Upload
hafizah-fz
View
27
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dfghjk
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Data Dasar
1. Keadaan Geografi
Puskesmas Beruntung Raya beralamat di Jalan AMD Komp. Tata Banua Indah
RT.19, Kelurahan Tanjung Pagar, Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota
Banjarmasin. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya 315 Ha/m2.
Gambar 1.1. Peta Puskesmas Beruntung Raya
Puskesmas Beruntung Raya membawahi 1 (satu) kelurahan, yaitu Kelurahan
Tanjung Pagar dengan batas-batas:
1. Sebelah Barat : Kelurahan Kelayan Timur
2. Sebelah Utara : Kelurahan Murung Raya
3. Sebelah Timur : Kelurahan Pemurus Dalam
4. Sebelah Selatan : Kabupaten Banjar
1
2
Gambar 1.2 Peta Puskesmas Beruntung Raya
Berdasarkan letak Puskesmas Beruntung Raya, maka jarak tempuh wilayah
kerja Puskesmas Beruntung Raya tersebut dari yang terjauh adalah kurang lebih 45
menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi
jalan berupa jalan yang beraspal. Sarana transportasi masyarakat menggunakan
jalur darat.
3
Gambar 2.3. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya
4
A. Data Demografi
a. Iklim
Wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin seperti halnya
wilayah lain pada umumnya di Kota Banjarmasin yaitu beriklim tropis dengan
kelembaban udara rata-rata 70% s.d 95%.
b. Keadaan Tanah
Keadaan tanah cukup subur dengan iklim yang berpengaruh adalah musim
penghujan dan musim kemarau.
c. Jangkauan Transportasi
Seluruh wilayah kerja dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda 2,
namun ada beberapa bagian wilayah yang sulit dijangkau dengan kendaraan
roda 4.
d. Data Kependudukan
1. Distribusi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya
Tabel 1.1 Distribusi Penduduk Per Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
No.
Kelurahan
Luas Wilayah (km²)
Jumlah Kepala Keluarga (jiwa)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
1.Tanjung
Pagar3.186,23 2139 8707
Sumber: Proyeksi Badan Pusat Statistik Tahun 2012
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dalam luas wilayah (Km2) dikali
100, disebut padat jika >250 jiwa/Km2dan sangat padat jika > 400 jiwa/Km2.
Kepadatan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
sebesar 273 jiwa/ Km2yang artinya padat.
5
2. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di Puskesmas Beruntung Raya
Tabel 1.2 Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
No.
Kelurahan
Laki- laki (jiwa) Perempuan (jiwa)Jumlah (jiwa)
1.Tanjung
Pagar4362 4345 8707
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Beruntung RayaTahun 2012
Gambar 1.4. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
6
3. Distribusi penduduk menurut kelompok umur di Puskesmas Beruntung Raya
Tabel 1.3.Distribusi penduduk menurut Kelompok Umur
No Kelompok Umur (tahun)Jenis Kelamin
JumlahL P
1 0 – 4 504 467 9712 5 – 9 479 432 9113 10 – 14 425 429 8544 15 – 19 387 378 7655 20 – 24 308 352 6606 25 - 29 380 416 7967 30 - 34 414 433 8478 35 - 39 392 365 7579 40 - 44 312 296 60810 45 - 49 245 220 46511 50 - 54 207 190 39712 55 - 59 126 113 23913 60 - 64 83 91 17414 65 - 69 41 61 10215 70 - 74 34 54 8816 75+ 25 48 73
JUMLAH 4362 4345 8707Sumber :Proyeksi Badan Pusat Statistik Tahun 2012
7
4. AgamaTabel 1.4 Distribusi penduduk menurut agama
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Lainnya Tidak ditanyakan
Jumlah
7989 14 18 - - - - - 8021
Gambar 1.4 Distribusi penduduk menurut agama di Puskesmas Beruntung Raya
5. Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan di Puskesmas Beruntung RayaTabel 1.5 Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)1 Tidak Sekolah 14882 Tidak Tamat SD 7093 Tamat SD 17374 Tamat SMP 16275 Tamat SMA 4966 Tamat Akademi 227 Tamat S1 198 Tamat S2 6
Jumlah 6104
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2012
8
Gambar 1.6. Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
6.Lapangan Usaha di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya Tanjung Pagar
Tabel 1.6 Lapangan Usaha
LAPANGAN USAHA KELURAHAN TANJUNG PAGAR TAHUN 2010
1 Pertanian, tanaman padi, dan palawija 2772 Hortikultura 13 Perkebunan 54 Perikanan 25 Peternakan 46 Kehutanan 07 Pertambangan dan penggalian 258 Industri pengolahan 2009 Listrik dan gas 410 Konstruksi/bangunan 33211 Hotel dan rumah makan 9812 Transportasi dan pergudangan 21013 Informasi dan komunikasi 4714 Keuangan dan asuransi 2715 Jasa pendidikan 15216 Jasa kesehatan 6617 Jasa kemasyarakatan 64118 Lain-lain 23
9
Jumlah 31297. Fasilitas Pendidikan
No Jenis Jumlah1 TK 22 SD 33 SLTP 24 Madrasah Ibtidaiyah 2
8. Jumlah fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya
No. Jenis Jumlah1 Rumah Sakit 02 Puskesmas 13 Pustu 14 Praktek dokter 05 Praktek bidan 36 Laboratorium kesehatan 07 Puskesmas Keliling 18 Poskesdes 1
9. Jumlah RT dan RW
No Kelurahan Jumlah RT Jumlah RW1. Tanjung Pagar 23 2
10. Jumlah kepala keluarga
Jumlah kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya Tanjung
Pagar adalah 2139 dengan rata-rata jiwa per rumah tangga 3,79.
11. Jumlah sarana umum
No Jenis Jumlah1. Salon 22. Mesjid 23. Langgar 144. Kantor 15. Puskesmas 1
10
B. Gambaran Umum Puskesmas Beruntung Raya1. Tenaga Kerja
Sumber daya tenaga kerja Puskesmas berjumlah 30 orang.Tenaga dokter hanya
2 orang untuk jumlah penduduk 8707 jiwa (1:4353). Rasio tenaga medis dan
paramedis seharusnya maksimal 1:2500. Berikut rinciannya:
Tabel 1.7 Sumber Daya Tenaga Kerja Puskesmas Beruntung Raya
No. Sumber Daya Tenaga Kerja Jumlah (orang) Penempatan Tugas1 Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 Kepala Puskesmas2 S1 Umum 1 Kepala Tata Usaha3 Dokter Umum (S1) 2 BP umum dan anak, UKM4 Dokter Gigi 0 -5 Perawat Kesehatan (D3) 4 BP umum dan anak6 Perawat Gigi (D3) 3 BP gigi7 Apoteker 0 -8 Bidan (9 orang D3, 1 orang D4) 10 BP anak, KIA, PKPR (D4),
PONED, Gizi9 Asisten Apoteker (SMF) 2 Apotik10 Analis Kesehatan (D3) 1 Laboratorium11 SPPH (D1) 1 Klinik Sanitasi12 Verifikator Keuangan 0 -13 Ahli Gizi (D3) 1 Ruang gizi14 Pekarya Kesehatan (SMA) 2 Loket, Bendahara
Jumlah 30Sumber: Arsip Kepegawaian Puskesmas Beruntung Raya
Tabel 1.8 Jumlah Posyandu dan kader
No Kelurahan Jumlah Posyandu Jumlah Kader Jumlah kader yang Aktif
1 Tanjung Pagar 5 24 23
11
Tabel 1.8 Jumlah Pengobat Tradisional (Batra)
No. Nama Batra Alamat Umur (tahun) Jenis Batra1. Hj. Enor RT. 3 63 Tukang Pijat2. Sariah RT. 3 80 Tukang Pijat3 Ainun RT. 3 50 Tukang Pijat4 Bahrah RT 4 50 Paranormal5 Kartini RT 4 50 Tukang Pijat6 Nunung S. RT 4 50 Tukang Pijat7 Butung RT 4 55 Tukang Pijat/ Paranormal8 Masniyah RT 5 42 Tukang Pijat9 Sudirman RT 5 35 Paranormal10 H. Mudin RT 5 50 Paranormal11 Mislah RT 5 50 Tukang Pijat12 Suhaimi RT 7 60 Paranormal13 Hj. Mariam RT 7 58 Paranormal14 Sadri RT 7 43 Tukang Pijat15 Purnama RT 7 40 Paranormal16 Murni RT 7 40 Tukang Pijat (Anak)17 Utih RT 7 40 Tukang Pijat18 Aminah RT 8 38 Tukang Pijat19 H. Tajudin RT 14 60 Paranormal20 Wahidah RT 15 45 Tukang Pijat21 Maimunah RT 15 65 Tukang Pijat22 Surian RT 15 55 Tukang Pijat23 Samsiah RT 15 80 Dukun Kampung24 Bariah RT 15 55 Dukun Kampung25 Pai RT 20 45 Paranormal26 Jaleha RT 20 62 Paranormal27 Salasiah RT 20 60 Tukang Pijat28 Hatmah RT 20 40 Paranormal29 Misbah RT 20 51 Paranormal
KEPALA PUSKESMASRusmadi, SKM
TATA USAHAErta Amin
DATA INFORMASI
Ma’nawiyahPERENCANAAN & PENILAIAN
Dwi WahyudiKEUANGANDwi Wahyudi
UMUM / KEPEGErta Amin
KOORDINATOR UKPdr. Evi R
KOORDINATOR UKMdr. Soraya
PENGOBATAN GIGISusi Andriyani
KIA / KBRusna, AmKeb
UNIT PENUNJANG (Lab, Radiologi, Fisioterapi, Apotik)
Riswanti, Amd.AkZainab
PROMKESMini R
KESLINGM.S. Riza D
GIZIRina S
P 2 MDenny S
SurveilansM.S. Riza D
PHNA. Saidi
UKGS/UKSHelma S
PoskesdesYuni Indriati
PuslingHerman
Pustu Simp. LimauAhdiyat UKBM
12
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA
13
2. Kondisi LingkunganTabel 1.9.Kondisi Lingkungan Rumah Puskesmas Beruntung Raya
No. Kondisi Rumah Jumlah1 Rumah sehat 1732 Rumah Tidak sehat 9883 Rumah Permanen 1444 Rumah semi Permanen 2545 Rumah non Permanen 482
JUMLAH 2311
Tabel 1.10.Kondisi Lingkungan bidang samijaga Puskesmas
No. Kondisi Rumah Jumlah1 Hydran Umum 172 Kran Umum 0
JUMLAH 17
Transportasi yang dimiliki Puskesmas Beruntung Raya adalah 1 buah mobil
ambulans yang diparkir di halaman rumah Kepala Puskesmas Beruntung Raya, dekat
dengan Puskesmas Beruntung Raya dikarenakan halaman Puskesmas yang sempit.
Mobil ini digunakan untuk merujuk pasien dan dikendarai oleh supir ambulans
Puskesmas.
14
1.2 Data Khusus
Tabel 1.11.Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Beruntung Raya 2012
No Nama Penyakit Jumlah
1 Hipertensi 1808
2 ISPA 1665
3 Dyspepsia 917
4 Penyakit Pulpa 529
5 DM 438
6 Diare 296
7 Dermatitis 241
8 Batuk 227
9 Arhtritis 190
10 Penyakit Lain-lain 139
Gambar 1.7.Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Beruntung Raya 2012
Tabel 1.12 Program Keluarga Berencana Tahun 2012
15
KEGIATAN/PROGRAMTARGET PENCAPAIAN
KUM KUM %
A Peserta KB baru
Pil 152 85 56
Suntik 182 153 64
Kondom 6 4 67
Implant 4 8 200
IUD 9 4 14
MOW 3 0 0
B Peserta KB Aktif
Pil 454 657 145
Suntik 513 882 172
Kondom 8 29 363
Implant 12 3 25
IUD 27 2 7
MOW 10 0 0
Gambar 1.8 Cakupan program KB
16
Tabel 1.13. Penyuluhan sepanjang Januari-Oktober 2013
Materi
Penyuluhan
JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPT OKT
Penyakit
menular
8 8 6 8 8 0 8 8 6 6
Penyakit tidak
menular
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Kesehatan
lingkungan
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Gizi 0 1 2 3 3 3 2 2 2 3
Pelayanan
kesehatan
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
PHBS 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
KIA-KB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OKT0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
GIZI
GIZI
Gambar 1.9. Frekuensi Penyuluhan Gizi di wilayah Puskesmas Beruntung Raya
3. Sarana dan Prasarana
17
Tabel 1.14 Sarana Kesehatan dan sarana pendukung pelayanan Kesehatan di Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2012
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Puskesmas Keliling 1
4 Posyandu Balita 5
5 Posyandu Lansia 1
6 Poskesdes 1
7 PONED 1
Lokasi Puskesmas Pembantu dekat dengan wilayah padat penduduk, namun
hanya ada 1 buah sehingga belum menyebar ke lokasi lain. Satu buah Posyandu
ditargetkan maksimal untuk 100 orang, artinya 1 Posyandu lansia untuk 100 orang
lansia dan 1 Posyandu balita untuk 100 orang balita. Puskesmas Beruntung Raya
hanya memiliki 5 buah Posyandu balita untuk 700 balita dan hanya 1 buah Posyandu
lansia untuk 1500 lansia. Dalam hal ini, jumlah Posyandu masih kurang dari yang
seharusnya.
Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin mempunyai beberapa ruangan
sebagai berikut:
Gedung 1 Lantai 1
Ruang Loket Pendaftaran
Apotik
Ruang BP Umum
Ruang BP Anak
Kamar tindakan
18
Ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Ruang Gizi
Ruang PKPR
Ruang laboratorium
Gedung 1 Lantai 2
Ruang Kepala Puskesmas
Tata Usaha
Ruang BP Gigi
Ruang imunisasi
Gedung 2 Lantai 1
Ruang bayi
Ruang bersalin
Ruang nifas
Kamar obat
INVENTARIS
1. Puskesmas Induk
Ruang Gizi
No Inventaris Jumlah Kualitas1 Infantometer 1 Baik2 Pengukur tinggi badan 1 Baik3 Meteran 3 Baik4 Timbangan bayi 1 Baik5 Timbangan injak 1 Baik6 Paket model bahan makanan 1 Baik7 Paket brosur penyakit dan gizi
seimbang1 Baik
19
Ruang PKPR
No Inventaris Jumlah Kualitas1 Tensimeter raksa 1 Baik2 Timbangan injak 1
1Baik
Rusak3 Model alat reproduksi pria dan
wanita2 Baik
Ruang Tata Usaha
No Inventaris Jumlah Kualitas1 Komputer 1 Baik2 Printer 1 Baik
Ruang Imunisasi
No Inventaris Jumlah Kualitas1 Kulkas vaksin 1 Baik2 Safety box 1 Baik3 Tempat vaksin portable 3
1Baik
Rusak4 Timbangan bayi 1 Baik5 Meteran 1 Baik
BP Gigi
No Inventaris Jumlah Kualitas1 Kursi gigi 2 Baik2 Dental Unit 4 Baik
20
Ruang KIA
NAMAALAT PERKANTORAN
MERK/MODEL
JUMLAH
KEADAAN BARANG
BAIK
DIGUNAKANTIDAK
DIGUNAKAN
Meja Tulis Indachi 2 2
Kursi Putar 1 1
Kursi Kayu warna Hijau 1 1
Kursi Kayu 1 1
Lemari Besi Abu-abu Brother 1 1
Lemari Kaca 1 1
Kipas Angin Gantung Maspion 2 2
Sterilisator 1 1
Meja Gynecologi Blessme
d
1 1
Bed/Ranjang Periksa 1 1
Lampu sorot 1 1
Komputer PC Acer 1 1
Printer Canon 1 1
Skiren 1 1
Rak Plastik 1 1
Jam dinding 1 1
Lembar balik KB 1 1
Pengukur tinggi badan 1 1
21
Ruang Balai Pengobatan Umum
No. Alat JumlahKualitas
Baik Buruk1 Kasa Kepala 1 1 -2 Manset Anak 1 1 -3 Palu pengukur refleks 4 4 -4 Snellen chart 4 4 -5 Stetoskop 4 2 26 Spatel tongue 14 14 -7 Bed pemeriksaan 1 1 -8 Tensi air raksa 5 3 29 Termometer 2 2 -10 Tes buta warna (Ishihara) 1 1 -11 Timbangan dewasa 1 1 -12 Tonometer 1 1 -
13Gunting bedah (Standar, lengkung ujung tajam)
1 1 -
14Gunting bedah (Standar,
lengkung, ujung tajam / tumpul)2 2 -
15 Gunting Bedah 2 2 -16 Jam Dinding 2 1 1
22
Ruang Laboratorium
No Inventaris Jumlah1 Kulkas 12 Sentrifuge 13 Hb Sahli 14 Larutan Benedict 15 Larutan Eosin 2% 46 Larutan Etanol asam 27 Larutan Giemsa Sain 48 Larutan karbol Fuksin 09 Larutan Metilen Blue 410 Larutan Turk 211 Larutan As. Asetat 5% 112 Larutan Barium Klorida 113 Larutan buffer fosfat 114 Larutan EDTA Cat 8414 215 Larutan Natrium sitrat 3,8% 116 Larutan sodium hipoklorid 317 Reagen gol darah 218 Res Eker 119 Stik Gula darah accu check 5020 Stik kehamilan 3521 Stik urinalisa 10 parameter 9522 Spiritus 1 L 423 Widal tes 124 ZN stain 1
Apotik
No Inventaris Jumlah Kualitas1 Lemari obat 1 Baik2 Kulkas 1 Baik
Daftar nama dan jumlah persediaan obat di apotik Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2012 dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Puskesmas Pembantu
No Inventaris Jumlah Kualitas1 Tensimeter raksa 1 Baik2 Timbangan injak 1 Baik3 Pengukur tinggi badan 1 Baik
23
Alur Pelayanan Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
Gambar 1.10 Alur Pelayanan Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
Pendaftaran Ruang Loket
(untuk pasien umum, BPJS)
Pelayanan Kesehatan
(Konsultasi Gizi, Kesling, Imunisasi, Surat Keterangan
Sehat, dll)
Pengunjung
PENGUNJUNG PUSKESMAS
Pulang
Apotik Pelayanan BP
Rujukan
Pengunjung SakitPengunjung
PENGUNJUNG PUSKESMAS
Pelayanan Kesehatan
(Konsultasi Gizi, Kesling, Imunisasi, Surat Keterangan
Sehat, dll)
Pengunjung Sehat
PENGUNJUNG PUSKESMAS
Pelayanan Kesehatan
(Konsultasi Gizi, Kesling, Imunisasi, Surat Keterangan
Sehat, dll)
Pengunjung
PENGUNJUNG PUSKESMAS
Pelayanan Kesehatan
(Konsultasi Gizi, Kesling, Imunisasi, Surat Keterangan
Sehat, dll)
Pengunjung
PENGUNJUNG PUSKESMAS
Pelayanan Kesehatan
(Konsultasi Gizi, Kesling, Imunisasi, Surat Keterangan
Sehat, dll)
Pengunjung Sehat
24
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Puskesmas Beruntung Raya memiliki alur
kerja sebagai berikut:
a. Loket Kartu
Pasien yang datang ingin berobat langsung menuju ke loket dan membawa
persyaratan sebagai berikut :
Pasien Umum
Usia < 17 Tahun : membawa fotokopi Kartu Keluarga 2 lembar
Usia > 17 Tahun : membawa fotokopi KTP 2 lembar
Jika pasien tidak membawa persyaratan fotokopi KTP/KK, maka harus
mengisi surat pernyataan
Pasien Luar Daerah Kota Banjarmasin
Mengisi surat pelayanan (formulir)
Pasien BPJS
Membawa kartu BPJS (ASKES atau JAMKESMAS)
Pasien Pelajar
Membawa surat keterangan berobat dari sekolah
Setelah mendaftar di loket dan membawa buku berobatnya, pasien diminta duduk
menunggu panggilan dari poli/balai pengobatan.
b. Balai Pengobatan Umum
Di balai pengobatan umum pasien mendapatkan pelayanan pemeriksaan
fisik dan pengobatan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Beruntung Raya,
termasuk pelayanan rujukan ke rumah sakit apabila pelayanan di puskesmas tidak
memungkinkan untuk menanganinya. Untuk mendapatkan hasil
25
pengobatan/pelayanan kesehatan yang optimal, balai pengobatan umum dapat
merujuk pasien ke poli lain, yaitu poli gigi, KIA, atau untuk menegakkan diagnosa
pasien rujukan ke laboratorium. Kemudian hasil rujukan dikembalikan ke balai
pengobatan umum.
c. Poli Kesehatan Ibu dan Anak
Di Poli KIA pasien juga mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan rujukan ke rumah sakit apabila pelayanan di puskesmas tidak
memungkinkan untuk penanganannya. Untuk mendapatkan hasil
pengobatan/pelayanan kesehatan yang optimal KIA dapat merujuk pasien ke poli
lain, yaitu poli gigi, poli anak, poli umum atau menegakkan diagnosa pasien
dirujuk ke laboratorium, kemudian hasil rujukan dikembalikan ke poli KIA.
d. Poli Gigi
Di poli gigi pasien juga mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan rujukan ke rumah sakit apabila pelayanan di poli gigi tidak
memungkinkan untuk menanganinya. Poli gigi dapat merujuk pasien ke balai
pengobatan umum bila sakit gigi pasien perlu pengobatan lain. Pada poli gigi tidak
ada tenaga dokter gigi yang tetap maka pelayanan yang memerlukan tindakan
dokter gigi dilakukan pada hari tertentu (Kamis, Jumat, Sabtu).
e. Apotik
Setelah mendapatkan pelayanan dari masing-masing poli, apabila
pasien diberi resep obat selanjutnya pasien menuju ke apotik untuk menyerahkan
resep tersebut dan kemudian menunggu panggilan umtuk mengambil obatnya.
26
f. Ruang Imunisasi
Ruang imunisasi khususnya untuk melaksanakan pelayanan imunisasi,
baik yang dari KIA (imunisasi bayi) maupun imunisasi untuk mendapatkan
keterangan calon pengantin (caten).
g. Ruang Kesling
Ruang sanitasi/kesling merupakan tempat rujukan bagi
masyarakat/pasien yang mempunyai permasalahan kesehatan lingkungan seperti
masalah pembuangan air limbah, sampah, jamban keluarga, air bersih dan lain-
lain, juga termasuk pelayanan rujukan dari poli umum maupun KIA bagi penderita
penyakit akibat dampak lingkungan misalnya; diare, disentri, TB paru, ISPA dan
cacingan.
h. Ruang Laboratoriun sederhana
Ruangan laboratorium adalah tempat pemeriksaan urine, darah, tinja
dan sputum atau permintaan pasien rujukan dari poliklinik puskesmas yang
memerlukan kepastian/kejelasan diagnosis.
i. Ruang Tata Usaha
Dalam rangka meningkatkan manajemen tata usaha di puskesmas
Beruntung Raya maka perlu pengembangan tenaga administrasi puskesmas yang
diharapkan dapat bekerja sama antara pimpinan dengan pelaksana administrasi
serta antara satu karyawan dengan karyawan yang lain sehingga terbentuk suatu
administrasi yang tertib dan terpadu.
27
Gambar 1.11. Denah Ruangan Puskesmas Beruntung Raya
28
Gambar 1.12. Denah RuanganBP Umum Puskesmas Beruntung Raya
Gambar 1.12 Denah Ruangan BP Anak Puskesmas Beruntung Raya
29
4. Jam Kerja Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
Senin s.d Kamis : 08.00 s.d 14.00
Jum’at : 08.00 s.d 11.00
Sabtu : 08.00 s.d 14.00
Jam Buka Loket Pelayanan Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
Senin s.d Kamis : 08.00 s.d 12.00
Jum’at : 08.00 s.d 10.00
Sabtu : 08.00 s.d 11.00
Jadwal Berobat
Senin, Selasa : Sanitasi
Rabu : Imunisasi Bayi
Kamis : PKPR
5. Kunjungan Pasien
Tabel 1.15 Jumlah Kunjungan Pasien di wilayah kerja puskesmas Beruntung Raya
No Jenis Kunjungan Target Satuan Target Sasaran
Pencapaian
1 Kunjungan rawat jalan umum 80% jumlah penduduk
6417 16643
2 Kunjungan rawat jalan gigi 4% jumlah penduduk
321 1354
3 Cakupan rawat jalan 15% jumlah penduduk
1203 902
30
6. Struktur organisasi Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin
Struktur organisasi adalah suatu bentuk proses penggabungan pekerjaan pada
individu atau kelompok-kelompok yang harus melakukan tugasnya dengan bakat-
bakat yang di perlukan.
8. Visi Misi Puskesmas Beruntung Raya
1. Visi Puskesmas Beruntung Raya
Wilayah Kerja / Kelurahan Tanjung Pagar Sehat 2013
Diharapkan pada tahun 2013, masyarakat di Kelurahan Tanjung Pagar hidup
dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Misi Puskesmas Beruntug Raya
a. Pembangunan di Kelurahan Tanjung Pagar yang berwawasan kesehatan.
b. Puskesmas Beruntung Raya berupaya memberdayakan keluarga dan
masyarakat di bidang kesehatan.
c. Puskesmas Beruntung Raya memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu merata.
d. Puskesmas Beruntung Raya berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Dengan strategi terhadap misi puskesmas, yaitu:
a. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat Kelurahan Tanjung Pagar
yang berwawasan kesehatan.
31
b. Meningkatkan akses masyarakat Kelurahan Tanjung Pagar terhadap Pelayanan
Puskesmas Beruntung Raya yang berkualitas.
c. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Pagar.
3. Azas Puskesmas Beruntung Jaya
a. Azas pertanggungjawaban wilayah
b. Azas peran serta masyarakat
c. Azas keterpaduan
d. Azas rujukan
4. Fungsi Puskesmas Beruntung Raya
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Memberdayakan keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan
c. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama, berkaitan dengan 6 program
kesehatan dasar (Promkes, Kesling, KIA, P2M, Gizi, dan Pengobatan) serta
program pengembangan kesehatan.
5. Motto Puskesmas Beruntung Raya
IKHLAS MELAYANI, SEHAT BERSAMA KAMI
6. Kebijakan moto
a. Menempatkan hak-hak pasien menjadi orang yang harus dilayani dengan prima
dan berkualitas tanpa membedakan suku, agama, status sosialnya serta para
petugas melayani dengan ikhlas dan tulus sesuai dengan porsinya
32
b. Sehat bukan ditangan petugas pelayanan kesehatan, tetap sehat dapat kita
wujudkan bersama, antara petugas kesehatan dan masyarakat. Tanpa dukungan
dari masyarakat untuk menciptakan ”Sehat”, petugas tidak ada artinya.
c. Serta mengutamakan 5 R
Ringkas
Rapi
Rajin
Resik
Rawat
7. Tujuan yang ingin dicapai
a. Meningkatkan umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 45 menjadi 26 per 100.000 kelahiran
hidup
9. Program Pokok Puskesmas
Program pokok Puskesmas Beruntung Raya yang dilaksanakan meliputi:
Upaya Kesehatan Wajib
a. Upaya Promosi Kesehatan
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melalukan sosialisasi kesehatan di wilayah
lingkungan kerja Puskesmas untuk meningkatkan taraf kesehatan warga
sekitar.
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
33
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengadakan pengawasan, pemeriksaan dan
pengolahan meliputi: TTU (tempat-tempat umum), TPM (tempat pengolahan
makanan), dan rumah sakit.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperluas jangkauan pelayanan dan juga
untuk meningkatkan cakupan program KIA melalui kegiatan pencarian aktif
ibu hamil yang baru dan pengawasan ibu hamil yang di data dengan
memberikan pelayanan : pemeriksaan tekanan darah, penimbangan,
pemeriksaan tinggi fudus uteri, pemberian Fe dan imunisasi TT (calon
pengantin dan untuk ibu hamil). Kegiatan KB ini dilaksanakan untuk
meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara menyeluruh
berupa penjarangan dan pengatur kehamilan. Untuk menunjang hal ini
dlakukan program kelas ibu hamil satu kali dalam sebulan.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka penyakit gizi yang
kurang, umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah,
terutama pada anak balita dan wanita.
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Kegiatan P2M ini terdiri dari :
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular langsung ; P2TB,
P2malaria, P2ISPA, P2Kusta, P2Diare.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang ditularkan oleh binatang
seperti : Demam Berdarah dan Malaria.
34
Imunisasi yaitu program yang bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian serta kecatatan sebagai akibat penyakit yang
dicegah dengan imunisasi (PD3) seperti : Polio, Dipteri, Pertusis, Campak
dan hepatitis. Imunisasi dijadwalkan setiap hari Rabu.
Pencegahan penyakit (surveilans) kegiatan ini dilaksanakan untuk
mendapatkan informasi epidemiologi yang tepat, cermat dan akurat
sehingga mengelola program dapat melakukan perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan evaluasi program dengan efektif dimana berdasarkan
proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
f. Upaya Pengobatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelayanan pengobatan yang diberikan
kepada seseorang untuk mengobati penyakit atau gejala-gejalanya.
Upaya Kesehatan Pengembangan
a. PHN (Public Health Nursing)
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengadakan asuhan keperawatan. Adapun
sarana kegiatan meliputi:
Pembinaan keluarga rawan
Penanganan tindak lanjut penderita (follow up care)
Penanganan kasus resiko tinggi
Kunjungan dan pembinaan panti asuhan
b. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Pembinaan UKS
35
Kegiatan ini dilaksanakan untuk pembinaan UKS di sekolah baik SD, MI,
SMP, SMU, dan SMK
Kegiatannya yaitu melakukan penyuluhan dan penjaringan anak sekolah
SD, MI, SMP, SMU, SMA, SMK setra melakukan pelatihan dokter kecil
(SD) dan kader kesehatan remaja (SMP, SMA SMK).
Targetnya 2 kali per sekolah/tahun
c. UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah)
Kegiatannya dilakukan di sekolah SD, MI, SMP, SMA, SMK.Yang mana
kegiatannya berupa penyuluhan sekolah dan sikat gigi massal
(bersama).Targetnya 2 kali per sekolah/ tahun
d. Kesehatan Mata
Kegiatan ini bertujuan untuk pengobatan penyakit mata pada umumnya dan
deteksi kasus katarak untuk dilakukan rujukan.
e. Kesehatan Jiwa
Kegiatan ini dilaksanakan untuk pencarian, penemuan dan pengobatan
penderita psikosis, penyalahgunaan obat, retardasi mental, epilepsi dan
gangguan jiwa lainnya.Kegiatan ini juga dilakukan rujukan kasus yang tidak
tertangani serta kunjungan rumah dan penyuluhan.
f. Laboratorium
Kegiatan ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium bekerjasama dengan lintas program.
g. Lansia
- Penjaringan lansia
36
Kegiatan ini dilaksanakan untuk pengobatan dan pendataan jumlah lansia
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya guna persiapan
untuk pembentukan Posyandu/karang lansia. Kegiatan ini dilaksanakan 1
bulan sekali.
- Pembinaan Karang Lansia
Kegiatan ini dimaksud untuk pengobatan, pembinaan karang lansia dan
persiapan pembentukan posyandu lansia.Jumlah karang lansia yang sudah
ada 3 buah.
h. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan penyuluhan di dalam dan di luar
gedung baik yang berupa penyuluhan keliling dan penyuluhan kelompok.
Penyuluhan ini berupa semua program kegiatan yang ada di Puskesmas Beruntung
Raya Kota Banjarmasin
.
I.2 Data Upaya Perbaikan Gizi
Adapun tugas pokok pelaksana gizi di Puskesmas Beruntung Raya :
1. Tugas Pokok
a) Melaksanakan pelayanan gizi
b) Menerima konsultasi dibidang gizi
c) Melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi gizi
d) Pemberian vitamin
e) Melatih kader gizi
f) Menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMS
37
g) Distribusi garam beryodium, tablet Fe, dan obat cacing
h) Membuat pencatatan dan laporan
i) Membuat laporan telaahan posyandu
j) Membuat jadwal Posyandu
2. Tugas penunjang/ Tambahan
a. Membuat laporan kegiatan bulanan
b. Menghadiri pertemuan : rapat, seminar/ lokakarya, pelatihan
c. Melakukan Posyandu, pembinaan UKS, dan pembinaan panti
d. penyuluhan
Ruang lingkup upaya perbaikan gizi secara keseluruhan diantaranya
mencakup :
1. Upaya perbaikan gizi masyarakat
a. Pemberian kapsul Vitamin A pada balita 2kali/tahun
b. Pemberian tablet Besi (30 tablet) pada Bumil
c. Pemberian tablet Besi (90 tablet) pada Bumil
d. Partisipasi masyarakat (D/S)
e. Liputan program (K/S)
f. Hasil pencapaian program (N/S)
g. Hasil kelangsungan penimbangan (D/K)
h. Hasil penimbangan (N/D)
i. MP-ASI pada BGM dari Gakin
j. Balita gizi buruk mendapat perawatan
k. Balita bawah garis merah (BGM)
38
l. Kecamatan bebas rawan gizi.
2. Bayi mendapat ASI eksklusif
Sasaran program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Beruntung
Raya adalah sebagai berikut :
1) Bayi (0-12 bulan)
2) Balita (1-5 tahun)
3) Ibu hamil, menyusui, nifas
4) Ibu yang mempunyai balita
5) Wanita usia subur
6) Keluarga
Kegiatan program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Beruntung
Raya dilaksanakan oleh 1 orang tenaga gizi.
Adapun rincian kegiatan tugas pokok tenaga pelaksana gizi di
Puskesmas Beruntung Raya diantaranya :
a) Melaksanakan pelayanan gizi
Pelayanan gizi di laksanakan setiap hari jam kerja dan bertempat di
puskesmas dan posyandu. Jenis pelayanan berupa konsultasi gizi, edukasi
dan informasi gizi dengan sasaran bayi dan balita, ibu hamil dan nifas
serta gizi keluarga.
b) Menerima konsultasi dibidang gizi
Konsultasi gizi klinik di puskesmas setiap hari kerja. Konsultasi ini
meliputi konsultasi gizi bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasien
39
yang mendapat rujukan dari poliklinik, KIA, laboratorium, konsultasi gizi
menggunakan food model, leaflet, dan lembar balik.
c) Melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi gizi
Dilakukan kegiatan penyuluhan pada masyarakat yang bertempat di
sekolah, di posyandu dan di Puskesmas. Kesadaran masyarakat untuk
hidup sehat yang mendasari apakah seseorang bisa berusaha untuk
menjaga kesehatannya dan mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang.
d) Pemberian vitamin
Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita dilaksanakan setiap
bulan Februari dan Agustus. Kapsul vitamin A biru diberikan pada bayi
umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah diberikan pada balita umur
12-59 bulan.
Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diberikan setiap kali ada
persalinan. Setiap ibu nifas mendapat dua kapsul vitamin A yang diberikan
oleh bidan maupun petugas gizi.
e) Distribusi garam beryodium, tablet Fe, dan obat cacing
Kegiatan garam beryodium dilakukan diposyandu, di sekolah dan RT.
Adapun pengujian garam yang digunakan mengandung iodium atau tidak,
dilakukan dengan menggunakan iodium test. Dengan mengambil sampel
beberapa merk garam yang ada dipasaran yang digunakan oleh
masyarakat. Garam tersebut mengandung iodium apabila saat ditetesi
larutan iodium test maka akan berwarna biru, semakin tua warna birunya
40
maka semakin banyak mengandung iodium, dan apabila berwarna biru
muda maka garam tersebut hanya mengandung sedikit zat iodium.
Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil diberikan paling sedikit 90
tablet (3 bungkus) pada setiap orang.
Distribusi obat cacing dilakukan setiap tahunnya. Sasaran pemberian obat
cacing adalah anak kelas I, II dan III SD yang dilaksanakan secara
bertahap setiap bulannya selama tahun 2012.
f) Membuat pencatatan dan laporan
Setiap program kerja yang dilaksanakan dilakukan pencatatan dan
pendataan untuk mempermudah monitoring dan evaluasi kerja bagi
instansi terkait. Guna peningkatan layanan kesehatan masyarakat,
mengurangi angka kejadian gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Beruntung Raya, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
g) Membuat laporan telahan posyandu
Pembuatan laporan bertujuan untuk monitoring dan evaluasi guna
peningkatan layanan kesehatan masyarakat, mengurangi angka kejadian
gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya,
dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
h) Membuat jadwal Posyandu
Jadwal posyandu balita dan usila dibuat setiap akhir tahun. Jadwal
posyandu disusun sesuai dengan kader dan petugas gizi. Jadwal dikirim ke
posyandu dan Dinas Kesehatan.
41
Posyandu balita dilaksanakan setiap bulan oleh semua posyandu yang ada
di wilayah Puskesmas Beruntung Raya. Kegiatan ini dilaksanakan 5 kali
per bulan. Jumlah posyandu balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Beruntung Raya berjumlah 5 buah posyandu.
Tabel 1.16 Nama Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas BeruntungRaya
No Nama Posyandu Golongan
1 Posyandu Teratai I Madya
2 Posyandu Teratai II Pratama
3 Posyandu Teratai III Madya
4 Posyandu Teratai IV Madya
5 Posyandu Teratai V Madya
6 Posyandu Lansia
42
Tabel 1.17 Distribusi Kader Posyandu Puskesmas Beruntug Raya
No. Nama Posyandu
Nama Kader Umur Pendidikan Akhir
Alamat Pelatihan Yang Sudah
Diikuti1. Teratai I Saniah
Hj. MarianaJalehaTiaNorhamidah
5153472840
SDSDSD
SMASMP
T.Pagar RT.4T.Pagar RT.7T.Pagar RT.20T.Pagar RT.4T.Pagar RT.4
PernahPernah
Tidak PernahPernahPernah
2. Teratai II Nor AdaniahHj. RamlahMaimunahSofiahSawrini
3345604025
SMPSDSDSD
SMA
T.Pagar RT.17T.Pagar RT.15T.Pagar RT.15 T.Pagar RT.17T.Pagar RT.15
PernahTidak Pernah
PernahTidak Pernah
Pernah3. Teratai III Zakiah
SaidahNordianaNormasariZaitun
3028291624
SDSLTP
SDSLTPSMA
T.Pagar RT.22 T.Pagar RT.4 T.Pagar RT.4 T.Pagar RT.3 T.Pagar RT.22
PernahPernah
Tidak PernahPernah Pernah
4. Teratai IV MarlinaNorhasanahAminahLasmiatiSt. Hasanah
2722302422
SDSMPSD
SMASD
T.Pagar RT.20 T.Pagar RT.20 T.Pagar RT.8 T.Pagar RT.8 T.Pagar RT.20
PernahTidak PernahTidak Pernah
PernahTidak Pernah
5. Teratai V St. TaibahJumiatiHalimahLatifahSt. Mailana
3637353850
SMASDSDSD
PGA
T.Pagar RT.21 T.Pagar RT.21 T.Pagar RT.21 T.Pagar RT.21 T.Pagar RT.21
PernahPernahPernahPernahPernah
SD SMP SMA
Jumlah Kader 14 5 6
1
3
5
7
9
11
13
15
Gambar 1.14. Jumlah Kader Berdasarkan Tingkat Pendidikan
43
Gambar 1.15. Jumlah Kader Berdasarkan PelatihanTabel 1.18 Target program gizi tahun 2013
No Indikator Target (%)
1 Persentase balita gibur yang mendapat perawatan 100
2 Persentase bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif
75
3 Cakupan RT yang mengkonsumsi garam beryodium 83
4 Persentase 6-59 bulan dapat kapsul vitamin A 83
5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 78
6 Persentase kab/kota yang melaksanakan surveilans gizi 100
7 Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) 80
8 Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah
bencana
100
Terlatih Tidak Terlatih
Jumlah Kader 18 7
13579
1113151719
44
Ruang lingkup upaya perbaikan gizi secara keseluruhan diantaranya mencakup :
A. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Pemberian Kapsul Vit.A pada bayi dan balita
Tabel 1.19 Pemberian kapsul Vit.A pada bayi dan balita
Bayi (%) Balita(%) Bayi dan Balita(%)Target 80 80 802011 92,4 84,4 88,42012 90,1 86,3 88,2
Gambar 1.16 Pemberian kapsul Vit.A pada bayi dan balita
Untuk pemberian vitamin A pada bayi dan balita tahun 2011 sudah
mencapai target yaitu 88.4% dan 88.2% untuk tahun 2012.Dengan rincian
masing-masing sebagai berikut: untuk tahun 2011, pemberian vitamin A pada
bayi 92.4% dan pada balita 84.4%. Sedangkan untuk tahun 2012, pemberian
vitamin A pada bayi 84.4% dan 86.3% pada balita.
45
2. Pemberian Obat Tambah darah dan Kapsul Vit.A pada ibu hamil dan ibu
nifas
Tabel 1.20 Pemberian Fe 1,Fe3 ibu hamil dan vitamin A ibu nifas
Fe1 (%) Fe3 (%)Target 78 782011 79,3 72,32012 96,9 86,79
Gambar 1.17 Pemberian Fe 1,Fe3 ibu hamil dan vitamin A ibu nifas
Untuk pemberian Fe 1 tahun 2011 sudah mencapai target yaitu 79.3% dan
96.9% untuk tahun 2012. Namun, untuk pemberian Fe 3 pada tahun 2011 belum
mencapai target yaitu 72.3% dan meningkat menjadi 86.79% pada tahun 2012.
3. Distribusi Pemberian Vitamin A Bufas Tahun2011-2012
Tabel 1.21 Distribusi Pemberian Vitamin A Bufas Tahun 2011-2012
Vit. A Bufas (%)Target 802011 88,82012 100,7
46
Gambar 1.18 Distribusi Pemberian Vitamin A Bufas Tahun 2011-2012
Untuk pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
Beruntung Raya tahun 2011 dan 2012 masing-masing telah mencapai target, yaitu
88.8% pada tahun 2011 dan 110.7% pada tahun 2012. Pemberian vitamin A pada
ibu setelah melahirkan sebanyak 2 butir, yang diminum dalam jangka 24 jam
setelah 1 butir dikonsumsi.
Operasi Timbang
Kegiatan Operasi timbang dilakukan pada bulan Februari, yang
dilaksanakan di 5 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya.Tujuan
pelaksanaan Operasi Timbang adalah untuk mengetahui perkembangan berat
badan dan panjang/tinggi badan anak. Kegiatan ini efektif karena bisa menghemat
waktu dan biaya, dan terbukti bisa meningkatkan angka kunjungan, melacak kasus
gizi kurang dan buruk.
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat
irreversible (tidak dapat pulih).
47
Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur
anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat
badannya kurang, maka status gizi kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk
memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur
anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas
garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi
buruk.
SKDN Tahun 2013
Tabel 1.22 SKDN Bayi Tahun 2013
JAN PEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPT Rata-rata
S 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156K 156 156 156 156 156 156 156 156 156 156D 119 141 111 124 116 119 109 156 109 122.67N 97 96 88 98 89 80 80 105 70 89.22
Gambar 1.19 SKDN Bayi Tahun 2013
JAN PEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPT0
20406080
100120140160180
156 156 156 156 156 156 156 156 156156 156 156 156 156 156 156 156 156
119
141
111124 116 119
109
156
10997 96 88
9889
80 80
105
70
S
K
D
N
48
Tabel 1.23 Pencapaian SKDN Bayi 2013
JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPTRata-rata
K/S100
%100
%100
%100
%100
%100
%100
%100
%100
%100%
D/S 76% 90% 71% 79% 74% 76% 70%100
% 70%78%
D/K 76% 90% 71% 79% 74% 76% 70%100
% 70%78%
N/D 82% 68% 79% 79% 77% 67% 73% 67% 64%
73%
Gambar 1.20 Grafik Pencapaian SKDN Bayi 2013
SKDN Balita Tahun 2013
Tabel 1.24 SKDN Balita Tahun 2013
JAN PEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPT Rata-rata
S 871 871 871 871 871 871 871 871 871 871K 871 871 871 871 871 871 871 871 871 871D 524 699 498 570 610 712 576 794 548 614.56N 474 588 454 460 449 544 510 571 474 502.67
JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPT0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
76%90%
71%79% 74% 76% 70%
100%
70%76%90%
71%79% 74% 76% 70%
100%
70%82%
68%79% 79% 77%
67% 73% 67% 64%
K/S
D/S
D/K
N/D
49
Gambar 1.21 SKDN Balita Tahun 2013
Tabel 1.25 Pencapaian SKDN Balita 2013
JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPTRata-rata
K/S100
%100
%100
%100
%100
%100
%100
%100
%100
%100.00
%D/S 60% 80% 57% 65% 70% 82% 66% 91% 63% 70.44%D/K 60% 80% 57% 65% 70% 82% 66% 91% 63% 70.44%N/D 90% 84% 91% 81% 74% 76% 89% 72% 86%
82.56%
JAN PEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPT0
100200300400500600700800900
1000
S
K
D
N
50
Gambar 1.22 Pencapaian SKDN Balita 2013
SKDN 2011-2012
Tabel 1.26 SKDN Bayi 2011-2012
S K D N2011 150 150 104 802012 152 152 130 90
Gambar 1.23 SKDN Bayi 2011-2012
Tabel 1.27 Pencapaian SKDN Bayi 2011-2012
JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SPT0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
K/S
D/S
D/K
N/D
51
K/S N/S N/D D/K D/S2011 100% 55,1% 87,9% 71,9% 71,9%2012 100% 66,9% 95,6% 84,1% 84,1%
K/S N/S N/D D/K D/S0
20
40
60
80
100
120
20112012
Gambar 1.24 Pencapaian SKDN Bayi Tahun 2011-2012
Tabel 1.28 SKDN Balita 2011-2012
S K D N2011 952 952 485 3852012 816 816 570 476
52
S K D N0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
20112012
Gambar 1.25 SKDN Balita tahun 2011-2012
Tabel 1.29 Pencapaian SKDN Balita
K/S N/S N/D D/K D/S2011 100% 46,3% 89,1% 58,8% 58,8%2012 100% 60,1% 94,5% 74,3% 74,3%
Gambar 1.26 Pencapaian SKDN Balita tahun 2011-2012
Tabel 1.30Bayi-Balita Gizi Bawah Garis Merah tahun 2012
BGM2011 18
53
2012 22
Gambar 1.27 Bayi-Balita Gizi Bawah Garis Merah tahun 2011- 2012
Tabel 1.31 Kasus Gizi Buruk di Posyandu di 2012
Posyandu JumlahTeratai 1 0Teratai 2 0Teratai 3 0Teratai 4 1Pokbang 0
Gambar 1.28 Kasus Gizi Buruk di Posyandu di 2012
Tabel 1.32 Kasus Gizi Buruk di Posyandu di 2013
Posyandu JumlahTeratai 1 0Teratai 2 2
54
Teratai 3 0Teratai 4 2Pokbang 0
Gambar 1.29 Kasus Gizi Buruk di Posyandu di 2012
Tabel 1.33 Angka Kejadian Kasus KEP tahun 2011-2012
KEP Ringan KEP Berat2011 1 12012 3 1
Gambar 1.30 Angka Kejadian Kasus KEP
Taburia
Taburia merupakan tambahan multivitamin dan multimineral untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita umur 6-24 bulan. Tujuan
55
pemberian taburia antara lain untuk membantu balita tumbuh kembang secara
optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, mencegah
anemia dan mencegah kekurangan zat gizi. Kegiatan Pembagian Taburia
dilaksanakan selama 2 bulan, jumlah sasaran adalah 30 anak yang terdapat di 5
posyandu wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya.
Tabel 1.34 Pemberian Taburia pada Anak kurang gizi tahun 2012
OrangMP-ASI Biskuit 4Taburia 5
Gambar 1.31 Pemberian Taburia pada Anak kurang gizi tahun 2012
Taburia merupakan suplemen tambahan yang diberikan dengan
menaburkannya di hidangan makanan untuk anak yang dikatakan gizi kurang dan
gizi buruk. Pemberian suplemen Taburia dianjurkan 2x untuk 1 minggu yaitu pada
hari senin dan kamis selama 1 bulan dengan jumlah total 8 bungkus kecil
suplemen Taburia. Adapun cara penaburannya dihidangan yang tidak panas dan
tidak berkuah, gunanya disini agar terhindar kerusakan zat-zat yang terkandung
didalamnya akan proses panas dan terlarut dalam hidangan berkuah.
56
Pada kegiatan ini sebanyak 5 anak BGM di wilayah puskesmas Beruntung
Raya diberikan Taburia selama 2 bulan.Rata-rata kenaikan berat badan bayi/balita
BGM selama 2 bulan adalah 290 gram.
Tabel 1.35 Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis
OrangGakin 9Non Gakin 6
Gambar 1.32 Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis
Untuk kasus kekurangan energi kronis pada ibu hamil, terdapat 9 kasus
dari keluarga miskin dan 6 kasus dari non keluarga miskin
B. Bayi mendapat ASI eksklusif
ASI ekslusif adalah pemberian air susu kepada bayi sejak pertama bayi lahir dan ASI
keluar tanpa diberikan minuman/makanan selain ASI itu sendiri termasuk air putih
maupun susu formula sampai umur bayi 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, baru bisa
diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).Adapun beberapa manfaat ASI yaitu,
mengandung semua zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh pertumbuhan bayi, memberikan
57
kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare, dan biayanya hemat
praktis dan ramah lingkungan.
Pemantauan ASI eksklusif dilakukan selama 12 bulan. Dengan Target 70%,
pencapaian ASI eksklusif sebesar 43.5 % pada 2012, dan 27.4% pada 2011. Hal
yang menyebabkan kurangnya kesadaran ibu menyusui untuk tidak memberikan
ASI nya kepada bayinya. Seperti tidak adanya pengetahuan tentang pentingnya
ASI eksklusif, bahwa ASI eksklusif itu lebih sehat dan bergizi seimbang
dibandingkan susu formula pada masa usia bayi 0-6 bulan.
Tabel 1.36 Pencapaian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif (%)Target 702011 27,42012 43,5
Gambar 1.33 Pencapaian ASI Eksklusif
Untuk pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Beruntung
Raya tahun 2011 dan 2012 masing-masing belum mencapai target, yaitu 27,4%
pada tahun 2011 dan 43,5% pada tahun 2012.
Untuk hasil tugas pokok gizi di Puskesmas Beruntung Raya di antaranya
sebagai berikut:
Pelayanan dan Konsultasi Gizi
58
Tabel 1.37 Angka Kunjungan Konsultasi Gizi di Puskesmas Beruntung Raya
tahun 2012
JumlahTKTP 9DM 3Tinggi Fe 3RG 1RL 1RC 1Emisis 1
Gambar 1.34 Angka Kunjungan Konsultasi Gizi di Puskesmas Beruntung
Raya tahun 2012.
Untuk kunjungan konsultasi gizi tahun 2012, hanya terdapat 9 kunjungan
dengan kasus TKTP, 3 kunjungan DM, 3 kunjungan Tinggi Fe, dan masing-
masing 1 kunjungan untuk kasus rendah garam, rendah lemak, rendah
karbohidrat, dan emesis.
Pemantauan Garam Beryodium
Tabel 1.38 Pemantauan Garam beryodium di sekolah wilayah kerja Puskesmas
Beruntung Raya tahun 2012
Kategori
59
Baik 23Tidak Baik 3
Gambar 1.35 Pemantauan Garam beryodium di sekolah wilayah kerja Puskesmas
Beruntung Raya tahun 2012
Tabel 1.39 Pemantauan Garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas Beruntung
Raya tahun 2012
SampelBaik 46Tidak Baik 4
Gambar 1.36 Pemantauan Garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas
Beruntung Raya tahun 2012
Pemantauan garam beryodium dilaksanakan di 5 sekolah pada bulan Juni
2012. Dari hasil kegiatan, diketahui bahwa seluruh sampel garam yang berjumlah
26 sampel, yang diuji pada sekolah hasilnya 23 sampel (88,46%) mengandung
60
iodium, dan 3 sampel (11,54%) memberikan hasil yang kurang baik. Sedangkan
untuk sampel garam yang berjumlah 50, diambil dari warga di wilayah kerja, dan
diperoleh 46 sampel (92%) mengandung iodium dan 4 sampel (8%) memberikan
hasil yang kurang baik. Artinya, masyarakat sudah menggunakan garam yang
beryodium, namun masih ada segelintir warga yang belum mengerti cara
penyimpanan garam yang baik dan sebagian yang belum menggunakan garam
beryodium, yang harus diberikan penyuluhan.
Distribusi Obat Cacing
Tabel 1.40 Distribusi Obat Cacing di Puskesmas Beruntung Raya tahun 2012
%SDN Tanjung Pagar 1 42,02SDN Tanjung Pagar 4 49,26MI Darunnasihin 90,1MI Darul Khairat 100
Gambar 1.37 Distribusi Obat Cacing di Puskesmas Beruntung Raya tahun 2012
Untuk distribusi obat cacing pada tahun 2012, telah mencapai target untuk
MI Darul Khairat, 90,1% untuk di MI Darunnasihin, 49,26% di SDN Tanjung
Pagar 4, dan 42,04% di SDN Tanjung Pagar 1.
61
1.3 Latar Belakang
Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus
kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia
lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada
masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat. Gizi merupakan
salah satu penentu kualitas sumber daya manusia (Depkes, 2007).
Masalah Gizi di Indonesia sampai saat ini masih memprihatinkan, terbukti
tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita serta rendahnya tingkat kecerdasan
yang berakibat pada rendahnya produktifitas, pengangguran, kemiskinan dan akan
menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini mendasari masalah Gizi menjadi
salah satu faktor penting penentu pencapaian Millenium Development Goals
(Depkes, 2008).
Negara berkembang terutama yang mengalami transisi pembangunan yang
pesat baik transisi demograpi dan epidemiologi, menghadapi masalah ganda
malnutrisi. Pertumbuhan ekonomi, industrialisasi dan globalisasi seiring dengan
peningkatan laju urbanisasi. Hal tersebut membuat perubahan sosial capital
masyarakat beserta perubahan gaya hidup (pola makan dan aktivitas fisik) dan
kemampuan mendapatkan makanan. Seperti contoh di Indonesia, masalah
undernutrition sampai saat ini belum juga tuntas, ditambah lagi dengan
permasalahan obesitas yang berhubungan dengan penyakit tidak menular lainnya,
kian hari kian meningkat (Nurbekti, 2012).
62
Beberapa permasalahan gizi secara global adalah undernutrition (baik pada
bayi, balita, anak, remaja dan dewasa) serta defisiensi mikronutrient (seperti zat
besi, yodium, vitamin A dan asam folat). Masalah undernutrition dan defisiensi
mikronutrien ini akan berakibat pada penurunan kualitas generasi suatu bangsa
(Nurbekti, 2012).
Berdasarkan survei Sosial ekonomi Nasional (Suksenas) pada tahun 2000,
diperkirakan 25% dari 18-20 juta anak balita menderita gizi kurang, bahkan 1,3
juta anak balita diantaranya mengalami gizi buruk. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Rikerdas) Provinsi Kalimantan selatan tahun 2010 menggambarkan bahwa
prevalensi gizi buruk mencapai 6% dan gizi kurang mencapai 16,8 (Kemenkes,
2010)
Menurut departemen kesehatan salah satu indikator gizi yang paling
sensitif dan paling sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah
kenaikan berat badan. Untuk mengetahui keadaan gizi dan mengenali serta
mengawasi apakah anak tumbuh normal telah dikembangkan KMS sebagai alat
sederhana yang mudah digunakan di masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa
penggunaan KMS memerlukan peran serta aktif dari keluarga bayi atau balita
terutama ibu.
Pemerintah Indonesia sejak tahun 1960-an untuk menanggulangi masalah
gizi, mulai mengembangkan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). UPGK
adalah kegiatan yang berintikan penyuluhan gizi melalui pemberdayaan keluarga
dan masyarakat, yang didukung oleh kegiatan lintas sektor, kegiatan utama UPGK
meliputi pemanfaatan pekarangan, konseling/penyuluhan, dan paket pertolongan
63
gizi. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, pada tahun 1985 kegiatan utama
UPGK diintegrasikan dalam kegiatan Posyandu. Secara kuantitas, perkembangan
jumlah posyandu sangat menggembirakan karena di setiap desa ditemukan sekitar
3-4 posyandu. Pada saat posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu
tercatat sebanyak 25.000 posyandu sedangkan pada tahun 2004 meningkat
menjadi 238.699 posyandu. Namun bila ditinjau dari aspek kualitas, masih
ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan
kader yang belum memadai (Anonim, 2006; Krisnatuti, 2000; Hasan, 1985).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Universitas Andalas
(Sumatera Barat), Universitas Hasanudin (Sulawesi Selatan) dan Sekolah Tinggi
Ilmu Gizi (jawa Timur) pada tahun 1999, tercatat beberapa hal yang menjadi
masalah Posyandu, antara lain: (1) hanya 40% dari jumlah Posyandu yang ada,
dapat menjalankan fungsinya dengan baik, (2) lebih dari separuh Posyandu tidak
memiliki peralatan yang memadai. (3) sebagian besar Posyandu tidak memiliki
tempat pelayanan yang layak, (4) sebagian besar posyandu belum memiliki
jumlah kader yang cukup bila dibandingkan dengan jumlah sasaran dan hanya
30% kader yang telah terlatih, (5) sebagian besar kader belum mampu mandiri
karena sangat tergantung dengan petugas Puskesmas sebagai Pembina dan
sementara itu penghargaan terhadap kader masih rendah (6) cakupan posyandu
masih rendah dan (7) hampir 100% ibu menyatakan pernah mendengar posyandu
namun yang hadir pada saat kegiatan Posyandu kurang dari separuhnya
(Krisnatuti, 2000). Berdasarkan masalah - masalah yang telah diungkapkan,
sehingga pada angka partisipasi penimbangan pada posyandu di masyarakat tidak
64
pernah mencapai target dan selalu menjadi masalah yang terus muncul dari tahun
ke tahun. Jumlah banyaknya posyandu tidak mencerminkan tingginya partisipasi
masyarakat. Khususnya pada Puskesmas Beruntung Raya didapatkan data bahwa
rerata angka partisipasi penimbangan bayi dan balita (D/S) pada tahun 2013
hingga bulan September adalah 78 % dan 70,44 %, sedangkan target yang ingin
dicapai adalah 80 %.
Menurut SK Mendagri no. 9 tahun 1990 tentang Pokjanal Posyandu
dinyatakan perlunya peningkatan peran serta kader dalam kegiatan pelaksanaan
program di lapangan. Agar para kader mampu dan mau membantu masyarakat
menolong diri sendiri serta berperan aktif di bidang kesehatan, maka para kader
perlu disiapkan dan dikembangkan. Peranan Kader yang cukup sentral kadang
kala terbentur dengan dedikasi masing-masing kader, sehingga peranan ini
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 564/ Menkes/ SKN/2006
Tahun 2006 mengenai pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga, mulai
bergeser dan lebih berfokus kepada keluarga untuk membentuk suatu unit-unit
kecil keluarga berupa KADARZI (keluarga sadar gizi). Diharapkan cara berpikir
masyarkat akan bergeser menjadi lebih aktif memperhatikan kesehatan
keluarganya masing-masing bukan hanya bergantung dari Puskesmas. Peran dari
kader ini sebagai pengawas yang langsung melihat ke masyarakat, sebagai
motivator meningkatkan kesadaran masyarakat membawa bayi atau balitanya
dalam kegiatan penimbangan bulanan baik di Puskesmas maupun di posyandu,
namun dalam kerangka pengembangan KADARZI peran keluarga tetap sebagai
motor utama tercapainya target partisipasi masyarakat (Sudjatmoko, 1996).
65
Diharapkan dengan penggalakan KADARZI maka akan terdapat efek "Snow Ball'
yang membuat seluruh masyarakat sadar akan pentingnya memperhatikan gizi
keluarga.
1.4 Tujuan
Tujuan penulisan status IKM ini adalah menyampaikan alternatif
pemecahan masalah yaitu melalui pengoptimalan program KADARZI sebagai
motor sehingga mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penimbangan
bulanan bayi dan balitanya sebagai upaya deteksi dini keadaan gizi.