43
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia menceritakan kepuasannya kepada masyarakat lain sama banyaknya bila tidak merasa puas. Kebanyakan dari mereka akan menceritakan kepuasannya kepada lebih banyak orang lain. Implikasi dari karakter masyarakat Indonesia yang menyukai pertemuan informasi ini adalah pengaruh dari Pemuka Pendapat (Opinion Leader). Maka tidak sedikit perusahaan-perusahaan dengan cerdik dapat mempengaruhi para Pemuka Pendapat (Opinion Leader) seperti pemuka agama dan para senior dalam suku, akan mampu meningkatkan penetrasi dengan waktu yang relatif cepat. (www.batampos.co.id/content/view/20513/98, 1 Oktober 2007 12:30:03 GMT). Para Pemuka Pendapat (Opinion Leader) mempunyai peranan yang sangat besar dalam meneruskan informasi walaupun dengan kemungkinan adanya seleksi atau pembengkokan informasi, maupun dalam menafsirkan informasi yang mereka terima. Sebab informasi yang disampaikan oleh Pemuka Pendapat (Opinion Leader) sangat bergantung pada cara mereka menafsirkan informasi yang mereka dapatkan, dan kemudian akan berkembang menjadi pengaruh pribadi. (Pergeseran Peranan Pemuka Pendapat Sebagai Sumber Informasi Oleh Media Massa Televisi di Wilayah Pedesaan, Lina Hidayati, 20020530083). Para pemuka masyarakat juga mempunyai kapasitas mempengaruhi secara informal atas warganya (followers). Dalam proses komunikasi massa peranan mereka amat besar, mereka menerjemahkan pesan-pesan media bagi khalayak. Jadi, kalau komunikasi massa dapat berlangsung secara lancar dan menghasilkan efek-efek di pihak mass audience, hal ini kemungkinan adalah berkat jasa Opinion Leaders. (Wiryanto,2000:76)

BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia menceritakan kepuasannya kepada masyarakat lain sama

banyaknya bila tidak merasa puas. Kebanyakan dari mereka akan menceritakan

kepuasannya kepada lebih banyak orang lain. Implikasi dari karakter masyarakat

Indonesia yang menyukai pertemuan informasi ini adalah pengaruh dari Pemuka

Pendapat (Opinion Leader). Maka tidak sedikit perusahaan-perusahaan dengan cerdik

dapat mempengaruhi para Pemuka Pendapat (Opinion Leader) seperti pemuka agama dan

para senior dalam suku, akan mampu meningkatkan penetrasi dengan waktu yang relatif

cepat. (www.batampos.co.id/content/view/20513/98, 1 Oktober 2007 12:30:03 GMT).

Para Pemuka Pendapat (Opinion Leader) mempunyai peranan yang sangat besar

dalam meneruskan informasi walaupun dengan kemungkinan adanya seleksi atau

pembengkokan informasi, maupun dalam menafsirkan informasi yang mereka terima.

Sebab informasi yang disampaikan oleh Pemuka Pendapat (Opinion Leader) sangat

bergantung pada cara mereka menafsirkan informasi yang mereka dapatkan, dan

kemudian akan berkembang menjadi pengaruh pribadi. (Pergeseran Peranan Pemuka

Pendapat Sebagai Sumber Informasi Oleh Media Massa Televisi di Wilayah Pedesaan,

Lina Hidayati, 20020530083). Para pemuka masyarakat juga mempunyai kapasitas

mempengaruhi secara informal atas warganya (followers). Dalam proses komunikasi

massa peranan mereka amat besar, mereka menerjemahkan pesan-pesan media bagi

khalayak. Jadi, kalau komunikasi massa dapat berlangsung secara lancar dan

menghasilkan efek-efek di pihak mass audience, hal ini kemungkinan adalah berkat jasa

Opinion Leaders. (Wiryanto,2000:76)

Page 2: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

2

Hal itu berpengaruh pula pada segi kesehatan, sebab terutama pada masyarakat

yang tinggal di pedesaan, pengaruh pemuka pendapat (Opinion Leader) akan semakin

berpengaruh terhadap keberlangsungan dalam upaya mensukseskan program-program

yang dijalankan oleh sebuah institusi pemerintah maupun swasta. Sebab masyarakat

pedesaan masih mempercayai dan lebih mempertimbangkan perilaku orang yang

dianggap di desa tersebut adalah orang yang dipandang sebagai seorang yang bukan

hanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau

mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan program promosi kesehatan yang

dicanangkan pemerintah, sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan,

serta Keputusan Mentri RI Nomor 574/Menkese/SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi

pembangunan kesehatan yaitu ”Indonesia Sehat 2010” yang menggambarkan bahwa pada

tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup

bersih dan sehat serta menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata (Arsip Dinkes Kabupaten Kulon Progo, September 2007). Dengan tema besar

program promosi kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut tidak akan

berjalan tanpa adanya peranan seorang opinion leader yang berperan sebagai penerus

informasi tentang hal ikhwal promosi kesehatan PHBS tersebut.

Bahkan keberadaan seorang pemuka pendapat (Opinion Leader) dalam

mempengaruhi masyarakat dalam hal pembentukan perilaku masyarakat pedesaan ini

diperkuat dengan riset yang membuktikan bahwa hampir tidak ada pemungutan suara

yang secara langsung dipengaruhi oleh media. Data menunjukkan bahwa ide-ide mengalir

dari radio dan barang cetakan lain kepada Opinion Leader dan baru diteruskan ke

audience. Untuk itu sangat jelas menunjukkan betapa besarnya pengaruh opinion leader,

khususnya dalam mempengaruhi masyarakat pemilih. Pemuka pendapat sebagai pihak

yang sangat dipercaya dan yang sering terkena media exposure di dalam kehidupan

Page 3: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

3

masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan kadang diperankan oleh opinion leader.

Mereka ini sangat dipercaya disamping untuk tempat bertanya dan meminta nasihat bagi

para anggota masyarakatnya. ( Nurudin,2000:92).

Para anggota masyarakat di wilayah Kulonprogo, untuk membentuk opini

masyarakat dan menjadi contoh guna menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat,

keberadaan seorang opinion leader sangat dibutuhkan mengingat tingkat kesadaran

warga dalam menerapkan kesehatan sebagai hal utama yang perlu dilakukan untuk

menunjang keberlangsungan hidup yang sehat, masih sangat kecil. Hal ini terlihat pada

kasus kematian yang disebabkan karena angka diare yang tinggi di daerah Kulonprogo

dan kebanyakan terjadi pada balita. (hasil observasi dilapangan melalui Dinas Kesehatan,

3 Desember 2007). Bahkan diare sebagai akibat kurangnya kesadaran berperilaku hidup

bersih dan sehat menempati urutan ke-5 dari 10 diagnosa penyakit tahun 2007 di

Puskesmas Sentolo I. Jumlah penderita dari penyakit diare ini mencapai 1527 jiwa.

(Sumber: Inventarisasi Posyandu Puskesmas Sentolo I, Tahun 2007).

Meski diare tidak termasuk jenis penyakit mematikan dan dianggap

membahayakan, jumlah pasien penderita diare menempati angka tertinggi di sejumlah

instalasi kesehatan dan rumah sakit yang ada di Kulonprogo, dibandingkan demam

berdarah dan malaria. Tingginya angka penderita diare tersebut, lebih disebabkan oleh

tingkat kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah untuk hidup sehat. Jumlah

penderita diare yang menduduki peringkat tertinggi di antara penyakit-penyakit lainnya

setiap tahun. (www.digilib.ampl.or.id 5 Oktober 2007 13:55:41 GMT).

Sementara itu, untuk dapat membantu peningkatan pendidikan dan kesehatan

siswa SD/MI di Kulonprogo, sejak tahun 2002 lalu telah melaksanakan Student Health

Improvement (SHIP). Program tersebut meliputi program pemberian makanan tambahan

anak sekolah (PMTAS) dalam bentuk mie remas dan biskuit, pengadaan sarana air bersih

Page 4: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

4

dan pemanfaatan muatan lokal. Jumlah penerima manfaat program ini ada 6.838 siswa di

68 SD/MI di kecamatan Kokap, Pengasih, Samigaluh dan Sentolo. Termasuk

pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di 15 SD. Pengembangan pelajaran

bermuatan local di 4 SD dan pendidikan kesehatan di 4 SD.

(www.kulonprogo.go.id/berita/bacaberita 19 Oktober 2007 23:37:54 GMT)

Dari angka yang diperoleh itu, terlihat jelas bahwasannya kesadaran masyarakat

akan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

dalam suatu daerah masih sangat minim sekali. Masih banyak masyarakat yang belum

memiliki kesadaran tentang menggunakan air bersih guna ikut serta mencegah bakteri

kuman penyebab penyakit. Upaya pengentasan penyakit yang menyerang masyarakat

Indonesia itulah yang akan sangat dipengaruhi oleh seorang pemuka pendapat (opinion

leader). Pembentuk opini masyarakat ini akan dengan mudah mempengaruhi masyarakat

lain dalam upaya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan promosi kesehatan melalui pendekatan terhadap

pejabat kampung atau orang-orang yang sudah dianggap mempunyai nilai lebih dimata

masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Kerja sama yang akan terjalin antara pihak

yang berperan sebagai opinion leader maupun instansi dengan masyarakat haruslah

menjadi suatu hubungan yang dapat mempengaruhi dan setidaknya menurunkan daftar

penyakit yang menjangkit masyarakat tersebut.

Seperti yang terjadi di wilayah desa Sentolo yang hanya mepunyai satu buah

sarana pelayanan kesehatan saja selaik Rumah Sakit yaitu Puskesmas Sentolo I. Dengan

minimnya sarana kesehatan yang ada maka masyarakat akan semakin rendah di dalam

memenuhi kebutuhan kesehatan diri dan lingkungannya. Terlebih pada program promosi

kesehatan yang sedang digalakkan pemerintah. Dengan demikian program promosi

kesehatan yang digalakkan pemerintah haruslah mendapatkan dukungan khusus untuk

Page 5: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

5

mensukseskannya ditengah minimnya sarana kesehatan dan tenaga media yang lain.

Karena tanpa adanya dukungan seorang opinion leader (pemuka pendapat), program

promosi kesehatan yang ada di desa Sentolo dengan minim sarana kesehatan seperti itu

tidak akan berjalan maksimal.

Kesehatan menjadi kata kunci untuk kebahagiaan itu bisa dicapai dengan perilaku

hidup yang sehat. Hal penting yang sering kali diabaikan untuk mencapai kesehatan

adalah mencuci tangan khususnya menggunakan sabun. Meskipun kebiasaan kecil, kalau

dilakukan secara benar dan kontinu hasilnya luar biasa. Kebiasaan masyarakat Indonesia

mencuci tangan pakai sabun masih tergolong rendah. Indikasi ini dapat dilihat dari masih

tingginya angka penyakit diare, tifus, cacing, dan flu burung. Menurut survey yang

dilakukan Departemen Kesehatan pada tahun 2003, rasio penderita diare di Indonesia

mencapai 300 penderita per 1000 orang. Penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor

dua balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur. Salah satu upaya

penting mengurangi tingkat kejadian (prevelensi) diare dan penyebaran virus flu burung

yang sangat mudah dan murah yaitu dengan mencuci tangan pakai sabun secara baik dan

benar serta menggunakan air bersih yang mengalir. Secara medis, mencuci tangan pakai

sabun juga merupakan salah satu cara yang efektif mencegah prevalensi disentri,

cacingan, tifus, kolera, hepatitis A, dan SARS. (Republika 18 September 2007)

Kesehatan yang sangat penting untuk diprioritaskan menjadi urutan utama dalam

hal mendasar di hidup manusia, menjadikan bahwa untuk meningkatkan kesadaran yang

masih relatif rendah di kalangan masyarakat di wilayah Desa Sentolo Kabupaten

Kulonprogo, DIY itu, peranan pemuka pendapat (opinion leader) di desa Sentolo sebagai

sumber informasi masih begitu besar. Mereka masih membutuhkan keterangan yang lebih

rinci dan detail yang bisa mereka dapatkan dari Bapak kepala desa dan kader kesehatan

yang juga dianggap sebagai pemuka pendapat (opinion leader. Peranan daripada

Page 6: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

6

pemerintah sebagai pihak yang mengendalikan dan mengontrol kebijakan-kebijakan yang

berkaitan dengan kesehatan dan penanggulangan atau pemberantasan penyakit di wilayah

pedesaan, dirasakan sangat perlu terjalin kerjasama yang erat guna mewujudkan

Kulonprogo yang bersih dan sehat. Mengingat di wilayah desa Sentolo Kabupaten

Kulonprogo yang hanya terdapat satu sarana pelayanan kesehatan dan juga berfungsi

sebagai Rumah Sakit yaitu Puskesmas Sentolo I. Sehingga hal ini menuntut kerja lebih

untuk mensukseskan program PHBS yang sedang dicanangkan pemerintah.

Kerjasama antar-instansi sebaiknya tidak hanya memberikan manfaat bagi kedua

belah pihak yang menjalin kerja sama tersebut, atau sekedar win-win solution, tetapi juga

harus bermanfaat bagi masyarakat luas (triple rewards systems). Karenanya, setiap kerja

sama yang dijalin Pemerintah kabupaten Kulonprogo dengan pihak lain harus berperan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo.(www.kompas.com 20 Juni 2007

19:37:47 GMT). Tidak bisa dipungkiri bahwa opinion leader menjadi salah satu unsur

yang sangat mempengaruhi arus komunikasi, khususnya di pedesaan. Berbagai perubahan

dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh opinion leader ini. Misalnya, pemimpin

opini bisa berperan memotivasi masyarakat agar ikut serta secara aktif dalam

pembangunan. Untuk itulah selayaknya pemerintah memberikan perhatian khusus pada

pemuka pendapat (opinion leader) ini. Sebaliknya, sikap meremehkan peran opinion

leader justru merugikan sebab program pembangunan akan banyak hambatan, misalnya

tentang kepercayaan masyarakat pada program pembangunan. Selayaknya pemerintah

memfungsikan peran pemuka pendapat (opinion leader) sebagai tokoh sentral dalam

pembangunan di wilayah pedesaan.(Nurudin,2000:99).

Memfungsikan peran pemuka pendapat (opinion leader) adalah hal yang tepat

dalam rangka untuk memberikan pengaruh yang bersifat positif untuk perkembangan

suatu perubahan yang mengarah pada perkembangan kesehatan yang lebih baik. Untuk itu

Page 7: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

7

adanya korelasi atau hubungan antara pemuka pendapat (opinion leader) yang dibina oleh

masyarakat hendaknya dapat menjadikan sebuah hubungan kausalitas yang sinergis dan

menjadi sebuah cara guna memperoleh hasil yang maksimal dalam upaya menuju

kesehatan masyarakat dan adanya perilaku hidup bersih dan sehat yang terus meningkat

di setiap tahunnya. Hal ini merupakan keinginan dan visi dan misi bersama yang

diharapkan dapat menjadi sumbangsih masyarakat antara program yang dijalankan

pemerintah dan oleh masyarakat itu sendiri. Pada akhirnya nantinya akan nampak bahwa

opinion leader adalah seseorang yang dapat menjadi sumber informasi yang dibutuhkan

masyarakat didalam memperoleh informasi dan saran-saran yang dibutuhkan masyarakat

dalam menuju kesehatan yang lebih baik dan tentu saja kehidupan yang lebih layak dan

sehat pula.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

“ Bagaimana peran seorang pemuka pendapat (opinion leader) dalam promosi kesehatan

perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo,

Kabupaten Kulonprogo,DIY ? “.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peranan seorang pemuka pendapat (opinion

leader) terhadap promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di

Desa Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, DIY.

Page 8: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

8

D. Manfaat Penelitian

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan bagi peneliti dan instansi

pendidikan maupun kesehatan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pencegahan

diare dan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kuman penyakit.

2) Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dalam kajian sosial marketing bidang

sosial maupun dalam bidang kesehatan masyarakat.

E. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah peran opinion leader (pemuka pendapat)

terhadap promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Desa

Sentolo, Kabupaten Kulonprogo,DIY.

F. KERANGKA TEORI

F.1 Definisi Peran

Definisi peran menurut beberapa tokoh berbeda pendapatnya. Akan tetapi peran

itu sendiri merupakan suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh individu. Adapun

definisi peran adalah sebagai berikut:

Menurut Ralph Linton tentang definisi peran adalah sebagai berikut:

a) Peran adalah sebuah rangkaian konsep yang berkaitan dengan apa yang dapat

dilakukan oleh individu di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai organisasi.

b) Peran merupakan suatu perilaku yang penting bagi struktur sosial (Soekamto, 1983:

146).

Sedangkan menurut Biddle dan Thomas, mendefinisikan peran sebagai:

Page 9: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

9

”Serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari

pemegang kedudukan tertentu (Sarwono, 1991: 243)”

Ada pula yang mendefinisikan peran sebagai berikut:

”Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang

terutama terjadi dalam suatu hal atau peristiwa (Purwanto,1994)”

Melihat dari definisi diatas, dapat dikatakan bahwa peran yang dijalankan oleh

seorang individu ataupun kelompok merupakan suatu cermin dari sebuah harapan dan

tujuan yang akan dicapai terhadap perubahan perilaku yang menyertainya. Berhubungan

dengan program promosi kesehatan yang dijalankan pemerintah adalah sebuah program

yang meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berperilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) sebagai hal paling utama dalam menjaga kesehatan diri dan

lingkungan. Akan tetapi program promosi PHBS ini tidak akan berjalan jika tidak adanya

peranan dari tokoh masyarakat ataupun kelompok yang ada di dalamnya.

Peranan merupakan suatu konsep mengenai hal ikhwal yang dilakukan oleh

individu dan masyarakat sebagai suatu rangkaian organisasi. Lvinson mengemukakan

bahwa peran mengandung 3 hal penting yaitu (dalam Susanto, 1983: 95):

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengna posisi atau

kedudukan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat atau instansi.

2. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat atau instansi sebagaoi organisasinya.

3. Peran juga dapat dimaknai sebagai perilaku individu yang sangat penting

bagi struktur sosial dalam masyarakat atau sebuah instansi.

Peranan adalah suatu tugas utama yang dilakukan oleh individu ataupun

organisasi sebagai bagian dalam kehidupan bermasyarakat guna mewujudkan cita-cita

dan tujuan hidup sehat bersama. Seperti yang telah dirumuskan tentang peran oleh

Page 10: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

10

beberapa tokoh diatas, maka peranan merupakan sebuah konsep mengenai apa yang

dilakukan oleh individu dan masyarakat sebagai organisasi. Peranan ini sendiri meliputi

semua hal yang berkaitan dengan posisi seseorang yang berada di dalam komunitas

masyarakat.

Peran juga dapat dilihat dari partisipasi seseorang atau organisasi terhadap

lingkungan sosial dimana ia berada. Dalam teori partisipasi menurut Ndraha, ”Partisipasi

adalah merupakan keikutsertaan seseorang atau organisasi dalam berbagai hal secara

tanggung jawab denga penuh kemurnian dan inisiatif dalam kegiatan kelompok yang

dilaksanakan dalam mencapai tujuan” (dalam Ndraha, 1987: 10). Seseorang yang berada

di dalam masyarakat adalah individu ataupun kelompok yang mempunyai peran penting

dalam keberhasilan program promosi PHBS. Karena mereka selain berfungsi sebagai

komunikasi dan edukasi juga merupakan sumber informasi bagi khalayak masyarakat.

Peran mereka itu merupakan sesuatu yang diharapkan dan apa yang dilakukan oleh

seseorang maupun organisasi terhadap kehidupan sosial yang berada di lingkungan

sekitarnya.

Peran dalam sosiologi dibahas ketika mengkaji struktur sosial. Dalam struktu

sosial ini dikenal dengan dua macam konsep yang sangat penting dalam peran, yaitu

status (status) dan peran (role). Definisi dari kedua konsep tersebut menurut Ralph Linton

adalah bahwasannya status adalah ”a collection of right and duties” (suatu kumpulan

antara hak dan kewajiban) , sedangkan peran adalah ”the dynamic aspect of

status” (aspek dinamis dari suatu status). Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa

deskripsi posisi dan kedudukan dari status dan peran sangatlah jelas. Seseorang dapat

dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hal dan kewajiam yang

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari status yang dijabatnya.

Page 11: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

11

Dalam kaitannya dengan peran yang harus dilakukan tidak seluruhnya mampu

untuk menjalankan peran yang melekat dalam dirinya. Oleh karenanya tidak jarang terjadi

kurangnya keberhasilan dalam menjalankan perannya. Dalam ilmu sosial,

ketidakberhasilan ini terwujud dalam 3 hal yaitu:

a) Kegagalan peran

Kegagalan peran terjadi saat seseorang enggan atau tidak melanjutkan peran

suatu individu yang harus dimainkannya. Implikasinya sangat

mengencewakan para mitra perannya yaitu masyarakat. Orang yang telah

mengecewakan masyarakat akan kehilangan kepercayaan untuk menjalankan

perannya secara maksimal, termasuk stigma negatif yang akan melekat pada

dirinya.

b) Disensus peran dan

Dalam disensus peran, mitra (masyarakat) tidak setuju dengan apa yang

diharapkan dari salah satu pihak atau kedua-duanya. Hal ini terjadi karena

dalam proses interaksi untuk menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan

perannya. Dalam hal ini permasalahan dapat berasal dari pembawa peran

maupun mitra yang berkaitan dengan aktivitas menjalankan peran.

c) Konflik peran

Konflik peran ini terjadi saat seseorang dengan tuntutan yang bertentangan

melakukan peran yang berlainan. Biasanya seseorang menangani konflik

peran dengan memutuskan secara sadar atau tidak peran mana yang

menimbulkan konsekuensi terburuk, jika diabaikan maka akan meperlakukan

peran itu lebih dari peran yang lain. Konflik peran yang berlangsung seringkali

terjadi bila individu dihadapkan sekaligus pada kewajiban-kewajiban dari dua

Page 12: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

12

peranan yang dipegangnya. Pemenuhan kewajiban dari peranan tertentu sering

berakibat melalaikan yang lain.

Di sisi lain, kedudukan (status) itu sering diartikan sebagai tempat atau posisi

seseorang dalam suatu Tetapi apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya,

kedudukan hanya merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban. Karena hak dan

kewajiban tersebut hanya dapat terlaksana melalui perantaraan individu. Oleh karena itu,

agak sukar untuk memisahkannya secara tegas dan kaku antara keduanya.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:

a. Ascribde status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa

memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan

tersebut diperoleh karena kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang

bangsawan adalah bangsawan pula. Anak bangsawan biasanya secara otomatis

akan memperoleh penghormatan istimewa dari masyarakat di sekitarnya.

b. Achieved status, adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-

usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran,

akan tetapi diperoleh melalui usaha dan kerja keras. Oleh karena itu,

kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja yang menginginkannya,

tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai

tujuan. Misalnya, seseorang hendak menjadi anggota legislatif. Jabatan

legislatif merupakan jabatan dengan status sosial cukup istimewa di kalangan

masyarakat kita. Untuk memperolehnya tidak berdasarkan keturunan, tetapi

harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang seluruhnya tergantung

pada usaha-usaha dan kemampuan yang bersangkutan untuk menjalaninya.

Jika ia mampu memenuhi persyaratan tersebut, maka ia akan mampu menjadi

seorang anggota legislatif. Jika tidak, walaupun ia seorang bangsawan atau

Page 13: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

13

anak seorang legislatif, ia juga tidak otomatis menjadi anggota legislatif.

(www.ipnu-ippnu-tulungagung.com yang direkam pada 26 Mei 2008 18:43:26

GMT)

Kedudukan seseorang yang melekat padanya, dapat terlihat pada kehidupan

sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu. Dalam sosiologi, kondisi semacam ini dinamakan

sebagai Prestise Simbol (status symbol). Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi

bagian dari kehidupannya yang telah institusionalized atau bahkan internalized.

Ada beberapa ciri tertentu yang dianggap sebagai status symbol. Misalnya,

seseorang disebut kiai dengan cara berpakaian, cara bergaul, gaya hidup dan seterusnya.

Demikian juga berkaitan dengan status simbol lainnya. Jika menyimpang dari status

simbol yang berlaku secara umum, akan timbul perbincangan di kalangan masyarakat

secara umum.

Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan terhadap hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia menjalankan suatu peranan. Dengan demikian, terdapat hubungan yang cukup

erat antara peranan dengan kedudukan. Pembeda antara keduanya dilakukan untuk

kepentingan ilmu. Karena memang sebenarnya diantara keduanya tidak dapat dipisah-

pisahkan dan satu tergantung pada yang lain begitu pula sebaliknya. Tidak ada peranan

tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.

Di dalam interaksi sosial, kadangkala kurang disadari bahwa yang paling penting

adalah melaksanakan peran. Tidak jarang terjadi bahwa di dalam proses interaksi

tersebut, kedudukan lebih dipentingkan sehingga terjadi hubungan-hubungan timpang

yang tidak seharusnya. Misalnya, di dalam kelompok sosial, anggota dewan, sebagai

wakil rakyat kedudukannya menjadi anggota dewan sering lebih ditonjolkan daripada

Page 14: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

14

memainkan peranannya, seorang pimpinan atau pengurus institusi tertentu kadang juga

lebih menonjolkan kedudukannya dibanding harus melakukan peran dan

tanggungjawabnya.

F.2. Pengertian Pemuka Pendapat (Opinion Leader)

F.2.a. Pengertian pemuka pendapat menurut Denis L Wilcox, dkk :

“ Serving as catalysts for the formation of public opinion are people who are knowledgeable and articulate about specific issues. They are called opinion leaders. Sociologists describe them as (1) highly interested in the subject or issues, (2) better informed on the issues than average person, (3) avid consumers of mass media, (4) early adopters of new ideas, and (5) good organizers who can get other people to take action “.

Sehingga untuk membentuk katalis dari formasi opini publik yang mempunyai

pengetahuan yang luas dan mengetahui tentang isu-isu yang spesifik. Mereka itu

disebut dengan pemuka pendapat (opinion leader). Ahli sosiologi mendeskripsikan

opinion leader sebagai orang yang :

1) Mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap isu-isu yang berkembang di tengah

masyarakat

2) Mereka lebih informatif dalam menyampaikan isu-isu daripada rata-rata

masyakarat biasa.

3) Opinion leader adalah orang yang berhubungan erat dengan media massa

4) Mereka paling dini mengadopsi atas ide-ide baru

5) Mereka dapat mengorganisir dengan sebaik mungkin untuk mempersuasikan

orang lain untuk melakukan tindakan. ( Denis L.Wilcox,dkk, 2001,211)

Pemuka pendapat (opinion leader) adalah orang yang mempunyai keunggulan

daripada masyarakat kebanyakan. Salah satu keunggulan para pemuka pendapat

(opinion leader) dibandingkan dengan masyarakat kebanyakan adalah pada umumnya

para pemuka pendapat (opinion leader) itu lebih mudah menyesuaikan diri dengan

Page 15: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

15

masyarakatnya, lebih kompeten dan lebih mengetahui tata cara memelihara norma

yang ada di dalam masyarakat. ( Nurudin, 2000:97) pemuka pendapat (opinion

leader) juga dapat diartikan sebagai orang yang sering dimintai petunjuk dan

informasi oleh kebanyakan masyarakat, meneruskan informasi politik dari media

massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat kharismatis, atau

siapapun yang dipercaya oleh publik. (www.romeltea.wordpress.com 21 Oktober

2007 18: 25: 02 GMT).

Opinion leader merupakan sumber informasi atau opini, sedangkan followers

sebagi penerima-penerima informasi atau opini (receivers). (Wiryanto, 2000:66). Para

pemuka pendapat selain mempunyai kharisma dan mempunyai kelebihan-kelebihan

yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang kebanyakan, hal ini yang membuatnya lekat

dapat menjadi pembentuk opini yang ada dalam masyarakat. Bahwa tidak semua

masyarakat dapat berperan menjadi seorang opinion leader dikarenakan tidak mudah

pada kenyataannya menjadi panutan dan contoh bagi semua pihak yang ada di dalam

wilayah masyarakat desa.

Berdasarkan penelitian para ahli, pada umumnya karakteristik pemuka

pendapat adalah sebagai berikut :

1) Lebih tinggi pendidikan formalnya dibandingkan dengan anggota masyarakatnya atau kelompoknya.

2) Lebih tinggi status sosialnya serta status ekonominya. 3) Lebih inovatif dalam menerima atau mengadopsi ide baru 4) Lebih tinggi pengenalan medianya (media exposure). 5) Kemampuan empati mereka lebih besar. 6) Partisipasi social mereka lebih besar, atau lebih tinggi. 7) Lebih kosmopolit ( Drs. Riyono Pratikto, 1983:340).

Ada dua pengelompokkan pemuka pendapat (opinion leader) berdasarkan

aktif tidaknya dalam berperilaku. Pemuka pendapat (opinion leader) disebut aktif jika

ia sengaja mencari penerima atau followers untuk mengumumkan atau

mensosialisasikan suatu informasi. Pemuka pendapat (opinion leader) pasif artinya

Page 16: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

16

pemuka pendapat (opinion leader) dicari followersnya. Dalam hal ini follower aktif

mencari informasi kepada pemuka pendapat (opinion leader) sehubungan dengan

masalah yang dihadapi. (Nurudin, 2000: 93).

Dengan demikian bukan hanya masyarakat yang memerlukan dan

membutuhkan informasi dari seorang opinion leader akan tetapi juga seorang opinion

leader juga terkadang mencari masyarakat guna menyampaikan informasi yang

hendak disampaikannya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa seorang opinion

leader mempunyai hubungan (relasi) yang relatif dekat dan saling mengenal dan

mengetahui satu sama lain. Hanya saja terkadang proses untuk saling membutuhkan

dan penyampaian informasi akan berjalan seiring dengan intensitas pesan yang

hendak disampaikan. Akan tetapi seorang opinion leader memiliki kelebihan yang

kadang kurang dimiliki oleh masyarakat yang berstatus masyarakat biasa. Sebab

dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh pemuka pendapat (opinion leader)

inilah yang menjadikannya pantas dijadikan tempat bertanya masyarakat lain yang

bertempat tinggal di daerah setempat, atau hanya sekedar sebagai tempat untuk

mencari informasi.

Dalam masyarakat yang sedang mengalami proses modernisasi, peranan

pemuka pendapat (opinion leader) dibutuhkan untuk membimbing masyarakat dalam

menerima inovasi baru dengan cara mempraktekkan terlebih dahulu ide-ide baru

sebelum disebarluaskan pada masyarakat setempat. Hal ini seperti yang dinyatakan

oleh Katz, bahwa merupakan tugas pemuka pendapat (opinion leader)

memperkenalkan kepada masyarakat mengenai ide-ide baru yang sesuai dengan

hakikat lingkungannya, melalui media apapun yang dirasa tepat. ( Eduard Depari dan

Colin Mac Andrew, 1973: 23).

Page 17: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

17

Kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat baik tokoh formal maupun

tokoh informal yang berguna untuk menyebarluaskan informasi dan memberikan

motivasi kepada seluruh masyarakat luas. Pihak ini berposisi sebagai opinion leader.

Pemberian bekal para kader kesehatan secara terarah pada safe mother hood juga

perlu segera direalisasikan. (www.adln.lib.unair.ac.id 25 Agustus 2007 14: 10: 56

GMT).

F.2.b. Keberadaan pemuka pendapat (opinion leader)

Menurut Everett M. Rogers ada tiga cara untuk mengukur ataupun mengetahui

adanya pemuka pendapat (opinion leader), yaitu :

b) Metode Sosiometrik Metode sosiometrik ini masyarakat ditanyakan kepada siapa mereka meminta

nasihat atau mencari informasi mengenai masalah kemasyarakatan yang sedang dihadapinya. Metode sosiometrik ini adalah metode yang paling tepat untuk dapat menentukan siapakah pemimpin masyarakat yang sesuai dengan pandangan dan anggapan oleh para pengikutnya.

c) Informant’s Rating Metode informant’s rating ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu pada

orang atau responden yang dianggap sebagai key informants dalam masyarakat sebagai pemimpin-pemimpin mereka. Di dalam metode ini orang yang ingin mengetahui siapakah pemimpin masyarakat melalui responden harus jeli dalam memilih key informants dan mereka yang benar-benar akrab dengan masyarakatlah yang selayaknya pantas untuk dipilih menjadi pemimpin.

d) Self Designing Method Metode self designing method adalah metode yang dapat mengajukan pertanyaan

kepada para responden dan meminta untuk ditunjukkan tendensi yang lain yang dapat menunjuk siapa-siapa saja yang diperkirakan dapat mempunyai pengaruh. Validitas pertanyaan ini sangat tergantung pada ketepatan (akurasi) responden untuk mengidentifikasi dirinya sebagai pemimpin. Dengan kata lain, bias jadi ia jarang dimintai nasehat atau informasi, akan tetapi di dalam menjawab pertanyaan ia menjawab sering.

Para pemuka pendapat (opinion leader) yang secara informal dapat

mempengaruhi tindakan-tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka,

masyarakat yang sedang mencari-cari informasi (opinion seeker) ataupun orang

yang sekedar menerima informasi secara pasif (opinion recipient).

(www.direxionconsulting.com). Para pemuka pendapat (opinion leader) ini,

Page 18: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

18

terlebih yang tinggal di wilayah pedesaan, kuantitas untuk lebih memperoleh

kepercayaan (trust) dari masyarakat akan lebih besar. Hal ini tidak terkecuali pada

semua anggota masyarakat yang ada di dalam sebuah desa, baik dewasa maupun

para orangtua, keberadaan opinion leader akan sangat berpengaruh terhadap

tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Orang-orang tua yang mayoritas

mengenyam pendidikan yang sangat minim bahkan ada yang tidak mengenyam

pendidikan sama sekali, mereka masih sangat membutuhkan keberadaan seorang

opinion leader sebagai tempat mendapatkan informasi dan menjadi tempat

bertanya perihal persoalan yang sedang dihadapi.

Walaupun tidak semua opinion leader pada dirinya hanya mempunyai

kemampuan untuk menjaga kredibilitas (wibawa) maka ia kemudian ditokohkan

oleh para anggota masyarakatnya. Dengan lain perkataan, para opinion leader

hanya melekat sebuah kemampuan yang hanya mengacu pada satu segi

permasalahan atau topik saja (monomorphism opinion leadership).

Ada dua macam kepemimpinan seorang opinion leader dilihat dari aspek

penguasaan materi permasalahan ataupun penguasaan topik:

1) Monomorphic opinion leadership

Monomorphic opinion leadership adalah seorang pemuka pendapat yang

hanya menguasai satu macam topik permasalahan dalam hal kecenderungan

seorang individu untuk melakukan tindakan. Di dalam Monomorphic opinion

leadership ini pemuka pendapat (opinion leader) ini hanya sedikit sekali

penguasaan dan pemahamannya sebab hanya terbatas pada satu pokok persoalan

inti saja. Dengan kata lain tingkat kemampuan seorang opinion leader hanya

sebagai sebuah pemuka pendapat pada satu bidang ilmu.

2) Polymorphic opinion leadership

Page 19: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

19

Polymorphic opinion leadership adalah seorang pemuka pendapat (opinion

leader) yang menguasai lebih dari berbagai topik permasalahan di dalam

kecenderungannya terhadap tindakan yang dilakukan oleh masyarakatnya. Pemuka

pendapat yang disebut Polymorphic opinion leadership ini menguasai lebih banyak topik

permasalahan ini adalah yang paling mudah untuk mendapatkan followers sebab opinion

leader ini dirasa mampu untuk memberikan informasi yang jauh lebih banyak daripada

yang hanya menguasai satu tema permasalahan saja.

F.3. Teori Difusi Inovasi

Teori difusi inovasi ini diarahkan pada aspek pengaruh media yang agak

berbeda. Teori ini difokuskan pada cara komunikasi, khususnya mengenai

komunikasi massa, dan juga cara mempengaruhi orang untuk melaksanakan

(mengadobsi) sesuatu yang baru atau sesuatu yang bersifat berbeda dari yang ada.

(Joseph A. Devito,1997: 526).

F.3.a. Difusi

Pengertian difusi ini didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu

inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu terhadap

anggota suatu sistem yang bersifat sosial. (www.fakultasluarkampus.net 25

Nopember 2007).

Difusi ini mengacu pada menyebarnya sebuah informasi yang masih baru,

inovasi maupun proses yang baru ditujukan kepada seluruh masyarakat. Difusi

dapat juga dikatakan sebagai suatu tipe di dalam ilmu komunikasi khusus dimana

pesannya adalah sebuah ide-ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap

sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi

Page 20: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

20

dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Untuk itu istilah difusi tidak dapat lepas

dari inovasi. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari proses difusi adalah

untuk mengadopsi anggota sistem sosial tertentu dengan cara inovasi. Anggota

sistem sosial yang berupa individu, kelompok informal, organisasi maupun sub

sistem.

F.3.b. Definisi Inovasi

Inovasi secara umum didefinisikan sebagai suatu ide, praktek maupun objek

yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu ataupun oleh satu unit

adopsi yang lain.

• Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi,

yakni suatu desain yang digunakan untuk sebuah tindakan instrumental dalam

rangka mengurangi ketidakteraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai

suatu tujuan tertentu.

• Fullan (1996) menerangkan bahwa tahun 1960-an adalah sebuah era dimana

banyak inovasi-inovasi dalam pendidikan kontemporer diadopsi, seperti

matematika, kimia dan fisika baru, mesin belajar (teaching machine), pendidikan

terbuka, pembelajaran individu, pengajaran secara team (tema teaching) dan

termasuk dalam hal ini adalah sistem belajar mandiri.

(www.fakultasluarkampus.net 25 Nopember 2007).

Dalam inovasi ini adanya seorang inovator, atau mereka yang pertama-tama

mengadopsi, belum tentu adalah pencetus sebuah gagasan baru ini, akan tetapi

merekalah yang akan memperkenalkannya secara cukup luas. Adopter awal, kadang-

kadang dinamai ‘pembawa pengaruh’, melegitimasi gagasan dan kemudian

Page 21: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

21

membuatnya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. (Joseph A. Devito,1997:

526).

Tahap keputusan inovasi :

a) Tahap pengetahuan b) Tahap bujukan c) Tahap keputusan d) Tahap implementasi e) Tahap pemastian

(www.teguhimanprasetya.wordpress.com 25 Nopember 2007)

F.3.c. Konsep-konsep Adopsi

Adopsi mengacu pada sebuah reaksi yang bersifat positif pada orang terhadap

inovasi dan pemanfaatannya.

Di dalam proses adopsi ini, William McEwen (1975) mengidentifikasikan kedalam tiga tahap umum :

1. Pada tahap akuisisi informasi orang memperoleh dam memahami informasi tentag inovasi. Misalnya, seorang guru belajar tentang ancangan baru untuk memberikan kuliah di kelas besar.

2. Pada tahap evaluasi informasi orang mengevaluasi informasi tentang inovasi. Misalnya, guru tadi menyadari bahwa metode yang baru itu lebih efektif daripada metode yang lama.

3. Pada tahap adopsi atau penolakan orang mengadopsi (melaksanakan) atau menolak inovasi. Misalnya, guru tersebut mulai mengjaar dengan menggunakan metode baru ini. (Joseph A. Devito,1997: 526)

Untuk itu sangatlah jelas terlihat bahwa orang tidak akan memilih untuk mengadopsi

ataupun menolak inovasi pada jangka waktu yang bersamaan. Periset dalam bidang difusi

informasi membedakan lima tipe adopter:

Mayoritas Mayoritas awal akhir Adopter awal kelompok yang

Inovator tertinggal

Page 22: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

22

3% 14% 34% 34% 14%

Gambar 1.1 Lima tipe adopter dalam populasi

• Inovator, orang yang pertama ,mengadopsi inovasi. Inovator ini menyukai hal yang

baru dan menyukai percobaan.

• Adopter awal, yang terkadang sebagai pembawa pengaruh, melegitimasi gagasan dan

membuatnya diterima masyarakat. Orang-orang di dalam kelompok ini adalah orang-

orang yang berpengaruh dan lebih dahulu memiliki akses.

• Mayoritas awal, mengikuti pembawa pengaruh dan melegitimasi labih jauh inovasi

ini. Di dalam kelompok ini orang-orangnya yang lebih dahulu selangkah lebih maju.

• Mayoritas akhir, mengadopsi inovasi agak belakang. Di dalam kelompok ini

mungkin dapat mengikuti pembawa pengaruh ataupun mayoritas awal. Di dalam

kelompok mayoritas akhir ini, kelompok yang belakangan di dalam memperoleh

inovasi setelah mendapat contoh.

• Kelompok tertinggal (laggard), kelompok terakhir yang mengadopsi inovasi,

mungkin mengikuti orang dari tiga kelompok sebelumnya. Laggards ini adalah

lapisan paling akhir.

Kelima kelompok tersebut hampir mencakup 100% populasi. Sisanya adalah

kepala batu (diehards). Diehards ini adalah kelompok yang tidak pernah mengadopsi

inovasi. Sebagai contohnya adalah ketika seorang guru yang tidak mau menggunakan

teknik pengajaran yang baru dan seterusnya. Akan tetapi ada kalanya di beberapa situasi

dimana tidak terdapat kelompok kepala batu. Misalnya, jika seorang guru tersebut

mungkin menginginkan untuk terus menggunakan teknik pengajaran dan buku teks

tertentu. Namun jika buku teks tersebut tidak dicetak lagi, maka guru tersebut terpaksa

berubah dan bergabung dengan kelompok sebelumnya, yakni kelompok yang tertinggal

(laggards).

Page 23: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

23

Pada umumnya, dari kelompok adopter hingga inovator jika dibandingkan dengan

kelompok yang tertinggal (laggards), berusia lebih muda daripada adopter akhir dan yang

berstatus sosial ekonominya lebih tinggi pula. Mereka memiliki pekerjaan yang bersifat

lebih spesialis, lebih empatis, dan kurang dogmatic. Mereka lebih terbuka terhadap

sebuah perubahan dan lebih banyak memanfaatkan informasi yang ada. Mereka ini

mempunyai orientasi yang lebih cosmopolitan dan pada umumnya merupakan pemuka

pendapat (opinion leader).

F.3.d. Unsur-unsur Difusi Inovasi

Proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, yang meliputi : 1. Inovasi 2. Saluran Komunikasi 3. Kurun waktu tertentu 4. Sistem sosial. (www.fakultasluarkampus.net 25 Nopember 2007). Difusi inovasi adalah mengubah masyarakat melalui penyebarluasan ide-ide dan

hal-hal baru. Difusi merupakan bentuk khusus komunikasi (penyebarluasan) Roger dan

Schoemaker (1971) studi difusi mengkaji pesan-pesan, ide-ide, dan hal-hal baru, maka

dipihak penerima umumnya akan terjadi derajat resiko tertentu. Inovasi adalah

merupakan diperkenalkannya gagasan, ide-ide baru dan mempunyai dampak bagi

perubahan sosial.

F.3.e. Komponen dan Proses Difusi Inovasi

Menurut Roger dan Schoemaker, 1971, menyatakan bahwa proses penyebarluasan

inovasi terdapat unsur-unsur utama yang terdiri dari :

a) Inovasi

b) Yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu

c) Jangka waktu tertentu

d) Diantara para anggota tertentu

Page 24: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

24

F.4. Definisi dan Proses Komunikasi

F.4.a. Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata

latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama

disini maksdunya adalah sama dalam hal makna. Sehingga jikalau misalnya ada sua

orang yang terlibat di dalam sebuah komunikasi, misalnya di dalam bentuk

percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan

makna mengenai apa yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang

dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.

Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya belum tentu mengerti makna yang

dibawakan oleh bahasa itu. Percakapan yang dilakukan oleh kedua orang tersebut

dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang

dipergunakan, juga mengerti makna dan bahan yang dipercakapkan. (Onong Uchyana

Effendi,1984:9). Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi akan terjadi apabila

terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan (message) yang disampaikan oleh

seorang komunikator dan diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, secara umum

komunikasi dapat dimaknai sebagai proses penyampaian dan sekaligus penerimaan

pesan (message) antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang disampaikan dapat

dipahami secara bersama-sama.

Menurut Joseph A. Devito ( 1997: 23 ) :

“ Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan

menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi di dalam suatu konteks

tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan

balik (feedback)”.

Page 25: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

25

Komunikasi merupakan sebuah proses yang bersifat sosial yang selalu menyertai

kehidupan manusia dalam hal menunjukkan eksistensinya dimanapun ia berada.

Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik di saat menggunakan

bahasa sebagai alat penyampai pesan kepada lawan bicara.

Komunikasi menurut Harold Lasswell, yaitu “ who says what in which channel to

whom with what effect”, dapat dijabarkan sebagai berikut :

a) Sumber (source)

Sumber (source) ini dapat pula dikatakan sebagai komunikator maupun pengirim

pesan yang ditujukan untuk komunikan.

b) Pesan (message)

Di dalam pesan yang disampaikan oleh sumber (source), pesan ini adalah

keseluruhan yang dikomunikasikan dan disampaikan kepada penerima (receiver).

c) Saluran (Channel)

Saluran ini yang dapat disebut juga sebagai media penyalur antara komunikan

dengan komunikator selalu menggunakan alat yang disebut saluran ini untuk

menyampaikan pesan kepada penerima.

d) Penerima pesan (Receiver)

Adalah orang yang menerima pesan dari sumber informasi atau komunikator.

e) Efek (effect)

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. (

Deddy Mulyana,2003: 62)

F.4.b. Proses komunikasi

Di dalam proses komunikasi menurut Sardjono (Nurudin,2000:88) terdapat

empat tahap model arus komunikasi, yaitu:

Page 26: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

26

a) Model jarum Injeksi (hypodermic needle model)

Di dalam model ini, secara substansial berarti one step flow, yaitu arus

komunikasi yang berjalan secara satu arah. Dasar pemikirannya adalah suatu

keyakinan bahwa khalayak bersikap pasif terhadap berbagai macam informasi

yang menyertainya, sebaliknya media aktif untuk mempengaruhi audience. Hal ini

akan berakibat bahwa segala informasi yang datang dari media kepada khalayak

akan mengenai audience. Dengan perkataan lain, audience dianggap sebagai

pihak yang tidak berdaya dan tidak pernah berhubungan dengan orang lain.

Sementara itu, hubungan dengan orang lain nyaris tidak dapat dipisahkan dalam

tatanan pergaulan hidup bermasyarakat.

Mass audience Feedback sama Reaksi sama

Defenseless mind/ pasif

Gambar 1.2

Model jarum Injeksi (hypodermic needle model)1

b) Model Alir Satu Tahap (One Step Flow Model)

Di dalam model alir satu tahap (One Step Flow Model), hampir

menyerupai model jarum injeksi, terletak pada saluran media massa yang

langsung berhubungan dengan audience. Pesan-pesan media mengalir tanpa

melalui perantara. Dengan kata lain, audience dapat mengakses langsung media.

Selain itu di dalam model ini, media massa bukanlah all powerfull dan tidak

semua media mempunyai kekuatan yang sama, dan juga mempengaruhi

Pesan-pesan Media massa

Page 27: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

27

kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang berbeda di kalangan audience

penerima terhadap pesan media yang sama.

c) Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow Model)

Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow Model) ini adalah bahwasannya pesan-

pesan media massa tidak seluruhnya langsung mengenai audience. Oleh karenanya,

di dalam model ini ada pihak-pihak tertentu yang membawa pesan dari media untuk

diteruskan kepada masyarakat. Pihak-pihak itu disebut sebagai opinion leader

(pemuka pendapat). Model alir dua tahap (Two Step Flow Model) ini dikarenakan

adanya dua tahapan di dalam penyebaran infomasi kepada masyarakat. Tahap yang

pertama adalah pesan media pada opinion leader, dan tahap yang keduanya adalah

pesan opinion leader pada audience. Audience disini bertindak sebagai followers yang

tidak banyak bersentuhan dengan media massa. Sedangkan opinion leader lebih

banyak bersentuhan dengan media massa. Sehingga dapat dikatakan bahwa opinion

leader ini mempunyai kelebihan dalam hal mengakses pesan media daripada

followers-nya yang hanya mendapat informasi dari opinion leader saja.

x : Opinion leader o : followers

Page 28: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

28

Gambar 1.3 Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow Model) (Nurudin,2000:88)

d) Model Alir Banyak Tahap (Multi Step Flow Model)

Model ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa menyebar kepada

audience melalui interaksi yang kompleks. Media mencapai audience dapat dengan

langsung maupun tidak langsung melalui relaying (penerusan) yang terjadi secara

beranting, baik melalui opinion leaders maupun melalui hubungan yang saling

berkaitan antara audience dengan sesamanya.

F.5. Karakteristik Masyarakat Pedesaan

Dalam suatu kehidupan masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan, pada

umumnya masyarakat pedesaan masih tinggal di daerah yang mayoritas banyak terdapat

lahan-lahan pertanian. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat di

daerah pedesaan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dikarenakan wilayah

agrarisnya yang sangat luas. Selain itu sistem pembagian kerja yang masih relatif

sederhana dan bahkan belum terspesialisasi, sehingga pola pelapisan sosialnya tidak

begitu kentara. Masyarakat pedesaan lebih mementingkan kepentingan umum

(kepentingan orang banyak) dan kekerabatan yang masih sangat erat. Maka, sistem

yang terdapat dalam sebuah

masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang selalu berhubungan dengan satu sama

lainnya. Sebab, di dalan sebuah sistem itu sendiri adalah sebuah satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Jika salah seorang merasa kurang maka yang lain pun akan ikut

merasakan penderitaan sesamanya. Hal ini juga tampak pada aktifitas saling membantu

yang disebut dengan gotong-royong.

Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan masyarakat pedesaan adalah sebagai

berikut :

1. Secara umum kehidupannya tergantung pada alam (bercocok tanam)

Page 29: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

29

2. Anggotanya saling mengenal satu sama lain 3. Sifat kegotongroyongan yang sangat erat 4. Penduduk memiliki sedikit perbedaan, dan 5. Penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat (Tim Sosiologi,2000:

171).

Berdasarkan ciri masyarakat pedesaan tersebut di atas, masyarakat pedesaan lebih suka

melakukan pekerjaan secara bersama-sama dan tanpa pamrih. Misalnya saja dengan

gotong-royong untuk membangun rumah atau tempat tinggal maupun membangun

sarana sebagai fasilitas bersama di desa yang nantinya digunakan bersama.

Maka tidak mengherankan jikalau di dalam kehidupan masyarakat desa lebih tenang

dan cenderung damai dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah

perkotaan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tejadinya permasalahan maupun

konflik di wilayah desa yang relative kecil. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh

Roucek dan Warren mengenai kharakteristik masyarakat pedesaan :

- Masyarakat desa memiliki sifat yang homogen dalam hal mata

pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan, dan dalam sikap dan tingkah

lakunya.

- Kehidupan masyarakat di desa lebih menekankan anggota keluarga

sebagai unit ekonomi

- Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada

- Hubungan sesamanya antar anggota masyarakat lebih intim dan akrab

daripada masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan.

F.6. Perkembangan Masyarakat Pedesaan

Kedudukan yang tidak seimbang antara desa dengan kota, tercermin dari

dalam hubungan (relasi) struktural-fungsional antara desa dan kota itu sendiri.

Masyarakat desa seringkali diidentikkan dengan “tenaga kasar”, dengan berbagai hasil

yang diperoleh dari desa, misalnya bahan makanan, bahan mentah, penghasil tenaga

Page 30: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

30

kasar seperti pembantu rumah tangga dan kuli bangunan. Sedangkan masyarakat kota

identik dengan “pelindung” dan terkesan selalu “bersih” baik dari segi lingkungan

maupun warganya. Sehingga warga desa dapat memperbaiki hidupnya jikalau berada

di kota untuk mengadu nasib.

Perkembangan peradaban biasanya diidentifikasi dengan perkembangan kota-

kota besar, dan petani di desa sebagai pencocok tanam yang mempunyai hubungan

tetap dengan kota itu sendiri. Perjalanan evolusi kebudayaan seringkali dimulai dari

pusat-pusat khusus desa, yang nantinya akan menjadi kota besar. Seiring dengan

perkembangan yang terjadi inilah yang nantinya akan signifikan terhadap

perkembangan peradaban di desa yang kemungkinan akan terkikis keasliannya.

Ada beberapa faktor yang membuat masyarakat desa akan bergerak menuju

perkembangan yang mengarah pada perubahan, antara lain faktor luar (external) dan

faktor yang berasal dari dalam (internal). Faktor-faktor yang dating dari luar

(external) adalah, sebagai berikut :

1. Pengaruh modernisasi pertanian, baik cara, pupuk, seleksi dan sebagainya.

2. Perekonomian uang memberikan nilai-nilai hidup secara kebendaan saja.

3. Terbukanya pedesaan oleh alat-alat perhubungan yang baru dan baik, seperti

kereta api, kendaraan bermotor, pers atau surat kabar, radio, dan juga

televisi.(Soekandar Wiriatmojo, 1982: 133).

Sedangkan untuk factor yang berasal dari dalam (internal) adalah

bahwasannya masyarakat desa yang lebih inovatif terhadap gagasan-gagasan baru dan

ide-ide baru.

F.7. Definisi dan Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

F.7.a. Definisi Promosi Kesehatan

Page 31: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

31

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni dalam membantu masyarakat dalam

upaya menjadikan gaya hidup masyarakat yang sehat dan optimal. Kesehatan yang

optimal didefinisikan sebagai suatu keseimbangan kesehatan antara kesehatan fisik,

emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Hal ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup

saja, akan tetapi juga berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan

dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Adapun pengubahan

gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan :

a) Menciptakan lingkungan yang mendukung

b) Mengubah perilaku masyarakat terhadap kesehatan

c) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi

hidupnya. (www.wikipedia.org/Promosi Kesehatan 22 Desember 2007 00: 20:

00 GMT)

Adapun gambaran sebuah proses promosi kesehatan adalah sebagai berikut:

Gambar 1.4 Proses Promosi Kesehatan

(www.promosikesehatan.com,2007)

Promosi kesehatan adalah kombinasi dari berbagai dukungan yang

menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk

perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan

Page 32: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

32

Ottoson, 1998). Promosi kesehatan juga merupakan proses pemberdayaan masyarakat

agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat, yang artinya adalah proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui

kelompok-kelompok yang potensial di dalam masyarakat itu sendiri, bahkan oleh

seluruh komponen yang ada di dalam sebuah komunitas masyarakat. Proses

pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai dengan sosial budaya setempat, sesuai

dengan keadaan, permasalahan dan potensi

daerah setempat. Proses pemberdayaan tersebut pun juga harus secara bersama-sama

dilakukan seiring dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun nonfisik, termasuk didalamnya peraturan perundangan dan kebijakan.

(www.promosikesehatan.com/profile/index.php?page=2 24 Desember 2007 01: 03: 56 GMT)

Dalam kegiatan promosi kesehatan ini diperlukan adanya strategi-strategi yang

tepat agar kegiatan promosi yang dilakukan dalam rangka mempromosikan kesehatan

masyarakat dapat mencapai target dan tujuan yang hendak dicapai. Strategi promosi

berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

komunikasi persuasive dengan masyakarat. Strategi promosi kesehatan yang

dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal dan optimal biasanya berbeda untuk

setiap instansi yang melakukan promosi dalam melaksanakan aktivitas promosinya.

Akan tetapi pada dasarnya tujuan utama yang ingin dicapai adalah sama, yakni untuk

mempengaruhi masyarakat agar memanfaatkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh

instansi terkait.

Kegiatan promosi kesehatan ini ialah seseorang yang sering kali

mempengaruhi sikap orang lain terhadap produk konsumsi. Konkritnya, orang-orang

Page 33: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

33

ini menjadi sumber informasi mengenai produk yang ditawarkan (termasuk jasa

pelayanan seperti jasa kesehatan), dapat memberi nasihat atau saran mengenai apa

yang diperbolehkan (atau tidak) sehingga mengurangi resiko (finansial) serta juga

dapat menawarkan umpan balik (feedback) yang bersifat positif untuk mendukung

dan menguatkan keputusan yang telah dibuat oleh pengikut sarannya. Jadi opinion

leader mempunyai peran penting sebagai pembawa informasi, pembujuk dan penguat,

yang dari aspek pemasaran dapat disetarakan dengan alat promosi kesehatan. Fungsi

yang hampir sama dijalankan oleh market mavens, sebagai aspek sumber informasi

kepada setiap keluarga di dalam sebuah masyarakat

(www.pdpersi.co.id?show=detailnews&kode=429 22 Desember 2000).

Selain berfungsi sebagai pembawa informasi, opinion leader juga merupakan

seseorang yang berfungsi sebagai agen perubahan yang memegang peranan penting

dalam menginternalisasi nilai guna mewujudkan masyarakat yang semakin harmonis.

Karena setiap promosi kesehatan akan berorientasi pada sebuah perubahan yang

hendak dicapai terutama untuk menambah intensitas derajat kesehatan manusia

menjadi lebih baik dan terbaik (www.pontianakpost.com/berita/index.asp?=opini&id

19 September 2007 14: 34: 00 GMT).

Pengertian strategi berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah

“kepimpinan” (leadership). Strategi adalah keseluruhan tindakan-tindakan yang

ditempuh oleh sebuah organisasi untuk mencapai sasaran-sasarannya (Winardi, 1989:

46 ). Sedangkan strategi menurut Effendy adalah:

“Strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.”

(Effendy, 1993: 7) Pada hakikatnya, strategi adalah sebuah taktik atau cara operasional dari suatu

perencanaan dan menejemen suatu organisasi atau instansi dalam upaya untuk

Page 34: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

34

mencapai sasaran dan tujuannya. Dalam hal ini strategi akan sangat menunjang pada

keberhasilan target yang hendak dicapai.

Promosi yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, pada hakikatnya

merupakan sebuah cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan visi

dan misi yang hendak diraih. Selain itu pula promosi kesehatan akan sangat

membutuhkan strategi komunikasi yang cukup efektif yang pada akhirnya dapat

diterima oleh masyarakat nantinya.

F.7.b. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan sebuah proses pemberdayaan masyarakat agar

dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Ruang lingkup promosi kesehatan

bersifat luas dan dapat berkembang sesuai dengan keadaan dan perkembangannya.

Promosi kesehatan mencakup:

a) Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan atau perbaikan dari suatu perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan suatu masyarakat

b) Pemasaran sosial (social marketing) yang penekanannya pada pengenalan produk atau jasa melalui kampanye.

c) Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

d) Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang penekanannya pada penyebaran informasi.

e) Upaya advokasi di bidang kesehatan, yakni upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang atau sektor, sesuai dengan keadaan).

f) Promosi kesehatan juga pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (communication development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (communication empowerment), dll. (www.promosikesehatan.com/profile/index.php?page=2 24 Desember 2007 01: 03: 56 GMT)

Promosi kesehatan diselenggarakan melalui proses pengkajian atau pemetaan

masalah, proses perencanaan yaitu rumusan rencana atau rumusan tujuan seperti

pengingkatan yang diharapkan, proses penggerakan pelaksanaan yakni kesiapan dari

Page 35: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

35

suatu pelaksanaan kegiatan,proses pemantauan yang berfokus pada pelaksanaan yang

akan segera dikoreksi jika terjadi penyimpangan, proses penilaian yang berfokus pada

perbaikan rencana, dan yang terakhir adalah proses pelaporan yang melaporkan secara

keseluruhan proses dan komponen, termasuk tujuan yang dicapai, kegiatan yang

dilakukan, sumber daya yang dipergunakan, dll.

Di dalam perkembangannya, promosi kesehatan berhubungan erat dengan

komunikasi publik, yang mana komunikasi publik ini akan berpengaruh dengan

perkembangan yang hendak akan dilakukan oleh suatu tindakan promosi yang

berorientasi pada bidang kesehatan. Komunikasi publik ini sendiri mempunyai

peranan tertentu di dalam sebuah organisasi maupun instansi yang tidak kalah

pentingnya dengan dua komunikasi lainnya. Komunikasi publik adalah komunikasi

antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak dapat

dikenali satu persatu. Komunikasi publik ini biasanya berlangsung lebih formal

karena menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan untuk

menghadapi khalayak. Komunikasi publik cenderung bersifat pasif diantara salah

satu pihak (pendengar). (www.blogger.com/feeds/post 16 Desember 2007 16: 19: 09

GMT). Komunikasi publik melibatkan sejumlah orang besar penerima, sebab pesan

yang disampaikan dalam komunikasi publik ini dimaksudkan untuk menarik banyak

orang. Orientasi komunikasi publik terjadi pada pembicara atau sumber, yang

mendominasi hubungan timbal balik antara pembicara dengan penerima. Antara

pembicara dan pendengar (penerima) kurang terdapat interaksi karena kurangnya

interaksi secara langsung antara pembicara dengan pendengar terlebih saat pendengar

berjumlah sangat besar. Dalam sejumlah orang banyak yang ada, bahasa yang

digunakan lebih umum agar dapat dipahami oleh pendengar. Pendengar yang secara

global bersifat sangat umum dan bervariasi ini juga dipengaruhi dengan adanya

Page 36: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

36

Komunikasi peribahan perilaku (Behaviour Change Communication). Komunikasi

perubahan tingkah laku ini perlu dilakukan dengan menggunakan strategi yang lebih

beragam serta menyesuaikan dengan tingkat sasaran yang ingin dicapai. Cara-cara

yang kuno atau kurang modern misalnya dengan berbicara di depan sekelompok

orang bukanlah cara yang efektif dan disukai oleh masyarakat (Pikiran Rakyat, 14

Juni 2007). Di dalam Komunikasi perubahan perilaku (Behaviour Change

Communication) memerlukan aspek persuasi, untuk mampu menghasilkan arah yang

jelas dalam penyampaian suatu pesan. Untuk dapat menyampaikan pesan dengan

baik, diperlukan suatu metode yang dinamakan Neuro Linguistic Programming

(NLP), yang dikembangkan melalui cara memodel keunggulan manusia sehingga

dapat ditiru atau dipergunakan oleh orang lain. Salah satu model keunggulan yang

dimodel adalah ilmu persuasi yang dimiliki oleh para hynotherapist dan

psychotherapist dalam memfasilitasi perubahan perilaku klien-kliennya. Persuasi

adalah suatu cara komunikasi yang bertujuan untuk menambah model bepikir

seseorang sehingga dapat menjadi lebih fleksibel dan memiliki pilihan yang lebih

banyak. Keunggulan komunikasi yang dimodel antara lain adalah bagaimana

menggunakan cara komunikasi persuasive yang dapat mengoptimalkan peran pikiran

bawah sadar seseorang, sehingga pesan secara efektif menjadi lebih diterima. Hal ini

yang di dalam NLP (Neuro Linguistic Programming) disebut sebagai Milton model,

yaitu menggunakan pola-pola bahasa berbasis conversational hypnosis untuk

diaplikasikan di dunia persuasi Milton Model adalah model bahasa (hipnotik) yang

dikembangkan oleh Milton H Erickson, dengan menggunakan berbagai rekayasa

linguistic, gramatikal dan semantic untk memeperoleh efek hipnotis yang diinginkan.

Keunggulan komunikasi yang lain adalah dalam hal menghadapi keberatan

yang diajukan seseorang yang resisten terhadap suatu perubahan. Neuro Linguistic

Page 37: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

37

Programming (NLP) telah mampu menganalisis keunggulan tersebut,

mengkategorikan dan menjadikannya mudah dipelajari sebagai suatu language

pattern set. Suatu keberatan hanyalah eksis di pikiran seseorang dan jika mampu

mengklarifikasikan secara tepat maka akan hilang di pikirannya. Ilmu untuk

melakukan klarifikasi secara tepat ini disebut sebagai ilmu Meta Model, meta artinya

ada diatas, yaitu model bahasa untuk mengklarifikasikan suatu bahasa dan bahasa

yang ada di diatas suatu bahasa. (www.ronnyfr.com/wp-trackback.php?p=3 25

Desember 2007 14: 07: 41 GMT)

F.8. Definisi Kesehatan Masyarakat

Pengertian kesehatan menurut UU No. 23 tahun 1992 kesehatan adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial ekonomis. Sedangkan menurut Winslow (1920), kesehatan

masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni: mencegah penyakit, memperpanjang

harapan hidup, dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat, melalui ‘usaha-

usaha pengorganisasian masyarakat’ untuk :

a) Perbaikan sanitasi lingkungan b) Pemberantasan penyakit-penyakit menular c) Pendidikan untuk kebersihan perorangan d) Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis

dini dan pengobatan e) Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi

kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. (Soekidjo Notoatmodjo, 2003, 10)

Kesehatan mencakup :

1. Kesehatan badan: bebas dari penyakit, semua organ tubuh berfungsi secara sempurna.

2. Kesehatan jiwa: dibagi menjadi 3 yaitu:

- Pikiran: berpikir runtut, positif, dan dapat diterima oleh akal sehat.

Page 38: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

38

- Emosi: dapat mengekspresikan emosinya.

- Spiritual: dapat mengekspresikan rasa syukur terhadap Tuhan YME.

3. Kesehatan sosial: bisa berinteraksi dengan orang lain.

4. Kesehatan ekonomi: dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Misalnya anak-anak

sekolah, dewasa mencari nafkah, dan lansia mengisi waktu dengan mengikuti suatu

kegiatan.

Permasalahan yang terjadi dalam hubungannya dengan kesehatan, bahwa masalah

kesehatan masyarakat adalah multi kausal, maka pemecahannya harus multidisiplin. Oleh

karenanya masalah kesehatan masyarakat mempunyai bentangan yang luas. Semua

kegiatan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit

(preventif, meningkatkan kesehatan (promotif, terapi (fisik, mental dan sosial), atau

kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan adalah upaya kesehatan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan dalam upaya kesehatan masyarakat baik mencegah (preventif),

meningkatkan (promotif), dan pemulihan (rehabilitatif), jika tidak dilaksanakan secara

bersama-sama dan secara terus menerus hasil yang diperoleh tidak begitu kentara dan

kurang optimal. Hal ini karena permasalahan kesehatan masyarakat adalah masalah yang

kompleks dan multidimensi. Artinya perlu memperoleh adanya berbagai cara dari

berbagai sudut pandang dalam memecahkan berbagai macam penyakit yang ada di dalam

masyarakat.

Adanya partisipasi masyarakat, sebagai pihak yang menjadi sasaran utama dalam

meningkatkan kesehatannya, sangat diperlukan. Selain itu peran serta dari pemerintah

sebagai pembuat program dalam upaya kesehatan masyarakat, juga akan sangat

diperlukan peran sertanya. Walaupun pada akhirnya partisipasi masyarakat nantinya akan

kurang maksimal, ditambah dengan tenaga lapangan yang membuat Dinas Kesehatan

Page 39: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

39

Kulon Progo kesulitan dalam upaya melakukan sweeping di setiap rumah

penduduk.(Kompas,11 September 2006)

Untuk itu adanya kerjasama yang baik dan guna untuk mencapai kesehatan

masyarakat yang baik pula harus menguntungkan bagi masyarakat, bukan untuk

pemerintah maupun lembaga. Sebab kesehatan masyarakat adalah lebih penting daripada

keuntungan materi. ( Kompas, 10 Maret 2006).

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang Peran Opinion Leader Terhadap Sosialisasi Pola Hidup Bersih

dan Sehat pada Masyarakat di Kabupaten Kulonprogo ini menggunakan metode

penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau

gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih (Irawan

Soehartono,2000:35). Metode yang digunakan adalah studi kasus yang menguraikan dan

menjelaskan mengenai berbagai aspek secara individu, suatu kelompok, suatu organisasi,

program, maupun situasi sosial.

Metode deskriptif adalah metode yang hanya memaparkan, menuliskan, dan

melaporkan keadaan suatu objek ataupun suatu peristiwa yang berupa penyingkapan

sebuah fakta. Sedangkan metode studi kasus adalah metode

penelitian tentang subjek penelitian berupa individu, kelompok, lembaga, atau

masyarakat, yang berkenaan dengan suatu fase atau tahap, sehingga dapat memberikan

gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter yang khas dari suatu

kasus. (Tim Sosiologi, 2000: 95-104).

Penelitian menggunakan metode deskriptif ini dapat digunakan untuk

memecahkan masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala yang

Page 40: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

40

ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala, mengadakan klarifikasi gejala, menilai gejala,

menetapkan standart, menetapkan hubugan antar gejala-gejala yang ditemukan dan lain-

lain. (Hadari Nawawi, 2001: 63)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten

Kulonprogo, DIY.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik-teknik pengumpulan data meliputi: angket, wawancara, observasi, studi

dokumentasi, dan teknik lainnya berupa analisis isi dan teknik proyeksi (Irawan

Soehartono,2000:65). Akan tetapi di dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data

dengan cara wawancara (interview), observasi dan studi pustaka.

a. Wawancara atau Interview

Wawancara atau interview dalam penelitian merupakan suatu kegiatan untuk

memperoleh informasi atau data dengan cara bertanya langsung kepada responden

atau sumber informasi. (Tim Sosiologi, 2000: 121 ).

Wawancara atau interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden,

dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape

recorder). Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagai interview schedule,

sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut

sebagai pedoman wawancara atau interview guide (Irawan Soehartono, 2000:67).

b. Observasi

Observasi merupakan suatu aktifitas penelitian dalam rangka mengumpulkan

data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung

Page 41: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

41

di lapangan. Fungsi dari observasi adalah untuk menjelaskan dan merinci gejala yang

terjadi. (Jalaluddin Rakhmat,1993: 85).

Sedangkan observasi menurut Soehartono, observasi adalah pengamatan

dengan menggunakan indera penglihatan, yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, observasi yang berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-

kegiatan orang yang diamati dapat dibedakan menjadi dua yaitu : observasi partisipan

(participant observation) dan observasi takpartisipan (nonparticipant observation).

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi takpartisipan

(nonparticipant observation) yaitu, pengamat berada diluar subjek yang diamati dan

tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti

lebih bebas dan lebih fleksibel dalam mengamati peristiwa. Sedangkan salah satu dari

observasi takpartisipan adalah catatan lapangan.

c. Studi Pustaka

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah informan. Informan

adalah orang dalam pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Selain sumber data diperoleh

dengan cara mencari dasar-dasar dan teori-teori melalui referensi dari data dan teori

berupa buku-buku, jurnal, artikel, serta sumber tertulis lainnya sebagai acuan dan

yang relevan dengan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Noeng Muhadjir, analisis data adalah suatu upaya mencari dan menata

secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi

orang lain (Noeng Muhadjir,1991:104) Sedangkan menurut Patton, analisis data adalah

Page 42: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

42

sebuah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori,

dan satuan uraian dasar. Dan menurut Bogdan dan taylor, analisis data adalah suatu

proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan

hipotesis atau ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan

bantuan pada tema dan pada hipotesis itu (Moleong Lexy J, 1994:103).

Dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis

secara kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-

angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan yang ada di dalam metode kualitatif. Selain

itu, semua yang dikumpulkan mempunyai kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang

sudah diteliti.

5. Validitas atau Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan data menurut Moleong meliputi : perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, analisis kasus

negatif, kecukupan referensial, pengecekan anggota, uraian secara rinci, dan auditing

(Moleong Lexy J,1994:175-183).

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menguji validitas data dan

keabsahan data yang diperoleh dengan cara teknik triangulasi sumber. Menurut Moleong,

triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

itu. Sedangkan menurut Denzin, yang membedakan empat macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan keabsahan datanya yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik,

dan dengan teori (Moleong Lexy J,1994:178).

Triangulasi menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berada dalam metode kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara,

Page 43: BAB I REVISIthesis.umy.ac.id/datapublik/t9507.pdfhanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan

43

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara personal atau pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dan kondisi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau

pendidikan yang tinggi, orang yang berada, dan orang pemerintahan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berhubungan dan

saling berkaitan.