BAB I (CA Nasopharynx)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 BAB I (CA Nasopharynx)

    1/3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Secara anatomis, nasofaring merupakan suatu rongga hidung yang

    berfungsi sebagai saluran untuk udara selama pernafasan. Nasofaring merupakan

    suatu struktur otot berbentuk kuboid yang terletak di belakang hidung di daerah

    atas dari faring. Batas-batas dari nasofaring termasuk rongga hidung posterior,

    sphenoid superior, vertebrae pertama dan kedua posterior, serta palatum mole

    inferior. Dinding lateral termasuk tuba eustachius, torus tuberis, dan fossa

    rosenmuller. Nasofaring terdiri dari suatu rangkaian tulang yang terfiksasi dalam

    keadaan normal. Karsinoma nasofaring merupakan suatu karsinoma sel skuamosa

    yang timbul dari lapisan epitel yang melapisi nasofaring. Jenis keganasan ini

    dapat timbul dari berbagai macam lokasi dari nasofaring dan leih sering terlihat

    pada daerah fosa rossenmuller, suatu struktur yang terletak pada daerah medial

    dari tuba eustachius.,!

    Sistem limfatik dari nasofaring ber"alan mele#ati dasar tulang tengkorak

    secara antero-posterior, pada daerah tersebut terdapat saraf kranial ke-$ %saraf

    glosofaringeal& dan ke-! %saraf hipoglosus&. Jalur sistem limfatik lainnya

    termasuk adanya drainase ke arah nodus limfatikus servikal posterior dan ke arah

    nodus "ugulodigastrik. 'imfadenopati merupakan tanda ge"ala yang paling sering

    ter"adi pada keganasan nasofaring, sekitar ()* pada semua kasus. +etastasis

    "auh, paling sering metastasis ke tulang, sangat berkaitan erat dengan adanya

    keterlibatan nodus limfatikus %sebagai contoh pasien dengan kategori N)

  • 7/25/2019 BAB I (CA Nasopharynx)

    2/3

    !

    mempunyai kemungkinan * metastasis, sedangkan pasien dengan kategori N

    mempunyai kemungkinan * ter"adinya metastasis&.

    Keganasan yang ter"adi pada nasofaring mempunyai berbagai macam

    subtipe, termasuk karsinoma sel skuamosa terkeratinisasi, karsinoma sel

    skuamosa tidak terkeratinisasi, tumor yang tidak terdiferensiasi, limfoepitelioma,

    dan limfoma. enemuan histologi yang "arang termasuk "enis tumor sarcoma,

    karsinoma kistik adenoid, plasmasitoma, melanoma dan rabdomiosarkoma.

    'imfoepitelioma dan tumor yang tidak terkeratinisasi adalah "enis yang paling

    sering dan mempunyai prognosis yang paling baik dikarenakan "enis ini

    mempunyai sensitifitas yang tinggi terhadap radioterapi. Setiap tahunnya terdapat

    sekitar .))) kasus baru karsinoma nasofaring. /asio perbandingan antara laki-

    laki dengan perempuan sekitar !,01 dan hal ini paling sering ter"adi pada individu

    yang berasal dari daerah 2ina selatan.

    Karsinoma nasofaringeal adalah suatu penyakit keganasan yang tidak

    umum pada beberapa negara, dengan angka insidensi 3* per )).))) penduduk.

    Karsinoma ini lebih sering muncul pada daerah 4laska dan suatu etnik di daerah

    2ina selatan, terutama pada provinsi 5uangdong. enelitian terbaru menyebutkan

    bah#a insidensi dari karsinoma nasofaringeal pada laki-laki dan perempuan di

    6ong Kong di selatan provinsi 5uangdong berkisar antara !)-) dari )).)))

    penduduk dan 0-!) dari )).))) penduduk. 7nsidensi dari karsinoma nasofaring

    cukup tinggi pada orang 2ina yang telah berimigrasi ke daerah 4sia 8enggara atau

    4merika 9tara, tetapi angka tersebut tidak berlaku pada orang 2ina yang lahir di

    daerah 4merika 9tara. 6al ini menun"ukan bah#a genetik, etnik, dan faktor-

  • 7/25/2019 BAB I (CA Nasopharynx)

    3/3

    faktor lingkungan mempunyai peranan yang cukup penting dalam etiologi

    penyakit ini.!

    enggunaan atau konsumsi ikan asin merupakan salah satu faktor

    penyebab dari karsinoma nasofaring. 6al ini kemungkinan berkaitan dengan

    adanya :at karsinogenik, nitrosamin yang banyak ditemukan pada ikan asin. ada

    penelitian case-control menun"ukan bah#a konsumsi ikan asin sebelum mencapai

    usia ) tahun berkaitan dengan peningkatan risiko ter"adinya karsinoma

    nasofaring.Epstein-Barr Virus%;B lipat dibandingkan dengan

    populasi kontrol. 6al ini menun"ukan adanya peranan faktor genetik sebagai

    etiologi dari karsinoma nasofaring. enelitian komparasi hibridisasi genom

    menun"ukan bah#a adanya perubahan pada kromosom multipel seperti hilangnya

    regio atau daerah dari ?@ %suatu daerah dari kromosom yang mempunyai gen

    supresif tumor&, =p, p dan multiplikasi dari !@ dan ?@.!