34
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruh seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Menurut Stuart (2006), alam perasaan adalah perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehifupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh sindroma depresif sebagian atau total dan ditandai engan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari. Gangguan alam perasaan depresi dapat disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit yaitu, natrium dan kalium di dalam neuron (gibbsons, 1960) di kutip dari Townsend, M.C 1995). Neurotransmitter yang ada di system syaraf pusat dan perifer juga memiliki implikasi pada psikiatrik. Transmisi monoamin seperti neropinefrin, dopamine dan serotonin berimplikasi pada etiologi gangguan emosi tertentu seperti gangguan alam perasaan: depresi dan mania. Norepinefrin dan dopamine mempunyai implikasi menurunkan derajat depresi dan meningkatkan derajat mania sedangkan serotonin memiliki implikasi menurunkan kadar depresi (Suliswati,2005). Dari penjelasan di atas penting untuk kita ketahui mengenai terjadinya mania oleh karena mania memiliki psikopatologi yang tidak jauh berbeda dengan depresi, sehingga berdasarkan uraian-uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar asuhan keperawatan 1

BAB I - III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Depresi dan mania

Citation preview

Page 1: BAB I - III

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruh

seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Menurut Stuart (2006), alam

perasaan adalah perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh

kepribadian dan fungsi kehifupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai oleh

sindroma depresif sebagian atau total dan ditandai engan kehilangan minat terhadap

aktivitas sehari-hari.

Gangguan alam perasaan depresi dapat disebabkan karena ketidakseimbangan

elektrolit yaitu, natrium dan kalium di dalam neuron (gibbsons, 1960) di kutip dari

Townsend, M.C 1995). Neurotransmitter yang ada di system syaraf pusat dan perifer

juga memiliki implikasi pada psikiatrik. Transmisi monoamin seperti neropinefrin,

dopamine dan serotonin berimplikasi pada etiologi gangguan emosi tertentu seperti

gangguan alam perasaan: depresi dan mania. Norepinefrin dan dopamine mempunyai

implikasi menurunkan derajat depresi dan meningkatkan derajat mania sedangkan

serotonin memiliki implikasi menurunkan kadar depresi (Suliswati,2005).

Dari penjelasan di atas penting untuk kita ketahui mengenai terjadinya mania oleh

karena mania memiliki psikopatologi yang tidak jauh berbeda dengan depresi, sehingga

berdasarkan uraian-uraian di atas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep

dasar asuhan keperawatan dengan gangguan alam perasaan (mania) untuk menunjang

pembelajaran pada sistem neurobehavior II yang akan berguna dalam melakukan asuhan

keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari gangguan alam perasaan dan depresi ?

2. Apa gangguan alam perasaan dan depresi ?

3. Apa tanda dan gejala dari gangguan alam perasaan ?

4. Bagaimana Patofisiologi dari gangguan alam perasaan?

5. Apa saja rentang respon emosional dari gangguan alam perasaan?

6. Bagaimana perilaku mekanisme koping dari gangguan alam perasaan?

7. Apa perbedaan depresi dan mania ?

1

Page 2: BAB I - III

8. Apa saja terapi pada depresi?

9. Apa saja pengobatan medikamentosa pada pasien depresi?

10. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari gangguan alam perasaan?

1.4 Tujuan

Tujuan Umum

Setelah mengikuti seminar tentang gangguan alam perasaan ini peserta diharapkan

mampu untuk mengetahui, melaksanakan dan memahami gangguan alam perasaan

beserta asuhan keperawatannya

Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian dari gangguan alam perasaan dan depresi ?

2. Mengetahui etilogi gangguan alam perasaan dan depresi ?

3. Mengetahui tanda dan gejala dari gangguan alam perasaan ?

4. Mengetahui Patofisiologi dari gangguan alam perasaan?

5. Mengetahui rentang respon emosional dari gangguan alam perasaan?

6. Mengetahui perilaku mekanisme koping dari gangguan alam perasaan?

7. Mengetahui perbedaan depresi dan mania ?

8. Mengetahui terapi pada depresi?

9. Mengetahui pengobatan medikamentosa pada pasien depresi?

10. Mengetahui Asuhan Keperawatan dari gangguan alam perasaan?

2

Page 3: BAB I - III

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN PENDAHULUAN

2.1.1 Pengertian

Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati) dengan manifestasi

gejala-gejala mania dan depresi. seseorang dengan gangguan alam perasaan biasanya

akan didapat suatu keadaan sedih, ketakutan, putus asa, gembira berlebihan dan khawatir

(Keliat B.A. 1999)

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan

kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan

motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar. (Standar Asuhan

Keperawatan Jiwa, DEPKES).

Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang di tandai dengan adanya alam

perasaan yang meluas, meningkat, bersemangat atau mudah tersinggung. Respon ini

dapat di tunjukkan dengan prilaku hiperaktif, banyak bicara, tertawa berlebihan dan

penyimpangan.( Rachmawati N. 2002).

Depresi dapat disebut melankolis adalah suatu keadaan dan berduka yang

berkepanjangan atau abnormal. ( Rachmawati N. 2002).

Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih dari empat

minggu, yang disertai perilaku dari perubahan tidur, gangguan konsentrasi, iritabilitas,

sangat cemas, kurang bersemangat, sering menangis, waspada belebihan, pesimis,

merasa tidak berharga, dan mengantisipasi kegagalan. (DSM-IV-TR, 2000 dalam

Videback, 2008, hal.388)

2.1.2 Etiologi

a. Kekecewaan

Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi

jengkel tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta untuk diri

sendiri lebih besar dan pada cinta pada orang lain yang menghimpun kita, kita akan

terluka, tidak senang dan cepat kecewa, hal ini langkah pertama depresi jika luka itu

direnungkan terus-menerus akan menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.

3

Page 4: BAB I - III

b. Kurang Rasa Harga Diri

Ciri-ciri universal yang lain dari orang yang depresi adalah kurangnya rasa harga

diri sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan menjadi ekstrim,

karena harapan-harapan yang realistis membuat dia tak mampu merestor dirinya

sendiri hal ini memang benar khususnya pada individu yang ingin segalanya

sempurna yang tak pernah puas dengan prestasi yang dicapainya

c. Perbandingan yang tidak adil

Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai

lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka depresi

mungkin terjadi

d. Penyakit

Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organik contoh individu

yang mempunyai penyakit kronis seperti  ca. mamae, DM dengan luka gangren,

morbus hansen  dapat menyebabkan depresi.

e. Aktivitas Mental yang  Berlebihan

Orang  yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.

f. Penolakan

Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu tak

terpenuhi maka terjadilah depresi.

2.1.3 Tanda dan Gejala

a. Mania 

Tanda dan gejala dengan mania (Stuart & Sundeen, 1995)

a. Afektif : gambaran berlebihan, peningkatan harga diri, tidak tahan

kritik.

b. Kognitif : ambisi mudah terpengaruh, mudah beralih perhatian, waham

kebosanan, flight or idea.

c. Fisik : gangguan tidur, nutrisi tidak adekuat, peningkatan aktivitas,

dehidrasi.

d. Tingkah laku : agresif, aktivitas motorik meningkat, kurang perawatan, seks

berlebihan dan bicara bertele-tele

4

Page 5: BAB I - III

b. Depresi

Tanda dan gejala dengan depresi (Stuart & Sundeen, 1995)

2.1.4

Patopsikologi

Alam perasaan adalah kekuatan / perasaan hati yang mempengaruhi seseorang

dalam jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya berada dalam afek yang tidak

stabil tapi tidak berarti orang tersebut tidak pernah sedih, kecewa, takut, cemas, marah

dan sayang, emosi ini terjadi sebagai kasih sayang seseorang terhadap rangsangan yang

diterimanya dan lingkungannya baik internal maupun eksternal. Reaksi ini bervariasi

dalam rentang dari reaksi adaptif sampai maladaptive.

1) Penyebab Terjadinya Depresi

Penyebab utama depresi pada umumnya adalah rasa kecewa dan kehilangan. Tak ada

orang yang mengalami depresi bila kenyataan hidupnya sesuai dengan keinginan dan

harapannya.

a) Kekecewaan

b) Kurang Rasa Harga Diri

c) Perbandingan yang Tidak Adil

d) Penyakit

e) Aktivitas Mental yang Berlebihan

5

Afektif Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah,

perasaan ditolak, perasaan bersalah, meras tidak berdaya, putus

asa, merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak berharga.

Kognitif Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi,

hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran

merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis.

Fisik Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan,

konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepal, pusing, insomnia, nyeri dada,

over acting, perubahan berat badan, gangguan selera makan,

gangguan menstruasi, impoten, tidak berespon terhadap seksual.

Tingkah laku Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas,

kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable,

berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.

Page 6: BAB I - III

f) Penolakan

Menurut Nanda (2005-2006) adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan sedih

kronis adalah :

1) Kematian orang yang dicintai

2) Pengalaman sakit mental/ fisik kronis, cacat (retardasi mental, sklerosis multiple,

prematuritas, spina bifida, kelainan persalinan, sakit mental kronis, infertilitas,

kanker, sakit Parkinson)

3) Pengalaman satu atau lebih kejadian yang memicu (krisis dalam manajemen

penyakit, krisis berhubungan dengan stase perkembangan, kehilangan kesempatan

yang dapat meningkatkan perkembangan, norma social atau personal)

4) Ketergantungan tak henti pada pelayanan kesehatan dengan mengingat

kehilangan.

2.1.5 Rentang Respon Emosinal

Menurut Purwaningsih (2009) Reaksi Emosi dibagi menjadi dua yaitu :

1. Reaksi Emosi Adaptif

Merupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang terhadap rangsangan

yang diterima dan berlangsung singkat. Ada dua macam reaksi adaptif :

a. Respon emosi yang responsive

Keadaan individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang ini

individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.

b. Reaksi kehilangan yang wajar

Merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang

mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita dari

kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya bersedih, berhenti

kegiatan sehari-hari, takut pada diri sendiri, berlangsung tidak lama.

2. Reaksi Emosi Maladaptif

6

Page 7: BAB I - III

Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan, respon ini dapat

dibagi 3 tingkatan, yaitu :

1. Supresi

Tahap awal respon emosional maladaptive, individu menyangkal, menekan

atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap lingkungan.

2. Reaksi berduka yang memanjang

Reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap

dan memanjang, tetapi tidak nampak reaksi emosional terhadap kehilangan.

Reaksi berduka yang menajang ini dapat terjadi beberapa tahun.

3. Mania/Depresi

Merupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal melalui

intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi social. Responsif

adalah respon emosional yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang

ini individu dapat berpartisipi dengan dunia eksternal dan internal.

 

2.1.6 Perilaku dan Mekanisme Koping

Perilaku yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran utama

dari mania adalah perbedaan intensitas psikofisiologikal yang tinggi. Pada keadaan

depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi. Mekanisme

koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan

supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat. Depresi, yaitu perasaan berduka

yang belum digunakan adalah represi, supresi, denial dan disosiasi. Tingkah laku mania

merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang

efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.

2.1.7 Perbedaan Mania dan Depresi

Mania dan depresi merupakan fokus bahasan pada makalah ini. Kedua hal ini

merupakan respon emosi yang mal adaptif berat dan dapat dikenal melalui intensitas,

rembetan, terus-menerus dan pengaruhnya pada fungsi sosial dan fisik individu. Istilah

depresi dipakai untuk tanda dan gejala keadaan klinik sesungguhnya.

Gangguan alam perasaan menurut DSM –III R. Dibagi dalam dua kategori (dikutip

dari Wilson dan Kneisl,1987,hlm 428) yaitu :

1. Gangguan bipolar :

7

Page 8: BAB I - III

a. Gangguan bipolar (campuran manik,depresi)

b. Siklotimia.

2. Gangguan depresi

a. Major depresi ( satu episode,berulang).

b. Distimia.

Gangguan depresi ditandai perasaan sedih yang berlebihan,murung,tidak

bersemangat,merasa tidak di hargai,merasa kosong dan tidak ada harapan.berpusat

pada krgagalan dan menuduh diri,dan di sertai ide dan pikiran bunuh diri.klien tidak

berminat pada pemeliharaan diri dan pada aktivitas sehari-hari.

Gangguan mania ditandai oleh perasaan hati yang meningkat,meluas dan

mudah tersinggumg.klien tdk mengenal lelah,hyperaktif dan pada keadaan yang berat

disertai panik yaitu perilaku yang tidak terkontrol.

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam

perasaan( afektif,mood) yang di tandai kemurungan,kesedihan,kelesuan,kehilangan

gairah hidup,tidak ada semangat dan merasa tidak berdaya,perasaan bersalah atau

berdosa dan tidak berguna dan putus asa.gejala lain yang sering menyertai gangguan

mood adalah:

1. Sulit konsentrasi dan daya ingat menurun

2. Nafsu makan dan berat badan menurun

3. Gangguan tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan)di sertai mimpi-mimpi yang

tidak menyenangkan,misal: mimpi orang yang sudah meninggal.

4. Agitasi atau retardasi motorik (gelisah atau perlambatan gerakan motorik).

5. Hilang perasaan senang,semangat,minat dan meninggalkan hobby.

6. Kreatifetas dan produktifitas menurun.

7. Ganggua seksual (libido menurun)

8. Pikiran-pikiran tentang kematian dan bunuh diri.

Bila seseorang lebih rentan untuk menderita depresi di bandingkan orang

lain,biasanya yang bersangkutan mempunyai corak kepribadian sendiri.(diri

kepribadian depresif,) dengan ciri-ciri:

a. Mereka sukar untuk merasa bahagia, mudah cemas, gelisah dan kawatir, irritable,

tegang dan agitatif.

8

Page 9: BAB I - III

b. Mereka yang kurang percaya diri, rendah diri mudah mengalah dan lebih senang

untuk berdamai, menghindari konflik atau konfrontasi merasa gagal dalam usaha

atau sekolah lamban, lemah, lesu, atau sering mengeluh sakit ini dan itu.

c. Pengendalian dorongan dan impuls terlalu kuat menarik diri lebih suka menyisih

sulit ambil keputusan, enggan bicara, pendiam dan pemalu.

d. Suka mencela, mengeritik, menyalahkan orang lain atau menggunakan

mekanisme pertahanan penyangkalan.

2.1.8 Terapi Depresi

1. Terapi Individual

a. Eksplorasi perasaan kehilangan, dan fasilitasi proses berduka.

b. Diskusikan perilaku mengalahkan diri, harapan yang tidak realistis,dan

kemungkinan distorsi dari realita.

c. Kaji bagaimana distorsi kognitif pada klien turut menyebabkan depresi.

d. Dorong pengungkapan rasa frustasi,marah,dan putus asa.

e. Upayakan untuk mengubah pola berpikir negatif otomatis tentang diri, orang

lain, lingkungan, dan masa depan.

f. Beri kesempatan kepada klien, seperti berdiskusi dan bermain peran untuk

menyelesaikan masalah interpersonal.

g. Monitor masalah-masalah fisiologis yang diinduksi atau diperburuk oleh

depresi.

h. Dorong diskusi tentang seksualitas sehingga klien dapat menceritakan

kekhawatiran, mengetahui bagaimana depresi mempengaruhi libido, dan

menyadari bahwa hasrat seksual biasanya kembali muncul jika depresi

menurun.

2. Terapi Keluarga

a. Kaji fungsi keluarga, pola komunikasi, peran yang diharapkan, keterampilan

menyelesaikan masalah, dan stresor.

b. Dapatkan informasi dari masing-masing anggota keluarga tentang situasi

keluarga saat ini.

c. Tentukan bagaimana konflik atau krisis ditangani, dan evaluasi dukungan

anggota keluarga yang satu terhadap yang lain.

d. Kaji tingkat ketertutupan dan ketidakpedulian anggota keluarga.

9

Page 10: BAB I - III

e. Fokuskan pada mengidentifikasi dan mengintervensi distorsi kognitif yang

mengganggu fungsi keluarga yang sehat.

f. Ajarkan anggota keluarga tentang keterampilan komunikasi, penyelesaian

masalah, pengelolaan stres, dan ekspresi perasaan yang konstruktif.

g. Fasilitasi pengungkapan ansietas, rasa marah,rasa tidak berdaya dan rasa

bermusuhan, dan ajarkan cara-cara untuk mengatasi secara efektif aspek-aspek

yang mengancam pada situasi saat ini.

h. Kaji perasaan bersalah dan menyalahkan yang mungkin terjadi akibat

pandangan yang tidak realistis terhadap situasi krisis.

2.1.9 Pengobatan Medikamentosa

a. Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang

menderita gangguan bipolar.

b. Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas

hebat dan untuk menangani perilaku manik.

c. Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannya dalam antimanik.

d. Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam

(Antivan), kadang-kadang digunakan untuk klien yang menderita episode manik

akut dan untuk klien yang sulit ditangani.

e. Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar siklus

cepat,

Tiga fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam panel

Pedolaman Depresi adalah fase akut, fase lanjut, dan fase pemeliharaan. Dalam fase

akut gejalanya ditangan, dosis obat dsisesuaikan untuk mencegah efek yang

merugikan, dan klien diberikan penyuluhan.pada fase lanjut klien dimonitor pada

dosis efektif untuk mencegah terjadinya kambuh. Pada fase pemeliharaan, seorang

klien yang berisiko kambuh seringkali tetap diberi obat baahkan selama waktu

remisi. Untuk klien yang dianggap tidak berisikotinggi mengalami kambuh,

pengobatan dihentikan.

1. Selsctive serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) terbukti sudah sangat berguna

untuk menangani depresi, terutama karena obat tersebut lebih sedikit memiliki

efek antikolinergik yang merugikan, lebih sedikit toksisitas jantung, dan reaksi

10

Page 11: BAB I - III

lebih cepat daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin

(MAO)

2. Trisiklik dan inhibitor MAO, generasi pertama antidepresan, jarang digunakan

sejak adanya SSRI dan SSRIs atipikal.

3. Antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk menangani gangguan tidur dan

ansietas sedang.

4. Dokter dapat memprogramkan, tetapi elektrokonvulsif(ECP) jika terdapat

depsresi hebat, klien sangat ingin mealkukan bunuh diri, atau jika klien tidak

berespon terhadap protokol pengobatan antidepresan.

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor

presdisposisi,perubahan perilaku, sumber stressor, mekanisme koping, sumber

koping dan penilaian stressor.

1. Factor predisposisi dan factor presipitasi yaitu:

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor Genetik

Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam

perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam

perasaan meningkat pada kembar monozigote.

2) Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri

Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah

yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan

objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik

menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan

perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)

3) Teori Kehilangan

11

Page 12: BAB I - III

Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan

orangtua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi

kehilangan.

4) Teori Kepribadian

Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan

seseorang mengalami mania.

5) Teori Kognitif

Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang

dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa

depan.

6) Model Belajar Ketidakberdayaan

Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri

lalu menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian

individu timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan

kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang

adaptif.

7)     Model Perilaku

Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya

reinforcemant positif selama berinteraksi dengan lingkungan.

8)     Model Biologis

Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi

perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya

endokrin dan hipersekresi kortisol.

b. Faktor presipitasi

Ada empat faktor yang menyababkan gangguan alam perasaan :

1. Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan,termasuk kehilangan

cinta seseorang,fungsi tubuh,status atau harga diri.

2. Banyaknya peran dan konflik peran mempengaruhi berkembangnya depresi

terutama pada wanita

3. Kejadian penting dalam kehidupan,sering kali sebagai keadaan yang

mempengaruhi episode depresi dan mempunyai dampak pada individu untuk

menyelesaikan masalah.

12

Page 13: BAB I - III

4. Sumber koping termasuk status sosial ekonomi,keluarga,hubungan

interpersonal dan organisasi kemasyarakatan.

2. Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang di gunakan pada reaksi berduka yang tertunda adalah

penyangkalan dan supresi yang berlebihan unyuk menghindari distress hebat yang

berhubungan dengan berduka. Pada depresi menggunakan mekanisme denial,

represi, supresi dan disosiasi. Mania merupakan cerminan dari depresi walaupun

perilajunya tidak sama namun dinamika dan mekanisme koping yang digunakan

saling berhubungan.

3. Perilaku.

Pasien mania sering tidak mengeluh gejala-gejala mereka. Beberapa pasien

merasa terlalu senang dan gembira sehingga tidak mengeluh; pasien lainnya angitasi

dan tidak senang tetapi memperhatikan perilaku yang berlebihan. Pada pasien

depresi cukup banyak yang mengeluhkan depresinya, tetapi ada juga yang tidak

mengeluh.

4. Sumber koping

Sumber yang dapat menjadi individu yaitu keluarga,sekelompok sosial, status

sosial-ekonimi, dan lingkungan. Kurangnya sistem pendukung tersebut dapat

meningkatkan stress personal.

2.2.2 Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan yang berhubungan dengan respon emosional adalah

1. Ketidakberdayaan

2. Berduka disfungsional

3. Keputusasaan

4. Resiko tinggi terhadap cedera

5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

6. Defisit perawatan diri

7. Gangguan pola tidur

8. Resiko mencederai diri

13

Page 14: BAB I - III

2.2.3 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi mencederai diri berhubungan dengan harga diri rendah, koping

individu tidak efektif.

2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

selera makan.

3. Risiko mencederai diri berhubungan dengan gangguan mental depresi.

4. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

5. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri (harga diri

rendah)

6. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan kegagalan

7. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tingkat percaya diri tidak adekuat

dalam kemampuan koping

8. Putus asa berhubungan dengan stress berkepanjangan

9. Defisit perawatan diri (mandi/personal higine) berhubungan dengan menurunnya

motivasi 8

10. Defisit perawatan diri (makan) berhubungan dengan menurunnya motivasi

2.2.4 Perencanaan

Diagnosis keperawatan untuk depresi : Resiko tinggi mencederai terhadap diri sendiri

Kemungkinan penyebab

a) Nyeri emosional

b) Depresi atau tidak mampu mengekspresikan kemarahan atau rasa gusar

c) Perubahan biokimia

d) Riwayat penganiayaan

Ratasan karakteristik

a) Ekspresi rasa bersalah atau malu

b) Ekspresi rasa tidak berdaya atau putus asa

c) Perilaku mengalahkan diri

d) Mengungkapkan secara verbal adanya penyimpangan pikiran

 

NoTujuan Umum :

Setelah tindakan perawatan diterapkan, klien dapat berespon emosional yang adaptif dan

14

Page 15: BAB I - III

meningkatkan rasa puas serta senang yang dapat diterima oleh lingkungan.

Tujuan Khusus Tindakan Rasionalisasi

1 Klien terlindungi dari

dari upaya mencederai

diri sendiri atau bunuh

diri.

Rawat klien dirumah sakit bila ada

resiko bunuh diri yang tinggi

Klien dengan gangguan alam

perasaan berat berada dalam

resiko tinggi untuk melakukan

bunuh diri

2

Klien mampu

mengembangkan diri

Secara terus menerus evaluasi klien

terhadap kemungkinan melakukan

bunuh diri

Bantu klien untuk dapat beradaptasi

dengan lingkungan barunya.

Perubahan lingkungan dapat

melindungi klien, mengurangi

stress dan memberikan sumber

pengembangan baru

3

Klien mampu membina

hubungan terapeutik

dengan perawat .

Lakukan pendekatan yang hangat,

menerima klien apa adanya dan

bersifat empati

Mawas diri dan dapat

mengendalikan perasaan dan reaksi

diri perawat sendiri (misalnya rasa

marah, frustasi dan empat)

Klien depresi biasanya enggan

terlibat dalam hubungan

terapeutik. Diperlukan cara agar

klien dapat menerima dan

bertahan dalam hubungan

terapeutik.

4 Klien mampu 

mengenali dan

mengekspresikan

emosinya

Tunjukkan respon emosinal dan

menerima klien

Gunakan kemampuan

berkomunikasi.

Berikan respon empati dengan

berfokus pada perasaan bukan pada

kenyataan yang terjadi.

Mengaku kesedihan klien dan

Klien depresi mempunyai

kesul;itan dalam mengidentifikasi

dan mengekspresikan

perasaannya.

15

Page 16: BAB I - III

berikan harapan

Bantu klien untuk mengekspresikan

perasaannya.

Bantu klien untuk mengekspresikan

perasaan marahnya dengan tepat

Bantu klien untuk menurunkan

tingkat kecemasannya :

1. Sediakan waktu untuk berdiskusi

dan bina hubungan yang sifatnya

supportif.

2.Beri waktu untuk klien berespon.

3.Beri perawatan individu sebagai

manusia layaknya.

5 Klien mampu

memodifikasi pola

kognitif yang negatif

Diskusikan tentang masalah yang

dihadapi klien tanpa memintanya

untuk menyimpulkannya.

Identifikasi pemikiran yang negatif

dan Bantu untuk menurunkannya

melalui interupsi atau substitusi.

Bantu klien untuk meningkatkan

pemikiran yang positif.

Evaluasi ketepatan persepsi klien,

logika dan kesimpulan yang dibuat

klien.

Identifikasi persepsi klien yang

Memodifi memodifikasi pola

kognitif yang negatif akan

membantu meningkatkan

pengendalian diri,  tingkah laku

dan perubahan harga diri

16

Page 17: BAB I - III

tidak tepat, penyimpangan dan

pendapatnya yang tidak rasional

Bantu klien untuk dapat merubah

tujuan yang tidak realistis ketujuan

yang realistis.

Kurangi tujuan-tujuan yang tidak

mungkin dicapai.

Kurangi penilaian klien yang

negatif terhadap dirinya.

Bantu klien untuk menyadari nilai

yang dimilikinya atau perilakunya

dan perubahan yang terjadi.

6 Klien mampu untuk

aktif mencapai tujuan

yang realistik

Beri tanggung jawab untuk

melakukan terapi tindakan yang

terorientasi.

Beri dorongan kepada klien untuk

melakukan kegiatan secara teratur

atau beri kebebasan melakukan

kegiatan sehingga energi klien 

dapat disalurkan.

Persiapkan program yang dapat

dilakukan dengan baik.

Tetapkan tujuan yang realistis,

relevan dengan kebutuhan klien dan

minatnya serta difokuskan pada

Penampilan prilaku yang baik

akan mengurangi/menghilangkan

perasaan tak berdaya dan putus

asa.

17

Page 18: BAB I - III

kegiatan yang positif.

Fokuskan kegiatan pada saat ini,

bukan kegiatan pada masa lalu atau

masa dating

Beri pujian jika klien berhasil

melakukan kegiatan atau

penampilannya bagus

Pertahankan penampilan atau

kegiatan jika mungkin.

Buat jadwal exercise fisik dalam

rencana keperawatan.

7 Klien mampu untuk

melakukan hubungan

interpersonal

Kaji kemampuan klien untuk

bersosialisasi dan dukungan yang

diperlukan serta minat klien

Diskusikan sumber social yang ada

dan dapat digunakan.

Tunjukkan kemampuan bersosialisi

yang efektif.

Gunakan role play dalam

melakukan interaksi social.

Beri umpan balik dan pujian

terhadap kemampuan klien dalam

melakukan hubungan interpersonal

yang efektif.

Beri dorongan kepada klien untuk

Sosialisasi akan mengurangi

kesempatan untuk menarik diri

dan akan meningkatkan harga diri,

melalui pemanfaatan dari

dukungan lingkunagn yang tepat

dan menerima.

18

Page 19: BAB I - III

meningkatkan hubungan sosialnya

dalam lingkungan yang lebih luas.

Beri dorongan dengan penuh

kekeluargaan terhadap respon

emosional klien yang adaptif.

Beri dukungan dan libatkan dalam

terapi keluarga dan terapi kelompok

jika diperlukan.

8

Klien mampu

meningkatkan

kesehatan fisik dan

kesejahteraannya.

Lengkapi pengkajian tentang

kesehatan fisiologi klien.

Bantu klien untuk memenuhi

kebutuhan perawatan diri terutam

kebutuhan nutrisi, dan kebersihan

diri.

Anjurkan klien untuk dapat

melakukan pemenuhan kebutuhan

perawatan diri secara mandiri jika

memungkinkan.

Berikan terapi pengobatan.

Perawatan fisik dan terapi somatic

diperlukan untuk mengatasi

perubahan fisik yang terjadi

karena gangguan alam perasaan

 

2.2.5 Intervensi dan Rasional depresi :

1. Buat kontrak dengan klien untuk tidak bunuh diri. Tujuan utama kontrak adalah agar

klien mencari staf nakes jika timbul perasaan ingin bunuh diri dan lebih

membicarakan perasaan tersebut dari pada melaksanakannya. Tujuan lain adalah

agar tersedia waktu untuk mengeksplorasi beberapa alternatif bersama dengan klien.

Menegosiasikan kerangka waktu kontrak pencegahan bunuh diri bersama dengan

klien didasari pada kemampuan klien untuk bekerja sama dengan perawat.

2. Tentukan tingkat pencegahan bunuh diri yang diperlukan dan evaluasi ulang

kemungkinan bunuh diri dikegiatan sehari-hari. Seorang klien depresi dapat beresiko

19

Page 20: BAB I - III

besar melakukan bunuh diri jika terapi mengalami kemajuan dan tingkat energi

bertambah.

3. Cari adanya benda berbahaya pada barang pribadi milik klien. Tindakan ini

meningkatkan rasa aman dan mencegah klien agar tidak melukai diri dengan

meenggunakan barang pribadi.

4. Monitor klien secara ketat selama operan, waktu makan, dan jika staf nakes yang

tersedia lebih sedikit. Klien cenderung untuk melakukan bunuh dirijika anggota staf

sedang sibuk atau melakukan tugas ganda.

5. Dorong klien untuk mengekspresi perasaannya yang kuat kepada staf nakes. Klienn

memerlukan penguatan untuk mempelajari dan mempraktikan ekspresi perasaan

yang sesuai.

2.2.6 Evaluasi

1) Semua sumber pencetus stress dan persepsi klien dapat digali.

2) Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah dan hubungan interpersonal dapat

digali.

3) Perubahan pola tingkah laku dan respon klien tersebut tampak.

4) Riwayat individu klien dan keluarganya sebelum fase depresi dapat dievaluasi

sepenuhnya.

5) Tindakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya bunuh diri telah dilakukan.

6) Tindakan keperawatan telah mencakup semua aspek dunia klien.

7) Reaksi perubahan klien dapat diidentifikasi dan dilalui dengan baik oleh klien.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

20

Page 21: BAB I - III

 

1. Simpulan

Gangguan alam perasaan adalah gangguan afek ( suasana hati) dengan

manifestasi gejala-gejala mania dan depresi. seseorang dengan gangguan alam

perasaan biasanya akan didapat suatu keadaan sedih, ketakutan, putus asa, gembira

berlebihan dan khawatir (Keliat B.A. 1999).

1. Faktor predisposisi

a) Faktor genetic

b) Teori agresi berbalik pada diri sendiri

c) Teori kehilangan

2. Faktor presipitasi

a) Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan

b) Kejadian penting dalam kehidupan seseorang sebagai keadaan yang

mendahului episode depresi dan mempunyai dampak pada masalah saat ini dan

kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah

c) Banyaknya peran dan komplik peran, dilaporkan mempengaruhi

berkembangnya depresi, terutama pada wanita.

Pengobatan

1) Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang

menderita gangguan bipolar.

2) Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas

hebat dan untuk menangani perilaku manik.

3) Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannya dalam

antimanik.

4) Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam

(Antivan), kadang-kadangdigunakan untuk klien yang menderita episode

manik akut dan untuk klien yang sulit ditangani.

5) Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar

siklus cepat,

2. Saran

21

Page 22: BAB I - III

Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penangan masalah

keperawatan khusunya klien dengan Gangguan Alam Perasaan harus memiliki

pengetahuan yang luas dan tindakan yang dilakukan harus rasional sesuai gejala

penyakit dan asuhan keperawatan hendaknya diberikan secara komprehensif,

biopsikososial cultural dan spiritual.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: BAB I - III

Keliat B.A. 1999. “Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa”. Jakarta :

FIK-UI

Keliat B.A. 2005. “Proses Keperawatan Jiwa”. Jakarta : EGC

Marilynn E Doenges. 2006. “Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri”. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran: EGC

Gibbson Towsend , M C, 1995. “Kumpulan Keperawatan Jiwa”. Jakarta : Buku Kedokteran

23