8
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel – sel serviks, kanker serviks dapat berasal dari sel – sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel – sel mulut rahim atau keduanya. Sel – sel ini tidak tiba – tiba berubah menjadi kanker. Sel – sel normal serviks karena pengaruh zat karsinogen ( zat yang dapat menyebabkan kanker ) dapat berkembang secara bertahap menjadi sel pra kanker dan kemudian berubah menjadi sel kanker (Nurwijaya. H. dkk, 2010). Penyebab kanker ini adalah virus HPV(Human Papilloma Virus). HPV merupakan virus DNA menginfeksi sel – sel epithelial (kulit dan mukosa). Virus ini berasal dari familia Papovaviridae dan genus Papillomavirus (Wijaya.D, 2010). Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual,tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun,umur nikah pertama kurang dari 20 tahun, merokok, frekuensi kawin 1 ganti-ganti pasangan, sosial ekonomi yang 1

BAB i kanker

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Page 1: BAB i kanker

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel – sel serviks, kanker

serviks dapat berasal dari sel – sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh

dari sel – sel mulut rahim atau keduanya. Sel – sel ini tidak tiba – tiba

berubah menjadi kanker. Sel – sel normal serviks karena pengaruh zat

karsinogen ( zat yang dapat menyebabkan kanker ) dapat berkembang secara

bertahap menjadi sel pra kanker dan kemudian berubah menjadi sel kanker

(Nurwijaya. H. dkk, 2010).

Penyebab kanker ini adalah virus HPV(Human Papilloma Virus). HPV

merupakan virus DNA menginfeksi sel – sel epithelial (kulit dan mukosa).

Virus ini berasal dari familia Papovaviridae dan genus Papillomavirus

(Wijaya.D, 2010). Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan

hubungan seksual,tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim

dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun,umur

nikah pertama kurang dari 20 tahun, merokok, frekuensi kawin 1 ganti-ganti

pasangan, sosial ekonomi yang rendah, lama pengunaan kontrasepsi oral dan

paritas yang banyak (Pradipta.B dan Sungkar.S 2007)

Risiko terjadinya kanker serviks akan meningkat dengan jumlah

kelahiran pada wanita. Dibandingkan dengan wanita nulipara, mereka yang

telah melahirkan satu atau dua anak memiliki 1,8 kali kemungkinan terkena

kanker, bagi mereka yang telah melahirkan 3 – 6 anak memiliki 2.6 – 2.8 kali

kemungkinan terkena kanker serviks dan 3.8 kali kemungkinan terkena

kanker serviks bagi mereka yang telah melahirkan 7 atau lebih (Munoz N et

all). Hal ini bisa disebabkan karena terjadi perlukaan pada leher rahim selama

persalinan, pengaruh hormonal selama kehamilan atau perubahan-perubahan

pada epitel leher rahim berbentuk silindris yang akan sangat banyak

mengalami perubahan pada wanita yang sering melahirkan (Nurwathon

Aulia.dkk,2009 )

1

Page 2: BAB i kanker

2

Analisis lanjut menemukan bahwa variabel paritas yang paling

berpengaruh terhadap kejadian kanker leher rahim, sehingga dianjurkan bagi

para wanita untuk mengikuti skrining kanker serviks untuk meminimalkan

risiko terjadinya kanker leher rahim. Metode skrining yang lazim digunakan

di Indonesia adalah skrining yang disebut test pap dan IVA (Inspection

Visual with Acetic Acid). Bentuk skrining lainnya adalah Liquid Based

Cytology ) atau LBC dan tes DNA-HPV (Nurwijaya.H.dkk, 2010)

Inspection Visual with Acetic Acid memiliki sensitivitas sampai 96%

dan spesifisitas 97% untuk program yang dilaksanakan oleh tenaga medis

yang terlatih. Hal ini menunjukan bahwa IVA memiliki sensitivitas yang

hampir sama dengan sitologi servik sehingga dapat menjadi metode skrining

yang efektif pada Negara berkembang seperti Indonesia. Teknik

pemeriksaanya adalah dengan mengaplikasikan asam asetat 3 – 5 % dengan

menggunakan aplikator kapas/sprai kecil untuk mengkoagulasikan dan

membersihkan mucus (Wiyono.S.dkk 2008).

Pelaksanaan skrining ini masih mengalami hambatan karena para wanita

yang enggan diperiksa karena ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut, dan faktor

biaya, sehingga kanker serviks masih merupakan penyebab kematian

terbanyak. Angka kejadian dan angka kematian akibat kanker servik di dunia

menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Kanker servik di negara

berkembang masih menempati urutan teratas (Rasjidi,I.2009).

Wilayah ASEAN, angka kejadian kanker servik di Negara Australia

dengan Age Standardized Rate ( ASR ) 4.9 kasus per tahun 100.000

penduduk wanita. Angka kejadian yang lebih tinggi di India dan Cambodia

yaitu 27 dan 27.4 kasus kanker serviks, di Mongolia 28 kasus dan di Nepal

32 kasus kanker servik per 100.000 wanita (Hextan Y. S. Ngan,et all.2011)

American Cancer Society memperkirakan di Amerika Serikat pada tahun

2010, terdapat 12.200 kasus kanker serviks yang terdiagnosa, sedangkan

kurang lebih 50.000 kasus karsinoma in situ juga terdiagnosa setiap tahun

(Cecelia.H.Boardman.2011)

Menurut Yayasan Kanker Indonesia (2007), saat ini penyakit Kanker

serviks menyebabkan korban meninggal sedikitnya 200.000 wanita per tahun

Page 3: BAB i kanker

3

atau diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20

perempuan meningal dunia karena penyakit tersebut

Negara Indonesia, diperkirakan 52 juta perempuan Indonesia berisiko

terkena kanker serviks, sementara 36 persen perempuan dari seluruh

penderita kanker adalah pasien kanker serviks. Ada 15.000 kasus baru kanker

leher rahim terjadi dengan angka kematian 7.500 kasus per tahun. Kanker

serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada perempuan

Indonesia. Tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia merupakan

beban kesehatan, ekonomi dan sosial bagi perempuan di mana pun (Depkes

RI,2008).

Menurut Forouzanfar,et all, 2010 dalam Cecelia.H.Boardman, 2011,

angka kejadian kanker servik meningkat dari tahun 1980 – 2010 terdapat

378.000 kasus pertahun sampai 454.000 kasus pertahun ( 0.6 % ). Angka

kematian kanker serviks menurun, tetapi masih diperkirakan 200.000 orang

meninggal akibat kanker servik pada tahun 2010. Hasil penelitian Tricia D.

Anggraeni dkk, 2010 terdapat 2297 yang didiagnosa kanker serviks di Rumah

Sakit Dr Cipto Mangunkusumo yang dilakukan selama 5 tahun mulai dari

januari 2006 sampai Desember 2010.

Distribusi penyakit kanker servik di rumah sakit sentinel (rawat jalan) se

Jawa Timur berdasarkan waktu, menyebutkan bahwa pada tahun 2009

terdapat 672 kasus kanker serviks, pada tahun 2010 terdapat 868 kasus

kanker serviks, dan pada tahun 2011 terdapat 1119 kasus kanker serviks

dengan 790 orang masih melakukan perawatan dan 29 orang meninggal

(Dinkes jatim, 2012)

Data dari Dinas Kesehatan Kota Kediri bahwa jumlah penderita kanker

yang dirawat di 7 rumah sakit di wilayah kota kediri didapatkan pada tahun

2004 ada 165 penderita, tahun 2005 ada 170 penderita, tahun 2006 ada 125

penderita, tahun 2007 ada 139 penderita, tahun 2008 ada 83 penderita. Dan

dari data tersebut didapatkan bahwa kanker serviks menduduki angka

tertinggi dari semua jumlah penderita kanker jenis lain. Sedangkan Rumah

Sakit Umum Daerah Gambiran pada tahun 2010 didapatkan data jumlah

penderita kanker serviks yang di rawat di sana ada 39 orang penderita.

Page 4: BAB i kanker

4

Data Dinas Kesehatan Kota Kediri tentang cangkupan IVA tahun 2011

adalah 1433 orang dengan rincian di 9 puskesmas yaitu: puskesmas kota

selatan ada 170 orang, puskesmas sukorame ada 221 orang, puskesmas

ngletih ada 112 orang, puskesmas balowerti ada 248 orang, puskesmas

pesantren I ada 82 orang, puskesmas pesantren II ada 354 orang, puskesmas

mrican ada 47 orang, puskesmas kota utara ada 94 orang, dan puskesmas

campurejo ada 105 orang.

Hasil Studi pendahuluan di Puskesmas Sukorame pada tanggal 29

Februari 2012, hasil pemeriksaan pap smear pada tahun 2010 didapatkan 1

orang terdeteksi lesi pra kanker serviks pada kelas 1, 33 orang terdeteksi lesi

prakanker serviks pada kelas 2. Hasil pemeriksaan pap smear pada tahun

2011 didapatkan 1 orang terdeteksi lesi prakanker serviks pada kelas 1, 4

orang terdeteksi lesi prakanker serviks pada kelas 2 yaitu 1 orang dari desa

pojok, 1 orang dari desa bujel , dan 2 orang berasal dari luar wilayah. Di Desa

Pojok juga ditemukan 2 orang positif terdeteksi kanker serviks yang sekarang

masih dalam penanganan kemoterapi, yaitu 1 orang dari dusun wilis dengan

paritas 2, dan 1 orang dari dusun tumpang dengan paritas 3. Maka , penulis

tertarik untuk meneliti tentang hubungan paritas ibu dengan hasil skrining

inspeksi visual asam asetat (IVA) deteksi dini lesi pra kanker serviks di

Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas maka rumusan

masalah penelitian ini adalah ” Adakah hubungan paritas ibu dengan hasil

skrining inspeksi visual asam asetat ( IVA ) deteksi dini lesi pra kanker

serviks di Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri? ”

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan paritas ibu dengan hasil skrining inspeksi

visual asam asetat ( IVA ) deteksi dini lesi pra kanker serviks di

Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Page 5: BAB i kanker

5

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi paritas ibu

b. Mengidentifikasi hasil skrining inspeksi visual asam asetat ( IVA)

c. Menganalisis hubungan paritas ibu dengan hasil skrining inspeksi

visual asam asetat ( IVA )

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan mengenai penerapan metode penelitian pada

kasus nyata dalam hal hubungan paritas ibu dengan hasil skrining

inspeksi visual asam asetat ( IVA ) untuk mendeteksi terjadinya lesi

pra kanker serviks

1.4.2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan dan informasi kepada masyarakat agar

memperhatikan jumlah kelahiran sebagai salah satu

cara untuk mencegah kanker leher rahim.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan

Sebagai dokumentasi karya ilmiah dan tambahan pengetahuan bagi

pembaca sehingga hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh

peneliti berikutnya tentang perbedaan efektivitas Inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA) dengan Pap Smear pada Program Skrining Lesi

Pra-Kanker Serviks