Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2015 BPMPT
Provinsi Jawa Barat adalah lembaga lainnya yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu, menyelenggarakan
koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi
di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu meliputi aspek pelayanan perijinan, sosialisasi dan
promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi. Tugas pokok, fungsi dan rincian tugas badan,
BPMPT Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi :
1. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;
2. penyelengaraan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan
terpadu;
3. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah
Provinsi bidang penanaman modal dan perijinan terpadu; dan
4. penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan
Daerah Provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
pasal 69 ayat 1 dan pasal 71 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, laporan keterangan pertanggungjawaban dan ringkasan
laporan penyelenggaran pemerintahan daerah. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tersebut maka disusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015, yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan LKPJ Akhir Tahun Anggaran (ATA) 2015 Gubernur Jawa
Barat.
1.2 Dasar Hukum
Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban akhir Tahun Anggaran 2015, adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat;
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-2
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelengaraan Pemerintahan
Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
kepada Masyarakat;
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Provinsi Jawa Barat;
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;
10. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.
1.3 Gambaran Umum SOPD
Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat.
Struktur Perangkat Daerah BPMPT Provinsi Jawa Barat memiliki sumber daya aparatur yang
merupakan data potensi pegawai sampai akhir Desember 2015 berjumlah 126 orang pegawai yang
dipimpin langsung oleh seorang Kepala dan satu orang Sekretaris serta 4 (empat) orang Kepala Bidang
dan 1 (satu) pejabat Fungsional Perencana serta 4 (empat) buah gerai yang berlokasi di Bogor,
Purwakarta, Cirebon dan Garut. Masing-masing kepala Bidang membawahi 2 orang pejabat struktural
kecuali Bidang Pelayanan Perijinan yang tidak membawahi esselon IV di bawahnya. Sekretaris
membawahi 3 orang pejabat struktural, serta pejabat non struktural sebanyak 30 orang di Sekretariat,
54 orang di Bidang Pelayanan Perijinan, 9 orang di Sosialisasi dan Promosi, dan 11 orang di Bidang
Penanaman Modal serta 10 orang di Bidang Pengendalian. Berikut Bagan Struktur Organisasi BPMPT
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-3
Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah nomor 4 Tahun 2013, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat ;
Atas dasar Peraturan Daerah termaksud, tugas pokok BPMPT Provinsi Jawa Barat adalah
merumuskan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu, menyelenggarakan
koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di
bidang penanaman modal dan perijinan terpadu meliputi aspek pelayanan perijinan, sosialisasi dan
promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi, dan mempunyai fungsi :
a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;
b) penyelengaraan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;
c) penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan Pemerintah Provinsi
bidang penanaman modal dan perijinan terpadu; dan
d) penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan Pemerintah
Provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu
Kondisi sampai dengan akhir bulan Desember 2014 pejabat struktural sebanyak 15 orang,
pejabat fungsional 1 orang dan pejabat non struktural sebanyak 115 orang.
Sepanjang 1 (satu) tahun terakhir, jumlah pegawai organik yang terdiri dari PNS dan CPNS di
lingkup BPMPT Provinsi Jawa Barat terus mengalami perubahan sejalan dengan pengangkatan pegawai
baru maupun pensiun. Hingga akhir tahun 2015, jumlah pegawai BPMPT Provinsi Jawa Barat mencapai
126 orang. Dengan kualifikasi kompetensi pada struktur pendidikan formal tingkat jenjang SLTP
sebanyak 6 orang, jenjang SLTA sebanyak 42 orang, jenjang D-III sebanyak 5 orang, jenjang D-IV
sebanyak 1 orang, jenjang Strata 1 sebesar 54 orang, jenjang Strata 2 sebanyak 28 orang, dan jenjang
Strata 3 sebanyak 2 orang.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-4
Dari segi kepangkatan dan golongan, komposisinya meliputi golongan I sebanyak 4 orang,
golongan II sebanyak 38 orang, golongan III sebesar 81 orang dan golongan IV sebanyak 17 orang.
Komposisi kelompok usia pegawai BKPPMD Provinsi Jawa Barat yaitu pada, kelompok usia 26
- 30 tahun sebanyak 8 orang, kelompok usia 31 - 35 tahun sebanyak 23 orang, kelompok usia 36 - 40
tahun sebanyak 17 orang, kelompok usia 41 - 45 tahun sebanyak 29 orang, kelompok usia 46 - 50
tahun sebanyak 14 orang, kelompok usia 51 - 55 tahun sebanyak 31 orang dan kelompok usia 56 – 60
sebanyak 16 orang.
Hasil rekapitulasi pegawai menunjukkan bahwa kalompok usia 51 - 55 tahun sebanyak 31 orang
merupakan komposisi angka yang paling banyak yaitu jumlah pegawai yang akan masuk dalam tahap
persiapan masa pensiun/purna bakti, hal ini harus sudah dilakukan persiapan dan pengusulan
regenerasi formasi sesuai kebutuhan. Demikian pula pada kelompok usia 46 - 50 tahun berjumlah 14
orang pegawai dipandang perlu untuk segera dirumuskan formasinya sesuai jabatan dan fungsinya.
Berdasarkan peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2014, BPMPT Provinsi Jawa
Barat melaksanakan pelayanan perijinan sebanyak 21 bidang perijinan yang terdiri dari 261 jenis ijin
namun dari jumlah tersebut hanya sebanyak 169 jenis ijin saja yang aktif (ada yang mengajukan
permohonan ijin). Untuk melaksanakan pelayanan perijinan tersebut BPMPT Provinsi Jawa Barat
melaksanakan pelayanan permohonan ijin di Kantor BPMPT Provinsi Jawa Barat yang terletak di Jalan
Sumatera No. 50 Bandung serta pada 4 (empat) gerai yang berlokasi di Bogor, Purwakarta, Cirebon
dan Garut.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-5
BAB II
KEBIJAKAN UMUM BPMPT
2.1 Visi dan Misi BPMPT
Visi BPMPT Provinsi Jawa Barat merupakan komitmen yang diharapkan mampu memotivasi
segenap anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan untuk mewujudkan gambaran kedepan
yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2013 - 2018). Dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang mungkin akan timbul. Visi BPMPT Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari
Visi 5 (lima) tahun Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2003 - 2018), sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013, tentang RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
- 2018 yaitu “Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua”.
Adapun Visi BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 - 2018 adalah:
“Menjadi Lembaga Pelayanan Penanaman Modal dan Perijinan yang Andal dan
Profesional”
Menjabarkan visi yang memuat arahan tentang tujuan Badan Penanaman Modal dan Perijinan
Terpadu Provinsi Jawa Barat tersebut di atas, maka dirumuskan misi agar dapat diimplimentasikan
dalam tujuan dan sasaran. Misi, tujuan dan sasaran tersebut adalah:
1) Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme Aparatur dalam Pelayanan
Penanaman Modal dan Perizinan ;
Tujuan yang ingin dicapai adalah : meningkatkan kemampuan aparatur yang profesional dan andal
serta meningkatkan pengelolaan administrasi perkantoran dalam menunjang pelayanan prima.
Sasaran :
a. Terciptanya kualitas Sumber Daya Aparatur yang berkompeten dalam pelayanan penanaman
modal dan perizinan terpadu;
b. Terwujudnya fasilitas administrasi perkantoran yang sesuai dengan standar pelayanan publik
dalam menunjang pelayanan prima
2) Meningkatkan Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan yang cepat, tepat, akurat,
transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat
Tujuan yang ingin dicapai adalah : menerapkan prosedur dan standar mutu pengelolaan pelayanan
penanaman modal dan perizinan secara optimal dan berkualitas, mewujudkan pengelolaan sistem
informasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk kepentingan publik serta
meningkatkan kinerja pelayanan penanaman modal dan perizinan yang lebih baik.
Sasaran :
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-6
a. Tersedianya standar pengelolaan pelayanan yang transparan, mudah dan cepat;
b. Tersedianya sistem informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan yang efektif dan
efisien yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan;
c. Terwujudnya pelayanan penanaman modal dan perizinan yang profesional.
3) Meningkatkan Fasilitasi dan Koordinasi Pelayanan Penanaman dan Perizinan untuk
mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat
Tujuan yang ingin dicapai adalah : menciptakan lingkungan dan fasilitas pelayanan yang prima
sehingga tercipta iklim penanaman modal yang berdaya saing dan kondusif.
Sasaran : terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif dan berdaya saing.
4) Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang
berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan
Tujuan yang ingin dicapai adalah : meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai
dan bernuansa layanan publik serta menghasilkan data base penanaman modal dan perizinan
yang akurat untuk mendorong pembangunan dan dapat meningkatkan kualitas pengawasan
Sasaran :
a. Terwujudnya sarana dan prasarana pelayanan yang berkualitas dan bernuansa layanan
publik;
b. Tersedianya sistem informasi penanaman modal dan perizinan yang terintegrasi dengan
seluruh OPD teknis
5) Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan
pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat
Tujuan yang ingin dicapai adalah : meningkatnya kualitas pelayanan dalam penanaman modal
dan perizinan untuk memberikan kesempatan berusaha kepada investor di Jawa Barat
Sasaran : terwujudnya sinergitas dan tersedianya data base penanaman modal dan perizinan
kewenangan provinsi yang terpusat dan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan,
pembinaan, pengendalian dan pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan di Jawa Barat
sebagai upaya pengembangan potensi investasi.
Tujuan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi. Tujuan ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan
yang dimiliki serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Dari tujuan yang telah ditetapkan maka
dirumuskan sasaran yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat
diukur dan dapat dicapai. Sasaran BPMPT Provinsi Jawa Barat menjadi dasar dalam penilaian dan
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-7
pemantauan kinerjanya sehingga merupakan alat pemicu supaya semua bagian organisasi sadar akan
sesuatu yang harus dicapai.
2.2 Strategi dan Arah Kebijakan Daerah
Setelah merumuskan tujuan dan sasaran untuk menetapkan apa (what) hal yang akan dicapai
dan kapan (when) hal tersebut akan dicapai, maka perlu ditentukan tentang bagaimana (how) untuk
mencapai hal tersebut, atau yang disebut strategi. Strategi BPMPT Provinsi Jawa Barat terdiri dari :
1. Mengembangkan pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat;
2. Membuat regulasi teknis pelaksanaan pelayanan penanaman modal dan perizinan terutama
pengelolaan izin-izin strategis untuk mempercepat proses layanan dan akurasi pengendalian
sektoral;
3. Memberikan layanan informasi potensi, prosedur pelaksanaan penanaman modal dan perizinan
kepada publik melalui media cetak, elektronik maupun media lainnya;
4. Menjadikan lembaga BPMPT sebagai area kinerja bebas KKN dan gratifikasi;
5. Melaksanakan peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur penanaman modal dan perizinan
melalui diklat, seminar workshop, bimbingan teknis dan lokakarya yang didukung oleh OPD teknis
terkait;
6. Menerapkan pola online system dalam upaya pendekatan pelayanan penanaman modal dan
perizinan kepada masyarakat pemohon;
7. Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan penanaman modal dan perizinan melalui penerapan
sertifikasi ISO 9001 – 2008;
8. Melaksanakan sinergitas perizinan kewenangan Provinsi dengan OPD teknis terkait dan pemangku
kepentingan;
9. Melaksanakan pemusatan database untuk meningkatkan pengendalian dan pembinaan
pelaksanaan penanaman modal dan perizinan;
10. Pemenuhan sumber daya aparatur sesuai dengan standar kompetensi pegawai dalam pelayanan
penanaman modal dan perizinan.
11. Mengoptimalkan sarana prasarana pendukung pelayanan penanaman modal dan perizinan;
12. Memperjelas Tupoksi dari Tim Task Force penyelesaian permasalahan penanaman modal sebagai
pendukung pelayanan penanaman modal dan Tim Teknis Opd terkait sebagai pendukung perizinan
terpadu.
Kebijakan pembangunan merupakan penjabaran tujuan dan sasaran Misi yang menjadi
pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan selama periode tahun 2013-2018 berdasarkan
urusan pemerintahan. Sejalan dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangan, kebijakan BPMPT Provinsi
Jawa Barat, fokus kepada Misi 2 dan Misi 3 sebagaiman tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-8
Dalam pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat pada tahun ketiga RPJMD Pemerintah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018 yang merupakan pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah dalam
mengimplentasikan program dan kegiatan, dan kebijakan pada tahun 2014, sesuai dengan Peraturan
Gubernur Jawa Barat Nomor 35 Tahun 2014, tentang Rencana Kerja Pemerintah Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, yaitu :
1. Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 menekankan pada peningkatan kualitas
sarana prasarana pendidikan serta pemerataan pelayanan pendidikan, peningkatan pelayanan
kesehatan, peningkatan daya saing tenaga kerja dan industri serta peningkatan akses untuk
pertumbuhan ekonomi daerah; peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah;
pengendalian keseimbangan daya dukung lingkungan dan peningkatan mitigasi bencana serta
penyelenggaran tata kelola pemerintahan yang baik (good governance);
2. Kebijakan BPMPT Provinsi Jawa Barat diarahkan untuk (1) meningkatkan kinerja aparatur di bidang
pelayanan penanaman modal dan perizinan yang andal dan profesional, (2) meningkatkan kualitas
sarana dan prasarana pelayanan penanaman modal dan perizinan yang memadai untuk mencapai
SPM sesuai dengan alokasi anggaran, (3) mengoptimalkan fungsi pemusatan data base potensi
peluang investasi dan perizinan kewenangan Provinsi Jawa Barat selain digunakan untuk
pemangku kepentingan dan juga digunakan sebagai alat perencana, pelayanan, pengendalian dan
pembinaan oleh OPD teknis terkait di Jawa Barat, (4) menerapkan prosedur yang jelas dan
meningkatkan standar mutu dalam pengelolaan pelayanan penanaman modal dan perizinan guna
menciptakan transparansi dan menghindari terjadinya KKN, (5) menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi pelayanan penanaman modal dan perizinan melalui koordinasi dan sinergitas
pelayanan dengan OPD teknis, (6) menciptakan peran aktif masyarakat dalam menumbuhkan
kesadaran untuk mengoptimalkan fungsi pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu agar
sesuai tuntutan dan kepentingan masyarakat, (7) meningkatkan pengolahan informasi penanaman
modal dan perizinan untuk kepentingan publik.
2.3 Prioritas Daerah
Berdasarkan prioritas pembangunan sesuai RPJMD dan RKPD tahun 2015, Arah kebijakan
tersebut diatas telah ditetapkan dan dioperasionalkan dalam serangkaian program yang dilaksanakan
BPMPT Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini ditetapkan 11 (sebelas) program yang telah dilaksanakan
secara bertahap. Suatu program yang telah ditetapkan mungkin saja akan dapat mencapai beberapa
sasaran, sebaliknya beberapa program harus dilakukan untuk mencapai suatu sasaran. Program yang
diselenggarakan pada BPMPT Provinsi Jawa Barat, meliputi (1) Program Perencanaan Pengendalian dan
Pengawasan Pembangunan Daerah, (2) Program Peningkatan Iklim Investasi, Promosi dan Kerjasama
Investasi, (3) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi, (4) Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah, (5)
Program Pengembangan Kompetensi Aparatur, (6) Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya
Aparatur, (7) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, (8) Program Peningkatan Sarana dan
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-9
Prasarana Aparatur, (9) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, (10) Program
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dan (11) Program
Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah. Kaitannya dengan pelaksanaan program prioritas
pembangunan Jawa Barat yaitu untuk mendukung mewujudkan dua buah misi Pembangunan Jawa
Barat yaitu misi kedua dan misi ketiga, serta mewujudkan dua buah misi BPMPT Provinsi Jawa Barat.
Dari program tersebut diurai melalui sejumlah kegiatan. Kegiatan merupakan penjabaran dari
program yang telah dibuat oleh organisasi, dengan kata lain program merupakan kumpulan dari
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan memiliki dimensi waktu tidak lebih dari 1 (satu)
tahun dan dari kegiatan yang disusun secara tahunan ini menjadi bahan untuk mengevaluasi dan
memperbaiki program kerja operasional instansi yang berdimensi 5 (lima) tahunan.
Kegiatan Pokok Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun
2015 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari program kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan;
2. Forum Interaksi Investor Jawa Barat;
3. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN;
4. Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal;
5. Pelaksanaan Kerjasama Investasi;
6. Penyusunan Profil Peluang Investasi di Jawa Barat;
7. Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi;
8. Sosialisasi Pelayanan Perizinan di Jawa Barat
9. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Perizinan Secara Online
10. Penyelenggaraan Administrasi Permohonan Periiznan pada Objek Perizinan di Lapangan;
11. Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan;
12. Updating Persyaratan Perizinan;
13. Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service;
14. Pengelolaan dan Publikasi Data base Perizinan;
15. Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu;
16. Monitoring Pelayanan Perizinan Terpadu;
17. Peningkatan Kemampuan Aparatur pada BPMPT;
18. Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur;
19. Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran;
20. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor;
21. Jasa Konsultansi Penyusunan DED pada BPMPT
22. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor;
23. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;
24. Pembinaan dan Pendataan Penanaman Modal di Daerah Provinsi Jawa Barat;
25. Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi Statistik Penanaman Modal.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-10
BAB III
PENYELENGGARAAN URUSAN DAN KINERJA UMUM BPMPT
3.1 Urusan Wajib yang Dilaksanakan
A. Urusan Penanaman Modal
BPMPT Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2015 melaksanakan 11 (sebelas)
program yang dibagi dalam 25 (dua puluh lima) kegiatan.
Dari program yang telah dilaksanakan tersebut, realisasi keuangan sebesar 94,02 % dan
realisasi fisik sebesar 98,47 %. Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan sebagai berikut
:
(a) Pelaksanaan Program
1. Kegiatan Forum Interaksi Investor, yang dilaksanakan Badan Penanaman Modal
dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara dengan 97,60 % Output
kegiatan terlaksananya forum komunikasi pelaku usaha, terlaksananya matchmaking
antar pelaku usaha. Outcome kegiatan adalah adanya solusi permasalahan yang
dihadapi oleh pelaku usaha dan terjalinnya kerjasama antar pelaku usaha
2. Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN, yang dilaksanakan
oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat
setara dengan 92,75 % Output kegiatan adalah terlaksananya pembinaan dan
pengendalian perusahaan PMA/PMDN di Jawa Barat, terlaksananya Task Force
penanganan permasalahan PMA/PMDN di Jawa Barat, terlaksananya penilaian
perusahaan dan pembina PMA/PMDN terbaik di Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya iklim investasi dan peningkatan daya saing Jawa Barat.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-11
3. Kegiatan Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal, yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara dengan
95,70 % Output kegiatan adalah tersusunnya dokumen rancangan penyusunan
potensi peluang investasi, partisipasi Jawa Barat pada kegiatan MPU, terlaksananya
forum koordinasi kebijakan penanaman modal, terlaksananya forum perencanaan
pengembangan penanaman modal, tersusunnya kajian pemberian insentif dan
kemudahan bidang penanaman modal. Outcome kegiatan meningkatnya kualitas
pelayanan penanaman modal serta sinergitas kebijakan penanaman modal di Jawa
Barat.
4. Kegiatan Pelaksanaan Kerjasama Investasi, yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara dengan
99,33 % Output kegiatan adalah terlaksananya kegiatan kerjasama investasi,
tersusunya bahan promosi investasi kerjasama 2 Provinsi (Jabar dan Kaltim),
Outcome kegiatan adalah terjalinnya kerjasama investasi dengan Provinsi lain.
5. Kegiatan Penyusunan Profil Peluang Investasi Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh
Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara
dengan 95,10 % Output kegiatan adalah tersusunnya profil peluang investasi sektor
pertanian dan peternakan. Outcome kegiatan adalah tersedianya bahan promosi
investasi Jawa Barat.
6. Kegiatan Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi, yang dilaksanakan oleh
Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara
dengan 90,13 %. Output kegiatan adalah terlaksananya partisipasi Jawa Barat pada
event Balikpapan Fair, Batam Expo, Pameran Pekan Inovasi Sumut, Pameran Inafact
Bali, Inafact Makassar, Pameran MITTEX di Malang, Kalimantan Expo, Gelar Potensi
Investasi Daerah, Pekan Raya Jakarta, Promosi Investasi Jawa Barat di Dubai (Asia
Barat), Asia Tenggara (Vietnam) serta Eropa, serta Fasilitasi dan Operasionalisasi Jawa
Barat Center di Batam. Outcome kegiatan adalah tersampaikannya informasi potensi
investasi Jawa Barat kepada calon investor di dalam maupun luar negeri, opinion
makers dan stakeholders lainnya; meningkatnya minat investasi di Jawa Barat.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-12
7. Kegiatan Kegiatan Sosialisasi Pelayanan Perizinan Di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat 99,41 % dari
anggaran kegiatan. Output kegiatan adalah terlaksananya talkshow sosialisasi
perijinan, terlaksananya iklan layanan masyarakat perijinan di Jawa Barat,
terlaksananya pencetakan bahan sosialisasi perijinan. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya pemahaman publik tentang layanan perijinan di BPMPT Provinsi Jawa
Barat
(b) Permasalahan dan Solusi dalam pelaksanaan progam Peningkatan Iklim, Promosi dan
Kerjasama Investasi adalah jadwal kegiatan yang masih belum pasti terutama kegiatan
promosi yang dilaksanakan BKPM RI sehingga menyulitkan dalam pengalokasian anggaran,
solusi yang dilakukan dengan terus melakukan koordinasi dengan BKPM RI mengenai
perubahan jadwal promosi.
B. Urusan Komunikasi dan Informatika
BPMPT Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2015 melaksanakan satu program
kegiatan, yaitu program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Masa dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi.
Dari program yang telah dilaksanakan tersebut, realisasi keuangan sebesar 97,84 %.
Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan sebagai berikut :
(a) Pelaksanaan Program
1. Kegiatan Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Perijinan Secara Online,
yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat, Capaian kinerja realisasi keuangan 97,48%. Output kegiatan
adalah tersedianya aplikasi dan database perizinan secara online Outcome kegiatan
adalah terintegrasinya database perizinan ke dalam aplikasi perizinan secara online
(b) Permasalahan dan Solusi dalam pelaksanaan program Pengembangan Komunikasi,
Informasi, Media Masa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah ......
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-13
C. Urusan Otonomi Daerah
BPMPT Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2015 melaksanakan 7 program
pembangunan yang dibagi dalam 13 Kegiatan yang meliputi Program Pemantapan Otonomi Daerah
dan Sistem Administrasi, Program Pengembangan Kompetensi Aparatur, Program Peningkatan
Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
dan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Dari seluruh program yang telah dilaksanakan tersebut, realisasi keuangan sebesar 93,9 %.
Adapun capaian kinerja masing-masing program kegiatan sebagai berikut :
1. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah
(a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Permohonan Perizinan pada Objek Perizinan di
Lapangan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan
Terpadu Provinsi Jawa Barat, Capaian realisasi keuangan sampai dengan akhir
Desember dengan prosentase sebesar (93,35%) Output kegiatan adalah
terlaksananya peninjauan lapangan untuk seluruh sektor perizinan. Outcome kegiatan
adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT
Provinsi Jawa Barat dengan capaian IKM sebesar 77,06.
(2) Kegiatan Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan, yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, realisasi
keuangan sebesar 96,86%. Output kegiatan adalah terlaksananya FGD Sinergitas Tim
Teknis Perizinan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan
perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat dengan capaian IKM sebesar
77,06.
(3) Kegiatan Updating Persyaratan Perizinan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman
Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian kinerja
realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 91,16%. Output kegiatan
adalah terlaksananya updating dan legalisasi persyaratan perizinan. Outcome kegiatan
adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT
Provinsi Jawa Barat.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-14
(4) Kegiatan Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service (SMS), yang
dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi
Jawa Barat, dengan Capaian kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir
Desember sebesar 86,76%. Output kegiatan adalah terselenggaranya operasional
pelayanan perizinan pada BPMPT yang profesional, akuntabel, normatif, transparan,
andal dan santun. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan
perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat.
(5) Kegiatan Pengelolaan dan Publikasi database Perizinan, yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian
kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 98,26%. Output
kegiatan adalah tersedianya aplikasi dan handout perizinan. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa
Barat.
(6) Kegiatan Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu, yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian
kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 84,65%. Output
kegiatan adalah terlaksananya survey Indeks Kepuasan Masyarakat. Outcome
kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada
BPMPT Provinsi Jawa Barat.
(7) Kegiatan Monitoring Pelayanan Perizinan Terpadu, yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian
kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 98,37%. Output
kegiatan adalah terlaksananya monitoring pelayanan perizinan terpadu. Outcome
kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada
BPMPT Provinsi Jawa Barat.
(b) Permasalahan dan solusi Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi
Daerah
Permasalahan pada program di atas, yaitu :
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-15
(1). Belum rampungnya perubahan terhadap Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2011
yang menjadi petunjuk pelaksanaan perizinan sehubungan penyesuaian dengan
bentuk kelembagaan yang baru setelah penggabungan;
(2). Adanya peraturan perundangan yang tumpang tindih dari masing-masing perizinan;
(3). Belum optimalnya penerapan dari standar operasional prosedur tersebut untuk tiap-
tiap proses penyelenggaraan perizinan;
(4). Adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia baik kualitas maupun kuantitas dalam
mendukung pelaksanaan program;
(5). Adanya keterbatasan Sarana dan Prasarana kerja yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang dimiliki
masih belum memadai dalam memperlancar pelayanan publik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah :
(1). Penerapan kedisiplinan bagi tiap-tiap pelaksana penyelenggaraan perizinan dalam
melaksanakan proses perizinan agar sesuai dengan standar yang diterapkan;
(2). Komunikasi yang intensif dan optimal dengan OPD teknis dan penyelenggara
Pelayanan Perizinan Terpadu (PPT) di Kabupaten/Kota demi tercapainya sinergitas
dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan;
(3). Mengikutsertakan pegawai BPPT dalam kegiatan-kegiatan pelatihan/bimbingan
teknis/kursus yang dapat meningkatkan kompetensi dalam mendukung peningkatan
pencapaian kinerja organisasi;
(4). Secara terus menerus berupa memenuhi kebutuhan Sarana dan Prasarana kerja,
termasuk didalamnya penyempurnaan aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang
sudah dimiliki.
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
(a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Kemampuan Aparatur pada BPMPT yang dilakukan oleh BPMPT
Provinsi Jawa Barat, realisasi anggaran sampai dengan akhir Desember sebesar
96,24%. Output kegiatan adalah tersedianya uang saku seminar, lokakarya,
sosialisasi, rapat kerja, rapat koordinasi, diseminasi, diklat, bimbingan teknis,
tersedianya biaya pendaftaran kursus singkat/pelatihan, Outcome kegiatan adalah
meningkatnya kemampuan, kompetensi dan kinerja aparatur BPMPT
(b) Permasalahan dan Solusi Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Permasalahan
pada program di atas, yaitu adanya keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi dan memahami permasalahan penanaman modal serta untuk melaksanakan
proses pelayanan administrasi perizinan di lingkungan BPMPT sehingga untuk mengatasi
permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan pegawai
BPMPT dalam penyelenggaraan bimbingan teknis tentang penanaman modal dan
pengelolaan administrasi perizinan bagi para pegawai terkait, sehingga diharapkan dapat
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-16
lebih memahami tentang penanaman modal dan dapat melaksanakan pelayanan
administrasi perizinan pada semua bidang/sektor (24 bidang/sektor) yang dikelola oleh
BPMPT.
3. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur
(a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur yang dilaksanakan oleh
Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat realisasi anggaran
sampai dengan akhir Desember 94,34% Output kegiatan adalah terlaksananya
kegiatan training for succes, terlaksananya belanja obat-obatan, terlaksananya general
check up, tersedianya anggaran untuk sewa lapangan olahraga, terlaksananya
pembelian seragam BPMPT dan seragam olahraga, Outcome kegiatan adalah
terpenuhi kesejahteraan untuk mendukung kinerja pegawai.
(b) Permasalahan dari Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur
Permasalahan pada program di atas, yaitu .....
4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
(a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran pada Badan Penanaman Modal
dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan realisasi anggaran sampai
dengan akhir Desember sebesar 94,95%. Output kegiatan adalah penyediaan
administrasi perkantoran berupa ATK, telepon, listrik, internet, dokumentasi kegiatan
kedinasan, cetakan formulir-formulir dan penggandaan/fotocopy, materai, spanduk, isi
tabung gas, isi air kemasan dan galon, surat kabar, pengiriman surat dan majalah, sewa
meja dan kursi, belanja makan minum rapat dan tamu serta belanja perjalanan dinas;.
Outcome kegiatan adalah terpenuhinya kebutuhan dasar operasional BPMPT dalam
mendukung tugas pokok dan fungsinya
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
(a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantoran yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan realisasi
anggaran sampai dengan akhir Desember sebesar 97,51%. Output kegiatan adalah
penyediaan sarana dan prasarana kantor yang memadai, antara lain: honor panitia
pengadaan barang dan jasa, kursi kerja staf, proyektor/in focus/ alat teleconference,
CCTV, mesin penghancur kertas, rak arsip, filling cabinet, AC, papan nama, vacum
cleaner, komputer, note book tablet, printer, monitor display, modem internet, meja
staf, terlaksananya belanja perlengkapan kantor, peralatan kantor, pengadaan
komputer, pengadaan meubeulair, peralatan dapur, alat-alat komunikasi, pengadaan
penerangan jalan taman, pengadaan konstruksi, Outcome kegiatan adalah tersedianya
sarana dan prasarana untuk mendukung tugas pokok dan fungsi aparatur serta
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-17
pelayanan kepada masyarakat yang memadai, terpenuhinya kebutuhan sarana
prasarana perkantoran untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
6. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
(a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor yang dilaksanakan oleh Badan
Penanaman dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan Realisasi
anggaran sampai dengan akhir Desember 95,59%. Output kegiatan adalah
terpeliharanya sarana dan prasarana kantor, tersedianya biaya jasa kebersihan,
terrsedianya biaya jasa keamanan, tersedianya biaya bahan bakar, tersedianya biaya
perawatan kendaraan bermotor dan perpanjangan STNK. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya daya dukung sarana dan parasarana untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
(a) Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan,
yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat dengan realisasi anggaran sampai dengan akhir Desember
100%. Output kegiatan adalah penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan,
tersusunnya RKT 2015, DPA 2015, DPPA 2015, RKA 2016, LAKIP 2015, Perjanjian
Kinerja 2015, bahan LKPJ dan LPPD 2015, Renja 2016. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya daya dukung administrasi perencanaan dan pelaporan untuk
meningkatkan pelayanan serta menunjang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
D. Urusan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan Kegiatan
yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalammnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam pelaksanaan pembangunan Tahun 2015, BPMPT Provinsi Jawa Barat berpedoman kepada
RPJPD tahun 2005-2025, RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dan RKPD Tahun 2015.
Dimana proses penyusunan seluruh dokumen perencanaan tersebut melibatkan seluruh pemangku
kepentingan dan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Indikator kinerja tersebut dicapai melalui Program dan Kegiatan sebagai berikut :
1) Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah
a. Pelaksanaan Program
(1) Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan, yang
dilakukan oleh BPMPT Provinsi Jawa Barat direalisasikan sebesar 97,60%. Output
kegiatan adalah terlaksananya Forum Sinergitas Kelembagaan Penanaman Modal;
tersusunnya Renstra BPMPT Provinsi Jawa Barat; tersusunnya Profil BPMPT Provinsi
Jawa Barat, tersusunnya SOP BPMPT Provinsi Jawa Barat; terlaksananya keikutsertaan
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-18
BPMPT pada kegiatan Pra Musrenbang, Musrenbang dan Musrenbangnas; KP3MN di
Surabaya, Sosialisasi Program Kegiatan BKPM di Padang; terlaksananya evaluasi dan
monitoring program/kegiatan penanaman modal. Outcome kegiatan adalah
terwujudnya sinergitas perencanaan promosi dan penanaman modal dengan
Pemerintah Pusat dan kabupaten/kota
E. Urusan Statistik
Pencapaian Indikator Kinerja Daerah pada Misi Ketiga terhadap Penyelenggaraan Urusan
Statistik adalah : Persentase pemenuhan kebutuhan data/informasi/statistik Daerah 100%.
Indikator tersebut dicapai melalui Program Pengembangan data/Informasi/ Statistik Daerah.
Indikator kinerja tersebut pada BPMPT Provinsi Jawa Barat dicapai melalui Program dan
Kegiatan sebagai berikut :
1) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
a. Pelaksanaan Program
(1) Kegiatan Pembinaan dan Pendataan Penanaman Modal di Daerah Provinsi Jawa Barat,
yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat sampai dengan akhir Desember direalisasikan sebesar 94,08%.
Output kegiatan adalah terlaksananya identifikasi perkembangan perusahaan
PMA/PMDN di Kabupaten/Kota di Jawa Barat, terlaksananya pengumpulan data minat
dan realisasi investasi PMA/PMDN di Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah
tercapainya target realisasi investasi berdasarkan RPJMD Provinsi Jawa Barat.
(2) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi Statistik Penanaman Modal,
yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat sampai dengan akhir Desember direalisasikan sebesar 96,60%.
Output kegiatan adalah tersusunnya kajian minat dan realisasi investasi PMA/PMDN di
Jawa Barat, tersusunnya perkembangan minat dan realisasi investasi PMA/PMDN di
Jawa Barat, terlaksananya konsolidasi pengumpulan dan pengolahan data
perkembangan minat dan realisasi PMA/PMDN ke Provinsi lain. Outcome kegiatan
adalah tersajikannya perkembangan realisasi investasi PMA/PMDN di Jawa Barat
berdasarkan lokasi dan sektor.
3.2 Kinerja Umum BPMPT Provinsi Jawa Barat
Pada pelaksanaan kinerja Tahun 2014-2015 telah diperoleh berbagai gambaran umum kinerja
pemerintahan daerah, yang merupakan implementasi dari kebijakan operasional rencana strategis.
II. Kondisi kinerja umum pada Misi Kedua Provinsi Jawa Barat yaitu : Membangun
Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan, ditunjukkan dengan :
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-19
Kondisi penanaman modal di Jawa Barat pada tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut
:
A. Realisasi Investasi
Realisasi Investasi PMA dan PMDN Tahun 2015, adalah sebesar Rp. 121,516 Trilyun,
terdapat peningkatan Rp. 12,622 Trilyun atau terjadi peningkatan investasi sebesar 11,59
% dibandingkan dengan kondisi Tahun 2014, seperti tabel dibawah ini :
Realisasi Investasi berdasarkan Jumlah Proyek, Investasi PMA/PMDN dan
Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2015
NO JENIS INFORMASI
TAHUN LAJU PERTUMBUHAN
(%) 2014 2015
1.
Jumlah Total Proyek (buah) 24.788 37.213 50,13
a. PMA (buah) 2.393 5.108 113,46
b. PMDN (buah) 22.395 32.105 43,36
2.
Jumlah Total Investasi PMA dan PMDN (Rp)
108,894 Trilyun
121,516 Trilyun
11,59
a. PMA (Rp) 70,986 Trilyun
71,73 Trilyun
1,05
b. PMDN (Rp) 37,908 Trilyun
49,78 Trilyun
31,32
3.
Penyerapan Tenaga Kerja (Orang)
396.083 349.377 (11,79)
a. PMA (orang) 311.261 240.048 (22,88)
b. PMDN (orang) 84.822 109.329 28,89
Sumber : BPMPT Tahun 2014 (berdasarkan data LKPM dan Non LKPM s/d 31 Desember 2015)
Jumlah proyek (lapangan usaha) PMA/PMDN tahun 2015 adalah 37.213 buah, terjadi
peningkatan sebesar 50,13 % atau sebesar 12.425 buah proyek dibandingkan dengan
jumlah proyek pada Tahun 2014. Sedangkan, jumlah penyerapan tenaga kerja (Indonesia)
pada tahun 2015 adalah 349.377 orang, terjadi penurunan sebesar 46.706 orang atau
penurunan sebesar 11,79 % dibandingkan dengan kondisi Tahun 2014, yang tersebar
diberbagai jenis lapangan usaha.
Data mengenai realisasi investasi PMA dan PMDN Tahun 2014 dan 2015 didasarkan kepada
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan Non LKPM yang telah disampaikan oleh
perusahaan penanaman modal kepada BKPM dan BPMPT.
Pada tahun 2015 menunjukan sektor Perdagangan dan Reparasi merupakan lapangan
usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Dari 349.377 orang tenaga kerja yang
bekerja; 20,62 persen bekerja di sektor Perdagangan dan Reparasi; 17,41 persen bekerja
di sektor Industri Logam, Mesin dan Elektronika; 13,06 persen di sektor Industri Kendaraan
Bermotor dan Alat Transportasi Lainnya; 12,60 persen bekerja di sektor Industri Tekstil;
8,85 persen bekerja di sektor Industri barang dari kulit dan alas kaki 27,47 persen tersebar
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-20
di berbagai sektor seperti peternakan, kehutanan, angkutan, konstruksi dan lain-lain.
Sedangkan dari nilai investasi sektor Perdagangan dan Reparasi, Industri Kendaraan
Bermotor dan Alat Transportasi Lain; Industri Logam, Mesin dan Elektronika; Industri
Kimia dan Farmasi serta Konstruksi adalah paling banyak dipilih para investor. Sedangkan
dari lokasi investasi, berdasarkan nilai investasi Kabupaten Bekasi merupakan yang
terbesar, kemudian diikuti oleh Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Bogor dan
Kota Bekasi. Sedangkan berdasarkan jumlah proyek terbanyak ada di Kabupaten Bekasi,
kemudian diikuti oleh Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Bandung. Dari sisi penyerapan tenaga kerja Kabupaten Bekasi masih yang terbesar dalam
penyerapan tenaga kerja, diikuti oleh Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Subang.
Pada tahun 2015, seluruh daerah di Jawa Barat sudah ada realisasi investasinya tidak
seperti tahun sebelumnya masih ada Kabupaten/kota yang belum memiliki realisasi
investasi. Hal ini tentu saja menjadi keberhasilan dalam meningkatkan investasi di Provinsi
Jawa Barat.
B. Rencana Minat Investasi
Minat Investasi adalah persetujuan yang telah diterbitkan Pemerintah melalui BKPM,
terhadap permohonan investor dalam rangka PMA/PMDN untuk melakukan kegiatan usaha
pada lokasi yang telah direncanakan. Persetujuan tersebut berupa Persetujuan Prinsip
Penanaman Modal, yang merupakan payung bagi perusahaan untuk memulai kegiatan
usahanya dengan melengkapi perizinan lainnya sesuai keperluan. Setelah perusahaan
memperoleh persetujuan, langkah selanjutnya adalah melakukan kelengkapan administrasi
perizinan sesuai dengan tahapan yang direncanakan, melakukan kegiatan pembangunan
fisik baik untuk tempat operasional perusahaan maupun penyediaan barang modal maupun
bahan baku, berlaku pula sebagai legalitas prinsip untuk melakukan kegiatan produksi
percobaan.
Berdasarkan persetujuan yang telah diterbitkan pemerintah untuk perusahaan yang akan
melakukan kegiatan usaha berlokasi di Jawa Barat, dalam 2 (dua) tahun terakhir (2014
sampai 2015) menunjukkan ada peningkatan dalam nilai minat investasi. Pertumbuhan
minat investasi ke Jawa Barat tahun 2015 atas tahun 2014 dengan dengan angka
perbandingan per Desember (YoY), menunjukkan pertumbuhan sebagai berikut :
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-21
Rencana/Minat Investasi Proyek PMA/PMDN
Berdasarkan Jumlah Proyek, Nilai Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja Perbandingan Tahun 2014 – 2015 (YoY, Desember)
NO JENIS INFORMASI
TAHUN LAJU PERTUMBUHAN
(%) 2014 2015
1.
Jumlah Proyek (buah) 1.430 1.540 7,7
a. PMA (buah) 737 611 (17,1)
b. PMDN (buah) 693 929 34,1
2.
Rencana Investasi (Rp) 133,6
Trilyun 186,5
Trilyun 39,6
a. PMA (Rp) 78,4
Trilyun 135,3
Trilyun 72,6
b. PMDN (Rp) 55,2
Trilyun 51,2
Trilyun (7,2)
3.
Rencana Penyerapan Tenaga Kerja (Orang)
200.459 161.561 (19,4)
a. PMA (orang) 103.969 83.479 (19,7)
b. PMDN (orang) 96.490 78.082 (19,1)
Sumber : BPMPT, berdasarkan data LKPM
Sebagaimana Tabel diatas rencana atau minat investasi yang telah disetujui pada tahun
2015 mencapai sebesar Rp. 186,5 Trilyun dan terjadi peningkatan sebesar 39,6 %
dibandingkan dengan minat investasi Tahun 2014 sebesar Rp. 133,6 Trilyun, sedangkan
berdasarkan jumlah proyek terjadi peningkatan sebesar 7,7 %, yaitu 1.430 buah proyek
tahun 2014 menjadi 1.540 buah proyek tahun 2015. Selanjutnya dalam hal rencana
penyerapan tenaga kerja, terjadi penurunan sebesar 19,4 % untuk total PMA/PMDN yaitu
dari 200.459 orang tahun 2014 menjadi 161.561 orang tahun 2015.
Persetujuan investasi tahun 2015 ke Jawa Barat dilihat dari minatnya terhadap
sektor/bidang usaha, maka terdapat 5 besar khususnya untuk Nilai Investasi diatas Rp. 1
Trilyun yaitu sebagai berikut :
Listrik, Gas dan Air sebanyak 19 buah proyek dengan investasi Rp. 67,8 Trilyun (atau
36,37 % dari Total Investasi)
Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebanyak 193 buah proyek dengan
investasi Rp. 25,9 Trilyun (atau 13,87 % dari Total Investasi)
Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain sebanyak 65 buah proyek
dengan investasi Rp. 25,2 Trilyun (atau 13,50 % dari Total Investasi)
Industri Kimia dan Farmasi sebanyak 102 buah proyek dengan investasi Rp. 11,5
Trilyun (atau 6,16 % dari Total Investasi)
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-22
Industri, Logam, Mesin dan Elektronika sebanyak 169 buah proyek dengan investasi
Rp. 8,04 Trilyun (atau 4,31 % dari Total Investasi)
Berdasarkan lokasi usaha, terdapat rencana investasi hanya pada 25 Kabupaten/Kota di
Jawa Barat. Dengan demikian tidak semua Kabupaten/Kota diminati oleh investor.
Rencana investasi terbesar (baik jumlah proyek maupun nilai investasi) berada pada :
Kabupaten Subang dengan 18 proyek dan rencana investasi Rp. 65,7 Trilyun (atau
34,89 % dari total investasi),
Kabupaten Karawang dengan 256 proyek dan rencana investasi Rp. 38,98 Trilyun
(atau 20,90 % dari total investasi),
Kabupaten Bekasi dengan 371 proyek dan rencana investasi Rp. 31,3 Trilyun (atau
16,78 % dari total investasi),
Kabupaten Bogor dengan 238 proyek dan rencana investasi Rp. 14,8 Trilyun (atau
7,92 % dari total investasi),
Kabupaten Sukabumi dengan 175 proyek dan rencana investasi Rp. 7,4 Trilyun (atau
3,95 % dari total investasi)
Secara khusus, investasi untuk PMA dari berbagai negara, pada tahun 2015, ranking
tertinggi adalah PMA asal Jepang dengan 101 buah proyek senilai Rp. 21,7 Trilyun,
disusul R. R. Tiongkok dengan 38 buah proyek senilai 9,9 Trilyun, Hongkong dengan 8
buah proyek senilai Rp. 9,3 Trilyun, Korea Selatan dengan 48 buah proyek senilai Rp. 3,7
Trilyun, dan British Virgin Island dengan 10 buah proyek senilai Rp. 1,8 Trilyun, negara
lainnya tercatat adalah Malaysia, Belanda, Inggris, Saudi Arabia, Philipina, Caymans
Island, Taiwan, Thailand, Jerman, Swiss, Amerika Serikat, Yemen Arab Republic,
Luxemburg, India Bahrain dan lain-lain merencanakan investasinya dengan sejumlah
proyek tertentu antara 1 sampai 112 buah proyek.
Dalam mendorong lancarnya kegiatan investasi yaitu masuknya para investor untuk
berinvestasi di Jawa Barat baik minat investasi dan ataupun yang merealisasikan
proyek/bidang usahanya untuk tetap bertahan berinvestasi di Jawa Barat, Tim Task Force
Jawa Barat telah melakukan penyelesaian atas tindak lanjut penanganan permasalahan
penanaman modal terhadap perusahaan PMA/PMDN.
III. Kondisi kinerja umum pada Misi Meningkatnya Efektivitas Pemerintahan Daerah dan
Kualitas Demokrasi ditunjukkan dengan :
1. meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur yang semakin profesional dan akuntabel,
2. terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan dan berbasis teknologi informasi,
3. meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh
lapisan masyarakat,
4. meningkatnya kinerja pemerintahan desa dan pembangunan perdesaan,
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-23
5. meningkatnya pembangunan dan pembinaan hukum di daerah,
6. meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat,
7. meningkatnya kerja sama daerah dalam pembangunan,
8. meningkatnya peran dan fungsi partai politik,
9. menguatnya peran masyarakat madani dalam kehidupan politik,
10. tumbuhnya pembangunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kondisi tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Kinerja Pelayanan Publik, kinerja pelayanan publik BPMPT Provinsi Jawa Barat
ditunjukkan dengan pelayanan perijinan terpadu yang dilaksanakan BPPT Provinsi Jawa
Barat dan Bidang Pelayanan Perijinan BPMPT Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan
Gubernur Nomor 92 Tahun 2014, dari jumlah 261 perijinan yang dilaksanakan, dan 261
yang terintegrasi, pada tahun 2015 permohonan yang diajukan oleh pemohon ijin
berjumlah 21.653 buah sedangkan yang diterbitkan sebanyak 17.253 buah ijin. Dari target
durasi waktu selama 10 (sepuluh) hari berhasil diselesaikan selama rata-rata 13 (tiga
belas) hari.
b. Kondisi Kerjasama Daerah, kerjasama pembangunan baik antar dan dengan daerah
lain, pihak swasta, Kementerian dan Lembaga Pemerintah, maupun Luar Negeri makin
meningkat sejalan dengan kebutuhan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kerjasama antar Provinsi yang berbatasan antara lain dengan Banten, DKI
Jakarta, dan dengan Kalimantan Timur. Selain itu dengan Provinsi se-Jawa Bali yang
tergabung dalam forum MPU Jawa-Bali, melalui kerjasama antar provinsi tersebut, selain
kerjasama dalam memecahkan masalah di wilayah perbatasan, dan permasalahan
bersama dengan provinsi lain, juga menyuarakan kepentingan daerah kepada Pusat
c. Kondisi Pendayagunaan Aparatur, pendayagunaan sumber daya aparatur di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat selain dilaksanakan melalui berbagai program
dan kegiatan, seperti rekruitmen CPNS, pengembangan SDM Aparatur, Penempatan dalam
jabatan struktural/fungsional, peningkatan disiplin PNS, penerapan reward and
punishment, peningkatan kualitas pelayanan, pemberian penghargaan, serta
pemberhentian PNS. Peningkatan kualitas aparatur dilakukan juga melalui pendidikan
formal dan non formal, diklat struktural dan fungsional, bimtek, lokakarya, seminar serta
pelatihan yang mendukung kinerja dan prestasi kerja.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-24
BAB IV
PENYELENGGARAAN TUGAS DEKONSENTRASI
Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah. Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dilaksanakan setelah
adanya pelimpahan wewenang pemerintah melalui kementerian negara/lembaga kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah di daerah atas beban APBN sesuai dengan besaran wewenang yang
dilimpahkan dan dipergunakan untuk kegiatan yang bersifat nonfisik. Dana dekonsentrasi bertujuan
meningkatkan tingkat pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pelayanan publik, dan pembangunan di daerah, serta menciptakan keselarasan dan sinergitas secara
nasional antara program/kegiatan Dekonsentrasi yang didanai dari APBN melalui RKA-KL dengan
program/kegiatan desentralisasi yang didanai dari APBD melalui RKA-SKPD.
BPMPT Provinsi Jawa Barat menerima tugas dekonsentrasi sebagai satuan kerja perangkat
daerah yang melaksanakan kegiatan dalam urusan wajib bidang penanaman modal dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM-RI).
Sebagai landasan dasar hukum pemberian tugas dekonstrasi, yaitu:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2015
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 jo Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011
tentang tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman
Modal Tahun Anggaran 2015
Dalam pelaksanaan tugas tersebut diatas, BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015
bertumpu pada pelaksanaan program kegiatan yang telah ditetapkan BKPM RI, yaitu:
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-25
a. Program
Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal
b. Kegiatan
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV
c. Obyek Kegiatan/Penerima Manfaat
- Perusahaan Penanaman Modal (PMA/PMDN)
- Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Bidang Penanaman Modal
- Instansi terkait lainnya
d. Keluaran/Output:
Tersedianya data realisasi penanaman modal baik bagi kegiatan yang masih dalam kontruksi
maupun yang telah berproduksi komersial
e. Outcome/Manfaat kegiatan
- Difasilitasinya penyelesaian masalah yang dihadapi penanaman modal secara berjenjang baik
ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah;
- Dimanfaatkannya data realisasi penanaman modal bagi pengambilan kebijakan secara
nasional;
- Dipatuhinya peraturan perundang-undangan bagi investor dalam melakukan kegiatan
usahanya da nada penyalahgunaan fasilitas penanaman modal bagi para investor.
Dari pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi yang dilakukan BPMPT Provinsi Jawa Barat,
pelakasanaan tugas kegiatan meliputi pemantauan terhadap Perusahaan PMA/PMDN dan konsinyering
terhadap sebagian perangkat daerah Kabupaten/Kota Bidang Penanaman Modal (PDKPM) Se Jawa
Barat dan Perusahaan PMA/PMDN sebanyak 60 peserta.
Dari implementasi pelaksanaan tugas dekonsentrasi, pembiayaan berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015, kegiatan BKPM-RI Unit Organisasi Deputi
Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.
Realisasi anggaran APBN pendapatan pada tahun anggaran 2015 BPMPT Provinsi Jawa Barat
adalah sebesar 100 % dari anggarannya, sedangkan realisasi anggaran belanja, juga sebesar equivalen
mencapai 100 % dari anggaran yang diterima.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-26
BAB V
PENGELOLAAN KEUANGAN
5.1 Kelompok Pembiayaan
Dalam bab-bab sebelumnya, penyelenggaraan program dan kegiatan yang diselenggarakan
BPMPT mutlak diperlukan adanya pembiayaan. Dari seluruh program dan kegiatan tersebut
dikelompokkan dalam 2 (dua) komponen dasar pembiayaan, yaitu:
5.1.1 Belanja Langsung
1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah dengan kegiatan :
a) Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan.
2. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi dengan kegiatan:
a) Forum Interaksi Investor Jawa Barat
b) Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN;
c) Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal;
d) Pelaksanaan Kerjasama Investasi;
e) Penyusunan Profil Peluang Investasi di Jawa Barat;
f) Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi;
g) Sosialisasi Pelayanan Perijinan di Jawa Barat.
3. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi dengan kegiatan :
a) Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Perizinan secara Online
4. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah, dengan kegiatan antara
lain :
a) Penyelenggaraan Administrasi Perizinan pada Objek Perizinan di Lapangan;
b) Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan;
c) Updating Persyaratan Perizinan;
d) Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service (SMS)
e) Pengelolaan dan Publikasi Database Perizinan;
f) Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu;
g) Monitoring Pelayanan Perizinan Terpadu.
5. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur, dengan kegiatan :
a) Peningkatan Kemampuan Aparatur pada BPMPT;
6. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan:
a) Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur.
7. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan:
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-27
a) Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran.
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan :
a) Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor;
b) Jasa Konsultansi Penyusunan DED pada BPMPT.
9. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, yaitu kegiatan:
a) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor.
10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan
kegiatan:
a) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
11. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah, dengan kegiatan :
a) Pembinaan dan Pendataan Penanaman Modal di Daerah Provinsi Jawa Barat;
b) Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/Statistik Penanaman Modal.
5.1.2 Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung digunakan untuk mendukung seluruh pelaksanaan program kerja,
komponen belanja administrasi umum mengakomodir realisasi belanja yang bersifat rutin yaitu Belanja
Pegawai.
5.2 Anggaran Belanja dan Akuntabilitas Keuangan
Anggaran Belanja BPMPT dalam Tahun Anggaran 2015 terdiri dari:
a. Belanja Langsung sebesar
b. Belanja Tidak Langsung sebesar
Secara kumulatif selama Tahun Anggaran 2015, sampai dengan Bulan Desember Tahun 2015
realisasi nilai belanja ekuivalen dengan 90,49 % dari nilai belanja.
Akuntabilitas keuangan dilakukan berdasarkan penggunaan anggaran sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD)
Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Tahun Anggaran 2015.
Dari implementasi tugas pokok dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
dikaitkan dengan anggaran tersebut, realisasi anggaran Badan dapat dilihat sebagaimana tercantum
dalam tabel di bawah :
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-28
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Tidak Langsung 85,36
1.1 Belanja Pegawai 85,36
2 Belanja Langsung 94,02
2.1 Belanja Pegawai 91,8
2.2 Belanja Barang dan Jasa 93,8
2.3 Belanja Modal 97,4
Secara lebih terinci implementasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Penanaman Modal
dan Perijinan Terpadu dikaitkan dengan akuntabilitas keuangan adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Periiznan
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 59,7
2 Belanja Barang dan Jasa 98,98
JUMLAH 97,6
2) Forum Interaksi Investor Jawa Barat
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 99,4
2 Belanja Barang dan Jasa 97,5
JUMLAH 97,7
3) Pengendalian Pelaksnaaan Penanaman Modal PMA/PMDN
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai -
2 Belanja Barang dan Jasa 92,75
JUMLAH 92,75
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-29
4) Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 99,96
2 Belanja Barang dan Jasa 95,2
JUMLAH 95,7
5) Pelaksanaan Kerjasama Investasi
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 99,8
2 Belanja Barang dan Jasa 99,3
JUMLAH 99,3
6) Penyusunan Profil Peluang Investasi di Jawa Barat
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 99,96
2 Belanja Barang dan Jasa 94,7
JUMLAH 95,1
7) Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 90,01
2 Belanja Barang dan Jasa 90,13
JUMLAH 90,13
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-30
8) Sosialisasi Pelayanan Perijinan di Jawa Barat
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 91,5
2 Belanja Barang dan Jasa 99,49
JUMLAH 99,41
9) Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Perizinan secara Online
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 100
2 Belanja Barang dan Jasa 97,42
JUMLAH 97,48
10) Penyelenggaraan Administrasi Perizinan pada Objek Perizinan di Lapangan
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai -
2 Belanja Barang dan Jasa 93,35
JUMLAH 93,35
11) Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai -
2 Belanja Barang dan Jasa 96,86
JUMLAH 96,86
12) Updating Persyaratan Perizinan
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai -
2 Belanja Barang dan Jasa 91,2
JUMLAH 91,2
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-31
13) Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service (SMS)
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai -
2 Belanja Barang dan Jasa 86,76
JUMLAH 86,76
14) Pengelolaan dan Publikasi Data Base Perizinan
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 100
2 Belanja Barang dan Jasa 98,22
JUMLAH 98,26
15) Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 100
2 Belanja Barang dan Jasa 84,49
JUMLAH 84,65
16) Monitoring Pelayanan Perijinan Terpadu
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai -
2 Belanja Barang dan Jasa 98,37
JUMLAH 98,37
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-32
17) Peningkatan Kemampuan Aparatur pada BPMPT
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai -
2 Belanja Barang dan Jasa 97,01
JUMLAH 96,24
18) Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 100
2 Belanja Barang dan Jasa 94,28
JUMLAH 94,34
19) Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 98,8
2 Belanja Barang dan Jasa 94,8
JUMLAH 94,95
20) Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 100
2 Belanja Barang dan Jasa 99,98
3 Belanja Modal 97,4
JUMLAH 97,51
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-33
21) Jasa Konsultansi Penyusunan DED pada BPMPT
NO URAIAN
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
22) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 91,75
2 Belanja Barang dan Jasa 95,6
JUMLAH 95,59
23) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 100
2 Belanja Barang dan Jasa 100
JUMLAH 100
24) Pembinaan dan Pendataan Penanaman Modal di Daerah Provinsi Jawa Barat
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 98,0
2 Belanja Barang dan Jasa 93,5
JUMLAH 94,08
25) Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/Statistik Penanaman Modal
NO URAIAN
CAPAIAN
TARGET
%
1 Belanja Pegawai 100
2 Belanja Barang dan Jasa 96,6
JUMLAH 96,6
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-34
BAB VI
PENUTUP
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran
2015 disusun sebagai bagian dari perwujudan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2015 Gubernur Jawa Barat.
LKPJ ini merupakan suatu bentuk pelaporan evaluasi yang dilakukan terhadap pertanggungjawaban
organisasi perangkat daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dikaitkan dengan
pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan selama Tahun Anggaran 2015, sebagai realisasi
pelaksanaan pertanggung jawaban yang jelas, tepat dan terukur dalam rangka penyelenggaraan “Good
Governance”.
Peranan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat adalah sebagai
pelaku utama dalam mewujudkan peningkatan penanaman modal di Jawa Barat serta melaksanakan
layanan perijinan, dimana dengan adanya misi Badan diharapkan kegiatan penanaman modal
berdampak terhadap penyerapan lapangan kerja maupun kegiatan sektor ekonomi lainnya baik dalam
waktu satu tahun maupun lima tahun yang akan datang serta serta meningkatnya Indeks Kepuasan
Masyarakat terhadap pelayanan perijinan di Jawa Barat.
Pencapaian misi BPMPT Provinsi Jawa Barat telah direalisasikan dalam bentuk program dan
kegiatan yang terukur, dinyatakan dengan tingkat capaian kinerja anggaran sebesar 90,49 %. Dalam
mewujudkan Misi Kedua Provinsi Jawa Barat yaitu “Membangun Perekonomian yang Kokoh dan
Berkeadilan” dilakukan melalui pencapaian sasaran investasi yang meningkat rata-rata diatas 14%
per tahun dengan memperhatikan proyek-proyek investasi yang sudah ada, masuknya investasi
baru/perluasan, dan meminimalisasi ‘Capital Flight’. Selanjutnya pencapaian kinerja BPMPT dalam
mewujudkan Misi Ketiga Provinsi Jawa Barat yaitu tujuan misi “Meningkatkan Kinerja
Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur dan Perluasan Partisipasi Publik” berupa
meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat yang pada tahun ini mencapai 77,06 yang berati “Baik”
juga melaksanakan sinergitas, produktivitas dan akuntabilitas manajemen pemerintah daerah, telah
dilakukan pencapaian sasaran yang dicapai meningkatnya efektifitas dan efisiensi pemanfaatan APBD;
meningkatnya akuntabilitas kinerja pelayanan public, meningkatnya kompetensi aparatur;
meningkatnya sinergitas antar unsur perangkat daerah dan antar tingkat pemerintahan; tertatanya
kelembagaan dan rasionalisasi PNS Pemerintah Daerah; serta meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan daerah.
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa Barat T.A. 2015 I-35
Pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi salah satunya adalah investasi yang bersumber
dari dunia usaha, termasuk PMA dan PMDN. Realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa Barat adalah
sebesar Rp. 121,516 Trilyun dengan jumlah proyek sebanyak 37.213 proyek dengan penyerapan tenaga
kerja sebanyak 349.377 orang. Sektor Tersier merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar
dalam pencapaian perkembangan investasi di Jawa Barat baik PMA maupun PMDN, yang mencapai
lebih dari 80 %.
Dengan hasil itu, berarti nilai capaian visi BPMPT “Menjadi Lembaga Pelayanan Penanaman
Modal dan Perijinan yang Andal dan Profesional” sudah mulai dirasakan hasilnya oleh masyarakat
dan misi BPMPT Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 – 2018 memiliki dua misi yaitu: (1) Meningkatkan
Kompetensi dan Profesionalisme Aparatur dalam Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan (2)
Meningkatkan Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan,
normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat (3) Meningkatkan Fasilitasi dan Koordinasi
Pelayanan Penanaman dan Perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat (4)
Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan (5) Mengembangkan sinergitas pelayanan
penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan
berusaha di Jawa Barat; dalam perkembangannya telah menunjukan pertumbuhan minat para investor
untuk berinvestasi di Jawa Barat, meningkatnya realisasi investasi untuk menciptakan kesempatan
dalam berbagai lapangan pekerjaan.Dalam upaya meningkatkan realisasi investasi di Jawa Barat,
pencapaian kinerja sebagaimana tersebut diatas merupakan perwujudan dari optimalnya aspek-aspek
yang berkaitan dengan :
1. Berperan aktifnya Satgas (task force) Provinsi Jawa Barat dalam menangani permasalahan
penanaman modal, dan diantara capaian pelaksanaannya antara lain tersolusikannya pemecahan
masalah atas kasus-kasus yang dihadapi perusahaan dalam merealisasikan investasi;
2. Penyelenggaraan promosi dengan melibatkan berbagai unsur (stake holder terkait) di tingkat
pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota secara terkoordinasi.
3. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap dunia usaha PMA/PMDN dalam pelaksanaan
kegiatan penanaman modal di dalam Kawasan Industri maupun Zona Peruntukkan, dan termasuk
pula terhadap aparatur di Kabupaten/Kota yang menangani penanaman modal (Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota bidang Penanaman Modal/ PDKPM).
4. Peningkatan kualitas content pada Website investasi Jawa Barat guna mendukung fasilitasi dibidang
informasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha sekaligus merupakan salah satu wujud peningkatan
pelayanan publik oleh pemerintah (BPMPT).
Namun, Dalam pencapaian Visi dan Misi, sering terjadi beberapa kendala yang dihadapi BPMPT
Provinsi Jawa Barat secara umum adalah adanya keterbatasan kemampuan dalam mengalokasikan
anggaran dalam program dan kegiatan yang telah direnacanakan.
Demikian paparan mengenai Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban BPMPT Provinsi Jawa
Barat Tahun Anggaran 2015 sebagai laporan informasi penyelenggaraan pemerintahan Jawa Barat.