5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Keberhasilan program imunisasi diukur dengan tenaga pelaksana imunisasi di Puskesmas sementara kinerja tenaga pelaksana imunisasi dipengaruhi oleh factor individu, factor psikologi dan factor organisasi yang terdiri dari kepemimpinan, supervise, sumber daya, kompensasi, struktur dan desain pekerjaan. 1 Kegiatan imunisasi di Indonesia dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar dimulai pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi cacar. Selanjutnya mulai dikembangkan vaksinasi antara cacar dan BCG. Pelaksanaan vaksinasi ini ditetapkan secara nasional pada tahun 1973. Bulan April 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO. Pada tahun 1972, juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tahu 1976 mulai dilakukan pengembangan imunisasi DPT di beberapa kecamatan yang didahului oleh Pulau Bangka di Sumatra Selatan. Tahun 1977 ditemukan sebagai fase persiapan Pengembangan Program Imunisasi (PPI). Tahun 1980 program imunisasi terus dikembangkan dengan mmeberikan tujuh jenis antigen yaitu, BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, TT dan DT. 2

Bab i Insyaallah Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penelitian polio iv IKM

Citation preview

Page 1: Bab i Insyaallah Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat Penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Keberhasilan program imunisasi diukur dengan tenaga

pelaksana imunisasi di Puskesmas sementara kinerja tenaga pelaksana imunisasi dipengaruhi

oleh factor individu, factor psikologi dan factor organisasi yang terdiri dari kepemimpinan,

supervise, sumber daya, kompensasi, struktur dan desain pekerjaan.1

Kegiatan imunisasi di Indonesia dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar dimulai pada

tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi cacar. Selanjutnya mulai

dikembangkan vaksinasi antara cacar dan BCG. Pelaksanaan vaksinasi ini ditetapkan secara

nasional pada tahun 1973. Bulan April 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO.

Pada tahun 1972, juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan

memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa

Timur. Tahu 1976 mulai dilakukan pengembangan imunisasi DPT di beberapa kecamatan yang

didahului oleh Pulau Bangka di Sumatra Selatan. Tahun 1977 ditemukan sebagai fase persiapan

Pengembangan Program Imunisasi (PPI). Tahun 1980 program imunisasi terus dikembangkan

dengan mmeberikan tujuh jenis antigen yaitu, BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, TT dan

DT.2

Sampai saat ini penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) masih merupakan

masalah kesehatan masyarakat di Indonesia sebagai penyebab utama kematian bayi dan anak.

Tujuan Program Imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan

yang disebabkan oleh PD3I dengan memberikan imunisasi kepada bayi sedini mungkin.2

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan

teerhadap penyakit polio. Penyakit polio masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia,

mengingat masih adanya kasus dan wabah polio di beberapa daerah di Indonesia.3

Walaupun angka kematian polio sangat kecil namun kecacatan yang ditimbulkan menjadi

beban yang sangat berat bagi penderita, keluarga, maupun masyarakat.3

Page 2: Bab i Insyaallah Fix

Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit polio, pemerintah telah

melaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio

secara rutin, pemberian imunisasi missal pada anak Balita melalui PIN (Pekan Imunisasi

Nasional) dan surveilans polio.4

Pemerintah Kabupaten Magelang sendiri memasukan program imunisasi ke dalam

Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam program P2M, termasuk di dalamnya adalah imuniasai

polio IV. Cakupan hasil kegiatan imunisasi polio IV di Puskesmas Grabag 1 sebesar 93%.

Cakupan hasil tersebut belum memenuhi target Dinas Kesehatan (Dinkes) yaitu sebesar 95%.

Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu dicari penyebab – penyebab masalah yang menimbulkan

rendahnya cakupan bayi yang mendapat imunisasi polio IV. Alasan penulis memilih Desa

Tlegorejo adalah karena Desa Tlegorejo memiliki jumlah persentasi yang rendah terhadap

jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio IV yaitu sebesar 65% terhitung dari bulan Januari –

September 2015 dibangdingkan dengan desa lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan cakupan jumlah bayi yang mendapat imunisasi Polio IV

belum mencapai target?

2. Bagaimana alternative pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab

permasalahan tersebut?

3. Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi, mengevaluasi, serta mencari pemecahan masalah

rendahnya cakupan hasil kegiatan imunisasi polio IV di Desa Tlegorejo, Kecamatan Grabag,

Kabupaten Magelang.

Page 3: Bab i Insyaallah Fix

1.3.2 Tujuan Khusus

1. mengindentifikasi jum;ah cakupan bayi yang mendapat imunisasi polio IV di Desa

Tlegorejo.

2. Mencari penyebab masalah imunisasi polio IV di Desa Tlegorejo

3. Menentukan penyebab masalah yang paling mungkin mengenai imunisasi polio IV di

Desa Tlegorejo

4. Mencari alternative pemecahan masalah mengenai imunisasi polio IV di Desa

Tlegorejo menggunakan pendekatan manajemen.

5. Menentukan pemecahan masalah terpilih mengenai imunisasi polio IV di Desa

Tlegorejo

6. Membuat plan of action dari pemecahan masalah terpilih mengenai imunisasi polio IV

di Desa Tlegorejo

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmi Kesehatan Masyarakat.

2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan di

dalam survey yang dilaksanakan

3. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat

1.4.2 Bagi Puskesmas

1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas mengenai cakupan imunisasi polio IV

2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya puskesmas dalam

hal cakupan imunisasi polioIV yang tidak berjalan dengan maksimal

3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternative penyelesaian terhadap masalah

cakupan imunisasi polio IV yang tidak berjalan dengan maksimal

Page 4: Bab i Insyaallah Fix

1.4.3 Bagi Masyarakat

1. Dari hasil laporan ini diharapkan pengetahuan ibu – ibu akan pentingnya imunisasi

polio IV sebagai imunisasi wajib yang diberikan kepada bayi baru lahir.