Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan komputer sebagai sarana bekerja, pendidikan dan hiburan menjadi hal
yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pekerjaan misalnya komputer
biasanya digunakan untuk membuat dokumen, laporan, presentasi dan lain sebagainya. Lalu
untuk hiburan, komputer bisa digunakan untuk mendengarkan musik, menonton film atau
video dan bermain game. Sedangkan untuk pendidikan komputer bisa menjadi sumber ilmu
pengetahuan segala bidang apabila komputer tersebut terhubung dengan jaringan internet.
Untuk melakukan aktivitas seperti yang disebutkan diatas, pengguna tidak lepas dari
peripheral yang benama keyboard dan mouse. Keyboard dan mouse menjadi user interface
utama yang diperlukan agar dapat berinteraksi dengan komputer. Untuk menulis laporan
misalnya, pengguna pasti menggunakan keyboard untuk mengetikan kata demi kata. Untuk
menjalankan suatu program pengguna umumnya terbiasa menggunakan mouse dengan
melakukan klik pada icon yang ada pada monitor. Saat ini para pengguna komputer masih
banyak menggunakan keyboard dan mouse berkabel dengan jarak kabel yang terbatas
sehingga mengharuskan pengguna selalu berada dekat dengan komputer.
Kecenderungan diatas dapat mengakibatkan pergerakan badan yang statis sehingga
berakibat pada kesehatan tulang punggung dan mata, hal ini sangat serius mengingat banyak
kasus gangguan kesehatan setelah menggunakan komputer dalam waktu yang lama dengan
mengorbankan faktor ergonomic yang sangat berperan dalam menjamin kenyamanan dan
kesehatan para pengguna komputer, adapun beberapa gangguan kesehatan lainnya yang
diakibatkan dari penggunaan komputer antara lain Repetitive Stress/Strain Injury (RSI),
carpal tunnel syndrome, pulmonari embolisme, migran, obesitas, kelelahan mata, sakit
punggung dan leher, dan medan elektromagnetik bahkan radiasi sinar yang terpancar dari
monitor dapat menyebabkan syndrome miopi atau juga hypermitropi.
Dalam pemikiran pengguna mungkin terbesit keinginan untuk dapat mengoperasikan
komputer dari jarak yang lebih jauh dari biasanya tentunya dengan berbagai macam alasan
salah satunya adalah alasan kesehatan yang telah dikemukakan diatas untuk itu penulis
merancang sebuah sistem untuk mengendalikan komputer yang lebih dinamis dalam cara
menggunakannya.
1
1.2 Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah:
1. Membuat Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver
Melalui WinLIRC.
2. Merancang infrared receiver yang kompatibel dengan WinLIRC.
3. Mengemulasi cara kerja keyboard dan mouse kedalam remote control dengan
menggunakan WinLIRC dan Autohotkey sebagai media penerjemahnya.
4. Mengsinkronisasikan komputer, remote control dan infrared receiver.
5. Mencari solusi alternatif penggunaan komputer secara konvensional.
1.3 Ruang Lingkup
Batasan masalah dalam perancangan sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan WinLIRC sebagai software penerima sinyal dari infrared receiver
2. Hardware remote control yang digunakan berupa produk yang sudah tersedia di
pasaran, sedangkan untuk infrared receiver merupakan hasil rakitan sendiri.
3. Sistem Pengendali Komputer digunakan untuk mengemulasikan cara kerja keyboard
dan mouse untuk mengendalikan aplikasi PC (Personal Computer) atau notebook
4. Komputer yang sudah terpasang WinLIRC dapat digunakan untuk menjalankan
aplikasi yang ada pada komputer itu sendiri.
5. Tidak secara spesifik disebutkan aplikasi apa saja yang bisa dijalankan secara oleh
WinLIRC karena tidak semua aplikasi dapat dijalankan oleh WinLIRC.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan alternatif penggunaan komputer yang jauh lebih dinamis dari cara
penggunaan komputer sebelumnya.
2. Memberi solusi cara menggunakan komputer yang baik tanpa mengabaikan sisi
ergonomis yang telah ada.
3. Memberi aspek kenyamanan dan keleluasaan bagi pengguna komputer.
4. Terciptanya sisi dinamis dan lebih variatif dalam menggunakan komputer.
5. Memudahkan pengguna dalam mengoperasikan komputer dari jarak jauh tanpa harus
berada dalam posisi yang sangat dekat dengan komputer.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian WinLIRC
Windows Linux InfraRed Remote Control , perangkat lunak untuk membaca dan
merekam kode sinyal data dari infrared remote control. bersifat opensource dan ditulis
dalam bahasa C++.
WinLIRC berfungsi sebagai software listener yang selalu mendengarkan/menerima
sinyal-sinyal yang diterima infrared receiver dari remote control. Sinyal-sinyal yang diterima
tersebut didekode untuk dikirimkan ke software pengolah data. Salah satu software pengolah
data adalah IrAssistant.
WinLIRC adalah versi ekuivalen LIRC, Linux InfraRed Remote Control (www.lirc.org)
yang memiliki fungsi sejenis tapi bekerja pada lingkungan Linux. WinLirc dapat diperoleh
pada http://winlirc.sourceforge.net, Software server open source WinLIRC digunakan untuk
menterjemahkan sinyal infrared dari receiver ke dalam bentuk teks dan mengirimnya ke
software client. Client kemudian menterjemahkannya menjadi perintah penekanan tombol
keyboard atau mouse untuk mengendalikan aplikasi komputer yang diinginkan. Berdasarkan
hasil pengujian, receiver yang dibuat mampu menerima sinyal infrared sampai dengan jarak
10 meter, sehingga layak untuk dipakai. Sedangkan software client yang dibuat sudah diuji di
atas dua platform, yaitu Windows 98 dan Windows XP Pro SP2. Pengujian membuktikan
bahwa software client dapat mengendalikan aplikasi komputer walaupun masih terdapat
beberapa bug, seperti tampilan yang tidak dikehendaki, dan terjadinya crash terutama saat
dijalankan di Windows 98.
3
Gambar 1. WinLIRC Interface
InfrarRed remote control dapat berfungsi setelah software ini diaktifkan, karena program dari
software ini menghasilkan kode-kode dari remote control yang sudah direkam oleh
komputer. Dari menu konfigurasi rangkaian infrared receiver terpasang pada salah satu port
yang tersedia pada komputer dan sedang tidak digunakan oleh program lain atau aplikasi lain.
Hasil dari konfigurasi nilai setting disimpan dengan nama file yang harus berakhiran cfg,
conf, cf atau rc. Setelah memberi nilai pada konfigurasi dan disimpan selanjutnya prosedur
pengenalan sinyal infra merah masing–masing tombol pada remote control setelah menekan
tombol learn.
2.2 Pengertian Remote
Pengendali jarak jauh (Inggris: remote control) adalah sebuah alat elektronik yang
digunakan untuk mengoperasikan sebuah mesin dari jarak jauh.
Istilah remote control juga sering disingkat menjadi "remote" saja. Remote juga sering
kali mengacu pada istilah "controller", "donker", "doofer", "zapper" "click-buzz", "box",
"flipper", "zippity", "clicker", or "changer". Pada umumnya, pengendali jarak jauh digunakan
untuk memberikan perintah dari kejauhan kepada televisi atau barang-barang elektronik
lainnya seperti sistem stereo dan pemutar DVD. Remote control untuk perangkat-perangkat
ini biasanya berupa benda kecil nirkabel yang dipegang dalam tangan dengan sederetan
tombol untuk menyesuaikan berbagai setting, seperti misalnya saluran televisi, nomor trek,
dan volume suara. Malah, pada kebanyakan peranti modern dengan kontrol seperti ini, remote
controlnya memiliki segala kontrol fungsi sementara perangkat yang dikendalikan itu sendiri
hanya mempunyai sedikit kontrol utama yang mendasar. Kebanyakan remote berkomunikasi
dengan perangkatnya masing-masing melalui sinyal-sinyal infra merah dan beberapa saja
melalui sinyal radio. Remote control biasanya menggunakan baterai AAA yang kecil atau
AA sebagai catu dayanya, (id.wikipedia.org/wiki/remote).
4
Gambar 2. Remote
2.3 PCB (Printed Circuit Board)
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board, Fungsi PCB pada peralatan
elektronika adalah menghubungkan komponen elektronik satu dengan komponen lainnya
tanpa kabel. Papan sirkuit cetak pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh Paul Eisler,
Seorang ilmuwan Austria yang memasukkan penggunaan papan sirkuit ini kedalam sebuah
radio. Dalam setiap peralatan elektronika seperti TV, laptop, AC, atau lainnya selalu
menggunakan PCB untuk menghubungkan satu komponen dengan komponen lainnya.
(id.wikipedia.org/wiki/printed circuit board)
Gambar 3. PCB (Printed Circuit Board)
2.4 TSOP 1738 InfraRed Receiver
InfraRed Receiver merupakan suatu modul penerima data melalui gelombang infra
merah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai input
dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotik, sistem pengaman, data logger,
absensi, dan sebagainya. (id.wikipedia.org/wiki/ir receiver)
5
InfraRed Receiver adalah suatu rangkaian elektronika yang menggunakan sensor
sebagai penerima sinyal. InfraRed Receiver ini terhubung dengan PC yang dapat menerima
sinyal dari InfraRed Transmitter. InfraRed Receiver menggunakan dua buah IC, yaitu IC
8601 sebagai sensor infrared dan IC 7805 sebagai regulator tegangan. Rangkaian ini
menggunakan tegangan input dari serial port yang mendapatkan tegangan dari power supply
pada CPU. Untuk mengoperasikannya receiver ini menggunakan remote sebagai transmitter
dan juga menggunakan beberapa software agar keberadaan infrared receiver ini dapat
dikenali oleh komputer, beberapa software yang digunakan antara lain WinLIRC.
Gambar 4. TSOP 1738 InfraRed Receiver
2.5 Kapasitor Elektrolitit
Kelompok kapasitor elektrolitik terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk
kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan di badannya.Mengapa kapasitor ini
dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa
sehingga terbentuk kutub positif anodadan kutub negatif katoda.
Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium,magnesium,
titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga
membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses
elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam
larutan elektrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan elektrolit
diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan elektrolit terlepas dan mengoksidasi
6
permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan (Al2O3). Aluminium, maka akan terbentuk
lapisan Aluminium-oksida (www.moremtb.com/kapasitor-elektrolitik)
Gambar 5. Kapasitor Elektrolitik
2.6 Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik
mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan
tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan zener". Ini berlainan dari dioda biasa yang
hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.
Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan
jika dicatu-balik (reverse-biased) dibawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas
tegangan operasional, dioda biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang
menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversible jika dilakukan dalam batas
kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), dioda ini
akan memberikan tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk
diodasilikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis dioda yang dipakai.
Sebuah dioda zener memiliki sifat yang hampir sama dengan dioda biasa, kecuali
bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi, disebut tegangan
zener. Sebuah dioda Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang
memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam pita
konduksi material tipe-n.
Sebuah dioda zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku tegangan tembus yang
terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada
tegangan zener. Sebagai contoh, sebuah diode zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan
jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya terbatasi, sehingga dioda
zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi, untuk menstabilisasi
7
tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar diperlukan rangkaian
pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi
dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5% dan 10%. Efek ini
ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener. Mekanisme lainnya
yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di dalam dioda avalanche.
Kedua tipe dioda ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama dan kedua efek
sebenarnya terjadi di kedua tipe dioda ini. Dalam dioda silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek
zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif. Di atas
5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien temperatur.
Dalam dioda zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua
koefisien temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, dioda 5.6 Volt menjadi
pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat dioda-dioda
yang memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur yang
sangat kecil. Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur
muncul dengan singkat pula. Sebuah dioda untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10
kali lipatnya koefisien sebuah dioda 12 Volt.
Dioda Zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi utamanya adalah
untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara parallel dengan sebuah sumber
tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga mencatu-balik, sebuah dioda zener
akan bertingkah seperti sebuah kortsleting (hubungan singkat) saat tegangan mencapai
tegangan tembus dioda tersebut. Hasilnya, tegangan akan dibatasi sampai ke sebuah angka
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gambar 6. Dioda Zener
8
Sebuah dioda zener juga digunakan seperti ini sebagai regulator tegangan shunt, shunt
berarti sambungan parallel, dan regulator tegangan sebagai sebuah kelas sirkuit yang
memberikan sumber tegangan tetap. (http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_Zener)
Dioda zener dibuat sedemikian rupa sehingga daerah deplesinya lebih besar daripada
dioda biasa. Akibatnya medan listrik yang dihasilkan juga lebih besar. Dioda zener memiliki
sifat yang mirip dengan dioda biasa. Pada kondisi bias maju, karakteristik dioda zener sama
dengan dioda biasa. Pada kondisi bias maju, karakteristik dioda zener sama dengan dioda
biasa. Jadi jika diberikan tegangan luar yang besarnya melebihi tegangan kontak maka arus
akan mengalir. Dioda zener disebut juga dengan dioda tegangan konstan karena alat ini dapat
mengalirkan arus dengan tegangan yang tetap sesuai dengan kapasitas dari dioda zener itu.
2.7 Resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan memproduksi penurunan tegangan di antara kedua salurannya sesuai dengan
arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm: V=IR I=V/R
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, daninduktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus
cukup besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.
Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat
menghambat arus listrik satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω.
Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George
Simon Ohm. Biasanya digunakan prefix miliohm, kiloohm dan megaohm.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor)
Selain itu resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang
berbentuk silinder, smd (Surface Mount Devices), dan wirewound. Jenis jenis resistor antara
9
lain komposisi karbon, metal film, wirewound, smd, dan resistor dengan teknologi film tebal.
Resistor yang paling banyak beredar di pasaran umum adalah resistor dengan bahan
komposisi karbon, dan metal film.
Gambar 7. Resistor
2.8 Sub-D 9-pin Serial Box
Sub-D 9-pin Serial Box merupakan kotak induk untuk meletakkan Sub-D 9-pin Female
Connector yang akan dijadikan sebagai jembatan penghubung antara komputer dengan
hardware infrared receiver.
Gambar 8. Sub-D 9-pin Serial Box
2.9 Sub-D 9-pin Female Connector
Sub-D 9-pin Female Connector adalah alat yang akan dijadikan jembatan
penghubungantara komputer dengan receiver infrared hardware. Sub-D 9-pin female
connector ini dihubungkan dengan serial port RS232 yang ada dikomputer.
10
Gambar 9. Sub-D 9-pin Female Connector
3.0 Kabel
Kabel sepaksi/sesumbu (bahasa Inggris: coaxial cable) adalah sarana penyalur atau
pengalirhantar (transmitter) yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah
menjadi sinyal–sinyal listrik.
Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang
lebar, sehingga sanggup mengalirhantar (transmit) kelompok kanal frekuensi percakapan atau
program televisi. Kabel sepaksi biasanya digunakan untuk saluran antar-setempat (interlocal)
yang berjarak cukup dekat yakni, dengan jarak selebihnya 2.000 km.
Gambar 10. Kabel
Kabel koaksial berkembang pada tahun 1920 sebagai kelanjutan dari penemuan bentuk
saluran dengan jumlah dua kawat yang sudah digunakan pada periode jauh sebelumnya.
Kemudian pada tahun 1941, jaringan kabel koaksial buatan laboratorium Bell jenis L1
digunakan untuk menghubungkan antar wilayah perkotaan di daerah Amerika bagian Timur.
Lalu ketika televisi menjadi suatu teknologi yang populer, kabel koaksial ternyata terbukti
dapat juga digunakan sebagai penyalur isi informasi siaran. Tahun - tahun berikutnya
laboratorium Bell terus melakukan pengembangan peralatan multipeks dan repeater
(penunjang) untuk transmisi yang lebih efisien. Tahun 1953, sistem L1 kemudian
dioperasikan dengan kemampuan yang lebih besar daripada L1, yakni dalam angka 1860
kanal. Pada akhir tahun 1960-an, kabel koaksial mampu berpartisipasi dalam sistem
11
mikrowave dimana keberadaan kabel koaksial dapat menekan adanya biaya konstruksi dan
pemeliharaan.
3.1 Baut Spicer
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada
permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua
obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka (torque) menjadi gaya
linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.
Gambar 11. Baut Spicer
3.2 Autohotkey
Autohotkey adalah program open-source gratis yang bisa digunakan untuk melakukan
otomasi pada Windows dengan mengirimkan keystroke dan mouse-click. Jadi kita bisa
mengoperasikan aplikasi melalui script yang kita tulis dan dieksekusi oleh Autohotkey.
Dengan Autohotkey kita juga bisa membuat hotkey untuk keyboard, joystick, dan mouse. Kita
juga bisa membuat otomasi untuk singkatan-singkatan kata atau kalimat yang sering kita
gunakan sehingga dapat meningkatkan kerja kita dalam hal mengetik.
Selain itu Autohotkey memiliki fitur GUI (graphical user interface) yang bisa
digunakan untuk membuat form data entry atau form untuk aplikasi. Dan yang menarik
adalah, Autohotkey memiliki script untuk menerima data dari server WinLIRC. Jadi dengan
Autohotkey, kita bisa mengontrol Windows dan aplikasi-aplikasi kita menggunakan remote
control TV/VCD/DVD kita.
Autohotkey juga merupakan software yang dibuat untuk menyederhanakan pemahaman
terhadap script c++,jadi kesimpulannya script Autohotkey adalah script c++ yang
disederhanakan.
12
Gambar 12. Listing Script AutoHotkey
Selain itu Autohotkey juga adalah sebuah program bebas yang memungkinkan
pengguna untuk membuat macro untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang-ulang
dengan perangkat lunak Windows. Pengguna memberikan makro untuk sebuah hotkey. A
hotkey adalah tombol Ctrl atau Alt ditambah dengan karakter lain yang mengaktifkan makro.
Seorang pengguna dapat dengan mudah membuat lebih dari 100 macro dengan Autohotkey.
Masing-masing tombol pada keyboard lapisan memungkinkan reproduksi dari setiap
rangkaian karakter yang tersedia pada keyboard biasa. Pengguna membuat sebuah file
konfigurasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan download ke dalam overlay
keyboard. Pengguna juga membuat template grafis yang mewakili fungsi dari setiap tombol.
Untuk menggabungkan Autohotkey dan keyboard lapisan pertama menciptakan makro
di Autohotkey. Berikutnya membuat file konfigurasi dan template untuk tampilan di mana
setiap tombol keyboard akan mengirim hotkey. Keyboard overlay yang baik akan memiliki
lebih dari 100 kunci yang akan menyimpan semua tapi yang paling spektakuler makro
pencipta bahagia. Strategi yang lebih maju adalah dengan menggunakan dua kemampuan
Autohotkey. Yang pertama adalah kemampuan untuk menghentikan sementara makro untuk
membaca input keyboard. Cara kedua adalah dengan melompat kebagian yang berbeda dari
makro didasarkan pada input. Buat satu makro besar di Autohotkey yang diaktifkan dengan
menekan tombol fungsi. Makro menunggu sementara kode yang dimasukkan dan
berdasarkan kode melompat ke bagian makro. Sekarang konfigurasikan setiap tombol pada
keyboard overlay untuk mengirim tombol fungsi diikuti dengan kode merepresentasikan
kunci.
Metode ini memberikan fleksibilitas maksimum. Beberapa program Windows menggunakan
F11 atau F12 begitu menugaskan salah satu dari kedua tombol tersebut untuk mengaktifkan
Autohotkey menyimpan semua standar pada Windows hotkey program ini tersedia
13
3.3 Akrilik
Akrilik adalah plastik, yang berguna jelas bahwa menyerupai kaca, namun memiliki
sifat yang membuatnya lebih unggul daripada kaca dalam banyak hal.
Ada dua tipe dasar akrilik: cor diekstrusi dan sel. Diekstrusi atau "cast terus menerus"
akrilik dibuat dengan proses yang lebih murah, lebih lembut, bisa menggaruk lebih mudah
dan mungkin mengandung kotoran. Cell cast akrilik adalah akrilik kualitas yang lebih tinggi
dan cor US sel domestik adalah pilihan yang baik untuk aplikasi yang membutuhkan yang
terbaik. Impor sel akrilik cast sering diproduksi dengan standar yang lebih rendah.
Gambar 13. Akrilik
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian sistem pengendali komputer menggunakan
remote dan infrared receiver melalui WinLIRC adalah metode dengan pendekatan System
Development yang ditempuh dalam sembilan tahapan, adapun kesembilan tahapan tersebut
dapat dilihat pada diagram alur dibawah ini:
14
1. Project Planing
2.Research 3. Part Testing
4. Mechanical Design5. Functional Test
Gambar 14. Flowchart Tahapan System Development
3.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)
Dalam perencanaan proyek penelitian terdapat beberapa hal penting yang harus di
tentukan dan dipertimbangkan, antara lain:
1. Penentuan topik penelitian
2. Estimasi kebutuhan alat dan bahan
3. Perangkat lain
4. Estimasi anggaran
5. Evaluasi penerapan peralatan yang akan di rancang
3.2 Penelitian (research)
Penelitian awal dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed
Receiver Melalui WinLIRC yang akan dibuat, adapun prosesnya dimulai dari pemilihan dan
pengetesan komponen juga kemungkinan rancangan awal dan akhir.
3.3 Pengetesan Komponen (Part System)
Untuk pengetesan komponen dilakukan pengetesan setiap alat terhadap fungsi kerja
berdasarkan kebutuhan dari sistem pengendali komputer yang akan dirancang.
15
6. Integration and Assembly
7. WinLIRC Configuration
9.Optimization
Success
8. Overall Testing
Y
N
3.4 Perancangan Mekanik (Mechanical Design)
Dalam perancangan perangkat keras, perancangan mekanik merupakan hal penting
yang harus dipertimbangkan mengingat fase ini merupakan bagian utama dalam proses
merakit dan pemograman Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed
Receiver Melalui WinLIRC.
3.5 Tes Fungsional (Functional Test)
Tes fungsional bertujuan untuk menguji fungsi dari tiap-tiap komponen yang akan
dirancang dan diintegrasikan menjadi satu modul elektronik. Tahap ini merupakan tahap yang
rentan dan riskan dengan kesalahan-kesalahan teknis oleh karena itu butuh ketelitian.
3.6 Integrasi dan Perakitan (Intergration and Assembly)
Apabila semua komponen elektronik sudah dinyatakan berfungsi dengan baik maka
proses berikutnya yaitu mengintegrasikan semua komponen tersebut menjadi satu modul
elektronik, lalu diujicobakan pada port serial komputer untuk mengetahui apakah modul
elektronik tersebut terdeteksi atau dikenali oleh komputer sebelum akhirnya dikonfigurasi
dengan menggunakan WinLIRC.
3.7 Konfigurasi WinLIRC (WinLIRC Configuration)
Setelah melalui tahap integrasi dan perakitan proses selanjutnya yaitu mengkonfigurasi
infrared receiver dengan WinLIRC. Proses konfigurasi ini berfungsi merekam semua tombol
pada remote yang nantinya akan digunakan untuk mengendalikan komputer selain itu juga
konfigurasi WinLIRC berfungsi untuk mengatur perintah kepada infrared receiver dengan
cara mengetikan syntax sederhana didalam notepad yang sudah didownload di laman
http://winlirc.sourceforge.net lalu kemudian script tersebut di compile dengan menggunakan
Autohotkey sebagai compilernya.
3.8 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing)
16
Tes fungsional keseluruhan sistem adalah tahap uji mekanikal terakhir sebelum
akhirnya sistem diujicobakan ke pengguna, dalam tahap ini dilakukan ujicoba secara
menyeluruh terhadap modul elektronik dan seluruh sistem termasuk pengendali
(remote control) yang sudah terhubung dengan modul elektronik yang telah dibuat.
3.9 Optimasi Sistem (Optimization)
Tahap ini adalah yang terakhir dari semua tahap yang sudah dilewati sebelum nantinya
Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC dapat di ujicobakan oleh pengguna. Pada bagian ini dilakukan optimalisasi
terhadap sistem yang telah dirancang, optimalisasi dilakukan untuk meningkatkan performa
dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC sampai sistem ini layak dan bisa digunakan oleh pengguna nantinya.
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Bab ini akan membahas teknis perancangan dan implementasi Sistem Pengendali
Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC berdasarkan
metode penelitian yang digunakan, mulai dari perencanaan proyek sampai integrasi sistem
dan semua proses tersebut akan dibahas secara menyeluruh oleh penulis sehingga diharapkan
dapat memudahkan pembaca dalam memahami isi materi dalam penelitian ini .
4.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)
Dalam perencanaan proyek penelitian terdapat beberapa hal penting yang harus
ditentukan dan dipertimbangkan untuk kemudian diimplementasikan juga diterapkan dalam
penelitian, hal ini sangat penting mengingat perencanaan awal dari penelitian yang akan
dikembangkan sangat berpengaruh besar terhadap jalannya masa penelitian dan penyelesaian
dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
17
WinLIRC yang coba dikembangkan, adapun hal-hal yang harus ditentukan dan
dipertimbangkan tersebut diantaranya adalah:
4.1.1 Penentuan Topik Penelitian:
Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “SISTEM PENGENDALI
KOMPUTER MENGGUNAKAN REMOTE DAN INFRARED RECEIVER
MELALUI WinLIRC” Judul ini diambil untuk mencari solusi dan alternatif
penggunaan komputer konvensional.
4.1.2 Estimasi Penentuan Alat dan Bahan
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan kebutuhan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam penelitian juga spesifikasi dari alat dan bahan yang
digunakan semua itu harus sesuai dengan prosedur awal penelitian karena estimasi
penentuan alat dan bahan ini sangat penting dilakukan.
Menentukan kualitas alat dan bahan yang akan digunakan adalah salah satu tujuan utama
dalam proses pemilihan komponen penelitian agar nantinya bisa meminimalisir faktor-faktor
destruktif yang biasanya muncul saat penelitian.
Tabel 1. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan Sistem Pengendali Komputer
Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC.
No NamaAlat Jumlah Keterangan
1 Tespen 1 Ukuran 2”
2 Bor Listrik 1 Lengkap dengan mata bor
3 Solder Listrik 1 220v AC, Daya 40 Watt
4 Cutter Akrilik 1 Pemotong Mika
5 Lem 1 Perekat Mika
6 WinLIRC 1 Untuk mengkonfigurasi sistem
7 AutoHotkey 1 Compiler
8 Notepad ++ 1 Membuat aplikasi pengendali
9 Proteus (freeware) 1 Membuat Layout Prototipe
10 Sistem Operasi Windows Xp 1 Sistem Operasi
18
Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan Sistem Pengendali Komputer
Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC.
No NamaBahan Jumlah Keterangan
1 PCB (Printed Circuit Board) 1 PCB Ukuran Kecil
2 TSOP 1738 IR Receiver 1 -
3 Kapasitor Elektrolitik 1 -
4 Dioda Zener 1 -
5 Resistor 1 -
6 Sub-D 9-pin Serial Box 1 -
7 Sub-D 9-pin Female Connector 1 -
8 Kabel 1 4 Warna
9 Baut Spicer 4 -
10 Akrilik 1 Tebal 1,8mm, Panjang 30cm
4.1.3 Perangkat Lain
Perangkat lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem operasi
microsoft windows XP SP 2, pemilihan sistem operasi tersebut dikarenakan
kompatibilitas yang baik sehingga infrared receiver lebih mudah untuk dideteksi dan
dikonfigurasi oleh WinLIRC, selain itu microsoft windows XP SP 2 juga mempunyai
tingkat kestabilan yang sangat baik sehingga sangat membantu dalam proses
mengkonfigurasi hasil akhir dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote
dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC, oleh karena itu penulis hanya
menggunakan sistem operasi tersebut dalam penelitian, penulis juga
merekomendasikan untuk tetap menggunakan sistem operasi microsoft windows XP
SP 2 untuk penelitian lebih lanjut, selama belum ada sistem operasi yang cukup
tangguh untuk menyaingi kinerja dan kompatibilitas terhadap sistem yang di rancang.
Apabila dikemudian hari sistem ini akan dikembangkan lebih dalam lagi
sistem operasi windows XP SP 2 telah menyediakan beberapa fasilitas pendukung
yang sudah terintegrasi didalam sistem operasi tersebut diantaranya yaitu windows
API dan WinSock, dengan aplikasi tambahan yang sudah terintegrasi dengan
microsoft windows XP ini Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan
19
InfraRed Receiver Melalui WinLIRC dapat dimaksimalkan dan dioptimalkan
kinerjanya sehingga selain jauh lebih dinamis dan efisien nantinya penggunaan
komputer dengan menggunakan remote control ini pun bisa menjadi alternatif
pengganti penggunaan komputer secara konvensional.
4.1.4 Estimasi Anggaran
Estimasi anggaran pada penelitian tugas akhir ini disesuaikan dengan biaya
komponen-komponen yang akan digunakan sehingga mencukupi ketika pembelian
namun anggaran yang penulis paparkan belum termasuk anggaran untuk biaya-biaya
non teknis seperti biaya transfortasi, konsumsi dan yang lainya, oleh karena penulis
hanya melampirkan anggaran teknis dalam proses penelitian.
Adapun estimasi harga komponen yang akan digunakan penelitian Sistem
Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Harga komponen yang digunakan dalam penelitian.
No NamaKomponen Jumlah Harga
1 Tespen 1 10000
2 Bor Listrik 1 150.000
3 Solder Listrik 1 20000
4 Cutter Akrilik 1 7500
5 Lem 3 15000
6 PCB (Printed Circuit Board) 1 4500
7 TSOP 1738 IR Receiver 8 4000
8 Kapasitor Elektrolitik 8 4000
9 Dioda Zener 8 4000
10 Resistor 8 4000
11 Sub-D 9-pin Serial Box 8 4000
12 Sub-D 9-pin Female Connector 8 4000
20
13 Kabel 1 meter 7000
14 Baut Spicer 8 10000
15 Akrilik 1,8 mm, 30 cm 35000
Total Harga 283.000
4.1.5 Evaluasi Penerapan Peralatan yang akan dirancang
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengetesan dari setiap komponen alat
dan bahan yang akan dirancang, proses pengetesan komponen inibertujuan untuk
menguji setiap komponen elektronik yang nantinya akan diintegrasikan menjadi satu
modul elektronik sehingga dari uji coba komponen tersebut akan diketahui setiap
kesalahan yang nantinya membuat sistem menjadi error atau crash. Evaluasi ini
penting dilakukan mengingat sensifitas mekanikal hardware membuatnya rentan
akan kesalahan oleh karena itu proses ini harus dilakukan berulang untuk
meminimalisir setiap kesalahan yang terjadi ketika proses perakitan komponen mulai
dilakukan.
4.2 Penelitian (Research)
Apabila perencanaan telah matang maka proses selanjutnya yaitu penelitian awal dari
sistem yang akan dibuat, pada tahap ini dilakukan perancangan awal Sistem Pengendali
Komputer Menggunakan Remote dan Infrared Receiver melalui WinLIRC, hal ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana proses Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan
InfraRed Receiver Melalui WinLIRC itu dapat bekerja.
4.2.1 Gambaran Umum Sistem
Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver
Melalui WinLIRC yang akan dirancang dan diimplementasikan ini nantinya akan
menjadi solusi bagi sebagian orang yang mempunyai keterbatasan dalam penggunaan
komputer dari jarak dekat sehingga dengan sistem yang penulis kembangkan ini akan
menjadi solusi tersendiri bagi permasalahan diatas, secara teknis penulis
menggunakan tiga media yaitu remote sebagai pengendali, infrared receiveruntuk
menerima sinyal dari remote yang akan dipasang pada port serial komputer dan yang
terakhir PC (personal computer) untuk mengolah perintah dan menampilkanya
21
sedangkan cara kerja dari Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan
InfraRed Receiver Melalui WinLIRC ini yaitu pengguna komputer dapat
mengoperasikan komputernya dengan menggunakan remote sebagai pengendali
kemudian remote akan memberi perintah ke infrared receiver lalu perintah tersebut
akan di proses oleh CPU (Central Processing Unit) dan diterjemahkan oleh
WinLIRC.
4.2.2 Prinsip Kerja Sistem
Rangkaian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed
Receiver mempunyai prinsip kerja sebagai berikut:
Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC bekerja ketika infrared receiver menerima perintah dari remote lalu
kemudian komputer akan mengolah semua perintah tersebut dan diterjemahkan oleh
WinLIRC. adapun tahap dari proses tersebut dapat diilustrasikan pada gambar blok
diagram sistem berikut:
Gambar 15. Blok Diagram Sistem
4.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing)
Pengetesan komponen dilakukan untuk melihat fungsi dari alat dan bahan yang akan
digunakan dalam perancangan Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan
Infrared Receiver Melalui WinLIRC. Proses ini untuk memastikan berjalan atau tidaknya
semua komponen yang akan digunakan, ini sangat penting agar tidak sampai terjadi
kegagalan atau alat dan bahan tidak berfungsi setelah melalui tahap integrasi dan perakitan.
4.4 Perancangan Sistem Mekanik (Mechanical Design)
22
Dalam perancangan perangkat keras, desain mekanik merupakan tahap penting yang
harus dipertimbangkan, pada umumnya kebutuhan aplikasi terhadap desain mekanik antara
lain
a.) Bentuk dan ukuran PCB (Printed Circuit Board)
Untuk rangkaian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed
Receiver Melalui WinLIRC, ukuran PCB disesuaikan dengan rangkaian elektronika.
b.) Komponen elektronik yang memadai
Komponen yang digunakan dalam penelitian harus dipastikan memadai agar proses
penelitian berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
c.) Dimensi dan massa keseluruhan sistem
Tahap ini dibuat seminimal mungkin agar penelitian lebih efesien dan meminimalisi
pengeluaran tanpa menghilangkan faktor yang kenyamanan bagi pengguna nantinya.
d.) Penempatan modul elektronik
Modul elektronik atau infrared receiver hardware dipasang pada port physich serial
komputer setelah terpasang WinLIRC akan
mengidentifikasi dengan menentukan port
logicalnya.
J 4.4.1 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan Sistem Pengendali
Komputer Menggunakan Remote dan
Infrared Receiver Melalui WinLIRC akan
diaplikasikan sebagai sistem yang dapat
menjalankan aplikasi yang ada dikomputer
melalui media remote dan infrared receiver
sebagai penerima sinyal remote. adapun
flowchart dari Sistem Pengendali Komputer
Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver
melalui WinLIRC dapat dilihat pada
gambar 16.
23
Gambar 16. Flowchart Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed
Receiver Melalui WinLIRC
4.4.2 Rangkaian Alat
Pada rangkaian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan
Infrared Receiver Melalui WinLIRC terdapat satu rangkaian elektronika yang
menjelaskan teknis dari pembuatan infrared receiver dengan menggunakan female
serial connector yang nantinya alat ini akan berfungsi sebagai penerima sinyal remote
sebelum akhirnya diproses oleh CPU (Central Processing Unit) untuk menampilkan
aplikasi yang ada dikomputer .
24
Gambar 17. Skema Rangkaian Elektronika InfraRed Receiver
4.5 Tes Fungsional (Functional Test)
Tes fungsional yang dilakukan terhadap Sistem Pengendali Komputer Menggunakan
Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC yaitu dengan melihat layak tidaknya setiap
komponen yang akan digunakan dalam penelitian ini, selain itu tes fungsional juga berperan
untuk menentukan performa hardware infrared receiver nantinya, apabila semua komponen
yang digunakan telah memiliki persyaratan seperti yang dikemukakan diatas, maka proses
perakitan dan mengintegrasikan semua komponen elektronik pun sudah bisa dimulai.
4.6 Integrasi dan Perakitan (Integration and Assembly)
Pada tahap ini semua komponen elektronik yang lulus tahap fungsional akan mulai
dirangkai dan dintegrasikan berdasarkan proses desain, baik secara desain mekanis maupun
elektronik.
4.6.1 Pengumpulan Alat dan Bahan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam proses pembuatan rangkaian elektronik Sistem Pengendali Komputer
Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC
25
5 cm
6 cm3 cm
1 mRangkaian PCB
Konektor
• Pengumpulan alat dan bahan pembuatan rangkaian elektronika infrared
receiver Alat yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian elektronika infrared
receiver antara Lain: bor listrik, tespen, lem,solder dan timah.
• Pengumpulan bahan atau komponen dasar meliputi semua komponen
elektroni yang akan digunakan dalam penelitian diantaranya: PCB (Printed
Circuit Board), TSOP 1738 infrared receiver, kapasitor elektrolitik, resistor,
dioda zener, kabel,baut spicer dan akrilik.
4.6.2 Pembuatan Prototipe Rangkaian Elektronik InfraRed Receiver
Setelah semua komponen alat dan bahan yang akan digunakan sudah lengkap
maka proses selanjutnya yaitu membuat prototipe rangkaian elektronik untuk infrared
receiver.
• Layout modul elektronik untuk infrared receiver, dari layout yang ada bisa
dilihattata letak modul elektronik dan connector dalam panel yang terbuat
dari akrilik semuanya terintegrasi menjadi satu dengan fungsi yang berbeda
dari tiap-tiap komponen.
Gambar 18. Layout Modul Elektronik InfraRed Receiver
• Merangkai semua komponen-komponen elektronik yaitu dengan cara
membelah PCB (Printed Circuit Board) menjadi seperempat bagian, lalu
resistor, dioda zener, kapasitor elektrolitik TSOP 1738 InfraRed Receiver dan
kabel ditempatkan pada PCB (Printed Circuit Board) lalu kemudian disolder.
26
Gambar 19. Rancangan Prototipe InfraRed Receiver
• Menempatkan rangkaian elektronika dengan panel yang terbuat dari akrilik
yaitu dengan cara melubangi PCB dan Akrilik dengan bor listrik setelah itu
menyatukan panel dengan rangkaian elektronika yang telah dilubangi dengan
baut spicer lalu bagian atas dan bawah panel tersebut direkatkan dengan
menggunakan lem.
Gambar 20. Hasil Akhir Modul Elektronik
4.7 Konfigurasi WinLIRC (WinLIRC Configuration)
Setelah proses pembuatan modul elektronika dengan menempatkan semua komponen
dan kotak panel selesai dikerjakan, maka proses berikutnya yaitu mengkonfigurasi WinLIRC,
berikut adalah langkah-langkahnya:
• Jalankan WinLIRC.exe. Oleh karena WinLIRC belum dikonfigurasi untuk
mengenali sinyal-sinyal infrared pada remote control, maka yang
ditampilkan adalah pesan kesalahan. Lalu Klik OK untuk melakukan
konfigurasi.
27
Gambar 21. WinLIRC Belum Dikonfigurasi
Pada menu utama mulai menentukan nilai Port, Speed, Sense, Receiver Type dan
Transmitter Setting yang akan digunakan. Proses berikutnya yaitu memasangkan rangkaian
infrared receiver yang telah dibuat pada serial port yang tersedia pada PC (Personal
Computer) dan sedang tidak digunakan oleh program lain. Penulis menggunakan nilai setting
port COM1, Speed 115200, Receiver Type DCD, Transmitter Setting DTR dan Sense
Autodetect.
Rangkaian InfraRed Receiver dipasang pada serial port yang sesuai dengan nilai port
yang ditentukan pada WinLIRC dan harus dipastikan pula serial port tersebut bebas dari
aplikasi yang lain. Bila salah memasang atau serial port tersebut sedang digunakan, dapat
dipastikan bahwa program tidak akan berfungsi dengan benar. Oleh karena itu port yang akan
digunakan harus dibebas tugaskan atau pilih port yang lain, misalnya COM2. Setelah
memasukkan nilai setting dengan benar, klik Browse untuk menentukan file konfigurasi yang
digunakan, sekaligus menyimpan hasil pengaturan (Gambar 22).
Gambar 22. Menu Konfigurasi WinLIRC
Berikutnya menginformasikan file konfigurasi yang diinginkan, penulis memilih creative.cf,
lalu klik Open (Gambar 23). Nama file konfigurasi harus berakhiran cfg, conf, cf atau rc.
28
Gambar 23. Menentukan File Konfigurasi
Setelah memberikan file konfigurasi, proses berikutnya yaitu mengklik Learn untuk memulai
prosedur pengenalan dan perekaman sinyal infrared masing-masing tombol pada remote
control.
Gambar 24. Learning Sinyal
Memasukkan sembarang nama remote yang akan dikonfigurasi. Nama remote tidak boleh
menggunakan karakter spasi atau karakter spesial lainnya. lalu klik Enter.
Gambar 25. Menentukan Nama Remote
Langkah selanjutnya adalah menentukan margin kesalahan variasi sinyal yang diterima oleh
infrared receiver. Margin ini berkisar antara 1% hingga 99%. Nilai default-nya adalah 25%,
29
tetapi nilai ini bukanlah patokan karena harus disesuaikan dengan hardware dan software
yang digunakan. kesalahan yang harus diisikan. Menggunakan nilai default (25%) cukup
dengan mengklik Enter.
Gambar 26. Menentukan Nilai Error Margin
4.7.1 Menentukan Nilai Signal Gap, Signal Length dan Repeat Code
Nilai yang digunakan untuk mengisi nilai dari margin untuk mendapatkan
sinyal gap, sinyal length dan repeat code dapat diisikan secara manual maupun
otomatis, dengan menekan tombol pada remote control secara berulang dengan jeda
waktu yang tetap atau stabil kurang lebih 1,5 detik. Cara penekanan tombol antara
remote control yang satu dengan remote yang lain berbeda, karena setiap remote
control punya karekteristik berbeda.
Gambar 27. Pemberian Nama Pada Remote Control
Penekanan tombol bisa dilakukan secara terus menerus atau tidak terus-
menerus dengan terdapat jeda sekitar 1hingga 1½ detik di antara penekanannya
(Gambar 27). Cara tersebut relatif untuk masing-masing remote control.
Perlakuan terhadap remote control yang satu mungkin berbeda dengan remote
control yang lain. Penulis menggunakan cara penekanan putus-putus pada remote
30
yang digunakan ini dikarenakan perbedaan karekteristik remote yang penulis gunakan
dengan remote kebanyakan
Gambar 28. Menentukan Signal Gap, signal Length, dan Repeat Codes
Bila telah dilakukan segala cara tetapi tidak didapatkan respons, solusinya
yaitu melakukan langkah prosedur Raw Code dengan mengklik Raw Codes pada
menu konfigurasi. Perhatikan adanya respons yang didapat dariraw code tersebut.
Bila respons belum didapat, alternatifnya adalah mengganti nilai pengaturan port dan
nilai lainnya pada menu konfigurasi juga dengan mengecek pengkabelan dan
komponen lainnya pada modul infrared receiver.
Penekanan dilakukan terus menerus hingga pesan Please wait a second and
press it again muncul. Berikutnya menekan kembali hingga mendapatkan pesan
Baseline initialized. Please wait a second and press a button again (10 left). Pada
bagian ini, software meminta pengguna untuk melakukan penekanan sebanyak 10 kali
(Gambar 29). Bila terdapat pesan Did not get a consistent signal, atur nilai jeda antara
penekanan tombol.
Gambar 29. Penekanan Sebanyak 10 Kali
31
Gambar 30. Pesan Kesalahan
Berikutnya bila terdapat pesan kesalahan seperti yang ditunjukkan Gambar 30,
ulangi dari langkah awal kembali. Pesan ini muncul karena jeda penekanan tombol
yang terlalu cepat atau terlalu lambat, atau rangkaian infrared receiver tidak bekerja
dengan baik.
4.7.2 Menentukan Input Tombol
Bila tidak terdapat pesan kesalahan, tentukan nama dari tombol tersebut.
Misalnya sebut saja nama tombol tersebut dengan nama Play pada bagian Input dan
klik Enter.Pemberian nama harus spesifik di antara masing-masing tombol.
Gambar 31. Memberikan Nama Tombol
Pada tombol Paused ,akan dilakukan perekaman sinyal. Tekan tombol Paused
tersebut hingga mendapat perintah berhenti (Stop). Di sini dilakukan pengambilan
sampel sebanyak 64 kali. Lakukan penekanan tombol hingga mendapatkan pesan
Baseline initalized. Jumlah matches harus mencapai 64 dan perbandingan antara
jumlah faults dan matches harus sekecil-kecilnya. Pesan Stop. Failed to get a
consistent signal. Please try again muncul jika nilai faults lebih besar daripada nilai
matches seperti yang ditunjukkan pada Gambar 32.
32
Gambar 32. Input Button
Gambar 33. Pengambilan Sample
Bila perekaman sinyal berhasil maka pesan Button 'Paused' recorded.Do you wish to
keep this recording? akan muncul seperti ditunjukkan pada Gambar 34. Klik Yes
untuk melanjutkan perekaman sinyal. Lakukan perekaman sinyal untuk tombol-
tombol remote lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sama seperti pada
langkah (2) di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada langkah sebelumnya.
Gambar 34. Tombol Paused Berhasil Direkam
Semua tombol telah direkam, proses terakhir yaitu klik Enter untuk menyudahi
perekaman
33
Gambar 35. Menyudahkan Perekaman
Setelah semua perekaman sinyal tombol remote telah berhasil dilakukan, lalu proses
berikutnya yaitu menyimpan semua konfigurasinya dengan mengklik OK. lalu untuk
menganalisa sinyal-sinyal yang telah berhasil direkam untuk mengecek kesalahan
yang mungkin timbul dengan mengklik tombol Analyze. Klik OK untuk kembali ke
menu utama.
Gambar 36. Menyimpan Konfigurasi Perekaman Sinyal
Gambar 37. Menganalisa Sinyal Yang Didapat
• Untuk proses mengirim data manual ke software pengolah data, pilih remote
(creative) dan code (paused), lalu klik Send Code
34
Gambar 38. Mengirimkan Sinyal Secara Manual
4.7.3 Membuat Aplikasi Pengendali
• Langkah selanjutnya yaitu membuka file notepad yang sudah didownload di
www.winlirc.com, lalu ketikan script untuk menampilkan aplikasi komputer.
Gambar 39. Script WinLIRC Pada Notepad
• Kemudian script yang sudah di ketik disimpan sebelum nantinya dicompile.
Penyimpanan script untuk aplikasi pengendali bisa ditempatkan disemua
directory yang ada pada komputer. Sebagai contoh penulis menyimpan hasil
script di directory C:\Documents and Settings\FEY\MyDocuments
Gambar 40. Menyimpan Script Yang Dibuat
35
Gambar 41. Mengrunning Script Yang Telah Dibuat
4.8 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing)
Langkah pengujian Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed
Receiver Melalui WinLIRC dilakukan dengan cara mengetes semua komponen yang sudah
terintegrasi menjadi satu modul elektronik kemudian modul elektronik tersebut diujicoba
pada komputer desktop, apabila komputer sudah mendeteksi adanya modul elektronik yang
terhubung dengan komputer maka proses berikutnya yaitu menentukan port logical, speed,
receiver type, transmitter setting dan sense autodetect, apabila modul elektronik sudah
dikenali penuh oleh komputer langkah berikutnya yaitu mengsinkronisasi remote, infrared
receiver dan komputer, setelah sinkronisasi berhasil sistem dikonfigurasi dengan WinLIRC
lalu di compile dengan Autohotkey setelah itu sistem bisa digunakan.
4.9 Optimalisasi Sistem (Optimization)
Optimalisasi bertujuan agar sistem tidak bekerja secara statis dan mampu memberikan
efek maksimal untuk penggunanya, salah satu optimalisasi sistem yang penulis buat dalam
Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC ini yaitu dengan tidak hanya menampilkan aplikasi komputer saja akan tatapi juga
sampai pada ruang-ruang lain seperti windows explorer, task manager dan registry editor.
Selain itu penulis juga mencoba untuk mengoptimalkan lebih jauh sistem yang sudah dibuat
agar nantinya Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver
bisa mencakup semua ruang dan aplikasi-aplikasi yang hanya bisa disentuh dengan cara
konvensional saja.
36
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Sistem
Setelah proses perancangan, integrasi dan konfigurasi selesai maka output yang
diperoleh yaitu berupa tampilan program yang bisa dirunning dengan menggunakan remote
dan infrared receiver. Adapun output yang di tampilkan adalah sebagai berikut.
• Tombol TV untuk menampilkan Windows Explorer
Gambar 42. Tampilan Windows Explorer
• Tombol AV untuk menampilkan Control Panel
Gambar 43. Tampilan Control Panel
37
• Tombol SV untuk menampilkan Task Manager
Gambar 44. Tampilan Task Manager
• Tombol FM untuk menampilkan CMD (Command Prompt)
Gambar 45. Tampilan CMD (Command Prompt)
• Tombol 1 (satu) untuk menampilkan Power Point
Gambar 46. Tampilan Microsoft Office Power Point
• Tombol 2 (dua) untuk menampilkan Winamp
38
Gambar 47. Tampilan Winamp
• Tombol Power untuk mematikan (shutdown) komputer
• Tombol Mute untuk menutup aplikasi pada komputer
• Tombol OK untuk enter
• Tombol P+ untuk mengarahkan pointer keatas
• Tombol P- untuk mengarahkan pointer kebawah
• Tombol V+ untuk mengarahkan pointer kesamping kanan
• Tombol V- untuk mengarahkan pointer kesamping kiri
• Tombol + untuk menambah volume suara
• Tombol – untuk mengecilkan volume suara
Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC adalah sebuah sistem yang terdiri dari remote, infrared receiver dan komputer
yang disinkronisasi dengan tujuan untuk mengendalikan semua aplikasi yang ada pada
komputer, akan tetapi dikarenakan keterbatasan tools dalam sistem ini hasilnya sistem ini
hanya akan berfungsi untuk menampilkan aplikasinya saja tanpa mengendalikan semua menu
yang ada diaplikasi tersebut, oleh karena itu pengembangan terhadap sistem ini harus selalu
dilakukan karena setiap periode tertentu WinLIRC juga selalu mengeluarkan versi terbarunya
dengan tujuan untuk menambah tools yang belum ada pada versi WinLIRC sebelumnya.
Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC adalah penyederhanaan dan pengembangan dari sistem serupa yang sudah
39
dikembangkan sebelumnya, dalam sistem yang penulis buat ini fungsi dan output yang
dihasilkan tetap sama dengan ada sedikit kelebihan yaitu tidak hanya menampilkan aplikasi
software saja akan tetapi bisa juga membuka jendela explorer, registry editor,run dan
mematikan komputer, selain itu sistem yang penulis kembangkan inipun jauh lebih sederhana
dari sistem yang sebelumnya, penyederhanaanya terletak pada aplikasi yang digunakan dalam
membuat sistem ini hanya satu yaitu WinLIRC sedangkan untuk sistem serupa yang
dikembangkan sebelumnya membutuhkan banyak aplikasi diantaranya InfraRed assistant,
Windows API,Winsock, WinLIRC bahkan C++ yang sangat complex dan modul elektronik
yang dibutuhkan untuk sistem ini pun hanya satu yaitu infrared receiver berbeda dengan
sistem sebelumnya yang harus menggunakan hardware radio untuk menterjemahkan sinyal
remote sebelum akhirnya diterima oleh infrared receiver dan diolah dengan menggunakan
WinLIRC dan Autohotkey, kelebihan lain yang terdapat pada sistem yang penulis
kembangkan ini adalah tidak adanya report dan delay respon (jeda waktu) yang lama ketika
remote memberikan perintah untuk menampilkan aplikasi yang ada pada komputer, pada
sistem sebelumnya report akan selalu muncul ketika remote meminta untuk menampilkan
aplikasi, akan tetapi dengan sistem yang penulis kembangkan dari sistem sebelumnya
menjadikan sistem ini jauh lebih cepat merespon semua perintah yang diminta oleh remote
tanpa ada delay respon dan report terlebih dahulu ini sama halnya seperti pengguna komputer
menggunakan komputer dengan memakai mouse dan keyboard.
Seiring pengembangan yang terus dilakukan oleh tim WinLIRC development, fungsi-fungsi
yang ada pada Windows API, Winsock dan InfraRed assistant sebagian kecil sudah
terintegrasi dengan WinLIRC.
Salah satu kekurangan pada sistem ini yang penulis rasakan masih jauh untuk
menyaingi cara penggunaan komputer konvensional adalah optimalisasi angka maksimal
pada pixel yang ada pada WinLIRC sehingga mempengaruhi terhadap lambatnya pergerakan
pointer sekalipun jumlah angka yang dimasukan dalam listing program sudah maksimal.
Penulis menggunakan remote standard dengan merk TV Card, jarak maksimal remote dengan
infrared receiver adalah 10 meter, tapi bisa berubah tergantung dari remote yang digunakan
karena setiap remote punya karakteristik kemampuan radius jarak masing-masing, semakin
bagus kualitas remote tersebut maka akan semakin jauh radius yang dihasilkan.
5.2 Uji Coba Sistem
40
Uji coba sistem dilakukan setelah pembuatan modul elektronik dan konfigurasi
WinLIRC selesai dilakukan, adapun ujicobanya yaitu dengan melihat hasil sementara dari
Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC, dengan melakukan uji coba sistem ini dapat dilihat kekurangan yang ada pada
sistem, adapun hasil dari uji coba sistem yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut.
5.2.1 Uji Coba Struktural
Uji coba struktural dilakukan untuk mengetahui apakah semua aplikasi yang
ditampilkan ini sesuai dengan implementasi ketika proses penelitian. Adapun report
dari hasil uji coba struktural adalah sebagai berikut
Tabel 4. Uji coba struktural
No Aplikasi Hasil
1 Shutdown Sesuai
2 Exit Sesuai
3 Explorer Sesuai
4 Control Panel Sesuai
5 Task Manager Sesuai
6 Command Prompt Sesuai
7 Klik Kanan Sesuai
8 Klik Kiri Sesuai
9 Page up Sesuai
10 Page Down Sesuai
11 Page Left Sesuai
12 Page Right Sesuai
13 Enter Sesuai
14 Volume + Sesuai
15 Volume - Sesuai
5.2.2 Uji coba fungsional
41
Uji coba fungsional dilakukan untuk melihat dan mengujicobakan semua tombol yang sudah direcord dan dikonfigurasi sebelumnya, proses ini juga untuk melihat apakah tombol dan aplikasi yang ditampilkan nantinya matches atau tidak.
Tabel 5. Uji coba fungsionalNo Aplikasi Hasil
1 Shutdown Berfungsi
2 Exit Berfungsi
3 Explorer Berfungsi
4 Control Panel Berfungsi
5 Task Manager Berfungsi
6 Command Prompt Berfungsi
7 Winamp Berfungsi
8 PowerPoint Berfungsi
9 Klik Kanan Berfungsi
10 Klik Kiri Berfungsi
11 Page up Berfungsi
12 Page Down Berfungsi
13 Page Left Berfungsi
14 Page Right Berfungsi
15 Enter Berfungsi
16 Volume + Berfungsi
17 Volume - Berfungsi
5.2.3 Uji Coba Validasi
42
Apabila uji coba fungsional sudah berhasil dilakukan maka proses berikutnya yaitu uji coba validasi. Uji coba validasi dilakukan sebagai langkah akhir untuk menentukan valid tidaknya semua tombol yang akan di input sehingga menghasilkan output berupa program aplikasi komputer yang sudah di konfigurasi sebelumnya.
Tabel 6. Uji coba validasi
No Tombol Yang Diuji Input Output Keterangan
1 Power Tekan tombol Power Shutdown Valid
2 Exit Tekan tombol Exit Exit Valid
3 TV Tekan tombol TV Explorer Valid
4 AV Tekan tombol AV Control Panel Valid
5 SV Tekan tombol SV Task Manager Valid
6 FM Tekan tombol FM Command Prompt Valid
7 1 Tekan tombol ! Winamp Valid
8 2 Tekan tombol 2 PowerPoint Valid
9 Page Up Tekan tombol Page Up Klik Kanan Valid
10 Back Tekan tombol Page Down Klik Kiri Valid
11 P+ Tekan tombol P+ Page Up Valid
12 P- Tekan tombol P- Page Down Valid
13 Vol - Tekan tombol Vol - Page Right Valid
14 Vol + Tekan tombol Vol+ Page Left Valid
15 Ok Tekan tombol Ok Enter Valid
16 Page Down Tekan tombol Page Down Volume + Valid
17 Screen Tekan tombol Screen Volume - Valid
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
43
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan tentang Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote
dan InfraRed Receiver Melalui WinLIRC, maka dapat disimpulkan:
• Sistem Pengendali Komputer Menggunakan Remote dan InfraRed Receiver Melalui
WinLIRC ini bekerja berdasarkan prinsip frekuensi sinyal infra merah.
• Memanfaatkan remote control infra merah dapat digunakan untuk mengendalikan
komputer.
• Hasil dari sinkronisasi antara perangkat keras remote, komputer dan perangkat infrared
receiver bisa mengaktifkan program dan aplikasi pada komputer akan tetapi hanya bisa
untuk menjalankan satu perintah pada aplikasi yang sama.
• Jarak maksimal remote dengan infrared receiver relatif dari jenis atau spesifikasi remote
yang digunakan
6.2 SARAN
• Penggunaan sarana ini dapat dikembangkan untuk aplikasi program yang ada pada
komputer dan disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan infra merah pada
perangkat selain remote control untuk aplikasi ini.
• Penguasaan perangkat keras dan perangkat lunak mendukung bagi pengguna dan sangat
membantu dalam penyelesaian program dan disarankan untuk dapat dikembangkan lagi
oleh pengguna supaya bisa menjalankan dua perintah atau lebih pada aplikasi yang sama
• Aplikasi ini diharapkan tidak hanya berjalan pada sistem operasi windows dan linux saja,
tetapi juga bisa berjalan disemua varian sistem operasi dan semua platform.
XDAFTAR PUSTAKA
Gazali, Sani, ST. 2009. Mainkan Komputer dengan Remote dan Hpmu, Yogyakarta: Elex
Media Komputindo
Gunawan, Ferry. 2009. Teknik Mengontrol PC dengan Remote InfraRed, Jakarta: Elex
Media Komputindo
http://www.griyatekno.com/index.php?main_page=product_info&products_id=202
www.autohotkeys.com
44
www.lirc.org
http://id.wikipedia.org
www.ilmukomputer.com
http://winlirc.sourceforge.net
www.ebookshare.net
www.planetsourcecode.com
www.codeproject.com
LAMPIRAN
45
46
47
48
49
50
51