanpa identitas dibawa penolong ke rumah sakit. Korban tidak sadar, kemudian dimasukan ke instalasi gawat darurat. Dokter bersama paramedis dengan professional memberikan pertolongan sesuai standar profesi. Usaha saving life support untuk menyelamatkan kehidupan pasien gagal, setelah dilakukan pertolongan di IGD selama 10 menit korban meninggal dunia. Selanjutnya korban dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik guna dilakukan otopsi untuk mengetahui sebab kematian.

Kaidah Benefince dalam skenario 2KriteriaAdaTidak adaAnalisis

Mengutamakan altruismWalaupun pasien datang tanpa identitas dan keluarga dokter tetap menolong pasien

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia.-Tidak tercantum dalam scenario

Memandang pasien / keluarga/ sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter.Dokter tidak memanfaatkan kondisi pasien untuk keuntungan

Mengusahakan agar kebaikan /manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya.Dokter melakukan usaha saving life support walaupun gagal lalu untuk mengetahui penyebab kematian dokter melakukan otopsi

Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayingDokter bertanggung jawab terhadap penyebab kematian pasien sehingga melakukan prosedur otopsi

Manjamin kehidupan- baik- minimal manusiaDokter berusaha menyelamatkan nyawa pasien

Pembatasan goal-based.Dokter menjalankan prosedur kedokteran dengan baik dan benar

Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien.-Tidak tercantum dalam scenario

Minimalisasi akibat buruk.Tidak tercantum dalam scenario

Kewajiban menolong pasien gawat darurat.Dokter melakukan usaha saving life support dengan segera

Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan.-Tidak tercantum dalam scenario

Tidak menarik honorarium diluar kepantasan.-Tidak tercantum dalam scenario

Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan.-Tidak tercantum dalam scenario

Mengembangkan profesi secara terus-menerus.-Tidak tercantum dalam scenario

Memberikan obat berkhasiat namun murah.-Tidak tercantum dalam scenario

Menerapkan Golden Rule PrincipleDokter menjalankan tugasnya memberikan pertolongan sesuai prosedur

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanPada scenario 1 dari daftar tilik pada Kriteria beneficience yang memenuhi dapat disimpulkan bahwa dr. Budi berusaha untuk melakukan yang terbaik pada pasien (merupakan keluarga dokter) dengan tidak menutup-nutupi penyakit calon taruna yang merupakan keluarga dr. Budi, karena apabila ditutu-tutupi akan membahayakan fatur sendiri dan juga calon taruna yang lain

Pada scenario 2 dari daftar tilik pada Kriteria beneficience yang memenuhi dapat disimpulkan bahwa seorang dokter yang profesional berusaha untuk melakukan yang terbaik pada pasien meskipun pasien datang tanpa identitas dan keluarga. Itu artinya seorang dokter berkewajiban menolong siapapun tanpa pandang bulu.

Dalam kedua scenario diatas, dokter dihadapkan atas dua kondisi yang sangat rumit, dalam hal ini pengambilan keputusan klinis yang etis (konsep prima facia) dengan memperhatikan prinsip beneficence. Dilema etis pada scenario pertama yaitu apakah dokter harus membiarkan Fatur (sebagai calon taruna) dan merupakan keluarga dekatnya lulus tes kesehatan, demi memenuhi permintaan keluarga dan demi cita cita Fatur, atau dokter tidak meluluskan Fatur dengan berbagai pertimbngan beneficence, yaitu dokter menjaga agar penyakit Fatur tidak bertambah parah dan dokter menghindari agar tidak terjadi penularan yang dapat merugikan banyak pihak dalam hal ini yaitu penularan kepada taruna kepolisian lainnya, dan dilemma etis yang kedua yaitu apakah dokter tetap harus memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat yang tidak memiliki identitas, sikap para dokter pasti berbeda, namun dengan melihat pertimbangan PRIMA FACIE, langkah atau keputusan yang diambil oleh kedua dokter pada scenario diatas sudah sangat benar, dan sesuai dengan prosedur, yaitu dengan mengutamakan lebih banyak kebaikan dari pada keburukannya ( beneficence ).

DAFTAR PUSTAKA

10