18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Amerika Serikat, terdapat 650.000 kasus diabetes baru di diagnosis setiap tahunnya. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang diderita kurang lebih 12 juta orang. Tujuh dari 12 juta penderita Diabetes Melitus terdiagnosis dan sisanya tidak terdiagnosis. Diabetes Melitus terutama terjadi pada kelompok umur lansia. Di antara individu yang berusia lebih dari 65 tahun sebanyak 8,6% menderita Diabetes Melitus tipe 2. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia (1). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, angka prevalensi DM di dunia telah mencapai jumlah wabah atau epidemi, WHO memperkirakan pada negara berkembang pada tahun 2025 akan muncul 80% kasus baru. Saat ini, DM di tingkat dunia di perkirakan lebih dari 230 juta, hampir mencapai proporsi 6% dari populasi orang dewasa. Menurut World Health Organization (WHO), penderita DM di Indonesia menduduki peringkat ke 4 setelah Amerika Serikat, India, dan China. International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan Indonesia menduduki peringkat ke 3 penderita DM terbesar di dunia pada Tahun 2025 mendatang (2).

BAB-I-dm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB-I-dm

Citation preview

Page 1: BAB-I-dm

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Amerika Serikat, terdapat 650.000 kasus diabetes baru di diagnosis

setiap tahunnya. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang diderita

kurang lebih 12 juta orang. Tujuh dari 12 juta penderita Diabetes Melitus

terdiagnosis dan sisanya tidak terdiagnosis. Diabetes Melitus terutama terjadi pada

kelompok umur lansia. Di antara individu yang berusia lebih dari 65 tahun

sebanyak 8,6% menderita Diabetes Melitus tipe 2. Angka ini mencakup 15%

populasi pada panti lansia (1).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, angka

prevalensi DM di dunia telah mencapai jumlah wabah atau epidemi, WHO

memperkirakan pada negara berkembang pada tahun 2025 akan muncul 80%

kasus baru. Saat ini, DM di tingkat dunia di perkirakan lebih dari 230 juta, hampir

mencapai proporsi 6% dari populasi orang dewasa. Menurut World Health

Organization (WHO), penderita DM di Indonesia menduduki peringkat ke 4

setelah Amerika Serikat, India, dan China. International Diabetes Federation

(IDF) memperkirakan Indonesia menduduki peringkat ke 3 penderita DM terbesar

di dunia pada Tahun 2025 mendatang (2).

Prevalensi DM di dunia mengalami peningkatan yang sangat besar. IDF

mencatat sekitar 366 juta orang di seluruh dunia, atau 8,3% dari orang dewasa,

diperkirakan memiliki DM pada tahun 2011. Jika tren ini berlanjut, pada tahun

2030 diperkirakan dapat mencapai 552 juta orang, atau 1 dari 10 orang dewasa

akan terkena DM. Saat ini Indonesia menempati urutan ke-10 jumlah penderita

DM terbanyak di dunia dengan jumlah 7,3 juta orang dan jika tren ini berlanjut

diperkirakan pada tahun 2030 dapat mencapai 11.8 juta orang (3).

International Diabetes Federation juga menyatakan bahwa pasien DM di

Indonesia pada tahun 2011 berjumlah 7,3 juta jiwa dan diperkirakan menjadi

sekitar 11,8 juta jiwa pada tahun 2030 (2). Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) yang dilaporkan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 2008,

Page 2: BAB-I-dm

menyatakan bahwa prevalensi DM di Indonesia sebesar 1,1%. Peningkatan

prevalensi dari DM pasti akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya

komplikasi kronis pada DM (4).

Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan laporan Rekam Medik 2011 yang

berasal dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah rata-rata kasus pertahun di Jawa

Tengah adalah 4.316,42 kasus.Terdapat 663 jiwa yang menderita DM, 613 jiwa

diantaranya mengalami komplikasi tidak menutup kemungkinan jumlah tersebut

akan meningkat di tahun mendatang. Jumlah populasi yang meningkat tersebut

berkaitan dengan hal faktor genetika, life ekpectancy bertambah, urbanisasi yang

merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern, prevalensi obesitas

meningkat dan kegiatan fisik kurang. DM perlu diamati karena sifat penyakit yang

kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif

ditimbulkan [4].

Distribusi penyakit ini juga menyebar pada semua tingkatan masyarakat dari

tingkat sosial ekonomi rendah sampai tinggi, pada setiap ras, golongan etnis dan

daerah geografis. Gejala DM yang bervariasi yang dapat timbul secara yang

perlahan-lahan sehingga penderita tidak menyadari akan adanya perubahan seperti

minum yang lebih banyak, buang air kecil lebih sering ataupun berat badan yang

menurun, gejala tersebut berlangsung lama tanpa memperhatikan diet, olah raga,

pengobatan sampai orang tersebut memeriksakan kadar gula darahnya [13]. DM

jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi pada

berbagai organ tubuh seperti mata, jantung, ginjal, pembuluh darah kaki, syaraf

dan lain-lain. Penderita DM dibandingkan dengan penderita non DM mempunyai

kecenderungan 25 kali terjadi buta, 2 kali terjadi penyakit jantung koroner, 7 kali

terjadi gagal ginjal kronik, dan 5 kali menderita ulkus diabetika. Komplikasi

menahun DM di Indonesia terdiri atas neuropati 60%, penyakit jantung koroner

20,5%, ulkus diabetika 15%, retinopati 10%, dan nefropati 7,1% [12,13

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditentukan tujuan sebagai

berikut :

Page 3: BAB-I-dm

1. Apa pengertian Diabetes Mellitus (DM)?

2. Apa tipe Diabetes Mellitus?

3. Apa tanda – tanda dan gejala Diabetes Mellitus?

4. Apa faktor penyebab Diabetes Mellitus?

5. Bagaimana cara pengobatan dan penanganan Diabetes Mellitus?

BAB II

ISI

A. Pengertian Diabetes Mellitus

Nama lengkap diabetes adalah diabetes mellitus yang berarti "gula madu".

Istilah "diabetes melitus" berasal dari Bahasa Yunani yang jika diterjemahkan

berarti "mengalirkan melalui pipa dengan tekanan atmosfer" dan dari Bahasa

Latin yang dapat diterjemahkan menjadi "semanis madu" (8).

Page 4: BAB-I-dm

Pengertian dari Bahasa Yunani dan Latin menggambarkan diabetes dengan

tepat. Karena air melewati tubuh penderita diabetes seolah-olah dialirkan dari

mulut lewat saluran kemih dan langsung keluar dari tubuh. Air seni diabetisi

(pengidap diabetes) rasanya manis karena mengandung gula. Dulu, salah satu tes

untuk diabetes ialah dengan menuangkan air seni sang pasien ke dekat sarang

semut. Jika serangga itu mengerumuni air seni, hal ini menunjukkan adanya gula.

Itu sebabnya diabetes sering disebut sebagai penyakit kencing manis (8).

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi

masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes

Association (ADA) 2010, DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi diabetes

adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan sekresi insulin

karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara progresif yang disebabkan

oleh resistensi insulin (5). Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit

metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun (6).

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat

penurunan sekresi insulin yang progresif dan dilatarbelakangi oleh resistensi

insulin (4).

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit

kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang

ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya

gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu

memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (9).

B. Tipe Diabetes Mellitus (DM)

Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe 1 ,

Diabetes Mellitus Tipe 2, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan Diabetes

Mellitus Tipe Lainnya. Jenis diabetes mellitus yang paling banyak diderita

adalah Diabetes Mellitus Tipe 2 (10).

Page 5: BAB-I-dm

1. Diabetes Mellitus Tipe 1

Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus

atau Diabetes Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi diabetes tipe 1

berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk membuat insulin. Jadi,

diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau gangguan fungsi pankreas

menghasilkan insulin. Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin

pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada

balita, anak-anak, dan remaja. Oleh karena itulah jenis atau tipe diabetes mellitus

ini di namakan juga dengan sebutan juvenile diabetes (9).

Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian terapi insulin yang dilakukan secara terus menerus dan

berkesinambungan. Jika insulin tidak segera diberikan, penderita bisa tiba-tiba

tidak sadarkan diri atau koma diabetik. Riwayat keluarga, diet dan faktor

lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada

penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar

gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering

muntah dan mudah terserang berbagai penyakit (9).

2. Diabetes Mellitus Tipe 2

Menurut Perkeni (Persatuan endokrinologi Indonesia) tahun 2002 Diabetes

Melitus tipe 2 terdiri atas 4 pilar yaitu: edukasi, perencanaan makan (diet

diabetes), latihan jasmani atau exercise dan intervensi farmakologis yang bisa

terdiri atas pemberian obat-obatan hipoglikemik oral dan/atau pemberian insulin

(1). Karena DM adalah penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, maka

berhasil tidaknya pengelolaan DM sangat tergantung dari pasien itu sendiri dalam

mengubah perilakunya. Secara teori, proses perubahan perilaku melalui 3 tahap

yaitu pengetahuan, sikap dan praktik, meskipun dalam kenyataannya tidak selalu

demikian tapi sudah banyak penelitian yang membuktikan hal itu (3).

Diabetes melitus tipe 2 yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan

terjadinya berbagai komplikasi kronis, baik mikroangiopati seperti retinopati dan

nefropati maupun makroangiopati seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan

Page 6: BAB-I-dm

juga penyakit pembuluh darah tungkai bawah. Penyebab mortalitas dan

morbiditas utama pada pasien DM tipe 2 adalah penyakit jantung koroner (PJK).

Menurut American Heart Association pada Mei 2012, paling kurang 65%

penderita DM meninggal akibat penyakit jantung atau stroke. Selain itu, orang

dewasa yang menderita DM berisiko dua sampai empat kali lebih besar terkena

penyakit jantung dari pada orang yang tidak menderita DM (5).

Diabetes mellitus tipe 2 juga telah diketahui menyebabkan berbagai macam

komplikasi, antara lain komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskular),

pembuluh darah besar (makrovaskular), dan neuropati. Pada laki-laki dengan

diabetes, disfungsi ereksi merupakan kondisi yang sering dilaporkan terjadi dan

berpengaruh pada kualitas hidup penderita. Selain itu, pada penelitian terhadap

penderita diabetes di Jordania, kontrol glikemik, merokok, dislipidemia,

hipertensi, neuropati otonom, dan neuropati perifer tidak menunjukkan efek

terhadap disfungsi seksual wanita. Sedangkan usia, IMT, durasi diabetes, dan

adanya penyakit arteri koroner dan retinopati memberi efek negatif terhadap

disfungsi seksual. Disfungsi seksual wanita secara tradisional terbagi menjadi

gangguan minat/keinginan seksual atau libido, gangguan birahi, nyeri/rasa tidak

nyaman, dan hambatan mencapai puncak atau orgasme (7).

C. Tanda-tanda dan Gejala Diabetes Mellitus (DM)

Gejala dan tanda-tanda penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan

menjadi gejala akut dan gejala kronik (11).

1. Gejala Akut Penyakit Diabetes Mellitus

Gejala dan tanda-tanda penyakit diabetes mellitus dari satu penderita ke

penderita lainnya tidaklah selalu sama gejala yang disebutkan di bawah ini adalah

gejala yang umumnya timbul dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya

versi gejala lain. Bahkan, ada penderita diabetes mellitus yang tidak menunjukkan

gejala apapun sampai pada saat tertentu.

1) Pada permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi tiga serba banyk yaitu:

a. Banyak makan (polifagia)

b. Banyak minum (polidipsia)

Page 7: BAB-I-dm

c. Banyak kencing (poliuria)

atau disingkat: “3P” (polifagia, Dalam fase ini biasanya penderita

menunjukkan berat badan yang terus naik-bertambah gemuk,

karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi.

2) Bila keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama-kelamaan mulai tmbul

gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin, dan bukan “3P” lagi,

melainkan hanya “2P” saja (polidipsia, dan poliuria) dan beberapa

keluhan lain: nafsu makan mulai berkurang (tidak polifagia lagi), bahkan

kadang-kadang disusul dengan mual jika kadar glukosa darah melebihi

500 mg/dl.

a. Banyak minum,

b. Banyak kencing,

c. Berat badan turun dengan cepat (dapat turun 5-10 kg dalam waktu 2-4

minggu),

d. Mudah lelah

e. Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan

jatuh koma (tidak sadarkan diri) dan disebut koma diabetik.

Koma diabetik adalah koma pada penderita diabetes mellitus akibat kadar

glukosa darah terllu tinggi, biasanya melebihi 600 mg/dl. Dalam praktek, gejala

dan penurunan berat badan inilah yng paling sering menjadi keluhan utama

penderita untuk pergi berobat ke dokter.

2. Gejala Kronik Penyakit Diabetes Mellitus

Kadang-kadang penderita penyakit diabetes mellitus tidak menunjukkn

gejala akut (mendadak), tetapi penderita tersebut baru menunjukkan gejala

sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes mellitus.

Gejala ini disebut gejala kronik atau menahun.

Gejala kronik yang sering timbul adalah (seorang penderita dapat mengalami

beberapa gejala tersebut dibawah ini):

1) Kesemutan

2) Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum

3) Rasa tebal di kulit, sehingga kalau berjalan seperti di atas bantal atau kasur

Page 8: BAB-I-dm

4) Kram

5) Capai

6) Mudah mengantuk

7) Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata

8) Gatal di sekitar kemaluan, terutama wanita

9) Gigi mudah goyang dan mudah lepas

10) Kemampuan seksual menurun, bahkan impoten, dan

11) Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam

kandungan, atau dengan bayi berat badan lahir lebih dari 4 kg.

D. Faktor Penyebab Diabetes Mellitus (DM)

Terdapat banyak kondisi yang dapat menyebabkan diabetes karena

mereka mempengaruhi produksi insulin atau insulin yang tersedia tidak

bekerja dengan semestinya. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya (12):

Gen Insulin abnormal

Kadang-kadang gen insulin menghasilkan insulin yang sedikit berbeda

yang tidak bekerja dengan seharusnya.

Produksi Insulin tidak mencukupi

Sel-sel yang menghasilkan insulin dapat dirusak oleh peradangan pankreas

(pankreatitis) atau endapan-endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis

atau hemosiderosis).

Kerja Insulin terganggu

Bagaimana insulin bekerja dapat dipengaruhi oleh beberapa obat seperti

gangguan hati, dan gangguan hormone (misalnya penyakit tiroid).

Kadang-kadang syok dapat menyebabkan perubahan hormonal pada

penderita diabetes yang tidak terdiagnosis hingga menyebabkan timbulnya

gejala. Tapi, syok itu sendiri tidak dapat menyebabkan diabetes.

E. Cara Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Penanganan terhadap diabetes mellitus umumnya terdiri atas pendidikan

pasien, diet seimbang, olahraga, obat-obatan antidiabetes dan kalau perlu suntikan

Page 9: BAB-I-dm

insulin. Tujuan utamanya adalah untuk meringankan semua keluhan pasien seperti

penurunan berat badan, kencing yang banyak, perasaan lemah dan mudah letih.

Kerentanan terhadap infeksi pada ginjal dan paru-paru merupakan permasalahan

yang sering dihadapi oleh pasien (13).

Pada diabetes mellitus terdapat suatu periode tanpa keluhan atau gejala

(periode laten) yang lama (yaitu, periode yang biasanya berlangsung 15-20 tahun).

Dalam periode tersebut, organ-organ khusus seperti ginjal dan mata mulai

kehilangan fungsinya. Gagal ginjal merupakan salah satu penyebab kematian yang

paling sering ditemukan di antara para penderita diabetes, sementara gangguan

penglihatan akibat diabetes merupakan salah satu penyebab kebutaan yang paling

sering terjadi pada pasien dewasa (13).

Pada pasien diabetes mellitus, serangan stroke dan penyakit jantung bukan

saja menjadi 3-4 kali lebih sering, tetapi juga ditemukan dalam usia yang jauh

lebih muda ketimbang mereka yang bukan penderita diabetes. Kedua komplikasi

“jangka-panjang” ini menambah angka kesakitan dan kematian pada diabetes

mellitus. Meskipun komplikasi jangka panjang yang berupa kemunduran fungsi

organ tidak bias dielakkan pada diabetes mellitus, namun semua dokter umumnya

sepakat kalau diet yang benar, cara hidup yang sehat dan pengobatan yang

memadai dapat menunda stadium terminal penyakit ini sampai beberapa tahun

lamanya. Penyakit diabetes mellitus melalui diet yang memperhatikan 3J (jadwal

makan, jumlah dan jenis makanan) (13).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang

prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes melitus (DM)

merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan karena

adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang

progresif dan dilatarbelakangi oleh resistensi insulin. Jenis Diabetes Mellitus

Page 10: BAB-I-dm

yaitu Diabetes Mellitus Tipe 1 , Diabetes Mellitus Tipe 2, Diabetes Mellitus

Tipe Gestasional, dan Diabetes Mellitus tipe lainnya. Adapun gejala dan tanda-

tanda penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala

kronik. Penanganan terhadap diabetes mellitus umumnya terdiri atas pendidikan

pasien, diet seimbang, olahraga, obat-obatan antidiabetes dan kalau perlu suntikan

insulin. Tujuan utamanya adalah untuk meringankan semua keluhan pasien seperti

penurunan berat badan, kencing yang banyak, perasaan lemah dan mudah letih.

B. Saran

Saran yang dapat kami berikan dari makalah ini diet, dengan diet

diharapkan komplikasi penyakit gula dapat dicegah atau setidak-tidaknya bisa

ditunda sehingga tidak terjadi terlampau dini. perhatikan gaya hidup karena DM

adalah penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, maka berhasil tidaknya

pengelolaan DM sangat tergantung dari pasien itu sendiri dalam mengubah

perilakunya Selanjutnya, jangan terlalu sering memakan makanan cepat saji atau

fast food. Sering-sering berolah raga dan upayakan istirahat yang cukup. Menjaga

pola makan dan jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang

terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi dan

menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus. Dalam hal ini, perhatikan juga berat

badan anda, karena obesitas dapat menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wulandari O , Martini S. Perbedaan kejadian komplikasi penderita diabetes melitus tipe 2 menurut gula darah acak. Jurnal Berkala Epidemiologi 2013; 1(2): 182–191.

2. Marsinta R, Hasneli Y, Dewi AP. Hubungan tingkat pengetahuan tentang diet diabetes melitus dengan komplikasi gagal ginjal kronik.

3. Dewi RP. Faktor risiko perilaku yang berhubungan dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD kabupaten Karanganyar. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013; 2(1): 1-11.

Page 11: BAB-I-dm

4. Balela N, Arifin M, Noor MS. Perbedaan kejadian anemia pada pasien yang menderita diabetes melitus tipe 2 kurang dari 5 tahun dan lebih dari sama dengan 5 tahun. Berkala Kedokteran 2014; 10(1): 69-78.

5. Yuliani F, Oenzil F, Iryani D. Hubungan berbagai faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner pada penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal Kesehatan Andalas 2014; 3(1): 37-40.

6. Yulianti1 SR , Mukaddas A, Faustine I. Profil pengobatan pasien diabetes mellitus tipe 2 di instalasi rawat inap rsud undata palu tahun 2012. Online Jurnal of Natural Science 2014; 3(1): 40-46.

7. Saraswati MR, Funistera SS. Disfungsi seksual pada wanita penderita diabetes melitus tipe 2. J Peny Dalam 2011; 12(2): 92-97.

8. Anonim. Diabetes, si Penyakit Gula Madu. http://www.kumpulan.info. Diakses pada tanggal 3 Mei 2014.

9. Anonim. 2009. Artikel Penyakit Diabetes Mellitus (DM). http://www.gochiindonesia.wordpress.com. Diakses pada tanggal 3 Mei 2014

10. Trisnawati SK, Setyorogo S. Faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan 2013; 05(01): 6-11

11. Tjokroprawiro, Askandar. 1997. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta: PT Granmedia Pustaka Utama.

12. Djaja, A. 1991. Diabetes. Jakarta: Penerbit Arcan

13. Hartono, Andry. 1995. Tanya-jawab Diet Penyakit Gula. Jakarta: Penerbit Arcan.