BAB I bs

Embed Size (px)

DESCRIPTION

b

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangImmunologi merupakan salah satu cabang dari ilmu penyakit dalam yang memegang peranan penting dalam mendeterminasi mekanisme perjalanan suatu penyakit. Sistem imun atau sering disebut sebagai system kekebalan tubuh memiliki mekanime pembentukan dan kerja yang kompleks sehingga pemahaman dasar yang baik sangatlah diperlukan.

1.2 MasalahApakah yang dimaksud dengan imunitas ?Apa sajakah jenis-jenis imunitas yang ada pada manusia ? Bagaimanakah struktur,fungsi, dan proses pada imunias tubuh manusia ? Apa itu imunisasi dan apa saja macam macam imunisasi ?1.3 TujuanMengetahui pengertian tentang system kekebalan tubuhMemahami jenis-jenis kekebalan tubuh Memahami struktur, fungsi , dan proses imunitas tubuh manusia Memahami pengertian imunisasi dan jenis-jenis imunisasi

1.4 ManfaatSebagai sumber informasi yang sangat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan ( aspek teoritis )Sebagai sumber informasi yang sangat penting untuk dapatdiaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ( aspek praktis )

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem ImunTubuh manusia memiliki kemampuan untuk melawan hampir semua organisme atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh, kemampuan ini diseut sebagai imunitas (1).

2.2 Pembagian Sistem Imun

Imunitas

2.2.1 Imunitas Non-Spesifik

Merupakan kekebalan tubuh bawaan atau sering juga disebut kekebalan tubuh alami

Ciri-ciri :

Sistem ini tidak selektif artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi.

Tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi secara permanen terhadap infeksi yang pernah terjadi sebelumnya

Paparan menyebabkan respon maksimal segera

Gambar 1: Organ-organ pada tubuh manusi yang berperan penting dalam mekanisme pembetukan sel-sel imun. Sumber- immune system 101 - http//www.aidsgov//htmlSistem imun non-spesifik memiliki komponen sebagai berikut :

Pertahanan Mekanis

a. Kulit : terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing kecuali jika kulit mengalami trauma. Asam lemak dan keringat yang dihasilkan oleh kelenjar sebacea juga merupakan suatu bentuk pertahanan suportif terhadap pathogen b. Selaput lendir : memiliki kemampuan untuk barrier pertahanan bagi organ-organ dengan sensitifitas tinggi seperti hidung, mulut, mata, organ genital hingga organ dalam seperti usus.

c. Rambut : juga berfungsi sebagai barrier terhadap paparan patogen maupun lingkungan luar seperti pada, debu, dan benda asing (2). Pertahanan Kimiawi ,

a. Hasil sekresi: seperti keringat, ludah, air mata, asam lambung, semua ini berfungsi untuk mebunuh pathogen, memberihkan permukaan tubuh tertentu, dan melapisi bagian-bagian tertentu yang terpapar benda asing maupun pathogen

b. Sel darah putih : sel darah merupakan system pertahanan tubuh lini ke dua setelah barrier mekanis dan barrier kimiawi permukaan tubuh. Sel darah putih (leukosit) akan bereaksi dan menghancurkan berbagai bakteri pathogen, virus dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh melalui mekanisme fagositosis. c. Sel Natural Killer : merupakan sel pertahanan yang mampu bekerja lebih spesifik dalam mekanisme destruksi bakteri pathogen mupun virus. Dalam hal ini sel tubuh yang telah mengalami mutasi akibat intervensi virus maupun kuman pathogen akan menjadi target destruksi dari sel Natural Killer.

d. Protein Komplemen : merupakan protein darah yang berfungsi membantu sistem pertahanan sel darah putih. Protein komplemen membantu system kekebalan tubuh dengan cara :

1. Menghasilkan opsonin, kemotoksin, dan kinin. Opsonin untuk mentimulasi terjadinya fagositosis, kemotoksin sebagai stimulan pergerakan sel darah putih menuju infeksi, sedangkan kinin berfungsi untuk meningktkan permeabilitas darah.

2. Berperan dalam proses destruksi membran sel mikroorganisme yang menyerang tubuh.

3. Menstimulasi aktifasi sel darah putih

e. Interferon : merupkan sel yang berperan dalam sekresi protein saat tubuh terserang virus. Interferon akan bertindak sebagai anti-virus dan bereaki dengan sel yang belum terinfeksi oleh virus. Interferon juga merangsang limfosit dalam mengahancurkan sel-sel yang terinfeksi virus (3).

Gambar 2 : asal dan differensiasi berbgai sel yang termasuk dalam system imun manusia. (Sumber Todars online textbook of bacteriology, textbookofbacteriology.net)

2.2.2 Imunitas Spesifik

Imunitas spesifik (kekebaan tubuh adaptif/ kekebalan tubuh buatan), merupakan imunitas yang diaktivasi oleh imunitas non- spesifik (1). Imunitas ini memiliki ciri-ciri ebagai berikut :

Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh

Memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap organism maupu benda asing yang mauk ke dalam tubuh

Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibody)

Membutuhkan waktu dalam respon maksimal lebih lama dibandingkan dengan system kekebalan non-spesifik

Sistem imunitas spesifik memiliki komponen sebagai berikut :

a. Antigen : merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya antibody. Antigen memiliki struktur tiga dimensi dengan dua atau lebih determinant site yang merupakan bagian dari antigen yang melekat pada bagian sisi pengikatan pada antibody. Antigen dapat berupa protein, sel bakteri, atau zat kimia yang dikeluarkan oleh mikroorganisme. Terdapat beberapa jenis antigen :

1. Heteroantigen : antigen yang berasal dari spesies lain

2. Isoantigen : antigen dari spesies yang sama namun struktur genetiknya berbeda

3. Autoantigen : antigen yang berasal dari dalam tubuh

b. Hapten : merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya dapat berikatan dengan antibodi apabila disuntikkan ke dalam tubuh. c. Antibodi ( Imunoglobulin/ Ig ): merupkan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen, dengan cepat sel akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan menghasilkan antibody dan melepaskannya keda- lam tubuh. Sel limfosit B uga menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dan dapat hidup lebih lama dari sel plasma.

2.2.3 Imunitas Humoral

Merupakan imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh limfosit B. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di luar sel (berada di cairan maupun jaringan tubuh). Sel limfosit B akan mengidentifikasi benda asing tersebut, kemudia akan memproduksi antibody. Antibody akan melekat pada molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut kemudian menginaktifasinya dan mengirim sinyal yang akan menstimulasi sel-sel fagosit untuk datang. 2.2.4 Imunitas Selular

Merupakan respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang tersimpan dalam limfe dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapa menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus ).

Dalam mekanisme ini sel limfoit T akan menginduksi dua hal yakni : a. Fagositosis sel yang terinfeksi

b. Melisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing/mikroorganisme yang ada di dalam sel tersebut bisa dieliminasi atau dihancurkan oleh antibody saat sudah berada di luar sel induknya.

2.3 Imunisasi

Merupakan usaha manusia untuk meningkatkan imunitas tubuhya terhadap paparan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Secara umum dibagi menjadi dua yakni imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

2.3.1 Imunisasi aktif : diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibodinya sendiri. Imunisasi aktif dibedakan menjai dua yani :

a. Imunisasi aktif alami : yakni kekebalan tubuh yang diperoleh dari hasil adaptasi tubuh setelah terpapar mikroorganisme tertentu.b. Imunisasi aktif buatan : merupakan kekebalan tubuh yang didapat dengan cara memasukkan mikroorganisme yang telah mati atau dilemahkan ke dalam tubuh sehingga tubuh membentuk antibodi.

2.3.2 Imunisasi Pasif : kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari satu individu ke individu lainnya. Imunisasi ini dibedakan menjadi dua :

a. Imunisasi pasif alami : terjadi pada bayi di dalam kandungan, dimana antibodi ibu masuk ke dalam antibody bayi melalui plasenta, dan melalui ASI saat menyusui.

b. Imunisasi pasif buatan : merupakan kekebalan yang diperoleh dengan memasukkan antibodi/serum yang telah kebal penyakit yang dilakukan melalui suntikan. Tujuannya adalah untuk memberikan kekebalan tubuh secepatnya karena tubuh penerima tidak memiliki kemampun untuk membentuk antibodi dengan cepat (2). BAB III

KESIMPULAN3.1 Kesimpulan

Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh mikroorganisme pathogen. Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya,yaitu1. Sistem imun Non Spesifik (Sistem imun alami)2. Sistem imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)

Berdasarkan mekanisme kerjanya, sistem imun terbagi, yaitu:1. Sistem imun humoral (sistem imun jaringan atau diluar sel, yangberperan adalah Sel B "antibodi"2. Sistem imun cellular (sistem imun yang bekerja pada sel yangterinfeksi antigen, yang berperan adalah sel T. Imunisasi merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikanindividu kebal. terhadap suatu penyakit.Imunisasi terbagi 2,yaitu:Imunisasi aktif : Diperoleh karena tubuh secara aktif membuatantibody sendiri.Imunisasi Pasif : kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody darisuatu individu ke individuDaftar Pustaka1. Guyton AC. Pertahanan tubuh terhaap infeksi: Imunitas dan Alergi ;Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 11. Jakarta. EGC, 2007.2. Longo DL. Introduction to the immune system. Harrisons principles of internal medicine. Vol II, 18th ed. 2011.3. Rifai M. Kuliah sistem pertahanan tubuh . http//www. Muhaiminrifailecture.ub.ac.id. cited (27 Agustus 2013). Imunitas berdasarkan asal

Imunitas Non-Spesifik

Imunits Spesifik

Imunitas berdasarkan mekanisme kerja

Imunitas Humoral

Imunitas Selular

1