Upload
amelia-dns
View
34
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Kecelakaan merupakan kejadian tidak terduga dan tidak diinginkan yang
disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor dan dapat menimbulkan kerugian
pada manusia berupa injury, kesakitan, kematian, kerusakan properti, ataupun
gangguan pada proses kerja. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu
dipahami terkait dengan pendefinisian accident (kecelakaan). Bird dan Germain
(1990) mengungkapkan tiga aspek penting dalam pemahaman accident, yaitu:
a. Dampak yang ditimbulkan kecelakaan tidak hanya cedera, tetapi juga
kesakitan, seperti gangguan mental, saraf, ataupun gangguan sistemik
akibat pajanan.
b. Terdapat perbedaan antara definisi “injury” dan “accident”, dimana injury
disebabkan oleh accidents, tetapi tidak semua accident menyebabkan
injury.
c. Apabila ada kejadian yang mengakibatkan kerusakan properti atau fasilitas,
serta gangguan proses kerja, tetapi tidak menyebabkan injury, maka
kejadian tersebut tetap dikategorikan sebagai accident.
Di negara maju, kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama
kematian untuk semua kelompok umur, kecuali untuk mereka yang sangat tua.
Gejala ini pun sekarang dialami oleh negara-negara berkembang. Pengamatan
umum menunjukan, bahwa tingkat keselamatan lalu lintas meningkat seiring
naiknya tingkat kepemilikan kendaraan. Tingkat keselamatan disini diukur dengan
banyaknya jumlah korban.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui angka kejadian kecelakaan di RSUP Sanglah periode
Januari 2012 sampai Desember 2012
1
I.3 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui Angka kecelakaan periode Januari 2012 sampai
Desember 2012
Untuk mengetahui Angka Jenis Kelamin terbanyak pada kecelakaan
periode Januari 2012 sampai Desember 2012
Untuk mengetahui Angka Usia terbanyak pada kecelakaan periode Januari
2012 sampai Desember 2012
Untuk mengetahui Angka lokasi trauma pada jenis kecelakaan periode
Januari 2012 sampai Desember 2012
1.4 MANFAAT PENELITIAN
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 . Kecelakaan Lalu Lintas
1. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas
Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan
sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedang yang
dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan
bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan atau barang yang berupa jalan dan
fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu
lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur,
nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas danrekayasa lalu lintas.
Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan
menyangkut arah lalu lintas, perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas,
jalur lalu lintas dan pengendalian arus dipersimpangan.
Kecelakan adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka
dan tidak disengaja melibatkan kendaraan yang sedang bergerak dengan atau
tanpa pengguna jalan lainya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian
harta benda.
Korban kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
disebutkan dalam Pasal 93 ayat (2), antara lain;
a. Korban mati
b. Korban luka berat
c. Korban luka ringan
Korban mati (Fatality), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah
korban yang pasti mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka
waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. (ayat 3). Sedangkan
Kecelakaan disebut fatal apabila menimbulkan korban jiwa/meninggal dunia,
(Warpani, 2002; 118).
Korban luka berat (Serious Injury), sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau
harus dirawat dalam jangka waktu 30 hari sejak terjadi kecelakaan. (ayat 4).
3
Korban luka ringan (Light Injury), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
adalah korban yang tidak masuk dalam pengertian diatas, (ayat 3) dan (ayat 4).
Secara teknis kecelakaan lalu lintas didefinisikan sebagai suatu
kejadian yang disebabkan oleh banyak faktor yang tidak sengaja terjadi
(Random Multy Factor Event). Dalam pengertian secara sederhana, bahwa
suatu kecelakaan lalu lintas terjadi apabila semua faktor keadaan tersebut
secara bersamaan pada satu titik waktu tertentu bertepatan terjadi. Hal ini
berarti memang sulit meramalkan secara pasti dimana dan kapan suatu
kecelakaan akan terjadi.
Pengertian lain yang bersifat filosofis merumuskan sebagai suatu
kejadian yang jarang terjadi, bersifat acak, melibatkan banyak faktor (multi
faktor), didahului oleh situasi dimana satu orang atau lebih melakukan
kesalahan dalam mengantisipasi kondisi lingkungan.
2. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan
Secara umum ada tiga faktor utama penyebab kecelakaan; Faktor
Pengemudi (Road User), Faktor Kendaraan (Vehicle), Faktor Lingkungan
Jalan (Road Environment). Kecelakaan yang terjadi pada umumnya tidak
hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan hasil interaksi antar faktor
lain.
Hal-hal yang tercakup dalam faktor-faktor tersebut antar lain:
a. Faktor Pengemudi; kondisi fisik (mabuk, lelah, sakit, dsb), kemampuan
mengemudi, penyebrang atau pejalan kaki yang lengah, dll.
b. Faktor Kendaraan ; kondisi mesin, rem, lampu, ban, muatan, dll.
c. Faktor Lingkungan Jalan ; desain jalan (median, gradien, alinyemen, jenis
permukaan, dsb), kontrol lalu lintas (marka, rambu, lampu lalu lintas), dll.
d. Faktor Cuaca ; hujan, kabut, asap, salju, dll. Pada dasarnya faktor-faktor
tersebut berkaitan atau saling menunjang bagi terjadinya kecelakaan.
Namun, dengan diketahuinya faktor penyebab kecelakaan yang utama
dapat ditentukan langkah-langkah penanggulangan untuk menurunkan
jumlah kecelakaan.
4
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya faktor penyebab
kecelakaan dapat dikomposisikan dalam tabel 2.1 berikut :
3. Klasifikasi Kecelakaan Lalu lintas
Klasifikasi yang seragam dari kecelakaan lalu lintas akan memberikan
arah hasil statistik kecelakaan yang seragam pula. Kadiyali didalam Karmawan
(1990) membagi kecelakaan menjadi :
a. Berdasarkan korban kecelakaan :
Kecelakaan luka fatal yaitu kecelakaan yang mengakibatkan seseorang
atau lebih meninggal dunia.
Kecelakaan luka berat yaitu kecelakaan yang mengakibatkan seseorang
mengalami luka berat.
Kecelakaan luka ringan yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
seseorang mengalami luka ringan.
b. Berdasarkan posisi kecelakaan :
Tabrakan secara menyudut (Angle), terjadi antara kendaraan yang
berjalan pada arah yang berbeda tetapi juga bukan pada arah yang
berlawanan.
5
Menabrak bagian belakang (Rear End), kendaraan yang menabrak
bagian belakang kendaraan lain yang berjalan pada arah yang sama.
Menabrak bagian samping/menyerempet (Side Swipe), kendaraan
menabrak kendaraan lain dari bagian samping sambil berjalan pada
arah yang sama ataupun berlawanan.
Menabrak bagian depan (Head On), tabrakan antara kendaraan yang
berjalan pada arah yang berlawanan.
Menabrak secara mundur (Backing), kendaraan menabrak kendaraan
lain pada waktu kendaraan tersebut mundur.
c. Berdasarkan cara terjadinya kecelakaan :
Hilang kendali/selip (Running off road).
Tabrakan di jalan (Collision On Road).
Dengan pejalan kaki.
Dengan kendaraan lain yang sedang berjalan
Dengan kendaraan yang sedang berhenti.
Dengan kereta, binatang, dll.
4. Kerugian Akibat Kecelakaan
Kerugian yang diderita akibat terjadinya kecelakaan antara lain:
1) Kerusakan kendaraan dan isinya
2) Biaya rumah sakit dan pengobatannya
3) Jasa polisi dan pelayanan darurat
4) Kerusakan lainnya (rumah dll.)
5) Kehilangan anggota badan (tangan, kaki,dll.)
6) Kehilangan nyawa atau meninggal.
Kerugian nomor 1 sampai 4 tersebut diatas adalah kerugian yang dapat
dihitung dengan mudah, namun untuk nomor 5 dan 6 kerugiannya sangat sulit
dihitung karena sangat tergantung pada tingkat produktifitas (nilai waktu) dari
korban.
6
II.2 Kecelakaan Kerja
1. Pengertian kecelakaan kerja
Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr adalah
kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada
manusia dan harta benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek
yang ditimbulkan (Frank Bird Jr and George L Germain, “Practical Loss
Control Leadership”, Institute Publishing, USA 1990) :
a) Accident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan
kerugian baik bagi manusia maupun terhadap harta benda
b) Incident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang belum
menimbulkan kerugian
c) Near miss : adalah kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian
ini hampir menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
Sedangkan berdasarkan sumber UU No 1 Tahun 1970 kecelakaan
kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki,
yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktifitas dan dapat
menimbulkan kerugian baik korban manusia atau harta benda.
UU No. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja, kecelakaan
kerja adalah kecelakaan terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui. Berdasarkan McCormick Jr (1985) kecelakaan adalah suatu kejadian
atau peristiwa tidak terduga atau bertentangan dengan yang diharapkan pada
suatu aktifitas proses produksi.
Dari ketiga pengertian kecelakaan yang dijabarkan para ahli
keselamatan kerja dan berdasarkan undang – undang mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja dapat terlihat ada 3 aspek utama dari kecelekaan :
a. Keadaan apapun yang membahayakan pada tempat kerja maupun
dilingkungan kerja. Hazard ini untuk manusia menimbulkan cedera
(injury) dan sakit (illness)
7
b. Cedera dan sakit adalah hasil dari kecelakaan akan tetapi
kecelakaan tidak terbatas pada cedera atau sakit saja.
c. Jika dalam suatu kejadian menyebabkan kerusakan atau kerugian
(loss) tetapi tidak ada cedera pada manusia, hal ini termasuk juga
kecelakaan. Kecelakaan dapat menyebabkan hazard pada orang,
kerusakan pada peralatan atau barang dan terhentinya proses
pekerjaan
2. Efek Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan dapat menimbulkan kerugian berupa cedera
atau kematian pada pekerja, harta benda (properti), kerusakan lingkungan,
proses. Kerugian dapat menimpa diri pekerja dan keluarga, perusahaan,
masyarakat dan pemerintah (Imam khasani, 1991).
Berikut adalah pengaturan mengenai kecelakaan kerja berdasarkan
Undang-Undang Kecelakaan 1947 :
Bagian I. Aturan-aturan umum.
Pasal 1
1. Di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, majikan berwajib
membayar ganti kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan
berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan itu, menurut yang
ditetapkan dalam Undang-undang ini.
2. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai
kecelakaan.
3. Jikalau buruh meninggal dunia karena akibat kecelakaan yang
demikian itu, maka kewajiban membayar kerugian itu berlaku terhadap
keluarga yang ditinggalkannya.
4. Jikalau hak atas perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan itu
beralih pada majikan lain, buruh dan keluarga buruh yang ditinggalkan
tetap mempunyai hak-hak seperti yang ditetapkan dalam undang-
undang ini yang harus dipenuhi oleh majikan baru.
8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan data-data kecelakaan yang terjadi selama periode 01
Januari sampai dengan 25 Desember 2012 yang telah kami kumpulkan pada
bagian Forensik RSU Pusat Sanglah, maka dapat kami simpulkan seperti
dalam tabel berikut :
Tabel 1.1 Total Jumlah Angka Kejadian Kecelakaan Periode Januari –
Desember 2012 Berdasarkan Jenis Kecelakaan.
Jenis Kecelakaan Jumlah Kasus
Kecelakaan Lalu Lintas 78
Kecelakaan Lain 4
Kecelakaan Kerja 43
Total Kasus Kecelakaan 125
Grafik 1.1Grafik Presentase Perbandingan Angka Kecelakaan
Berdasarkan Jenis Kecelakaan
62%
3%
34%
KLL
KL
KK
9
Tabel 1.2 Angka kejadian Kecelakaan Periode Januari – Desember
2012 Berdasarkan Jenis Kecelakaan yang dialami, Jenis Kelamin, Usia dan
Lokasi Trauma yang Diderita Korban.
Jenis Evaluasi Jenis KecelakaanJumlah
KasusKLL KL KK
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
58 4 35 97
20 - 8 28
Usia
Dewasa
Anak-anak
12 - 6 18
65 4 36 105
Lokasi Trauma
R. Cranialis
R. Thorakhalis
R. Abdominalis
R. ekstremitas
Multiple Trauma
45 3 24 72
3 - - 3
4 - - 4
- - - -
27 1 17 45
Kelamin, Usi
III.2. Pembahasan
Dari data diatas dapat diinterpretasikan dari beberapa aspek penilaian :
1. Angka kecelakaan terbanyak yang terjadi selama periode Januari –
Desember 2012 adalah kecelakaan lalulintas dengan angka kejadian 63%
yaitu 78 kasus. Sedangkan kecelakaan kerja dan kecelakaan lain
berturut-berturut adalah 43 kasus dan 4 kasus.
2. Dari total angka kejadian kecelakaan lalu lintas yang terjadi yaitu
sebanyak 78 kasus, 58 kasus siantaranyya terjadi pada laki-laki dan 20
10
kasus lain terjadi pasa perempuan, 12 kasus terjadi pasa dewasa dan 66
kasus lainnya terjadi pada anak-anak (dengan batasan anak-anak dalam
hal ini adalah <18 tahun), dengan lokasi trauma terbanyak berturut-turut
adalah trauma Crainalis, Multiple trauma, Abdominal dan Thorakhal
dengan angka kejadian sebanyak 43, 27, 4 dan 3 kasus.
3. Pada kecelakaan kerja dengan jumlah total 43 kasus, 35 kasus
diantaranya terjadi pada laki-laki dan 8 diantaranya terjadi pada
perempuan. Sedangkan pada usia dewasa terjadi pada 6 kasus dan 36
kasus lainnya terjadi pada anak-anak. Dengan sebaran lokasi trauma
meliputi 24 kasus trauma cranialis dan 17 kasus multiple trauma.
4. Pada kecelakaan lain; adapun kecelakaan lain yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah segala kecelakaan yag terjadi dengan penyebab
selain kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja atau bunuh diri; terjadi
sebanyak 4 kasus dengan kesemuanya adalah laki-laki dan usia anak-
anak, dengan sebran trauma, 3 trauma pada cranialis dan 1 trauma
lainnya merupakan multiple trauma.
11
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun beberapa kesimpulan yang bisa didapatkan dari penelitian diatas adalah :
Angka kejadian kecelakaan yang meliputi kecelakaan lalu lintas, kecelakaan
kerja dan kecelakaan lain yang terjadi di RSU Pusat SANGLAH selama
periode 01 Januari 2012 – 25 Desember 2012 adalah sebanyak 125 kasus.
Kasus terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas dengan 78 kasus, kecelakaan
kerja sebanyak 43 kasus dan kecelakaan lain sebanyak 4 kasus.
Dari 125 kasus kecelakan yang terjadi baik kecelakan lalu lintas, kecelakan
kerja maupun kecelakaan lain, korban terbanyak berdasarkan jenis kelamin
adalah laki-laki yaitu pada 97 kasus kecelakaan. Korban terbanyak
berdasarkan usia adalah anak-anak dengan jumlah 105 kasus dan sebaran
trauma terbanyak adalah trauma daerah cranialis.
12