20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga kestabilan Negara, baik itu secara internal maupun eksternal. Secara luas sistem pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem yang kontiniu. Sampai saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana penerapannya kebanyakan sudah mendarah daging dalam kebiasaan hidup masyarakatnya dan terkesan tidak bisa diubah dan cenderung statis. 1.2 Rumusan Masalah Dari Latar Belakang di atas penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yakni : 1. Apa Pengertian Sistem Pemerintahan ? 2. Bagaimana Sistem Pemerintahan di Indonesia ? 3. Bagaimana Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia ?

Bab i

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga kestabilan

Negara, baik itu secara internal maupun eksternal. Secara luas sistem

pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku

kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga

kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem yang

kontiniu. Sampai saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem

pemerintahan itu secara menyeluruh. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi

yang kuat dimana penerapannya kebanyakan sudah mendarah daging dalam

kebiasaan hidup masyarakatnya dan terkesan tidak bisa diubah dan cenderung

statis.

1.2 Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang di atas penulis merumuskan beberapa masalah yang

akan dibahas dalam makalah ini, yakni :

1.      Apa Pengertian Sistem Pemerintahan ?

2.      Bagaimana Sistem Pemerintahan di Indonesia ?

3.      Bagaimana Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia ?

4.      Bagaimana Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD

1945 ?

5.      Bagaimana Sistem Pemerintahan Demokrasi Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Maksud penyusunan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan dan

pengetahuan tentang Sistem Pemerintahan Indonesia dari sebelum amandemen

hingga sesudah amandemen.

Selain itu,bertujuan agar kita semua lebih mengenal sistem Pemerintahan

Indonesia serta dapat ikut berpartisipasi didalamnya.

Page 2: Bab i

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan

Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang

mempunyai hubungan fungsional.

Pemerintahan dalam arti luas adalah pemerintah/ lembaga-lembaga Negara

yang menjalankan segala tugas pemerintah baik sebagai lembaga eksekutif,

legislative maupun yudikatif.

Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah

yang dilakukan oleh badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu

Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang

sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan

eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan

negara. Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas

berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan

memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan

dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu

Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau

kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berkekuasaan

membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudiskatif yang berkekuasaan

mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen

tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.

Jadi, system pemerintaha negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga

negara, hubungan antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam

mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.

Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau

tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi

segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Lembaga-

lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia bekerja secara

Page 3: Bab i

bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di

negara Indonesia.

Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden

adalah kepala negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-departemen

yang akan melaksakan kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang.

Setiap departemen akan dipimpin oleh seorang menteri. Apabila semua menteri

yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana menteri maka dapat disebut

dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial, dan kabinet

ministrial.

2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia

Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan

kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara

Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia

adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat

disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk

pemerintahannya adalah republik.

Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden

Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus

kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi,

“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut

Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia

menganut sistem pemerintahan presidensial.

Kekuasaan pemerintahan Negara Indonesia menurut undang–undang dasar

1 sampai dengan pasal 16. pasal 19 sampai dengan pasal 23 ayat (1) dan ayat (5),

serta pasal 24 adalah:

1.  Kekuasaan menjalan perundang – undangan Negara atau kekuasaan

eksekutif yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada pemerintah atau

kekuasaan konsultatif yang dilakukan oleh DPA.

3.      Kekuasaan membentuk perundang – undang Negara atau kekuasaan

legislatif yang dilakukan oleh DPR.

Page 4: Bab i

4.      Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan Negara atau kekuasaan

eksaminatif atau kekuasaan inspektif yang dilakukan oleh BPK.

5.      kekuasaan mempertahankan kekuasaan perundang-undangan Negara atau

kekuasaan yudikatif yang dialakukan oleh MA.

Berdasarkan ketetapan MPR nomor III / MPR/1978 tentang kedudukan dan

hubungan tata kerja lembaga tertinggi Negara dengan atau antara Lembaga –

lembaga Tinggi Negara ialah sebagai berikut.

1.      Lembaga tertinggi Negara adalah majelis permusyawaratan rakyat. MPR

sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam Negara dengan pelaksana

kedaulatan rakyat memilih dan mengangkat presiden atau mandataris dan wakil

presiden untuk melaksanakan garis – garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan

putusan – putusan MPR lainnya. MPR dapat pula diberhentikan presiden sebelum

masa jabatan berakhir atas permintaan sendiri, berhalangan tetap sesuai dengan

pasal 8 UUD 1945, atau sungguh – sungguh melanggar haluan Negara yang

ditetapkan oleh MPR.

2.      Lembaga – lembaga tinggi Negara sesuai dengan urutan yang terdapat dalam

UUD 1945 ialah presiden (pasal 4 – 15), DPA (pasal 16), DPR (pasal 19-22),

BPK (pasal 23), dan MA (pasal 24).

a.       Presiden adalah penyelenggara kekuasaan pemerintahan tertinggi dibawah

MPR. Dalam melaksanakan kegiatannya dibantu oleh seorang wakil presiden.

Presiden atas nama pemerintah (eksekutif) bersama – sama dengan DPR

membentuk UU termasuk menetapkan APBN. Dengan persetujuan DPR, presiden

dapat menyatakan perang.

b.      Dewan pertimbangan Agung (DPA) adalah sebuah bahan penasehat

pemerintah yang berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presien. Selain

itu DPA berhak mengajukan pertimbangan kepada presiden.

c.       Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sebauh badan legislative yang

dipilih oleh masyarakat berkewajiban selain bersama – sama dengan presiden

membuat UU juga wajib mengawasi tindakkan – tindakan presiden dalam

pelaksanaan haluan Negara.

d.      Badan pemeriksa keuangan (BPK) ialah Badan yang memeriksa tanggung

jawab tentang keuangan Negara. Dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari

Page 5: Bab i

pengaruh kekuasaan pemerintah. BPK memriksa semua pelaksanaan APBN. Hasil

pemeriksaannya dilaporkan kepada DPR.

e.       Mahkamah Agung (MA) adalah Badan yang melaksanakan kekuasaan

kehakiman yang dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh kekuasaan

pemerintah dan pengaruh lainnya. MA dapat mempertimbangkan dalam bidang

hukum, baik diminta maupun tidak diminta kepada kepada lembaga – lembaga

tinggi Negara.

2.3. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

1. Tahun 1945 – 1949

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:

a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu

presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut

menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.

b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet

parlementer berdasarkan usul BP – KNIP.

2. Tahun 1949 – 1950

Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah

sistem parlementer kabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan

yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena

dalam sistem parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat

menentukan terhadap kekuasaan pemerintah.

3. Tahun 1950 – 1959

Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan

yang dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih

bersifat semu. Ciri-ciri:

a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.

b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.

Page 6: Bab i

c. Presiden berhak membubarkan DPR.

d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

4. Tahun 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)

Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan

kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan

oleh presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan

pendapat.

5. Tahun 1966 – 1998

Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi

terpimpin pada era orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi

penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei ’98.

6. Tahun 1998 – Sekarang (Reformasi)

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan

ruang gerak pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis

dan dibenarkan untuk unjuk rasa.

2.4. Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945

2.4.1.Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Sebelum Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945

sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci

pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).

2. Sistem Konstitusional.

3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan

Rakyat.

Page 7: Bab i

4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak

bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan

Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial.

Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah

kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah

adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hamper semua

kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa

melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itui

tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden

sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan,

kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden

dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu

menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih

stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antarpejabat

negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di

Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak

merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.

Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk

menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun

pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada

konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi

1. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,

2. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Page 8: Bab i

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan

perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945

menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem

pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945

telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000,

2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi

pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

2.4.2.  Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Setelah Diamandemen.

            Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi.

Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil

amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih

mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya

transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan baru

diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas.

Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.

2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan

presidensial.

3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.

Presiden dan wakil presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa

jabatan lima tahun. Untuk masa jabatan 2004-2009, presiden dan wakil

presiden akan dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.

4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab

kepada presiden.

5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan

merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan

kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.

Page 9: Bab i

6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan

peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsure-unsur dari sistem

pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan

kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari

sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari

DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan megawasi presiden meskipun

secara tidak langsung.

2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau

persetujuan dari DPR.

3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau

persetujuan dari DPR.

4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk

undang-undang dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem

pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem

presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan

secara langsung, sistem bikameral, mekanisme check and balance, dan pemberian

kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan

fungsi anggaran.

Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Sistem Pemerintahan

Negara Lain

2.5. Sistem Pemerintahan Demokrasi Indonesia

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan

pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung)

atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa

Yunani δημοκρατία – (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata

δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem

Page 10: Bab i

politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota

Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM.

Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu

bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan

berada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln dalam pidato

Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem

demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara

yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi,

keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.

2.5.1. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan

politik dan sosial. Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara

demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang

kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip

demokrasi adalah:

1. Kedaulatan rakyat;

2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;

3. Kekuasaan mayoritas;

4. Hak-hak minoritas;

5. Jaminan hak asasi manusia;

6. Pemilihan yang bebas dan jujur;

7. Persamaan di depan hukum;

8. Proses hukum yang wajar;

9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;

10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;

11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

Page 11: Bab i

2.5.2. Asas Pokok Demokrasi

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah

pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai

kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar

tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan

wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung,

umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan

2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan

pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan

bersama.

Page 12: Bab i

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan Makalah ini, kami dapat simpulkan bahwa

Sistem pemerintahan Negara Indonesia menggambarkan adanya lembaga-lembaga

yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya

tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem

politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan

yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen,

pemilu, dan dewan menteri.

Dalam sistem pemerintahan Indonesia, lebaga-lembaga negara berjalan

sesuai dengan mekanisme demokratis.

Sistem pemerintahan negara Indonesia berbeda dengan sistem

pemerintahan yang dijalankan di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa

persamaan antarsistem pemerintahan negara. Misalnya, dua negara memiliki

sistem pemerintahan yang sama.

Perubahan pemerintah di negara terjadi pada masa genting, yaitu saat

perpindahan kekuasaan atau kepemimpinan dalam negara. Perubahan

pemerintahan di Indonesia terjadi antara tahun 1997 sampai 1999. Hal itu bermula

dari adanya krisis moneter dan krisis ekonomi.

3.2. Saran

Sudah saatnya, kita bersama-sama bergerak untuk mencapai angan

demokrasi yang telah dicita-citakan oleh para pemimpin-pemimpin dan tokoh-

tokoh Indonesia. Unsur-unsur demokrasi yangkadang menjadi akar permasalahan

harus bisa diselesaikan dan diperbaiki, karena konsep demokrasi bukan hak paten

yang tidak bisa dirubah. Ia harus bersifat dinamis dan bisa mengikuti kultur

sosial- politik-budaya Negara yang menggunakannya sebagai asas Negara. Usaha

perubahan tersebutsebenarnya telah sering dilakukan dan sayangnya malah

menjadi ancaman bukan kenyamanan.Rakyat perlu diperkuat kembali bahwa

Page 13: Bab i

mereka bukan alat kekuasaan yang dengan mudah diatur kesana ke mari. Elit

penguasa dan rakyat harus bisa bekerja sama selama tujuan demokrasi

menjadi patokan utama bernegara yang baik.

Page 14: Bab i

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII. Jakarta :

Erlangga

Algemeene Secretarie, Regeringsalmanaak voor Nederlandsch-Indie 1942, eerste

gedeelte: Grondgebied en Bevolking, Inrichting van het Bestuur van

Neder¬landsch-Indie, Batavia: Landsrukkerij

Bagehot, Walter, The English Constitution, London: Oxford University Press,

second ed., eighth printed, 1955

Bonar Sidjabat, 'Notulen Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia',

Majalah Ragi Buana, 52, 1968

Clive Day, The Policy and Administration of the Dutch in Java, Kuala Lumpur:

Oxford University Press, 1972